Anda di halaman 1dari 7

Nama : Dwi Garnis

Prodi : PGSD
Mata Kuliah : Bahasa Daerah
Semester : 6 (Enam)

1. Jelaskan fungsi Bahasa daerah?


Fungi Bahasa yaitu :
a. Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
Disini kita bisa menunjukan diri untuk mengungkapkan perasaan, maksud atau
sebuah gagasan tertentu untuk menghindari kesalahpahaman dalam
berkomunikasi, saat seseorang tidak dapat memahami komunikasi verbal maka
komunikasi non verbal dengan memperlihatkan ekspresi mampu memberikan
komunikasi yang mudah di mengerti, sehingga ekspresi ini lah yang dapat
menerima adanya komunikasi.
b. Sebagai alat komunikasi, dengan adanya Bahasa kita dapat menyampaikan
pikiran, maksud maupun tujuan kepada orang yang kita ajak berkomunikasi.
c. Sebagai alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial dengan adanya Bahasa
orang dapat menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan.
d. Alat mengadakan kontrol sosial, dengan adanya Bahasa kita dapat mengontrol
suatu kegiatan manusia, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
berbangsa dan bernegara. Dengan menggunakan penanda apakah penutur tersebut
mencerminkan suatu masyarakat sosial yang bisa terlihat dari apa yang ia
tuturkan.

Sedangkan 4 Fungsi Bahasa daerah dalam Bahasa Indonesia yaitu :


a. Pendukung Bahasa Nasional
Fungsi pertama bahasa daerah dengan bahasa Indonesia yaitu sebagai pendukung
bahasa nasional. Bahasa daerah merupakan bahasa yang keberadaannya di akui
oleh suatu negara. Hal ini tercantum pada pasal 32 ayat 2 UUD 1945 yang
berbunyi ” Negara menghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional “. Selain itu pada Kongres Bahasa Indonesia yang ke II yang
diadakan pada tahun 1954 di Medan menjelaskan bahwa bahasa daerah yaitu
sebagai pendukuung bahasa nasional. Adapun bahasa daerah memberikan
pengaruh pada bidang morfolog, fonologi, sintaksis, dan juga kosa kata kepada
bahasa Indonesia. Dan juga sebaliknya bahasa Indonesia pun memberikan
pengaruh terhadap perkembangan suatu bahasa daerah. Jadi bahasa daerah dan
bahasa Indonesia itu saling melengkapi dalam proses perkembangannya.
b. Sumber Kebahasaan
Bahasa daerah merupakan sumber kebahasaan yang berfungsi untuk memperkaya
bahasa Indonesia. Misalkan kata “gethuk”, gethuk pada bahasa Indonesia belum
ada pada kamus sedangkan pada bahasa daerah gethuk itu merupakan makanan.
Oleh karena itu gethuk diresmikan sebagai bahasa Indonesia yang merupakan
sebuah istilah dari makanan yang dibuat dengan bahan dasar ubi yang direbus dan
dicampurkan dengan gula dan kelapa lalu di tumbuk secara bersama. Dari contoh
diatas terlihat jelas bahwa bahasa daerah dapat menambah kebahasaan yang
memperluas bahasa Indonesia.
c. Sebagai Bahasa Pengantar
Bahasa daerah merupakan bahasa pengantar pada pendidikan tingkat sekolah
dasar. Bahasa daerah adalah alat komunikasi yang digunakan pada suatu daerah
untuk saling menyampaikan informasi. Bahasa daerah juga digunakan sebagai alat
komunikasi dalam pendidikan tingkat dasar. Pada daerah tertentu, masih banyak
sekali sekolah dasar yang masih menggunakan bahasa dalam pengantar ataupun
pada keterangan yang diberikan pada pendidikan tingkat sekolah dasar dengan
bahasa daerah, akan tetapi hanya hingga kelas tiga. Karena terkadang banyak anak
yang dibiasakan dengan bahasa daerah sehingga belum teralu mengerti ketika
awal memasuki sekolah jika menggunakan bahasa Indonesia. Oleh karena itu 3
tahun pertama menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah, dan selanjutnya
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam proses
pembelajarannya.
d. Pelengkap Bahasa Indonesia
Bahasa daerah mempunyai fungsi sebagai pelengkap bahasa Indonesia selain
dalam dunia pendidikan, bahasa daerah juga dapat menjadi pelengkap bahasa
Indonesia dalam penyelenggaran suatu pemerintahan pada tingkat daerah. Dalam
suatu pemerintahan tingkat daerah, bahasa daerah masih dijadikan sebagai alat
komunikasi ketika diadakan komunikasi antara masyarakat dengan warga. Maka
untuk pemerintahan pada tingkat daerah harus bisa mengerti dan menggunakan
bahasa daerah, karena banyak warga daerah ketika dalam penyaluran aspirasi
menggunakan bahasa daerah jika pemerintahan tidak bisa menggunakan bahasa
daerah maka aspirasi warga daerah mau bagaimana. Masyarakat Indonesia
merupakan dwibahasawan atau masyarakat yang menggunakan dua bahasa
sebagai alat komunikasinya yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara
bergantian.

