Anda di halaman 1dari 19

BAB I

DESKRIPSI PROYEK

1.1 Latar Belakang Proyek

Pertumbuhan dan perkembangan kota atau wilayah berimplikasi pada


meningkatnya kebutuhan penduduk, disamping itu jumlah penduduk yang
senantiasa bertambah juga memiliki kontribusi besar bagi peningkatan kebutuhan
penduduk. Seiring pertambahan kebutuhan penduduk maka akan bertambah pula
permintaan perjalanan berupa peningkatan aktivitas pergerakan orang dan barang
dalam suatu wilayah atau kota, yang mana aktivitas pergerakan ini mutlak
memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang memadai baik secara kualitas
maupun kuantitas.

Kota Deltamas didirikan oleh Puradelta Lestari Tbk pada tanggal 12


November 1993 dan mulai beroperasi komersial pada tahun 2003. Kantor pusat
Deltamas berlokasi di Jl. Kali Besar Barat No.8, Kelurahan Roa Malaka,
Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Kota Deltamas adalah sebuah daerah di
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang kanan kiri jalan tersebut sudah banyak
terdapat pemukiman penduduk, komersial, dan kawasan industri. PT
Pembangunan Deltamas sebagai salah satu instansi terkait berencana
mengantisipasi dengan mengadakan suatu proyek pembangunan infrastruktur
jalan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari proyek pembangunan jalan ini adalah, sebagai berikut:
a. Menunjang perekonomian daerah tersebut,
b. Permintaan terhadap lahan komersial yang semakin meningkat,
c. Memberikan kenyamanan pengendara kendaraan yang melintasi jalan,
d. Menanggulangi kerusakan jalan eksisting.

1.3 Uraian Singkat Proyek


Pekerjaan Proyek Pembangunan Infrastruktur Jalan Kota Deltamas adalah
mengembangkan kawasan Kota Deltamas yang merupakan sebuah kota industri
kombinasi yang mandiri, melayani pelanggan industri, komersial, dan
pemukiman. Pelaksanaan proyek ini menggunakan sumber dana dari pemilik
proyek yaitu PT. Pembangunan Deltamas. Jangka waktu pelaksanaan proyek
adalah 196 (Seratus Sembilan Puluh Enam) hari kalender dengan jangka waktu
masa pemeliharaan selama 100 (Seratus) hari kalender.

Lokasi Proyek

Gambar 1.1 Peta Lokasi Proyek ROW 40 Zona B – GIIC Kota Deltamas

Lokasi proyek

Lokasi quarry

Gambar 1.2 Peta Lokasi Proyek ke Lokasi Quarry (Kelapa Nunggal)

1.4 Data Umum Proyek


Data umum proyek adalah sebagai berikut :
a. Nama Proyek : Infrastructure of Road, Drainage, Water
Distribution System, Waste Water Pipa System &
Street Lighting (PJU) ROW 40 Zone B – GIIC,
Phase II, Package I
b. No. Kontrak : 065/SPKK/PDM-DCI/CM/IX/17
c. Pemilik Proyek : PT. Pembangunan Deltamas
d. Sumber Dana : PT. Pembangunan Deltamas
e. Nilai Kontrak : Rp 32.450.000.000,- (Termasuk PPH & PPN 10%)
f. Sistem pembayaran : Monthly Payment
g. Masa Konstruksi : 196 (Seratus Sembilan Puluh Enam) hari kalender
h. Masa Pemeliharaan : 100 (Seratus) hari kalender
i. Jenis Kontrak : Lump Sum Fixed Price
j. Kontraktor Pelaksana : PT. Daya Cipta Infrastruktur
Tanggal Kontral Awal : 20 September 2017
Waktu Pelaksanaan : 196 (Seratus Sembilan Puluh Enam) hari kalender
k. Konsultan Pengawas : PT. Pembangunan Deltamas
Tanggal Kontral Awal : 20 September 2017
Waktu Pelaksanaan : 196 (Seratus Sembilan Puluh Enam) hari kalender

