01 (2024) 312-322
© Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
JTRESDA
Journal homepage: https://jtresda.ub.ac.id/
p-ISSN : 2798-3420 I e-ISSN : 2477-6068
1. Pendahuluan
Pertanian memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia dan menyediakan pasokan
pangan nasional. Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi dilakukan sesuai dengan prinsip
sistem irigasi, satu kesatuan sistem irigasi. pembangunan dan pengelolaan, dengan memperhatikan
kepentingan pengguna air irigasi dan pengguna jaringan irigasi di bagian hulu, tengah, dan hilir
sebagaimana tercantum dalam Pasal 6 ayat 2 Peraturan PUPR Nomor 30/PRT/M/2015.
Berdasarkan pernyataan tersebut, perlu dilakukan optimalisasi pengalokasian air irigasi agar
diperoleh manfaat sebesar-besarnya dari penyediaan air yang tersedia. Daerah Irigasi Sewu yang
berlokasi di Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun yang memiliki luas luas DI 1.332 Ha dibangun
guna dapat memberikan pengairan yang optimal bagi lahan-lahan pertanian masyarakat. Permasalahan
di Daerah Irigasi Sewu sendiri diantaranya adalah pada Musim Kemarau II (MK II) debit berkurang
sehingga ada sedikit kekurangan pada petak sawah yang berada di hilir yang menyebabkan para
petani mengandalkan sumur dalam. Serta permasalahan persentase periode terpenuhi kebutuhan air
irigasi dalam 1 tahun pada Daerah Irigasi Sewu hanya sebesar 13,3% dengan total periode terpenuhi
yaitu 12 dari 36 periode berdasarkan perhiutngan neraca air sebelum dilakukan optimasi.
Dari permasalahan yang ada, diperlukan solusi salah satunya adalah perencanaan penggunaan air
yang optimal untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal terutama dengan teknik optimasi.
Optimasi dalam penelitian ini adalah rencana pengelolaan distribusi air irigasi untuk mencapai
produktivitas pertanian yang optimal. Untuk penelitian ini digunakan teknik optimisasi, yaitu dengan
dinamika yang ditentukan. Program dinamik atau pemrograman dinamik adalah metode untuk
mengoptimalkan proses pengambilan keputusan multi-langkah [9]. Hasil yang diperoleh dapat
membantu menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air dengan cara memaksimalkan
keuntungan dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul [4].
313
Kingkin Pinesthi Palupi 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 04 No. 01 (2024) p. 312-322
2.2 Metode
314
Kingkin Pinesthi Palupi 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 04 No. 01 (2024) p. 312-322
Gambar 2 : Jalur Optimasi Alokasi Air Irigasi Daerah Irigasi Sewu Berdasarkan Elemen
Langkah-langkah perhitungan program dinamik untuk memecahkan masalah alokasi air di DI Sewu
adalah sebagai berikut.
