Abstrak
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan penanda kata ganti orang dalam bahasa
Ternate. Sebagai bahasa etnik, bahasa Ternate memiliki keunikan tersendiri. Bahasa Ternate
memiliki keunikan tata bahasa yang berbeda dengan bahasa lainnya. Dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif, penelitian ini berhasil mengungkapkan bahwa dalam bahasa Ternate
terdapat bentuk-bentuk kata ganti orang, yaitu fajaru, fangare, ngori, ngom, ngone, ngon, ngana,
una, mina, dan ana yang merupakan morfem bebas sehingga dalam kalimat dapat berdiri sendiri
dan dalam kalimat aktif mengisi fungsi subjek (S). Selain itu, dalam bahasa ini juga terdapat
bentuk penanda kata ganti orang yang kedudukannya dalam tuturan maupun secara gramatika
tidak dapat berdiri sendiri. Meskipun demikian, bentuk terikat ini memiliki arti leksial, yaitu
sebagai penanda kata ganti orang. Bentuk-bentuk penanda kata ganti orang BT adalah: to-
(penanda pronomina persona pertama tunggal), mi- (penanda pronomina persona pertama jamak
eksklusif), si- (penanda pronomina persona pertama jamak inklusif), no- (penanda pronomina
persona kedua tunggal), ni- (penanda pronomina persona kedua jamak), o- (penanda pronomina
persona ketiga tunggal), dan i- (penanda pronomina persona ketiga jamak).
Kata kunci: bahasa Ternate, kata ganti orang, penanda kata ganti orang
Abstract
This research is aimed ti describe marker of personal pronouns in Ternate language. As an ethnic
language, Ternate language has its own uniqueness. Ternate language has the unique
grammatical that is different from other languages. By using the descriptive qualitative methods,
this study succeeded in revealing that in Ternate language there were forms of pronouns, namely
fajaru, fangare, ngori, ngom, ngone, ngon, ngana, una, mina, and ana which are free
morphemes, so that in sentences can stand alone and in active voice fill the function of Subject
(S). In addition, in this language there are also markers of personal pronouns whose position
both in speech and grammatically cannot stand alone in sentences but are attached to other
forms. However, this bound form has a lexical meaning, which is a marker of personal pronouns.
The markers of BT pronouns are: to- (marker of first singular personal pronoun), mi- (marker of
first plural exclusive personal pronouns), si- (marker of first plural inclusive personal pronouns),
no- (marker of second singular personal pronouns), no- (marker of second plural personal
pronouns), o- (marker of third singular personal pronoun), and i- (marker of third plural
personal pronoun).
Ety Duwila dan Nurfani, Penanda Kata Ganti Orang dalam Bahasa Ternate 71
71
1. Pendahuluan tersebut menegaskan bahwa Makeang Timur
Bahasa adalah salah satu unsur dalam kajian dan Kayoa adalah dua bahasa yang berbeda.
kebudayaan. Sebagaimana pengelompokan Terkait dengan jumlah, simpulan
yang dilakukan Koentjaraningrat (1990), dari beberapa penelitian tersebut, secara
tujuh unsur kebudayaan, salah satunya adalah metodologis memiliki argumentasi masing-
bahasa. Bahasa menjadi bagian terpenting dari masing yang dapat dipertanggungjawabkan
kehidupan manusia karena dapat menjadi dalam menentukannya sebagai sebuah bahasa
wadah interaksi. Pada praktiknya, setiap atau bukan. Hal yang patut dicermati adalah
komunitas memiliki bahasa masing-masing ketiganya membentangkan satu garis
karena dahulu masyarakat hidup berkelompok- kecenderungan yang sama, yakni bahasa-
kelompok. Kelompok-kelompok itu masih bahasa di Maluku Utara–jika diukur dari tiga
sangat sulit berinteraksi antara satu kelompok penelitian tersebut–secara diakronis jumlahnya
dengan kelompok lainnya semudah saat ini bergerak naik dari satu penelitian ke penelitian
karena terbatas dengan lingkungan geografis lain. Menurut Kepala Kantor Bahasa Maluku
dan akses. Oleh karena itu, kajian kebahasaan Utara, Syarifuddin (2019) dalam satu
sangat kaya untuk diteliti. kesempatan diskusi terbatas, jumlah itu bahkan
Grimes (2002) menyebutkan bahwa bisa bertambah jika dilakukan inventarisasi
bahasa daerah di Maluku Utara berjumlah 28 kembali.
