Anda di halaman 1dari 11

Prosiding Seminar Nasional Perisai Tahun 2022

PBSI FKIP UPS Tegal, 29 Juli 2022

VARIASI FONOLOGI DAN LEKSIKON PADA PENGGUNAAN DIALEK


PEMALANGSERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA DI
SMA

Rizkyta Martha Mulyaningtyas 1), Sutji Muljani 2), Syamsul Anwar 3)


1
Program Studi Ilmu Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas
Pancasakti Tegal. Jalan HalmaheraKm. 1, Kota Tegal, Jawa Tengah, 53121 Indonesia.
2
Program Studi Ilmu Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas
Pancasakti Tegal. Jalan Halmahera Km. 1, Kota Tegal, Jawa Tengah, 53121 Indonesia.
* Korespondensi Penulis. E-mail: rizkytamartha2000@gmail.com, Telp:
+6282314156209

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsiakn variasi fonologi dan leksikon pada
penggunaan dialek Pemalang serta implikasi hasil penelitian terhadap pembelajaran
bahasa Indonesia di SMA, Data yang digunakan berupa petikan kalimat dalam
percakapan dialek Pemalang. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik sadap,
teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat dengan pendekatan metode padan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat variasi fonologi dalam jenis perubahan
bunyi/fonem dan distribusi fonem, kemudian terdapat 90 variasi leksikon yang
ditemukan pada dialek Pemalang. Hasil penelitian ini dapat dimplikasikan pada KD.
4.10 menyampaikan pengajuan, penawaran, persetujuan, dan penutup dalam teks
negosiasi secara lisan atau tulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.
Kata kunci: Variasi Fonologi, Variasi Leksikon, Dialek Pemalang, Implikasi

Abstract
This study aims to determine the variation of phonology and lexicon in the use of the
Pemalang dialect and the implications of language learning in high school. The data
used are quote sentence in the Pemalang dialect conversation. Meanwhile, the analysis
techniques the author used are tapping techniques (teknik sadap), observing techniques
without getting involved in a conversation (teknik simak bebas libat cakap), and record
techniques (teknik catat) with the approach of the identity method (metode padan). The
results showed that: (1) there are phonological variations in the type of sound/phoneme
changes and phoneme distribution; (2) there are 90 lexicon variations found in the
Pemalang dialect, and; (3) the application of implications on basic competence 4.10
conveying submissions, offers, approvals, and closing in negotiating text speech or
writing on language learning in high school.
Keywords: Phonological Variation, Lexicon Variation, Pemalang Dialect,
Implications.

154
Prosiding Seminar Nasional Perisai Tahun 2022
PBSI FKIP UPS Tegal, 29 Juli 2022

1. PENDAHULUAN Taman seperti: Sokawangi,


Banjardawa, Jebed, dan dialek
Kabupaten Pemalang terletak Banyumasan berkembang di
di pantai utara Pulau Jawa. Secara wilayah selatan Pemalang yaitu
astronomis, Kabupaten Pemalang Bantarbolang, Watukumpul, Moga,
terletak antara 109°17’30” – Belik, Warungpring,
109°40’30” BT dan 6°52’30” – Randudongkal, dan Pulosari.
7°20’11” LS. Luas wilayah
Perkembangan di dunia digital
Kabupaten Pemalang ialah sebesar
pada dialek pemalang saat ini,
111.530 km². Wilayah Pemalang di
dengan mudah tersedia di berbagai
sebelah Utara berbatasan dengan
platform. Pemerolehan bahasa
Laut Jawa, di sebelah Selatan
khusunya dialek cenderung lebih
berbatasan dengan Kabupaten
mudah, Namun, bahasa daerah
Purbalingga, di sebelah Timur
lambat laun mulai diabaikan dan
berbatasan dengan Kabupaten
ditinggalkan. Melemahnya
Pekalongan dan di sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten eksistensi suatu bahasa atau dialek
Tegal. Dengan luas wilayah di suatu daerah disebabkan oleh
tersebut Kabupaten Pemalang beberapa faktor dan yang
mempunyai beragam penggunaan terpenting adalah masyarakat
dialek, karena wilayahnya kurang melestarikan. Pada
berbatasan langsung dengan tiga dasarnya bahasa daerah
daerah yang berbeda menjadikan merupakan hal pertama yang
keunikan tersendiri bagi diperoleh dari seorang manusia.
masyarakatnya. Dialek Pemalang Bahasa merupakan salah satu
terbagi menjadi tiga percampuran alat komunikasi dalam kehidupan
dialek yaitu dialek Tegal-Brebes, manusia. Bahasa sebagai sistem
dialek Pekalongan, dan dialek lambang bunyi bersifat arbitrer,
Banyumasan. unik, produktif, dan dinamis (Chaer
2007:13). Bahasa menyimpan ide,
Letak penyebarannya antara
lain dialek Tegal-Brebes gagasan, dan pokok pikiran yang
berkembang di wilayah barat diteruskan antara komunikator
Pemalang yaitu Pemalang kota dan dan komunikan. Bahasa sangat erat
Taman, kemudian dialek kaitannya dengan dialek dan aksen,
Pekalongan berkembang di yang dipengaruhi oleh beberapa
wilayah Timur Pemalang yaitu faktor seperti lingkungan dan
Petarukan, Ampelgading, Bodeh, kemampuan berbahasa.
Comal, Ulujami sebagian wilayah di
daerah