Selain yang dijelaskan di atas fungsi dari Bahasa daerah sebagai lambang kebanggaan
daerah, lambang identitas daerah, alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat
daerah, pendukung bahasa nasional, bahasa pengantar di sekolah dasar di daerah
tertentu pada tingkat permulaan untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan
mata pelajaran lain, dan alat pengembangan serta pendukung kebudayaan daerah.

2. Ada 4 hal fungsi dari Bahasa daerah, sebutkan?


a. Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
b. Alat komunikasi
c. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial,
d. Alat mengadakan kontrol sosial.

3. Sebutkan 10 bahasa terpopuler di Indonesia serta daerahnya?


a. Bahasa Jawa (100.000.000 jiwa)
Bahasa Jawa menempai urutan pertama sebagai bahasa yang paling banyak
digunakan di Indonesia. Populasi yang mendominasi hampir disemua wilayah
ditanah air ini menjadi ciri khas warga yang berada di pulau Jawa bagian tengah,
Bagian tengah dan Yogyakarta. Data terakhir menunjukan jika ada 100.000.000
jiwa pengguna bahasa Jawa di Tanah Air. Bahasa Jawa sendiri memiliki beberapa
dialek atau aksen yang khas disetiap daerah di kabupaten di provinsi Jawa Tengah
maupun Timur.

