Anda di halaman 1dari 12

RELASI SEMANTIK BAHASA MELAYU DIALEK KETAPANG

Sumiati
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan Pontianak
Email: sumisumi574@yahoo.com

Abstrack

This study deals with the linguistic field. Researchers focus on semantic research issues that are
relationships between forms and meanings that involve synonyms and polysemics, relations
between two meanings involving hyponim and antonyms, and relations between two forms
involving homonyms. The method used in this research is descriptive method with qualitative
research form. Sources of data in this study are native speakers Ketapang dialect Malay language
obtained through observation and recording field directly. The data in the study are related to
synonyms, antonyms, polysemics, hyponimes, and homonyms. The technique used in this research
is direct technique that is simak method, skill method and documentary study. The data collection
tools used in this research are questionnaires, picture lists, and folklore. Based on the results of
existing data analysis, it can be concluded that in Ketapang dialect Malay language there are 157
words containing semantic relation, 52 synonyms consist of 13 complete and total synonyms, 21
complete but not total synonyms, 10 synonyms incomplete but total, 8 synonyms Complete and not
total. 65 antonyms consisting of 30 twin antonyms, 13 polar antonyms, 11 relational antonyms, 5
hierarchial antonyms, and 6 compound antonyms. 13 polysemics, 13 hyponimes, and 14
hyponimes.

Keywords: Synonyms, Polysemic, Hyponim, Antonim, and Homonym.

PENDAHULUAN bahasa daerah di wilayah Kalimantan Barat.


BMDK tersebut tumbuh dan berkembang di
Bahasa daerah adalah bahasa yang Kabupaten Ketapang, bahasa ini masih terus
digunakan secara turun temurun oleh warga dijaga dan digunakan sebagai bahasa daerah
negara Indonesia di semua wilayah Negara oleh masyarakat Kabupaten Ketapang.
Kesatuan Republik Indonesia. Keberadaan Penelitian linguistik meliputi
bahasa daerah berperan penting dalam fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan
pengembangan, pemakaian, serta pemerkaya pragmatik. Dalam penelitian ini memilih
kosakata bahasa Indonesia, tidak heran jika semantik sebagai bidang ilmu yang akan
ada beberapa daerah tertentu menjunjung diteliti. Semantik adalah satu di antara bidang
tinggi pemakaiaan bahasa daerah, baik itu kajian atau cabang linguistik yang mengkaji
dalam lingkungan keluarga maupun di makna di dalam bahasa. Adapun alasan
lingkungan masyarakat. memilih semantik sebagai bidang linguistik
Bahasa melayu merupakan satu di yang akan diteliti dikarenakan bahasa adalah
antara bahasa yang ada di nusantara. Bahasa bidang kajian semantik yang terdiri dari
melayu tersebar di Semenanjung Malaysia bentuk dan makna.
dan Kalimantan yang daerah tersebut Makna dalam suatu bahasa adalah
memiliki dialek yang berbeda-beda. Bahasa pengertian yang tersimpan dalam struktur
Melayu Dialek Ketapang yang selanjutnya suatu bahasa. Berdasarkan hal tersebut, kita
disingkat BMDK merupakan satu diantara tidak akan bisa mengerti bahasa apabila

