PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jalan adalah jalur-jalur yang di atas permukaan bumi yang dengan sengaja dibuat oleh
manusia dengan berbagai bentuk, ukuran dan konstruksinya untuk dapat digunakan dalam
menyalurkan lalu lintas, orang, hewan dan kendaraan yang menyangkut barang-barang dari
tempat yang satu ke tempat lainnya dengan cepat dan mudah, Silvia Sukirman (1994).
Perkerasan jalan adalah serangkaian konstruksi yang dibangun di atas lapisan tanah dasar untuk
menopang jalur lalu lintas. Perkerasan jalan memungkinkan permukaan jalan lebih awet dan
tahan terhadap cuaca dibandingkan jalan tanpa perkerasan, Hendarsin (2000).
Laju perkembangan kendaraan pada suatu daerah yang terus meningkat, menuntut
pemerintah menyediakan saran dan prasarana yang lebih baik. Peranan pemerintah sebagai
pelayanan masyarakat yang di emban selama ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya guna
kesejahteraan masyarakat secara umum. Khususnya kesejahteraan berlalu lintas dengan aktifitas
kehidupan sehari-hari. Upaya pemeliharaan sarana dan prasarana jalan merupakan salah satu
program pemerintah yang dilaksanakan secara rutin.
Kabupaten Bone adalah salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang tengah berkembang
dan melakukan pembangunan sarana dan prasarana jalan di berbagai wilayahnya. Mengingat
perkembangan ekonomi dan kepadatan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya sehingga
pemerintah membuat program dan mengalokasikan dana pembangunan jalan. Konstruksi jalan
raya dalam perkembangan banyak memperhitungkan sebagai aspek dan alternatif, sebagai
kriteria dalam penentuan bentuk konstruksi antara lain biaya, jenis bahan, iklim dan lain-lain.
Upaya pemerintah Kabupaten Bone untuk mengembangkan sarana dan prasarana jalan
cukup tinggi di buktikan dengan banyaknya proyek pemeliharaan jalan yang dikerjakan di
Kabupaten Bone Proyek Preservasi Jalan Ruas Ujung Lamuru – Palattae – Bojo 1 Paket
Kabupaten Bone ini terdapat 4 segmen pekerjaan yang mempunyai ukuran yang berbeda setiap
segmennya dengan jumlah keseluruhan yaitu 8,75 Km.
Melihat banyaknya tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan konstruksi jalan ini,
maka perlu untuk terjunlangsung melihat dan menganalisakan apa yang diperoleh selama di
bangku kuliah.
D. Lingkup
Pada Proyek Preservasi Jalan Ruas Ujung Lamuru – Palattae – Bojo 1 Paket Kabupaten
Bone kami bertindak dibawah bimbingan PT. Citra Pribumi Teknik Perkasa yang merupakan
kontraktor proyek tersebut. Unit pekerjaan yang kami lakukan disesuaikan dengan proses
pengerjaan yang dijalani selama 2 bulan terhitung tanggal 02 Agustus 2021 – 10 Oktober 2021,
sedangkan unit analisis yang kami tinjau yaitu:
1. Pekerjaan penyiraman dan pembersihan
2. Pekerjaan lapisan resap pengikat (Prime Coat)
3. Pekerjaan penghamparan aspal AC-BC
4. Pekerjaan penghamparan aspal AC-WC
5. Pekerjaan pemadatan aspal
BAB II
A. Data Proyek
Praktik industri yang kami laksanakan di salah satu proyek PT. CITRA PRIBUMI
TEKNIK PERKASA yaitu perinciannya sebagai berikut:
B. Organisasi Proyek
Dalam suatu proyek terdapat struktur organisasi dan uraian tugas pada suatu proyek.
Hal ini berguna agar dapat mengetahui hak dan kewajiban serta batasan yang di emban. Secara
garis besar pihak-pihak yang terlibat dalam proyek yaitu sebagai berikut:
C. Lokasi Proyek
Pengawasan pembangunan preservasi jalan tahun 2021 terletak di Jalan Ruas Ujung
Lamuru – Palattae – Bojo 1
PETA LOKASI
Secara garris besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan proyek
meliputi pemberi tugas (Owner), kontraktor pelaksana dan perencana. Ketiga unsur pengelola
proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai kedudukan dan fungsinya (P,
2020). Hubungan kerja dalam pengelolaan Proyek Preservasi Jalan Ruas Ujung Lamuru –
Palattae – Bojo 1 Paket Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi-Selatan adalah sebagai berikut:
Keterangan : Hubungn kontrak =
Hubungan kerja =
Pelaku jasa konstruksi atau pihak-pihak yang terlibat dalam proyek adalah sebagai
berikut:
2. Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan
proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai
dengan kontrak (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Gambar-Gambar Kerja) dengan
biaya yang telah disepakati. Kontraktor mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam
dokumen kontrak.
b. Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.
c. Membuat dokumen tentang pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan kepada
owner.
d. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek.
e. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.
f. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat kelalaian selama
pelaksanaan dengan menanggung sekuruh biayanya.
g. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai.
BAB III
UJIAN PRAKTIK
Pada pelaksanaan kerja praktek yang kami ikuti, kami memantau tahapan-tahapan pada
pelaksanaan proyek pembangunan jalan yang saat ini dikerjakan di Kabupaten Bone proyek
pekerjaan jalan yaitu sebagai berikut: Proyek Preservasi Jalan Ruas Ujung Lamuru – Palattae –
Bojo 1 Paket Kabupaten Bone merupakan proyek yang dibangun menggunakan dana Pemulihan
Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp. 45.639.682.000,-. Proyek ini terdiri dari beberapa scope
pekerjaan yaitu drainase, pekerjaan tanah dan geosinetik, perkerasan berbutir dan perkerasan
beton semen, dan perkerasan aspal. Dalam kerja praktik ini, kami memfokuskan pengamatan
kami pada pekerjaan perkerasan aspal.
1. Rencana Kegiatan
Dalam pelaksanaan kerja praktik ini, metode yang dipakai adalah sistem pengamatan
langsung dilapangan, peninjauan dan pengumpulan data proyek baik yang bersifat teknis
maupunyang bersifat administratif. Sehubung dengan itu untuk data-data lainnya yang
diperlukan dalam penyusunan laporan ini kami melakukan pendekatan dan wawancara dengan
berbagai pihak yang terkait dala pelaksanaan Proyek Preservasi Jalan Ruas Ujung Lamuru –
Palattae – Bojo 1 Paket Kabupaten Bone
Pekerjaan yang kami tinjau selama kegiatan kerja praktik adalah pekerjaan perkerasan
aspal yang meliputi pekerjaan penghamparan dan pemadatan LPA, pembersihan dan
penyiraman, pekerjaan lapisan resap pengikat, pekerjaan penghamparan, dan pekerjaan
pemadatan. Adapun tahapan pelaksanaan Proyek Preservasi Jalan Ruas Ujung Lamuru – Palattae
– Bojo 1 Paket Kabupaten Bone yang kami ikuti selama kerja praktik ± 2 bulan terhitung tanggal
02 Agustus 2021 – 10 Oktober 2021 adalah sebagai berikut:
1. Mengamati Pekerjaan Pembersihan Dan Penyiraman
2. Mengamati Pekerjaan Lapisan Resap Pengikat
3. Mengamati Pekerjaan Penghamparan Aspal
4. Mengamati Pekerjaan Pemadatan Aspal
1. Mengamati Pekerjaan Pembersihan Dan Penyiraman
Sebelum melakukan pekerjaan lapisan perekat (prime coat) dilakukan pembersihan jalur dari
kotoran atau benda yang menghalangi. Kemudian dilakukan penyiraman air menggunakan water
tank untuk membersihkan sisa-sisa kotoran dan debu yang menghalangi jalur yang akan diaspal.
Proses penyiraman dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Setelah permukaan jalan tersebut bebas dari kotoran dan telah kering maka langkah
selanjutnya memberikan lapisan pengikat (Prime Coat) yang merupakan lapis resap pengikat
atau yang disebut juga prime coat merupakan lapisan ikat aspal cair yang diletakkan diatas lapis
pondasi agregat Kelas A. Lapis resap pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan penetrasi
80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak tanah. Volume yang digunakan
berkisar antara 0,4 sampai 1,3 liter/m 2 untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1
liter/m2 untuk pondasi tanah semen. Setelah pengeringan selama 4 sampai 6 jam, bahan pengikat
harus telah meresap kedalam lapis pondasi. Lapis resap pengikat yang berlebihan dapat
mengakibatkan pelelehan (bleeding) dan dapat menyebabkan timbulnya bidang geser. Oleh
karena itu, untuk daerah yang berlebih lapis resap penhikatnya ditabur dengan pasir halus dan
dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti aspal. Penyemprotan Prime Coat dapat dilihat pada
gambar.
