Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR

DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG


DAN PERTANAHAN
Jl. P. Hidayatullah No. 2 Martapura Telp. (0511) 4723054 - Fax. (0511) 4723054
website : dinaspupr.banjarkab.go.id e-mail : pupr@banjarkab.go.id Kalimantan Selatan - 70611

RENCANA KERJA
DAN SYARAT-SYARAT

Kegiatan
Penyelenggaraan Infrastruktur pada Permukiman di Kawasan Strategis
Daerah Kabupaten/Kota

Pekerjaan
Perbaikan Jalan Lingkungan Kawasan Strategis
Gg. Blitar Kec. Gambut (Lanjutan)

Lokasi
Kec. Gambut Kab. Banjar

Tahun Anggaran
2023
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
(TERM OF REFERENCE)

I. LATAR BELAKANG
Diperkirakan lebih dari separuh penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan sebagai
akibat laju urbanisasi yang secara terus menerus telah melahirkan dynamic phenomenon of
urbanization. Proses ini berakibat pada semakin besarnya suatu kawasan perkotaan, baik dalam
hal jumlah penduduk maupun besaran wilayah atau tapak ekologis. Di sisi lain seiring dengan
otonomi daerah (kota) yang semakin menguat membawa dampak pula pada “egoisme
kedaerahan” yang semakin tinggi dan disertai kekuatan-kekuatan pasar (swasta) yang terus
memperlihatkan dominasinya sehingga membawa dampak pada kecenderungan perkembangan
dan pola penyebaran permukiman yang semakin sulit diantisipasi. Dengan laju pertumbuhan
yang mencapai 1,5 persen per tahun maka telah terjadi peningkatan luas kawasan permukiman.
Dalam rangka peningkatan kualitas lingkungan permukiman, berbagai upaya telah
dilakukan diantaranya peningkatan kualitas lingkungan permukiman, penanganan kawasan
tertinggal, pengembangan desa potensial melalui agropolitan, dan perencanaan pengembangan
kawasan permukiman baik skala kawasan maupun perkotaan belum mencapai sasaran yang
diharapkan. Selain peningkatan kualitas lingkungan permukiman tersebut di atas, hal lain yang
telah dilaksanakan untuk mendukung pengembangan kawasan permukiman adalah dengan
memfasilitasi dukungan kawasan sarana transportasi bagi masyarakat yang tinggal di daerah
permukiman perkotaan.
Pembangunan sarana prasarana permukiman pada dasarnya merupakan salah satu upaya
untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat akan sarana yang memenuhi persyaratan
baik ditinjau dari aspek kualitas maupun kuantitas. Guna memenuhi hal tersebut setiap tahunnya
secara terus menerus mengalokasikan anggaran pemerintah untuk membangun sarana dan
prasarana permukiman baik di kota maupun di desa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
setempat.
Tersedianya sarana dan prasarana tidak akan cukup jika tidak ditunjang oleh lingkungan
permukiman yang bersih, sehat, nyaman, dan indah. Untuk itu Bidang Cipta Karya berusaha
dalam tujuan ini mencoba membina lingkungan yang bersih, sehat, nyaman, dan indah untuk
mendukung visi Kabupaten Banjar.
Dalam upaya pencapaian tujuan menciptakan lingkungan permukiman yang bersih, sehat,
nyaman, dan indah, maka Pada Kegiatan Penyelenggaraan Infrastruktur pada Permukiman di
Kawasan Strategis Daerah Kabupaten/Kota, dilaksanakan kegiatan perbaikan/penataan kawasan
permukiman yang setiap prosesnya dilaksanakan bertahap yaitu melalui tahap Persiapan,
Perencanaan, Pelelangan dan Pelaksanaan Fisik.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengembangan, dan pengendalian permukiman demi
perwujudan pembangunan yang berkelanjutan.
2. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan cakupan pelayanan (infrastruktur)
bidang Ke Cipta-Karyaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
III. TARGET / SASARAN
Terciptanya lingkungan pemukiman yang bersih, sehat, nyaman, dan indah.
Terselenggaranya penataan kawasan permukiman di perkotaan maupun melalui pembangunan
sarana prasarana permukiman Kawasan Strategis.

IV. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG / JASA


Nama organisasi yang menyelenggarakan/ melaksanakan pengadaan kontruksi
1. Pemerintah Kabupaten Banjar;
2. Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Kabupaten Banjar;
3. PPK Kegiatan Penyelenggaraan Infrastruktur pada Permukiman di Kawasan Strategis
Daerah Kabupaten/Kota.