1
hanya berupa bunyi dan bentuk tanpa adanya bahasa daerahnya sehingga BMDK
makna yang terdapat dalam bahasa tersebut. bercampur dengan bahasa lain.
Kajian dalam penelitian ini berupa Bahasa daerah haruslah tetap
kosakata Relasi Semantik kata BMDK. dilestarikan dan diajarkaan generasi penerus
Memilih Relasi Semantik Kata BMDK agar lambat laun bahasa daerah tidak punah.
sebagai objek penelitian disebabkan beberapa Bahasa daerah yang ada di Indonesia satu di
faktor seperti berikut ini. Pertama, dalam antaranya BMDK yang terdapat di
setiap bahasa termasuk BMDK ditemui Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
adanya hubungan kemaknaan atau relasi BMDK perlu didokumentasikan mengingat
semantik antara sebuah kata dengan kata pengaruh masyarakat pendatang dari
yang lainnya. Relasi semantik tersebut bisa berbagai daerah yang bertempat tinggal di
saja menyangkut hal kesamaan makna Kabupaten Ketapang.
(sinonim), berlawanan makna (antonim), Ada beberapa penelitian terdahulu
ketercakupan makna (hiponim), kegandaan pertama, Hazlida (2010) dengan judul“Relasi
makna (polisemi), dan kelainan makna Semantik Kata Bahasa Melayu Dialek
(homonim). Sambas Kecamatan Pemangkat.” Metode
Ketidak tepatan penggunaan makna yang digunakan ialah metode deskriptif dan
kata tersebut bisa saja menimbulkan bentuk penelitiannya kualitatif. Teknik dan
kebingungan dan tidak jarang dapat alat pengumpul data dalam penelitian ini
menghasilakan multitafsir di antara pengguna yakni teknik simak libat cakap dan teknik
BMDK. Hal ini lah yang melatar belakangi pancing dengan menggunakan pedoman
melakukan penelitian tentang relasi semantik daftar pertanyaan dan gambar, kartu data, dan
kata. Kedua, melalui penelitian relasi cerita rakyat. Kedua, Maksim Agnes (2013)
semantik kata ingin mengetahui bentuk, dengan judul “Relasi Semantik Kata dalam
makna, dan hubungan makna kata dalam Bahasa Dayak Suhaid Dialek Sejuram.”
BMDK. Ketiga, melengkapi dan melanjutkan Metode yang digunakan ialah metode
penelitian yang pernah diteliti tentang deskriptif dan bentuk penelitiannya yaitu
BMDK. kualitatif. Teknik dan alat pengumpul data
Bahasa daerah merupakan bahasa dalam penelitian ini adalah teknik pancing,
yang turun temurun digunakan oleh warga teknik wawancara, dan teknik studi
Negara Indonesia. Bahasa daerah lambat laun dokumenter dengan menggunakan daftar
akan mengalami kepunahan, penyebab pertanyaan, instrument yang berupa pedoman
kepunahan bahasa daerah di antaranya, gambar, dan cerita rakyat. Ketiga, Tiurmina
pertama masyaraka lebih suka memakai BR Taambunan (2013) dengan judul “Relasi
bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dan Semantik Kata dalam Bahasa Melayu Dialek
merasa malu untuk menggunakan bahasa Sekadau.
daerah mereka sendiri. Kedua, adanya Relasi semantik adalah hubungan
perkawinan campuran antara penutur asli dan antara makna sebuah kata dengan makna kata
penutur bukan asli (penutur daerah lain) yang yang lainnya dalam satu bahasa yang
akan mengakibatkan peleburan terhadap meliputi sinonim, antonim, homonim, dan
BMDK. Ketiga orang tua yang merupakan polisemi (Chaer, 2013:83).
penutur asli bahasa daerah biasanya Menurut Keraf (2009:34) kelima
mengajarkan anak-anak mereka dengan relasi antarkata itu dapat dikelompokkan
bahasa Indonesia sehingga anak-anak mereka sebagai berikut Pertama relasi antarbentuk
tidak mengetahui bahasa daerahnya. Keempat dan makna yang melibatkan sinonim dan
masyarakat yang sering berpindah tempat polisemi. (a) Sinonim yang bermakna lebih
tinggal ke daerah lain. Kelima disamping itu dari satu bentuk bertalian dengan satu makna.
masuknya pendatang ke daerah tersebut (2) Polisemi yang bermakna bentuk yang
dengan menggunakan bahasa Indonesia atau sama memiliki lebih dari satu makna. Kedua
relasi antardua makna yang melibatkan

