Anda di halaman 1dari 9

PENANDA KATA GANTI ORANG DALAM BAHASA TERNATE

MARKER OF PERSONAL PRONOUNS IN TERNATE LANGUAGE

Ety Duwila* dan Nurfani**


*Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Khairun
Jalan Jusuf Abdulrahman, Kelurahan Gambesi, Ternate, Indonesia
(085240067947, Ety_duwila@yahoo.com)
**Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Khairun
Jalan Jusuf Abdulrahman, Kelurahan Gambesi, Ternate, Indonesia
(081343409100, fla_damayanti@yahoo.com)

Abstrak
Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan penanda kata ganti orang dalam bahasa
Ternate. Sebagai bahasa etnik, bahasa Ternate memiliki keunikan tersendiri. Bahasa Ternate
memiliki keunikan tata bahasa yang berbeda dengan bahasa lainnya. Dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif, penelitian ini berhasil mengungkapkan bahwa dalam bahasa Ternate
terdapat bentuk-bentuk kata ganti orang, yaitu fajaru, fangare, ngori, ngom, ngone, ngon, ngana,
una, mina, dan ana yang merupakan morfem bebas sehingga dalam kalimat dapat berdiri sendiri
dan dalam kalimat aktif mengisi fungsi subjek (S). Selain itu, dalam bahasa ini juga terdapat
bentuk penanda kata ganti orang yang kedudukannya dalam tuturan maupun secara gramatika
tidak dapat berdiri sendiri. Meskipun demikian, bentuk terikat ini memiliki arti leksial, yaitu
sebagai penanda kata ganti orang. Bentuk-bentuk penanda kata ganti orang BT adalah: to-
(penanda pronomina persona pertama tunggal), mi- (penanda pronomina persona pertama jamak
eksklusif), si- (penanda pronomina persona pertama jamak inklusif), no- (penanda pronomina
persona kedua tunggal), ni- (penanda pronomina persona kedua jamak), o- (penanda pronomina
persona ketiga tunggal), dan i- (penanda pronomina persona ketiga jamak).

Kata kunci: bahasa Ternate, kata ganti orang, penanda kata ganti orang

Abstract
This research is aimed ti describe marker of personal pronouns in Ternate language. As an ethnic
language, Ternate language has its own uniqueness. Ternate language has the unique
grammatical that is different from other languages. By using the descriptive qualitative methods,
this study succeeded in revealing that in Ternate language there were forms of pronouns, namely
fajaru, fangare, ngori, ngom, ngone, ngon, ngana, una, mina, and ana which are free
morphemes, so that in sentences can stand alone and in active voice fill the function of Subject
(S). In addition, in this language there are also markers of personal pronouns whose position
both in speech and grammatically cannot stand alone in sentences but are attached to other
forms. However, this bound form has a lexical meaning, which is a marker of personal pronouns.
The markers of BT pronouns are: to- (marker of first singular personal pronoun), mi- (marker of
first plural exclusive personal pronouns), si- (marker of first plural inclusive personal pronouns),
no- (marker of second singular personal pronouns), no- (marker of second plural personal
pronouns), o- (marker of third singular personal pronoun), and i- (marker of third plural
personal pronoun).

