Anda di halaman 1dari 11

BAHASA SUNDA DIALEK PANGANDARAN

DI KECAMATAN SIDAMULIH
(Kajian Fonologis)

Temmy Widyastuti
Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI
Pos-el: temmy.widyastuti@upi.edu

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perbedaan variasi bahasa masyarakat dalam satu wilayah
bahasa yang bisa mengakibatkan perbedaan pemahaman. Seperti diungkapkan dalam geografi
dialek bisa saja hal tersebut dilatarbelakangi oleh lapisan masyarakat berdasar usia, pekerjaan
ataupun pendidikan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan observasi,
wawancara, kuesioner dan analisis padan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran
mengenai kondisi kebahasaan masyarakat Pangandaran Kecamatan Sidamulih khususnya
dalam kajian fonologi. Hasil dari penelitian ini menjelaskan dialek masyarakat kecamatan
Sidamulih Pangandaran yang berkaitan dengan fonologi, yaitu penambahan vokal ataupun
konsonan dalam kata yang digunakan dan perbedaan semantis dari variasi bahasa yang
digunakan.

Kata kunci: dialek, bahasa Sunda, Kecamatan Sidamulih Pangandaran

PANGANDARAN SUNDANESE DIALECT IN SIDAMULIH


(Phonological Study)

Abstract

This research is motivated by language variation differences in one area of the language that
can lead to differences in understanding. As expressed in the geography of the dialect, it can
be caused by the differenciation of the society based on age, occupation or education. The
method used is descriptive method, with observation, interview, questionnaire and
comparative analysis. The purpose of this study is to obtain a description of the language
condition of Pangandaran people in Sidamulih especially in the study of phonology. The
results of this study explain the dialect Pangandaran people in Sidamulih that related with
phonology. It reveals that there is the addition of vowel or consonant in the word used and the
semantic difference of language variation used.

Keywords: Dialect, Sundanese Language, Sidamulih Pangandaran

PENDAHULUAN masyarakat lainnya dalam rumpun yang


Dialek sebagai variasi bahasa dapat sama dengan sistem yang berbeda. Menurut
dilihat dari beberapa pandangan para ahli Richard (Wahya 2010:4) dialek yaitu satu
seperi Ayatrohaedi (Wahya 2010:4) variasi bahasa yang digunakan di sebagian
menjelaskan bahwa dialek adalah sebuah negeri (dialek regional atau regiolek) atau
sistem bahasa yang digunakan oleh salah masyarakat yang mempunyai kelas sosial
satu masyarakat, yang berbeda dengan (dialek sosial atau sosiolek).

