Anda di halaman 1dari 16

(Printed) ISSN 2598-3202

(Online) ISSN 2599-316X

BENTUK DAN PROSES PEMBENTUKAN BAHASA PROKEM PARA


PEKERJA MANYENG DI DESA GARUNG LOR KECAMATAN
KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS

Much Arsyad Fardani 1, Dwiana Asih Wiranti 2


arsyad.fardhani@umk.ac.id; wiranti@unisnu.ac.id

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muria Kudus
Pendidikan Guru PAUD, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kependidikan
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan bentuk dan proses pembentukan bahasa prokem para pekerja manyeng di
Desa Garung Lor, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan tiga bentuk bahasa prokem yang digunakan para
pekerja manyeng di Desa Garung Lor, Kudus. Ketiga bentuk tersebut, antara lain: 1) bentuk kata tunggal, 2) bentuk kata
kompleks, dan 3) bentuk sapaan. Proses pembentukan dari ketiga kategori memiliki perbedaan. Pada bentuk kata tunggal
dan kompleks proses pembentukannya dengan menambahkan suku kata ask pada vokal terakhir suatu kata. Sementara
itu, proses pembentukan bentuk sapaan tidak menggunakan rumus tertentu melainkan lebih pada manasuka.

Kata Kunci: bentuk, proses pembentukan, bahasa prokem, pekerja manyeng.

Abstract

The aim of this research is to describe the from and process of forming prokem language of manyeng workers in
Garung Lor Village, Kaliwungu, Kudus Regency. The research method used descriptive qualitative methods. The result of
this research found that there are three kinds from of prokem language that use by manyeng workers in Garung Lor
Village, Kudus. As follows: 1) form of single word, 2) form of comnplex word, and 3) form of greeting. The formation
process of the three categories has differences. In a single and complex word from the process of formation is by adding
the ‟ask‟ syllable to the last vowel of a word. Meanwhile, the process of forming the greeting form does not require a
specific formula but prefer to manasuka.

Keywords: form, process of formation, prokem lenguage, manyeng workers

PENDAHULUAN muncul. Ragam bahasa yang


muncul biasanya bersifat khusus
Bahasa merupakan alat karena hanya dimengerti oleh
komunikasi utama manusia yang kelompok tertentu. Salah satu contoh
memiliki beragam karakteristik. dari ragam bahasa tersebut adalah
Salah satunya adalah bahasa bersifat bahasa slang atau bahasa prokem.
arbitrer, oleh sebab itu bahasa Sumarsono (2002) mengatakan
berkembang dengan cepat seiring bahwa dalam masyarakat tutur
dengan perkembangan zaman. penggunaan bahasa slang atau bahasa
Perkembangan zaman yang sangat prokem telah ada sejak tahun 1970-an.
pesat berakibat pada pesatnya Awal mulanya, bahasa slang juga
berkembangan ragam bahasa yang dikenal dengan bahasa prokem.