Keywords: Ternate language, personal pronouns, marker of personal pronouns

Ety Duwila dan Nurfani, Penanda Kata Ganti Orang dalam Bahasa Ternate 71
71
1. Pendahuluan tersebut menegaskan bahwa Makeang Timur
Bahasa adalah salah satu unsur dalam kajian dan Kayoa adalah dua bahasa yang berbeda.
kebudayaan. Sebagaimana pengelompokan Terkait dengan jumlah, simpulan
yang dilakukan Koentjaraningrat (1990), dari beberapa penelitian tersebut, secara
tujuh unsur kebudayaan, salah satunya adalah metodologis memiliki argumentasi masing-
bahasa. Bahasa menjadi bagian terpenting dari masing yang dapat dipertanggungjawabkan
kehidupan manusia karena dapat menjadi dalam menentukannya sebagai sebuah bahasa
wadah interaksi. Pada praktiknya, setiap atau bukan. Hal yang patut dicermati adalah
komunitas memiliki bahasa masing-masing ketiganya membentangkan satu garis
karena dahulu masyarakat hidup berkelompok- kecenderungan yang sama, yakni bahasa-
kelompok. Kelompok-kelompok itu masih bahasa di Maluku Utara–jika diukur dari tiga
sangat sulit berinteraksi antara satu kelompok penelitian tersebut–secara diakronis jumlahnya
dengan kelompok lainnya semudah saat ini bergerak naik dari satu penelitian ke penelitian
karena terbatas dengan lingkungan geografis lain. Menurut Kepala Kantor Bahasa Maluku
dan akses. Oleh karena itu, kajian kebahasaan Utara, Syarifuddin (2019) dalam satu
sangat kaya untuk diteliti. kesempatan diskusi terbatas, jumlah itu bahkan
Grimes (2002) menyebutkan bahwa bisa bertambah jika dilakukan inventarisasi
bahasa daerah di Maluku Utara berjumlah 28 kembali.
bahasa. Pemetaan bahasa-bahasa di Maluku Dari jumlah bahasa itu, salah satunya
Utara oleh Fakultas Sastra dan Budaya, adalah bahasa Ternate yang menjadi objek
Universitas Khairun (2008) menyebutkan penelitian ini. Secara historis, bahasa Ternate
bahwa jumlah bahasa daerah di Maluku Utara (selanjutnya disingkat BT) dianggap sebagai
sebanyak 33 bahasa. Terbaru, inventarisasi bahasa kolano, ‘bahasa raja’, bahasa yang
yang dilakukan Kantor Bahasa Maluku Utara dipakai dalam komunikasi dengan pihak
(2011) menyimpulkan bahwa jumlah bahasa kerajaan atau kesultanan (Ibrahim, 2009:
daerah yang ada di Provinsi Maluku Utara 120). Sebagai bahasa raja, bahasa Ternate
sebanyak 36 bahasa. secara tidak langsung menjadi basantara
Ketiga penelitian tersebut dapat (lingua-franca) bagi semua etnik di Maluku
disimpulkan bahwa jumlah bahasa daerah di Utara pada zaman dahulu. Kini bahasa Ternate
Provinsi Maluku Utara berbeda-beda. hanya berlaku pada kantong-kantong
Sejumlah kalangan, melalui berbagai diskusi, penggunanya sebagai bahasa etnik karena
menyebutkan jumlah tersebut tidak mencapai bahasa Melayu Ternate sudah menggantikan
20-an bahasa. Hal ini didasarkan pada perannya sebagai basantara.
pandangan bahwa ada sejumlah bahasa di Sebagai bahasa etnik, bahasa Ternate
Maluku Utara yang memiliki tingkat kesamaan memiliki keunikan tersendiri. Sebagaimana
kata yang tinggi. Menurut Ibrahim, tingkat yang akan menjadi fokus penelitian ini, dalam
kesamaan kosakata pada bahasa-bahasa itu bahasa Ternate, bentuk kata yang menduduki
mencapai 80 persen. Penutur bahasa-bahasa itu fungsi predikat mengalami proses morfologis
sudah pasti saling memahami, tetapi ada (variasi baru) ketika kata ganti orang yang
semacam ego sektoral yang memandang mengisi fungsi subjek berubah. Dalam bahasa
bahasa yang hidup di lingkungan mereka Indonesia, proses morfologis semacam ini
memiliki keunikan tersendiri sehingga layak tidak terjadi. Misalnya, saya datang dan
dianggap sebagai bahasa tersendiri. Pada kasus mereka datang. Kata kerja datang tetap
bahasa Makeang Timur (Makeang Dalam) dan memiliki konfigurasi atau bentuk yang sama
Kayoa (Ngeilo), misalnya, kedua penutur meskipun kata ganti orang (pronomina
bahasa ini pada dasarnya saling memahami, persona) mengalami penyesuaian dari ‘saya’
tetapi dalam pemetaan bahasa atau ke ‘mereka.’ Contoh ini menegaskan salah
inventarisasi bahasa-bahasa di Maluku Utara satu bagian tentang bahasa. Jika ditelusuri
sebagaimana tiga penelitian yang disebutkan lebih jauh, ada banyak aspek yang dapat

