Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PELUANG HEMAT ENERGI UNTUK

GEDUNG POLITEKNIK NEGERI BALI (PNB)


*)Yanu Prapto Sudarmojo, **)Rukmi Sari Hartati, ***)Kade Amerta Yasa
*) dan **)Staff pengajar Progam Studi Teknik Elektro Universitas Udayana
***) Staff pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bali
Kampus Bukit Jimbaran Bali
Email : yanu.prapto@ee.unud.ac.id

Intisari
Politeknik Negeri Bali (PNB) merupakan Lembaga Pendidikan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan Diploma III dan IV terletak di Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Badung. Memiliki 6 jurusan
yaitu : Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Administrasi Niaga, Pariwisata, dan Akuntansi.
Karakteristik beban listrik di Politeknik Negeri Bali adalah 66.28% untuk AC, 15,14% untuk pencahayaan
dan sisanya sebesar 18,49% untuk peralatan listrik seperti perangkat komputer, televisi dan printer.
Berdasarkan Potensi Indeks Kriteria Energi yang dikeluarkan Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pekerjaan Umum, Nilai Indeks Konsumsi Energi (IKE) pada Gedung Politeknik Negeri Bali
khususnya pada gedung Teknologi I dan Gedung Teknologi II termasuk dalam kriteria boros (230,04-285)
kWh/m2/tahun. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan peluang penghematan energi pada
konsumsi energi listrik untuk penerangan, pengkondisian udara dan peralatan lainnya khususnya di Gedung
Tekonologi I dan II Politeknik Negeri Bali.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa peluang hemat energi yang paling besar diperoleh dari konsumsi
energi listrik untuk pengkondisian udara. Dengan menggunakan pola perubahan masa operasi pada Gedung
Teknologi I dan Gedung Teknologi II, diperoleh penghematan sebesar 17,30 % dan dengan menggunakan pola
penggantian refrigeran R-22 dengan refrigeran HCR-22, diperoleh penghematan sebesar 24,60 %. Dengan pola
kombinasi perubahan masa operasi dan penggantian refrigran R-22 dengan refrigeran HCR-22 diperoleh
penghematan sebesar 37.63 %.

Kata kunci : Indeks Konsumsi Energi, Peluang Hemat Energi, Refrigran R-22, Refrigran HCR-22