368 | Jurnal Kredo


Vol. 2 No. 2 April 2019
Pembentukan bahasa prokem awal menawar dengan konsumen, para
mulanya dimaksudkan sebagai kode pekerja manyeng biasanya berdiskusi
atau sandi yang hanya dimengerti dengan rekannya untuk menentukan
oleh kelompoknya saja. Pada era harga beli yang cocok untuk barang
lampau, penggunaan bahasa prokem yang akan dibelinya. Pada saat
identik digunakan para pencopet, inilah bahasa prokem digunakan.
bandit, dan preman. Seiring Berdasarkan hal tersebut,
perkembangan zaman, bahasa prokem permasalahan yang akan dipecahkan
mulai merambah pada kelompok adalah: 1) bagaimana bentuk bahasa
masyarakat umum. Salah satu prokem para pekerja manyeng di Desa
kelompok masyarakat yang Garung Lor, Kaliwungu, Kudus dan
menggunakan bahasa prokem dalam 2) Bagaimana proses pembentukan
berkomunikasi adalah para pekerja bahasa prokem pekerja manyeng di
manyeng yang ada di Desa Garung Desa Garung Lor, Kudus.
Lor, Kecamatan Kaliwungu,
Kabupaten Kudus. KAJIAN TEORI
Profesi tukang manyeng adalah
sebutan lain untuk para pencari barang Konsep-konsep teori yang
bekas. Profesi ini sebagian besar digunakan sebagai landasan dalam
digeluti oleh warga di desa Garung penelitian ini adalah, 1) variasi bahasa,
Lor, Kudus. Dalam kegiatan sehari- 2) bahasa prokem, dan 3) proses
harinya mereka menggunakan bahasa pembentukan bahasa prokem. Ketiga
sandi yang sering kita kenal dengan teori ini digunakan untuk mengupas
bahasa prokem. Penggunaan bahasa temuan-temuan yang ada di
prokem ini sudah berlangsung lama lapangan. Melalui teori-teori
dan terjadi karena keisengan dari para tersebut dapat ditemukan bentuk dan
pekerja manyeng yang melihat adanya proses pembentukan dari bahasa
penggunaan bahasa prokem di daerah prokem yang digunakan para pekerja
lain. Namun, karena bahasa ini manyeng yang ada di Desa Garung
memiliki keunikan, maka bahasa ini Lor Kabupaten Kudus.
masih bertahan untuk digunakan
hingga sekarang. Keunikan dari Variasi Bahasa
bahasa prokem para pekerja manyeng Bahasa merupakan sarana
terletak pada penggunaannya. komunikasi antar manusia. Melalui
Pada umumnya, bahasa prokem bahasa segala maksud dan tujuan
merupakan bahasa yang digunakan dapat diterima dengan baik oleh setiap
sebagai bentuk identitas suatu manusia. Intensitas interaksi antar
kelompok. Selain sebagai identitas manusia akan menimbulkan
kelompok, bahasa prokem para munculnya berbagai variasi bahasa
pekerja manyeng digunakan sebagai yang digunakan oleh masyarakat.
sarana komunikasi dalam menjalankan Suwito (1991) menyatakan bahwa
pekerjaannya. Selama proses tawar variasi bahasa adalah sejenis ragam
BENTUK DAN PROSES PEMBENTUKAN BAHASA PROKEM PARA PEKERJA | 369
MANYENG DI DESA GARUNG LOR KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS
Much Arsyad Fardani 1, Dwiana Asih Wiranti 2
bahasa yang pemakaiannya ragam bahasa yang timbul diakibatkan
disesuaikan dengan fungsi dan adanya interaksi sosial antar manusia.
situasinya tanpa mengabaikan kaidah- Menurut Chaer (1994) idiolek
kaidah pokok yang berlaku dalam merupakan variasi bahasa yang
bahasa yang bersangkutan. Variasi bersifat perseorangan Setiap individu
bahasa timbul akibat adanya interaksi memiliki ragam bahasa tersendiri yang
sosial yang beragam dalam sebuah sering tidak disadarinya. Ragam
masyarakat. Waridah (2015) idiolek biasanya menjadi penciri dari
mengatakan bahwa terbentuknya setiap individu. Sementara itu, ragam
variasi bahasa ditentukan oleh bahasa yang digunakan oleh
beberapa faktor, yaitu faktor tempat, sekelompok anggita masyarakat
faktor sosiokultural, faktor situasi, dari wilayah tertentu sering diesbut
faktor waktu, dan faktor medium dengan dialek. Dialek lebih
pengungkapan (bahasa lisan dan memusatkan pada variasi atau
tulisan). Kesesuaian pemilihan variasi perbedaan bahasa berdasarkan faktor
bahasa menjadikan komunikasi yang geografi yang telah ada (Zulaeha,
dilakukan akan berjalan sesuai dengan 2010). Perbedaan struktur geografis
tujuan yang diharapkan. Alwasilah biasanya menjadi penyebab
(1993) menjelaskan bahwa dalam terbentuknya dialek pada masyarakat
proses komunikasi yang sebenarnya, penuturnya. Sebagai contoh, dalam
setiap penutur tidak pernah setia pada bahasa Jawa dikenal ada dialek
satu ragam atau dialek tertentu saja. Banyumasan, Tegal, Kudus, Pati,
Ada berbagai macam variasi Semarangan, dan sebagainya.
bahasa yang timbul akibat interaksi Kelompok variasi ragam bahasa
sosial kemasyarakatan. Chaer (2006) selanjutnya adalah ragam bahasa
membagi variasi bahasa ke dalam yang digunakan oleh sekelompok
beberapa kelompok, yaitu ragam anggota masyarakat dari sosial
bahasa perseorangan, ragam bahasa tertentu disebut sosiolek. Sosiolek
sekelompok masyarakat dari wilayah juga disebut sebagai dialek sosial,
tertentu, ragam bahasa berdasarkan yaitu variasi bahasa yang berkenaan
golongan sosial, ragam bahasa dalam dengan status, golongan, dan kelas
kegiatan suatu bidang tertentu, ragam sosial para penuturnya (Chaer, 1994).
bahasa situasi formal, ragam bahasa Sebagai contoh bahasa yang
informal, serta ragam bahasa lisan digunakan oleh kalangan pelajar akan
dan tulis. Variasi bahasa akan berbeda dengan bahasa yang
tampak jelas dalam dialog yang digunakan oleh anak jalanan.
digunakan oleh anggota masyarakat, Ragam bahasa dalam situasi
misalnya dalam proses berkomunikasi formal dan informal ditengarai dengan
yang dilakukan sehari-hari waktu dan situasi digunakannya
(Nurunnisa, 2013). Dari beberapa bahasa tersebut. Bahasa yang
pendapat di atas tampak beberapa digunakan dalam situasi resmi
biasanya disebut dengan istilah bahasa
370 | Jurnal Kredo
Vol. 2 No. 2 April 2019
baku atau bahasa formal. Dalam yang berkenaan dengan status
situasi tidak resmi ragam bahasa yang golongan atau kelas sosial penutur.
digunakan disebut dengan ragam Variasi bahasa dari segi
bahasa nonbaku atau informal. pemaikaian sering disebut dengan
Variasi ragam bahasa fungsiolek, ragam atau register.
selanjutnya adalah ragam bahasa tulis Variasi ini biasanya digunakan
dan lisan. Ragam bahasa tulis dan berdasarkan bidang penggunaannya,
lisan sangatlah berbeda. Bahasa tulis gaya, dan sasaran penggunaan.