1.5 Data Teknis Proyek


Data teknis untuk ruas jalan ROW 40 Zona B – GIIC berdasarkan sumber adalah
sebagai berikut :
a. Panjang jalan : 1.274 m
b. Lokasi pekerjaan : Ruas jalan ROW 40 Zona B – GIIC
c. Tipe Jalan : 4/2 D
d. Lebar jalan : 15 m (Rigid Pavement)
e. Lebar lajur : 3,75 m x 4
f. Lebar bahu luar : 2,5 m
g. Lebar bahu dalam : 2,95 m
h. Lebar Median : 9,5 m
i. Mutu beton : FS - 45, setara K - 500 (perkerasan)
K - 125 (lantai kerja)
K - 125 (drainase)
j. Tebal perkerasan : 250 mm
k. Tebal pelat : 50 mm
l. Tulangan : Tulangan Polos (Dowel)  32 mm
Tulangan Ulir (Tie Bar) D 16 mm

BAB II
MANAJEMEN PROYEK

2.1 Pengadaan Barang/Jasa


Pengadaan barang/jasa dalam arti luas dapat diartikan sebagai kegiatan
pengadaan mulai dari perencanaan sampai dengan hasil jadi. Menurut Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah bahwa Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mempunyai
peran penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional untuk peningkatan
pelayanan publik dan pengembangan perekonomian nasional dan daerah. Adapun
tujuan dari pengadaan adalah untuk menentukan konsultan sebagai perencana,
konsultan sebagai pengawas, dan kontraktor sebagai pelaksana lapangan.
Pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip – prinsip:
a. Efisien, yaitu pengadaan barang/jasa harus diusahakan menggunakan sumber
daya yang minimal untuk mencapai sasaran yang maksimal sesuai yang
ditetapkan dan dalam waktu yang sesingkat – singkatnya dan dapat
dipertanggungjawabkan;
b. Efektif, yaitu pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang
telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang besar sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan;
c. Terbuka dan bersaing, yaitu pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi semua
penyedia barang/jasa dan dilakukan melalui persaingan antar calon penyedia
barang dan jasa berdasarkan etika dan norma pengadaan yang berlaku, serta
tidak terjadi kecurangan dan praktik KKN;
d. Transparan, yaitu semua informasi dan proses mengenai pengadaan
barang/jasa termasuk persyaratan teknis, persyaratan administrasi, tatacara,
hasil evaluasi, dan penetapan calon penyedia barang/jasa harus bersifat
terbuka bagi peserta pengadaan barang/jasa dan masyarakat luas;
e. Adil/tidak diskriminatif, yaitu harus memberikan perlakuan yang sama dan
tidak membeda – bedakan bagi semua calon penyedia barang/jasa;
f. Akuntabel, yaitu harus pengadaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan pada pemerintah dan masyarakat.
2.3.1 Proses Pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018,
proses pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya terdiri atas:
a. E-Purchasing
Dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang sudah
tercantum dalam katalog elektronik.
b. Pengadaan Langsung
Dilaksanakan untuk Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai
paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah). Pengadaan langsung
dapat dilakukan untuk pengadaan Jasa Konsultansi yang:
1. Bersifat sederhana;
2. Bernilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus jutarupiah).
c. Penunjukan Langsung
Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa. Penunjukan
Langsung terhadap 1 (satu) Penyedia Jasa Konstruksi dapat dilakukan dalam
keadaan tertentu. Kriteria keadaan tertentu meliputi:
1. Penanganan darurat yang tidak bisa direncanakan sebelumnya dan
waktu penyelesaian pekerjaannya harus segera/tidak dapat ditunda
untuk:
 Pertahanan negara;
 Keamanan dan ketertiban masyarakat;
 Keselamatan/perlindungan masyarakat yang pelaksanaan
pekerjaannya tidak dapat ditunda/harus dilakukan segera,
termasuk:
- Akibat bencana alam dan/atau bencana non alam dan/atau
bencana sosial;
- Dalam rangka pencegahan bencana;dan/atau
- Akibat kerusakan sarana/prasarana yang dapat
menghentikan kegiatan pelayanan publik;
2. Kegiatan menyangkut pertahanan negara yang ditetapkan oleh
Menteri Pertahanan serta kegiatan yang menyangkut keamanan dan
ketertiban masyarakat yang ditetapkan oleh Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
3. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) Penyedia Jasa
Konsultansi;
4. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) pemegang hak
cipta yang telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat izin
pemegang hak cipta.
Penunjukan Langsung dilakukan dengan melalui proses prakualifikasi
terhadap 1 (satu) Penyedia Jasa Konsultansi.
d. Tender Cepat dilaksanakan dalam hal:
1. Spesifikasi dan volume pekerjaannya sudah dapat ditentukan secara
rinci; dan
2. Pelaku Usaha telah terkualifikasi dalam Sistem Informasi Kinerja
Penyedia dan Tender sebagaimana dimaksud dilaksanakan dalam hal
tidak dapat menggunakan metode pemilihan Penyedia sebagaimana
dimaksud dalam keadaan tertentu.
e. Menurut Perpres Nomor 16 Tahun 2018, pelaksanaan pemilihan melalui
Tender/Seleksi meliputi:
1. Pelaksanaan Kualifikasi;
2. Pengumuman dan/atau Undangan;
3. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan;
4. Pemberian Penjelasan;
5. Penyampaian Dokumen Penawaran;
6. Evaluasi Dokumen Penawaran;
7. Penetapan dan Pengumuman Pemenang; dan
8. Sanggah Banding.
Selain ketentuan sebagaimana dimaksud untuk pelaksanaan pemilihan
Pekerjaan Konstruksi ditambahkan tahapan Sanggah Banding. Pelaksanaan
pemilihan sebagaimana dimaksud, menurut Perpres ini, untuk Seleksi Jasa
Konstruksi dilakukan klarifikasi dan negosiasi terhadap penawaran teknis dan
biaya setelah masa sanggah selesai.
Metode evaluasi penawaran Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya dilakukan dengan:
1. Sistem Nilai;
2. Penilaian Biaya Selama Umur Ekonomis/Harga Terendah.

