Anda di halaman 1dari 163

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

GIRI TIRTA
KABUPATEN GRESIK

DOKUMEN
ANDAL
(Analisis Dampak Lingkungan Hidup)

PENGEMBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
DENGAN KAPASITAS 1.000
LITER/DETIK
DI KEC. BUNGAH, KEC. MANYAR, DAN KEC. GRESIK
KAB. GRESIK

2019
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

KATA PENGANTAR

Dokumen ANDAL ini bertujuan untuk memprakirakan dan mengevaluasi rencana usaha
dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup,
serta memberikan saran dan tindak lanjut dalam arahan merumuskan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan (merumuskan RKL-RPL). Sedangkan kegunaan dari dokumen ANDAL ini
adalah membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup, sebagai alat/instrumen pengikat bagi penanggungjawab suatu usaha
dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara terarah,
efisien, dan efektif.

Pedoman penyusunan dokumen ini adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis
Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.

PDAM Giri Tirta Kab. Gresik berterima kasih atas telah ditetapkannya persetujuan dokumen
Kerangka Acuan untuk kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik yang berlokasi di Kec. Bungah, Kec.
Manyar, dan Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.

Berdasarkan Surat dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Gresik
tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kajian Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)-Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Kami juga mengucapkan terima kasih kepada tim studi
dan semua pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan dokumen ini.

Gresik, September 2019

i
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

ABSTRAK

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri
Tirta Kab. Gresik ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air bersih untuk masyarakat di
Kabupaten Gresik. Selain peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat, adanya
pemenuhan kebutuhan air bersih baik untuk masyarakat ataupun untuk kegiatan di sektor
industri, pelabuhan, dan kegiatan ekonomi lainnya ini diharapkan dapat menunjang serta
meningkatkan kegiatan perekonomian di Kabupaten Gresik. Kegiatan tersebut tentunya juga
dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari adanya investor yang masuk ke
Kabupaten Gresik karena meningkatnya pelayanan air bersih dan membuka lapangan kerja
baru bagi masyarakat di Kabupaten Gresik. Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik ini berlokasi di Kec.
Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik.

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik ini
diprakirakan akan menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitar baik
secara langsung, maupun tidak langsung. Dampak ini diprakirakan timbul pada Tahap Pra-
Kontruksi, Tahap Konstruksi, Tahap Operasi. Agar dampak negatif dapat ditekan sekecil-
kecilnya dan dampak positif dapat ditingkatkan sebesar-besarnya, maka diperlukan studi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

Prakiraaan dampak besar dan penting telah dilakukan pada setiap prioritas dampak penting
hipotetik berdasar hasil pelingkupan. Metode yang digunakan adalah bagan alir. Telaah
dampak besar dan penting yang telah dilakukan merupakan bagian akhir dan terpenting dari
dokumen ANDAL yang berisi evaluasi secara holistik (totalitas) dari segenap dampak besar dan
penting (baik positif maupun negatif) yang terjadi pada berbagai tahapan kegiatan.
Berdasarkan hasil evaluasi holistik ini telah disusun arahan RKL, agar dampak negatif dapat
diperkecil dan dampak positif dapat ditingkatkan.

Pengelompokan dampak yang diarahkan untuk dikelola adalah:


A. PRA KONSTRUKSI
- Tidak ada dampak penting hipotetik
B. KONSTRUKSI
- Debu dan Penurunan Kualitas Udara
- Pengurangan Umur Jalan
- Peningkatan Kebisingan
- Penurunan Kinerja Jalan

ii
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

- Terciptanya Kesempatan Kerja


- Keresahan Masyarakat

C. OPERASI
- Keresahan Masyarakat
- Debu dan Penurunan Kualitas Udara
- Peningkatan Kebisingan
- Peningkatan Ketersediaan Air Bersih
- Penurunan Kualitas Air Permukaan
- Peningkatan Aliran Run Off
- Penurunan Kinerja Jalan
- Terciptanya Kesempatan Berusaha
- Keresahan Masyarakat
- Terciptanya Kesempatan Kerja
- Peningkatan Limbah Padat Domestik
- Timbulnya Limbah B3
Berdasarkan hasil prakiraan dan evaluasi dampak besar dan penting, dilakukan rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.

iii
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ........................... I-1
1.1.1. Rencana usaha/kegiatan ........................................................ I-2
1.1.2. Komponen Kegiatan yang Berpotensi Menimbulkan Dampak .............. I-10
1.1.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proyek ......................................... I-35
1.1.4. Alternatif-Alternatif yang Akan Dikaji dalam ANDAL ....................... I-37
1.2. Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaan/dikaji ....................... I-37
1.2.1. Dampak Potensial ................................................................ I-37
1.2.2. Dampak Penting Hipotetik ...................................................... I-39
1.3. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian ........................................ I-42

BAB II DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL


2.1. Komponen Lingkungan Terkena Dampak penting Rencana Usaha dan/atau
kegiatan .................................................................................... II-1
2.1.1. Komponen Fisik-Kimia .......................................................... II-1
2.1.2. Komponen Biologi ................................................................ II-10
2.1.3. Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya ..................................... II-11
2.1.4. Komponen Kesehatan Masyarakat ............................................. II-12
2.1.5. Komponen Transportasi ......................................................... II-11
2.2. Uraian Kegiatan Sekitar ................................................................. II-13

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING


3.1. Debu dan Penurunan Kualitas Udara .................................................. III-1
3.2. Penurunan Kinerja Jalan ................................................................ III-6
3.3. Pengurangan Umur Jalan ................................................................ III-10
3.4. Peningkatan Kebisingan ................................................................. III-13
3.5. Keresahan Masyarakat ................................................................... III-16
3.6. Terciptanya Kesempatan Kerja ........................................................ III-20

iv
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

3.7. Penurunan Kualitas Air Permukaan .................................................... III-23


3.8. Peningkatan Limbah Padat Domestik.................................................. III-24
3.9. Peningkatan Aliran Run Off ............................................................. III-25
3.10. Peningkatan Ketersediaan Air Bersih .................................................. III-27
3.11. Terciptanya Kesempatan Berusaha .................................................... III-28
3.12. Timbulnya Limbah B3 .................................................................... III-29

BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN


4.1. Telaahan Terhadap Dampak Penting .................................................. IV-1
4.2. Pemilihan Alternatif Terbaik ........................................................... IV-4
4.3. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan .................................................. IV-4
4.4. Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan ...................................... IV-7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ x
LAMPIRAN

v
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Rencana Pemanfaatan Lahan Area Sistem Penyediaan Air Minum....... I-2
Tabel 1.2. Jumlah dan Jenis Bahan Baku & Bahan Penolong yang Dibutuhkan
per Bulan .......................................................................... I-3
Tabel 1.3. Unit-Unit Pengolahan Air yang Direncanakan dan Spesifikasinya ........ I-5
Tabel 1.4. Wilayah Administrasi yang Dilewati Jalur Pipa Transmisi dan Pipa
Distribusi serta Lokasi Intake, IPA, Reservoir serta Kegiatan Lainnya .. I-5
Tabel 1.5. Jalan yang Dilalui Pipa Transmisi ............................................. I-6
Tabel 1.6. Jembatan Pipa yang Diperlukan untuk Pipa Transmisi .................... I-6
Tabel 1.7. Jenis Peralatan Kegiatan Konstruksi .......................................... I-11
Tabel 1.8. Rincian Tenaga Kerja Tahap Operasi ......................................... I-22
Tabel 1.9. Prakiraan Kebutuhan Penggunaan Air Bersih Tahap Operasi ............. I-31
Tabel 1.10. Prakiraan Volume Limbah Cair Yang Dihasilkan ............................ I-31
Tabel 1.11. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proyek ........................................ I-36
Tabel 1.12. Matriks Identifikasi Dampak Potensial........................................ I-38
Tabel 1.13. Batas Waktu Kajian .............................................................. I-49
Tabel 1.14. Ringkasan Proses Pelingkupan ................................................. I-50
Tabel 2.1. Data Curah Hujan Kec. Bungah Tahun 2017 ................................. II-2
Tabel 2.2. Data Curah Hujan Kec. Gresik Tahun 2017 .................................. II-2
Tabel 2.3. Data Curah Hujan Kec. Manyar Tahun 2017 ................................. II-3
Tabel 2.4. Kualitas Udara di Lokasi Proyek ............................................... II-3
Tabel 2.5. Baku Tingkat Kebisingan ........................................................ II-4
Tabel 2.6. Kualitas Air Sungai Bengawan Solo ............................................ II-8
Tabel 2.7. Kualitas Air Sumur Penduduk .................................................. II-9
Tabel 2.8. Jenis Flora di Lokasi Proyek.................................................... II-10
Tabel 2.9. Jenis Fauna di Lokasi Proyek .................................................. II-10
Tabel 2.10. Jumlah Penduduk di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ....... II-11
Tabel 2.11. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Agama di Kec. Bungah,
Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ................................................. II-11
Tabel 2.12. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Pekerjaan di Kec. Bungah,
Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ................................................. II-11
Tabel 2.13. Lembaga Pendidikan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ... II-12
Tabel 2.14. Tempat Peribadatan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ... II-12
Tabel 2.15. Daftar Penyakit Terbanyak di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan
Kec. Manyar....................................................................... II-13

vi
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Tabel 2.16. Tenaga Kesehatan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ...... II-13
Tabel 2.17. Jumlah Kendaraan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ...... II-13
Tabel 2.18. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan (Km) di Kec. Bungah,
Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ................................................. II-13
Tabel 4.1. Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup ........................... IV-5

vii
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta RTRW Kabupaten Gresik 2009-2029 .................................. I-7


Gambar 1.2. Denah Lay Out Sistem Penyediaan Air Minum ............................. I-8
Gambar 1.3. Lay Out Sistem Penyediaan Air Minum ..................................... I-9
Gambar 1.4. Jalur Rencana Pipa Transmisi dan Distribusi SPAM Gresik .............. I-13
Gambar 1.5. Pembagian Zoning Pekerjaan Jalur Pipa Transmisi dan Distribusi
SPAM Gresik ..................................................................... I-14
Gambar 1.6. Flowchart Pekerjaan Pemasangan Pipa Transmisi dan Distribusi ...... I-15
Gambar 1.7. Flowchart Pekerjaan Pemasangan Pipa HDPE dengan Metode HDD ... I-20
Gambar 1.8. Proses Pengolahan Air Baku pada IPA Mojopuro Gede ................... I-24
Gambar 1.9. Lay Out IPA Mojopuro Gede .................................................. I-25
Gambar 1.10. Neraca Air ....................................................................... I-32
Gambar 1.11. Sketsa Pengolahan Lumpur ................................................... I-33
Gambar 1.12. Bagan Alir Pelingkupan Dampak ............................................. I-41
Gambar 1.13. Peta Batas Proyek .............................................................. I-44
Gambar 1.14. Peta Batas Ekologis ............................................................ I-45
Gambar 1.15. Peta Batas Sosial ............................................................... I-46
Gambar 1.16. Peta Batas Administrasi ....................................................... I-47
Gambar 1.17. Peta Batas Wilayah Studi ..................................................... I-48
Gambar 2.1. Peta Lokasi Titik Sampling ................................................... II-6
Gambar 2.2. Peta Kegiatan di Sekitar Lokasi .............................................. II-15
Gambar 4.1. Bagan Alir Dampak Penting ................................................... IV-2

viii
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A RONA LINGKUNGAN
LAMPIRAN B REKOMENDASI KERANGKA ACUAN
LAMPIRAN C PERIJINAN
LAMPIRAN D PETA-PETA KABUPATEN GRESIK
LAMPIRAN E METODE PEMASANGAN PIPA

ix
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

DAFTAR PUSTAKA

1. APHA, AWWA and WPCF (1976), “Standar Methods for The Examination of Water &
Wastewater”,14th Ed., APHA, Washington D.C.
2. Anonim, “Materi Pelatihan Kursus Amdal Penyusun ITS 2008” , Pusat KLH LPPM ITS.
3. Anonim, “Materi Pelatihan Kursus Amdal Penilai ITS 2008”, Pusat KLH LPPM ITS.
4. Anonim, “Kecamatan Bungah Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
5. Anonim, “Kecamatan Gresik Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
6. Anonim, “Kecamatan Manyar Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
7. Biswas, A.K. and Geping, Q. (1987); “Environmental Impact Assesment For Developing
Countries“; United Nations University; Tycooly International, London; 232 pp.
8. Canter, Larry W. And Loren G.H. (1979). “Handbook of Variable for Environmental Impact
Assessment”; Ann Arbor Science, Michigan, USA.
9. Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota (Binkot) (1997); Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
10. Green, R.H. (1979); “Sampling Design and Statistical Methods for Environmental
Biologists”; John Wiley and Sons; New York; 527 pp.
11. Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2006); “Himpunan Peraturan Perundang-undangan
Di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Lingkungan di Era
Otonomi Daerah”.
12. Mukono, H.J. (1997); “Pencemaran Udara dan Pengeruhnya Terhadap Gangguan Saluran
Pernafasan”; Airlangga University Press.
13. Scmidt, F.H. and Ferguson, J.H.A. (1951); “Rainfall Types Based on Wet and Dry Period
Ratios for Indonesia and Western New Guinea”, Verh. Djawatan Mety. Dan Geofisik;
Jakarta.
14. Soegianto, A. (2004); “Metode Pendugaan Perencanaan Perairan Dengan Indikator
Biologis”, Airlangga University Press; Surabaya.

x
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri
Tirta Kab. Gresik ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air bersih untuk masyarakat di
Kabupaten Gresik. Selain peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat, adanya
pemenuhan kebutuhan air bersih baik untuk masyarakat ataupun untuk kegiatan di sektor
industri, pelabuhan, dan kegiatan ekonomi lainnya ini diharapkan dapat menunjang serta
meningkatkan kegiatan perekonomian di Kabupaten Gresik. Kegiatan tersebut tentunya juga
dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari adanya investor yang masuk ke
Kabupaten Gresik karena meningkatnya pelayanan air bersih dan membuka lapangan kerja
baru bagi masyarakat di Kabupaten Gresik. Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik ini berlokasi di Kec.
Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik.

Rencana luasan lahan yang akan digunakan untuk Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik ini adalah 53.000 m2 dan dilengkapi dengan
jaringan perpipaan air bersih sepanjang ±42,6 km. Pelaksanaan kegiatan ini telah
mendapatkan Surat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
HK.02.03-Mn/924 Tanggal 15 September 2017 tentang Penjelasan ALokasi Air Baku untuk SPAM
di Bendung Gerak Sembayat.

Pembangunan dan lingkungan merupakan dua hal yang harus dikelola secara beriringan dan
tidak dapat dipertentangkan. Pembangunan berada di dalam suatu lingkungan hidup sehingga
keberlanjutannya memerlukan dukungan dari lingkungannya. Tanpa dukungan dari
lingkungannya maka pembangunan tidak akan dapat berkelanjutan, sehingga setiap dampak
yang timbul dari pembangunan harus dapat dikelola dengan baik demi tercapainya manfaat
yang optimum. Dalam rangka menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup agar tetap dapat
mendukung kehidupan masa kini dan masa mendatang serta melaksanakan pembangunan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka Pemerintah membuat instrumen
pengelolaan lingkungan berupa UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.

I-1
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Peta lokasi kegiatan dilihat dari Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik Tahun
2010-2030 dapat dilihat pada Gambar 1.1.

1.1.1. Rencana Usaha/Kegiatan


Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik direncanakan
akan dibangun di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik dengan luas area
yang digunakan seluas ± 53.000 m2 sesuai. Pada kondisi saat ini masih lahan kosong pada
rencana lokasi kegiatan.

Secara administratif, lokasi rencana kegiatan pembangunan instalasi pengolahan air bersih
berada di Desa Mojopuro Gede, Kecamatan Bungah, sedangkan untuk bangunan reservoir
berada di Kecamatan Manyar. Batas-batas fisik lokasi rencana kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut:
 Sebelah utara : Desa Padangbandung
 Sebelah selatan : Desa Sidorejo
 Sebelah barat : Sungai Bengawan Solo
 Sebelah timur : Desa Gawerejo

Pemanfaatan lahan di dalam Area Sistem Penyediaan Air Minum dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1.1. Rencana Pemanfaatan Lahan Area Sistem Penyediaan Air Minum
No. Jenis Bangunan Luas (m2) Prosentase (%)
A. INTAKE
1 Bangunan Intake 388,44 0,733%
2 Channel Baru 69,00 0,130%
3 Chamber 21,16 0,040%
4 Box Valve 23,12 0,044%
5 Pos Jaga 30,00 0,057%
6 Operator Building 100,00 0,189%
7 Panel Room 15,00 0,028%
8 Ruang Terbuka 2.353,28 4,440%

B. INSTALASI PENGOLAHAN AIR


1 Pre- Sedimentation 1.244,08 2,347%
2 Flocculation Basin 466,01 0,879%
3 Clarifier 693,00 1,308%
4 Gravity Sand Filter 1.211,28 2,285%
5 Bak Pengumpul 486,64 0,918%
6 Backwash Drain Basin 407,64 0,769%
7 Distribution Pump Room 209,09 0,395%
8 Chemical Shelter 178,75 0,337%
9 Chlorine Building 150,00 0,283%
10 Office & Control 167,43 0,316%
Building
11 Power & Electrical 375,00 0,708%
Building
12 Warehouse 150,00 0,283%

I-2
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

No. Jenis Bangunan Luas (m2) Prosentase (%)


13 Gardu PLN 35,00 0,066%
14 Security House 60,00 0,113%
15 Sludge Driying Bed 758,81 1,432%
16 Sludge Basin 112,50 0,212%
17 Ruang Terbuka Hijau 6.360,00 12,00%
(RTH)/ Buffer Zone
18 Ruang Terbuka 21.934,77 41,386%

C. RESERVOIR MANYAR
1 Bangunan Reservoir 2.486,00 4,691%
2 Pos Jaga 30,00 0,057%
3 Ruang Operator, 250,00 0,472%
Workshop dan Sistem
Penyediaan Air Minum
Peralatan
4 Ruang Genset, Rumah 150,00 0,283%
Trafo dan Panel Cubicle
5 Ruang Terbuka Hijau 5.724,00 10,800%
(RTH)/ Buffer Zone
6 Ruang Terbuka 6.360,00 12,00%

Total Luas Lahan 53.000,00 100,000%


Sumber: Data Pemrakarsa, 2019

Debit Rencana Pengolahan Air


Pembangunan SPAM bagi keempat kecamatan ini akan dilakukan melalui pembangunan IPA
Mojopuro Gede kapasitas 1000 liter/detik. Sumber air baku direncanakan akan memanfaatkan
Sungai Bengawan Solo, dengan intake berada pada bagian hulu dari lokasi rencana Bendung
Gerak Sembayat (BGS) di Desa Sidomukti. PDAM Giri Tirta Kabupaten Gresik sudah
mendapatkan Surat Rekomendasi dari Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR nomor
HK.02.03-Mn/924 tanggal 13 September 2017 perihal Penjelasan Alokasi Air Baku untuk SPAM
di Bendung Gerak Sembayat, Sedangkan Surat Ijin Pengambilan dan Pemanfaatan Air Baku
(SIPPA) sebesar 1.100 liter/detik akan diproses pengurusannya oleh PDAM.

Tabel 1.2. Jumlah dan Jenis Bahan Baku & Bahan Penolong yang Dibutuhkan per Bulan
Bentuk Fisik
Jumlah Asal Bahan
No Jenis Bahan (Padat/Cair/ Sifat Bahan Cara Penyimpanan
(/Bulan) (DN/Impor)
Gas/Lainnya)
1 PAC 90.576 kg Cair - Larut di dalam DN - Menggunakan tangki
air baja, FRP, atau plastik.
- pH : 2-4 - Simpan dalam
- Bewarna putih ruanagn jauh dari
keruh panas langsung atau
- Secara sinar matahari (pada
perlahan dapat suhu di bawah 40 °C
merusak logam - Lantai tempat
- Bereaksi penyimpananharus
dengan kalsium tidak mudah terbakar
hypochlorite, dan tahan korosi
asam, dan alkali

I-3
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Bentuk Fisik
Jumlah Asal Bahan
No Jenis Bahan (Padat/Cair/ Sifat Bahan Cara Penyimpanan
(/Bulan) (DN/Impor)
Gas/Lainnya)
2 Koagulant aid 908 kg Cair - Tidak DN - Simpan pada suhu di
(polymer) berwarna dibawah 35 C
- Merupakan - Simpan dalan wadah
senyawa yang tertutup
stabil - Jauhkan dari sumber
api

3 Gas klorin 14.400 kg gas - pH 14 DN - Simpan pada wadah


- Dalam cairan tertutup dengan
bewarna kunig ventilasi ruangan yang
- Tidak mudah baik
terbakar - Tabung chlorine harus
- Larut dalam disimpan tegak,
alkali, alkohol, dengan tutup
dan klorida pelindung katup
terpasang erat.
- Temperatur tempat
penyimpanan tidak
boleh lebih dari 52 °C

4 NaOH 31.104 kg liquid DN - Simpan pada tempat


sejuk kering, dan
berventilasi baik
- Tempat penyimpanan
terbuat dari bahan
yang tahan korosi.
- Tangki penyimpanan
berbahan FRP atau
baja.

Sumber: Data Pemrakarsa, 2019

I-4
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Tabel 1.3. Unit-Unit Pengolahan Air yang Direncanakan dan Spesifikasinya


No. Kriteria/ Pertimbangan Uraian/ Penjelasan/ Justifikasi Teknis
dalam Desain
Presedimentation Tank Presedimentation Tank didesain dengan tipe Lamella –
1. Rectangular Tank dimensi panjang 20 m, lebar 20 m, dan
kedalaman total 7 m, sejumlah 2 (dua) unit, dengan waktu
detensi 1,11 jam. Pada unit ini, ditambahkan pembubuhan
polimer untuk membantu proses sedimentasi.
Coagulation Tank Coagulation Tank didesain dengan sistem terjunan hidrolis
2. (hydrolis mixing) dengan dimensi lebar channel 3 m, tinggi
jatuhan 1,3 m dan kedalaman total 2 m, sejumlah 1 (satu)
unit. Desain Kecepatan dalam channel 0,6 m/s.
Flocculation Basin Flocculation Basin didesain dengan tipe baffle tank dengan
3. dimensi tiap unit yaitu panjang 10 m, lebar 6 m, dan
ketinggian 5 m, sejumlah 4 (empat) unit. Desain hydraulic
retention time yaitu 15,5 menit
Sedimentation Tank Sedimentation Tank didesain dengan dimensi tiap unit yaitu
4. panjang 14,5 m, lebar 10 m, dan ketinggian 5 m, sejumlah
4 (empat) unit. Basic Loading Rate didesain sebesar 173,1
m3/m2.hari. Jarak antar plate settler yaitu 50 mm dengan
inclined angle 55O.
Rapid Sand Filter Rapid Sand Filter tipe Gravity Sand Filter didesain dengan
5. jumlah filter ada 8 (delapan) unit dan tiap unit terdiri dari 2
sel filter. Dimensi setiap sel filter adalah panjang 7,65 m,
lebar 3,75 m dan ketinggian 4,5 m. Nilai filtration rate di
desain sebesar 9,0 m3/m2.jam
Chlorination Chlorination didesain dengan injeksi gas chlorine kadar 100 %,
6. dengan dosis pre-chlor 3 ppm dan dosis post-chlor 2 ppm.

Sumber: Data Pemrakarsa, 2019

Tabel 1.4. Wilayah Administrasi yang Dilewati Jalur Pipa Transmisi dan Pipa Distribusi serta
Lokasi Intake, IPA, Reservoir serta Kegiatan Lainnya
No. Jenis Bangunan/Kegiatan Nama Desa Nama Kecamatan
1 Lokasi Intake Sidomukti Bungah
2 Lokasi IPA Mojopuro Gede Bungah
3 Jalur Transmisi IPA-Reservoir Manyar Sidomukti Bungah
Mojopuro Gede Bungah
Mojopuro Wetan Bungah
Mlirang Bungah
Masangan Bungah
Bungah Bungah
Sukowati Bungah
Sidorejo Bungah

Sembayat Manyar
Banyuwangi Manyar
Betoyoguci Manyar
Betoyo Kauman Manyar
Gumeno Manyar
Manyar Rejo Manyar
4 Jalur Distribusi Reservoir Manyar – Penerima Manyar Sidomukti Manyar
Sukomulyo Manyar

Tlogo Pojok Gresik


Lumpur Gresik
Sukodono Gresik
Kroman Gresik

I-5
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

No. Jenis Bangunan/Kegiatan Nama Desa Nama Kecamatan


Pekelingan Gresik
Kemuteran Gresik
kebungson Gresik
Sumber: Data Pemrakarsa, 2019

Tabel 1.5. Jalan yang Dilalui Pipa Transmisi


No Nama Jalan
1 Jl. Raya Mojopuron Gede
2 Jl. Raya Bungah Dukun
3 Jl. Raya Bungah
4 Jl. Raya Pendopo
5 Jl. Raya Manyar
6 Jl. Raya Embong Baru
7 Jl. Raya Sembayat
Sumber: Data Pemrakarsa, 2019

Tabel 1.6. Jembatan Pipa yang Diperlukan untuk Pipa Transmisi


No Jembatan
1 J. Sembayat
2 J. Tambak Ombo
3 J. Manyar
4 J. Sukomulyo 1
5 J. Sukomulyo 2
6 J. Jl Raya Romo
7 J. Jl Gubernur Suryo
Sumber: Data Pemrakarsa, 2019

Pada gambar 1.2. disajikan Lay Out Sistem Penyediaan Air Minum

I-6
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.1. Peta RTRW Kabupaten Gresik 2010-2030 (A3)

I-7
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.2. Denah Lay Out Sistem Penyediaan Air Minum (A3)

I-8
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.3. Denah Lay Out Sistem Penyediaan Air Minum (Lanjutan)

I-9
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

1.1.2. Komponen Kegiatan Yang Berpotensi Menimbulkan Dampak

Proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
meliputi 3 tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasi.
- Kegiatan di Tahap Pra-Konstruksi
Kegiatan yang dilaksanakan di dalam tahap pra-konstruksi Proyek Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik diprakirakan sebagai berikut:
1. Perijinan
Sebelum proyek berjalan dilakukan pengurusan perijinan untuk lahan yang akan
digunakan sebagai daerah proyek. Perijinan bertujuan untuk mendapatkan dasar
hukum yang diperlukan terkait dengan kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik.
Perizinan lain yang diperlukan antara lain adalah:
 Izin Lokasi/ Izin Pemanfaatan Ruang
 Izin Lingkungan
 IMB (Izin Mendirikan Bangunan)

2. Sosialisasi Proyek
Pada kegiatan ini akan dilaksanakan sosialisasi proyek yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan mengenai detail rencana kegiatan proyek Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik kepada masyarakat
yang ada di sekitar lokasi proyek sebelum kegiatan konstruksi dimulai.

- Kegiatan di Tahap Konstruksi


Kegiatan yang dilaksanakan di dalam tahap konstruksi proyek Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik diprakirakan sebagai berikut:
1. Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
Total tenaga kerja yang akan dibutuhkan dalam tahap konstruksi relatif besar jumlahnya
yaitu ± 65 orang (30 orang untuk pembangunan jaringan pipa transmisi dan 35 orang
untuk pembangunan IPA), dimana para pekerja terdiri dari tenaga ahli dan pekerja yang
tidak membutuhkan keahlian tertentu (tukang gali dll). Tenaga yang tidak
membutuhkan keahlian khusus akan diprioritaskan dari warga yang tinggal di sekitar
kawasan proyek khususnya warga setempat untuk mencegah terjadinya keresahan
masyarakat dan meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Berikut ini
adalah prakiraan jumlah tenaga kerja pada setiap spesifikasi tenaga kerja yang
dibutuhkan pada tahap konstruksi:
 Site Manager : 2 orang
 Ahli Staf Administrasi : 2 orang

I - 10
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Civil Engineer : 4 orang


 Werlder : 4 orang
 Mekanik/Elektrik : 10 orang
 Tukang Bangun/Gali : 35 orang
 Logistik : 2 orang
 Keamanan dan Kebersihan : 6 orang
 TOTAL : 65 orang

2. Mobilisasi Peralatan dan Material


Kegiatan mobilisasi peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan proyek meliputi:
kendaraan angkut (dump truck), excavator, bulldozer, vibro roller dan peralatan lain
yang dibutuhkan. Kegiatan ini dilakukan di malam hari secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan selama pelaksanaan konstruksi berlangsung. Hal ini dilakukan untuk
menghindari timbulnya gangguan kenyamanan baik lalu lintas maupun lingkungan
sekitar. Beberapa alat yang rencananya akan digunakan pada tahap konstruksi adalah
sebagai berikut:

Tabel 1.7. Jenis Peralatan Kegiatan Konstruksi


No Jenis Alat Jumlah
1 - Excavator 2
2 - Bulldozer 2
3 - Dump Truck 10
4 - Vibro Roller 1
5 - Concrete Pump 1
6 - Mobile Crane 1
7 - Peralatan Las 5

Kegiatan ini juga meliputi pengadaan material seperti, baja, semen, pasir, batu pecah,
dan lain sebagainya untuk keperluan konstruksi dari tempat supplier (Kab. Gresik, dan
sekitarnya) atau dari stockyard menuju ke lokasi proyek. Material diangkut dengan truck
dan dump truck sesuai jenisnya dari tempat asal material ke lokasi proyek yang
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan material. Pada tahap kegiatan ini
juga dilakukan pengangkutan material sisa yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan
menuju lokasi pembuangan. Kegiatan mobilisasi peralatan dan material ini akan
dilaksanakan di luar jam sibuk pagi (06.00 – 09.00 WIB) dan sore (15.00 – 18.00 WIB)
dimana kondisi jalan tidak terlalu padat untuk menghindari terjadinya penurunan
kinerja jalan. Jenis kendaraan pengangkut juga wajib disesuaikan dengan kelas jalan.

