OLEH:
YUNITA
ASRINAL
MUJAHID
ARMAN. A
SUKMAWATI
AMALIA YANTI
ANDRIS BERTOHIR PANGINAN
FAKULTAS TEKNIK
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
Karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan “Laporan Masterplan Desa
Karama” kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam mengelolah sumber daya alam yang
ada di kabupaten polewali mandar, guna mengelola dan mengembangkan potensi SDA”
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Windy Septi Sintia, ST., MT., Ibu Virda
Eviyanti Deril, ST., MT, dan selaku dosen mata kuliah studio III perencanaan Wilayah dan kota.
Dan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu sekaligus Memberikan masukan-
masukan kepada kami dalam penyelesaian laporan ini.
Kami menyadari mungkin masih terdapat kekurangan dalam laporan ini. Oleh Karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami Harapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para Pembaca, terutama kami
sebagai mahasiswa Universitas Sulawesi Barat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
2.3 Tinjauan Kebijakan Kabupaten…………………………………………………………..11
2.4 Kebijakan Sektoral……………………………………………………………………….13
BAB III GAMBARAN UMUM ………………………………………………………………..15
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Polewali Mandar …………………………………………15
3.2 Gambaran Umum Kecamatan Tinambung ………………………………………………17
3.3 Gambaran Umum Desa Karama …………………………………………………………18
3.4 Gambaran Umum Eksternal ……………………………………………………………...19
3.4.1 Produksi perikanan Kab. POLMAN Triwulan tahun 2021 ………………………..19
3.4.2 Produksi perikanan tangkap Kec. Tinambung 2021 ……………………………….19
3.4.3 Aspek kemampuan SDM …………………………………………………………..21
3.4.4 Kerjasama Stakeholder Dalam Peningkatan Produksi Olahan
Perikanan…………………………………………………………………………………25
3.4.5 Pengetahuan Masyarakat Tentang Tata Cara Kelola Pariwisata Yang Baik………27
3.4.6 Menjaga Tradisi Pambeso Kapal Dan Manette Lipa Sa'be Sebagai Daya Tarik
Aktraksi Wisata………………………………………………………………………….29
3.4.7 Peningkatan Kesadaran Untuk Menjaga Kebersihan Lingkungan Pantai…………30
3.4.8 mengoptimalkan penyedian sarana prasarana penunjang pariwisata………………31
BAB IV ANALISIS ……………………………………………………………………………..33
4.1 Analisis hasil olahan produksi perikanan ………………………………………………..33
4.1.1. Hasil pendapatan dari perikanan …………………………………………………..34
4.1.2. Bentuk pengolahan produksi perikanan …………………………………………...34
4.1.3 Aspek kemampuan SDM ………………………………………………………….35
4.1.4 Mata pencaharian …………………………………………………………………..35
4.1.5 pengetahuan masyarakat …………………………………………………………...36
4.1.6 Program penyuluhan/pelatihan yang pernah dilakukan ……………………………36
4.1.7 Karakteristik ekonomi masyarakat ………………………………………………...36
4.2. Analisis kerjasama stakeholder olahan hasil produksi perikanan ……………………….37
4.3 Analisis kesadaran masyarakat tentang tata kelola pariwisata. ………………………….38
iii
4.4 Analisis Kesadaran masyarakat tentang menjaga kebersihan lingkungan ……………….38
4.4.1 Kesadaran masyarakat ……………………………………………………………..38
4.4.2 Kebersihan lingkungan …………………………………………………………….39
4.5. Analisis kapasitas SDM dalam peningkatan potensi pariwisata ………………………...40
4.6. Analisis pengoptimalan sarana prasarana penunjang pariwisata ………………………..40
4.6.1 Standar ketersediaan sarana prasarana pariwisata ………………………………41
4.6.2 Data ketersediaan sarana prasarana penunjang wisata di Desa Karama …………..41
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………………43
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………43
5.2 Saran……………………………………………………………………………………..43
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………44
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
permasalahan berupa kurangnya kapasitas SDM dalam mengoptimalkan potensi hasil laut dan
potensi pariwisata, masyarakat juga kurang kreatif dalam mengelolah sumber penghasilan
sebab hasil laut yang didapatkan tidak diolah atau dimodifikasi, dan kesadaran terhadap
lingkungan masih sangat kurang khususnya di daerah bagian pantai masih banyak masyarakat
yang membuang sampah ke pantai. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diadakan
perencanaan untuk memberikan alternatif solusi terhadap permasalahan yang ada dan untuk
meningkatkan potensi yang ada di desa Karama ini sendiri.