Seperti diantaranya dialek Banyumas, Blora, Brebes, Bumiayu, Cirebon, Kedu,


Madiun, Malang, Pantura Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati), Pantura
Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro) Pekalongan, Semarang, Serang, Surabaya,
Surakarta, Suriname, dan Tegal.
b. Bahasa Sunda (42.000.000 jiwa)
Bahasa Sunda adalah sebuah bahasa dari cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun
bahasa Austronesia. Bahasa ini dituturkan oleh setidaknya 42 juta orang dan
merupakan bahasa Ibu dengan penutur terbanyak kedua di Indonesia setelah
Bahasa Jawa. Bahasa Sunda dituturkan di hampir seluruh provinsi Jawa Barat dan
Banten, serta wilayah barat Jawa Tengah. Mulai dari Kali Brebes (Sungai
Cipamali) di wilayah Kabupaten Brebes dan Kali Serayu (Sungai Ciserayu) di
Kabupaten Cilacap, di sebagian kawasan Jakarta, serta di seluruh provinsi di
Indonesia dan luar negeri yang menjadi daerah urbanisasi Suku Sunda. Bahasa
Sunda memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek barat (Banten Selatan),
dialek utara (Bogor, dan sekitarnya). Lalu ada dialek selatan/dialek Priangan
(Bandung dan sekitarnya, dialek tengah timur (Majalengka dan sekitarnya), dialek
timur laut (Kuningan dan sekitarnya), dialek tenggara (Ciamis dan sekitarnya).
c. Bahasa Madura (16.600.000 jiwa)
Bahasa Madura adalah bahasa yang digunakan Suku Madura di Pulau Madura
Jawa Timur. Bahasa Madura tercatat biasa digunakan oleh 16.600.000 lebih warga
di seluruh Indonesia. Bahasa Madura paling banyak digunakan di Pulau Madura,
Ujung Timur Pulau Jawa atau di kawasan yang disebut kawasan Tapal Kuda
terbentang dari Pasuruan, Surabaya, Malang, sampai Banyuwangi, Kepulauan
Masalembo, hingga Pulau Kalimantan. Di Pulau Kalimantan, masyarakat Madura
terpusat di kawasan Sambas, Pontianak, Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan
Barat. Sedangkan di Kalimantan Tengah mereka berkonsentrasi di daerah
Kotawaringin Timur, Palangkaraya dan Kapuas. Namun kebanyakan generasi
muda Madura di kawasan ini sudah hilang penguasaan terhadap bahasa ibu
mereka. Bahasa Madura banyak terpengaruh oleh bahasa Jawa, Melayu, Bugis,
Tionghoa, dan sebagainya. Banyak pula kata-kata dari bahasa ini yang berakar
pada bahasa Melayu, bahkan sampai bahasa Minangkabau. Bahasa Madura
memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Bangkalan, Sampang, Pamekasan,
Sumenep, dan Kangean.
d. Bahasa Minangkabau (6.530.000 Jiwa)
PDIKM ( Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau ) Bahasa
minangkabau atau minang merupakan salah satu bahasa melayu-polinesia dari
rumpun Austronsesia. Bahasa daerah ini dituturkan oleh masyarakat di provinsi
Sumatera Barat, bagian barat Riau, bagian utara Jambi dan Bengkulu serta Negeri
Sembilan, Malaysia. Secara historis, bahasa minang meliputi bekas wilayah
kekuasaan Kerajaan Pagaruyung yang berpusat di pedalaman Minangkabau. Saat
ini bahasa minangkabau dipakai sekitar 6,5 juta jiwa lebih diseluruh Indonesia.
Bahasa Minangkabau memiliki banyak sekali dialek, di antaranya bahasa
Minangkabau Baku (dialek Padang), Mandahiling Kuti Anyie, Padang Panjang,
Pariaman, Ludai, Sungai Batang, Kurai, Kuranji, Salimpaung Batusangkar, dan
Rao-Rao Batusangkar.
e. Bahasa Musi (3.930.000 jiwa)
Bahasa Musi adalah bahasa yang digunakan beberapa suku di sepanjang hulu dan
hilir sungai Musi, di antaranya adalah suku Belide, Lakitan, Lematang, Musi
Banyuasin, Suku Musi, Palembang, Panesak, dan Rawas. Bahasa ini juga
digunakan oleh penutur bahasa lain, seperti penutur bahasa Komering, sebagai
bahasa perdagangan. Beberapa dialek diantaranya Pegagan, Musi Sekayu,
Penukal, Kelingi, dan Rawas. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa
Austronesia. Ciri khas Bahasa Musi adalah dialek Melayu dengan akhiran E
(seperti menyebut ember) mirip dengan Bahasa Bangka dan Bahasa Betawi.
Bahasa Musi memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Pegagan, Musi
Sekayu, Penukal, Kelingi, Rawas; Palembang, Palembang Lama, Meranjat,
Penesak, Belide, Burai, dan Lematang Ilir.
f. Bahasa Bugis (3,6 juta jiwa)
Bahasa bugis adalah salah satu rumpun bahasa Austronesia yang digunakan oleh
sebagian besar masyarakat di Sulawesi Selatan. Mulai dari kabupaten Maros,
Pangkep, Barru, Parepare Pinrang, sebagian Enrekang, sebagian Majene, Luwu,
Sidenreng, Rappangm Soppeng, Wajo, Bone, Sinjai, Bulukumba dan sebagain
Bantaeng. Menurut sensus tahun 1991 bahasa ini dituturkan oleh sekitar 3,6 juta
jiwa. Bahasa Bugis memiliki beberapa dialek, di antaranya dialek Bone, Pangkep,
Camba, Sidrap, Pasangkayu, Sinjai, Soppeng, Wajo, Barru, Sawitto, dan Luwu.
g. Bahasa Banjar (3,5 juta jiwa)
Masih dari rumpun Austronesia, bahasa banjar merupakan bahasa asli suku Banjar
yang berdiam di Kalimantan Selatan. Bahasa banjar termasuk kedalam bahasa
daerah yang paling banyak digunakan di Indonesia, yakni sekitar 3,6 juta jiwa.
Bahasa ini memiliki dua dialek utama, yaitu dialek Kuala dan Hulu. Dialek Banjar
Kuala dituturkan oleh penduduk Banjarmasin, Martapura, dan Pelaihari.
Sedangkan dialek hulu dituturkan oleh penduduk di daerah hulu sungai.
h. Bahasa Aceh (3,5 juta jiwa)
Bahasa aceh merupakan bahasa yang dituturkan oleh suku aceh yang terdapat di
pesisir, sebagian pedalaman, dan pulau-pulau di utara Aceh. Namun tidak semua
wilayah provinsi Aceh menggunakan bahasa ini, mereka diantaranya 3 kecamatan
di Aceh Timur yang menggunakan bahasa Gayo, dan 1 kecamatan di Aceh Barat
Daya yang menggunakan bahasa Kluet. Bahasa Aceh memiliki beberapa dialek, di
antaranya dialek Banda Aceh, Baruh, Bueng, Daja, Pase, Pidie (Pedir, Timu), dan
Tunong.
i. Bahasa Bali (3,33 juta jiwa)
Bahasa Bali merupakan bahasa yang dituturkan oleh masyarakat di pulau Bali,
Lombok bagian barat, dan sedikit ujung timur pulau Jawa. Di Lombok, bahasa
Bali dituturkan terutama di sekitar kota Mataram, sedangkan di pulau Jawa
dituturkan di beberapa desa di kabupaten Banyuwangi. Bahasa Bali memiliki
berbagai macam dialek, di antaranya dialek Dataran Rendah Bali (Klungkung,
Karangasem, Buleleng, Gianyar, Tabanan, Jembrana, Badung), Dataran Tinggi
Bali (“Bali Aga”), dan Nusa Penida.
j. Bahasa Betawi (2,7 juta jiwa)
Bahasa Betawi adalah bahasa yang dituturkan oleh suku betawi di wilayah teluk
Jakarta ibukota Indonesia. Bahasa ini merupakan anak dari bahasa Melayu.
Bahasa Betawi merupakan bahasa kreol (percampuran) yang didasarkan pada
bahasa Melayu Pasar ditambah unsur bahasa Sunda, Jawa, Bali, Tiongkok bagian
Selatan (terutama Hokkian), Arab, dan Eropa (terutama Belanda dan Portugis).
Tidak ada struktur baku dalam bahasa ini yang membedakan dengan bahasa
Melayu, karena bahasa ini berkembang secara alami.