101
102 | LOKABASA Vol.8, No.1, April 2017

Pada perkembangannya, dialek sosial berkembangnya zaman dan semakin


dalam kajian dialektologi mengacu pada banyak wisata yang disuguhkan di
dialek yang dituturkan oleh penutur daerah Kabupaten Pangandaran ini menarik
tertentu berdasarkan variabel sosial wisatawan domestik maupun luar negeri,
penuturya. Dialek ini dimungkinkan yang datang dengan bahasa yang berbeda,
mengalami perbedaan antara penutur dan dalam jangka panjang hal ini akan
variabel sosial tertentu dengan variabel berdampak pula pada penggunaan bahasa
sosial yang lain meskipun mereka berada di masyarakat setempat. Saat ini pada
dan berasal di daerah yang sama. beberapa wilayah, masyarakat tutur di
Perbedaan tersebut dapat terlihat dari Kabupaten Pangandaran menggunakan
beberapa kelompok yang terdiri dari usia, bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehari-
pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan dan hari karena Kabupaten Pangandaran ini
sebagainya (Zulaeha 2010:29). berbatasan dengan Jawa Tengah khususnya
Penelitian dialek yang dilaksanakan daerah Cilacap. Sehingga di Kabupaten
di Kabupaten Pangandaran Pangandaran ini setidaknya ada tiga bahasa
dilatarbelakangi oleh kekhasan dialeknya. yang mendominasi percakapan
Kabupaten Pangandaran terdiri dari 10 masyarakatnya sehari-hari di antaranya,
Kecamatan, 92 Desa. Dari beberapa bahasa Sunda sebagai bahasa ibu, bahasa
kecamatan, penelitian ini dilaksanakan di Indononesia, dan bahasa Jawa. Peneliti
Kecamatan Sidamulih dengan sampel dari memilih kabupaten Pangandaran sebagai
desa Kersaratu, Sidamulih dan Cikembulan objek penelitian karena adanya
dengan target informan dari usia 30-80 persinggungan dari tiga bahasa tersebut,
tahun yang sudah lama tinggal di desa dengan kajian sosiodialektologi akan
tersebut. Adapun informan dilihat pula dari diketahui keberanekaragaman bahasa, dan
segi pekerjaan dan latar belakang faktor-faktor yang mempengaruhinya
pendidikan. Ketiga aspek informan khususnya dari sisi fonologisnya.
tersebut menjadi acuan peneliti karena
akan mempengaruhi pembendaharaan kata METODE PENELITIAN
yang dikuasainya. Analisis kajian dalam Metode yang digunakan dalam
penelitian ini terfokus pada sisi fonologi penelitian ini adalah metode deskriptif
yaitu bunyi bahasa yang berfungsi dalam dengan teknis analisis padan yang berarti
ujaran dan yang dapat membedakan makna sama dengan perbandingan, artinya satu
itulah yang menjadi objek salah satu hal yang memiliki makna serta
disiplin linguistik (Pateda, 2011). berhubungan. Oleh sebab itu padan dalam
Keanekaragaman bahasa, tentu tidak kontes ini diarikan sebagai hubungan-
lepas dari beragamnya kosa kata. bahasa bandingan (Mashun, 2005:117). tehnik ini
Sunda pada masing-masing daerah tentu digunakan untuk menganalisis adanya
memiliki kekhasan masing-masing perbedaan unsur kebahsaan Bahasa Sunda
(Mulatsih, 2016), namun meskipun sama- dialék Pangandaran Kecamatan Sidamulih
sama berada di wilayah Jawa Barat, dalam dan Bahasa standar atau bahasa Sunda
artian bahasa Sunda menjadi bahasa lulugu, tehnik lainnya adalah kuesioner,
daerahnya, tetapi Kabupaten Pangandaran wawancara, dan observasi.
termasuk daerah yang mempunyai
kekhasannya sendiri, terutama dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
pembentukan kata dan makna. Masyarakat Kecamatan Sidamulih
Bahasa Sunda adalah bahasa yang banyak yang menggunakan bahasa Sunda
digunakan masyarakat Pangandaran dalam dalam kegiatan sehari-harinya walaupun
berkomunikasi sehari-hari. Namun seiring kebanyakan masyarakat di kecamatan
Temmy Widyastuti: Bahasa Sunda Dialek Pangandaran... | 103

Sidamulih adalah pendatang dari luar Jawa Dari 500 kata yang dibandingkan,
Barat. ditemukan bermacam-macam istilah
Penelitian ini dilaksanakan di tiga pemakaian bahasa Sunda di daerah
desa yang terdapat di kecamatan tersebut. Sebagian ada yang serupa atau
Sidamulih. Desa yang dijadikan objek termasuk ke dalam bahasa lulugu, sebagian
penelitian adalah desa Cikembulan, desa lagi ada yang memang hanya dipakai di
Sidamulih, dan desa Kersaratu. Untuk daerah tersebut.
mendapatkan data penelitian dari ketiga Pemakaian bahasa Sunda di
desa tersebut yaitu dengan kecamatan Sidamulih memang berbeda
membandingkan bahasa lulugu dengan dengan bahasa Sunda baku. Dari kata yang
bahasa yang biasa digunakan masyarakat dibandingkan tersebut, terdapat 237 variasi
Pangandaran dalam kehidupan sehari- kata yang berbeda dengan bahasa Sunda
harinya, berdasarkan istilah-istilah dalam baku. Banyak kata yang pemakaiannya
kehidupan sehari-hari seperti: istilah berbeda di daerah tersebut. Hal tersebut
penyebutan keturunan (pancakaki), istilah dikarenakan banyak pendatang dari luar
kata ganti, istilah bagian-bagian rumah, kabupaten Pangandaran, contohnya di desa
istilah nama-nama peralatan rumah tangga, Cikembulan banyak pendatang dari Jawa
istilah makanan dan minuman, istilah Tengah.
penyakit, istilah pekerjaan, istilah Beberapa bentuk kata yang dianggap
tumbuhan dan hewan, istilah sifat-sifat berbeda atau bahasa dialek yang terdapat
manusia, istilah musim, kehidupan desa di kecamatan Sidamulih kabupaten
dan masyarakat (Zulaiha, 2010). Pangandaran bisa dilihat di tabel berikut.