harus memperhatikan penggunaan Sementara variasi bahasa dari segi
struktur kalimat dan penggunaan keformalan merupakan jenis bahasa
tanda baca agar maksud dan berdasarkan situasi penggunaan
tujuannya dapat ditangkap dengan bahasa tersebut.
baik. Sementara bahasa lisan harus Variasi bahasa dari segi sarana
diiringi dengan mimik wajah, gerak- disebut juga dengan ragam lisan dan
gerik anggota tubuh, dan intonasi tulis. Adanya ragam bahasa tersebut
dalam pengucapannya agar informasi didasarkan pada perbedaan wujud
yang disampaikan dapat diterima dan struktur diantara keduanya.
dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, timbulnya
Sejalan dengan pendapat Chaer variasi bahasa tidak bisa dilepaskan
di atas, Chaer dan Agustina (2004) dari adanya interaksi sosial antar
mengelompokkan variasi bahasa manusia. Masyarakat yang heterogin
menjadi empat kelompok, yaitu 1) akan memunculkan berbagai macam
variasi bahasa dari segi penutur, 2) variasi bahasa yang digunakan
variasi bahasa dari segi pemakaian, 3) dilingkungan masyarakat tersebut.
variasi bahasa dari segi keformalan, Chaer dan Agustina (2004)
dan 4) variasi bahasa dari segi sasaran. berpendapat, bahwa terjadinya
Variasi bahasa dari segi penutur variasi atau ragam bahasa
dibagi menjadi empat jenis, yaitu diakibatkan adanya keberagaman
idiolek, dialek, kronolek atau dialek sosial penutur bahasa dan
temporal, dan sosiolek. Variasi idiolek keberagaman fungsi bahasa.
berkaitan dengan ujaran individu yang
unik dan berbeda-beda. Sementara Bahasa Prokem
dialek merupakan suatu suatu ragam Seiring perkembangan zaman,
bahasa yang berkaitan dengan mulai banyak bermunculan modifikasi
sekelompok penutur tertentu, bahasa yang dibuat oleh komunitas
jumlahnya relative dan berada pada atau sekelompok masyarakat. Semakin
suatu wilayah tertentu. Kronolek terbukanya jaringan komunikasi
merupakan variasi bahasa yang dengan lingkungan luar, menjadi
digunakan oleh sekelompok sosial pendorong munculnya variasi-
pada masa tertentu, sedangkan variasi bahasa baru yang ada di
sosiolek adalah sebuah dialek sosial masyarakat. Modifikasi bahasa yang
dilakukan umumnya bersifat internal
BENTUK DAN PROSES PEMBENTUKAN BAHASA PROKEM PARA PEKERJA | 371
MANYENG DI DESA GARUNG LOR KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS
Much Arsyad Fardani 1, Dwiana Asih Wiranti 2
komunitas saja. Hanya anggota bagian dari ilmu bahasa yang
kelompok atau komunitas saja yang mengkaji seluk beluk bentuk kata serta
bisa menggunakan dan tahu maksud pengaruh perubahan-perubahan bentuk
dari bahasa tersebut. Modifikasi kata terhadap golongan dan arti kata.
bahasa yang terjadi sering disebut Sejalan dengan Istiqomah, Suhardi
dengan bahasa prokem. (2008) mengartikan morfologi sebagai
Sumarsono (2002) salah satu cabang ilmu bahasa yang
mendefinisikan bahasa prokem mengkaji masalah struktur kata. Dari
sebagai salah satu tuturan remaja yang dua pendapat tersebut dapat ditarik
khas dan muncul di Jakarta. Kita kesimpulan bahwa morfologi adalah
ketahui bahwa awal mula munculnya salah satu ilmu bahasa yang mengkaji
istilah bahasa prokem beasal dari tentang bentuk kata dan proses
Jakarta. Melihat kondisi masyarakat pembentukan kata.
Jakarta yang beranekaragam akan Pembentukan kata dapat
dengan mudah memunculkan adanya dilakukan dengan beberapa proses,
bahasa prokem. diantaranya adalah dengan
Sementara itu, Partana dan memberikan imbuhan atau afiksasi
Sumarsono (2008: 154) mengartikan dan pengulangan atau reduplikasi.
prokem merupakan bahasa yang Dalam ilmu bahasa, proses
awalnya digunakan oleh kaum pembentukan kata disebut dengan
pencoleng, pencopet, bandit, dan proses morfologis. Proses morfologis
sebangsanya yang memiliki fungsi merupakan proses pembentukan kata
sebagai bahasa rahasia, namun dari satuan lain yang merupakan
sekarang bahasa tersebut digunakan bentuk dasar (Ramlan, 2001). Kasus
oleh remaja khususnya Jakarta. yang ditemukan pada bahasa prokem
Keberadaan bahasa prokem biasanya para pekerja manyeng adalah dengan
menjadi penanda keberadaan suatu memberikan imbuhan ask pada setiap
kelompok atau komunitas. Dari katanya. Kridalaksana (2008)
beberapa pemaparan para ahli, dapat menjelaskan proses morfologis
disimpulkan bahwa bahasa prokem sebagai proses yang mengubah leksem
merupakan bentuk bahasa modifikasi menjadi kata. Beberapa proses
yang digunakan para kalangan remaja morfologis tersebut antara lain
untuk menunjukkan jati diri mereka. derivasi zero, afiksasi, reduplikasi,
abreviasi, komposisi, dan derivasi
Morfologi balik.
Proses pembentukan kata terjadi Dervasii zero, menurut
dikarenakan adanya proses morfologi. Kridalaksana (2008) merupakan
Morfologi merupakan salah satu proses yang mengubah leksem
bidang ilmu linguistik yang mengkaji menjadi kata tanpa penambahan
tentang bentuk dan proses ataupun pengurangan. Dengan kata
pembentukan kata. Istiqomah (2018) lain, proses derivasi zero merupakan
mendefinisikan morfologi sebagai bentuk kata dasar. Afiksasi merupakan
372 | Jurnal Kredo
Vol. 2 No. 2 April 2019
penambahan pada kata dasar. Ramlan dalam kata (ragam walikan), dan
(2001) menyebutkan afiksasi memiliki variasi dari ragam walikan. Proses
tiga proses perubahan, yaitu prefiks, modifikasi yang dilakukan untuk
infiks, dan sufiks atau yang sering kita membuat bahasa prokem menjadi
kenal dengan awalan, sisipan, dan kesepakatan antar anggota dalam
akhiran. kelompoknya. Tidak adanya aturan
Reduplikasi merupakan proses baku dalam proses modifikasi bahasa
dan hasil pengurangan satuan bahasa menjadikan bahasa prokem antar
sebagai alat fonologis atau gramatikal kelompok memiliki cara yang
(Kridalaksana, 2008). Pembentukan berbeda-beda. Perbedaan tersebut
kata melalui proses reduplikasi menjadikan kekhasan dari bahasa yang
dilakukan dengan mengulang bentuk mereka gunakan.
dasarnya. Selanjutnya, Kridalaksana
(2008) menyebutkan terdapat tiga METODE PENELITIAN
jenis reduplikasi, yaitu reduplikasi
fonologis, reduplikasi morfemis, dan Penelitian ini menggunakan
reduplikasi sintaksis. Reduplikasi pendekatan teoretis dan metodologis.
