Anda di halaman 1dari 8

Tugas:

1. Silakan copi satu KTI di internet (boleh makalah atau skripsi) atau KTI Anda
(tugas mata kuliah atau makalah). Temukan 8 pola kalimat: 2 kalimat tunggal,
2 kalimat majemuk setara, 2 kalimat majemuk bertingkat, dan 2 kalimat
majemuk campuran. Pola kalimat tunggal ditentukan berdasarkan struktur
fungsinya (S-P-O-K), pola kalimat majemuk ditentukan berdasarkan kata
penghubungnya.
2. Cara mengerjakannya: lihat contoh di bawah.
3. Jika anda tidak menemukan pola kalimat yang anda inginkan, anda boleh
mengubah kalimat dalam naskah agar sesuai dengan pola kalimat yang anda
inginkan.
4. Tugas dikerjakan secara berkelompok, satu kelompok terdiri atas tiga
mahasiswa.
5. Pekerjaan dikumpulkan di LMS sesuai jadwal, diberi nama file:
kalimat_(nama ketua kelompok).
PEMERTAHANAN BAHASA USING DI DUSUN KARANG PAKEL DESA
BADEAN KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1)
Sebagai mahkluk sosial dan individu, manusia tidak bisa terlepas dari
manusia lain. Secara tidak langsung manusia satu dengan yang lain setiap harinya
memiliki kesamaan dalam beraktivitas, yaitu berinteraksi dan berkomunikasi.
Artinya, manusia pasti membutuhkan manusia lain dalam menjalankan
kehidupannya. Cara manusia bergaul dan berinteraksi menurut Padeta (1987 : 11)
adalah sesuatu yang mutlak yang memerlukan bahasa sebagai medianya. Dalam
aktivitas komunikasi tersebut, komponen penting yang di perlukan manusia tentu
adalah bahasa. Melalui bahasa, manusia dapat saling terhubung satu sama lain untuk
mengungkapkan wacana masing-masing.

Bahasa sering dipakai sebagai ciri etnik. Bahasa dikatakan sebagai alat
identitas etnik dan bahasa daerah adalah alat identitas suku. Ada ungkapan dalam
bahasa Indonesia “ Bahasa menunjukkan bangsa ”. Pepatah ini berarti tutur kata
seseorang akan menunjukkan bagaimana sifat dan watak orang itu, dari kalangan
mana dia. Dalam hal Bahasa, ciri linguistik merupakan kriteria pembatas yang paling
penting untuk keanggotaan etnik. Kita sering membedakan suku bangsa seseorang
karena bahasa ataupun berdasarkan bahasa ( Sumarsono,2002:73).

Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala individu tetapi juga sebagai
gejala sosial. Individu dalam masyarakat merupakan anggota dari kelompok sosial.
Dalam kehidupannya satu individu dan kelompok selalu melakukan interaksi sosial.
Setiap individu dapat bertingkah laku dalam wujud bahasa dan tingkah laku individu
itu berpengaruh luas pada anggota masyarakat pengguna bahasa lain
(Siahaan,2000:2).

Keraf (2001:3) secara umum terdapat empat fungsi bahasa yakni bahasa
sebagai alat menyatakan ekspresi diri, bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa
sebagai alat untuk mengadakan intergrasi dan adaptasi sosial. Bahasa sebagai alat
komunikasi antar manusia dicirikan dengan penggunaan simbol-simbol lisan atau
tulis yang dapat diterima oleh masyarakat penutur yang memiliki pemahaman simbol
yang sama. Penggunaan simbol tersebut untuk menyampaikan pesan kepada lawan
tutur dalam berkomunikasi.

Keberadaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari memiliki peranan yang


sangat penting. Namun, hal itu terkadang kurang begitu dipahami oleh penuturnya,
sehingga tidak terasa sebuah peradaban dapat diubah dengan keberadaan suatu
bahasa. Di sinilah faktor penutur bahasa menentukan keberadaan suatu bahasa di
tengah-tengah kehidupan mereka.

Kabupaten Jember merupakan kabupaten yang memiliki beragam etnik dan


budaya. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di Kabupaten Jember
juga beragam berdasarkan wilayah persebarannya. 2)Jika ditinjau dari sudut etnik,
budaya, dan bahasanya, terdapat dua bahasa daerah yang mayoritas digunakan oleh
masyarakat Kabupaten Jember, yakni bahasa Jawa dan Madura. Bahasa Jawa
3)

sebagian besar digunakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah barat dan selatan
Kabupaten Jember, sedangkan bahasa Madura biasa digunakan oleh masyarakat yang
tinggal di wilayah utara dan timur Kabupaten Jember. Tidak jarang juga masyarakat
Kabupaten Jember yang bisa menguasai dua bahasa, namun ada juga beberapa
masyarakat yang masih mempertahankan bahasa yang dulu pernah ada di daerah
tersebut. contohnya di Desa Badean Kecamatan Bangsal sari Kabupaten Jember ini
yang mana di Desa tersebut masih ada beberapa masyarakat yang masih
mempertahankan bahasanya yakni bahasa Using yang pernah ada dan dibawa oleh
para sesepuhnya, sekalipun tergolong minoritas namun bahasa Using ini masih tetap
ada.

Dilihat dari sejarahnya, Bahasa Using tersebar di beberapa sudut di Kabupaten


Jember salah satunya keberadaan masyarakat penutur Bahasa Using di daerah Panti
Desa Kemuning Sarilor yang sudah mengalami kepunanan pada bahasa Usingnya.
Kepunanahan tersebut dipicu oleh adanya migrasi orang Madura ke Kabupaten
Jember yang relatif tinggi sehingga masyarakat penutur Bahasa Using terintegrasi
oleh orang Madura. Masyarakat sekitar desa Kemuning Sarilor dusun krajan yang
saat ini dikenal sebagai orang Madura karena mereka menggunakan bahasa Madura
dengan baik, ternyata para sesepuhnya sebagian orang Using. Namun kenyataan
tersebut tidak memicu kepunahan Bahasa Using di daerah lain, seperti di Desa
Badean Keacamatan Bangsal Sari Misalnya, sekalipun tidak mayoritas penutur
menggunakan bahasa Using tetapi masih ada sebagaian masyarakat yang masih
menggunakan bahasa Using dalam berdialog terutama dengan keluarga yang terjadi
di dalam rumah.

Kecamatan Bangsal Sari merupakan salah satu wilayah yang ada di


Kabupaten Jember yang terletak di bagian barat Kabupaten Jember. Masyarakat yang
tinggal di Kecamatan Bangsal Sari dapat dikatakan sebagai masyarakat yang bersifat
majemuk. Kemajemukan ini dapat terlihat ketika dalam proses interaksi
masyarakatnya terdapat masyarakat yang dapat menggunakan dua bahasa daerah
yakni Bahasa Jawa (Biasa dan Using ) dan Bahasa Madura.

Berapa dusun, brp dusun yg menggunakan BU, situasi geografis dusun KP,
bahasa yg dikuasai oleh warga dusun KP dan yang lain

Desa Badean merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Bangsal Sari
Kabupaten Jember. Penelitian ini dilakukan di Desa Badean khususnya di Dusun
Karang Pakel dikarenakan pada dusun tersebut terdapat beberapa anggota masyarakat
yang masih mempertahankan Bahasa Usingnya sekalipun itu tidak 100%. Penelitian
ini d lakukan pada masyarakat umum, pada usia tua, muda sampai anak-anak.

Masyarakat Desa Badean pada umumnya mampu menggunakan dua bahasa


atau lebih (multilingual) yaitu bahasa Jawa (Using dan Biasa), bahasa Madura dan
bahasa Indonesia. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat di desa
tersebut bersifat majemuk. Seiring dengan kebutuhan para penutur bahasa Jawa
(Using dan biasa) di Desa Badean mau tidak mau harus berinteraksi dengan pemakai
bahasa lain, seperti bahasa Madura dan Bahasa Indonesia. Tetapi ada beberapa
masyarakat yang masih mempertahankan bahasa Using dalam sebuah interksi yang
terjadi. Berdsarkan gejala kebahasaan tersebut diperoleh perubahan bentuk
komunikasi antar para penutur pemakai bahasa. hal itu terlihat dengan adanya
perbedaan perlakuan bahasa yang digunakan oleh para penutur kepada mitra tutur.