1. Perhitungan volume air tersedia sesuai debit andalan yang didistribusikan di daerah irigasi
2. Menghitung volume air yang dibutuhkan untuk setiap bangunan yang dikaji
3. Analisa unit volume air sesuai air irgasi yang tersedia
4. Hitung luas irigasi yang bisa diairi pada setiap periode tanam untuk setiap bangunan
5. Menentukan keuntungan lahan irigasi
6. Tentukan keuntungan maksimum yang dapat diairi dengan menggunakan prosedur rekursif.
2.3 Persamaan
315
Kingkin Pinesthi Palupi 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 04 No. 01 (2024) p. 312-322
Keterangan:
NFR = kebutuhan air di sawah untuk tanaman padi (mm/hari)
Etc = kebutuhan air tanaman
P = perkolasi (mm/hari)
Re = curah hujan
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari)
316
Kingkin Pinesthi Palupi 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 04 No. 01 (2024) p. 312-322
Keterangan:
𝑓𝑆𝑖∗ = target yang dicapai dalam hal keuntungan total dari pengalokasian air ke setiap tahap
selama satu musim tanam(satuan rupiah)
𝑅𝑖 = keuntungan dari pengalokasian air ke bangunan (satuan rupiah)
∗
𝑓(𝑠𝑖−1) = keuntungan total dari alokasi ke tahap/bangunan sebelumnya (satuan rupiah)
317
Kingkin Pinesthi Palupi 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 04 No. 01 (2024) p. 312-322
I 13.764,02
II 16.987,39
III 26.492,75
318
Kingkin Pinesthi Palupi 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 04 No. 01 (2024) p. 312-322
luas maksimum lahan yang dapat ditanami. Keuntungan per hektar diperoleh berdasarkan perhitungan
hasil panen dikalikan dengan keuntungan berdasarkan jenis tanaman pada setiap musim tanam.
Pasokan per satuan volume air didasarkan pada lahan yang terairi maksimum di setiap bangunan
sehingga keuntungan dari setiap pasokan satu satuan volume air tidak sama. Namun, jika pemberian
unit volume air yang diterima menjadi yang terbesar untuk memberikan satuan air terkecil, lalu dapat
menghasilkan keuntungan yang sama.
Keuntungan pemberian air pada tiap musim tanam menunjukkan perbedaan pada pemberian air,
namun ketika luas lahan telah diairi secara maksimal dengan jumlah air yang disuplai seminimal
mungkin sehingga menghasilkan keuntungan yang sama.
319
Kingkin Pinesthi Palupi 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 04 No. 01 (2024) p. 312-322
Tabel 5: Keuntungan Irigasi Berdasarkan Pemberian Air pada MT III dalam Rupiah
Pemberian Tahap
Air (unit) 1 2 3 4 5
1 82,788,373 4,964,093,659 2,802,977,761 3,689,996,040 1,383,748,515
2 82,788,373 5,377,768,130 2,802,977,761 3,689,996,040 1,383,748,515
3 82,788,373 5,791,442,602 2,802,977,761 3,689,996,040 1,383,748,515
4 82,788,373 6,205,117,073 2,802,977,761 3,689,996,040 1,383,748,515
5 82,788,373 6,618,791,545 2,802,977,761 3,689,996,040 1,383,748,515
6 82,788,373 7,032,466,016 2,802,977,761 3,689,996,040 1,383,748,515
Setelah itu masuk pada tahap optimasi dengan program dinamik. Program dinamik
pada studi yang dilakukan diselesaikan dengan forward recursive yaitu menghitung optimasi
yang dihitung dari tahap pertama sampai tahap paling akhir. Kemudian diselesaikan dengan
backward recursive yaitu menghitung optimasi yang dihitung dari tahap paling akhir sampai
tahap pertama untuk dilakukan cek kontrol.
3.5 Optimasi Program Dinamik
Berdasarkan hasil analisa optimasi alokasi air irigasi yang telah dilakukan menggunakan
program dinamik deterministik pada Daerah Irigasi Sewu, diperoleh hasil rekapitulasi yang
ditunjukkan oleh tabel 6 yaitu pada masing-masing Musim Tanam I, II, dan III keuntungan meningkat
sebanyak 9,18%, 9,18%, dan 64,39%. Selain itu berdasarkan hasil perhitungan optimasi yang
dilakukan terlihat bahwa optimasi dengan program dinamik meningkatkan intensitas tanman pula di
DI Sewu dimana sebelum optimasi adalah 236%, sedangkan setelah optimasi adalah 287%.