bahasa. Pemetaan bahasa-bahasa di Maluku Dari jumlah bahasa itu, salah satunya
Utara oleh Fakultas Sastra dan Budaya, adalah bahasa Ternate yang menjadi objek
Universitas Khairun (2008) menyebutkan penelitian ini. Secara historis, bahasa Ternate
bahwa jumlah bahasa daerah di Maluku Utara (selanjutnya disingkat BT) dianggap sebagai
sebanyak 33 bahasa. Terbaru, inventarisasi bahasa kolano, ‘bahasa raja’, bahasa yang
yang dilakukan Kantor Bahasa Maluku Utara dipakai dalam komunikasi dengan pihak
(2011) menyimpulkan bahwa jumlah bahasa kerajaan atau kesultanan (Ibrahim, 2009:
daerah yang ada di Provinsi Maluku Utara 120). Sebagai bahasa raja, bahasa Ternate
sebanyak 36 bahasa. secara tidak langsung menjadi basantara
Ketiga penelitian tersebut dapat (lingua-franca) bagi semua etnik di Maluku
disimpulkan bahwa jumlah bahasa daerah di Utara pada zaman dahulu. Kini bahasa Ternate
Provinsi Maluku Utara berbeda-beda. hanya berlaku pada kantong-kantong
Sejumlah kalangan, melalui berbagai diskusi, penggunanya sebagai bahasa etnik karena
menyebutkan jumlah tersebut tidak mencapai bahasa Melayu Ternate sudah menggantikan
20-an bahasa. Hal ini didasarkan pada perannya sebagai basantara.
pandangan bahwa ada sejumlah bahasa di Sebagai bahasa etnik, bahasa Ternate
Maluku Utara yang memiliki tingkat kesamaan memiliki keunikan tersendiri. Sebagaimana
kata yang tinggi. Menurut Ibrahim, tingkat yang akan menjadi fokus penelitian ini, dalam
kesamaan kosakata pada bahasa-bahasa itu bahasa Ternate, bentuk kata yang menduduki
mencapai 80 persen. Penutur bahasa-bahasa itu fungsi predikat mengalami proses morfologis
sudah pasti saling memahami, tetapi ada (variasi baru) ketika kata ganti orang yang
semacam ego sektoral yang memandang mengisi fungsi subjek berubah. Dalam bahasa
bahasa yang hidup di lingkungan mereka Indonesia, proses morfologis semacam ini
memiliki keunikan tersendiri sehingga layak tidak terjadi. Misalnya, saya datang dan
dianggap sebagai bahasa tersendiri. Pada kasus mereka datang. Kata kerja datang tetap
bahasa Makeang Timur (Makeang Dalam) dan memiliki konfigurasi atau bentuk yang sama
Kayoa (Ngeilo), misalnya, kedua penutur meskipun kata ganti orang (pronomina
bahasa ini pada dasarnya saling memahami, persona) mengalami penyesuaian dari ‘saya’
tetapi dalam pemetaan bahasa atau ke ‘mereka.’ Contoh ini menegaskan salah
inventarisasi bahasa-bahasa di Maluku Utara satu bagian tentang bahasa. Jika ditelusuri
sebagaimana tiga penelitian yang disebutkan lebih jauh, ada banyak aspek yang dapat
Ety Duwila dan Nurfani, Penanda Kata Ganti Orang dalam Bahasa Ternate 73
73
dalam kajian sintaksis sebagai pembentuk 3. Pembahasan
satuan bahasa yang lebih besar, seperti frasa, 3.1 Kata Ganti Orang Bahasa Ternate
klausa dan kalimat. Kata dapat dikategorikan Dalam bahasa Ternate, kata ganti orang
berdasarkan perilakunya dalam satuan yang mengenal pengkelaminan kata, artinya kata
lebih besar. Sebuah kata dikatakan berkategori ganti ada yang disesuaikan dengan jenis
verba, misalnya hanya dari perilakunya dalam kelamin, seperti untuk menyatakan kata ganti
frasa. Ciri-ciri setiap kata dapat dijelaskan dari orang pertama tunggal dan kata ganti orang
sudut sintaksis. Untuk itu, dapat ditentukan ketiga tunggal dan ada yang pemakaiannya
kelas kata dalam sebuah bahasa. boleh ditujukan untuk laki-laki maupun
Di antara pembagian kelas kata tersebut di sekaligus perempuan, seperti untuk
atas, terdapat kelas kata ganti orang menyatakan kata ganti orang kedua tunggal.