Gramatika, Volume VII, Nomor 1, Januari—Juni 2019 72


72
memperlihatkan ciri pembeda di antara Dengan menggunakan dua konsep ini,
banyaknya bahasa tersebut. perubahan-perubahan yang terjadi pada bentuk
Semua bahasa pada dasarnya memiliki dasar atau kata-kata bentukan dapat
pola-pola dasar yang dapat dijelaskan, diidentifikasi perannya.
termasuk bahasa Ternate. Setiap bahasa Rochelle Lieber dalam introduction
memiliki ciri khas tertentu yang morphology mengatakan bahwa morphology is
membedakannya dari bahasa lain. Ciri khas ini the study of word formation, including the
dapat berbentuk bunyi, kata, frasa, kalimat, ways new words are coined in the languages
ataupun dari segi suprasegmentalnya. Bahasa of the world, and the way forms of the words
Ternate juga memiliki ciri-ciri khas yang are varied depending on how they are used in
membedakannya dari bahasa lain. Misalnya, sentences (2009: 2). Pandangan ini
dalam hal bunyi; BT tidak mengenal bunyi [∂], mengarahkan kita pada satu pemahaman
dalam hal pembentukkan kata; BT memiliki bahwa fokus utama kajian morfologi adalah
bentuk penanda kata ganti orang; dan kata-kata kata atau variasi kata yang dikembangkan
dalam BT cendrung berakhir dengan vokal menjadi kata-kata baru berdasarkan kebutuhan
(ciri bahasa vokalis, kecuali bunyi nasal itu penutur dalam setiap tindak tuturnya (speech
pun sebagian kecil saja. Mengenai act).
pembentukan kata BT cukup menarik untuk Hal yang sama juga dikemukakan Abdul
dikaji karena selain merupakan kajian Chaer. Secara detail, Chaer (2008: 3)
morfologi juga sekaligus melibatkan kajian menjelaskan bahwa morfologi sebenarnya
sintaksis. Hal ini dapat terjadi karena ujaran berasal dari dua kata, yakni morf yang berarti
berupa kalimat meskipun itu hanya kalimat ‘bentuk’ dan logi yang berarti ‘ilmu’. Dengan
sederhana SP (subjek-predikat) dibentuk demikian, secara harfiah, morfologi adalah
(kajian sintaksis), akan sekaligus terbentuk ilmu mengenai bentuk. Di dalam linguistik,
kata kompleks (bentuk dasar + bentuk terikat) bentuk yang dimaksudkan adalah bentuk-
yang mengisi fungsi predikat. Sebagai contoh, bentuk atau pembentukan kata.
kalimat Fajaru totagi toma gura dapat Sementara Ramlan (2001), secara
dianalisis sebagai berikut: fungsi subjek (S) sederhana menjelaskan bahwa konsep tetang
diisi oleh Fajaru ‘orang pertama tunggal morofologi adalag ilmu yang mempeajari
perempuan’, fungsi predikat (P) diisi oleh tentang pembentukan kata.
totagi ‘pergi’, dan fungsi keterangan (Ket) Dalam sebuah analisis morfologi, satuan
diisi oleh toma gura ‘ke kebun’. Kata totagi terkecil baik yang sudah menjadi kata atau
yang mengisi fungsi predikat berkategori belum menjadi kata perlu diuraikan karena itu
verbal yang bermakna ‘pergi’ terbentuk dari semua merupakan titik awal proses
bentuk dasar tagi ‘pergi’ dan bentuk terikat pembentukan sebuah kata. Dengan demikian,
to= sebagai penanda kata ganti orang pertama bentuk kata dasar dan proses pembentukan
tunggal. selanjutnya dapat dideskripsikan.
Ada banyak pola-pola dasar bahasa Selanjutnya, konsep kedua yang
Ternate yang secara lingusitik dapat digunakan dalam penelitian ini adalah
dijelaskan. Akan tetapi, dalam penelitian ini, sintaksis. Ada banyak batasan sintaksis yang
kajian hanya difokuskan pada kajian tentang dikemukakan oleh para linguis, salah satunya
pronomina persona dan pemarkah pronomina adalah Abdul Chaer. Menurutnya, sintaksis
persona yang menjadi salah satu ciri keunikan adalah subsistem yang membicarakan
bahasa Ternate. penataan dan pengaturan kata-kata itu ke
Secara garis besar, penelitian ini dalam satuan-satuan yang lebih besar, yang
menggunakan dua konsep besar, yakni disebut satuan-satuan sintaksis Chaer (2009:
morfologi dan sintaksis. Morfologi dipakai 3).
untuk memahami proses pembentukan kata, Menurut Kridalaksana (2007) kata
sementara sintaksis digunakan sebagai acuan sebagai satuan terbesar dalam kajian morfologi
melihat proses pembentukan sebuah kalimat. merupakan satuan yang juga dibicarakan di

