Anda di halaman 1dari 27

“ANALISIS BAHAYA BANJIR UNTUK EVALUASI

TATA RUANG DI KECAMATAN BULELENG”

OLEH :
I KADEK BUDI SASTRAWAN
1606541028

KONSENTRASI ILMU TANAH DAN LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
Dosen Pembimbing : UNIVERSITAS UDAYANA
2022
1. Prof. Dr. Ir. I Wayan Sandi Adnyana, M.S.,
2. Drs. R. Suyarto, M.Si.,
POKOK BAHASAN
LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN PENELITIAN

MANFAAT PENELITIAN

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN


LATAR
BELAKANG
Banjir merupakan aliran
air sungai yang tingginya
melebihi muka air normal
sehingga melimpas dari
palung sungai
menyebabkan adanya Banjir merupakan peristiwa dimana daratan yang biasanya kering (bukan
genangan pada lahan daerah rawa) menjadi tergenang oleh air, hal ini disebabkan oleh curah hujan
yang tinggi dan kondisi topografi wilayah berupa dataran rendah hingga
rendah disisi sungai. cekung. Selain itu, terjadinya banjir juga dapat disebabkan oleh limpasan air
permukaan (run off) yang meluap dan volumenya melebihi kapasitas
pengaliran sistem drainase atau sistem aliran sungai. terjadinya bencana banjir
juga disebabkan oleh rendahnya kemampuan infiltrasi tanah, sehingga
menyebabkan tanah tidak mampu lagi menyerap air. Banjir dapat terjadi akibat
naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan
suhu, tanggul bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat,
terhambatnya aliran air di tempat lain (Ligal, 2008).
LATAR
BELAKANG

Kejadian bencana banjir :


• 24 januari 2014 ( 1 orang
meninggal dunia)
Kecamatan Buleleng merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Buleleng • 7 maret 2019 (tidak menimbulkan
yang memiliki jumlah penduduk yang padat dan merupakan pusat kota dari
Kabupaten Buleleng menyebabkan kebutuhan untuk pemanfaatan lahan menjadi korban jiwa)
semakin meningkat sehingga terjadi peningkatan alih fungsi lahan baik yang • tahun 2021 bencana banjir yang
digunakan untuk jalan, industri, perdagangan dan jasa, perumahan dan lainnya.
terjadi tidak menimbulkan korban
Bertambahnya jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Buleleng
menyebabkan kebutuhan untuk pemanfaatan lahan menjadi semakin meningkat jiwa.
sehingga terjadi peningkatan alih fungsi lahan baik yang digunakan untuk jalan, Sumber : BPBD Buleleng (2021)
industri, perdagangan dan jasa, perumahan dan lainnya.
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN
1. Memetakan sebaran potensi banjir di Kecamatan
1. Bagaimana sebaran potensi banjir di Kecamatan Buleleng.
Buleleng? 2. Mengevaluasi tingkat kesesuaian perencanaan tata
2. Bagaimana tingkat kesesuaian perencanaan tata ruang ruang terhadap potensi banjir di Kecamatan
terhadap potensi banjir di Kecamatan Buleleng? Buleleng.
METODE
PENELITIAN
Kecamatan Buleleng, Kabupaten
Buleleng, Provinsi Bali

September – Desember 2021

Batas Astronomi :

8º 4’ 54,948” - 8º 10’ 14,990” LS dan


115º 1’ 25,403” - 115º 9’ 41,715” BT

INTRODUCTION Batas Administrasi :

Utara : Laut Bali


Selatan : Kec. Sukasada
Barat : Kec. Banjar
Timur : Kec. Sawan
BAHAN DAN
ALAT
ALAT

Laptop, Ms. Word, dan Kamera


GPS Software QGIS 3.6.3
Ms. Exel handphone

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:


• Data curah hujan
• Data DEMNAS
• Peta RBI skala 1:25.000
• Peta sungai skala 1:25.000
• Peta jenis tanah skala 1:250.000 BAHAN
• Peta RTRW skala 1:50.000
PELAKSANAAN
PENELITIAN
VALIDASI LAPANG STUDI PUSTAKA
Pengecekan kejadian banjir di lapangan dan Bertujuan untuk mendapatkan refrensi
melakukan wawancara. 06 01 terkait banjir, SIG, dan penggunaan QGIS

PEMETAAN POTENSI BANJIR DENGAN


PENGUMPULAN DATA
PERENCANAAN TATA RUANG
Penggabungan antara peta potensi banjir
05 02 Data Sekunder : Data Curah Hujan,
DEMNAS, Peta RBI, Peta Penggunaan
dengan Peta RTRW di Kecamatan lahan, Peta Sungai, Peta RTRW dan Peta
Buleleng. Jenis Tanah