V. SUMBER PENDANAAN
1. Sumber dana untuk pelaksanaan pekerjaan ini dibiayai dari APBD Tahun Anggaran 2023.
2. Total perkiraan dana yang diperlukan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 275.011.249,- (Dua
Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Sebelas Ribu Dua Ratus Empat Puluh Sembilan Rupiah).

VI. RUANG LINGKUP, LOKASI KEGIATAN DAN FASILITAS PENUNJANG


1. Lingkup Kegiatan adalah Penyelenggaraan Infrastruktur pada Permukiman di Kawasan
Strategis Daerah Kabupaten/Kota.
2. Lingkup Subkegiatan adalah Pemanfaatan dan Pemeliharaan Infrastruktur Kawasan
Permukiman di Kawasan Strategis Daerah Kabupaten/Kota.
3. Lingkup Pekerjaan adalah Perbaikan Jalan Lingkungan Kawasan Strategis Gg. Blitar Kec.
Gambut (Lanjutan). Ruang lingkup pekerjaan utama terdiri dari:
a. Pekerjaan Umum
b. Pekerjaan Berbutir
c. Pekerjaan Struktur
4. Data dan fasilitas penunjang yang akan dipergunakan antara lain:
a. Data hasil dari perencanaan konsultan.
b. Rencana Anggaran Biaya, Shop Drawing, dan Spesifikasi Teknis Pekerjaan.

VII. SYARAT KUALIFIKASI PENYEDIA


Sertifikat Badan Usaha yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah Klasifikasi
Konstruksi Bangunan Sipil Subkualifikasi SI003 – Jasa Pelaksana untuk Konstruksi Jalan Raya
(kecuali jalan layang), jalan, rel kereta api, dan landas pacu bandara atau BS001 / KBLI 42101 –
Konstruksi Jalan Raya.

VIII. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Waktu pelaksanaan pekerjaan untuk kegiatan pembangunan ini adalah Enam Puluh (60)
Hari Kalender, dengan masa pemeliharaan adalah seratus delapan puluh (180) Hari Kalender.
IX. TENAGA AHLI DAN PERALATAN MINIMAL

Persyaratan untuk Daftar Personil


Pengalaman Jml
No Daftar Personil Sertifikat Keahlian/ Keterampian
Minimal Org
SKT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan
1 Pelaksana Lapangan 2 Tahun 1 (TS 028) / SKT Pelaksana Pekerjan Jalan
(TS 045) / SKK Pelaksana Pekerjaan Jalan
Sertifikat Petugas K3 Konstruksi /
2 Petugas K3 0 Tahun 1
Keselamatan Konstruksi

Peralatan Utama Untuk Pekerjaan


No Nama Peralatan Kapasitas Jumlah Keterangan
1 Tandem Roller 6–8T 1 Unit Milik Sendiri/ Sewa Beli/Perjanjian Sewa

X. KELUARAN / PRODUK YANG DIHASILKAN


Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:
1. Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan memiliki dimensi/ukuran sesuai
dengan yg ditetapkan kecuali dalam hal pekerjaan di lapangan memerlukan bahan/material
yang berbeda maka ditindak lanjuti berdasarkan peraturan yang berlaku setelah kontrak di
tanda tangani. Kemudian membuat File berupa Tabel Daftar Identitas (Jenis, Merk/Type,
Asal Lokasi serta Spesifikasi/Dimensi/Ukuran) bahan/material pabrikasi yang digunakan
sesuai spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
2. Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan untuk pembayaran dihitung berdasarkan sistem
pembayaran sertifikat bulanan (monthly certificate);
3. Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 kontruksi yang meliputi kemampuan
penyedia dalam Identifikasi Bahaya dan pengendalian resiko K3 serta ditangani oleh
tenaga atau petugas yang ahli atau terampil serta membuat Form Dokumen RKK (Rencana
Keselamatan Konstruksi) minimal memuat sebagai berikut:

Jenis/Tipe/Uraian
No Identifikasi Bahaya
Pekerjaan
1 Perkerasan Struktur Beton Kecelakaan disebabkan peralatan yang digunakan dan
Mutu fc’ 20 MPa gangguan luka bakar