Tabel 7: Pola Sebaran Air Untuk Memperoleh Keuntungan Maksimum Saat Musim Tanam I
Luas terairi (ha) Debit 10 Harian (m³/dt) Keuntungan (Rp)
Bangunan
sebelum optimasi setelah optimasi sebelum optimasi setelah optimasi sebelum optimasi setelah optimasi
B.SW.1 7.00 7.00 0.01 0.00 100,295,059.02 100,295,059
B.SW.3 1,213.00 659.00 0.74 4.34 17,379,700,940.98 9,442,063,413
B.BR.5 0.00 237.00 0.27 0.48 0.00 3,395,704,141
B.BR.7 0.00 312.00 0.35 0.48 0.00 4,470,294,059
B.PR.2 0.00 117.00 0.13 0.48 0.00 1,676,360,272
Jumlah 1,220.00 1,332.00 1.49 5.79 17,479,996,000.00 19,084,716,944.26
320
Kingkin Pinesthi Palupi 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 04 No. 01 (2024) p. 312-322
Tabel 8. Pola Sebaran Air Untuk Memperoleh Keuntungan Maksimum Saat Musim Tanam II
Luas terairi (ha) Debit 10 Harian (m³/dt) Keuntungan (Rp)
Bangunan
sebelum optimasi setelah optimasi sebelum optimasi setelah optimasi sebelum optimasi setelah optimasi
B.SW.1 7.00 7.00 0.09 0.00 100,175,829.51 100,175,830
B.SW.3 1,213.00 659.00 8.75 4.34 17,359,040,170.49 9,430,838,807
B.BR.5 0.00 237.00 3.15 0.48 0.00 3,391,667,370
B.BR.7 0.00 312.00 4.14 0.48 0.00 4,464,979,830
B.PR.2 0.00 117.00 1.55 0.48 0.00 1,674,367,436
Jumlah 1,220.00 1,332.00 17.69 5.79 17,459,216,000.00 19,062,029,272.13
Tabel 9. Pola Sebaran Air Untuk Memperoleh Keuntungan Maksimum Saat Musim Tanam III
Luas terairi (ha) Debit 10 Harian (m³/dt) Keuntungan (Rp)
Bangunan
sebelum optimasi setelah optimasi sebelum optimasi setelah optimasi sebelum optimasi setelah optimasi
B.SW.1 7.00 0.00 0.00 0.00 82,788,372.69 0
B.SW.3 696.00 489.68 6.75 1.45 8,231,529,627.31 5,791,442,602
B.BR.5 0.00 237.00 3.27 0.48 0.00 2,802,977,761
B.BR.7 0.00 312.00 4.30 0.48 0.00 3,689,996,040
B.PR.2 0.00 117.00 1.61 0.48 0.00 1,383,748,515
Jumlah 703.00 1,155.68 15.93 2.89 8,314,318,000.00 13,668,164,917.40
Terdapat peningkatan yang cukup signifikan berdasarkan perhitungan neraca air setelah
dilakukan optimasi menggunakan program dinamik deterministik. Peningkatan tersebut yaitu
persentase periode terpenuhinya kebutuhan air irigasi menjadi 80,6% yang awalnya sebesar 16,7%
dalam satu tahun. Hal tersebut menunjukkan optimasi yang telah dilakukan dapat memaksimalkan
luas lahan yang dapat ditanami dibandingkan dengan sebelum dilakukan optimasi. Pada umumnya,
besar persentase periode yang harus dipenuhi yaitu sebesar 100% untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi. Namun, terdapat beberapa faktor yang bisa memengaruhi penentuan jenis tanaman yang
ditanam maupun jadwal mulai tanam yang kurang tepat.
321
Kingkin Pinesthi Palupi 1 et al., Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Air Vol. 04 No. 01 (2024) p. 312-322
4. Kesimpulan
1. Jalur optimal pada masing-masing Musim Tanam I, II, dan III adalah 12 - 12 - 3 - 2 - 1 – 0, 12 -
12 - 3 - 2 - 1 – 0, 6 - 6 - 3 - 2 - 1 – 0 dengan keuntungan maksimum masing-masing adalah Rp.
19.084.716.944, Rp. 19.062.029.272, dan Rp. 13.668.164.917.