Tabel 1
Daftar Kata Bahasa Sunda Dialek Pangandaran (BSDP) di Kecamatan Sidamulih
No Kode BSDP BSL
1 1 !"#$%&!'%(/ Adi
!)#$%&!)%(/
*+,)#$-&,)%(
2 2 !)#).+-#$%&!)%#%).&-( Adi beuteung
3 3 Olot [olot] Aki
4 4 /+0#$%&/&0(/ Anak
123-+#$.23-&%(
5 5 14/+0+/#$.4/&0&/( Anak lannceuk
6 10 Uu [?u?u?] Buyut
7 15 5"3"6#$3'3'6( Lanceuk awéwé
8 16 +/7#$%&%&8( Lanceuk lalaki
+#$%&%&%(
9 20 Bojo [bojo?] Pamajikan
10 21 9+:+/7#$:&:&8( Paman
11 22 ;+-47"#$<&-47'%( Salaki
12 23 =4#$%&=4%(/ Suan
>+#$%2%&%(
13 24 ?+@+#$@&@&%( Ua
14 25 Yuyut [yuyut]/ Uyut
Uu [?u?u?]
! ! AB AB#
104 | LOKABASA Vol.8, No.1, April 2017

Makna Dasar Bahasa Sunda Dialek Sidamulih berdasarkan 12 istilah kata, bisa
Pangandaran di kecamatan Sidamulih dideskripsikan pada tabel di bawah ini.
Dari hasil analisis data, makna dasar
dialek Pangandaran di kecamatan

Tabel 2
Daftar Makna Dasar Bahasa Sunda Dialek Pangandaran di Kacamatan Sidamulih
No "#$%#&'#(#) F %
1 Istilah keturunan (pancakaki) 14 5.91
2 Istilah kata ganti 10 4.22
3 Istilah bagian-bagian rumah 10 4.22
4 Istilah peralatan rumah tangga 43 18.14
5 Istilah makanan & minuman 16 6.75
6 Istilah penyakit 13 5.49
7 Istilah tumbuhan 32 13.5
8 Istilah hewan 36 15.19
9 Istilah sifat-sifat manusia 32 13.5
10 Istilah pekerjaan 8 3.38
11 Istilah musim dan keadaan alam 12 5.1
12 Istilah kehidupan desa dan 11 4.6
masyarakat
Jumlah 237 100
Rumus "
! )*++
#$%&'(

Dari tabel di atas bisa disimpulkan lanceuk),uyut: uu (buyut), kakak


bahwa persentasi kosa kata bahasa Sunda perempuan: tétéh (lanceuk awéwé), kakak
dialek Pangandaran di kecamatan laki-laki: aang/ aa (lanceuk lalaki), istri:
Sidamulih yang terdapat istilah keturunan bojo (pamajikan), paman: mamang
(pancakaki) 5.91%, istilah kata ganti (paman), suami: carogé (salaki), alo/ ua
4.22%, Istilah bagian-bagian rumah 4.22%, (suan), wawa (ua), yuyut/ uu (uyut).
Istilah peralatan 18.14%, Istilah makanan
dan minuman 6.75%, Istilah penyakit Istilah Kata Ganti
5.49%, Istilah tumbuhan dan buah-buahan Kosa kata yang terdapat istilah kata
13.5%, Istilah hewan 15.19%, Istilah sifat- ganti orang mencapai 4,22%, di antaranya
sifat manusia 13.5%, Istilah pekerjaan yaitu kata pacar: kabogoh (beubeureuh),
3.38%, Istilah musim dan keadaan alam saya: urang/ déwék/ abi (gaganti jalma ka
5.1%, Istilah kehidupan desa dan i), kamu: sia/ manéh (gaganti jalma ka ii),
masyarakat 4.6%. manéh/ manéhna (gaganti jalma ka iii),
nama panggilan: panggilan (nénéh), nama
Istilah Keturunan (Pancakaki) (ngaran), néng/ nyai/ ning/ ening
Kosa kata yang terdapat istilah (sesebutan keur awéwé budak), aceuk/
keturunannya, jika dipersentasikan ceuceu/ ema/ néné/ bibi (sesebutan keur
mencapai 5.91%, di antaranya yaitu kata awéwé kolot), dédé/ ujang/ nanang
adik: adé/adi/ rayi (adi), adi ipar (adi (sesebutan keur lalaki budak), ang/ aang/
beuteung), kakek: olot (aki), anak/ putra mamang (sesebutan keur lalaki kolot).
(anak), Keponakan: ponakan (anak

