Anda di halaman 1dari 7

Volume 2, Nomor 2, Juli 2020

ISSN 2655-3031 (P), 2655-7851 (O)


Info Artikel
Diterima : 01 April 2020
Disetujui : 15 Juli 2020
Dipublikasikan : 20 Juli 2020

Kalimat Interogatif dalam Bahasa Serawai Masyarakat Seluma


Aceng Joyo¹

¹ SMK Negeri 1 Seluma, Bengkulu


¹aceng_joyo@yahoo.com

Abstract : This research is important to be carried out as a form of preservation and


retention of regional languages that is almost extinct in the millennial era and as a
form of re-introduction to the next generation. The purpose of this research is to
describe the interrogative sentences in Serawai, especially in Seluma Regency. The
research method used was a descriptive qualitative method in the use of
interrogative sentences in the Serawai tribe of Seluma Regency. The results
revealed that Seluma community has sentences and interrogative words that apply
to communicate between the speaker and the speech partner so as to communicate
effectively. The interrogative sentences in Serawai for in, to, whereof (di, ke and
jak), asking question for what (dio); for who (sapo); for when (kebilo); for in, to,
from (di, ke and jak); for how many (begapo); for how (luakmano); and for why
(ngapo). These types of question words function and aim to ask questions and
require answers or action between the speaker and the speech partner.

Keywords: kalimat, interogatif, Seluma

Abstrak : Penelitian ini penting dilakukan sebagai bentuk pelestarian dan pemertahanan
bahasa daerah yang hampir punah di era milenial dan sebagai bentuk pengenalan
kembali pada generasi penerus. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan
kalimat interogatif dalam bahasa Serawai khususnya di Kabupaten Seluma.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskiptif dalam
pemakaian kalimat interogatif pada suku Serawai Kabupaten Seluma. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Seluma mempunyai kalimat dan kata
bantu tanya yang berlaku untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur. Hal
tersebut dilakukan dengan harapan komunikasi menjadi efektif. Kalimat
interogatif dalam bahasa Serawai masyarakat Seluma kata tanya di, ke, dari mana
(di, ke dan jak), kata tanya apa (dio); kata tanya siapa (sapo); kata tanya kapan
(kebilo); kata tanya di, ke, dari (di, ke dan jak); kata tanya berapa (begapo); kata
tanya bagaimana (luakmano); dan Kata tanya mengapa (ngapo). Jenis kata tanya
tersebut befungsi dan bertujuan untuk menanyakan sesuatu dan memerlukan
jawaban atau tindakan antara penutur dan mitra tutur.
Kata Kunci : kalimat, interogatif, seluma

Sitasi Artikel:
Joyo, A. (2020). Kalimat Interogatif dalam Bahasa Serawai Masyarakat Seluma. Disastra: Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, 2(2), 164-170. doi:http://dx.doi.org/10.29300/disastra.v2i2.3044

