GIRI TIRTA
KABUPATEN GRESIK
DOKUMEN
ANDAL
(Analisis Dampak Lingkungan Hidup)
PENGEMBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
DENGAN KAPASITAS 1.000
LITER/DETIK
DI KEC. BUNGAH, KEC. MANYAR, DAN KEC. GRESIK
KAB. GRESIK
2019
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
KATA PENGANTAR
Dokumen ANDAL ini bertujuan untuk memprakirakan dan mengevaluasi rencana usaha
dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup,
serta memberikan saran dan tindak lanjut dalam arahan merumuskan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan (merumuskan RKL-RPL). Sedangkan kegunaan dari dokumen ANDAL ini
adalah membantu pemerintah dalam proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup, sebagai alat/instrumen pengikat bagi penanggungjawab suatu usaha
dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan secara terarah,
efisien, dan efektif.
Pedoman penyusunan dokumen ini adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis
Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.
PDAM Giri Tirta Kab. Gresik berterima kasih atas telah ditetapkannya persetujuan dokumen
Kerangka Acuan untuk kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik yang berlokasi di Kec. Bungah, Kec.
Manyar, dan Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.
Berdasarkan Surat dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Gresik
tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kajian Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)-Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Kami juga mengucapkan terima kasih kepada tim studi
dan semua pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan dokumen ini.
i
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
ABSTRAK
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri
Tirta Kab. Gresik ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air bersih untuk masyarakat di
Kabupaten Gresik. Selain peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat, adanya
pemenuhan kebutuhan air bersih baik untuk masyarakat ataupun untuk kegiatan di sektor
industri, pelabuhan, dan kegiatan ekonomi lainnya ini diharapkan dapat menunjang serta
meningkatkan kegiatan perekonomian di Kabupaten Gresik. Kegiatan tersebut tentunya juga
dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari adanya investor yang masuk ke
Kabupaten Gresik karena meningkatnya pelayanan air bersih dan membuka lapangan kerja
baru bagi masyarakat di Kabupaten Gresik. Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik ini berlokasi di Kec.
Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik.
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik ini
diprakirakan akan menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitar baik
secara langsung, maupun tidak langsung. Dampak ini diprakirakan timbul pada Tahap Pra-
Kontruksi, Tahap Konstruksi, Tahap Operasi. Agar dampak negatif dapat ditekan sekecil-
kecilnya dan dampak positif dapat ditingkatkan sebesar-besarnya, maka diperlukan studi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Prakiraaan dampak besar dan penting telah dilakukan pada setiap prioritas dampak penting
hipotetik berdasar hasil pelingkupan. Metode yang digunakan adalah bagan alir. Telaah
dampak besar dan penting yang telah dilakukan merupakan bagian akhir dan terpenting dari
dokumen ANDAL yang berisi evaluasi secara holistik (totalitas) dari segenap dampak besar dan
penting (baik positif maupun negatif) yang terjadi pada berbagai tahapan kegiatan.
Berdasarkan hasil evaluasi holistik ini telah disusun arahan RKL, agar dampak negatif dapat
diperkecil dan dampak positif dapat ditingkatkan.
ii
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
C. OPERASI
- Keresahan Masyarakat
- Debu dan Penurunan Kualitas Udara
- Peningkatan Kebisingan
- Peningkatan Ketersediaan Air Bersih
- Penurunan Kualitas Air Permukaan
- Peningkatan Aliran Run Off
- Penurunan Kinerja Jalan
- Terciptanya Kesempatan Berusaha
- Keresahan Masyarakat
- Terciptanya Kesempatan Kerja
- Peningkatan Limbah Padat Domestik
- Timbulnya Limbah B3
Berdasarkan hasil prakiraan dan evaluasi dampak besar dan penting, dilakukan rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
iii
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ........................... I-1
1.1.1. Rencana usaha/kegiatan ........................................................ I-2
1.1.2. Komponen Kegiatan yang Berpotensi Menimbulkan Dampak .............. I-10
1.1.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proyek ......................................... I-35
1.1.4. Alternatif-Alternatif yang Akan Dikaji dalam ANDAL ....................... I-37
1.2. Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaan/dikaji ....................... I-37
1.2.1. Dampak Potensial ................................................................ I-37
1.2.2. Dampak Penting Hipotetik ...................................................... I-39
1.3. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian ........................................ I-42
iv
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
v
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Rencana Pemanfaatan Lahan Area Sistem Penyediaan Air Minum....... I-2
Tabel 1.2. Jumlah dan Jenis Bahan Baku & Bahan Penolong yang Dibutuhkan
per Bulan .......................................................................... I-3
Tabel 1.3. Unit-Unit Pengolahan Air yang Direncanakan dan Spesifikasinya ........ I-5
Tabel 1.4. Wilayah Administrasi yang Dilewati Jalur Pipa Transmisi dan Pipa
Distribusi serta Lokasi Intake, IPA, Reservoir serta Kegiatan Lainnya .. I-5
Tabel 1.5. Jalan yang Dilalui Pipa Transmisi ............................................. I-6
Tabel 1.6. Jembatan Pipa yang Diperlukan untuk Pipa Transmisi .................... I-6
Tabel 1.7. Jenis Peralatan Kegiatan Konstruksi .......................................... I-11
Tabel 1.8. Rincian Tenaga Kerja Tahap Operasi ......................................... I-22
Tabel 1.9. Prakiraan Kebutuhan Penggunaan Air Bersih Tahap Operasi ............. I-31
Tabel 1.10. Prakiraan Volume Limbah Cair Yang Dihasilkan ............................ I-31
Tabel 1.11. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Proyek ........................................ I-36
Tabel 1.12. Matriks Identifikasi Dampak Potensial........................................ I-38
Tabel 1.13. Batas Waktu Kajian .............................................................. I-49
Tabel 1.14. Ringkasan Proses Pelingkupan ................................................. I-50
Tabel 2.1. Data Curah Hujan Kec. Bungah Tahun 2017 ................................. II-2
Tabel 2.2. Data Curah Hujan Kec. Gresik Tahun 2017 .................................. II-2
Tabel 2.3. Data Curah Hujan Kec. Manyar Tahun 2017 ................................. II-3
Tabel 2.4. Kualitas Udara di Lokasi Proyek ............................................... II-3
Tabel 2.5. Baku Tingkat Kebisingan ........................................................ II-4
Tabel 2.6. Kualitas Air Sungai Bengawan Solo ............................................ II-8
Tabel 2.7. Kualitas Air Sumur Penduduk .................................................. II-9
Tabel 2.8. Jenis Flora di Lokasi Proyek.................................................... II-10
Tabel 2.9. Jenis Fauna di Lokasi Proyek .................................................. II-10
Tabel 2.10. Jumlah Penduduk di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ....... II-11
Tabel 2.11. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Agama di Kec. Bungah,
Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ................................................. II-11
Tabel 2.12. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Pekerjaan di Kec. Bungah,
Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ................................................. II-11
Tabel 2.13. Lembaga Pendidikan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ... II-12
Tabel 2.14. Tempat Peribadatan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ... II-12
Tabel 2.15. Daftar Penyakit Terbanyak di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan
Kec. Manyar....................................................................... II-13
vi
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Tabel 2.16. Tenaga Kesehatan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ...... II-13
Tabel 2.17. Jumlah Kendaraan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ...... II-13
Tabel 2.18. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan (Km) di Kec. Bungah,
Kec. Gresik, dan Kec. Manyar ................................................. II-13
Tabel 4.1. Arahan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup ........................... IV-5
vii
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
DAFTAR GAMBAR
viii
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A RONA LINGKUNGAN
LAMPIRAN B REKOMENDASI KERANGKA ACUAN
LAMPIRAN C PERIJINAN
LAMPIRAN D PETA-PETA KABUPATEN GRESIK
LAMPIRAN E METODE PEMASANGAN PIPA
ix
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
DAFTAR PUSTAKA
1. APHA, AWWA and WPCF (1976), “Standar Methods for The Examination of Water &
Wastewater”,14th Ed., APHA, Washington D.C.
2. Anonim, “Materi Pelatihan Kursus Amdal Penyusun ITS 2008” , Pusat KLH LPPM ITS.
3. Anonim, “Materi Pelatihan Kursus Amdal Penilai ITS 2008”, Pusat KLH LPPM ITS.
4. Anonim, “Kecamatan Bungah Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
5. Anonim, “Kecamatan Gresik Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
6. Anonim, “Kecamatan Manyar Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
7. Biswas, A.K. and Geping, Q. (1987); “Environmental Impact Assesment For Developing
Countries“; United Nations University; Tycooly International, London; 232 pp.
8. Canter, Larry W. And Loren G.H. (1979). “Handbook of Variable for Environmental Impact
Assessment”; Ann Arbor Science, Michigan, USA.
9. Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota (Binkot) (1997); Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
10. Green, R.H. (1979); “Sampling Design and Statistical Methods for Environmental
Biologists”; John Wiley and Sons; New York; 527 pp.
11. Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2006); “Himpunan Peraturan Perundang-undangan
Di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Lingkungan di Era
Otonomi Daerah”.
12. Mukono, H.J. (1997); “Pencemaran Udara dan Pengeruhnya Terhadap Gangguan Saluran
Pernafasan”; Airlangga University Press.
13. Scmidt, F.H. and Ferguson, J.H.A. (1951); “Rainfall Types Based on Wet and Dry Period
Ratios for Indonesia and Western New Guinea”, Verh. Djawatan Mety. Dan Geofisik;
Jakarta.
14. Soegianto, A. (2004); “Metode Pendugaan Perencanaan Perairan Dengan Indikator
Biologis”, Airlangga University Press; Surabaya.
x
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
BAB I
PENDAHULUAN
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri
Tirta Kab. Gresik ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan air bersih untuk masyarakat di
Kabupaten Gresik. Selain peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat, adanya
pemenuhan kebutuhan air bersih baik untuk masyarakat ataupun untuk kegiatan di sektor
industri, pelabuhan, dan kegiatan ekonomi lainnya ini diharapkan dapat menunjang serta
meningkatkan kegiatan perekonomian di Kabupaten Gresik. Kegiatan tersebut tentunya juga
dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari adanya investor yang masuk ke
Kabupaten Gresik karena meningkatnya pelayanan air bersih dan membuka lapangan kerja
baru bagi masyarakat di Kabupaten Gresik. Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik ini berlokasi di Kec.
Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik.
Rencana luasan lahan yang akan digunakan untuk Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik ini adalah 53.000 m2 dan dilengkapi dengan
jaringan perpipaan air bersih sepanjang ±42,6 km. Pelaksanaan kegiatan ini telah
mendapatkan Surat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
HK.02.03-Mn/924 Tanggal 15 September 2017 tentang Penjelasan ALokasi Air Baku untuk SPAM
di Bendung Gerak Sembayat.
Pembangunan dan lingkungan merupakan dua hal yang harus dikelola secara beriringan dan
tidak dapat dipertentangkan. Pembangunan berada di dalam suatu lingkungan hidup sehingga
keberlanjutannya memerlukan dukungan dari lingkungannya. Tanpa dukungan dari
lingkungannya maka pembangunan tidak akan dapat berkelanjutan, sehingga setiap dampak
yang timbul dari pembangunan harus dapat dikelola dengan baik demi tercapainya manfaat
yang optimum. Dalam rangka menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup agar tetap dapat
mendukung kehidupan masa kini dan masa mendatang serta melaksanakan pembangunan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka Pemerintah membuat instrumen
pengelolaan lingkungan berupa UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
I-1
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Peta lokasi kegiatan dilihat dari Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik Tahun
2010-2030 dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Secara administratif, lokasi rencana kegiatan pembangunan instalasi pengolahan air bersih
berada di Desa Mojopuro Gede, Kecamatan Bungah, sedangkan untuk bangunan reservoir
berada di Kecamatan Manyar. Batas-batas fisik lokasi rencana kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut:
Sebelah utara : Desa Padangbandung
Sebelah selatan : Desa Sidorejo
Sebelah barat : Sungai Bengawan Solo
Sebelah timur : Desa Gawerejo
Pemanfaatan lahan di dalam Area Sistem Penyediaan Air Minum dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 1.1. Rencana Pemanfaatan Lahan Area Sistem Penyediaan Air Minum
No. Jenis Bangunan Luas (m2) Prosentase (%)
A. INTAKE
1 Bangunan Intake 388,44 0,733%
2 Channel Baru 69,00 0,130%
3 Chamber 21,16 0,040%
4 Box Valve 23,12 0,044%
5 Pos Jaga 30,00 0,057%
6 Operator Building 100,00 0,189%
7 Panel Room 15,00 0,028%
8 Ruang Terbuka 2.353,28 4,440%
I-2
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
C. RESERVOIR MANYAR
1 Bangunan Reservoir 2.486,00 4,691%
2 Pos Jaga 30,00 0,057%
3 Ruang Operator, 250,00 0,472%
Workshop dan Sistem
Penyediaan Air Minum
Peralatan
4 Ruang Genset, Rumah 150,00 0,283%
Trafo dan Panel Cubicle
5 Ruang Terbuka Hijau 5.724,00 10,800%
(RTH)/ Buffer Zone
6 Ruang Terbuka 6.360,00 12,00%
Tabel 1.2. Jumlah dan Jenis Bahan Baku & Bahan Penolong yang Dibutuhkan per Bulan
Bentuk Fisik
Jumlah Asal Bahan
No Jenis Bahan (Padat/Cair/ Sifat Bahan Cara Penyimpanan
(/Bulan) (DN/Impor)
Gas/Lainnya)
1 PAC 90.576 kg Cair - Larut di dalam DN - Menggunakan tangki
air baja, FRP, atau plastik.
- pH : 2-4 - Simpan dalam
- Bewarna putih ruanagn jauh dari
keruh panas langsung atau
- Secara sinar matahari (pada
perlahan dapat suhu di bawah 40 °C
merusak logam - Lantai tempat
- Bereaksi penyimpananharus
dengan kalsium tidak mudah terbakar
hypochlorite, dan tahan korosi
asam, dan alkali
I-3
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Bentuk Fisik
Jumlah Asal Bahan
No Jenis Bahan (Padat/Cair/ Sifat Bahan Cara Penyimpanan
(/Bulan) (DN/Impor)
Gas/Lainnya)
2 Koagulant aid 908 kg Cair - Tidak DN - Simpan pada suhu di
(polymer) berwarna dibawah 35 C
- Merupakan - Simpan dalan wadah
senyawa yang tertutup
stabil - Jauhkan dari sumber
api
I-4
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Tabel 1.4. Wilayah Administrasi yang Dilewati Jalur Pipa Transmisi dan Pipa Distribusi serta
Lokasi Intake, IPA, Reservoir serta Kegiatan Lainnya
No. Jenis Bangunan/Kegiatan Nama Desa Nama Kecamatan
1 Lokasi Intake Sidomukti Bungah
2 Lokasi IPA Mojopuro Gede Bungah
3 Jalur Transmisi IPA-Reservoir Manyar Sidomukti Bungah
Mojopuro Gede Bungah
Mojopuro Wetan Bungah
Mlirang Bungah
Masangan Bungah
Bungah Bungah
Sukowati Bungah
Sidorejo Bungah
Sembayat Manyar
Banyuwangi Manyar
Betoyoguci Manyar
Betoyo Kauman Manyar
Gumeno Manyar
Manyar Rejo Manyar
4 Jalur Distribusi Reservoir Manyar – Penerima Manyar Sidomukti Manyar
Sukomulyo Manyar
I-5
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Pada gambar 1.2. disajikan Lay Out Sistem Penyediaan Air Minum
I-6
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I-7
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Gambar 1.2. Denah Lay Out Sistem Penyediaan Air Minum (A3)
I-8
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Gambar 1.3. Denah Lay Out Sistem Penyediaan Air Minum (Lanjutan)
I-9
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
meliputi 3 tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasi.
- Kegiatan di Tahap Pra-Konstruksi
Kegiatan yang dilaksanakan di dalam tahap pra-konstruksi Proyek Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik diprakirakan sebagai berikut:
1. Perijinan
Sebelum proyek berjalan dilakukan pengurusan perijinan untuk lahan yang akan
digunakan sebagai daerah proyek. Perijinan bertujuan untuk mendapatkan dasar
hukum yang diperlukan terkait dengan kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik.
Perizinan lain yang diperlukan antara lain adalah:
Izin Lokasi/ Izin Pemanfaatan Ruang
Izin Lingkungan
IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
2. Sosialisasi Proyek
Pada kegiatan ini akan dilaksanakan sosialisasi proyek yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan mengenai detail rencana kegiatan proyek Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik kepada masyarakat
yang ada di sekitar lokasi proyek sebelum kegiatan konstruksi dimulai.
I - 10
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Kegiatan ini juga meliputi pengadaan material seperti, baja, semen, pasir, batu pecah,
dan lain sebagainya untuk keperluan konstruksi dari tempat supplier (Kab. Gresik, dan
sekitarnya) atau dari stockyard menuju ke lokasi proyek. Material diangkut dengan truck
dan dump truck sesuai jenisnya dari tempat asal material ke lokasi proyek yang
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan material. Pada tahap kegiatan ini
juga dilakukan pengangkutan material sisa yang dihasilkan dari kegiatan pembangunan
menuju lokasi pembuangan. Kegiatan mobilisasi peralatan dan material ini akan
dilaksanakan di luar jam sibuk pagi (06.00 – 09.00 WIB) dan sore (15.00 – 18.00 WIB)
dimana kondisi jalan tidak terlalu padat untuk menghindari terjadinya penurunan
kinerja jalan. Jenis kendaraan pengangkut juga wajib disesuaikan dengan kelas jalan.
I - 11
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Kegiatan pembangunan struktur dimulai dari kegiatan penyiapan lahan yang terdiri
dari kegiatan pemotongan tanaman yang terdapat di dalam lokasi, pengurugan tanah
untuk peninggian elevasi lokasi dengan menggunakan alat berat berupa buldozer dan
vibro roller.
Kegiatan pembuatan pondasi bangunan dengan kedalaman dan jenis pondasi yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan berdasarkan hasil tes lapangan. Kemudian
dilakukan kegiatan pengecoran pondasi dan bangunan dari intake, IPA, dan reservoir
dengan menggunakan concrete pump dan dibantu mobile crane serta pekerjaan lain
yang termasuk pekerjaan struktur seperti pemasangan rangka atap yang terdiri dari
pasangan baja sesuai perencanaan.
Terdapat beberapa fasilitas penunjang (utilitas) yang akan dibangun. Jenis fasilitas
penunjang yang akan dibangun tersebut antara lain adalah jalan akses, sistem
pengelolaan air limbah, sistem penanganan kebakaran, sistem penyediaan listrik,
sistem pengelolaan sampah, dan fasilitas lainnya.
I - 12
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Gambar 1.4. Jalur Rencana Pipa Transmisi dan Distribusi SPAM Gresik
Jenis Pipa Yang digunakan pada rencana jaringan transmisi adalah sebagai berikut:
- Steel pipe Ø 1000 mm, t=10 mm, dengan inner coating cement lining dan outer
coating aspal enamel. Pipa baja diameter 1000 mm digunakan pada unit pipa
transmisi air baku dari Intake ke IPA
- Steel pipe Ø 1100 mm, t=10 mm, dengan inner coating cement lining dan outer
coating aspal enamel. Pipa baja diameter 1100 mm digunakan pada unit pipa
transmisi air curah dari IPA ke Reservoir Manyar
- HDPE SDR 17 PN 10 Ø 630 mm - Ø 225 mm. Pipa HDPE digunakan pada unit
jaringan pipa distribusi utama (JDU).
I - 13
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Gambar 1.5. Pembagian Zoning Pekerjaan Jalur Pipa Transmisi dan Distribusi SPAM Gresik
Keterangan:
Untuk pengerjaan pipa steel dibagi menjadi 2 Zona yaitu Zona 1 dan Zona 2. Zona 1
merupakan pipa transmisi mulai dari Jalan Raya Mojopurogede sampai dengan
Jalan Raya Bungah Dukun menuju persimpangan jalan nasional.
Untuk pipa HDPE untuk jalur distribusi dibagi menjadi 2 Zona, yaitu Zona 3 & Zona
4. Pada Zona 3 ini sebagian besar pemasangan dilakukan di Kawasan Industri.
Sedangkan Zona 4 merupakan jalur pipa distribusi yang menuju ke ke kota Gresik
I - 14
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Selain melakukan survey lapangan juga dilakukan pengumpulan data sekunder untuk
memastikan bahwa pemasangan pipa transmisi tidak menimbulkan risiko terhadap
pipa gas eksisting. Berdasarkan pengumpulan data tersebut menunjukan bahwa jalur
pipa gas PGN berdampingan dengan jalur pipa transmisi mulai dari persimpangan Jl
Tol Surabaya – Gresik sampai dengan persimpangan Jalan Nasional Tuban – Gresik
dengan Jalan Raya Bungah.
Sehingga dalam pembangunan pipa transmisi ini direncanakan letak posisi galian pipa
berada berseberangan dengan jalur pipa gas. Jalur pipa gas berada pada sisi sebelah
kanan (Arah dari Bungah menuju Manyar), sedangkan pipa transmisi berada di
sebelah kiri. Selanjutnya juga dilakukan survey terhadap jalur pipa distribusi untuk
mengidentifikasi metode pemasangan pipa yang cocok untuk tiap lokasi.
I - 15
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Pekerjaan galian
Pekerjaan galian terdiri dari penggalian dan pengambilan semua bahan sisa
dan diangkut yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu dan yang dapat
digali dan diambil dengan menggunakan peralatan konvensional bergerak
tanpa perlu dilakukan pengeboran dan peledakan atau dapat menggunakan
excavator dengan vibro hammer apabila diperlukan.
- Perlindungan pada struktur yang sudah ada
Penggalian menggunakan tangan dilakukan untuk melindungi struktur
yang sudah ada, fasilitas-fasilitas, tiang-tiang, pohon-pohon, atau trotoar.
Pada batas area jalur bahan bakar dan gas di bawah tanah serta di atas
I - 16
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
tanah yang sudah ada, tenaga kerja diberikan peringatan terlebih dahulu
untuk menghindari putusnya, ganguan atau kerusakan lainnya pada jalur
dan fasilitas tersebut.
- Penggalian lahan
Lahan digali sehingga pipa bisa diletakkan pada jajaran dan kedalaman
yang diperlukan, dan lahan itu bisa digali sepanjang pipa yang akan
diletakkan sesuai kebutuhan.
I - 17
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
- Peletakan pipa
Semua tindakan pencegahan dilakukan untuk mencegah material asing
masuk ke dalam pipa ketika sedang ditempatkan pada jalur.
- Penyambungan pipa
Penyambungan pipa dilakukan dengan pengelasan. Terdapat 2 metode
pada pengelasan pipa, yaitu 5G & 6G. Dimana kedua metode ini
dibedakan berdasarkan posisi benda kerja / material pipa yang akan
disambung yaitu mendatar (5G) dan miring (6G).
- Pemotongan pipa
Pemotongan pipa dilakukan untuk memasang Tee atau valve serta
menghasilkan ujung yang rapi dan sudut yang tepat pada proses pipa.
I - 18
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
- Pembilasan pipa
Semua pipa dibersihkan dengan membilas cabang saluran air, dimulai dari
bagian hulu kemudian secara bertahap menuju ke bagian hilir. Perbaikan
pipa dilakukan terhadap semua kebocoran yang ditemukanpada saat
membilas.
I - 19
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Gambar 1.7. Flowchart Pekerjaan Pemasangan Pipa HDPE dengan Metode HDD
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi pengukuran dan pemasangan patok, investigasi
tanah, dan mobilisasi alat.
I - 20
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Pelaksanaan HDD
- Pilot boring (membuat lubang/ jalur pembuka), meliputi lotting/ mrking
jalur HDD dan setting mesin HDD.
- Pemasangan mata bor dan pemancar sinyal
- Pengeboran
- Pembesaran lubang boring(reaming)
- Penarikan pipa (pulling)
4. Demobilisasi Peralatan
Kegiatan ini meliputi pengembalian kendaraan dan alat-alat berat setelah dipergunakan
selama kegiatan konstruksi berlangsung. Kegiatan demobilisasi peralatan ini akan
dilaksanakan pada jam-jam tertentu dimana kondisi jalan tidak terlalu padat untuk
menghindari terjadinya penurunan kinerja jalan.
I - 21
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
awal perekrutan tenaga kerja sementara telah dilakukan penjelasan mengenai rencana
durasi kontrak untuk meminimalkan terjadinya keresahan pada saat demobilisasi tenaga
kerja sementara dilaksanakan.
Ditinjau dari latar belakang pendidikan, staf dengan lulusan universitas (minimal S1)
adalah 10 orang atau sekitar 29%, lulusan sekolah sarjana muda/diploma (minimal D3)
adalah 18 orang (51%), dan lulusan sekolah menengah atas (SMA/SMK/STM) adalah
mayoritas dengan jumlah 7 orang atau 20%. Disamping pegawai tetap (staf) yang
bersifat organik, BUP juga akan merekrut sejumlah tenaga outsourcing sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, misalnya sejumlah pekerja kasar (buruh) dibutuhkan untuk
pembuangan/pengerukan lumpur kering dari sludge dewatering. Para buruh ini akan
dipekerjakan secara sementara (temporary) sesuai dengan kebutuhan, sehingga jumlah
buruh tidak dihitung dalam staf organisasi BUP. Selain itu pula, outsourcing dapat juga
digunakan oleh BUP untuk posisi driver dan security.
2 Staf operasi √ √ 15 √ - 14 1
I - 22
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
4 General √ √ 3 √ - 2 1
affairs/SCM/Keuangan
Total 35 7 18 10
Sumber: Data Pemrakarsa, 2019
I - 23
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Gambar 1.8. Proses Pengolahan Air Baku pada IPA Mojopuro Gede
I - 24
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 25
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Proses pengolahan air baku di IPA Mojopuro Gede secara terperinci adalah sebagai
berikut :
Intake
Bangunan penyadap atau intake berfungsi untuk menyadap atau mengambil air
baku dari badan air sesuai dengan debit yang atau diperlukan untuk pengolahan.
Jenis intake digunakan adalah River Intake. Air baku dari sungai masuk ke dalam
sump well melalui penstock yang dilengkapi dengan penyaring kasar (screen).
Aliran air baku kemudian masuk ke dalam sump well. Sump well berfungsi untuk
mengatur ketersediaan air baku dan penyeimbang level air yang akan di pompa
sehingga udara tidak ikut terpompa karena dapat menyebabkan kavitasi sehingga
umur pompa tidak akan bertahan lama. Kemudian air baku ditransmisikan
menggunakan pipa transmisi air baku dengan diameter 1.000 mm dengan jarak +
1000 m dari intake sampai dengan bak presedimentasi.
Koagulasi
Setelah tahapan prasedimentasi mulai dilakukan pemberian bahan kimia koagulan
untuk melakukan proses koagulasi. Koagulasi merupakan proses destabilisasi
muatan partikel koloid dan tersuspensi dalam air dengan pengadukan cepat,
sehingga terbentuk penggabungan partikel. Pada proses koagulasi dilakukan
pengadukan cepat (rapid mixing) dan pembubuhan bahan kimia yang disebut
koagulan. Untuk mengetahui kondisi operasi pengolahan setiap tahapan proses
akan dilakukan pengecekan kualitas pH, warna, dan kekeruhan.
I - 26
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Flokuasi
Flokulasi merupakan proses pengadukan lambat untuk mempercepat laju
penggabungan (aglomerasi) partikel koloid yang telah terdestabilisasi sehingga
membentuk flok dengan ukuran yang dapat terendapkan dan tersaring. Pada
flokulasi dilakukan pengadukan lambat (slow mixing), aliran air disini harus
tenang.
Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel tersuspensi dari cairan dengan
menggunakan pengendapan secara gravitasi. Proses pengendapan yang dilakukan
di unit sedimentasi pada prinsipnya membuat partikel yang ada di air dapat
mengendap dan dipisahkan. Oleh karena itu proses pemisahan ini sangat
tergantung dari jenis partikel dalam air yang akan dipisahkan sehingga akan
diperoleh cairan yang jernih. Jenis partikel dalam air dipengaruhi oleh gravitasi.
Partikel yang halus akan mengapung, sedangkan partikel yang besar seperti
lumpur akan mengendap atau bergerak ke bawah. Partikel yang melayang disebut
partiket koloid.
Bak sedimentasi terdiri atas zona inlet, zona pengendapan, zona outlet, dan zona
Lumpur. Aliran air dalam bak secara keseluruhan menuju ke permukaan, namun
sebelum itu, air harus melewati plat-plat. Sewaktu air mengalir ke atas melewati
plat, lapisan lumpur yang terjadi pada permukaan plat secara perlahan turun ke
ruangan di bawah plat. Bak pengendap akan memisahkan bagian-bagian yang
terapung, mengendapkan lumpur, dan cairan yang jernih. Lumpur yang
diendapkan dikumpulkan pada dasar bak yang dapat dilakukan dengan pengaturan
kemiringan dasar bak. Lumpur dikeluarkan dari bak secara periodik melalui pipa
lumpur khusus yang dapat pula dioperasikan dengan pompa.
I - 27
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Filtrasi
Filtrasi merupakan proses pemisahan padatan dari larutan dengan melewatkan
larutan tersebut melalui media berpori untuk menyisihkan sisa-sisa partikel/flok
yang masih terbawa dalam proses pengendapan.
Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pengolahan air dengan tujuan membunuh kuman atau
bakteri yang ada dalam air.Proses desinfeksi dilakukan sebelum air bersih
didistribusikan, sehingga air menjadi aman untuk dikonsumsi.
Chlorination didesain dengan injeksi gas chlorine kadar 100 %, dengan dosis pre-
chlor 3 ppm dan dosis post-chlor 2 ppm.
Direncanakan pipa transmisi air curah akan diletakkan mengikuti jalan desa Sidomukti
menuju jalan raya Mojopurogede, jalan raya Bungah, kemudian di persimpangan
dengan jalan raya Daendels/Propinsi belok ke kanan menuju arah kota Gresik, terus
mengikuti jalan raya propinsi sampai ke rencana lokasi Reservoir Manyar di pintu
masuk Kawasan Industri AKR/JIIPE.
Reservoir Manyar ini direncanakan mempunyai volume penampungan 9000 m3 dan akan
dilengkapi dengan 3 unit pompa distribusi dengan debit masing-masing 375 l/det, head
80 m untuk melayani kota dan 2 unit pompa khusus untuk melayani kawasan industri
JIIPE, dengan debit masing-masing 375 l/det, head 50 m.
I - 28
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
menggunakan bahan jenis HDPE dengan diameter bervariasi mulai dari ND-600mm
hingga 355mm. sebagai pipa JDP dan JDB menggunakan pipa dengan diameter 200mm –
315mm.
I - 29
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
TAHAP KONSTRUKSI
Pada tahap konstruksi, kebutuhan tenaga kerja adalah sebanyak 65 orang. Berdasarkan
(sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta), kebutuhan air bersih/orang/hari adalah 200 liter. Maka
kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi diperkirakan sesuai perhitungan berikut:
Kebutuhan air untuk kegiatan domestik
Kebutuhan air/orang/hari = 200 liter/orang/hari
Total jumlah tenaga kerja = 65 orang
Total kebutuhan air bersih = ∑ tenaga kerja x ∑ kebutuhan air bersih
= 65 orang x 200 liter/orang/hari
= 13.000 liter/hari = 20 m³/hari
Kebutuhan air untuk proses konstruksi
Kebutuhan air untuk proses mixing material bangunan ini diperkirakan mencapai 5
m3/hari.
Kebutuhan air untuk penyiraman dan pemadatan lahan
Kebutuhan air untuk ini diperkirakan mencapai 2 m3/hari. Air ini digunakan terutama
jika kegiatan konstruksi dilakukan pada musim kemarau agar lokasi kegiatan tidak
berdebu dan juga agar tanah stabil dan padat.
TAHAP OPERASI
Untuk kebutuhan air pada tahap operasi adalah sebagai berikut. (Sumber :
Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta). Sumber air bersih adalah dari air sumur dan air tangki. Untuk
kebutuhan air tenaga kerja pada tahap operasi diperkirakan 100 liter/orang/hari.
Kebutuhan Air Tenaga Kerja:
I - 30
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Pada gambar berikut disajikan neraca air bersih yang dibutuhkan dan air limbah yang
dihasilkan.
I - 31
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
TAHAP KONSTRUKSI
Air Sumur Kegiatan Domestik
Air Limbah Domestik
Dalam Tenaga Kerja Septic Tank
9,1 m3/hari
20 m3/hari 13 m3/hari
Campuran Material
Konstruksi Habis Terpakai
5,0 m3/hari
TAHAP OPERASI
Kegiatan Domestik
Air IPA Air Limbah Domestik
Karyawan Septic Tank
4,5 m3/hari 2,45 m3/hari
3,50 m3/hari
Penyiraman Tanaman
Meresap ke Tanah
1,00 m3/hari
I - 32
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Hal utama yang harus disediakan adalah ruang panel. Panel ini berfungsi mengatur
pasokan listrik ke dan di dalam bangunan. Genset akan ditempatkan di ruang khusus
sehingga bila beroperasi tidak menyebabkan gangguan seperti getaran dan kebisingan.
I - 33
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Buffer Zone
Untuk melengkapi area Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di dalam lokasi proyek,
akan ditanam tanaman dengan jenis antara lain adalah Flamboyan (Delonix regia),
Peltophorum pterocarpum (flamboyan kuning), trembesi (Samanea saman), angsana
(Pterocarpum indicum), mangga (Mangifera indica), Akasia (Acacia spp), Cassia (Cassia
spp), Cemara udang (Cassuarina equisetifolia). RTH sebaiknya terletak di sekeliling
area proyek. Tanaman yang berada di dalam area RTH yang mengelilingi area proyek
juga dapat berfungsi sebagai buffer zone dan green belt untuk menyerap polusi udara
dan kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum di
dalamnya.
I - 34
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Berikut ini adalah perhitungan timbulan sampah domestik pada tahap konstruksi:
Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi = 100 orang
Jumlah timbulan sampah/ orang = 1,5 – 2,0 l/orang/hari untuk kota sedang
(Sumber : Damanhuri, Prof. Enry, “Pengelolaan Sampah”, Program Studi TL-FTSP, ITB,
2011)
Total jumlah sampah = Jumlah tenaga kerja x timbulan sampah
= 65 orang x 2,0 l/orang/hari
= 130 liter/hari
= 0,13 m3/hari
Berikut ini adalah perhitungan timbulan sampah domestik pada tahap operasi:
Jumlah Tenaga Kerja Tahap Operasi = 35 orang
Jumlah timbulan sampah/ orang = 1,5 – 2,0 l/orang/hari untuk kota sedang
(Sumber : Damanhuri, Prof. Enry, “Pengelolaan Sampah”, Program Studi TL-FTSP, ITB,
2011)
Total jumlah sampah = Jumlah tenaga kerja x timbulan sampah
= 35 orang x 2,0 l/orang/hari
= 70,0 liter/hari
≈ 0,07 m3/hari
I - 35
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 36
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Kajian alternatif pada kegiatan proyek Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik ini tidak ada karena lokasi dan teknologi yang digunakan telah
dianalisa dalam studi kelayakan (Feasibility Study). Dari hasil studi kelayakan tersebut telah
dipilih keputusan dari alternatif-alternatif yang ada. Sehingga dalam dokumen AMDAL tidak
dipaparkan kembali alternatif kajiannya.
I - 37
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 38
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
a. Tahap Pra-Konstruksi
Pada tahap pra-konstruksi, berikut adalah daftar dampak penting hipotetik hasil evaluasi
terhadap dampak potensial:
1) Perijinan
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting
hipotetik
2) Sosialisasi Proyek
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting
hipotetik
b. Tahap Konstruksi
Pada tahap konstruksi, berikut adalah daftar dampak penting hipotetik hasil evaluasi
terhadap dampak potensial:
1) Pemagaran Proyek dan Pengoperasian Basecamp
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting
hipotetik
2) Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
Terciptanya Kesempatan Kerja
3) Mobilisasi Peralatan dan Material
Debu dan Penurunan Kualitas Udara
Pengurangan Umur Jalan
Penurunan Kinerja Jalan
Keresahan Masyarakat
4) Penyiapan Lahan
Debu dan Penurunan Kualitas Udara
5) Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa
Debu dan Penurunan Kualitas Udara
I - 39
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Peningkatan Kebisingan
Penurunan Kinerja Jalan
Keresahan Masyarakat
6) Demobilisasi Peralatan
Penurunan Kinerja Jalan
7) Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting
hipotetik.
c. Tahap Operasi
Pada tahap operasi, berikut adalah daftar dampak penting hipotetik hasil evaluasi terhadap
dampak potensial:
1) Mobilisasi Tenaga Kerja
Terciptanya Kesempatan Kerja
2) Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
Debu dan Penurunan Kualitas Udara
Peningkatan Kebisingan
Peningkatan Ketersediaan Air Bersih
Penurunan Kualitas Air Permukaan
Peningkatan Aliran Run Off
Penurunan Kinerja Jalan
Terciptanya Kesempatan Berusaha
Keresahan Masyarakat
Peningkatan Limbah Padat Domestik
Timbulnya Limbah B3
3) Pemeliharaan dan Perawatan
Pada kegiatan ini, tidak ada dampak potensial yang termasuk dalam dampak penting
hipotetik
Bagan alir dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik disajikan pada gambar
berikut.
I - 40
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 41
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Batas Proyek
Batas wilayah proyek merupakan ruang tempat suatu rencana kegiatan dimana akan dilakukan
kegiatan, baik pada tahap pra-konstruksi, konstruksi, dan operasi. Batas wilayah proyek yang
direncanakan untuk membangun Area Sistem Penyediaan Air Minum yang berada di Kec.
Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik (Gambar 1.13).
Batas Ekologis
Batas ekologis merupakan ruang persebaran dampak dari kegiatan yang direncanakan, baik
pemukiman, jalan, maupun kegiatan lain di sekitarnya (Gambar 1.14.). Proses alami yang
berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahan yang mendasar
akibat adanya disperse udara dari kegiatan proyek yang mengikuti arah angin dominan dari
timur menuju ke barat serta mengikuti arah aliran Saluran Penerima dari barat menuju ke
timur. Batas ini ditetapkan berdasarkan proses sebaran dampak terhadap komponen fisik-
kimia dan biologi.
Batas Sosial
Yang termasuk dalam batas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha atau kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai
tertentu yang mapan (termasuk sistem dan struktur sosial) sesuai dengan proses dinamika
sosial suatu kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan dasar akibat
terjadinya suatu usaha. Batas sosial untuk kegiatan proyek ini adalah pemukiman penduduk
yang berada di sekitar lokasi proyek. (Gambar 1.15.).
Batas Administratif
Batas administratif merupakan batas ruang tempat masyarakat sekitar rencana Pembangunan
Area Sistem Penyediaan Air Minum dapat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi
dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan
demikian, batas administrasi yang digunakan dalam studi ini adalah Kec. Bungah, Kec.
Manyar, dan Kec. Gresik, Kab. Gresik yang ditampilkan pada Gambar 1.16.
I - 42
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 43
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 44
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 45
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 46
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 47
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 48
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Pada tabel berikut disajikan ringkasan proses pelingkupan dampak yang telah dilakukan.
I - 49
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I - 50
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
pengoperasian Lingkungan Domestik untuk pengelolaan Gresik kegiatan yang
basecamp sampah yang dihasilkan b. Secara rinci dapat dilakukan
Disediakan grease trap dilihat pada peta dalam
dan dilakukan batas Ekologi basecamp
pengelolaan terhadap secara umum
lemak yang terkumpul hampir sama
sebagai limbah padat sehingga
domestik pengeloaan
dan
pemantauan
cukup
dilakukan
harian saja.
1c Pemagaran Penerapan standart K3 Kesehatan Penurunan Penerapan K3 oleh Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
proyek dan dalam pengelolaan sampah Masyarakat sanitasi kontraktor untuk DPH Manyar, dan Kec. mengingat
pengoperasian dan limbah cair yang lingkungan menjaga kondisi sanitasi Gresik kegiatan yang
basecamp dihasilkan tetap baik b. Secara rinci dapat dilakukan
dilihat pada peta dalam
batas sosial basecamp
secara umum
hampir sama
setiap harinya
sehingga
pengeloaan
dan
pemantauan
cukup
dilakukan
harian saja.
2a Mobilisasi Menghimbau kepada Sosial, Terciptanya Jumlah kesempatan kerja Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 minggu,
Tenaga Kerja kontraktor pelaksana proyek Ekonomi, Kesempatan meningkat Manyar, dan Kec. mengingat
agar menggunakan tenaga Budaya Kerja Gresik proses
kerja lokal b. Secara rinci dapat penerimaan
dilihat pada peta tenaga kerja
batas sosial membutuhkan
I - 51
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
waktu relatif
cepat dan
dapat
dipenuhi
dalam waktu
7 hari.
2b Mobilisasi - Sosial, Peningkatan Kegiatan ini tidak Disimpulkan Tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
Tenaga Kerja Ekonomi, pendapatan signifikan meningkatkan DPH. Namun dampak ini Manyar, dan Kec. peningkatan
Budaya pendapatan masyarakat tetap dikelola dengan cara: Gresik pendapatan
- Membayar tenaga kerja b. Secara rinci dapat ini dapat
minimal sesuai UMR dilihat pada peta dilihat dari
Kabupaten Gresik batas sosial penghasilan
rata-rata
bulanan
sebelum dan
sesudah
bekerja.
3a Mobilisasi - Fisik kimia Debu dan Lalu lalang Kendaraan Disimpulkan menjadi DPH a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan dan Penurunan pembawa material dapat untuk debu dari dengan
Material Kualitas Udara menurunkan kualitas mobilisasi adalah asumsi bahwa
udara untuk parameter sepanjang jalang dalam masa
debu angkut yang mobilisasi,
berdekatan ritase
dengan mobilisasi
pemukiman dianggap
b. Secara rinci dapat sama
dilihat pada peta sehingga
batas Ekologi. besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
3b Mobilisasi - Fisik kimia Peningkatan Akan dilakukan Disimpulkan Tidak menjadi a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan dan kebisingan pembatasan kecepatan DPH. untuk kebisingan dengan
Material kendaraan agar tidak dari mobilisasi asumsi bahwa
I - 52
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
menimbulkan kebisingan adalah sepanjang dalam masa
dengan tingkat intensitas jalang angkut mobilisasi,
yang tinggi yang berdekatan ritase
dengan mobilisasi
pemukiman dianggap
b. Secara rinci dapat sama
dilihat pada peta sehingga
batas Ekologi. besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
3c Mobilisasi Penyesuaian kendaraan yang Fisik Kimia Pengurangan Meskipun telah Disimpulkan menjadi DPH a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan dan digunakan dengan kelas Umur Jalan disesuaikan dengan kelas untuk dengan
Material jalan jalan, Pengurangan Umur Pengurangan asumsi bahwa
Jalan tetap berpotensi Umur Jalan dari dalam masa
untuk terjadi mobilisasi adalah mobilisasi,
di sepanjang ritase
jalan angkut yang mobilisasi
berdekatan dianggap
dengan lokasi sama
proyek sehingga
b. Secara rinci dapat besaran yang
dilihat pada peta perlu dikelola
batas Ekologi. dan dipantau
adalah secara
harian saja
3d Mobilisasi Pengaturan waktu mobilisasi Fisik Kimia Penurunan Adanya lalu-lalang Disimpulkan menjadi DPH. a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan dan kendaraan (tidak pada saat Kinerja Jalan kendaraan berat akan untuk dengan
Material tingkat kepadatan jalan menyebabkan Penurunan peningkatan asumsi bahwa
tinggi) Kinerja Jalan kepadatan dan dalam masa
kemacetan lalu mobilisasi,
lintas dari ritase
mobilisasi adalah mobilisasi
sepanjang jalan dianggap
I - 53
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
angkut yang sama
berdekatan sehingga
dengan besaran yang
pemukiman perlu dikelola
b. Secara rinci dapat dan dipantau
dilihat pada peta adalah secara
batas Ekologi. harian saja
3e Mobilisasi Penutupan bak truk Fisik kimia Tumpahan - Dilakukan penutupan Disimpulkan Tidak menjadi a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan dan pengangkut material Material di Jalan bak truk selama DPH untuk tumpahan dengan
Material pengangkutan material dari asumsi bahwa
material mobilisasi adalah dalam masa
sepanjang jalang mobilisasi,
angkut yang ritase
berdekatan dengan mobilisasi
pemukiman dianggap
b. Secara rinci dapat sama
dilihat pada peta sehingga
batas Ekologi. besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
3f Mobilisasi Menyediakan posko Sosial, Keresahan Adanya Penurunan Disimpulkan menjadi DPH. a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
Peralatan dan pengaduan masyarakat ekonomi, Masyarakat Kinerja Jalan akan Manyar, dan Kec. dengan
Material budaya menyebabkan Gresik asumsi bahwa
masyarakat menjadi b. Secara rinci dapat dalam masa
resah dilihat pada peta mobilisasi,
batas sosial ritase
mobilisasi
dianggap
sama
sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
I - 54
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
adalah secara
harian saja
4a Penyiapan - Fisik kimia, Debu dan Kegiatan ini akan Disimpulkan menjadi DPH. a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
Lahan berupa Penurunan menyebabkan debu yang Manyar, dan Kec. dengan
kualitas Kualitas Udara dapat terbawa angin Gresik asumsi bahwa
udara hingga pemukiman warga b. Secara rinci dapat dalam
ambient dilihat pada peta penyiapan
untuk batas Ekologi. lahan
parameter dianggap
debu sama
sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
4b Penyiapan Penyediaan long storage dan Fisik kimia Peningkatan Adanya long storage dan Disimpulkan tidak menjadi a. Tapak proyek 6 bulan,
Lahan kolam tampung Aliran Run Off kolam tampung untuk DPH b. Secara rinci dapat perencanaan
menggantikan hilangnya dilihat pada peta dan
lahan resapan batas Ekologi. pembuatan
long storage
dan sumur
resapan
membutuhkan
waktu yang
relatif lama
4c Penyiapan Menyediakan posko Sosial, Keresahan Adanya pengelolaan Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
Lahan pengaduan masyarakat ekonomi, Masyarakat terhadap dampak yang DPH Manyar, dan Kec. mengingat
budaya timbul dari kegiatan ini Gresik keresahan
b. Secara rinci dapat masyarakat
dilihat pada peta terkadang
batas sosial timbul
setelah
kegiatan
cukup lama
I - 55
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
berjalan.
4d Penyiapan - Biologi Penurunan Kondisi lokasi proyek Disimpulkan idak menjadi a. Lokasi di tapak 3 bulan,
Lahan Keanekaragaman berupa bangunan yang DPH proyek sesuai jadwal
Hayati dilengkapi dengan b. Secara rinci dapat proyek.
penghjiauan dilihat pada peta
batas ekologi
5a Pembangunan Tidak ada Fisik kimia Debu dan Kegiatan ini akan Disimpulkan menjadi DPH. a. Lokasi di sekitar 1 hari,
Struktur Penurunan menyebabkan debu yang tapak proyek pada dengan
Bangunan dan Kualitas Udara dapat terbawa angin radius 100 meter asumsi bahwa
Jaringan Pipa hingga pemukiman warga dari tapak proyek dalam
b. Secara rinci dapat pembangunan
dilihat pada peta bangunan dan
batas ekologi fasilitasnya
dianggap
sama
sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
5b Pembangunan - Fisik kimia Peningkatan Terdapat alat-alat berat Disimpulkan menjadi DPH. a. Lokasi di sekitar 1 hari,
Struktur kebisingan yang berpotensi tapak proyek pada dengan
Bangunan dan menyebabkan terjadinya radius 100 meter asumsi bahwa
Jaringan Pipa peningkatan kebisingan dari tapak proyek dalam
b. Secara rinci dapat pembangunan
dilihat pada peta bangunan dan
batas ekologi fasilitasnya
dianggap
sama
sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
I - 56
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
harian saja
5c Pembangunan - Fisik Kimia Penurunan Adanya kegiatan Disimpulkan menjadi DPH a. Lokasi proyek dan sesuai dengan
Struktur Kinerja Jalan pemasangan pipa akan Kec. Bungah, Kec. jadwal
Bangunan dan menyebabkan terjadinya Manyar, dan Kec. proyek.
Jaringan Pipa Penurunan Kinerja Jalan Gresik
akibat dari adanya b. Secara rinci dapat
kegiatan di bahu jalan dilihat pada peta
batas ekologis
5d Pembangunan Menyediakan posko Sosial, Keresahan Keresahan masyarakat Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
Struktur pengaduan masyarakat Ekonomi, Masyarakat dapat terjadi akibat dari Manyar, dan Kec. mengingat
Bangunan dan Budaya adanya getaran yang Gresik keresahan
Jaringan Pipa dihasilkan dan keretakan b. Secara rinci dapat masyarakat
bangunan yang dilihat pada peta terkadang
diperkirakan dapat batas sosial timbul
terjadi setelah
kegiatan
cukup lama
berjalan.
5e Pembangunan - Kesehatan Gangguan Kegiatan ini tidak Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. sesuai dengan
Struktur Masyarakat Kesehatan signifikan menimbulkan DPH Manyar, dan Kec. jadwal
Bangunan dan Masyarakat gangguan kesehatan pada Gresik proyek.
Jaringan Pipa masyarakat b. Secara rinci dapat
dilihat pada peta
batas sosial
5f Pembangunan Disediakan TPS di dalam Kondisi Timbulnya Timbulnya buangan Disimpulkan tidak menjadi a. Tapak proyek 1 hari,
Struktur area basecamp Sanitasi Buangan material dikelola dengan DPH. b. Secara rinci dapat dengan
Bangunan dan Lingkungan Material penyediaan TPS di lokasi dilihat pada peta asumsi bahwa
Jaringan Pipa batas Proyek dalam
pembangunan
bangunan dan
fasilitasnya
dianggap
sama
sehingga
I - 57
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
6a Demobilisasi - Fisik Kimia Peningkatan Jumlah ritasi kendaraan Disimpulkan tidak menjadi a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan Kebisingan tidak signifikan untuk DPH. untuk kebisingan dengan
meningkatkan kebisingan dari mobilisasi asumsi bahwa
adalah sepanjang dalam masa
jalang angkut demobilisasi
yang berdekatan selama 1
dengan bulan, ritase
pemukiman mobilisasi
b. Secara rinci dapat dianggap
dilihat pada peta sama
batas Ekologi. sehingga
besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
6b Demobilisasi - Fisik Kimia Pengurangan Penyesuaian kendaraan Disimpulkan tidak menjadi a. Batas ekologis 1 bulan,
Peralatan Umur Jalan yang digunakan dengan DPH. untuk kebisingan mengingat
kelas jalan dari mobilisasi waktu yang
adalah sepanjang diperlukan
jalang angkut yang untuk
berdekatan dengan kegiatan
pemukiman demobilisasi
b. Secara rinci dapat peralatan
dilihat pada peta memerlukan
batas Ekologi. waktu 1 bulan
6c Demobilisasi Pengaturan waktu Fisik Kimia Penurunan Adanya lalu-lalang Disimpulkan menjadi DPH. a. Batas ekologis 1 hari,
Peralatan demobilisasi kendaraan Kinerja Jalan kendaraan berat akan untuk peningkatan dengan
menyebabkan Penurunan kepadatan lalu asumsi bahwa
Kinerja Jalan. lintas dari dalam masa
I - 58
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
mobilisasi adalah demobilisasi
sepanjang jalan selama 1
angkut yang bulan, ritase
berdekatan dengan mobilisasi
pemukiman dianggap
b. Secara rinci dapat sama
dilihat pada peta sehingga
batas Ekologi. besaran yang
perlu dikelola
dan dipantau
adalah secara
harian saja
6d Demobilisasi Menyediakan posko Sosial, Keresahan Adanya petugas Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
Peralatan pengaduan masyarakat Ekonomi, Masyarakat keamanan untuk menjaga DPH Manyar, dan Kec. sesuai jadwal
Budaya stabilitas kamtib Gresik proyek.
masyarakat b. Secara rinci dapat
dilihat pada peta
batas sosial
7a Demobilisasi Penjelasan mengenai masa Sosial, Hilangnya Masa kontrak telah Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
Tenaga Kerja kontrak Ekonomi, Kesempatan dijelaskan di awal DPH. Manyar, dan Kec. dengan
Sementara Budaya Kerja konstruksi Gresik asumsi bahwa
b. Secara rinci dapat kegiatan
dilihat pada peta demobilisasi
batas sosial tenaga kerja
konstruksi
hanya
berlangsung
selama satu
hari.
7b Demobilisasi - Sosial, Penurunan Tidak signifikan dalam Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 hari,
Tenaga Kerja Ekonomi, Pendapatan menurunkan pendapatan DPH. Manyar, dan Kec. dengan
Sementara Budaya masyarakat Gresik asumsi bahwa
b. Secara rinci dapat kegiatan
dilihat pada peta demobilisasi
batas sosial tenaga kerja
I - 59
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
konstruksi
hanya
berlangsung
selama satu
hari.
Tahap Operasi
1a Mobilisasi Memprioritaskan tenaga Sosial, Terciptanya Jumlah kesempatan kerja Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
tenaga kerja kerja lokal Ekonomi, Kesempatan meningkat cukup Manyar, dan Kec. mengingat
Budaya Kerja signifikan Gresik waktu yang
b. Secara rinci dapat dibutuhkan
dilihat pada peta untuk
batas sosial rekruitmen
tenaga kerja
kurang lebih
satubulan
1b Mobilisasi - Sosial, Peningkatan Kegiatan ini tidak Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
tenaga kerja Ekonomi, Pendapatan signifikan meningkatkan DPH Manyar, dan Kec. mengingat
Budaya pendapatan masyarakat Gresik waktu yang
b. Secara rinci dapat dibutuhkan
dilihat pada peta untuk
batas sosial rekruitmen
tenaga kerja
kurang lebih
satubulan
1c Mobilisasi Menyediakan posko Sosial, Keresahan Keresahan masyarakat Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 1 bulan,
tenaga kerja pengaduan masyarakat Ekonomi, Masyarakat dapat dicegah melalui DPH Manyar, dan Kec. mengingat
Budaya pemrioritasan tenaga Gresik keresahan
kerja lokal b. Secara rinci dapat masyarakat
dilihat pada peta terkadang
batas sosial timbul
setelah
kegiatan
cukup lama
berjalan.
I - 60
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
2a Pengoperasian - Fisik Kimia Debu dan Emisi gas buang Disimpulkan menjadi DPH a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Penurunan kendaraan pengangkut Kec. Bungah, Kec. kegiatan
Penyediaan Kualitas Udara yang keluar masuk area Manyar, dan Kec. diprediksi
Air Minum proyek dapat Gresik akan stabil
menurunkan kualitas b. Secara rinci dapat dalam kurun
udara dilihat pada peta waktu 3
batas Ekologi tahun
2b Pengoperasian - Fisik Kimia Peningkatan Tingkat kebisingan yang Disimpulkan tidak menjadi a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Kebisingan terjadi cukup signifikan DPH. Kec. Bungah, Kec. kegiatan ini
Penyediaan dalam meningkatkan Manyar, dan Kec. diprediksi
Air Minum kebisingan di sekitar Gresik akan stabil
lokasi proyek b. Secara rinci dapat dalam kurun
dilihat pada peta waktu 3
batas Ekologi tahun
2c Pengoperasian - Sosial Peningkatan Peningkatan Disimpulkan menjadi DPH. a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Ekonomi Ketersediaan Air Ketersediaan Air Bersih Kec. Bungah, Kec. kegiatan ini
Penyediaan Bersih Manyar, dan Kec. diprediksi
Air Minum Gresik akan stabil
b. Secara rinci dapat dalam kurun
dilihat pada peta waktu 3
batas Ekologi tahun
2d Pengoperasian Pembuatan septic tank Fisik Kimia Penurunan Limbah cair yang berasal Disimpulkan menjadi DPH a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Kualitas Air dari kegiatan kantin serta Kec. Bungah, Kec. kegiatan ini
Penyediaan Permukaan kamar mandi berpotensi Manyar, dan Kec. diprediksi
Air Minum menyebabkan Gresik akan stabil
pencemaran bila b. Secara rinci dapat dalam kurun
langsung dibuang dilihat pada peta waktu 3
batas Ekologi tahun
2e Pengoperasian - Fisik Kimia Peningkatan Peningkatan Aliran Run Disimpulkan menjadi DPH a. Lokasi proyek dan 3 tahun,
Sistem Aliran Run Off Off akibat kegiatan ini Kec. Bungah, Kec. kegiatan ini
Penyediaan cukup tinggi sehingga Manyar, dan Kec. diprediksi
Air Minum diperlukan pengelolaan Gresik akan stabil
dari peningkatan run off b. Secara rinci dapat dalam kurun
yang terjadi dilihat pada peta waktu 3
I - 61
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
batas Ekologi tahun
2f Pengoperasian Penyesuaian kendaraan yang Fisik Kimia Pengurangan Kendaraan disesuaikan Disimpulkan tidak menjadi a. Jalan menuju 3 tahun,
Sistem digunakan dengan kelas Umur Jalan dengan kelas jalan DPH tapak proyek kegiatan ini
Penyediaan jalan b. Secara rinci dapat diprediksi
Air Minum dilihat pada peta akan stabil
batas wilayah dalam kurun
studi waktu 3
tahun
2g Pengoperasian Penyusunan ANDAL Lalin dan Fisik Kimia Penurunan Adanya lalu-lalang Disimpulkan menjadi DPH a. Jalan menuju 3 tahun,
Sistem pelaksanaan rekomendasi Kinerja Jalan kendaraan pengangkut tapak proyek kegiatan ini
Penyediaan yang tercantum di dalamnya barang dan kendaraan b. Secara rinci dapat diprediksi
Air Minum pribadi akan dilihat pada peta akan stabil
menyebabkan Penurunan batas wilayah dalam kurun
Kinerja Jalan studi waktu 3
tahun
2h Pengoperasian - Sosial, Terciptanya Adanya pembatasan bagi Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,
Sistem Ekonomi, Kesempatan Buduranng makan/PKL DPH Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Budaya Berusaha yang bisa masuk ke Gresik diprediksi
Air Minum dalam Area Sistem b. Secara rinci dapat akan stabil
Penyediaan Air Minum dilihat pada peta dalam kurun
batas Sosial waktu 3
tahun
2i Pengoperasian - Sosial, Peningkatan PAD Peningkatan PAD tidak Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,
Sistem Ekonomi, signifikan DPH Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Budaya Gresik diprediksi
Air Minum b. Secara rinci dapat akan stabil
dilihat pada peta dalam kurun
batas Sosial waktu 3
tahun
2j Pengoperasian Menyediakan posko Sosial, Keresahan Keresahan masyarakat Disimpulkan menjadi DPH a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,
I - 62
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
Sistem pengaduan masyarakat Ekonomi, Masyarakat akibat dari potensi Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Budaya Peningkatan Aliran Run Gresik diprediksi
Air Minum Off dan Penurunan b. Secara rinci dapat akan stabil
Kinerja Jalan dilihat pada peta dalam kurun
batas Sosial waktu 3
tahun
2k Pengoperasian Disediakan petugas Sosial, Gangguan Adanya petugas Disimpulkan tidak menjadi a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem keamanan Ekonomi, Kamtibmas keamanan untuk menjaga DPH b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan Budaya keamanan lokasi proyek dilihat pada peta diprediksi
Air Minum batas proyek akan stabil
dalam kurun
waktu 3
tahun
2l Pengoperasian - Kesehatan Gangguan Kegiatan ini tidak Disimpulkan tidak menjadi a. Kec. Bungah, Kec. 3 tahun,
Sistem Masyarakat Kesehatan signifikan menimbulkan DPH Manyar, dan Kec. kegiatan ini
Penyediaan Masyarakat gangguan kesehatan pada Gresik diprediksi
Air Minum masyarakat b. Secara rinci dapat akan stabil
dilihat pada peta dalam kurun
batas wilayah studi waktu 3
tahun
2m Pengoperasian Pengelolaan sampah di Kesehatan Penurunan Dilakukan pengelolaan Disimpulkan tidak menjadi a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem dalam area TPS dan Masyarakat Sanitasi sampah secara terjadwal DPH b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan pengelolaan limbah cair Lingkungan dan pengelolaan limbah dilihat pada peta diprediksi
Air Minum dengan septic tank cair batas proyek akan stabil
dalam kurun
waktu 3
tahun
2n Pengoperasian Pengelolaan di TPS Kondisi Peningkatan Jumlah limbah padat Disimpulkan menjadi DPH a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem Sanitasi Limbah Padat domestik yang dihasilkan b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan Lingkungan Domestik dari kegiatan ini dilihat pada peta diprediksi
Air Minum diperkirakan cukup besar batas proyek akan stabil
sehingga diperlukan dalam kurun
adanya pengelolaan waktu 3
secara khusus tahun
I - 63
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Deskripsi Pelingkupan
Rencana
Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen
yang yang Sudah Direncanakan Lingkungan Batas Waktu
No Dampak Evaluasi Dampak Dampak Penting Hipotetik Wilayah Studi
Berpotensi Sejak Awal Sebagai Bagian Terkena Kajian
potensial potensial (DPH)
Menimbulkan dari Rencana Kegiatan Dampak
Dampak
Lingkungan
2o Pengoperasian - Kondisi Timbulnya Berpotensi menimbulkan Disimpulkan menjadi DPH a. Tapak Proyek 3 tahun,
Sistem Sanitasi Limbah B3 pencemaran lingkungan b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Penyediaan Lingkungan akibat limbah B3 dilihat pada peta diprediksi
Air Minum batas proyek akan stabil
dalam kurun
waktu 3
tahun
3a Pemeliharaan Pembuatan septic tank Kesehatan Penurunan Jumlah limbah cair yang Disimpulkan menjadi DPH a. Tapak Proyek 3 tahun,
dan Masyarakat Kualitas Air dihasilkan dari kegiatan b. Secara rinci dapat kegiatan ini
Perawatan Permukaan ini tidak signifikan dilihat pada peta diprediksi
batas proyek akan stabil
dalam kurun
waktu 3
tahun
I - 64
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
BAB II
DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Rona lingkungan hidup awal menguraikan data yang terkait atau relevan dengan dampak yang
mungkin terjadi dari rencana usaha dan/atau kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik terhadap lingkungan hidup. Adapun komponen
lingkungan yang dikaji dalam studi AMDAL Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik yang berada di lokasi kegiatan adalah sebagai berikut :
2.1. Komponen Lingkungan Terkena Dampak Penting Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
2.1.1. Komponen Fisik Kimia
A. Geografis, Iklim, Kualitas Udara, dan Kebisingan
Tipe Iklim
Tipe iklim berdasarkan schmids ferguson terdapat enam tipe, yaitu:
A = tipe sangat basah, B = tipe basah, C = tipe cukup basah, D = tipe sedang, E = tipe
kering, dan F = tipe sangat kering.
Kabupaten Gresik memiliki tipe iklim sedang (D) dengan nisbah rata-rata jumlah bulan
kering dan rata-rata jumlah bulan basah (q) adalah 60-100 %. Bulan kering adalah bulan
dengan curah hujan 60 mm, sedangkan bulan basah adalah bulan dengan curah hujan
±100 mm.
Curah Hujan
Data curah hujan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
II - 1
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II - 2
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Pada Tanggal 13 Juli 2019 dilaksanakan pengambilan sampel udara dan pengukuran
kebisingan. Sampel yang didapat dianalisa di laboratorium PT. Global Quality
Anallitical. Sampling kualitas udara dan kebisingan dilaksanakan pada area lokasi
proyek. Pada tabel berikut ini disajikan hasil analisa kualitas udara dan kebisingan di
lokasi proyek dan sekitarnya.
II - 3
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Jaringan Lokasi
Lokasi IPA Regulatory
No Parameter Perpipaan Reservoir Unit
(Kec. Bungah) Limit**
(Kec. Gresik) (Kec. Manyar)
4 Hydrogen Sulfide, H₂S <5,23 <5,23 <5,23 42 µg/Nm³
5 Dust 22,67 16,57 19,61 260 µg/Nm³
6 Hydrocarbon, HC <4,27 <4,27 <4,27 160 µg/Nm³
7 Carbon Monoxide, CO <185 <185 <185 22600 µg/Nm³
8 Oxidant, O₃* 0,312 0,251 0,289 200 µg/Nm³
9 Lead, Pb 0,0005 0,0004 0,0004 60 µg/Nm³
10 Tingkat Kebisingan 67 53,1 55 70* dBA
Data Meteorologi
1 Kelembaban 41 47 45 - %
2 Suhu Udara 34 32 34 - °C
3 Kecepatan Angin 2,1 1,1 0,5 - m/s
4 Arah Angin Timur Timur Utara - -
Sumber: Hasil Analisa Laboratorium PT. Global Quality Anallitical , 2019
Dari hasil analisa kualitas udara dan kebisingan di titik-titik pengamatan tersebut, tidak
terdapat parameter yang melebihi baku mutu yang telah ditetapkan yaitu Peraturan
Gubernur Jawa Timur No.10 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi
Sumber Tidak Bergerak. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara masih berada dalam
kondisi yang baik. Lokasi titik sampling dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996, definisi bising
adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat atau waktu
tertentu yang dapat mengganggu kenyamanan lingkungan dan dapat berimplikasi
terhadap kesehatan manusia. Tabel berikut menunjukkan Baku Tingkat Kebisingan
selengkapnya berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor KEP.
48/MENLH/11/1996.
II - 4
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II - 5
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II - 6
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Ketinggian Tanah
Kabupaten Gresik memiliki ketinggian rata-rata minimum adalah 2,0 meter di atas
permukaan air laut (dpl) dan ketinggian rata-rata maksimum adalah 20,0 meter dpl.
Berdasarkan data Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018,
ketinggian tanah dari permukaan laut adalah ±3,0 m di atas permukaan laut.
