DOSEN PEMBIMBING:
PROF. DR. IR. MARY SELINTUNG, MSc.
NUR AN-NISA PUTRY MANGARENGI, ST, MSc
DOSEN ASISTEN:
ZARAH ARWIENY HANAMI, ST., MT.
KELOMPOK VI:
BESSE QISMAH DHIZA D131181014
DIAH PUTRI APRILIYANTI SYAH D131181310
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas besar ini
dapat diselesaikan pada waktunya. Laporan ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat untuk
kelulusan mata kuliah Perencanaan Bangunan Pengolah Air Minum.
Kami menyadari dalam pembuatan tugas besar ini tidak lepas dari kesalahan-kesalahan,
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing, dan teman-teman yang telah banyak
memberikan bimbingan dan motivasi dalam pembuatan tugas besar ini. Semoga tugas besar ini
bisa memberikan informasi kepada para pembaca.
Demikianlah pengantar dengan iringan doa seta harapan semoga tulisan sederhana ini
dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca dan pendengar. Atas semua ini kami mengucapkan
terimakasih yang tidak terhingga. Semoga segala bantuan dan semua motivasi mudah-mudahan
mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah SWT. Aamiin ya rabbal alamin.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Sampul ………………………………………………………………………………………….i
vii
3.6 Proyeksi Fasilitas ………………………………………………………………………….70
(DED) …………………………………………………………………………………109
(RAB) …………………………………………………………………………………159
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DED
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4 Bahan-Bahan Inorganik (Dapat Menimbulkan Keluhan pada Konsumen) ………….11
Kesehatan) …………………………………………………………………………….12
Tabel 2.9 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, IV …………………...20
Tabel 3.8 Data Fasilitas Lapangan Olahraga Kelurahan Karang Anyar ……………….……….53
ix
Tabel 3.9 Data Fasilitas Lembaga Keuangan Kelurahan Karang Anyar ……………………….53
Tabel 3.10 Data Fasilitas Sarana Hiburan Kelurahan Karang Anyar …………………………..54
Tabel 3.11 Data Fasilitas Unit Usaha Lainnya Kelurahan Karang Anyar ……………………...54
Tabel 3.12 Jumlah Penduduk di Kelurahan Karang Anyar selama 12 tahun terakhir ………….55
Tabel 3.23 Nilai Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi Tiga Metode ………………………..69
Tabel 3.27 Rekapitulasi Proyeksi Fasilitas Kesehatan Kelurahan Karang Anyar ……………...73
Tabel 3.28 Rekapitulasi Proyeksi Fasilitas Peribadatan Kelurahan Karang Anyar …………….74
Tabel 3.29 Rekapitulasi Proyeksi Fasilitas Perdagangan Kelurahan Karang Anyar …………...75
Tabel 3.30 Rekapitulasi Proyeksi Fasilitas Pemerintahan Kelurahan Karang Anyar …………..76
Anyar ………………………………………………………………………………77
Tabel 3.32 Rekapitulasi Proyeksi Fasilitas sarana hiburan Kelurahan Karang Anyar ………….78
x
Tabel 3.33 Rekapitulasi Proyeksi Fasilitas Unit Usaha Kelurahan Karang Anyar ……………..79
Tabel 4.6 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Kesehatan Posyandu …………………………87
Tabel 4.7 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Kesehatan Apotek ……………………………88
Tabel 4.8 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Peribadatan Masjid …………………………..89
Tabel 4.9 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Peribadatan Langgar …………………………89
Tabel 4.10 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Peribadatan Gereja …………………………90
Tabel 4.12 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Lapangan Tenis …………………………….92
Tabel 4.13 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Lapangan Sepak Takraw …………………...93
Tabel 4.23 Rekapitulasi Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik ……………………….102
xi
Tabel 4.25 Kebutuhan Air Rata-Rata ………………………………………………………….103
xii
Tabel 6.7 Rekapitulasi BOQ Unit Reservoir …………………………………………………..194
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Lokasi Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Mamajang Wilayah Kota
Makassar …………………………………………………………………………..45
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Air dibutuhkan oleh setiap kehidupan makhluk hidup. Namun, pada masa
sekarang banyak permasalahan yang muncul karena keterbatasan air dari segi
kuantitas maupun kualitas air sebagai air bersih. Hal itu dikarenakan penggunaannya
yang semakin bertambah banyak dan pencemaran yang semakin meningkat.
Data Badan Pusat Statistik (BPS, 2018) menyebutkan capaian akses air bersih
yang layak saat ini di Indonesia mencapai 72,55 %. Angka ini masih di bawah target
Sustainable Development Goals (SDGs) yakni sebesar 100 %. Kekurangan air bersih
dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme patogen yang menyebabkan penyakit
seperti diare, iritasi kulit, gangguan kesehatan reproduksi hingga kematian
(Setyaningrum, 2015). Begitu pentingnya air bersih bagi kehidupan manusia,
sehingga memungkinkan penyediaan menjadi terbatas bila pemanfaatannya tidak
diatur dengan baik, sehingga harus dibuat suatu jaringan perpipaan yang tertata
dengan baik untuk mendistribusikan air bersih secara merata ke setiap konsumen.
Salah satu cara untuk memperoleh air bersih adalah dengan memanfaatkan
pelayanan PDAM. Untuk mencapai pengadaan air bersih yang merata sangatlah tidak
mudah, hal ini dikarenakan banyaknya risiko maupun biaya dalam pemenuhan
kebutuhan ini. Risiko ini dapat bersifat teknis maupun non teknis. Misalnya masalah
teknis banyaknya daerah yang tidak memungkinkan dipasang saluran pipa air bersih
dan kemudian juga masalah non teknis yaitu kemampuan sumber daya manusia yang
kurang mengerti tentang pipa air bersih (Yosefa, 2017).
Air minum yang memenuhi syarat kesehatan adalah air yang memenuhi syarat
kesehatan baik fisik, kimia, maupun bakteriologi juga air minum harus memenuhi
1
kebutuhan manusia baik secara kuantitas maupun kontinuitas. Dengan semakin
meningkatnya pertumbuhan dan pembangunan di setiap daerah, maka kebutuhan air
minum domestik maupun non domestik semakin meningkat. Di beberapa daerah,
aspek pembangunan justru menyepelekan pelayanan kebutuhan akan air di
masyarakat. Sehingga perlu ada penyelesaian karena kebutuhan air dikategorikan
sebagai bidang pelayanan dasar (Farhan, 2018).
2
Oleh karena itu, dibuatlah perhitungan untuk menghitung kebutuhan air domestik
dan non domestik dari Kelurahan Karang Anyar dan untuk mendesain bangunan
Instalasi Pengolahan Air Minum.
1.2 Tujuan
3
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.32 tahun 2017 dinyatakan bahwa yang
dimaksud dengan air adalah standar baku mutu kesehatan lingkungan untuk media air
untuk keperluan higiene sanitasi meliputi parameter fisik, biologi, dan kimia yang
dapat berupa parameter wajib dan parameter tambahan air untuk keperluan higiene
sanitasi tersebut digunakan untuk pemeliharaan kebersihan perorangan seperti mandi
dan sikat gigi, serta untuk keperluan cuci bahan pangan, peralatan makan, dan
pakaian. Selain itu, air untuk keperluan higiene sanitasi dapat digunakan sebagai air
baku air minum.
Air bersih yang dapat dipergunakan oleh manusia adalah yang berasal dari
beberapa sumber air baku yang telah diproses untuk dapat dikonsumsi. Sumber air
baku mutlak diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih. Beberapa jenis sumber
air baku diantaranya adalah(Kristia dkk, 2016) :
Sumber air permukaan adalah sumber air yang terdapat pada permukaan bumi.
Contoh sumber air permukaan adalah air sungai. Di daerah hulu, pemenuhan
kebutuhan air secara kuantitas dan kualitas sudah baik. Berbeda dengan daerah hulu
dan daerah hilir, kebutuhan air tidak dapat disuplai lagi baik kuantitas maupun
kualitasnya karena pengaruh lingkungan seperti sedimentasi dan ulah manusia sendiri
sehingga sumber air menjadi tercemar. Sebelum air baku digunakan, sebaiknya diolah
agar memenuhi syarat fisik, kimia maupun biologi (Kristia dkk, 2016).
4
2. Sumber Air Tanah (Ground Water)
Sumber air tanah adalah sumber air yang terjadi melalui proses peresapan air
permukaan ke dalam tanah. Air tanah biasanya mempunyai kualitas air yang baik
karena zat-zat pencemar air tertahan oleh lapisan tanah (Kristia dkk, 2016).
Mata air adalah sumber air baku yang keluar dari permukaan tanah. Debit yang
dikeluarkan oleh mata air relatif sama tiap waktunya karena debit mata air tidak
terpengaruh langsung oleh air hujan yang turun di permukaan tanah (Kristia dkk,
2016).
5
1
Sumur bor Lebih dalam, lebih dapat diharapkan kurang
terkontaminasi, tidak terlalu mahal.
3
Penampungan Dapat terpolusi oleh aliran air hujan permukaan
pemyimpanan air tanah
hujan
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih. adalah
persyaratan kualitatif, yang meliputi syarat fisik, kimia, dan biologis. Syarat kualitatif
6
adalah persyaratan yang menggambarkan kualitas dari air baku (air bersih).
Persyaratan ini meliputi :
c. Zat Organik.
d. CO2 Agresi.
f. Calcium (Ca).
7
koliform tersebut. Jika nilai BOD tinggi, keadaan seperti ini merupakan indikasi
tingginya zat organik yang dapat diuraikan oleh bakteri dalam air (Kencanawati,
2017).
a. Coli
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen)
sama sekali tidak boleh mengandung bakteri coli melebihi batas-batas yang telah
ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air.
b. COD
COD (Chemical Oxygen Demand) yaitu suatu uji yang menentukan jumlah
oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk
mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air.
c. BOD
BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah zat terlarut yang
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahanbahan buangan didalam
air.
Semakin tercemarnya air harga COD dan BOD semakin tinggi, sebaliknya bila
nilai COD dan BOD rendah maka kandungan zat organik dalam air rendah. Jadi
jika pada pemeriksaan air minum tersebut tidak terdapat bakteri ecoli maka air
dapat digunakan sebagai air bersih (Kencanawati, 2017).
8
Menurut SNI 7508 tahun 2011 ada berapa persyaratan kualitas air minum
berdasarkan parameternya. Beberapa parameternya yaitu :
a. Bakteriologis
Tabel 2.2 Persyaratan Kualitas Air Minum (Bakteriologis)
9
b. Kimia
Tembaga (mg/liter) 2
10
Nitrat (sebagai NO3-) (mg/liter) 50
Copper (mg/liter) 1
11
u
Parameter a KadarMaks. Ket.
n
Ph 6,5 – 8,5
-
Seng (mg/liter) 3
Tabel 2.5 Bahan-bahan organik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan)
Chlorinated alkanes
2
carbon tetrachloride
(μg/liter)
12
dichloromethane (μg/liter) 20
Chlorinated ethenes
vinyl chloride
(μg/liter) 5
1,1-dichloroethene (μg/liter) 30
1,2-dichloroethene (μg/liter) 50
Trichloroethene (μg/liter) 70
Tetrachloroethene (μg/liter) 40
Aromatic hydrocarbons
Benzene
(μg/liter) 10
13
Xylenes (μg/liter) 500
Chlorinated benzenes
Monochlorobenzene (μg/liter) 300
1,2-dichlorobenzene (μg/liter) 1000
Lain-lain
di(2-ethylhexyl)adipate
(μg/liter) 80
di(2-ethylhexyl)phthalate (μg/liter) 8
14
Tabel 2.6 Desinfektan dan hasil sampingannya
Monochloramine (mg/liter) 3
Chlorine (mg/liter) 5
Trihalomethanes
(μg/liter)
Bromoform 100
Bromodichloromethane (μg/liter) 60
15
Chloral hydrate
(μg/liter)
(Trichloroacetal-dehyde) 10
Halogenated acetonitriles
(μg/liter)
Dichloroacetonitrile 90
Cyanogen chloride
(μg/liter)
(sebagai CN) 70
Parameter Fisik
Warna 15
TCU
16
Temperatur ºC Suhu udara + 3 ºC
Kekeruhan NTU 5
Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar
keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain :
17
Kebutuhan air non domestik untuk kota dapat dibagi dalam beberapa kategori
antara lain :
2. Konsumsi unit 30 30 30 30 30
hidran umum
(HU) l/o/h
18
4. Kehilangan air 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
(%)
7. Jumlah jiwa 5 5 5 5 5
per SR
9. Sisa tekanan di 10 10 10 10 10
penyediaan
distribusi
(mka)
11. Volume 20 20 20 20 20
reservoir (%
max day
demand)
19
**) 25% perpipaan, 45% non perpipaan
Sumber : Ditjen Cipta Karya dalam Rivai, 2018
Kebutuhan air bersih non domestik untuk kategori I sampai dengan V dan beberapa
sektor lain adalah sebagai berikut :
Tabel 2.9 Kebutuhan Air Non Domestik Untuk Kota Kategori I, II, III, IV
No. Sektor Nilai Satuan
1. Sekolah Liter/murid/hari
10
3. Puskesmas Liter/hari
2.000
4. Masjid Liter/hari
3.000
5. Kantor Liter/pegawai/hari
10
6. Pasar Liter/hektar/hari
12.000
7. Hotel Liter/bed/hari
150
20
11. Kawasan pariwisata Liter/detik/hari
0,1-0,3
1. Sekolah 5 Liter/murid/hari
3. Puskesmas Liter/hari
1.200
4. Hotel/losmen 90 Liter/hari
5. Komersial/industri 10 Liter/hari
Warung/toko 500
Perkantoran 1.400
Bank 1.100
Penginapan 1.900
21
Terminal 2.000
TK 2.000
SD 2.000
SMP 2.000
SMU 2.000
Apotik 100
Puskesmas 1.000
Langgar 500
22
Gereja 300
Pura 100
Vihara 100
Bioskop 2.000
23
Sumber : Ditjen Cipta Karya Dep PU dalam Rivai, 2018
1. Pertumbuhan penduduk
a. Jumlah penduduk tahun ini, untuk menghitung proyeksi penduduk pada waktu
yang akan datang
b. Pertumbuhan penduduk
1) Metode Aritmatik
Pn = Po (1 + (r x n)).................................................................... (1)
2) Metode Geometrik
Pn = Po (1 + r)n........................................................................... (2)
3) Metode Eksponensial
Pn = Po x er.n............................................................................... (3)
Keterangan:
N = Periode perhitungan
24
R = Angka pertumbuhan penduduk
(𝛯𝛥𝑃) 2 − (𝛯 𝛥𝑃)2
SD = √ 𝑛
𝑛−1
5) Perhitungan Koefisien Korelasi
𝑛(∑ 𝑋𝑖. 𝑙𝑛𝑌𝑖) − (∑ 𝑋𝑖. ∑ 𝑙𝑛𝑌𝑖)
𝑟=
25
b. Menghitung jumlah sambungan rumah (SR) terlayani
Ʃ SR terlayani = % pelayanan x Ʃ KK terlayani......................................... (5)
c. Menghitung total kebutuhan air domestik
Q air domestik = Ʃ SR terlayani x Ʃ pemakaian air tiap SR......................... (6)
Adapun cara lain untuk menghitung total kebutuhan air domestik dapat
dilakukan dengan cara berikut ini (Ekawati, 2017) :
a. Tingkat Pelayanan Masyarakat
Cakupan pelayanan air bersih kepada masyarakat rata – rata tingkat nasional
adalah 80% dari jumlah penduduk seperti pada persamaan 7.
Cp = 80% x Pn................................................................................... (7)
dengan:
Cp = cakupan pelayanan air bersih (lt/detik)
Pn = jumlah penduduk pada tahun n proyeksi (jiwa)
b. Pelayanan Sambungan Langsung / Rumah
Jumlah penduduk yang mendapatkan air bersih memenuhi sambungan rumah
seperti pada persamaan 8.
SI = 80% x Cp................................................................................... (8)
dengan:
S1 = konsumsi air dengan sambungan langsung (lt/detik)
Cp = cakupan pelayanan air bersih (lt/detik)
c. Sambungan Tak Langsung atau Sambungan Bak Umum
Sambungan tak langsung atau sambungan bak umum adalah sambungan untuk
melayani penduduk tidak mampu dimana sebuah bak umum dapat melayani kurang
lebih 100 jiwa atau sekitar 20 keluarga. Jumlah penduduk yang mendapatkan air
bersih melalui sambungan tak langsung atau bak umum di hitung dengan rumus pada
persamaan 9.
Sb = 20% x Cp................................................................................... (9)
dengan:
26
Sb = konsumsi air bak umum (lt/detik)
27
4. Analisis Pemakaian Air pada Waktu Jam Puncak
Pemakaian air pada waktu jam puncak adalah pemakaian air tertinggi pada jam –
jam tertentu dalam satu hari. Kebutuhan air pada waktu jam puncak digunakan untuk
mengetahui beberapa kapasitas distribusi dari besarnya diameter pipa dan dihitung
berdasarkan kebutuhan air rata – rata dapat dihitung dengan rumus pada persamaan
12(Ekawati, 2017)..
Debit waktu puncak = f2 x Sr............................................................. (12)
dengan:
Sr = jumlah total kebutuhan air bersih (lt/detik)
f2 = faktor pemakaian air pada waktu jam puncak 1,5
5. Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air non domestik merupakan tahap berikutnya dalam perhitungan
kebutuhan air bersih. Menurut Dasir (2014), kebutuhan air non domestik adalah
kebutuhan air bersih untuk sarana dan prasarana daerah yang teridentifikasi
berdasarkan rencana tata ruang wilayah, antara lain:
a. Institusi
Adapun yang dimaksudkan pada kebutuhan institusi ialah kebutuhan air bersih
yang digunakan untuk kegiatan perkantoran, gedung pemerintah tempat ibadah,
rumah sakit dan fasilitas pendidikan.
b. Komersial dan Industri
Kebutuhan air komersial untuk suatu daerah cenderung meningkat sejalan
dengan peningkatan penduduk dan perubahan tataguna lahan. Kebutuhan komersial
merupakan kebutuhan air bersih untuk kegiatan pasar, restoran, perniagaan, hotel.
Sedangkan kebutuhan industri adalah kebutuhan air untuk kegiatan industri seperti
bahan baku proses dan pemanasan boiler.
c. Fasilitas Umum
Kebutuhan air untuk kegiatan umum seperti fasilitas peribadatan, rekreasi, dan
terminal.