1. PENDAHULUAN (berdasarkan Potensi Indeks Kriteria Energi yang


Politeknik Negeri Bali (PNB) merupakan dikeluarkan Badan Penelitian dan Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tinggi yang menyeleng- Departemen Pekerjaan Umum). Dengan nilai IKE
garakan pendidikan Diploma III dan IV, yang saat ini, perlu dilakukan peninjauan ulang atas
terdiri dari 6 jurusan yaitu: Teknik Sipil, Teknik semua instalasi dan peralatan listrik dan penerapan
Elektro, Teknik Mesin, Administrasi Niaga, manajemen energi dalam pengelolaan Gedung di
Pariwisata, dan Akuntansi. Proses pendidikan Gedung Teknologi I dan gedung Teknologi II
meliputi teori di kelas dan praktek di laboratorium Politeknik Negeri Bali. Selanjutnya, untuk mencari
maupun di Workshop. Kegiatan proses belajar peluang-peluang penghematan energi (PHE) dapat
mengajar di Politeknik Negeri Bali memerlukan dilakukan simulasi konsumsi energi menggunakan
sumber energi listrik yang berasal dari PLN perangkat lunak dengan beberapa parameter,
Distribusi Bali. Penggunaan energi listrik pada sehingga dapat dicari peluang penghematan energi
gedung perkuliahan dan gedung administrasi lebih yang optimal, sebelum diterapkan dalam kondisi
dominan, yang diantaranya digunakan untuk nyata pada bangunan gedung [22].
penerangan maupun untuk pengkondisian udara,
khususnya pemakaian AC (Air Conditioning). 2.TINJAUAN PUSTAKA
Proses audit energi rinci di gedung Politeknik 2.1. Bangunan Hemat Energi
Negeri Bali membutuhkan sejumlah pengukuran
Menurut ASHRAE ( American Society of
seperti tingkat pencahayaan dan kondisi termal
Heating, Refrigerating and Air Conditioning
ruangan serta pengukuran profil pemakaian energi
Engineers ) bahwa tingkat kenyamanan,
listrik selama waktu tertentu.
dipengaruhi oleh : suhu udara ruangan, kelembaban
Berdasarkan penelitian awal, diketahui
ruangan, dan kecepatan angin dalam ruangan.
bahwa Karakteristik beban listrik di Politeknik
Batasan kenyamanan suhu efektif 23oC - 27oC,
Negeri Bali adalah 66.28% untuk AC, 15,14%
kecepatan angin 0,1 - 1,5 m/s , kelembaban relatif
untuk pencahayaan dan sisanya sebesar 18,49%
antara 50 –60%.
untuk peralatan listrik seperti perangkat komputer,
Dari data statistik PT. PLN (Persero)
televisi dan printer. Nilai Indeks Konsumsi Energi
menunjukkan bahwa sektor bangunan gedung di
(IKE) untuk Gedung Teknologi I dan Gedung
Indonesia mengkonsumsi energi listrik sekitar 15%
Teknologi II di Politeknik Negeri Bali ini termasuk
dari total konsumsi energi listrik nasional. Hasil
dalam kriteria boros (230,04-285) kWh/m2/tahun
penelitian KONEBA tahun 2005 menunjukkan - Penggunaan energi cukup efisien,
bahwa intensitas konsumsi energi listrik pada namun masih memiliki peluang
sektor bangunan gedung adalah rata-rata sebesar konservasi
250 kWh/m2/tahun. - Perbaikan efisiensi melalui
Pembagian Indeks Konsumsi Energi IKE pemeliharaan bangunan dan dan
perkantoran menurut ASEAN Data Base Officers peralatan energi masih
1990 adalah [12] : dimungkinkan
1. Energi Intensive d) Agak Boros (174,96-230,04) kWh/m2/
Bangunan gedung yang termasuk tahun
kelompok ini memiliki intensitas konsumsi - Pengoperasian dan pemeliharaan
energi elektrik sebesar 340 gedung belum mempertimbangkan
kWh/m2/tahun+-5%. Hal ini berarti bahwa prinsip-prinsip manajemen energi
bangunan gedung tersebut sangat boros - Audit energi perlu dipetimbangkan
dalam konsumsi energi elektriknya. untuk menentukan perbaikan efisiensi
2. Base Case yang mungkin dilakukan
Bangunan gedung yang termasuk e) Boros (230,04-285) kWh/m2/tahun
kelompok ini memiliki intensitas konsumsi - Desain bangunan maupun
energi elektrik sebesar 240 pemeliharaan dan pengoperasian
kWh/m2/tahun+-5%. Hal ini berarti bahwa gedung belum mempertimbangkan
bangunan gedung tersebut tidak mengelola konservasi energi
dengan baik konsumsi energi elektriknya, - Audit energi perlu dilakukan untuk
tetapi tidak dikategorikan boros. menentukan langkah-langkah
3. Energi Standard perbaikan sehingga pemborosan energi
Bangunan gedung yang termasuk dapat dihindari
kelompok ini memiliki intensitas konsumsi f) Sangat Boros (285-450) kWh/m2/tahun
energi elektrik sebesar 180 - Instalasi peralatan, desain
kWh/m2/tahun+-5%. Hal ini berarti bahwa pengoperasian dan pemeliharaan tidak
bangunan gedung tersebut mengelola mengacu pada penghematan energi
dengan baik konsumsi energi elektrik dan - Agar dilakukan tinjauan ulang atau
sudah dapat melaksanakan program hemat semua instalasi/peralatan energi dan
energi. penerapan manajemen energi dalam
4. Energi Efficient pengelolaan bangunan
Bangunan gedung yang termasuk Manfaat-manfaat dari efisiensi energi
kelompok ini memiliki intensitas konsumsi adalah mengurangi resiko dan menaikkan
energi elektrik sebesar 145 keuntungan bagi perusahaan melalui:
kWh/m2/tahun+-5%. Hal ini berarti bahwa a. Pengurangan biaya operasi
bangunan gedung tersebut mengelola b. Pengurangan pengaruh kenaikan harga
secara optimal konsumsi energi elektrik energi dan kurangnya pasokan energi
sehingga menjadi hemat dan efisien. c. Perbaikan produktivitas dan kualitas
Berdasarkan tingkat efisiensinya, produk
bangunan gedung dapat diklasifikasikan menjadi d. Perbaikan reputasi dengan pelanggan,
beberapa tingkatan efisiensi seperti berikut [12]; pemerintah dan masyarakat
a) Sangat Efisien (50,04-95,04) e. Perbaikan kesehatan, keselamatan dan
kWh/m2/tahun moral
- Desain gedung sesuai dengan standar f. Perbaikan pemenuhan peraturan
tata cara perencanaan teknis perundangan/hukum dan target-target
konservasi energi. ISO 14001
- Pengoperasian peralatan energi dengan g. Perbaikan kinerja lingkungan
menerapkan prinsip manajemen energi.
- Pemeliharaan gedung dan peralatan 2.2. Audit Energi
energi dilakukan sesuai prosedur Audit energi dapat didefinisikan sebagai
b) Efisien (95,04-144,96) kWh/m2/tahun suatu proses untuk mengevaluasi penggunaan
- Pengelolaan gedung/peralatan energi energi pada suatu bangunan dan mengidentifikasi
dilakukan dengan prinsip manajeman peluang untuk melakukan efisiensi. Besarnya biaya
energi. yang diperlukan dalam suatu proses audit energi
- Pemeliharaan peralatan energi berhubungan langsung dengan jenis dan ruang
dilakukan sesuai dengan prosedur. lingkup audit yang akan dilakukan [23].
- Efisiensi penggunaan energi masih Audit energi rinci dilakukan apabila harga
mungkin ditingkatkan melaui IKE yang diperoleh dari proses audit energi awal
penerapan sistem manajemen energi ternyata tidak sesuai dengan baku mutu yang
terpadu berlaku, sehingga perlu dicari peluang
c) Cukup Efisien (144,96-174,96) penghematan untuk menurunkan nilai IKE
kWh/m2/tahun tersebut. Proses audit energi rinci membutuhkan
sejumlah pengukuran seperti tingkat pencahayaan a. Rincian luas bangunan gedung dan
dan kondisi termal ruangan serta pengukuran profil luas total bangunan gedung (m2).
pemakaian energi listrik selama waktu tertentu. b. Konsumsi Energi bangunan gedung
Selanjutnya, untuk mencari peluang-peluang per tahun (kWh/tahun).
penghematan energi (PHE) dapat dilakukan c. Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
simulasi konsumsi energi menggunakan perangkat bangunan gedung per tahun(IKE =
lunak dengan beberapa parameter, sehingga dapat kWh/m2 / tahun)
dicari peluang penghematan energi yang optimal, d. Biaya energi bangunan gedung
sebelum diterapkan dalam kondisi nyata pada (Rp/kWh).
bangunan gedung.
2.2.1.2. Audit Energi Rinci
2.2.1. Proses Audit Energi Audit energi rinci dilakukan bila nilai IKE
Proses audit energi merupakan langkah Iebih besar dari nilai target yang ditentukan.
awal dalam mengidentifikasi potensi-potensi Kegiatan audit energi rinci meliputi penelitian dan
penghematan energi. Audit ini akan menghasilkan pengukuran konsumsi energi yang meliputi
data penggunaan energi yang dapat digunakan a. Penelitian tentang profil penggunaan
sebagai acuan dalam program efisiensi energi energi pada bangunan gedung,
Secara otomatis, hasil audit juga akan memberikan sehingga dapat diketahui peralatan
informasi mengenai langkah-langkah yang tepat pengguna energi apa saja yang
untuk menjalankan program efisiensi energi. Proses pemakaian energinya cukup besar;
ini juga menjadi dasar dari penentuan target b. Mengumpulkan dan meneliti sejumlah
efisiensi yang akan menjadi acuan dalam masukan yang dapat mempengaruhi
penyusunan rencana aksi yang akan berisi berbagai besarnya kebutuhan energi bangunan
rekomendasi penghematan energi. gedung, dan dari hasil penelitian dan
Dengan melihat kajian secara historis, pengukuran energi dibuat profil
dapat ditetapkan dasar untuk mengidentifikasi penggunaan energi bangunan gedung.
sektor-sektor yang tinggi penggunaan energinya Seluruh analisis energi bertumpu pada
serta pengaruhnya terhadap peta penggunaan hasil pengukuran. Hasil pengukuran harus dapat
energi. Informasi ini berguna untuk menentukan diandalkan dan mempunyai kesalahan (error) yang
prioritas penghematan energi juga untuk masih dapat diterima. Untuk itu penting menjamin
memberikan gambaran pola penggunaan energi bahwa alat ukur yang digunakan telah dikalibrasi
bangunan gedung. oleh instansi yang berwenang. Alat ukur yang
digunakan dapat berupa alat ukur yang dipasang
2.2.1.1.Audit Energi Awal tetap (permanent) pada instalasi atau alat ukur yang
Audit energi awal pada prinsipnya dapat dipasang tidak tetap (portable).
dilakukan pemilik/pengelola bangunan gedung
yang bersangkutan berdasarkan data rekening 2. 3. Identifikasi Peluang Hemat Energi
pembayaran energi yang dikeluarkan dan Hasil pengumpulan data, selanjutnya
pengamatan visual. Kegiatan audit energi awal ditindaklanjuti dengan penghitungan besarnya IKE
meliputi pengumpulan data energi bangunan dan penyusunan profil penggunaan energi
gedung dengan data yang tersedia dan tidak bangunan gedung.
memerlukan pengukuran. Data tersebut meliputi : Apabila besarnya IKE hasil penghitungan
a. Dokumentasi bangunan yang dibutuhkan ternyata sama atau kurang dari IKE target, maka
adalah gambar teknik bangunan sesuai kegiatan audit energi rinci dapat dihentikan atau
pelaksanaan konstruksi (as built diteruskan untuk memperoleh IKE yang Iebih
drawing), terdiri dari : rendah lagi. Bila hasilnya lebih dari IKE target,
1. Tapak, denah dan potongan berarti ada peluang untuk melanjutkan proses audit
bangunan gedung seluruh lantai. energi rinci berikutnya guna memperoleh
2. Denah instalasi pencahayaan penghematan energi.
bangunan seluruh lantai.
3. Diagram satu garis listrik, lengkap 2.4. Analisis Peluang Hemat Energi
dengan penjelasan penggunaan daya Apabila peluang hemat energi telah
listriknya dan besarnya diidentifikasi, selanjutnya perlu ditindak lanjuti
penyambungan daya listrik PLN serta dengan analisis peluang hemat energi, yaitu dengan
besarnya daya listrik cadangan dari cara membandingkan potensi perolehan hemat
Diesel Generating Set. energi dengan biaya yang harus dibayar untuk
b. Pembayaran rekening listrik bulanan pelaksanaan rencana penghematan energi yang
bangunan gedung selama satu tahun direkomendasikan.
terakhir. Analisis peluang hemat energi dapat juga
c. Tingkat hunian bangunan (occupancy dilakukan dengan penggunaan program komputer
rate). yang telah direncanakan untuk kepentingan itu dan
Berdasarkan data di atas, selanjutnya dapat diakui oleh masyarakat profesi. Penghematan
ditentukan energi pada bangunan gedung harus tetap
memperhatikan kenyamanan penghuni. Analisis Tabel 3. Kategori Luminansi
peluang hemat energi dilakukan dengan usaha
Range of Iluminance
antara lain:
a. Menekan penggunaan energi hingga Type of activity
Iluminance
category
lux Footcandles
Reference work
plane
sekecil mungkin (mengurangi daya Public spaces with
20-3--
drak A 2-3-5
terpasang/terpakai dan jam operasi); surrounding
50
Simple orientation
b. Memperbaiki kinerja peralatan; for short
B
50-75-
5-7,5-10
General lighting
c. Menggunakan sumber energi yang temporary
visits
100 throughout spaces