(pronominal persona). Pronomina persona Dalam kamus bahasa Ternate karangan Atjo
adalah pronominal yang dipakai untuk (2008) disebutkan bahwa untuk menyatakan
mengacu pada orang. Pronomina dapat kata ganti orang pertama tunggal perempuan
mengacu pada diri sendiri, pada orang yang digunakan bentuk fajaru dan untuk
diajak bicara, maupun mengacu pada orang menyatakan kata ganti orang pertama tunggal
yang dibicarakan. Pada kajian sintaksis kata laki-laki digunakan fangare. Pemakaian kedua
ganti orang ini biasanya menduduki fungsi kata ganti orang tersebut dapat dilihat pada
Subjek. Dalam beberapa bahasa (termasuk contoh (1) dan (2) berikut.
dalam bahasa Ternate), dalam membentuk
kalimat terdapat bentuk penanda kata ganti (1) Fajaru to- uto tamate se rica
orang (pemarkah persona). Penanda ini kg1t(pr) p1t menanam tomat
berubah-ubah sesuai dengan kata ganti yang KONJ cabai
menduduki fungsi subjek (Alwi dkk., 2003). ‘Saya (pr) menanam tomat dan cabai di
kebun’
2. Metode Penelitian (2) Fangare to- tagi toma bane
Metode yang digunakan dalam penelitian ini kg1t(lk) p1t pergi PREP pantai
adalah kualitatif deskriptif. Metode itu dipilih ‘Saya (lk) pergi ke pantai’
karena berkaitan dengan tujuan penelitian ini,
yakni memperlihatkan wujud kata ganti orang Kedua bentuk pronomina persona tersebut
dan penanda kata ganti orang pada bahasa (fajaru/fangare) digunakan apabila lawan
Ternate. Dengan pendekatan ini, data-data bicaranya dianggap sebagai orang yang
kualitatif akan didapatkan dengan mudah dan dihormati pada saat bertutur dengan lawan
selanjutnya disajikan dalam bentuk deskriptif. tutur yang sepadan maka digunakan bentuk
Data-data yang dikumpulkan bersumber ngori, baik untuk laki-laki maupun
dari lapangan, yaitu dengan cara menggunakan perempuan, seperti dalam kalimat (3) berikut.
metode simak, cakap, rekam, catat, dan
instrumen. Sementara itu, pemilihan informan (3) Ngori to- tego toma dego-
dilakukan secara snow-balling sehingga dego
jumlanya tidak terbatas dan bergantung pada kg1t p1t duduk PREP tempat
kebutuhan analisis. duduk
Selanjutnya, data-data yang dikumpulkan ‘Saya (pr dan lk) duduk di tempat duduk’
akan dianalisis dan disajikan disertai dengan
contoh kalimat. Penjelasan harus disertai Kata ganti orang pertama jamak dalam
kalimat karena penanda kata ganti orang tidak bahasa Ternate terdiri atas dua bentuk, yaitu
bisa berdiri sendiri. ngom dan ngone. Bentuk ngom bersifat
eksklusif; artinya kata ganti orang pertama
jamak ini mencakupi pembicara atau penulis
dan orang lain di pihaknya, tetapi tidak
mencakupi orang lain di pihak pendengar atau
pembacanya. Sebaliknya, bentuk ngone
Kata ganti orang kedua bahasa Ternate Berdasarkan data yang telah diuraikan
mempunyai bentuk jamak, yaitu ngon. dapat dikemukakan bentuk-bentuk kata ganti
Penggunaan bentuk ini dapat dilihat dalam orang dalam bahasa Ternate seperti terlihat
kalimat (8) dan (9) berikut. dalam bagan berikut.