164
Volume 2, Nomor 2, Juli 2020
ISSN 2655-3031 (P), 2655-7851 (O)

Pendahuluan atau seseorang. Jika ingin mengetahui


Bahasa merupakan salah satu alat jawaban terhadap suatu masalah atau
interaksi sosial. Terdapat dua bahasa, yaitu keadaan, maka dapat dinyatakan dengan
bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa memakai kalimat tanya”.
tulis tidak sedinamis variasi bahasa yang Pembentukan kalimat tanya dapat
dilisankan. Bahasa lisan hidup pada dilakukan dengan lima macam cara. Kelima
interaksi sosial sebab pada waktu seseorang macam cara pembentukan kalimat tanya
berinteraksi sosial yang berhubungan yang dimaksud adalah (1) dengan
dengan bahasa, orang tidak lagi berpikir, menambahkan kata tanya apa atau apakah,
apakah kata-kata yang digunakan memenuhi (2) dengan membalikkan urutan kata, (3)
kaidah pemakaian bahasa atau tidak. Setiap dengan memakai kata bukan atau tidak, (4)
bahasa mempunyai ketetapan atau kesamaan dengan mengubah intonasi kalimat, dan (5)
dalam hal tata bunyi, tata bentuk, tata kata, dengan memakai kata tanya (Markhamah,
tata makna, dan tata kalimat. Kalimat 2009: 74). Penggunaan kalimat tanya yang
merupakan satuan bahasa yang berisi suatu benar akan mendapatkan jawaban yang
”pikiran” atau ”amanat” yang lengkap dikehendaki.
(Chaer, 2011: 327). Lengkap disini berarti Selain untuk menanyakan tentang
kalimat mengandung subjek, predikat, objek sesuatu, kalimat tanya juga berfungsi untuk
dan keterangan. Subjek dan predikat menyatakan berbagai hal. Sebuah kalimat
merupakan unsur yang harus ada di dalam tanya adakalanya dapat menyatakan lebih
setiap kalimat, sedangkan unsur objek dan dari satu macam fungsi. Misalnya, selain
keterangan tidak harus selalu ada. menyatakan pelarangan, kalimat tanya itu
Selain unsur subjek, predikat, objek juga menyatakan perintah dan terkadang
dan keterangan setiap kalimat harus penutur bermaksud menyatakan kekecewaan
dilengkapi dengan unsur intonasi yang lazim atas apa yang dilakukan lawan tutur.
disebut dengan intonasi kalimat. Di dalam Melihat adanya keragaman fungsi tutur
bahasa tulis intonasi kalimat dilambangkan kalimat tanya itu dapat dipahami bahwa
dengan tanda baca titik (.), tanda seru (!), bahasa selain berfungsi informatif juga
dan tanda tanya (?). Jika dilihat dari segi menjalankan fungsi ekspresif.
makna yang dikandungnya, kalimat Suku Serawai adalah suku bangsa
dibedakan atas jenis kalimat. Salah satu dengan populasi terbesar kedua yang hidup
jenis kalimat tersebut adalah kalimat tanya. di daerah Bengkulu. Sebagian besar
Kalimat tanya ini banyak ditemukan dalam masyarakat suku Serawai berdiam di
penggunaan bahasa Indonesia percakapan. Kabupaten Bengkulu Selatan, yakni di
Kalimat tanya dapat diartikan sebagai Kecamatan Sukaraja, Seluma, Talo, Pino,
kalimat yang mengandung intonasi dan Kelutum, Manna, dan Seginim. Suku
makna pertannyaan (Ali, 1997: 43). Hal Serawai yang ada di Kabupaten Seluma
tersebut sejalan dengan batasan yang menetap di 14 kecamatan hasil pemekaran
dikemukakan oleh Moeliono (1997: 288). dari Kabupaten Bengkulu Selatan.
Bahwa: “kalimat tanya yang biasa Suku Serawai di Kabupaten Seluma
dinamakan kalimat interogratif adalah dialektologi bahasanya menggunakan dialek
kalimat yang isinya menanyakan sesuatu berbunyi o. Misalnya mengapa=ngapo, dan

http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/disastra
165
Volume 2, Nomor 2, Juli 2020
ISSN 2655-3031 (P), 2655-7851 (O)