2.3.2 Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi


Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018, proses
pemilihan penyedia jasa konsultansi terdiri atas:
a. Seleksi
Seleksi dilaksanakan untuk Jasa Konsultansi bernilai paling sedikit di atas
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
b. Pengadaan Langsung
Pengadaan Langsung dilaksanakan untuk Jasa Konsultansi yang bernilai
sampai dengan paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
c. Penunjukan Langsung
Penunjukan Langsung dilaksanakan untuk Jasa Konsultansi dalam keadaan
tertentu. Kriteria Jasa Konsultansi dalam keadaan tertentu meliputi:
1. Jasa Konsultansi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) Pelaku
Usaha yang mampu;
2. Jasa Konsultansi yang hanya dapat dilakukan oleh 1 (satu) pemegang
hak cipta yang telah terdaftar atau pihak yang telah mendapat izin
pemegang hak cipta;
3. Jasa Konsultansi di bidang hukum meliputi konsultan hukum/advokasi
atau pengadaan arbiter yang tidak direncanakan sebelumnya, untuk
menghadapi gugatan dan/atau tuntutan hukum dari pihak tertentu,
yang sifat pelaksanaan pekerjaan dan/atau pembelaannya harus segera
dan tidak dapat ditunda; atau
4. Permintaan berulang (repeat order) untuk Penyedia Jasa Konsultansi
yang sama.
Dalam hal dilakukan Penunjukan Langsung untuk Penyedia Jasa
Konsultansi sebagaimana dimaksud di atas, diberikan batasan paling banyak 2
(dua) kali.
Pada proyek ini, proses pengadaan konsultan menggunakan sistem
penunjukan langsung kepada PT. Pembangunan Deltamas sebagai konsultan
pengawas karena dilakukan oleh 1 (satu) penyedia jasa konsultasi serta melalui
proses prakualifikasi terhadap 1 (satu) penyedia jasa konsultasi. Proses pengadaan
kontraktor menggunakan sistem pelelangan umum/tender/seleksi. Dari 5 peserta
yang mengikuti seleksi, kontraktor yang terpilih sebagai penyedia jasa adalah PT.
Daya Cipta Infrastruktur yang mengajukan harga penawaran paling rendah dengan
dokumen penawaran terbaik dari kontraktor lain dan memenuhi persyaratan
kualifikasi yang ditetapkan.
Penetapan metode pengadaan konsultan yang menggunakan penunjukan
langsung dan pengadaan kontraktor yang menggunakan pelelangan
umum/tender/seleksi didasari oleh kebijakan, prinsip pengadaan dan upaya
mencapai nilai manfaat uang yang terukur dalam kuantitas, kualitas, waktu,
tempat dan harga. Secara prinsip pelelangan umum atau seleksi umum merupakan
upaya maksimal untuk mendapat nilai manfaat uang yang optimal.
Prinsip pengadaan merupakan filter yang menjaga optimalisasi nilai manfaat
uang. Dengan prinsip efektif kualitas maksimal dapat diraih, waktu bisa optimal,
tepat cara dan tepat sasaran terkait lokasi. Prinsip efisien, dari sisi harga sesuai
yang diinginkan. Kemudian secara kuantitas sesuai dengan perencanaan
kebutuhan yang ditetapkan.