I - 11
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

3. Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa


a. Pembangunan Struktur Bangunan Instalasi Pengolahan Air dan Reservoir
Kegiatan ini berupa pembangunan bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan
reservoir beserta fasilitasnya.

Kegiatan pembangunan struktur dimulai dari kegiatan penyiapan lahan yang terdiri
dari kegiatan pemotongan tanaman yang terdapat di dalam lokasi, pengurugan tanah
untuk peninggian elevasi lokasi dengan menggunakan alat berat berupa buldozer dan
vibro roller.

Kegiatan pembuatan pondasi bangunan dengan kedalaman dan jenis pondasi yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan berdasarkan hasil tes lapangan. Kemudian
dilakukan kegiatan pengecoran pondasi dan bangunan dari intake, IPA, dan reservoir
dengan menggunakan concrete pump dan dibantu mobile crane serta pekerjaan lain
yang termasuk pekerjaan struktur seperti pemasangan rangka atap yang terdiri dari
pasangan baja sesuai perencanaan.

Terdapat beberapa fasilitas penunjang (utilitas) yang akan dibangun. Jenis fasilitas
penunjang yang akan dibangun tersebut antara lain adalah jalan akses, sistem
pengelolaan air limbah, sistem penanganan kebakaran, sistem penyediaan listrik,
sistem pengelolaan sampah, dan fasilitas lainnya.

Sedangkan untuk kegiatan finishing meliputi tahap penyelesaian kelengkapan fasilitas


bangunan yang berada dalam area lokasi kegiatan dengan melakukan pemasangan
instalasi listrik, penerangan, dan penyelesaian interior bagian dalam bangunan dan
kelengkapan infrastruktur lainnya.

b. Gambaran Umum Pemasangan Jaringan Pipa


Pada proyek pengembangan SPAM Gresik ini terdapat jaringan pipa transmisi air
baku, jaringan pipa transmisi air curah dan jaringan pipa distribusi utama. Pipa
Transmisi Air Baku berfungsi mengalirkan air dari intake menuju ke IPA Mojopuro
Gede untuk diolah. Air hasil olahan dari IPA kemudian ditransfer melalui Pipa
Transmisi Air Curah menuju ke Reservoir Manyar dan kemudian didistribusikan ke
pelanggan melalui Pipa Distribusi.

I - 12
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.4. Jalur Rencana Pipa Transmisi dan Distribusi SPAM Gresik

Jenis Pipa Yang digunakan pada rencana jaringan transmisi adalah sebagai berikut:
- Steel pipe Ø 1000 mm, t=10 mm, dengan inner coating cement lining dan outer
coating aspal enamel. Pipa baja diameter 1000 mm digunakan pada unit pipa
transmisi air baku dari Intake ke IPA

- Steel pipe Ø 1100 mm, t=10 mm, dengan inner coating cement lining dan outer
coating aspal enamel. Pipa baja diameter 1100 mm digunakan pada unit pipa
transmisi air curah dari IPA ke Reservoir Manyar

- HDPE SDR 17 PN 10 Ø 630 mm - Ø 225 mm. Pipa HDPE digunakan pada unit
jaringan pipa distribusi utama (JDU).

Untuk mempermudah pengerjaan dilapangan dilakukan pembagian zoning pekerjaan


untuk pelaksanaan pekerjaan, dapat dibagi sesuai dengan denah sebagai berikut:

I - 13
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.5. Pembagian Zoning Pekerjaan Jalur Pipa Transmisi dan Distribusi SPAM Gresik

Keterangan:
 Untuk pengerjaan pipa steel dibagi menjadi 2 Zona yaitu Zona 1 dan Zona 2. Zona 1
merupakan pipa transmisi mulai dari Jalan Raya Mojopurogede sampai dengan
Jalan Raya Bungah Dukun menuju persimpangan jalan nasional.

 Sedangkan Zona 2 merupakan jalur transmisi yang melewati jalan nasional.


Pengerjaan pemasangan pipa transmisi di Zona 2 ini memiliki tingkat kesulitan yang
sangat tinggi. Selain berada pada Jalan Nasional yang sangat ramai, jalur ini juga
berseberangan dengan jalur pipa gas milik PGN. Di jalur ini diperlukan manajemen
lalu lintas dan manajemen K3 yang tinggi.

 Untuk pipa HDPE untuk jalur distribusi dibagi menjadi 2 Zona, yaitu Zona 3 & Zona
4. Pada Zona 3 ini sebagian besar pemasangan dilakukan di Kawasan Industri.

 Sedangkan Zona 4 merupakan jalur pipa distribusi yang menuju ke ke kota Gresik

Sebelum melakukan pembangunan jaringan pipa transmisi dan distribusi utama,


dilakukan survey terlebih dahulu terhadap jalan eksisting yang akan digunakan
sebagai jalur pipa serta mulai memitigasi hal –hal yang dapat menghambat pekerjaan
untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan oleh pemasangan pipa
trasnmisi dan distribusi.

I - 14
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Selain melakukan survey lapangan juga dilakukan pengumpulan data sekunder untuk
memastikan bahwa pemasangan pipa transmisi tidak menimbulkan risiko terhadap
pipa gas eksisting. Berdasarkan pengumpulan data tersebut menunjukan bahwa jalur
pipa gas PGN berdampingan dengan jalur pipa transmisi mulai dari persimpangan Jl
Tol Surabaya – Gresik sampai dengan persimpangan Jalan Nasional Tuban – Gresik
dengan Jalan Raya Bungah.

Sehingga dalam pembangunan pipa transmisi ini direncanakan letak posisi galian pipa
berada berseberangan dengan jalur pipa gas. Jalur pipa gas berada pada sisi sebelah
kanan (Arah dari Bungah menuju Manyar), sedangkan pipa transmisi berada di
sebelah kiri. Selanjutnya juga dilakukan survey terhadap jalur pipa distribusi untuk
mengidentifikasi metode pemasangan pipa yang cocok untuk tiap lokasi.

c. Metode Kerja Pemasangan Pipa

Gambar 1.6. Flowchart Pekerjaan Pemasangan Pipa Transmisi dan Distribusi

I - 15
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Metode kerja dengan galian terbuka (Open Cut)


Pemasangan pipa dengan metode galian terbuka akan terlebih dahulu melakukan
penggalian tanah di atas struktur pipa untuk mengerjakan jaringan pipa di bawah
tanah.
 Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan dilakukan untuk menyediakan berbagai kebutuhan
proyek sebelum pekerjaan konstruksi dimulai. Pekerjaan persiapan sebagai
berikut:
- Melakukan pengukuran dan pemasangan patok galian sesuai dengan yang
disebutkan dalam gambar rencana.
- Melakukan investigasi tanah pada jalur pipa untuk mengetahui karakter
tanah dan kadar air.
- Memasang papan nama proyek, papan tanda, dan papan informasi.
- Mempersiapkan Traffic Management Plan & peralatan pendukung untuk
sekitar area kerja dan berkordinasi dengan instansi/pihak terkait serta
sosialisasi dengan warga sekitar.
- Melakukan mobilisasi alat ke lokasi yang galian yang direncanakan.

 Pembangunan direksi keet dan gudang peralatan sementara


Direksi keet dan gudang dibangun sebagai tempat sarana kebutuhan kantor
proyek dan tempat penyimpanan berbagai peralatan pendukung, spareparts,
tools, obat-obatan, dan lain-lain.

 Pembongkaran lapisan permukaan


Sebelum penggalian semua material yang ada pada lapisan permukaan
dibongkar dan dikumpulkan untuk digunakan pada proses pemugaran
nantinya.

 Pekerjaan galian
Pekerjaan galian terdiri dari penggalian dan pengambilan semua bahan sisa
dan diangkut yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu dan yang dapat
digali dan diambil dengan menggunakan peralatan konvensional bergerak
tanpa perlu dilakukan pengeboran dan peledakan atau dapat menggunakan
excavator dengan vibro hammer apabila diperlukan.
- Perlindungan pada struktur yang sudah ada
Penggalian menggunakan tangan dilakukan untuk melindungi struktur
yang sudah ada, fasilitas-fasilitas, tiang-tiang, pohon-pohon, atau trotoar.
Pada batas area jalur bahan bakar dan gas di bawah tanah serta di atas

I - 16
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

tanah yang sudah ada, tenaga kerja diberikan peringatan terlebih dahulu
untuk menghindari putusnya, ganguan atau kerusakan lainnya pada jalur
dan fasilitas tersebut.

- Penggalian lahan
Lahan digali sehingga pipa bisa diletakkan pada jajaran dan kedalaman
yang diperlukan, dan lahan itu bisa digali sepanjang pipa yang akan
diletakkan sesuai kebutuhan.

- Lebar dan dalam galian


Lebar dan dalam galian disesuaikan dengan kebutuhan untuk meletakkan
dan menggabungkan pipa sesuai ketentuan, serta pengurugan dan
pemadatan sesuai ketentuan.

- Potongan soket dan flange


Potongan digali pada tiap batang agar bisa menyelesaikan pekerjaan
sambungan dengan baik.

- Panjang dari penggalian terbuka


Galian untuk tiap kru pemasangan pipa tidak boleh lebih dari yang telah
ditentukan oleh Dinas terkait dan konsultan pengawas

- Penggalian parit dan pembersihan pipa


Parit digali pada kedalaman tertentu sehingga menghasilkan penopang
dan bantalan yang sama dan berkesinambungan untuk pipa pada tanah
yang keras dan tidak terganggu pada tiap permukaan antara sambungan
soket atau flange.

- Penggalian pada tanah yang buruk


Bagian bawah galian pada sub-level yang tidak stabil atau terdapat
material-material yang tidak sesuai dikumpulkan pada tempat khusus, dan
dibuang ke TPS atas keputusan konsultan pengawas.

- Penopangan dan pemasangan pelat


Lobang galian ditopang dan dipelat agar tidak runtuh, sehingga para
pekerja bisa bekerja dengan selamat, selain itu juga menjaga
keselamatan permukaan jalan dan struktur lain.

I - 17
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

- Penyimpanan material galian


Pekerjaan dilakukan sesuai jadwal pekerjaan yang telah ditentukan
sehingga tidak mengganggu aktivitas pengguna jalan.

 Pemasangan pipa dan aksesoris kelengkapan pipa


Peralatan dan perlengkapan disediakan dan dirawat dengan baik untuk
proses penanganan dan peletakan pipa, valve dan fitting.
- Penurunan material pipa
Semua pipa, fitting, dan valve diturunkan satu persatu ke dalam lubang
galian (parit) secara hati-hati dan secara manual agar tidak terjadi
kerusakan pada material tersebut.

- Peletakan pipa
Semua tindakan pencegahan dilakukan untuk mencegah material asing
masuk ke dalam pipa ketika sedang ditempatkan pada jalur.

- Penyambungan pipa
Penyambungan pipa dilakukan dengan pengelasan. Terdapat 2 metode
pada pengelasan pipa, yaitu 5G & 6G. Dimana kedua metode ini
dibedakan berdasarkan posisi benda kerja / material pipa yang akan
disambung yaitu mendatar (5G) dan miring (6G).

- Pemeriksaan hasil penyambungan las


Setelah material pipa telah selesai disambungkan dilanjutkan pengecekan
kualitas pemasangan sesuai prosedur pengendalian mutu oleh team
QA/QC untuk memastikan bahwa hasil persiapan hingga pemasangan
sesuai dengan prosedur terkait.

- Coating hasil pengelasan


Setelah sambungan pipa dinyatakan sesuai spesifikasi teknis dilanjutkan
dengan persiapan coating hasil pengelasan.

- Pemotongan pipa
Pemotongan pipa dilakukan untuk memasang Tee atau valve serta
menghasilkan ujung yang rapi dan sudut yang tepat pada proses pipa.

- Pengujian Jaringan Pipa (Commissioning)


Setelah pemasangan jaringan pipa selesai, termasuk pipa saluran air,
valve, persilangan dan fitting, jalur pipa diuji untuk tes tekanan

I - 18
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

hidrostatis dan tes kebocoran (pengujian pada sambungan dan tes


tekanan).

- Pembilasan pipa
Semua pipa dibersihkan dengan membilas cabang saluran air, dimulai dari
bagian hulu kemudian secara bertahap menuju ke bagian hilir. Perbaikan
pipa dilakukan terhadap semua kebocoran yang ditemukanpada saat
membilas.

 Pengurugan dan pemadatan, meliputi:


- Material pengurugan
- Peralatan pengurugan
- Pengurugan parit

 Perbaikan bekas galian

 Metode HDD pada pekerjaan pipa HDPE


Horizontal Directional Drilled adalah metode konstruksi tanpa galian terbuka
yaitu menggunakan mesin bor dan dikombinasikan dengan teknik pembesaran
lubang. Pemasangan pipa dengan sistem Horizontal Directional Drilled adalah
suatu teknik dalam pemasangan pipa di dalam tanah dengan melubangi dengan
mesin bor melalui sebuah lubang masuk (Entry Point) sampai pada lubang keluar
(Exit Point). Pada Proyek SPAM Gresik pemasangan pipa HDPE menggunakan
metode HDD dilaksanakan pada jalur crossing dengan sungai.

I - 19
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.7. Flowchart Pekerjaan Pemasangan Pipa HDPE dengan Metode HDD

 Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi pengukuran dan pemasangan patok, investigasi
tanah, dan mobilisasi alat.

 Pembangunan direksi keet dan gudang peralatan sementara


Direksi keet dan gudang dibangun sebagai tempat sarana kebutuhan kantor
proyek dan tempat penyimpanan berbagai peralatan pendukung, spareparts,
tools, obat-obatan, dan lain-lain.

 Pengadaan material accesoris


Pipa yang datang dan seluruh material yang akan digunakan dalam konstruksi
harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari konsultan atau pemberi kerja
sebelum dibawa ke lapangan.

I - 20
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Persiapan area pengerjaan


Tim survey akan melakukan peninjauan kelokasi pekerjaan akan
dilaksanakan dan melakukan pendataan ulang kondisi di lokasi / lapangan
untuk pemutakhiran gambar (awal) asl idan memperbarui data/kondisi yang
terjadi di lokasi pekerjaan apabila terdapat perubahan.

 Penyambungan pipa HDPE


- Pemeriksaan awal
- Sambungan percobaan
- Proses penyambungan

 Pelaksanaan HDD
- Pilot boring (membuat lubang/ jalur pembuka), meliputi lotting/ mrking
jalur HDD dan setting mesin HDD.
- Pemasangan mata bor dan pemancar sinyal
- Pengeboran
- Pembesaran lubang boring(reaming)
- Penarikan pipa (pulling)

 Manajemen lalu lintas, meliputi:


 Rambu peringatan
 Rambu kerja (rambu lalu lintas)
 Traffic cone berlampu
 Traffic cone
 Lampu darurat / emergency (flash light / blitz)
 Petugas pengatur lalu lintas (flagmen)
 Kendaraan pengangkut rambu

4. Demobilisasi Peralatan
Kegiatan ini meliputi pengembalian kendaraan dan alat-alat berat setelah dipergunakan
selama kegiatan konstruksi berlangsung. Kegiatan demobilisasi peralatan ini akan
dilaksanakan pada jam-jam tertentu dimana kondisi jalan tidak terlalu padat untuk
menghindari terjadinya penurunan kinerja jalan.

5. Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara


Kegiatan ini dilakukan dengan mengurangi jumlah tenaga kerja lapangan secara
bertahap setelah berakhirnya proses konstruksi. Pengurangan tenaga kerja dilakukan
sesuai dengan beban pekerjaan dan kebutuhan jumlah pekerja di tiap tahapnya. Pada

I - 21
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

awal perekrutan tenaga kerja sementara telah dilakukan penjelasan mengenai rencana
durasi kontrak untuk meminimalkan terjadinya keresahan pada saat demobilisasi tenaga
kerja sementara dilaksanakan.

- Kegiatan di Tahap Operasi


Kegiatan yang dilaksanakan di dalam tahap operasi Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik diprakirakan sebagai berikut:
1. Mobilisasi Tenaga Kerja
Kegiatan pengoperasian IPA Mojopuro Gede akan memerlukan tenaga kerja sehingga
perlu dilakukan proses rekruitmen tenaga kerja. Jumlah total personil untuk Operasi
dan Perawatan adalah 35 orang. Jumlah personil dalam level manajemen berjumlah 7
orang atau sebesar 20% yang terdiri dari Direktur, Manajer, dan Supervisor yang akan
fokus di bagian Operasi dan Perawatan serta seorang Manajer Proyek yang akan
bertanggung jawab terhadap progres pekerjaan konstruksi. Jumlah staf terbesar (15
orang, atau sebesar 49% dari total personil BUP) berada pada bagian Operasi
dikarenakan beban kerja yang paling berat dibandungkan dengan unit lainnya. Jumlah
staf di bagian Engineering dan Perawatan berjumlah 3 orang atau sebesar 9% dari total
seluruh personil, diikuti oleh bagian General Affairs/SCM/Keuangan dengan jumlah staf
3 orang atau sebesar 9% yang membawahi OB, driver dan security (7 orang, atau
sebesar 20%).

Ditinjau dari latar belakang pendidikan, staf dengan lulusan universitas (minimal S1)
adalah 10 orang atau sekitar 29%, lulusan sekolah sarjana muda/diploma (minimal D3)
adalah 18 orang (51%), dan lulusan sekolah menengah atas (SMA/SMK/STM) adalah
mayoritas dengan jumlah 7 orang atau 20%. Disamping pegawai tetap (staf) yang
bersifat organik, BUP juga akan merekrut sejumlah tenaga outsourcing sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, misalnya sejumlah pekerja kasar (buruh) dibutuhkan untuk
pembuangan/pengerukan lumpur kering dari sludge dewatering. Para buruh ini akan
dipekerjakan secara sementara (temporary) sesuai dengan kebutuhan, sehingga jumlah
buruh tidak dihitung dalam staf organisasi BUP. Selain itu pula, outsourcing dapat juga
digunakan oleh BUP untuk posisi driver dan security.

Tabel 1.8. Rincian Tenaga Kerja Tahap Operasi


Jenis Kelamin Daerah Asal Pendidikan
No. Klasifikai Pekerja Min
L P Jml WNI WNA SMA/SMK D3
S1
1 Manajemen (direktur, √ √ 7 √ - 7
manajer, supervisor,
dan manajer proyek)

2 Staf operasi √ √ 15 √ - 14 1

I - 22
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Jenis Kelamin Daerah Asal Pendidikan


No. Klasifikai Pekerja Min
L P Jml WNI WNA SMA/SMK D3
S1
3 Engineering dan √ 3 √ - 2 1
perawatan

4 General √ √ 3 √ - 2 1
affairs/SCM/Keuangan

5 Driver dan security √ 7 √ 7

Total 35 7 18 10
Sumber: Data Pemrakarsa, 2019

2. Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum


Kegiatan pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum secara umum meliputi kegiatan :
 Pengolahan air baku menjadi air bersih dengan menggunakan Instalasi Pengolahan
Air
 Distribusi Air Bersih yang dihasilkan dari pengolahan dengan menggunakan IPA

Pengolahan Air Baku pada Instalasi Pengolahan Air


Sumber air baku instalasi pengolahan air (IPA) Mojopuro berasal dari Sungai Bengawan
Solo. Proses pengolahan air di IPA meliputi 3 tahapan yaitu :
1. Tahap penghilangan unsur padatan dalam air dengan metode pengendapan dan
penyaringan.
2. Tahap penghilangan unsur kimia dan perbaikan kualitas air dengan proses
presedimentasi, koagulasi flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi.
3. Tahap penghilangan bakteri patogen atau desinfektan dengan pemberian bahan
kimia untuk membunuh mikroorganisme.
Secara umum proses pengolahan air baku pada instalasi pengolahan air (IPA) Mojopuro
Gede dapat dilihat pada gambar berikut.

I - 23
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.8. Proses Pengolahan Air Baku pada IPA Mojopuro Gede

I - 24
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.9. Lay Out IPA Mojopuro Gede

I - 25
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Proses pengolahan air baku di IPA Mojopuro Gede secara terperinci adalah sebagai
berikut :
 Intake
Bangunan penyadap atau intake berfungsi untuk menyadap atau mengambil air
baku dari badan air sesuai dengan debit yang atau diperlukan untuk pengolahan.
Jenis intake digunakan adalah River Intake. Air baku dari sungai masuk ke dalam
sump well melalui penstock yang dilengkapi dengan penyaring kasar (screen).
Aliran air baku kemudian masuk ke dalam sump well. Sump well berfungsi untuk
mengatur ketersediaan air baku dan penyeimbang level air yang akan di pompa
sehingga udara tidak ikut terpompa karena dapat menyebabkan kavitasi sehingga
umur pompa tidak akan bertahan lama. Kemudian air baku ditransmisikan
menggunakan pipa transmisi air baku dengan diameter 1.000 mm dengan jarak +
1000 m dari intake sampai dengan bak presedimentasi.

Pada saat di pompakan, air baku di injeksi menggunakan chlorine (prechlorine)


untuk membunuh bakteri, mengurangi warna pada air baku, serta mencegah lumur
dan kerak dalam pipa transmisi. Pada pipa transmisi terdapat air vent (venting)
yang berfungsi membuang gelembung-gelembung udara yang terjebak dalam pipa
untuk menghindari terjadinya kavitasi pada saat pompa dihidupkan dan dimatikan.
 Prasedimentasi
Prasedimentasi adalah proses pengendapan yang dilakukan sebelum pengolahan
unit IPA untuk menghilangkan partikel diskrit. Fungsi utama dari unit
prasedimentasi adalah untuk menghilangkan/mencegah gravel, pasir, lumpur
maupun material kasar lainnya agar tidak masuk kedalam Instalasi Pengolahan Air
Minum (IPAM). Dengan dibangunnya prasedimentasi, material kasar yang terbawa
oleh air baku dapat direduksi sampai ke tingkat minimal sesuai dengan rancang
bangun yang akan diterapkan.

 Koagulasi
Setelah tahapan prasedimentasi mulai dilakukan pemberian bahan kimia koagulan
untuk melakukan proses koagulasi. Koagulasi merupakan proses destabilisasi
muatan partikel koloid dan tersuspensi dalam air dengan pengadukan cepat,
sehingga terbentuk penggabungan partikel. Pada proses koagulasi dilakukan
pengadukan cepat (rapid mixing) dan pembubuhan bahan kimia yang disebut
koagulan. Untuk mengetahui kondisi operasi pengolahan setiap tahapan proses
akan dilakukan pengecekan kualitas pH, warna, dan kekeruhan.

I - 26
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Flokuasi
Flokulasi merupakan proses pengadukan lambat untuk mempercepat laju
penggabungan (aglomerasi) partikel koloid yang telah terdestabilisasi sehingga
membentuk flok dengan ukuran yang dapat terendapkan dan tersaring. Pada
flokulasi dilakukan pengadukan lambat (slow mixing), aliran air disini harus
tenang.

Tujuan dari flokulasi adalah agar partikel-partikel dapat melakukan kontak


sehingga mereka akan bertumbukkan, saling menempel, dan membesar ke ukuran
yang siap diendapkan atau disaring. Pengadukan yang cukup harus dilakukan agar
flok dapat melakukan kontak dan mencegah flok mengendap di bak flokulasi.
Pengadukan berlebihan akan mengikis partikel flok sehingga ukuran flok menjadi
kecil dan mudah terdispersi. Oleh karena itu, kecepatan gradien harus dikontrol
dalam rentang yang relative sempit.

 Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel tersuspensi dari cairan dengan
menggunakan pengendapan secara gravitasi. Proses pengendapan yang dilakukan
di unit sedimentasi pada prinsipnya membuat partikel yang ada di air dapat
mengendap dan dipisahkan. Oleh karena itu proses pemisahan ini sangat
tergantung dari jenis partikel dalam air yang akan dipisahkan sehingga akan
diperoleh cairan yang jernih. Jenis partikel dalam air dipengaruhi oleh gravitasi.
Partikel yang halus akan mengapung, sedangkan partikel yang besar seperti
lumpur akan mengendap atau bergerak ke bawah. Partikel yang melayang disebut
partiket koloid.

Bak sedimentasi terdiri atas zona inlet, zona pengendapan, zona outlet, dan zona
Lumpur. Aliran air dalam bak secara keseluruhan menuju ke permukaan, namun
sebelum itu, air harus melewati plat-plat. Sewaktu air mengalir ke atas melewati
plat, lapisan lumpur yang terjadi pada permukaan plat secara perlahan turun ke
ruangan di bawah plat. Bak pengendap akan memisahkan bagian-bagian yang
terapung, mengendapkan lumpur, dan cairan yang jernih. Lumpur yang
diendapkan dikumpulkan pada dasar bak yang dapat dilakukan dengan pengaturan
kemiringan dasar bak. Lumpur dikeluarkan dari bak secara periodik melalui pipa
lumpur khusus yang dapat pula dioperasikan dengan pompa.

I - 27
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Filtrasi
Filtrasi merupakan proses pemisahan padatan dari larutan dengan melewatkan
larutan tersebut melalui media berpori untuk menyisihkan sisa-sisa partikel/flok
yang masih terbawa dalam proses pengendapan.

 Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pengolahan air dengan tujuan membunuh kuman atau
bakteri yang ada dalam air.Proses desinfeksi dilakukan sebelum air bersih
didistribusikan, sehingga air menjadi aman untuk dikonsumsi.
Chlorination didesain dengan injeksi gas chlorine kadar 100 %, dengan dosis pre-
chlor 3 ppm dan dosis post-chlor 2 ppm.

Distribusi Air Bersih


Air bersih hasil pengolahan dari IPA Mojopuro Gede akan dialirkan menggunakan
tenaga pompa melalui pipa trasmisi ND-1100 mm sepanjang + 15 km menuju reservoir
Manyar. Kondisi topografi antara lokasi intake, IPA, Reservoir Manyar dan daerah
pelayanan adalah relatif datar sehingga perlu tenaga pompa untuk mengalirkannya.
Untuk mengalirkan air minum ke Reservoir Manyar direncanakan akan dipasang 3
pompa (2 unit operasi dan 1 unit cadangan), dengan kapasitas masing-masing adalah
375 liter/detik dan head pompa 30 meter.

Direncanakan pipa transmisi air curah akan diletakkan mengikuti jalan desa Sidomukti
menuju jalan raya Mojopurogede, jalan raya Bungah, kemudian di persimpangan
dengan jalan raya Daendels/Propinsi belok ke kanan menuju arah kota Gresik, terus
mengikuti jalan raya propinsi sampai ke rencana lokasi Reservoir Manyar di pintu
masuk Kawasan Industri AKR/JIIPE.

Reservoir Manyar ini direncanakan mempunyai volume penampungan 9000 m3 dan akan
dilengkapi dengan 3 unit pompa distribusi dengan debit masing-masing 375 l/det, head
80 m untuk melayani kota dan 2 unit pompa khusus untuk melayani kawasan industri
JIIPE, dengan debit masing-masing 375 l/det, head 50 m.

Dari Reservoir Manyar, selanjutnya air minum akan didistribusikan ke daerah


pelayanan yang terbagi atas 2 zona yaitu pipa JDU khusus melayani kawasan industri
JIIPE dan pipa JDU untuk zona pelayanan kota yang mencakup wilayah Manyar,
Kebomas dan Gresik. Pipa JDU yang akan melayani daerah Manyar, Gresik dan
Kebomas, akan diletakkan mengikuti jalan raya Sukomulya, jalan raya Gubernur Suryo
hingga pertemuan dengan jalan Usman Sadar di Gresik. Pipa JDU direncanakan akan

I - 28
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

menggunakan bahan jenis HDPE dengan diameter bervariasi mulai dari ND-600mm
hingga 355mm. sebagai pipa JDP dan JDB menggunakan pipa dengan diameter 200mm –
315mm.

