Anda di halaman 1dari 26

FORMULIR APLIKASI

Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi Tahun 2018


Kompetisi Gedung Hemat Energi

KATEGORI : GEDUNG BARU


SERTIFIKASI DAN SURAT PENGANTAR DARI KONSULTAN

Gedung Mina Bahari IV menempati area seluas sekitar 5.511 meter persegi dan diselesaikan pada 15 Januari 2016.
Bangunan ini memiliki 3 basement dan 16 lantai dengan total area lantai kotor adalah 34.990 meter persegi.

Detail klien dan konsultan proyek (sesuai yang dibutuhkan) adalah:

Klien : Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia


Arsitek, Insinyur M&E : PT Cakra Manggilingan Jaya
Insinyur C&S : PT Hutama Karya (Persero)
Manajemen Konstruksi : PT Yodya Karya
Operasional & PT Airkon Pratama
Pemeliharaan :
KESESUAIAN
ITEM DATA
(BERI CENTANG)

Persyaratan Pengajuan
- Sertifikasi dan Surat dari Konsultan 1 halaman ✔
- Sampul Laporan 1 halaman ✔
- Rancangan Bangunan secara Keseluruhan Maks 2 halaman ✔
- Rancangan Aktif Maks 4 halaman ✔
- Rancangan Pasif Maks 4 halaman ✔
- Pemeliharaan dan Manajemen Maks 4 halaman ✔
- Dampak Lingkungan 1 halaman ✔
- Informasi Bangunan Maks 4 halaman ✔
- Gambar Maks 4 halaman ✔
Pra-Kualifikasi Data
- Indeks Efisiensi Energi berdasarkan area AC yang dipakai: Jenis bangunan:
kantor : 160 kWh/m2/thn; perpustakaan 160 kWh/m2/thn; toko/mall – 192 81,28 kWh/m2/thn ✔
kWh/m2/thn; hotel – 216 kWh/m2/thn; dan rumah sakit – 288 kWh/m2/thn
25 oC / RH 60%
- Suhu dan Pengaturan lain: Tidak kurang dari 21oC tapi tidak lebih dari 26o C;
(Desain)
- RH : maksimum 70% (dengan menggunakan AC. Nilai lebih tinggi bila 24.6 oC / RH 62.5% ✔
dapat mengotrol RH system di bawah 65%) (Aktual)
- Beban pencahayaan: (Office – maks 12 W/m2 of GFA); (Lain-lain – maks 20 2

W/m2 dari GFA) 5,20 W/m (GFA) ✔


- Jam operasi/thn.: berdasarkan pada 2.000 jam/tahun 2.000 ✔
- Setidaknya 1 tahun penuh operasi sebelum nominasi dalam kompetisi nasional 2 tahun 8 bulan ✔

Gedung Mina Bahari IV dengan ini bersedia mengizinkan Dewan Juri untuk mengunjungi bangunan dan memastikan
kebenaran data. Namun, diperlukan pemberitahuan dua minggu sebelumnya untuk memungkinkan pengaturan yang
diperlukan.

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa informasi yang diberikan adalah benar dan akurat dan disiapkan
dengan persetujuan pihak/pihak-pihak yang terlibat.

Dr. Budi Sulistiyo, M.Sc.


196611301987021001
Plt. Kepala Biro Umum dan Pengadaan Barang/Jasa, Kementerian Kelautan dan Perikanan
Telp. +62 21-3519070 | Fax +62 21-3520351
Gedung Mina Bahari IV
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia

“Kapal Pinisi
Megah”
Berlayar menembus samudera
industri, sambil mengangkut
beban aspirasi rakyat Indonesia,
Kementerian Kelautan dan
Perikanan melalui Kapal “Gedung
Mina Bahari IV” memegang teguh
komitmen untuk memelihara nilai-
nilai hijau dan efisiensi energi
pada bangunan demi
menginspirasikan keadilan sosial
dan dampak lingkungan yang
positif bagiSunshading
Fasad pembentuk bangsa. Cooling Tower dengan Closed-Circuit Peningkatan kinerja oleh
dan Lightshelving demi tambahan untuk mencapai efisiensi-energi Tim Operasional & Pemeliharaan
cahaya-alami: 33% & penghematan 30% air demi meningkatkan efisiensi menyeluruh

Kombinasi cahaya-alami & cahaya- Urban Farming dengan instalasi sistem Tim Satgas (Satuan Tugas) demi
buatan dengan instalasi sensor-cahaya: Hidroponik untuk meningkatkan penghematan energi dibentuk secara khusus
5,2W/m2 dengan instalasi 47% lampu penghijauan dalam area-terbatas untuk memonitor dan menghemat listrik & air
LED

Penampungan air-hujan & sumur- Sistem Bioflok untuk memanen Pencapaian aktual: 66,1% lebih
resapan dimaksimalkan demi mencapai ikan dan kombinasi sistem efisien dari Indeks Konsumsi Energi
kondisi ”Zero Rainwater Runoff” hidroponik untuk menghemat air yang ditentukan oleh SNI

Outside-view: 93% dari GFA untuk mereduksi Lift dengan Regenerative Pencapaian aktual: 41,1% lebih

tingkat kelelahan-mata dan meningkatkan Converter untuk mengurangi 35% efisien dari target desain Indeks

kenyamanan dan produktivitas dari konsumsi energi normal Konsumsi Energi

Penerbitan Buku “Pedoman Penghematan Panel tenaga surya untuk 35% lebih efisien dari
Energi dan Air di Lingkungan Kementerian lampu-jalan demi Indeks Konsumsi Air
Kelautan dan Perikanan”
menghemat 2.574kWh/tahun yang ditentukan SNI

Sertifikasi Bangunan Hijau


oleh “Green Building Council Indonesia”
Anggota Resmi “World Green Building Council”
• Gold Level | 2016: GREENSHIP for New Building 1.1
GREENSHIP

