Anda di halaman 1dari 5

PERBEDAAN PENGGUNAAN BAHASA JAWA DAN JAWA TENGGER

Yudha Fernanda (180110201061), RR. Arlisa Putri Adhani (200110201019),


Athalla Riani Choirunisa (200110201033), Raisya Ad Dina Najma Soraya
(200110201090)
Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember
Jl. Kalimantan No.37, Tegal Boto Lor, Sumbersari, Jember, Kabupaten Jember,
Jawa Timur 68121

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Bahasa Jawa adalah sebuah bahasa yang banyak digunakan di Jawa,


Indonesia, dan oleh diaspora Jawa di berbagai belahan dunia. Bahasa ini termasuk
dalam keluarga bahasa Austronesia dan memiliki sejumlah dialek yang berbeda
tergantung pada wilayah geografisnya. Bahasa Jawa juga memiliki sistem
penulisan sendiri yang disebut “aksara Jawa” atau “hanacaraka”. Bahasa Jawa
memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Selama berabad-abad, bahasa ini telah
digunakan dalam sastra, puisi, dan tradisi lisan Jawa yang kaya, seperti wayang
kulit, tembang, dan kidung. Bahasa Jawa juga memiliki pengaruh yang kuat dalam
seni, musik, tari, dan budaya Jawa secara keseluruhan.
Secara umum, bahasa Jawa memiliki ciri khas dalam tata bahasa dan
kosakata. Beberapa ciri khasnya adalah sistem verba yang kompleks, dengan
banyak variasi konjugasi, dan penggunaan partikel atau awalan yang kaya untuk
mengungkapkan makna dan nuansa. Bahasa Jawa juga memiliki tingkatan
kehormatan yang rumit, yang mempengaruhi pilihan kata dan ungkapan dalam
berbagai konteks sosial. Meskipun bahasa Jawa tetap menjadi bahasa yang
penting di Jawa dan di kalangan komunitas Jawa di Indonesia, tidak menutup
sebuah kemungkinan adanya perbedaan sebuah bahasa dalam banyaknya etnis
Jawa itu sendiri.
Bahasa Jawa dialek Tengger adalah variasi bahasa Jawa yang digunakan
oleh masyarakat Tengger, sebuah kelompok etnis yang tinggal di sekitar Gunung
Bromo, Jawa Timur, Indonesia. Dialek Tengger memiliki ciri khasnya sendiri
yang membedakannya dari dialek-dialek Jawa lainnya. Dialek Tengger memiliki
perbedaan dalam pengucapan beberapa suara dibandingkan dengan dialek-dialek
Jawa lainnya. Misalnya, bunyi “a” dalam bahasa Jawa sering diucapkan sebagai
“o” dalam dialek Tengger. Selain itu, beberapa konsonan juga memiliki
pengucapan yang berbeda. Selain itu, dialek Tengger memiliki kosakata khas
yang unik. Beberapa kata dalam dialek ini berbeda dari bahasa Jawa standar atau
dialek Jawa lainnya. Pengaruh budaya lokal dan lingkungan alam sekitar, seperti
gunung dan pertanian, juga mempengaruhi kosakata yang digunakan. Dialek
Tengger juga memiliki keunikan dalam hal budaya dan adat istiadat. Masyarakat
Tengger memiliki tradisi dan ritual khas yang terkait dengan agama Hindu, yang
berbeda dari kebanyakan masyarakat Jawa yang umumnya beragama Islam. Hal
ini juga tercermin dalam penggunaan bahasa mereka.
Penting untuk dicatat bahwa bahasa Jawa dialek Tengger merupakan
variasi lokal dalam keluarga bahasa Jawa yang lebih luas. Variasi dialek ini adalah
salah satu dari banyak variasi bahasa Jawa yang ada di Jawa Timur dan Jawa
secara keseluruhan. Dialek sosial dapat mempengaruhi cara komunikasi dan
pemahaman antara kelompok sosial yang berbeda. Pada saat yang sama, dialek
sosial juga dapat berfungsi sebagai simbol identitas kelompok, membantu
mengidentifikasi anggota dalam kelompok tertentu, dan memperkuat ikatan sosial
di antara mereka.

METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan metode cakap.
Data atau informasi yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode
padan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penilitian ini dikelompokkan
menjadi dua, yaitu secara teoretis dan praktis.
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian deskriptif kualitatif adalah
rangkaian kegiatan bertujuan untuk memperoleh data yang bersifat apa adanya,
dalam kondisi tertentu, dan hasilnya lebih menekankan makna. Peneliti
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif karena ingin membahas
fenomena kebahasaan berupa perbedaan dialek sosial bahasa Jawa dan Jawa
Tengger.