murah; Working spaces


where visual 100-
taks are only C 150- 10-15-20
occasionally 200
2.5. Audit Sistem Pencahayaan performed
Performance of
2.5.1. Standar Sistem Pencahayaan visual taks of
D
200-
300- 20-30-50
Tingkat pencahayaan pada permukaannya high contrast
or large size
500

yang baik menjadi penting untuk tugas yang Performance of


visual task of 500-
bersifat visual. Membaca buku dapat dilakukan medium
contrast or
E 750-
1000
50-75-100 Illuminance on task

dengan 100 to 200 lux. Menurut CIE (Commission small size


Performance of
International de l’Eclairage) dan IES (Illuminating visual task of
F
1000-
1500- 100-150-200
low contrast or
Engineers Society) tingkat pencahayaan yang very small size
2000

direkomendasikan sebagai berikut : Performance of


visual task of
low contrast or 2000-
very small size G 3000- 200-300-500
Tabel 1. Standar tingkat pencahayaan oleh CIE dan over a 5000
prolonged
IES period
Tingkat Performance of
5000-
Penerangan Contoh-contoh Area Kegiatan veru prolonged 500-750-
H 7500-
(lux) and exacting
10000
1000 Illuminace on task,
Layanan penerangan yang minimum visual task obtained by
Pencahayaan dalam area sirkulasi luar ruangan, Performance of combination of
umum untuk 20 very special general and local
pertokoan didaerah terbuka, 10000-
ruangan dan area halaman tempat penyimpanan visual task of 1000-1500- (supplementary
I 15000-
yang jarang extremely low 2000 lightning)
50 Tempat pejalan kaki & panggung 20000
digunakan contrast and
70 Ruang boiler small size
dan/atau tugas-
100 Halaman trafo, ruangan tungku, dll
tugas atau visual
sederhana Area sikulasi di industri, pertokoan Sumber : Capehart, 2005
150
dan ruang penyimpanan
Layanan penerangan yang minimum
200
dalam tugas 2.6. Sistem Pengkondisian Udara
Meja & mesin kerja ukuran sedang,
proses umum dalam industry kimia
Indonesia adalah negara tropis dengan
300
dan makanan, kegiatan membaca tingkat suhu dan kelembaban yang tinggi. Untuk
dan membuat arsip
Gantungan baju, pemeriksaan, mendapatkan suhu yang sesuai dengan kebutuhan,
Pencahayaan
450
kantor untuk menggambar,
perakitan mesin dan bagian yang
diperlukan suatu sistem pengkondisian udara.
umum untuk
interior
halus, pekerjaan warna, tugas Penyegaran udara adalah suatu proses untuk
menggambar kritis
Pekerjaan mesin dan diatas meja mengekalkan keadaan kenyamanan terhadap
yang sangat halus, perakitan mesin
presisi kecil dan instrumen;
temperatur dan kelembaban dengan mengalirkan
1500 koponen elektronik, pengukuran & udara bersih dalam satu ruang tertentu yang
pemeriksaan bagian kecil yang rumi
(sebagian mungkin diberikan oleh bertujuan untuk menggantikan udara yang telah
Pencahayaan
tugas pencahayaan setempat) dipergunakan
tambahan setempat
3000
Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali,
misal instrumen yang sangat kecil,
Titik kenyamanan pada sistem
untuk tugas vsual
yang tepat
pembuatan jam tangan, pengukiran pengkondisian udara sering dikenal dengan istilah
Sumber : UNEP, 2006 thermal comfort, dimana pada pada titik ini, suhu
udara, sirkulasi dan kebersihan udara tidak
Tabel 2. Pencahayaan yang dianjurkan untuk menggangu kinerja manusia. Standar thermal
ruangan tertentu comfort untuk negara-negara tropis berkisar antara
Area -activity
Illuminance
category
24-26o C, dengan kelembaban antara 50-60%.
Bakeries D
Classrooms D to E 2.6.1.Audit Sistem Pengkondisian Udara
Conference rooms D
Drafting rooms E to F
Tujuan utama sistem pengkondisian udara
Hotel lobbies CtD adalah mempertahankan keadaan udara di dalam
Home kitchens D to E ruang dan meliputi pengaturan temperatur,
Inspection, simple D
Inspection, difficult F
kelembaban relatif, kecepatan sirkulasi udara
Inspection, exacting H maupun kualitas udara. Sistem pendingin yang
Machine shops D to H terpasang harus mempunyai kapasitas pendinginan
Material handling C to D
Storage, inactve B
yang tepat dan diperhitungkan berdasarkan beban
Storage, rough, bulky items C pendinginan setiap saat yang sebenarnya.
Storage small items D
Footcandles
Building entrances 1-5 2.6.1.1.Standar Sistem Pengkondisian Udara
Bulletin boards, bright surroundings, dark surfaces 100 Pada tabel 4 dan 5 ditunjukkan besaran
Bulletin boards, dark surroundings, bright surfaces 20 standar temperatur beberapa ruangan.
Boiler areas 2-5
Parking areas 1-2
Tabel 4. Standar temperatur pada 3. Hasil dan Pembahasan
perkantoran,tempat tinggal dan sekolah 3.1. Profil Konsumsi Energi Listrik Politeknik
Negeri Bali
A B
Dry Bulp oF Dry Bulp oF Konsumsi energi listrik di Politeknik
occupied hours occupied hours Negeri Bali khususnya di Gedung Teknologi I dan
maximum (set-back)
1. OFFICE BUILDINGS,
II, salah satunya dipengaruhi oleh jumlah hari
RESIDENCE, SCHOOLS efektif setiap bulannya. Selama satu minggunya
Offices, school rooms,
68o 55o kegiatan perkuliahan dan administrasi di Politeknik
residental spaces
Corridors 62o 52o Negeri Bali diselenggarakan dalam lima hari kerja
Dead storage closets 50o 50o yaitu mulai hari Senin sampai dengan Jumat.
Cafetarias 68o 50o
Mechanical Equipment rooms 55o 50o Waktu efektif pada setiap harinya untuk kegiatan
Occupied storage areas,
55o 50o
perkuliahan dan administrasi di Politeknik Negeri
Gymmnasiums
Auditoriums 68o 50o
Bali dimulai pada pukul 08:00 WITA sampai
Computer Rooms 65o As Required dengan 15:00 WITA. Disamping jumlah hari
Lobbies 65o 50o efektif, besarnya konsumsi energi listrik di
Doctor Offices 68o 58o
Toilet Rooms 65o 55o Politeknik Negeri Bali umumnya juga dipengaruhi
Garages Do not heat Do not heat oleh karakteristik pembebanan di setiap gedung.
2. RETAIL STORES
Departement Stores 65o 55o Dari data dapat diperoleh total konsumsi energi
Supermarkets 60o 50o listrik untuk tiap jenis beban pada gedung
Drug Stores 65o 55o
Meat Markets 60o 50o
Teknologi I dan II di Politeknik Negeri Bali.
Apparel (except dressing rms) 65o 55o
Jewelry, Hardware etc. 65o 55o Tabel 6. Prosentase Total Konsumsi Energi Listrik
Warehouses 55o 50o Untuk Tiap Jenis Beban Pada Gedung Teknologi I
Docks and Platforms Do not heat Do not heat
3. RELIGIOUS BUILDINGS dan Gedung Teknologi II PNB
Greater than 24
24 Hrs or less
Hrs No
Konsumsi Energi Listrik (kWh/hari) Persentase Beban (%)
o Gedung Lam Peralata Lamp Peralata
Meeting 68 . AC Total AC
55o 50o pu n u n
rooms Gdg
o 153.4 77.9
Halls and 65 1 Teknolo 27.25 119.55 6.64
4
17.76
1
5.09
550 500 gi I
Worship Gdg
125.4 93.2
All Other As note for 2 Teknolo 5.32 116.98 3.15 4.24 2.51
500 400 gi II
5 5
Spaces office buildings
278.8 116.6 84.8
Souces: Guidlines for saving energy in Existing Buildings-Building TOTAL 32.57 236.53 9.79
9 8 1
3.51
owners and Operators Manual, ECM-1