2.2 Kontrak
Pengertian kontrak menurut Perpres No. 16 tahun 2018, “Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa yang selanjutnya disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara
PA/KPA/PPK dengan Penyedia Barang/Jasa atau pelaksana Swakelola”.
Jenis - jenis kontrak berdasarkan cara pembayaran terdiri dari 5 jenis, yaitu:
a. Kontrak Lumpsum
Kontrak lumpsum merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
2. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa;
3. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan isi kontrak;
4. Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
5. Total harga penawaran bersifat mengikat;
6. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.
Pembayaran dalam Kontrak Lumsum dengan harga pasti dan tetap, senilai
dengan harga yang dicantumkan dalam Kontrak. Pembayaran dapat dilakukan
sekaligus  berdasarkan hasil/keluaran atau pembayaran secara bertahap
pekerjaan berdasarkan tahapan atau bagian keluaran yang dilaksanakan.
b. Kontrak Harga Satuan
Kontrak Harga Satuan merupakan Kontrak Pengadaan Barang/ Jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu;
2. Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat
Kontrak ditandatangani;
3. Pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar – benartelah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;
dan dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan.
c. Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan
Kontrak gabungan Lumpsum dan Harga Satuan adalah Kontrak yang
merupakan gabungan Lumpsum dan Harga Satuan dalam satu pekerjaan yang
diperjanjikan. Dalam hal ini untuk pekerjaan yang sebagian pekerjaan bisa
mempergunakan Lumpsum kemudian bagian pekerjaan yang lain harus
menggunakan Harga Satuan.
d. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)
Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya atas penyelesaian seluruh pekerjaan
dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai
dilaksanakan; dan
2. Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang
menunjukkan bahwa pekerjaantelah dilaksanakan sesuai dengan kriteria
kinerja yang telah ditetapkan.
Kontrak Terima Jadi digunakan untuk membeli suatu barang atau instalasi jadi
yang hanya diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk
alih (transfer) teknologi selanjutnya.

Jenis kontrak yang diterapkan pada proyek ini ditetapkan secara nilai kontrak
yang pasti dan tetap (lump sum fixed price), yaitu dengan total sebesar Rp.
32.450.000.000,- (tiga puluh dua miliar empat ratus lima puluh juta rupiah), sudah
termasuk PPh (Pajak Penghasilan) dan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar
10% (sepuluh persen). Nilai kontrak secara lump sum fixed price meliputi antara
lain pengadaan barang, keuntungan dan semua kerugian/resiko selama
pelaksanaan dan sampai penyelesaian seluruh pekerjaan yang telah sesuai menurut
gambar dan spesifikasi, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, dan/atau dokumen-
dokumen tertulis yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas kepada Kontraktor
berdasarkan perjanjian.

2.3 Sistem Pembayaran


Pada proyek ini, dilakukan sistem Pembayaran Bulanan (Monthly Payment).
Sistem/cara pembayaran ini yaitu prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir
bulan. Setelah prestasi tersebut diakui pengguna jasa maka penyedia jasa akan
dibayar sesuai prestasi tersebut.
Kelemahan cara ini adalah berapa pun kecilnya prestasi penyedia jasa pada
suatu bulan tertentu dia harus tetap dibayar. Hal ini sangat mempengaruhi prestasi
pekerjaan yang seharusnya dicapai sesuai jadwal pelaksanaan sehingga dapat
membahayakan waktu penyelesaian.
Cara pembayaran ini sering dimodifikasi dengan mempersyaratkan jumlah
pembayaran minimum yang harus dicapai untuk setiap bulan diselaraskan dengan
prestasi yang harus dicapai sesuai jadwal. Hal ini kadang – kadang masih belum
cukup aman, karena kurangnya prestasi pekerjaan, penyedia jasa yang lihai dapat
mengkompensasikannya dengan prestasi bahan dengan cara menimbun bahan di
lapangan. Prestasi kerja tetap saja rendah.