4. Spesifikasi mengacu kepada peraturan perundang-undangan dan merupakan hasil kajian


bersama tim teknis.
5. Kualitas memperhatikan kebutuhan untuk setiap jenis item pekerjaan.
6. Jasa Konstruksi menghasilkan Kualitas dan Kuantitas hasil pekerjaan yang sesuai dan
sudah disepakati.
7. Kualifikasi bidang usaha penyedia yang dipersyaratkan adalah konstruksi jalan.
8. Pekerjaan utama yang diuraikan dalam metode pelaksanaan adalah pekerjaan perkerasan
berbutir dan pekerjaan struktur
XI. SPESIFIKASI PEMENANG BERKONTRAK
Pada saat Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak, pihak calon penyedia yang
dinyatakan sebagai pemenang Tender oleh Pokja harus/wajib memenuhi beberapa ketentuan
sebagai berikut:
1. Menunjukan persyaratan teknis khusus berupa dokumen asli, yaitu Surat pernyataan telah
melakukan peninjauan lokasi dibuktikan dengan dokumentasi lokasi pekerjaan yang
diketahui oleh pejabat/tokoh setempat;
2. Menghadirkan personil manajerial yang namanya sesuai dengan dokumen penawaran;
3. Calon Penyedia Wajib mengikuti spesifikasi yang dipersyaratkan.
Apabila salah satu atau semua ketentuan tersebut di atas tidak dapat dilaksanakan oleh
calon penyedia, maka PPK berhak untuk menggugurkan calon penyedia secara sepihak dan
memilih cadangan pemenang selanjutnya dan berhak untuk mengenakan sanksi daftar hitam
sesuai dengan ketentuan yang berlaku apabila pihak calon penyedia menyatakan mundur dengan
alasan yang tidak dapat diterima oleh PPK.

XII. IDENTITAS BAHAN/MATERIAL


Untuk pekerjaan beton dan pekerjaan yang memerlukan material semen PC (Portland
Cement) dihruskan untuk menggunakan material semen dengan merek/produk dari Semen
Gresik dan/atau Semen Tiga Roda dan/atau Semen Tonasa dan/atau Semen Indonesia.

XIII. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI


Spesifikasi Teknis Pekerjaan Konstruksi, meliputi:
1. Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan;
2. Ketentuan penggunaan peralatan yang diperlukan;
3. Ketentuan penggunaan tenaga kerja;
4. Metode kerja/Prosedur/Time Schedule pelaksanaan pekerjaan;
5. Ketentuan gambar kerja;
6. Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan untuk pembayaran;
7. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi;
8. Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 Konstruksi;
9. Detail rencana kerja dan syarat terlampir.

XIV. PENUTUP
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini menjadi pedoman secara umum bagi pelaksana
konstruksi. Dalam melaksanakan pekerjaan hal-hal teknis yang diperlukan hendaknya bisa
dipersiapkan secara matang agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai pada jadwal yang telah
ditentukan dengan kualitas sesuai yang telah ditetapkan.
SPESIFIKASI UMUM DAN TEKNIS

1. RUANG LINGKUP PROYEK

Paket Pekerjaan : Perbaikan Jalan Lingkungan Kawasan Strategis Gg. Blitar Jl. A. Yani Kec.
Gambut
Lokasi : Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar
Tahun Anggaran : 2023

2. RENCANA KERJA

Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat Perintah
Kerja (SPK) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau action plan tertulis
lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen tender, menjelaskan secara terperinci urusan
pekerjaan dan cara melaksanakan pekerjaan tersebut termasuk hal -hal khusus bila diperlukan,
persiapan-persiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yan g ada sejauh mana hal tersebut
mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas
dan pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.

3. TEMPAT KERJA

Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan proyek,
dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor harus
menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.

4. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi lama yang akan
dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor tidak melaksa nakan
pemeriksaan kekuatan makahal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor . Pada keadaan
apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi
Lapangan tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab pada peke rjaannya sesuai
dengan isi kontrak.

5. TENAGA KERJA

Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga -tenaga yang ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.

6. SATUAN UKURAN

Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di dalam
pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud adalah satu ton
yang bernilai 1000 kilogram.
7. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk memberikan
petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau
orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili Kontraktor. Orang atau pelaksana tersebut harus
mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus
untuk keperluan tersebut.

8. PEKERJAAN DAN BAHAN-BAHAN YANG TERMASUK DI DALAM HARGA SATUAN

Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti yang
disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk tambahan ataupun
petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam pembiayaan untuk tenaga kerja, harga
bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa/pemakaian
tanah pada pihak ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang, kerja -kerja lain yang disebut dalam
spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus
pengaliran air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, penempatan bahan -
bahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan tenaga ahli
untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya d iperlukan guna
menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

9. GAMBAR-GAMBAR DAN UKURAN

a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:


1. Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
b. Gambar-gambar proyek berukuran A3 disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2 (dua) set dari
semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor akan tambahan dari
gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk dipergunakan setiap saat
apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat persetujuan Direksi
sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus disertai
Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang bena r dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.