28
Kebutuhan Air Non Domestik Menurut Dirjen Cipta Karya (2000) dapat dilihat pada
Tabel 2.12.
Tabel 2.12 Kebutuhan Air Non Domestik
No.
Jenis Fasilitas Umum Tingkat Pemakaian Air
Sekolah
1 10 liter/ orang. Hari
Rumah sakit
2 200 liter/bed.hari
Puskesmas
3 (0,5 -1) m3/unit/hari
4 (0,5-2) m3/unit/hari
Perbadatan
No.
Jenis Fasilitas Umum Tingkat Pemakaian Air
Kantor
5. (1-2) m3/unit/hari
Toko
6 (1-2) m3/unit/hari
Rumah makan
7 1 m3/unit/hari
Hotel/ losmen
8 (100-150) m3/unit/hari
29
Pasar
9 (6-12) m3/unit/hari
Industri
10 (0,5-2) m3/unit/hari
Pelabuhan/ terminal
11 (10-20) m3/unit/hari
SPBU
12 (5-20) m3/unit/hari
Pertamanan
13 25 m3/unit/hari
Sumber: Pedoman Teknik dan Manual Sistem Penyediaan Air Bersih Pekotaan, 2016
6. Menghitung Total Kebutuhan Air
Total kebutuhan air merupakan jumlah dari kebutuhan air domestik dan
kebutuhan air non domestik, seperti pada rumus pada persamaan 13 (Dasir ,2014).
7. Kehilangan Air
Kehilangan air diasumsikan sebesar 20% dari total kebutuhan air bersih,
perkiraan kehilangan jumlah air ini disebabkan adanya sambungan pipa yang bocor,
pipa yang retak dan akibat kurang sempurnanya waktu pemasangan, pencucian pipa,
kerusakan water meter, pelimpah air di menara air dan lain – lain, dengan rumus pada
persamaan 14 (Dasir ,2014).
Lo = 20% x Sr.................................................................................... (14)
Dengan:
Lo = Kehilangan air (lt/detik)
Sr = Jumlah total kebutuhan air bersih (lt/detik)
30
8. Analisis Kebutuhan Air PDAM
Analisis produksi air total yang dibutuhkan oleh PDAM adalah jumlah konsumsi
air sambungan langsung ditambah dengan konsumsi air dari bak umum dan konsumsi
air untuk non rumah tangga kemudian dijumlahkan dengan kehilangan air akibat
kebocoran pipa atau pengglontoran air, dengan rumus pada persamaan 15 (Dasir
,2014).
Sr = SI + Sb + Kn + Lo....................................................................... (15)
dengan:
Sr = Jumlah total kebutuhan air bersih (lt/detik)
SI = Konsumsi air dengan sambungan rumah (lt/detik)
Sb = Konsumsi air bak umum (lt/detik)
Kn = Konsumsi air untuk non rumah tangga (lt/detik)
Lo = Kehilangan air (lt/detik)
2.7 Unit Instalasi Pengolahan Air Minum
1. Bangunan Penangkap Air (Intake)
Intake merupakan bangunan penangkap atau pengumpul air baku dari suatu
sumber sehingga air baku tersebut dapat dikumpulkan dalam suatu wadah untuk
selanjutnya diolah. Unit ini berfungsi untuk (Juliandhika, 2015) :
a. Mengumpulkan air dari sumber untuk menjaga kuantitas debit air yang
dibutuhkan oleh instalasi pengolahan.
b. Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen.
c. Mengambil air baku sesuai dengan debit yang diperlukan oleh instalasi
pengolahan yang direncanakan demi menjaga kontinuitas penyediaan dan
pengambilan air dari sumber.
d. Bangunan intake dilengkapi dengan screen, pintu air, dan saluran pembawa.
31
Rumus-rumus dan kriteria desain yang digunakan dalam perhitungan intake,
sebagai berikut:
• Kecepatan aliran pada saringan kasar (SNI 6773-2008), dengan rumus pada
persamaan 16.
𝑄
𝑣= .............................................................................................................. (16)
𝐴
dimana:
v = kecepatan aliran (m/s)
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas bukaan (m2)
• Kecepatan aliran pada saringan halus (SNI 6773-2008), dengan rumus pada
persamaan 17.
𝑄
𝑣= ............................................................................................................... (17)
𝐴 ×𝑒
dimana:
v = kecepatan aliran (m/s)
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas bukaan (m2)
eff : efisiensi (0,5 – 0,6)
• Kriteria Desain (SNI 6773-2008)
Kecepatan aliran pada saringan kasar = < 0,08m/s
Kecepatan aliran pada pintu intake = < 0,08m/s
Kecepatan aliran pada saringan halus = < 0,02 m/s
Lebar bukaan saringan kasar = 5-8 cm
Lebar bukaan saringan halus = ± 5 cm
2. Bak Penenang
Bak penenang digunakan dengan tujuan untuk menstabilkan tinggi muka air
baku yang dialirkan melalui sistem perpipaan dari intake. Unit ini juga mengatur dan
menampung air baku, sehingga jumlah air baku yang akan diproses pada instalasi
32
pengolahan air minum bisa dilaksanakan dengan mudah dan akurat. Kriteria desain
dari bak penenang ini adalah sebagai berikut (Juliandhika, 2015) :
a. Bak penenang dapat berbentuk bulat maupun persegi panjang.
3. Koagulasi
Koagulasi didefinisikan sebagai destabilisasi muatan pada koloid dan partikel
tersuspensi, termasuk bakteri dan virus, oleh suatu koagulan. pengadukan cepat (flash
mixing) merupakan bagian terintegrasi dari proses ini. Destabilisasi dapat diperoleh
melalui mekanisme (Juliandhika, 2015):
a. Pemanfaatan lapisan ganda elektrik
b. Adsorpsi dan netralisasi muatan
c. Penjaringan partikel koloid dalam presipitat
d. Adsorpsi dan pengikatan antara partikel
Secara umum proses koagulasi berfungsi untuk:
a. Mengurangi kekeruhan akibat adanya partikel koloid organik maupun
anorganik di dalam air.
b. Mengurangi warna yang diakibatkan oleh partikel koloid di dalam air.
c. Mengurangi bakteri-bakteri pathogen dalam partikel koloid, algae, dan
organisme plankton lain.
d. Mengurangi rasa dan bau yang diakibatkan oleh partikel koloid dalam air.
Koagulan yang ditambahkan harus berpresipitasi di luar larutan sehingga ion
tidak tertinggal dalam air. Presipitasi seperti ini sangat membantu dalam proses
penyisihan koloid. Koagulan yang paling umum digunakan adalah koagulan yang
berupa garam logam, seperti aluminium sulfat, ferri klorida, dan ferri sulfat. Polimer
33
sintetik juga sering digunakan sebagai koagulan. Perbedaan antara koagulan yang
berupa garam logam dan polimer sintetik adalah reaksi hidrolitiknya di dalam air.
Garam logam mengalami hidrolisis ketika dicampurkan ke dalam air, sedangkan
polimer tidak mengalami hal tersebut (Juliandhika, 2015).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi antara lain:
a. Intensitas pengadukan.
b. Gradien kecepatan.
4. Flokulasi
Flokulasi adalah tahap pengadukan lambat yang mengikuti unit pengaduk cepat.
Tujuan dari proses ini adalah untuk mempercepat laju tumbukan partikel, hal ini
menyebabkan aglomerasi dari partikel koloid terdestabilisasi secara elektrolitik
kepada ukuran yang terendapkan dan tersaring (Juliandhika, 2015). Terdapat
beberapa kategori sistem pengadukan untuk melakukan flokulasi ini, yaitu:
a. Pengaduk mekanis.
34
a. Pengendapan awal dari air permukaan sebelum pengolahan oleh unit saringan
pasir cepat.
b. Pengendapan air yang telah melalui proses prasedimentasi sebelum memasuki
unit saringan cepat.
c. Pengendapan air yang telah melalui proses penyemprotan desinfektan pada
instalasi yang menggunakan pipa dosing oleh alum, soda, NaCl, dan chlorine.
d. Pengendapan air pada instalasi pemisahan besi dan mangan.
Pengendapan yang terjadi pada bak sedimentasi dibagi menjadi empat kelas.
Pembagian ini didasarkan pada konsentrasi dari partikel dan kemampuan dari partikel
tersebut untuk berinteraksi. Keempat kelas itu adalah (Juliandhika, 2015):
a. Pengendapan Tipe I (Free Settling)
Rumus-rumus dan kriteria desain yang digunakan dalam perhitungan bak sedimentasi
sebagai berikut :
• Rasio panjang – lebar bak (SNI 6773-2008), dengan rumus pada persamaan 18.
𝑝
………................................................................................................................... (18)
𝑡
dimana:
p = panjang bak (m)
l = lebar bak (m)
• Weir loading rate (SNI 6773-2008), dengan rumus pada persamaan 19.
𝑄
𝑤= .................................................................................................................. (19)
𝐿
dimana:
w = weir loading rate (m3 /m.hari)
Q = debit bak (m3 /hari)
35
L = panjang total weir (m)
• Waktu detensi bak (SNI 6773-2008), dengan rumus pada persamaan 20.
𝑣
𝑇= ............................................................................................................... (20)
𝑄
dimana:
T = waktu dimensi (s)
Vb= volume bak (m3)
Q = debit bak (m3/s)
• Waktu dimensi settler (SNI 6773-2008), dengan rumus pada persamaan 21.
𝑣
𝑇= ............................................................................................................. (21)
𝑄
dimana:
T = waktu dimensi (s)
Vs= volume bak (m3)
Q = debit bak (m3/s)
• Kriteria desain (SNI 6773-2008)
Rasio panjang terhadap lebar = 3:1 – 5:1
Weir loading rate = (90 – 360) m3/m.hari
Waktu detensi bak = 2 jam
Waktu detensi settler = 6 – 25 menit
Rasio Panjang terhadap lebar = 3:1 – 5:1
6. Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dan larutan, dimana larutan tersebut
dilewatkan melalui suatu media berpori atau materi berpori lainnya untuk
menyisihkan partikel tersuspensi yang sangat halus sebanyak mungkin. Proses ini
digunakan pada instalasi pengolahan air minum untuk menyaring air yang telah
disemprotkan desinfektan dan diendapkan untuk menghasilkan air minum dengan
kualitas yang baik. Filtrasi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa jenis
36
filter, antara lain: saringan pasir lambat, saringan pasir cepat, bahkan dengan
menggunakan teknologi membran (Juliandhika, 2015).
Porositas Ukuran
Berat Jenis
Efektif
Material Bentuk Spheritas
Relatif (%) mm
Pasir
Silika Angular 0,73 2,65 43 0,4 – 1,0
Porositas Ukuran
Material Bentuk Spheritas Berat Jenis
Efektif
Relatif (%) mm
37
Garnhet 3,1 - 4,3 0,2 – 0,4
1,5 - 1,75
Anthrasit Angular 0,72 55 0,4 – 1,4
7. Disinefksi
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri
yang hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman
ini, biasanya berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain
sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir (Juliandhika, 2015).
8. Reservoir
Reservoir adalah tanki penyimpanan air yang berlokasi pada instalasi. Air yang
sudah diolah disimpan pada tanki ini untuk kemudian ditransfer ke sistem distribusi.
Desain dari reservoar meliputi pemilihan dari ukuran dan bentuknya, pertimbangan
lain meliputi proteksi terhadap air yang disimpan, proteksi struktur reservoir, dan
proteksi pekerja pemeliharaan pekerja. Reservoar terdiri dari dua jenis yaitu ground
storage reservoir dan elevated storage reservoir. Ground storage reservoir biasa
digunakan untuk menampung air dengan kapasitas besar dan membutuhkan pompa
dalam pengoperasiannya, sedangkan elevated storage reservoir menampung air
dengan kapasitas relatif lebih kecil dibandingkan ground storage reservoir dan dalam
pengoperasian distribusinya dilakukan dengan gravitasi. Kapasitas reservoar untuk
kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan pemakaian dan dalam 24 jam (mass
diagram). Selain untuk kebutuhan air bersih, kapasitas reservoar juga meliputi
38
kebutuhan air untuk operasi instalasi dan kebutuhan air pekerja instalasi (Juliandhika,
2015).
Kriteria desain (SNI 6773-2008), sebagai berikut :
b. Kedalaman (H) = (3 – 6) m
Sludge Drying Bed adalah salah satu pengolahan lumpur dengan sistem natural
dewatering yang memanfaatkan sinar matahari. Sludge dryring bed ini digunakan
untuk pengeringan lumpur yang relatif stabil. Untuk pengeringan tergantung dari
cuaca, terutama sinar matahari (Metcalf dan Eddy, 2014).
Menurut Metcalf dan Eddy (2014), prinsip sludge drying bed adalah sebagai berikut:
a. Tahap 1 : terjadi pengurangan kadar air pada lumpur melalui proses infiltrasi.
Pada tahap ini kadar air dapat turun sampai 80%.
b. Tahap 2 : terjadi proses penguapan kandungan air pada lumpur. Pada tahap ini
kadar air lumpur dapat turun sampai 60%.
Untuk Kriteria Desain Unit Pengeringan Lumpur sesuai pada SNI7510 Tahun
2011 terdapat pada table 2.14.
Tabel 2.14 Kriteria Desain Unit Pengeringan Lumpur
Uraian Kriteria
Bak
Jumlah bak 3 - 4 bak
▪ Harus mampu menampung lumpur yang
diproduksi rata-rata dengan periode
39
Dimensi bak pengolahan (3-4) bulan.
▪ Bentuk persegi panjang atau dengan
perbandingan panjang : lebar = 41
Ketebalan lapisan lumpur (300-450) mm
Kecepatan alir lumpur dalam >0.75 m/detik
pipa
Jenis pipa pengalir lumpur DCIP/GIP/pipa besi tuang/pipa plastic
(PVC/PE)
Letak pipa in di atas Minimum 450 mm
permukaan pasir
Perlengkapan tambahan a) Kotak pembagi aliran
b) Splash plate
Kerikil
Ketebalan total kerikil 355 mm (14 inci)
Uraian Kriteria
Lapisan kerikil dan diameter 3 lapisan atau lebih, dengan ketebalan dan
kerikil pada masing-masing diameter kerikil sebagai berikut :
lapisan ▪ Lapisan pertama (paling atas) dengan
ketebalan lapisan 75 mm dan diameter
kerikil (3.2 – 9.5) mm / (1/8 – 3/8) inci
▪ Lapisan kedua (tengah) dengan ketebalan
lapisan 75 mm dan diameter kerikil (9.5 –
12.7) mm / (3/8 – 1/2 ) inci
Lapisan ketiga (paling bawah) dengan
ketebalan lapisan 200 mm dan diameter
kerikil (19.1 – 38.1) mm / (3/4 – 1 ½) inci
40
Pasir
Ketebalan lapisan pasir 300 mm
Uniformity Coefficient (UC) < 4.0
pasir
Effective Size (ES) pasir (0.3 – 0.75) mm
Diameter pasir (0.6 – 2.4) mm
Jenis pasir Pasir kasar yang bersih dan sudah dicuci
Lubang Perforasi Pipa
Underdrain
Posisi lubang Membentuk sudut 45 derajat dari as pipa dan
menghadap ke bawah
Diameter lubang < 15 mm
Jarak antar lubang 300 mm
Diameter pipa 152,4 mm (6 inci)
Underdrain
Kemiringan pipa (0.5 – 1 ) % kea rah outlet
Uraian Kriteria
Bahan a) Bahan dengan kekuatan yang dapat
menahan beban di atasnya dan sesuai
dengan SNI 03-6719-2002, atau SNI 07-
3074-1992, atau SNI 06-0162-1987
b) Bahan tahan karat.
Kekuatan Dapat menahan lapisan kerikil.
Dinding
41
Jenis Tahan air
Pemasangan a) Mencapai 450 mm (18 inci) di atas lapisan
bed
b) Mencapai minimum 150 mm (6 inci) di
bawah lapisan bed
Pompa
Diameter pipa >150 mm
Kecepatan (1.5 – 1.8) m/detik
Progressing-cavity pumps
Daya hisap (suction lifts) ≤ 8.5 m
Kapasitas ≤ 44 l/detik
Tekanan lucutan (discharge ≥ 276 kN/m2
pressure)
Pompa sentrifugal (centrifugal
pump)
Kapasitas dan head Bervariasi
Sumber : SNI7510:2011
Dalam menentukan kapasitas bak pengering lumpur, perlu dipertimbangkan
beberapa hal antara lain kondisi cuaca, karakter, dan volume lumpur yang akan
diolah, metode dan jadwal pemindahan/pembuangan lumpur. Luas drying bed (SA)
harus dihitung sesuai Persamaan 23 dan waktu pengeringan yang dibutuhkan (T)
dihitung menggunakan Persamaan 22.
30𝐻𝑆0 1 1
𝑇= ]( − ) [+ 𝑡𝑑………………………….……………………….(22)
𝑎𝐸−𝑏𝑅 𝑆1 𝑆2
Dimana :
H = ketinggian lumpur, dalam mm
S0 = konsentrasi padatan lumpur baku dalam %
a = factor non-dimensi
42
E = penguapan/evaporasi pada drying beds, dalam mm/bulan
b = fraksi curah hujan yang terabsorbsi
R = presipitasi pada bulan hujan, dalam mm/bulan
S1 = konsentrasi padatan setelah hari td , dalam %
S2 = konentrasi padatan final, dalam %
td = waktu signifikan untuk infiltrasi, dalam hari
86400 × 𝑄 × 𝑇
𝑆𝐴 = ……………………………………………………..…….(23)
𝐻
Dimana :
Q = kecepatan aliran lumpur, dalam L/detik
T = Waktu pengeringan yang dibutuhkan dalam hari
H = ketinggian lumpur awal, dalam mm
SA = luas drying bed dalam m2
43
BAB III
Menurut BPS 2019, Kelurahan Karang Anyar mempunyai kepadatan 20.565 per
Km². Dimana kelurahan ini termasuk dalam Kecamatan Mamajang, Kota Makassar,
Sulawesi Selatan. Memiliki 17 RT dan 4 RW. Kelurahan Karang Anyar hingga pada
tahun 2019 memiliki jumlah penduduk sebanyak 4.113 jiwa dengan jumlah rumah
tangga sebanyak 930. Kelurahan Karang Anyar memiliki luas area 0,20 Km² dengan
jarak kelurahan ke ibu kota kecamatan yaitu 1-2 Km. Kelurahan Karang Anyar berada
pada ketinggian <500 meter dari permukaan laut, daerah bukan pantai dan berada di
tengah Kota Makassar.