104
Temmy Widyastuti: Bahasa Sunda Dialek Pangandaran... | 105

Istilah Bagian Rumah (opak goréng), lalab asak (pecel), tumpi/


Kosa kata yang terdapat pada istilah goréngan (rempéyék), kéjo/ nasi (sangu),
bagian rumah mencapai 4,22%, di nasi aking/ jarangking (sangu poé),
antaranya kecap buruan (bangbarung), sarundéng (serundéng), sémpoy/ tutuakan
para (galar), eurih (kandang embé), (tuak), bolokotok/ lodéh garing/ berkat
gedogan (kandang kuda), usuk/ kaso/ jukut campur (tumis sésa), ketan (ulén).
(kaso-kaso), amparan (lampit), buruan/
karangan/ kebon (kaparangan), kamar/ Istilah Penyakit
kamar bobo (pangkéng), sawér Kosa kata yang terdapat pada istilah
(panyawéran), méhong (para seuneu). penyakit mencapai 5,49%, di antaranya
yaitu kata gohgoy (batuk), bau baham (bau
Istilah Peralatan sungut), konéng/rodék (borok), rodék/
Kosa kata yang terdapat pada istilah borok (borok nu nepi ka molongo),
peralatan rumah tangga mencapai 18,14%, sésékéleun/ keram (Cécéngkéleun),
di antaranya kata bubu/ susug/ sosog kamisesegeun (eueuriheun), géndongeun
(badodon), buwu (bubu), céngék alit (gondongeun), éncok (incok), pohoan
(caplak), jodang (gagang sirib), (limpeuran), mengok (mengi), udur
sampingan (gayoran), sisir (garu), siwur (muriang), kilat (salésér), budeg (torék).
(gayung), jolang (gentong), tampir/ bilig
(giribig), jala (heurap), jengkok (jojodog), Istilah Pekerjaan
dékol (kampak), kurung hayam/ carangka Kosa kata yang terdapat pada istilah
(karamba (hayam)), wadah/ géréngséng pekerjaan mencapai 3,38%, di antaranya
(karinjang), wajan (katél gedé), heurap/ yaitu kata paraji/paraji sepit (béngkong),
jala/ jarring (kecrik), kembung (kembu), lés algojo/tukang gelut (logojo),
kuda (kondali), parang (korang), keukeuh panayangan/panjak (nayaga), buran
(kukuh), sédok/ caduk (lambit), talang (pamatang), empu (panday), guguni
(langko), gamparan (lilingga), katél (paraji), garong (rampog), sumpit/
(Géréngéng), balandongan (paratag), paninggaran (tukang sumpit).
parukuyan (parupuyan), peso (paso), patok
waos (patik), periuk (pendil), talenan/ Istilah Tumbuhan dan Buah-buahan
carangka (Rajang), bedog (peso keur nyacag Kosa kata yang terdapat pada
daging), rantang/ téngténgan/ blastrang istilah tumbuhan dan buah-buahan
(pontrang), pisin (posin), gorok (ragaji), mencapai 13,5%, di antaranya yaitu
pikulan (rancatan), keranjang/ salu calingcing (balingbing), barundas
(ranjang), pemuda (seuweu), jodang/ sirib (baluntas), lobak/timun/mantang (boléd),
alit (sirib), boboko (sumbul), bakiak/ pisang/paséh/manggala (cau kulutuk),
paruntahan (tarumpah), gebog (tolombong), Lombok (céngék), rombéh/kembang
kobok/ kobokan (literan béas), panyimpenan honjé/kocombrang (comrang), pisitan
sééng/ leukeur (wadah sééng). (dukuh), oyong/mémés (émés),
nanas/danas (ganas), ganyong (ganyol),
Istilah Makanan dan Minuman gandul (gedang), géndot (génjér), sukun
Kosa kata yang terdapat pada istilah (karikukun), gudé (hiris), jambu monyét
makanan dan minuman mencapai 6,75%, (jambu médé), kacang gendul (kacang
di antaranya yaitu ranginang/ rangmang gondola/gondola), kacang ijo (kacang
(ampyang), bubur sumsum (bubur lemu), héjo), durén (kadu), nangka walanda
gurih (gajih), jeroan jagong (janggél), (mandalika), kupa (ménténg), émés
bumbu uyah asem (kéré), leupeut/ buras (oyong), paparé (paria), peuteuy
(lontong), karédok (loték), opak sampeu (peundeuy), peté (peuteuy), peté sélong
106 | LOKABASA Vol.8, No.1, April 2017

(peuteuy sélong), acéh/tundun (rambutan), Kabuhulan (Melag), Teu seukeut; Kodol


kacang kurupuk/cicipir (roay), (Mintul), Ogoan (Ogo), Pajeujeut
cabé/Lombok (sabrang), salédri (saladah), (Pabeulit), Ragem; Sasarengan; Kompak
nyaliara (saliara), éso (tangkil), tebu (Rampak), Teu cééhan (Rayungan), Randu
(tiwu). (Réncéd),Tataékan (Sésélékét), Rajin
(Singer), Adigung (Sombong), Wantéran;
Istilah Hewan Conggah (Sonagar), Pusing; Sesah
Kosa kata yang terdapat pada istilah (Susah), Giatan; Trangginas (Tangginas).
hewan mencapai 15.19 %, di antaranya
yaitu kata Kikirik (Anak anjing), Itik (Anak Istilah Musim dan Keadaan Alam
éntog),Pitik (Anak hayam), Peuyik Kosa kata yang terdapat pada istilah
(Anak japati), Itik (Anak meri), Gudel musim dan keadaan alam mencapai5.1 %,
(Anak munding), Pedét (Anak sapi), di antaranya yaitu kata Tampian ; Bagian
Bilatung (Anak ucing), Babi hutan (Babi), (Bagbagan). Bobol (Balong bedah ku
Begu (Bagong), Lubang (Belut gedé), caah) ,Kota (Dayeuh), Gélédég; Gugur
Bogo; Bayong; Boncél (Boncél), Buhayak (guludug), Léléran ; Solobékan alit
(Buhaya), Lauk saribu; Berenyit (Kotakan leutik), Kedung; Walungan
(Burayak), Pedet; Pédét (Cangkurileung), (Leuwi), Reuheuk (Mega), Sérang (Sawah),
Luwak (Careuh), Bikang (Danten), Gabus Saringéngé ;Panonpoé (Srangéngé),
(Deleg), Careuh; Bajing (Ganggarangan), Solokan (Susukan), Bagbagan;Jamban
Udang (Hurang), Hayam; Janggar; (Tampian), Ngijih (Usum ngijih).
Jajanggar (Jajangkar), Papatong
(Jongjolong), Dara; Merpati (Japati), Istilah Kehidupan Desa dan Masyarakat
Keuyeup; Keuyeup ageung (Kapiting), Kosa kata yang terdapat pada istilah
Lélé; Bogo (Keting), Menjangan; Kujang kehidupan desa dan masyarakat
(Kidang), Kukupu (Kumupu), Lauk (Lauk mencapai3.38 %, di antaranya yaitu Tos
cai), Kancra (Lauk emas), Orang utan; rumah tangga;Rumah tangga anyar (Imah-
Gorilla (Raja monyét), Keuyeup; Lauk laut imah), Pesuruh;Akil kadus (Kabayan),
(Rajungan), Héwan (Sato),Careuh; Kuwu (Kapala désa), Kapala
Célémés (Sigung), Tai kotok (Tai hayam), dusun;Golongan (Kapala kampong),
Kucing (Ucing), Mencek (Uncal). Tukang bata (Lio), Marbot (Merebot),
Pesuruh désa (Nu nungguan bale désa),
Istilah Sifat-Sifat Manusia Patri (Palédang), Amil (Panghulu),
Kosa kata yang terdapat pada istilah Wandra (Pulisi désa), Sérang (Sawah/
sifat-sifat manusiamencapai13.5%, di tanah inventaris lurah).
antaranya yaitu kata Teu seueur (Ancin),
Buraong; Émosian (Barangasan), Séép; Perbedaan Basa Sunda Dialek
Habis (Beak), Amrin; Angkuh (Bedegong), Pangandaran di Kecamatan Sidamulih
Teu kaopan; Barbarian (Belikan), Sieun; dengan Basa Sunda Lulugu
Sieunan (Borangan), Pinter; Tangkasan Perbedaan Fonetik
(Calakan), Julid (Culika), Sumpang- Perbedaan fonetik berdasarkan teori
simpang; Talangké (Élodan), Isinan yang ada, mencakup pada perbedaan dari
(Éraan), Goréng adat (Goréng lampah), jihat vokal dan konsonan. Perbedaan dari
Boros (Hambur), Heuras (Jeger), Kebluk; jihat vokal terdapat 15 kata, sedangkan dari
Keleked (Kalékéd), Sieunan; Borangan jihat konsonan terdapat 21 kata.
(Kecing), Kebluk; Sebul; Sebut (Kedul), Vokal
Serem; Haseum, Judes (Kucem), Dusun Dari jihat vokal terdapat 16 kata
(Kuuleun), Lengkap; Kumplit (Lengkep), yang ditemukan dengan 15 pola.
Temmy Widyastuti: Bahasa Sunda Dialek Pangandaran... | 107