Karakteristik beban listrik di Gedung


Tabel 5. Standar temperatur pada gedung komersial Teknologi I dan Teknologi II Politeknik Negeri
Bali adalah 84.81 % untuk AC, 11,68% untuk
1. COMMERCIAL
BUILDINGS
Occupied Periode pencahayaan dan sisanya sebesar 3,51 % untuk
Minimum
peralatan listrik seperti perangkat komputer, televisi
Dry Bulb dan printer.
relation
Temperature
Humidity
Offices 68o 55o 3.2. Menghitung IKE kondisi eksisting
Corridors 62o 52o
Cafetarias 68o 50o Indeks Konsumsi Energi untuk Gedung Teknologi I
Auditoriums 68o 50o dan Teknologi II dapat ditentukan dengan
Computer Rooms 65 o
As Required menggunakan rumus :
Lobbies 65o 50o IKE = ( kWh x 365 ) / m2
Doctor Offices 68o 58o Dengan memperhitungkan Luas ruangan, konsumsi
Toilet Rooms 65o 55o energi listrik/hari (10,12 kWH/hari) serta jumlah
Storage, Equipment rooms
lampu dan AC yang terdapat di kedua gedung
Garages Do not heat Do not heat
2. RETAIL STORES Occupied Periode
tersebut, diperoleh IKE untuk Gedung Teknologi I
Dry Bulb relation
dan Teknologi II seperti ditunjukkan pada tabel 7
Temperature Humidity sebagai berikut,
Departement Stores 65o 55o
Supermarkets 60o 50o Tabel 7. Indeks Konsumsi Energi (IKE) Kondisi
Drug Stores 65o 55o Eksisting di gedung Teknologi I dan II Politeknik
Meat Markets 60o 50o Negeri Bali
Apparel 65o 55o
Jewelry 65o 55o No. Gedung IKE (kWh/m2/th)
Garages 55 o
50o 1 Gdg Teknologi I 1049.03
*Except where terminal reheat systems arew used. With terminal reheat 2 Gdg Teknologi II 953
systems the indoor space conditions should be maintained at lower levels
to reduce the amount of reheat. If cooling energy is not required to
maintain temperatures, 74oF would be recommended instead of 78oF Nilai Indeks Konsumsi Energi (IKE) untuk Gedung
Souces: Guidlines for saving energy in Existing Buildings-Building owners Teknologi I dan gedung Teknologi II di Politeknik
and Operators Manual, ECM-1
Negeri Bali termasuk dalam kriteria sangat boros
Sumber : Capehart, 2006 yaitu (285-450) kWh/m2/tahun (berdasarkan
Potensi Indeks Kriteria Energi yang dikeluarkan
Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen minus pada persentase penghematan konsumsi
Pekerjaan Umum). Dengan nilai IKE saat ini, perlu energi listrik untuk sistem pencahayaan pada
dilakukan peninjauan ulang atas semua instalasi gedung Teknologi I dan II tersebut.
dan peralatan listrik dan penerapan manajemen
energi dalam pengelolaan Gedung Teknologi I dan 3.4. Pola Konsumsi Energi Listrik Untuk
gedung Teknologi II Politeknik Negeri Bali. Sistem Pencahayaan Pada Gedung
Teknologi I dan II di Politeknik Negeri Bali
3.3. Menghitung Standar Kebutuhan Sistem Pola konsumsi energi listrik untuk sistem
Pencahayaan Pada Ruang di Gedung pencahayaan pada ruangan yang ada di gedung
Teknologi I dan gedung Teknologi II Teknologi I dan II sangat dipengaruhi oleh jadwal
Menghitung kebutuhan sistem kegiatan di masing-masing ruangan. Tingkat
pencahayaan tiap-tiap ruangan di masing-masing konsumsi energi listrik untuk sistem pencahayaan
gedung yang ada di Politeknik Negeri Bali dipengaruhi oleh total daya lampu yang beroperasi
dilakukan dengan menggunakan persamaan untuk dan waktu nyala dari lampu pada tiap ruangan.
memperoleh jumlah titik lampu yang tepat untuk Untuk tingkat konsumsi energi listrik sistem
tiap ruangan dengan memperhatikan faktor-faktor pencahayaan pada ruangan ditentukan dengan
seperti jenis kegiatan yang dilakukan di ruangan persamaan :
tersebut, tingkat lumen dari lampu yang dipilih kwH = ( P x cos φ x n x t ) / 1000
untuk menerangi ruangan dan pengaruh dari Tingkat konsumsi energi listrik untuk
pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan. sistem pencahayaan pada tiap ruangan di gedung
Sebagai contoh : untuk mendapatkan jumlah titik Teknologi I dan II dapat dilihat sebagai berikut:
lampu pada ruang Gedung Teknologi I dan gedung
Teknologi II, dimana jenis kegiatan yang dilakukan Tabel 9. Tingkat konsumsi energi listrik pada Gedung
pada ruangan tersebut merupakan jenis kegiatan Teknologi I PNB
perkantoran seperti mengetik komputer dan Konsums
Kondisi
Pencahay Waktu i Energi
membaca laporan, maka dipilih tingkat No Nama Ruang Luas Jenis Lampu
Jml. Daya
(unit ) ( Watt )
Mati Hidup
aan (Lux) Nyala Listrik/ha
pencahayaan sesuai dengan standar yang berlaku Lantai I
( m2 ) (unit) (unit) (Jam)
ri (kWh)
untuk jenis ruangan kantor adalah sebesar 500 lux. 1 Lobby 36 TL 40 W 8 320 4 4 139 7 0.95
2 Lorong 40 TL 20 W 10 200 2 9 136 7 1.07
Dengan lampu yang digunakan adalah jenis lampu 3 Ruang I 68.67 TL 40 W 16 640 11 5 201 7 1.19
merek Philips dengan lumen sebesar 1170 dengan 4 Ruang II 68.67 TL 40 W 16 640 9 7 301 7 1.67
5 Ruang III 56.07 TL 40 W 16 640 11 5 153 7 1.19
tidak adanya pencahayaan alami. 6 Ruang IV 56.07 TL 40 W 16 640 14 2 88 7 0.48