Bagan 1
(8) Ngon ni- uto koi toma Pronomina Persona Bahasa Ternate
gura Per- Makna
kg2j p2j menanam pisang sona
PREP kebun (o-
‘Kalian menanam pisang di kebun’ ra-
ng)
(9) Ngon ni- oro bira bolo Tunggal Jamak
ua? Netral Eksklusif Inklusif
kg2j p2j ambil beras KONJ
NEG? Perta fajaru
‘Kalian mengambil beras atau tidak’? -ma ‘saya ngom ngone
(peremp ‘kami’ ‘kita’
uan)’
Kata ganti orang ketiga tunggal BT
fangare
mempunyai dua bentuk yang disesuaikan ‘saya
dengan jenis kelamin, yaitu bentuk una, (laki-
dipakai untuk menyatakan kata ganti orang laki)’
ketiga tunggal laki-laki dan mina, dipakai ngori
untuk menyatakan kata ganti orang ketiga ‘saya
Ety Duwila dan Nurfani, Penanda Kata Ganti Orang dalam Bahasa Ternate 75
75
(peremp 3.2.1 Bentuk i-
uan atau Pemakaian bentuk penanda kata ganti orang
laki-laki ketiga jamak i- dapat dilihat pada contoh (14)
umum) berikut.
Pada kalimat (17), fungsi (S) diisi oleh Kalimat tersebut berpola SPOK. Fungsi
kata fajaru orang ketiga tunggal perempuan (S) diisi oleh ngon sebagai kata ganti orang
diikuti kata tooho ‘makan’ yang merupakan kedua jamak, fungsi (P) diisi oleh bentuk niuto
bentuk kompleks karena terbentuk dari yang terbentuk dari bentuk dasar uto ‘tanam’
penanda kata ganti orang ketiga tunggal (to-) dan ni- sebagai penanda kata ganti orang
dan bentuk oho ‘makan’. Bentuk kompleks ini kedua jamak, fungsi (O) diisi oleh koi
mengisi fungsi (P). Fungsi (O) diisi oleh koi ‘pisang’, dan fungsi (Ket) di isi oleh frase
‘pisang, se ‘dan’, igo ‘kelapa’. Fungsi (S) toma gura ‘di kebun’.
pada kalimat (18) diisi oleh fangare ‘kata ganti
orang ketiga tunggal perempuan’ fungsi (P) 3.2.5 Bentuk no-
diisi oleh kata toutu ‘memetik’ yang terbentuk Bentuk no- merupakan penanda kata ganti
dari to- ‘penanda kata ganti orang ketiga orang kedua tunggal. Pemakaian bentuk ini
tunggal’ dan utu ‘petik’. Kata guae ‘mangga’ seperti dalam kalimat (22) berikut.
mengisi fungsi (O) dalam kalimat ini dan
(22) Ngana no- gulaha ake guraka
diikuti frase toma ‘di’, fala ‘rumah’, mangara
kg2t p2t buat air jahe
‘depan’ yang mengisi fungsi (Ket). Sementara ‘Kamu membuat air jahe’.
pada kalimat (19), fungsi (S) diisi oleh ngori
(kata ganti orang pertama tunggal baik laki- Kalimat (22) terdiri atas bentuk ngana
laki maupun perempuan), fungsi (P) diisi oleh yaitu kata ganti orang kedua tunggal yang
tooho yang terbentuk dari bentuk dasar oho mengisi fungsi (S), bentuk nogulaha yang
‘makan’ dan bentuk penanda to-, serta fungsi terbentuk dari bentuk dasar gulaha ‘buat’ dan
(O) diisi oleh kata bira ‘makan’. no- sebagai penanda kata ganti orang kedua
tunggal yang mengisi fungsi (P) dan kata
3.2.3 Bentuk mi- majemuk ake guraka ‘air jahe’ yang mengisi
Penanda kata ganti orang pertama jamak fungsi (O).
eksklusif, ngom adalah bentuk mi-, seperti
dalam kalimat (20) berikut. 3.2.6 Bentuk si-
Penanda kata ganti orang pertama jamak
(20) Ngom mi- Hotu raima inklusif yaitu bentuk si-. Pemakaian bentuk ini
Kg1j(eks) p1j(eks) tidur sudah
dapat dilihat pada contoh kalimat (23) berikut.