Adapun syarat-syarat aspal emulsi modifikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
6. Aspal 5,5%
5. Aspal 6,05 %
Bin Dingin
Bin dingin (cold bin) adalah bak tempat menampung material agregat dari
tiap-tiap fraksi mulai dari agregat halus sampai agregat kasar yang diperlukan dalam
memproduksi campuran aspal panas (hot mix). Bagian pertama dari AMP (Aspal
Mixing Plant) adalah bin dingin, yaitu tempat penyimpanan fraksi agregat kasar,
agregat sedang, agregat halus dan pasir. Bin dingin terdiri dari 4 bak penampung
(bin). Masing-masing bin terisi agregat dengan gradasi tertentu. Agregat-agregat
tersebut harus terpisah satu sama lain, untuk menjaga keaslian gradasi dari masing-
masing bin sesuai dengan rencana campuran kerja (RCK). Bin dapat dilihat pada
gambar berikut.
Tahapan pelaksanaannya:
a. Pemadatan awal dilakukan pada suhu yang telah di tetapkan yaitu pada waktu campuran
masih dalam keadaan panas 125o C dengan tekanan bobot penggilas antara 400 – 600
kg/ 0,1 meter lebar roda.
b. Roda penggilasan dibasahi secara terus menerus untuk mencegah melekatnya campuran
aspal pada roda mesin penggilas pada saat melakukan pemadatan.
c. Penggilasan dimulai dari arah memanjang pada awal tepi luar jalan sejajar dengan tepi
sumbu jalan, kemudian penggilasan dilanjutkan kearah tengah.
d. Penggilasan dilakukan dengan kecepatan mesin gilas roda baja 4 km/ jam sehingga
tidak mengakibatkan campuran aspal bergeser.
e. Penggilasan dilakukan dengan cara bolak – balik sebanyak tiga kali passing agar
campuran aspal saling mengikat terhadap material.
a. Pemadatan antara dilakukan pada suhu yang telah ditetapkan yaitu pada waktu
campuran masih dalam keadaan maksimum 110o C dengan tekanan roda penggilas 8,5
kg/cm.
b. Roda penggilasan dibasahi secara terus menerus untuk mencegah melekatnya campuran
aspal pada roda mesin penggilas pada saat melakukan pemadatan.
c. Penggilasan dimulai dari arah memanjang pada awal tepi luar jalan sejajar dengan tepi
sumbu jalan, kemudian penggilasan dilanjutkan kearah tengah jalan.
d. Penggilasan dilakukan dengan kecepatan mesin penggilas ban karet 15 km/jam sehingga
tidak mengakibatkan campuran aspal bergeser.
e. Penggilasan dilakukan dengan cara bolak – balik, sebanyak 2 kali passing agar campuran
aspal saling mengikat terhadap material.
a. Pemadatan awal dilakukan pada suhu yang telah ditetapkan yaitu pada waktu campuran
masih dalam keadaan suhu minimum 110o C dengan tekanan roda penggilas minimum
8,5 kg/cm2.
b. Roda penggilasan dibasahi secara terus menerus untuk mencegah melekatnya campuran
aspal pada roda mesin penggilas pada saat melakukan pemadatan.
c. Penggilasan dimulai dari arah memanjang pada awal tepi luar jalan sejajar dengan tepi
sumbu jalan, kemudian penggilasan di lanjutkan kearah tengah jalan.
d. Penggilasan dilakukan dengan cara bolak – balik, sebanyak tiga kali passing agar
campuran saling mengikat terhadap material.
1. Dump Truck
Dump truck adalah suatu kendaraan beroda enam yang digunakan untuk
mengangkut material ke lokasi proyek secara cepat. Dump truck yang sesuai dengan
pekerjaan proyek adalah dump truck yang cepat menurunkan muatannya pada lokasi.
2. Asphalt Finisher
Asphalt finisher adalah alat yang berfungsi untuk menghampar processed material
(material yang telah diproses) dari mixing plant, dan untuk mendapatkan lapisan yang
merata. Alat ini mempunyai roda kelabang. Untuk menampung material pada alat ini
dilengkapi hopper tetapi tidak mempunyai alas, sehingga material yang dituangkan langsung
kebawah, dibagian belakangnya terdapat pisau selebar hopper tersebut, yang diatur
sedemikian rupa sehingga tingginya diatas jalan antara 0 – 14 cm (belum padat).