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh 7


8
Ruang Staff Sipil
Ruang V
12.25
56.07
TL
TL
40
40
W
W
1
16
40
640
0
13
1
3
42
82
7
7
0.24
0.71
jumlah titik lampu sesuai dengan standar dan total 9 Ruang VI 56.07 TL 40 W 16 640 13 3 46 7 0.71
10 Ruang Studio Gambar 135.78 TL 40 W 28 1120 0 28 405 3 2.86
konsumsi pada Gedung Teknologi I dan II Lantai II
Politeknik Negeri Bali sesuai dengan tabel 8. 1 Ruang Lab Komputer 93.15 TL 40 W 30 1200 15 15 190 2 1.02
2 Ruang Dosen 93.15 TL 40 W 30 1200 12 18 331 2 1.22
sebagai berikut. 3 Ruang Lab 50.4 TL 40 W 18 720 4 14 325 2 0.95
4 Ruang Kelas V/VI A 50.4 TL 40 W 18 720 11 7 224 7 1.67
5 Ruang Kelas III / IV B 50.4 TL 40 W 18 720 8 10 292 7 2.38
Tabel 8. Jumlah titik lampu sesuai standar dan 6 Ruang Kelas III / IV A 50.4 TL 40 W 18 720 6 12 377 7 2.86
tingkat konsumsinya pada Gedung Gedung Teknologi 7 Ruang Kelas I / II B 50.4 TL 40 W 18 720 10 8 210 7 1.9
8 Ruang HMJ 25.2 TL 40 W 6 240 5 1 130 7 0.24
I dan gedung Teknologi II 9 Ruang Kelas I / II A 56.88 TL 40 W 18 720 8 10 245 7 2.38
10 Ruang Lab Motor Listrik 79.2 TL 40 W 28 1120 9 19 285 2 1.29
11 Lorong 100 TL 20 W 10 200 4 6 100 2 0.2
Kondisi Berdasarkan
Kondisi Eksisting 12 Toilet 12 TL 40 W 1 40 0 1 52 2 0.07
Standar
TOTAL 356 8320 169 188 27.25
Jm i i
l Ener Titik Jml Ener
Tit
N Gedu
ik
La gi Lamp Lamp gi
Pengh Tabel 10. Tingkat konsumsi energi listrik pada
o ng mp Listri u u Listri
La
u k Perhit Perhit k
emata Gedung Teknologi II PNB
mp n (%)
Hi (kW unga unga (Kw
u
du h/har n n h/har Waktu Konsums
p i) i) Jml. Daya Kondisi Pencahay
No Nama Ruang Luas Jenis Lampu Nyala i Energi
Gdg (unit ) ( Watt ) Mati Hidup aan (Lux)
Tekn 18 18 27.2 62.5
- ( m2 ) (unit) (unit) (Jam) Listrik/ha
1 227 447 129.5
ologi 9 8 5 5
3
1 Ruang Kelas II 46.8 TL 20 W 24 480 19 5 69 7 0.6
I
2 Ruang Kelas I 46.8 TL 20 W 24 480 19 5 1100 7 0.6
Gdg
- 3 Ruang Kelas IV 46.8 TL 20 W 24 480 19 5 51 7 0.6
Tekn 12 35.1
2 52 5.32 286 407 559.7
ologi 9 1 4 Ruang Kelas III 46.8 TL 20 W 24 480 18 6 93 7 0.71
7
II
TOT 31 24 32.5 97.6
5 Ruang Kelas V 46.8 TL 20 W 24 480 18 6 151 7 0.71
513 854 -689.3
AL 8 0 7 6 6 Ruang Kelas VI 46.8 TL 20 W 24 480 22 4 58 7 0.48
7 Ruang Kelas VII 54.6 TL 20 W 36 720 28 8 114 7 0.95
Perubahan jumlah titik lampu akan 8 Ruang Lab Komputer 55.38 TL 20 W 36 720 30 6 86 2 0.2
menyebabkan perubahan pada tingkat konsumsi 9 Toilet Lantai II 24 Pijar 40 W 6 240 4 2 52 2 0.14
energi listrik untuk sistem pencahayaan. Pada 10 Lorong Lantai II 21 Pijar 40 W 3 120 3 0 150 2 0
gedung Teknologi I dan II, perubahan titik lampu 11 Toilet Lantai I 24 Pijar 40 W 6 240 4 2 51 2 0.14
yang semakin banyak berakibat pada naiknya 12 Lorong Lantai I 51 Pijar 40 W 6 240 3 3 151 2 0.2
tingkat konsumsi energi listrik untuk sistem TOTAL 237 5160 187 52 5.33
pencahayaan. Hal ini tentu menyebabkan nilai
Dari paparan diatas, dapat ditentukan IKE menurut 1285.96 kWh/m2/th. Demikian juga IKE di Gedung
standarnya seperti ditunjukkan pada tabel berikut : Teknologi II yang awalnya 953 kWh/m2/th naik
menjadi 1233.18 kWh/m2/th karena terjadi
Tabel 11. Indeks Konsumsi Energi (IKE) Kondisi peningkatan jumlah titik lampu pada ruangan
Standar di Gdg Teknologi I dan II Politeknik Negeri tersebut. Persentase nilai penghematan IKE di
Bali Gedung Teknologi I adalah -22.586%, dan Gedung
Teknologi II adalah -29.4 %, nilai minus ini terjadi
No. Gedung IKE (kWh/m2/th)
karena nilai IKE standar lebih besar dibandingkan
1 Gdg Teknologi I 1285.96
2 Gdg Teknologi II 1233.18 nilai IKE eksisting.
TOTAL 2519.14
3.4 Menentukan Kebutuhan Sistem
3.4.1 Peluang Hemat Energi Berdasarkan Pola Pengkondisian Udara
Konsumsi Sistem Pencahayaan Menentukan kebutuhan sistem
Berdasarkan Tingkat konsumsi energi pengkondisian udara, perlu diketahui besarnya
listrik untuk penerangan kondisi eksisting dan beban pendinginan yang harus dilayani oleh sistem
kondisi standar, dapat diperoleh hasil seperti pendingin (AC). Besarnya beban pendinginan dapat
ditunjukkan pada tabel ditentukan dengan mengetahui faktor-faktor yang
12 berikut, diperlukan dalam perhitungannya seperti dimensi
ruangan, jenis kegiatan dalam ruangan, jumlah
Tabel 12. IKE kondisi eksisting dibandingkan dengan bukaan, jumlah penghuni, daya lampu dan radiasi
kondisi standar pada gedung Teknologi I dan II di panas dari selubung ruangan yaitu atap, dinding dan
PNB lantai.
Jumlah kebutuhan sistem pengkondisian
IKE (kWh/m2/th) udara dan unit AC sesuai standar dan tingkat
Penghematan
No. Gedung Kondisi Kondisi
(%) konsumsi energi listriknya untuk gedung Teknologi
Eksisting Standar
Gdg I dan II dapat dilihat pada Tabel berikut.
1 Teknologi 1049,03 1285.96 -22.586
I Tabel 13. Jumlah kebutuhan sistem pengkondisian
Gdg udara dan unit AC sesuai standar
2 Teknologi 953 1233.18 -29.4
II Kondisi Kondisi
Eksisting Standar
pengamatan di lapangan, peluang penghematan Day
Kons Kons
umsi i umsi i
energi berdasarkan pola konsumsi pada sistem a U Ma Ma Pengh
Energ Energ
pencahayaan sulit untuk dilakukan karena pada N Ged AC ni sa
i
sa
i
emata
o. ung (wat t ope ope n (%)
ruangan yang dikondisikan sumber pencahayaan t)
Listri Listri
rasi rasi
hanya didapat dari lampu, sehingga sangat (ja
k
(ja
k
(KW (KW
dibutuhkan untuk mendukung kegiatan di dalam m) m)
h/hari h/hari
ruangan sepanjang jam efektif. ) )
Gdg
122
3.4.1. Peluang Hemat Energi Berdasarkan 1
Tekn
50.3
3
7
117.1
6 94.54 19.28
Standar Kebutuhan Sistem Pencahayaan ologi 3 1
7
I
Untuk sistem pencahayaan, analisis Gdg
peluang hemat energi berdasarkan standar dapat Tekn 867 1 116.9
2 7 6 99.07 15.31
dilakukan dengan melakukan perbandingan antara ologi 6 7 9
nilai terukur pada ruangan dengan standar yang II
209
meliputi nilai intensitas pencahayaan dan jumlah TOT 5 193.6
27.1 234.1 17.30
titik lampu. Pengukuran nilai intensitas AL
7
0 1
pencahayaan ruangan dilakukan dengan
menggunakan alat luxmeter. 3.5 Pola Konsumsi Energi Listrik Untuk Sistem
Selain intensitas pencahayaan, jumlah titik Pengkondisian Udara di Politeknik Negeri
lampu pada ruangan juga dapat dikoreksi dengan Bali
menggunakan perhitungan seperti di atas, sehingga Untuk sistem pengkondisian udara pada
didapat jumlah titik lampu yang sesuai dengan ruangan yang dikondisikan, pola konsumsi energi
karakteristik tiap ruangan. listriknya dipengaruhi oleh jadwal kegiatan di
Persentase penghematan yang didapat masing-masing ruangan. Besarnya tingkat
dengan mengubah jumlah sumber cahaya lampu konsumsi energi listrik untuk sistem pengkondisian
sesuai standar pada ruang SPMU. Dengan udara dipengaruhi oleh total daya AC yang
melakukan perubahan pada jumlah titik lampu beroperasi dan waktu nyala dari AC pada tiap
sesuai dengan standar kebutuhan pencahayaan pada ruangan.
ruang di Gedung Teknologi I dan II, akan Tingkat konsumsi energi listrik untuk
mempengaruhi juga besarnya IKE pada ruang sistem pengkondisian udara untuk gedung lain
tersebut. IKE di Gedung Teknologi I yang awalnya dapat dilihat sebagai berikut
1049,03 kWh/m2/th (tabel 12) naik menjadi
Tabel 14 Tingkat konsumsi energi listrik untuk sistem HAS-2091 )
pengkondisian udara pada Gd. Teknologi I Politeknik 1,5 PK = 12000 Btu/h = 990 watt ( LG tipe LS-126
Negeri Bali AAG )
2 PK = 18000 Btu/h = 1030 watt ( LG tipe HS-
C186RGA5 )