2
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.3.1 Tujuan
a. Mengembangkan kapasitas SDM dalam mengoptimalkan hasil produksi perikanan laut
di desa Karama
b. Mengembangkan kapasitas SDM dalam meningkatkan potensi pariwisata
1.3.2 Sasaran
a. Mengoptimalkan hasil olahan produksi perikanan laut melalui kemampuan SDM
b. Mengoptimalkan kerjasama stakeholder dalam peningkatan produksi olahan perikanan
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tata cara meningkatkan olahan hasil
produksi perikanan
d. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tata kelola pariwisata yang baik
e. Meningkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan pantai
f. Menjaga tradisi pambeso kapal sebagai daya tarik atraksi wisata
g. Mengoptimalkan menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata
Gambar 1.1
3
1.4.2 Ruang lingkup pembahasan
Ruang Lingkup pembahasan kami membahas mengenai potensi pariwisata dan potensi
hasil perikanan yang ada di Desa Karama. Serta pengkajian dari beberapa aspek yaitu
aspek infrastruktur, ekonomi, sosial dan sarana prasarana di Desa Karama
1.5 Metodologi
Metodologi penelitian terbagi menjadi dua yaitu metode pengumpulan data dan metode
analisis data
4
Tujuan kami kenapa kami menggunakan metode ini karena dari isu permasalahan
umum, yaitu Mengenai Kurangnya kapasitas SDM dalam mengoptimalkan potensi
pariwisata dan hasil perikanan di desa Karama, jadi tujuan kami menggunakan
metode ini karena Kami ingin mengambil data-data yang kami butuhkan dari kantor,
Untuk mengetahui Permasalahan yang sebenarnya dialami oleh masyarakat Desa
Karama, terlebih pada parah masyarakat nelayan. Jadi data-data yang kami suda
peroleh, kami kaji kembali lebih dalam hasil dari kunjungan Kantor yang kami
lakukan, lalu kami gunakan untuk membandikan atau menyelesaikan isu
Permasalahan kami yang ada diatas.
e. Observasi lapangan
Tujuan kami melakukan observasi lapangan atau pengamatan untuk mendapatkan
data atau Informasi dari objek yang diamati. Seperti pariwisata dan kondisi para
nelayan . Tujuan kami Mengambil data dari lapangan ialah untuk bisa menyelesaikan
isu permasalahan kami di atas.
1.5.2 Metode Analisis Data
a. Analisis kualitatif
Metode analisis data ini merupakan metode dengan menggunakan wawancara dan
observasi dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti apa mengapa atau
bagaimana di Desa Karama. Selanjutnya dari pertanyaan – pertanyaan tersebut
dilakukan proses pengklasifikasian berdasarkan kebutuhan dengan proses
pencordingan. Kemudian menganalisis data yang didapatkan untuk menghasilkan
informasi yang dibutuhkan di Desa Karama.
Metode ini memerlukan pendekatan dari data yang sifatnya lebih subjektif. Metode
analisis data kualitatif adalah metode pengolahan data secara mendalam dengan data
dari hasil pengamatan, wawancara, dan literatur. Kelebihan metode ini adalah
kedalaman dari hasil analisisnya. Di sisi lain, inilah nilai lebih dari metode analisis
kualitatif, di mana si analis memainkan peran penting dalam proses analisis sebagai
bagian dari alat penelitian.
5
b. Analisis kuantitatif
Metode analisis data kuantitatif adalah metode yang bergantung kepada kemampuan
untuk menghitung data secara akurat. Metode ini memerlukan kemampuan untuk
menginterpretasikan data kompleks di Desa Karama.
Metode ini merupakan pendekatan pengolahan data melalui metode statistik atau
matematik yang terkumpul dari data sekunder. Kelebihan dari metode ini adalah
kesimpulan yang lebih terukur dan komprehensif
c. Mix Methods
Metode ini merupakan kombinasi atau menghubungkan antara metode analisis
kualitatif dan kuantitatif. Metode ini digunakan secara bersama – sama dalam suatu
kegiatan analisis, sehingga didapatkan data yang lebih komprehensif, valid, reliabel,
dan objektif.
6
1.7 kerangka pikir
6
BAB II
TINJAUAN KEBIJAKAN
8
dilaksanakan untuk Menghasilkan rancangan lengkap suatu rencana yang siap untuk
ditetapkan. Rencana tersebut Terbagi menjadi 4 langkah. Langkah pertama adalah penyiapan
rancangan rencana pembangunan Yang bersifat menyeluruh, teknokratik, dan terukur. Kedua
adalah masing-masing instansi Pemerintahan mempersiapkan rancangan rencana kerja dengan
berpedoman pada 12 rancangan Rencana pembangunan yang telah disiapkan. Langkah ketiga
adalah melibatkan masyarakat dan Menyelaraskan rencana pembangunan melalui
musyawarah. Langkah terakhir adalah Penyusunan rencana akhir.