2
hiponim dan antonim. (a) Hiponim: yang percakapan tatap muka dengan informan.
bermakna cakupan-cakupan makna dalam Namun, beda halnya dengan teknik tidak
sebuah makna yang lain. (b) Antonim: yang langsung yakni peneliti tidak melakukan
bermakna posisi sebuah makna di luar sebuah percakapan secara tatap muka dengan
makna yang lain. Ketiga relasi antardua informan. Dalam penelitian ini menggunakan
bentuk yang melibatkan homonim, yaitu teknik langsung yakni metode simak dan
suatu bentuk mengacu kepada dua referen metode cakap.
yang berlainan. Metode simak karena cara yang
digunakan untuk memperoleh data dilakukan
METODE PENELITIAN dengan menyimak penggunaan bahasa.
Istilah menyimak tidak hanya berkaitan
Pada metode penelitian dijelaskan dengan penggunaan bahasa secara lisan,
cara penelitian itu akan dilakukan, yang di tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis.
dalamnya mencakup bahan atau materi Metode ini memiliki teknik dasar yaitu,
penelitian, alat, jalan penelitian, variable teknik sadap karena pada hakikatnya
dan data yang hendak disediakan dan penyimakan diwujudkan dengan penyadapan.
analisis data (Mahsun, 2014:72). Metode Selanjutnya, teknik sadap ini diikuti dengan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik lanjutan yang berupa teknik simak
metode deskriptif, yaitu dengan cara libat cakap, catat, dan teknik rekam. Teknik
mendeskripsikan kata-kata yang simak libat cakap yaitu peneliti melakukan
mengandung relasi semantik dalam BMDK penyadapan dengan cara berpartisipasi
yang terdiri sinonim, antonim, polisemi, samabil menyimak pembicaraan. Dalam hal
hiponim, dan homonim. ini, peneliti terlibat langsung dalam dialog.
Bentuk penelitian ini adalah Selanjutnya, menurut Mahsun (2014:93)
kualitatif karena penelitian ini akan teknik catat adalah teknik lanjutan yang
menghasilkan data, berupa kutipan kalimat- dilakukan ketika menerapkan metode simak
kalimat tentang BMDK. Dengan demikian dengan lanjutan teknik sebelumnya. Jika
penelitian ini, pada akhirnya menghasilkan tidak dilakukan pencatatan, peneliti dapat
data deskriptif, berupa kata. melakukan perekaman ketika menerapkan
Data yang diambil dalam penelitian metode simak dengan teknik lanjutan
ini, yaitu berupa kata-kata yang mengandung sebelumnya. Tentu teknik rekam
relasi antarbentuk dan makna yang dimungkinkan terjadi jika bahasa yang
melibatkan sinonim dan polisemi, relasi diteliti adalah bahasa yang masih dituturkan
antaradua makna yang melibatkan hiponim oleh pemiliknya.
dan antonim, dan relasi antaradua bentuk Menurut Mahsun (2014:95)
yang melibatkan homonim. penamaan metode penyediaan atau dengan
Sumber data penelitian ini, yaitu metode cakap disebabkan cara yang
penutur Bahasa Melayu Dialek Ketapang ditempuh dalam pengumpulan data itu adalah
yang bertempat tinggal di Desa berupa percakapan antara peneliti dengan
Kendawangan Kiri, Kecamatan informan. Adanya percakapan antara peneliti
Kendawangan Kabupaten Ketapang. Sumber dengan informan mengandung arti terdapat
data penelitian ini, yaitu penutur Bahasa kontak antara peneliti dan informan. Karena
Melayu Dialek Ketapang yang bertempat itulah data diperoleh melalui penggunaan
tinggal di Desa Kendawangan Kiri, bahasa secara lisan.
Kecamatan Kendawangan Kabupaten
Ketapang. Teknik dasar ini memiliki teknik
Terdapat dua bagian teknik lanjutan yaitu cakap semuka. Pada
pengumpulan data yakni teknik langsung dan pelaksanaan teknik cakap semuka peneliti
tidak langsung. Maksud dari teknik langsung langsung melakukan percakapan dengan
ialah peneliti langsung melakukan penggunaan bahasa sebagai informan dengan

3
bersumber pada pancingan yang sudah HASIL DAN PEMBAHASAN
disiapkan (berupa daftar pertanyaan) atau
secara spontanitas, maksutnya pancingan Analisis data dalam penelitian ini
dapat muncul ditengah-tengah percakapan. yaitu analisis 1) relasi antar bentuk dan
Pemancingan tidak terlepas dari wawancara. makna yang melibatkan sinonim dan
Menurut Moleong (2013:186) wawancara polisemi; 2) antara dua makna yang
adalah percakapan dengan maksud tertentu. melibatkan hiponim dan antonim; dan 3)
Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, relasi antara dua bentuk yang melibatkan
yaitu pewawancara yang mengajukan homonim.
pertanyaan dan yang diwawancarai yakni
memberikan jawaban pertanyaan. 1. Analisis Relasi Antar Bentuk dan
Menurut Moleong (2013:161) Makna yang Melibatkan Sinonim dan
dokumen sudah lama digunakan dalam Polisemi
penelitian sebagai sumber data karena dalam 1.1 Sinonim lengkap dan total
banyak hal dokumen sebagai data dapat
dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, Sinonim lengkap adalah sinonim
bahkan untuk meramalkan. Pelaksanaan yang kedua kata tersebut memiliki identitas
teknik studi dokumenter dalam penelitian ini makna kognitif (aspek-aspek makna satuan
dilakukan dengan menganalisis cerita rakyat bahasa yang berhubungan dengan ciri-ciri
Ketapang yang sudah didokumentasikan. dalam di luar bahasa atau penalaran) dan
Alat yang digunakan peneliti untuk emotif (makna kata atau frasa yang ditautkan
mendapatkan data yaitu daftar pertanyaan, dengan perasaan) yang sama, sedangkan
gambar-gambar, cerita rakyat yang di sinonim total adalah sinonim yang kedua kata
dokumentasikan, dan kartu data. Sebelum tersebut dapat saling bertukar atau saling
analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggantikan dalam semua kontek.
kegiatan transkripsi, penerjemahan, dan
klasifikasi.

Tabel 1 Kata-kata yang termasuk sinonim lengkap dan total dalam BMDK.