10. WILAYAH KERJA

a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan -bahan bangunan di tepi
jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor kecuali ada
pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan bahan -
bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan harus didatangkan dari gudang Kontraktor
atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas kontraktor harus berkoordinasi
dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.
11. BAHAN-BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN

a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus terdiri dari
kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat -syarat kualitas bahan masing-masing
bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan bah an yang terpakai harus diterima
dan disetujui Direksi.
b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam peraturan
standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah edisi yang terakhir.
Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan
dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipergunakan
c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila diperlukan,
Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor yang
menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang bersangkutan.
d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah pembelian (faktur)
yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk pembelian bahan -bahan yang
akan dipakai.
e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus menunjukkan
contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan diteliti meng enai jenis,
mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari bahan tersebut.
f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan contoh yang
ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka Direks i berwenang
untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk menyingkirkannya dan
diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi sedemikian rupa
sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya yang dapat
mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan -bahan tersebut.
h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan -bahan berbahaya
seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia sedemikian rupa
sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya dapat dijamin .
i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau
petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan -bahan yang diajukan oleh
Kontraktor, baik di lokasi proyek maupun digudang leveransir atau dilokasi pabrik atau produsen.
Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji
dan menilai bahan-bahan yang diajukan Kontraktor.

12. PENYIAPAN LABORATURIUM LAPANGAN

Untuk menjaga kualitas atau Mutu pekerjaan di lapangan dan untuk pengendalian mutu pekerjaan
Penyedia jasa menyiapkan peralatan untuk pengujian alat pengujian beton yang harus dilengkapi. Jenis
peralatan pengujian yang disediakan adalah Pengujian Beton Slump test

13. URAIAN PEKERJAAN

DEVISI 1 UMUM
1. Pembuatan Papan Nama Proyek
1. Pelaksana diwajibkan memasang Papan nama Proyek ditempat lokasi proyek dan dipancangkan yang
mudah dilihat umum.
2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan dicabut
kembali setelah mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
3. Bentuk, ukuran dan isi papan nama Proyek akan ditentukan kemudian

2. Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya untuk melakukan
survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan khususnya lokasi rencana
konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor bers ama-sama dengan Direksi harus
secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan menyetujui
semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk pela ksanaan
pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang -kurangnya 24 jam dimuka, bila akan
mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
4. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang diperlukan Direksi
dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk mengadakan
penelitian kelurusan maupun level dari bagian -bagian pekerjaan.
6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap bagian
pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama berlangsungnya
pekerjaan agar tidak berubah.
7. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut ahli ukur
yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan pengukuran
ulang.
8. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan sudah ditera
kebenarannya/dikalibrasi.
9. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil
pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.
10. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ukang lagi dan dikoreksi oleh pihak
Direksi.
11. Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
12. Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross Section per titik. Tiap Titik
adalah sejarak 25 meter.
13. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak patok patok harus
dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran
dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor .
14. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk menyelesaikan
pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor tidak memulai pekerjaan
atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang ditentukan. Direksi dapat menunjuk
stafnya sendiri atau pihak lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh
biayanya kepada Kontraktor.
15. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan daya dukung tanah) ,
kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah dengan menunjuk pihak / lembaga yang
bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang bersertifikasi.

3. Mobilisasi
a) Mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang
harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak
b) Mobilisasi yang dimaksud pada pasal ini adalah mobilisasi peralatan yang diperlukan pada pekerjaan ini
yaitu pekerjaan pemadatan perkerasan berbutir Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan Kelas B
c) Alat yang diperlukan adalah TANDEM ROLLER 6 - 8 T
4. Mengangkut Material/Langsiran
Yang dimaksud pada pasal ini adalah mobilisasi peralatan utama yang diperlukan pada pekerjaan ini yaitu
pick up atau sejenis lainya berupa pengangkutan material/beton readymixdan pekerjaan lainnya ke lokasi
pekerjaan yang tidak bisa di akses langsung ke lokasi pekerjaan.