Ety Duwila dan Nurfani, Penanda Kata Ganti Orang dalam Bahasa Ternate 73
73
dalam kajian sintaksis sebagai pembentuk 3. Pembahasan
satuan bahasa yang lebih besar, seperti frasa, 3.1 Kata Ganti Orang Bahasa Ternate
klausa dan kalimat. Kata dapat dikategorikan Dalam bahasa Ternate, kata ganti orang
berdasarkan perilakunya dalam satuan yang mengenal pengkelaminan kata, artinya kata
lebih besar. Sebuah kata dikatakan berkategori ganti ada yang disesuaikan dengan jenis
verba, misalnya hanya dari perilakunya dalam kelamin, seperti untuk menyatakan kata ganti
frasa. Ciri-ciri setiap kata dapat dijelaskan dari orang pertama tunggal dan kata ganti orang
sudut sintaksis. Untuk itu, dapat ditentukan ketiga tunggal dan ada yang pemakaiannya
kelas kata dalam sebuah bahasa. boleh ditujukan untuk laki-laki maupun
Di antara pembagian kelas kata tersebut di sekaligus perempuan, seperti untuk
atas, terdapat kelas kata ganti orang menyatakan kata ganti orang kedua tunggal.
(pronominal persona). Pronomina persona Dalam kamus bahasa Ternate karangan Atjo
adalah pronominal yang dipakai untuk (2008) disebutkan bahwa untuk menyatakan
mengacu pada orang. Pronomina dapat kata ganti orang pertama tunggal perempuan
mengacu pada diri sendiri, pada orang yang digunakan bentuk fajaru dan untuk
diajak bicara, maupun mengacu pada orang menyatakan kata ganti orang pertama tunggal
yang dibicarakan. Pada kajian sintaksis kata laki-laki digunakan fangare. Pemakaian kedua
ganti orang ini biasanya menduduki fungsi kata ganti orang tersebut dapat dilihat pada
Subjek. Dalam beberapa bahasa (termasuk contoh (1) dan (2) berikut.
dalam bahasa Ternate), dalam membentuk
kalimat terdapat bentuk penanda kata ganti (1) Fajaru to- uto tamate se rica
orang (pemarkah persona). Penanda ini kg1t(pr) p1t menanam tomat
berubah-ubah sesuai dengan kata ganti yang KONJ cabai
menduduki fungsi subjek (Alwi dkk., 2003). ‘Saya (pr) menanam tomat dan cabai di
kebun’
2. Metode Penelitian (2) Fangare to- tagi toma bane
Metode yang digunakan dalam penelitian ini kg1t(lk) p1t pergi PREP pantai
adalah kualitatif deskriptif. Metode itu dipilih ‘Saya (lk) pergi ke pantai’
karena berkaitan dengan tujuan penelitian ini,
yakni memperlihatkan wujud kata ganti orang Kedua bentuk pronomina persona tersebut
dan penanda kata ganti orang pada bahasa (fajaru/fangare) digunakan apabila lawan
Ternate. Dengan pendekatan ini, data-data bicaranya dianggap sebagai orang yang
kualitatif akan didapatkan dengan mudah dan dihormati pada saat bertutur dengan lawan
selanjutnya disajikan dalam bentuk deskriptif. tutur yang sepadan maka digunakan bentuk
Data-data yang dikumpulkan bersumber ngori, baik untuk laki-laki maupun
dari lapangan, yaitu dengan cara menggunakan perempuan, seperti dalam kalimat (3) berikut.
metode simak, cakap, rekam, catat, dan
instrumen. Sementara itu, pemilihan informan (3) Ngori to- tego toma dego-
dilakukan secara snow-balling sehingga dego
jumlanya tidak terbatas dan bergantung pada kg1t p1t duduk PREP tempat
kebutuhan analisis. duduk
Selanjutnya, data-data yang dikumpulkan ‘Saya (pr dan lk) duduk di tempat duduk’
akan dianalisis dan disajikan disertai dengan
contoh kalimat. Penjelasan harus disertai Kata ganti orang pertama jamak dalam
kalimat karena penanda kata ganti orang tidak bahasa Ternate terdiri atas dua bentuk, yaitu
bisa berdiri sendiri. ngom dan ngone. Bentuk ngom bersifat
eksklusif; artinya kata ganti orang pertama
jamak ini mencakupi pembicara atau penulis
dan orang lain di pihaknya, tetapi tidak
mencakupi orang lain di pihak pendengar atau
pembacanya. Sebaliknya, bentuk ngone