4. Bagaimana caranya untuk melestarikan Bahasa daerah agar tidak punah?


Upaya pelestarian bahasa daerah yang perlu dilakukan yaitu:
a. Pelaksanaan Seminar Bahasa Daerah
Salah satu upaya untuk melestarikan bahasa daerah yaitu diadakannya seminar,
kongres, pameran budaya, ataupun kegiatan lainnya yang menggunakan tema
bahasa daerah. Dengan diadakannya kegiatan sepert ini maka akan banyak
memberikan informasi mengenai bahasa daerah. Selain itu dapat meningkatkan
minat masyarakat untuk melestarikakn bahasa daerah.
b. Menggunakan Bahasa Daerah Sebagai Alat Komunikasi
Upaya lainnya dalam melestarikan bahasa daerah yaitu menggunakan bahasa
daerah sebagai alat komunikasi. Misalkan ketika dirumah wajib berkomunikasi
dengan bahasa daerah. Selain itu dapat melalui alat komunikasi zaman sekarang
siaran televisi yang menggunakan bahasa daerah, lagu yang menggunakan bahasa
daerah ataupun media cetak yang menggunakan bahasa daerah. Contoh lainnya di
Sekolah melakukan Kamis Nyunda yang berarti setiap hari kamis wajib berbicara
dengan bahasa Sunda dan pakain sunda. Dengan begitu maka akan membuat
masyarakat kembali menggunakan bahasa daerah, selain itu dapat menumbuhkan
rasa cinta tergadap bahasa daerah. Karena hal itu maka bahasa daerah tidak akan
mudah dilupakan.
c. Menyusun Kamus Bahasa Daerah
Kamus merupakan pedoman dalam belajar bahasa. Dengan dibuatnya kamus
daerah maka akan menjadi sarana efektif untuk menjadi proses pembelajaran
bahasa secara mandiri. Dengan begitu kita dapat belajar bahasa daerah dengan
mudah.