fonologis terjadi tanpa merubah Pendekatan teoretis yang digunakan
makna dikarenakan tidak adanya adalah pendekatan sosiolingusitik.
pengulangan leksem. Reduplikasi Pemilihan pendekatan sosiolinguistik
morfemis disertai dengan perubahan dikarenakan dalam penelitian ini
makna gramatikal sebagai akibat dari mengkaji bahasa dan hubungan
pengulangan leksem. Sementara penggunaannya dalam masyarakat.
reduplikasi sintaksis adalah proses Dalam hal ini, peneliti melakukan
yang terjadi sebagai akibat dari analisa bentuk dan proses
pengulangan leksem sehingga menjadi pembentukan bahasa prokem yang
satuan kata baru. digunakan komunitas pekerja
manyeng yang menjadi salah satu dari
Proses Pembentukan Bahasa variasi bahasa yang ada.
Prokem Secara metodologis, penelitian
Ada banyak cara dapat ini menggunakan pendekatan
digunakan untuk membentuk bahasa deskriptif kualitatif. Data yang
prokem. Setiap kelompok memiliki diperoleh selama penelitian akan
cara tersendiri untuk membentuk disajikan secara deskriptif. Bogdan
bahasa prokem. Sumarsono (2002) dan Tylor (dalam Moleong, 2010)
dalam penelitiannya mengemukakan menyatakan bahwa pendekatan
ada beberapa cara yang digunakan kualitatif merupakan pendekatan
oleh para remaja untuk memodifikasi penelitian yang menghasilkan data
bahasa tutur mereka, antara lain: deskriptif berupa kata-kata tertulis
menyisipkan konsonan vokal V + atau lisan yang dapat diamati.
vokal, penggantian suku kata akhir Penelitian ini difokuskan pada
dengan –sye, membalik fonem-fonem percakapan yang dilakukan oleh para
BENTUK DAN PROSES PEMBENTUKAN BAHASA PROKEM PARA PEKERJA | 373
MANYENG DI DESA GARUNG LOR KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS
Much Arsyad Fardani 1, Dwiana Asih Wiranti 2
pekerja manyeng untuk mengetahui menggunakan bahasa prokem. Teknik
bentuk dan proses pembentukannya. ini dilakukan tanpa sepengetahuan
Data pada penelitian ini informan.
diperoleh melalui informan, dalam hal Setelah semua data diperoleh,
ini adalah para pekerja manyeng. dilakukan pencatatan hasil rekam
Data yang diperoleh dari percakapan menggunakan teknik catat.
infroman berupa data percakapan yang Data yang diperoleh selama proses
dilakukan antar pekerja manyeng perekaman dipindahkan ke dalam
dalam berbagai situasi. Metode kartu data untuk kemudian
pengumpulan data menggunakan dikelompokkan berdasarkan
metode simak dan cakap. Metode bentuknya agar memudahkan proses
simak merupakan metode yang pengolahan data. Data yang sudah
digunakan dalam penyediaan data dikelompokkan kemudian
dengan cara peneliti melakukan diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa
penyimakan penggunaan bahasa untuk mengetahui makna, bentuk, dan
(Moleong, 2010). Pada penelitian proses pembentukannya.
ini peneliti terlibat dalam percakapan Metode yang kedua adalah
dimaksudkan untuk menyadap metode cakap. Metode ini sama
percakapan informan pada saat dengan metode wawancara, karena
menggunakan bahasa prokem. Metode didalamnya harus ada interaksi antara
simak memiliki beberapa teknik peneliti dan sumber data. Metode
simak, antara lain teknik simak bebas ini digunakan untuk menggali
libat cakap, teknik rekam, dan teknik informasi yang tidak ditemukan dalam
catat. tuturan. Selain itu, metode ini
Proses pengambilan data juga digunakan untuk mengetahui
dilakukan dengan cara peneliti beberapa kosa kata dalam bahasa
terlibat dalam percakapan yang prokem yang tidak dimengerti oleh
terjadi. Keterlibatan peneliti tidak peneliti. Metode cakap ini digunakan
sepenuhnya, melainkan hanya pada dengan menggunakan teknik cakap
percakapan yang menggunakan bahasa semuka, teknik rekam, dan teknik
Jawa pada umumnya. Sementara catat.
ketika terjadi percakapan yang Teknik cakap semuka yaitu
mengandung bahasa prokem peneliti melakukan percakapan secara
tidak terlibat. Proses ini langsung dengan informan.
dimaksudkan agar kewajaran dari Percakapan dilakukan dengan tujuan
tuturan yang dilakukan tetap terjaga. untuk memperoleh informasi lebih
Penggunaan teknik ini bebarengan banyak lagi. Teknik cakap semuka
dengan penggunaan teknik rekam. didukung dengan teknik rekam dan
Selama percakapan terjadi, peneliti teknik catat. Teknik rekam dilakukan
melakukan perekaman percakapan secara sadar dan diketahui oleh
baik yang menggunakan bahasa Jawa informan. Setelah proses pencarian
pada umumnya ataupun pada saat informasi melalui teknik cakap
374 | Jurnal Kredo
Vol. 2 No. 2 April 2019
semuka selesai dilanjutkan kelompok. Penggunaan bahasa
menghimpun data yang diperoleh prokem ditujukan sebagai
menggunakan teknik catat. Semua data penggambaran identitas pribadi
yang ada dalam rekaman yang kelompoknya. Sekelompok pekerja
berkaitan dengan bahasa prokem manyeng di Desa Garung Lor,
dicatat untuk mempermudah proses Kaliwungu, Kudus memiliki bahasa
penyusunan dan analisis data. prokem yang digunakan sebagai
Setelah semua data diperoleh identitas keberadaan mereka.
dilanjutkan dengan proses analisa data. Penggunaan bahasa prokem telah
Analisa data dalam penelitian ini disepakati bersama agar memudahkan
menggunakan metode agih. Metode mereka berkomunikasi satu sama lain.
agih menurut Sudaryanto (1993) Dari penelitian yang telah dilakukan,
merupakan metode yang alat ditemukan beberapa kosa kata yang
penentunya merupakan bagian dari digunakan dalam bahasa prokem
bahasa tersebut. Alat penentu yang para pekeraja manyeng.
digunakan dalam penelitian ini adalah
kata-kata dalam bahasa prokem Bentuk Bahasa Prokem
pekerja manyeng di Desa Garung Lor. Penelitian ini menemukan
Metode agih digunakan untuk meneliti tiga bentuk kata dalam bahasa
bentuk dan proses pembentukan prokem yang digunakan para pekerja
bahasa prokem pekerja manyeng. manyeng di Desa Garung Lor,
Kaliwungu, Kudus. Pengklasifikasian
HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut antara lain: (1) kosa kata
bahasa prokem bentuk tunggal, (2)
Bahasa prokem merupakan Kosa kata bahasa prokem bentuk
bahasa remaja yang berkecenderungan kompleks, dan (3) kosa kata bahasa
mencetak atau merangkai bahasanya prokem bentuk sapaan. Ketiga bentuk
sendiri sebagai lambang suatu tersebut akan diuraikan di bawah ini.