Berdasarkan pada kondisi di lapangan,


peluang penghematan berdasarkan pola konsumsi
dapat dilakukan pada waktu pengoperasian AC
dengan mengurangi waktu pengoperasiannya.
Nilai penghematan yang dapat diperoleh
dengan melakukan pengurangan waktu
pengoperasian AC 1 jam dari waktu pengoperasian
awal pada gedung Teknologi I dan II, diperoleh
hasil seperti ditunjukkan pada tabel 16 dan 17
berikut

Tabel 16. Penghematan Konsumsi energi dengan


masa operasi Pada Gedung Teknologi I Politeknik
Negeri Bali

Tabel 15. Tingkat konsumsi energi listrik untuk


sistem pengkondisian udara pada Gedung Teknologi
II Politeknik Negeri Bali

Tabel 17. Penghematan Konsumsi energi dengan


3.6.1.Peluang Hemat Energi Listrik Berdasarkan masa operasi pada Gedung Teknologi II Politeknik
Perubahan Masa Operasi Sistem Negeri Bali
Pengkondisian Udara
Penggunaan energi listrik untuk
pengoperasian AC di tiap gedung rata-rata
mencapai 66.28% (Tabel 6). Hal ini terjadi karena
besarnya daya yang dibutuhkan untuk
mengoperasikan tiap unit AC. Besarnya jumlah
kebutuhan sistem pengkondisian udara sesuai
dengan beban pendinginan yang ada pada ruangan
dapat dihitung dengan menggunakan cara di atas,
dan penentuan karakteristik AC yang digunakan
adalah dengan menggunakan pertimbangan
berdasar- kan jenis AC yang paling efisien yang
digunakan di Politeknik Negeri Bali sebagai berikut
: Tingkat konsumsi energi listrik untuk sistem
0,5 PK = 5000 Btu/h= 390 watt ( LG tipe LS - HOS pengkondisian udara kondisi perubahan masa
850 L ) operasi pada ruang di Gedung Teknologi I dan II
0,75 PK = 7000 Btu/h = 720 watt ( LG tipe LS – merupakan hasil konsumsi energi listrik dengan
BOD 66 CN ) masa operasi yang lebih singkat dibanding kondisi
1 PK = 9000 Btu/h = 740 watt ( SANKEN tipe
saat ini. Pengurangan masa operasi sebanyak satu
jam pada tiap unit AC akan menghasilkan 3.6.3 Peluang Hemat Energi Berdasarkan
penghematan konsumsi energi listrik untuk sistem Penggantian Refrigrant HCR -22 Dan
pengkondisian udara sebesar 19,28% pada ruang di Perubahan Masa Operasi Pada Sistem
Gedung Teknologi I dan 15,31 % untuk seluruh Pengkondisian Udara
ruangan pada Gedung Teknologi II. Untuk sistem pengkondisian udara analisis
peluang hemat energi berdasarkan standar dapat
3.6.2. Peluang Hemat Energi Berdasarkan dilakukan dengan melakukan kombinasi antara
Penggantian Refrigrant HCR -22 Pada penggantian refrigeran HCR-22 dan perubahan
Sistem Pengkondisian Udara masa operasi.
Berdasarkan pada kondisi di lapangan, Dengan melakukan koreksi terhadap
peluang penghematan berdasarkan proses kondisi nyata di lapangan dengan memasukkan
penggantian refrigeran “Freon” dengan refrigeran nilai – nilai dari hasil perhitungan untuk kebutuhan
Hidrokarbon yang ramah lingkungan dan hemat pada sistem pencahayaan dan pengkondisian udara
energi pada mesin AC (Retrofiting). Penggantian akan didapat peluang untuk melakukan efisiensi
refrigeran “Freon” dengan refrigeran Hidrokarbon pada konsumsi listrik. Hal ini ditunjukkan pada
pada mesin AC tidak memerlukan penggantian dan tabel berikut :
penambahan komponen/peralatan baru.
Penghematan konsumsi energi bila Tabel 19. Penghematan Konsumsi energi dengan
dilakukan penggantian zat refrigeran dari freon masa operasi dan penggantian refrigeran
menjadi hidrokarbon dapat dilihat pada tabel Hidrokarbon pada Gedung Teknologi I Politeknik
Negeri Bali
berikut :