44
Gambar 3.1. Lokasi Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan
45
3.2 Rencana Lokasi BPAM
Keterangan :
= Lokasi Perencanaan
Lokasi perencanaan adalah lokasi dimana akan dibangun intake dan Bangunan
Pengolahan Air Minum (BPAM). Dari gambar di atas bisa dilihat pada Kelurahan
Karang Anyar rumah-rumah warga di wilayah tersebut berimpitan satu sama lain dan
dipisahkan oleh lorong-lorong kecil sehingga sulit ditemukan lahan yang tepat untuk
lokasi perencanaan pembangunan Bangunan Pengolahan Air Minum (BPAM). Oleh
karena itu, maka lokasi perencanaan pembangunan Bangunan Pengolahan Air
Minum (BPAM) harus berada di luar dari kelurahan Karang Anyar karena lahan
kosong untuk lokasi perencanaan hanya ada di luar dari kelurahan tersebut. Namun,
meskipun begitu jarak lokasi perencanaan dengan kelurahan Karang Anyar tidak
terlalu jauh hanya sekitar 1,1 Km. Lokasi perencanaan berada di belakang
pemukiman di Jl. Balang Baru 3 dekat anak sungai Jeneberang.
46
Dalam perencanaan ini sumber air baku berasal dari anak sungai Jeneberang. Di
dalam BPAM terdapat unit instalasi yang terdiri dari unit operasi dan unit proses yang
memiliki fungsi tertentu seperti dipaparkan di bawah ini:
Intake atau bangunan sadap adalah bangunan penangkap atau pengumpul air baku
dari suatu sumber, sehingga air baku tersebut dapat dikumpulkan dalam suatu tempat
untuk selanjutnya dilakukan pengolahan pada unit-unit pengolahan air. Bangunan ini
memiliki beberapa fungsi tambahan karena di dalamnya terdapat beberapa bagian
yang memiliki fungsi yang berbeda – beda sesuai dengan jenis intake yang
digunakan. Dalam perencanaan, jenis intake yang digunakan adalah river intake
(shore intake), dimana air baku dari sungai disadap ke area bak penampung melalui
net dan dapat menyesuaikan dengan fluktuasi muka air.
Bangunan pengolahan air minum biasanya terdiri dari bak pra-sedimentasi, bak
koagulasi, bak flokulasi, bak pengendapan (sedimentasi), bak filtrasi, dan unit
desinfeksi. Dalam perencanaan, air dari intake disedot menggunakan pompa melalui
pipa penghisap (suction) menuju sejauh 82 m ke BPAM.
47
Gambar 3.3 Jarak dari intake ke sungai
48
kebutuhan air bersih dari tahun ke tahun sehingga perlu dilakukan analisis
ketersediaan air bersih yang sebanding dengan kebutuhan air bersih agar kebutuhan
air masyarakat dapat tercukupi. Jumlah penduduk Kelurahan Karang Anyar dari tahun
2008-2019 dapat dilihat pada tabel 3.1.
49
3.4 Fasilitas Umum
1. Fasilitas Pendidikan
SD Negeri 746 35
Sumber : Kecamatan Mamajang dalam Angka,2019
2. Fasilitas Kesehatan
50
Tabel 3.3 Data Fasilitas Kesehatan Kelurahan Karang Anyar
Fasilitas Jumlah
Posyandu 4
Apotek 2
Sumber : Kecamatan Mamajang dalam Angka,2019
3. Faslitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan yang ada di Kelurahan Karang Anyar hanya tersedia bagi
penganut agama Islam dan agam Non-islam. Berdasarkan publikasi Badan Pusat
Statistik (BPS) Kota Makassar pada Kecamatan Mamajang Dalam Angka 2019,
tempat ibadah di Kelurahan Karang Anyar dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Fasilitas Jumlah
Gereja 1
Masjid 3
Langgar 1
Sumber : Kecamatan Mamajang dalam Angka,2019
4. Fasilitas Perdagangan/Komersial
51
Tabel 3.5 Data Fasilitas Perdagangan Kelurahan Karang Anyar
Fasilitas Jumlah
Kelompok pertokoan 20
Sumber : Kecamatan Mamajang dalam Angka,2019
Fasilitas Jumlah
Rumah Makan 1
Warung Makan 1
Kedai Makan 3
Kedai Minum 3
Sumber : Kecamatan Mamajang dalam Angka,2019
5. Fasilitas Pemerintahan
Fasilitas Jumlah
Kantor Lurah 1
Sumber : Kecamatan Mamajang dalam Angka,2019
52
6. Fasilitas Lapangan Olahraga
Fasilitas Jumlah
Sepak Takraw 1
Lapangan Tenis 1
Sumber : Kecamatan Mamajang dalam Angka,2019
Fasilitas lembaga keuangan di Kelurahan Karang Anyar adalah Bank BRI dan
BNI. Berdasarkan publikasi BPS Kota Makasar pada Kecamatan Mamajang Dalam
Angka 2019, fasilitas lembaga keuangan yang ada di Kelurahan Karang Anyar,
Kecamatan Mamajang dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Fasilitas Jumlah
Bank 2
Sumber : Kecamatan Mamajang dalam Angka,2019
53
2019, fasilitas sarana hiburan yang ada di Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan
Mamajang dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Fasilitas Jumlah
Playstation 1
Sumber : Kecamatan Mamajang dalam Angka,2019
Fasilitas unit usaha lainnya di Kelurahan Karang Anyar adalah Bengkel motor
dan Pencucian mobil. Berdasarkan publikasi BPS Kota Makasar pada Kecamatan
Mamajang Dalam Angka 2019, fasilitas unit usaha lainnya yang ada di Kelurahan
Karang Anyar, Kecamatan Mamajang dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Data Fasilitas Unit Usaha Lainnya Kelurahan Karang Anyar
Fasilitas Jumlah
Bengkel motor 2
Cuci Mobil 1
Sumber : Kecamatan Mamajang dalam Angka,2019
4. Proyeksi Penduduk
54
Tabel 3.12 Jumlah Penduduk di Kelurahan Karang Anyar selama 12 tahun terakhir
1 2008 4171
2 2009 4228
3 2010 4291
4 2011 3632
5 2012 4047
6 2013 4021
7 2014 4049
8 2015 4269
9 2016 4085
10 2017 4101
11 2018 4113
12 2019 4113
Laju Pertumbuhan Penduduk dari Tahun 2011 sampai dengan tahun 2019, adalah :
𝑃𝑡 1
𝑟 = ( )𝑡 − 1
𝑃𝑜
Keterangan :
55
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
Diketahui :
P0 = 3632 jiwa
Pt = 4113 jiwa
t = 8 tahun
Sehingga :
4113 1
𝑟= ( )8 − 1
4009
r = 0,0032
1. Metode Aritmatika
Pn = P0 × ( 1 + ( r × n ) )
Keterangan :
56
r = Angka pertumbuhan penduduk.
Diketahui :
P0 = 3632 jiwa
r = 0,0032
n = 5, 10, 15, 20
Perhitungan :
Pn = 3632 × ( 1 + ( 0,0032 × 5 )
Pn = 3682 jiwa
Pn = 3632 × ( 1 + ( 0,0032 × 10 )
Pn = 3740 jiwa
Pn = 3632 × ( 1 + ( 0,0032 × 15 )
Pn = 3799 jiwa
Pn = 3632 × ( 1 + ( 0,0032 × 20 )
Pn = 3858 jiwa
57
Rekapitulasi perhitungan proyeksi pertumbuhan penduduk dengan metode
aritmatika di Kelurahan Karang Anyar pada Tahun 2024, 2029, 2034 dan 2039
dapat dilihat pada Tabel 3.13.
Jumlah Penduduk
No. Tahun Ke-n Periode (Tahun)
(Jiwa)
1 2024 5 3682
2 2029 10 3740
3 2034 15 3799
4 2039 20 3858
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
2. Metode Geometri
Pn = P0 × ( 1 + r )n
Keterangan :
Diketahu :
P0 = 3632 jiwa
r = 0,0032
n = 5, 10, 15, 20
58
Perhitungan :
Pn = 3632 × ( 1 + 0,0032 )5
Pn = 3681 jiwa
Pn = 3741 jiwa
Pn = 3801 jiwa
Pn = 3863 jiwa
59
Tabel 3.14 Rekapitulasi Proyeksi Penduduk Metode Geometri
1 2024 5 3681
2 2029 10 3741
3 2034 15 3801
4 2039 20 3863
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
3. Metode Eksponensial
Pn = P0 × er.n
Keterangan :
Diketahui :
P0 = 3632 jiwa
r = 0,0032
n = 5, 10, 15, 20
Perhitungan :
60
Laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2019 adalah :
1 𝑃𝑡
𝑟 = ln ( )
𝑡 𝑃0
1 4113
𝑟= ln ( )
8 3632
𝑟 = 0,0032
Proyeksi jumlah penduduk dalam 5 tahun (2024)
Pn = 3681 jiwa
Pn = 3741 jiwa
Pn = 3801 jiwa
Pn = 3863 jiwa
61
Tabel 3.15 Rekapitulasi Proyeksi Penduduk Metode eksponensial
1 2024 5 3681
2 2029 10 3741
3 2034 15 3801
4 2039 20 3863
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
Metode (Jiwa)
No Tahun ke-n Periode
Geometrik Aritmatik Eksponensial
1 2024 5 3681 3682 3681
2 2029 10 3741 3740 3741
3 2034 15 3801 3799 3801
4 2039 20 3863 3858 3863
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
62
1. Metode Aritmatika
Penduduk
No Tahun Xi Xi^2 (Yi^2) Xi.Yi
(Yi)
63
9(149483757) − (36549 × 36807)
𝑟=
√(9 × 150576457 − 365492 ) ∙ (9 × 148435629 − 368072 )
𝑟 = 0,4768
Y mean 4,090
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
∆𝑃2
(∑∆𝑃)2 − (∑ )
𝑠𝑡𝑑𝑣 = √ 𝑛
𝑛−1
−2582
(−258)2 − ( )
𝑠𝑡𝑑𝑣 = √ 9
9−1
𝑠𝑡𝑑𝑣 = 60,358
64
2. Metode Geometri
Penduduk Proyeksi
No Tahun Xi^2 (Yi^2) Xi.Yi
(Yi) (Xi)
65
Perhitungan standar deviasi pertumbuhan penduduk pada Kelurahan Karang
Anyar menggunakan metode geometri dapat dilihat pada Tabel 3.20.
Y mean 4,090
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
∆𝑃2
(∑∆𝑃)2 − (∑ )
𝑠𝑡𝑑𝑣 = √ 𝑛
𝑛−1
−2602
(−260)2 − ( )
𝑠𝑡𝑑𝑣 = √ 9
9−1
𝑠𝑡𝑑𝑣 = 60,383
3. Metode Eksponensial
66
Perhitungan nilai korelasi pertumbuhan penduduk pada Kelurahan Karang Anyar
menggunakan metode eksponensial dapat dilihat pada Tabel 3.21.
Penduduk Proyeksi
No Tahun Xi^2 (Yi^2) XiYi
(Yi) (Xi)
67
Tabel 3.22 Perhitungan Standar Deviasi Metode Eksponensial
Y mean 4,090
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
∆𝑃2
(∑∆𝑃)2 − (∑ )
𝑠𝑡𝑑𝑣 = √ 𝑛
𝑛−1
−2602
(−260)2 − ( )
𝑠𝑡𝑑𝑣 = √ 9
9−1
𝑠𝑡𝑑𝑣 = 60,383
Pemilihan metode yang akan digunakan dengan pertimbangan pada (Salim, 2019) :
68
Hasil perhitungan nilai koefisien korelasi dan standar deviasi dari tiga metode
yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.23.
Tabel 3.23. Nilai Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi Tiga Metode
69
Tabel 3.24 Pertumbuhan Penduduk Metode Terpilih Geometri
1 2024 5 3681
2 2029 10 3,741
3 2034 15 3,801
4 2039 20 3,863
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
5. Proyeksi Fasilitas
Pada Kelurahan Karang Anyar, jenis-jenis fasilitas yang akan dilayani meliputi
pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perabadatan, fasilitas perdagangan, fasilitas
pemerintahan, fasilitas lapangan olahraga, lembaga keuangan, fasilitas sarana hiburan
dan unit usaha. Perkembangan fasilitas yang akan dilayani akan disesuaikan dengan
pertambahan jumlah penduduk ataupun pertambahan jumlah unit fasilitas.
1. Fasilitas Pendidikan
Contoh Perhitungan :
Diketahui :
70
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑢𝑟𝑖𝑑 𝑆𝐷2019
= × 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛2024
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛2019
746
= × 3681
3623
= 758 jiwa
35
= × 3681
3623
= 36 jiwa
Tahun
Proyeksi Murid
2024 2029 2034 2039
SD 758 770 783 795
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
Tahun
Proyeksi Guru
2024 2029 2034 2039
SD 36 36 37 37
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
71
2. Fasilitas Kesehatan
Contoh Perhitungan :
Diketahui :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑠𝑦𝑎𝑛𝑑𝑢2019
= × 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛2024
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛2019
4
= × 3681
3623
= 4 unit
72
3. Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan di Kelurahan Karang Anyar terdiri dari masjid dan langgar
yang merupakan tempat ibadah bagi penganut agama islam dan gereja yang
merupakan tempat badah bagi penganut agama non-islam.
Contoh Perhitungan ;
Diketahui :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑠𝑗𝑖𝑑2019
= × 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛2024
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛2019
3
= × 3681
3623
= 3 unit
73
Tabel 3.28 Rekapitulasi Proyeksi Fasilitas Peribadatan Kelurahan Karang Anyar
4. Fasilitas Perdagangan
Contoh Perhitungan :
Diketahui :
1
= × 3681
3623
= 1 unit
74
Tabel 3.29 Rekapitulasi Proyeksi Fasilitas Perdagangan Kelurahan Karang Anyar
Tahun
Proyeksi Fasilitas Perdagangan
2024 2029 2034 2039
Rumah Makan 1 1 1 1
Warung Makan 1 1 1 1
Kedai Makan 3 3 3 3
Kedai Minum 3 3 3 3
Pertokoan 20 21 21 21
5. Fasilitas Pemerintahan
Contoh Perhitungan :
Diketahui :
1
= × 3681
3623
= 1 unit
75
Rekapitulasi proyeksi jumlah fasilitas pemerintahan di Kelurahan Karang Anyar
pada waktu yang akan dating dapat dilihat pada Tabel 3.30.
Contoh Perhitungan :
Diketahui :
Maka banyaknya unit lapangan sepak takraw pada tahun 2024 adalah :
1
= × 3681
3623
= 1 unit
76
Rekapitulasi proyeksi jumlah fasilitas lapangan olahraga di Kelurahan Karang
Anyar pada waktu yang akan datang dapat dilihat pada Tabel 3.31.
Sepak Takraw 1 1 1 1
Lapangan Tenis 1 1 1 1
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
Contoh Perhitungan :
Diketahui :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑙𝑎𝑦𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛2019
= × 𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛2024
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛2019
1
= × 3681
3623
77
= 1 unit
Tabel 3.32 Rekapitulasi Proyeksi Fasilitas sarana hiburan Kelurahan Karang Anyar
8. Unit Usaha
Fasilitas unit usaha di Kelurahan Karang Anyar adalah bengkel motor dan cuci
mobil. Prediksi jumlah unit usaha pada tahun yang akan datang diperkirakan tidak
terlalu signifikan.
Contoh Perhitungan :
Diketahui :
1
= × 3681
3623
= 1 unit
78
Rekapitulasi proyeksi jumlah fasilitas unit usaha di Kelurahan Karang Anyar
pada waktu yang akan datang dapat dilihat pada Tabel 3.33.
Tabel 3.33 Rekapitulasi Proyeksi Fasilitas Unit Usaha Kelurahan Karang Anyar
Tahun
Proyeksi Unit Usaha
2024 2029 2034 2039
Bengkel 2 2 2 2
Cuci Mobil 1 1 1 1
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
79
BAB IV
PERENCANAAN AWAL
Jumlah Proyeksi SR HU
Tahun
Penduduk % Jiwa % Jiwa
2024 3682 70 2577 30 1105
2029 3740 70 2618 30 1122
2034 3799 70 2659 30 1140
2039 3858 70 2701 30 1157
80
Perhitungan jumlah penduduk yang terlayani untuk kebutuhan domestik
berupa sambungan rumah dan hidran umum pada tahun 2024.
Diketahui :
Penyelesaian :
Penyelesaian :
81
= Konsumsi pemakaian x SR yang terlayani
= 206177,529 lt/hari
206177,529
=
86400
= 2,3863 lt/detik
82
Penyelesaian :
= 0,51135 lt/detik
Gedung, ruangan belajar atau kelas, alat-alat atau media pendidikan, meja,
kursi, dan sebagainya. Fasilitas pendidikan berfungsi untuk melayani masyarakat
83
sehingga pertumbuhan pelajar diasumsikan sama atau seiring dengan angka
pertumbuhan penduduk Kelurahan Rappokalling. Dari Peraturan Ditjen Cipta Karya
Departemen PU faktor yang diperhitungkan adalah jumlah murid dengan kebutuhan
air 5 liter/orang/hari.
Diketahui :
84
Tabel 4.4 Kebutuhan Air Bersih Untuk Murid SD
Konsumsi Air Jumlah
No. Tahun Jumlah rata-rata Pemakaian Kebutuhan
Murid (l/murid/hari) (l/hari) Air (l/detik)
1 2024 758 5 3790.18 0.043
2 2029 770 5 3851.34 0.044
3 2034 783 5 3913.48 0.045
4 2039 795 5 3976.63 0.046
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
• Fasilitas Kesehatan
Perkembangan fasilitas kesehatan di Kelurahan Karang Anyar setiap 5 tahun
sama sekali tidak ada pertambahan fasilitas berdasarkan pada perhitugan proyeksi
fasiltas kesehatan. Fasilitas kesehatan tersebut berupa posyandu dan apotek.
Diketahui :
Standar Kebutuhan Air = 100 lt/unit/hari
Jumlah Posyandu Tahun 2024 = 4 unit
Jumlah Apotek Tahun 2024 = 2 unit
85
Penyelesaian :
Kebutuhan Air untuk Posyandu Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Posyandu
= 100 lt/unit/hari × 4 unit
= 406 lt/hari
= 0.00470 lt/detik
Kebutuhan Air untuk Apotek Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Apotek
= 100 lt/unit/hari × 2 unit
= 203.22 lt/hari
= 0.0023 lt/detik
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan pada tahun prediksi
2024 hingga tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.7.