5. Sebutkan jumlah Bahasa daerah menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan!


Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Data
tersebut berdasarkan kajian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah
divalidasi di 2.560 daerah pengamatan sejak 1991 hingga 2019. Berdasarkan
wilayahnya, Papua menjadi provinsi dengan bahasa daerah terbanyak di Indonesia.
Ada 326 bahasa daerah yang digunakan di Bumi Cenderawasih.  Salah satu bahasa
daerah yang ada di Papua adalah bahasa Aabinomin. Bahasa Aabinomin merupakan
bahasa yang dituturkan oleh suku Aabinomin di Kampung Baso, Distrik Mamberamo
Hulu, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua. Papua Barat menyusul di posisi kedua
dengan 102 bahasa daerah. Beberapa bahasa daerah yang ada di Papua Barat, antara
lain bahasa Bantanta, Esaro, dan Kalabra. Setelahnya ada Nusa Tenggara Timur yang
memiliki 72 bahasa daerah. Kemudian, ada 23 bahasa daerah yang digunakan di
Maluku. Sementara, Kepulauan Riau dan Yogyakarta menjadi provinsi dengan bahasa
daerah paling sedikit di Indonesia. Hanya satu bahasa daerah yang digunakan di
kedua provinsi tersebut. Bahasa Jawa menjadi satu-satunya bahasa daerah yang
digunakan di Yogyakarta. Sementara, bahasa Melayu menjadi satu-satunya bahasa
daerah yang digunakan di Kepulauan Riau. Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kepulauan
Bangka Belitung juga termasuk provinsi dengan bahasa daerah paling sedikit di
Indonesia. Ketiga provinsi tersebut hanya menggunakan dua bahasa daerah di masing-
masing wilayah. Adapun, terdapat beberapa bahasa daerah yang digunakan lintas
provinsi. Salah satunya adalah bahasa Bajo yang digunakan di Nusa Tenggara Timur
dan Nusa Tenggara Barat. Bahasa Banjar juga digunakan di Riau, Jambi, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Selatan.

6. Faktor apa saja yang mempengaruhi Bahasa daerah sehingga Bahasa daerah bisa
tersingkir.
a. Faktor pertama, yaitu pengaruh bahasa mayoritas di mana bahasa daerah tersebut
digunakan.
b. Faktor kedua adalah kondisi masyarakat penuturnya yang bilingual atau bahkan
multilingual. Artinya, kondisi di mana seorang penutur mampu menggunakan dua
bahasa atau bahkan multi bahasa.
c. Faktor globalisasi. Era globalisasi sekarang ini yang terjadi dalam berbagai
dimensi kehidupan manusia seperti ekonomi, sosial, politik, dan budaya telah
mendorong penutur sebuah bahasa untuk secara berhasil dapat berkomunikasi dan
berinteraksi dengan penutur bahasa lain yang berasal dari negara lain terutama
negara yang berbahasa Inggris.
d. Faktor migrasi (migration). Migrasi penduduk keluar dari daerah asalnya baik
karena pekerjaan, pendidikan, keluarga, maupun karena beberapa faktor lainnya
turut pula menentukan kelangsungan hidup bahasanya.
e. Perkawinan antaretnik (intermarriage). Interaksi sosial antaretnik yang ada di
Indonesia khususnya perkawinan antaretnik yang terjadi turut pula mendorong
proses kepunahan bahasa daerah.
f. Bencana alam dan musibah, juga dapat turut menjadi penyebab kepunahan sebuah
bahasa.
g. Kurangnya penghargaan terhadap bahasa etnik sendiri. Hal ini dapat terjadi di
mana saja dan cenderung terjadi pada generasi muda. Salah satu penyebabnya
adalah pandangan mereka bahwa bahasa daerah kurang bergengsi atau
kampungan.
h. Kurangnya intensitas komunikasi berbahasa daerah dalam berbagai ranah
khususnya dalam ranah rumah tangga.
i. Faktor ekonomi. Faktor ini secara tidak langsung turut pula menempatkan
beberapa bahasa daerah dalam posisi di ambang kepunahan. Banyak penutur
bahasa daerah yang lebih sering menggunakan bahasa lain (misalnya: bahasa
Inggris) dengan maksud tertentu. Misalnya, adanya motif ekonomi.
j. Faktor bahasa Indonesia. Faktor ini sebenarnya secara implisit tidak lepas dari
pengaruh dimensi sosial politik yang melingkupi kehidupan masyarakat negara ini
7. Bagaimanakah keragaman Bahasa daerah di Indonesia!
Keberagaman Bahasa di Indonesia disebabkan oleh perbedaan latar belakang budaya,
sejarah dan letak geografis di wilayah Indonesia. Selain itu karena Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak suku, provinsi serta daerah
sehingga Indonesia memiliki banyak bahasa daerah.
8. Sebutkan ciri-ciri Bahasa daerah?
Memiliki ciri khas pada pengucapan setiap frasanya, yakni apa yang terucap sama
dengan yang tertulis. Bahasa Daerah tersebut harus sudah dapat dipahami oleh
masyarakatnya.

Anda mungkin juga menyukai