Tabel 18. Penghematan Konsumsi energi dengan Kondisi Eksisting Kondisi HCR-22 dengan Perubahan Masa Operasi
penggantian refrigeran Hidrokarbon pada Gedung No Ruangan unit Daya AC Masa operasi Konsumsi Energi Daya AC Masa operasi Konsumsi Energi Listrik Penghematan (%)
Teknologi I Politeknik Negeri Bali (watt) (jam) Listrik (kWh/hari) (watt) (jam) (kWh/hari)
Kondisi Eksisting Kondisi Perubahan dengan HCR-22 1 R. Staf Teknik Sipil 1 448.8 7 3.14 248.8 6 1.49 52.48
No Ruangan unit Daya AC Masa operasi Konsumsi Energi Daya AC Masa operasi Konsumsi Energi Listrik Penghematan (%) 2 R. Kelas I 2 607.75 7 8.51 407.75 6 4.89 42.49
(watt) (jam) Listrik (kWh/hari) (watt) (jam) (kWh/hari) 3 R. Kelas II 2 607.75 7 8.51 407.75 6 4.89 42.49
1 R. Staff Teknik Sipil 1 448.8 7 3.14 248.8 7 1.74 44.56 4 R. Kelas III 2 607.75 7 8.51 407.75 6 4.89 42.49
2 R. Kelas I 2 607.75 7 8.51 407.75 7 5.71 32.91 5 R. Kelas IV 2 607.75 7 8.51 407.75 6 4.89 42.49
3 R. Kelas II 2 607.75 7 8.51 407.75 7 5.71 32.91 6 R. Kelas V 2 607.75 7 8.51 407.75 6 4.89 42.49
4 R. Kelas III 2 607.75 7 8.51 407.75 7 5.71 32.91
7 R. Kelas VI 2 607.75 7 8.51 407.75 6 4.89 42.49
5 R. Kelas IV 2 607.75 7 8.51 407.75 7 5.71 32.91
8 R. Studio Gambar 3 953.7 3 8.58 753.7 2 4.52 47.31
6 R. Kelas V 2 607.75 7 8.51 407.75 7 5.71 32.91
7 R. Kelas VI 2 607.75 7 8.51 407.75 7 5.71 32.91 Lantai I
8 R. Studio Gambar 3 953.7 3 8.58 753.7 3 6.78 20.97 1 R. Lab Komputer 1 852.72 2 1.71 652.72 1 0.65 61.73
Lantai II 1 957.44 2 1.91 757.44 1 0.76 60.44
1 R. Lab Komputer 1 852.72 2 1.71 652.72 2 1.31 23.45 2 R. Dosen 2 1127.61 2 4.51 927.61 1 1.86 58.87
1 957.44 2 1.91 757.44 2 1.51 20.89 3 R. Praktek 2 607.75 2 2.43 407.75 1 0.82 66.45
2 R. Dosen 2 1127.61 2 4.51 927.61 2 3.71 17.74 4 R. Kelas V/VI A 2 607.75 7 8.51 407.75 6 4.89 42.49
3 R. Praktek 2 607.75 2 2.43 407.75 2 1.63 32.91 5 R. Kelas III/IV B 2 607.75 7 8.51 407.75 6 4.89 42.49
4 R. Kelas V/VI A 2 607.75 7 8.51 407.75 7 5.71 32.91 6 R. Kelas III/IV A 2 607.75 7 8.51 407.75 6 4.89 42.49
5 R. Kelas III/IV B 2 607.75 7 8.51 407.75 7 5.71 32.91 7 R. Kelas I / II B 2 607.75 7 8.51 407.75 6 4.89 42.49
6 R. Kelas III/IV A 2 607.75 7 8.51 407.75 7 5.71 32.91
8 R. Kelas I / II A 2 607.75 7 8.51 407.75 6 4.89 42.49
7 R. Kelas I / II B 2 607.75 7 8.51 407.75 7 5.71 32.91
8 R. Kelas I / II A 2 607.75 7 8.51 407.75 7 5.71 32.91
9 R. HMJ 1 617.1 2 1.23 417.1 1 0.42 66.20
9 R. HMJ 1 617.1 2 1.23 417.1 2 0.83 32.41 TOTAL 33 12250.37 117.11 8650.37 64.34 45.07
TOTAL 33 12250.37 117.11 8650.37 80.31 31.42
Tabel 20. Penghematan Konsumsi energi dengan
masa operasi dan penggantian refrigeran
Tabel 19. Penghematan Konsumsi energi dengan Hidrokarbon pada Gedung Teknologi II Politeknik
penggantian refrigeran Hidrokarbon pada Gedung Negeri Bali
Teknologi II Politeknik Negeri Bali
Kondisi Eksisting Kondisi HCR-22 dengan Perubahan Masa Operasi
Kondisi Eksisting Kondisi Perubahan dengan HCR-22 No Ruangan unit Daya AC Masa operasi Konsumsi Energi Daya AC Masa operasi Konsumsi Energi Listrik Penghematan (%)
No Ruangan unit Daya AC Masa operasi Konsumsi Energi Daya AC Masa operasi Konsumsi Energi Listrik Penghematan (%)
(watt) (jam) Listrik (kWh/hari) (watt) (jam) (kWh/hari)
(watt) (jam) Listrik (kWh/hari) (watt) (jam) (kWh/hari)
1 R. Kelas I 2 1159.4 7 16.23 959.4 6 11.51 29.07
1 R. Kelas II 2 1159.4 7 16.23 959.4 7 13.43 17.25
2 R. Kelas III 2 1159.4 7 16.23 959.4 7 13.43 17.25
2 R. Kelas I I 2 1159.4 7 16.23 959.4 6 11.51 29.07
3 R. Kelas IV 2 1159.4 7 16.23 959.4 7 13.43 17.25 3 R. Kelas IV 2 1159.4 7 16.23 959.4 6 11.51 29.07
4 R. Kelas I 2 1159.4 7 16.23 959.4 7 13.43 17.25 4 R. Kelas I 2 1159.4 7 16.23 959.4 6 11.51 29.07
5 R. Kelas V 2 1159.4 7 16.23 959.4 7 13.43 17.25 5 R. Kelas V 2 1159.4 7 16.23 959.4 6 11.51 29.07
6 R. Kelas VI 2 1159.4 7 16.23 959.4 7 13.43 17.25 6 R. Kelas VI 2 1159.4 7 16.23 959.4 6 11.51 29.07
7 R. Kelas VII 2 1159.4 7 16.23 959.4 7 13.43 17.25 7 R. Kelas VII 2 1159.4 7 16.23 959.4 6 11.51 29.07
8 R. Lab Komputer 3 561 2 3.37 361 2 2.17 35.65 8 R. Lab Komputer 3 561 2 3.37 361 1 1.08 67.83
TOTAL 17 8676.80 116.99 7076.80 96.19 17.78 TOTAL 17 8676.80 116.99 7076.80 81.67 30.19
3.6 Total Penghematan yang Dapat Diperoleh Penghematan biaya energi listrik yang
Nilai penghematan konsumsi energi listrik diperoleh sebagai akibat adanya penggantian
yang dapat diperoleh dengan menggabungkan refrigeran R-22 dengan HCR-22 sebagai berikut:
metode untuk mendapatkan penghematan Untuk mesin pendingin jenis AC Split dapat dihitung
berdasarkan pola konsumsi dan standar kebutuhan penghematan biaya untuk membeli energi listrik dengan
pada ruang di Gedung Teknologi I dan II dapat asumsi bahwa mesin tersebut bekerja 1 hari = 7 jam,
dilakukan dengan memasukkan nilai penghematan 1 bulan kerja = 20 hari, harga TDL untuk Golongan Tarif
S3 pada Januari 2011 adalah sebagai berikut.
dengan kedua metode tersebut pada sistem Golongan tarif/Daya : S3
pencahayaan dan pengkondisian udara. Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) : Rp. 994/kWh
Untuk mendapatkan nilai penghematan Waktu Beban Puncak (WBP) : Rp. 1988/kWh
konsumsi energi listrik pada sistem pengkondisian kVARH : Rp. 529/kWh
udara, dilakukan dengan memasukkan nilai (denda finalti jika cos φ < 0,85 yang ditetapkan oleh
konsumsi energi listrik sesuai standar kebutuhan, PLN)
dengan masa operasi yang dikurangi sebanyak satu Karena jam kerja operasi di gedung perkuliahan diadakan
jam dan kombinasi dengan penggantian zat dari jam 08.00-15.00 Wita, maka tarif kWh adalah tarif
refrigeran HCR-22 sehingga di dapat penghematan LWBP yaitu Rp. 994/kWh.
a. Kondisi Eksisting
energi sebagai berikut : Pemakaian energi listrik untuk AC R-22 masa operasi
7 Jam/hari
Tabel 21. Penghematan konsumsi energi kondisi = 234,10157 kWh/hari x 20 hari
eksisting dibandingkan dengan kondisi = 4.682,0314 kWh
perubahan pada gedung Teknologi I dan II Biaya untuk membeli energi listrik
Politeknik Negeri Bali = 4.682,0314 kWh x Rp. 994/kWh
Konsumsi Energi Penghematan = Rp. 4.653.939
Listrik (kWh/hari) (%) b. Pemakaian energi listrik untuk AC kondisi R-22
Kon
Kon
Kon
Kon dengan masa operasi menjadi 6 jam/hari
Kond disi Kond disi = 193.60858 kWh/hari x 20 hari
disi disi
Kon isi HCE isi HCE
R-22 R-22 = 3.872,1716 kWh
N disi Peru -22 Peru -22
o
Ged
Eksi
Peru Peru Biaya untuk membeli energi listrik
baha deng baha deng
.
ung
sting
baha
n an
baha
n an
= 3.872,17 kWh x Rp. 994/kWh
n n = Rp. 3.848.938
deng Peru deng Peru
Mas Mas Penghematan Biaya = Rp. 4.653.939- Rp. 3.848.938
an baha an baha
a a
HCR n HCR n = Rp. 805.001
Oper Oper
asi
-22 Mas
asi
-22 Mas c. Pemakaian energi listrik untuk AC kondisi HCR-22
a a dengan masa operasi menjadi 7 jam/hari
Gdg = 176.500636 kWh/hari x 20 hari
117. 19.2 31.42 45.0
Tek 94.5 80.31 64.3 = 3.530,01272 kWh
1 1143 7891 2278 6567
nolo 3598 436 3598
6 7 2 8 Biaya untuk membeli energi listrik
gi I
Gdg
= 3.530,01272 kWh x Rp. 994/kWh
Tek 116. 99.0 96.18 81.6
15.3 17.77 30.1 = Rp. 3.508.833
2 1329 9722 8672 Penghematan Biaya = Rp. 4.653.939 - Rp. 3.508.833
nolo 9872 726 72 726
9 9 1
gi II = Rp. 1.145.106
234. 193. 176.5 146. c. Pemakaian energi listrik untuk AC kondisi HCR-22
TOT 17.2 24.60 37.6
AL
1015 6085 0063 0085
972 51 30
dengan masa operasi menjadi 6 jam/hari
6 8 6 8 = 146.00858 kWh/hari x 20 hari
= 2.920,1716 kWh
Biaya untuk membeli energi listrik
Dari Tabel 21, dapat dilihat perbandingan konsumsi = 2.920,1716 kWh x Rp. 994/kWh
energi listrik pada Gedung Teknologi I dan Gedung = Rp. 2.902.651
Penghematan Biaya = Rp. 4.653.939 - Rp. 2.902.651
Teknologi II. Misalnya konsumsi energi listrik pada
= Rp. 1.751.288
gedung Teknologi I saat existing mengkonsumsi
117,11436 kWh/hari. Dengan pola 1, kondisi 4. SIMPULAN DAN SARAN
refrigeran menggunakan R-22 dengan perubahan
masa operasi dari 7 jam/hari menjadi 6 jam/hari 4.1. Simpulan
didapat konsumsi energi listrik sebesar 94,53598 Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya
kWh/hari. Pada kondisi ini diperoleh penghemayan dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
sebesar 19,28 % Dengan pola 2, kondisi refrigeran 1. Peluang hemat energi yang paling besar
menggunakan HCR-22 dengan masa operasi tetap 7 diperoleh dari konsumsi energi listrik untuk
jam/hari, didapat konsumsi energi listrik sebesar pengkondisian udara.
80,31436 kWh/hari, diperoleh penghematan sebesar 2. Dengan menggunakan pola perubahan masa
31,42 %. Sedangkan pola 3, kondisi HCR-22 operasi (dari operasi 7 jam/hari menjadi operasi
dengan perubahan masa operasi menjadi 6jam/hari, 6 jam/hari), diperoleh penghematan sebesar
didapat konsumsi energi listrik sebesar 64,33598 17,30 %
kWh/hari, diperoleh penghematan energi 45.0656 3. Dengan menggunakan pola penggantian
%. refrigeran R-22 dengan refrigeran HCR-22,
diperoleh penghematan sebesar 24,60 %.
4. Dengan pola kombinasi perubahan masa operasi [23] Thumann, A. 2003. Handbook of Energy Audit.
dan penggantian refrigran R-22 dengan Georgia : Fairmont Press
refrigeran HCR-22 diperoleh penghematan [24] _____. .2003.Energy Efficiencyin Industrial
sebesar 37.63 % . HVAC System. _____: NCDENR