SCORING dan OVERLAY


Scoring diberikan terhadap 6 parameter 04 03 PEMBUATAN PETA TEMATIK
Data peta yang belum berbentuk shapefile
penyebab banjir, kemudian dioverlay sehingga (Curah hujan, lereng, penggunaan lahan
diketahui potensi banjir.
ketinggian tempat, jarak sungai dan jenis tanah )
PENGHARKATAN
(Bappeda Provinsi Bali dan PPLH Unud,
2006)
PENGHARKATAN
(Bappeda Provinsi Bali dan PPLH Unud,
2006)

Skor Potensi Banjir = (3 Skor CH) + (3 Skor KL) + (2 Skor PL)

+ (3 Skor KT) + (1 Skor JS) + (2 Skor JT)


HASIL dan
PEMBAHAS
AN
Berikut hasil analisis terhadap parameter penyebab banjir di Kecamatan
Buleleng:

1. Curah hujan
Kelas Curah Hujan Luas Persentase
No
(mm/tahun) (ha) (%)
1 Kering (1.000-1.500) 904,16 19,54
2 Cukup Basah (1.500-2.000) 3.722,56 80,46
Total 4.626,73 100

Rata-rata curah hujan yang mendominasi daerah


penelitian yaitu cukup basah 1.500-2.000 mm/tahun
dengan kategori cukup basah terjadi hampir merata
di wilayah penelitian seluas 3.722,56 ha (80,46%).
Berikut hasil analisis terhadap parameter penyebab banjir di Kecamatan
Buleleng:

2. Kemiringan lereng

Sudut Persent
Kemiringan Luas
No Kemiringan ase
Lereng (ha)
Lereng (%) (%)
1 0-8 Datar 576,95 12,47
2 >8-15 Landai 2.633,04 56,91
3 >15-30 Agak Curam 1.035,92 22,39
4 >30-45 Curam 354,54 7,66
5 >45 Sangat Curam 26,28 0,57
Total 4.626,73 100

Kecamatan Buleleng daerah perkotaan yang berada


di wilayah dataran rendah dengan hasil kemiringan
lereng landai (>8-15%) mendominasi wilayah
penelitian yang tersebar seluas 2.633,04 ha atau
setara 56,91% dari total luas wilayah penelitian.
Berikut hasil analisis terhadap parameter penyebab banjir di Kecamatan
Buleleng:

3. Penggunaan Lahan

Luas Persentase
No Penggunaan Lahan
(ha) (%)
1 Ladang 162,41 3,51
2 Perkebunan 749,45 16,20
3 Permukiman 1.892,27 40,90
4 Sawah 1.793,49 38,76
5 Semak dan Belukar 24,36 0,53
Total 4.626,73 100

Penggunaan lahan Kecamatan Buleleng didominasi


oleh daerah permukiman seluas 1.892,27 ha dengan
persentase 40,90% dari total luas wilayah penelitian.
dikarenakan wilayah Kecamatan Buleleng
merupakan daerah perkotaan dengan padat
Berikut hasil analisis terhadap parameter penyebab banjir di Kecamatan
Buleleng:

4. Ketinggian Tempat

N Luas Persentase
Elevasi (m) Kriteria
o (ha) (%)
1 10-50 Rendah 1.098,51 23,74
2 50-100 Sedang 1.692,62 36,58
3 100-200 Tinggi 1.349,44 29,17
4 >200 Sangat tinggi 486,16 10,51
Total

Ketinggian tempat yang mendominasi Kecamatan


Buleleng adalah kategori sedang (10-50 m) seluas
1.692,62 ha atau setara 36,58% dari luas
keseluruhan wilayah penelitian.
Berikut hasil analisis terhadap parameter penyebab banjir di Kecamatan
Buleleng:

5. Jarak Sungai
Persenta
Luas
No Jarak Sungai (m) Kriteria se
(ha)
(%)
1 250,01-500 Sangat rendah 833,77 18,02
2 150,01-250 Rendah 953,06 20,60
3 100,01-150 Sedang 753,27 16,28
4 50,01-100 Tinggi 925,99 20,01
5 0-50 Sangat tinggi 1.160,64 25,09
Total 4.626,73 100

Jarak sungai yang akan memberikan genangan air


sungai mendominasi wilayah Kecamatan Buleleng
kategori sangat tinggi pada jarak 0-50 m dengan
luasan 1.160,64 ha atau setara 25,09 % dari luas
keseluruhan wilayah penelitian.
Berikut hasil analisis terhadap parameter penyebab banjir di Kecamatan
Buleleng:

6. Jenis Tanah
Persenta
N Kelas Curah Hujan Luas
se
o (mm/tahun) (ha)
(%)
1 Regosol Coklat Kelabu Tinggi 4.626,73 100
Total 4.626,73 100

Jenis tanah yang akan memberikan genangan air


dan mempengaruhi resapan air yang mendominasi
wilayah penelitian dengan kategori tinggi dengan
jenis tanah regosol coklat kelabu di keseluruhan
wilayah penelitian
Potensi Banjir
Persentase
No Potensi Longsor Skor Luas (ha)
(%)

1 Sangat rendah <22 267,38 5,78


2 Rendah 23-31 572,34 12,37
3 Sedang 32-40 1.222,27 26,41
4 Tinggi 41-49 1.516,53 32,78
5 Sangat tinggi >50 1.048,23 22,66
Total 4.626,73 100

Daerah yang tidak berpotensi mendominasi daerah


penelitian yang tersebar luas dibagian hilir DAS seluas
1.733,94 ha (51,61%). Sedangkan potensi tinggi terdapat
pada bagian hulu DAS dengan luas 1.382,87 ha
(41,16%).
Daerah Potensi Sedang
Daerah yang memiliki tingkat potensi sedang yaitu wilayah
ini memiliki curah hujan tahunan rata-rata sebesar 1000 -
1500 mm. Sebagian wilayah memiliki memiliki
kemiringan lereng 15-30% yang agak curam ketinggian
tempat 50-100 mdpl dan jarak sungai 100-150 m. Melihat
kondisi tersebut apabila terjadi kondisi air berlebih, di
sebagian wilayah air akan sulit mengalirkan air untuk
dialirkan sehingga di sebagian wilayah kemungkinan akan
terdapat genangan dengan waktu yang tidak cukup lama.
Penggunaan lahan yang bervariasi seperti kebun campuran,
sawah irigasi, permukiman teratur kapadatan rendah.
Daerah Potensi Rendah
Daerah potensi banjir di daerah penelitian memiliki kemiringan
lereng 30 – 45% dan ketinggian 100-200 mdpl dengan jarak
sungai 250-500 m, sehingga apabila terjadi hujan deras dengan
kondisi air berlebih akan mengalir pada daerah dengan kemiringan
yang lebih rendah. Pada daerah potensi rendah penggunaan lahan
didominasi oleh kebun campuran.
Daerah Potensi Tinggi
wilayah yang memiliki tingkat potensi tinggi dengan curah hujan tahunan rata–rata
tergolong tinggi mencapai 1500 - 2000 mm. Penggunaan lahan didominasi oleh
permukiman baik dengan tinggi. Menurut Heryani et al. (2013) menyatakan bahwa
penggunaan lahan mempengaruhi besarnya air limpasan hasil hujan yang telah melebihi
laju infiltrasi, yang mengakibatkan terjadinya genangan pada wilayah yang sebagian
besar tertutup oleh bangunan. Kemiringan lereng 8-15% yang relatif landai dan ketinggian
tempat 50-100 mdpl yang menyebabkan air hujan yang datang tidak dapat mengalir
kembali ke tempat yang lebih rendah sehingga terjadi lah genangan.

Daerah Potensi Sangat Tinggi


wilayah ini dikategorikan memiliki tingkat potensi sangat tinggi antara lain curah hujan
tahunan rata–rata yang cukup tinggi sebesar 1500-2000 mm, memiliki kemiringan lereng
0-8% dan ketinggian tempat 0-50 mdpl yang tergolong datar sehingga aliran air hujan
tidak dapat mengalir serta kemungkinan adanya aliran air dari daerah yg lebih tinggi,
sehingga besar kemungkinan terjadi genangan. Menurut Pratomo (2008), kemiringan
lereng mempengaruhi jumlah dan kecepatan limpasan permukaan, drainase permukaan,
penggunaan lahan dan erosi. Diasumsikan semakin landai kemiringan lerengnya, maka
aliran limpasan permukaan akan menjadi lambat dan kemungkinan terjadinya genangan
atau banjir menjadi besar.
Tabel
Potensi Banjir
dengan
terhadap
Perencanaan Tata
Ruang
Potensi Banjir terhadap
Perencanaan Tata ruang
. Pola ruang yang mendominasi terhadap
bahaya banjir di Kecamatan Buleleng
kawasan pariwisata dengan tingkat potensi
bahaya banjir tinggi dengan luas 406, 53
atau 8, 79 % dari total luas wilayah.
Kawasan permukiman dengan tingkat
potensi bahaya banjir tinggi dengan luas
417, 76 atau 9, 03 % dari total luas wilayah.
Kawasan pertanian pangan memiliki tingkat
potensi bahaya banjir tinggi dengan luas
558, 41 atau 12, 07 % dari total luas wilayah.
Dan kawasan tanaman perkebunan dan
Kejadian banjir di Kota Buleleng ternyata mengakibatkan adanya
holtikultura memilik tingkat potensi bahaya
banjir sedang dengan luas 274, 58 atau 5,
kerugian baik dari segi materi maupun lingkungan secara fisik. 93 % dari total luas wilayah Kecamatan
Pada umumnya kejadian banjir tidak hanya ditentukan dari tingkat Buleleng.
potensinya tetapi juga ditentukan dari mitigasi khususnya pada
daerah kawasan pemukiman yang terkena dampak potensi banjir.
Kejadian Banjir di Kecamatan
No
1.
Tanggal
08/04/2021
Buleleng
Lokasi Kejadian
Jalan Kartini Kota Singaraja
Tingkat Potensi
Tinggi
Keterangan
Curah hujan yang sangat deras
membuat saluran drainase tak
mampu menampung air, hingga
akhirnya meluap ke badan jalan