1) Pola /é/,/i/ 1) Pola /y/ , -


Bentuk kata: - yuyut C uyut
- adé C adi 2) Pola /w/ , /b/
- éncok C incok - buwu C bubu
2) Pola /eu/ , /u/ 3) Pola - , /ng/
- keukeuh C kukuh - kembung C kembu
3) Pola /é/ , /a/ 4) Pola /k/ , /p/
- Péso C paso - parukuyan C parupuyan
4) Pola /i/, /o/ 5) Pola /s/ , /c/ + /ng/
- Pisin C posin - sésékéleun C cécéngkéleun
5) Pola /a/, /u/ 6) Pola /k/
- sarundéng C surundéng - mengok C mengi
6) Pola /é/ , /o/ 7) Pola /c/ , /b/
- géndongeun C gondongeun - calingcing C balingbing
7) Pola /o/ , /i/ 8) Pola /r/ , /l/
- mengok C mengi - barundas C baluntas
8) Pola /i/ , /é/ 9) Pola /k/ + /b/ , -
- kacang ijo C kacang héjo - kocombrang C comrang
9) Pola /e/ , /i/ 10) Pola /m/ , -
- tebu C tiwu - mémés C émés
10) Pola /e/+/e/+/e/,/a/+/é/+/é/ 11) Pola /n/ , /g/
Bentuk kata: - nanas C ganas
- keleked C kalékéd 12) Pola /d/ , /g/
11) Pola /a/,/e/ - danas C ganas
Bentuk kata: 13) Pola /ng/ , /l/
- lengkap C lengkep - ganyong C ganyol
12) Pola /é/ , /u/ 14) Pola /ny/ , /s/
Bentuk kata: - nyaliara C saliara
- gélédég C guludug 15) Pola /b/ , /w/
13) Pola /e/ , /u/ - tebu C tiwu
Bentuk kata: 16) Pola /k/ , -
- sesah C susah - buhayak C buhaya
14) Pola /a/ + - , /e/ - kucing - ucing
Bentuk kata: 17) Pola - + /d/ , /h/ + /r/
- marbot C merebot - udang C hurang
15) Pola /a/+ /i/-, - +/a/ 18) Pola /g/ , /k/
Bentuk kata: - jajanggar C jajangkar
- saringéngé - srangéngé 19) Pola /k/ , /m/
- kukupu C kumupu
Dari beberapa kata di atas, pola 20) Pola /r/ , -
yang lebih sering muncul dari pada pola - trangginas C tangginas
yang lain adalah pola vokal /é/,/i/ dengan
jumlah 2 kata. Dari beberapa pola di atas, hampir
semuanya hanya mempunyai satu kata
Konsonan saja, kecuali pola /k/ , - yang mencakup
Dari jihat konsonannya, kata yang dua kata, terlihat bunyi kluster dalam kata
ditemukan yaitu 21 kata dengan pola tranginas menandakan bahwa adanya
konsonannya yaitu 20 pola. variasi bunyi konsonan, terlihat pula dalam
108 | LOKABASA Vol.8, No.1, April 2017

penelitian lain (Rahayu, Vol. 1. No 2) yaitu sinonimi atau persamaan arti dalam
bahwa perpaduan konsonan banyak terjadi kata yang berbeda atau homonimi yang
pula dalam dialek bahasa jawa. sama kata tapi memiliki perbedaan arti.

Perbedaan Semantis Sinonimi


Berdasarkan teori, perbedaan Sinonimi atau padanan kata atau
semantik adalah terbentuknya kata-kata persamaan arti merupakan penanda yang
baru berdasarkan perubahan fonologis atau beda untuk menentukan satu objek yang
pergeseran bentuk dengan bentuk yang sama di berbagai tempat. Adapun
beda. Dari kejadian ini, biasanya terjadi perbedaan yang ditemukan dari jihat
juga pergeseran arti dari kata tersebut. sinonimi di antaranya ada dalam tabel di
pergeseran itu berkaitan dengan dua hal, bawah.

Tabel 3
Sinonimi Antara BSDP dan BSL
No Kode BSDP BSL
(1) (2) (3) (4)
1 1 !"#$%&!'%(/ Adi
!)#$%&!)%(/
*+,)#$-&,)%(
2 2 !)#).+-#$%&!)%#%).&-( Adi beuteung
3 3 Olot [olot] Aki
4 4 /+0#$%&/&0(/ anak
123-+#$.23-&%(
5 5 14/+0+/#$.4/&0&/( Anak lannceuk
6 10 Uu [?u?u?] Buyut
7 15 5"3"6#$3'3'6( Lanceuk awéwé
8 16 +/7#$%&%&8( Lanceuk lalaki
+#$%&%&%(
9 20 Bojo [bojo?] Pamajikan
10 21 9+:+/7#$:&:&8( Paman
11 22 ;+-47"#$<&-47'%( Salaki
12 23 =4#$%&=4%(/ Suan
>+#$%2%&%(
13 24 ?+@+#$@&@&%( Ua
14 25 Yuyut [yuyut]/ Uyut
Uu [?u?u?]
15 27 D+E4746#$0&E4746( Beubeureuh
16 28 >-+/7#$%2-&8( Gaganti jalma ka 1
F"@"0#$!'@'0(/
E)#$%&E)%(
17 29 G)+#$H)%&%(/ Gaganti jalma ka 2
9+/"6#$:&/'6(
! ! AB AB
Temmy Widyastuti: Bahasa Sunda Dialek Pangandaran... | 109