Data dan Sumber Data


Data dalam penelitian ini adalah rekaman dari hasil wawancara antara
peneliti dengan narasumber yang bertempat tinggal di daerah Desa Ngadisari.
Rekaman yang dimaksud berupa tuturan lisan warga desa yang saat itu
diwawancarai.

Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Dalam mengumpulkan dan menyediakan data dalam penelitian ini
menggunakan dua metode. Sudaryanto (2015: 208-211) telah menjelaskan tentang
metode dalam pengumpulan data untuk penelitian bahasa secara terperinci.
Metode dan teknik yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini sebagai
berikut. Pertama, metode simak dengan teknik dasar sadap, yaitu dengan
melakukan penyadapan terhadap tuturan. Teknik lanjutan dari Teknik sadap
adalah teknik simak libat cakap, di sini peneliti berperan aktif dalam percakapan.
Metode simak digunakan untuk menyadap data yang berupa penggalan tuturan
lisan kemudian dianalis bentuk perbedaan dialek bahasa Jawa dan Jawa Tengger.
Metode yang kedua adalah metode cakap dengan kontak bahasa antara
peneliti dan informan melalui penggunaan teknik dasar pancing, yaitu peneliti
memancing informan agar berbicara sesuai dengan alur yang diinginkan. Teknik
lanjutan dari teknik dasar pancing adalah teknik cakap semuka, yaitu peneliti
melakukan tatap muka dengan informan secara lisan. Dalam hal ini, percakapan
diarahkan sesuai dengan kepentingan peneliti.
Dengan penggunaan kedua metode tersebut, peneliti juga menggunakan
teknik rekam yang bertujuan untuk menguatkan data yang diperoleh dan
menghindari kesalahan berupa daya ingat yang lemah peneliti selama teknik sadap
dan teknik cakap sedang berlangsung. Teknik rekam juga digunakan untuk
memperoleh data berupa tuturan tertulis yang didapatkan melalui percakapan.
Dengan begitu, data kebahasaan yang diperoleh akan semakin akurat dan dapat
terangkum dengan baik.

PEMBAHASAN

SIMPULAN

Bahasa Jawa juga memiliki sistem penulisan sendiri yang disebut “aksara
Jawa” atau “hanacaraka”. Bahasa Jawa memiliki sejarah yang panjang dan kaya.
Beberapa ciri khasnya adalah sistem verba yang kompleks, dengan banyak variasi
konjugasi, dan penggunaan partikel atau awalan yang kaya untuk mengungkapkan
makna dan nuansa. Bahasa Jawa juga memiliki tingkatan kehormatan yang rumit,
yang mempengaruhi pilihan kata dan ungkapan dalam berbagai konteks sosial.
Dialek Tengger memiliki ciri khasnya sendiri yang membedakannya dari dialek-
dialek Jawa lainnya. Selain itu, beberapa konsonan juga memiliki pengucapan
yang berbeda. Variasi dialek ini adalah salah satu dari banyak variasi bahasa Jawa
yang ada di Jawa Timur dan Jawa secara keseluruhan.
Dialek sosial dapat mempengaruhi cara komunikasi dan pemahaman
antara kelompok sosial yang berbeda. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data atau informasi yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan metode padan. Berdasarkan penjelasan di atas,
penelitian deskriptif kualitatif adalah rangkaian kegiatan bertujuan untuk
memperoleh data yang bersifat apa adanya, dalam kondisi tertentu, dan hasilnya
lebih menekankan makna. Data dalam penelitian ini adalah rekaman dari hasil
wawancara antara peneliti dengan narasumber yang bertempat tinggal di daerah
Desa Ngadisari. Rekaman yang dimaksud berupa tuturan lisan warga desa yang
saat itu diwawancarai. Dalam mengumpulkan dan menyediakan data dalam
penelitian ini menggunakan dua metode. Metode dan teknik yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut.
Metode yang kedua adalah metode cakap dengan kontak bahasa antara
peneliti dan informan melalui penggunaan teknik dasar pancing, yaitu peneliti
memancing informan agar berbicara sesuai dengan alur yang diinginkan. Dengan
penggunaan kedua metode tersebut, peneliti juga menggunakan teknik rekam
yang bertujuan untuk menguatkan data yang diperoleh dan menghindari kesalahan
berupa daya ingat yang lemah peneliti selama teknik sadap dan teknik cakap
sedang berlangsung. Teknik rekam juga digunakan untuk memperoleh data berupa
tuturan tertulis yang didapatkan melalui percakapan.

DAFTAR PUSTAKA

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University.
Samsuri. 1978. Analisa Bahasa Memahami Bahasa Secara Ilmiah. Jakarta:
Erlangga
Tim Sosiologi. 2006. Sosiologi 2: Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat. Jakarta:
Yudhistira
Endraswara, Suwardi. 2010. Falsafah Hidup Jawa. Yogyakarta: Penerbit
Cakrawala
Geertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pers

Anda mungkin juga menyukai