Anda di halaman 1dari 21

ARSITEKTUR DAN

LINGKUNGAN
Topik 5:
Bangunan berstandar
green building
Hari: Selasa,
Tanggal 11 April 2022
Pukul: 9.20 – 11.00

Dr. Astuti
Arsitektur ramah lingkungan (material)
(kuliah 4)
1. Adalah suatu bangunan yang ramah terhadap lingkugan, baik air, tanah, maupun
udara. Diantaranya:
a. menggunakan material yang ramah lingkungan / tidak membahayakan
lingkungan atau tidak merusak lingkungan, aman dari sisi kesehatan pengguna
b. Material mudah didaur ulang, tidak menimbulkan sampah berbahaya
c. Material dapat digunakan kembali / recycle
d. Material dibuat dengan proses low energy consumption
2. Menggunakan teknologi yang aman
3. Memanfaatkan kondisi landscape alami: Sesedikit mungkin melakukan rekayasa
tanah, mengurangi cut and fill,, tetapi memanfaatkan landscape sesuai eksisting
kondisinya.
Sertifikat Eco Friendly Architecture
(kuliah 4)
1. Menilai dan memberikan sertifikasi kepada bangunan yang ramah
terhadap lingkungan
2. Kriteria dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa kriteria dan
indikator penilaian tersebut penting dan urgen untuk Indonesia
3. Secara umum syst em rat ing tersebut memiliki kesamaan,
dengan sistem rating internasional lain, diant aranya d a l a m
mem pert im bangkan:
■ konservasi energi,
■ konservasi air,
■ kualitas ruang dalam bangunan (material, dimensi)
Yang berbeda adalah penentuan bobot masing-masing dan sistem pemeringkatan relatif berbeda antara satu
negara dengan negara lain.
Skala kota
PENGHEMATAN SUMBER
TAHAP
Skala site DAYA

Sumber daya
alternatif

Energi pasif PENGHEMATAN ENERGI TAHAP PRA PEMBANGUNAN

PENGHEMATAN KONSUMSI AIR


Embeded TAHAP PEMBANGUNAN
DAN REUSE
energi kecil

PENGHEMATAN BAHAN TAHAP PASCA


BANGUNAN PEMBANGUNAN
Lansekap

Fixtures /
..
saniter Komponen
daur ulang
Air hujan, Dimensi
air limbah layak
Bahan eko
labeling
Sistem pemeringkatan Indonesia
(GBCI)
1. Melakukan pendekatan terhadap energi terbarukan.
2. Melindungi sumber air.
3. Meminimalisir limbah dan memaksimalkan barang yang dapat
digunakan kembali.
4. Mendorong agar hidup sehat dan sejahtera.
5. Menciptakan struktur yang tahan dan fleksibel
6. Mempert imbangkan ef ek bangunan terhadap masyarakat
sekitar
7. Mempertimbangkan seluruh aspek bangunan terhadap rantai
kehidupan
Konsep umum: PERANCANGAN ARSITEKTUR ramah lingkungan
1. Elemen bangunan (dinding, dan atap) harus dapat melidungi, dari sinar
matahari, panas, angin, dan hujan.

2. Tebal dinding suat u bangunan har us sesuai dengan iklim / suhu ruang dalam
yang diinginkan agar dapat memberi perlindungan. Daya serap panas dan tebalnya
dinding harus sesuai dengan kebutuhan untuk dapat menghemat energi

3. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami, bisa


menghemat banyak energi.

4. Memanfaatkan sumber daya alam (sinar, panas matahari, angin, hujan)


sebagai energi terbarukan, kesehatan hunian, dan konservasi air
5. lntensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan (EMBEDDED
ENERGI), maupun energi yang digunakan untuk pembangunan, harus seminimal
mungkin.
RANCANGAN ATAP
Perolehan panas (heat gain) dari matahari:
Suhu ruang-dalam lebih rendah dari suhu ruang-luar  daerah panas
Suhu ruang-dalam lebih tinggi dari suhu ruang-luar  daerah dingin