155
Prosiding Seminar Nasional Perisai Tahun 2022
PBSI FKIP UPS Tegal, 29 Juli 2022

Variasi bahasa yaitu 2. METODE


seperangkat pola tuturan manusia Pendekatan yang digunakan
yanag mencakup bunyi dan ciri dalam penelitian ini adalah
gramatikal yang unik dan dapat pendekatan kualitatif. Menurut
dihubungkan dengan faktor Siyoto, Sandu, dan Sodik
eksternal Wardhaugh: 1986: 22 (2015:14), penelitian kualitatif
(dalam Atmawati, Dwi: 2006). menekankan bahwa kenyataan itu
Dialektologi adalah studi tentang berdimensi jamak, interaktif dan
variasi linguistik yang digunakan suatu pertukaran pengalaman
oleh sekelompok kecil penutur sosial yang diinterpretasikan oleh
bahasa Francis 1983:1 (dalam individu-individu.
Nadra dan Reniwati: 2009). Dialek Penelitian kualitatif ditujukan
dapat dibagi menjadi dua jenis untuk memahami fenomena-
yaitu dialek geografis dan dialek fenomena sosial dari sudut atau
sosial. Dialek geografis adalah perspektif partisipan. Paritsipan
dialek yang mengkaji semua gejala adalah orang-orang yang diajak
kebahasaan yang disajikan secara berwawancara, diobservasi,
cermat berdasarkan peta bahasa diminta memberikan data,
yang ada Keraf, 1996: 143 (dalam pendapat, pemikiran, persepsinya.
Nandra dan Reniwati: 2009: 3), Penelitian kualitatif mengkaji
sedangkan dialek sosial digunakan perspektif partisipan dengan
oleh kelompok masyarakat berbagai macam strategi yang
tertentu oleh masyarakat lain bersifat interaktif seperti observasi
(Zulaeha, 2010:29). langsung, observasi partisipatif,
Secara etimologi fonologi wawancara mendalam, dokumen-
berasal dari gabungan kata fon dokumen, teknik-teknik pelengkap.
yang berarti ‘bunyi’ dan logi yang
berarti ‘ilmu’. Fonologi yaitu bunyi-
Teknik Pengumpulan Data
bunyi bahasa sebagai satuan
Data penelitian ini berupa
terkecil dari ujaran beserta dengan
‘gabungan’ antarbunyi yang kalimat dalam percakapan dialek
membentuk suku kata dengan Pemalang yang berkaitan dengan
unsur-unsur suprasegmental,
seperti tekanan, nada, hentian, dan
durasi ( Chaer, 2009 : 1-5).