Tahap selanjutnya adalah tahap penetapan rencana menjadi produk hukum sehingga
semua pihak Terikat untuk melaksanakannya. Menurut UU ini, RPJP (Rencana Pembangunan
Jangka Panjang) Nasional ditetapkan sebagai UU/Peraturan daerah. Sedangkan RPJM
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah) telah ditetapkan sebagai Peraturan Presiden /
Kepala daerah. Serta rencana Pembangunan tahunan nasional ditetapkan sebagai peraturan
presiden/kepala daerah. Tahap setelah tahap penetapan rencana pembangunan adalah tahap
pengendalian pelaksanaan.
Pengendalian pelaksanaan rencana tersebut bertujuan untuk menjamin tercapainya
tujuan dan sasaran pembangunan yg termuat dalam rencana melalui kegiatan-kegiatan koreksi
dan selama pelaksanaannya dipimpin oleh pimpinan kementerian. Selanjutnya, tugas menteri.
9
2) Kawasan yang berpotensi budidaya komoditi unggulan tanaman pangan alternatif
padi sawah Dan palawija di Kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Mamuju,
Kabupaten Mamuju Tengah, Kabupaten Mamuju Utara, dan Kabupaten Majene;
3) Kawasan industri skala menengah berupa agroindustri pengolahan hasil-hasil
perkebunan Kakao direncanakan pengembangannya di Kabupaten Polewali
Mandar, Kabupaten Mamuju Tengah, dan Kabupaten Mamuju;
4) Pelabuhan pengumpan regional, meliputi Pelabuhan Majene di Kabupaten Majene,
Pelabuhan Palipi di Kabupaten Majene, Pelabuhan Budong –Budong di Kabupaten
Mamuju Tengah dan Pelabuhan Pulau Ambo.
10
Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Pada Pasal 45 ditetapkan bahwa; Arahan
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi digunakan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi. Arahan pengendalian
pemanfaatan ruang meliputi : arahan peraturan zonasi sistem provinsi;,arahan
perizinan;,arahan pemberian insentif dan disinsentif; dan arahan sanksi.
Dalam peraturan ini menetapkan Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan
peruntukan pertanian disusun dengan memperhatikan: penentuan jenis komoditi
pertanian yang potensial dibudidayakan mengacu pada arahan perwilayahan komoditi
sebagaimana tercantum dalam rencana pola ruang yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan daerah ini. Kemudian pemanfaatan ruang untuk permukiman
petani dengan kepadatan rendah; dan yang terakhir ketentuan pelarangan alih fungsi
lahan pertanian,khususnya daerah lumbung pangan, menjadi lahan budidaya non
pertanian kecuali untuk pembangunan sistem jaringan prasarana utama. Kemudian
dalam peraturan ini Penetapan Kawasan Strategis yang ada di Sulawesi barat yaitu:
Dalam kebijakan ini pada pasal 40 menetapkan kawasan strategis :Kawasan strategis
dari sudut kepentingan ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1) huruf
a, meliputi : kawasan Lahan Pertanian Berkelanjutan (LP2B) berupa:
1) Sawah irigasi teknis di Kabupaten Mamuju Utara seluas 1.200 Ha;
2) Kabupaten Mamuju terutama DI Tommo seluas 2.500 Ha, DI Papalang seluas
1.005Ha, dan DI Sampaga seluas 1.240 Ha;
3) Kabupaten Mamuju Tengah terutama DI Tobadak seluas 1.880 Ha;
4) Kabupaten Polewali Mandar yaitu DI Tandung seluas 1.000 Ha; dan DI Lakejo
seluas 1.265.
11
Rencana struktur ruang bertujuan untuk pemerataan Pembangunan di seluruh wilayah
dan sekaligus menghindari Terjadinya pemusatan kegiatan yang berlebihan, agar terjamin
Keserasian pemanfaatan ruang yang sesuai dan seimbang Dengan pola pemanfaatan ruang
kabupaten seoptimal mungkin Dengan penyebaran prasarana dan sarana sosial dan
Kecenderungan yang berlaku di lapangan.