3. Tandem Roller
Tandem roller adalah peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan konstruksi jalan
/ konstruksi lain yang memerlukan stabilitas besi dengan permukaan halus dengan penggilas
tandem. Penggunaan dari penggilas umumnya untuk mendapatkan permukaan yang agak
halus misalnya pada penggilasan aspal beton dan lain-lain. Tandem roller memberikan
penggilasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya 8 – 14 ton, penambahan
berat yang diakibatkan pengisian zat cair berkisar 25% - 60% dari berat penggilas.
6. Water Tank
Water tank adalah mobil tempat penampug air, dan air dipindahkan ke tandem
roller, pneumatic tryed roller pada saat alat pemadatan tersebut beroperasi.
C. Alat, Bahan, Tenaga Kerja yang Digunakan
1. Pekerjaan prime coat
a) Alat yang digunakan
Asphalt Sprayer 1 unit
Compressor 1 buah
c) Tenaga kerja
Supervisor 1 orang
Tenaga terlatih 2 orang
Operator dari masing – masing alat.
2. Pekerjaan Penghamparan dan Pemadatan ATB (Asphalt Treated Base) dan HRS
(Hot Roller Sheets)
a) Alat yang digunakan:
Asphalt finisher 1 unit
Dump truck 1 unit
Tandem roller 1 unit
Tired roller 1 unit
Sekop 2 unit
Mistar perata 3 buah
Gerobak 3 buah
b) Bahan yang digunakan:
ATB (Asphalt Treated Base) dan HRS (Hot Roller Sheets)
c) Tenaga kerja
Supervior 1 orang
Tenaga terlatih 6 orang
Operator dari masing – masing alat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan kerja praktek dalam kurun waktu dua bulan di Proyek Preservasi
Jalan Ruas Ujung Lamuru – Palattae – Bojo 1 Paket Kabupaten Bone yang dilaksanakan oleh
PT. CITRA PRIBUMI TEKNIK PERKASA, kami mendapatkan banyak masukan dan hal-hal
yang belum pernah kami dapatkan selama mengikuti perkuliahan. Pengalaman baru tersebut
berupa hal-hal mengenai pekerjaan pengaspalan, perhitungan volume pekerjaan dan juga
mengenai pengawasan serta hubungan kerja di lapangan.
Sebagai akhir dari laporan ini kami dapat menyimpulkan beberapa hal di bawah ini,
yaitu:
1. Mahasiswa telah dapat mengetahui dan memperaktikkan ilmu dan teori yang diperoleh
selama masa kuliah dan menerapkannya pada kegiatan di lapangan.
2. Mahasiswa telah dapat mengetahui dan mempraktikkan pengujian tanah di lapangan seperti
pengujian sandcone, CBR dan gradasi.
B. Saran
Dari hasil pengamatan kami selama kerja praktek di Proyek Preservasi Jalan Ruas
Ujung Lamuru – Palattae – Bojo 1 Paket Kabupaten Bone, berikut beberapa saran yang dapat
diberikan demi kemajuan pelaksanaan kegiatan konstruksi di lapangan.
1. Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja perlu lebih diperhatikan dan ditingkatkan karena
tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat menentukan kualitas proyek tersebut.
2. Perlu adanya ketepatan waktu dalam pendistribusian material ke lapangan sehingga
penyelesaian proyek dapat berjalan sesuai jadwal.
3. Perlu perawatan secara berkala terhadap kondisi alat dalam proyek agar dapat berjalan
sesuai jadwal yang di tentukan.
Selain saran untuk kegiatan konstruksi proyek, kami juga memberikan beberapa saran
masukan yang diharapkan berguna bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan melaksanakan kerja
praktek selanjutnya.
1. Membangun hubungan yang baik dengan seluruh pihak yang ada di dalam proyek dan selalu
menunjukkan sikap hormat kepada semua pihak selama berada di proyek.
2. Menjaga keselamatan diri di lokasi proyek agar terhindar dari bahaya-bahaya yang mungkin
terjadi, misalnya selalu memakai helm dan sepatu keselamatan pada saat berada di lokasi
proyek.
3. Mengumpulkan data dan informasi serta melakukan tanya jawab kepada pihak yang terkait,
serta melakukan pengecekan setiap data-data dan informasi yang diperoleh agar laporan
kerja praktek yang dibuat dapat dipertanggung jawabkan.