5. Membersihkan lapangan dan perataan


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja selama proyek
berlangsung termasuk material yang harus dibuang diareal lokasi pekerjaan sesuai dengan
petunjuk Direksi pekerjaan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi area
pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal
diratakan dan dirapikan kembali. Apabila terdapat biaya lain yang dikelaurkan pada pekerjaan
pembersihan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, pembersihan
lokasi bukan bagian dari pekerjaan pembongkaran.

DEVISI 2. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)


1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, Kontraktor harus menjamin
sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai
peserta asuransi sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan Pemerintah yang berlaku.
- Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka Kontraktor harus menyediakan
sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya yang siap dipakai apabila diperlukan.
- Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan yang serius, maka
Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang terdekat dan segera
melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
- Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi
semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung jawabnya maupun yang berada dibawah
pihak ketiga.
- Kontraktor wajib mencantumkan uraian pekerjaan, identifikasi bahaya, dan penetapan risiko terkait
keselamatan konstruksi.

2. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


- Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan rambu lalu lintas sementara untuk pengaman dan Tenaga
Manajemen Keselamatan Lalu Lintas untuk mengendalikan dan melindungi para pekerja, dan pengguna
jalan yang melalui daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan dan rute pengangkutan.
- Penyedia Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan jalan sementara dan harus
menyediakan petugas bendera (flagmen) dan/atau alat pemberi isyarat lalu lintas lainnya sepanjang ZONA
kerja saat diperlukan selama Periode Kontrak. Manajemen lalu lintas harus dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Semua pengaturan lalu lintas yang disediakan dan dipasang oleh Penyedia Jasa harus dikaji oleh Direksi
Pekerjaan agar sesuai dengan ukuran, lokasi, reflektifitas (daya pantul), visibilitas (daya penglihatan),
kecocokan, dan penggunaan yang sebagaimana mestinya sesuai dengan kondisi kerja yang khusus.
- Penyedia Jasa harus menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam kondisi sedemikian
hingga agar lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh pekerja, dan penggunajalan terlindungi.

3. Penerapan SMKK meliputi :


- Penyiapan Dokumen RKK,RKPPL,RMLLP,RPMK
- Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan
- Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
- Asuransi dan Perijinan terkait Keselamatan Kontruksi
- Personil Keselamatan Konstruksi
- Fasilitas sarana dan prasarana alat kesehatan
- Rambu dan Perlengkapan Lalu Lintas yang diperlukan atau Manajemen Lalu Lintas
- Konsultasi dengan Ahli Terkait Keselamatan Konstruksi
- Kegiatan dan Peralatan Terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi

DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN PERKERASAN BERBUTIR


3.1 Timbunan
- Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai Timbunan Pilihan atau Timbunan Pilihan Berbutir bila
digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana bahan-bahan ini telah ditentukan atau disetujui secara
tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
- Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang
- Pekerjaan ini mencakup penyiapan permukaan tanah dasar untuk pemasangan lapis perkerasan jalan di
daerah galian dan jalan yang sudah ada (jalan lama).
- Setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan
pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan
yaitu TANDEM ROLLER 6 - 8 T.
- Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata
yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar
lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
- Material yang dipilih sebagai perkerasan permukaan jalan harus memenuhi persyaratan dibawah dan harus
bebas dari gumpalan lempung material organik, atau material lain yang tidak dikehendaki dan harus
mempunyai kualitas sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan lapis permukaan yang keras dan stabil
- Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter
sesuai dengan kondisi lapangan dan sebagimana diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Timbunan yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah
- Lapis Pondasi Agregat Kelas B dengan ketebalan 10 - 15 cm
- Lapis Pondasi Agregat Kelas A dengan ketebalan 5 - 10 cm

DEVISI 4. STRUKTUR
1. Pekerjaan Bond Breaker (Plastik Cor)
- Pekerjaan Bond Breaker (Plastik Cor) dilakukan setelah pekerjaan pemasangan Bekisting selesai dilakukan,
hal ini dimaksudkan agar air semen yang ada pada beton tidak langsung meresap kedalam tanah sehingga
mengurangi mutu atau kekuatan beton sesuai yang ada di dalam kontrak.
- Plastik cor yang bocor harus segera ditambal agar air semen tidak merembes ke tanah.
- Membersihkan wilayah pemasangan plastik cor (Polytene) sebelum dilakukan pemasangan.