Hominimi
Sedangkan dari jihat homoniminya terdapat 9 kata yang dijabarkan dalam tabel di
bawah:

Homonimi antara BSDP dan BSL

No Kode BSDP BSL


1 23 Ua Ua
(sesebutan keur budak lanceuk) (sesebutan keur lanceuk indung
atawa bapa)
2 67 Bubu Bubu
(paragi ngala lubang tina awi (paragi ngala lauk tina awi nu
saleunjeur) dianyam)
3 231 Borok Borok
(borok nu nepi ka molongo (kasakit nu nanahan)
4 369 Careuh Careuh
(sato nu kawas ucing, sok moro (sato jiga ucing nu sok moro
hayam di sawah/ leuweung ti hayam ti peuting)
beurang)
5 254 Paraji Paraji
(nu sok nyepitan) (nu sok ngabantuan nalika aya nu
ngalahirkeun)
6 293 Oyong Oyong
(sabangsaning sayuran nu sok (sabangsaning sayuran nu kulitna
dihérang) cucukan tur sok digaringkeun
dipaké ngaruru)
7 318 Émés Émés
(sabangsaning sayuran nu (sabangsaning sayuran nu sok
kulitna cucukan tur sok dihérang)
digaringkeun dipaké ngaruru)
8 431 Borangan Borangan
(jelema nu sieunan) (sipat jelema nu borangan)

Perbedaan Onomasiologis bahwa dari sana kita bisa mengawasi


Kata-kata yang termasuk dalam atau melihat keadaan di sekitar.
kategori onomasiologis ada 14 kata, yaitu: 3) Kata sawér. Kata ini mempunyai
1) Kata olot. Kata ini mempunyai konsep konsep yang sama dengan kata
yang hampir sama dengan kata aki, panyawéran. Kata sawér di sini
yaitu sebutan untuk seseorang yang mempunyai arti air yang menetes dari
dituakan. Kata ini berasal dari kata genting yang mengenai bagian rumah.
kolot atau tua, yang kemudian Tidak jauh beda dengan kata
diterapkan untuk penyebutan kepada panyawéran dalam bahasa lulugu yang
kakek. berarti bagian rumah yang terkena air
2) Kata buruan. Kata ini mempunyai dari genting ketika musim hujan.
konsep yang hampir sama dengan kata 4) Kata carangka. Kata ini mempunyai
bangbarung yang artinya ambang arti tempat ayam yang tebuat dari
pintu. Kata buruan mempunya arti anyaman bambu yang carang. Tidak
beda jauh dengan kata karamba hayam
110 | LOKABASA Vol.8, No.1, April 2017