4.2. Saran.
Mengingat peluang hemat energi yang
dihasilkan pada gedung Teknologi I dan II (hanya
pada dua gedung saja) cukup besar, disarankan agar
dilakukan penelitian tentang Upaya Penghematan
Penggunaan Energi Listrik untuk semua gedung di
Politeknik Negeri Bali (PNB).

DAFTAR PUSTAKA

[1] Achmad Basoni, 2009. Manajemen Energi


Listrik Untuk Sistem Pencahayaan Dan Sistem
Pengkondisian Udara di Politeknik Negeri Bali,
Universitas Udayana
[2] Arfie, I.F. 2008. Perhitungan Beban Pendinginan
pada Perancangan Sistem Tata Udara.
[3] Barnaby, C.S., J.D. Spitler.2005.Development of
the Residential Load Factor Method for Heating
and Cooling Load Calculations.______: ASHRAE
[4] Capehart, BL. 2006. Guide to Energy
Management. Georgia : Fairmont Press
[5] Elder, KE.____.Space Cooling Load Calculations.
______ : ________
[6] Florin._____.Energy Efficiency in Residential
Lighting. Romania : _______
[7] Herdinie, S. 2007. Analisis Karakteristik
Konsumsi Energi pada Sektor Rumah Tangga
di Indonesia. Yogyakarta : BATAN
[8] Hordeski, M. 2001. HVAC Control In the New
Millennium. USA : Fairmont Press, Inc.
[9] Muhaimin, 2001. Teknologi Pencahayaan,
Bandung, Refik
[10] Norbet Lechner, 2001. Heating, Cooling, Lighting
(Metode Desain untuk Arsitektur) Edisi Kedua,
Jakarta, Rajagrafindo Persada
[11] Panayotova, T. ____. Lighting Illumination
Levels. ____ : University of Florida
[12] PPE ITB. 2005.
[13] Rizka, E. 2005. Buku Panduan Efisiensi Energi
di Hotel. Jakarta : Pelangi
[14] Salim, N. 2002. Listrik Indonesia :
Restrukturisasi di Tengah Reformasi. Jakarta :
Pelangi
[15] Siregar, AB. ____. Manajemen. Bandung : ITB
[16] SNI 03-6196-2000. 2000. Prosedur Audit Energi
Pada Bangunan Gedung. _____ : BSN
[17] SNI 03-6197-2000.2000.Konservasi Energi Pada
Sistem Pencahayaan. _____ : BSN
[18] SNI 03-6575-2001. 2001. Tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Buatan Pada Bangunan
Gedung._____ : BSN
[19] RSNI 03-2396-2001. 2001. Tata Cara
Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada
Bangunan Gedung._____ : BSN
[20] SNI 03-6572-2001.2001.Tata Cara Perancangan
Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada
Bangunan Gedung. _____ : BSN
[21] Spronk, I., Zhang, H.____.Maximizing HVAC
System Efficiency.______: Schneider electric
[22] Sujatmiko, W. 2008. Konservasi Energi pada
Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum

Anda mungkin juga menyukai