Kec. Bungah memiliki luas sebesar 7.946,44 Ha. Luas tanah sawah di Kec. Bungah
adalah 1.226 Ha, pekarangan/halaman 257,82 Ha, tegal/kebun 1.043,69 Ha, tambak
3.393,08 Ha, dan lainnya seluas 2.025,85 Ha. Adapun batas-batas Kecamatan Bungah
adalah:
Batas Utara : Kecamatan Sidayu
Batas Timur : Selat Madura
Batas Selatan : Kecamatan Manyar
Batas Barat : Kecamatan Dukun
Kec. Gresik memiliki luas sebesar 554,29 Ha. Luas tanah pekarangan/halaman 438,36
Ha, tegal/kebun 10,59 Ha, dan lainnya seluas 105,43 Ha. Adapun batas-batas Kec.
Gresik adalah:
Batas Utara : Kecamatan Manyar
Batas Timur : Selat Madura
Batas Selatan : Kecamatan Kebomas
Batas Barat : Kecamatan Kebomas
Kec. Manyar memiliki luas sebesar 9.542,49 Ha. Luas tanah sawah 356,21 Ha,
pekarangan/halaman 1.257,05 Ha, tegal/kebun 962,30 Ha, dan lainnya seluas 1.133,82
Ha. Adapun batas-batas Kecamatan Bungah adalah:
Batas Utara : Kecamatan Bungah
Batas Timur : Selat Madura dan Kecamatan Gresik
II - 7
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
C. Hidrologi
Air Badan Air
Untuk mengetahui kondisi kualitas air Sungai Bengawan Solo sebagai air baku untuk
kegiatan PDAM ini, maka dilakukan analisa kualitas sampel air yang diambil di sungai
tersebut. Pengambilan sampel dilaksanakan pada Tanggal 13 Juli 2019. Berikut ini
adalah hasil analisa kualitas air Sungai Bengawan Solo tersebut.
Physical Properties:
1 Temperature* 31,7 Air Temp. ± 3 -
2 Total Dissolved Solid, TDS* 261 1000 mg/L
3 Total Suspended Solid, TSS* 324 50 mg/L
Chemical Properties:
1 pH* 7,05 6-9 -
2 Biological oxygen Demand, BOD₅* 5,62 6 mg/L
3 Chemical oxygen Demand, COD* 27,325 50 mg/L
4 Dissolve Oxygen, DO* 4,15 3 mg/L
5 Total Phosphate as P 0,157 1 mg/L
6 Nitrogen, Nitrate as N (NO₃ - N)* 10,163 20 mg/L
7 Ammonia, NH₃ - N* 0,0045 - mg/L
8 Arsen, As <0,00006 1 mg/L
9 Cobalt, Co* <0,020 0,2 mg/L
10 Barrium, Ba* <0,277 - mg/L
11 Boron, B* <0,1 1 mg/L
12 Selenium, Se <0,006 0,05 mg/L
13 Cadmium, Cd* <0,00004 0,01 mg/L
14 Chomium hexavalent, Cr* <0,001 0,05 mg/L
15 Copper, Cu* <0,006 0,02 mg/L
16 Iron, Fe* 0,3127 - mg/L
17 Lead, Pb* <0,0002 0,03 mg/L
18 Manganese, Mn* 0,0671 - mg/L
19 Mercury, Hg* <0,00009 0,002 mg/L
20 Zinc, Zn* <0,004 0,05 mg/L
21 Chloride, Cr* 36,218 - mg/L
22 Cyanide, CN* <0,002 0,02 mg/L
23 Fluoride, F* 0,712 1,5 mg/L
24 Nitrogen, Nitrite as N (NO₂ - N)* 0,0431 0,06 mg/L
25 Sulphate, SO₄²* 56,529 - mg/L
26 Free Chlorine, CI₂* <0,1 - mg/L
27 Hydrogen Sulfide, H₂S* <0,0007 0,002 mg/L
28 Oil and Grease* <1 1000 mg/L
29 Sulfactants, MBAS* 132 200 mg/L
30 Senyawa Fenol abg Fenol <0,002 1 mg/L
Sumber: Hasil Analisa Laboratorium PT. Global Quality Anallitical , 2019
II - 8
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Dari hasil analisa kualitas air Sungai Bengawan Solo tersebut diketahui bahwa tidak
terdapat parameter yang tidak memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Lokasi titik
sampling air saluran tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Air Sumur
Untuk mengetahui kondisi kualitas air sumur di sekitar lokasi proyek maka dilakukan
sampling dan analisa sampel air sumur yang diambil di pemukiman penduduk (rumah Ibu
Sunaiyah, Dsn. Tegalsari RT 11 RW 06, Ds. Sidomukti). Pengambilan sampel dilakukan
pada Tanggal 13 Juli 2019.
Dari hasil analisa tersebut tidak terdapat parameter yang melebihi baku mutu yang
telah ditetapkan di dalam PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/90. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas air tanah dalam keadaan baik. Lokasi titik sampling air
tanah dapat dilihat pada Gambar 2.2.
II - 9
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Untuk data flora telah dilakukan pengamatan dan inventarisasi jenis flora yang terdapat di
lokasi proyek. Pada tabel berikut disajikan hasil pengamatan di lapangan tentang jenis
flora.
Dari hasil pengamatan tersebut tidak ditemukan adanya jenis flora darat yang dilindungi.
B. Fauna
Untuk data fauna telah dilakukan pengamatan dan inventarisasi jenis fauna yang terdapat
di lokasi proyek dan sekitarnya. Pada tabel berikut disajikan hasil pengamatan di lapangan
tentang jenis fauna.
Dari hasil pengamatan tersebut tidak ditemukan adanya fauna darat yang dilindungi.
II - 10
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Tabel 2.10. Jumlah Penduduk di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Kelamin Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Laki-laki 34.181 41.298 57.862
2 Perempuan 33.638 41.666 56.194
3 Jumlah 67.819 82.964 114.056
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Kepadatan penduduk di Kec. Bungah adalah 854 jiwa/km2, Kec. Gresik adalah 14.975
jiwa/km2, dan Kec. Manyar adalah 1.195 jiwa/km2.
Struktur penduduk menurut kelompok agama dapat dilihat pada tabel berikut ini. Agama
yang dianut sebagian besar penduduk di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar adalah
Agama Islam.
Tabel 2.11. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Agama di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan
Kec. Manyar
No. Agama Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Islam 67.801 81.110 112.645
2 Katholik 4 1.080 278
3 Protestan 14 36 988
4 Hindu - 36 95
5 Budha - 245 50
6 Konghuchu - 36 -
7 Kepercayaan - 2 -
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Struktur penduduk menurut jenis pekerjaannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Jumlah terbanyak jenis pekerjaan penduduk di Kec. Bungah adalah sektor pertanian, Kec.
Gresik dan Kec. Manyar adalah sektor industri.
Tabel 2.12. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Pekerjaan di Kec. Bungah, Kec. Gresik,
dan Kec. Manyar
No. Jenis Pekerjaan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Pertanian 7.431 336 3.226
2 Industri 2.808 8.303 17.135
3 Konstruksi 2 31 234
4 Perdagangan 3.294 6.775 11.030
5 Angkutan 1.387 69 278
6 Jasa 1.764 2.416 4.212
7 Lainnya 2.472 16.050 11.624
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
II - 11
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
B. Sosial
Penduduk di wilayah studi ditinjau dari latar belakang asal daerah bersifat heterogen
(berasal dari berbagai macam daerah). Bentuk sosialisasi penduduk sudah bercampur dan
cenderung meniru pola kehidupan perkotaan, meskipun masih ada yang memegang teguh
pola sosial dan budaya daerah asalnya, tetapi pertentangan tersebut tidak menjadi
masalah. Jenis lembaga pendidikan yang ada di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.13. Lembaga Pendidikan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Lembaga Pendidikan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 TK Swasta 33 24 37
2 SD Negeri 19 15 16
3 SD Swasta 1 8 4
4 SLP Negeri 1 4 2
5 SLP Swasta 7 5 8
6 SLA Negeri - 1 1
7 SLA Swasta 5 5 6
8 PT Swasta 1 2 3
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Sedangkan pada tabel berikut disajikan data tentang jumlah dan jenis tempat peribadatan
yang tersedia di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar. Tempat peribadatan tersebut
didominasi oleh Masjid dan Surau/Langgar karena mayoritas penduduk Kec. Bungah, Kec.
Gresik, dan Kec. Manyar beragama Islam.
Tabel 2.14. Tempat Peribadatan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Tempat Peribadatan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Masjid 57 34 67
2 Surau/Langgar 174 170 163
3 Gereja - 6 -
4 Pura - - -
5 Vihara - 1 -
6 Klenteng - 1 -
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
II - 12
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Tabel 2.15. Daftar Penyakit Terbanyak di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Penyakit Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Muntaber/Diare 2.287 1.326 981
2 DB 8 27 69
3 Campak 998 - -
4 Malaria - - -
5 Infeksi Saluran Pernapasan 262 2.849 2.897
6 AID - 1 -
7 Flu Burung - - -
8 Antrak - - -
9 Lainnya - - -
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Tabel 2.16. Tenaga Kesehatan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Tenaga Kesehatan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Dokter 7 17 30
2 Paramedis 22 18 61
3 Bidan 29 33 46
4 Dukun Bayi 13 - 3
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Untuk mengetahui kondisi komponen transportasi yang ada di lokasi proyek dan sekitarnya
yang termasuk di dalam wilayah administrasi Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar,
maka dilakukan pengumpulan data sekunder tentang kondisi jalan dan jumlah kendaraan dari
data Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018. Pada tabel berikut
disajikan jumlah kendaraan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar berdasarkan
jenisnya.
Tabel 2.17. Jumlah Kendaraan di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan Kec. Manyar
No. Jenis Kendaraan Bermotor Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Bus 13 - 28
2 Truk 20 - 285
3 Pick Up 90 - 214
4 Sedan 146 - 659
5 Colt 94 - 467
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
Tabel 2.18. Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan (Km) di Kec. Bungah, Kec. Gresik, dan
Kec. Manyar
No. Jenis Permukaan Kec. Bungah Kec. Gresik Kec. Manyar
1 Jalan Aspal 16,45 - 36,00
2 Jalan Cor/Paving 92,80 - 14,80
3 Jalan Diperkeras 10,45 - 12,40
4 Jalan Tanah 0,50 - 6,50
Sumber: Kecamatan Bungah, Gresik, dan Manyar Dalam Angka Tahun 2018
II - 13
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Jenis kegiatan yang ada di sekitar lokasi kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik adalah sebagai berikut:
1. Jalan Akses
Di sebelah Utara lokasi IPA terdapat jalan akses yang merupakan Jalan Kecamatan Bungah.
Sedangkan di kiri atau kanan lokasi pemasangan pipa adalah jalan nasional, jalan
kabupaten yang ada di sepanjang jalur pipa.
2. Pemukiman Penduduk
Terdapat pemukiman penduduk di sekitar lokasi proyek yang dapat menimbulkan dampak
peningkatan kepadatan lalu-lintas yang dapat terakumulasi dengan dampak dari kegiatan
proyek.
3. Kegiatan Industri dan Pergudangan
Di sekitar lokasi pembangunan IPA, reservoir, dan jaringan pipa distribusi air bersih banyak
terdapat kegiatan industri dan pergudangan yang dapat berakumulasi dampak peningkatan
kepadatan lalu-lintas yang dihasilkan.
Pada gambar berikut disajikan jenis kegiatan yang terdapat di sekitar lokasi proyek.
II - 14
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II - 15
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
BAB III
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi akibat
mobilisasi peralatan dan material ini merupakan dampak yang bersifat negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari
penggunaan kendaraan berat selama kegiatan ini berlangsung di jalur mobilisasi dari
lokasi pengambilan material menuju lokasi proyek. Kendaraan berat yang diperkirakan
besaran dampaknya adalah dump truck. Karena kendaraan berat ini penghasil polutan
paling besar. Pada tabel berikut analisa perhitungannya.
III - 1
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Penyiapan Lahan
Adanya debu dan emisi gas yang dihasilkan saat kegiatan Penyiapan lahan berlangsung akibat
dari penggunaan peralatan berat seperti bulldozer menyebabkan terjadinya debu dan
penurunan kualitas udara di lokasi proyek dan sekitarnya.
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi oleh
adanya kegiatan Penyiapan lahan ini merupakan dampak yang bersifat negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari
penggunaan alat-alat berat selama kegiatan ini berlangsung di lokasi proyek. Alat berat
yang diperkirakan besaran dampaknya adalah bulldozer dan excavator. Karena kedua alat
berat ini penghasil polutan paling besar. Pada tabel berikut analisa perhitungannya.
III - 2
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Berdasarkan uraian di atas maka dampak debu dan penurunan kualitas udara menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)
III - 3
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap konstruksi oleh
adanya kegiatan Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini merupakan
dampak yang bersifat negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari
penggunaan alat-alat berat selama kegiatan ini berlangsung di dalam lokasi proyek. Alat
berat yang diperkirakan besaran dampaknya adalah concrete pump dan mobile crane.
Karena kedua alat berat ini penghasil polutan paling besar. Pada tabel berikut analisa
perhitungannya.
III - 4
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
selama 10 bulan saat kegiatan ini berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk
dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara ini mempengaruhi komponen
kesehatan masyarakat. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara bersifat kumulatif karena
kemungkinan dampak serupa dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga
bertumpuk, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara dapat dipulihkan atau berkurang
dengan adanya pembangunan pagar proyek dan penggunaan alat pelindung diri seperti
masker dan kacamata oleh pekerja sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak debu dan penurunan kualitas udara menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)
TAHAP OPERASI
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
Adanya debu dan emisi gas yang dihasilkan saat kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan
Air Minum berlangsung akibat dari adanya lalu-lalang kendaraan pekerja dan kendaraan
pengangkut
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa debu dan penurunan kualitas udara pada tahap operasi oleh adanya
kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat
negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Debu dan penurunan kualitas udara ini terjadi karena adanya debu dan emisi dari lalu-
lalang kendaraan selama kegiatan ini berlangsung di dalam lokasi proyek. Pada tabel
berikut analisa perhitungannya.
Volume Gas Buang (lb/jam)
No Jenis Alat Jumlah Alat CO NO SO debu
1 Truk 2 0,828 4,54 0,286 0,278
Total(lb/jam) 35,604 195,22 0,828 4,54
Total (g/det) 4,486 24,599 0,104 0,572
Total (ug/m3) 4,273 23,432 0,099 0,545
Sumber: Canter, 1977
III - 5
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
III - 6
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
B. Besaran Dampak
Kondisi kepadatan lalu-lintas di Jalan di sekitar lokasi pada saat ini telah terpengaruh oleh
lalu-lalang kendaraan masyarakat umum pengguna jalan dan kendaraan berat yang
melintas. Adanya kegiatan mobilisasi peralatan dan material semakin menambah jumlah
kendaraan berat yang melintasi Jalan di sekitar lokasi. Jumlah bangkitan lalu-lintas yang
terjadi pada saat mobilisasi tanah urug dalam tahap konstruksi merupakan kondisi puncak
saat mobilisasi peralatan dan material.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah populasi di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik dan pengguna Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam
kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak penurunan kinerja jalan akibat kegiatan ini luas yaitu
di sepanjang Jalan di sekitar lokasi. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori
dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak penurunan kinerja jalan akibat kegiatan mobilisasi peralatan dan
material ini cukup tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu sekitar 1 bulan selama
kegiatan mobilisasi peralatan dan material berlangsung. Maka dari itu dampak ini
termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan ini dapat berdampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan bersifat tidak kumulatif, maka dampak
bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa penurunan kinerja jalan ini dapat berbalik ke kondisi semula bila
dilakukan penggunaan kendaraan sesuai kelas jalan, sehingga termasuk dampak Tidak
Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak penurunan kinerja jalan menjadi Dampak
Negatif Penting. (-P)
III - 7
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Demobilisasi Peralatan
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa penurunan kinerja jalan pada tahap konstruksi oleh adanya kegiatan
demobilisasi peralatan ini merupakan dampak yang bersifat negatif.(-)
B. Besaran Dampak
Kondisi kepadatan lalu-lintas di Jalan di sekitar lokasi pada saat ini telah terpengaruh oleh
lalu-lalang kendaraan masyarakat umum pengguna jalan dan kendaraan berat yang
melintas. Adanya kegiatan demobilisasi peralatan semakin menambah jumlah kendaraan
berat yang melintasi Jalan di sekitar lokasi. Diperkirakan 5 trailer per bulan akan berlalu-
lalang di Jalan di sekitar lokasi selama 1 bulan kegiatan ini berlangsung sesuai dengan
rencana proyek.
