Anda di halaman 1dari 13

Inovasi Perencanaan Bendungan Tipe Urugan Sebagai Pengendali Banjir dan

Memiliki Multifungsi Lain secara Maksimal

Gambar 1. Peta Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (sumber:


https://okuselatankab.go.id/letak-geografis/)
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan merupakan salah satu kabupaten pemekaran di
Provinsi Sumatera Selatan yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir. Kabupaten ini
memiliki ibukota kabupaten di Muaradua.

Secara geografis, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan terletak di antara


103°24’22.36″ – 104°22’8.72″ Bujur Timur dan antara 4°12’58.36″ – 4°55’26.97″
Lintang Selatan. Kabupaten yang baru resmi terbentuk pada tahun 2004 ini, menurut data
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten OKU Selatan memiliki luas wilayah 437.687 Ha
atau 4,376.87 km2.
Adapun secara administrasi wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki
batas-batas sebagai berikut:
• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu;
• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten
Pesisir Barat Provinsi Lampung;
• Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Kaur
Provinsi Bengkulu; dan
• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan
Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung.

Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan memiliki luas wilayah 5.493,94 Km2 atau
549.394 Ha. Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2014 terdiri dari 19 kecamatan dan
terbagi menjadi 7 kelurahan dan 237 desa, dengan kecamatan terluas adalah kecamatan
Buay Pemaca dengan luas wilayah 71,452 Ha atau 13,01% dari total luas wilayah
kabupaten OKU Selatan. Sementara itu, kecamatan kisam ilir memiliki luas terkecil
diantara kecamatan lainnya dengan luas 13,602 Ha atau hanya 2,48% dari total luas
wilayah kabupaten.

Permasalahan yang sering terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan adalah
banjir. Pada tahun 2020 sekitar bulan Mei, banjir terjadi dan merendam kurang lebih 14
unit rumah milik 14 Kepala Keluarga (KK) dan 1 sekolah di Desa Mahanggin, Kecamatan
Muaradua, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Selain itu, banjir juga merendam
sawah seluas kurang lebih 3,5 hektar sehingga terancam gagal panen. Selanjutnya pada
akhir tahun 2022, Sebanyak 600 rumah warga di Desa Kota Batu, Kecamatan Warkuk
Ranau Selatan, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan terendam banjir akibat intensitas
curah hujan yang tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya pembangunan bendungan yang
memperhatikan fungsi sebagai pengendali banjir dan juga memiliki fungsi lain untuk
kebutuhan masyarakat.

Adapun ketentuan dalam melakukan perencanaan sebagai berikut:


A. Ketentuan Data Pendukung yang Digunakan

1. Data Hidrologi Stasiun Hujan Muara Dua dari tahun 2013 – 2021 dan Stasiun
Hujan Tenang tahun 2021 (LAMPIRAN A)*
Catatan:
a. Kelengkapan pada data yang diberikan sudah benar dan sesuai keadaan
yang ada. Jika terdapat kekurangan data, peserta dapat mengolah kembali
sesuai langkah analisis yang dilakukan dan dapat dijelaskan pada
proposal maupun makalah.
b. Untuk data yang kosong, dapat diasumsikan tidak dilakukan pengukuran.
c. Apabila peserta menggunakan data lain untuk analisis yang dilakukan,
harus menyertakan sumber yang digunakan.
2. GIS (LAMPIRAN B)*
a. Data Jenis Tanah
b. Data Landuse
c. Koordinat Stasiun Hujan
d. Kontur dan Sungai
Catatan:
a. Data – data terkait akan diberikan dalam bentuk RAR melalui email
peserta.
b. Data – data yang tidak terdapat pada soal tetapi diperlukan dapat
diasumsikan apabila sangat dibutuhkan.

B. Batas Analisis

Untuk analisis permasalahan banjir, tidak memperhitungkan adanya banjir


kiriman dan hanya memperkirakan adanya banjir lokal pada wilayah Kabupaten
OKU Selatan.

C. Analisis Permasalahan

Peserta diminta untuk melakukan analisis permasalahan apa saja yang ada
berdasarkan data yang diperoleh, mencari faktor apa saja yang menjadi penyebab
terjadinya permasalahan, dan menyimpulkannya.
D. Inovasi Penyelesaian Permasalahan

Berdasarkan analisis permasalahan pada poin B, selanjutnya peserta diminta


untuk memberikan solusi dalam menyelesaikan permasalahan dengan alasan dari
solusi yang diambil. Solusi yang diberikan harus realistis dan dapat diaplikasikan.
Kemudahan dan efektifitas dalam menyelesaikan masalah yang ada menjadi
parameter penilian juri.

E. Ide Desain Bangunan Air

Peserta diminta untuk melakukan desain bangunan air sesuai dengan kaidah yang
berlaku maupun parameter desain lainnya.
LAMPIRAN A
Data Curah Hujan

2020
2021
2019

2018

Stasiun Muara Dua


Data Curah Hujan

2016
2017
2015

2014

Stasiun Muara Dua


Data Curah Hujan

2021
2013

Stasiun Muara Dua Stasiun Tenang


LAMPIRAN B
Jenis Tanah
LAMPIRAN B
Landuse
LAMPIRAN B
Koordinat Stasiun Hujan
LAMPIRAN B
Kontur dan Sungai
TERIMA KASIH
DAN
SELAMAT MENGERJAKAN

Anda mungkin juga menyukai