Penghargaan Efisiensi Energi Nasional (Piala Subroto)


oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan & Konservasi Energi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral | Republik Indonesia
2
• Juara 1 | 2017: Green Building
1. RANCANGAN BANGUNAN SECARA KESELURUHAN

1.1 Vegetasi Lansekap & Hardscape


Lansekap
Untuk memelihara dan meningkatkan kualitas iklim mikro, maka perencanaan tepat guna
lahan pada Gedung Mina Bahari IV (GMB IV) berdasarkan struktur lahan dan fungsi
lingkungan. Dengan luas total kawasan 5.511 m2, memiliki luas vegetasi bebas struktur 864
m2 (15%), dan luas vegetasi di atas struktur 502 m2, sehingga total presentase area lahan
hijau terhadap total lahan sebesar 24,7%. Total area lansekap (softscape) tertutupi 155,4%
oleh luasan pohon kecil, sedang, besar, perdu setengah pohon, perdu, dan semak.
Gambar 01 Denah Lansekap

Selain lansekap, area bangunan juga


dilengkapi dengan:
(1)Tanaman Vertikal 285 m2
di taman belakang.

(2) Sistem Bioflok pada Roof


garden:
Untuk mengoptimalkan lahan, teknologi
inovatif dari budidaya ikan lele dan urban
farming dengan Sistem
Bioflok diterapkan. Limbah dari budidaya
ikan lele digunakan untuk menanam
sayuran (sistem hidroponik). Produktivitas
dari
sistem bioflok ini tiga kali lebih tinggi dari Gambar 02 Sistem Bioflok metode konvensional,
dihasilkan 250-280
kg/pool, dan memperoleh profit
lebih tinggi sebesar Rp 4.000 – Rp
6.000/kg.

Sistem ini bermanfaat untuk menghemat


air, pemanfaatan lahan, serta ramah
lingkungan.

(3) Planter box di atas atap: 10 m2


Hardscape
Nilai albedo (daya refleksi panas matahari) > 0.3 merupakan strategi yang digunakan
untuk menghindari efek heat island, dilakukan dengan cara merancang area perkerasan
(hardscape) menggunakan material perkerasan dengan tingkat refleksivitas dan
emisivitas yang tinggi pada area atap dan non atap. 3
Sumur Resapan

1.2 Zero Rainwater Run-off

Pengelolaan limpasan air hujan:


GMB IV telah berhasil mencapai
Status "Zero Rainwater Runoff"
Gambar 03 Denah Sumur Resapan
dengan menggunakan:
 Tangki air hujan sebesar 45 m3
untuk menampung dan
memanfaatkan sumber air
 Sumur resapan sebanyak
28 buah dengan masing-
masing
berukuran 5,3 m3
 Tangki
m3 untuk mengolah
air daur air bekas
ulang sebesar 27
untuk digunakan kembali

Jadi tidak akan membebani jaringan


drainase kota dan berkontribusi pada Gambar 04
lingkungan yang bebas banjir. Zero Rainwater Runoff

1.3 Tenaga Surya

Gambar 05
Denah titik PJUTS:
Penerangan Jalan
Umum Tenaga
Surya

G
a
m
b
a
r
Energi terbarukan digunakan melalui penggunaan panel
surya untuk penerangan jalan umum (PJUTS: Penerangan 0
Gambar 07
Jalan Umum Tenaga Surya) . Sumber energi ini tidak 6
Solar Charge
terhubung sama sekali dengan jaringan PLN. L
Battery
E
Total kapasitas terpasang energi terbarukan: 2.574
D
kWh/tahun.

 Total konsumsi energi bangunan 1.580.562 kWh &


Gambar 08
 Energi terbarukan: 2.574 kWh Solar Panel
Solar
pada Charge
tiang
 Persentase (%) penggantian total konsumsi energi Controller
bangunan oleh energi terbarukan: 0,16%

4
2. RANCANGAN AKTIF

1. Sistem Tata-Udara

Luas bangunan GMB IV adalah 34.990 m2, (d) Pengaturan kapasitas beban secara
dan luas ruangan yang dikondisikan sebesar modulating dilakukan dengan pemasangan
two way valve pada Fan Coil Unit (FCU)
19.139 m2, luas area parkir 11.697 m2,
sehingga service area 17,8%. Pengkondisian dan three way valve pada Air Handling
udara dilakukan pada ruangan-ruangan antara Unit (AHU).
lain: ruang kantor, auditorium, masjid,
sedangkan ruangan yang tidak dikondisikan (e) Sistem distribusi AHU (16 unit) dan FCU
adalah toilet, tangga, dan lift. (206 unit) didesain dengan zoning,
Sistem pengkondisian udara dengan sistem sehingga dapat dikontrol secara
tata udara terpusat (centralized air individual.
conditioned) yang mempunyai fitur hemat
Sistem chiller dikontrol oleh Building
energi:
Automation System (BAS), dimana melalui
(a) Menggunakan 3 unit chiller (dengan 1 BAS ini dapat ditentukan set point yang
unit standby) berkapasitas masing- dibutuhkan sesuai kondisi beban.
masing 300 TR dengan efisiensi
0,569 kW/TR. Dengan tipe unit Water Efisiensi sistem pendingin udara (Chiller
Plant): 0,672 kW/TR dan beban pendingin
Cooled Screw Chiller, menggunakan
2
refrigerant R-134a yang ramah ruangan yang dikondisikan sebesar 105 W/m
lingkungan (ODP = 0). (375 Btuh/m2) dihitung berdasarkan kapasitas
Chiller.
(b) Primary pump pada pompa chiller
dilengkapi dengan variable speed drive
(VSD). Chiller Plant
(c) Menggunakan 2 unit CROSS FLOW Efficiency
CLOSED CIRCUIT Cooling Tower Chiller (A) (kW/ton)
0.569
System berkapasitas masing-masing 400 Chilled water pump (B) 0.050
TR dengan efisiensi 0,035 kW/TR dan Condenser water pump (C) 0.018
menghemat air hingga 30%. Cooling tower (D) 0.035
System Efficiency (A+B+C+D)
0.672