apa=dio. Berbeda dengan suku Serawai percakapan antar penutur suatu bahasa,
yang ada di wilayah Bengkulu Selatan atau tetapi juga termasuk untuk bahasa tulis,
Kaur. Pada suku Serawai juga mempunyai yaitu mengamati, membaca, dan memahami
etnik dan keunikan bahasa dan jenis kalimat. bahasa tulis yang ada dalam suatu teks
Salah satu kalimat yang unik adalah kalimat tertulis seperti naskah cerita, berita surat
tanya yang sering dipakai masyarakat di kabar, dan naskah tertulis lainnya. Metode
Kabupaten Seluma. Pada saat ini bahasa simak dapat diwujudkan dalam bentuk
mengalami perkembangan zaman yang teknik pengumpulan data yang diberi nama
pesat, hal ini disebabkan banyak faktor. sesuai dengan alat yang digunakannya
Dari pandangan penulis, faktor ini seperti menyadap, melakukan percakapan,
disebabkan dua faktor, yaitu faktor intern merekam, atau mencatat. Dari segi tahapan
masyarakat suku Serawai yang sangat penggunaannya, teknik-teknik dalam
terbuka dan tergolong mudah bersosiaisasi. metode simak ini dapat dibedakan menjadi
Selanjutnya, faktor ekstren yaitu faktor dari dua jenis teknik, yaitu teknik dasar dan
luar yaitu pengaruh pergaulan anak-anak teknik lanjutan. Teknik dasar adalah teknik
merantau ke daerah lain dan pengaruh yang harus digunakan oleh seorang
teknologi terhadap pemakai bahasa yang pengumpul data terlebih dahulu sebelum
secara tidak sadar mulai melupakan bahasa menggunakan teknik berikutnya, yang
sendiri. Dari uraian di atas, peneliti sangat kemudian disebut teknik lanjutan (Zaim,
tertarik mengkaji: “Kalimat Interogatif 2014: 79).
Bahasa Serawai Masyarakat Seluma”.
Hasil dan Pembahasan
Metode Penelitian Bahasa merupakan unsur yang tidak
Penelitian ini merupakan penelitian dapat dipisahkan dengan manusia dalam
kualitatif deskriptif, yaitu mengumpulkan, kehidupan kesehariannya. Dalam
menganalisis, dan mengajukan data secara melakukan aktivitasnya, manusia tidak
objektif mengenai objek penelitian, yaitu terlepas dari menggunakan bahasa. Bahasa
kalimat interogatif pada suku Serawai merupakan bagian dari kehidupan manusia
Kabupaten Seluma. Penelitian ini dilakukan untuk berkomunikasi sesama manusia. Oleh
berdasarkan pengalaman dan lingkungan karena itu, dikatakan bahwa bahasa
peneliti yang terjadi di masyarakat merupakan alat komunikasi manusia, baik
berlangsung dengan memperhatikan lafal lisan maupun tulisan (Zaim, 2014: 1).
(ucapan), diksi (pemilihan kata), dan Dalam konteks penggunaan bahasa
struktur kalimat. Metode simak adalah dalam kehidupan sosial sering sakli kita
metode pengumpulan data yang dilakukan dengar penggunaan kalimat hingga kata di
melalui proses penyimakan atau tengah masyarakat. Begitupula yang beraku
pengamatan terhadap penggunaan bahasa pada masyarakat suku Serawai yang ada di
yang diteliti. Kabupaten Seluma. Pada masyarakat
Metode ini hampir sama dengan Seluma mempunyai kalimat dan kata bantu
metode observasi dalam ilmu sosial. Istilah tanya yang berlaku untuk berkomunikasi
simak di sini bukan hanya berkaitan dengan antara penutur dan mitra tutur. Hal tersebut
penggunaan bahasa lisan seperti pidato dan dilakukan dengan harapan komunikasi

http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/disastra
166
Volume 2, Nomor 2, Juli 2020
ISSN 2655-3031 (P), 2655-7851 (O)

menjadi efektif. Jenis, fungsi dan contoh “Siapa yang menjadi juara?”
kalimat tanya interogatif pada masyarakat
suku Serawai di Kabupaten Seluma yaitu: Jawaban:
Shakila nyo dapat juaro.
“Shakila yang menjadi juara”.
1. Kata Tanya Apa
Pada masyarakat suku Serawai Jawaban dari pertanyaan tersebut
Seluma mempunyai pola kalimat tanya adalah Shakila. Shakila adalah nama orang
apa/apakah adalah dio? jadi kata tanya siapa digunakan untuk
Fungsi : untuk menanyakan maksud tertentu menanyakan orang. Pada masyarakat suku
atau benda/alat tertentu. Serawai Seluma kata siapa menjadi sapo.
Kata sapo juga bagian kata bantu tanya yang
Pertanyaan: menyatakan sapo baik itu pelaku atau
Dio nyo kaba batak tu?
berkaitan pada orang. Kata sapo sering
“Apa/kah yang kamu bawa itu?”
sekali digunakan dalam pergaulan sehari-
Jawaban: hari pada masyarakat.
Aku matak deghian
“Saya membawa durian”. 3. Kata Tanya Kapan
Kata tanya kapan pada masyarakat
Jawaban dari pertanyaan tersebut
Serawai Seluma adalah Kebilo?. Kata kebilo
adalah durian, durian adalah benda berupa
bermaksud untuk menanyakan waktu yang
jenis buah-buahan.
menunjukkan kapan atau kejadian.
Jadi, kata tanya dio pada masyarakat
Fungsi : untuk menanyakan waktu.
Serawai Seluma digunakan untuk
menanyakan jenis benda atau kejadian. Pertanyaan:
Pengunaan kata dio merupakan sebagi Kebilo datuk sampai?
bentuk kata tanya apa/apakah dalam Kapan kakek datang ?
masyarakat Serawai Seluma. Dimana
penggunaan kata tersebut sering terdengar Jawaban:
Pagi datuk datang.
dalam tindak tutur atau pergaulan sehari-
Besok, kakek akan datang.
hari. Kata dio dapat digunakan pada orang .
tua atau anak. Jawaban dari pertanyaan tersebut
adalah besok. Kata besok merupakan
2. Kata Tanya Siapa keterangan waktu, jadi kata tanya kapan
Kata siapa pada masyarakat suku digunakan untuk menanyakan waktu. Pada
Serawai Kabupaten Seluma adalah sapo? masyarakat suku Serawai Seluma
Konteks kata sapo bertujuan untuk penggunaan kata kapan menjadi kata kebilo.
menanyakan orang baik itu jenis kelamin
perempuan/laki-laki. 4. Kata Tanya (di, ke, dari) Mana
Fungsi : untuk menanyakan orang. Kata tanya di, ke dan dari pada
masyarakat Serawai Seluma adalah dimano,
Pertanyaan: kemano dan kata dari adalah memakai kata
Sapo yang dapat juaro? jak yang menunjukkan darimana.

http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/disastra
167
Volume 2, Nomor 2, Juli 2020
ISSN 2655-3031 (P), 2655-7851 (O)

Fungsi: untuk menanyakan tempat/lokasi. biaya dalam bentuk upah/uang. Fungsi :


Untuk menanyakan jumlah, barang/uang
Pertanyaan: atau lebih bersifat ke nilai benda.
Dimano umah o?
Dimana rumahnya ?
Pertanyaan:
Berapa umurnya ?
Jawaban:
Begapo umur kaba?
Umah o di Bogor.
Rumahnya di Bogor.
Jawaban:
Umurnya sebelas tahun.
Pertanyaan:
Umur aku mbak kini 11 tahun.
Kemano Emak pegi?
Ke mana ibu pergi ?
Jawaban dari pertanyaan tersebut
Jawaban: adalah sebelas tahun. Sebelas tahun
Ibu pergi ke kantor. menyatakan jumlah. jadi,kata tanya berapa
Emak pegi ke kantur/ngantur. digunakan untuk menanyakan jumlah.
Kata tanya begapo sering dilakukan dalam
Pertanyaan: pergaulan dan melibatkan kegiatan jual beli
Jak dimano selendang itu datang? atau tawar menawar dalam masyarakat
Dari mana selendang itu berasal ?
Serawai Seluma.
Jawaban:
Selendang itu jak Bengkulu. 6. Kata Tanya Bagaimana
Selendang itu berasal dari Bengkulu. Kata tanya bagaiamana pada
masyarakat suku Serawai Seluma adalah
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan luakmano?. Kata luakmano biasanya
di atas adalah di Bengkulu, ke kantor, dan dipakai untuk menanyakan bagaimana
dari Bengkulu. Kata Kata itu merupakan proses atau kronologi cara atau proses. Kata
keterangan tempat, jadi, kata tanya di mana, ini bermaksud ingin tahu atau bermaksud
ke mana, dan dari mana digunakan untuk ingin lebih tahu.
menanyakan tempat. Kata Ibu dalam bahasa Fungsi : untuk menanyakan keadaan.
Serawai Emak.
Penggunaan kata kebilo adalah bentuk Pertanyaan:
kata tanya yang menyatakan kapan berada Luakmano cuaca saghini?
dilokasi/kedatangan ke suatu tempat. Kata Bagaimana keadaan cuaca hari ini?
kebilo lebih berkaitan dengan waktu. Kata
Jawaban:
kebilo banyak dipakai dimasyarakat Serawai
Aghi ni cuaca o lagi ujan deghas.
Seluma. Cuaca hari ini hujan deras

5. Kata Tanya Berapa Jawaban dari pertanyaan tersebut


Kata tanya berapa pada masyakat suku adalah hujan deras. Hujan deras menyatakan
Serawai Seluma adalah menggunakan kata keaadaanm jadi katanya tanya bagaimana
tanya begapo?. Kata ini menanyakan digunakan untuk menanyakan keadaan.
maksud berupa jumlah barang/benda atau

http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/disastra
168
Volume 2, Nomor 2, Juli 2020
ISSN 2655-3031 (P), 2655-7851 (O)