‘Kami sudah tidur’
(23) Ngone si- waho Koi ne
Kalimat dapat dianalisis sebagai berikut; kgij(ink) p1j(ink) hancur pisang
fungsi (S) diisi oleh ngom ‘kata ganti orang DET
pertama jamak’, frase mihotu raima mengisi Kami menghancurkan pisang ini’.
fungsi (P) yang terbentuk dari bentuk dasar
Ety Duwila dan Nurfani, Penanda Kata Ganti Orang dalam Bahasa Ternate 77
77
Kalimat tersebut di atas berpola SPO. Tung- Jamak
Fungsi (S) diisi oleh ngone sebagai kata ganti gal
orang pertama jamak inklusif, fungsi (P) diisi Netral Eksklusif Inklusif
oleh kata siwaho yang terbentuk dari bentuk Per- to- mi- si-
dasar waho ‘hancur’ dan bentuk si- sebagai tama
penanda kata ganti orang pertama jamak Kedua no- ni-
inklusif, dan fungsi (O) diisi oleh frase koi ne Ketiga o- i-
yang bermakna pisang ini.
4. Simpulan
3.2.7 Bentuk o- Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan
Bentuk o- dipakai sebagai penanda kata ganti bahwa dalam bahasa Ternate terdapat bentuk-
orang ketiga tunggal baik laki-laki, una atau bentuk kata ganti orang, yaitu fajaru, fangare,
perempuan, mina. Pemakaian kedua bentuk ngori, ngom, ngone, ngon, ngana, una, mina,
penanda tersebut dapat dilihat pada contoh dan ana yang merupakan morfem bebas
(24) dan (25) berikut. sehingga dalam kalimat dapat berdiri sendiri
dan dalam kalimat aktif mengisi fungsi Subjek
(24) Una o- tagi toma Tidore
(S). Selain itu, dalam bahasa ini juga terdapat
kg3t(lk) p3t pergi PREP
Tidore bentuk penanda kata ganti orang yang
‘Dia (laki-laki) pergi ke Tidore’. kedudukannya, baik dalam tuturan maupun
secara gramatikal, tidak dapat berdiri sendiri
(25) Mina o- kudiho Raima dalam kalimat tetapi melekat pada bentuk lain.
kg3t(pr) p3t pulang sudah Meskipun demikian, bentuk terikat ini
‘Dia (perempuan) telah pulang’. memiliki arti leksikal, yaitu sebagai penanda
kata ganti orang. Bentuk-bentuk penanda kata
Kalimat (24) dan (25) dapat dianalisis ganti orang BT adalah: to-, mi-, si-, no-, ni-,
sebagai berikut. Fungsi (S) pada kedua kalimat o-, dan i-.
tersebut masing-masing diisi oleh Una sebagai
kata ganti orang ketiga tunggal laki-laki dan Daftar Pustaka
mina sebagai kata ganti orang ketiga Alwi, Hasan, dkk. (2003). Tata Bahasa Baku
perempuan. Fungsi (P) pada kalimat (24) diisi bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
oleh otagi yang terbentuk dari bentuk dasar Pustaka.
tagi ‘pergi’ dan bentuk o- sebagai penanda Atjo, Rusli Andi. (2008). Kamus Ternate
kata ganti orang dan pada kalimat (25) diisi Indonesia. Jakarta: Cikoro Printing.
oleh frasa okudiho raima yang terdiri atas kata Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa
kata okudiho ‘pulang’ dan raima ‘sudah’. Kata Indoensia (Pendekatan Proses).
okudiho terbentuk dari kata kudiho ‘pulang’ Jakarta: PT Rineka Cipta.
dan bentuk dasar o- sebagai penanda kata ganti Chaer, Abdul. (2008). Morfologi Bahasa
ketiga tunggal. Sementara itu, fungsi (Ket) Indonesia (pendekatan proses).
pada (25) diisi oleh frasa toma Tidore ‘di Jakarta: Rineka Cipta.
Tidore’. Fokaaya, Nurhayati, dkk. (2014). Bahasa-
Bentuk-bentuk penanda kata ganti orang Bahasa Daerah di Maluku Utara.
BT seperti yang telah diuraikan sebelumnya Kantor Bahasa Maluku Utara, Provinsi
dapat dibagankan sebagai berikut. Maluku Utara.
Bagan 2 Grimes, Barbara A. (ed). (2002). Ethnologue:
Pemarkah Pronomina Persona BT Languages of the World. Dallas,
Penan- Makna Texas: SIL International
da Ibrahim, Gufran A. (2009). Metamorfosa
kata
Sosial dan Kepunahan Bahasa.
ganti
Ternate: LepKhair
orang
Ety Duwila dan Nurfani, Penanda Kata Ganti Orang dalam Bahasa Ternate 79
79