NO Kosakata dalam BMDK Pasangan sinonim dalam BMDK Kosakata dalam BI


1. Uma Mama Ibu

2. Tglam Tlulup Tenggelam

3. Bai Mbah Baring

Berikut analisis sinonim lengkap dan total a. Uma t gi pgi k pasa.
dalam kalimat. b. Mama t gi pgi k pasa.
- Kata uma ‘ibu’ dan mama ‘ibu’. “Ibu sedang pergi ke pasar.
Kata uma dan mama dalam Kata uma dan mama sama-sama
BMDK merupakan kata-kata yang mempunyai makna ibu (orang tua
bersinonim lengkap dan total karena kedua perempuan). Kedua kata ini memiliki
kata ini memiliki identitas makna kognitif identitas makna kognitif (aspek-aspek makna
(aspek-aspek makna satuan bahasa yang satuan bahasa yang berhubungan dengan ciri-
berhubungan dengan ciri-ciri dalam di luar ciri dalam di luar bahasa atau penalaran) dan
bahasa atau penalaran) dan emotif (makna emotif (makna kata atau frasa yang ditautkan
kata atau frasa yang ditautkan dengan dengan perasaan) yang sama dan dapat
perasaan) yang sama dan penggunaannya bertukar pada semua konteks.
dapat ditukar dalam semua konteks. Contoh:

4
1.2 Sinonim lengkap tetapi tidak total bahasa atau penalaran) dan emotif (makna
kata atau frasa yang ditautkan dengan
Sinonim lengkap tetapi tidak total perasaan) yang sama tetapi kedua kata
adalah sinonim yan kedua kata tersebut tersebut tidak dapat bertukar dalam semua
memiliki identitas makna kognitif (aspek- konteks.
aspek makna satuan bahasa yang
berhubungan dengan ciri-ciri dalam di luar

Tabel 2 kata-kata yang termasuk sinonim lengkap tetapi tidak total

NO Kosakata dalam BMDK Pasangan sinonim dalam BMDK Kosakata dalam BI

1. Lawa Jaa Cantik

2. Lth Tl Letih


3. Tkapa Tbai; tgol Berbaring
b. Jaa ga cincin bau biak t.
Berikut analisis sinonim lengkap tetapi tidak “Cantik sekali cincin baru anak itu.”
total dalam kalimat. Kata lawa pada kalimat (a) tidak
- Kata lawa ‘cantik’ dan jaa ‘cantik’. bisa ditukar dengan kata jaa, demikian
Kata lawa dan jaa dalam BMDK juga pada kata jaa pada kalimat (b) tidak
merupakan kata-kata yang bersinonim dapat ditukar dengan kata lawa.
lengkap tetapi tidak total. Kedua kata ini
memiliki identitas makna kognitif (aspek- 1.3 Sinonim tidak lengkap tetapi total.
aspek makna satuan bahasa yang Sinonim yang tidak lengkap tetapi
berhubungan dengan ciri-ciri dalam di luar total adalah sinonim yang tidak memiliki
bahasa atau penalaran) dan emotif (makna identitas makna kognitif (aspek-aspek makna
kata atau frasa yang ditautkan dengan satuan bahasa yang berhubungan dengan ciri-
perasaan) yang sama tetapi tidak dapat ciri dalam di luar bahasa atau penalaran) dan
bertukar dalam semua konteks. emotif (makna kata atau frasa yang ditautkan
Contoh: dengan perasaan) yang sama, tetapi kedua
a. Lawa ga up betina an bah. kata tersebut dapat bertukar dalam semua
“Cantik sekali wajah perempuan itu.” konteks.

Tabel 3 Kata-kata yang termasuk sinonim tidak lengkap tetapi total dalam BMDK.

NO Kosakata dalam BMDK Pasangan sinonim dalam BMDK Kosakata dalam BI


1. Gaa Ganas Garang
2. Lah Lambat;imit Lambat
3. Alus Kci Kecil

Berikut analisis dalam kalimat.