156
Prosiding Seminar Nasional Perisai Tahun 2022
PBSI FKIP UPS Tegal, 29 Juli 2022

variasi fonologi dan leksikon. Data atau fonem dan variasi leksem yang
penelitian ini bersumber dari terdapat di dalam penggunaan
dialek masyarakat Pemalang dan dialek Pemalang.
subjek penelitian berupa
masyarakat Kabupaten Pemalang. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Wujud data penelitian ini adalah Hasil penelitian ini meliputi
perubahan bunyi/fonem dan variasi fonologi dan variasi
leksem pada dialek Pemalang yang leksikon pada penggunaan dialek
diperoleh dari penggunaan dialek Pemalang. Berikut adalah wujud
Pemalang dalam proses variasi fonologi dan leksikon pada
berkomunikasi. penelitian ini
Penelitian ini menggunakan 1. Perubahan Fonem/Bunyi
metode simak
(pengamatan/observasi) dengan a. Wujud Koartikulasi
teknik lanjutan tekniksadap, teknik 1) Labialisasi
simak bebas libat cakap, dan Labialisasi adalah
teknik catat. proses pelabialan atau
pembulatan bentuk bibir
Teknik Analisis Data ketika artikulasi primer
Teknik analisis data dalam
berlangsung. Selain bunyi
penelitian ini adalah metode padan. labial bunyi lain dapat
Metode padan adalah cara dilabialisasikan.
menganalisis data untuk menjawab Berdasarkan penjelasan di
masalah yang diteliti dengan alat atas ditemukan beberapa
penentu berasal dari luar bahasa. proses labialisasi dari
Fokus yang menjadi penelitian ini antara lain:
masalah penelitian terlepas dan
Tabel 1
tidak menjadi bagian data bahasa
yang diteliti. Alat penentu untuk No. Wujud Transkripsi Makna
memilah unsur bahasa. Data yang Data Fonetis
1 Dobong [dobɔŋ] Bakar
terkumpul dianalisis untuk
2 Butul [bUtUl] Datang
mendapatkan jawaban tentang 3 Nugel [nugəl] Potong
masalah yang diajukan dalam
penelitian. 1) Data pada tabel 1 no. 1 dikatakan
Menurut Sudaryanto (dalam proses labialisasi, karena bunyi
Muhammad 2011:234), data yang [d] atau fonem /d/ adalah bunyi
akan dianalisis berupa variasi apikoalveolar dan bunyi [o] atau
fonologi pada perubahan bunyi fonem /o/ merupakan vokal

157
Prosiding Seminar Nasional Perisai Tahun 2022
PBSI FKIP UPS Tegal, 29 Juli 2022

Bundar, sehingga kata <dobong> [s] adalah bunyi laminoalveolar,


dilafalkan bundar dan bersuara. tetapi bunyi [s] pada kata
2) Data pada tabel 1 no. 2 dikatakan <serbet> dilafalkan sebagai
proses labialisasi karena bunyi [b] bunyi [sʳ] karena bunyi [s] itu
atau fonem /b/ adalah bunyi
diretrofleksikan. Jadi kata
bilabial dan bunyi [u] atau /u/
<serbet> dilafalkan menjadi
merupakan vokal bundar sehingga
[sʳebet].
kata <butul> dilafalkan bundar dan
bersuara menjadi [B*ut*ul]. 2) Data pada tabel 2 no. 2 dikatakan
3) Data pada tabel 1 no.3 dikatakan proses retrofleksi karena bunyi
proses labialisasi karena bunyi [n] [m] atau fonem /m/ adalah
atau fonem /n/ adalah bunyi bunyi bilabial dan bunyi [m]
apikoalveolar atau nasal dan bunyi
pada kata <mremet> dilafalkan
[u] atau fonem /u/ merupakan
sebagai bunyi [mʳ] karena bunyi
vokal bundar sehingga kata
[m] itu diretrofleksikan. Jadi
<Nugel> dilafalkan nasal dan
bundar. kata <mremet> dilafalkan
menjadi [mʳemet].
3) Data pada tabel 2 no. 3 dikatakan
b. Wujud Retrofleksi proses retrofleksi karena bunyi
Retrofleksi adalah proses [k] atau fonem /k/ adalah bunyi
penarikan ujung lidah tak bersuara sedangkan bunyi
melengkung ke arah palatum [r] merupakan bunyi getar
sewaktu artikulasi primer sehingga kata <sikrem>
berlangsung, sehingga diretrofleksikan dan dilafalkan
terdengar bunyi [r]. Selain menjadi [sikʳem].
bunyi apikal, bunyi lain dapat
diretrofleksikan. Hasil
c. Palatalisasi
penelitian ditemukan
beberapa proses retrofleksi Palatalisasi adalah proses
antara lain: pengangkatan daun lidah ke
arah langit-langit keras
Tabel 2
(palatum) sewaktu
No. Wujud Transkripsi Makna
Data Fonetis artikulator primer
1 Serbet [sərɛt’] Kain berlangsung. Selain bunyi
sisa palatal, bunyi lainnya dapat
2 Mremet [mr’əmət] Pusing dipalatalisasikan. Hasil
3 Sikrem [Sīkˈrəm] Kata penelitian ditemukan
Umpatan beberapa proses palatalisasi
1) Data pada tabel 2 no. 1 dikatakan antara lain:
proses retrofleksi karena bunyi

158
Prosiding Seminar Nasional Perisai Tahun 2022
PBSI FKIP UPS Tegal, 29 Juli 2022

Tabel 3 e. Glotalisasi
No. Wujud Transkripsi Makna Glotalisasi ialah proses
Data Fonetis penyertaan bunyi hambat
1 Misale [misalɛ] Bilamana pada glotis (glotis tertutup
1) Data pada tabel 3 no. 1 dikatakan rapat) sewaktu artikulasi
proses palatalisasi karena bunyi primer berlangsung. Hasil
[m] adalah bunyi bilabial dan [i] penelitian ditemukan
atau fonem /i/ merupakan bunyi beberapa proses glotalisasi
tak bundar sehingga kata antara lain:
<misale> dikategorikan kedalam Tabel 5
palatalisasi. No. Wujud Transkripsi Makna
Data Fonetis
1 Andar [aņḍar] Berbicara
d. Velarisasi 2 Antog [aņtog] Sendawa
Velarisasi ialah proses 3 Soale [sOalɛ] Karena
pengangkatan pangkal lidah 1) Data pada tabel 5 no. 1
(dorsum) ke arah langit- dikatakan proses
langit lunak (velum) ketika glotalisasi karena kata
artikulasi primer <andar> dilafalkan
berlangsung. Selain bunyi [?andar] karena bunyi [a]
velar, bunyi lain dapat merupakan bunyi glotis.
divelarisasikan. Hasil
2) Data pada tabel 5 no. 2
penelitian ditemukan
dikatakan proses
beberapa proses velarisasi
glotalisasi karena kata
antara lain:
<antog> dilafalkan
Tabel 4 [?antog] karena bunyi [a]
No. Wujud Transkripsi Makna merupakan bunyi glotis.
Data Fonetis
3) Data pada tabel 5 no. 3
1 Semleket [səmlɛkɛtˈ] Banyak
dikatakan proses
Gaya
glotalisasi karena kata
1) Data pada tabel 4 no. 1 <soale> dilafalkan [so?ale]
dikatakan proses velarisasi karena bunyi [o]
karena bunyi [m] pada kata merupakan bunyi glotis.
<semleket> divelarisasikan
menjadi [m] jadi kata
<semleket> dilafalkan 2. Wujud Akibat Pengaruh
[semleket] Bunyi Lingkungan