Tabel 1. Kosa kata bahasa prokem bentuk tunggal

No Kata Fonetik Makna Jawa Makna Bahasa Indonesia


1 Ajaska [ɔjaskɔ] aja jangan
2 Akaski [akaski] aki accu
3 Akasku [akasku] aku aku
4 Anaska [ɔnaskɔ] ana ada
5 Apaska [ɔpaskɔ] apa apa
6 Ataskum [ataskʊm] atum plastik
7 Awaskan [awaskan] awan siang
8 Bacaskin [bacaskIn] bacin bau tak sedap

BENTUK DAN PROSES PEMBENTUKAN BAHASA PROKEM PARA PEKERJA | 375


MANYENG DI DESA GARUNG LOR KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS
Much Arsyad Fardani 1, Dwiana Asih Wiranti 2
9 Ayasku [ayasku] ayu cantik
10 Dhuwaskit [ḍuwaskIt] dhuwit uang
11 Gelaskem [gǝlaskǝm] gelem mau
12 Baraskang [baraskaŋ] barang barang
13 Kowaske [kowaske] kowe kamu
14 Kerjaska [kǝrjaskɔ] kerja kerja
15 Laraskang [laraskaŋ] larang mahal
16 Muraskah [muraskah] murah murah
17 Oraska [oraska] ora tidak
18 Piraska [piraskɔ] pira berapa
19 Rugaski [rugaski] rugi rugi
20 Tawaska [tawaskɔ] tawa tawar
21 Tukasku [tukasku] tuku beli

Kosa kata pada tabel 1 tersebut belum mendapatkan


merupakan jenis bahasa prokem imbuhan, pengulangan, dan
bentuk tunggal. Bahasa prokem singkatan. Kata-kata tersebut
bentuk tunggal adalah bentuk kata- berasal dari kata dasar yang
kata prokem yang belum mengalami secara langsung mendapatkan
proses morfologis. Proses morfologi modifikasi sehingga berbentuk kata
yang dimaksud adalah kata-kata dalam bahasa prokem.

Tabel 2. Kosa kata bahasa prokem bentuk kompleks

No Kata Fonetik Makna Jawa Makna Bahasa Indonesia


1 Ditembaskel [ditɛmbaskɛl] ditembel Ditambal
2 Ngumbaske [ŋumbaske] ngumbe Minum
3 Angaskele [aŋaskɛle] angel Susah
4 Baskosku [baskɔsku] bosku Bosku
5 Hapaskene [hapaskene] hapene Hpnya
6 Modhaskale [moḍaskale] modhale Modalnya
7 Tipaskine [tipaskine] tipine Tvnya
8 Wegaskahan [wǝgaskahan] wegahan Pemalas
9 Ketempaskuhan [kǝtǝmpaskʊhan] ketempuhan Ganti rugi
10 Nempaskuhi [nǝmpaskʊhi] nempuhi Mengganti
11 laskas-laskasan [laskas laskasan] las-lasan Dilas
12 waskong-waskong [waskɔŋ waskɔŋ] wong-wong Orang-orang

Kosakata yang terdapat pada penelitian hanyalah proses afiksasi


tabel 2 merupakan jenis kosakata dan reduplikasi. Proses afiksasi
bahasa prokem bentuk kompleks. merupakan proses perubahan kata
Bentuk kompleks merupakan dasar menjadi kata jadian dengan
bentuk kata yang sudah mengalami menambahkan imbuhan. Proses
proses morfologis. Proses afiksasi ini meliputi, prefiks
morfologis yang ditemukan dalam