4.1 Metode Pelaksanaan Konstruksi

Pada proyek Pembangunan Jalan ini, sebagian besar dari volume pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor adalah pekerjaan perataan elevasi muka jalan,
pekerjaan lantai kerja, dan pekerjaan perkerasan beton semen.
Dalam proses pekerjaan di lapangan diperlukan metode pelaksanaan konstruksi.
Dalam melaksanakan pekerjaan Pembangunan Infrastruktur Jalan Kota Deltamas
ini menggunakan beberapa metode pekerjaan yang telah ditentukan. Berikut
adalah metode pekerjaan yang digunakan dalam pelaksanaan Proyek
Pembangunan Infrastruktur Jalan Kota Deltamas, Kabupaten Bekasi.

4.3.1 Metode Konstruksi Pekerjaan Tanah


1. Galian Biasa
Urutan dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:

a. Pekerjaan persiapan meliputi:


1) penyiapan Shop Drawing hingga mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan;
2) penyiapan peralatan kerja dan tenaga.
b. Pekerjaan Pengukuran.
1) sebelum penggalian dimulai, harus dilakukan pekerjaan pengukuran
untuk mengetahui batas-batas dan elevasi rencana penggalian dengan
memasang patok-patok yang ditandai dengan cat.

c. Penggalian
1) penggalian harus dilakukan sesuai garis ketinggian dan elevasi yang
ditunjukan dalam gambar;
2) material hasil galian dari Excavator yang memenuhi syarat diangkut
dengan dump truck langsung ke lokasi timbunan atau dikumpulkan di
tempat penampungan sementara;
3) material hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut dengan
dump truck dibuang ke disposal area yang disetujui direksi.
Seperti terlihat pada Gambar 4.22 serta pada bagan alir pekerjaan
tersebut pada Gambar 4.23 dibawah ini:

Hauling tanah
bekas galian
Excavation

Mulai

Pengukuran/Surveying
Works

Excavation

Pembuangan Hasil
tidak galian ke disposal
Pengecekan
area
ya

Pemadatan hasil galian

Selesai

Sumber : Pedoman PT Daya Cipta Infrastruktur


Gambar 4.23 Bagan Alir Pekerjaan Galian Biasa

2. Timbunan Biasa dari Galian


Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
sesuai dengan dimensi, garis, kelandaian dan elevasi penampang yang disyaratkan
direksi pekerjaan. Klasifikasi timbunan biasa terdiri dari bahan hasil galian tanah
setempat atau bahan hasil galian batu setempat yang disetujui oleh direksi
pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pekerjaan permanen. Bahan timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian yang
mempunyai sifat-sifat:
1) tanah yang mengandung organik, daun-daunan, rumput-rumputan, akar &
sampah, seperti OL, OH, & PL;
2) tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis dikeringkan
untuk memenuhi toleransi kadar air pada pemadatan (>OMC +1%);
3) tanah yang mempunyai sifat kembang susut yang tinggi dan sangat tinggi,
dengan ciri adanya retak memanjang sejajar tepi perkerasan jalan.
Urutan Kerja:
a. material diambil dari lokasi galian setempat yang telah disetujui oleh konsultan
pengawas berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang ada;
b. pengukuran dan penempatan garis batas pada lokasi timbunan, sesuai dengan
jarak-jarak dan elevasi rencana yang telah ditentukan, dimana pekerjaan
pengukuran harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan dan dapat di
mengerti oleh pelaksanaan di lapangan;
c. sebelum pelaksanaan pekerjaan timbunan, dilakukan penggalian tanah
berumput, sampah lumpur dan bahan lainnya yang tidak terpakai. Mengurug
kembali segala lubang didaerah yang sudah dibersihkan, dan disesuaikan
kerataan serta ketinggiannya;
d. penghamparan material timbunan lapis perlapis dengan ketebalan yang sama
dan lebar timbunan sesuai dengan garis kelandaian, penampang melintang dan
ukuran yang tercantum digambar;
e. pemadatan dilakukan setelah penghamparan selesai dilaksanakan dengan
ketentuan:
1) lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm dibawah subgrade, dipadatkan
sampai 95% dari kepadatan kering maksimum/laboratorium sesuai
AASHTO T 99;
2) lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah
dasar/subgrade dipadatkan sampai dengan 100% kepadatan kering
maksimum/laboratorium sesuai AASHTO T 99.
f. metode pemadatan dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi dan dimulai
dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan,
dalam arah memanjang;
g. passing alat pemadat ditentukan berdasarkan hasil Trial Compaction yang telah
disetujui, sesuai dengan jenis timbunan dan jenis alat yang dipergunakan;
h. untuk menghindari Penguapan air akibat sinar matahari yang berlebih, dan
menghindari air hujan, maka lokasi pekerjaan perlu dipasang terpal dari plastik,
sebelum pekerjaan selanjutnya di teruskan;
i. test sand cone dilakukan pada lokasi-lokasi yang diperintahkan oleh direksi
pekerjaan.