- Kata alus ‘kecil’ dan kci ‘kecil’.
Kata alus dan kci dalam BMDK
merupakan kata-kata yang bersinonim tidak
lengkap tetapi total. Kata alus dan kci
tidak memiliki identitas makna kognitif

5
(aspek-aspek makna satuan bahasa yang maupun faktor-faktor lainnya. Kata kci
berhubungan dengan ciri-ciri dalam di luar pada kalimat (b) bermakna kecil dan masih
bahasa atau penalaran) dan emotif (makna dalam ukuran staandar ataupun normal
kata atau frasa yang ditautkan dengan seperti biasanya.
perasaan) yang sama, namun kedua kata ini
dapat bertukar dalam semua konteks. 1.4 Sinonim tidak lengkap dan tidak tota
Contoh.
a. Alus ga luba jaum t, da keliata Sinonim tidak lengkap dan tidak total
kua. adalah sinonim yang tidak memiliki identitas
“Kecil sekali lubang jarum ini, sehingga makna kognitif (aspek-aspek makna satuan
tidak kelihatan.” bahasa yang berhubungan dengan ciri-ciri
b. Kci ga badan biak t. dalam di luar bahasa atau penalaran) dan
“Kecil sekali badan anak itu.” emotif (makna kata atau frasa yang ditautkan
Kata alus pada kalimat (a) bermakna dengan perasaan) yang sama dan tidak dapat
kecil, namun tidak normal karena memiliki bertukar dalam semua konteks.
fisik yang sangat kecil bawaan dari lahir

Tabel 4 Kata-kata yang termasuk sinonim tidak lengkap dan tidak total dalam BMDK.

NO Kosakata dalam BMDK Pasangan Sinonim dalam BMDK Kosakata dalam


BMDK
1. Jajaan Tambol Kue

2. Membasu Bebasu;tmpuas Mencuci


3. Senun Sian Sana
b. Uma buat tambol bah amanam.
“Ibu membuat kue enak sekali.”
Berikut contoh penggunaan kata-kata yang Kata jajaan pada kalimat (a)
bersinonim tidak lengkap dan tidak total bermakna kue yang terbuat dari bahan yang
dalam kalimat. bermacam-macam kemudian dijual di pasar.
- Kata jajaan ‘kue’ dan tambol ‘kue’. Kata tambol pada kalimat (b) bermakna
Kata jajaan dan tambol dalam makanan yang dibuat dari tepung yang
BMDK merupakan kata-kata yang dibuat sendiri tidak untuk dijual.
bersinonim tidak lengkap dan tidak total.
Kata jajaan dan tambol tidak memiliki 1.5 Polisemi dalam Bahasa Melayu Dialek
identitas makna kognitif (aspek-aspek makna Ketapang
satuan bahasa yang berhubungan dengan ciri-
ciri dalam di luar bahasa atau penalaran) dan Polisemi adalah hubungan satu bentuk
emotif (makna kata atau frasa yang ditautkan kata yang mempunyai beberapa makna yang
dengan perasaan) yang sama, dan tidak dapat berbeda-beda atau lebih dari satu, tetapi
saling bertukar dalam semua konteks. masih dalam satu ruang lingkup arti. Makna
Contoh: polisemi ini berasal dari kata yang sama,
namun masih ada hubungan dan
a. Bapa t beli jajaan bjenis nik. kaitannyaantara makna-makna kata yang
berlainan tersebut.

“Bapak membeli berbagai jenis kue.

6
Tabel 5 Kata-kata yang termasuk polisemi dalam BMDK

NO Kosakata Pasangan polisemi dalam Kosakata Pasangan polisemi dalam BI


dalam BMDK dalam BI
BMDK
1 Kpala a. kpala kluage. Kepala a. Kepala keluarga.
b. kpala suat. b. Kepala surat
c. kpala bagian c. Kepala bagian
d. kpala batu d. Kepala batu
e. kpalads e. Kepala desa
f. kpala dingin f. Kepala dingin
g. kpalapukol g. Kepala pukul
h. kpalasekolah h. Kepala sekolah
i. kpala Nga i. Kepala Negara

2 Nak a. Nak klas Naik a. Naik kelas


b. Nak plaminan b. Naik pelaminan
c. Nak bandi c. Naik banding
d. Nak daon d. Naik daun
e. Nak darah e. Naik darah
f. Nak haji f. Naik haji
g. Nak pangkat g. Naik pangkat

Berikut penggunaan kata-kata berpolisemi kpala pada kalimat (b) bermakna


dalam kalimat. pemimpin keluarga.
1. Kata kpala.
Kata kpala dalam BMDK 2. Analisis Relasi Antar Dua Makna yang
merupakan polisemi karena satu kata Melibatkan Hiponim dan Antonim
memiliki makna yang berbeda, tetapi makna-
makna tersebut saling berhubungan. 2.1 Hiponim Bahasa Melayu Dialek
Contoh. Ketapang
a. Kpala biak an bah gundol.
“Kepala anak itu botak.” Hiponim adalah hubungan antara
b. Bapak mma kpala kluag ya makna yang lebih kecil (kelas bawah) dengan
tgas. makna yang lebih besar atau lebih luas (kelas
“Bapak memang kepala keluarga yang atas) yang terangkum dalam satu kelompok
tegas.” makna tertentu.
Kata kpala pada kalimat (a)
bermakna bagian tubuh manusia. Kata

Tabel 6 Kata-kata yang termasuk hiponim dalam BMDK.