376 | Jurnal Kredo


Vol. 2 No. 2 April 2019
“awalan”, sufiks “akhiran”, dan “Agus dimana tadi?‟
konfiks “awalan dan akhiran”. P2 : “Sek mubaskeng paling.”
“Sek mubeng paling.‟
(1)Konteks: P1, P2, dan P3 “Mungkin masih keliling.‟
membicarakan barang yang akan P1 : “Cah kae ning manyeng
dibelinya. bejanan kok.”
P1 : “Ndhul, ajaska “Anak itu kalau pergi
gelaskem. Tawaska manyeng selalu
manaskeh” beruntung.‟
“Ndhul, aja gelem. Tawa P2 : “Bejaska piyaske?”
maneh.‟ “Beja piye?‟
“Ndhul, jangan mau. Tawar “Beruntung bagaimana?‟
lagi.‟ P1 : “Bejaska a… mesti
P2 : “Hayo, njalaskuk laraskang nutaskup modhaskale.”
kok” “Beja a… mesthi nutup
“Hayo, njaluk larang kok.‟ modhale.‟
“Mintanya mahal kok.‟ “Beruntung, selalu bisa
P3 : “Oraska ngrasakna menutup modalnya.‟
angaskele waskong Pada percakapan di atas
kerjaska.” terdapat beberapa penggunaan kata
“Ora ngrasakna angele wong dalam bahasa prokem. Kata-kata
kerja.‟ tersebut antara lain mubaskeng,
“Tidak merasakan susahnya bejaska, piyaske, nutaskup, dan
orang kerja.‟ modhaskale. Kata mubaskeng,
Contoh percakapan di atas bejaska, piyaske, dan nutaskup
menunjukkan penggunaan bahasa merupakan kata dalam bahasa
prokem bentuk kompleks. Bentuk prokem berbentuk tunggal.
kompleks yang digunakan adalah Sementara kata modhaskale
hasil proses afiksasi dengan merupakan kata dalam bahasa
menambahkan akhiran (sufiks) pada prokem bentuk kompleks.
setiap kata dasarnya. Kata angaskele Perubahan morfologis yang terjadi
“susah‟ merupakan bentuk dasar adalah terdapatnya imbuhan berupa
dari kata angaskel yang mendapat akhiran (sufiks). Kata modhaskale
akhiran {-e}. Contoh lain merupakan bentuk dasar dari kata
penggunaan bentuk prokem modhaskal yang mendapatkan
kompleks hasil afiksasi dapat akhiran {-e}. selain mendapatkan
dilihat pada contoh percakapan di akhiran (sufiks) terdapat kata dalam
bawah ini. bahasa prokem yang mendapatkan
awalan (Prefiks). Bentuk kompleks
(2) Konteks: P1 dan P2 setelah mendapatkan awalan dapat
membicarakan temannya. dilihat pada contoh percakapan di
P1 : “Agus nang ndi mau?” bawah ini.
BENTUK DAN PROSES PEMBENTUKAN BAHASA PROKEM PARA PEKERJA | 377
MANYENG DI DESA GARUNG LOR KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS
Much Arsyad Fardani 1, Dwiana Asih Wiranti 2
(3) Konteks: P1 bertanya kepada P1 Konteks percakapan di atas
mengenai ganti rugi. dilakukan di salah satu tempat
P1 : “Lha nek ana baskan penitipan sepeda. Pekerja
bedhaskah manyeng memiliki sampingan
piyaske Bred?” menjaga tempat titipan sepeda
“Lha ne kana ban bedhah piye karyawan salah satu pabrik rokok
Bred?‟ yang ada di desanya. Pada konteks
„Lha kalau ada ban percakapan di atas dapat ditemukan
yang bocor bagaimana Bred?‟ beberapa kata yang menggunakan
P2 : “Ya ditembaskel a Bred.” bahasa prokem, antara lain: baskan,
“Ya ditembel a Bred.‟ bedhaskah, piyaske, ditembaskel,
“Ya ditambal Bred.‟ helaskem, ilaskang, ketempaskuhan,
P1 : “Lha nek helaskem pecaskah, nempaskuhi, rugaski, dan
ilaskang?” ikasku. Dari beberapa kata dalam
“Lha nek helem ilang?” bahasa prokem menggunakan
“Kalau helm yang hilang?” bentuk kompleks hasil dari afiksasi.
P2 : “Ya Proses afiksasi yang digunakan
ketempaskuhan a Bred. berbentuk awalan (prefisk) terdapat
Wong helaskem pecaskah wae pada kata ditembaskel “ditambal”.
nempaskuhi, apa maneh Kata ditembaskel memiliki bentuk
ilaskang.” dasar tembaskel yang mendapatkan
“Ya ketempuhan a Bred. awalan {di-}. Selain penambahan
Wong helem prefiks, ditemukan pula penggunaan
pecah wae nempuhi, apa kata kompleks hasil dari
maneh ilang.” penambahan konfisk (awalan dan
“Harus mengganti Bred. akhiran). Kata yang mengalami
Helm pecah penambahan konfiks adalah kata
saja harus diganti, apalagi ketempaskuhan. Kata tersebut
hilang.” memiliki kata dasar tempaskuh
P1 : “Rugaski a ikasku?” yang mendapatkan konfiks {ke-/-
“Rugi a iku?‟ an}.
“Rugi kalau begitu ya?‟

Tabel 3. Kosa kata bahasa prokem bentuk sapaan

No Kata Fonetik Makna


1 Bred [brɛd] Bentuk lain dari kata bro
2 Lang [laŋ] Sapaan untuk seseorang karena suka bepergian
3 Ndhes [nḍɛs] Bentuk sapaan bebas dalam bahasa Jawa
4 Ndhul [nḍʊl] Berasal dari kata ‟gundhul‟ memiliki makna mengarah
kepada orang

378 | Jurnal Kredo


Vol. 2 No. 2 April 2019
Bentuk bahasa prokem yang Percuma hanya dapat lelah
ketiga adalalah bentuk sapaan. saja.”
Bentuk sapaan merupakan bentuk
bahasa prokem yang digunakan Bentuk prokem sapaan pada
untuk panggilan seseorang yang ada tuturan di atas terdapat pada kata
dalam kelompok pengguna bahasa ndhes. Kata sapaan tersebut dalam
prokem, dalam hal ini para proses pembentukannya mengacu
pekerja manyeng di Desa Garung pada istilah tertentu. Istilah ndhes
Lor, Kaliwungu, Kudus. Bentuk- diambil dari kata gondhes.
bentuk sapaan ini hanya dimengerti Penggunaan kata ini disebabkan
oleh anggota dalam kelompok karena adanya keakraban antar
para pekerja manyeng saja. lawan bicara. Bentuk sapaan lain
Berikut beberapa contoh dapat ditemukan dalam contoh
penggunaan bahasa prokem bentuk percakapan di bawah ini.
sapaan dalam sebuah percakapan
yang mereka lakukan. (5) Konteks: P1 mengajak P2
berangkat kerja.
(4) Konteks: P1 menyapa P2 P1 : “Lang, mangkaskat
yang sedang malas-masalan. manyaskeng yuk.”
P1 : “Ndhes, kowaske oraska “Lang, mangkat manyeng
mangjkaskat manyaskeng?” yuk.”
“Ndhes, kowe ora mangkat “Lang, ayo kita berangkat
manyeng?” manyeng.”
“Ndhes, kamu tidak P2 : “Ya, angger ndhisik. Akasku
berangkat mangkaskat rada awaskan.”
manyeng?‟ “Ya, angger mangkat
P2 : “Mengkasko, akasku jek ndhisik. Aku mangkat rada
malaskes.” awan.”
“Mengko, aku jek males.” “Berangkat duluan saja. Aku
“Nanti, saya masih malas.” agak siang berangkatnya.”
P1 : “Halah, bocaskah kok
wegaskahan.” Kata Lang merupakan bentuk
“Halah, bocah kok kata sapaan dalam bahasa prokem
wegahan.” para pekerja manyeng di Desa
“Jadi orang kok malas.” Garung Lor, Kudus. Kata Lang
P2 : “Lha piyaske? merupakan bentuk kependekan dari
Kayanaske sepaski. kata bolang. Pemilihan kata ini
Tiwaskas kesaskel.” didasarkan karena kebiasaan salah
“Lha piye? Kayane sepi. satu anggota dalam kelompok
Tiwas kesel.” pekerja manyeng yang senang
“Bagaimana lagi? berpetualang ke berbagai daerah.
Sepertinya lagi sepi. Kegiatan petualangan dilakukan atas
BENTUK DAN PROSES PEMBENTUKAN BAHASA PROKEM PARA PEKERJA | 379
MANYENG DI DESA GARUNG LOR KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS
Much Arsyad Fardani 1, Dwiana Asih Wiranti 2
dasar ingin menambah pengalaman bentuk kata tunggal dan kompleks
yang berhubungan dengan pekerjaan memiliki perbedaan. Pola
yang dilakukannya. Bentuk sapaan pembentukan bentuk kata tunggal
yang ketiga ditemukan dalam adalah dengan menyisipkan suku
percakapan pada tuturan (3). Pada kata ask pada huruf vokal terakhir
konteks percakapan tersebut dari sebuah kata. Misal pada kata
salah satu penutur menggunakan kowe terdapat vokal /o/ dan /e/,
kata Bred untuk menyapa lawan pada kata tersebut vokal
tuturnya. Kata Bred merupakan terakhirnya adalah /e/, maka
pemendekan dari kata brother. sebelum vokal /e/ diberikan sisipan
Bentuk sapaan ini digunakan ask sehingga terbentuklah prokem
sebagai bentuk rasa hormat kepada kowaske. Lebih jelas dapat dilihat
seseorang yang sangat akrab. pada ilustrasi modifikasi kata di
bawah ini.
Proses Pembentukan
Ada banyak cara yang
digunakan untuk menciptakan
bahasa prokem, dari yang paling
standar sesuai dengan kaidah aturan
tertentu, hingga yang paling sulit Gambar 1. Proses pembentukan
karena tidak berpola yang sama. kata tunggal
Bahasa prokem para pekerja
manyeng di Desa Garung Lor, Pemilihan sisipan ask tidak
Kaliwungu, Kudus memiliki cara memiliki pertimbangan tertentu
tersendiri dalam memodifikasi kata dalam kelompok ini. Pemilihan ask
sehingga terbentuklah bahasa sebagai bentuk modifikasi hanyalah
prokem. Berdasarkan hasil dianggap sebagai hal unik yang
penelitian ditemukan dua cara belum pernah digunakan kelompok
pembentukan bahasa prokem para lain. Sejalan dengan penelitian yang
pekerja manyeng di Desa Garung dilakukan oleh Syakur (2017) yang
Lor, Kudus. Dua pola tersebut menemukan proses pembentukan
adalah pola pembentukan kata bahasa gaul di Bojonegoro dengan
tunggal dan pola pembentukan kata menyisipkan suku kata ok pada
kompleks. Secara umum proses tengah kata dan membuang huruf
pembentukan bahasa prokem para vokal dan atau konsonan dibelakang
pekerja manyeng sangatlah simple, kata. Contoh proses pembentukan
yakni hanya menambahkan suku kata tunggal bahasa prokem para
kata {ask} pada setiap katanya. pekerja manyeng dapat dilihat pada
Akan tetapi, proses pembentukan table di bawah ini.

380 | Jurnal Kredo


Vol. 2 No. 2 April 2019
Tabel 4. Proses pembentukan kata tunggal

No Kata Asal Kata Proses Pembentukan Makna Indonesia


1 ajaska Aja aj+ask+a Jangan
2 akaski Aki ak+ask+i Accu
3 akasku Aku ak+ask+u Aku
4 ataskum Atum at+ask+um Plastik
5 dhuwaskit Dhuwit dhuw+ask+it Uang
6 gelaskem Gelem gel+ask+em Mau
7 baraskang Barang bara+ask+ang Barang
8 kowaske Kowe kow+ask+e Kamu
9 Kerjaska Kerja kerj+ask+a Kerja
10 laraskang Larang lar+ask+ang Mahal
11 muraskah Murah mur+ask+ah Murah
12 oraska Ora or+ask+a Tidak
13 piraska Pira pir+ask+a Berapa
14 rugaski Rugi rug+ask+i Rugi
15 tawaska Tawa taw+ask+a Tawar
16 tukasku Tuku tuk+ask+u Beli