159
Prosiding Seminar Nasional Perisai Tahun 2022
PBSI FKIP UPS Tegal, 29 Juli 2022

a. Asimilasi 3. Wujud Akibat Distribusi


Asimilasi ialah a. Harmonisasi Vokal
perubahan bunyi secara
fonetis akibat pengaruh Harmonisasi vokal adalah
yang berada sebelum atau proses penyamaan vokal
sesudahnya. Hasil pada silabel pertama terbuka
penelitian ditemukan
dengan vokal pada silabel
beberapa proses asimilasi
antara lain: kedua yang tertutup. Hasil
penelitian ditemukan
Tabel 6 beberapa proses harmonisasi
No. Wujud Transkripsi Makna vokal antara lain:
Data Fonetis
1 Ndogrok [nḍOgrok’] Jongkok Tabel 7
2 Njongkot [ņjOƞkOt’] Duduk No. Wujud Transkripsi Makna
3 Mblegidik [mbləgiḍīk’] Mual Data Fonetis
1 Logot [lOgOt’] Bulu halus
1) Data pada tabel 6 no. 1 dikatakan pada rebung
proses asimilasi karena bunyi 2 Paha [paĥa] Imbuhan
[d] adalah bunyi apikoalveolar 3 Oto [OtO] Celana
tetapi pada kata <ndogrok> dalam
bunyi [d] itu dilafalkan sebagai
bunyi [d] apikoalveolar atau
1) Data pada tabel 7 no. 1
nasal.
dikatakan proses
2) Data pada tabel 6 no. 2 dikatakan harmonisasi vokal karena
proses asimilasi karena bunyi kata <logot> terdapat
[n] adalah bunyi apikoalveolar penyamaan vokal yaitu vokal
atau nasal tetapi kata [o] dilafalkan sebagai bunyi
<njongkot> bunyi [n] itu [o].
dilafalkan sebagai bunyi [n]
2) Data pada tabel 7 no. 2
laminopalatal.
dikatakan proses
3) Data pada tabel 6 no. 3 dikatakan harmonisasi vokal karena
proses asimilasi karena bunyi [l] kata <paha> terdapat
adalah bunyi apikoalveolar penyamaan vokal yaitu vokal
teteapi kata <mblegidik> bunyi [a] dilafalkan sebagai bunyi
[l] itu dilafalkan sebagai bunyi [l] [a]
bilabial.
3) Data pada tabel 7 no. 3
dikatakan proses
harmonisasi vokal, karena
kata <oto> terdapat
penyamaan vokal yaitu vokal

160
Prosiding Seminar Nasional Perisai Tahun 2022
PBSI FKIP UPS Tegal, 29 Juli 2022

[o] dilafalkan sebagai bunyi 2. Distribusi Fonem


[o] a. Distribusi Fonem Vokal

4. Wujud Akibat dari 1) Fonem Vokal /a/


Perkembangan Sejarah
Tabel Distribusi Fonem Vokal /a/

a. Kontraksi Distribusi Fonem


Awal Kata Tengah Kata Akhir Kata
Kontraksi atau Bent Tran Ma B Tra Mak Bent Transk Makna
uk skri kn e nskr na uk ripsi
penyingkatan adalah psi a n i-psi Foneti
Fon t Fon s
proses menghilangkan etis u etis
sebuah bunyi atau lebih k
Anto [aņt Se T [taņ Tam Kerj [kƏr’ja Bekerj
pada sebuah unsur g og] nd a duk’ bah a ] a
aw n ]
leksikal. Hasil penelitian a d
ditemukan beberapa u
k
proses kontraksi antara Anti [aņti Su N [na Tam Klilu [klīlUr Rebah
lain: ng ƞ] ba a mba bah ran an] an
ng m ĥ]
b
Tabel 8 a
h
No. Wujud Transkripsi Makna
Angg [aƞg Jik M [ma Mer Sakj [sak’ja Seharu
Data Fonetis er ər] a a tUņ] ump ane nƏ] snya
t -uti
1 Kokui [kOkuī] Kayak gitu u
n
2 Kokae [kOkaɛ] Kayak gitu
Asut [asU U N [nja Dud Pijar [pījƏr Repot
eles tƏlƏ m j gOƞ uk a Ə]
s] pa a ]
1) Data pada tabel 8 no. 1 dikatakan ta g
n o
proses kontraksi karena kata n
g
<kokui> mengalami proses
kontaksi atau penyingkatan pada
tengah kata dan biasa disebut
dengan sinkop.
Koyo Kui → Kokui
2) Data pada tabel 8 no. 2 dikatakan
proses kontraksi karena Kata
<kokae> mengalami proses
kontaksi atau penyingkatan pada
tengah kata dan biasa disebut
dengan sinkop.
Koyo Kae → Kokae