Seperti terlihat pada Gambar 4.23 serta pada bagan alir pekerjaan tersebut
pada Gambar 4.24 dibawah ini:

Gambar 4.24 Pekerjaan Timbunan dari Galian


k
tidak

Penghamparan Layer
Pemadatan Layer 1

Mobilisasi Material
Cek ketebalan
Padat = Max=

sesuai JMF
Test Sand
Layer 1
Selesai

20cm
Cone

Mulai
1
ya
ya

Ketebala
n >20cm
Forming Finish Grade

Penghamparan Layer
Pemadatan Layer 2
Final Compaction

Cek ketebalan
Padat = Max=
Test Sand

Test Sand
Cek Top

Layer 2
Level
Cone

20cm
Cone

2
ya

ya

ya
ya
tidak

tidak
tidak

tidak
Sumber : Pedoman PT Daya Cipta Infrastruktur
Gambar 4.25 Bagan Alir Pekerjaan Timbunan Biasa Dari Galian

4.3.2 Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus


Pekerjaan ini meliputi penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pemeliharaan, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain yang
diperlukan. Lantai kerja tidak memiliki nilai struktural, oleh karena itu mutu yang
digunakan rendah yaitu K-125 dan bersifat B0.
Urutan Pekerjaan:
a. material campuran beton (semen, pasir, agregat) yang dicampur di lokasi
pekerjaan dengan cara manual, yaitu dengan cara : material di distribusikan
kedalam concrete mixer, takaran material, semen dan air di cek sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan Job Mix Formula;
b. sebelum beton dihamparkan, landasan dibawahnya harus sudah siap, bersih
dari segala bahan yang mengganggu ikatan;
c. ukuran, kelandaian dan panjang jalan inspeksi harus sudah disetel sebelum
pegecoran dilaksanakan.
Seperti terlihat pada bagan alir pekerjaan tersebut pada Gambar 4.26,

BETON
PEMERIKSAAN
PEKERJAAN
ilustrasi pekerjaan beton pada Gambar 4.27 dan pekerjaan lantai kerja pada

Test umur 7,14 & 28

Ambil kubus beton


Perbaikan
Gambar 4.28 dibawah ini:

hari
Spesifikasi?
Memenuhi
Tidak
a
Y

Setting Bekisting
Perapihan /pemadatan lahan
Persiapan Lahan : a
Penutupan dengan karung

Pengecoran & pemadatan


Bongkar Cetakan

Pembuatan JMF
basah/geotex

Perapihan
Selesai

Approved
Y

Tidak
Curring sd ± 7 hr

Sumber : Pedoman PT. Daya Cipta Infrastruktur


Gambar 4.26 Bagan Alir Pekerjaan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus

Gambar 4.27 Ilustrasi Pekerjaan Beton


Gambar 4.28 Pekerjaan Lantai Kerja

4.3.3 Perkerasan Beton Semen


Pekerjaan ini meliputi pembuatan perkerasan beton semen (perkerasan
kaku) yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang
melintang seperti yang ditunjukkan oleh gambar rencana atau sesuai perintah
direksi. Bahan pokok perkerasan beton semen sesuai dengan ketentuan spesifikasi
teknis. Agregat halus memenuhi AASHTO M6, bersih, keras, butiran tidak
dilapisi apapun dan seragam. Beton dicampur sedemikian rupa sehingga
pemindahan sedapat mungkin dihindari sehingga tidak menimbulkan segresi
bahan, dihampar secara mekanis dilakukan secara menerus tanpa sekatan
sementara.