Tabel 4.6 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Kesehatan Posyandu
Konsumsi Jumlah
No. Tahun Posyandu Air rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(unit) (l/unit/hari) (l/hari) (l/detik)
1 2024 4 100 406 0.00470
2 2029 4 100 413 0.00478
3 2034 4 100 420 0.00486
4 2039 4 100 426 0.00494
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
86
Tabel 4.7 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Kesehatan Apotek
Konsumsi Jumlah
No. Tahun Apotek Air rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(unit) (l/unit/hari) (l/hari) (l/detik)
1 2024 2 100 203.22 0.00235
2 2029 2 100 206.50 0.00239
3 2034 2 100 209.83 0.00242
4 2039 2 100 213.22 0.00246
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
• Fasilitas Keagamaan
Perkiraan kebutuhan air bersih untuk fasilitas keagamaan lebih difokuskan
kepada jumlah masjid, langgar & gereja yang ada di Kelurahan Karang Anyar karena
pemakaian air untuk kegiatan ibadah sehingga untuk fasilitas agama lain yang hanya
memakainya untuk ibadah seminggu sekali diabaikan. Pada peraturan yang ditetapkan
Ditjen Cipta Karya Departemen PU didapat kebutuhan air bersih untuk Masjid
sebesar 800 lt/unit/hari, Langgar sebesar 500 lt/unit/hari dan gereja sebesar 300
liter/unit/hari.
Diketahui :
Standar Kebutuhan Air Masjid = 800 lt/unit/hari
Standar Kebutuhan Air Langgar = 500 lt/unit/hari
Standar Kebutuhan Air Gereja = 300 lt/unit/hari
Jumlah Masjid Tahun 2024 = 3 unit
Jumlah Langgar Tahun 2024 = 1 unit
Jumlah Gereja Tahun 2024 = 1 unit
Penyelesaian :
Kebutuhan Air untuk Masjid Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Masjid
87
= 800 lt/unit/hari × 3 unit
= 2439 lt/hari
= 0.02823 lt/detik
Kebutuhan Air untuk Langgar Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Langgar
= 500 lt/unit/hari × 1 unit
= 508 lt/hari
= 0.0058 lt/detik
Kebutuhan Air untuk Gereja Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Gereja
= 300 lt/unit/hari × 1 unit
= 305 lt/hari
= 0.00353 lt/detik
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk fasilitas peribadatan pada tahun prediksi
2024 hingga tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel 4.8, Tabel 4.9 dan Tabel 4.10.
Tabel 4.8 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Peribadatan Masjid
Konsumsi Jumlah
No. Tahun Masjid Air rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(unit) (l/unit/hari) (l/hari) (l/detik)
1 2024 3 800 2439 0.0282
2 2029 3 800 2439 0.0282
3 2034 3 800 2518 0.0291
4 2039 3 800 2559 0.0296
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
88
Tabel 4.9 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Peribadatan Langgar
Konsumsi Jumlah
No. Tahun Langgar Air rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(unit) (l/unit/hari) (l/hari) (l/detik)
1 2024 1 500 508 0.0058
2 2029 1 500 516 0.0059
3 2034 1 500 525 0.0060
4 2039 1 500 533 0.0061
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
Konsumsi Jumlah
No. Tahun Gereja Air rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
(unit) (l/unit/hari) (l/hari) (l/detik)
1 2024 1 300 305 0.0035
2 2029 1 300 310 0.0035
3 2034 1 300 315 0.0036
4 2039 1 300 320 0.0037
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
• Fasilitas Pemerintahan
Perkembangan fasilitas pemerintahan di Kelurahan Karang Anyar setiap 5 tahun
sama sekali tidak ada pertambahan fasilitas berdasarkan pada perhitugan proyeksi
fasiltas pemerintahan. Fasilitas pemerintahan tersebut berupa kantor lurah. Pada
peraturan yang ditetapkan Ditjen Cipta Karya Departemen PU didapat kebutuhan air
bersih untuk kantor kecil sebesar 2500 lt/unit/hari,
Diketahui :
Standar Kebutuhan Air = 2500 lt/unit/hari
89
Jumlah Kantor Lurah Tahun 2024 = 1 unit
Penyelesaian :
Kebutuhan Air untuk Kantor Lurah Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Kantor Lurah
= 2500 lt/unit/hari ×1 unit
= 2540.33 lt/hari
= 0.0294 lt/detik
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk fasilitas pemerintahan pada tahun prediksi
2024 hingga tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Pemerintahan
90
Jumlah Sepak Takraw Tahun 2024 = 1 unit
Penyelesaian :
Kebutuhan Air untuk Lapangan Tenis Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Lapangan tenis
= 2000 lt/unit/hari × 1 unit
= 2032.27 lt/hari
= 0.2352 lt/detik
Kebutuhan Air untuk Sepak Takraw Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Lapangan sepak takraw
=2000 lt/unit/hari × 1 unit
= 2032 lt/hari
= 0.0235 lt/detik
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk fasilitas lapangan olahraga pada tahun
prediksi 2024 hingga tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel 4.12 dan Tabel 4.13.
Tabel 4.12 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Lapangan Tenis
Konsumsi Jumlah
No. Tahun Lapangan Air rata-rata Pemakaian Kebutuhan Air
Tenis (unit) (l/unit/hari) (l/hari) (l/detik)
1 2024 1 2000 2032.27 0.0235
2 2029 1 2000 2065.06 0.0239
3 2034 1 2000 2098.38 0.0242
4 2039 1 2000 2132.24 0.0242
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
91
Tabel 4.13 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Lapangan Sepak Takraw
• Fasilitas Pemasaran
Fasilitas pemasaran yang berada di kelurahan Karang Anyar tersebut berupa
pertokoan. Pada peraturan yang ditetapkan Ditjen Cipta Karya Departemen PU
didapat kebutuhan air bersih untuk pertokoan sebesar 1000 lt/unit/hari,
Diketahui :
Standar Kebutuhan Air = 1000 lt/unit/hari
Jumlah Pertokoan Tahun 2024 = 20 unit
Penyelesaian :
Kebutuhan Air untuk Pertokoan Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Pertokoan
= 1000 lt/unit/hari ×20 unit
= 20322.71 lt/hari
= 0.2352 lt/detik
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk fasilitas pemasaran pada tahun prediksi
2024 hingga tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel 4.14.
92
Tabel 4.14 Kebutuhan Air Bersih untuk Fasilitas Pemasaran
Konsumsi Jumlah
No. Tahun Pertokoan Air rata-rata Pemakaian Kebutuhan
(unit) (l/unit/hari) (l/hari) Air (l/detik)
1 2024 20 1000 20322.71 0.2352
2 2029 21 1000 20650.63 0.2390
3 2034 21 1000 20983.84 0.2428
4 2039 21 1000 21322.42 0.2467
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
93
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Warung makan
= 500 lt/unit/hari × 1 unit
= 508 lt/hari
= 0.0058 lt/detik
Kebutuhan Air untuk Kedai makan Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Kedai makan
= 500 lt/unit/hari × 3 unit
= 1524 lt/hari
= 0.0176 lt/detik
Kebutuhan Air untuk Kedai minum Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Kedai minum
= 500 lt/unit/hari × 3 unit
= 1524 lt/hari
= 0.0176 lt/detik
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk rumah makan/kedai minuman pada
tahun prediksi 2024 hingga tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel 4.15, Tabel 4.16,
Tabel 4.17 dan Tabel 4.18.
Tabel 4.15 Kebutuhan Air Bersih untuk Rumah Makan
94
Tabel 4.16 Kebutuhan Air Bersih untuk Warung Makan
Konsumsi Jumlah
No. Tahun Kedai makan Air rata-rata Pemakaian Kebutuhan
(unit) (l/unit/hari) (l/hari) Air
(l/detik)
1 2024 3 500 1524 0.0176
2 2029 3 500 1549 0.0179
3 2034 3 500 1574 0.0182
4 2039 3 500 1599 0.0185
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
95
Tabel 4.18 Kebutuhan Air Bersih untuk Kedai Minum
• Lembaga Keuangan
Perkembangan fasilitas lembaga keuangan di Kelurahan Karang Anyar setiap 5
tahun sama sekali tidak ada pertambahan fasilitas, berdasarkan pada perhitungan
proyeksi fasiltas lembaga keuangan. Fasilitas tersebut berupa Bank. Pada peraturan
yang ditetapkan Ditjen Cipta Karya Departemen PU didapat kebutuhan air bersih
untuk Bank sebesar 1100 lt/unit/hari.
Diketahui :
Standar Kebutuhan Air = 1100 lt/unit/hari
Jumlah Bank Tahun 2024 = 2 unit
Penyelesaian :
Kebutuhan Air untuk Bank Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Bank
= 1100 lt/unit/hari × 2 unit
= 2235 lt/hari
= 0.0258 lt/detik
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk Lembaga Keuangan pada tahun prediksi
2024 hingga tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel 4.19.
96
Tabel 4.19 Kebutuhan Air Bersih untuk Lembaga Keuangan
• Sarana Hiburan
Fasilitas sarana hiburan yang berada di kelurahan Karang Anyar tersebut berupa
playstation. Pada peraturan yang ditetapkan Ditjen Cipta Karya Departemen PU
didapat kebutuhan air bersih untuk sarana hiburan sebesar 500 lt/unit/hari,
Diketahui :
Standar Kebutuhan Air = 500 lt/unit/hari
Jumlah Playstation Tahun 2024 = 1 unit
Penyelesaian :
Kebutuhan Air untuk Playstation Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Playstation
= 500 lt/unit/hari × 1 unit
= 508.06 lt/hari
= 0.0058 lt/detik
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk sarana hiburan pada tahun prediksi 2024
hingga tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel 4.20.
97
Tabel 4.20 Kebutuhan Air Bersih untuk Sarana Hiburan
Konsumsi Jumlah
No. Tahun Playstation Air rata-rata Pemakaian Kebutuhan
(unit) (l/unit/hari) (l/hari) Air (l/detik)
1 2024 1 500 508.06 0.0058
2 2029 1 500 516.26 0.0059
3 2034 1 500 524.59 0.0060
4 2039 1 500 533.06 0.0061
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
• Unit Usaha
Unit usaha yang berada di kelurahan Karang Anyar tersebut berupa bengkel dan
pencucian mobil. Pada peraturan yang ditetapkan Ditjen Cipta Karya Departemen PU
didapat kebutuhan air bersih untuk unit usaha tersebut sebesar 500 lt/unit/hari,
Diketahui :
Standar Kebutuhan Air = 500 lt/unit/hari
Jumlah Bengkel Tahun 2024 = 2 unit
Jumlah Pencucian mobil Tahun 2024 = 1 unit
Penyelesaian :
Kebutuhan Air untuk Bengkel Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Bengkel
= 500 lt/unit/hari × 2 unit
= 1016 lt/hari
= 0.0117 lt/detik
Kebutuhan Air untuk Pencucian mobil Tahun 2024
= Konsumsi pemakaian × Jumlah Pencucian mobil
= 500 lt/unit/hari × 1 unit
= 508.06 lt/hari
98
= 0.0058 lt/detik
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk unit usaha pada tahun prediksi 2024 hingga
tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel 4.21 dan Tabel 4.22.
Tabel 4.20 Kebutuhan Air Bersih untuk Unit Usaha
99
Tabel 4.23 Rekapitulasi Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik
Kebutuhan (lt/detik)
No Fasilitas
2024 2029 2034 2039
Domestik
- Sambungan
206177.53 209467.06 212756.59 216046.11
Rumah (SR)
1
- Hidran Umum
44180.90 44885.80 45590.70 46295.60
(HU)
Jumlah (lt/detik) 2.898 2.944 2.990 3.036
Non Domestik
Fasilitas
3968.01 4032.04 4097.09 4163.20
Pendidikan
Fasilitas
610 620 630 640
Kesehatan
Fasilitas
3252 3265 3357 3412
Peribadatan
Fasilitas
4065 4130 4197 4264
Perdagangan
2
Fasilitas
2540.34 2581.33 2622.98 2665.30
Pemerintahan
Fasilitas
20322.71 20650.63 20983.84 21322.43
Pemasaran
Fasilitas
4065 4130 4197 4264
Olahraga
Fasilitas Sarana
508.07 516.27 524.60 533.06
Hiburan
Fasilitas 2235 2272 524.60 2345
100
Lembaga
Keuangan
Unit Usaha 1524 1549 1574 1599
Jumlah (lt/detik) 0.499 0.523 0.523 0.523
Jumlah Total (lt/detik) 3.396 3.467 3.513 3.560
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
4. Kehilangan Air
Dalam suatu sistem penyediaan air bersih akan terjadi kehilangan air.
Kehilangan air diasumsikan sebesar 25% dari total kebutuhan air bersih, perkiraan
kehilangan jumlah air ini disebabkan adanya sambungan pipa yang bocor, pipa yang
retak dan akibat kurang sempurnanya waktu pemasangan, pencucian pipa, kerusakan
water meter, pelimpah air di menara air dan lain – lain (Tambingon, 2016).
Diketahui :
Penyelesaian :
Kebocoran Air = Q x % kebocoran
= 3,396 lt/det x 25%
= 0,849 lt/det
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk kehilangan air pada tahun prediksi 2024
hingga tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel 4.24.
101
No Tahun Q (L/Detik) % Kehilangan Q (L/Detik)
1 2024 3.396 25 0.849
2 2029 3.467 25 0.867
3 2034 3.513 25 0.878
4 2039 3.560 25 0.890
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
5. Kebutuhan Air Rata-Rata
Selain mengetahui jumlah kebutuhan air bersih, juga perlu dihitung kebutuhan
rata-rata per hari. Kebutuhan rata-rata perhari merupakan total dari kebutuhan air
domestik, non domestik, dan kebocoran air. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi
kebutuhan air untuk fasilitas domestik maupun non domestik diketahui bahwa
kebutuhan ait untuk Kelurahan Karang Anyar sampai dengan akhir tahun
perencanaan (2039) dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25 Kebutuhan Air Rata-Rata
Q Non
Q Domestik Q Kehilangan Q Total
No Tahun Domestik
(L/Detik) Air (L/Detik) (L/Detik)
(L/Detik)
1 2024 2.898 0.499 0.849 4.245
2 2029 2.944 0.523 0.867 4.334
3 2034 2.990 0.523 0.878 4.392
4 2039 3.036 0.523 0.890 4.450
Sumber : Hasil Perhitungan, 2021
6. Kebutuhan Maksimum Harian
102
Diketahui :
= 4,882 lt/det
103
Total Kebutuhan Air (Q) Tahun 2038 = 4,25 lt/det
fhmin = 0,25
Penyelesaian :
Q air minimum = Q x fhmin
= 4,25 lt/det x 0,25
= 1,061 lt/det
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk kebutuhan minimum harian di Kelurahan
Karang Anyar pada tahun prediksi 2024 hingga tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel
4.27.
Tabel 4.27 Kebutuhan Air Minimum Harian
Pemakaian air pada waktu jam puncak adalah pemakaian air tertinggi pada jam
– jam tertentu dalam satu hari. Kebutuhan air pada waktu jam puncak digunakan
untuk mengetahui beberapa kapasitas distribusi dari besarnya diameter pipa dan
dihitung berdasarkan kebutuhan air rata – rata. Faktor jam puncak (fp) mempunyai
nilai yang berbanding terbalik dengan jumlah penduduk. Semakin tinggi jumlah
penduduk maka besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil. Hal ini terjadi
karena dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut pun
akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin kecil pula.
104
Kapasitas dari bangunan pengolahan air dihitung berdasarkan pada faktor maksimum
hari, dimana faktor jam maksimum (fjm) sebesar 1,5 (Dinas Pekerejaan Umum,
1996).
Diketahui :
Total Kebutuhan Air (Qmd) tahun 2038 = 4,25 lt/det
fjm = 1,5
Penyelesaian :
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk kebutuhan air jam puncak pada tahun
prediksi 2024 hingga tahun 2039 dapat dilihat pada Tabel 4.28.
Tabel 4.28 Kebutuhan Air Jam Puncak
Q Jam Puncak
No Tahun Q Total (L/Detik) Fjm
(L/Detik)
105
Tabel 4.29 Rata-rata Hasil Nilai Pengukuran TSS
Kelas
No Parameter TSS 1 2 3 4
1000 1000 1000 2000
Lokasi Pagi Sore
1 Hulu 10 12,67
2 Tengah 19,67 22,33
3 Hilir 16,67 22
Sumber : Zakir Sabara, 2020
Tabel 4.30 Rata-rata Hasil Nilai Pengukuran BOD
Kelas
No Parameter BOD 1 2 3 4
2 3 6 12
Lokasi Pagi Sore
1 Hulu 2,22 2,34
2 Tengah 2,32 2,57
3 Hilir 2,20 2,76
Sumber : Zakir Sabara, 2020
Tabel 4.31 Rata-rata Hasil Nilai Pengukuran COD
Kelas
No Parameter COD 1 2 3 4
10 25 50 100
Lokasi Pagi Sore
1 Hulu 11,72 13,54
2 Tengah 7,90 9,48
3 Hilir 11,86 13,20
Sumber : Zakir Sabara, 2020
Tabel 4.32 Rata-rata Hasil Nilai Pengukuran DO
106
Kelas
No Parameter DO 1 2 3 4
6 4 3 0
Lokasi Pagi Sore
1 Hulu 5,45 6,84
2 Tengah 3,30 5,13
3 Hilir 4,87 6,39
Sumber : Zakir Sabara, 2020
Keterangan :
- Warna merah adalah tanda bahwa pada lokasi tersebut parameter yang diukur
termasuk dalam kategori kualitas air kelas I. Dimana kualitas air kelas I memiliki arti
bahwa air tersebut peruntukannya sesuai sebagai bahan baku air minum dan
peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
- Secara umum dari nilai DO, perlu dilakukan upaya agar kualifikasi kualitas air
Sungai Jeneberang di seluruh lokasi pada setiap saat memenuhi syarat sebagai air
kelas I karena peruntukannya sebagai air baku untuk Perumda Air Minum Kota
Makassar.
Pasokan air Sungai Jeneberang sebagai sumber air baku Perumda Air Minum
Kota Makassar masih memenuhi syarat kualitas air untuk diolah menjadi air minum
ditinjau dari parameter TSS, COD, BOD dan DO. Namun, diperlukan upaya untuk
menjaga kualitas air dengan mengikutkan masyarakat untuk menjaga kualitas air
sungai agar nilai-nilai parameter, terutama nilai DO tetap memenuhi persyaratan
sebagai air baku industri pengolahan air minum (Zakir Sabara, 2020).