Berdasarkan analisis strategi pengembangan struktur ruang Wilayah Kabupaten
Polewali Mandar, yang memperhatikan Beberapa faktor seperti: kependudukan, ekonomi,
fisik serta Sarana dan prasarana, maka struktur ruang wilayah Kabupaten Polewali Mandar
dapat dibagi menjadi: 1 (Satu) Pusat kegiatan wilayah (PKW; Polewali) dan 2 (Dua) pusat
Kegiatan lokal (PKL; Wonomulyo, Campalagian dan Tinambung). Pada tiap-tiap PKW dan
PKL mempunyai fungsi Sebagai sentral pertumbuhan wilayah berdasarkan potensi Dan
kendala yang dimilikinya serta peningkatan akses antar Pusat kegiatan. Setiap pusat-pusat
kegiatan akan memberi dampak terhadap Pusat-pusat kegiatan lainnya, sehingga perlu ikatan
yang Menjalin hubungan tersebut untuk saling memenuhi Kebutuhan tiap pusat kegiatan
melalui sumberdaya yang Dimiliki.
Ada beberapa pertimbangan yang ikut menentukan bentuk Struktur ruang Wilayah
Kabupaten Polewali Mandar, yaitu sebagai Berikut :
1) Masih terdapat beberapa daerah yang terisolir yang Memiliki aksesibilitas rendah,
bahkan sangat rendah, Sehingga mengakibatkan pertumbuhan yang lambat pada
daerah-daerah tersebut;
2) Pengaruh lingkungan strategis (global, nasional, regional, Dan lokal) yang sangat
besar, menjadikan posisi strategis Suatu daerah menjadi sangat penting, sehingga
ada suatu Daerah yang mengalami pertumbuhan wilayah yang lebih Cepat
dibanding dengan daerah lain;
3) Pertimbangan rencana terhadap prinsip-prinsip struktur Ruang dan proses
perkembangan wilayah sebagai referensi Pokok penyusunan esensi perencanaan;
Nilai-nilai profesionalisme ruang menjadi dasar filosofi yang Mengilhami pertumbuhan
dan pengembangan wilayah. Secara mendasar pola dan bentuk struktur ruang wilayah
Kabupaten Polewali Mandar akan mengakomodasi Kepentingan 16 perencanaan dalam 4
(empat) dimensi ruang Sebagai berikut: (1) Ruang Darat, (2) Ruang Laut, (3) Ruang Udara
dan (4) Ruang di bawah muka bumi, masing-masing Apresiasi keempat ruang tersebut
12
mengakomodasi nilai-nilai kontekstual yang berkaitan dengan perencanaan infrastruktur,
Rencana tata guna hutan, ruang terbuka hijau, kawasan perkotaan, kawasan perdesaan dan
kawasan buatan.
13
a. Fasilitasi pemasaran produk unggulan masyarakat melalui Bumdes
b.Fasilitasi Program Inovasi Desa
c. Padat karya tunai melalui kegiatan pembangunan desa
8) Pengembangan Kawasan transmigrasi beberapa kegiatan yang dilaksanakan antara
lain :Pembangunan sarana dan prasarana transmigrasi - Proyek transmigrasi lokal
masyarakat miskin yang tidak memiliki /menguasai asset tanah 9. Pengembangan
Usaha Mikro Kecil Menengah beberapa kegiatan yang dilaksanakan antara lain : -
Fasilitasi akses dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) - Pendampingan dan pelatihan
UMKM - Bantuan modal peralatan bagi pelaku UMKM
9) Perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan beberapa kegiatan yang
dilaksanakan antara lain : - Pelaksanaan operasi pasar 9 bahan pokok -
Perlindungan konsumen - Pengawasan Distribusi Tabung Gas 3 Kg
10) Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat beberapa
kegiatan yang dilaksanakan antara lain : - Parenting bagi orang tua siswa (Fokus
penanganan stunting) - Pemberian bantuan operasional pendidikan kesetaraan
Paket A, B dan C - Pengembalian anak putus sekolah
11) Kesehatan - Pemberian Bantuan Jaminan Kesehatan bagi masyarakat yang
didaftarkan oleh Pemerintah Daerah; - Pemberian bantuan Biaya Hidup bagi
Pasien yang dirujuk; - SIPAMANDAQ Kawal Ibu Hamil; SPKD Kabupaten
Polewali Mandar Tahun 2020-2024 107 - Pemberian Bantuan bagi Pasien Miskin
yang belum terdaftar BPJS;
12) Fasilitasi rumah singgah bagi pasien hamil yang akan melahirkan.
13) Penyediaan akses air minum dan sanitasi yang layak beberapa kegiatan yang
dilaksanakan antara lain : - Pamsimas - Penyertaan modal PDAM - Pembangunan
Spam Regional
14) Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni beberapa kegiatan yang dilaksanakan antara
lain : - Program Bedah Rumah
15) Penanganan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Penanganan Rumah Tidak Layak
Huni di Polewali Mandar dilaksanakan melalui Bantuan Stimulan Perbaikan
RTLH pada Rumah Tangga Miskin yang bersumber dari APBD Kabupaten
Polewali Mandar, dengan kuota 3 unit RTLH per desa per tahun dengan nominal
14
masing-masing RTLH sebesar Rp.10.000.000,-. Melalui stimulasi APBD tersebut,
dalam kurun waktu tahun 2019-2024 telah tertangani sebanyak 51.997 unit RTLH.
BAB III
GAMBARAN UMUM
15
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2005, tanggal 27 Desember 2005, tentang Perubahan Nama
Kabupaten Polewali Mamasa menjadi Kabupaten Polewali Mandar. Kabupaten Polewali
Mandar merupakan salah satu dari enam kabupaten yang berada di wilayah Provinsi
Sulawesi Barat, dengan luas wilayah darat ±2.022.30 Km2 dan luas wilayah laut ±460 km2,
serta panjang garis pantai ±94,12 Km2. Berdasarkan letak geografis, Kabupaten Polewali
Mandar berbatasan dengan:
a. Kabupaten Mamasa di sebelah Utara
b. Selat Makassar di sebelah Selatan
c. Kabupaten pinrang di sebelah Timur
d. Kabupaten Majene di sebelah Barat
Kabupaten Polewali Mandar secara administratif terbagi ke dalam 16 kecamatan
yang terdiri atas 144 desa dan 23 kelurahan. Kecamatan Tubbi Taramanu merupakan
kecamatan yang terluas dengan luas wilayah ±356,95 Km2 atau sekitar 17,65 persen dari
luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar, Kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil
adalah Kecamatan Tinambung dengan luas ±21,34 Km2 atau hanya 1,06 persen dari luas
wilayah Kabupaten Polewali Mandar. untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
Persentase Terhadap
2
No Kecamatan Luas Area 𝐾𝐾 Luas Kabupaten (%)
16
Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan Kabupaten Polewali Mandar
17
- Desa galung Lombok dengan luas area : 6,50 m2
Secara administratif dibatasi oleh :
- Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan limboro
- Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan balanipa
- Sebelah selatan berbatasan dengan teluk mandar
- Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten majene
18
di kecamatan Tinambung dengan luas wilayah + 299 Ha yang terdiri dari areal pertanian + 64
Ha, Areal pemukiman +205 Ha dan lain-lainnya + 30 Ha termasuk didalamnya pemintalan
tali.
Penduduk merupakan komponen utama dalam suatu wilayah. Wilayah tidak akan
berkembang jika tidak ada penduduk, karena penduduk menjadi pengelola dari potensi
masing-masing wilayah. Desa Karama merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan
Tinambung dengan jumlah penduduk 5383 jiwa,penduduk laki-laki sebanyak 2629 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 2754 jiwa.
19
Produksi perikanan tingkat kab. POLMAN pada tahun 2021 paling tinggi pada
Triwulan lll, yaitu sekitar 8.399,41 ton, dan paling rendah pada Triwulan lV yaitu sekitar
5.752,83 ton.
Sedangkan produksi perikanan tingkat kecamatan Tinambung tahun 2021 dalam
kurun 2 tahun terakhir mengalami peningkatan pada produksi perikanan lautnya yaitu
meningkat di tahun 2021 menjadi 5.402,15 ton. Sedangkan perikanan umumnya 2 tahun
terakhir tetap stabil.
3.4.3 Bentuk pengolahan produksi perikanan
• Hasil tangkapan langsung dijual/dipasarkan
• Diolah menjadi bakso ikan
• Diolah menjadi abon ikan
• Diolah menjadi tumpi-tumpi
20
Gambar 3.6 Gambar 3.7
Olahan Tumpi-Tumpi Dari Ikan Olahan Abon Dari Ikan
Uraian Jumlah
Gedung TK 1 unit
Gedung Sd 5 unit
21
Tabel 3.5 prasarana pendidikan desa Karama
PNS 49 orang
Angkutan 15 orang
22
bekerja di sektor Nelayan +_ 582 Orang PNS berjumlah 49 orang, yang bekerja di
sektor industri +_ 300 orang, dan bekerja di sektor Angkutan 5 Orang lain-lain -+48
orang.
4. keterampilan masyarakat
23
5. Pengetahuan masyarakat.
24
4. Sosialisasi tentang tata cara pengolahan hasil produksi perikanan seperti olahan
bakso ikan.
25
pada saat acara
pernikahan dan lain
sebagainya.