Sementara itu, proses kata ask pada vokal terakhirnya,


pembentukan kata kompleks sehingga terbentuklah kata
tidaklah rumit. Kata kompleks dhempaskul. Kata dhempaskul
dalam bahasa prokem mengalami kemudian mendapatkan proses
proses modifikasi yang sama dengan morfologis berupa akhiran {- an},
kata tunggal, yakni dengan sehingga terbentuklah kata
menambahkan suku kata ask pada dhempaskulan. Untuk lebih
setiap katanya. Proses modifikasi jelasnya, proses pembentukan kata
kata kompleks dilakukan dengan kompleks dapat dilihat pada gambar
cara mencari bentuk dasar dari kata di bawah ini.
tersebut, kemudian bentuk dasar
kata tersebutlah yang akan
ditambahi dengan suku kata ask.
Proses morfologis yang terjadi pada Gambar 2. Proses pembentukan
kata kompleks tidak mendapatkan kata kompleks
modifikasi. Imbuhan yang terdapat Proses modifikasi bentuk
pada kata kompleks tetaplah kata kompleks tidak memperhatikan
dituliskan apa adanya. Misal kata penggunaan imbuhan yang melekat.
dhempaskulan merupakan bentuk Imbuhan yang ada hanya
prokem dari kata dhempulan. Proses ditambahkan setelah kata dasar
modifikasi dilakukan dengan berubah menjadi bentuk prokem.
mencari kata dasarnya, yakni kata Contoh proses pembentukan kata
dhempul. Kemudian, kata dhempul kompleks dapat dilihat pada tabel di
mendapatkan penambahan suku bawah ini.

BENTUK DAN PROSES PEMBENTUKAN BAHASA PROKEM PARA PEKERJA | 381


MANYENG DI DESA GARUNG LOR KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS
Much Arsyad Fardani 1, Dwiana Asih Wiranti 2
Tabel 5. Proses pembentukan kata kompleks

No Kata Asal Kata Proses Pembentukan Makna Indonesia


1 dinyaskang dinyang di- + ny+ask+ang Ditawar
2 ditembaskel ditembel di- +temb+ask+el Ditambal
3 ngumbaske ngumbe Ng- +umb+ask+e minum
4 angaskele angele ang+ask+el+ -e Sulit
5 baskosku bosku b+ask+os+ -ku Bosku
6 hapaskene hapene hap+ask+e+ -e Hpnya
7 modhaskale modhale modh+ask+al+ -e Modalnya
8 tipaskine tipine tip+ask+i+ -e Tvnya
9 wegaskahan wegahan weg+ask+ah+ -an Pemalas
10 ketempaskuhan ketempuhan ke- +temp+ask+uh+ -an Ganti rugi
11 nempaskuhi nempuhi N- +temp+ask+uh+ -i Mengganti
12 laskas-laskasan Las-lasan las+ask – las+ask+ -an Dilas
13 waskong-waskong wong-wong w+ask+ong – w+aks+ong Orang-orang

Kata kompleks hasil proses manyeng merupakan salah satu


reduplikasi juga mengalami proses kelompok masyarakat yang
modifikasi. Proses modifikasi yang memodifikasi bahasa Jawa pada
terjadi tidak jauh berbeda dengan umumnya untuk menjadi bahasa
modifikasi pada kata kompleks. prokem. Berdasarkan penelitian
Proses modifikasi dilakukan dengan yang sudah dilakukan, ditemukan
melihat bentuk dasar dari kata tiga bentuk bahasa prokem yang
tersebut. Dari bentuk kata dasar digunakan oleh para pekerja
tersebut mendapatkan penambahan manyeng. Ketiga bentuk tersebut,
suku kata ask. Hal yang sama juga antara lain: bentuk kata tunggal,
terjadi pada kata kompleks hasil bentuk kata kompleks, dan bentuk
proses reduplikasi yang mendapatkan kata sapaan. Proses pembentukan
imbuhan. Proses modifikasi yang ketiga bentuk bahasa prokem para
terjadi hanya pada bentuk kata pekerja manyeng hampir sama satu
dasarnya saja. sama lain. Bentuk kata tunggal
dan kompleks dimodifikasi dengan
SIMPULAN penambahan suku kata ask pada
vokal terakhir dari kata tersebut.
Masyarakat yang heterogen Sementara untuk imbuhan yang ada
membawa dampak pada pada jenis kata kompleks tidak
berkembangnya bahasa era saat ini. mengalami perubahan sama sekali.
Keberagaman masyarakat Berbeda dengan kedua jenis kata
mengakibatkan variasi bahasa yang tersebut, jenis sapaan tidak memiliki
ada semakin bermunculan. acuan pasti dalam proses
Keberadaan bahasa prokem menjadi modifikasinya. Proses
salah satu contoh adanya variasi pembentukannya lebih pada
bahasa di masyarakat. Para pekerja manasuka dari para penuturnya.

382 | Jurnal Kredo


Vol. 2 No. 2 April 2019
DAFTAR PUSTAKA

Al Fithriyah, Nurunnisa. 2013. Variasi Bahasa pada Dialog Film Red Cobex:
Kajian Sosiolinguistik. Skriptorium. Vol. 1, No. 2.

Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Pengantar Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.

Chaer, Abdul dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta:


Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Istiqomah, Dina Syifa. Dkk. 2018. Analisis Penggunaan Bahasa Prokem dalam
Media Sosial. Parole Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol.
1, No. 5.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Ramlan. 2001. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta


Wacana University Perss.

Suhardi. 2008. Sintaksis. Yogyakarta: UNY Press.

Sumarsono dan Paina Partana. 2008. Sosiolinguistik. Bandung: Pustaka Pelajar.

Sumarsono. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Suwito. 1991. Pengantar Awal Sosiolinguistik Teori dan Problema. Surakarta:


Henary Off Set Solo.

Syakur, Abdul. 2017. Ragam Bahasa Gaul di Pasar dan Terminal Bojonegoro.
EDU KATA. Vol 4, No 1.

Waridah. 2015. Penggunaan Bahasa dan Variasi Bahasa dalam Berbahasa dan
Berbudaya. Jurnal Simbolika. Vol 1, No 1.

Zulaeha, Ida. 2010. Dialektologi: Dialek Geografis dan Dialek Sosial.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

BENTUK DAN PROSES PEMBENTUKAN BAHASA PROKEM PARA PEKERJA | 383


MANYENG DI DESA GARUNG LOR KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS
Much Arsyad Fardani 1, Dwiana Asih Wiranti 2

Anda mungkin juga menyukai