III - 8
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Berdasarkan uraian di atas maka dampak penurunan kinerja jalan menjadi Dampak
Negatif Penting. (-P)
TAHAP OPERASI
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa penurunan kinerja jalan pada tahap operasi oleh adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat negatif.
(-)
B. Besaran Dampak
Kondisi kepadatan lalu-lintas di Jalan di sekitar lokasi pada saat ini telah terpengaruh oleh
lalu-lalang kendaraan pribadi dan kendaraan pengangkut material yang dibutuhkan untuk
pengoperasian IPA serta truk pengangkut sludge IPA. Adanya kegiatan Pengoperasian
Sistem Penyediaan Air Minum akan menambah jumlah kendaraan yang melintasi Jalan di
sekitar lokasi. Kendaraan yang akan berlalu-lalang adalah kendaraan pekerja dan
kendaraan pengangkut material yang dibutuhkan untuk pengoperasian IPA serta truk
pengangkut sludge IPA.
III - 9
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
LHR
n
= j x Cj x Ej LHR j (1+i)UR x Cj x Ej (LEP+LEA)/2 LET*UR/10
j 1 j 1
0,35 0,38
0,21 0,23
4416,52 4876,20
374,17 5084,51 6197,99 5494,62 5494,622461
4791,25
III - 10
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
III - 11
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
E
LEP
depan belakang1 belakang2
4 4 4 E (Total)
P P P n
LHR
n
8.16
8.16
0.086 x
816
.
= j x Cj x Ej LHR j (1+i)UR x Cj x Ej
j 1 j 1
n
x Ej LHR
j 1
j (1+i)UR x Cj x Ej (LEP+LEA)/2 LET*UR/10
0,38
0,23
4876,20
Perbandingan nilai LER pada kondisi normal dan pada saat kegiatan konstruksi disajikan
pada Tabel berikut:
Perbandingan Nilai LER Pada Kondisi Normal Dan Pada Saat Kegiatan Konstruksi
Pertumbuhan traffik 5% Kumulatif Kumulatif
(Overload) (Normal)
LEP = LEA0 6464,70
LEA1 6787,93 A1 2.418.605 2.418.605 1.792.527
LEA2 7127,33 A2 2.539.535 4.958.139 3.674.680
LEA3 7483,69 A3 2.666.511 7.624.651 5.650.941
LEA4 7857,88 A4 2.799.837 10.424.488 7.726.014
LEA5 8250,77 A5 2.939.829 13.364.317 Umur jalan 5 th 9.904.842
LEA6 8663,31 A6 3.086.820 16.451.137 12.192.611
LEA7 9096,48 A7 3.241.161 19.692.298 14.594.768
LEA8 9551,30 A8 3.403.219 23.095.518 17.117.033
LEA9 10028,87 A9 3.573.380 26.668.898 19.765.412
LEA10 10530,31 A10 3.752.049 30.420.948 Umur jalan 10 th 22.546.209
LEA11 11056,82 A11 3.939.652 34.360.599 25.466.046
LEA12 11609,67 A12 4.136.634 38.497.234 28.531.875
LEA13 12190,15 A13 4.343.466 42.840.700 31.750.996
LEA14 12799,66 A14 4.560.640 47.401.340 35.131.072
LEA15 13439,64 A15 4.788.671 52.190.011 Umur jalan 15 th 38.680.153
Dari tabel diatas, terlihat bahwa untuk umur jalan direncanakan 5 tahun, namun dengan
adanya truk yang overload 1,5 kali beban normal sebanyak 11 truk maka umur jalan hanya
bertahan selama 3 tahun. Terjadi pengurangan umur jalan sebanyak 49,80% dari kondisi
normal.
III - 12
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
III - 13
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
B. Besaran Dampak
Kondisi kebisingan di lokasi proyek pada saat ini telah terpengaruh kondisi lalu-lintas di
Jalan di sekitar lokasi yang menghasilkan kebisingan. Pada saat dilaksanakan kegiatan
Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa akan dihasilkan kebisingan dari alat
berat yang digunakan. Tingkat kebisingan alat berat yang dihasilkan diprakirakan dari
data prakiraan tingkat kebisingan berbagai jenis alat berat (Sumber: Canter, 1977).
Tingkat kebisingan untuk jenis alat berat berupa concrete pump ataupun crane adalah
75,54 dBA dengan jarak 50 meter dari alat tersebut. Prakiraan besaran dampak kebisingan
di lokasi sekitar diperkirakan dengan menggunakan rumus :
L2 = L1 – 20 log R2/R1 – Ae, dBA
keterangan
L2 = Tingkat bising pada jarak R2 dari tapak proyek, sumber bising, dBA
L1 = Tingkat bising pada jarak R1 dari tapak proyek, dBA
R1, R2 = Jarak dari sumber bising, m
Ae = Atenuasi bising karena kelembapan udara, dBA (kecil, diabaikan)
Sehingga kebisingan di sekitar lokasi kegiatan pada jarak 75, 100, 150, dan 200 meter dari
sumber bising adalah sebagai berikut :
L1 (dBA) R1 (m) R2 (m) L2 (dBA)
75,54 50 75 72,0
75,54 50 100 69,5
75,54 50 150 66,0
75,54 50 200 63,5
III - 14
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
TAHAP OPERASI
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa peningkatan kebisingan pada tahap operasi oleh adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat negatif.
(-)
B. Besaran Dampak
Kondisi kebisingan di lokasi proyek pada saat ini telah terpengaruh kondisi lalu-lintas di
Jalan di sekitar lokasi yang menghasilkan kebisingan. Pada saat dilaksanakan kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum akan dihasilkan kebisingan dari kendaraan
dan kegiatan bongkar muat yang dilakukan di dalam lokasi proyek selama kegiatan
tersebut beroperasi. Tingkat kebisingan yang dihasilkan diprakirakan akan mengalami
peningkatan sebesar 10% dari tingkat kebisingan tanpa adanya kegiatan saat ini.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah seluruh pekerja di lokasi proyek dan populasi di
Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam
kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak peningkatan kebisingan akibat kegiatan ini adalah di
lokasi proyek dan sekitarnya sesuai dengan jarak dari sumber bising. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
III - 15
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
III - 16
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
III - 17
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa keresahan masyarakat pada tahap konstruksi oleh adanya kegiatan
Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini merupakan dampak yang bersifat
negatif. (-)
B. Besaran Dampak
Besaran dampak untuk dampak keresahan masyarakat akibat dari adanya kegiatan
Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini adalah 10% warga yang mengajukan
keluhan akibat dari kegiatan Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa tersebut
pada saat kegiatan berlangsung selama 10 bulan sesuai dengan jadwal proyek.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah populasi di sekitar lokasi proyek (Kec. Bungah,
Kec. Manyar, dan Kec. Gresik). Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak
Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak keresahan masyarakat akibat kegiatan Pembangunan
Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa ini adalah luas yaitu di Kec. Bungah, Kec.
Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak
Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak keresahan masyarakat akibat kegiatan Pembangunan Struktur
Bangunan dan Jaringan Pipa ini tinggi dan dampak berlangsung cukup lama yaitu
selama kegiatan ini berlangsung (10 bulan). Maka dari itu dampak ini termasuk
dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat ini mempengaruhi komponen lingkungan sosial
lainnya. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat bersifat kumulatif karena kemungkinan dampak
serupa dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga bertumpuk dan
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat dapat dipulihkan atau berkurang apabila segera
dilakukan pencegahan terjadinya debu dan penurunan kualitas udara sehingga
termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
III - 18
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
TAHAP OPERASI
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
Pada saat Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum dilaksanakan maka timbul dampak
berupa debu dan penurunan kualitas udara serta penurunan kinerja jalan dari mobilitas
kendaraan pribadi milik pekerja dan kendaraan pengangkut yang dapat menyebabkan
terjadinya keresahan masyarakat akibat kekhawatiran terjadinya gangguan kesehatan
masyarakat akibat debu dan penurunan kualitas udara serta kecelakaan akibat kegiatan
operasional yang terjadi.
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa keresahan masyarakat pada tahap operasi oleh adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini merupakan dampak yang bersifat negatif.
(-)
B. Besaran Dampak
Besaran dampak untuk dampak keresahan masyarakat akibat dari adanya kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini adalah terdapat 10% warga yang
mengajukan keluhan akibat dari kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
tersebut pada saat kegiatan tersebut berlangsung.
III - 19
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
ini berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting.
(P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat ini mempengaruhi komponen lingkungan sosial
lainnya. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat bersifat kumulatif karena kemungkinan dampak
serupa dapat muncul kembali pada tahapan yang lain sehingga bertumpuk dan
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat, maka dampak bersifat Penting. (P)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa keresahan masyarakat dapat dipulihkan atau berkurang apabila segera
dilakukan pencegahan terjadinya debu dan penurunan kualitas udara serta pengaturan
lalu-lintas sehingga termasuk dampak Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak terjadinya keresahan masyarakat menjadi
Dampak Negatif Penting. (-P)
III - 20
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
TAHAP OPERASI
Mobilisasi Tenaga Kerja
Kegiatan ini meliputi proses rekruitment tenaga kerja yang dibutuhkan selama tahap operasi
dan proses mobilisasi tenaga kerja yang telah diterima melalui proses rekruitment tersebut.
Terciptanya kesempatan kerja dapat terjadi akibat adanya kebutuhan dari kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum.
III - 21
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
A. Sifat Dampak
Sifat dampak berupa terciptanya kesempatan kerja pada tahap operasi oleh adanya
kegiatan mobilisasi tenaga kerja ini merupakan dampak yang bersifat positif. (+)
B. Besaran Dampak
Terciptanya kesempatan kerja dapat terjadi akibat adanya kebutuhan tenaga kerja untuk
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum selama pelaksanaan tahap operasi. Prakiraan
besar dampak terciptanya kesempatan kerja didasarkan pada jumlah penerimaan pekerja
untuk tahap operasi diperkirakan sebanyak 35 orang.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak terciptanya kesempatan kerja ini adalah penduduk di
sekitar lokasi yaitu di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik. Maka dampak ini
termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak terciptanya kesempatan kerja akibat kegiatan
mobilisasi tenaga kerja ini relatif luas yaitu di Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik. Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dan lamanya dampak terciptanya kesempatan kerja akibat kegiatan
mobilisasi tenaga kerja ini cukup tinggi dan berlangsung selama tahap operasi
berlangsung. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja ini mempengaruhi komponen lain yaitu
sosial, ekonomi, dan budaya. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja tidak bersifat kumulatif karena kecil
kemungkinan dampak serupa dapat muncul kembali pada kegiatan yang lain, maka
dampak bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa terciptanya kesempatan kerja dapat berkurang setelah adanya
pemutusan hubungan kerja dengan pekerja telah selesai sehingga termasuk dampak
Tidak Penting. (TP)
Berdasarkan uraian di atas maka dampak terciptanya kesempatan kerja menjadi Dampak
Positif Penting. (+P)
III - 22
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
B. Besaran Dampak
Kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum ini dapat menghasilkan dampak
penurunan kualitas air permukaan selama tahap operasi berlangsung. Penurunan kualitas
air permukaan diakibatkan oleh adanya buangan limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan
domestik tenaga kerja di dalam lokasi proyek. Jumlah limbah cair yang dihasilkan dan
dialirkan ke Sungai Bengawan Solo setelah melalui IPAL komunal adalah sebagai berikut:
Jumlah limbah cair domestik = 70% x kebutuhan penggunaan air domestik karyawan
= 70% x 3,5 m3/hari
= 2,45 m3/hari
Total limbah cair yang dihasilkan= 2,45 m3/hari
Diprakirakan akan terjadi penurunan kuallitas air permukaan setelah adanya pembuangan
hasil pengolahan limbah cair menggunakan IPAL komunal menuju Sungai Bengawan Solo.
III - 23
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
B. Besaran Dampak
Pada saat dilaksanakan kegiatan Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum akan
dihasilkan limbah padat domestik dari kegiatan domestik tenaga kerja di dalam lokasi
proyek. Jumlah limbah padat domestik yang dihasilkan dihitung sebagai berikut:
Jumlah Tenaga Kerja Tahap Operasi = 35 orang
Jumlah timbulan sampah/ orang = 1,5 – 2,0 l/orang/hari untuk kota sedang
(Sumber : Damanhuri, Prof. Enry, “Pengelolaan Sampah”, Program Studi TL-FTSP, ITB,
2011)
Total jumlah sampah = Jumlah tenaga kerja x timbulan sampah
= 35 orang x 2,0 l/orang/hari
= 70,0 liter/hari
≈ 0,07 m3/hari
III - 24
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
III - 25
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
B. Besaran Dampak
Sistem long storage berfungsi untuk menampung sisa run off di ujung saluran drainase
yang belum dapat diresapkan melalui sumur resapan. Pada saat terjadi hujan dengan
curah hujan tinggi maka dilakukan penutupan pintu air dari sistem long storage yang
terhubung dengan Sungai Bengawan Solo sehingga air hujan akan ditampung menggunakan
long storage agar tidak membebani Sungai Bengawan Solo. Setelah tinggi muka air Sungai
Bengawan Solo turun maka pintu air dibuka dan air dalam sistem long storage disalurkan
ke sungai tersebut. Untuk menghindari terjadinya genangan di area sekitar lokasi proyek
maka saluran-saluran yang ada di sekitar lokasi proyek akan tetap dipertahankan.
Besarnya peningkatan aliran run off dihasilkan dari adanya pembangunan luasan lahan
untuk bangunan intake, IPA dan reservoir total seluas 5,3 Ha.
C. Penentuan Dampak Penting
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
Manusia yang terkena dampak adalah masyarakat di sekitar Sungai Bengawan Solo
yang menerima limpasan air hujan dari lokasi proyek. Maka dampak ini termasuk ke
dalam kategori dampak Penting. (P)
b. Luas wilayah persebaran dampak
Luas wilayah persebaran dampak Peningkatan Aliran Run Off akibat kegiatan ini adalah
di sekitar Sungai Bengawan Solo yang menerima limpasan air hujan dari lokasi proyek.
Maka dampak ini termasuk ke dalam kategori dampak Penting. (P)
c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak Peningkatan Aliran Run Off akibat kegiatan Pengoperasian Sistem
Penyediaan Air Minum ini tinggi dan dampak berlangsung lama yaitu selama tahap
operasi. Maka dari itu dampak ini termasuk dampak kategori dampak Penting. (P)
d. Komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Dampak berupa Peningkatan Aliran Run Off ini dapat berdampak lanjutan terhadap
komponen lingkungan yang lain. Sehingga termasuk dampak Penting. (P)
e. Sifat kumulatif dampak
Dampak berupa Peningkatan Aliran Run Off tidak bersifat kumulatif, maka dampak
bersifat Tidak Penting. (TP)
f. Berbalik tidaknya dampak
Dampak berupa Peningkatan Aliran Run Off dapat berbalik ke kondisi semula bila
dilakukan pengolahan limpasan air hujan dengan pembuatan kolam tampung dan long
storage serta dilengkapi dengan pintu air, sehingga termasuk dampak Tidak Penting.
(TP)
III - 26
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Berdasarkan uraian di atas maka dampak Peningkatan Aliran Run Off menjadi Dampak
Negatif Penting. (-P)
III - 27
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
III - 28
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
III - 29
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
III - 30
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
BAB IV
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK
LINGKUNGAN
Evaluasi terhadap dampak penting yang terjadi oleh adanya kegiatan Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik oleh PDAM Giri Tirta Kab. Gresik
pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan operasi dilakukan dengan menggunakan metode
bagan alir. Dengan menggunakan metode bagan alir ini terlihat komponen–komponen yang
paling banyak terkena dampak pada tahapan kegiatan tersebut. Dampak yang terjadi tersebut
juga akan terlihat apakah dampak tersebut merupakan dampak primer atau dampak
sekunder. Bagan alir evaluasi dampak kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik terlihat seperti pada Gambar 4.1. Evaluasi dampak
kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
oleh PDAM Giri Tirta Kab. Gresik yang diuraikan dibawah ini mencakup.
- Telaahan terhadap dampak penting
- Telaahan sebagai dasar pengelolaan
- Rekomendasi
Telaahan terhadap dampak penting dilakukan secara holistik terhadap berbagai komponen
lingkungan hidup yang diprakirakan mengalami perubahan mendasar. Evaluasi yang bersifat
holistik adalah telahan secara totalitas terhadap beragam dampak penting hipotetik. Pada
Gambar 4.1. berikut ini disajikan bagan alir yang menunjukkan hubungan antara dampak-
dampak yang dihasilkan dan kegiatan penyebabnya. Dari bagan alir tersebut dapat diketahui
dampak apa sajakah yang paling banyak ditimbulkan dan kegiatan apa saja yang menghasilkan
dampak paling banyak.