Bahasa Using Karang Pakel( Selanjutnya disingkat BUKP) merupakan Bahsa


Using minoritas di Desa Badean Dusun Karang Pakel, karena hanya berkonsentrasi
pada satu dusun, yakni Dusun Karang Pakel. Mayoritas penduduk desa badean adalah
penutur bahasa Jawa dan sebagian Madura, Namun bahasa Using masih bertahan
hingga saat ini. Hal ini karena penutur bahasa Using di Desa Badean masih tetap
menggunakan bahasa Using untuk berinteraksi dengan sesama penutur bahasa Using
dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga. Sekalipun kosa kata yang
digunakan minim tetapi komunikasi menggunakan bahasa Using tetap berjalan
sebagai bentuk pemertahanan terhadap eksistensi bahasa Using sehingga BUKP tetap
bisa bertahan ditengah-tengah penutur bahasa Jawa dan Madura. Namun, saat ini
BUKP telah banyak terpengaruh oleh bahasa Jawa dan Madura sebagai bahasa
dengan jumlah penutur mayoritas di Desa Badean. Dalam proses pemertahanan
BUKP terjadi pergeseran yang dilatar belakangi oleh faktor dominasi bahasa-bahasa
mayoritas.
Pergeseran bahasa dan pemertahanan bahasa sebenarnya seperti dua sisi mata
uang, bahasa menggeser bahasa lain atau bahasa yang tak tergeser oleh bahasa lain,
bahasa yang tergeser adalah bahasa yang tidak mampu mempertahankan diri. Kedua
kondisi itu merupakan akibat dari dua pilihan bahasa dalam jangka panjang (paling
tidak tiga generasi) dan bersifat kolektif (dilakukan oleh seluruh warga). Dalam
pemertahanan bahasa, para warga itu secara kolektif menentukan untuk melanjutkan
memakai bahasa yang sudah biasa dipakai. Namun ketika masyarakat tutur mulai
memilih bahasa baru di dalam ranah yang semula di peruntukkan bagi bahasa lama,
itulah mungkin merupakan tanda bahwa pergeseran sedang berlangsung. Jika
masyarakat itu monolingual (ekabahasawan) dan secara kolektif tidak menghendaki
bahasa lain, mereka jelas mempertahankan pola penggunaan bahasa mereka
(Sumarsono 2004:231).

Hoffman (dalam fauzi, 2008:5) juga berpendapat bahwa ketika sebuah


komunitas bahasa tidak mampu mempertahankan bahasanya, dan secara gradual
memungut kosa kata bahasa lain, maka hal itu mengarah pada pergeseran bahasa
(language shift ). Sementara itu, pemertahanan bahasa (language maintenance) lebih
mengacu kepada sebuah situasi anggota di mana anggota-anggota sebuah komunitas
bahasa mencoba untuk menjaga bahasa yang mereka miliki dengan cara selalu
menggunakannya.

Bukti untuk mempertahankan BUKP (Bahasa Using Karang Pakel) yaitu


dengan tetap menggunakan bahasa Using untuk berkomunikasi dan berinteraksi di
lingkungan keluarga dan masyarakat sosial di Dusun Karang Pakel sebagai tempat
penutur bahasa Using yang dominan. Selain itu Fishman ( dalam Fauzi, 2008:7)
menyebutkan bahwa salah satu faktor penting pemertahanan sebuah bahasa adanya
loyalitas masyarakat pendukungnya. Dengan loyalitas itu, pendukung suatu bahasa
akan tetap mewariskan bahasanya dari generasi ke generasi.
Penelitian tentang pemertahanan bahasa terutama di Kabupaten Jember masih
tergolong sedikit, khususnya bahasa-bahasa minoritas yang masih tetap bertahan atau
hidup di tengah-tengan bahasa mayoritas. Keadaan tersebut yang terjadi di Desa
Badean Dusun Krang Pakel mayoritas bahasa yang di gunakan yakni bahasa Jawa
dan seabagian kecil pengguna bahasa Madura, namun terdapat juga bahasa Minoritas
yakni bahasa Using. Hal itulah yang menimbulkan ketertarikan peneliti untuk
meneliti tentang pemertahanan bahasa Using Karang Pakel (BUKP) sebagai bahasa
minoritas yang mampu hidup di tengah-tengah masyarakat Jawa dan Madura yang
tergolong bahasa mayoritas.

Jawaban:
1. Sebagai mahkluk sosial dan individu, manusia tidak bisa terlepas dari manusia lain.
Kalimat tunggal dengan pola: K (Sebagai mahkluk sosial dan individu)-S (manusia)-
P (tidak bisa terlepas dari manusia lain).
2. Jika ditinjau dari sudut etnik, budaya, dan bahasanya, terdapat dua bahasa daerah
yang mayoritas digunakan oleh masyarakat Kabupaten Jember, yakni bahasa Jawa
dan Madura.
Kalimat majemuk bertingkat dengan kata penghubung jika. Anak kalimat (Jika
ditinjau dari sudut etnik, budaya, dan bahasanya). Induk kalimat (terdapat dua
bahasa daerah yang mayoritas digunakan oleh masyarakat Kabupaten Jember,
yakni bahasa Jawa dan Madura).
3. Bahasa Jawa sebagian besar digunakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah
barat dan selatan Kabupaten Jember, sedangkan bahasa Madura biasa digunakan
oleh masyarakat yang tinggal di wilayah utara dan timur Kabupaten Jember.
Pola kalimat majemuk campuran yang terdiri atas satu kalimat majemuk setara
dengan kata penghubung sedangkan dan dua kalimat majemuk bertingkat dengan
kata penghubung yang.

Penjelasan:
1. Kalimat tunggal dengan pola fungsi: K – S – P – K
2. Kalimat majemuk bertingkan dengan kata penghubung: jika.
3. Kalimat majemuk bertingkat dengan kata penghubung: sedangkan.

Anda mungkin juga menyukai