107
Air baku dari PDAM yang berasal dari sumber air tidak semerta-merta dapat
langsung digunakan untuk kebutuhan air bersih di dalam bangunan. Air tersebut
terlebih dahulu harus memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas dan kontinuitas.
Untuk menjaga kualitas dari air baku tersebut, biasanya air akan mengalami proses
pengolahan. Dari karakter sungai Jeneberang dan hasil analisa kualitas air diatas,
direncanakan bangunan pengolahan air minum mulai dari intake, bak penenang,
koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, reservoir dan pengolahan
Lumpur. Untuk lebih jelasnya, susunan unit pengolahan yang rencanakan sesuai
dengan karateristik air baku dapat dilihat pada gambar 4.1
.
BAB V
108
PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM (DED)
Parameter Kriteria
Kecepatan aliran pada saringan kasar < 0,08 m/detik
Kecepatan aliran pada pintu intake < 0,08 m/detik
Kecepatan aliran pada saringan halus < 0,2 m/detik
Lebar bukaan saringan kasar 5 - 8 cm
Lebar bukaan saringan halus ± 5 cm
Sumber : Qasim, Motley, dan Zhu dalam Kevin Arianto, 2018.
Rencana Intake :
Debit : 0,0067m3/det
109
Gambar 5.1 Unit Intake
Jenis pipa yang digunakan adalah pipa galvanis dan selang fleksibel.
Perhitungan :
a. Pipa Sadap
𝑄
A=
𝑉
0,0067 m3 /det
A=
2,5 m/det
A = 0,00268 m2
4 ×𝐴
Dpipa = √
3,14
4 ×0,00268 m2
Dpipa = √
3,14
Dpipa = 0,05843 m
110
𝑄
Vcek = 1
⁄4 × 3,14 × 𝐷2
0,0067 m3 /det
Vcek = 1
⁄4 × 3,14 × (0,065 𝑚)2
HL= 0,41453 m
b. Pipa Pembawa
Pipa pembawa berfungsi untuk membawa air dari sumur pengumpul ke unit
koagulasi. Pipa pembawa memiliki panjang 45 meter dan memiliki dimensi yang
sama dengan pipa hisap.
Perhitungan :
𝑄
A=
𝑉
0,0067 m3 /det
A=
2,5 m/det
A = 0,00268 m2
4 ×𝐴
Dpipa = √
3,14
4 ×0,00268 m2
Dpipa = √
3,14
Dpipa = 0,05843 m
𝑄
Vcek = 1
⁄4 × 3,14 × 𝐷2
111
0,0067 m3 /det
Vcek = 1
⁄4 × 3,14 × (0,065 𝑚)2
𝐿
HL = 𝑄1,85
(0,00155 ×𝐶 × 𝐷2,68 )1,85
40
HL = 6,628 𝑙/𝑑𝑒𝑡 1,85
(0,00155 ×120 × 6,5 𝑐𝑚2,68 )1,85
HL= 0,66325 m
c. Pompa Intake
Pompa intake yang akan digunakan sebanyak dua unit dengan debit masing -
masing 6,674 l/det.
Diketahui :
Debit = 6,674 l/det
Efisiensi pompa = 70%
Efisiensi transmisi = 80%
Faktor cadangan = 0,15
Elevasi muka tanah di rumah pompa = 365 mdpl
Elevasi muka tanah di IPA = 364 mdpl
Berat spesifik cairan = 997,07 kg/m3
Perhitungan :
• Tekanan statis (Hs)
Hs = Elevasi (Rumah – IPA)
Hs = 1 m
• Head friction (Hf)
Hf = Total hilang tinggi tekan yang terjadi pada pipa
Hf = 0,41453 + 0,66325
Hf = 1,0778 m
112
• Tekanan total pompa (Hp)
Hp = Hs + Hf + Hintake + sisa tekan
Hp = 1 m + 1,0778 m + 4 m + 3 m
Hp = 8 m
• Daya hidrolik pompa (HHP)
𝑄 ×𝑦 ×𝐻𝑝
HHP =
75
0.0066 ×997,07 ×8
HHP =
75
HHP = 0,7019 Hp
• Daya poros pompa (BHP)
𝐻𝐻𝑃
BHP =
𝜂𝑃
0,7019
BHP =
70%
BHP = 1,0028Hp
• Daya penggerak (Nd)
𝐵𝐻𝑃 (1+ 𝛼)
Nd =
𝜂𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠
1,0028 (1+ 0,15)
Nd =
80%
Nd = 1,4415 kWh
d. Sumur Pengumpul
Sumur pengumpul bertujuan untuk menampung air yang dihisap dari sungai
untuk dipompakan menuju unit koagulasi. Dimensi sumur pengumpul disesuaikan
dengan ukuran pompa dan disesuaikan agar mudah pengoperasiannya serta
pemeliharaannya..
113
Tabel 5.2 Kriteria Sumur Pengumpul
Kriteria Terpilih Satuan
Sumuran berbentuk segi empat 1 buah
Td 25 menit = 1500 detik
Ketinggian dari dasar sungai ke dasar sumur 1m
Level air batas atas sumuran (LBA) 3m
Level air batas bawah sumuran (LBB) 1m
Freeboard/H bebas 1m
Sumber : Nehemia dkk, 2014.
Volume saluran = Q x Td
= 0,0067 x 1500
= 10,05 m3
=3m+1m
=4m
=4m+1m
=5m
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
A =
𝐻 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
10,05 𝑚3
A =
5𝑚
A = 2,01 m2
Sumuran segi empat dengan P : L =3:2
114
A =P×L
2,01 m2 = 1,5 L2
L = 1,002 m
P = 2,005 m
5.1.2 Bar Screen
Tabel 5.2 Kriteria Desain Bar Screen
Pembersihan
Kriteria Desain Pembersihan Manual
Mekanis
Kecepatan aliran melalui screen 0,3 - 0,6 m/det 0,6 - 1 m/det
Lebar batang 4 - 8 mm 8 - 10 mm
Tebal batang 25 - 50 mm 50 - 75 mm
Jarak antar bar (batang) 25 - 75 mm 75 - 85 mm
Slope dengan horizontal 45° - 60° 75° - 85°
Head loss yang diperbolehkan
150 mm 150 mm
clogged screen
Maksimum head loss, clogged
800 mm 800 mm
Screen
Sumber : Pedoman Teknik IPAM pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan, 2019
Rencana Bar Screen :
Pembersihan Mekanis
Kemiringan = 80º
115
Tipe batang Persegi (β) =1,79
Lebar Intake (l) =1m
Perhitungan :
a. Jumlah batang
𝑙−𝑏
n=
𝑤+𝑏
1−0,08
n=
0,01+0,08
n = 10,22 ≈ 10 batang
b. Jumlah celah (s)
s=n+1
s = 10 + 1
s = 11 batang
c. Lebar celah total (Lt)
Lt = s × b
Lt = 11 × 0,08
Lt = 0,86 m
d. Panjang sisi terendam air (Ls)
• Kapasitas saluran
𝑄
q=
2
0,0067
q=
2
q = 0,0034 m3/det
• Luas penampang saluran
𝑞
A=
𝑣
0,0034
A=
2,5
A = 0,0013 m2
• Kedalaman air (asumsi 2 : 1)
116
L:H=2:1
L = 2H
A=L×H
A = 2H × H = 2H2
𝐴
H=√
2
0,0013
H=√
2
H = 0,026 m ≈ 0,03 m
𝐻
Ls =
𝑆𝑖𝑛 𝜗
0,03
Ls =
sin 80
Ls = 0,03 m
e. Kecepatan aliran melalui screen
• Kondisi bersih (Vs)
𝑄
Vs =
𝐿𝑡 ×𝐿𝑠
0,0067
Vs =
0,86 ×0,03
Vs = 0,30 m/det
• Kondisi setengah clogging (Vs’)
Lt’ = 0,5 × Lt
Lt’ = 0,5 × 0,86
Lt’= 0,43 m
𝑄
Vs’ =
𝐿𝑡′ ×𝐿𝑠
0,0067
Vs’ =
0,43 × 0,03
117
f. Headloss (HL)
𝑤 4 𝑉𝑠2
HL = 𝛽 × ( )3 × × sin 𝜃
𝑏 2𝑔
0,01 4 0,302
HL = 1,79 × ( )3 × × sin 80
0,08 2 ×9,8
HL = 0,0003 m (memenuhi)
g. Tinggi air setelah batang (Y’)
Y’ = H – HL
Y’ = 0,03 – 0,0003
Y’ = 0,0256 m
5.1.3 Unit Koagulasi
Koagulasi berfungsi sebagai pengaduk koagulan secara merata dan pembentuk
inti flok. Unit koagulasi direncanakan dengan sistem koagulasi hidrolik yang berupa
koagulasi dalam pipa.
Tabel 5.3 Kriteria Desain Unit Koagulasi
Kriteria Desain Koagulasi Nilai Satuan
G (gradien kecepatan) 700 - 1000 detik
td (waktu detensi) 10-60 detik
Q (debit) 0.0067 m^3/detik
g (gravitasi) 9.81 m/detik
u (viskositas kinematik) 0.893 × 10^-6 0.000000893
Sumber : Masqudi dan Assomadi, 2012
Rencana unit koagulasi :
Q = 0,0067 m3/det = 6,7 liter/detik
Waktu detensi = 35 detik
Gradien Kecepatan = 700 detik-1
G × Td = 24500
Perhitungan :
a. Volume
118
V = Q × td
V = 0,0067 × 35
V = 0,235 m3
b. Tinggi terjunan
𝑔 ×ℎ
G=√
𝑣 ×𝑡𝑑
9,81 ×ℎ
G=√
0,893 × 10−4 ×35
h = 1,561 m
Asumsi P : L = 2 : 1, P = 2L
Maka dimensi bak koagulasi yang didapat :
V=P×L×T
0,235 = P × L × 1 m (asumsi tinggi 1 meter)
0,235 = 2L × L × 1
0,235 = 2L2
L = 0,342 m
P = 2L
P = 2 × 0,342 = 0,685 m
T=1m
Cek perhitungan :
V=P×L×T
V = 0,685 × 0,342 × 1
V = 0,235 M3 (sesuai)
Td = V/Q
Td = 0,235/0,0067
Td = 35 detik (sesuai)
𝑔 ×ℎ
G=√
𝑣 ×𝑡𝑑
119
9,81 ×1,561
G=√
0,893 × 10−6 × 35
= 62,48 liter/hari
95%
Volume air pelarut = × kebutuhan tawas 17%
5%
95%
= × 68,10 liter/hari
5%
= 1187,12 liter/hari
Volume larutan = volume tawas + volume pelarut
= 62,48 liter/hari + 1187,12 liter/hari
120
= 1249,60 liter/hari
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
Debit pembubuhan =
24 𝑗𝑎𝑚
1249,60 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖
=
24 𝑗𝑎𝑚
= 52,06 liter/jam
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑎𝑘
Kapasitas bak =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
1 𝑚3
=
52,06 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/ℎ𝑎𝑟𝑖
= 0,019 hari
121
Kecepatan aliran max (m/det) 0.9
Luas bilah/pedal diban diinginkan luas bak (%) -
Kecepatan perputaran sumbu (rpm) -
Tinggi (m) -
Jarak ujung buffle dengan dinding (cm) >60
Kedalaman air (m) >1
waktu detensi (Td) (menit) 15 - 30
Sumber :SNI 6774:2008
Perencanaan unit Flokulasi :
Jarak ujung Buffle dengan dinding = 80 cm = 0,8 m
Kedalaman air =1m
Suhu air = 30°C
µ (kg/m.s) = 0,008
ρ (kg/m3) = 995.68
v (m2/det) = 0,8039 × 10-6
Koefisisen gesek (f) (merupakan faktor fiksi baffle) = 0,3
Panjang : Lebar =2:1
Jumlah Unit = 2 unit
Debit (m3/s) = 0,0067
Freeboard = 0,3 m
Gradien kecepatan = 60 detik
Kriteria Perencanaan :
- Kompartemen I
G (detik ) = 30
Waktu detensi = 10 menit
Td (detik) = 600
- Kompartemen II
G (detik ) = 20
122
Waktu detensi = 10 menit
Td (detik) = 600
- Kompartemen III
G (detik ) = 10
Waktu detensi = 10 menit
Td (detik) = 600
Perhitungan :
• Menghitung dimensi bak flokulasi
𝑄
Q tiap unit =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡
0,0067 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
=
2
= 0,00335 m3/detik
Td total = Td Kompartemen I + Tdkompartemen II + Td kompartemen III
= 600 + 600 + 600
= 1800 detik = 30 menit
Volume tiap bak = Q× Td total
= 0,00335 m3/det × 1800 detik
= 6.03 m3
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑎𝑘
Luas penampang (A) =
𝐻
6.03 𝑚3
=
1𝑚
= 6,03 m2
6,03 m3 = 2W × W
𝐴
W2 =
2
6,03 𝑚2
= = 3,015
2
W = √𝑊 2
123
= √3,015 = 1,73 m = 2 m
L × 2W =2×W
= 3,47 m
𝐿 ×2𝑊
Panjang tiap kompartemen =
3
3,47 𝑚
= = 1,15 m
3
Lebar Tiap Kompartemen = W =2m
Tinggi Tiap Kompartemen = Kedalaman air + Freeboard
= 1 m + 0,3 m
= 1,3 m
• Perhitungan dimensi kompartemen :
a. Kompartemen I
2 × 𝜇 × 𝑡𝑑 ℎ ×𝐿 ×𝐺 2 1⁄
Jumlah Baffle (N) ={ [ ] } 3
𝜌 ×(1,44+𝑓) 𝑄
2 × 0,008 × 600 1 × 1,73 × 30 2 1⁄
= { [ ] } 3
995,68 ×(1,44+0,3) 0,0067
= 0,45 m
𝑄
V saluran lurus (VL) =
(𝑏𝑙 ×ℎ)
0,0067
= = 0,014 m/s
(0,45 × 1)
𝑉𝑙 2
Headloss saluran lurus (HL) = (N + 1) × ( )
2𝑔
0,0142
= (7 + 1) × ( )
2 × 9,81
= 8,28 m
124
𝑄
V belokan (Vb) =
(𝑑 ×ℎ)
0,0067
= = 0,0083 m/s
(0,8 ×1)
𝐴
Jari-jari hidrolis (R) =
𝑃
𝑏𝑙 ×ℎ
=
𝑏𝑙+2ℎ
0,45 × 1
= = 0,186 m
0,45+2 × 1
= 4,127 m
b. Kompartemen II
2 × 𝜇 × 𝑡𝑑 ℎ × 𝐿 ×𝐺 2 1⁄
Jumlah Baffle (N) ={ [ ] } 3
𝜌 ×(1,44+𝑓) 𝑄
2 × 0,008 × 600 1 × 1,73 × 20 2 1⁄
= { [ ] } 3
995,68 ×(1,44+0,3) 0,0067
= 5 buah
𝐿 𝑏𝑎𝑘
Jarak antar baffle (bl) =
(𝑁+1)
3,47
= = 0,57 m
(5+1)
𝑄
V saluran lurus (VL) =
(𝑏𝑙 ×ℎ)
0,0067
= = 0,011 m/s
(0,57 × 1)
𝑉𝑙 2
Headloss saluran lurus (HL) = (N + 1) × ( )
2𝑔
125
0,0112
= (5 + 1) × ( )
2 × 9,81
= 4,15 m
𝑄
V belokan (Vb) =
(𝑑 ×ℎ)
0,0067
= = 0,0083 m/s
(0,8 ×1)
𝐴
Jari-jari hidrolis (R) =
𝑃
𝑏𝑙 ×ℎ
=
𝑏𝑙+2ℎ
0,57 × 1
= = 0,223 m
0,57 + 2 × 1
= 1,62 m
c. Kompartemen III
2 × 𝜇 × 𝑡𝑑 ℎ × 𝐿 ×𝐺 2 1⁄
Jumlah Baffle (N) ={ [ ] } 3
𝜌 ×(1,44+𝑓) 𝑄
2 × 0,008 × 600 1 × 1,73 × 10 2 1⁄
= { [ ] } 3
995,68 ×(1,44+0,3) 0,0067
= 3 buah
𝐿 𝑏𝑎𝑘
Jarak antar baffle (bl) =
(𝑁+1)
3,47
= = 0,83 m
(3+1)
𝑄
V saluran lurus (VL) =
(𝑏𝑙 ×ℎ)
126
0,0067
= = 0,008 m/s
(0,83 × 1)
𝑉𝑙 2
Headloss saluran lurus (HL) = (N + 1) × ( )
2𝑔
0,0082
= (3 + 1) × ( )
2 × 9,81
= 1,37 m
𝑄
V belokan (Vb) =
(𝑑 ×ℎ)
0,0067
= = 0,0083 m/s
(0,8 ×1)
𝐴
Jari-jari hidrolis (R) =
𝑃
𝑏𝑙 ×ℎ
=
𝑏𝑙+2ℎ
0,83 × 1
= = 0,294 m
0,83 + 2 × 1
= 3,71 m
• Perhitungan saluran inlet dan outlet
V asumsi = 0,8 m/s
Lebar : kedalaman =2:1
Perhitungan :
𝑄
Luas (A) =
𝑣
0,0067 𝑚3 /𝑠
=
0,8 𝑚/𝑠
127
= 0,0083 m2
Luas (A) = lebar × kedalaman
0,0083 m2 = 2h × h
h (Tinggi) = 0,064 m
Kedalaman (h) +f b = 0,064 m + 0,3 m
= 0,36 m
Lebar =2×h
= 2 × 0,064 m
= 0,12 m
Panjang = Lebar bak flokulasi
= 3,47 m
𝐴
Jari-jari hidrolis (R) =
𝑃
𝑙 ×ℎ
=
𝑙+2ℎ
0,12 × 1
= = 0,032 m
0,12 + 2 × 1
1
V = × 𝑅2/3 × 𝑠1/2
𝑛
1
0,8 = × 0,0322/3 × 𝑠1/2
0,015
0,82
= = 0,0326 m
2 9,81
Headloss total = hf + hv
= 0,01807 m + 0,0326 m
128
= 0,03442 m
129
Dari kedua kriteria diatas maka dapat hitung :
𝑡𝑜 𝑉𝑜
=𝑄
𝑡𝑑 ⁄𝐴
𝑡𝑜 𝑄
Vo = × = 0,00231
𝑡𝑑 𝐴
= 2,31 × 10-3 m/det
Maka, untuk menentukan dimensi bak sedimentasi adalah sebagai berikut :
0,006674 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡
Debit tiap bak = = 0,0016685 m3/det/unit
4 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑄 0,006674 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡
A = =A= = 0,72 m2
𝑉𝑜 2,31 ×10−3 m/det
Setelah diketahui luas permukaan bak maka, ditentukan panjang dan lebar
dengan perbanding P:L adalah 4:1.
P:L=4:1
Lebar bak :
A= P×L
A = 4 × L2
𝐴
L=√
4
130
0,72
L=√
4
L = 0,18 m
Panjang bak :
P=4×L
P = 4 × 0,18 m
P = 0,72 m
b. Menghitung desain zona pengendapan (Tube Settler)
Dalam perencanaan unit sedimentasi yang direncanakan harus sesuai dengan
kriteria desain sehingga kriteria tube settler yang akan dibangun adalah sebagai
berikut :
Tabel 5.5 Kriteria desain Tube Settler
Kriteria Umum Nilai
Waktu detensi dalam tube (Td) 5 - 20 menit
Perbandingan P : L 4:1-6:1
Lebar Tube settler (w) 0,05 m
Tinggi Tube settler 0,5 m
Tebal Tube settle (t) 2,5 x 10^-3 m
Kemiringan Tube settle (ϴ) 30°- 60°
Jarak antar settler (W) 10 cm
Viskositas kinematis (v) pada 25c 0,9055x10^-6 m2/detik
Sumber : Kevin Arianto Pandiagan, 2018
Kriteria perencanaan :
Debit tiap bak sedimentasi = 0,0016685 m3/det
Perbandingan P : L =4:1
Lebar tube settler (w) = 0,05 m
Tinggi tube settler (h) = 0,5 m
Tebal tube settler (t) = 0,0025 = 2,5 × 103 m
131
Kemiringan tube settler (𝜃) = 60°
Jarak antar settler (W) = 10 cm
Viskositas kinematis (v) pada 25°C = 0,9055 × 10-6 m2/detik
Perhitungan :
𝑤⁄
𝐻
+ 𝑆𝑖𝑛 𝛼
𝑆𝑖𝑛 𝛼 cos 𝛼
Kecepatan tube settler (v𝛼) = 𝑤 𝑄/𝐴
⁄ sin 𝛼 𝑡𝑔𝛼
0,05⁄
0,5 𝑆𝑖𝑛 60
+
𝑆𝑖𝑛 60 𝐶𝑜𝑠 60
= 0,05 x = 6,6 × 10-4
⁄ sin 60 𝑡𝑔60
= 0,1155 m/detik
= 0,0016685 / 0,1155
= 0,3649 m2
Jadi :
𝐴 0,3649
Lebar tube settler (L) =√ =√ = 0,302 m
4 4
132
= 0,05 / sin 60
= 0,058 m = 0,06 m
Jumlah tube settler pada sisi panjang (np) = P / w’
= 1,208 / 0,06
= 20,9 = 21 buah
Jumlah tube settler pada sisi lebar (nl) = L/w’
= 0,302/0,06
= 5,23 = 5 buah
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
Jari-jari hidrolis (R) = × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
0,05 ×0,1
= × 0,05 × 0,1
2
= 0,000375 m
Setelah mendapatkan dimensi dan desain tube settler sesuai dengan kriteria
yang diinginkan, maka dilakukan pengecekan dengan perhitungan bilangan Reynold
dan bilangan Froude seperti berikut :
• Bilangan Reynold (NRe)
V𝛼 ×𝑅
NRe =
𝑣
0,1155 × 0,000375
=
0,9055 ×10−6
133
V𝛼 0,1155
= 2,31 ×10−3
𝑉𝑜
V𝛼
NFr =
√𝑔 × 𝑅
0,00066
=
√9,81 × 0,000375
134
= 0,0108 > 10-5 (memenuhi kriteria desain)
c. Menghitung dimensi total bak sedimentasi
Data perencanaan :
Panjang bak = 0,72 m
Lebar bak = 0,18 m
Tebal tube = 0,0025 m
Jumlah tube pada sisi panjang = 13 buah
Jumlah tube pada sisi lebar = 4 buah
Tinggi bak =3m
Panjang total bak
= panjang bak + tebal tube × (jumlah tube pada sisi panjang + 1)
= 0,72 m + (0,0025 m × (13 + 1)) = 1 m
Lebar total bak
= lebar bak + tebal tube × (jumlah tube pada sisi panjang + 1)
= 0,18 m + (0,0025 m × (4 + 1)) = 0,2 m
Tinggi total bak
135
Gambar 5.4 Unit Sedimentasi
Perhitungan :
136
%𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 ×𝑡𝑑 ×𝑄𝑢𝑑𝑒𝑟𝑑𝑟𝑎𝑖𝑛
=
1000
Volume limas
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠
=
3
4,324 × 10−5
= = 0,000129 m3
3
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (𝑉𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 )
=
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 (𝑡)
4,324 × 10−5
= = 7,20 × 10-8 m3/det
600
𝑄 0,0016685 m3 / detik
A= = = 0,003337 m2
𝑉 0,5 𝑚/𝑑𝑒𝑡
4×𝐴 4 ×0,003337
D=√ =√ = 0,065 m
𝜋 3,14
= 65 mm = 2 ½ inch
137
Diameter orifice (d) = 0,05 m
Kecepatan orifice = 0,2 m/det
Perbandingan muka air terdekat dengan terjauh = 0,01 m
Kecepatan inlet bercabang (v) = 0,5 m/det
4×𝐴 4 ×0,00334
=√ =√ = 0,065 m = 65 mm
𝜋 3,14
138
𝑄 0,0016685
=1 =1 = 0,5 m/det (sesuai)
×𝜋 ×𝑑 2 × 3,14 ×0,0652
4 4
• Panjang pelimpah
𝑄𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 7,20 ×10−8 m3 /det
= = 𝑚3
× 3600 = 0,858 m
ℎ𝑝𝑒𝑙𝑖𝑚𝑝𝑎ℎ 7 .𝑗𝑎𝑚
𝑚
• Jumlah pelimpah
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑖𝑚𝑝𝑎ℎ 0,858 𝑚
= = = 0,7 buah = 1 buah
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑠𝑒𝑡𝑡𝑙𝑒𝑟 1,208 𝑚
= ½ × 0,707 m
= 0,353 m
• Dimensi flume
Luas flume
𝑄 0,0016685 m3 /det
= = = 0,003337 m2
𝑣 𝑣0,5 𝑚/𝑑𝑒𝑡
• Perhitungan headlos
139
Data yang digunakan untuk perhitungan :
a. Debit (Q) tiap orifice = 0,00235 𝑚3 /𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
b. Luas orifice (Aorf) = 0,0117 m
Perhitungan :
Headloss orifice 1 yang terdekat dengan pipa inlet cabang (Hl1)
𝑄𝑙 2 0,002352
= = = 0,0056 m
0,72 𝐴2 ×𝑔 0,72 × (0,0117)2 ×9,81
(0,0021)2
= = 0,0045 m
0,72 ×( 0,0117)2 ×9,81
= 𝐻𝑙1 − 𝐻𝑙6
= 0,0056 – 00045 m
140
= 3,33 × 10−3 𝑚3 /𝑚/det
Kecepatan saluran pelimpah = 0,5 m/det
Kecepatan saluran pengumpul = 0,09 m/det
Debit tiap bak (Q) =0,0016685 m3 /det
Lebar bak = 0,193 m
Perhitungan :
0,501 − (2 × 0,1)
= = 0,451 m
(2+ 1)
141
Perhitungan V-Notch
• Qtiap V-Notch
𝑄 𝑏𝑎𝑘 0,0016685
= = = 0,00081 = 8,1 × 10−4 m3 /det
𝑛𝑉−𝑁𝑜𝑡𝑐ℎ 2
Tinggi V-Notch
= H + (15% × H)
= 0,050 + (15% × 0,050 m) = 0,058 m
Perhitungan saluran pengumpul
Tinggi saluran pengumpul (h)
𝑄 0,0016685
= = = 0,0185 m
1 ×𝑉 𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑝 1 ×0,09
142
Perhitungan dimensi ruang pengumpul
Menurut Kevin Arianto Pandiangan (2018), criteria perencanaan untuk dimensi
ruang pengumpul adalah :
Asumsi waktu detensi (td) = 2 menit = 120 detik
Tinggi ruang pengumpul =1m
Kecepatan aliran ruang pengumpul = 0,5 m/detik
Panjang ruang pengumpul = 2 × lebar sedimentasi
= 2 × 0,193 m = 0,39 m
Volume bak = Q × td
= 0,0016685 × 120 detik
= 0,8 3
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 0,8
Lebar ruang pengumpul (l) = = = 2,07 m
𝑃 ×ℎ 0,39 × 1
4 ×𝑄
Dimensi pipa keluar (d) =√
𝜋× 𝑣
4 × 0,0016685
=√ = 0,065 m
3,14 × 0,5
= 0,213 m/det
5.1.6 Unit Filtrasi
Jenis filter yang digunakan adalah saringan pasir cepat dan direncanakan
menggunakan single media (pasir silika). Adapun kriteria desain unit filtrasi yang
dapat dilihat pada tabel 5.6.
143
Tabel 5.6 Kriteria desain unit filtrasi
Jenis Saringan
144
• Media ganda 0,3 – 0,7 0,3 – 0,7 300 -600
• Ukuran -
efektif,ES 1,2 – 1,4 1,2 – 1,4 1,2 – 1,4
(mm)
• Koefisien 2,5 – 2,65 2,5 – 2,65
keseragaman 2,5 – 2,65
,UC
• Berat jenis
(kg/dm3) 0,4 0,4
• Porositas > 95 % 0,4
• Kadar SiO2 > 95 % > 95 %
Jenis Saringan
Saringan dengan
No Unit Saringan Biasa Saringan
Pencucian Antar
(Gravitasi) Bertekanan
Saringan
Media
antransit: 400 – 500 400 – 500 400 – 500
Tebal (mm) 1,2 – 1,8 1,2 – 1,8 1,2 – 1,8
• ES (mm) 1,5 1,5 1,5
5
• UC 1,35 1,35 1,35
• Berat jenis
(kg/dm3) 0,5 0,5 0,5
• Porositas
Filter
6
botom/dasar
145
saringan
1)Lapisan
penyangga 80 – 100 80 – 100 -
dari 2–5 2–5 -
atas ke -
bawah 80 – 100 80 – 100 -
• Kedalaman
(mm) 5 – 10 5 – 10
Ukuran butir -
(mm) -
80 – 100 80 – 100 -
• Kedalaman
10 – 15 10 – 15
(mm)
Ukuran butir
80 – 150 80 – 150 -
(mm)
• Kedalaman
(mm)
15 – 30 15 – 30
Ukuran butir
(mm)
• Kedalaman
(mm)
Ukuran butir
(mm)
2)Filter Nozel
• Lebar Slot
< 0,5 < 0,5 < 0,5
nozel (mm)
• Presentase
>4% >4% >4%
luas slot
nozel
146
terhadap luas
filter (%)
147
Media Penyangga :
Slot nozzle = 1 mm
Tnggi slot = 15 mm
𝑄 0,0067
Luas total bak (Atotal) = = = 4,02 m2
𝑣 0,0016
148
𝐴𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 4,02
Luas per bak = = = 4,09 m2
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎 1
𝐴 4,09
Lebar =√ =√ =1m
2 2
Panjang =2×L=2×1=2m
𝑄 0,0067
• Debit tiap bak = = = 0,00682 m3/detik
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘 1
𝑄 0,0067
Debit tiap bak (Qb) = =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑘 1
= 0,0067 m3/detik
• Kecepatan filtrasi
𝑄𝑏 0,0067
V filtrasi = = = 0,00335 m/detik
𝐴 2 ×1
Data Perencanaan :
Perhitungan :
𝑄 0,0067
• Luas pipa (A) = = = 0,0067 m2
𝑣 1
149
4 ×𝑄 4 ×0,0067
• Diameter pipa (D) = √ =√ = 0,092 m
𝜋× 𝑣 3,14 × 1
• V cek
= Q / (1/4 × 𝜋 × 𝐷2 )
= 0,0067 /( 1/4 × 3,14 × 0,0922 )
= 1 m/detik (sesui dengan data perencanaan)
• Headloss (Hf)
5.1.7 Desinfeksi
150
sudah melalui proses pengolahan. Penentuan dosis klor tidak mempengaruhi dimensi.
Adapun kriteria desain untuk desinfeksi dapat dilihat pada table 5.9.
Tabel 5.9 Kriteria Desain Desinfeksi
Parameter Satuan Nilai
Waktu detensi menit 10- 120
dosis klor mg/l 0.2 - 4
sisa klor mg/l 0.5 - 1
Sumber: Qasim, Motley, & Zhu dalam Afrike, 2011.
Direncanakan :
Debit (Q) = 6,674 L/detik = 0,0067 m3/detik
Sisa klor = 0,3 mg/L (Eko Priambodo, 2016)
Kadar klor = 99%
Kapasitas tabung = 75 kg
Dosis klor optimum = 3 mg/l
Perhitungan :
• Dosis klor = Dosis optimum + sisa klor
= 3 + 0,3 = 3,3 mg/l
• Kebutuhan klor = Dosis klor × debit
= 3,3 × 6,674
= 22,025 mg/detik = 2,47 kg/hari
• Lama penggantian tabung = Kapasitas tabung / kebutuhan klor
= 75 / 2,47
= 30,25 = 30 hari
• Kebutuhan kaporit dalam larutan = Berat klor / kadar klor
= 2,47 / 99% = 2,503 kg/hari
• Dimensi bak
Asumsi kedalaman bak h = 2 dan P : L = 2 : 1
V = Q × td = 0,0067 m3/detik × 1200 detik
151
= 8,04 m3
V=P×𝐿 ×𝑇
8,04 = 2L × L × 2
4,02 = 2L2
4,02
L=√ = 1,41 m
2
P = 2L = 2 × 1,41 = 2,83 𝑚
V=P×𝐿 ×𝑇
V = 2,83 × 1,41 × 2 = 8,04 m3
A = V / h = 8,04 / 2 = 4,02 m2
152
5.1.8 Unit Reservoir
Kriteria Desain :
Tabel 5.10 Kriteria Desain Reservoir
Kriteria umum Nilai Satuan
Jumlah unit/komparte >2
Kedalaman (H) 3-6 m
Tinggi jagaan (Hj) >30 cm
Tinggi air Min (Hmin) 15 cm
Waktu Detensi (Td) >1 jam
Sumber: Kevin Arianto Pandiangan, 2018
Data Perencanaan (Nehemia dkk, 2014) :
Aktivitas warga (T warga) : 15 jam = 54000 detik
Waktu produksi (T Ipam) : 24 jam = 86400 detik
Debit produksi (Q) : 6,67 l/detik = 0,0067 m3/detik
Kedalaman reservoir : 5 meter
Lebar reservoir : 8 meter
Jarak antar baffle : 2 meter
Jumlah unit : 2 meter
Waktu tinggal : 1 meter
Perhitungan :
Volume total reservoir = (T Ipam – T warga) × 𝑄
= (24 jam – 15 jam) × 0,0067 m3/detik
= 217,08 m3
Volume tiap reservoir = 217,08 m3 / 2
= 108,54 m3
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Panjang reservoir =
ℎ×𝑙
108,54
= = 2,71 = 3 m
5×8
153
Gambar 5.7 Unit Reservoir
5.1.9 Kebutuhan Pompa Distribusi dan Pompa Dosing
a. Pompa Distribusi
Pipa Distribusi :
Direncanakan :
Debit : 0,0067 m3/detik
Jenis pipa : Galvanis
Kecepatan : 1 m/detik
Perhitungan :
• Luas pipa (A) = Q / v = 0,0067 m3/detik / 1 m/detik
= 0,0067 m2
• Diameter pipa (D) = ((4 × A) / 𝜋)1/2
= ((4 × 0,0067) / 3,14)1/2
= 0,0043 m
154
Pompa Distribusi
Pendistribusian air hasil olahan mencakup wilayah Kelurahan Rappokalling
dengan head pompa direncanakan maksimum 30 m. Pompa distribusi yang
disediakan sebanyak dua buah (Eko Priambodo, 2016).
Direncanakan Spesifikasi Pompa :
Panjang = 34,2 cm
Lebar = 24 cm
Tinggi = 96,5 cm
Head pompa = 30 cm
Debit pompa = 0,0067 m3/detik
Efisiensi pompa (𝜂𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 ) = 75%
Efisiensi transmisi (𝜂𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 ) = 85%
Faktor Cadangan (𝛼) = 0,15
Masa Jenis Air (𝛾) = 997,07 kg/m3
Perhitungan :
𝑄 × 𝑦 × 𝐻𝑝
Daya Hidrolik Pompa (HHP) =
75
0,0067 × 997,07 × 30
=
75
= 2,67 m
𝐻𝐻𝑃
Daya Poros Pompa (BHP) =
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
2,67
= = 3,8 m
75%
𝐵𝐻𝑃 (1+ 𝛼)
Daya Penggerak (Nd) =
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠
3,8 (1+0,15)
=
85%
155
= 5,16 Hp = 3,85 kWh
b. Pompa Dosing
Pompa dosing digunakan untuk menginjeksi larutan bahan kimia. Penggunaan
pompa dosing di unit koagulasi dan desinfeksi. Direncanakan head pompa maksimum
adalah 20 m (Nehemia dkk, 2014).
Direncanakan :
Panjang = 30 cm
Lebar = 10 cm
Tinggi = 20 cm
Head pompa = 20 cm
Debit pompa = 0,0067 m3/detik
Efisiensi pompa (𝜂𝑃𝑜𝑚𝑝𝑎 ) = 70%
Efisiensi transmisi (𝜂𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠 ) = 80%
Faktor Cadangan (𝛼) = 0,15
Masa Jenis Air (𝛾) = 997,07 kg/m3
Perhitungan :
𝑄 × 𝑦 × 𝐻𝑝
Daya Hidrolik Pompa (HHP) =
75
0,0067 × 997,07 × 20
=
75
= 1,78 m
𝐻𝐻𝑃
Daya Poros Pompa (BHP) =
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
1,78
= = 2,54 m
70%
𝐵𝐻𝑃 (1+ 𝛼)
Daya Penggerak (Nd) =
𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠
2,54 (1+0,15)
=
80%
156
= 3,65 Hp = 2,72 kWh
5.1.10 Pengolahan Lumpur
Kriteria Perencanaan :
Ketinggian cake = 0,35 m
Ketinggian pasir = 0,5 m
Ketinggian kerikil 100-150 mm = 0,1 m
Ketinggian kerikil 200-300 mm = 0,2 m
Lama pengeringan = 10 hari
Kadar air akhir = 60%
Pengisian = 3 hari
Rasio P : L =4:1
Perhitungan :
• Volume Lumpur (VL) = 4,32 × 10−5 × 3 hari
= 0,000129 m3
= 8,17× 10−5 m3
Setelah diketahui luas permukaan bak maka, ditentukan panjang dan lebar
dengan perbanding P:L adalah 4:1.