Urutan Kerja;
a. sebelum pekerjaan ini dilakukan, yang harus dilakukan pertama kali adalah
pemeriksaan permukaan WLC dan acuan sisi (pemasangan bouwplank dan
bekisting), mulai dari kemiringan, kerataan dan elevasi harus sesuai dengan
gambar rencana yang telah disetujui direksi. Badan Jalan harus terbebas dari
kotoran atau hal-hal yang dapat merusak konstruksi, acuan sisi dipasang
segaris dan dimantapkan dengan menggunakan minimal 3 paku penjepit/mur
baut pada interval tertentu, hal ini dimaksudkan agar acuan tetap kuat saat
mesin bervibrasi tinggi bekerja;
b. landasan permukaan harus dipasangi plastik, hal ini dilakukan dengan
maksud agar dapat menjaga penyerapan air semen oleh permukaan WLC;
c. tulangan baja (wiremesh, dowel + tie bar ) dipasang sedemikian rupa
sehingga luas penampang melintang efektif tulangan pada arah membujur
tidak kurang dari aturan yang telah ditetapkan dalam spesifikasi atau yang
ditunjukkan digambar rencana yang telah disetujui direksi. Pengecoran beton
fs 45 dilakukan dalam satu lapis sekaligus dengan ketebalan yang sesuai
dengan gambar rencana, diikuti dengan pemadatan oleh concrete vibrator
dengan kapasitas yang sesuai dengan spesifikasi, diikuti proses perataan
permukaan;
d. kemudian langkah selanjutnya adalah finishing permukaan dengan cara
membuat alur-alur permukaan melintang tegak lurus sumbu jalan dengan
menggunakan alat grooving;
e. permukaan perkerasan jalan beton yang telah di grooving disemprotkan
material cairan curring compound untuk perawatan awal sebelum ditutup
karung goni basah selama sekurang-kurangnya 14 hari dari pengecoran atau
setelah beton mencapai kekuatan 80% dari kuat tekan beton pada umur 28
hari. Selama masa perawatan beton terus dibasahi secara teratur;
f. pekerja tidak boleh menginjak hamparan yg masih baru dengan memakai
sepatu yang dilekati tanah atau kotoran lainnya;
g. dalam masa perawatan setelah beton mencapai umur 8-12 jam, maka harus
dilakukan pemotongan permukaan beton untuk konstruksi joint. Pemotongan
dilakukan tepat diatas tulangan dowel berada, dengan kedalaman dan lebar
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Hasil pemotongan di
bersihkan kemudian diberi joint sealent (material pengisi) yang sesuai dengan
persyaratan bahan pengisi siar muai pada spesifikasi;
h. perkerasan jalan beton dapat dibuka untuk lalu lintas setelah kuat tekan dan
umur beton masuk, dilihat dari hasil test yang telah dilakukan di
laboratorium.

Seperti terlihat pada Gambar 4.29 dan bagan alir pekerjaannya pada Gambar
4.30 dibawah ini:
Gambar 4.29
Pekerjaan Perkerasan Beton

Sumber : Pedoman PT. Daya Cipta Infrastruktur


Gambar 4.30 Bagan Alir Pekerjaan Perkerasan Beton

Persiapan : Persiapan alat & bahan :


Pemeriksaan ukuran, dimensi & elevasi Persiapan material (jumlah & kualitas)
Pemeriksaan cetakan beton Persiapan alat (genset, balok bervibrasi
Pemeriksaan tie bar (jumlah, ukuran, bentuk) tinggi,vibrator)
Pemeriksaan material yang akan tertanam Persiapan alat bantu (lampu, pompa, tenda,
(kalau ada) dll)
Persiapan Plastik membran

Persiapan Lahan : Persiapan cor :


PEKERJAAN
Pemasangan Bekisting Talang, pompa beton, alat
PEMERIKSAAN
Pemasangan plastik membran angkut adukan, dll
BETON
Setting dowel, tie bar & Tenaga kerja
wiremesh

Ambil kubus beton Pengecoran & pemadatan

Test umur 3 hari Pembentukan, perapihan &


penggaruan

Anda mungkin juga menyukai