IV - 1
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik
Pemagaran
Sosialisasi Mobilisasi Mobilisasi Pembangunan Pemeliharaan
Perijinan Proyek dan Penyiapan Demobilisasi Demobilisasi Mobilisasi Sistem Penyediaan Air
Proyek Tenaga Kerja Peralatan dan Struktur Bangunan dan
Pengoperasian Lahan Peralatan Tenaga Kerja Tenaga Kerja Minum
Sementara Material dan Jaringan Pipa Perawatan
Basecamp
Pengelolaan Lingkungan
Tapak Rencana Proyek
Peningkatan
Terciptanya Debu dan Penurunan Peningkatan Peningkatan Terciptanya
Penurunan Kerusakan Peningkatan Limbah Timbulnya
Kesempatan Penurunan Kualitas Air Aliran Run Ketersediaan Kesempatan
Kinerja Jalan Jalan Kebisingan Padat Limbah B3
Kerja Kualitas Udara Permukaan Off Air Bersih Berusaha
Domestik
+P -P -P -P -P -P -P -P -P -P -P
Keresahan
Masyarakat
-P
IV - 2
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
ANDAL
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik terdiri 3
tahapan kegiatan yaitu tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasi yang dirinci
menjadi beberapa komponen kegiatan pada masing-masing tahapan. Berikut adalah rincian
masing-masing kegiatan pada tiap tahapan:
Tahap pra konstruksi meliputi kegiatan:
1) perijinan
2) sosialisasi proyek
Tahap konstruksi terdiri dari 8 kegiatan, yaitu:
1) Pemagaran Proyek dan Pengoperasian Basecamp
2) Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
3) Mobilisasi Peralatan dan Material
4) Penyiapan Lahan
5) Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa
6) Demobilisasi Peralatan
7) Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara
Tahap operasi dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu:
1) Mobilisasi Tenaga Kerja
2) Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
3) Pemeliharaan dan Perawatan
Dari masing-masing kegiatan di tiap tahapan tersebut akan timbul dampak potensial yang
kemudian dievaluasi dan dimasukkan ke dalam dua kategori yaitu dampak penting hipotetik
dan dampak tidak penting hipotetik. Adapun jenis-jenis dampak potensial yang diperkirakan
akan timbul telah disajikan pada subbab 1.2.1. demikian juga dengan hasil evaluasi dampak
potensial yang merupakan dampak penting hipotetik telah disajikan di dalam subbab 1.2.2.
Dampak-dampak penting hipotetik yang telah didapatkan pada subbab evaluasi dampak
potensial kemudian diprakirakan tingkat pentingnya dampak pada Bab 3 tentang Prakiraan
Dampak Penting. Hasil dari prakiraan tersebut berupa dampak penting yang disajikan pada
bagan alir di Gambar 4.1.
Tahap konstruksi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000
Liter/detik timbul dampak sebanyak 7 dampak penting. Sedangan pada tahap operasi
terdapat 12 jenis dampak penting yang ditimbulkan. Sembilan dampak penting yang timbul
pada tahap konstruksi dihasilkan dari 6 komponen kegiatan. Sedangkan pada tahap operasi
terdapat 2 kegiatan yang menimbulkan 10 dampak penting. Sedangkan pada tahap pra
konstruksi tidak timbul dampak penting.
IV - 3
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Dampak-dampak penting yang ditimbulkan dari seluruh tahapan dan komponen kegiatan yang
ada di dalam masing-masing tahapan dikelompokkan menjadi 14 jenis dampak. Dari 14 jenis
dampak penting yang timbul, dampak debu dan penurunan kualitas udara paling sering
ditimbulkan baik pada tahap konstruksi ataupun tahap operasi yaitu oleh 4 jenis komponen
kegiatan. Pada tahap konstruksi, dampak penting tersebut ditimbulkan oleh 3 jenis kegiatan
dan pada tahap operasi ditimbulkan oleh 1 jenis kegiatan. Kegiatan pada tahap konstruksi
yang menimbulkan dampak debu dan penurunan kualitas udara adalah mobilisasi peralatan
dan material, penyiapan lahan, Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaringan Pipa.
Sedangkan pada tahap operasi, dampak tersebut ditimbulkan oleh kegiatan Pengoperasian
Sistem Penyediaan Air Minum. Dengan banyaknya dampak debu dan penurunan kualitas udara
yang muncul maka komponen lingkungan yang paling banyak terkena dampak adalah
komponen fisik kimia yaitu kualitas udara.
Sedangkan untuk jenis kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak adalah kegiatan
Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum pada tahap operasi. Satu kegiatan ini
menimbulkan 11 jenis dampak penting yang berbeda yaitu Debu dan Penurunan Kualitas
Udara (-P), Peningkatan Kebisingan (-P), Peningkatan Ketersediaan Air Bersih (+P), Penurunan
Kualitas Air Permukaan (-P), Peningkatan Aliran Run Off (-P), Penurunan Kinerja Jalan (-P),
Terciptanya Kesempatan Berusaha (+P), Keresahan Masyarakat (-P), Gangguan Kesehatan
Masyarakat (-P), Peningkatan Limbah Padat Domestik (-P), dan Timbulnya Limbah B3 (-P).
Dari 14 jenis dampak penting yang terjadi akibat pelaksanaan 12 jenis kegiatan pada 3
tahapan kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000
Liter/detik, keseluruhan dampak penting tersebut masih dapat dikelola agar tidak
menimbulkan kerusakan pada lingkungan di sekitar kegiatan proyek, sehingga kegiatan
tersebut masih layak lingkungan.
Kajian alternatif pada AMDAL Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas
1.000 Liter/detik ini tidak ada karena lokasi, dan teknologi yang digunakan sudah dianalisa
dalam studi kelayakan. Dari hasil studi kelayakan tersebut telah dipilih keputusan dari
alternatif yang dituangkan. Sehingga dalam dokumen AMDAL tidak dipaparkan kembali
alternatif kajiannya.
Berdasarkan hasil prakiraan dampak dan evaluasi dampak pada kegiatan proyek
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik, maka
IV - 4
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
didapatkan hasil bahwa kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting masih dapat
dikelola dan dipantau untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan sekitar proyek.
Komponen lingkungan yang terkena dampak meliputi komponen fisik-kimia, biologi, sosial
ekonomi budaya, dan kesehatan masyarakat. Penanganan dampak besar dan penting tersebut
merupakan bagian dari usaha menyeluruh pengelolaan lingkungan dari beberapa kegiatan
mulai dari tahap pra kontruksi, konstruksi, hingga operasi proyek yang bertujuan
meningkatkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif. Agar kegiatannya dapat selalu
layak dari segi lingkungan, maka diperlukan upaya pengelolaan lingkungan untuk
meningkatkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif yang dianggap besar dan
penting sesuai dengan besarnya skala.
Hasil dari evaluasi dampak besar dan penting tersebut diatas selanjutnya akan dikelola dan
dipantau sebagaimana yang tertuang dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Dampak negatif yang tak terkontrol dan tak
terkendali tersebut pada akhirnya akan menyebabkan timbulnya dampak lain yang sangat
merugikan terhadap komponen lingkungan hidup. Berdasarkan hasil prakiraan dan evaluasi
dampak besar dan penting, arahan pendekatan rencana pengelolaan lingkungan disajikan
pada Tabel 4.1.
IV - 5
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Dampak
No Arahan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan
>Penggunaan APD oleh para pekerja dalam lokasi
>Pemagaran area proyek untuk mengurangi intensitas kebisingan
>Penanaman pohon di sekeliling proyek sebagai buffer zone
>Melaksanakan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi pada siang hari
5 Keresahan TAHAP KONSTRUKSI DAN TAHAP OPERASI
Masyarakat >Membentuk posko pengaduan masyarakat di lokasi proyek/melalui muspika
>Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjelaskan mengenai rincian kegiatan
yang sedang berlangsung
>Pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi proyek sebagai tenaga kerja di Sistem
Penyediaan Air Minum
>Perumusan program CSR secara bersama antara PDAM Giri Tirta Kab. Gresik dengan
warga dan Pemda Gresik dalam menentukan rencana penggunaannya agar tepat guna
sebagai bentuk kompensasi pada masyarakat
>Koordinasi dengan aparatur Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik
6 Terciptanya TAHAP KONSTRUKSI DAN TAHAP OPERASI
Kesempatan >Penyerapan tenaga kerja diprioritaskan dari tenaga kerja lokal yang bertempat tinggal
Kerja di sekitar lokasi proyek dan memenuhi persyaratan kebutuhan skill di Sistem Penyediaan
Air Minum
>Koordinasi dengan Disnaker Kab. Gresik dan aparatur Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan
Kec. Gresik
7 Penurunan TAHAP OPERASI
Kualitas Air >Mengolah limbah cair yang dihasilkan dengan IPAL komunal sebelum dibuang ke badan
Permukaan air penerima
>Melakukan perawatan IPAL secara berkala agar tetap dapat beroperasi secara optimal
>Koordinasi dengan DLH Kab. Gresik
8 Peningkatan TAHAP OPERASI
Limbah Padat >Penyediaan TPS untuk penampungan sementara limbah padat domestik yang dihasilkan
Domestik dengan pemberian sekat untuk membedakan jenis sampah sesuai karakteristiknya
>Memilah sampah yang dapat didaur ulang seperti kertas, karton, plastik, logam, dan
jenis lainnya untuk disalurkan pada pihak ketiga agar dapat didaur ulang lebih lanjut
>Mengangkut sampah residu menuju TPA melalui koordinasi dengan DLH Kab. Gresik
>Koordinasi dengan DLH Kab. Gresik
9 Peningkatan TAHAP OPERASI
Aliran Run Off >Menyediakan sistem long storage
>Melengkapi sistem long storage dengan pintu air agar dapat dilakukan pengendalian
aliran air run off dari dalam lokasi proyek melalui penampungan di dalam long storage
>Melaksanakan segala ketentuan dan rekomendasi yang tercantum di dalam kajian
drainase
>Koordinasi dengan Dinas PUPR Kab. Gresik
10 Peningkatan TAHAP OPERASI
Ketersediaan Air >Memprioritaskan pelayanan air bersih pada masyarakat umum dan kegiatan industri di
Bersih sekitar lokasi kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum ini
>Melaksanakan perawatan secara berkala Sistem Penyediaan Air Minum untuk
meminimalkan terjadinya gangguan selama tahap operasi
>Segera melakukan perbaikan saat terjadi kerusakan pada jalur sistem perpipaan
ataupun pada instalasi pengolahan air
11 Terciptanya TAHAP OPERASI
Kesempatan >Penyediaan area khusus untuk PKL di dalam lokasi IPA
Berusaha >Pemrioritasan masyarakat sekitar untuk menempati area khusus untuk PKL di dalam
Sistem Penyediaan Air Minum tersebut
>Koordinasi dengan aparatur Kec. Bungah, Kec. Manyar, dan Kec. Gresik
IV - 6
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
IV - 7
ANDAL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Dari pertimbangan tersebut diatas maka Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik dinyatakan layak lingkungan.
IV - 8
Lokasi
Proyek
DESKRIPSI RENCANA KEGIATAN
DAMPAK POTENSIAL
A. PRA KONSTRUKSI
I. TAHAP PRA KONSTRUKSI 1. Perijinan
a. Perijinan - Keresahan masyarakat
b. Sosialisasi Proyek 2. Sosialisasi Proyek
II. TAHAP KONSTRUKSI - Keresahan Masyarakat
a. Pemagaran Proyek dan Pengoperasian B. KONSTRUKSI
Basecamp 1. Pemagaran Proyek dan Pengoperasian Basecamp
b. Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara - Penurunan Kualitas Air Permukaan
- Penurunan Sanitasi Lingkungan
c. Mobilisasi Peralatan dan Material - Peningkatan Limbah Padat Domestik
d. Pembangunan Struktur Bangunan 2. Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
e. Pemasangan Jaringan Pipa - Terciptanya Kesempatan Kerja
f. Demobilisasi Peralatan - Peningkatan Pendapatan
g. Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara 3. Mobilisasi Peralatan dan Material DAMPAK PENTING HIPOTETIK
III. TAHAP OPERASI - Debu dan Penurunan Kualitas Udara
a. Mobilisasi Tenaga Kerja - Peningkatan Kebisingan A. PRA KONSTRUKSI
- Pengurangan Umur Jalan 1. Perijinan: -
b. Pengoperasian Sistem Penyediaan Air - Penurunan Kinerja Jalan 2. Sosialisasi Proyek: -
Minum - Tumpahan Material di Jalan
c. Pemeliharaan dan Perawatan - Keresahan masyarakat B. KONSTRUKSI
4. Pembangunan Struktur Bangunan 1. Pemagaran Proyek dan Pengoperasian Basec
- Debu dan Penurunan Kualitas Udara 2. Mobilisasi Tenaga Kerja Sementara
- Peningkatan Kebisingan - Terciptanya Kesempatan Kerja
- Keresahan Masyarakat 3. Mobilisasi Peralatan dan Material
- Gangguan Kesehatan Masyarakat - Debu dan Penurunan Kualitas Udara
HASIL PELIBATAN MASYARAKAT - Timbulnya Material Buangan - Pengurangan Umur Jalan
5. Pemasangan Jaringan Pipa - Penurunan Kinerja Jalan
- Tenaga kerja diprioritaskan dari desa/kelurahan - Debu dan Penurunan Kualitas Udara - Keresahan Masyarakat
setempat sesuai kriteria yang dibutuhkan - Peningkatan Kebisingan 4. Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaring
- Penurunan Kinerja Jalan - Debu dan Penurunan Kualitas Udara
- Mengelola dampak lingkungan yang terjadi
- Pengurangan Umur Jalan - Peningkatan Kebisingan
- Tersedianya air bersih untuk masyarakat - Keresahan Masyarakat - Penurunan Kinerja Jalan
- Adanya kontribusi dan kompensasi untuk desa - Gangguan Kesehatan Masyarakat - Keresahan Masyarakat
dan masyarakat - Timbulnya Material Buangan 5. Pembangunan Struktur Bangunan dan Jaring
6. Demobilisasi Peralatan - Debu dan Penurunan Kualitas Udara
- Peningkatan Kebisingan - Penurunan Kinerja Jalan
- Pengurangan Umur Jalan - Pengurangan Umur Jalan
RONA LINGKUNGAN HIDUP
- Penurunan Kinerja Jalan - Keresahan Masyarakat
- Keresahan Masyarakat 6. Demobilisasi Peralatan
I. FISIK KIMIA 7. Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara - Penurunan Kinerja Jalan
Kualitas Udara - Hilangnya Kesempatan Kerja 7. Demobilisasi Tenaga Kerja Sementara: -
- Penurunan Pendapatan
Tingkat Kebisingan
C. OPERASI C. OPERASI
Limbah Padat 1. PenerimaanTenaga Kerja Tahap Operasi 1. Mobilisasi Tenaga Kerja
Banjir - Terciptanya Kesempatan Kerja - Terciptanya Kesempatan Kerja
Tingkat Getaran - Peningkatan Pendapatan 2. Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum
Kondisi Bangunan Sekitar - Keresahan Masyarakat - Debu dan Penurunan Kualitas Udara
2. Pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum - Peningkatan Kebisingan
Kondisi Lahan Resapan
- Debu dan Penurunan Kualitas Udara - Peningkatan Ketersediaan Air Bersih
Kondisi Estetika Lingkungan - Peningkatan Kebisingan - Penurunan Kualitas Air Permukaan
Kondisi Sistem Drainase Lingkungan - Peningkatan Ketersediaan Air Bersih - Peningkatan Aliran Run Off
Tingkat Kebutuhan Air Bersih - Penurunan Kualitas Air Permukaan - Penurunan Kinerja Jalan
Kondisi Jalan - Peningkatan Aliran Run Off - Terciptanya Kesempatan Berusaha
- Pengurangan Umur Jalan - Keresahan Masyarakat
Tingkat Kinerja Jalan - Penurunan Kinerja Jalan - Peningkatan Limbah Padat Domestik
II. BIOLOGI - Terciptanya Kesempatan Berusaha - Timbulnya Limbah B3
Kondisi Flora - Peningkatan PAD 3. Pemeliharaan dan Perawatan: -
III. SOSEKBUDKESMAS - Keresahan Masyarakat
Tingkat Kesempatan Kerja - Gangguan Kamtibmas
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
GIRI TIRTA
KABUPATEN GRESIK
DOKUMEN
RKL-RPL
(Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup)
PENGEMBANGAN SISTEM
PENYEDIAAN AIR MINUM
DENGAN KAPASITAS 1.000
LITER/DETIK
DI KEC. BUNGAH, KEC. MANYAR, DAN KEC. GRESIK
KAB. GRESIK
2019
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
KATA PENGANTAR
Dokumen RKL-RPL ini adalah dokumen yang memuat tentang upaya-upaya mencegah,
mengendalikan dan menanggulangi serta memantau dampak penting lingkungan hidup yang
bersifat negatif dan meningkatkan serta memantau dampak positif yang timbul sebagai akibat
dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Dokumen ini bertujuan untuk memberikan
pertimbangan ekonomi lingkungan, merumuskan upaya kebijakan pengendalian dampak
lingkungan dan merumuskan tugas dan wewenang pihak-pihak yang terlibat, merumuskan
kelembagaan pemantauan lingkungan hidup dan merumuskan koordinasi serta kerjasama
antar institusi agar data yang diperoleh dan disebarkan kepada berbagai pengguna dapat
bersifat tepat guna, tepat waktu dan dapat dipercaya.