NO Kosakata Kata-kata yang berhiponim Kosakata Kata-kata yang berhiponim


dalam dalam BMDK dalam BI dalam BI
BMDK
1 Asam Gandis dan Jaw Asam Gandis dan jawa.

2 Buah ambutan , pisa, magis. Buah rambutan, pisang, manggis,

7
jeruk.
3 Bu Mlati, kamboj, lili, dan Bunga melati, lili, dan mawar.
mawa.
“Ibu menanam berbagai jenis pohon asam.”
Berikut penggunaan kata-kata berhiponim Dalam kalimat ‘Uma t ad nanam
dalam kalimat. bjenis nik poko asam’ tercakup
- Kata asam dan asam jaw berhiponim pengertian berbagai jenis asam misalnya
dengan kata asam . asam gandis, asam jawe, dan sebagainy.
Kata asam dalam BMDK mencakup
pengertian gandis, jaw, dan sebagainya. 2.2 ANTONIM KEMBAR
Kata gandis dan jaw berhiponim dengan
kata asam yang berada pada kelas atas atau Antonim kembar adalah antonim
tingkatnya di atas, sedangkan kata gandis dan yang melibatkan pertentangan antara dua
jaw merupakan kelas bawah. Kelas atas kata. Antonim kembar mempunyai ciri-ciri
disebut hipernim dan kelas bawah disebut sebagai berikut.
hiponim. Kata gandis, jaw adalah hiponim a. Melibatkan dua kata yang bertentangan.
dan kata asam adalah hipernim dari gandis, b. Pertentangan makna kata secara mutlak.
jaw.Contoh: c. Penyangkalan terhadap salah satunya
Uma t ad nanam bjenis nik poko berarti penegasan terhadap pasangannya.
asam.

Tabel 7 Kata-kata yang termasuk antonim kembar dalam BMDK.

NO Kosakata dalam BMDK Antonim dalam BMDK Kosakata Antonim dalam


dalam BI BI
1. Bau buok Baru Lama
2. Sap ioh ggap Sunyi Gaduh

- Kata bau ‘baru’ berantonim dengan b. Ganti am sndal kau nan bah dah buok!
kata buok ‘jelek’. “Gantilah sandal kamu karena sudah
Kata bau dalam BMDK tidak bagus lagi!
merupakan pasangan antonim dari kata
buok. Penyangkalan terhadap kata bau
merupakan penegasan terhadap kata buok. 2.3 Antonim Kutub
Bila dikatakan buok berarti sudah tidak
baru lagi,sebaliknya jika dikatakan bau Antonim kutub atau gradual adalah
berarti dalam keadaan bagus dan tidak pertentangan dua kata dengan melibatkan
buok.Contoh. beberapa tingkat antara, ciri-cirinya berupa
a. Biak t bao abis bli moto bau. penyangkalan terhadap satu tidak mencakup
“Anak itu baru saja membeli motor penegasan terhadap yang lain.
baru.”

Table 8 Kata-kata yang termasuk antonim kutub dalam BMDK

No Kosakata dalam BMDK Antonim dalam BMDK Kosakata Antonim dalam


dalam BI BI

8
1 Ta Glap Terang Gelap

2 Panja Pndk Panjang Pendek

3 Luas Smpit Luas Sempit

Kata-kata yang tedapat pada table di ta, kurang ta, cukup ta, lebih
atas termasuk antonim kutub. Berikut glap, kurang glap, dan cukup glap.
penggunaan kata-kata berantonim kutub Contoh.
dalam kalimat.
- Kata ta ‘terang’ berantonim dengan a. Ta ga lampu kamanin, uyoh
kata glap ‘gelap’. mao tidu.
Kata ta dan glap merupakan “Terang sekali lampu kamar ini, susah
dua kata berantonim yang memiliki sekali untuk tidur.”
tingkatan-tingkatan antara, yaitu aga b. gelap ga lait te, nampak mao
ta, ta, ta skali, glap skali, ujan.
aga glap. “Langit gelap sekali, sepertinya akan
Kata ta dan glap juga dapat turun hujan.”
diberi keterangan perbandingan seperti lebih

Table 9 Kata-kata yang termasuk antonim relasional dalam BMDK

NO Kosakata dalam BMDK Antonim dalam BMDK Kosakata dalam Antonim dalam
BI BI
1 Bjual Pmbli Jual Beli
2 Guu Muid Guru Murid
3 Dokt Pasin Dokter Pasien
b. Uma t bli ikan gmbong.
- Kata bjual ‘jual’ berantonim dengan “Ibu membeli ikan gembung.”
kata pmbli ‘beli’.
Kata jual dan bli termasuk ke 2.4 ANTONIM HIRARKIAL
dalam antonim relasional. Bila ada jual
berarti ada bli, begitu juga sebaliknya bila Antonim hirarkial adalah
ada bli berarti ada jual. kehadiran kata pertentangan yang terjadi antara kata-kata
yang maknanya berada dalam posisi
jual menyebabkan hadirnya kata bli. Bila bertingkat. Jenis antonim ini sebenarnya
tidak ada kata jual tidak ada kata bli. hampir sama dengan antonim majemuk,
Contoh. tetapi di sini terdapat kriteria tambahan,
a. Bu Watibah jual es cndol di dpan yakni tingkat.
skolah.
“Ibu Wati menjual es cendol di depan
sekolah.”

Tabel 10 Kata-kata yang termasuk antonim hirarkial dalam BMDK.

No Kosakata Antonim dalam BMDK Kosakata Antonim dalam BI


dalam BMDK dalam BI
1 Snn Slas, rabo,kamis, jumat, Senin Selasa, rabu, kamis, jumat,

9
sabtu, minggu. sabtu, minggu.
2 Ds Kot Desa Kota

3 Kilogram On, Ton , Kuintal Kilogram Ons,Ton, Kuintal.

Kata-kata yang terdapat pada tabel di a. Ai Migu nin say mao balik k
atas termasuk antonim hirarkial. Berikut Kendawangan.
penggunaan kata-kata berantonim hirarkial “Hari minggu ini saya akan pulang ke
dalam kalimat. Kendawangan.”
1. Kata Senin ‘senin’ berantonim dengan b. Ai Snn nanti ad apat di kantor.
kata Snn, Slas, Rabo ‘Senin, “Hari senin nanti akan diadakan rapat di
Selasa, Rabu’. kantor desa.”
Senin, Slas, Rabo, Kamis, Jumat,
Sabtu, Minggu merupakan nama-nama hari 2.5 Antonim Majemuk
dalam BMDK. Penegasan terhadap hari
Senin berarti penyangkalan terhadap hari Antonim majemuk adalah antonim
Slas, Rabo, Kamis, Jumat, Sabtu, yang melibatkan pertentangan antara banyak
Minggu. Penyangkalan terhadap hari Senin kata. antonim ini bertalian terutama dengan
berarti penegasan terhadap hari-hari lainnya. anggota-anggota (antonim) dari satu jenis
Contoh. kelas, seperti jenis tumbuhan, jenis hewan,
jenis logam, atau jenis warna, dan
sebagainya.
Tabel 11 Kata-kata yang termasuk antonim majemuk dalam BMDK

Kosakata dalam Antonim dalam BMDK Kosakata Antonim dalam BI


NO BMDK dalam BI

1. BediI Dudok, bai, nikap. Berdiri Duduk, berbaring,


tiarap.
2. Panas Sjok, aat Panas Sejuk, hangat.
3. Itam Puth, kuni, biru, dadu. Hitam Putih, kuning, biru,
Contoh.

a. Usah bdii di dpan lawaa, nantiɁ


Kata-kata yang terdapat pada tabel di uyoh oa lalu!
atas termasuk antonim majemuk. Berikut ‘Jangan berdiri di depan pintu, nanti
kata-kata berantonim majemuk dalam orang akan susah lewat’.
kalimat. b. Usah dudok di dpan lawaa, nantik di
1. Kata bdii ‘berdiri’ berantonim dengan pina oa bala.
kata dudok, bai dan nikap ‘Duduk, ‘Jangan duduk di depan pintu, nanti tidak
berbaring, tiarap’. jadi dilamar orang’.
Kata bdii dalam BMDK
merupakan pasangan antonim dari kata 3.Analisis Relasi Antar Bentuk yang
dudok, bai dan nikap. Penyangkalan Melibatkan Homoni.
terhada kata bdii berarti penegasan
terhadap kata dudok, bai dan nikap. Homonim adalah kata yang sama
Kemudian sebaliknya penyangkalan terhadap bunyi dan bentuknya, tetapi mengandung
kata dudok, bai dan nikap penegasan makna yang berbeda. Seperti kata bisa I yang
terhadap kata bdii. berarti boleh atau dapat, dan bisa II berarti

10
zat beracun yang dapat membahayakan merupakan homonim.
makhluk hidup. Kata bisa I dan kata bisa II