Dipengaruhi:
• Bentuk atap
• Bahan material penutup
atap
• Sudut kemiringan atap
• Tipe atap
Perancangan hemat energi dapat dicapai dengan cara:
• Meminimalisir perolehan panas matahari langsung
• Tanggap iklim. DI Indo nesia, bangunan sedapat mungkin diarahkan menur ut
orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alami
tanpa kesilauan. Memperhatikan kelembaban, melalui kecukupan
pencahayaan
• Memaksimalkan pelepasan panas bangunan
• Meminimalkan radiasi panas dari plafond
• Menghindari radiasi matahari masuk ke dalam bangunan secara langsung
atau mengenai bidang kaca
• Memanfaatkan radiasi matahari tidak langsung untuk penerangan alami
• Mengoptimalkan ventilasi silang
• Penggunaan warna (warna terang sehingga tidak memberi tambahan panas
ke dalam bangunan. Warna gelap / kusam di Eropa agar banyak panas dapat
diserap, sehingga ruang menjadi hangat.
• Rancangan ruang luar : mem inim alisasi penggunaan mat er ial keras unt uk
menut up permukaan halaman, taman, parkir
• Mengutamakan kemiringan jalur yang relative datar
Pengertian green building menurut GBCI
(Green Building Council Indonesia, 2010):

• bangunan hijau (green building) adalah


bangunan baru yang direncanakan dan
dilaksanakan at au bangunan sudah
terbangun yang dioperasikan dengan
memperhatikan penerapan prinsip-
prinsip hijau / ekologis / keberlanjut an /
sustainability dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengoperasian
bangunan serta lingkungannya di
Indonesia.
PERSYARATAN PERENCANAAN BANGUNAN HIJAU
Dalam merencanakan bangunan hijau, terdapat 11 persyaratan agar memenuhi kinerja bangunan
sebagai bangunan hijau atau green building yaitu:
1. Selubung bangunan (0TV: 45W/m2)
2. Ventilasi
3. Sistem pengkondisian udara
4. Sistem pencahayaan
5. Sistem transportasi (vertical maupun horizontal)
6. Sistem elektrikal
7. Efisiensi air
8. Kualitas udara dalam ruang
9. Pengelolaan lahan
10. Fasilitas pendukung
11. Pengelolaan limbah padat dan limbah cair

Dari persyaratan di atas terlihat bahwa agar bangunan memenuhi persyaratan lingkungan adalah
perancangan selubung bangunan. Perancangan selubung bangunan, berfungsi unt uk pendinginan
bangunan, untuk menghasilkan penghemat an energi
Persyaratan perencanan bangunan hijau untuk bangunan baru
KATEGORI PERSYARATAN
Selubung bangunan 45 W / m2 OTTV
Ventilasi Nilai ventilasi minimum
sesuai SNI
Sistem pengkondisian udara Titik pengaturan suhu Efisiensi pendinginan VAV untuk sistem VSD pada pompa air
minimal 25° C pendinginsn udara sentral penyejuk primer dan menara
Sistem pencahayaan Penerangan yang Nilai daya pencahayaan
dikendalikan photosensor maksimum (LPD) yang diijinkan
pada zona parameter
Sistem transportasi Sensor untuk motor WVF Menghentikan lift penumpang
untuk mengurangi dengan kecepatan > 60m/detik
kecepatan
Sistem elektrikal Sistem management Sub meter untuk kelompok
bangunan (BMS) untuk AC daya > 100 kva
central
Efisiensi air Batas konsumsi air sesuai Sub meter untuk sistem Sistem penampungan air
SNI 0363481 pasokan air bersih hujan
Kualitas udara dalam ruang Kontrol CO2 di ruangan Kontrol CO pada area parkir Refrigeran bebas CFC
tertentu tertutup
Pengelolaan lahan Besaran minimum area Komposisi dan metode
bervegetasi penanaman
Fasilitas pendukung Pedestrian yang aksesibel Parkir sepeda dan kamar mandi