26
baik dikarenakan hasil
perikananya lebih dipilih
untuk di jual langsung.
Wisata yang Kantor desa Wisata bahari Wisata bahari di desa karama
berpotensi di belum berjalan secara
Desa Karam optimal
27
(identitas) desa
wisata
Kantor desa Wisata budaya - kelestarian budaya yang
masih terjaga
- hasil tenun di ekspor
keluar daerah bahkan
sampai keluar negeri
28
3.4.6 Menjaga tradisi pambeso kapal dan manette lipa sa’be sebagai daya tarik
atraksi wisata
1. Tradisi pambeso kapal
Tabel 3.12 hasil wawancara kantor Desa
Data Hasil Data Keterangan
29
Jumlah ada Berdasarkan hasil wawancara jumlah karyawan ada
anggota 10 orang yang difasilitasi tempat dan ada sekitar 40
an orang dirumah masing- masing
Upaya dan strategi Tidak ada Belum ada pengelolaan khusus atau
pemerintah tempat pembuangan sampah itu
sendiri,namun tahun ini akan baru
diupayakan pengadaan truk
pengangkut sampah dan pengadaan
30
tempah sampah di depan rumah
masing-masing warga yang ada di
desa karama.
Sarana prasarana Tidak ada Berdasarkan hasil observasi lapangan
persampahan disana memang belum ada
penyediaan sarana dan prasarana
persampahan.
31
Akses jalan yang baik menjadi salah satu faktor utama menuju ke objek wisata.
Kondisi jalan di Desa Karma khususnya menuju objek wisata budaya pembuatan
sarung tenun sudah baik karena badan jalan yang terbuat dari beton
2. Gazebo
Gazebo merupakan tempat khusus untuk memberikan keteduhan dan tempat
berlindung. Namun di tempat wisata budaya yang ada di desa Karama tidak terdapat
gazebo itu sendiri
3. Wc Umum
Tidak adanya wc umum sehingga wisatawan kesulitan apabila ingin membuang air
4. Peribadatan
Tidak adanya sarana peribadatan di tempat wisata budaya sehingga wisatawan yang
berkunjung harus mencari masjid terdekat apabila ingin sholat.
5. Tempat Sampah
Tidak adanya tempat pembuangan sampah di tempat wisata budaya. Hal ini
menyebabkan wisatawan membuang sampah sembarang tempat dan hal ini
membuat sampah berserakan dimana- mana dan akan menimbulkan pencemaran
lingkungan.
6. Area Food Court
Tidak terdapat warung di tempat wisata tersebut, sehingga wisatawan yang
berkunjung kerap membeli minuman dan makanan di luar.
32
BAB IV
ANALISIS
Dari hasil produksi perikanan, baik lingkup kabupaten maupun lingkup kecamatan,
diketahui Bahwa produksi perikanan tangkap tetap stabil tanpa adanya penurunan signifikan.
Hanya saja Produksi perikanan lingkup kabupaten sering berubah ubah, hal ini disebabkan oleh
berbagai kondisi, Seperti cuaca dan kurangnya terumbu karang. Hal ini mengakibatkan terjadinya
pendistributoran yang Terganggu dan tentunya perlu mengimpor perikanan tangkap daerah lain
(Barter), untuk menjaga Keseimbangan permintaan konsumen.
33
4.1.1. Hasil pendapatan dari perikanan
Hasil produksi perikanan desa karama bagi masyarakat dalam sekali melaut, rata-rata Bisa
mendapatkan sekitar 1 juta-5 juta, paling sedikit 500 ribu. Situasi ini tentunya sudah Terbilang
cukup, karena mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan masyarakat terkait. Akan tetapi
masih ada sebagian masyarakat yang belum terpenuhi kebutuhannya dari Hasil tangkapan
perikanan lautnya, hal ini disebabkan kurangnya hasil tangkapan dan Dipengaruhi juga oleh
kurangnya kemampuan dalam pengolahan hasil tangkapan.
34
Dari hasil wawancara dengan nelayan di desa karma, diketahui bahwa hasil produksi
perikanan Biasanya langsung dijual/dipasarkan. Adapun sebagian dari mereka mengolahnya
menjadi beberapa Aneka olahan. Para ibu-ibu mengolah hasil nelayannya (ikan) dengan berbagai
makna,akan tetapi olahan Tersebut tidak dipasarkan secara meluas, dan hanya dibuat dalam waktu
tertentu saja, hal ini Dikarenakan kurangnya segmentasi pasar dan kemampuan pendistributoran.