Tabel 01 Rangkuman Efisiensi Chiller


Gambar 09 Gambar 11
Cooling Tower Variable Speed

Gambar 10
Chiller Plant

5
2.2 Sistem Pencahayaan
Gambar 12 F2 F4
Simulasi Zonase Pencahayaan dengan
Software Dialux di sejumlah lantai
yang F6 F8
berbeda
Menggunakan lampu hemat energi dengan
komposisi sebagai berikut: LED (47%), F10 F11
PLC (32%), T5 (17%), Essential (1%), dan
tipe lainnya (3%).
F14 F15
Partisi interior yang transparan
memaksimalkan ambiens cahaya dari satu
sudut ke sudut ruang lain.  Zonasi terpisah antara area pencahayaan
alami dan pencahayaan buatan
Bentuk fasad bangunan mampu
mengoptimalkan perolehan cahaya alami  Lux sensor digunakan pada area
dan dapat mengurangi pencahayaan buatan pencahayaan alami dimana lampu akan
di siang hari. mati secara otomatis saat kuat cahaya-
alami mencapai 300 lux.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan
pencahayaan alami, sistem zonasi lampu  Dengan mengaplikasikan fitur-fitur hemat
dirancang dengan mengkombinasikan energi diperoleh light power density: 5,2
fungsi lux sensor.
W/m2.
2.3 Sistem Transportasi Vertikal

Sistem transportasi vertikal yang digunakan berupa: 4


unit lift penumpang, 1 lift eksekutif dan 1 unit lift service.

Daya listrik masing-masing untuk lift penumpang dan lift


service adalah 18,7 kW, daya listrik untuk lift eksekutif
adalah 13,6 kW. Beberapa upaya dilakukan untuk
menghemat energi:

 Mengaplikasikan fitur Variable Voltage Variable


Frequency (VVVF).
 Menggunakan fitur car light/fan shut off, akan
memadamkan lampu dan kipas secara otomatis saat
lift tidak digunakan.
 35% hemat energi menggunakan regenerative
converter pada sistem transportasi vertikal. Potensi
energi disimpan dalam batere untuk menggerakkan
lampu dan kipas. Gambar 13
 Sistem ARD (Automatic Rescue Device) Lift Regenerative
menggerakkan lift pada saat listrik padam dan Operation
membawa kabin ke lantai terdekat dan membuka
pintu.

6
2.4 Kualitas Udara dalam Ruang 2.5 Rancangan Sistem Pembangkit
Kualitas udara ruangan didesain untuk Sumber tenaga listrik berasal dari PLN
mengondisikan ruangan pada suhu 25 C dan o dengan kapasitas trafo sebesar 2.000 kVA dan
kelembaban relative 60% (SNI 03-6572-2001), Genset sebagai sumber daya darurat yang
dengan kondisi aktual ruangan memiliki suhu terpasang adalah sebesar 2 unit dengan
24,6oC dan kelembaban relatif kapasitas masing-masing adalah 1.000 kVA.
Beberapa
62,5%. upaya dilakukan Artinya bisa memenuhi 100% kebutuhan
meningkatkan kualitas udara dalam ruang:untuk primer.

Jika terjadi pemadaman listrik dari PLN maka


 Ventilasi mekanis dipasang di lantai roof, genset akan bekerja menggantikan daya PLN.
kemudian mengalirkan udara ke masing- Kecepatan back-up genset untuk
masing lantai melalui shaft dengan sistem menggantikan PLN adalah sekitar 15 detik
precooling untuk dengan ATS (Automatic Transfer Switch)
meningkatkan kenyamanan termal pada sistem panel genset.
ruangan.
 Melarang aktivitas merokok untuk Gambar 16 Sistem Pembangkit
 mempertahankan kualitas udara.
Memasang sensor CO2 untuk memantau kadar
CO2 yang dihasilkan dari respirasi.
Jumlah introduksi udara luar sebesar 5,5
l/s.orang (Standard: ASHRAE 62.2.2007)

2.6 Manajemen Air

Upaya penghematan air dengan:


(1) Menggunakan 76% water-fixture hemat
(total water fixture: 422 unit dan total water
fixture hemat: 320 unit), termasuk di dalamnya
kloset dual flush, urinoir, dan lavatory closets

Gambar 14
Diagram Sistem CO2 Monitoring
Gambar 18
Diagram
Siklus Air

Gambar 15
Layar Panel: CO2 Monitoring

7
(2) Penyediaan tangki air daur -ulang sebesar
27 m3, digunakan untuk air make-up water
Cooling Tower, siram-tanaman dan
flushing:
 Cooling Tower: 32,71 m3/hari
 Flushing: 3,60 m3/hari
Gambar 19
 Siram-tanaman: 13,82 m3/hari
Sprinkler System Set: Panel & Potongan
(3) Penyediaan tangki penampung air-hujan
hingga 118% (volume
45 m3) untuk
mengurangi presentase konsumsi air-bersih
hingga 59%
(4) Menggunakan sistem irigasi hemat air
berupa sprinkler yang dilengkapi dengan
sensor kelembaban tanah dan solenoid
valve.