3. Pemeliharaan dan Perawatan


Kegiatan ini mencakup pemeliharaan sarana dan fasilitas pendukungnya, antara lain
IPA, reservoir air bersih, jaringan pipa transmisi, laboratorium dan bangunan kantor.
Kegiatan pemeliharaan tersebut ditujukan untuk memaksimalkan produksi air bersih.

I - 29
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Sarana dan Prasarana Penunjang


Terdapat beberapa fasilitas penunjang (utilitas) yang akan dibangun. Jenis fasilitas
penunjang yang akan dibangun tersebut dijelaskan pada uraian berikut:

Sistem Penyediaan Air Bersih


Kebutuhan air bersih untuk aktifitas domestik tenaga kerja di lingkup Sistem
Penyediaan Air Minum akan disuplai dari air bawah tanah untuk tahap konstruksi dan
air bersih dari hasil pengolahan IPA untuk tahap operasi. Berikut adalah prakiraan
kebutuhan air bersih yang diperlukan untuk tahap konstruksi dan tahap operasi.

TAHAP KONSTRUKSI
Pada tahap konstruksi, kebutuhan tenaga kerja adalah sebanyak 65 orang. Berdasarkan
(sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta), kebutuhan air bersih/orang/hari adalah 200 liter. Maka
kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi diperkirakan sesuai perhitungan berikut:
Kebutuhan air untuk kegiatan domestik
Kebutuhan air/orang/hari = 200 liter/orang/hari
Total jumlah tenaga kerja = 65 orang
Total kebutuhan air bersih = ∑ tenaga kerja x ∑ kebutuhan air bersih
= 65 orang x 200 liter/orang/hari
= 13.000 liter/hari = 20 m³/hari
Kebutuhan air untuk proses konstruksi
Kebutuhan air untuk proses mixing material bangunan ini diperkirakan mencapai 5
m3/hari.
Kebutuhan air untuk penyiraman dan pemadatan lahan
Kebutuhan air untuk ini diperkirakan mencapai 2 m3/hari. Air ini digunakan terutama
jika kegiatan konstruksi dilakukan pada musim kemarau agar lokasi kegiatan tidak
berdebu dan juga agar tanah stabil dan padat.

Total kebutuhan air pada tahap konstruksi adalah 20 m 3/hari.

TAHAP OPERASI
Untuk kebutuhan air pada tahap operasi adalah sebagai berikut. (Sumber :
Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta). Sumber air bersih adalah dari air sumur dan air tangki. Untuk
kebutuhan air tenaga kerja pada tahap operasi diperkirakan 100 liter/orang/hari.
Kebutuhan Air Tenaga Kerja:

I - 30
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Kebutuhan air/tenaga kerja/hari = 100 liter/orang/hari


Total jumlah tenaga kerja = 35 orang
Total kebutuhan air bersih = ∑ orang x ∑ kebutuhan air bersih
= 35 orang x 100 liter/orang/hari
= 3.500 liter/hari = 3,5 m³/hari
Keperluan Penyiraman Tanaman:
Kebutuhan air untuk penyiraman tanaman = 1 m3/hari
Pada tabel berikut disajikan penggunaan air bersih secara keseluruhan pada tahap
operasi.

Tabel 1.9. Prakiraan Kebutuhan Penggunaan Air Bersih Tahap Operasi


Fungsi Jumlah Kebutuhan Sub Total Keterangan
Air
Kegiatan domestik 35 100 3.500 lt/hari Masuk ke dalam
karyawan lt/org/hari septic tank
Penyiraman Tanaman - 1.000 lt/hari 1.000 lt/hari Meresap ke dalam
tanah
Total Kebutuhan air 4.500 lt/hari -
(4,5 m3/hari)
Sumber: Hasil Perhitungan, 2019

Sistem Pengelolaan Air Limbah


Untuk pengolahan air limbah domestik (black water) dari tenaga kerja pada tahap
operasi akan diolah menggunakan septic tank. Diperkirakan jumlah air limbah yang
dihasilkan adalah sebesar 70% dari air bersih yang digunakan. Berikut adalah prakiraan
volume limbah cair yang dihasilkan.

Tabel 1.10. Prakiraan Volume Limbah Cair Yang Dihasilkan


No Bangunan Total Prakiraan Limbah Yang
Penggunaan Air Dihasilkan (m3/hari)
(m3/hari)
TAHAP KONSTRUKSI
1 Kegiatan Domestik Tenaga Kerja 13 9,10
TAHAP OPERASI
1 Kegiatan domestik karyawan 3,5 2,45
Sumber: Hasil Perhitungan, 2019

Pada gambar berikut disajikan neraca air bersih yang dibutuhkan dan air limbah yang
dihasilkan.

I - 31
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

TAHAP KONSTRUKSI
Air Sumur Kegiatan Domestik
Air Limbah Domestik
Dalam Tenaga Kerja Septic Tank
9,1 m3/hari
20 m3/hari 13 m3/hari

Campuran Material
Konstruksi Habis Terpakai
5,0 m3/hari

Penyiraman Area Proyek


Meresap ke Tanah
2,0 m3/hari

TAHAP OPERASI
Kegiatan Domestik
Air IPA Air Limbah Domestik
Karyawan Septic Tank
4,5 m3/hari 2,45 m3/hari
3,50 m3/hari

Penyiraman Tanaman
Meresap ke Tanah
1,00 m3/hari

Gambar 1.10. Neraca Air

Pengolahan Lumpur IPA


Lumpur basah (slurry) hasil dari proses prasedimentasi dan sedimentasi pada IPA akan
dialirkan secara gravitasi menuju ke Sludge Basin sebelum dipompakan ke area
pengolahan lumpur Sludge Drying Bed (SDB). Air filtrat yang terpisah dari lumpur di
SDB nantinya akan dikembalikan ke dalam proses menuju ke unit Backwash Drain Basin
sebelum dipompakan kembali ke Presedimentation Tank. Skema pengolahan lumpur
ada pada gambar dibawah berikut ini.
a. Sludge Basin
Slurry yang dihasilkan dari prasedimentasi dan sedimentasi dialirkan secara
gravitasi menuju Sludge Basin, ukuran Panjang 15 m Lebar 7,5 m. Material
bangunan direncanakan menggunakan Reinforced Concrete dengan jumlah 1 (satu)
unit dan terdapat 2 (dua) pompa submersible yang akan memompakan slurry
menuju Sludge Drying Bed.

b. Sludge Drying Bed


Unit Sludge Drying Bed berfungsi untuk menampung lumpur pengolahan dan
memisahkan lumpur yang bercampur dengan air dengan cara proses penguapan
menggunakan energi penyinaran matahari (evaporasi). Material bangunan
direncanakan menggunakan Reinforced Concrete dengan jumlah 6 (enam) unit
dengan masing-masing dimensi ukuran Panjang 20 m Lebar 12,1 m Tinggi 1,5 m.

I - 32
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.11. Sketsa Pengolahan Lumpur

Sistem Penyediaan Energi Listrik


Penyedia daya listrik untuk IPA Mojopuro Gede dan Intake di pasok oleh PLN area
setempat dengan jaringan 20 kV, Trafo yang akan digunakan adalah trafo stepdown
20kV/400 V ; 2000 kVA sebanyak 1 unit untuk Intake dan IPA. Untuk sumber listrik di
area intake diambil dari trafo IPA Mojopuro Gede dengan menarik kabel tanah NYFGBY
sepanjang 1 kilo meter. Sementara untuk back up power yang digunakan adalah
generator set dengan kapasitas 1500 kVA. Untuk trafo di Reseservoir Manyar
menggunakan Trafo step down 20KV/400V dengan kapasitas 1500 kVA dengan back up
power generator set 1875 kVA apabila terjadi black out dari PLN.

Hal utama yang harus disediakan adalah ruang panel. Panel ini berfungsi mengatur
pasokan listrik ke dan di dalam bangunan. Genset akan ditempatkan di ruang khusus
sehingga bila beroperasi tidak menyebabkan gangguan seperti getaran dan kebisingan.

Sistem Penanganan Kebakaran


Antisipasi dan pencegahan terjadinya kebakaran dilakukan dengan penyediaan fire
protection berupa APAR (Alat Pemadam Api Ringan) pada setiap bangunan. APAR
tersebut berfungsi untuk penanggulangan awal kebakaran. Sistem pencegahan
kebakaran di dalam lokasi kegiatan terutama di bangunan kantor dilakukan baik secara
pasif maupun aktif. Sistem pencegahan secara pasif dilakukan dengan membuat
peraturan yang ditujukan kepada para pengguna bangunan agar :
 Mengindari penumpukan barang-barang yang mudah terbakar

I - 33
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Mengatur perencanaan ruang di dalam bangunan sehingga ruangan mendapat


sirkulasi udara yang cukup, mengatur kelembapan udara dan pencahayaan di
dalam ruangan.
 Adanya pedoman Standard Operation Prcedure (SOP) dalam penanggulangan
keadaan darurat kebakaran.
 Disediakan denah jalur evakuasi di dalam lokasi untuk mempermudah evakuasi

Sedangkan sistem pencegahan kebakaran secara aktif dilakukan dengan :


 Memasang alat alarm kebakaran di masing-masing bangunan
 Meletakkan alat pemadam kebakaran pada tempat yang mudah dijangkau dan
dalam jumlah yang cukup.
 Penyediaan fire protection berupa APAR (Alat Pemadam Api Ringan) pada
setiap bangunan.
 Pengecekan kondisi APAR secara berkala.

Buffer Zone
Untuk melengkapi area Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di dalam lokasi proyek,
akan ditanam tanaman dengan jenis antara lain adalah Flamboyan (Delonix regia),
Peltophorum pterocarpum (flamboyan kuning), trembesi (Samanea saman), angsana
(Pterocarpum indicum), mangga (Mangifera indica), Akasia (Acacia spp), Cassia (Cassia
spp), Cemara udang (Cassuarina equisetifolia). RTH sebaiknya terletak di sekeliling
area proyek. Tanaman yang berada di dalam area RTH yang mengelilingi area proyek
juga dapat berfungsi sebagai buffer zone dan green belt untuk menyerap polusi udara
dan kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum di
dalamnya.

Sistem Pengelolaan Limbah Padat


Sistem pengelolaan sampah dilakukan dengan menyediakan Tempat Penampungan
Sementara (TPS) di lokasi kegiatan. Untuk pengangkutan sampah yang terkumpul
menuju TPA akan dikoordinasikan oleh PDAM Giri Tirta Kab. Gresik dengan instansi
terkait. Sedangkan untuk sampah anorganik/sampah kering yang bisa didaur ulang
akan disalurkan kepada pihak ketiga untuk diolah lebih lanjut.

I - 34
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Berikut ini adalah perhitungan timbulan sampah domestik pada tahap konstruksi:
Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi = 100 orang
Jumlah timbulan sampah/ orang = 1,5 – 2,0 l/orang/hari untuk kota sedang
(Sumber : Damanhuri, Prof. Enry, “Pengelolaan Sampah”, Program Studi TL-FTSP, ITB,
2011)
Total jumlah sampah = Jumlah tenaga kerja x timbulan sampah
= 65 orang x 2,0 l/orang/hari
= 130 liter/hari
= 0,13 m3/hari
Berikut ini adalah perhitungan timbulan sampah domestik pada tahap operasi:
Jumlah Tenaga Kerja Tahap Operasi = 35 orang
Jumlah timbulan sampah/ orang = 1,5 – 2,0 l/orang/hari untuk kota sedang
(Sumber : Damanhuri, Prof. Enry, “Pengelolaan Sampah”, Program Studi TL-FTSP, ITB,
2011)
Total jumlah sampah = Jumlah tenaga kerja x timbulan sampah
= 35 orang x 2,0 l/orang/hari
= 70,0 liter/hari
≈ 0,07 m3/hari

1.1.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proyek


Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik dibagi
menjadi 3 (tiga) tahap pelaksanaan, yaitu pra-konstruksi, konstruksi, dan operasi, yang
kemudian akan dilanjutkan dengan kegiatan operasional. Jadwal selengkapnya dapat dilihat
di tabel berikut.

I - 35
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Tabel 1.11. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proyek

I - 36
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

1.1.4. Alternatif-Alternatif yang Akan Dikaji dalam ANDAL

Kajian alternatif pada kegiatan proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik ini tidak ada karena lokasi dan teknologi yang digunakan telah
dianalisa dalam studi kelayakan (Feasibility Study). Dari hasil studi kelayakan tersebut telah
dipilih keputusan dari alternatif-alternatif yang ada. Sehingga dalam dokumen AMDAL tidak
dipaparkan kembali alternatif kajiannya.

1.2. Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang ditelaah/dikaji


1.2.1. Dampak Potensial
Esensi dari proses identifikasi dampak potensial ini adalah menduga semua dampak yang
berpotensi terjadi jika rencana usaha dan/atau kegiatan dilakukan pada lokasi tersebut.
Proses identifikasi dampak potensial dilakukan dengan matrik dan bagan alir. Berikut adalah
matriks identifikasi dampak potensial yang dihasilkan dari masing-masing tahapan kegiatan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik.

I - 37
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Tabel 1.12. Matriks Identifikasi Dampak Potensial


Komponen Kegiatan Prakonstruksi Konstruksi Operasi
Komponen Lingkungan & Dampak 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Fisik-Kimia
I. Kualitas Udara Dan Kebisingan
Debu dan Penurunan Kualitas Udara P P P
Peningkatan Kebisingan P P P P
II. Hidrologi
Penurunan Kualitas Air Permukaan P P
Terjadinya Banjir P
III. Ruang, Tanah Dan Lahan
Terjadinya Keretakan Bangunan Sekitar P
Peningkatan Estetika Lingkungan P
IV. Transportasi
Pengurangan Umur Jalan P P P
Penurunan Kinerja Jalan P P P
Tumpahan Material di Jalan P
Biologi
I.Flora
Penurunan Keanekaragaman Hayati
Sosial, Ekonomi & Budaya
I. Sosial - Ekonomi
Terciptanya Kesempatan Kerja P P
Hilangnya Kesempatan Kerja P
Terciptanya Kesempatan Berusaha P
Peningkatan Pendapatan S S
Penurunan Pendapatan S
Peningkatan PAD P
Peningkatan Ketersediaan Air Bersih P
II. Budaya
Keresahan Masyarakat P P S S S S S
III. Pertahanan/Keamanan
Gangguan Kamtibmas P
Kesehatan Masyarakat
I. Parameter Yg Berpengaruh Thd Kesehatan
Gangguan Kesehatan Masyarakat S S
Penurunan Sanitasi Lingkungan S S
II. Kondisi Sanitasi Lingkungan
Peningkatan Limbah Padat Domestik P P
Timbulnya Buangan Material P
Timbulnya Limbah B3 P

Keterangan : P = Dampak Primer


1 Perijinan 7 Demobilisasi Peralatan
2 Sosialisasi Proyek 8 Demobilisasi Tenaga Kerja
3 Pemagaran Proyek dan Pengoperasian Basecamp 9 Mobilisasi Tenaga Kerja
4 Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara 10 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
5 Mobilisasi Peralatan dan Material 11 Pemeliharaan dan Perawatan
6 Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa

I - 38
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

1.2.2. Dampak Penting Hipotetik


Dampak penting hipotetik dihasilkan dari evaluasi terhadap dampak potensial, pelingkupan
pada tahap ini bertujuan untuk menghilangkan atau meniadakan dampak potensial yang di
anggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak besar dan penting
hipotetik yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi
ANDAL. Berikut disajikan dampak-dampak penting hipotetik Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik pada tahap pra-konstruksi,
konstruksi, dan operasi.

a. Tahap Pra-Konstruksi
Pada tahap pra-konstruksi, berikut adalah daftar dampak penting hipotetik hasil evaluasi
terhadap dampak potensial:
1) Perijinan
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting
hipotetik

2) Sosialisasi Proyek
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting
hipotetik

b. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi, berikut adalah daftar dampak penting hipotetik hasil evaluasi
terhadap dampak potensial:
1) Pemagaran Proyek dan Pengoperasian Basecamp
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting
hipotetik
2) Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
 Terciptanya Kesempatan Kerja
3) Mobilisasi Peralatan dan Material
 Debu dan Penurunan Kualitas Udara
 Pengurangan Umur Jalan
 Penurunan Kinerja Jalan
 Keresahan Masyarakat
4) Penyiapan Lahan
 Debu dan Penurunan Kualitas Udara
5) Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa
 Debu dan Penurunan Kualitas Udara

I - 39
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Peningkatan Kebisingan
 Penurunan Kinerja Jalan
 Keresahan Masyarakat
6) Demobilisasi Peralatan
 Penurunan Kinerja Jalan
7) Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting
hipotetik.

c. Tahap Operasi
Pada tahap operasi, berikut adalah daftar dampak penting hipotetik hasil evaluasi terhadap
dampak potensial:
1) Mobilisasi Tenaga Kerja
 Terciptanya Kesempatan Kerja
2) Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
 Debu dan Penurunan Kualitas Udara
 Peningkatan Kebisingan
 Peningkatan Ketersediaan Air Bersih
 Penurunan Kualitas Air Permukaan
 Peningkatan Aliran Run Off
 Penurunan Kinerja Jalan
 Terciptanya Kesempatan Berusaha
 Keresahan Masyarakat
 Peningkatan Limbah Padat Domestik
 Timbulnya Limbah B3
3) Pemeliharaan dan Perawatan
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting
hipotetik

Bagan alir dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik disajikan pada gambar
berikut.

I - 40
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.12. Bagan Alir Pelingkupan Dampak

I - 41
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

1.3. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


Penentuan batas wilayah studi untuk menyusun ANDAL, disesuaikan dengan karakteristik
aktivitas kegiatan dan besaran dampak kegiatan yang diperkirakan timbul serta jangkauan
atau penyebarannya. Batas wilayah studi ditentukan berdasarkan pertimbangan luasnya
daerah dampak yang terpengaruh oleh kegiatan proyek dan jenis dampak penting yang
mungkin timbul. Adapun batas-batas tersebut adalah:

 Batas Proyek
Batas wilayah proyek merupakan ruang tempat suatu rencana kegiatan dimana akan dilakukan
kegiatan, baik pada tahap pra-konstruksi, konstruksi, dan operasi. Batas wilayah proyek yang
direncanakan untuk membangun Area Sistem Penyediaan Air Minum yang berada di Kec.
Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik (Gambar 1.13).

 Batas Ekologis
Batas ekologis merupakan ruang persebaran dampak dari kegiatan yang direncanakan, baik
pemukiman, jalan, maupun kegiatan lain di sekitarnya (Gambar 1.14.). Proses alami yang
berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan yang mendasar
akibat adanya disperse udara dari kegiatan proyek yang mengikuti arah angin dominan dari
timur menuju ke barat serta mengikuti arah aliran Saluran Penerima dari barat menuju ke
timur. Batas ini ditetapkan berdasarkan proses sebaran dampak terhadap komponen fisik-
kimia dan biologi.

 Batas Sosial
Yang termasuk dalam batas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha atau kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai
tertentu yang mapan (termasuk sistem dan struktur sosial) sesuai dengan proses dinamika
sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan dasar akibat
terjadinya suatu usaha. Batas sosial untuk kegiatan proyek ini adalah pemukiman penduduk
yang berada di sekitar lokasi proyek. (Gambar 1.15.).

 Batas Administratif
Batas administratif merupakan batas ruang tempat masyarakat sekitar rencana Pembangunan
Area Sistem Penyediaan Air Minum dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi
dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan
demikian, batas administrasi yang digunakan dalam studi ini adalah Kec. Bungah, Kec.
Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik yang ditampilkan pada Gambar 1.16.

I - 42
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Batas Wilayah Studi


Batas wilayah studi merupakan kesatuan dari keempat wilayah di atas namun penentuannya
disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memberikan keterbatasan sumber
data, seperti waktu, dana, tenaga, teknik, dan metode telaah. Dengan demikian, ruang
lingkup wilayah studi bertitik tolak pada ruang bagi rencana usaha dan/atau kegiatan,
kemudian diperluas ke ruang ekosistem, ruang sosial, dan ruang administratif yang lebih luas.
Batas wilayah studi Area Sistem Penyediaan Air Minum ini dapat dilihat pada Gambar 1.17.

I - 43
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.13. Peta Batas Proyek (A3)

I - 44
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.14. Peta Batas Ekologis (A3)

I - 45
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.15. Peta Batas Sosial (A3)

I - 46
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.16. Peta Batas Administrasi (A3)

I - 47
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 1.17. Peta Batas Wilayah Studi (A3)

I - 48
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Batas Waktu Kajian


Batas waktu kajian rencana kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik ditetapkan berdasarkan jadwal proyek yang lamanya sesuai
dengan rencana usaha dan/atau kegiatan pada 3 tahap yaitu tahap pra-konstruksi, konstruksi,
dan operasi. Selengkapnya mengenai batas waktu kajian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.13. Batas Waktu Kajian


No Uraian Kegiatan Batas Waktu Alasan
Kajian
Tahap Pra-Konstruksi
1 Perijinan 5 bulan Sesuai dengan Jadwal
Proyek
2 Sosialisasi Proyek 1 bulan Sesuai dengan Jadwal
Proyek
Tahap Konstruksi
1 Pemagaran Area dan Pengoperasian Basecamp 1 Bulan Sesuai dengan Jadwal
Proyek
2 Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara 1 Bulan Sesuai dengan Jadwal
Proyek
3 Mobilisasi Peralatan dan Material 3 Bulan Sesuai dengan Jadwal
Proyek
4 Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan 10 Bulan Sesuai dengan Jadwal
Pipa Proyek
5 Demobilisasi Peralatan 1 Bulan Sesuai dengan Jadwal
Proyek
6 Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara 1 Bulan Sesuai dengan Jadwal
Proyek
Tahap Operasi
1 Mobilisasi Tenaga Kerja 1 Bulan Prediksi tim tentang waktu
yang dibutuhkan untuk
rekruitmen tenaga kerja
2 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum 3 Tahun Prediksi tim mengenai waktu
yang dibutuhkan agar
kegiatan operasional dapat
berjalan secara maksimal
3 Pemeliharaan dan Perawatan 3 Tahun Prediksi tim mengenai waktu
yang dibutuhkan agar
kegiatan operasional dapat
berjalan secara maksimal.
Sehingga pemeliharaan pun
dilakukan untuk seluruh
bangunan yang ada.

Pada tabel berikut disajikan ringkasan proses pelingkupan dampak yang telah dilakukan.

I - 49
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Tabel 1.14. Ringkasan Proses Pelingkupan


Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
Tahap Pra Konstruksi
1 Perijinan - Bekerjasama dengan Komponen Keresahan Hanya melibatkan Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 6 bulan,
instansi terkait sosial masyarakat institusi terkait, tidak DPH. Manyar, dan Kec. mengingat
- Koordinasi dengan pihak budaya berpotensi besar Gresik lama
Desa menimbulkan keresahan b. Secara rinci dapat pengurusan
masyarakat dilihat pada peta periijinan
batas sosial rata-rata 6
bulan.
2 Sosialisasi Menjelaskan rencana Sosial, Keresahan Dikarenakan kegiatan Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. I bulan
Proyek kegiatan secara jelas dan Ekonomi, masyarakat sosialisasi proyek hanya DPH Manyar, dan Kec.
transparan Budaya berlangsung sesaat Gresik
sehingga tidak b. Secara rinci dapat
menimbulkan dampak dilihat pada peta
keresahan masyarakat batas sosial
yang signifikan.
Tahap Konstruksi
1a Pemagaran Pembuatan septic tank Fisik Kimia Penurunan Dikarenakan telah Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
proyek dan sementara di basecamp Kualitas Air disediakan fasilitas MCK DPH Manyar, dan Kec. mengingat
pengoperasian Permukaan dan penyediaan septic Gresik kegiatan yang
basecamp tank untuk pengolahan b. Secara rinci dapat dilakukan
limbah tersebut dilihat pada peta dalam
batas ekologi basecamp
secara umum
hampir sama
sehingga
pengeloaan
dan
pemantauan
cukup
dilakukan
harian saja.
1b Pemagaran Penyediaan TPS di area Kondisi Peningkatan  Akan dibuatkan TPS di Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
proyek dan basecamp selama konstruksi Sanitasi Limbah Padat dalam area basecamp DPH Manyar, dan Kec. mengingat

I - 50
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
pengoperasian Lingkungan Domestik untuk pengelolaan Gresik kegiatan yang
basecamp sampah yang dihasilkan b. Secara rinci dapat dilakukan
 Disediakan grease trap dilihat pada peta dalam
dan dilakukan batas Ekologi basecamp
pengelolaan terhadap secara umum
lemak yang terkumpul hampir sama
sebagai limbah padat sehingga
domestik pengeloaan
dan
pemantauan
cukup
dilakukan
harian saja.
1c Pemagaran Penerapan standart K3 Kesehatan Penurunan Penerapan K3 oleh Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
proyek dan dalam pengelolaan sampah Masyarakat sanitasi kontraktor untuk DPH Manyar, dan Kec. mengingat
pengoperasian dan limbah cair yang lingkungan menjaga kondisi sanitasi Gresik kegiatan yang
basecamp dihasilkan tetap baik b. Secara rinci dapat dilakukan
dilihat pada peta dalam
batas sosial basecamp
secara umum
hampir sama
setiap harinya
sehingga
pengeloaan
dan
pemantauan
cukup
dilakukan
harian saja.
2a Mobilisasi Menghimbau kepada Sosial, Terciptanya Jumlah kesempatan kerja Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 minggu,
Tenaga Kerja kontraktor pelaksana proyek Ekonomi, Kesempatan meningkat Manyar, dan Kec. mengingat
agar menggunakan tenaga Budaya Kerja Gresik proses
kerja lokal b. Secara rinci dapat penerimaan
dilihat pada peta tenaga kerja
batas sosial membutuhkan

I - 51
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
waktu relatif
cepat dan
dapat
dipenuhi
dalam waktu
7 hari.
2b Mobilisasi - Sosial, Peningkatan Kegiatan ini tidak Disimpulkan Tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
Tenaga Kerja Ekonomi, pendapatan signifikan meningkatkan DPH. Namun dampak ini Manyar, dan Kec. peningkatan
Budaya pendapatan masyarakat tetap dikelola dengan cara: Gresik pendapatan
- Membayar tenaga kerja b. Secara rinci dapat ini dapat
minimal sesuai UMR dilihat pada peta dilihat dari
Kabupaten Gresik batas sosial penghasilan
rata-rata
bulanan
sebelum dan
sesudah
bekerja.
3a Mobilisasi - Fisik kimia Debu dan Lalu lalang Kendaraan Disimpulkan menjadi DPH a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan dan Penurunan pembawa material dapat untuk debu dari dengan
Material Kualitas Udara menurunkan kualitas mobilisasi adalah asumsi bahwa
udara untuk parameter sepanjang jalang dalam masa
debu angkut yang mobilisasi,
berdekatan ritase
dengan mobilisasi
pemukiman dianggap
b. Secara rinci dapat sama
dilihat pada peta sehingga
batas Ekologi. besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
3b Mobilisasi - Fisik kimia Peningkatan Akan dilakukan Disimpulkan Tidak menjadi a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan dan kebisingan pembatasan kecepatan DPH. untuk kebisingan dengan
Material kendaraan agar tidak dari mobilisasi asumsi bahwa

I - 52
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
menimbulkan kebisingan adalah sepanjang dalam masa
dengan tingkat intensitas jalang angkut mobilisasi,
yang tinggi yang berdekatan ritase
dengan mobilisasi
pemukiman dianggap
b. Secara rinci dapat sama
dilihat pada peta sehingga
batas Ekologi. besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
3c Mobilisasi Penyesuaian kendaraan yang Fisik Kimia Pengurangan Meskipun telah Disimpulkan menjadi DPH a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan dan digunakan dengan kelas Umur Jalan disesuaikan dengan kelas untuk dengan
Material jalan jalan, Pengurangan Umur Pengurangan asumsi bahwa
Jalan tetap berpotensi Umur Jalan dari dalam masa
untuk terjadi mobilisasi adalah mobilisasi,
di sepanjang ritase
jalan angkut yang mobilisasi
berdekatan dianggap
dengan lokasi sama
proyek sehingga
b. Secara rinci dapat besaran yang
dilihat pada peta perlu dikelola
batas Ekologi. dan dipantau
adalah secara
harian saja
3d Mobilisasi Pengaturan waktu mobilisasi Fisik Kimia Penurunan Adanya lalu-lalang Disimpulkan menjadi DPH. a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan dan kendaraan (tidak pada saat Kinerja Jalan kendaraan berat akan untuk dengan
Material tingkat kepadatan jalan menyebabkan Penurunan peningkatan asumsi bahwa
tinggi) Kinerja Jalan kepadatan dan dalam masa
kemacetan lalu mobilisasi,
lintas dari ritase
mobilisasi adalah mobilisasi
sepanjang jalan dianggap

I - 53
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
angkut yang sama
berdekatan sehingga
dengan besaran yang
pemukiman perlu dikelola
b. Secara rinci dapat dan dipantau
dilihat pada peta adalah secara
batas Ekologi. harian saja
3e Mobilisasi Penutupan bak truk Fisik kimia Tumpahan - Dilakukan penutupan Disimpulkan Tidak menjadi a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan dan pengangkut material Material di Jalan bak truk selama DPH untuk tumpahan dengan
Material pengangkutan material dari asumsi bahwa
material mobilisasi adalah dalam masa
sepanjang jalang mobilisasi,
angkut yang ritase
berdekatan dengan mobilisasi
pemukiman dianggap
b. Secara rinci dapat sama
dilihat pada peta sehingga
batas Ekologi. besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
3f Mobilisasi Menyediakan posko Sosial, Keresahan Adanya Penurunan Disimpulkan menjadi DPH. a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
Peralatan dan pengaduan masyarakat ekonomi, Masyarakat Kinerja Jalan akan Manyar, dan Kec. dengan
Material budaya menyebabkan Gresik asumsi bahwa
masyarakat menjadi b. Secara rinci dapat dalam masa
resah dilihat pada peta mobilisasi,
batas sosial ritase
mobilisasi
dianggap
sama
sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau

I - 54
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
adalah secara
harian saja
4a Penyiapan - Fisik kimia, Debu dan Kegiatan ini akan Disimpulkan menjadi DPH. a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
Lahan berupa Penurunan menyebabkan debu yang Manyar, dan Kec. dengan
kualitas Kualitas Udara dapat terbawa angin Gresik asumsi bahwa
udara hingga pemukiman warga b. Secara rinci dapat dalam
ambient dilihat pada peta penyiapan
untuk batas Ekologi. lahan
parameter dianggap
debu sama
sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
4b Penyiapan Penyediaan long storage dan Fisik kimia Peningkatan Adanya long storage dan Disimpulkan tidak menjadi a. Tapak proyek 6 bulan,
Lahan kolam tampung Aliran Run Off kolam tampung untuk DPH b. Secara rinci dapat perencanaan
menggantikan hilangnya dilihat pada peta dan
lahan resapan batas Ekologi. pembuatan
long storage
dan sumur
resapan
membutuhkan
waktu yang
relatif lama
4c Penyiapan Menyediakan posko Sosial, Keresahan Adanya pengelolaan Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
Lahan pengaduan masyarakat ekonomi, Masyarakat terhadap dampak yang DPH Manyar, dan Kec. mengingat
budaya timbul dari kegiatan ini Gresik keresahan
b. Secara rinci dapat masyarakat
dilihat pada peta terkadang
batas sosial timbul
setelah
kegiatan
cukup lama

I - 55
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
berjalan.
4d Penyiapan - Biologi Penurunan Kondisi lokasi proyek Disimpulkan idak menjadi a. Lokasi di tapak 3 bulan,
Lahan Keanekaragaman berupa bangunan yang DPH proyek sesuai jadwal
Hayati dilengkapi dengan b. Secara rinci dapat proyek.
penghjiauan dilihat pada peta
batas ekologi
5a Pembangunan Tidak ada Fisik kimia Debu dan Kegiatan ini akan Disimpulkan menjadi DPH. a. Lokasi di sekitar 1 hari,
Struktur Penurunan menyebabkan debu yang tapak proyek pada dengan
Bangunan dan Kualitas Udara dapat terbawa angin radius 100 meter asumsi bahwa
Jaringan Pipa hingga pemukiman warga dari tapak proyek dalam
b. Secara rinci dapat pembangunan
dilihat pada peta bangunan dan
batas ekologi fasilitasnya
dianggap
sama
sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
5b Pembangunan - Fisik kimia Peningkatan Terdapat alat-alat berat Disimpulkan menjadi DPH. a. Lokasi di sekitar 1 hari,
Struktur kebisingan yang berpotensi tapak proyek pada dengan
Bangunan dan menyebabkan terjadinya radius 100 meter asumsi bahwa
Jaringan Pipa peningkatan kebisingan dari tapak proyek dalam
b. Secara rinci dapat pembangunan
dilihat pada peta bangunan dan
batas ekologi fasilitasnya
dianggap
sama
sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara

I - 56
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
harian saja
5c Pembangunan - Fisik Kimia Penurunan Adanya kegiatan Disimpulkan menjadi DPH a. Lokasi proyek dan sesuai dengan
Struktur Kinerja Jalan pemasangan pipa akan Kec. Bungah, Kec. jadwal
Bangunan dan menyebabkan terjadinya Manyar, dan Kec. proyek.
Jaringan Pipa Penurunan Kinerja Jalan Gresik
akibat dari adanya b. Secara rinci dapat
kegiatan di bahu jalan dilihat pada peta
batas ekologis
5d Pembangunan Menyediakan posko Sosial, Keresahan Keresahan masyarakat Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
Struktur pengaduan masyarakat Ekonomi, Masyarakat dapat terjadi akibat dari Manyar, dan Kec. mengingat
Bangunan dan Budaya adanya getaran yang Gresik keresahan
Jaringan Pipa dihasilkan dan keretakan b. Secara rinci dapat masyarakat
bangunan yang dilihat pada peta terkadang
diperkirakan dapat batas sosial timbul
terjadi setelah
kegiatan
cukup lama
berjalan.
5e Pembangunan - Kesehatan Gangguan Kegiatan ini tidak Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. sesuai dengan
Struktur Masyarakat Kesehatan signifikan menimbulkan DPH Manyar, dan Kec. jadwal
Bangunan dan Masyarakat gangguan kesehatan pada Gresik proyek.
Jaringan Pipa masyarakat b. Secara rinci dapat
dilihat pada peta
batas sosial
5f Pembangunan Disediakan TPS di dalam Kondisi Timbulnya Timbulnya buangan Disimpulkan tidak menjadi a. Tapak proyek 1 hari,
Struktur area basecamp Sanitasi Buangan material dikelola dengan DPH. b. Secara rinci dapat dengan
Bangunan dan Lingkungan Material penyediaan TPS di lokasi dilihat pada peta asumsi bahwa
Jaringan Pipa batas Proyek dalam
pembangunan
bangunan dan
fasilitasnya
dianggap
sama
sehingga

I - 57
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
6a Demobilisasi - Fisik Kimia Peningkatan Jumlah ritasi kendaraan Disimpulkan tidak menjadi a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan Kebisingan tidak signifikan untuk DPH. untuk kebisingan dengan
meningkatkan kebisingan dari mobilisasi asumsi bahwa
adalah sepanjang dalam masa
jalang angkut demobilisasi
yang berdekatan selama 1
dengan bulan, ritase
pemukiman mobilisasi
b. Secara rinci dapat dianggap
dilihat pada peta sama
batas Ekologi. sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
6b Demobilisasi - Fisik Kimia Pengurangan Penyesuaian kendaraan Disimpulkan tidak menjadi a. Batas ekologis 1 bulan,
Peralatan Umur Jalan yang digunakan dengan DPH. untuk kebisingan mengingat
kelas jalan dari mobilisasi waktu yang
adalah sepanjang diperlukan
jalang angkut yang untuk
berdekatan dengan kegiatan
pemukiman demobilisasi
b. Secara rinci dapat peralatan
dilihat pada peta memerlukan
batas Ekologi. waktu 1 bulan
6c Demobilisasi Pengaturan waktu Fisik Kimia Penurunan Adanya lalu-lalang Disimpulkan menjadi DPH. a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan demobilisasi kendaraan Kinerja Jalan kendaraan berat akan untuk peningkatan dengan
menyebabkan Penurunan kepadatan lalu asumsi bahwa
Kinerja Jalan. lintas dari dalam masa

I - 58
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
mobilisasi adalah demobilisasi
sepanjang jalan selama 1
angkut yang bulan, ritase
berdekatan dengan mobilisasi
pemukiman dianggap
b. Secara rinci dapat sama
dilihat pada peta sehingga
batas Ekologi. besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
6d Demobilisasi Menyediakan posko Sosial, Keresahan Adanya petugas Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
Peralatan pengaduan masyarakat Ekonomi, Masyarakat keamanan untuk menjaga DPH Manyar, dan Kec. sesuai jadwal
Budaya stabilitas kamtib Gresik proyek.
masyarakat b. Secara rinci dapat
dilihat pada peta
batas sosial
7a Demobilisasi Penjelasan mengenai masa Sosial, Hilangnya Masa kontrak telah Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
Tenaga Kerja kontrak Ekonomi, Kesempatan dijelaskan di awal DPH. Manyar, dan Kec. dengan
Sementara Budaya Kerja konstruksi Gresik asumsi bahwa
b. Secara rinci dapat kegiatan
dilihat pada peta demobilisasi
batas sosial tenaga kerja
konstruksi
hanya
berlangsung
selama satu
hari.
7b Demobilisasi - Sosial, Penurunan Tidak signifikan dalam Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
Tenaga Kerja Ekonomi, Pendapatan menurunkan pendapatan DPH. Manyar, dan Kec. dengan
Sementara Budaya masyarakat Gresik asumsi bahwa
b. Secara rinci dapat kegiatan
dilihat pada peta demobilisasi
batas sosial tenaga kerja

I - 59
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
konstruksi
hanya
berlangsung
selama satu
hari.
Tahap Operasi
1a Mobilisasi Memprioritaskan tenaga Sosial, Terciptanya Jumlah kesempatan kerja Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
tenaga kerja kerja lokal Ekonomi, Kesempatan meningkat cukup Manyar, dan Kec. mengingat
Budaya Kerja signifikan Gresik waktu yang
b. Secara rinci dapat dibutuhkan
dilihat pada peta untuk
batas sosial rekruitmen
tenaga kerja
kurang lebih
satubulan
1b Mobilisasi - Sosial, Peningkatan Kegiatan ini tidak Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
tenaga kerja Ekonomi, Pendapatan signifikan meningkatkan DPH Manyar, dan Kec. mengingat
Budaya pendapatan masyarakat Gresik waktu yang
b. Secara rinci dapat dibutuhkan
dilihat pada peta untuk
batas sosial rekruitmen
tenaga kerja
kurang lebih
satubulan
1c Mobilisasi Menyediakan posko Sosial, Keresahan Keresahan masyarakat Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
tenaga kerja pengaduan masyarakat Ekonomi, Masyarakat dapat dicegah melalui DPH Manyar, dan Kec. mengingat
Budaya pemrioritasan tenaga Gresik keresahan
kerja lokal b. Secara rinci dapat masyarakat
dilihat pada peta terkadang
batas sosial timbul
setelah
kegiatan
cukup lama
berjalan.

I - 60
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
2a Pengoperasian - Fisik Kimia Debu dan Emisi gas buang Disimpulkan menjadi DPH a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Penurunan kendaraan pengangkut Kec. Bungah, Kec. kegiatan
Penyediaan Kualitas Udara yang keluar masuk area Manyar, dan Kec. diprediksi
Air Minum proyek dapat Gresik akan stabil
menurunkan kualitas b. Secara rinci dapat dalam kurun
udara dilihat pada peta waktu 3
batas Ekologi tahun
2b Pengoperasian - Fisik Kimia Peningkatan Tingkat kebisingan yang Disimpulkan tidak menjadi a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Kebisingan terjadi cukup signifikan DPH. Kec. Bungah, Kec. kegiatan ini
Penyediaan dalam meningkatkan Manyar, dan Kec. diprediksi
Air Minum kebisingan di sekitar Gresik akan stabil
lokasi proyek b. Secara rinci dapat dalam kurun
dilihat pada peta waktu 3
batas Ekologi tahun
2c Pengoperasian - Sosial Peningkatan Peningkatan Disimpulkan menjadi DPH. a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Ekonomi Ketersediaan Air Ketersediaan Air Bersih Kec. Bungah, Kec. kegiatan ini
Penyediaan Bersih Manyar, dan Kec. diprediksi
Air Minum Gresik akan stabil
b. Secara rinci dapat dalam kurun
dilihat pada peta waktu 3
batas Ekologi tahun
2d Pengoperasian Pembuatan septic tank Fisik Kimia Penurunan Limbah cair yang berasal Disimpulkan menjadi DPH a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Kualitas Air dari kegiatan kantin serta Kec. Bungah, Kec. kegiatan ini
Penyediaan Permukaan kamar mandi berpotensi Manyar, dan Kec. diprediksi
Air Minum menyebabkan Gresik akan stabil
pencemaran bila b. Secara rinci dapat dalam kurun
langsung dibuang dilihat pada peta waktu 3
batas Ekologi tahun
2e Pengoperasian - Fisik Kimia Peningkatan Peningkatan Aliran Run Disimpulkan menjadi DPH a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Aliran Run Off Off akibat kegiatan ini Kec. Bungah, Kec. kegiatan ini
Penyediaan cukup tinggi sehingga Manyar, dan Kec. diprediksi
Air Minum diperlukan pengelolaan Gresik akan stabil
dari peningkatan run off b. Secara rinci dapat dalam kurun
yang terjadi dilihat pada peta waktu 3

I - 61
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
batas Ekologi tahun

2f Pengoperasian Penyesuaian kendaraan yang Fisik Kimia Pengurangan Kendaraan disesuaikan Disimpulkan tidak menjadi a. Jalan menuju 3 tahun,
Sistem digunakan dengan kelas Umur Jalan dengan kelas jalan DPH tapak proyek kegiatan ini
Penyediaan jalan b. Secara rinci dapat diprediksi
Air Minum dilihat pada peta akan stabil
batas wilayah dalam kurun
studi waktu 3
tahun

2g Pengoperasian Penyusunan ANDAL Lalin dan Fisik Kimia Penurunan Adanya lalu-lalang Disimpulkan menjadi DPH a. Jalan menuju 3 tahun,
Sistem pelaksanaan rekomendasi Kinerja Jalan kendaraan pengangkut tapak proyek kegiatan ini
Penyediaan yang tercantum di dalamnya barang dan kendaraan b. Secara rinci dapat diprediksi
Air Minum pribadi akan dilihat pada peta akan stabil
menyebabkan Penurunan batas wilayah dalam kurun
Kinerja Jalan studi waktu 3
tahun
2h Pengoperasian - Sosial, Terciptanya Adanya pembatasan bagi Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,
Sistem Ekonomi, Kesempatan Buduranng makan/PKL DPH Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Budaya Berusaha yang bisa masuk ke Gresik diprediksi
Air Minum dalam Area Sistem b. Secara rinci dapat akan stabil
Penyediaan Air Minum dilihat pada peta dalam kurun
batas Sosial waktu 3
tahun

2i Pengoperasian - Sosial, Peningkatan PAD Peningkatan PAD tidak Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,
Sistem Ekonomi, signifikan DPH Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Budaya Gresik diprediksi
Air Minum b. Secara rinci dapat akan stabil
dilihat pada peta dalam kurun
batas Sosial waktu 3
tahun
2j Pengoperasian Menyediakan posko Sosial, Keresahan Keresahan masyarakat Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,

I - 62
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
Sistem pengaduan masyarakat Ekonomi, Masyarakat akibat dari potensi Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Budaya Peningkatan Aliran Run Gresik diprediksi
Air Minum Off dan Penurunan b. Secara rinci dapat akan stabil
Kinerja Jalan dilihat pada peta dalam kurun
batas Sosial waktu 3
tahun
2k Pengoperasian Disediakan petugas Sosial, Gangguan Adanya petugas Disimpulkan tidak menjadi a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem keamanan Ekonomi, Kamtibmas keamanan untuk menjaga DPH b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan Budaya keamanan lokasi proyek dilihat pada peta diprediksi
Air Minum batas proyek akan stabil
dalam kurun
waktu 3
tahun
2l Pengoperasian - Kesehatan Gangguan Kegiatan ini tidak Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,
Sistem Masyarakat Kesehatan signifikan menimbulkan DPH Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Masyarakat gangguan kesehatan pada Gresik diprediksi
Air Minum masyarakat b. Secara rinci dapat akan stabil
dilihat pada peta dalam kurun
batas wilayah studi waktu 3
tahun
2m Pengoperasian Pengelolaan sampah di Kesehatan Penurunan Dilakukan pengelolaan Disimpulkan tidak menjadi a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem dalam area TPS dan Masyarakat Sanitasi sampah secara terjadwal DPH b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan pengelolaan limbah cair Lingkungan dan pengelolaan limbah dilihat pada peta diprediksi
Air Minum dengan septic tank cair batas proyek akan stabil
dalam kurun
waktu 3
tahun
2n Pengoperasian Pengelolaan di TPS Kondisi Peningkatan Jumlah limbah padat Disimpulkan menjadi DPH a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem Sanitasi Limbah Padat domestik yang dihasilkan b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan Lingkungan Domestik dari kegiatan ini dilihat pada peta diprediksi
Air Minum diperkirakan cukup besar batas proyek akan stabil
sehingga diperlukan dalam kurun
adanya pengelolaan waktu 3
secara khusus tahun

I - 63
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
2o Pengoperasian - Kondisi Timbulnya Berpotensi menimbulkan Disimpulkan menjadi DPH a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem Sanitasi Limbah B3 pencemaran lingkungan b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan Lingkungan akibat limbah B3 dilihat pada peta diprediksi
Air Minum batas proyek akan stabil
dalam kurun
waktu 3
tahun
3a Pemeliharaan Pembuatan septic tank Kesehatan Penurunan Jumlah limbah cair yang Disimpulkan menjadi DPH a. Tapak Proyek 3 tahun,
dan Masyarakat Kualitas Air dihasilkan dari kegiatan b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Perawatan Permukaan ini tidak signifikan dilihat pada peta diprediksi
batas proyek akan stabil
dalam kurun
waktu 3
tahun

I - 64
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

BAB II
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL

Rona lingkungan hidup awal menguraikan data yang terkait atau relevan dengan dampak yang
mungkin terjadi dari rencana usaha dan/atau kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik terhadap lingkungan hidup. Adapun komponen
lingkungan yang dikaji dalam studi AMDAL Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik yang berada di lokasi kegiatan adalah sebagai berikut :

2.1. Komponen Lingkungan Terkena Dampak Penting Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
2.1.1. Komponen Fisik Kimia
A. Geografis, Iklim, Kualitas Udara, dan Kebisingan
 Tipe Iklim
Tipe iklim berdasarkan schmids ferguson terdapat enam tipe, yaitu:
A = tipe sangat basah, B = tipe basah, C = tipe cukup basah, D = tipe sedang, E = tipe
kering, dan F = tipe sangat kering.
Kabupaten Gresik memiliki tipe iklim sedang (D) dengan nisbah rata-rata jumlah bulan
kering dan rata-rata jumlah bulan basah (q) adalah 60-100 %. Bulan kering adalah bulan
dengan curah hujan  60 mm, sedangkan bulan basah adalah bulan dengan curah hujan
±100 mm.

 Curah Hujan
Data curah hujan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

II - 1
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Tabel 2.1. Data Curah Hujan Kec. Bungah Tahun 2017

Sumber: Kecamatan Bungah Dalam Angka Tahun 2019

Tabel 2.2. Data Curah Hujan Kec. Gresik Tahun 2017

Sumber: Kecamatan Gresik Dalam Angka Tahun 2019

II - 2
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Tabel 2.3. Data Curah Hujan Kec. Manyar Tahun 2017

Sumber: Kecamatan Manyar Dalam Angka Tahun 2019

 Kualitas Udara dan Kebisingan


Kualitas udara pada suatu wilayah dipengaruhi oleh :
 Kondisi geografis
 Topografi
 Klimatologi
 Meteorologi
 Sumber pencemar yang ada di daerah tersebut atau disekitarnya.

Pada Tanggal 13 Juli 2019 dilaksanakan pengambilan sampel udara dan pengukuran
kebisingan. Sampel yang didapat dianalisa di laboratorium PT. Global Quality
Anallitical. Sampling kualitas udara dan kebisingan dilaksanakan pada area lokasi
proyek. Pada tabel berikut ini disajikan hasil analisa kualitas udara dan kebisingan di
lokasi proyek dan sekitarnya.

Tabel 2.4. Kualitas Udara di Lokasi Proyek


Jaringan Lokasi
Lokasi IPA Regulatory
No Parameter Perpipaan Reservoir Unit
(Kec. Bungah) Limit**
(Kec. Gresik) (Kec. Manyar)
Data Kualitas Udara Ambien dan Kebisingan
Nitrogen Dioxide, 11,238 7,548 9,127 92,5 µg/Nm³
1 NO₂*
2 Sulfur Dioxide, SO₂* 12,459 9,624 10,269 262 µg/Nm³
3 Ammonia, NH₃* 21,238 18,536 20,346 1360 µg/Nm³

II - 3
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Jaringan Lokasi
Lokasi IPA Regulatory
No Parameter Perpipaan Reservoir Unit
(Kec. Bungah) Limit**
(Kec. Gresik) (Kec. Manyar)
4 Hydrogen Sulfide, H₂S <5,23 <5,23 <5,23 42 µg/Nm³
5 Dust 22,67 16,57 19,61 260 µg/Nm³
6 Hydrocarbon, HC <4,27 <4,27 <4,27 160 µg/Nm³
7 Carbon Monoxide, CO <185 <185 <185 22600 µg/Nm³
8 Oxidant, O₃* 0,312 0,251 0,289 200 µg/Nm³
9 Lead, Pb 0,0005 0,0004 0,0004 60 µg/Nm³
10 Tingkat Kebisingan 67 53,1 55 70* dBA
Data Meteorologi
1 Kelembaban 41 47 45 - %
2 Suhu Udara 34 32 34 - °C
3 Kecepatan Angin 2,1 1,1 0,5 - m/s
4 Arah Angin Timur Timur Utara - -
Sumber: Hasil Analisa Laboratorium PT. Global Quality Anallitical , 2019

Dari hasil analisa kualitas udara dan kebisingan di titik-titik pengamatan tersebut, tidak
terdapat parameter yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu Peraturan
Gubernur Jawa Timur No.10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi
Sumber Tidak Bergerak. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara masih berada dalam
kondisi yang baik. Lokasi titik sampling dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996, definisi bising
adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat atau waktu
tertentu yang dapat mengganggu kenyamanan lingkungan dan dapat berimplikasi
terhadap kesehatan manusia. Tabel berikut menunjukkan Baku Tingkat Kebisingan
selengkapnya berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor KEP.
48/MENLH/11/1996.

Tabel 2.5. Baku Tingkat Kebisingan


Peruntukan Komplek/Lingkungan Kesehatan Tingkat Kebisingan
dB(A)
a. Peruntukan Komplek
1. Perumahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus :
- Bandar Udara
- Stasiun Kereta Api 60
- Pelabuhan Laut 70
- Cagar Budaya
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau Sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55
Sumber: SK Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor KEP.48/MENLH/11/1996

II - 4
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Berdasarkan data kebisingan yang didapat saat pelaksanaan sampling di lapangan,


terlihat bahwa kebisingan di lokasi proyek masih memenuhi baku mutu untuk zona
pemukiman (Lokasi IPA) dengan baku tingkat kebisingan 55 dBA dan untuk zona industri
(lokasi reservoir di Kec. Manyar dan jaringan Perpipaan di Kec. Gresik) dengan baku
tingkat kebisingan 70 dBA.

II - 5
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 2.1. Peta Lokasi Titik Sampling

II - 6
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

B. Fisiografi dan Geologi


 Jenis Tanah
Secara umum jenis tanah yang ada di Kabupaten Gresik meliputi aluvial kelabu, aluvial
hidromort, as. aluvial kelabu dan coklat kekuningan, dan kelabu tua.

 Ketinggian Tanah
Kabupaten Gresik memiliki ketinggian rata-rata minimum adalah 2,0 meter di atas
permukaan air laut (dpl) dan ketinggian rata-rata maksimum adalah 20,0 meter dpl.
Berdasarkan data Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018,
ketinggian tanah dari permukaan laut adalah ±3,0 m di atas permukaan laut.

 Tata Guna Lahan


Penggunaan lahan di Kabupaten Gresik didominasi untuk kawasan pertanian, perikanan
tambak, perumahan/pemukiman, industri/Sistem Penyediaan Air Minum, perdagangan,
dan jasa sesuai dengan RTRW Kabupaten Gresik 2009-2029.

Kec. Bungah memiliki luas sebesar 7.946,44 Ha. Luas tanah sawah di Kec. Bungah
adalah 1.226 Ha, pekarangan/halaman 257,82 Ha, tegal/kebun 1.043,69 Ha, tambak
3.393,08 Ha, dan lainnya seluas 2.025,85 Ha. Adapun batas-batas Kecamatan Bungah
adalah:
 Batas Utara : Kecamatan Sidayu
 Batas Timur : Selat Madura
 Batas Selatan : Kecamatan Manyar
 Batas Barat : Kecamatan Dukun

Kec. Gresik memiliki luas sebesar 554,29 Ha. Luas tanah pekarangan/halaman 438,36
Ha, tegal/kebun 10,59 Ha, dan lainnya seluas 105,43 Ha. Adapun batas-batas Kec.
Gresik adalah:
 Batas Utara : Kecamatan Manyar
 Batas Timur : Selat Madura
 Batas Selatan : Kecamatan Kebomas
 Batas Barat : Kecamatan Kebomas

Kec. Manyar memiliki luas sebesar 9.542,49 Ha. Luas tanah sawah 356,21 Ha,
pekarangan/halaman 1.257,05 Ha, tegal/kebun 962,30 Ha, dan lainnya seluas 1.133,82
Ha. Adapun batas-batas Kecamatan Bungah adalah:
 Batas Utara : Kecamatan Bungah
 Batas Timur : Selat Madura dan Kecamatan Gresik

II - 7
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Batas Selatan : Kecamatan Kebomas


 Batas Barat : Kecamatan Duduksampeyan

C. Hidrologi
 Air Badan Air
Untuk mengetahui kondisi kualitas air Sungai Bengawan Solo sebagai air baku untuk
kegiatan PDAM ini, maka dilakukan analisa kualitas sampel air yang diambil di sungai
tersebut. Pengambilan sampel dilaksanakan pada Tanggal 13 Juli 2019. Berikut ini
adalah hasil analisa kualitas air Sungai Bengawan Solo tersebut.

Tabel 2.6. Kualitas Air Sungai Bengawan Solo


Hasil Regulatory
No Parameter Satuan
Analisa Limit**

Physical Properties:
1 Temperature* 31,7 Air Temp. ± 3 -
2 Total Dissolved Solid, TDS* 261 1000 mg/L
3 Total Suspended Solid, TSS* 324 50 mg/L
Chemical Properties:
1 pH* 7,05 6-9 -
2 Biological oxygen Demand, BOD₅* 5,62 6 mg/L
3 Chemical oxygen Demand, COD* 27,325 50 mg/L
4 Dissolve Oxygen, DO* 4,15 3 mg/L
5 Total Phosphate as P 0,157 1 mg/L
6 Nitrogen, Nitrate as N (NO₃ - N)* 10,163 20 mg/L
7 Ammonia, NH₃ - N* 0,0045 - mg/L
8 Arsen, As <0,00006 1 mg/L
9 Cobalt, Co* <0,020 0,2 mg/L
10 Barrium, Ba* <0,277 - mg/L
11 Boron, B* <0,1 1 mg/L
12 Selenium, Se <0,006 0,05 mg/L
13 Cadmium, Cd* <0,00004 0,01 mg/L
14 Chomium hexavalent, Cr* <0,001 0,05 mg/L
15 Copper, Cu* <0,006 0,02 mg/L
16 Iron, Fe* 0,3127 - mg/L
17 Lead, Pb* <0,0002 0,03 mg/L
18 Manganese, Mn* 0,0671 - mg/L
19 Mercury, Hg* <0,00009 0,002 mg/L
20 Zinc, Zn* <0,004 0,05 mg/L
21 Chloride, Cr* 36,218 - mg/L
22 Cyanide, CN* <0,002 0,02 mg/L
23 Fluoride, F* 0,712 1,5 mg/L
24 Nitrogen, Nitrite as N (NO₂ - N)* 0,0431 0,06 mg/L
25 Sulphate, SO₄²* 56,529 - mg/L
26 Free Chlorine, CI₂* <0,1 - mg/L
27 Hydrogen Sulfide, H₂S* <0,0007 0,002 mg/L
28 Oil and Grease* <1 1000 mg/L
29 Sulfactants, MBAS* 132 200 mg/L
30 Senyawa Fenol abg Fenol <0,002 1 mg/L
Sumber: Hasil Analisa Laboratorium PT. Global Quality Anallitical , 2019

II - 8
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Dari hasil analisa kualitas air Sungai Bengawan Solo tersebut diketahui bahwa tidak
terdapat parameter yang tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Lokasi titik
sampling air saluran tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.

 Air Sumur
Untuk mengetahui kondisi kualitas air sumur di sekitar lokasi proyek maka dilakukan
sampling dan analisa sampel air sumur yang diambil di pemukiman penduduk (rumah Ibu
Sunaiyah, Dsn. Tegalsari RT 11 RW 06, Ds. Sidomukti). Pengambilan sampel dilakukan
pada Tanggal 13 Juli 2019.

Tabel 2.7. Kualitas Air Sumur Penduduk


Regulatory
No Parameter Hasil Analisa Satuan
Limit**
Physical Properties:
1 Odor Tidak berbau Tidak berbau -
2 Total Dissolved Solid, TDS* 509 1000 mg/L
3 Turbidity* 2,113 25 NTU
4 Taste Tidak Berasa Tidak Berasa -
5 Temperature* 31 Suhu udara ± 3 -
6 Color* 3 50 TCU
Chemical Anorganic Properties:
1 Mercury, Hg* <0,00009 0,001 mg/L
2 Arsenic, As <0,01 0,05 mg/L
3 Iron, Fe* 0,0074 1 mg/L
4 Flouride, F* 0,65 1,5 mg/L
5 Cadmium, Cd* <0,00004 0,005 mg/L
6 Hardness Total as CaCO₃* 281,28 500 mg/L
7 Chloride, Cl- 197,75 - mg/L
8 Chromium hexavalent, Cr⁶* <0,001 0,05 mg/L
9 Manganese, Mn* 0,0624 0,5 mg/L
10 Nitrogen, Nitrate as N (NO₃ - N)* 3,529 10 mg/L
11 Nitrogen, Nitrite as N (NO₂ - N)* 0,136 1 mg/L
12 pH* 7,00 6.5 - 8.5 -
13 Selenium, Se <0,006 0,01 mg/L
14 Zinc, Zn* <0,004 15 mg/L
15 Cyanide, CN* <0,002 0,1 mg/L
16 Sulphate, SO₄²* 22,49 400 mg/L
17 Lead, Pb* <0,0002 0,05 mg/L
Chemical Organic Properties:
1 Sulfactants, MBAS* <0,014 0,05 mg/L
2 Total Organic Matter, KMnO₄* 3,52 10 mg/L
Blological Properties:
1 Total Coliform <2 50 Jml/100 mL
2 E. Coli <2 0 Jml/100 mL
Sumber: Hasil Analisa Laboratorium PT. Global Quality Anallitical , 2019

Dari hasil analisa tersebut tidak terdapat parameter yang melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan di dalam PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/90. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas air tanah dalam keadaan baik. Lokasi titik sampling air
tanah dapat dilihat pada Gambar 2.2.

II - 9
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

2.1.2. Komponen Biologi


A. Flora

Untuk data flora telah dilakukan pengamatan dan inventarisasi jenis flora yang terdapat di
lokasi proyek. Pada tabel berikut disajikan hasil pengamatan di lapangan tentang jenis
flora.

Tabel 2.8. Jenis Flora di Lokasi Proyek


No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Famili Jumlah Status
1 Wedelia Wedelia trilobata ASTERACEAE * TD
2 Trembesi Albizia saman ROSACEAE >10 TD
3 Lamtoro Leucaena glauca MIMOSACEAE >10 TD
4 Pucuk merah Syzygium oleana MYRTACEAE >20 TD
5 Widuri Calotropis gigantea ASTERACEAE * TD
6 Palem putri Veitchia merillii ARECACEAE >10 TD
7 Pisang Musa paradisiaca MUSACEAE * TD
8 Bidara laut Zizipus mauritiana RHAMNACEAE >10 TD
9 Waru laut Hibiscus tiliaceus MALVACEAE >10 TD
10 Lerak Sapindus rarak SAPINDACEAE >10 TD
11 Lantana Lantana camara VERBENACEAE * TD
12 Talok/kersen Muntingia calabura ELAEOCARPACEAE >10 TD
13 Kiara payung Filicium decipiens SAPINDACEAE >20 TD
14 Permot Passiflora foetida PASSIFLORACEAE * TD
15 Nyirih Xylocarpus rumphii MELIACEAE >10 TD
16 Api-api Avicennia lanata AVICENIACEAE >20 TD
Keterangan; * = dalam rumpun, tidak bisa dihitung; TD= Tidak dilindungi PP no 7 tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa

Dari hasil pengamatan tersebut tidak ditemukan adanya jenis flora darat yang dilindungi.

B. Fauna
Untuk data fauna telah dilakukan pengamatan dan inventarisasi jenis fauna yang terdapat
di lokasi proyek dan sekitarnya. Pada tabel berikut disajikan hasil pengamatan di lapangan
tentang jenis fauna.

Tabel 2.9. Jenis Fauna di Lokasi Proyek


No Nama Indonesia Nama Ilmiah Famili Jumlah Status
1 Burung gereja erasia Passer montanus PLOCEIDAE >10 TD
2 Bondol jawa Lonchura leucogastroides PLOCEIDAE >10 TD
3 Bondol peking Lonchura punctulata PLOCEIDAE >10 TD
4 Cucak Kutilang Pycnonotus aurigaster PYCNONOTIDAE <10 TD
5 Walet sapi Collocalia esculenta APODIDAE >10 TD
Keterangan ; TD= tidak dilindungi PP no 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan
Satwa

Dari hasil pengamatan tersebut tidak ditemukan adanya fauna darat yang dilindungi.

II - 10
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

2.1.3. Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya


A. Demografi
Lokasi proyek secara administrasi terletak di tiga kecamatan, yaitu Kec. Bungah, Kec.
Gresik, dan Kec. Manyar yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Gresik. Jumlah
penduduk di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar menurut kelompok jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.10. Jumlah Penduduk di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Kelamin Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Laki-laki 34.181 41.298 57.862
2 Perempuan 33.638 41.666 56.194
3 Jumlah 67.819 82.964 114.056
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018

Kepadatan penduduk di Kec. Bungah adalah 854 jiwa/km2, Kec. Gresik adalah 14.975
jiwa/km2, dan Kec. Manyar adalah 1.195 jiwa/km2.

Struktur penduduk menurut kelompok agama dapat dilihat pada tabel berikut ini. Agama
yang dianut sebagian besar penduduk di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar adalah
Agama Islam.

Tabel 2.11. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Agama di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan
Kec. Manyar
No. Agama Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Islam 67.801 81.110 112.645
2 Katholik 4 1.080 278
3 Protestan 14 36 988
4 Hindu - 36 95
5 Budha - 245 50
6 Konghuchu - 36 -
7 Kepercayaan - 2 -
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018

Struktur penduduk menurut jenis pekerjaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Jumlah terbanyak jenis pekerjaan penduduk di Kec. Bungah adalah sektor pertanian, Kec.
Gresik dan Kec. Manyar adalah sektor industri.

Tabel 2.12. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Pekerjaan di Kec. Bungah, Kec. Gresik,
dan Kec. Manyar
No. Jenis Pekerjaan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Pertanian 7.431 336 3.226
2 Industri 2.808 8.303 17.135
3 Konstruksi 2 31 234
4 Perdagangan 3.294 6.775 11.030
5 Angkutan 1.387 69 278
6 Jasa 1.764 2.416 4.212
7 Lainnya 2.472 16.050 11.624
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018

II - 11
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

B. Sosial
Penduduk di wilayah studi ditinjau dari latar belakang asal daerah bersifat heterogen
(berasal dari berbagai macam daerah). Bentuk sosialisasi penduduk sudah bercampur dan
cenderung meniru pola kehidupan perkotaan, meskipun masih ada yang memegang teguh
pola sosial dan budaya daerah asalnya, tetapi pertentangan tersebut tidak menjadi
masalah. Jenis lembaga pendidikan yang ada di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.13. Lembaga Pendidikan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Lembaga Pendidikan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 TK Swasta 33 24 37
2 SD Negeri 19 15 16
3 SD Swasta 1 8 4
4 SLP Negeri 1 4 2
5 SLP Swasta 7 5 8
6 SLA Negeri - 1 1
7 SLA Swasta 5 5 6
8 PT Swasta 1 2 3
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018

Sedangkan pada tabel berikut disajikan data tentang jumlah dan jenis tempat peribadatan
yang tersedia di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar. Tempat peribadatan tersebut
didominasi oleh Masjid dan Surau/Langgar karena mayoritas penduduk Kec. Bungah, Kec.
Gresik, dan Kec. Manyar beragama Islam.

Tabel 2.14. Tempat Peribadatan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Tempat Peribadatan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Masjid 57 34 67
2 Surau/Langgar 174 170 163
3 Gereja - 6 -
4 Pura - - -
5 Vihara - 1 -
6 Klenteng - 1 -
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018

2.1.4. Komponen Kesehatan Masyarakat


Penurunan kualitas udara ambien maupun dampak-dampak lainnya sangat mempengaruhi
aspek kesehatan masyarakat di sekitar lokasi proyek. Oleh sebab itu, diperlukan data rona
lingkungan kesehatan masyarakat mengenai penyakit terbanyak dan tenaga kesehatan yang
tersedia di Kabupaten Gresik. Rekapitulasi data ini didapat dari Kec. Bungah, Kec. Gresik,
dan Kec. Manyar Dalam Angka Tahun 2018 seperti pada tabel berikut ini.

II - 12
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Tabel 2.15. Daftar Penyakit Terbanyak di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Penyakit Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Muntaber/Diare 2.287 1.326 981
2 DB 8 27 69
3 Campak 998 - -
4 Malaria - - -
5 Infeksi Saluran Pernapasan 262 2.849 2.897
6 AID - 1 -
7 Flu Burung - - -
8 Antrak - - -
9 Lainnya - - -
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018

Tabel 2.16. Tenaga Kesehatan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Tenaga Kesehatan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Dokter 7 17 30
2 Paramedis 22 18 61
3 Bidan 29 33 46
4 Dukun Bayi 13 - 3
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018

2.1.5. Komponen Transportasi

Untuk mengetahui kondisi komponen transportasi yang ada di lokasi proyek dan sekitarnya
yang termasuk di dalam wilayah administrasi Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar,
maka dilakukan pengumpulan data sekunder tentang kondisi jalan dan jumlah kendaraan dari
data Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018. Pada tabel berikut
disajikan jumlah kendaraan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar berdasarkan
jenisnya.

Tabel 2.17. Jumlah Kendaraan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Kendaraan Bermotor Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Bus 13 - 28
2 Truk 20 - 285
3 Pick Up 90 - 214
4 Sedan 146 - 659
5 Colt 94 - 467
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018

Tabel 2.18. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan (Km) di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan
Kec. Manyar
No. Jenis Permukaan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Jalan Aspal 16,45 - 36,00
2 Jalan Cor/Paving 92,80 - 14,80
3 Jalan Diperkeras 10,45 - 12,40
4 Jalan Tanah 0,50 - 6,50
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018

II - 13
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

2.2. Uraian Kegiatan Sekitar

Jenis kegiatan yang ada di sekitar lokasi kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik adalah sebagai berikut:
1. Jalan Akses
Di sebelah Utara lokasi IPA terdapat jalan akses yang merupakan Jalan Kecamatan Bungah.
Sedangkan di kiri atau kanan lokasi pemasangan pipa adalah jalan nasional, jalan
kabupaten yang ada di sepanjang jalur pipa.
2. Pemukiman Penduduk
Terdapat pemukiman penduduk di sekitar lokasi proyek yang dapat menimbulkan dampak
peningkatan kepadatan lalu-lintas yang dapat terakumulasi dengan dampak dari kegiatan
proyek.
3. Kegiatan Industri dan Pergudangan
Di sekitar lokasi pembangunan IPA, reservoir, dan jaringan pipa distribusi air bersih banyak
terdapat kegiatan industri dan pergudangan yang dapat berakumulasi dampak peningkatan
kepadatan lalu-lintas yang dihasilkan.

Pada gambar berikut disajikan jenis kegiatan yang terdapat di sekitar lokasi proyek.

II - 14
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Gambar 2.2. Peta Kegiatan di Sekitar Lokasi

II - 15
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

BAB III
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

3.1. Debu Dan Penurunan Kualitas Udara


TAHAP KONSTRUKSI
 Mobilisasi Peralatan dan Material
Kegiatan ini meliputi pengadaan dan mobilisasi peralatan berat dan material yang akan
digunakan sebagai bahan untuk proses konstruksi. Debu dan penurunan kualitas udara ini
terjadi karena adanya debu dan emisi dari penggunaan kendaraan berat selama kegiatan ini
berlangsung di jalur mobilisasi.

A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi akibat
mobilisasi peralatan dan material ini merupakan dampak yang bersifat negatif. (-)

B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari
penggunaan kendaraan berat selama kegiatan ini berlangsung di jalur mobilisasi dari
lokasi pengambilan material menuju lokasi proyek. Kendaraan berat yang diperkirakan
besaran dampaknya adalah dump truck. Karena kendaraan berat ini penghasil polutan
paling besar. Pada tabel berikut analisa perhitungannya.

Volume Gas Buang (lb/jam)


No Jenis Alat Jumlah Alat CO NO SO debu
1 Dump Truck 10 4,14 22,7 1,43 1,39
Total(lb/jam) 4,14 22,7 1,43 1,39
Total (g/det) 0,522 2,860 0,180 0,175
3
Total (ug/m ) 0,497 2,725 0,172 0,167
Sumber: Canter, 1977

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak tidak hanya masyarakat di sekitar proyek, tetapi bisa
meluas di luar batas studi yaitu sebagian populasi di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan
Kec. Gresik serta masyarakat di desa lain. Maka dampak ini termasuk ke dalam
kategori dampak Penting. (P)

III - 1
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

b. Luas wilayah persebaran dampak


Luas wilayah persebaran dampak debu dan penurunan kualitas udara akibat kegiatan
mobilisasi peralatan dan material ini relatif luas yaitu di jalur mobilisasi peralatan dan
material. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak debu dan penurunan kualitas udara akibat kegiatan mobilisasi
peralatan dan material ini cukup tinggi meskipun dampak berlangsung cukup singkat
yaitu sekitar 3 bulan berdasarkan jadwal proyek. Maka dari itu dampak ini termasuk
dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara ini mempengaruhi komponen
kesehatan masyarakat. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara bersifat kumulatif karena
kemungkinan dampak serupa dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga
bertumpuk, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara dapat dipulihkan atau berkurang
dengan adanya maintenance teratur pada kendaraan yang digunakan dan penggunaan
kendaraan yang layak jalan sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak debu dan penurunan kualitas udara menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)

 Penyiapan Lahan
Adanya debu dan emisi gas yang dihasilkan saat kegiatan Penyiapan lahan berlangsung akibat
dari penggunaan peralatan berat seperti bulldozer menyebabkan terjadinya debu dan
penurunan kualitas udara di lokasi proyek dan sekitarnya.

A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi oleh
adanya kegiatan Penyiapan lahan ini merupakan dampak yang bersifat negatif. (-)

B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari
penggunaan alat-alat berat selama kegiatan ini berlangsung di lokasi proyek. Alat berat
yang diperkirakan besaran dampaknya adalah bulldozer dan excavator. Karena kedua alat
berat ini penghasil polutan paling besar. Pada tabel berikut analisa perhitungannya.

III - 2
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Volume Gas Buang (lb/jam)


No Jenis Alat Jumlah Alat CO NO SO2 debu
1 Bulldozer 2 1.586 10.1 0.768 0.33
2 Excavator 2 0.828 4.54 0.286 0.278
Total(lb/jam) 2.414 14.64 1.054 0.608
Total (g/det) 0.304 1.845 0.133 0.077
3
Total (ug/m ) 0.290 1.757 0.127 0.073
Sumber: Canter, 1977

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak debu dan penurunan kualitas udara ini adalah pekerja
yang berada di lokasi proyek, populasi di sekitar lokasi proyek. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak debu dan penurunan kualitas udara akibat kegiatan
ini adalah sempit yaitu di lokasi proyek dan sekitarnya. Maka dampak ini termasuk ke
dalam kategori dampak Tidak Penting. (TP)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak debu dan penurunan kualitas udara akibat kegiatan Penyiapan lahan
ini cukup rendah. Namun, dampak berlangsung singkat yaitu hanya 3 bulan selama
kegiatan ini berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak
Tidak Penting. (TP)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara ini mempengaruhi komponen
kesehatan masyarakat. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara bersifat kumulatif karena
kemungkinan dampak serupa dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga
bertumpuk, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara dapat dipulihkan atau berkurang
dengan adanya pembangunan pagar proyek dan penggunaan alat pelindung diri seperti
masker dan kacamata oleh pekerja sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)

Berdasarkan uraian di atas maka dampak debu dan penurunan kualitas udara menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)

III - 3
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa


Adanya debu dan emisi gas yang dihasilkan saat kegiatan Pembangunan Struktur Bangunan
dan Jaringan Pipa berlangsung akibat dari penggunaan peralatan berat seperti concrete pump
dan mobile crane untuk area IPA dan adanya galian tanah apda saat pemasangan pipa
menyebabkan terjadinya debu dan penurunan kualitas udara di lokasi proyek dan sekitarnya.

A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi oleh
adanya kegiatan Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini merupakan
dampak yang bersifat negatif. (-)

B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari
penggunaan alat-alat berat selama kegiatan ini berlangsung di dalam lokasi proyek. Alat
berat yang diperkirakan besaran dampaknya adalah concrete pump dan mobile crane.
Karena kedua alat berat ini penghasil polutan paling besar. Pada tabel berikut analisa
perhitungannya.

Volume Gas Buang (lb/jam)


No Jenis Alat Jumlah Alat CO NO SO debu
1 Concrete Pump 1 0,414 2,27 0,143 0,139
2 Mobile Crane 1 0,414 2,27 0,143 0,139
Total(lb/jam) 0,828 4,54 0,286 0,278
Total (g/det) 0,104 0,572 0,036 0,035
3
Total (ug/m ) 0,099 0,545 0,034 0,033
Sumber: Canter, 1977

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak debu dan penurunan kualitas udara ini adalah pekerja
yang berada di lokasi proyek dan populasi di sekitar lokasi proyek. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak debu dan penurunan kualitas udara akibat kegiatan
ini adalah sempit yaitu di lokasi proyek dan sekitarnya. Maka dampak ini termasuk ke
dalam kategori dampak Tidak Penting. (TP)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak penurunan kualitas udara akibat kegiatan Pembangunan Struktur
Bangunan dan Jaringan Pipa ini cukup rendah. Dampak juga berlangsung lama yaitu

III - 4
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

selama 10 bulan saat kegiatan ini berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk
dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara ini mempengaruhi komponen
kesehatan masyarakat. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara bersifat kumulatif karena
kemungkinan dampak serupa dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga
bertumpuk, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara dapat dipulihkan atau berkurang
dengan adanya pembangunan pagar proyek dan penggunaan alat pelindung diri seperti
masker dan kacamata oleh pekerja sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak debu dan penurunan kualitas udara menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)

TAHAP OPERASI
 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
Adanya debu dan emisi gas yang dihasilkan saat kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan
Air Minum berlangsung akibat dari adanya lalu-lalang kendaraan pekerja dan kendaraan
pengangkut

A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap operasi oleh adanya
kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat
negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari lalu-
lalang kendaraan selama kegiatan ini berlangsung di dalam lokasi proyek. Pada tabel
berikut analisa perhitungannya.
Volume Gas Buang (lb/jam)
No Jenis Alat Jumlah Alat CO NO SO debu
1 Truk 2 0,828 4,54 0,286 0,278
Total(lb/jam) 35,604 195,22 0,828 4,54
Total (g/det) 4,486 24,599 0,104 0,572
Total (ug/m3) 4,273 23,432 0,099 0,545
Sumber: Canter, 1977

III - 5
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak debu dan penurunan kualitas udara ini adalah pekerja
yang berada di lokasi proyek, populasi di sekitar lokasi proyek (Kec. Bungah, Kec.
Manyar, dan Kec. Gresik) dan pengguna Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak debu dan penurunan kualitas udara akibat kegiatan
ini adalah luas yaitu di lokasi proyek dan Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak penurunan kualitas udara akibat kegiatan Pengoperasian Sistem
Penyediaan Air Minum ini cukup tinggi. Dampak juga berlangsung lama yaitu selama
tahap operasi berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori
dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara ini mempengaruhi komponen
kesehatan masyarakat. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara bersifat kumulatif karena
kemungkinan dampak serupa dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga
bertumpuk, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara dapat dipulihkan atau berkurang
dengan adanya pembangunan pagar proyek, pembuatan buffer zone, perawatan
kendaraan secara rutin, dan penggunaan alat pelindung diri seperti masker dan
kacamata oleh pekerja sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak debu dan penurunan kualitas udara menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)

3.2. Penurunan Kinerja Jalan


TAHAP KONSTRUKSI
 Mobilisasi Peralatan dan Material
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa penurunan kinerja jalan pada tahap konstruksi oleh adanya kegiatan
mobilisasi peralatan dan material ini merupakan dampak yang bersifat negatif.(-)

III - 6
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

B. Besaran Dampak
Kondisi kepadatan lalu-lintas di Jalan di sekitar lokasi pada saat ini telah terpengaruh oleh
lalu-lalang kendaraan masyarakat umum pengguna jalan dan kendaraan berat yang
melintas. Adanya kegiatan mobilisasi peralatan dan material semakin menambah jumlah
kendaraan berat yang melintasi Jalan di sekitar lokasi. Jumlah bangkitan lalu-lintas yang
terjadi pada saat mobilisasi tanah urug dalam tahap konstruksi merupakan kondisi puncak
saat mobilisasi peralatan dan material.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah populasi di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik dan pengguna Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam
kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak penurunan kinerja jalan akibat kegiatan ini luas yaitu
di sepanjang Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori
dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak penurunan kinerja jalan akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan
material ini cukup tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu sekitar 1 bulan selama
kegiatan mobilisasi peralatan dan material berlangsung. Maka dari itu dampak ini
termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan ini dapat berdampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan bersifat tidak kumulatif, maka dampak
bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan ini dapat berbalik ke kondisi semula bila
dilakukan penggunaan kendaraan sesuai kelas jalan, sehingga termasuk dampak Tidak
Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak penurunan kinerja jalan menjadi Dampak
Negatif Penting. (-P)

III - 7
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

 Demobilisasi Peralatan
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa penurunan kinerja jalan pada tahap konstruksi oleh adanya kegiatan
demobilisasi peralatan ini merupakan dampak yang bersifat negatif.(-)

B. Besaran Dampak
Kondisi kepadatan lalu-lintas di Jalan di sekitar lokasi pada saat ini telah terpengaruh oleh
lalu-lalang kendaraan masyarakat umum pengguna jalan dan kendaraan berat yang
melintas. Adanya kegiatan demobilisasi peralatan semakin menambah jumlah kendaraan
berat yang melintasi Jalan di sekitar lokasi. Diperkirakan 5 trailer per bulan akan berlalu-
lalang di Jalan di sekitar lokasi selama 1 bulan kegiatan ini berlangsung sesuai dengan
rencana proyek.

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah populasi di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik dan pengguna Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam
kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak penurunan kinerja jalan akibat kegiatan ini luas yaitu
di sepanjang Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori
dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak penurunan kinerja jalan akibat kegiatan demobilisasi peralatan ini
cukup rendah dan dampak berlangsung singkat yaitu sekitar 1 bulan selama kegiatan
demobilisasi peralatan berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak
kategori dampak Tidak Penting. (TP)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan ini dapat berdampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan bersifat tidak kumulatif, maka dampak
bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan ini dapat berbalik ke kondisi semula bila
dilakukan penggunaan kendaraan sesuai kelas jalan, sehingga termasuk dampak Tidak
Penting. (TP)

III - 8
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Berdasarkan uraian di atas maka dampak penurunan kinerja jalan menjadi Dampak
Negatif Penting. (-P)

TAHAP OPERASI
 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa penurunan kinerja jalan pada tahap operasi oleh adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat negatif.
(-)

B. Besaran Dampak
Kondisi kepadatan lalu-lintas di Jalan di sekitar lokasi pada saat ini telah terpengaruh oleh
lalu-lalang kendaraan pribadi dan kendaraan pengangkut material yang dibutuhkan untuk
pengoperasian IPA serta truk pengangkut sludge IPA. Adanya kegiatan Pengoperasian
Sistem Penyediaan Air Minum akan menambah jumlah kendaraan yang melintasi Jalan di
sekitar lokasi. Kendaraan yang akan berlalu-lalang adalah kendaraan pekerja dan
kendaraan pengangkut material yang dibutuhkan untuk pengoperasian IPA serta truk
pengangkut sludge IPA.

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah populasi di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik dan pengguna Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam
kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak penurunan kinerja jalan akibat kegiatan ini luas yaitu
di sepanjang Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori
dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak penurunan kinerja jalan akibat kegiatan Pengoperasian Sistem
Penyediaan Air Minum ini cukup tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu selama
kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum berlangsung. Maka dari itu
dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan ini dapat berdampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)

III - 9
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

e. Sifat kumulatif dampak


Dampak berupa penurunan kinerja jalan bersifat tidak kumulatif, maka dampak
bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan ini dapat berbalik ke kondisi semula bila
dilakukan rekayasa dan manajemen lalu-lintas, sehingga termasuk dampak Tidak
Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak penurunan kinerja jalan menjadi Dampak
Negatif Penting. (-P)

3.3. Pengurangan Umur Jalan


TAHAP KONSTRUKSI
 Mobilisasi Peralatan dan Material
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa Pengurangan Umur Jalan pada tahap konstruksi oleh adanya kegiatan
mobilisasi peralatan dan material ini merupakan dampak yang bersifat negatif.(-)
B. Besaran Dampak
Dampak Pengurangan Umur Jalan ini terutama diakibatkan dari mobilisasi tanah urug dan
material bahan bangunan dari lokasi pengambilan material dan peralatan menuju lokasi
kegiatan. Diperkirakan terdapat 11 truk/hari untuk kegiatan mobilisasi tersebut. Kondisi
truk overload 1,5 kali.

Kondisi Saat ini:


Perhitungan LEP untuk kondisi saat ini adalah sebagai berikut:
Perhitungan LHR. LEP dan LER pada Kondisi Normal
Berat Konfigurasi beban sumbu (%) E
kendaraan dpn blk1 blk2 depan belakang1 belakang2
Jenis Kendaraan LHR saat ini (2017) 4 4 4 E (Total)
 P   P   P 
(ton) % % %     0.086 x  
 8.16   8.16   816
. 
Kendaraan ringan 2 50 50 371 0,001786608 7,89577E-05 0,001866
Bus 1.2 6 34 66 5 0,044194174 0,03863871 0,082833
T 1.22 25 25 75 180 6,815368523 42,25713121 49,0725
T 1.2+22 40 18 41 41 20 12,88325195 23,13085051 1,403179427 37,41728

LEP LEA LET LER

 LHR
n
= j x Cj x Ej  LHR j (1+i)UR x Cj x Ej (LEP+LEA)/2 LET*UR/10
j 1 j 1

0,35 0,38
0,21 0,23
4416,52 4876,20
374,17 5084,51 6197,99 5494,62 5494,622461
4791,25

III - 10
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Dengan mengansumsikan pertumbuhan traffict 5% pertahun, maka umur jalan pada


kondisi normal adalah sebagai berikut:

Prakiraan Umur Jalan Pada Kondisi Normal


Kumulatif
LEP = LEA0 4791,25
LEA1 5030,81 A1 1.792.527 1.792.527
LEA2 5282,35 A2 1.882.153 3.674.680
LEA3 5546,47 A3 1.976.261 5.650.941
LEA4 5823,80 A4 2.075.074 7.726.014
LEA5 6114,99 A5 2.178.827 9.904.842 Umur jalan 5 th
LEA6 6420,73 A6 2.287.769 12.192.611
LEA7 6741,77 A7 2.402.157 14.594.768
LEA8 7078,86 A8 2.522.265 17.117.033
LEA9 7432,80 A9 2.648.378 19.765.412
LEA10 7804,44 A10 2.780.797 22.546.209 Umur jalan 10 th
LEA11 8194,67 A11 2.919.837 25.466.046
LEA12 8604,40 A12 3.065.829 28.531.875
LEA13 9034,62 A13 3.219.121 31.750.996
LEA14 9486,35 A14 3.380.077 35.131.072
LEA15 9960,67 A15 3.549.080 38.680.153 Umur jalan 15 th

Kondisi Tanpa Kegiatan Konstruki


Kondisi jalan pada tahap konstruksi diprakirakan akan mengalami perubahan dikarenakan
banyaknya pendirian usaha-usaha baru di sekitar lokasi kegiatan.

Kondisi Dengan Kegiatan Konstruksi


Pada saat kegiatan mobilisasi peralatan dan material, digunakan 11 truk 2 as dengan
kondisi overload 1,5 kali. Maka nilai LEP untuk kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
Perhitungan LHR. LEP dan LER pada Kegiatan Konstruksi.
Berat Konfigurasi beban sumbu (%)
kendaraan dpn blk1 blk2
Jenis Kendaraan LHR saat ini (2017)
(ton) % % %

Kendaraan ringan 2 50 50 371


Bus 1.2 6 34 66 5
T 1.22 25 25 75 180
T 1.22 (overload) 37,5 25 75 11
T 1.2+22 40 18 41 41 20

III - 11
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

E
LEP
depan belakang1 belakang2
4 4 4 E (Total)
 P   P   P  n

 LHR
n
 
 8.16 
 
 8.16 
0.086 x 
 816
. 
 = j x Cj x Ej  LHR j (1+i)UR x Cj x Ej
j 1 j 1

0,001786608 7,89577E-05 0,001866 0,35


0,044194174 0,03863871 0,082833 0,21
6,815368523 42,25713121 49,0725 4416,52
42,25713121 262,0056614 304,2628 1673,45
12,88325195 23,13085051 1,403179427 37,41728 374,17
6464,70

LEA LET LER

n
x Ej  LHR
j 1
j (1+i)UR x Cj x Ej (LEP+LEA)/2 LET*UR/10

0,38
0,23
4876,20

6860,39 8362,77 7413,74 7413,735147

Perbandingan nilai LER pada kondisi normal dan pada saat kegiatan konstruksi disajikan
pada Tabel berikut:
Perbandingan Nilai LER Pada Kondisi Normal Dan Pada Saat Kegiatan Konstruksi
Pertumbuhan traffik 5% Kumulatif Kumulatif
(Overload) (Normal)
LEP = LEA0 6464,70
LEA1 6787,93 A1 2.418.605 2.418.605 1.792.527
LEA2 7127,33 A2 2.539.535 4.958.139 3.674.680
LEA3 7483,69 A3 2.666.511 7.624.651 5.650.941
LEA4 7857,88 A4 2.799.837 10.424.488 7.726.014
LEA5 8250,77 A5 2.939.829 13.364.317 Umur jalan 5 th 9.904.842
LEA6 8663,31 A6 3.086.820 16.451.137 12.192.611
LEA7 9096,48 A7 3.241.161 19.692.298 14.594.768
LEA8 9551,30 A8 3.403.219 23.095.518 17.117.033
LEA9 10028,87 A9 3.573.380 26.668.898 19.765.412
LEA10 10530,31 A10 3.752.049 30.420.948 Umur jalan 10 th 22.546.209
LEA11 11056,82 A11 3.939.652 34.360.599 25.466.046
LEA12 11609,67 A12 4.136.634 38.497.234 28.531.875
LEA13 12190,15 A13 4.343.466 42.840.700 31.750.996
LEA14 12799,66 A14 4.560.640 47.401.340 35.131.072
LEA15 13439,64 A15 4.788.671 52.190.011 Umur jalan 15 th 38.680.153

Dari tabel diatas, terlihat bahwa untuk umur jalan direncanakan 5 tahun, namun dengan
adanya truk yang overload 1,5 kali beban normal sebanyak 11 truk maka umur jalan hanya
bertahan selama 3 tahun. Terjadi pengurangan umur jalan sebanyak 49,80% dari kondisi
normal.

III - 12
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah populasi di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik dan pengguna Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam
kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak Pengurangan Umur Jalan akibat kegiatan ini luas
yaitu di sepanjang Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam
kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak Pengurangan Umur Jalan akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan
material ini cukup tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu sekitar 3 bulan selama
kegiatan mobilisasi peralatan dan material berlangsung. Maka dari itu dampak ini
termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa Pengurangan Umur Jalan ini dapat berdampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa Pengurangan Umur Jalan bersifat tidak kumulatif, maka dampak
bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa Pengurangan Umur Jalan ini dapat berbalik ke kondisi semula bila
dilakukan penggunaan kendaraan sesuai kelas jalan, sehingga termasuk dampak Tidak
Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak Pengurangan Umur Jalan menjadi Dampak
Negatif Penting. (-P)

3.4. Peningkatan Kebisingan


TAHAP KONSTRUKSI
 Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa peningkatan kebisingan pada tahap konstruksi oleh adanya kegiatan
Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini merupakan dampak yang bersifat
negatif. (-)

III - 13
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

B. Besaran Dampak
Kondisi kebisingan di lokasi proyek pada saat ini telah terpengaruh kondisi lalu-lintas di
Jalan di sekitar lokasi yang menghasilkan kebisingan. Pada saat dilaksanakan kegiatan
Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa akan dihasilkan kebisingan dari alat
berat yang digunakan. Tingkat kebisingan alat berat yang dihasilkan diprakirakan dari
data prakiraan tingkat kebisingan berbagai jenis alat berat (Sumber: Canter, 1977).
Tingkat kebisingan untuk jenis alat berat berupa concrete pump ataupun crane adalah
75,54 dBA dengan jarak 50 meter dari alat tersebut. Prakiraan besaran dampak kebisingan
di lokasi sekitar diperkirakan dengan menggunakan rumus :
L2 = L1 – 20 log R2/R1 – Ae, dBA
keterangan
L2 = Tingkat bising pada jarak R2 dari tapak proyek, sumber bising, dBA
L1 = Tingkat bising pada jarak R1 dari tapak proyek, dBA
R1, R2 = Jarak dari sumber bising, m
Ae = Atenuasi bising karena kelembapan udara, dBA (kecil, diabaikan)
Sehingga kebisingan di sekitar lokasi kegiatan pada jarak 75, 100, 150, dan 200 meter dari
sumber bising adalah sebagai berikut :
L1 (dBA) R1 (m) R2 (m) L2 (dBA)
75,54 50 75 72,0
75,54 50 100 69,5
75,54 50 150 66,0
75,54 50 200 63,5

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah seluruh pekerja di lokasi proyek dan populasi di
Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam
kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak peningkatan kebisingan akibat kegiatan ini adalah di
lokasi proyek dan sekitarnya sesuai dengan jarak dari sumber bising. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak peningkatan kebisingan akibat kegiatan Pembangunan Struktur
Bangunan dan Jaringan Pipa ini cukup tinggi dan dampak berlangsung cukup lama yaitu
sekitar 10 bulan selama kegiatan Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa
berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)

III - 14
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak


Dampak berupa peningkatan kebisingan ini tidak dapat berdampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa peningkatan kebisingan bersifat tidak kumulatif karena juga
ditimbulkan oleh kegiatan lain, maka dampak bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa peningkatan kebisingan dapat berbalik ke kondisi semula bila
dilakukan pemagaran area proyek dan pembuatan buffer zone untuk mengurangi
tingkat kebisingan, sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak peningkatan kebisingan menjadi Dampak Negatif
Penting. (-P)

TAHAP OPERASI
 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa peningkatan kebisingan pada tahap operasi oleh adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat negatif.
(-)
B. Besaran Dampak
Kondisi kebisingan di lokasi proyek pada saat ini telah terpengaruh kondisi lalu-lintas di
Jalan di sekitar lokasi yang menghasilkan kebisingan. Pada saat dilaksanakan kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum akan dihasilkan kebisingan dari kendaraan
dan kegiatan bongkar muat yang dilakukan di dalam lokasi proyek selama kegiatan
tersebut beroperasi. Tingkat kebisingan yang dihasilkan diprakirakan akan mengalami
peningkatan sebesar 10% dari tingkat kebisingan tanpa adanya kegiatan saat ini.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah seluruh pekerja di lokasi proyek dan populasi di
Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam
kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak peningkatan kebisingan akibat kegiatan ini adalah di
lokasi proyek dan sekitarnya sesuai dengan jarak dari sumber bising. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)

III - 15
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung


Intensitas dampak peningkatan kebisingan akibat kegiatan Pengoperasian Sistem
Penyediaan Air Minum ini cukup tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu selama
kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum berlangsung. Maka dari itu
dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa peningkatan kebisingan ini tidak dapat berdampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa peningkatan kebisingan bersifat tidak kumulatif karena tidak
ditimbulkan oleh kegiatan lain, maka dampak bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa peningkatan kebisingan dapat berbalik ke kondisi semula bila
dilakukan pemagaran area proyek dan pembuatan buffer zone untuk mengurangi
tingkat kebisingan, sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak peningkatan kebisingan menjadi Dampak Negatif
Penting. (-P)

3.5. Keresahan Masyarakat


TAHAP KONSTRUKSI
 Mobilisasi Peralatan dan Material
Pada saat mobilisasi peralatan dan material dilaksanakan maka timbul dampak berupa debu
dan penurunan kualitas udara serta penurunan kinerja jalan yang dapat menyebabkan
terjadinya keresahan masyarakat akibat kekhawatiran terjadinya gangguan kesehatan
masyarakat akibat debu dan penurunan kualitas udara serta kecelakaan karena penurunan
kinerja jalan yang terjadi.
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa keresahan masyarakat pada tahap konstruksi oleh adanya kegiatan
mobilisasi peralatan dan material ini merupakan dampak yang bersifat negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Besaran dampak untuk dampak keresahan masyarakat akibat dari adanya kegiatan
mobilisasi peralatan dan material ini adalah 10% warga yang mengajukan keluhan akibat
dari kegiatan mobilisasi peralatan dan material tersebut pada saat kegiatan tersebut
berlangsung selama 3 bulan sesuai dengan jadwal proyek.

III - 16
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah populasi di sekitar lokasi proyek (Kec. Bungah,
Kec. Manyar, dan Kec. Gresik) dan pengguna Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak keresahan masyarakat akibat kegiatan mobilisasi
peralatan dan material ini adalah luas yaitu di Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak keresahan masyarakat akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan
material ini tinggi dan dampak berlangsung cukup lama yaitu selama kegiatan ini
berlangsung (3 bulan). Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak
Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat ini mempengaruhi komponen lingkungan sosial
lainnya. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat bersifat kumulatif karena kemungkinan dampak
serupa dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga bertumpuk dan
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat dapat dipulihkan atau berkurang apabila segera
dilakukan pencegahan terjadinya debu dan penurunan kualitas udara serta perbaikan
pada jalan yang mengalami kerusakan sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak terjadinya keresahan masyarakat menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)

 Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa


Pada saat Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa dilaksanakan maka timbul
dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara yang dapat menyebabkan terjadinya
keresahan masyarakat di sekitar akibat kekhawatiran terjadinya gangguan kesehatan
masyarakat dan kerusakan bangunan sekitar yang mungkin terjadi.

III - 17
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa keresahan masyarakat pada tahap konstruksi oleh adanya kegiatan
Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini merupakan dampak yang bersifat
negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Besaran dampak untuk dampak keresahan masyarakat akibat dari adanya kegiatan
Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini adalah 10% warga yang mengajukan
keluhan akibat dari kegiatan Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa tersebut
pada saat kegiatan berlangsung selama 10 bulan sesuai dengan jadwal proyek.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah populasi di sekitar lokasi proyek (Kec. Bungah,
Kec. Manyar, dan Kec. Gresik). Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak
Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak keresahan masyarakat akibat kegiatan Pembangunan
Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini adalah luas yaitu di Kec. Bungah, Kec.
Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak
Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak keresahan masyarakat akibat kegiatan Pembangunan Struktur
Bangunan dan Jaringan Pipa ini tinggi dan dampak berlangsung cukup lama yaitu
selama kegiatan ini berlangsung (10 bulan). Maka dari itu dampak ini termasuk
dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat ini mempengaruhi komponen lingkungan sosial
lainnya. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat bersifat kumulatif karena kemungkinan dampak
serupa dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga bertumpuk dan
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat dapat dipulihkan atau berkurang apabila segera
dilakukan pencegahan terjadinya debu dan penurunan kualitas udara sehingga
termasuk dampak Tidak Penting. (TP)

III - 18
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Berdasarkan uraian di atas maka dampak terjadinya keresahan masyarakat menjadi


Dampak Negatif Penting. (-P)

TAHAP OPERASI
 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
Pada saat Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum dilaksanakan maka timbul dampak
berupa debu dan penurunan kualitas udara serta penurunan kinerja jalan dari mobilitas
kendaraan pribadi milik pekerja dan kendaraan pengangkut yang dapat menyebabkan
terjadinya keresahan masyarakat akibat kekhawatiran terjadinya gangguan kesehatan
masyarakat akibat debu dan penurunan kualitas udara serta kecelakaan akibat kegiatan
operasional yang terjadi.

A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa keresahan masyarakat pada tahap operasi oleh adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat negatif.
(-)

B. Besaran Dampak
Besaran dampak untuk dampak keresahan masyarakat akibat dari adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini adalah terdapat 10% warga yang
mengajukan keluhan akibat dari kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
tersebut pada saat kegiatan tersebut berlangsung.

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah populasi di sekitar lokasi proyek (Kec. Bungah,
Kec. Manyar, dan Kec. Gresik) dan pengguna Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak keresahan masyarakat akibat kegiatan Pengoperasian
Sistem Penyediaan Air Minum ini adalah luas yaitu di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan
Kec. Gresik dan Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori
dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak keresahan masyarakat akibat kegiatan Pengoperasian Sistem
Penyediaan Air Minum ini tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu selama kegiatan

III - 19
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

ini berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting.
(P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat ini mempengaruhi komponen lingkungan sosial
lainnya. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat bersifat kumulatif karena kemungkinan dampak
serupa dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga bertumpuk dan
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat dapat dipulihkan atau berkurang apabila segera
dilakukan pencegahan terjadinya debu dan penurunan kualitas udara serta pengaturan
lalu-lintas sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak terjadinya keresahan masyarakat menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)

3.6. Terciptanya Kesempatan Kerja


TAHAP KONSTRUKSI
 Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
Kegiatan ini meliputi proses rekruitment tenaga kerja sementara yang dibutuhkan selama
tahap konstruksi dan proses mobilisasi tenaga kerja sementara yang telah diterima melalui
proses rekruitment tersebut. Terciptanya kesempatan kerja dapat terjadi akibat adanya
kebutuhan tenaga kerja selama pelaksanaan tahap konstruksi proyek Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik.
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa terciptanya kesempatan kerja pada tahap konstruksi oleh adanya
kegiatan mobilisasi tenaga kerja sementara ini merupakan dampak yang bersifat positif.
(+)
B. Besaran Dampak
Terciptanya kesempatan kerja dapat terjadi akibat adanya kebutuhan tenaga kerja
selama pelaksanaan tahap konstruksi proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik. Prakiraan besar dampak terciptanya kesempatan
kerja didasarkan pada jumlah penerimaan pekerja sementara untuk kebutuhan selama
tahap konstruksi yaitu sekitar 65 orang.

III - 20
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak terciptanya kesempatan kerja ini adalah penduduk di
sekitar lokasi yaitu di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak terciptanya kesempatan kerja akibat kegiatan
mobilisasi tenaga kerja sementara ini relatif luas yaitu di Kec. Bungah, Kec. Manyar,
dan Kec. Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dan lamanya dampak terciptanya kesempatan kerja akibat kegiatan
mobilisasi tenaga kerja sementara ini cukup tinggi dan berlangsung selama tahap
konstruksi berlangsung yaitu selama 15 bulan. Maka dari itu dampak ini termasuk
dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja ini mempengaruhi komponen lain yaitu
sosial, ekonomi, dan budaya. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja tidak bersifat kumulatif karena kecil
kemungkinan dampak serupa dapat muncul kembali pada kegiatan yang lain, maka
dampak bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja dapat berkurang setelah adanya
pemutusan hubungan kerja dengan pekerja pada saat tahap konstruksi telah selesai
sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak terciptanya kesempatan kerja menjadi Dampak
Positif Penting. (+P)

TAHAP OPERASI
 Mobilisasi Tenaga Kerja
Kegiatan ini meliputi proses rekruitment tenaga kerja yang dibutuhkan selama tahap operasi
dan proses mobilisasi tenaga kerja yang telah diterima melalui proses rekruitment tersebut.
Terciptanya kesempatan kerja dapat terjadi akibat adanya kebutuhan dari kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum.

III - 21
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa terciptanya kesempatan kerja pada tahap operasi oleh adanya
kegiatan mobilisasi tenaga kerja ini merupakan dampak yang bersifat positif. (+)
B. Besaran Dampak
Terciptanya kesempatan kerja dapat terjadi akibat adanya kebutuhan tenaga kerja untuk
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum selama pelaksanaan tahap operasi. Prakiraan
besar dampak terciptanya kesempatan kerja didasarkan pada jumlah penerimaan pekerja
untuk tahap operasi diperkirakan sebanyak 35 orang.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak terciptanya kesempatan kerja ini adalah penduduk di
sekitar lokasi yaitu di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak terciptanya kesempatan kerja akibat kegiatan
mobilisasi tenaga kerja ini relatif luas yaitu di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dan lamanya dampak terciptanya kesempatan kerja akibat kegiatan
mobilisasi tenaga kerja ini cukup tinggi dan berlangsung selama tahap operasi
berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja ini mempengaruhi komponen lain yaitu
sosial, ekonomi, dan budaya. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja tidak bersifat kumulatif karena kecil
kemungkinan dampak serupa dapat muncul kembali pada kegiatan yang lain, maka
dampak bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja dapat berkurang setelah adanya
pemutusan hubungan kerja dengan pekerja telah selesai sehingga termasuk dampak
Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak terciptanya kesempatan kerja menjadi Dampak
Positif Penting. (+P)

III - 22
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

3.7. Penurunan Kualitas Air Permukaan


TAHAP OPERASI
 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa penurunan kualitas air permukaan pada tahap operasi oleh adanya
kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat
negatif. (-)

B. Besaran Dampak
Kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini dapat menghasilkan dampak
penurunan kualitas air permukaan selama tahap operasi berlangsung. Penurunan kualitas
air permukaan diakibatkan oleh adanya buangan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan
domestik tenaga kerja di dalam lokasi proyek. Jumlah limbah cair yang dihasilkan dan
dialirkan ke Sungai Bengawan Solo setelah melalui IPAL komunal adalah sebagai berikut:
Jumlah limbah cair domestik = 70% x kebutuhan penggunaan air domestik karyawan
= 70% x 3,5 m3/hari
= 2,45 m3/hari
Total limbah cair yang dihasilkan= 2,45 m3/hari
Diprakirakan akan terjadi penurunan kuallitas air permukaan setelah adanya pembuangan
hasil pengolahan limbah cair menggunakan IPAL komunal menuju Sungai Bengawan Solo.

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah pekerja yang ada di lokasi proyek dan populasi
di sekitar Sungai Bengawan Solo yang menerima buangan air limbah domestik. Maka
dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Tidak Penting. (TP)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan ini
adalah di lokasi proyek dan Sungai Bengawan Solo sebagai penerima hasil olahan air
limbah domestik tersebut. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak
Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan Pengoperasian
Sistem Penyediaan Air Minum ini tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu selama
tahap operasi. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting.
(P)

III - 23
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak


Dampak berupa penurunan kualitas air permukaan ini dapat berdampak lanjutan
terhadap komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa penurunan kualitas air permukaan tidak bersifat kumulatif, maka
dampak bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa penurunan kualitas air permukaan dapat berbalik ke kondisi semula
bila dilakukan pengolahan limbah cair yang dihasilkan dengan menggunakan septic
tank dan IPAL komunal, sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak penurunan kualitas air permukaan menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)

3.8. Peningkatan Limbah Padat Domestik


TAHAP OPERASI
 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa peningkatan limbah padat domestik pada tahap operasi oleh adanya
kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat
negatif. (-)

B. Besaran Dampak
Pada saat dilaksanakan kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum akan
dihasilkan limbah padat domestik dari kegiatan domestik tenaga kerja di dalam lokasi
proyek. Jumlah limbah padat domestik yang dihasilkan dihitung sebagai berikut:
Jumlah Tenaga Kerja Tahap Operasi = 35 orang
Jumlah timbulan sampah/ orang = 1,5 – 2,0 l/orang/hari untuk kota sedang
(Sumber : Damanhuri, Prof. Enry, “Pengelolaan Sampah”, Program Studi TL-FTSP, ITB,
2011)
Total jumlah sampah = Jumlah tenaga kerja x timbulan sampah
= 35 orang x 2,0 l/orang/hari
= 70,0 liter/hari
≈ 0,07 m3/hari

III - 24
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

C. Penentuan Dampak Penting


a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak hanyalah pekerja di lokasi proyek. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Tidak Penting. (TP)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak peningkatan limbah padat domestik akibat kegiatan
ini hanya di lokasi proyek. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Tidak
Penting. (TP)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak peningkatan limbah padat domestik akibat kegiatan Pengoperasian
Sistem Penyediaan Air Minum ini cukup tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu
selama tahap operasi berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak
kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa peningkatan limbah padat domestik ini berdampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa peningkatan limbah padat domestik bersifat tidak kumulatif karena
tidak ditimbulkan oleh kegiatan lain, maka dampak bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa peningkatan limbah padat domestik dapat berbalik ke kondisi semula
bila dilakukan pengelolaan terhadap limbah padat domestik yang dihasilkan dengan
pengumpulan dan pengangkutan menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sehingga
termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak peningkatan limbah padat domestik menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)

3.9. Peningkatan Aliran Run Off


TAHAP OPERASI
 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa Peningkatan Aliran Run Off pada tahap operasi oleh adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat negatif.
(-)

III - 25
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

B. Besaran Dampak
Sistem long storage berfungsi untuk menampung sisa run off di ujung saluran drainase
yang belum dapat diresapkan melalui sumur resapan. Pada saat terjadi hujan dengan
curah hujan tinggi maka dilakukan penutupan pintu air dari sistem long storage yang
terhubung dengan Sungai Bengawan Solo sehingga air hujan akan ditampung menggunakan
long storage agar tidak membebani Sungai Bengawan Solo. Setelah tinggi muka air Sungai
Bengawan Solo turun maka pintu air dibuka dan air dalam sistem long storage disalurkan
ke sungai tersebut. Untuk menghindari terjadinya genangan di area sekitar lokasi proyek
maka saluran-saluran yang ada di sekitar lokasi proyek akan tetap dipertahankan.
Besarnya peningkatan aliran run off dihasilkan dari adanya pembangunan luasan lahan
untuk bangunan intake, IPA dan reservoir total seluas 5,3 Ha.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah masyarakat di sekitar Sungai Bengawan Solo
yang menerima limpasan air hujan dari lokasi proyek. Maka dampak ini termasuk ke
dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak Peningkatan Aliran Run Off akibat kegiatan ini adalah
di sekitar Sungai Bengawan Solo yang menerima limpasan air hujan dari lokasi proyek.
Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak Peningkatan Aliran Run Off akibat kegiatan Pengoperasian Sistem
Penyediaan Air Minum ini tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu selama tahap
operasi. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa Peningkatan Aliran Run Off ini dapat berdampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa Peningkatan Aliran Run Off tidak bersifat kumulatif, maka dampak
bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa Peningkatan Aliran Run Off dapat berbalik ke kondisi semula bila
dilakukan pengolahan limpasan air hujan dengan pembuatan kolam tampung dan long
storage serta dilengkapi dengan pintu air, sehingga termasuk dampak Tidak Penting.
(TP)

III - 26
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Berdasarkan uraian di atas maka dampak Peningkatan Aliran Run Off menjadi Dampak
Negatif Penting. (-P)

3.10. Peningkatan Ketersediaan Air Bersih


TAHAP OPERASI
 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa Peningkatan Ketersediaan Air Bersih pada tahap operasi oleh adanya
kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat
negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini dapat menghasilkan dampak
berupa Peningkatan Ketersediaan Air Bersih bagi masyarakat umum ataupun konsumen
dari bidang industri di dalam Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah pekerja yang ada di lokasi proyek, populasi di
sekitar lokasi proyek. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Penting.
(P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak Peningkatan Ketersediaan Air Bersih akibat kegiatan
ini adalah cukup luas yaitu di sekitar lokasi proyek. Maka dampak ini termasuk ke
dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak Peningkatan Ketersediaan Air Bersih akibat kegiatan Pengoperasian
Sistem Penyediaan Air Minum ini tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu selama
tahap operasi. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting.
(P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa Peningkatan Ketersediaan Air Bersih ini dapat berdampak lanjutan
terhadap komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa Peningkatan Ketersediaan Air Bersih tidak bersifat kumulatif, maka
dampak bersifat Tidak Penting. (TP)

III - 27
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

f. Berbalik tidaknya dampak


Dampak berupa Peningkatan Ketersediaan Air Bersih dapat berbalik ke kondisi semula
bila kegiatan berhenti, sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak Peningkatan Ketersediaan Air Bersih menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)

3.11. Terciptanya Kesempatan Berusaha


TAHAP OPERASI
 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
Terciptanya kesempatan berusaha dapat terjadi akibat adanya kebutuhan para tenaga kerja
pada tahap operasi akan tempat kos dan warung makan sehingga dapat memberikan peluang
bagi masyarakat sekitar untuk membuka usaha baru.
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa terciptanya kesempatan berusaha pada tahap operasi oleh adanya
kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat
positif. (+)
B. Besaran Dampak
Terciptanya kesempatan berusaha dapat terjadi akibat adanya kebutuhan para tenaga
kerja pada tahap operasi akan tempat tinggal dan warung makan sehingga dapat
memberikan peluang bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitar 3% warga di sekitar
lokasi proyek akan membuka usaha baru.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak terciptanya kesempatan berusaha ini adalah penduduk
di sekitar lokasi yaitu di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak terciptanya kesempatan berusaha akibat kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini relatif luas yaitu di Kec. Bungah, Kec.
Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak
Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dan lamanya dampak terciptanya kesempatan berusaha akibat kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini cukup tinggi dan berlangsung selama
tahap operasi berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori
dampak Penting. (P)

III - 28
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak


Dampak berupa terciptanya kesempatan berusaha ini mempengaruhi komponen lain
yaitu sosial, ekonomi, dan budaya. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan berusaha tidak bersifat kumulatif karena
kecil kemungkinan dampak serupa dapat muncul kembali pada kegiatan yang lain,
maka dampak bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan berusaha dapat berkurang setelah tahap
operasi telah selesai sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak terciptanya kesempatan berusaha menjadi
Dampak Positif Penting. (+P)

3.12. Timbulnya Limbah B3


 Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa timbulnya limbah B3 pada tahap operasi oleh adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat negatif.
(-)
B. Besaran Dampak
Kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini dapat menghasilkan dampak
timbulnya limbah B3 selama tahap operasi berlangsung. Timbulnya limbah B3 diprakirakan
sebesar 5% dari jenis limbah padat dan cair yang dihasilkan.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak pekerja dan masyarakat yang ada di lokasi penghasil
limbah B3 dan sekitar lokasi pengelolaan limbah B3. Maka dampak ini termasuk ke
dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak timbulnya limbah B3 akibat kegiatan ini di lokasi
penghasil limbah B3, jalur transporter Limbah B3, dan area pengelolaan Limbah B3 .
Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak timbulnya limbah B3 akibat kegiatan Pengoperasian Sistem
Penyediaan Air Minum ini tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu selama tahap
operasi. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)

III - 29
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak


Dampak berupa timbulnya limbah B3 ini dapat berdampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa timbulnya limbah B3 tidak bersifat kumulatif, maka dampak bersifat
Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa timbulnya limbah B3 dapat berbalik ke kondisi semula bila dilakukan
penyediaan TPS limbah B3 dan penyaluran kepada pihak ketiga yang telah berijin
untuk mendapatkan pengolahan lebih lanjut, sehingga termasuk dampak Tidak
Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak timbulnya limbah B3 menjadi Dampak Negatif
Penting. (-P)

III - 30
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

BAB IV
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK
LINGKUNGAN

Evaluasi terhadap dampak penting yang terjadi oleh adanya kegiatan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik oleh PDAM Giri Tirta Kab. Gresik
pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasi dilakukan dengan menggunakan metode
bagan alir. Dengan menggunakan metode bagan alir ini terlihat komponen–komponen yang
paling banyak terkena dampak pada tahapan kegiatan tersebut. Dampak yang terjadi tersebut
juga akan terlihat apakah dampak tersebut merupakan dampak primer atau dampak
sekunder. Bagan alir evaluasi dampak kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik terlihat seperti pada Gambar 4.1. Evaluasi dampak
kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
oleh PDAM Giri Tirta Kab. Gresik yang diuraikan dibawah ini mencakup.
- Telaahan terhadap dampak penting
- Telaahan sebagai dasar pengelolaan
- Rekomendasi

4.1. Telaahan Terhadap Dampak Penting

Telaahan terhadap dampak penting dilakukan secara holistik terhadap berbagai komponen
lingkungan hidup yang diprakirakan mengalami perubahan mendasar. Evaluasi yang bersifat
holistik adalah telahan secara totalitas terhadap beragam dampak penting hipotetik. Pada
Gambar 4.1. berikut ini disajikan bagan alir yang menunjukkan hubungan antara dampak-
dampak yang dihasilkan dan kegiatan penyebabnya. Dari bagan alir tersebut dapat diketahui
dampak apa sajakah yang paling banyak ditimbulkan dan kegiatan apa saja yang menghasilkan
dampak paling banyak.

IV - 1
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik

Prakonstruksi Kontruksi Operasi

Pemagaran
Sosialisasi Mobilisasi Mobilisasi Pembangunan Pemeliharaan
Perijinan Proyek dan Penyiapan Demobilisasi Demobilisasi Mobilisasi Sistem Penyediaan Air
Proyek Tenaga Kerja Peralatan dan Struktur Bangunan dan
Pengoperasian Lahan Peralatan Tenaga Kerja Tenaga Kerja Minum
Sementara Material dan Jaringan Pipa Perawatan
Basecamp

Pengelolaan Lingkungan
Tapak Rencana Proyek

Peningkatan
Terciptanya Debu dan Penurunan Peningkatan Peningkatan Terciptanya
Penurunan Kerusakan Peningkatan Limbah Timbulnya
Kesempatan Penurunan Kualitas Air Aliran Run Ketersediaan Kesempatan
Kinerja Jalan Jalan Kebisingan Padat Limbah B3
Kerja Kualitas Udara Permukaan Off Air Bersih Berusaha
Domestik

+P -P -P -P -P -P -P -P -P -P -P

Keresahan
Masyarakat

-P

Gambar 4.1. Bagan Alir Dampak Penting

IV - 2
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
ANDAL
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik terdiri 3
tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasi yang dirinci
menjadi beberapa komponen kegiatan pada masing-masing tahapan. Berikut adalah rincian
masing-masing kegiatan pada tiap tahapan:
 Tahap pra konstruksi meliputi kegiatan:
1) perijinan
2) sosialisasi proyek
 Tahap konstruksi terdiri dari 8 kegiatan, yaitu:
1) Pemagaran Proyek dan Pengoperasian Basecamp
2) Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
3) Mobilisasi Peralatan dan Material
4) Penyiapan Lahan
5) Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa
6) Demobilisasi Peralatan
7) Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara
 Tahap operasi dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu:
1) Mobilisasi Tenaga Kerja
2) Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
3) Pemeliharaan dan Perawatan

Dari masing-masing kegiatan di tiap tahapan tersebut akan timbul dampak potensial yang
kemudian dievaluasi dan dimasukkan ke dalam dua kategori yaitu dampak penting hipotetik
dan dampak tidak penting hipotetik. Adapun jenis-jenis dampak potensial yang diperkirakan
akan timbul telah disajikan pada subbab 1.2.1. demikian juga dengan hasil evaluasi dampak
potensial yang merupakan dampak penting hipotetik telah disajikan di dalam subbab 1.2.2.
Dampak-dampak penting hipotetik yang telah didapatkan pada subbab evaluasi dampak
potensial kemudian diprakirakan tingkat pentingnya dampak pada Bab 3 tentang Prakiraan
Dampak Penting. Hasil dari prakiraan tersebut berupa dampak penting yang disajikan pada
bagan alir di Gambar 4.1.

Tahap konstruksi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000
Liter/detik timbul dampak sebanyak 7 dampak penting. Sedangan pada tahap operasi
terdapat 12 jenis dampak penting yang ditimbulkan. Sembilan dampak penting yang timbul
pada tahap konstruksi dihasilkan dari 6 komponen kegiatan. Sedangkan pada tahap operasi
terdapat 2 kegiatan yang menimbulkan 10 dampak penting. Sedangkan pada tahap pra
konstruksi tidak timbul dampak penting.

IV - 3
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Dampak-dampak penting yang ditimbulkan dari seluruh tahapan dan komponen kegiatan yang
ada di dalam masing-masing tahapan dikelompokkan menjadi 14 jenis dampak. Dari 14 jenis
dampak penting yang timbul, dampak debu dan penurunan kualitas udara paling sering
ditimbulkan baik pada tahap konstruksi ataupun tahap operasi yaitu oleh 4 jenis komponen
kegiatan. Pada tahap konstruksi, dampak penting tersebut ditimbulkan oleh 3 jenis kegiatan
dan pada tahap operasi ditimbulkan oleh 1 jenis kegiatan. Kegiatan pada tahap konstruksi
yang menimbulkan dampak debu dan penurunan kualitas udara adalah mobilisasi peralatan
dan material, penyiapan lahan, Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa.
Sedangkan pada tahap operasi, dampak tersebut ditimbulkan oleh kegiatan Pengoperasian
Sistem Penyediaan Air Minum. Dengan banyaknya dampak debu dan penurunan kualitas udara
yang muncul maka komponen lingkungan yang paling banyak terkena dampak adalah
komponen fisik kimia yaitu kualitas udara.

Sedangkan untuk jenis kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak adalah kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum pada tahap operasi. Satu kegiatan ini
menimbulkan 11 jenis dampak penting yang berbeda yaitu Debu dan Penurunan Kualitas
Udara (-P), Peningkatan Kebisingan (-P), Peningkatan Ketersediaan Air Bersih (+P), Penurunan
Kualitas Air Permukaan (-P), Peningkatan Aliran Run Off (-P), Penurunan Kinerja Jalan (-P),
Terciptanya Kesempatan Berusaha (+P), Keresahan Masyarakat (-P), Gangguan Kesehatan
Masyarakat (-P), Peningkatan Limbah Padat Domestik (-P), dan Timbulnya Limbah B3 (-P).

Dari 14 jenis dampak penting yang terjadi akibat pelaksanaan 12 jenis kegiatan pada 3
tahapan kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000
Liter/detik, keseluruhan dampak penting tersebut masih dapat dikelola agar tidak
menimbulkan kerusakan pada lingkungan di sekitar kegiatan proyek, sehingga kegiatan
tersebut masih layak lingkungan.

4.2. Pemilihan Alternatif Terbaik

Kajian alternatif pada AMDAL Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas
1.000 Liter/detik ini tidak ada karena lokasi, dan teknologi yang digunakan sudah dianalisa
dalam studi kelayakan. Dari hasil studi kelayakan tersebut telah dipilih keputusan dari
alternatif yang dituangkan. Sehingga dalam dokumen AMDAL tidak dipaparkan kembali
alternatif kajiannya.

4.3. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan

Berdasarkan hasil prakiraan dampak dan evaluasi dampak pada kegiatan proyek
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik, maka

IV - 4
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

didapatkan hasil bahwa kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting masih dapat
dikelola dan dipantau untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan sekitar proyek.
Komponen lingkungan yang terkena dampak meliputi komponen fisik-kimia, biologi, sosial
ekonomi budaya, dan kesehatan masyarakat. Penanganan dampak besar dan penting tersebut
merupakan bagian dari usaha menyeluruh pengelolaan lingkungan dari beberapa kegiatan
mulai dari tahap pra kontruksi, konstruksi, hingga operasi proyek yang bertujuan
meningkatkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif. Agar kegiatannya dapat selalu
layak dari segi lingkungan, maka diperlukan upaya pengelolaan lingkungan untuk
meningkatkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif yang dianggap besar dan
penting sesuai dengan besarnya skala.

Hasil dari evaluasi dampak besar dan penting tersebut diatas selanjutnya akan dikelola dan
dipantau sebagaimana yang tertuang dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Dampak negatif yang tak terkontrol dan tak
terkendali tersebut pada akhirnya akan menyebabkan timbulnya dampak lain yang sangat
merugikan terhadap komponen lingkungan hidup. Berdasarkan hasil prakiraan dan evaluasi
dampak besar dan penting, arahan pendekatan rencana pengelolaan lingkungan disajikan
pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Dampak
No Arahan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan
1 Debu dan TAHAP KONSTRUKSI
Penurunan >Penggunaan kendaraan yang memenuhi syarat layak jalan secara administrasi
Kualitas Udara >Memberikan penutup pada bak truk pengangkut material konstruksi
>Penyiraman area proyek/ jalan akses saat konstruksi secara berkala diutamakan pada
siang hari antara pukul 09.00 - 15.00 WIB setiap harinya
>Pemagaran area proyek untuk mengurangi debu
>Maintenance teratur pada beberapa mesin atau unit sumber pencemar udara (termasuk
back up genset)
TAHAP OPERASI
>Maintenance teratur pada mesin kendaraan pengangkut yang digunakan dan
Penggunaan kendaraan yang memenuhi syarat layak jalan secara administrasi
>Memberikan penutup pada bak truk pengangkut yang berpotensi menghasilkan debu
>Penanaman pohon di sekeliling proyek sebagai buffer zone sesuai dengan luas RTH
minimal 10% dari luas total
>Koordinasi dengan DLH Kab. Gresik
2 Penurunan TAHAP KONSTRUKSI DAN TAHAP OPERASI
Kinerja Jalan >Pemberian rambu-rambu pada area masuk dan keluar lokasi proyek
>Penyediaan petugas untuk mengatur lalu-lintas di depan pintu masuk lokasi proyek
>Mobilisasi kendaraan berat diutamakan untuk dilaksanakan di luar jam padat lalu-lintas
>Melaksanakan segala rekomendasi yang tercantum di dalam dokumen ANDAL Lalin
>Koordinasi dengan Polsek Bungah, Polsek Manyar, dan Polsek Gresik dan Dinas
Perhubungan Kab. Gresik
3 Pengurangan TAHAP KONSTRUKSI
Umur Jalan >Penggunaan kendaraan sesuai kelas jalan
>Koordinasi dengan Polsek Bungah, Polsek Manyar, dan Polsek Gresik dan Dinas PUPR
Kab. Gresik
4 Peningkatan TAHAP KONSTRUKSI DAN TAHAP OPERASI
Kebisingan >Penggunaan kendaraan yang memenuhi syarat layak jalan secara administrasi
>Pembatasan kecepatan kendaraan maksimal 30km/jam
>Penggunaan peralatan berat yang memiliki tingkat kebisingan rendah

IV - 5
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Dampak
No Arahan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan
>Penggunaan APD oleh para pekerja dalam lokasi
>Pemagaran area proyek untuk mengurangi intensitas kebisingan
>Penanaman pohon di sekeliling proyek sebagai buffer zone
>Melaksanakan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi pada siang hari
5 Keresahan TAHAP KONSTRUKSI DAN TAHAP OPERASI
Masyarakat >Membentuk posko pengaduan masyarakat di lokasi proyek/melalui muspika
>Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjelaskan mengenai rincian kegiatan
yang sedang berlangsung
>Pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi proyek sebagai tenaga kerja di Sistem
Penyediaan Air Minum
>Perumusan program CSR secara bersama antara PDAM Giri Tirta Kab. Gresik dengan
warga dan Pemda Gresik dalam menentukan rencana penggunaannya agar tepat guna
sebagai bentuk kompensasi pada masyarakat
>Koordinasi dengan aparatur Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik
6 Terciptanya TAHAP KONSTRUKSI DAN TAHAP OPERASI
Kesempatan >Penyerapan tenaga kerja diprioritaskan dari tenaga kerja lokal yang bertempat tinggal
Kerja di sekitar lokasi proyek dan memenuhi persyaratan kebutuhan skill di Sistem Penyediaan
Air Minum
>Koordinasi dengan Disnaker Kab. Gresik dan aparatur Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan
Kec. Gresik
7 Penurunan TAHAP OPERASI
Kualitas Air >Mengolah limbah cair yang dihasilkan dengan IPAL komunal sebelum dibuang ke badan
Permukaan air penerima
>Melakukan perawatan IPAL secara berkala agar tetap dapat beroperasi secara optimal
>Koordinasi dengan DLH Kab. Gresik
8 Peningkatan TAHAP OPERASI
Limbah Padat >Penyediaan TPS untuk penampungan sementara limbah padat domestik yang dihasilkan
Domestik dengan pemberian sekat untuk membedakan jenis sampah sesuai karakteristiknya
>Memilah sampah yang dapat didaur ulang seperti kertas, karton, plastik, logam, dan
jenis lainnya untuk disalurkan pada pihak ketiga agar dapat didaur ulang lebih lanjut
>Mengangkut sampah residu menuju TPA melalui koordinasi dengan DLH Kab. Gresik
>Koordinasi dengan DLH Kab. Gresik
9 Peningkatan TAHAP OPERASI
Aliran Run Off >Menyediakan sistem long storage
>Melengkapi sistem long storage dengan pintu air agar dapat dilakukan pengendalian
aliran air run off dari dalam lokasi proyek melalui penampungan di dalam long storage
>Melaksanakan segala ketentuan dan rekomendasi yang tercantum di dalam kajian
drainase
>Koordinasi dengan Dinas PUPR Kab. Gresik
10 Peningkatan TAHAP OPERASI
Ketersediaan Air >Memprioritaskan pelayanan air bersih pada masyarakat umum dan kegiatan industri di
Bersih sekitar lokasi kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum ini
>Melaksanakan perawatan secara berkala Sistem Penyediaan Air Minum untuk
meminimalkan terjadinya gangguan selama tahap operasi
>Segera melakukan perbaikan saat terjadi kerusakan pada jalur sistem perpipaan
ataupun pada instalasi pengolahan air
11 Terciptanya TAHAP OPERASI
Kesempatan >Penyediaan area khusus untuk PKL di dalam lokasi IPA
Berusaha >Pemrioritasan masyarakat sekitar untuk menempati area khusus untuk PKL di dalam
Sistem Penyediaan Air Minum tersebut
>Koordinasi dengan aparatur Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik

12 Timbulnya TAHAP OPERASI


Limbah B3 >Untuk limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan pengelola Sistem Penyediaan Air Minum
akan dilakukan pengelolaan limbah B3 oleh PDAM Giri Tirta Kab. Gresik yang berupa
penyediaan TPS Limbah B3, pengurusan izinnya, serta penyimpanan dan penyaluran
limbah B3 tersebut pada pihak ketiga yang berizin dari instansi yang berwenang
>Menyalurkan limbah B3 kepada pihak ketiga yang memiliki ijin pengelolaan limbah B3
untuk dikelola lebih lanjut
>Koordinasi dengan DLH Kab. Gresik

IV - 6
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

4.4. Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan


Berdasarkan hasil prakiraan dampak besar dan penting pada bab III dan evaluasi dampak
penting pada bab IV khususnya sub bab 4.3 telaah sebagai dasar pengelolaan maka
rekomendasi Tim Studi tentang kelayakan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
oleh PDAM Giri Tirta Kab. Gresik ini telah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Gresik Tahun 2010-2030, dimana wilayah lokasi proyek termasuk di dalam
area dengan jenis peruntukan untuk zona pemukiman.
2. Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
telah mempertimbangkan dan memperhatikan kebijakan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam.
3. Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
telah mempertimbangkan hal-hal yang terkait dengan kepentingan pertahanan keamanan
4. Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
telah dilakukan prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari
aspek sosial, fisik kimia, dan tata ruang pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasi
5. Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
telah dilakukan evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah
kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi, sehingga diketahui perimbangan
antara dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif
6. Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
telah mempertimbangkan kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang
bertanggung jawab dalam menanggulangi dampak penting negatif yang akan di timbulkan
dari usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial dan
kelembagaan.
7. Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
tidak mengganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat.
8. Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan :
a. Entitas dan/atau spesies kunci
b. Memiliki nilai penting secara ekologis
c. Memiliki nilai penting secara ekonomi dan/atau
d. Memiliki nilai penting secara ilmiah
9. Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di
sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan.

IV - 7
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Dari pertimbangan tersebut diatas maka Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik dinyatakan layak lingkungan.

IV - 8
Lokasi
Proyek
DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN
DAMPAK POTENSIAL
A. PRA KONSTRUKSI
I. TAHAP PRA KONSTRUKSI 1. Perijinan
a. Perijinan - Keresahan masyarakat
b. Sosialisasi Proyek 2. Sosialisasi Proyek
II. TAHAP KONSTRUKSI - Keresahan Masyarakat
a. Pemagaran Proyek dan Pengoperasian B. KONSTRUKSI
Basecamp 1. Pemagaran Proyek dan Pengoperasian Basecamp
b. Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara - Penurunan Kualitas Air Permukaan
- Penurunan Sanitasi Lingkungan
c. Mobilisasi Peralatan dan Material - Peningkatan Limbah Padat Domestik
d. Pembangunan Struktur Bangunan 2. Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
e. Pemasangan Jaringan Pipa - Terciptanya Kesempatan Kerja
f. Demobilisasi Peralatan - Peningkatan Pendapatan
g. Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara 3. Mobilisasi Peralatan dan Material DAMPAK PENTING HIPOTETIK
III. TAHAP OPERASI - Debu dan Penurunan Kualitas Udara
a. Mobilisasi Tenaga Kerja - Peningkatan Kebisingan A. PRA KONSTRUKSI
- Pengurangan Umur Jalan 1. Perijinan: -
b. Pengoperasian Sistem Penyediaan Air - Penurunan Kinerja Jalan 2. Sosialisasi Proyek: -
Minum - Tumpahan Material di Jalan
c. Pemeliharaan dan Perawatan - Keresahan masyarakat B. KONSTRUKSI
4. Pembangunan Struktur Bangunan 1. Pemagaran Proyek dan Pengoperasian Basec
- Debu dan Penurunan Kualitas Udara 2. Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
- Peningkatan Kebisingan - Terciptanya Kesempatan Kerja
- Keresahan Masyarakat 3. Mobilisasi Peralatan dan Material
- Gangguan Kesehatan Masyarakat - Debu dan Penurunan Kualitas Udara
HASIL PELIBATAN MASYARAKAT - Timbulnya Material Buangan - Pengurangan Umur Jalan
5. Pemasangan Jaringan Pipa - Penurunan Kinerja Jalan
- Tenaga kerja diprioritaskan dari desa/kelurahan - Debu dan Penurunan Kualitas Udara - Keresahan Masyarakat
setempat sesuai kriteria yang dibutuhkan - Peningkatan Kebisingan 4. Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaring
- Penurunan Kinerja Jalan - Debu dan Penurunan Kualitas Udara
- Mengelola dampak lingkungan yang terjadi
- Pengurangan Umur Jalan - Peningkatan Kebisingan
- Tersedianya air bersih untuk masyarakat - Keresahan Masyarakat - Penurunan Kinerja Jalan
- Adanya kontribusi dan kompensasi untuk desa - Gangguan Kesehatan Masyarakat - Keresahan Masyarakat
dan masyarakat - Timbulnya Material Buangan 5. Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaring
6. Demobilisasi Peralatan - Debu dan Penurunan Kualitas Udara
- Peningkatan Kebisingan - Penurunan Kinerja Jalan
- Pengurangan Umur Jalan - Pengurangan Umur Jalan
RONA LINGKUNGAN HIDUP
- Penurunan Kinerja Jalan - Keresahan Masyarakat
- Keresahan Masyarakat 6. Demobilisasi Peralatan
I. FISIK KIMIA 7. Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara - Penurunan Kinerja Jalan
 Kualitas Udara - Hilangnya Kesempatan Kerja 7. Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara: -
- Penurunan Pendapatan
 Tingkat Kebisingan
C. OPERASI C. OPERASI
 Limbah Padat 1. PenerimaanTenaga Kerja Tahap Operasi 1. Mobilisasi Tenaga Kerja
 Banjir - Terciptanya Kesempatan Kerja - Terciptanya Kesempatan Kerja
 Tingkat Getaran - Peningkatan Pendapatan 2. Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
 Kondisi Bangunan Sekitar - Keresahan Masyarakat - Debu dan Penurunan Kualitas Udara
2. Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum - Peningkatan Kebisingan
 Kondisi Lahan Resapan
- Debu dan Penurunan Kualitas Udara - Peningkatan Ketersediaan Air Bersih
 Kondisi Estetika Lingkungan - Peningkatan Kebisingan - Penurunan Kualitas Air Permukaan
 Kondisi Sistem Drainase Lingkungan - Peningkatan Ketersediaan Air Bersih - Peningkatan Aliran Run Off
 Tingkat Kebutuhan Air Bersih - Penurunan Kualitas Air Permukaan - Penurunan Kinerja Jalan
 Kondisi Jalan - Peningkatan Aliran Run Off - Terciptanya Kesempatan Berusaha
- Pengurangan Umur Jalan - Keresahan Masyarakat
 Tingkat Kinerja Jalan - Penurunan Kinerja Jalan - Peningkatan Limbah Padat Domestik
II. BIOLOGI - Terciptanya Kesempatan Berusaha - Timbulnya Limbah B3
 Kondisi Flora - Peningkatan PAD 3. Pemeliharaan dan Perawatan: -
III. SOSEKBUDKESMAS - Keresahan Masyarakat
 Tingkat Kesempatan Kerja - Gangguan Kamtibmas
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
GIRI TIRTA
KABUPATEN GRESIK

DOKUMEN
RKL-RPL
(Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup)

PENGEMBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
DENGAN KAPASITAS 1.000
LITER/DETIK
DI KEC. BUNGAH, KEC. MANYAR, DAN KEC. GRESIK
KAB. GRESIK

2019
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

KATA PENGANTAR
Dokumen RKL-RPL ini adalah dokumen yang memuat tentang upaya-upaya mencegah,
mengendalikan dan menanggulangi serta memantau dampak penting lingkungan hidup yang
bersifat negatif dan meningkatkan serta memantau dampak positif yang timbul sebagai akibat
dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Dokumen ini bertujuan untuk memberikan
pertimbangan ekonomi lingkungan, merumuskan upaya kebijakan pengendalian dampak
lingkungan dan merumuskan tugas dan wewenang pihak-pihak yang terlibat, merumuskan
kelembagaan pemantauan lingkungan hidup dan merumuskan koordinasi serta kerjasama
antar institusi agar data yang diperoleh dan disebarkan kepada berbagai pengguna dapat
bersifat tepat guna, tepat waktu dan dapat dipercaya.

Pedoman penyusunan dokumen ini adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis
Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.

PDAM Giri Tirta Kab. Gresik berterima kasih atas telah ditetapkannya persetujuan dokumen
Kerangka Acuan untuk kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik yang berlokasi di Kec. Bungah, Kec.
Manyar, dan Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.

Berdasarkan Surat dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Gresik
tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kajian Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)-Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Tim Studi
dan semua pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan dokumen ini.

Gresik, September 2019

i
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL ............................................ I-1
1.2. Pernyataan Kebijakan Lingkungan dari Pemrakarsa ................................ I-2

BAB II RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP ...................................... II-1

BAB III RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP ...................................... III-1

BAB IV JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN ................................ IV-1

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ v


LAMPIRAN

ii
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup ........................... II-2


Tabel 3.1. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup ........................... III-2
Tabel 4.1. Jenis Izin PPLH yang Dibutuhkan .............................................. IV-1

iii
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PETA LOKASI RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


LAMPIRAN B PETA LOKASI RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

iv
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

DAFTAR PUSTAKA

1. APHA, AWWA and WPCF (1976), “Standar Methods for The Examination of Water &
Wastewater”,14th Ed., APHA, Washington D.C.
2. Anonim, “Materi Pelatihan Kursus Amdal Penyusun ITS 2008” , Pusat KLH LPPM ITS.
3. Anonim, “Materi Pelatihan Kursus Amdal Penliai ITS 2008”, Pusat KLH LPPM ITS.
4. Anonim, “Kecamatan Bungah Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
5. Anonim, “Kecamatan Gresik Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
6. Anonim, “Kecamatan Manyar Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
7. Biswas, A.K. and Geping, Q. (1987); “Environmental Impact Assesment For Developing
Countries“; United Nations University; Tycooly International, London; 232 pp.
8. Canter, Larry W. And Loren G.H. (1979). “Handbook of Variable for Environmental Impact
Assessment”; Ann Arbor Science, Michigan, USA.
9. Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota (Binkot) (1997); Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
10. Green, R.H. (1979); “Sampling Design and Statistical Methods for Environmental
Biologists”; John Wiley and Sons; New York; 527 pp.
11. Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2006); “Himpunan Peraturan Perundang-undangan
Di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Lingkungan di Era
Otonomi Daerah”.
12. Mukono, H.J. (1997); “Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran
Pernafasan”; Airlangga University Press.
13. Scmidt, F.H. and Ferguson, J.H.A. (1951); “Rainfall Types Based on Wet and Dry Period
Ratios for Indonesia and Western New Guinea”, Verh. Djawatan Mety. Dan Geofisik;
Jakarta.
14. Soegianto, A. (2004); “Metode Pendugaan Perencanaan Perairan Dengan Indikator
Biologis”, Airlangga University Press; Surabaya.

v
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL

Maksud dan tujuan pelaksanaan RKL adalah untuk :


a. Menghindari atau mencegah dampak negatif lingkungan hidup.
b. Menanggulangi, meminimisasi, atau mengendalikan dampak negatif yang timbul di
saat usaha dan/atau kegiatan pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasi.
c. Meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut dapat memberikan manfaat
yang lebih besar baik kepada pemarakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat
yang turut menikmati dampak positif tersebut
d. Memberikan pertimbangan ekonomi lingkungan sebagai dasar untuk memberikan
kompensasi atas sumber daya tidak pulih, hilang atau rusak (baik dalam arti sosial
ekonomi dan atau ekologis) sebagai dari akibat usaha dan/atau kegiatan.
e. Merumuskan upaya kebijakan pengendalian dampak lingkungan, baik berupa
tindakan pencegahan maupun tindakan penanggulangan terhadap segenap dampak
negatif yang mungkin terjadi, serta berbagai upaya pengembangan terhadap dampak
positif yang akan terjadi melalui pendekatan teknologi, sosial-ekonomi-budaya dan
kelembagaan (institusi).
f. Merumuskan tugas dan wewenang pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan,
pengawasan, pembinaan teknis serta pelaporan, sehingga upaya pengelolaan
lingkungan yang dilakukan menjadi efektif dan efesien.

Sedangkan maksud dan tujuan pelaksanaan RPL adalah sebagai berikut:


a. Memantau komponen/parameter lingkungan hidup yang mengalami perubahan
mendasar, atau terkena dampak besar dan penting
b. Memantau aspek-aspek dampak besar dan penting yang dinyatakan dalam ANDAL dan
RKL
c. Memantau pada sumber penyebab dampak dan atau terhadap terhadap
komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak, untuk menguji
efektifitas kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang dijalankan
d. Memantau lingkungan hidup yang layak secara ekonomi, dimana biaya yang
dikeluarkan untuk pemantauan perlu diperhatikan mengingat kegiatan pemantauan
senantiasa berlangsung sepanjang usia usaha dan/atau kegiatan

I-1
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

e. Memantau aspek-aspek yang mencakup: jenis data yang dikumpulkan, lokasi


pemantauan, frekuensi dan jangka waktu pemantauan, metode pengumpulan data
(termasuk peralatan dan instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data), dan
metode analisis data
f. Merumuskan kelembagaan pemantauan lingkungan hidup yang mencakup:
penyandang dana pemantauan, pelaksana pemantauan, pengguna hasil
pemantauan, dan pengawas kegiatan pemantauan
g. Merumuskan koordinasi dan kerjasama antar institusi agar data yang diperoleh dan
disebarkan kepada berbagai pengguna dapat bersifat tepat guna, tepat waktu dan
dapat dipercaya

1.2. Pernyataan Kebijakan Lingkungan dari Pemrakarsa

Dalam penyusunan RKL-RPL ini pemrakarsa berkomitmen dalam kebijakan pelaksanaan


pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yaitu:
1. Memenuhi (melaksanakan) beberapa ketentuan peraturan/perundang-undangan di
bidang pengelolaan lingkungan hidup yang masih berlaku dan relevan
2. Melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup secara berkelanjutan
dalam bentuk mencegah, menanggulangi, dan mengelola dampak lingkungan timbul
akibat dari kegiatan yang dilaksanakan.
3. Melakukan pelatihan bagi karyawannya di bidang pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup.
4. Bekerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam pengelolaan limbah yang dihasilkan,
seperti mengadakan kerjasama dengan pihak terkait dalam pengelolaan limbah padat
yang dihasilkan.

I-2
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

BAB II
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Dalam upaya pengelolaan lingkungan yang terkena dampak besar dan penting dapat dilakukan
melalui salah satu atau beberapa pendekatan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi:
teknologi, sosial ekonomi, maupun institusi. Pengelolaan dampak ini dilakukan dengan
melihat dampak penting yang telah dievaluasi pada studi Andal (Analisa Dampak Lingkungan).
Dampak yang dikelola adalah semua dampak yang menimbulkan dampak negatif dan positif
dan disajikan pada Tabel 2.1. berikut.