2. Pemanfaatan luas lahan yang optimal untuk pertanian Daerah Irigasi Sewu berdasarkan
perhitungan optimasi pada masing-masing Musim Tanam I, II, dan III yaitu 9,18%, 9,18%,
64,39%. Sedangkan intensitas tanaman mengalami peningkatan sebesar 51% dimana sebelum
optimasi sebesar 236% dan setelah optimasi sebesar 287%.
3. Berdasarkan hasil optimasi dengan dinamik deterministik diperoleh keuntungan total pemberian
air untuk setiap tahap atau bangunan irigasi yaitu sebesar Rp. 51.814.911.134 dimana persentase
peningkatan sebesar 2,70% jika dibandingkan dengan keuntungan sebelum optimasi yang sebesar
Rp. 14.385.022.182. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa optimasi program dinamik
deterministik yang dilakukan bisa meningkatkan keuntungan yang dapat diperoleh oleh petani
dengan selisih keuntungan dengan keuntungan sebelum optimasi yaitu sebesar Rp.
37.429.888.952.
Daftar Pustaka
[1] A. A. Hoesein, J. Suparmanto, and S. Sugianto P.R, “Optimasi Irigasi Dengan Program
Dinamik DI Metro Hilir,” 2012
[2] Berbel, J. and Exposito, A, 2022. A decision model for stochastic optimization of seasonal
irrigation-water allocation, Agricultural Water Management, 262(September 2021), pp. 1–6.
doi: 10.1016/j.agwat.2021.107419.
[3] Damayanti, I. and Santosa, B, 2022. Analisis Optimasi Pola Tata Tanam Jaringan Irigasi
Daerah Irigasi Cidurian Tangerang Menggunakan Program Linier, Teras Jurnal, 12(1), pp.
281–294.
[4] Gong, X. et al, 2020. Optimization allocation of irrigation water resources based on crop
water requirement under considering e ff ective precipitation and uncertainty, Agricultural
Water Management. Elsevier, 239(126), p. 106264. doi: 10.1016/j.agwat.2020.106264.
[5] Hidayat, A. K., & Empung, E. “Analisis curah hujan efektif dan curah hujan dengan berbagai
periode ulang untuk wilayah Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Garut”. Jurnal Siliwangi Seri
Sains dan Teknologi, 2016
[6] F. S. Dyolaksti, “Optimasi Pemberian Air Irigasi Dengan Program Dinamik (Studi Kasus:
Daerah Irigasi Candilimo Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa Timur),” Institut Teknologi
Bandung, 2020.
[7] Juwono, P. T. et al, 2018. Optimization of Irrigation Cropping Patern (Case Study on Karang
Anyar Irrigation Area, Malang Regency, Indonesia), International Journal of GEOMATE,
15(50), pp. 197–204.
[8] Juwono, P. T., Limantara, L. M. and Putra, A. R, 2021. Optimizing Irrigation Benefits In The
Water System Using Dynamic Programming, Journal of Southwest Jiaotong University,
56(4).
[9] K. P. Dirjen Sumber Daya Air, Standar Perencanaan Irigasi - Kriteria Perencanaan Bagian
Jaringan Irigasi KP-01. Jakarta, 2013
[10] Limantara, L. M. (2018). Rekayasa Hidrologi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
[11] L. M. Limantara and W. Soetopo, Manajemen Air (Water Management). Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2020
[12] Nuf’a, H., Limantara, L. M. and Soetopo, W, 2016. Optimasi Air Waduk Gondang dengan
Metode Dinamik Deterministik, Jurnal Teknik Pengairan, 7(1), pp. 25–34.
[13] Rizky, A. N. “Program Dinamik Pada Perencanaan Produksi Dan Pengendalian Persediaan
PT Ganesha Abaditama”. Jurnal Optimasi Teknik Industri (JOTI), 2021
[14] S. Nalurita, “Studi Optimasi Distribusi Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Tengoro Kabupaten
Banyuwangi Dengan Program Dinamik Stokastik,” Universitas Brawijaya, 2016.
[15] S. S.K, Irigasi dan Bangunan Air. Jakarta: Gunadarma, 1997
322