Dari data tingkat pendidikan masyarakat desa karama dapat dilihat bahwa persentase
tingkat pendidikan desa Karama rata-rata berpendidikan SD atau sederajat sampai SMA serta tidak
sekolah. Dalam hal ketersediaan SDM yang Memadai dan mumpuni, keadaan ini merupakan
tantangan tersendiri. Hal ini tidak terlepas dari terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan ,
disamping itu tentu masalah ekonomi dan Pandangan hidup masyarakat.
35
4.1.5 Pengetahuan Masyarakat
Dari hasil wawancara diketahui pengetahuan masyarakat desa karama, bahwa Masyarakat
di desa karama khususnya para ibu-ibu mengolah hasil nelayannya (ikan) dengan berbagai
makanan-makanan, akan tetapi olahan tersebut tidak dipasarkan secara meluas,dan hanya
dibuat dalam waktu tertentu seperti pada saat acara pernikahan dan lain sebagainya.
Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada masyarakat desa karama sendiri, Dengan
beberapa pertanyaan, maka diperoleh hasilnya, yaitu dimana pengetahuan masyarakat Tentang
pengalaman tenaga kerja mempengaruhi hasil tangkapan ikan itu sangat besar. Serta Dengan
pertanyaan hasil tangkapan mempengaruhi jumlah pendapatan, jawaban masyarakat Dalam
keadaan kurang setuju. Dan semestinya masyarakat desa karama mendapatkan pemahaman dan
pengetahuan Yang lebih, bahwa sebuah hasil tangkapan tentu akan mempengaruhi sebuah
pendapatan, Dalam pemenuhan kebutuhan hidup
36
4.2. Analisis kerjasama stakeholder olahan hasil produksi perikanan
Mengingat bahwa kewajiban pemerintah khususnya di bidang Pertanian mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi
dan pelaporan di bidang Pengembangan komoditas, logistik, bina mutu dan sertifikasi produk.
Untuk Menyelenggarakan tugas pokok dimaksud. Bidang usaha dan pengembangan komoditas
mempunyai fungsi :
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,
evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan komoditas
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan
Evaluasi dan pelaporan di bidang logistik bina mutu dan diversifikasi produk dan
3. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan Tugas dan
fungsinya.
Oleh karena itu mengapa peran pemerintah baik dan lembaga non pemerintah maupun
Lembaga pemerintah sangat diperlukan dalam pengembangan hasil olahan produksi Perikanan,
agar dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di Desa Karama.
Dari hasil data kuesioner yang dibagikan terkait program penyuluhan, diketahui bahwa
masyarakat lebih dominan menjawab tidak mengikuti pelatihan pengolahan perikanan,
kemudian dengan pelatihan ini, tidak banyak masyarakat yang dapat mengaplikasikan ilmunya
kedalam keterampilannya, khususnya dalam pengolahan produksi perikanan. Bukan hanya
37
pelatihan dalam bidang pengolahan perikanan, tetapi juga dalam bidang pembuatan kain sutra
serta program pemberian fasilitas perikanan.
Dan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk peningkatan hasil olahan produksi perikanan
di desa karama seperti melakukan sosialisasi dan juga memberikan beberapa bantuan alat yang
digunakan untuk menangkap ikan. Namun upaya tersebut belum dimanfaatkan dengan baik oleh
masyarakat di desa karama karena menurutnya lebih untung jika hasil perikanan tersebut di jual
secara langsung.
Berdasarkan hasil wawancara bahwa dalam tata kelola pariwisata di desa karama masih
tergolong rendah karena masyarakat belum sepenuhnya peduli serta kurangnya budaya sadar
tata kelola pariwisata. (taslim,17-03-2022)
Konsep pengelolaan DMO ini sendiri diartikan sebagai tata kelola destinasi pariwisata
yang terstruktur dan sinergis, yang mencakup fungsi koordinasi, perencanaan, implementasi
serta pengendalian organisasi destinasi secara inovatif dan sistematik
a) Akses aksesibilitas yang memadai seperti adanya jamban dan tersedianya air bersih,
b) Perilaku dan kebiasaan masyarakat itu sendiri mengenai kebersihan seperti membuang
sampah pada tempatnya dan rajin mencuci tangan.
38
2. kesimpulan
Berdasarkan hasil fakta wawancara dan teori mengenai pengetahuan masyarakat dalam tentang
menjaga kebersihan lingkungan itu sendiri memang masih kurang atau masih rendah dilihat dari
kebiasaan masyarakat yang masih membuat hajat sembarangan dengan tidak memanfaatkan
fasilitas yang ada.