P:L=4:1
• Lebar bak :
157
A=P×L
A = 4 × L2
𝐴
L=√
4
2,33 × 10−4
L=√
4
L = 0,0076 m
• Panjang bak :
P=4×L
P = 4 × 0,0076 m
P = 0,030 m
• Jumlah bak :
= Lama pengeringan / lama pengisian + 1
= ( 10 hari / 3 hari) + 1
= 4,33 = 4 unit
158
BAB VI
BILL OF QUANTITY (BOQ) DAN
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
6.1 Bill Of Quantity (BOQ)
Bill Of Quantity (BOQ) adalah dokumen yang biasanya disiapkan oleh quantity
surveyor yang merupakan daftar rancang pekerjaan yang terdiri dari perhitungan dan
jumlah volume yang digunakan. Bill Of Quantity (BOQ) adalah perhitungan besaran
volume pekerjaan yang dihitung berdasarkan dimensi konstruksi hasil desain dengan
pendekatan geometris dan linear (Ditjen PU, 2016).
1. Intake
Diketahui :
Jarak antara Intake & Sumber Air (Ps) = 25 m
Jarak antara Intake & PBAM (Pw) = 40 m
Tebal Plat Beton (t) = 0,2 m
Panjang Intake (P) =2m
Panjang Total Intake (Pt) = P + 2t
= 2 m + 2(0,2) m
= 2 m + 0,4 m
= 2,4 m
Lebar Intake (L) =1m
Lebar Total Intake (Lt) = L + 2t
= 1 m + 2(0,2) m
= 1 m + 0,4 m
= 1,4 m
Tinggi Intake (T) =5m
Tinggi Pondasi (Tp) = 1,2 m
Tinggi Pondasi Tiang Pancang (Tp₁) =1m
159
Tinggi Pondasi Telapak (Tp₂) = 0,2 m
Tinggi Total Intake (Tt) = T + Tp
= 5 m + 1,2 m
= 6,2 m
a) Pekerjaan Persiapan
Pembersihan Lahan
V = (Ps + Pt + Pw) x Lt
V = 94,36 m²
b) Pekerjaan Tanah
Galian Tanah
V = Ps x Ø x Ts
V = 25 m x 0,065 m x 3 m
V = 4,88 m³
• Volume Intake
V = Pt x Lt x Tt
V = 20,832 m³
160
• Volume Pipa pembawa
V = Pw x Ø x Tw
V = 40 m x 0,065 m x 1,8 m
V = 4,68 m³
Vtot = 30,387 m³
Urugan Tanah
V = 4,709 m³
• Volume Intake
V = P x L x Tp
V = 2 m x 1 m x 1,2 m
V = 2,4 m³
Vtot = 11,656 m³
161
c) Pekerjaan Beton Bertulang (Precast)
V = 4 x (π x r² x Tp₁)
• Pondasi Telapak
Asumsi P = 0,5 m
P:L=1:1
P=L
L = 0,5 m
V = 4 x (P x L x Tp₂)
V = 0,2 m³
Vtot = 0,2132 m³
V = 2 x (Pt x t x T)
V = 2 x (2,4 m x 0,2 m x 5 m)
V = 4,8 m³
162
• Plat Melebar
V₂ = Pt x Lt x t
Vtot = V₁ + V₂
Vtot = 1,064 m³
Vtot = 7,861 m³
d) Pekerjaan Perpipaan
Pemasangan Pipa Ø 2 1/2”
• Pipa Sadap
163
V = Panjang pipa sadap / panjang pipa di pasaran
V = 25 / 6
V = 4,167 m'
• Pipa Pembawa
V = 40 / 6
V = 6,67 m'
164
Pemasangan Tee Ѳ 2 1/2'' bh 3
Pemasangan Elbow Ѳ 2 1/2'' bh 7
Pemasangan Check Valve Ѳ 2 1/2'' bh 1
Pemasangan Pompa Unit 2
Pemasangan Panel Pompa Unit 2
2. Unit Koagulasi
Diketahui :
= 0,684 m + 2(0,2) m
= 1,084 m
Lebar Bak Koagulasi (L) = 0,342 m
Lebar Total Bak Koagulasi (Lt) = L + 2t
= 0,342 m + 2(0,2) m
= 0,742 m
Tinggi Bak Koagulasi (T) =1m
Panjang Bak Penampung Koagulan (Pb) =2m
Ptotal Bak Penampung Koagulan (Pbt) = Pb + 2t
= 2 m + 2(0,2) m
= 2,4 m
165
Lebar Total Bak Penampung Koagulan (Lbt) = L + 2t
= 0,342 m + 2(0,2) m
= 1,4 m
a) Pekerjaan Persiapan
Pembersihan lahan
V = 5,578 m²
b) Pekerjaan Tanah
Galian Tanah
• Bak Koagulasi
V = Pt x Lt x Tp
V = 0,966 m³
166
• Bak Penampung Koagulan
V = Pbt x Lbt x Tp
Urugan Tanah
• Bak Koagulasi V = P x L x Tp
V = 0,2814 m³
V = Pb x Lb x Tp
V = 2 m x 1 m x 1,2 m
V = 2,4 m³
- Bak Koagulasi
V = 4 x (π x r² x Tp₁)
V = 4 x (3,14 x (0,0325²) m² x 1 m)
167
V = 0,0132 m³
V = 4 x (π x r² x Tp1)
V = 4 x (3,14 x (0,0325²) m² x 1 m)
V = 0,0132 m3
Pondasi Telapak
Asumsi P = 0,5 m
P:L=1:1
P=L
L = 0,5 m
• Bak Koagulasi
V = 4 x (P x L x Tp₂)
• Plat Memanjang
- Bak Koagulasi
168
V₁ = 2 x (Pt x t x T)
Vtot = V₁ + V₂
• Plat Melebar
- Bak Koagulasi
V₁ = L x t x T
V₁ = 0,342 m x 0,2 m x 1 m
V₁ = 0,068 m³
V₂ = (L x t x T) – (π x r² x t)
V₂ = 0,067 m³
V₃ = Lbt x t x Tbt
V₃= 0,616 m³
V₄ = (Lbt x t x Tbt) – (π x r² x t)
169
V₄ = (1,4 m x 0,2 m x 2,2 m) – (3,14 x (0,0325²) m² x 0,2 m)
V₄ = 0,615 m³
Vtot = V₁ + V₂ + V₃ + V₄
• Plat Lantai
- Bak Koagulasi
V₁ = 2 x (Pt x Lt x t)
V₂ = 2 x (Pbt x Lbt x t)
Vtot = V₁ + V₂
170
Pekerjaan Beton Bertulang
(Precast)
Pondasi Beton Bertulang m3 0.427
Dinding Beton Bertulang m3 5.580
Biaya Kebutuhan Koagulan Kg/hari 17.8
3. Unit Flokulasi
Diketahui :
a) Pekerjaan Persiapan
Pembersihan Lahan
V = Pt x Lt
V = 1,4 m x 2,2 m
171
V = 2,99 m²
b) Pekerjaan Tanah
• Galian Tanah
V = Pt x Lt x Tp
• Urugan Tanah
V = P x L x Tp
V = 1,2 x 2 x 1,2 m
V = 2,78 m³
V = 4 x (π x r² x Tp₁)
V = 0,013 m³
• Pondasi Telapak
Asumsi P = 0,5 m,
P:L=1:1
P=L
L = 0,5 m
V = 4 x (P x L x Tp₂)
172
V = 4 x (0,5 m x 0,5 m x 1,2 m)
V = 1,2 m³
Vtot = 1,21 m³
• Plat Melebar
V1 = 1,037 m³
V2 = 11,232 m³
Vtot = V1 + V2
• Plat Lantai
V = 2 x (P x L x Tp)
V = 2 x (1,2 m x 2 m x 1,2 m)
173
V = 5,556 m³
Vtot = 18,762 m³
d) Pekerjaan Perpipaan
• Pipa Inlet
• Pipa Outlet
174
Tabel 6.3 Rekapitulasi BOQ Flokulasi
Uraian Pekerjaan Satuan Volume
Pekerjaan Persiapan
Pembersihan Lahan m2 2.99
Pekerjaan Tanah
Galian Tanah m3 3.58
Urugan Tanah m3 2.78
Pekerjaan Beton Bertulang (Precast)
Pondasi Beton Bertulang m3 1.21
Dinding Beton Bertulang m3 12.27
Pekerjaan Perpipaan Transmisi
Pemasangan Pipa Ø 2 1/2" m' 1.158
Pemasangan Tee Ø 2 1/2" bh 1
Pemasangan Elbow Ø 2 1/2" bh 2
4. Unit Sedimentasi
Diketahui :
Jarak antara Bak Flokulasi
dan Bak Sedimentasi (Ps) =1m
Tebal Plat Beton (t) = 0,2 m
Jumlah Bak Sedimentasi = 4 buah
Panjang Bak Sedimentasi (P) = 0,72 m
Panjang Total Bak Sedimentasi (Pt) = P + Ps + t
= 0,72 m + 1 m + 0,2 m
= 1,92 m
Lebar Setiap Bak Sedimentasi (L) = 0,18 m
Lebar Total Bak Sedimentasi (Lt) = 4L + 5t
= 4 (0,18)m+5(0,2) m
175
= 1,72 m
a) Pekerjaan Persiapan
Pembersihan Lahan
V = Pt x Lt
V = 1,92 m x 1,72 m
V = 3,30 m²
b) Pekerjaan Tanah
• Galian Tanah
V = Pt x Lt x (Tb + Tp)
V= 13,87 m³
176
• Urugan Tanah
V = P x L x Tp
V= 0,16 m³
V = 4 x (π x r² x Tp₁)
V = 4 x (3,14 x (0,0325²) m² x 1 m)
V = 0,013 m³
• Pondasi Telapak
Asumsi P = 0,5 m,
P:L=1:1
P=L
L = 0,5 m
V = 4 x (P x L x Tp₂)
177
V₁ = 2 x (Pt x t xT)
V₁ = 2,688 m³
V₂ = 3 x ((Pt-Po) x t x T)
V₂ = 2,979 m³
• Plat Melebar
V₁ = 2,059 m³
V₂ = (Lt x Tb x t) – (2 x π x r² x t)
V₂= 1,030 m³
• Plat Lantai
V = Pt x Lt x t
V = 0,660 m³
178
Vtot = 5,668 m³ + 3,09 m³ + 0,660 m³
Vtot = 9,4118 m³
d) Pekerjaan Perpipaan
• Pipa Lumpur
179
5. Unit Filtrasi
Diketahui :
= 1,4 m – 2(0,2) m = 1 m
Tinggi Bak Filtrasi dari permukaan (Tt) =1m
Tinggi Pondasi (Tp) = 1,2 m
Tinggi Pondasi Tiang Pancang (Tp₁) =1m
Tinggi Pondasi Telapak (Tp₂) = 0,2 m
Diameter Pipa Inlet Filtrasi (Ø₁) = 0,100 m
Diameter Pipa Outlet Filtrasi (Ø₂) = 0,100 m
a) Pekerjaan Persiapan
Pembersihan lahan
A = Pt + x Lt
A = 2,4 m x 2,8 m
A = 6,72 m²
180
b) Pekerjaan Tanah
Galian Tanah
V = Pt x Lt x Tp
V = 8,06 m³
Urugan Tanah
V = P x L x Tp
V = 2 m x 1 m x 1,2 m
V = 2,40 m³
V = 4 x (π x r² x Tp₁)
V = 4 x (3,14 x (0,125²) m² x 1 m)
V = 0,196 m³
• Pondasi Telapak
Asumsi P = 0,5 m, P : L = 1 : 1
P=L
L = 0,5 m
V = 4 x (P x L x Tp₂)
181
V = 4 x (0,5 m x 0,5 m x 0,2 m)
V = 0,2 m³
Vtot = 0,40 m³
V1 = 2 x ((Pt x t x T) – (π x r² x t))
V1 = 1,337 m³
V2 = (Pt – s) x t x Tt
V2 = 0,08 m³
• Plat Melebar
V1= 0,554 m³
V2 = L x t x T
182
• Plat Lantai
V = Pt x Lt x t
d) Pekerjaan Perpipaan
Pemasangan Pipa Ø 4”
e) Pasir Filter
Panjang =2m
Lebar =1m
Tinggi = 0,3 m
183
V = 2 x (P x L x T) = 2 x (2 m x 1 m x 0,3 m) = 1,2 m³
6. Unit Desinfeksi
Diketahui :
184
= 2,83 m + 2(0,2) m = 3,23 m
Lebar Bak Desinfeksi (L) = 1,4 m
Lebar Total Bak Desinfeksi (Lt) = L + 2t
= 1,4 m + 2(0,2) m = 1,8 m
Tinggi Bak Desinfeksi (T) =2m
Tinggi Pondasi (Tp) = 1,2 m
Tinggi Pondasi Tiang Pancang (Tp₁) =1m
Tinggi Pondasi Telapak (Tp₂) = 0,2 m
Diameter Pipa (Ø) = 0,100 m
Diameter Ruang Kontrol = 0,76 m
a) Pekerjaan Persiapan
Pembersihan Lahan
A = Pt x Lt
A = 3,23 m x 1,8 m
A = 5,81 m²
b) Pekerjaan Tanah
Galian Tanah
V = Pt x Lt x Tp
V = 6,98 m³
Urugan Tanah
V = P x L x Tp
185
V = 4,75 m³
V = 4 x (π x r² x Tp₁)
• Pondasi Telapak
Asumsi P = 0,5 m, P : L = 1 : 1
P=L
L = 0,5 m
V = 4 x (P x L x Tp₂)
V = 0,2 m³
V = 2 x (3,23 m x 0,2 m x 2 m)
V = 2,584 m³
186
• Plat Melebar
V₁ = 1,150 m³
V₂ = Pt x Lt x t
V₂ = 1,163 m³
d) Pekerjaan Perpipaan
Pemasangan Pipa Ø 8”
Panjang pipa outlet =3m
Panjang pipa di pasaran = 6 m/btg
V = Panjang pipa outlet / panjang pipa di pasaran
= 3 m / 6 m = 0,5 m'
187
Tabel 6.6 Rekapitulasi BOQ Unit Desinfeksi
7. Unit Reservoir
Diketahui :
= 2,71 m + 2 (0,2) m
= 3,11 m
Lebar Bak Reservoir (L) =8m
Lebar Total Bak Reservoir (Lt) = L + 2t
= 8 m + 2(0,2) m
= 8,4 m
Tinggi Bak Reservoir (T) =5m
188
Tinggi Total Bak Reservoir (Tt) = T + 2t
= 5 m + 2(0,2) m
= 5,4 m
Tinggi Pondasi (Tp) = 1,2 m
Tinggi Pondasi Tiang Pancang (Tp₁) =1m
Tinggi Pondasi Telapak (Tp₂) = 0,2 m
Panjang Dinding di Tengah Bak (Pb) = 6,6 m
Luas Inlet (Ai) = 0,0067 m²
Lebar Baffle (Lb) =4m
Diameter Pipa Air Olahan = 0,100 m
Diameter Pipa Backwash = 0,080 m
Diameter Pipa Distribusi = 0,100 m
Sisi Manhole (Sm) = 2,5 m
Panjang Rumah Pompa (Pp) = 4,8 m
Panjang Total Rumah Pompa (Ppt) = Pp + 2 t
= 4,8 m + 2 (0,2) m
= 5,2 m
Lebar Rumah Pompa (Lp) =4m
Lebar Total Rumah Pompa (Lpt) = Lp + 2 t
= 4 m + 2 (0,2) m
= 4,4 m
a) Pekerjaan Persiapan
Pembersihan Lahan
• Pipa Air Olahan dan Pipa Backwash
Asumsi L = 1 m
A = Pd x L
189
A = 3 m x 1 m = 3 m²
• Bak Reservoir
A = Pt x Lt
A = 3,11 m x 8,4 m = 26,124 m²
• Rumah Pompa
A = Ppt x Lpt
A = 5,2 m x 4,4 m
A = 22,88 m2
Atot = 52,004 m²
b) Pekerjaan Tanah
Galian Tanah
•Bak
Reservoir
V = Pt x Lt x Tp
V = 31,348 m³
• Rumah Pompa
V = Ppt x Lpt x Tp
V = 27,456 m³
190
Vtot = 58,805 m³
Urugan Tanah
• Bak Reservoir
V = P x L x Tp
V = 2,71 x 8 x 1,2 m = 26,016 m³
• Rumah Pompa
V = Pp x Lp x Tp
V = 4,8 x 4 x 1,2
V = 23,040 m³
Vtot = 49,056 m³
V = 9 x (π x r² x Tp₁)
• Pondasi Telapak
Asumsi P = 1 m, P : L = 1 : 1
V = 9 x (P x L x Tp₂)
V = 9 x (1 m x 8 m x 0,2 m) = 39,024 m³
191
V tot = 0,441 m³ + 39,024 m³ = 39,465 m³
Dinding Beton Bertulang
• Plat Memanjang
V₁ = 4 x ((P x t x T) – (π x r² x t))
V₁ = 10,814 m³
V₂ = 6 x (Lk x t x T)
V₂ = 6 x (6,6 x 0,2 x 5)
V₂ = 39,6 m3
Vtot = V₁ + V₂
Vtot = 50,414 m³
• Plat Melebar
V = 3 (L x t x T)
V = 3 (8 x 0,2 x 5)
V = 24 m³
• Plat Lantai
V₁ = -7,89 m³
192
V₂ = Pt x Lt x t
V₂ = 5,224 m³
Vtot = 71,749 m³
d) Pekerjaan Perpipaan
Pemasangan Pipa Ø 3”
• Pipa Distribusi
Panjang pipa distribusi = 12 m
Panjang pipa di pasaran = 6 m/btg
V = Panjang pipa distribusi / panjang pipa di pasaran
V = 12 / 6 = 2 m'
193
Tabel 6.7 Rekapitulasi BOQ Unit Reservoir
194
= 4(1,2) + 5(0,2) m
= 5,8 m
Lebar Bak Lumpur (L) = 0,0076 m
Lebar Saluran Pembawa (Lp) = 0,007 m
Lebar Total Bak Lumpur (Lt) = L + 2Lp + 4t
= 0,0076 m + 2(0,007) m + 4(0,2)
= 08216 m
Pembersihan Lahan
A = Pt x Lt
b) Pekerjaan Tanah
Galian Tanah
V = Pt x Lt x Tp
195
V = 5,8 m x 0,8216 m x 1,2 m = 5,72 m³
Urugan Tanah
V = P x L x Tp
V = 0,01 m³
V = 4 x (π x r² x Tp₁)
• Pondasi Telapak
Asumsi P = 0,5 m, P : L = 1 : 1
P=L
L = 0,5 m
V = 4 x (P x L x Tp₂)
V = 0,2 m³
196
V₁ = (5,8 m – 2(0,2) m) x 0,2 m x (1,75 m – 0,2 m)
V₁ = 5,18 m³
V₂ = 0,6316 m³
V₃ = 5,445 m³
V₄ = 5,457 m³
Vtot = V₁ + V₂ + V₃ + V₄
Vtot = 16,715 m³
• Plat Melebar
V₁ = 0,285 m³
197
V₂ = Lt x t x Tt
V₂ = 0,287 m³
V₃ = 3 x (Lt x t x Tt)
V₃ = 0,862 m³
• Plat Lantai
V₁ = 4 x ((P – Øu) x L x t)
V₁ = 0,0063 m³
V₂ = 4 x ((Øu + 2t) x L x t
V₂= 0,0033 m³
Vtot = V₁ + V₂ + V₃
Vtot = 0,953 m³
198
Vtot = 16,715 m³ + 1,435 m³ + 0,953 m³
Vtot = 19,104 m³
d) Pekerjaan Perpipaan
Pemasangan Pipa Ø 4”
• Pipa Underdrain
• Pipa Outlet
V = 6 m / 6 m = 1 m'
e) Pasir Filter
Panjang = 0,031 m
Lebar = 0,0076 m
Tinggi = 0,35 m
V = 4 x (P x L x T)
199
f) Kerikil Filter
Kerikil Ø 100-150 mm
Panjang = 0,031 m
Lebar = 0,0076 m
Tinggi = 0,1 m
V = 4 x (P x L x T)
Kerikil Ø 200-300 mm
Panjang = 0,031 m
Lebar = 0,0076 m
Tinggi = 0,2 m
V = 4 x (P x L x T)
200
Tabel 6.8 Rekapitulasi BOQ Unit Sludge Drying Bed
201
6.2 Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien
Satuan (Rp) Harga (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.1 100.000,00 10.000,00
Mandor L.04 OH 0.05 150.000,00 7.500,00
JUMLAH TENAGA KERJA 17.500,00
B BAHAN
202
2. Pekerjaan Tanah
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien
Satuan (Rp) Harga (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.75 10000000 7500000
Mandor L.04 OH 0.025 15000000 375000
JUMLAH TENAGA KERJA 7875000
B BAHAN
203
Pengurungan 1 m3 Sirtu Padat
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien
Satuan (Rp) Harga (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.75 10000000 7500000
Mandor L.04 OH 0.025 15000000 375000
JUMLAH TENAGA KERJA 7875000
B BAHAN
Sirtu m³ 1.2 21000000 25200000
JUMLAH HARGA BAHAN 25200000
C PERALATAN
204
3. Pekerjaan Beton Bertulang
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien
Satuan (Rp) Harga (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 5.3 10000000 53000000
Tukang batu L.02 OH 0.275 12000000 3300000
Tukang kayu L.02 OH 1.3 12000000 15600000
Tukang besi L.02 OH 1.05 12000000 12600000