Tabel 12 Kata-kata yang termasuk homonim dalam BMDK

NO Kosakata dalam Makna I Makna II


BMDK
1. Salon Tempat pengeras suara. Tempat untuk orang memotong
rambut.
2. Jaja ‘jajanan pasar’ Kegiatan menawarkan barang.
Kue tradisional.
pertama terdapat 13 sinonim yang total dan
Kata-kata dalam tabel di atas adalah komplet seperti kata lawa dengan jaa
kata yang memiliki makna yang ganda. Dua dan kata uma dengan mama. Kedua
kata yang lafal dan penulisannya sama tetapi terdapat 21 sinonim lengkap tetapi tidak total
maknanya berbeda. Penggunaan kata-kata seperti kata lawa dengan jaa dan kata
tersebut dapat dilihat pada kalimat-kalimat di lth dengan tl. Ketiga terdapat 10
bawah ini. sinonim tidak lengkap tetapi total seperti kata
- Kata salon ‘salon’ dan kata salon gaa dengan ganas dan kata lah dengan
‘salon’. imit. Keempat terdapat 8 sinonim tidak
Kata salon merupakan homonim lengkap dan tidak total seperti kata jajaan
karena kata salon memiliki makna ganda. ada dengan tambol dan kata jajaan dan tambol.
salon I dan salon II. Kedua kata tersebut Pada BMDK terdapat 13 polisemi,
memiliki lafal dan tulisan yang sama namun seperti pada kata kpala dengan kpala
memiliki makna yang berbeda. Salon I kluage kpala suat. Kata nak dengan
bermakna alat pengeras suara, salon II nak klas, nak plaminan. Kata anak
bermakna tempat untuk orang memotong dengan anak tii, anak mas. Kemudian
rambut. Penggunaan kata tersebut dapat terdapat 13 rela- si makna hiponim, seperti
dilihat dalam kalimat berikut. pada kata asam berhiponim dengan kata
a. Bapa t nyetel musik pake salon. asam gandis dan asam jaw. Kata buah
berhiponim dengan kata buah rambutan ,
buah pisang, buah manggis, buah limo.
“Bapak menyalakan musik dengan Kata bu berhiponim dengan kata mlati,
salon.” kamboj, lili, dan mawa.
b. Bapa t gi ke salon gunting ambut. Dalam BMDK terdapat lima jenis
“Bapak sedang ke salon menggunting antonim yaitu pertama terdapat 30 antonim
rambut.” kembar seperti pada kata llaki X betina,
kata bau X buok, kata sap X ioh
ggap. Kedua terdapat 13 antonim kutub
SIMPULAN DAN SARAN seperti pada kata ta X glap, kata
Simpulan panja X panja, kata tigi X ndah.
Ketiga terdapat 11 antonim relasional seperti
Berdasarkan analisis data pada bab pada kata jual X bli, kata guu X muid ,
IV dapat disimpulkan bahwa pada BMDK kata dokt X pasin. Keempat terdapat 5
terdapat 1) relasi antar bentuk dan makna antonim hirarkial seperti pada kata snn X
yang melibatkan sinonim dan polisemi, 2) slas, Rabo, kamis, jumat, sabtu, minggu,
relasi antar dua makna yang melibatkan kata Ds X Kot, kata Kilogram X Ons
hiponim dan antonim, dan 3) relasi antar dua ,Ton,Kuintal. Kelima terdapat 6 antonim
bentuk yang melibatkan homonim.Terdapat majemuk seperti pada kata Bedii X Dudok,
empat jenis sinonim dalam BMDK yaitu bai, ningkap. BMDK juga terdapat 14

11
relasi makna homonim seperti pada kata
salon I yang maknanya dalah tempat
pengeras suara dengan kata salon II yang
bermakna tempat untuk orang memotong
rambut. Pada kata jaja I yang bermakna
‘jajanan pasar’ kue tradisional dengan kata
jaja II kegiatan menawarkan barang.

Saran

Berdasarkan simpulan, berikut


merupakan saran kepada pembaca khususnya
pengguna BMDK yaitu pertama masyarakat
pengguna BMDK khususnya kalangan muda
selalu menjaga kelestarian dan tidak malu
menggunakan bahasa daerah agar BMDK
tidak mengalami kepunahan. Kedua
walaupun banyak masyarakat pengguna
BMDK sering berpindah tempat sebaiknya
masyarakat tidak melupakan bahasa
daerahnya. Ketiga orang tua harus
mewariskan kepada anaknya berbahasa
daerah, agar bahasa daerah tetap terjaga.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik


Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.

Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya Bahasa.


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Mahsun, 2014. Metode Penelitian Bahasa:


Tahap Strategi, Metode dan
Tekniknya. Jakarta: Rajawali Press.

Marjihanto, Bambang. 1999. Kamus Lengkap


Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya
Agung.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kualitatif


Kuantitatif dan R & D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.

12

Anda mungkin juga menyukai