161
Prosiding Seminar Nasional Perisai Tahun 2022
PBSI FKIP UPS Tegal, 29 Juli 2022

b. Distribusi Fonem Konsonan c. Distribusi Gugus Konsonan


1) Fonem Konsonan /b/
1) Gugus Konsonan /bl/
Tabel Distribusi Fonem Konsonan
/b/ Distribusi Fonem
Distribusi Fonem
Wujud Transkripsi Makna
Awal Kata Tengah Kata Akhir Kata Data Fonetis
Ben Tra Makn Be Tr Ma Be Tran Mak Mblegidik [mbləgiḍīk’] Mual
tuk nsk a nt an kn ntu skrip
k
na
rips uk sk a si
Fone
i rip
tis Variasi Leksikon pada
Fon si
Penggunaan Dialek Pemalang
etis Fo
ne Pemalang Pemalang Pemalang
tis Kota Pegunungan Perbatasan
Bal [bal Pulan Da [d Ci An [aņt Sen Pekalongan
ek ɛk’] g mb a u tob Ob] Sendawa = Sendawa = Sendawa =
daw
un m m andog antob antog
a
g bU Gigit = cokot Gigit = nyokot Gigit = cokot
ŋ] Cium = Cium = Cium =
dambung dambung ngambung
Mb [m M
Potong = Potong = Potong =
leg bl ual
idi əgi
nugel tugel nugel
k ḍī Ikat = taleni Ikat = naleni Ikat = taleni
k’] Bakar = Bakar = Bakar =
Mb [m Ti ngobong dobong ngobong
or bO da Bunuh = Bunuh = Bunuh =
ao ra k pateni mateni pateni
O] ta Hisap = Hisap = Hisap = sedot
u
nyerot nyedot
Do [ḍ Bo
Garuk = Garuk = Garuk =
bol Ob ho
ngukuri kukuri ngukuri
Ol] ng
Ge [g Ba
mb ə ny 4. SIMPULAN
lidi m ak Berdasarkan analisis data di
k bli tin
lapangan mengenai variasi fonologi
di gk
k’] ah
dan leksikon pada penggunaan
dialek Pemalang dari penelitian
dan pembahasan pada

162
Prosiding Seminar Nasional Perisai Tahun 2022
PBSI FKIP UPS Tegal, 29 Juli 2022

bab 4, maka dapat disimpulkan ___________. 2009. Fonologi Bahasa


sebagai berikut. Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
1. Berdasarkan data yang
diperoleh terdapat 146 data https://www.pemalangkab.go.id/p
keseluruhan, data tersebut rofil-kabupaten-pemalang/,
terbagi atas variasi fonologi diakses 21 Desember 2021.
pada penggunaan dialek
Pemalang ditemukan 51 data Muhammad. 2011. Metode
dengan klasifikasi variasi Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Ar-
fonologi mengenai perubahan Ruzz Media.
bunyi/fonem dan 525 data
variasi fonologi mengenai Nadra, Reniwati. 2009.
distribusi fonem. Dialektologi: Teori dan Metode.
2. Variasi leksikon pada Yogyakarta: Elmantera Publishing.
penggunaan dialek Pemalang
ditemukan 90 data variasi
dengan klasifikasi pada 3 Siyoto, Sandu, Ali Sodik. 2015.
daerah antara lain daerah Dasar Metodologi Penelitian.
Pemalang kota, Pemalang Yogyakarta: Literasi Media
pegunungan, dan Pemalang Puslishing.
perbatasan Pekalongan.
3. Variasi fonologi dan leksikon PROFIL SINGKAT
pada penggunaan dialek Rizkyta Martha Mulyaningtyas
Pemalang dapat diterapkan lahir 27 Maret 2000 di Kecamatan
dalam pembelajaran di SMA Pemalang Kabupaten Pemalang.
kelas X dengan Kompetensi Riwayat pendidikan formal di TK
Dasar 4.10 menyampaikan Negeri Pembina, kemudian
pengajuan, penawaran, melanjutkan ke SD Negeri 1
persetujuan, dan penutup Pelutan. Tamat SD pada tahun
dalam teks negosiasi secara 2012, melanjutkan ke SMP Negeri 4
lisan atau tulis. Pemalang. Tamat SMP pada tahun
2015 lanjut ke SMA N 2 Pemalang
DAFTAR PUSTAKA dan tamat tahun 2018.

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar


Semantik Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.

163
Prosiding Seminar Nasional Perisai Tahun 2022
PBSI FKIP UPS Tegal, 29 Juli 2022

164

Anda mungkin juga menyukai