Kepala tukang L.03 OH 0.262 13000000 3406000
Mandor L.04 OH 0.265 15000000 3975000
JUMLAH TENAGA KERJA 91881000
B BAHAN
Kayu papan
m³ 0.2 230000000 46000000
Kelas III
Paku 5 cm - 12
kg 1.5 1900000 2850000
cm
Minyak
Liter 0.4 2200000 880000
bekisting
Besi beton
kg 157.5 1250000 196875000
polos
Kawat beton kg 2.25 3000000 6750000
PC / Portland
kg 336 290000 97440000
cement
Pasir beton m³ 0.54 30000000 16200000
Kerikil m³ 0.81 35000000 28350000
JUMLAH HARGA BAHAN 395345000
C PERALATAN
205
Membuat 1 m3 Dinding Beton Bertulang (150 Kg + Bekisting)
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien
Satuan (Rp) Harga (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 5.3 10000000 53000000
Tukang batu L.02 OH 0.275 12000000 3300000
Tukang kayu L.02 OH 1.3 12000000 15600000
Tukang besi L.02 OH 1.05 12000000 12600000
Kepala tukang L.03 OH 0.262 13000000 3406000
Mandor L.04 OH 0.265 15000000 3975000
JUMLAH TENAGA KERJA 91881000
B BAHAN
Kayu papan
m³ 0.24 230000000 55200000
Kelas III
Paku 5 cm - 12
kg 3.2 1900000 6080000
cm
Minyak
Liter 1.6 2200000 3520000
bekisting
Besi beton
kg 157.5 1250000 196875000
polos
Kawat beton kg 2.25 3000000 6750000
PC / Portland
kg 336 290000 97440000
cement
Pasir beton m³ 0.54 30000000 16200000
Kerikil m³ 0.81 35000000 28350000
Kayu balok
m³ 0.16 335000000 53600000
Kelas II
Plywood 9 mm Lembar 2.8 12400000 34720000
Kayu dolken Batang 24 2000000 48000000
JUMLAH HARGA BAHAN 546735000
C PERALATAN
206
4. Pekerjaan Perpipaan Transmisi
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien
Satuan (Rp) Harga (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.448 15764300 7062406.4
Tukang Pipa L.02 OH 0.224 16672900 3734729.6
Mandor L.04 OH 0.045 19427400 874233
JUMLAH
TENAGA 11671369
KERJA
B BAHAN
Pipa GIP Ø 65
m 1 14800000 14800000
mm
JUMLAH HARGA BAHAN 14800000
C PERALATAN
Sewa tripot
/Tackel &
Hari - 34500000 34500000
handle crane 2
T
JUMLAH HARGA ALAT 34500000
D Jumlah (A+B+C) 60971369
E Overhead & Profit (Contoh 15 %) 15% x D 9145705.35
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 70117074.35
207
Pemasangan 1 m Pipa GIP (Galvanis) 80 mm
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien
Satuan (Rp) Harga (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.506 15764300 7976735.8
Tukang Pipa L.02 OH 0.253 16672900 4218243.7
Mandor L.04 OH 0.051 19427400 990797.4
JUMLAH TENAGA KERJA 13185776.9
B BAHAN
Pipa GIP Ø 80
m 1 25200000 25200000
mm
JUMLAH HARGA BAHAN 25200000
C PERALATAN
Sewa tripot
/Tackel
Hari - 34500000 34500000
&handle crane
2T
JUMLAH HARGA ALAT 34500000
D Jumlah (A+B+C) 72885776.9
E Overhead & Profit (Contoh 15 %) 15% x D 10932866.54
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 83818643.44
208
Pemasangan 1 m Pipa GIP (Galvanis) 100 mm
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien
Satuan (Rp) Harga (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.796 15764300 12548382.8
Tukang Pipa L.02 OH 0.398 16672900 6635814.2
Mandor L.04 OH 0.08 19427400 1554192
JUMLAH TENAGA KERJA 20738389
B BAHAN
Pipa GIP Ø 100
m 1 38900000 38900000
mm
JUMLAH HARGA BAHAN 38900000
C PERALATAN
Sewa tripot
/Tackel &
Hari - 34500000 34500000
handle crane 2
T
JUMLAH HARGA ALAT 34500000
D Jumlah (A+B+C) 94138389
E Overhead & Profit (Contoh 15 %) 15% x D 14120758.35
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 108259147.4
209
Pemasangan 1 buah Aksesories Ø 65 mm
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien
Satuan (Rp) Harga (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.106 15764300 1671015.8
Tukang Pipa L.02 OH 0.053 16672900 883663.7
Mandor L.04 OH 0.011 19427400 213701.4
JUMLAH TENAGA KERJA 2768380.9
B BAHAN
Tee Ø 2 1/2" buah 1 35700000 35700000
JUMLAH HARGA BAHAN 35700000
C PERALATAN
Sewa tripot
/Tackel &
Hari 0.028 34500000 966000
handle crane 2
T
JUMLAH HARGA ALAT 966000
D Jumlah (A+B+C) 39434380.9
E Overhead & Profit (Contoh 15 %) 15% x D 5915157.135
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 45349538.04
210
Pemasangan 1 buah Aksesories Ø 80 mm
Harga
Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan
Harga (Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.106 15764300 1671015.8
Tukang Pipa L.02 OH 0.053 16672900 883663.7
Mandor L.04 OH 0.011 19427400 213701.4
JUMLAH TENAGA KERJA 2768380.9
B BAHAN
Tee Ø 80 mm bh 1 57000000 57000000
JUMLAH HARGA BAHAN 57000000
C PERALATAN
Sewa tripot
/Tackel &
Hari 0.028 34500000 966000
handle crane 2
T
JUMLAH HARGA ALAT 966000
D Jumlah (A+B+C) 60734380.9
E Overhead & Profit (Contoh 15 %) 15% x D (maksimum) 9110157.135
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 69844538.04
211
Pemasangan 1 buah Aksesories Ø 100 mm
Harga
Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan
Harga (Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.216 15764300 3405088.8
Tukang Pipa L.02 OH 0.108 16672900 1800673.2
Mandor L.04 OH 0.022 19427400 427402.8
JUMLAH TENAGA KERJA 5633164.8
B BAHAN
Tee Ø 100 mm bh 1 79200000 79200000
JUMLAH HARGA BAHAN 79200000
C PERALATAN
Sewa tripot
/Tackel &
Hari 0.029 34500000 1000500
handle crane 2
T
JUMLAH HARGA ALAT 1000500
Jumlah
D 85833664.8
(A+B+C)
E Overhead & Profit (Contoh 15 %) 15% x D 12875049.72
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 98708714.52
212
Pemasangan 1 buah Valve Ø 80 mm
Harga
Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan
Harga (Rp)
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 1.429 15764300 22527184.7
Tukang Pipa L.02 OH 0.715 16672900 11921123.5
Mandor L.04 OH 0.143 19427400 2778118.2
JUMLAH TENAGA KERJA 37226426.4
B BAHAN
Valve Ø 80 mm bh 1 320000000 320000000
JUMLAH HARGA BAHAN 320000000
C PERALATAN
Sewa tripot
/Tackel &
Hari 0.1 34500000 3450000
handle crane 2
T
JUMLAH HARGA ALAT 3450000
D Jumlah (A+B+C) 360676426.4
E Overhead & Profit (Contoh 15 %) 15% x D 54101463.96
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 414777890.4
213
Pemasangan 1 buah Valve Ø 100 mm
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien
Satuan (Rp) Harga (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 1.714 15764300 27020010.2
Tukang Pipa L.02 OH 0.857 16672900 14288675.3
Mandor L.04 OH 0.171 19427400 3322085.4
JUMLAH TENAGA KERJA 44630770.9
B BAHAN
Valve Ø 100
bh 1 450000000 450000000
mm
JUMLAH HARGA BAHAN 450000000
C PERALATAN
Sewa tripot
/Tackel &
Hari 0.3 34500000 10350000
handle crane 2
T
JUMLAH HARGA ALAT 10350000
D Jumlah (A+B+C) 504980770.9
E Overhead & Profit (Contoh 15 %) 15% x D 75747115.64
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 580727886.5
214
6.3 Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya (RAB) adalah hasil perhitungan antara volume pekerjaan (BOQ) dengan harga satuan
yang telah dikalikan dengan indeks yang sesuai dengan harga satuan pokok kegiatan melalui penyesuaian dengan
harga yang berlaku di pasar (AHS).
No.
INTAKE
Jumah Harga
I
Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) (Rp)
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan tanah
215
Pondasi Beton Bertulang m3 0.213 4,623,360.53 986007.9185
Total 222358636.9
216
Tabel 6.23 RAB Untuk Unit Koagulasi
No. KOAGULASI
II Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumah Harga (Rp)
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan tanah
Total 29,544,614.08
217
Tabel 6.24 RAB Untuk Unit Flokulasi
No Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
III Flokulasi
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah
218
bh 1 5779290500 5779290500
Pemasangan Tee Ø 2 1/2"
14367608784
Total
219
Tabel 6.25 RAB Untuk Unit Sedimentasi
No Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
IV SEDIMENTASI
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah
220
Pemasangan Pipa Ø 2 1/2" m' 0.333333333 67385600 22461866.67
Total 6940056909
221
Tabel 6.26 RAB Untuk Unit Filtrasi
Jumlah Harga
No Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp)
(Rp)
V FILTRASI
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah
222
Pekerjaan Perpipaan Transmisi
Total 4745532729
223
Tabel 6.27 RAB Untuk Unit Desinfeksi
No. DESINFEKSI
Jumah Harga
VI
Uraian Pekerjaan Satuan Volume Harga Satuan (Rp) (Rp)
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan tanah
224
Pemasangan Pipa Ø 4" m' 0.5 98437600 49218800
1,043,990,073.52
Total
225
Tabel 6.28 RAB Untuk Unit Reservoir
No. RESERVOIR
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan tanah
226
Pekerjaan Perpipaan Transmisi
Total 18,908,307,525.15
227
Tabel 6.29 RAB Untuk Unit Sludge Drying Bed
No.
SLUDGE DRYING BED
Harga Satuan
VIII
Uraian Pekerjaan Satuan Volume (Rp) Jumah Harga (Rp)
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan tanah
228
Pekerjaan Perpipaan Transmisi
Total 460,496,444.43
229
BAB VII
7.1 Kesimpulan
1. Prediksi kebutuhan air pada jam puncak di Kelurahan Karang Anyar pada
tahun prediksi 2039 sebesar 6,674 lt/detik.
2. Dalam perencanaan IPAM untuk Kelurahan Karang Anyar, unit-unit yang
digunakan adalah Intake, Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi, Filtrasi,
Desinfeksi, Reservoir dan Sludge Drying Bed.
3. Dengan rencana kapasitas pengolahan air minum selama 20 tahun ke depan,
seperti pada point 1 sebesar 6,674 lt/detik maka didapatkan dimensi rencana
seperti pada tabel 7.1.
Tabel 7.1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Dimensi IPAM.
Dimensi
No Unit
P (m) L (m) T (m)
1 Intake 2,005 1,002 5
2 Koagulasi 0,684 0,342 1
3 Flokulasi 1,2 2 1,3
4 Sedimentasi 0,72 0,18 3,5
5 Filtrasi 2 1 1
6 Desinfeksi 2,83 1,4 2
7 Reservoir 2,71 8 5
8 Sludge Drying Bed 1,2 0,0076 1,2
7.2 Saran
Saran untuk tugas besar ini adalah penggunaan kebutuhan air bersih setiap
orang hendaknya merupakan data time series sehingga dapat terlihat kebutuhan air
230
bersih yang lebih aktual. Selain itu, untuk perencanaan pengolah bangunan air minum
yang sebenarnya sangat perlu dilakukan pengujian untuk kualitas air yang akan
digunakan, agar sesuai dengan standar kebutuhan air minum.
231
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. SNI 7508:2011. Tata Cara Penentuan Jenis Unit
Instalasi Pengolahan Air Berdasarkan Sumber Air Baku. BSN. Jakarta. 14-18.
Buroka, Miming Virganinda. 2018. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih pada Tahun 2021
di Kota Pulang Pisau Menggunakan Metode Aritmatik.Media Ilmiah Volume 6
Nomor 2, Juni 2018: 80. Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen
Palangka Raya.
Direktorat Jendral Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum. 2016. LAPORAN BOQ
& RAB Penyusunan DED Pembangunan Drainase Lingkungan Kabupaten
Pohuwat.
Ekawati, Dina Yuliyana. 2017. Analisis Kebutuhan Dan Ketersediaan Air Bersih
Untuk Kecamatan Pracimantoro Yang Dilayani Pdam Giri Tirta Sari
Proyeksi Tahun 2027. Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret.
Hadi, W. dan Mega P. 2014. Efektifitas Al2(SO4)3 dan FeCl3 Dalam Pengolahan Air
Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Prameter Kekeruhan
dan Total Coli. Jurnal Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Institut Sepuluh Nopember (ITS).
Juliandhika, Randha Maindra Surya. 2015. Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan
Air (IPA) Penet. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Udayana.
Kencanawati, Martheana dan Mustakin. 2017. Analisis Pengolahan Air Bersih pada
WTP PDAM Prapatan Kota Balikpapan.Program Studi Teknik
Sipil Universitas Balikpapan. Jurnal TRANSUKMA. Vol 02 No 02: 106–
107.
Kristia, Merida. Gatot Eko Susilo. dan Yuda Romdania. 2016. Perencanaan Sistem
Penyedian Air Baku di Kecamatan Punduh Pidada dan Kecamatan Padang
Cermin, Kabupaten Pesawaran. Jurnal Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Lampung.
Latif, Muh. Ali Akbar. 2012. Studi Kuantitas Dan Kualitas Air Sungai Tallo Sebagai
Sumber Air Baku. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin Makassar.
Latifah, Siti. 2017. Studi Perencanaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum di Kecamatan Mentaya Hilir Utara Kabupaten Kotawaringin Timur.
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Muhammadiyah Malang.
Baru, (Online),
(https://makassar.sindonews.com/read/22945/2/tingkatkan-kapasitas-
airbersih-pdam-makassar-bangun-instalasi-baru-1553126628, diakses 13
Febuari 2019).
Wahyun dan Junianto. 2017. Analisa Kebutuhan Air Bersih Kota Batam Pada
Tahun 2025. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan,
Universitas
LAMPIRAN
DED
• Tampak Atas Unit Intake
• Tampak Samping Unit Intake
• Tampak Atas Bak Koagulasi dan Bak Penampang Koagulan
• Tampak Samping Bak Koagulasi dan Bak Penampang Koagulan
• Tampak Atas Unit Flokulasi