Penggunaan kata luakmano ini kalimat berita bernada turun, sedangkan


menunjukkan kegiatan proses atau tindakan pola kalimat Tanya bernada akhir naik, di
melakukan sesuatu. Kata ini bertujuan untuk samping nada suku terakhir yang lebih
bertanya jika ketidakmampuan atau tinggi sedikit dibandingkan dengan nada
ketidakpahaman seseorang terhadap suku terakhir pola intonasi kalimat berita.
pekerjaan . Bila kita membandingkan kalimat tanya
dengan kalimat berita maka terdapat
7. Kata Tanya Mengapa beberapa ciri yang dengan tegas
Pada masyarakat suku Serawai membedakannya dengan kalimat berita
Seluma, kata mengapa adalah ngapo?. Kata (Badudu, 2000: 5).
ngapo bermaksud menanyakan ada ada dan
apa alasannya? Fungsi: untuk menanyakan
alasan-sebab.

Pertanyaan:
Ngapolah Pak Adi nido datang?
Mengapa Pak Abdi Tidak datang?
Jawaban:
Pak Abdi Tidak datang mungkin
karena sibuk atau ada pekerjaan yang
tidak bisa ditinggalkan.

Kata mengapa dalam bahasa Serawai


adalah: ngapo?. Jawaban dari pertanyaan Gambar 1.1 Kalimat Tanya
tersebut adalah karena sibuk, karena sibuk
merupakan alasan, jadi kata tanya mengapa/ Simpulan
ngapo digunakan untuk menanyakan alasan. Simpulan dalam penelitian ini
Kalimat adalah gabungan dari dua adalah: kalimat interogatif dalam bahasa
buah kata atau lebih yang menghasilkan Serawai masyarakat Seluma kata tanya di,
suatu pengertian dan pola intonasi akhir. ke, dari menunjukkan (di, ke dan jakmano);
Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan kata tanya apa (dio); kata tanya siapa (sapo);
jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan kata tanya kapan (kebilo); kata tanya di, ke,
pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat dari (di, ke dan jak); kata tanya berapa
lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat (begapo); kata tanya bagaimana
pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, (luakmano); dan Kata tanya mengapa
dan lain sebagainya (Ali, 1991: 1). (ngapo). Jenis kata tanya tersebut berfungsi
Kalimat tanya adalah kalimat yang dan bertujuan untuk menanyakan sesuatu
mengandung suatu permintaan agar kita dan memerlukan jawaban atau tindakan.
diberitahu sesuatu karena kita tidak
mengetahui sesuatu hal. Kalimat ini
memiliki intonasi yang berbeda dengan pola
intonasi kalimat berita. Perbedaannya
terletak pada nada akhirnya. Pola intonasi

http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/disastra
169
Volume 2, Nomor 2, Juli 2020
ISSN 2655-3031 (P), 2655-7851 (O)

Daftar Pustaka
Markhamah. 2014. Ragam dan Analisis
Ali, Lukman dkk, 1997. Petunjuk Praktis Kalimat Bahasa Indonesia.
Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Surakarta: Muhammadiyah
Pembinaan dan Pengembangan University Press.
Bahasa.
Ramlan, M. 1983. Morfologi Suatu
Anton M. Moeliono. (edisi ketiga). 2003. Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta:
Tata Bahasa Baku Bahasa CV Karyono.
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Jakarta: Gramedia.
Indonesia Baku. Bandung: Pustaka
Prima. Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metoda
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Penelitian Linguistik Struktural.
Jakarta: Rineka Cipta. Surakarta: Sebelas Maret University
Press.
Chaer, Abdul. 2008. Linguistik Umum.
Jakarta: Rineka Cipta. Sudaryanto. 2017. Metode dan Aneka
Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis M. L. I. Komisariat Universitas
Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Gajah Mada.
Cipta.
Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-Asas Linguistik
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan. Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
2006. Kamus Besar Bahasa University Press.
Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Zaim, M. 2014. Metode Penelitian Bahasa
Dola, Abdullah. 2010. Tataran Sintaksis Metode Struktural. Padang:
dalam Gramatika Bahasa Indonesia. Universitas Negeri Padang.
Makassar: Badan Penerbit UNM.

Falah, M. Zaenal. 2008. Tata Bahasa


Indonesia untuk SMTP-SMTA-
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: CV
Karyono.

Finoza, Lamuddin. 2002. Komposisi Bahasa


Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus


Linguistik. Edisi Ketia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

Kusharyanti. Et al. 2005. Pesona Bahasa


Langkah Awal Memahami
Linguistik. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

http://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/disastra
170

Anda mungkin juga menyukai