II-1
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Tabel 2.1. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup


Indikator Institusi Pengelola Lingkungan Hidup
Dampak keberhasilan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Periode
Lingkungan pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
lingkungan hidup
TAHAP KONSTRUKSI
1 Debu dan TAHAP Kualitas udara >Penggunaan kendaraan yang Area Sistem ~Selama tahap PDAM Giri 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Penurunan KONSTRUKSI ambient tidak memenuhi syarat layak jalan secara Penyediaan konstruksi Tirta Kab. Gresik Gresik
Kualitas Udara ~ Mobilisasi melebihi baku administrasi Air Minum berlangsung Gresik
Peralatan dan mutu yang >Memberikan penutup pada bak truk
Material tercantum di pengangkut material konstruksi
~ Penyiapan dalam Per. Gub. >Penyiraman area proyek/ jalan
Lahan Jatim No. 10 akses saat konstruksi secara berkala
~ Pembangunan Tahun 2009 diutamakan pada siang hari antara
Struktur tentang Baku pukul 09.00 - 15.00 WIB setiap
Bangunan dan Mutu Udara harinya
Jaringan Pipa Ambien dan Emisi >Pemagaran area proyek IPA dan
Sumber Tidak reservoir serta pemasangan jaring-
Bergerak jaring untuk mengurangi debu
>Maintenance teratur pada beberapa
mesin atau unit sumber pencemar
udara (termasuk back up genset)
2 Penurunan TAHAP Nilai DS atau V/C >Pemberian rambu-rambu (lampu Jalan di ~Selama 3 PDAM Giri 1.Polsek 1.Polsek
Kinerja Jalan KONSTRUKSI Jalan akses <0,8 flash, rambu tanda adanya kegiatan sepanjang bulan saat Tirta Kab. Bungah, Bungah,
~ Mobilisasi proyek) pada area proyek area proyek mobilisasi dan Gresik Polsek Polsek
Peralatan dan >Penyediaan petugas untuk mengatur demobilisasi Manyar, dan Manyar, dan
Material lalu-lintas di lokasi proyek peralatan Polsek Gresik Polsek Gresik
~ Demobilisasi >Mobilisasi kendaraan berat berat dan 2.Dinas 2.Dinas
Peralatan dilaksanakan di luar jam padat lalu- material Perhubungan Perhubungan
lintas (baik pagi (06.00-09.00 WIB berlangsung Kab. Gresik Kab. Gresik
dan sore hari (16.00-19.00 WIB) serta
diutamakan pada malam hari
>Melaksanakan pemasangan pipa
sesuai dengan SOP yang direncanakan
>Segera menutup kembali galian pipa
setelah pelaksanaan pemasangan
pipa selesai
>Melaksanakan segala rekomendasi
yang tercantum di dalam dokumen
ANDAL Lalin
>Koordinasi dengan Polsek Bungah,
Polsek Manyar, dan Polsek Gresik dan
Dinas Perhubungan Kab. Gresik

II-2
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Indikator Institusi Pengelola Lingkungan Hidup


Dampak keberhasilan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Periode
Lingkungan pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
lingkungan hidup
3 Pengurangan TAHAP Tidak Terjadinya >Penggunaan kendaraan sesuai kelas Jalan di ~Selama 3 PDAM Giri 1.Polsek 1.Polsek
Umur Jalan KONSTRUKSI Kerusakan Jalan jalan sepanjang bulan saat Tirta Kab. Bungah, Bungah,
~ Mobilisasi >Dilakukan perbaikan jalan yang area proyek mobilisasi Gresik Polsek Polsek
Peralatan dan rusak melalui koordinasi dengan peralatan Manyar, dan Manyar, dan
Material Dinas PUPR Kab. Gresik berat dan Polsek Gresik Polsek Gresik
>Koordinasi dengan Polsek Bungah, material 2.Dinas PUPR 2.Dinas PUPR
Polsek Manyar, dan Polsek Gresik berlangsung Kab. Gresik Kab. Gresik

4 Peningkatan TAHAP Intensitas >Penggunaan kendaraan yang Area Sistem ~Selama 10 PDAM Giri 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Kebisingan KONSTRUKSI kebisingan yang memenuhi syarat layak jalan secara Penyediaan bulan saat Tirta Kab. Gresik Gresik
~ Pembangunan terjadi tidak administrasi Air Minum dan kegiatan Gresik 2.Dinas 2.Dinas
Struktur melebihi baku >Pembatasan kecepatan kendaraan di sepanjang Pembangunan Kesehatan Kesehatan
Bangunan dan mutu di dalam maksimal 30 km/jam Jalan akses Struktur Kab. Gresik Kab. Gresik
Jaringan Pipa Kepmen LH No. >Penggunaan peralatan berat yang Bangunan dan
48/1996 memiliki tingkat kebisingan rendah Jaringan Pipa
>Penggunaan APD oleh para pekerja berlangsung
dalam lokasi
>Pemagaran area proyek untuk
mengurangi intensitas kebisingan
>Melaksanakan kegiatan mobilisasi
dan demobilisasi pada siang hari
5 Keresahan TAHAP Tidak adanya >Membentuk posko pengaduan Kec. Bungah, ~Selama tahap PDAM Giri 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Masyarakat KONSTRUKSI keluhan dari masyarakat di lokasi proyek/melalui Kec. Manyar, konstruksi Tirta Kab. Desa Gresik
~ Mobilisasi masyarakat yang muspika dan Kec. berlangsung Gresik Setempat
Peralatan dan tinggal dekat >Melakukan sosialisasi kepada Gresik
Material dengan lokasi masyarakat untuk menjelaskan
~ Pembangunan proyek mengenai rincian kegiatan yang
Struktur sedang berlangsung
Bangunan dan >Pemberdayaan masyarakat di
Jaringan Pipa sekitar lokasi proyek sebagai tenaga
kerja di Sistem Penyediaan Air Minum
>Perumusan program CSR secara
bersama antara pemrakarsa dengan
warga dan Pemda Gresik dalam
menentukan rencana penggunaannya
agar tepat guna sebagai bentuk
kompensasi pada masyarakat
>Koordinasi dengan aparatur Kec.
Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik

II-3
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Indikator Institusi Pengelola Lingkungan Hidup


Dampak keberhasilan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Periode
Lingkungan pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
lingkungan hidup
6 Terciptanya TAHAP Jumlah >Penyerapan tenaga kerja Kec. Bungah, ~Selama 1 PDAM Giri 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Kesempatan KONSTRUKSI perekrutan diprioritaskan dari tenaga kerja lokal Kec. Manyar, bulan saat Tirta Kab. Desa Gresik
Kerja ~ Mobilisasi tenaga kerja lokal dari penduduk sekitar kegiatan yang dan Kec. mobilisasi Gresik Setempat 2.Disnaker
Tenaga Kerja bertempat tinggal di sekitar lokasi Gresik tenaga kerja 2.Disnaker Kab. Gresik
Sementara proyek dan memenuhi persyaratan sementara Kab. Gresik
kebutuhan skill di Sistem Penyediaan berlangsung
Air Minum
>Koordinasi dengan Disnaker Kab.
Gresik dan aparatur Kec. Bungah,
Kec. Manyar, dan Kec. Gresik
TAHAP OPERASI
1 Debu dan TAHAP OPERASI Kualitas udara >Maintenance teratur pada mesin Area Sistem Selama tahap PDAM Giri 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Penurunan ~ Pengoperasian ambient tidak kendaraan pengangkut yang Penyediaan operasi Tirta Kab. Gresik Gresik
Kualitas Udara Sistem melebihi baku digunakan dan Penggunaan Air Minum berlangsung Gresik
Penyediaan Air mutu yang kendaraan yang memenuhi syarat
Minum tercantum di layak jalan secara administrasi
dalam Per. Gub. >Memberikan penutup pada bak truk
Jatim No. 10 pengangkut yang berpotensi
Tahun 2009 menghasilkan debu
tentang Baku >Penanaman pohon di sekeliling
Mutu Udara proyek sebagai buffer zone sesuai
Ambien dan Emisi dengan luas RTH minimal 10% dari
Sumber Tidak luas total
Bergerak >Koordinasi dengan DLH Kab. Gresik

2 Penurunan TAHAP OPERASI Nilai DS atau V/C >Pemberian rambu-rambu (lampu Jalan di Selama tahap PDAM Giri 1.Polsek 1.Polsek
Kinerja Jalan ~ Pengoperasian Jalan akses <0,8 flash, rambu tanda adanya kegiatan sepanjang operasi Tirta Kab. Bungah, Bungah,
Sistem proyek) pada area masuk dan keluar area proyek berlangsung Gresik Polsek Polsek
Penyediaan Air lokasi kegiatan Manyar, dan Manyar, dan
Minum (Kegiatan >Penyediaan petugas untuk mengatur Polsek Gresik Polsek Gresik
Pemeliharaan) lalu-lintas di depan pintu masuk 2.Dinas 2.Dinas
lokasi proyek Perhubungan Perhubungan
>Melaksanakan segala rekomendasi Kab. Gresik Kab. Gresik
yang tercantum di dalam dokumen
ANDAL Lalin
>Koordinasi dengan Polsek Bungah,
Polsek Manyar, dan Polsek Gresik dan
Dinas Perhubungan Kab. Gresik
3 Peningkatan TAHAP OPERASI Intensitas >Maintenance teratur pada mesin- Area Sistem Selama tahap PDAM Giri 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Kebisingan ~ Pengoperasian kebisingan yang mesin (pompa) yang digunakan pada Penyediaan operasi Tirta Kab. Gresik Gresik
Sistem terjadi tidak unit pengolahan Air Minum dan berlangsung Gresik

II-4
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Indikator Institusi Pengelola Lingkungan Hidup


Dampak keberhasilan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Periode
Lingkungan pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
lingkungan hidup
Penyediaan Air melebihi baku >Penggunaan kendaraan yang di sepanjang
Minum mutu di dalam memenuhi syarat layak jalan secara Jalan akses
Kepmen LH No. administrasi
48/1996 >Pembatasan kecepatan kendaraan
maksimal 30km/jam
>Penggunaan APD oleh para pekerja
dalam lokasi
>Penanaman pohon di sekeliling
proyek sebagai buffer zone
4 Keresahan TAHAP OPERASI ~Tidak adanya >Membentuk posko pengaduan Kec. Bungah, Selama tahap PDAM Giri 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Masyarakat ~ Pengoperasian keluhan dari masyarakat di lokasi proyek/melalui Kec. Manyar, operasi Tirta Kab. Desa Gresik
Sistem masyarakat yang muspika dan Kec. berlangsung Gresik Setempat
Penyediaan Air tinggal dekat >Melakukan sosialisasi kepada Gresik
Minum dengan lokasi masyarakat untuk menjelaskan
proyek mengenai rincian kegiatan yang
sedang berlangsung
>Pemberdayaan masyarakat di
sekitar lokasi proyek sebagai tenaga
kerja di Sistem Penyediaan Air Minum
>Perumusan program CSR secara
bersama antara pemrakarsa dengan
warga dan Pemda Gresik dalam
menentukan rencana penggunaannya
agar tepat guna sebagai bentuk
kompensasi pada masyarakat
>Koordinasi dengan aparatur Kec.
Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik
5 Terciptanya TAHAP OPERASI ~Jumlah >Penyerapan tenaga kerja Kec. Bungah, Selama tahap PDAM Giri 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Kesempatan ~ Mobilisasi perekrutan diprioritaskan dari tenaga kerja lokal Kec. Manyar, operasi Tirta Kab. Desa Gresik
Kerja Tenaga Kerja tenaga kerja lokal dari penduduk sekitar kegiatan yang dan Kec. berlangsung Gresik Setempat 2.Disnaker
bertempat tinggal di sekitar lokasi Gresik 2.Disnaker Kab. Gresik
proyek dan memenuhi persyaratan Kab. Gresik
kebutuhan skill di Sistem Penyediaan
Air Minum
>Koordinasi dengan Disnaker Kab.
Gresik dan aparatur Kec. Bungah,
Kec. Manyar, dan Kec. Gresik
6 Penurunan TAHAP OPERASI ~Kualitas effluen >Mengolah limbah cair yang Area Sistem Selama tahap PDAM Giri 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Kualitas Air ~ Pengoperasian IPAL komunal dihasilkan dengan IPAL komunal Penyediaan operasi Tirta Kab. Gresik Gresik
Permukaan Sistem memenuhi sebelum dibuang ke badan air Air Minum berlangsung Gresik

II-5
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Indikator Institusi Pengelola Lingkungan Hidup


Dampak keberhasilan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Periode
Lingkungan pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
lingkungan hidup
Penyediaan Air Peraturan penerima
Minum Gubernur Jawa >Melakukan perawatan IPAL secara
Timur No. 72 berkala agar tetap dapat beroperasi
Tahun 2013 secara optimal
~Permen LHK >Koordinasi dengan DLH Kab. Gresik
No.P.
68/menlhk/sefjen
/Kom.1/8/2016
tentang Baku
Mutu Air Limbah
Domestik.
7 Peningkatan TAHAP OPERASI Tidak terjadinya >Penyediaan TPS untuk penampungan Area TPS Selama tahap PDAM Giri 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Limbah Padat ~ Pengoperasian gangguan sementara limbah padat domestik Sistem operasi Tirta Kab. Gresik Gresik
Domestik Sistem kesehatan dan yang dihasilkan dengan pemberian Penyediaan berlangsung Gresik
Penyediaan Air estetika sekat untuk membedakan jenis Air Minum
Minum lingkungan akibat sampah sesuai karakteristiknya
limbah padat >Memilah sampah yang dapat didaur
yang dihasilkan ulang seperti kertas, karton, plastik,
logam, dan jenis lainnya untuk
disalurkan pada pihak ketiga agar
dapat didaur ulang lebih lanjut
>Melakukan Pengomposan pada
sampah basah yang dihasilkan dari
kegiatan domestik
>Mengangkut sampah residu menuju
TPA melalui koordinasi dengan DLH
Kab. Gresik
>Koordinasi dengan DLH Kab. Gresik
8 Peningkatan TAHAP OPERASI Tidak adanya >Menyediakan saluran drainase yang Area Sistem Selama tahap PDAM Giri 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Aliran Run Off ~ Pengoperasian timbulan difungsikan sebagai long storage di Penyediaan operasi Tirta Kab. Gresik Gresik
Sistem genangan/banjir dalam lokasi proyek untuk Air Minum berlangsung Gresik 2.Dinas PUPR 2.Dinas PUPR
Penyediaan Air di sekitar lokasi menampung terlebih dahulu air hujan Kab. Gresik Kab. Gresik
Minum proyek yang tertangkap di catchment area
lokasi proyek sebelum disalurkan
menuju saluran penerima
(mengurangi beban aliran run off di
saluran penerima)
>Melengkapi sistem long storage
dengan pintu air agar dapat
dilakukan pengendalian aliran air run
off dari dalam lokasi proyek melalui

II-6
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Indikator Institusi Pengelola Lingkungan Hidup


Dampak keberhasilan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Periode
Lingkungan pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
lingkungan hidup
penampungan di dalam long storage
>Melaksanakan segala ketentuan dan
rekomendasi yang tercantum di
dalam kajian drainase, data peil
banjir, dan informasi batas sempadan
air
>Mengenai ketinggian urugan yang
diperbolehkan akan disesuaikan
dengan peil banjir dan akan
dikoordinasikan dengan instansi
terkait
>Penerapan PerMen LH No. 12 Tahun
2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan.
Pemrakarsa wajib membuat sumur
resapan dan lubang biopori sesuai
ketentuan yang berlaku
>Koordinasi dengan Dinas PUPR Kab.
Gresik
9 Peningkatan TAHAP OPERASI Kontinuitas >Memprioritaskan pelayanan air Area Sistem Selama tahap PDAM Giri 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Ketersediaan ~ Pengoperasian pelayanan air bersih pada masyarakat umum dan Penyediaan operasi Tirta Kab. Gresik Gresik
Air Bersih Sistem bersih pada kegiatan industri di sekitar lokasi Air Minum berlangsung Gresik
Penyediaan Air masyarakat kegiatan Sistem Penyediaan Air
Minum Minum ini
>Melaksanakan perawatan secara
berkala Sistem Penyediaan Air Minum
untuk meminimalkan terjadinya
gangguan selama tahap operasi
>Segera melakukan perbaikan saat
terjadi kerusakan pada jalur sistem
perpipaan ataupun pada instalasi
pengolahan air
10 Terciptanya TAHAP OPERASI ~Jumlah usaha TAHAP OPERASI Area Sistem Selama tahap ~Pengelola 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Kesempatan ~ Pengoperasian baru masyarakat >Penyediaan area khusus untuk PKL Penyediaan operasi Sistem Desa Gresik
Berusaha Sistem di sekitar lokasi di dalam lokasi IPA Air Minum berlangsung Penyediaan Setempat
Penyediaan Air proyek >Pemrioritasan masyarakat sekitar Air Minum
Minum untuk menempati area khusus untuk
PKL di dalam lokasi Sistem
Penyediaan Air Minum tersebut
>Koordinasi dengan aparatur Kec.
Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik

II-7
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Indikator Institusi Pengelola Lingkungan Hidup


Dampak keberhasilan
No Sumber Dampak Pengelolaan Lingkungan Hidup Lokasi Periode
Lingkungan pengelolaan Pelaksana Pengawas Pelaporan
lingkungan hidup
11 Timbulnya TAHAP OPERASI PP 101 Tahun >Untuk limbah B3 yang dihasilkan TPS Limbah B3 Setiap hari PDAM Giri 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Limbah B3 ~ Pengoperasian 2014 tentang dari kegiatan pengelola Sistem selama tahap Tirta Kab. Gresik Gresik
Sistem Pengelolaan Penyediaan Air Minum akan dilakukan operasi Gresik
Penyediaan Air Limbah Bahan pengelolaan limbah B3 oleh PDAM berlangsung
Minum Berbahaya dan Giri Tirta Kab. Gresik yang berupa:
Beracun penyediaan TPS Limbah B3,
pengurusan izinnya, serta
penyimpanan dan penyaluran limbah
B3 tersebut pada pihak ketiga yang
berizin dari instansi yang berwenang
>Menyalurkan limbah B3 kepada
pihak ketiga yang memiliki ijin
pengelolaan limbah B3 untuk dikelola
lebih lanjut
>Koordinasi dengan DLH Kab. Gresik

II-8
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

BAB III
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Untuk mengetahui efektivitas hasil pelaksanaan pengelolaan dampak lingkungan hidup, maka
direncanakan kegiatan pemantauan dampak seperti yang disajikan di dalam Tabel 3.1.
berikut.

III-1
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Tabel 3.1. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Dampak Analisis Data Frekwensi Laporan
TAHAP KONSTRUKSI
1 Debu dan Kualitas udara TAHAP KONSTRUKSI Pengukuran langsung di 3 titik yaitu 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Penurunan ambient tidak ~ Mobilisasi Peralatan lapangan menggunakan pada titik sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
Kualitas melebihi baku mutu dan Material laboratorium lingkungan sampel di Kec. selama (Laboratorium
Udara yang tercantum di ~ Penyiapan Lahan terakreditasi KAN; Analisa Bungah, Kec. kegiatan ini Terakreditasi
dalam Per. Gub. ~ Pembangunan deskriptif dari hasil analisa Manyar, dan berlangsung KAN)
Jatim No. 10 Tahun Struktur Bangunan dan laboratorium Kec. Gresik
2009 tentang Baku Jaringan Pipa
Mutu Udara Ambien
dan Emisi Sumber
Tidak Bergerak
2 Penurunan Nilai DS atau V/C TAHAP KONSTRUKSI Pengamatan dan Jalan di 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Polsek 1.Polsek
Kinerja Jalan akses <0,8 ~ Mobilisasi Peralatan inventarisasi di lapangan; sepanjang area sekali Kab. Gresik Bungah, Polsek Bungah, Polsek
Jalan dan Material Analisa kuantitatif dari hasil proyek selama (Surveyor) Manyar, dan Manyar, dan
~ Demobilisasi pengamatan dan kegiatan ini Polsek Gresik Polsek Gresik
Peralatan inventarisasi di lapangan berlangsung 2.Dinas 2.Dinas
Perhubungan Perhubungan
Kab. Gresik Kab. Gresik
3 Pengurangan Tidak Terjadinya TAHAP KONSTRUKSI Pengamatan lapangan Jalan di 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Polsek 1.Polsek
Umur Jalan Kerusakan Jalan ~ Mobilisasi Peralatan terkait dengan pembatasan sepanjang area sekali Kab. Gresik Bungah, Polsek Bungah, Polsek
dan Material beban untuk truk proyek selama (Surveyor) Manyar, dan Manyar, dan
pengangkut material; kegiatan ini Polsek Gresik Polsek Gresik
Analisa kuantitatif dari hasil berlangsung 2.Dinas PUPR 2.Dinas PUPR
pengamatan dan Kab. Gresik Kab. Gresik
inventarisasi di lapangan
4 Peningkatan Intensitas kebisingan TAHAP KONSTRUKSI Pengukuran langsung di 3 titik yaitu 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Kebisingan yang terjadi tidak ~ Pembangunan lapangan menggunakan pada titik sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
melebihi baku mutu Struktur Bangunan dan laboratorium lingkungan sampel di Kec. selama (Laboratorium
di dalam Kepmen LH Jaringan Pipa terakreditasi KAN; Analisa Bungah, Kec. kegiatan ini Terakreditasi
No. 48/1996 deskriptif dari hasil analisa Manyar, dan berlangsung KAN)
laboratorium Kec. Gresik
5 Keresahan Tidak adanya keluhan TAHAP KONSTRUKSI Wawancara masyarakat Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Masyarakat dari masyarakat yang ~ Mobilisasi Peralatan sekitar (penyebaran Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Desa Setempat Gresik
tinggal dekat dengan dan Material kuisioner); Analisa dan Kec. Gresik selama (Surveyor)
lokasi proyek ~ Pembangunan kuantitatif dari hasil kegiatan ini
Struktur Bangunan dan penyebaran kuisioner berlangsung
Jaringan Pipa
6 Terciptanya Jumlah perekrutan TAHAP KONSTRUKSI Wawancara masyarakat Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Kesempatan tenaga kerja lokal ~ Mobilisasi Tenaga sekitar (penyebaran Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Desa Setempat Gresik

III-2
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Dampak Analisis Data Frekwensi Laporan
Kerja Kerja Sementara kuisioner); Analisa dan Kec. Gresik selama (Surveyor) 2.Disnaker Kab. 2.Disnaker Kab.
kuantitatif dari hasil kegiatan ini Gresik Gresik
penyebaran kuisioner berlangsung
TAHAP OPERASI
1 Debu dan Kualitas udara TAHAP OPERASI Pengukuran langsung di 3 titik yaitu 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Penurunan ambient tidak ~ Pengoperasian Sistem lapangan menggunakan pada titik sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
Kualitas melebihi baku mutu Penyediaan Air Minum laboratorium lingkungan sampel di Kec. selama (Laboratorium
Udara yang tercantum di terakreditasi KAN; Analisa Bungah, Kec. kegiatan ini Terakreditasi
dalam Per. Gub. deskriptif dari hasil analisa Manyar, dan berlangsung KAN)
Jatim No. 10 Tahun laboratorium Kec. Gresik
2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien
dan Emisi Sumber
Tidak Bergerak
2 Penurunan Nilai DS atau V/C TAHAP OPERASI Pengamatan dan Jalan di 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Polsek 1.Polsek
Kinerja Jalan akses <0,8 ~ Pengoperasian Sistem inventarisasi di lapangan; sepanjang area sekali Kab. Gresik Bungah, Polsek Bungah, Polsek
Jalan Penyediaan Air Minum Analisa kuantitatif dari hasil proyek selama (Surveyor) Manyar, dan Manyar, dan
pengamatan dan kegiatan ini Polsek Gresik Polsek Gresik
inventarisasi di lapangan berlangsung 2.Dinas 2.Dinas
Perhubungan Perhubungan
Kab. Gresik Kab. Gresik
3 Peningkatan Intensitas kebisingan TAHAP OPERASI Pengukuran langsung di 3 titik yaitu 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Kebisingan yang terjadi tidak ~ Pengoperasian Sistem lapangan menggunakan pada titik sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
melebihi baku mutu Penyediaan Air Minum laboratorium lingkungan sampel di Kec. selama (Laboratorium
di dalam Kepmen LH terakreditasi KAN; Analisa Bungah, Kec. kegiatan ini Terakreditasi
No. 48/1996 deskriptif dari hasil analisa Manyar, dan berlangsung KAN)
laboratorium Kec. Gresik
4 Keresahan Tidak adanya keluhan TAHAP OPERASI Wawancara masyarakat Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Masyarakat dari masyarakat yang ~ Pengoperasian Sistem sekitar (penyebaran Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Desa Setempat Gresik
tinggal dekat dengan Penyediaan Air Minum kuisioner); Analisa dan Kec. Gresik selama (Surveyor)
lokasi proyek kuantitatif dari hasil kegiatan ini
penyebaran kuisioner berlangsung
5 Terciptanya Jumlah perekrutan TAHAP OPERASI Wawancara masyarakat Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Kesempatan tenaga kerja lokal ~ Mobilisasi Tenaga sekitar (penyebaran Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Desa Setempat Gresik
Kerja Kerja kuisioner); Analisa dan Kec. Gresik selama (Surveyor) 2.Disnaker Kab. 2.Disnaker Kab.
kuantitatif dari hasil kegiatan ini Gresik Gresik
penyebaran kuisioner berlangsung
6 Penurunan ~Kualitas effluen TAHAP OPERASI Pengukuran langsung di >1 titik limbah 1 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Kualitas Air IPAL komunal ~ Pengoperasian Sistem lapangan menggunakan cair yaitu pada sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
Permukaan memenuhi Peraturan Penyediaan Air Minum laboratorium lingkungan outlet IPAL selama (Laboratorium
Gubernur Jawa Timur terakreditasi KAN; Analisa komunal kegiatan ini Terakreditasi

III-3
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Dampak Analisis Data Frekwensi Laporan
No. 72 Tahun 2013 deskriptif dari hasil analisa >1 titik air berlangsung KAN)
~ Permen LHK No.P. laboratorium permukaan
68/menlhk/sefjen/K yaitu di Sungai
om.1/8/2016 tentang Bengawan Solo
Baku Mutu Air setelah titik
Limbah Domestik outlet IPAL

7 Peningkatan Tidak terjadinya TAHAP OPERASI Pengamatan dan Area TPS Sistem 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Limbah gangguan kesehatan ~ Pengoperasian Sistem inventarisasi di lapangan; Penyediaan Air sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
Padat dan estetika Penyediaan Air Minum Analisa kuantitatif dari hasil Minum selama (Surveyor)
Domestik lingkungan akibat pengamatan dan kegiatan ini
limbah padat yang inventarisasi di lapangan berlangsung
dihasilkan
8 Peningkatan Tidak adanya TAHAP OPERASI ~Pengamatan dan Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Aliran Run timbulan ~ Pengoperasian Sistem pengukuran langsung di Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
Off genangan/banjir di Penyediaan Air Minum lapangan dan Kec. Gresik selama (Surveyor) 2.Dinas PUPR 2.Dinas PUPR
sekitar lokasi proyek ~Wawancara masyarakat kegiatan ini Kab. Gresik Kab. Gresik
sekitar (penyebaran berlangsung
kuisioner); Analisa deskriptif
dari hasil pengamatan,
pengukuran, dan hasil
penyebaran kuisioner
9 Peningkatan Kontinuitas TAHAP OPERASI >Wawancara masyarakat Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Ketersediaa pelayanan air bersih ~ Pengoperasian Sistem sekitar (penyebaran Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
n Air Bersih pada masyarakat Penyediaan Air Minum kuisioner) dan Kec. Gresik selama (Laboratorium
kegiatan ini Terakreditasi
berlangsung KAN dan
Surveyor)
10 Terciptanya Jumlah usaha baru TAHAP OPERASI Wawancara masyarakat Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Kesempatan masyarakat di sekitar ~ Pengoperasian Sistem sekitar (penyebaran Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Desa Setempat Gresik
Berusaha lokasi proyek Penyediaan Air Minum kuisioner); Analisa dan Kec. Gresik selama (Surveyor)
kuantitatif dari hasil kegiatan ini
penyebaran kuisioner berlangsung
11 Timbulnya PP 101 Tahun 2014 TAHAP OPERASI Pengamatan di lapangan dan TPS Limbah B3 1 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Limbah B3 tentang Pengelolaan ~ Pengoperasian Sistem pencatatan limbah B3 yang sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
Limbah Bahan Penyediaan Air Minum dihasilkan menggunakan log selama (Surveyor)
Berbahaya dan book; Analisa kuantitatif kegiatan ini
Beracun dari hasil pengamatan dan berlangsung
inventarisasi di lapangan

III-4
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK

BAB IV
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN

Berdasarkan rencana pengelolaan lingkungan hidup kegiatan Pengembangan Sistem


Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik
membutuhkan beberapa Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) seperti
yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Jenis Izin PPLH yang Dibutuhkan untuk Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
No Izin PPLH Perlu Tidak Perlu
1 Izin Pembuangan Air Limbah ke Air atau √ -
Sumber Air
2 Izin Pemanfaatan Air Limbah Untuk - √
Aplikasi ke Tanah
3 Izin Penyimpanan Sementara Limbah √ -
Bahan Berbahaya dan Beracun
4 Izin Pengumpulan Limbah Bahan - √
Berbahaya dan Beracun
5 Izin Pengangkutan Limbah Bahan - √
Berbahaya dan Beracun
6 Izin Pemanfaatan Limbah Bahan - √
Berbahaya dan Beracun
7 Izin Pengelolaan Limbah Bahan - √
Berbahaya dan Beracun
8 Izin Penimbunan Limbah Bahan - √
Berbahaya dan Beracun
9 Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut - √
10 Izin Dumping - √
11 Izin Reinjeksi ke dalam Formasi - √
12 Izin Venting - √

IV-1

Anda mungkin juga menyukai