G
a
m
b
a
GMB IV dibangun berdasarkan konsep Segala
r upaya tersebut membuat GMB IV
sustainability sejak tahap perencanaan, mencapai Indeks Konsumsi Energi sebesar
kemudian tahap konstruksi bahkan 2 kWh/m2.tahun
81,28
dilanjutkan pada tahap operasional. 0
S Gambar 21
p Data
r Intensitas
i Konsumsi
n Energi
k
l
e
r

S
y
s
t
e
Ditambah dengan optimalisasi Operasional & Pemeliharaan
m berkonsep sustainability
juga, maka didapatkan hasil penghematan sebagai berikut:
S
• Lebih hemat 66,1% dari IKE Standar SNI-03-6196-2000
e
• Lebih hemat 41,1% dari IKE Desain
t
• Lebih hemat 35% dari Standar Efisiensi Air SNI-03-7065- 2005.
d
i
8
t
a
m
3. RANCANGAN PASIF

3.1 Massa & Orientasi Bangunan

Inspirasi utama Gedung Mina Bahari


IV (GMB IV) adalah Kapal Pinisi
Megah dengan layarnya yang lebar
untuk melambangkan industri yang
diemban oleh Kementrian Kelautan
dan Perikanan

Layar kapal
melambangkan
Pemanfaatan
“Tenaga
Angin”

Gambar 22 Ilustrasi Kapal Pinisi


Bentuk riak air
Bentuk aliran pada sirip
hidrodinamik bangunan
melambangkan melambangkan
Utara badan kapal tantangan dan
dinamika

Barat Timur
Gambar 23
Perspektif 3D
Gambar 20 Selatan
Denah Umum
Untuk mengurangi konsumsi energi Orientasi:
bangunan perencanaan strategis (3) Sebagian besar dinding kaca dihadapkan ke
dibuat dengan sejumlah sisi Utara & Selatan: untuk meningkatkan
pendekatan: visibilitas luar ruang, kenyamanan dalam
Geometri: ruangan, dan produktivitas pengguna
(1) Desain bangunan ramping: untuk
mengoptimalkan perolehan cahaya (4) Sementara dinding masif yang sempit
alami hingga ke inti bangunan dihadapkan ke Timur & Barat: untuk
mengurangi radiasi matahari
(2) Permukaan lebar: untuk
mengekspos bangunan dengan Total luas selubung bangunan: 15.642 m2 dan
cahaya alami dari satu ujung ke luas lantai kotor 34.990 m2, maka rasio area
ujung lainnya permukaan dibandingkan area lantai kotor: 0,45.

9
3.2 Rancangan Selubung
Gambar 24
Perspektif 3D
Fasad

Window to Wall Ratio: 45.20%


U value dan SC dari susunan jendela, termasuk
elemen shading di fasad sisi timur dan barat:

Kaca | Lantai 1:
Indoflot clear | 10 mm
SHGC: 0.748 | U Value: 5.67
VT: 0.856 | LT:
87%
Kaca | Lantai 2 – 16:
Stopsol Super Silver Grey | 8 mm
SHGC: 0.423 | U Value: 5.731
VT: 0.226 | LT: 67%
U value elemen dinding tak-tembus cahaya: 0.483
Transfer panas menyeluruh ke selubung bangunan
Berdasarkan simulasi energi menggunakan
Energy Plus 8.1: diperoleh OTTV sebesar
37.62W/m2.
Gambar 25
Detil Potongan Fasad Dan juga diperoleh RTTV sebesar 28.44W/m2.

Gambar 26
Model geometri untuk simulasi komputasi: Energy-Plus

10
3.3 Pencahayaan Alami
Untuk mengoptimalkan cahaya-alami: (2) Desain bangunan yang ramping dan
(1) Penambahan light shelves, meningkatkan penggunaan partisi interior yang
jangkauan distribusi cahaya alami lebih transparan serta ruang kerja yang
jauh sehingga menghasilkan 33% luasan dirancang dengan sistem workstation
ruangan mendapatkan pencahayaan alami (hanya penyekat antar meja),
pada kuat cahaya 300 lux. memungkinkan penetrasi cahaya alami
secara optimal bahkan hingga ke
ruangan terdalam.

(3) Zonase Integrasi Cahaya-Alami &


Cahaya-Artifisial. Untuk
300 lux memaksimalkan cahaya-alami lebih
jauh: zonase terhadap cahaya-buatan
200 lux
memainkan peran-penting dengan
100 lux mengkombinasi fungsi sensor-cahaya.
Zona ditentukan oleh hasil simulasi
Gambar 27
software Dialux.
Denah hasil simulasi komputasi:
Dialux dan penempatan titik (4) Sistem zonase diaplikasikan untuk
Daylight-Sensor membedakan antara area cahaya-alami
dan cahaya-buatan

(5) Sensor-cahaya dipasang di dalam area


cahaya-alami untuk menyalakan secara
otomatis sistem cahaya-buatan, hanya
ketika cahaya-alami menyentuh 300
lux.

3.4 Outside View

Gambar 28
Pemanfaatan Kubikal dengan ketinggian
minimum dan dinding transparan:
memberi akses cahaya-alami lebih
banyak
ke daerah dalam ruang
Gambar 29 Pemanfaatan
Outside View
Maksimal.

Pemandangan ke Luar Gedung mencapai


93% dari Gross Floor Area, dilakukan
dengan cara menempatkan ruang kerja dekat
fasad. Outside view ini penting untuk
mengurangi

kelelahan

mata 11

demi meningkatkan
3.5 Softscape & Hardscape Sekitar Gedung

Gambar 30
Denah Softscape & Hardscape
Untuk mempertahankan iklim mikro akibat
dari penerapan bangunan vertikal dan
ketersediaan lahan berkurang, sehingga perlu
lebih banyak pohon yang ditanam. Dasar
desain lansekap GMB IV menerapkan
perencanaan yang fungsional dan estetis yang
ramah lingkungan serta peduli, fungsi dari
pola penataan tanaman untuk mengurangi
tingkat polusi udara, mengurangi polusi
suara/kebisingan, konservasi air,
menampilkan keindahan pada aspek
bangunan (estetika) dan berperan dalam
mengurangi dampak global warming.

Adapun jenis-jenis tanaman antara lain: Sawo


Kecik, Palem, Pucuk Merah, Bambu Kuning,
Bambu Jepang, Dilo Dendron Jari, Azalea,
Agave Americana, Spatuan Putih, Beromelia
Aqualis, Lee Kuan Yew.