Gramatika, Volume VII, Nomor 1, Januari—Juni 2019 74


74
bersifat inklusif; artinya, kata ganti orang tunggal perempuan. Kedua bentuk kata ganti
pertama jamak ini mencakupi tidak saja orang tersebut masing-masing dapat dilihat
pembicara/penulis, tetapi juga pada contoh kalimat (10) dan (11) berikut.
pendengar/pembicara, dan mungkin pula pihak
lain. Penggunaan kedua bentuk kata ganti ini (10) Una o- tagi toma Jakarta
dapat dilihat pada contoh kalimat (4) dan (5). Ua
kg3t (lk) p3t pergi PREP
(4) Ngom mi- kudiho toma fala Jakarta NEG.
kg1j(eks) p1j(eks) Pulang ‘Dia (lk) tidak pergi ke Jakarta’
PREP rumah (11) Mina o- tagi toma gura
‘Kami pulang ke rumah’ utu
kg3t(pr) p3t pergi PREP kebun
(5) Ngone si- lamo fala petik
Kg1j(ink) p1j(ink) besar rumah ‘Dia (pr) pergi ke kebun memetik ketimun’
‘Kita besarkan rumah’
Kata ganti orang ketiga jamak bahasa
Pronomina persona kedua tunggal BT, Ternate adalah ana, seperti pada contoh
ngana digunakan dalam percakapan, baik kalimat (12) dan (13) berikut.
untuk laki-laki maupun perempuan, seperti
terlihat pada contoh (6) dan (7) berikut ini. (12) Ana i- sinanga koi se
Bonci
(6) Ngana no- Dahe Lefo kg3j p3j menggoreng pisang
kg2t p2t Dapat Buku KONJ Kacang
‘Mereka menggoreng pisang dan kacang’
‘Kamu mendapat buku’
(13) Ana i- tego toma dego-dego
(7) Ngana no- Tagi sekola. kg3j p3j duduk PREP tempat
kg2t p2t Dapat Buku duduk
‘Kamu pergi ke sekolah’ ‘Mereka duduk di tempat duduk’.

Kata ganti orang kedua bahasa Ternate Berdasarkan data yang telah diuraikan
mempunyai bentuk jamak, yaitu ngon. dapat dikemukakan bentuk-bentuk kata ganti
Penggunaan bentuk ini dapat dilihat dalam orang dalam bahasa Ternate seperti terlihat
kalimat (8) dan (9) berikut. dalam bagan berikut.
Bagan 1
(8) Ngon ni- uto koi toma Pronomina Persona Bahasa Ternate
gura Per- Makna
kg2j p2j menanam pisang sona
PREP kebun (o-
‘Kalian menanam pisang di kebun’ ra-
ng)
(9) Ngon ni- oro bira bolo Tunggal Jamak
ua? Netral Eksklusif Inklusif
kg2j p2j ambil beras KONJ
NEG? Perta fajaru
‘Kalian mengambil beras atau tidak’? -ma ‘saya ngom ngone
(peremp ‘kami’ ‘kita’
uan)’
Kata ganti orang ketiga tunggal BT
fangare
mempunyai dua bentuk yang disesuaikan ‘saya
dengan jenis kelamin, yaitu bentuk una, (laki-
dipakai untuk menyatakan kata ganti orang laki)’
ketiga tunggal laki-laki dan mina, dipakai ngori
untuk menyatakan kata ganti orang ketiga ‘saya

Ety Duwila dan Nurfani, Penanda Kata Ganti Orang dalam Bahasa Ternate 75
75
(peremp 3.2.1 Bentuk i-
uan atau Pemakaian bentuk penanda kata ganti orang
laki-laki ketiga jamak i- dapat dilihat pada contoh (14)
umum) berikut.

(14) Ana i- tagi toma Gura


Ke- ngana ngon
dua ‘kamu’ ‘kalian kg3j p3j pergi PREP Kebun
’ ‘Mereka pergi ke kebun’.
Ke- una ‘dia ana
Kalimat di atas dapat dianalisis sebagai
tiga laki- ‘merek
laki’ a’ berikut. Bentuk ana ‘mereka’ adalah kata ganti
mina orang ketiga jamak yang mengisi fungsi subjek
‘dia (S), i- adalah bentuk penanda kata ganti orang
perempu ketiga jamak yang keberadaannya melekat
an’ pada bentuk dasar tagi ‘pergi’ yang mengisi
fungsi predikat (P). Bentuk toma ‘ke’
Kata ganti orang BT tersebut memiliki merupakan preposisi dan gura ‘kebun’
fungsi sebagai salah satu pembentuk kalimat mengisi fungsi keterangan (Ket) dalam kalimat
(pengisi fungsi subjek) yang dapat berdiri tersebut. Pemarkah persona ketiga jamak i-
sendiri tanpa melekat pada bentuk lain atau juga dapat dilihat pada contoh (15) dan (16)
pada morfem lain yang ada di lingkungannya, sebagai berikut.
artinya kata ganti orang BT merupakan
morfem bebas. (15) Ana i- uto tamate se
Rica
3.2 Penanda Kata Ganti Orang Bahasa kg3j p3j tanam tomat KONJ
Ternate Cabai
‘Mereka menanam tomat dan cabai’.
Penanda kata ganti orang atau pemarkah
persona BT adalah bentuk terikat yang dalam (16) Ana i- tego toma dego-dego
tuturan maupun secara gramatikal tidak dapat kg3j p3j duduk PREP tempat
berdiri sendiri melainkan melekat dengan duduk
bentuk lain. Meskipun tidak sanggup berdiri ‘Mereka duduk di tempat duduk’.
sendiri dalam tuturan ataupun secara
gramatikal, bentuk ini memiliki arti leksikal, Pada kalimat (15) dan (16), fungsi (S)
yaitu sebagai penanda kata ganti orang. Ketika diisi oleh ana ‘mereka’, fungsi (P) masing-
yang berbicara adalah orang pertama tunggal masing diisi oleh i- ‘penanda kata ganti orang
perempuan, fajaru misalnya, maka bentuk ketiga jamak’ dan uto ‘tanam’ dan i- ‘penanda
penanda yang dipakai adalah bentuk to- ketika kata ganti orang jamak’ dan tego ‘duduk’, dan
bentuk yang digunakan merupakan orang fungsi (O) pada (15) diisi oleh tamate ‘tomat’,
kedua tunggal, ngana maka dipakai bentuk no- se ‘dan’ rica ‘cabai’, serta fungsi (Ket) pada
dan bentuk yang digunakan merupakan orang (16) diisi oleh frase toma ‘di’ dan dego-dego
ketiga tunggal laki-laki, una maka dipakai ‘tempat duduk’.
bentuk o-. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa
bentuk-bentuk ini adalah bentuk klitik. Karena 3.2.2 Bentuk to-
merupakan bentuk terikat, penanda kata ganti Penanda kata ganti orang pertama tunggal
orang dalam BT melekat pada bentuk dasar perempuan, fajaru dan penanda kata ganti
yang mengisi fungsi predikat. Sebagai contoh pertama tunggal laki-laki, fangare, serta
dapat dilihat pada beberapa bentuk kalimat di penanda kata ganti orang pertama tunggal
bawah ini. netral, ngori adalah to- seperti terlihat pada
contoh kalimat (17), (18), dan (19) di bawah
ini.

Gramatika, Volume VII, Nomor 1, Januari—Juni 2019 76


76
(17) Fajaru to- oho koi se igo hotu ‘tidur’ dan mi- sebagai penanda kata ganti
kg1t(pr) p1t makan pisang orang pertama jamak dan bentuk kala raima
KONJ Kelapa ‘sudah’.
‘Saya (pr) makan pisang dan kelapa’.
3.2.4 Bentuk ni-
(18) Fangare to- utu guae toma fala
mangara
Untuk penanda kata ganti orang kedua jamak,
kg1t(lk) p1t memetik mangga ngon digunakan bentuk ni-, seperti contoh
PREP rumah Depan kalimat (21) di bawah ini.
‘Saya (pr) memetik mangga di depan
rumah’. (21) Ngon ni- otu koi toma
Gura
(19) Ngori to- oho bira kg2j p2j tanam pisang PREP
kg1t (pr atau lk) p1t Makan nasi Kebun
‘Saya (pr atau lk) makan nasi’. ‘Kalian menanam pisang di kebun’.