Prasarana
Lingkup Keterangan
prasarana Sarana Status Dimensi
pelengkap
Rumah (5 Tong Pribadi - -
jiewa) sampah
RW (2500 Gerobak TPS 2 m³ Jarak bebas Gerobak
jiwa) sampah TPS dengan mengangkut
Bak sampah 6 m³ lingkungan 3× seminggu
kecil hunian
minimal 30
Kelurahan Gerobak TPS 2 m³
an
(30.000 sampah
jiwa ) Gerobak
mengangkut
Baik 12 m³ 3x seminggu
sampah
besar
Model TPS/TPA - Gerobak
sampah lkal mengangkut
Baik 25 m³ 3x seminggu
sampah
besar
Kota Baik sampai TPA - -
(>480.000 akhir
jiwa) Tempat daur -
ulang
sampah
39
b. Data hasil wawancara mengenai sarana dan prasarana persampahan
Pada tahap kebersihan lingkungan penyediaan sarana dan prasarana itu sendiri belum memadai
seperti tidak adanya lahan khusus untuk tempat pembuangan sampah itu sendiri,namun tahun ini
akan diupayakan juga adanya truk pengangkut sampah serta pengadaan tempat-tempat sampah di
setiap rumah masyarakat yang ada di desa ini.(Taslim,17/3/2022).
c. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis kebersihan lingkungan yang ada di Desa Karama itu sendiri dapat
dilihat bahwa sarana dan prasarana persampahan memang belum memadai karena belum tersedia
sarana dan prasarana yang dibutuhkan,baru dalam bentuk perencanaan oleh pemerintah setempat.
Berdasarkan hasil wawancara bahwa desa karama memang berpotensi menjadi tempat
wisata.terdapat dua wisata yang perlu dikembangkan di desa ini,yaitu wisata budaya dan
wisata bahari yang baru akan digenjot tahun ini (Taslim.2022)
b. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dari data wawancara dan teori tentang potensial pariwisata desa
karama memang berpotensial menjadi tempat wisata bahari maupun budaya.namun untuk
wisata bahari sendiri baru akan di kelola atau digenjot tahun ini
40
4.6.1 Standar ketersediaan sarana prasarana pariwisata
Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator
perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa hambatan dari
pengadaan dan peningkatan hotel, restoran, tempat hiburan dan sebagainya serta prasarana jalan
dan transportasi yang lancar dan terjangkau oleh wisatawan.
41
di tempat wisata ini. perlunya penyediaan gazebo, tempat sampah , peribadatan, wc umum,
warung. Perlu adanya perencanaan lebih lanjut mengenai ketersediaan sarana prasarana
pariwisata budaya ini untuk meningkatkan pengoptimalan sarana wisata.
gambar 4.2 peta jaringan jalan Desa Karama gambar 4.3 akses jalan menuju wisata
Kondisi sepanjang jalan desa Karama sudah dapat dikatakan baik, dapat dilihat pada gambar
diatas badan jalan yang terbuat dari struktur beton. Ketersediaan jalan yang sudah memenuhi
standar sehingga dapat dilalui kendaraan roda 2 maupun kendaraan roda 4.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil obvervasi dan evaluasi dari perencanaan masterplan ynag di lakukan di Desa
Karama dapat di simpukan tata kelola pariwisata di desa karama masih tergolong rendah karena
masyarakat belum sepenuhnya peduli serta kurangnya budaya sadar tata kelola pariwisata. Hal ini
dapat di lihat dari :
B. Saran
Setelah penulis melihat hasil penelitian ini penulis perlu untuk memberikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Pembaca
Dalam penyusunan ini tentu masih banyak kekurangan didalamnya untuk itu penulis masih
sangat perlu pembelajaran serta masukan dari berbagai elemen-elemen pembaca
2. Mahasiswa
Agar kreatifitas dalam belajar terus ditingkatkan. Sehingga motivasi serta dukungan belajar
terus terpacu, maka perhatian dalam mengikuti mata kuliah akan tercipta dengan baik. Dan
hasil pembelajaran mahasiswa pun akan selalu mengalami peningkatan
3. Dosen
Seorang pendidikan yang secara langsung berinterkasih dengan mahasiswa dalam proses
perkuliahan diharpakan terus memperkaya diri dengan pengetahuan tentang berbagai
macam metode dan model perkuliahan. Karena model perkuliahan mempunyaai peran
penting dalam upaya pentransferan ilmu peengetahuan pada mahasiswa. Untuk itu dalam
penyusunan perencanaan masterplan di Desa Karama ini tentunya sangat membutuhakan
bimbingan agar dalam penyussuaan laporan ini terta tengan rapi.
43
DAFTAR PUSTAK
44