ARTIKEL E-JOURNAL
ADE SOPYAN
NIM 120388201069
The purpose of this study was to determine and describe the forms
Interference Sundanese into Indonesian society descendants of Sunda in
Tanjungpinang, causes of Interference Sundanese into Indonesian society
descendants of Sunda in Tanjungpinang and influence Interference Sundanese
against the use of Indonesian society descent Sunda in Tanjungpinang.
From the results of the research with data collection researchers found 72
forms of interference, consists of 27 interference phonology in it comprised 24
phonology phonetics, and 3 phonological phonemic, 37 interference Lexical, and
8 interference morphology which consists 2 Prefix (prefix), 1 prefix : -ng and 1
prefixes: -di, 1 insertions (Infix): - ar, and 5 suffix (suffix), 1 suffixes: -an, and 4
suffixes: -na.
adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan
manusia sebagi mahluk yang berbudaya dan bermasyarakat, dalam arti tidak ada
kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. Hal ini, karena bahasa
merupakan alat yang digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi. Bahasa
tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi saja tetapi juga sebagai media
Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya
akan keragaman bahasanya sebagai bentuk keragaman budaya. Bahasa inilah yang
menjadi pembeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Bahasa
mempunyai kaidah dan aturan-aturan tertentu, mulai dari bunyi, bentuk kata, dan
khususnya manusia itu sendiri, terdapat nilai-nilai sosial serta kebudayaan yang
khusus pada masing-masing kelompok masyarakat yang berbeda untuk dianut dan
dipelajarinya.
kemampuan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa daerah (B1) dan bahasa
kedua yang sering disisipi oleh kosakata bahasa ibu yaitu bahasa daerah. Hanya
menyadari, atau tidak (interferensi). Dalam penelitian ini, Peneliti akan meneliti
seberapa paham mereka berbicara menggunakan bahasa kedua yaitu bahasa
Indonesia .
perubahan terbesar, terpenting dan paling dominan dalam bahasa Hocket dan
Nababan (dalam Suwito 1996:65). Dalam proses interferensi terdapat tiga unsur
yang mengambil peranan yaitu: bahasa sumber atau bahasa donor, bahasa
dari kedua bahasa tersebut kadang digunakan dalam kehidupan sehari-hari secara
bersamaan. Sehingga mereka tidak bisa membedakan situasi dan kondisi (formal-
informal), pada saat berkomunikas. Hal seperti ini tentunya sangat berpengaruh
metode penelitian itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sekarang dan penelitian ini benar-benar berdasarkan fakta yang ada atau yang
Hasil Penelitian
[Sayah] ‘Saya’
[Sanah] ‘Sana’
[Ajah] ‘Saja’ .
[Berfikir] ‘Berpikir’
[Kuéh] ‘Kue’
[Sodara] ‘Saudara’
[Kalo] ‘Kalau’
[Ibi] ‘Bibi’
[Jaman] ‘Zaman’
[Nene] ‘Nenek’
[Ijin] ‘Izin’
[Impormasi] ‘Informasi’
[Ijasah] ‘Ijazah’
[Jarah] ‘Ziarah’
[Inget] ‘Ingat’
[Sapuluh] ‘Sepuluh’
[Dines] ‘Dinas’
[Ka] ‘Ke’
[Bosen] ‘Bosan’
[Wapat] ‘Wafat’
[Pinter] ‘Pintar’
[Taun] ‘Tahun’
[Jugak] ‘Juga’
[Pinah] ‘Pindah’
Berdasarkan hasil data yang peneliti peroleh bahwa dari 10 informan tidak
bisa membedakan pengucapan fonem seperti: fonem /j/ dengan fonem /z/, fonem
/p/ dengan fonem /f/. Sehingga terjadi pengacauan fonem seperti terlihat pada
kosakata berikut:
[Ijin] ‘Izin’
[Impormasi] ‘Informasi’
[Ijasah] ‘Ijazah’
[Jarah] ‘Ziarah’
[Berfikir] ‘Berpikir’
[Wapat] ‘Wafat’
Keperluan’
[Paré] ‘Padi’= [Pare] ‘Tumbuhan
yang merambat’
[Nyobi] ‘Mencoba’
[Netep] ‘Menetap’
[Balik] ‘Pulang’
[Duit] ‘Uang’
[Rada] ‘Agak’
[Putra] ‘Anak’
[Sarua] ‘Sama’
[Siga] ‘Seperti’
[Raraméan] ‘Keramaian’
[kudu] ‘Harus’
[Mamang] ‘Paman’
[Ngarti] ‘Mengerti’
[Opat] ‘Empat’
[Carogé] ‘Suami’
[Aya] ‘Ada’
[Ramé] ‘Ramai’
[Tipi] ‘Televisi’
4. Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan pada penulisan skripsi ini, adalah sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti yang akan meneliti tentang interferensi agar bisa menindak
2. Bagi yang akan meneliti kajian yang sama yaitu mengenai penelitian
dua bahasa sekaligus, bahasa ibu dan bahasa Indonesia alangkah lebih
5. Daftar Pustaka
Aslinda, dan Leni Syafyahya. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika
Aditia.
Avid Setowati. 2000. Interferensi morfologi dan sintaksis Bahasa Jawa dalam
Bahasa Indonesia pada kolom “piye ya?” harian suara merdeka. Universitas
Diponegoro (Skripsi).
Ayatrohaedi. 2003. Pedoman Penelitian Dialektologi. Jakarta: Katalog dalam
Terbitan.
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Dardjowidjojo, Soenjono. 2012. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa
Manusia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia Anggota IKAPI DKI
Jakarta.
Hasan, Kailani. 2010. Linguistik Umum dan Sosiolinguistik. Riau: Unri Press.
Hasanudin. 2010. Interferensi Bahasa Sunda dalam Bahasa Jawa pada Karangan
Siswa Asal Kecamatan Bantarkawung Kelas VIII Sekolah Menegah
Pertama 1 Bumiayu.Universitas Negeri Yogyakarta (Skripsi).
Koetjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
Mahsun. 2014. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan
Tekniknya. Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Mar’at, Samsunuwiyati. 2009. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Bandung: PT
Refika Aditama.
Moleong, J. Lexi. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA, CV.
Suwito. 1996. Sosiolinguistik. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Wati, Riau. 2009. Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar. Tanjungpinang:
Umrah Press.
Tabrani, Suryanto. 2011. Kamus Lengkap Bahasa Sunda. Jakarta: BINTANG
INDONESIA.
Zainudin. 2015. Analisis Subdialek Bahasa Melayu Pulau Laut Kabupaten Natuna
Kepulauan Riau. Universitas Maritim Raja Ali Haji (Skripsi).