dalam bahasa lulugu yang berate kolam yang caah, sehingga ikan-
anyaman dari bamboo. ikannya terbawa arus.
5) Kata gorok. Kata ini mempunyai 14) Kata (489) kapala dusun/ golongan.
konsep yang hamper sama dengan kata Kata ini mempunyai konsep yang
ragaji dalam bahasa lulugu. Kata gorok hampir sama dengan kata kepala
berarti menggesekan alat pada kayu kampung, yaitu seseorang yang
sampai kayu itu putus atau patah. menjadi pemimpin sebuah kampung.
6) Kata pikulan. Kata ini mempunyai arti
dan konsep yang hamper sama dengan Perbedaan Semasiologis
kata rancatan dalam bahasa lulugu. Kebalikan dari onomasiologis,
Kata pikulan disini mempunyai konsep perbedaan semasiologis adalah adanya kata
alat untuk memikul (serapan dari yang mempunyai bergagai jenis konsep
bahasa Indonesia). dalam pemakaian bahasanya. Adapun kata
7) Kata kobok/ kobokan. Kata ini yang mempunyai perbedaan semasiologis
mempunyai konsep bahwa untuk yang terdapat dalam BSDP di kecamatan
mengambil beras tinggal dikobok Sidamulih di antaranya adalah, kata uu/
dengan kobokan. yuyut dalam BSDP artinya (1) buyut, (2)
8) Kata opak sampeu. Kata ini uyut. Kata aa/ aang dalam BSDP artinya
mempunyai konsep bahwa opak yang (1) lanceuk lalaki, (2) sesebutan keur
memasaknya dengan cara di goreng lalaki kolot. Kata jodang/ sirib alit dalam
adalah opak sampeu. Karena di orang BSDP arrtinya (1) gagang sirib, (2) sirib.
Sunda ada bergabai macam opak dan Kata jala/ heurap/ jarring dalam BSDP
opak yang memasaknya digoreng artinya (1) heurap, (2) kecrik. Kata
adalah opak sampeu. carangka dalam BSDP artinya (1)
9) Kata bilatung. Kata ini mempunyai arti karamba (hayam), (2) Rajang. Kata pédét
yang hampir sama dengan kata anak dalam BSDP artinya (1) anak sapi, (2)
ucing. Kata bilatung ini cangkurileung. Kata careuh dalam BSDP
memcerminkan banyaknya anak kucing artinya (1) ganggarangan, (2) sigung. Kata
dalam sekali melahirkan sehingga sieunan dalam BSDP artinya (1) borangan,
ketika dilihat utek-utekan seperti (2) kecing.
bilatung.
10) Kata lubang. Kata ini mempunyai SIMPULAN
konsep yang sama dengan kata belut Kekhasan bahasa Sunda di bidang
gedé dalam bahasa lulugu. Kata lubang fonologi dan leksisikal di Kabupaten
mempunyai konsep jenis ikan tawar Pangandaran memiliki kekhasan. Desa
yang hidup dalam lubang. yang dijadikan objek penelitian adalah
11) Kata lauk saribu. Mempunyai konsep desa Cikembulan, desa Sidamulih, dan
karena banyaknya ikan yang desa Kersaratu. Dari penelitian ini dapat
bergerombol. disimpulkan bahwa masyarakat Kecamatan
12) Kata dusun. Kata ini mempunyai Sidamulih masih menggunakan bahasa
konsep yang hampir sama dengan kata Sunda walaupun banyak pendatang baru.
kuuleun. Kata dusun disini mempunyai Dari segi kosa kata bahasa Sunda di
arti yang sama dengan kampung. Jadi, kecamatan Sidamulih Kabupaten
kata dusun yang digunakan oleh Pangandaran bisa disimpulkan bahwa
masyarakat Pangandaran artinya pemakaian bahasa Sunda di kecamatan
seseorang yang kurang bergaulan. Sidamulih memang berbeda dengan bahasa
13) Kata bobol. Kata ini mempunyai Sunda baku. Dari kata yang dibandingkan
konsep untuk menunjukan sebuah tersebut, terdapat 237 variasi kata yang
Temmy Widyastuti: Bahasa Sunda Dialek Pangandaran... | 111

berbeda dengan bahasa Sunda baku. Pateda, Mansur. 2011. Linguistik Sebuah
Terlihat penambahan dan pengurangan dan Pengantar. Bandung: Angkasa.
penambahan fonem dari dua bahasa yang Rahayu, Ika Mamik. Dialek Bahasa Jawa
diteliti juga perbedaan makna semantis di Kabupaten Ngawi. Skriptorium
menjadikan bahasa Sunda di Kabupaten Vol. 1 No 2. Dalam
Pangandaran memiliki ciri khas tersendiri. http://journal.unair.ac.id/download.fu
llpapers-
skriptorium75d25668full.pdf
DAFTAR RUJUKAN
diunduh 7/6, 2017.
Mahsun, M.S. 2005. Metode Penelitian
Wahya. 2010. Mengenal Sekilas
Bahasa: Tahapan, Strategi, Metode,
Dialektologi. Bandung: Universitas
dan Tehniknya. Bandung: PT
Padjajaran
Grapindo Persada.
Zulaeha, Ida. 2010. Dialektologi: Dialek
Mulatsih, Dewi. 2016. Inovasi Bentuk
Geografi dan Dialek Sosial. Graha
dalam Bahasa Sunda di Kampung
Puyuh Koneng, Desa Kencana Ilmu: Yogyakarta.
Harapan, Kecamatan Lebakwangi,
Kabupaten Serang, Provinsi Banten. UCAPAN TERIMA KASIH
Jurnal Logika vol XVII No 2, Terima kasih kepada penyunting Jurnal
Agustus 2016. Lokabasa yang berkenan dengan sangat
teliti untuk memuat dan melakukan proses
penerbitan Jurnal ini.

Anda mungkin juga menyukai