Pada kalimat (17), fungsi (S) diisi oleh Kalimat tersebut berpola SPOK. Fungsi
kata fajaru orang ketiga tunggal perempuan (S) diisi oleh ngon sebagai kata ganti orang
diikuti kata tooho ‘makan’ yang merupakan kedua jamak, fungsi (P) diisi oleh bentuk niuto
bentuk kompleks karena terbentuk dari yang terbentuk dari bentuk dasar uto ‘tanam’
penanda kata ganti orang ketiga tunggal (to-) dan ni- sebagai penanda kata ganti orang
dan bentuk oho ‘makan’. Bentuk kompleks ini kedua jamak, fungsi (O) diisi oleh koi
mengisi fungsi (P). Fungsi (O) diisi oleh koi ‘pisang’, dan fungsi (Ket) di isi oleh frase
‘pisang, se ‘dan’, igo ‘kelapa’. Fungsi (S) toma gura ‘di kebun’.
pada kalimat (18) diisi oleh fangare ‘kata ganti
orang ketiga tunggal perempuan’ fungsi (P) 3.2.5 Bentuk no-
diisi oleh kata toutu ‘memetik’ yang terbentuk Bentuk no- merupakan penanda kata ganti
dari to- ‘penanda kata ganti orang ketiga orang kedua tunggal. Pemakaian bentuk ini
tunggal’ dan utu ‘petik’. Kata guae ‘mangga’ seperti dalam kalimat (22) berikut.
mengisi fungsi (O) dalam kalimat ini dan
(22) Ngana no- gulaha ake guraka
diikuti frase toma ‘di’, fala ‘rumah’, mangara
kg2t p2t buat air jahe
‘depan’ yang mengisi fungsi (Ket). Sementara ‘Kamu membuat air jahe’.
pada kalimat (19), fungsi (S) diisi oleh ngori
(kata ganti orang pertama tunggal baik laki- Kalimat (22) terdiri atas bentuk ngana
laki maupun perempuan), fungsi (P) diisi oleh yaitu kata ganti orang kedua tunggal yang
tooho yang terbentuk dari bentuk dasar oho mengisi fungsi (S), bentuk nogulaha yang
‘makan’ dan bentuk penanda to-, serta fungsi terbentuk dari bentuk dasar gulaha ‘buat’ dan
(O) diisi oleh kata bira ‘makan’. no- sebagai penanda kata ganti orang kedua
tunggal yang mengisi fungsi (P) dan kata
3.2.3 Bentuk mi- majemuk ake guraka ‘air jahe’ yang mengisi
Penanda kata ganti orang pertama jamak fungsi (O).
eksklusif, ngom adalah bentuk mi-, seperti
dalam kalimat (20) berikut. 3.2.6 Bentuk si-
Penanda kata ganti orang pertama jamak
(20) Ngom mi- Hotu raima inklusif yaitu bentuk si-. Pemakaian bentuk ini
Kg1j(eks) p1j(eks) tidur sudah
dapat dilihat pada contoh kalimat (23) berikut.
‘Kami sudah tidur’
(23) Ngone si- waho Koi ne
Kalimat dapat dianalisis sebagai berikut; kgij(ink) p1j(ink) hancur pisang
fungsi (S) diisi oleh ngom ‘kata ganti orang DET
pertama jamak’, frase mihotu raima mengisi Kami menghancurkan pisang ini’.
fungsi (P) yang terbentuk dari bentuk dasar