Gambar 32
Softscape yang sudah tertanam

Upaya penanaman ini bertujuan untuk


menurunkan suhu di sekitar dari 1oC
Gambar 31 hingga 2oC untuk menekan beban
Contoh jenis pendingin dan tentu dalam rangka
tanaman yang menghemat energi.
ditanam

12
Gambar 34
4. PEMELIHARAAN & MANAJEMEN
Buku
Panduan:
4.1 Kebijakan Sistem Manajemen Energi Standard
Operation
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) (b) Safety
sangat mendukung kebijakan dan regulasi Procedure
procedure:
Pemerintah tentang penghematan energi manajemen
dengan: kesehatan dan
(1) Menerbitkan Peraturan keselamatan
Menteri Kelautan Gambar 35
lingkungan
dan
41/Permen-KP/2016 tentangPerikanan
Pedoman
Buku
No. Perawatan Bangunan
Pemeliharaan dan (c)Prevent Pedoman
Gedung Serta Penerapan Sistem ive Penghematan
Manajemen Energi di Lingkungan Maintenance Energi & Air
Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Procedure
dengan tujuan untuk:
(a) Meningkatkan dan mempertahankan (d)Operatio
daya guna bangunan gedung nal Procedure
(b) Mendukung kebijakan dan regulasi (3) Menerbitkan Buku Pedoman Penghematan
Pemerintah tentang konservasi Energi & Air di Lingkungan KKP
energi dan air
(c) Mempertahankan kinerja bangunan
hijau
(d) Mempertahankan dan
meningkatkan sertifikat Greenship Untuk menerapkan kebijakan tersebut, maka
untuk kategori Existing Building Building Automation System (BAS) untuk
memonitor, mengontrol, memberikan alarm
Gambar 33 berbagai peralatan pengguna energi pada
Sertifikat Green bangunan, antara lain:
Building a. Chiller Plant
Certificate
Peringkat Gold b. AHU dan FCU
oleh c. Pompa-pompa
Green Building
Council

(2) Menerbitkan Peraturan Menteri


Kelautan dan Perikanan
No. tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
6/Permen-KP/2018
Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan, yang terdiri atas:
(a) Emergency Procedure: prosedur
tanggap darurat, prosedur
menghadapi keadaan darurat
kebakaran, ancaman bom, ancaman Gambar 36
huru-hara masa dan gempa bumi. BAS Interface yang mengindikasikan
kinerja Chiller dan FCU/AHU

13
4.3 Sistem Pengawasan Konsumsi Energi

Sebagai tindak lanjut pengawasan (2) Membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas)
konsumsi energi, maka hal-hal yang Hemat Energi yang tugasnya adalah:
dilakukan adalah: (a) Memonitor pelaksanaan gerakan
(1) Operasional dan Pemeliharaan hemat energi.
(b) Berkeliling setiap sore dan
Berkelanjutan, dengan cara:
malam
hari untuk memastikan apakah
(a) Melakukan delay start dan early
peralatan masih dan
stop chiller yang dilakukan secara mematikannya bila sudah tidak
bekerja
bertahap, terhadap jam kerja
digunakan.
kantor 07:00 - 15:00 WIB, (c) Melaporkan kepada tim pemeliharaan
menjadi: agar memperbaiki dan mengganti
i. Start chiller yang biasanya bila ada peralatan yang
semula dari jam 05.30 WIB rusak.
diundur 30 menit menjadi jam (d) Jumlah total Tim Satgas Hemat
06.00 WIB
Energi ini adalah 8 orang dan
ii. Stop chiller yang biasanya dibagi sehingga setiap hari
pada jam 15.00 WIB yang bertugas ada 2
dimajukan 30 menit menjadi orang/gedung.
jam 14.30 WIB
iii. Dengan melakukan hal tersebut
maka diperoleh penghematan
13,2%
(b) Upgrading performance:
i. Menaikkan Leaving
Chilled Water
Temperature dimana set
point diubah dari 6,7 oC – 8,2
o
C. Dengan melakukan
kegiatan ini kW/TR menjadi
0,544 (hemat 4,3%)
ii. Retro-commissioning chiller:
Untuk mendapatkan
efisiensi
efisiensi chiller dan
chiller aktual lebih melakukan
besar dari
± (AHRI 550/590).
tindakan perbaikan apabila
iii. Testing commissioning chiller
plantdanmelakukan
pengukuran untuk
Gambar 37 mendapatkan load profile yang
Aktivitas Retro- akan dijadikan sebagai acuan
Commissioning untuk pengoperasian chiller.
iv. Mengganti lampu dari T5
menjadi LED secara bertahap
dari 23% menjadi 47%
(sehingga mengurangi Light
Power Density dari 7,07 W/m2 Gambar 38
menjadi 5,2 W/m2) Jajaran dan Aktivitas Tim
Satgas Hemat Energi

14
(3)Menerapkan (4) Menetapkan KPI (Key Performance Indicator)
peraturan manajemen
Konsumsi energi dan air dimonitor dan dikendalikan
lembur untuk semua
sehingga tercapai target KPI yang sudah ditetapkan:
karyawan:
(a)Permintaan lembur
Deskripsi KPI Desain Pencapaian
akan difasilitasi oleh Biro Konsumsi Energi 138 81.28
Umum.
diusulkan oleh minimal kWh/m2/tahun kWh/m2/tahun
terhadap Acuan
pejabat eselon
(b) Lembur 3 lalu diterima
hanya Konsumsi Air 50 32.5
dan dapat
disetujui oleh Biro terhadap Acuan L/orang/hari L/orang/hari
Umum untuk ditindaklanjuti.
(c) Bila tidak ada lembur Table 02 Perbandingan antara Target Desain & Pencapaian
maka chiller dan lampu akan
dimatikan.