2. 09/04/2021 Gang 6, Lingkungan Penatatan, Sangat Tinggi Tembok rumahnya itu ambruk
Kelurahan Kendran, Kecamatan lantaran diguyur hujan lebat.
Buleleng
Air kemudian tergenang di bagian
dasar rumah, yang kondisinya
belum disemen
3. 15/11/2021 Jalan Surapati, di sekitar RTH Soenda Tinggi Saluran drainase tak mampu
Ketjil menampung luapan air hujan.
Dampaknya air naik ke jalan raya
terlihat seperti sungai dengan
ketinggian air setinggi betis orang
dewasa
4. 08/03/2019 Kelurahan Kampung Baru dengan Sangat Tinggi Banjir terjadi karena irigasi tidak
Kelurahan Banyuning, Kecamatan mampu menampung volume air
Buleleng hujan. Tersumbat nya permukaan
irigasi oleh sampah kiriman,
ranting hingga pohon sampai
potongan kayu.
5. 26/01/2018 Jalan Jelintik Gingsir, Jalan Srikandi, Sangat Tinggi ketinggian air hampir satu meter
Jalan Laksamana, Jalan Serma banjir juga merobohkan senderan
Karma Desa Baktiseraga, hingga sungai sepanjang 10 meter akibat
Jalan Ahmad Yani masuk ke Jalak gerusan air
Putih, Kampung Baru, Desa Pemaron,
Anturan, Kalibukbuk
FOTO VALIDASI LAPANGAN.

Peristiwa banjir di Kecamatan Buleleng


FOTO VALIDASI
LAPANGAN
Daerah sering terjadi banjir drainase kurang baik

Pemukiman yang ada di pinggir sungai Lahan yang tergenang air ketika hujan
SIMPUL
1. Persebaran daerah potensi banjir di Kecamatan Buleleng pada peta tingkat
potensi sangat rendah seluas 267,38 ha (6%). Tingkat kerawanan rendahANseluas
572,34 ha (12%). Tingkat potensi menengah seluas 1.222,27 ha (26%). Tingkat
potensi tinggi seluas 1.516,53 ha (32,78 %). Tingkat Potensi sangat tinggi seluas
1.048,23 ha (23%).
2. Kesesuaian tata ruang terhadap potensi banjir Kecamatan Buleleng yaitu kawasan
pariwisata tingkat potensi bahaya banjir tinggi dengan luas 406, 53 ha (8,79 %).
Kawasan permukiman tingkat potensi bahaya banjir tinggi dengan luas 417, 76 ha
(9,03 %). Kawasan pertanian pangan tingkat potensi bahaya banjir tinggi dengan
luas 558, 41 ha (12,07 %). Kawasan tanaman perkebunan dan holtikultura tingkat
potensi bahaya banjir sedang dengan luas 274, 58 ha (5,93 %) dari total luas
wilayah Kecamatan Buleleng.

SARA
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk daerah potensi banjir terhadap tata ruang di
Kecamatan Buleleng dominan dengan tingkat potensi tinggi dapat dilakukan penanggulangan,N
seperti perbaikan saluran drainase sebelum musim hujan, membuat biopori dan menambah ruang
kawasan hijau dengan menanam tanaman penghijauan di lahan kosong sehingga memperbaiki
struktur tanah serta perlu adanya perhatian dari pemerintah dan kesadaran masyarakat untuk
mempertahankan vegetasi tutupan lahan alami.
THANKS FOR
WATCHING

Anda mungkin juga menyukai