Ety Duwila dan Nurfani, Penanda Kata Ganti Orang dalam Bahasa Ternate 77
77
Kalimat tersebut di atas berpola SPO. Tung- Jamak
Fungsi (S) diisi oleh ngone sebagai kata ganti gal
orang pertama jamak inklusif, fungsi (P) diisi Netral Eksklusif Inklusif
oleh kata siwaho yang terbentuk dari bentuk Per- to- mi- si-
dasar waho ‘hancur’ dan bentuk si- sebagai tama
penanda kata ganti orang pertama jamak Kedua no- ni-
inklusif, dan fungsi (O) diisi oleh frase koi ne Ketiga o- i-
yang bermakna pisang ini.
4. Simpulan
3.2.7 Bentuk o- Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan
Bentuk o- dipakai sebagai penanda kata ganti bahwa dalam bahasa Ternate terdapat bentuk-
orang ketiga tunggal baik laki-laki, una atau bentuk kata ganti orang, yaitu fajaru, fangare,
perempuan, mina. Pemakaian kedua bentuk ngori, ngom, ngone, ngon, ngana, una, mina,
penanda tersebut dapat dilihat pada contoh dan ana yang merupakan morfem bebas
(24) dan (25) berikut. sehingga dalam kalimat dapat berdiri sendiri
dan dalam kalimat aktif mengisi fungsi Subjek
(24) Una o- tagi toma Tidore
(S). Selain itu, dalam bahasa ini juga terdapat
kg3t(lk) p3t pergi PREP
Tidore bentuk penanda kata ganti orang yang
‘Dia (laki-laki) pergi ke Tidore’. kedudukannya, baik dalam tuturan maupun
secara gramatikal, tidak dapat berdiri sendiri
(25) Mina o- kudiho Raima dalam kalimat tetapi melekat pada bentuk lain.
kg3t(pr) p3t pulang sudah Meskipun demikian, bentuk terikat ini
‘Dia (perempuan) telah pulang’. memiliki arti leksikal, yaitu sebagai penanda
kata ganti orang. Bentuk-bentuk penanda kata
Kalimat (24) dan (25) dapat dianalisis ganti orang BT adalah: to-, mi-, si-, no-, ni-,
sebagai berikut. Fungsi (S) pada kedua kalimat o-, dan i-.
tersebut masing-masing diisi oleh Una sebagai
kata ganti orang ketiga tunggal laki-laki dan Daftar Pustaka
mina sebagai kata ganti orang ketiga Alwi, Hasan, dkk. (2003). Tata Bahasa Baku
perempuan. Fungsi (P) pada kalimat (24) diisi bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
oleh otagi yang terbentuk dari bentuk dasar Pustaka.
tagi ‘pergi’ dan bentuk o- sebagai penanda Atjo, Rusli Andi. (2008). Kamus Ternate
kata ganti orang dan pada kalimat (25) diisi Indonesia. Jakarta: Cikoro Printing.
oleh frasa okudiho raima yang terdiri atas kata Chaer, Abdul. (2009). Sintaksis Bahasa
kata okudiho ‘pulang’ dan raima ‘sudah’. Kata Indoensia (Pendekatan Proses).
okudiho terbentuk dari kata kudiho ‘pulang’ Jakarta: PT Rineka Cipta.
dan bentuk dasar o- sebagai penanda kata ganti Chaer, Abdul. (2008). Morfologi Bahasa
ketiga tunggal. Sementara itu, fungsi (Ket) Indonesia (pendekatan proses).
pada (25) diisi oleh frasa toma Tidore ‘di Jakarta: Rineka Cipta.
Tidore’. Fokaaya, Nurhayati, dkk. (2014). Bahasa-
Bentuk-bentuk penanda kata ganti orang Bahasa Daerah di Maluku Utara.
BT seperti yang telah diuraikan sebelumnya Kantor Bahasa Maluku Utara, Provinsi
dapat dibagankan sebagai berikut. Maluku Utara.
Bagan 2 Grimes, Barbara A. (ed). (2002). Ethnologue:
Pemarkah Pronomina Persona BT Languages of the World. Dallas,
Penan- Makna Texas: SIL International
da Ibrahim, Gufran A. (2009). Metamorfosa
kata
Sosial dan Kepunahan Bahasa.
ganti
Ternate: LepKhair
orang

Gramatika, Volume VII, Nomor 1, Januari—Juni 2019 78


78
Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu (Bappeda) Provinsi Maluku Utara
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Dengan Fakultas Sastra Dan Budaya
Kridalaksana, Harimurti. (2007). Kelas Kata Universitas Khairun.
Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Lieber, Rochelle. (2009). Introduction
Gramedia Pustaka Utama Morphology. Cambridge University
Latif, Rainannur, dkk. (2008).Pemetaan Press
Bahasa Daerah di Maluku Utara: Ramlan, M. (2002). Morfologi Suatu Tinjauan
Sebaran, Pemerolehan, dan Pola Deskriptif. Jogjakarta: CV Karyono.
Penggunaan. Kerjasama Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah

Ety Duwila dan Nurfani, Penanda Kata Ganti Orang dalam Bahasa Ternate 79
79

Anda mungkin juga menyukai