Gambar 39 Profil: Cooling Load

4.3 Parameter Pemeliharaan & Manajemen

 Tenaga kerja: 37.440 manusia-jam/tahun. 6 orang teknisi yang tugasnya untuk


Untuk melaksanakan operasional melaksanakan preventive maintenance.
dan pemeliharaan Teknisi dan operator tersebut dipimpin
di GMB oleh Chief Engineer , di mana semua
IV Teknisi dan Operator memiliki kualifikasi
Professional diperlukan
dan tenaga ahli
Chief Engineer tersertifikasi K3 (Lift, Genset, Listrik)
dimana Building
mempunyai Manager
sertifikat Greenship Associate sesuai dengan bidang keahliannya.
mempunyaisertifikatGreenship
dari GBCI.
 Pelatihan tenaga pemeliharaan: 40 jumlah jam
 Kontraktor pemeliharaan: PT Airkon
kumulatif)
Pratama
 Program-program pelatihan:
 Ketersediaan staf teknis dalam manajemen
energi:
(a) Program Training Teknis
Jumlah tenaga kerja untuk pelaksanaan
Training dilaksanakan untuk
operasional dan pemeliharaan GMB IV: meningkatkan kemampuan bagi
12 orang operator yang bertugas untuk pelaksana operasional dan
menyalakan dan mematikan peralatan pemeliharaan, yang dibagi menjadi 2
yang terpasang sesuai dengan kebutuhan kategori:
serta memonitor dan mencatat konsumsi i. Supervisor dan Chief Engineer
energi. ii. Teknisi dan Operator

15
No. Materi Training Supervisor Durasi (sesi) No. Materi Training Teknisi Durasi (sesi)
1. Sistem Refrigerasi (basic & application) 1 sesi 1 Profil Perusahaan 1 sesi
2. Dasar-dasar AC (system AC 2. Peraturan Perusahaan 2 sesi
& cooling load) 2 sesi 3. Grooming & greeting 1 sesi
3. Instalasi AC (ducting, 4. Prosedure Keselamatan 1 sesi
piping, 2 sesi 5. Dasar-dasar sistem plumbing 2 sesi
pompa & accessories) 2 sesi 6. Dasar-dasar system elektrikal 2 sesi
4. Chiller (parameter & 2 sesi 7. Dasar-dasar system AC 2 sesi
instalasi) 2 sesi 8. Lift 1 sesi
5. Instalasi Plumbing 4 sesi 9. Elektronik dan fire alarm 2 sesi
6. Instalasi Fire Fighting 10. Air bersih dan STP 2 sesi
7. O&P Green (dasar OM, 2 sesi 11. Preventive Maintenance 2 sesi
OM green, PM) 12. Work order & plant room 2 sesi
8. People (managing people,
Tabelhandling
03 complaint, team building)
Daftar modul training O&P

(b) Program Training Green Building Gambar 40


Tim operasional dan pemeliharaan diberikan Aktivitas training dan contoh
training Green Building agar memahami dan sertifikat Greenship Associate serta
mengimplementasikan pelaksanaan operasional Greenship
dan pemeliharaan dengan konsep green building Professional
(c) Greenship Associate (d) Training Kesehatan dan
(GA), Greenship
Keselamatan
Operator dan Kerja (K3) dibekali
teknisi
Professional (GP) dan
Teknik Operasional pengetahuan mengenai Kesehatan
Pemeliharaan Bangunan Gedung (TOBG)
Engineer yang mempunyai sertifikat Greenship dan Keselamatan Kerja (K3),
Tim operasional (GP)
Professional dan pemeliharaan
dan dipimpinOperasional
Teknik oleh Chief adapun training K3 yang diberikan
Pemeliharaan Bangunan Gedung (TOBG). adalah: K3 lift, K3 genset, K3 listrik

4.4 Lingkup, Dokumentasi & Penghematan


 Katalog
a. Lingkup pekerjaan
 Laporan Bulanan: mencatat kinerja
Lingkup pekerjaan Operasional dan pekerjaan Operasional dan Pemeliharaan
Pemeliharaan: selama 1 bulan dan mengevaluasinya.
 Operasional  Kartu Garanasi
 Preventive Maintenance Gambar 41
 Corrective Maintenance Contoh Log
b. Dokumentasi Sheets dan
Dokumen-dokumen untuk mendukung Laporan Bulanan
yang digunakan
pekerjaan Operasional dan Pemeliharaan:
 As built drawing
 Log sheet: untuk mencatat, memantau
dan mengevaluasi penggunaan energi dan
air yang dicatat setiap 2 jam.

16
4. DAMPAK LINGKUNGAN

4.1 Pengelolaan Limbah


•Limbah padat (sampah): Manajemen • Limbah cair (air
pengelolaan sampah memilah sampah buangan) dari aktivitas
berdasarkan jenisnya: Sampah organik, sampah perkantoran (air wudhu,
daur ulang dan sampah sisa. Sistem pengelolaan wastafel, air kondensasi)
sampah meliputi pemilahan (sorting), diproses di STP (Sewage
pemanfaatan kembali (reuse) dan daur ulang Treatment Plant) dan
(recycle). Pemilahan sampah di masing-masing digunakan kembali untuk
lantai kemudian dikumpulkan dan ditampung di siram tanaman, make-up
Tempat Penampungan Sementara Kawasan (TPS water cooling tower, dan Gambar 42 Tempat
Kawasan) yang berlokasi di Gedung Mina flushing. Sampah Pemilah
Bahari III.