Pedoman penyusunan dokumen ini adalah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 16 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam Proses Analisis
Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan.
PDAM Giri Tirta Kab. Gresik berterima kasih atas telah ditetapkannya persetujuan dokumen
Kerangka Acuan untuk kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dengan
Kapasitas 1.000 Liter/detik PDAM Giri Tirta Kab. Gresik yang berlokasi di Kec. Bungah, Kec.
Manyar, dan Kec. Gresik, Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur.
Berdasarkan Surat dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Gresik
tersebut selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kajian Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)-Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Tim Studi
dan semua pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan dokumen ini.
i
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan RKL-RPL ............................................ I-1
1.2. Pernyataan Kebijakan Lingkungan dari Pemrakarsa ................................ I-2
BAB IV JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN ................................ IV-1
ii
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
DAFTAR TABEL
iii
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
DAFTAR LAMPIRAN
iv
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
DAFTAR PUSTAKA
1. APHA, AWWA and WPCF (1976), “Standar Methods for The Examination of Water &
Wastewater”,14th Ed., APHA, Washington D.C.
2. Anonim, “Materi Pelatihan Kursus Amdal Penyusun ITS 2008” , Pusat KLH LPPM ITS.
3. Anonim, “Materi Pelatihan Kursus Amdal Penliai ITS 2008”, Pusat KLH LPPM ITS.
4. Anonim, “Kecamatan Bungah Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
5. Anonim, “Kecamatan Gresik Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
6. Anonim, “Kecamatan Manyar Dalam Angka Tahun 2018”, Pemerintah Kabupaten Gresik.
7. Biswas, A.K. and Geping, Q. (1987); “Environmental Impact Assesment For Developing
Countries“; United Nations University; Tycooly International, London; 232 pp.
8. Canter, Larry W. And Loren G.H. (1979). “Handbook of Variable for Environmental Impact
Assessment”; Ann Arbor Science, Michigan, USA.
9. Direktorat Jenderal Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota (Binkot) (1997); Manual
Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
10. Green, R.H. (1979); “Sampling Design and Statistical Methods for Environmental
Biologists”; John Wiley and Sons; New York; 527 pp.
11. Kementerian Negara Lingkungan Hidup (2006); “Himpunan Peraturan Perundang-undangan
Di Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Lingkungan di Era
Otonomi Daerah”.
12. Mukono, H.J. (1997); “Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran
Pernafasan”; Airlangga University Press.
13. Scmidt, F.H. and Ferguson, J.H.A. (1951); “Rainfall Types Based on Wet and Dry Period
Ratios for Indonesia and Western New Guinea”, Verh. Djawatan Mety. Dan Geofisik;
Jakarta.
14. Soegianto, A. (2004); “Metode Pendugaan Perencanaan Perairan Dengan Indikator
Biologis”, Airlangga University Press; Surabaya.
v
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
I-2
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
BAB II
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Dalam upaya pengelolaan lingkungan yang terkena dampak besar dan penting dapat dilakukan
melalui salah satu atau beberapa pendekatan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi:
teknologi, sosial ekonomi, maupun institusi. Pengelolaan dampak ini dilakukan dengan
melihat dampak penting yang telah dievaluasi pada studi Andal (Analisa Dampak Lingkungan).
Dampak yang dikelola adalah semua dampak yang menimbulkan dampak negatif dan positif
dan disajikan pada Tabel 2.1. berikut.
II-1
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II-2
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
4 Peningkatan TAHAP Intensitas >Penggunaan kendaraan yang Area Sistem ~Selama 10 PDAM Giri 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Kebisingan KONSTRUKSI kebisingan yang memenuhi syarat layak jalan secara Penyediaan bulan saat Tirta Kab. Gresik Gresik
~ Pembangunan terjadi tidak administrasi Air Minum dan kegiatan Gresik 2.Dinas 2.Dinas
Struktur melebihi baku >Pembatasan kecepatan kendaraan di sepanjang Pembangunan Kesehatan Kesehatan
Bangunan dan mutu di dalam maksimal 30 km/jam Jalan akses Struktur Kab. Gresik Kab. Gresik
Jaringan Pipa Kepmen LH No. >Penggunaan peralatan berat yang Bangunan dan
48/1996 memiliki tingkat kebisingan rendah Jaringan Pipa
>Penggunaan APD oleh para pekerja berlangsung
dalam lokasi
>Pemagaran area proyek untuk
mengurangi intensitas kebisingan
>Melaksanakan kegiatan mobilisasi
dan demobilisasi pada siang hari
5 Keresahan TAHAP Tidak adanya >Membentuk posko pengaduan Kec. Bungah, ~Selama tahap PDAM Giri 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Masyarakat KONSTRUKSI keluhan dari masyarakat di lokasi proyek/melalui Kec. Manyar, konstruksi Tirta Kab. Desa Gresik
~ Mobilisasi masyarakat yang muspika dan Kec. berlangsung Gresik Setempat
Peralatan dan tinggal dekat >Melakukan sosialisasi kepada Gresik
Material dengan lokasi masyarakat untuk menjelaskan
~ Pembangunan proyek mengenai rincian kegiatan yang
Struktur sedang berlangsung
Bangunan dan >Pemberdayaan masyarakat di
Jaringan Pipa sekitar lokasi proyek sebagai tenaga
kerja di Sistem Penyediaan Air Minum
>Perumusan program CSR secara
bersama antara pemrakarsa dengan
warga dan Pemda Gresik dalam
menentukan rencana penggunaannya
agar tepat guna sebagai bentuk
kompensasi pada masyarakat
>Koordinasi dengan aparatur Kec.
Bungah, Kec. Manyar, dan Kec.
Gresik
II-3
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
2 Penurunan TAHAP OPERASI Nilai DS atau V/C >Pemberian rambu-rambu (lampu Jalan di Selama tahap PDAM Giri 1.Polsek 1.Polsek
Kinerja Jalan ~ Pengoperasian Jalan akses <0,8 flash, rambu tanda adanya kegiatan sepanjang operasi Tirta Kab. Bungah, Bungah,
Sistem proyek) pada area masuk dan keluar area proyek berlangsung Gresik Polsek Polsek
Penyediaan Air lokasi kegiatan Manyar, dan Manyar, dan
Minum (Kegiatan >Penyediaan petugas untuk mengatur Polsek Gresik Polsek Gresik
Pemeliharaan) lalu-lintas di depan pintu masuk 2.Dinas 2.Dinas
lokasi proyek Perhubungan Perhubungan
>Melaksanakan segala rekomendasi Kab. Gresik Kab. Gresik
yang tercantum di dalam dokumen
ANDAL Lalin
>Koordinasi dengan Polsek Bungah,
Polsek Manyar, dan Polsek Gresik dan
Dinas Perhubungan Kab. Gresik
3 Peningkatan TAHAP OPERASI Intensitas >Maintenance teratur pada mesin- Area Sistem Selama tahap PDAM Giri 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Kebisingan ~ Pengoperasian kebisingan yang mesin (pompa) yang digunakan pada Penyediaan operasi Tirta Kab. Gresik Gresik
Sistem terjadi tidak unit pengolahan Air Minum dan berlangsung Gresik
II-4
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II-5
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II-6
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II-7
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
II-8
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
BAB III
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Untuk mengetahui efektivitas hasil pelaksanaan pengelolaan dampak lingkungan hidup, maka
direncanakan kegiatan pemantauan dampak seperti yang disajikan di dalam Tabel 3.1.
berikut.
III-1
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
III-2
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Dampak Analisis Data Frekwensi Laporan
Kerja Kerja Sementara kuisioner); Analisa dan Kec. Gresik selama (Surveyor) 2.Disnaker Kab. 2.Disnaker Kab.
kuantitatif dari hasil kegiatan ini Gresik Gresik
penyebaran kuisioner berlangsung
TAHAP OPERASI
1 Debu dan Kualitas udara TAHAP OPERASI Pengukuran langsung di 3 titik yaitu 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Penurunan ambient tidak ~ Pengoperasian Sistem lapangan menggunakan pada titik sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
Kualitas melebihi baku mutu Penyediaan Air Minum laboratorium lingkungan sampel di Kec. selama (Laboratorium
Udara yang tercantum di terakreditasi KAN; Analisa Bungah, Kec. kegiatan ini Terakreditasi
dalam Per. Gub. deskriptif dari hasil analisa Manyar, dan berlangsung KAN)
Jatim No. 10 Tahun laboratorium Kec. Gresik
2009 tentang Baku
Mutu Udara Ambien
dan Emisi Sumber
Tidak Bergerak
2 Penurunan Nilai DS atau V/C TAHAP OPERASI Pengamatan dan Jalan di 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Polsek 1.Polsek
Kinerja Jalan akses <0,8 ~ Pengoperasian Sistem inventarisasi di lapangan; sepanjang area sekali Kab. Gresik Bungah, Polsek Bungah, Polsek
Jalan Penyediaan Air Minum Analisa kuantitatif dari hasil proyek selama (Surveyor) Manyar, dan Manyar, dan
pengamatan dan kegiatan ini Polsek Gresik Polsek Gresik
inventarisasi di lapangan berlangsung 2.Dinas 2.Dinas
Perhubungan Perhubungan
Kab. Gresik Kab. Gresik
3 Peningkatan Intensitas kebisingan TAHAP OPERASI Pengukuran langsung di 3 titik yaitu 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Kebisingan yang terjadi tidak ~ Pengoperasian Sistem lapangan menggunakan pada titik sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
melebihi baku mutu Penyediaan Air Minum laboratorium lingkungan sampel di Kec. selama (Laboratorium
di dalam Kepmen LH terakreditasi KAN; Analisa Bungah, Kec. kegiatan ini Terakreditasi
No. 48/1996 deskriptif dari hasil analisa Manyar, dan berlangsung KAN)
laboratorium Kec. Gresik
4 Keresahan Tidak adanya keluhan TAHAP OPERASI Wawancara masyarakat Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Masyarakat dari masyarakat yang ~ Pengoperasian Sistem sekitar (penyebaran Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Desa Setempat Gresik
tinggal dekat dengan Penyediaan Air Minum kuisioner); Analisa dan Kec. Gresik selama (Surveyor)
lokasi proyek kuantitatif dari hasil kegiatan ini
penyebaran kuisioner berlangsung
5 Terciptanya Jumlah perekrutan TAHAP OPERASI Wawancara masyarakat Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Kesempatan tenaga kerja lokal ~ Mobilisasi Tenaga sekitar (penyebaran Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Desa Setempat Gresik
Kerja Kerja kuisioner); Analisa dan Kec. Gresik selama (Surveyor) 2.Disnaker Kab. 2.Disnaker Kab.
kuantitatif dari hasil kegiatan ini Gresik Gresik
penyebaran kuisioner berlangsung
6 Penurunan ~Kualitas effluen TAHAP OPERASI Pengukuran langsung di >1 titik limbah 1 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Kualitas Air IPAL komunal ~ Pengoperasian Sistem lapangan menggunakan cair yaitu pada sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
Permukaan memenuhi Peraturan Penyediaan Air Minum laboratorium lingkungan outlet IPAL selama (Laboratorium
Gubernur Jawa Timur terakreditasi KAN; Analisa komunal kegiatan ini Terakreditasi
III-3
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
Dampak Lingkungan yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
No Jenis Metode Pengumpulan dan Waktu dan Penerima
Indikator/Parameter Sumber Dampak Lokasi Pantau Pelaksana Pengawas
Dampak Analisis Data Frekwensi Laporan
No. 72 Tahun 2013 deskriptif dari hasil analisa >1 titik air berlangsung KAN)
~ Permen LHK No.P. laboratorium permukaan
68/menlhk/sefjen/K yaitu di Sungai
om.1/8/2016 tentang Bengawan Solo
Baku Mutu Air setelah titik
Limbah Domestik outlet IPAL
7 Peningkatan Tidak terjadinya TAHAP OPERASI Pengamatan dan Area TPS Sistem 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Limbah gangguan kesehatan ~ Pengoperasian Sistem inventarisasi di lapangan; Penyediaan Air sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
Padat dan estetika Penyediaan Air Minum Analisa kuantitatif dari hasil Minum selama (Surveyor)
Domestik lingkungan akibat pengamatan dan kegiatan ini
limbah padat yang inventarisasi di lapangan berlangsung
dihasilkan
8 Peningkatan Tidak adanya TAHAP OPERASI ~Pengamatan dan Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Aliran Run timbulan ~ Pengoperasian Sistem pengukuran langsung di Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
Off genangan/banjir di Penyediaan Air Minum lapangan dan Kec. Gresik selama (Surveyor) 2.Dinas PUPR 2.Dinas PUPR
sekitar lokasi proyek ~Wawancara masyarakat kegiatan ini Kab. Gresik Kab. Gresik
sekitar (penyebaran berlangsung
kuisioner); Analisa deskriptif
dari hasil pengamatan,
pengukuran, dan hasil
penyebaran kuisioner
9 Peningkatan Kontinuitas TAHAP OPERASI >Wawancara masyarakat Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Ketersediaa pelayanan air bersih ~ Pengoperasian Sistem sekitar (penyebaran Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
n Air Bersih pada masyarakat Penyediaan Air Minum kuisioner) dan Kec. Gresik selama (Laboratorium
kegiatan ini Terakreditasi
berlangsung KAN dan
Surveyor)
10 Terciptanya Jumlah usaha baru TAHAP OPERASI Wawancara masyarakat Kec. Bungah, 6 bulan PDAM Giri Tirta 1.Pemerintah 1.DLH Kab.
Kesempatan masyarakat di sekitar ~ Pengoperasian Sistem sekitar (penyebaran Kec. Manyar, sekali Kab. Gresik Desa Setempat Gresik
Berusaha lokasi proyek Penyediaan Air Minum kuisioner); Analisa dan Kec. Gresik selama (Surveyor)
kuantitatif dari hasil kegiatan ini
penyebaran kuisioner berlangsung
11 Timbulnya PP 101 Tahun 2014 TAHAP OPERASI Pengamatan di lapangan dan TPS Limbah B3 1 bulan PDAM Giri Tirta 1.DLH Kab. 1.DLH Kab.
Limbah B3 tentang Pengelolaan ~ Pengoperasian Sistem pencatatan limbah B3 yang sekali Kab. Gresik Gresik Gresik
Limbah Bahan Penyediaan Air Minum dihasilkan menggunakan log selama (Surveyor)
Berbahaya dan book; Analisa kuantitatif kegiatan ini
Beracun dari hasil pengamatan dan berlangsung
inventarisasi di lapangan
III-4
RKL-RPL
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN KAPASITAS 1.000 LITER/DETIK
BAB IV
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN
Tabel 4.1. Jenis Izin PPLH yang Dibutuhkan untuk Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum dengan Kapasitas 1.000 Liter/detik
No Izin PPLH Perlu Tidak Perlu
1 Izin Pembuangan Air Limbah ke Air atau √ -
Sumber Air
2 Izin Pemanfaatan Air Limbah Untuk - √
Aplikasi ke Tanah
3 Izin Penyimpanan Sementara Limbah √ -
Bahan Berbahaya dan Beracun
4 Izin Pengumpulan Limbah Bahan - √
Berbahaya dan Beracun
5 Izin Pengangkutan Limbah Bahan - √
Berbahaya dan Beracun
6 Izin Pemanfaatan Limbah Bahan - √
Berbahaya dan Beracun
7 Izin Pengelolaan Limbah Bahan - √
Berbahaya dan Beracun
8 Izin Penimbunan Limbah Bahan - √
Berbahaya dan Beracun
9 Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut - √
10 Izin Dumping - √
11 Izin Reinjeksi ke dalam Formasi - √
12 Izin Venting - √
IV-1