Pengelolaan limbah padat Management pengelolaan Pemanfaatan jaringan air


dan limbah cair limbah padat dan limbah cair limbah jika tersedia
Pembahasan SELUBUNG BANGUNAN
Menghitung selubung
bangunan untuk mendapatkan
OTTV dan pendinginan ruang 01
NILAI VENTILASI
Sesuai SNI
02
BATAS KONSUMSI AIR BERSIH
SNI 03
PENGELOLAAN LAHAN
Besaran minimum area
bervegetasi
04
FASILITAS PENDUKUNG
Pedestrian yang
mendukung, parkir
sepeda, kamar mandi
05
Strategi perolehan lingkungan termal melalui selubung bangunan
• Orientasi matahari
• Bentuk
Strategi • Penambahan teritisan untuk menghindari
menghindar i pemanasan langsung bukaan dari sinar
pem anasan matahari langsung
• Pembayangan
• Fasad ganda (secondary skin)
Strategi pendinginan dapat dilakukan setelah
strategi'menghindari panas' sudah dilakukan
secara optimal

• Memilih bahan kulit bangunan yang


memiliki nilai transmitansi kalor rendah
Strategi • Pendinginan • Memberi pembayangan pada bagian
pendinginan kulit bangunan kulit bangunan yang berpotensi
• Pendinginan meneruskan kalor ke dalam bangunan
bangunan ruang
• Mengatur orientasi agar sisi bangunan
yang menghadap sinar matahari •
langsung tidak terbuka

Termal bangunan

Bahan bangunan dengan kapasitas kalor besar


(beton, batu, bata, keramik, kayu, bambu)
menyimpan kalor dalam jumlah besar dan
melepaskan setelah beberapa saat, ke ruang
 Kalor dari panas dalam maupun ke ruang luar bangunan. Hal ini
mat ahari yang masuk
melalui selubung
menyebabkan terjadinya udara panas di dalam
bangunan pada siang Dipengaruhi oleh maupun di luar bangunan.
hari disimpan Material bangunan
 Pada malam hari Bahan bangunan meneruskan kalor, antara
dialirkan ke luar. lain bahan bangunan tipis seperti kaca, logam.
Bahan bangunan ini mengakibatkan beban
pendinginan ruang dan konsumsi energy listrik
untuk pengkondisian ruang


C = Q x Δt
Kapasitas kalor = banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu. •
Metode pendinginan bangunan

Metode pendinginan Metode


kulit bangunan pendinginan ruang Ventilasi silang
alami
Teknik pendinginan Teknik ventilasi alami Ventiasi silang
evaporasi (Air dan mekanik
udara)
Kipas dan
Teknik pendinginan Teknik ventilasi mekanik exhaust fan
bidang. (Angin
berkecepatan Aktif air
tinggi) conditioner
Teknik penukar kalor
Pasif (PCM)

Aktif (kipas)
Teknik sirkulasi udara
Pasif (stock
effect and void)
Pendinginan bangunan
dengan menggunakan metode pengendalian aliran kalor

• Ketentuan dalam SNI 6389 tahun 2011, atau dilakukan dengan simulasi
ecotec
• Variabel yang terdapat dalam rumus OTTV adalah:
1. absorbtansi
• u-value,
• window-wallratio,
• beda temperatur ekuivalen,
• koefisien peneduh kaca,
• koefisien peneduh alat peneduh,
• faktor radiasi matahari
2. beda temperatur perencanaan antara dinding luar dan dalam.

Your Logo or Name Here




Rumus Nilai perpindahan termal menyeluruh atau OTTV
Unt uk set iap bidang dinding luar bangunan gedung dengan orient asi tertent u, harus
dihit ung melalui persamaan:
• OTTV = a.[{Uw x {1- W WR)] x TDEk + {SC x WWR x SF)+ {Uf x WWR x AT)

OTTV = nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki arah atau orientasi
tertentu Watt/m2).


Nilai absorbtansi radiasi matahari untuk cat permukaan dinding
luar

Cat permukaan dinding luar a Cat permukaan dinding luar a

Hitam merata 0,95 Pernis hijau. 0,79


Pernis hitam 0,92 Hijau medium. 0,59
Abu-abu tua 0,91 Kuning medium. 0,58
Pernis biru tua 0,91 Hijau / biru medium. 0,57
Cat minyak hitam. 0,90 Hijau muda. 0,47
Coklat tua. 0,88 Putih semi kilap. 0,30
Abu-abu / biru t ua. 0,88 Putih kilap. 0,25
Biru / hijau tua 0,88 Perak. 0,25
Coklat medium 0,84 Pernis putih 0,21

Your Logo or Name Here




Tugas 2
Arsitektur dan lingkungan

Lihat file terlampir

Anda mungkin juga menyukai