4.2 Pengelolaan Polusi


(1) Menanam berbagai jenis (2) Memasang White Gypsum
tanaman untuk: Accoustic Tile (AMF THERMATEX
Star SK) pada ruang kerja untuk
(a) Menyerap senyawa beracun meredam polusi suara (noise)
dari asap kendaraan dan asap
rokok: Puya Raimondii, (3) Memasang Membrane
Rockwool Bromelia
Lobii, Bromelia Red Accoustic dengan densitas 80 kg/m3
Grass pada dinding ruang
chiller.
(b) Menghilangkan formaldehida (4) Memasang CO2 sensors (AZ7722) dan
dehumidifier air: Phoenix yang akan aktif secara otomatis ketika
Gambar 43 White
Canariensis, Livistona Muelleri kadarnya mencapai 1.000 ppm
Gypsum Accoustic
Palm
4.3 Material Hijau
Material yang digunakan merupakan •Sebanyak 35.54% dari material
material hijau: total yang digunakan material
• Refrigerant ramah lingkungan: R- yang merupakan
merupakan hasil proses daur ulang
134a (ODP=0) yang (menggunakan baja tulangan beton dan
tidak
mengandung CFC untuk refrigerant profil baja merek Krakatau Steel)
Gambar 44 Produk peralatan AC, dan menggunakan • Untuk mengurangi jejak karbon,
Ramah Lingkungan halon untuk pemadam kebakaran. 80.52% dari total material yang Gambar 45
• Menggunakan 32.20% material yang digunakan merupakan material memiliki Pabrik
digunakan merupakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan Krakatau memiliki
sertifikat sistem manajemen pabrikasi berada di dalam radius 1.000 Steel
lingkungan pada proses produksinya. km dari
lokasi proyek.
4.4 Bebas Limpasan Air Hujan
Pengelolaan limpasan air hujan: Status ini menjadi sebuah prestasi tersendiri
GMB IV telah berhasil mencapai mengingat dampak positifnya yang tidak akan
atau “Bebas Limpasan Air Hujan”. membebani jaringan drainase kota dan
berkontribusi pada lingkungan yang bebas banjir.

17
INFORMASI BANGUNAN

A. Informasi Umum
1. Nama bangunan: Gedung Mina Bahari IV
2. Nama pemilik: Kementrian Kelautan dan Perikanan
3. Alamat: Gedung Mina Bahari I, Lt. 2
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta 10110
4. No.Tel. / No.Fax /Alamat e-mail: 021-351 9070/021-352 0351/
rumahtangga.biroumum@kkp.go.id

B. Informasi Fisik Bangunan


5. Latar belakang fisik bangunan
 Sejarah singkat
Gedung Mina Bahari IV merupakan gedung perkantoran pertama milik Kementerian
Kelautan dan Perikanan yang dirancang dan dibangun dengan menerapkan konsep
bangunan hijau (green building). Gedung ini dibangun dengan dilatarbelakangi
untuk mendukung kebijakan dan regulasi pemerintah tentang konservasi energi dan
untuk meningkatkan dan mempertahankan daya guna bangunan gedung.

Pada tahun 2016 Gedung Mina Bahari IV telah ditetapkan sebagai sebuah bangunan
hijau di Indonesia, berdasarkan perangkat penilai (rating) GREENSHIP Gedung
Baru/NB versi 1.1, kategori Penilaian Lengkap (Final Assement) oleh Green
Building Council Indonesia (GBC Indonesia) dengan pencapaian Gold, periode
Desember 2016 sampai dengan Desember 2019 (berlaku selama 3 tahun).

 Penggunaan untuk satu fungsi atau campuran fungsi (jelaskan) Gedung Mina Bahari
IV hanya berfungsi sebagai kantor saja.
6. Umur bangunan 2 tahun 8 bulan
7. Pernah dilakukan retrofit ? Kapan? Apa? Tidak
8. Total jumlah lantai 16 Lantai
9. Total jumlah lantai dasar 3 Lantai
10. Jumlah lantai tempat parkir mobil 3 Lantai
11. Total area lantai kotor 34.990 m2
12. Area permukaan selubung termasuk rasio atap terhadap area lantai kotor 0,45
13. Area parkir mobil 11.697 m2
14. Total kotor area yang disewakan 21.562 m2
15. Area berpendingin udara 19.139 m2
16. Area tidak berpendingin udara 15.851 m2
17. Rasio plot (total GFA / area tanah) 6,35
C. Rancangan Bangunan dan Informasi Praktis
18. Tanaman dan rancangan bentang alam/angin dan ventilasi alami / fitur air / pencahayaan
/ dll.
 Jenis pepohonan: Sawo Kecik 42 pohon, Palem Kuning 1 pohon, Palem Phinuix 11
pohon, Palem Morely 6 pohon, Liang Liu 2 pohon, Bambu Kuning 90 pohon, Bambu
Jepang 120 pohon.

18
 Jenis perdu: Pucuk Merah 62 pohon, Song of India 210 pohon, Aqualis Besar 18
pohon, AqualisSedang 50 pohon, Morning Glory 100 pohon, Air Mata Pengantin 50
pohon, Beromelia Besar 6 pohon, Beromelia Hijau 80 pohon, Beromelia Kuku
Macan 50 pohon, Beromelia Strip Merah 60 pohon, Dilo Dendron Jari 100 pohon,
Spatuan Putih 40 pohon, Lee Kwan Yew.

 Jenis semak: Lantana Sandy 100 pohon, Lantana Kuning 100 pohon, Bakung Besar
30 pohon, Bakung Jawa 275 pohon, Karimbosa Mini 500 pohon, Azalea 560 pohon,
Agave Americana 9 pohon, Lantana Merah 100 pohon, Lantana Ungu 150 pohon,
Lantana Kuning 100 pohon.

Pencahayaan alami dioptimalkan dengan:


 Desain bangunan yang ramping/tipis
 Sunshading
 Lightshelves meningkatkan distribusi cahaya (lebih merata dan jangkauan lebih
luas)
 Ruang kerja dirancang dengan sistem workstation (hanya penyekat antar meja tanpa
menggunakan partisi)
19. Rancangan fasad dan peneduh:
 Jenis fasad:
 Lantai 2 – 17:Stopsol Super Silver Grey 8 mm, SHGC: 0.423 U-Value:
5.731, VT: 0.226, LT: 67%
 Lantai 1:Indoflot clear 10mm, SHGC: 0.748
 Outermost layer: U-Value:
Cladding 5.67, VT: 0.856, LT: 87%
aluminium
 Layer 2: Gypsum Board 15mm
(Conductivity: 0.16 W/m.K, Density: 800 kg/m3,
Specific heat: 1.090 J/kg.K, Thermal Absorbtance: 0.9,
Solar Absorbtance: 0.7, Visible Absorbtance: 0.7)
 Layer 3: Wall air space resistance
(Thermal resistance 0.15 m2.K/W)
 Innermost layer: Gypsum Board 15mm 15mm
(Conductivity: 0.16 W/m.K, Density: 800 kg/m3,
Specific heat: 1.090 J/kg.K, Thermal Absorbtance: 0.9,
Solar Absorbtance: 0.7, Visible Absorbtance: 0.7)
 Warna fasad: Silver Grey
 Penggunaan perangkat peneduh:
 Perangkat peneduh (sun shading) dipasang pada bukaan fasad.
 Light shelves: Aluminium composite panel.
20. Lokasi pusat layanan: Lantai Dasar

21. Bentuk bangunan


Konsep bentuk bangunan kapal layar, dengan bentuk bangunan ramping untuk
mengoptimalkan perolehan cahaya alami, dinding kaca berorientasi di sisi utara dan
selatan untuk meminimalkan radiasi sinar matahari, dinding masif pada sisi timur
dan barat fasad.

22. Perpindahan panas keseluruhan melalui selubung bangunan :


Dinding 37,25 W/m2; Atap 28,44 W/m2

19
23. Perlengkapan pencahayaan: LED (47%), PLC (32%), T5 (17%), Essential (1%), Others
(3%)
24. Muatan pencahayaan (Lighting Power Density): 5,20 W/m2 (area lantai kotor)
25. Sistem dan peralatan pendingin udara bangunan
Tingkat perpindahan udara segar: 19,8 m3/jam/orang
Efisiensi energi pendingin udara (Chiller Plant): 0,672 kW/ton
26. Muatan pendingin: 105 W/m2 (area berpendingin
udara)

D. Informasi Operasi
27. Tingkat pemakaian: 100 % area total
28. Total jumlah pemakaian (occupancy): 1.387 orang
29. Kepemilikan bangunan : ditempati oleh pemilik
30. Jadwal operasi bangunan
 Hari kerja Operasional dari 07.00 sampai 15.00
 Sabtu Libur
 Minggu Libur
 Jam operasi/tahun : 2.600 jam/tahun

31. Lingkungan dalam ruangan bangunan:


Pengaturan kualitas udara di dalam ruangan : Ventilasi mekanis dipasang di lantai atap
dan dialirkan ke masing-masing lantai melalui shaft dengan mengaplikasikan sistem
precooling. Kondisi design termal ruangan memiliki suhu 25oC dan RH 60%, dengan
kondisi aktual suhu 24,6oC dan RH 62,5%.
E. Informasi Konsumsi Energi
32. Puncak beban atau kebutuhan (bulanan) : 847 kW
33. Energi yang digunakan (bulanan): 131,714 kWh/bulan
34. Kurva beban biasa (hari kerja, akhir pekan)

20
35. Indeks efisiensi energi*: area ber-AC 44,48 kWh/m2/thn
(berdasarkan 2.000 jam operasional/jam)
2
36. Konsumsi energi: Listrik (berdasarkan 2.000 jam 81,28 kWh/m /thn
operasi/thn)
- Bahan bakar 0 Liter/thn (bukan untuk pembangkitan listrik)

F. Informasi Manajemen Energi


37. Sistem manajemen energi bangunan yang terhubung dengan titik fisik: 233 titik

G. Informasi Pemeliharaan
38. Program pemeliharaan
 Tenaga kerja: 37.440 orang-jam/thn
 Kontraktor pemeliharaan: PT Airkon Pratama
 Ketersediaan staf teknis dalam manajemen energi:
∀ 1 orang Chief Engineer bersertifikat:
∀ Greenship Associate (GA)
∀ Greenship Professional (GP)
∀ Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
∀ Teknik Operasional Bangunan Gedung (TOBG)
∀ 1 orang Supervsior
∀ 6 orang Operator; dan
∀ 12 Teknisi bersertifikat K3 (lift, genset, listrik) sesuai bidang keahliannya
 Pelatihan pegawai pemeliharaan: 40 jam kumulatif/thn.
*Catatan: GP dan GA ditraining dan disertifikasi oleh Green Building Council Indonesia

H. Dampak Lingkungan
39. Dampak limbah
 Memanfaatkan kembali air daur ulang untuk siram tanaman, make up water cooling
tower dan flushing.
 Menyediakan tempat sampah berdasarkan jenisnya dan melakukan pemilahan sesuai
dengan kategori (sampah organik, sampah daur ulang dan sampah sisa), memonitor
volume yang dikeluarkan dan kerja sama dengan pihak ketiga.

40. Dampak polusi (udara, suara, visual, asap, dll.)


 Menggunakan White Gypsum Acoustic Tiles (AMF THERMATEX Star SK)
600x600x15 mm mineral boards with the reaction to fre A2-s1, d0 as per EN 13501-
1, sound absorption αw up to 0.60 (as per EN ISO 11654) and NRC up to (as per
ASTM C 423), sound attenuation with a Dn,c,w rating of 34 dB (as per EN 20140-9)
and a CAC level of 34 dB (as per ASTM E413) di ruang kerja untuk mengurangi
polusi suara.
 Menggunakan Membrane Rockwool Acoustic (densitas 80 kg/m3, ketebalan 50
mm pada dinding ruang chiller.
 Menggunakan CO2 Sensors (AZ 7722): pengaturan CO2 sensor akan bekerja ketika

kondisi ruangan mencapai kadar CO2 hingga 1000 ppm.


 Menanam beragam tanaman untuk:
∀ Menyerap senyawa beracun dari asap kendaraan dan asap rokok: Puya
Raimondii, Bromelia Lobii, Bromelia Red Grass
∀ Menghilangkan formaldehida dan dehumidifier air: Phoenix Canariensis,
Livistona Muelleri Palm

21
GAMBAR: DENAH LANSEKAP

16nb4nyx4pt5z

T
m E Ge
ung hijau FINAL (dra

22
GAMBAR: TAMPAK UTARA & SELATAN

23
GAMBAR: TAMPAK TIMUR & BARAT

24
GAMBAR: DENAH LANTAI TIPIKAL

25

Anda mungkin juga menyukai