2. Pekerjaan Beton strukur, fc’20 MPa


- Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam kontrak harus seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Mutu beton
yang digunakan dalam kontrak ini dibagi sebagai berikut:
Tabel Mutu Beton dan Penggunaan
Jenis fc’ Uraian
Beton (Mpa)
Umumya digunakan untuk struktur beton bertulang seperti pelat
Mutu lantai jembatan, gelagar beton bertulang, difragma, erb beton
20 - < 35
Sedang pracetak, gorong-gorong beton bertulang, bangunan bawah
jembatan.
a. Pekerjaan Bekisting
- Pekerjaan Bekisting dilakukan setelah pekerjaan pembersihan lokasi dan pekerjaan perataan permukaan
jalan yang akan di cor.
- Pekerjaan Bekisting menggunakan kayu atau baja yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang sudah
disetujui oleh direksi pekerjaan atau yang disepakati.
- Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan - sambungan. Pada saat pengecoran
beton, tidak boleh ada cairan atau adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.
- Bekisting harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.
- Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus atas seijin Direksi Pekerjaan

b. Pengecoran Beton
- Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila keadaan cuaca buruk.
- Pengecoran beton menggunakan beton Ready Mix dengan kapasitas truk mixer 3 – 5 m3
- Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan (slump), kekuatan (strength),
dan keawetan (durability) yang dibutuhkan sebagaimana disyaratkan. Untuk beton SCC (Self Compacted
Concrete), penilaian mengenai kelecakan (workability) harus dilakukan melalui uji slump flaw.
- Bilamana pengujian beton pada umur yang lebih awal sebelum 28 hari menghasilkan kuat beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengecor beton Iebih lanjut sampai
penyebab dari basil yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-
tindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
- Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup pembongkaran dan
penggantian seluruh beton.
- Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton
untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
- Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang telah dicor
masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
- Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu
dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh.
Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan
semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
- Dalam cuaca panas, Rekanan harus melakukan langkah – langkah pengamanan agar adukan beton tidak
terlalu cepat mengering, misalnya dengan cara melindunginya dari panas matahari secara langsung.
- Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam waktu 24 jam setelah
pengecoran.

c. Pembentukan Tekstur Permukaan


- Beton yang masih plastis diberi tekstur permukaan dengan mendirikan burlap, penyikatan dengan kawat
atau dengan pembuatan alur.
- Menyikat melintang dikerjakan secara manual, penyikatan dilakukan secara melintang dan kedalaman
tekstur ± 1,5 mm

d. Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton/ Perlindungan Dari Air Hujan


- Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang - kurangnya selama 14 (empat belas) hari setelah
dicor, dengan cara disirami air, atau ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang
dapat dibenarkan.
- Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir di permukaan beton yang masih basah.
- Lembaran plastik harus tersedia setiap saat untuk melindungi permukaan dan sisi perkerasan beton yang
baru dihampar, bila terjadi hujan.
- Bila hujan menerpa perkerasan beton yang baru dihampar belum mengeras, tutup permukaan dengan
lembaran plastik.
e. Pembukaan Bekisting
- Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi pekerjaan, dalam keadaan normal bekisting pelat hanya boleh
dibongkar setelah beton berumur 28 hari.
- Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga statis tanpa getaran, goncangan atau pukulan
yang bisa merusak beton.

3. Pekerjaan Siring Pasangan Batu Gunung


- Pekerjaan Galian tanah biasa dengan menggunakan tenaga manusia berdasarkan gambar rencana.
- Dilanjutkan dengan pengadaan dan pemancangan kayu galam dengan diameter antara 8-10 cm dengan
kedalaman 150 cm, jarak antar pancangan 30 cm dipasang zigzag.
- Setelah itu pelaksanaan pemasangan siring pasangan batu gunung dengan mortar, komposisi campuran
berdasarkan uraian pada analisa harga satuan pekerjaan.

14. PEMELIHARAAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA

Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya an tara lain:
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan
4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila kontraktor telah melaksanakan kewajiban pada
masa pemeliharaan
5. Selama masa pemeliharaan, kontraktor pelaksana diwajibkan membuat laporan berkala yang
berisi kondisi bangunan / saluran (yang selesai dibangun ) serta laporan pekerjaan perbaikan
bila ada bangunan yang rusak. Laporan tersebut dibuat dengan persetujuan / diketahui pihak
pengawas lapangan / direksi dan konsultan pengawas.

15. PENUTUP

Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang selanjutnya akan
merupakan bagian yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Hal -hal yang belum diatur
dalam RKS ini, akan dijelaskan pada pelaksanaan penjelasan pekerjaan dan semua tambahan atas
Penjelasan dalam dokumen pengadaan, akan dibuat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
yang ditanda tangani Gugus Tugas Pengadaan dan merupakan pedoman dalam proses
pelaksanaan berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai