Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI ASPEK

GREEN BUILDING
GEDUNG B KAMPUS UPB CIKARANG

KELOMPOK 4 EXSISTING BUILDING

1. Refya Diva Maulina


2. Sefti Yuniar Bashari
3. Michael Sebastian
4. Muhammad Luthfi Rahman
LIST OF CONTENT

Profil Gedung B Universitas Pelita Bangsa

Evaluasi Aspek ASD (Tata Guna Lahan)

Evaluasi Aspek EEC (Efisiensi dan


Konservasi Energi)

Evaluasi Aspek MRC (Sumber dan Siklus


Material)

Evaluasi Aspek BEM (Manajemen


Lingkungan Bangunan)
01 PROFIL GEDUNG B
UNIVERSITAAS PELITA BANGSA

Universitas Pelita Bangsa (UPB) merupakan perguruan tinggi baru hasil


perubahan bentuk dari penggabungan antara Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
(STIE) dan Sekolah Tinggi Teknik (STT) sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor : 664/KPTI/I/2019
tanggal 2 Agustus 2019. UPB berdiri pada hamparan lahan seluas 11.603
m2yang beralamatkan di Jalan Inpeksi Kalimalang Tegal Danas Arah
DELTAMAS, Cikarang Pusat – Kabupaten Bekasi,yang mana berada di
tengah-tengah Pusat Segitiga Emas LIPPO Cikarang/ Meikarta, Jababeka,
Delta Mas yang dikelilingi oleh Kawasan Industri terbesar di Asia Tenggara

Universitas Pelita Bangsa berdiri sebagai Gedung bertuliskan “MEGAH”


wujud impian dari pendiri Yayasan Pelita Merupakan motto Universitas Pelita
Bangsa, yaitu Bapak Ir. Mardiyana, MM. Bangsa untuk menciptakan lulusan
yang berasal dari Klaten dan dari yang bermoral tinggi, berjiwa
keluarga yang sederhana. Beliau juga entrepreneur, gigih, memiliki
mempunyai motto MEGAH yang dipakai kompetensi intelektual, dan menjadi
sebagai motto Universitas Pelita Bangsa. harapan bangsa. Universitas Pelita
Maksud dari MEGAH adalah: Bangsa memilikilambang lingkaran
M : Moral tinggi yang menimbulkan komitmen
E : Entrepreneur Universitas Pelita Bangsa pada
G : Gigih dalam berkarya keunggulan
A : Ahli di bidangnya
Source : https://www.tribunnewswiki.com/2020/06/03/universitas-
H : Harapan bangsa pelita-bangsa-upb?page=2
02 Evaluasi Aspek ASD (Tata Guna Lahan)

ASD P1 - KEBIJAKAN MANAJEMEN LAHAN


Tujuan dari manajemen lahan pada gedung B UPB ini
adalah untuk mewujudkan lingkungan kampus yang lebih
baik dan memenuhi kebutuhan generasi berikutnya terkait
dengan kelestarian alam, kesehatan, dan sosial.

ASD P2 - KEBIJAKAN PENGURANGAN


KENDARAAN BERMOTOR
Dalam upaya mengurangi kepadatan pada
lahan gedung ini serta mengurangi polusi
udara pada area gedung UPB ini. Maka dapat
diadakan mass transportasi untuk mencapai
tujuan ini.

Di UPB ini sendiri belum tersedia fasilitas


seperti voucher ataupun mass transport
untuk kendaraan umum sendiri. maka
solusi yang tepat yakni menyediakan
fasilitas transportasi umum ataupun
melakukan kampanye untuk pengurangan
kendaraan bermotor pada area kampus
UPB.
02 Evaluasi Aspek ASD (Tata Guna Lahan)

ASD 1 - Pemilihan Tapak


Adanya surat pernyataan yang memuat komitmen manajemen
puncak mengenai pemeliharaan eksterior bangunan, manajemen
hama terpadu/ intergrated pest management (IPM), dan gulma.

Jalur Pejalan Kaki

Jalur Pejalan Kaki di area gedung


B UPB ini hanya terdapat di area
depan, serta adanya akses
untuk pejalan kaki dari lobby ke
kantin terbuka.

Jaringan Penerangan dan Listrrik

SOLUSI
Peletakan penerangan jalan
Untuk area gedung ini harus
umum pada akses keluar
diadakan trotoar untuk jalur
masuk tapak dengan radius
pejalan kaki 10 %
tertentu. PJU yang
digunakan yakni PJU yang
bersumber dari tenaga
listrik PLN. PJU yang ada di
02 Evaluasi Aspek ASD (Tata Guna Lahan)

ASD 2 – Pengurangan Kendaraan Bermotor


Rekomendasi
Mendorong pengguna gedung untuk desain
mengurangi kendaraan bermotor dengan Memberikan
cara menggunakan transportasi umum. kartu parkir yang
Tolak ukur yang di nilai adalah Adanya nantinya di
pengurangan pemakaian kendaraan bayar sebesar
bermotor pribadi dengan implementasi Rp.3000 di pintu
dari salah satu opsi yaitu diskriminasi gerbang UPB.
tarif parkir.

ASD 2 – Pengurangan
Kendaraan Bermotor Rekomendasi Desain
Adanya parkir sepeda
Tujuan dari kriteria ini yang aman sebanyak 1
adalah mendorong unit parkir per 30
pengguna sepeda bagi pengguna gedung tetap,
pengguna gedung hingga maksimal 100 unit
dengan memberikan parkir sepeda. Apabila
fasilitas yang memadai memenuhi butir 1 di atas
sehingga dapat dan menyediakan shower
mengurangi khusus pengguna sepeda
penggunaan untuk setiap 25 tempat
kendaraan bermotor. parkir sepeda.

Karena di UPB ini tidak ada parkir sepeda maka solusinya adalah
menyediakan parkir sepeda bagi pengguna gedung yang
membawa sepeda.
03 Evaluasi Aspek EEC

EEC P2 Performansi Energi Gedung Minimum

Memperlihatkan IKE listrik selama 6 bulan


terakhir sampai lebih kecil dari IKE listrik standar
acuan yang ditentukan oleh GBC INDONESIA
Solusi: Membuat penghitungan ike listrik dan
membuat rancangan agar memenuhi standar
acuan yang sudah di tentukan oleh GBC

Memaksimalkan penggunaan listrik


solusi : Mematikan lampu pada siang hari
Mematikan AC Pada saat ruangan tidak EEC 1 Efisiensi
digunakan yang Dioptimalkan
Mematikan proyektor saat tidak digunakan Kinerja Energi
Menggunakan lampu hemat energi Bangunan

Melakukan peningkatan kinerja


pada sistem gedung
khususnya permesinan.
Contohnya : EEC 2 Pengujian
Tiap-tiap alat dari MVAC Recommisioning
tersebut harus diperiksa satu atau
per satu, kemudian dilanjutkan Retrocommisioning
dengan pemeriksaan
keseluruhan sistem.
EEC3 Kinerja Energi Sistem

Performansi Energi Sistem


Contohnya : Menyediakan solartube untuk penghematan
(Tabung solar yang sistem kerjanya meneruskan cahaya
matahari ke dalam tabung reflektor, dipantulkan dan masuk
ke dalam ruangan) Ini dapat menghemat konsumsi energi
pada daya pencahayaan ruangan serta menggunakan
kipas angin,lampu LED/ lampu halogen pada ruang umum

Penyediaan kWH meter, pencatatan,


melakukan display energi di area publik,
EEC 4
menggunakan teknologi EMS, dan melakukan
Pemantauan &
audit. Diperlukan Semua ini berfungsi sebagai
Kontrol Energi
pengendali terhadap penggunaan listrik yang
berlebihan, penghitungan biaya, identifikasi
mengenai waktu dan musim terjadi periode
puncak penggunaan listrik.

Melakukan
pembersihan/pengecekan
pada setiap eskalator/lift,
EEC 5 sistem distribusi air, dan
Operasi dan
genset(pembangkit listrik
Pemeliharaan
cadangan)

ASD P2 - KEBIJAKAN PENGURANGAN KENDARAAN BERMOTOR


Mendorong penggunaan sumber energi
baru dan terbarukan yang bersumber
EEC 6 Energi dari dalam tapak pada bangunan
eksisting
Terbarukan Di Lokasi
Contohnya : menggunakan panel surya

Pengoptimalan dalam upaya Mengurangi


emisi dari pemakaian listrik EEC 7 Lebih
Contohnya : Penanaman pohon sebesar 1% Sedikit Emisi
pada lahan bangunan Energi
WAC P Water Management Policy 04 Evaluasi Aspek WAC

Adanya surat pernyataan yang memuat komitmen


dari manajemen puncak yang mencakup: adanya
prosedur (SOP) yang mencakup tentang:
monitoring, target penghematan dan action plan
berjangka waktu tertentu oleh tim konservasi air.

Adanya sub-meter konsumsi air pada sistem


area publik, area komersil dan utilitas WAC 1
bangunan di sekitar UPB Water Sub-Metering

Wajib diadakannya pemeliharaan


sistem plambing secara berkala
WAC 2 terhadap neraca air untuk
Water Monitoring penyediaan air bersih untuk
Control mengontrol penggunaan air agar
tidak berlebihan dan mengalami
kebocoran air, sehingga dapat
menghemat penggunaan air dan
menjaga sumber daya air yang ada
WAC 3 Fresh Water Efficiency

Konsumsi air pada Gedung dengan persentase 20% diatas


SNI dapat dikurangi dengan cara melakukan sistem
plambing pada lahan gedung ,agar dapat diatur konsumsi
air bersihnya sehingga dapat mencapai SNI

Memeriksa kualitas air pada Gedung secara


berkala minimal 6 bulan sekali pada WAC 4
laboratorium terdekat agar kualitas air terus Water Quality
terpantau di samping laju alirnya

Pengolahan air dalam gedung ini


dapat menerapkan penggunaan
kembali air yang dapat di daur ulang
WAC 5
seperti air bekas wudhu, air hujan
Recycled Water
yang ditampung kemudian diolah
untuk kebutuhan flushing WC , serta
mengatasi bagaimana agar 100%
kebutuhan air tidak hanya bersumber
dari PDAM saja tetapi bisa dari
sungai, waduk, air tanah
Sokusi : memasangan pipa
greywater yang berfungsi untuk
menyalurkan/ mengalirkan
greywater menuju IPAL. Pipa
tersebut terpisah dengan pipa air
limbah blackwater dan hanya
dipasang pada alat plambing seperti
floordrain kamar mandi, wastafel.
Jenis pipa yang digunakan ialah pipa
plastik PVC.
WAC 6 Potable Water

Untuk melakukan konservasi air


sekaligus mengurangi jejak karbon
karena adanya aktivitas
ketergantugan pada air minum
kemasan, maka pada gedung UPB ini
seharusnya diadakannya portable
water menggunakan sistem filtrasi
yang menghasilkan air minum yang
sesuai dengan Permenkes

Meminimalisir pengonsumsian air yang


menggunakan deep well dengan cara WAC 7
dinaikkannya tarif air tanah menjadi 5 x Deep Well Reduction
lipat lebih mahal daripada tarif air PAM.

WAC 8
Water Tap Efficiency

Pada area dalam Gedung


seharusnya menerapkan
penggunaan keran auto stop
seperti pada toilet, kantin
05 Evaluasi Aspek IHC
IHC 1 Outdoor Air Introduction

Pada gedung ini terdapat


ventilasi udara berupa bukaan
jendela per ruangan untuk
menciptakan udara yang sehat di
dalam gedung

Untuk meningkatkan kualitas udara yang baik IHC 2


dan sehat tanpa asap rokok, pada area Environmental
outdoor gedung UPB ini belum tersedianya Tobacco Smoke
ruang bebas merokok Control

Solusi : Menyediakan smoking area pada luar


gedung, di sekitar lapangan basket untuk
mencegah tersebarnya asap rokok di
sekitaran gedung ini, atau bisa
menambahkan smoking post pada area
outdoor, serta membuat panel untuk area
indoor
IHC 3 CO2 and CO Monitoring

Melengkapi pada gedung serba guna di lantai 6 pada


gedung B
dengan instalasi sensor gas karbon dioksida (CO2) untuk
mengatur jumlah ventilasi udara luar

HT-2000 Digital CO2


Meter Gas Detector

IHC 4 Physical, Chemical and


Biological Pollutants
Pengukuran kualitas udara dalam ruang
dilakukan minimal 1 titik sampel per 1000
m2 atau jumlah maksimal penilaian sampel
adalah 25 titik untuk satu gedung
menggunakan

Ruang yang menggunakan AC dimatikan


secara periodik dan membukan seluruh
pintu dan jendela untuk mendapat
pergantian udara secara alamiah.

Untuk menjaga kelembapan sebaiknya


mengatur sirkulasi udara melalui ventilasi.
Pemasangan higrometer mungkin
diperlukan.
IHC 5 Thermal Comfort

Untuk menciptakan lingkungan udara dalam


ruang yang nyaman, maka pada gedung ini
disarankan menggunakan material berupa
jendela dengan heat absorbing glass, serta
menggunakan atap berupa seng gelombang

Sistem pencahayaan pada Gedung ini


menggunakan tipe side lighting untuk
pencahayaan alaminya, serta menggunakan IHC 6
beberapa pencahayaan buatan seperti lampu Visual Comfort
LED di setiap ruangan pada Gedung sesuai
dengan kebutuhan cahaya pada ruangan
tersebut.

IHC 7
Solusi untuk mengurangi Acoustic Level
tingkat kebisingan bisa
ditambahkan dengan Untuk menjaga tingkat
penggunaan unsur vegetasi kebisingan di dalam ruangan
pepohonan sebagai pada tingkat yang optimal dalam
penghalang bising bangunan eksisting dengan cara
lingkungan. Seperti Pohon memakai material yang dapat
kiara payung. menjaga kebisingan dari luar.

Pemakaian penyerap bunyi


yang banyak dalam ruang
terutama sepanjang lantai
dan langit-langit
ruang sirkulasi, seperti ruang
depan, lobi, serambi.
Solusi: Memakai papan
gypsum

06 Evaluasi Aspek MRC


MRC P3 – Kebijakan Pengelolaan Sampah

Tujuan dari kebijakan ini adalah agar sampah


tidak mencemari lingkungan, karena sampah
yang langsung dibuang ke lingkungan akan
mencemari lingkungan dan menimbulkan
masalah bagi kesehatan.

Solusinya yaitu dengan cara mengatur


pengelolaan sampah berdasarkan pemisah
antara sampah organik, anorganik dan
sampah yang mengandung B3.

MRC 3 – Praktek
Pengelolaan Sampah
Tolak ukur yang di nilai adalah adanya upaya pengurangan
sampah kemasan yang terbuat dari styrofoam dan non-
food grade plastic.
Di gedung UPB ini masih menggunakan styrofoam untuk
semua wadah makanan.

-Solusinya adalah dengan adanya peraturan


membawa alat makan bagi pengguna gedung
agar tidak terus-menerus menggunakan
styrofoam dan non-food grade plastic.
BEM P
Kebijakan operasi dan maintenansi gedung

Adanya Rencana operation and maintenance yang


mendukung sasaran pencapaian rating-rating
GREENSHIP EB, dititikberatkan pada: sistem mekanikal
dan elektrikal, sistem plambing dan kualitas air,
pemeliharaan eksterior & interior, purchasing dan
pengelolaan sampah.

solusinya dengan mengadakan SOP dan training


secara berkala, juga adanya rencana program kerja
dalam melakukan perbaikan peralatan.

BEM 1
inovasi

potensi yang positif dalam upaya melakukan


penghematan energi dan air, pemanfaatan sumber daya
alam, dan kualitas udara, yang dapat terukur secara
kuantitatif .

Menggunakan alat “spikler”pencakar


langit supaya mengurangi penekanan
polusi udara yang berlebihan dari
kendaraan.
BEM 2
Inten desain dan Kebutuhan Proyek
Pemilik Gedung

Menyediakan map arsip/map folder untuk


disimpan & disatukan Seluruh dokumen dari
pertama kali pembuatan hingga perubahannya
yang akan terus terkaji dan terarah.

BEM 3
Tim Operasional dan
Maintenansi Gedung Hijau

Adanya satu struktur yang terintegrasi di dalam


struktur operasional dan pemeliharaan gedung yang
bertugas menjaga penerapan prinsip
sustainability/green building.

yaitu minimal terlibat seorang Greenship


Profesional dalam operational and
maintenance bekerja penuh waktu (full time)
untuk memberikan pengarahan/ bimbingan.
BEM 4
Penyewaan/Penggunaan
Bertemakan Green

Untuk bangunan yang dipakai, memiliki SOP dan Training


yang mencakup upaya-upaya untuk memenuhi kriteria-
kriteria dalam GREENSHIP for Existing Building minimum 1
rating dalam tiap kategori ASD, EEC, WAC, IHC dan MRC.

kontrak penggunaan gedung


perlu terdapat komitmen
memenuhi poin green building
oleh penyewa atau tenant.

BEM 5
Pelatihan Operasi dan
Maintenansi

Adanya jadwal berkala minimum tiap 6 bulan dan


program pelatihan dalam pengoperasian dan
pemeliharaan untuk tapak, energi, air, material dan
HSES (Health Safety Environmental and Security).

Mebuat laporan bukti atas pelaksanaan


pelatihan, setiap usai pelaksanaan
kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai