Anda di halaman 1dari 41

.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara


II - 1
BAB 2
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA


2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI
Kabupaten Banjarnegara terletak antara 712 731 Lintang Selatan dan 10929
1094550 Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah
sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur.
Batas wilayah administrasi Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kab. Pekalongan dan Kab. Batang
b. Sebelah Timur : Kab. Wonosobo
c. Sebelah Selatan : Kab. Kebumen
d. Sebelah Barat : Kab. Purbalingga dan Kab. Banyumas
Wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki luas 1.070 Km
2
. Kabupaten Banjarnegara
terbagi dalam 20 kecamatan yang terdiri dari 266 desa dan 12 kelurahan, serta terbagi dalam 953
dusun, 5.150 Rukun Tetangga (RT) dan 1.312 Rukun Warga (RW). Kecamatan hasil pemekaran dari
Kecamatan Banjarnegara dan Kalibening yang terealisasi pada tanggal 1 Juni 2004, yaitu
Kecamatan Pagedongan dan Kecamatan Pandanarum. Luas wilayah, banyaknya desa/kelurahan,
RT dan RW dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Kedudukan Ibukota Kecamatan, Jumlah Desa, Kelurahan dan Dusun Dirinci menurut Kecamatan di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No. Kecamatan Ibukota Kecamatan
Banyaknya
Dusun
Desa Kelurahan Total
1. Susukan Susukan 15 15 43
2. Purworejo Klampok Klampok 8 8 35
3. Mandiraja Mandiraja Kulon 16 16 50
4. Purwonegoro Purwonegoro 13 13 60
5. Bawang Manktrianom 18 18 61
6. Banjarnegara Kutabanjarnegara 4 9 13 18
7. Pagedongan Pagedongan 9 9 42
8. Sigaluh Gembongan 14 1 15 37
9. Madukara Kutayasa 18 2 20 60
10. Banjarmangu Banjarmangu 17 17 51
11. Wanadadi Wanadadi 11 11 35
12. Rakit Rakit 11 11 52
13. Punggelan Punggelan 17 17 79
14. Karangkobar Leksana 13 13 41
15. Pagentan Pagentan 16 16 58
16. Pejawaran Panusupan 17 17 56
17. Batur Batur 8 8 37
18. Wanayasa Wanayasa 17 17 49
19. Kalibening Kalibening 16 16 57
20. Pandanarum Beji 8 8 32
Jumlah 266 12 278 953
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 2
Sedangkan luas wilayah Kabupaten Banjarnegara menurut kecamatan dapat dilihat pada
Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.2
Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara Menurut Kecamatan Tahun 2010
No. Kecamatan
Jumlah Desa/
Kelurahan
Luas
(Ha)
Prosentase Terhadap
Luas Kabupaten
1. Susukan 15 5.265,67 4,92 %
2. Purworejo Klampok 8 2.186,67 2,04 %
3. Mandiraja 16 5.261,58 4,92 %
4. Purwonegoro 13 7.386,53 6,90 %
5. Bawang 18 5.520,64 5,16 %
6. Banjarnegara 13 2.624,20 2,45 %
7. Pagedongan 9 8055,24 7,53 %
8. Sigaluh 15 3.955,95 3,70 %
9. Madukara 20 4.820,15 4,51 %
10. Banjarmangu 17 4.635,61 4,33 %
11. Wanadadi 11 2.827,41 2,64 %
12. Rakit 11 3.244,62 3,03 %
13. Punggelan 17 10.284,01 9,61 %
14. Karangkobar 13 3.906,94 3,65 %
15. Pagentan 16 4.618,98 4,32 %
16. Pejawaran 17 5.224,97 4,88 %
17. Batur 8 4.717,10 4,41 %
18. Wanayasa 17 8.201,13 7,67 %
19. Kalibening 16 8.377,56 7,83 %
20. Pandanarum 8 5.856,05 5,47 %
Jumlah 278 106.971 100,00 %
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010


2.2 KONDISI FISIK WILAYAH
Kondisi fisik wilayah Kabupaten Banjarnegara dapt diliat dari aspek bentukan alam dan
topografi, kondisi geologi, kondisi hidrologi atau kondisi air tanah dan air permukaan serta kondisi
klimatologi.
2.2.1 Bentukan Alam dan Topografi
Bila ditinjau dari bentuk tata alam dan penyebaran geografis, maka Kabupaten
Banjarnegara dapat digolongkan dalam tiga wilayah yaitu:
a. Bagian utara, terdiri dari daerah pegunungan Kendeng dengan relief bergelombang dan
curam, bagian ini meliputi wilayah Kecamatan Kalibening, Karangkobar, Pagentan,
Pejawaran, Batur, Madukara, Banjarmangu dan Punggelan;
b. Bagian tengah, terdiri wilayah dengan relief yang datar merupakan lembah sungai Serayu
yang subur mencakup sebagian wilayah Kecamatan Banjarnegara, Madukara, Bawang,
Purwonegoro, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu;
c. Bagian selatan, terdiri dari wilayah dengan relief yang curam merupakan bagian dari
pegunungan Serayu meliputi Kecamatan Banjarnegara, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja
Purworejo Klampok dan Susukan.

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 3
Kabupaten Banjarnegara mempunyai ketinggian yang bervariasi, meskipun kebanyakan
berada pada ketinggian 100 m dpl karena letaknya yang berada pada jalur pegunungan; yang
sebagian besar berada pada ketinggian 100500 mdpl (37,04%); 5001.000 mdpl (28,74%); dan
>1.000 mdpl (24,4%); sedangkan wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 mdpl hanya seluas
9,82% saja.
Adapun ketinggian topografi setiap daerah di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai
berikut :
1. Kurang dari 100 mdpl meliputi luas 9,82 % dari luas wilayah Kabupaten yang meliputi
Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwonegoro dan Bawang.
2. Antara 100-500 mdpl, meliputi luas 37,04 % luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang
meliputi Kecamatan Susukan, Mandiraja, Purwonegoro, Bawang, Banjarmangu,
Banjarnegara, Wanadadi, Rakit, Punggelan dan Madukara.
3. Antara 500-1.000 mdpl, meliputi luas 28,74 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara,
yang meliputi Kecamatan Banjarmangu, Sigaluh dan sebagian Banjarnegara.
4. Lebih dari 1.000 mdpl, meliputi luas 24,4 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara,
yang meliputi Kecamatan Karangkobar, Wanayasa, Kalibening, Pagentan, Pejawaran dan
Batur.
Ditinjau dari segi kemiringan, dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kemiringan, yaitu:
a. Antara 0 15 % meliputi luas 24,61% dari luas wilayah Kabupaten banjarnegara yang
meliputi Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwanegara, Pagedongan,
Bawang dan Rakit.
b. Diatas 15 40 %, meliputi luas 45,04 % dari luas wilayah kabupaten Banjarnegara yang
meliputi Kecamatan Madukara, Banjarmangu, Wanadadi, Punggelan, Karangkobar,
Pagentan, Wanayasa dan Kalibening.
c. Lebih dari 40 % meliputi luas 30,35 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi
Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Sigaluh, Banjarmangu, Pejawaran dan Batur.
Berikut merupakan tabel ketinggian wilayah Kabupaten Banjarnegara.

Tabel 2.3
Ketinggian Wilayah Kabupaten Banjarnegara
No. Ketinggian Kecamatan Keterangan
1. < 100 mdpl
Susukan
Purworejo Klampok
Mandiraja
Purwonegoro
luas 9,82 % dari luas wilayah Kabupaten
Banjarnegara
2. 100-500 mdpl
Susukan
Mandiraja
Purwonegoro
Bawang
Banjarmangu
Banjarnegara
Wanadadi
Rakit
luas 37,04 % luas wilayah Kabupaten
Banjarnegara

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 4
No. Ketinggian Kecamatan Keterangan
Punggelan
Madukara
3. 500-1.000 mdpl
Banjarmangu
Sigaluh
Banjarnegara
Pagedongan
luas 28,74 % dari luas wilayah Kabupaten
Banjarnegara
4. > 1.000 mdpl
Karangkobar
Wanayasa
Wanayasa
Kalibening
Pagentan
Pandanarum
Pejawaran
Batur
luas 24,4 % dari luas wilayah Kabupaten
Banjarnegara
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

Apabila ditinjau dari kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki tiga
jenis tingkat kemiringan. Berikut merupakan tingkat kemiringan di Banjarnegara.

Tabel 2.4
Kelerengan Wilayah Kabpaten Banjarnegara
No. Kelerengan Kecamatan Keterangan
1. Antara 0 15 %
Susukan
Purworejo Klampok
Mandiraja
Purwanegara
Pagedongan
Bawang
Rakit
luas 24,61% dari luas wilayah Kabupaten
banjarnegara
2. Diatas 15 40 %
Madukara
Banjarmangu
Wanadadi
Punggelan
Karangkobar
Pagentan
Wanayasa
Kalibening
meliputi luas 45,04 % dari luas wilayah
kabupaten Banjarnegara
3. Lebih dari 40 %
Susukan
Banjarnegara
Sigaluh
Banjarmangu
Pejawaran
Batur
luas 30,35 % dari luas wilayah Kabupaten
Banjarnegara
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010





.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 5
2.2.2 Kondisi Geologi
Kabupaten Banjarnegara memiliki kondisi geologi meliputi: jenis tanah, struktur geologi
dan gerakan tanah yang sangat berpengaruh dalam kondisi lingkungan fisik di Kabupaten
Banjarnegara.

2.2.2.1 Jenis Tanah
Jenis tanah yang cenderung berbeda pada sebagian besar wilayah di Kabupaten
Banjarnegara memerlukan penanganan yang berbeda. Jenis tanah yang ada di kabupaten
Banjarnegara adalah:
a. Tanah aluvial : dengan asosiasinya, berwarna kelabu coklat dan hitam, sifatnya bera neka
ragam. Produktivitas tanah rendah hingga tinggi sesuai untuk pertanian. terdapat pada
Kecamatan Batur, Kalibening, Rakit, Punggelan, Susukan, Purworejo Klampok, dan
Wanadadi.
b. Tanah latosol : berarsosiasi dengan andosol, sifatnya agak asam hingga netral, warnanya
beraneka ragam yaitu kelabu, coklat, hitam coklat kemerah-merahan. Tingkat kesuburan
tanah sedang sampai tinggi. Sesuai untuk usaha pertanian, kebun campuran, pertanian
sayur-sayuran dan hutan. Terdapat pada Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok,
Purwonegoro, Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh, Madukara, Banjarnegara, Wanayasa,
Pejawaran, Kalibening, Karangkobar, Banjarmangu, Pagedongan, Mandiraja, Punggelan,
Pandanarum ,dan Pegentan
c. Tanah andosol : dengan asosiasi berwarna coklat, coklat kekuning-kuningan, bersifat
netral sampai asam. Produktivitas tanah sedang hingga tinggi, cocok untuk tegalan, kebun
campuran dan hutan. Terdapat di Kecamatan Wanayasa, Pejawaran, Pegentan, dan Batur.
d. Tanah grumosol : asosiasinya dengan tanah mediteran, sifatnya agak netral, warna kelabu
hingga hitam, merah kekuning-kuningan, merah hingga coklat. Produktivitasnya rendah
sampai sedang, cocok dipergunakan untuk usaha-usaha persawahan dan tegalan.
terdapat di Kecamatan Kalibening, Karangkobar, Pagentan, Wanadadi, Wanayasa,
Madukara, dan Banjarmangu
e. Tanah podsolik merah kuning : tanah bertekstur liat, struktur blok di lapisan bawah,
konsistensi teguh, bersifat asam dengan pH kurang dari 5,5. Terbentuk pada daerah
dengan curah hujan antara 2500 sampai 3000 mm tiap tahun serta biasanya berada pada
ketinggian di atas 25 meter di atas permukaan laut. Terdapat di sekitar tegalan pada
Kecamatan Pandarum, Kalibening, dan Punggelan.
f. Tanah litosol : tanah yang beraneka sifat dan warnanya. Jenis tanah ini kurang baik untuk
pertanian, terdapat di Kecamatan Banjarmangu.

Berikut merupakan tabel jenis tanah dan pesebarannya di Kabupaten Banjarnegara.

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 6
Tabel 2.5
Jenis Tanah Di Kabupaten Banjarnegara
No. Jenis Tanah Persebaran
1.
Aluvial kelabu coklat dan
hitam
Batur, Kalibening, Rakit, Punggelan, Susukan, Purworejo
Klampok, dan Wanadadi
2.
Latosol kelabu, coklat, hitam
coklat kemerah-merahan
Susukan, Purworejo Klampok, Purwonegoro, Wanadadi,
Rakit, Bawang, Sigaluh, Madukara, Banjarnegara, Wanayasa,
Pejawaran, Kalibening, Karangkobar, Banjarmangu,
Pagedongan, Mandiraja, Punggelan, Pandanarum ,dan
Pegentan
3.
Andosol coklat, coklat
kekuning-kuningan
Wanayasa, Pejawaran, Pagentan, dan Batur.

4.
Grumosol kelabu hingga
hitam, merah kekuning-
kuningan, merah hingga
coklat
Kalibening, Karangkobar, Pagentan, Wanadadi, Wanayasa,
Madukara, dan Banjarmangu

5. Podsolik Merah Kuning Pandanarum, Kalibening, dan Punggelan
6. litosol Banjarmangu
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

2.2.2.2 Struktur Patahan
Berdasarkan peta geologi Kabupaten Banjarnegara dapat dijelaskan mengenai kondisi
geologi sebagai berikut :
1. Pembagian Formasi Endapan
Berdasarkan hasil survey nasional tentang geologi regional, Kabupaten Banjarnegara
termasuk wilayah jalur fisiografi pegunungan Serayu Selatan. Adapun Stratigrafi Daerah
terdiri dari batuan yang tertua yaitu batuan molion (metamorf) yang terdiri dari : Sekis
Kristalin, Sabak, Serpil Hitam, Filit, Kwarsit dan batuan batu Gamping.
2. Formasi Batuan
Formasi batuan di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut:
Batuan Grewake dan Lempung Hitam tersingkap di daerah Kalitengah sampai Merden
Batuan Metasedimen tersingkap di daerah Kalitengah hingga daerah Kebutuhan Duwur
Batuan Filit dan Sekis singkapannya banyak ditemukan di lereng selatan pegunungan
Serayu Selatan.


2.2.3 Kondisi Hidrogeologi
Sumberdaya air memiliki komponen berupa air tanah dan air permukaan. Sungai yang
menjadi sumber air permukaan utama adalah Sungai Serayu, Pekacangan, Gintung, Merawu dan
Sungai Tulis dengan anak-anak sungainya. Sifat sungai tersebut umumnya adalah prenial
(mengalir sepanjang tahun) dan merupakan bagian DAS (Daerah Aliran Sungai) Serayu.
Berikut merupakan jumlah mata air dan sungai yang mengalir di daerah resapan
Kabupaten Banjarnegara:

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 7
Tabel 2.6
Jumlah Mata Air dan Sungai yang Mengalir di Daerah Resapan Kabupaten Banjarnegara
No. Kecamatan Mata Air Nama Sungai
1. Rakit 42 Serayu, Pekacangan
2. Punggelan. 6
Pekacangan Kedawun, Pandanaran, Wujil, Cacaban,
Gintung
3. Wanadadi 4 Serayu, Pekacangan
4. Banjarmangu 9
Serayu, Merawu, Kandangwangi, Lumajang,
Pekacangan
5. Madukara 20 Serayu, Merawu, Langkrang, Bangbang
6. Pagentan 9 Merawu, Bojong, Jawar
7. Pejawaran 13 Bojong, Penaraban, Putih, Dalak
8. Batur 0 Anget, Panaraban, Putih, Dalak
9. Wanayasa 0 Panaraban, Gondang, Sibebek, Merawu, Sigembol
10. Karangkobar 0 Urang, Pandanarum, Jrampang, Ragajaya
11. Kalibening 0 Gintung, tarsana, Bangbang Duwur, Brukah
Sumber : Laporan Rencana Identifikasi Lokasi DPP-KTP2D Kab. Banjarnegara, 2007

Mata air di Kabupaten Banjarnegara umumnya terdapat di daerah bawah (selatan), mata
air terbanyak di Kecamatan Rakit (42 mata air), sedangkan daerah perbukitan terdapat di
Kecamatan Pejawaran, Pagentan dan sebagian Banjarmangu.
Air tanah merupakan potensi yag sangat penting selain air permukaan. Air tanah merupakan air
yang menempati rongga-rongga dalam antar butir dalam batuan. Air tanah sangat terkait dengan
lingkungan geologis suatu wilayah, sehingga dikenal dengan kondisi hidrogeologi.

Tabel 2.7
Karakteristik hidrogeologi Kabupaten Banjarnegara
Litologi
Utama
Satuan Hidrogeologi Karakteristik Hidrogeologi
ENDAPAN
ALLUVIAL
Endapan Aluvial Holosen
(Lempung, debu, kerakal dan pasir.
Tersusun oleh endapan Sungai
Serayu, endapan aluvial tengah
bagian utara basin Serayu.
Cakupan wilayah :
Pungelan dan Wanadadi
Akuifer luas dengan trasmisibilitas sedang hingga
agak tinggi, maka featik dan peizometrik dekat
permukaan, ketebalan akuifer mencapai 150
meter, konduktivitas akuifer mencapai 150
meter, konduktivitas hidroulik mencapai 8 18
m/hari, debit sumur rerata 10-30 lt/detik, dan
specific yield 3-28%
Endapan Teras Pleistosen
(Batu pasir tufaan, tuff, konglomerat
dan breksi tuffan, endapan akibat
pelapukan cukup dalam).
Cakupan Wilayah :
Rakit, Wanadadi, Banjarmangu dan
Madukara
Akuifer luas dengan trasmisibilitas sedang,
distribusi pelapisan air tidak teratur, muka featik
dan peizometrik dekat permukaan, ketebalan
akuifer mencapai 80 m, konduktivitas hidroulik
mencapai 5-15m/hr, debit sumur rerata 10-
20lt/detik, dan specific yield 21%
KOMPLEKS
VULKANIK
KUARTER
Lereng Bawah Vulkan Kuarter
(Breksi vulkan kasar tak
termampatkan, lahar dingin dan
aliran debris, tuff pasiran dan aliran
lava).
Cakupan wilayah:
Kalibening, Madukara, Pejawaran
Akuifer luas dan produktif dengan transmisibilitas
sedang hingga tinggi, muka freatik dan
piezometrik dekat permukaan atau di atas
permukaan (air tanah artetis), ketebalan akuifer
mencapai 200 m, konduktivitas hidroulik
mencapai 10-40 m/hari, debit sumur arttis
(rerata) dan specific yield 23-28%.

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 8
Litologi
Utama
Satuan Hidrogeologi Karakteristik Hidrogeologi

Lereng Tengah Vulkan Kuarter
(lahar aglomemerat dominan, Breksi
vluvio vulkan dan tuff kasar, pada
zona rendah (900 1.200 m), aliran
lava dan piroklastik dominan pada
zona tinggi (1.200 1.500 m).
Cakupan wilayah:
Batur, Wanayasa dan Karangkobar.
Akuifer luas dan produktif dengan transmisibilitas
tinggi pada beberapa satuan yang lebih rendah,
muka freatik permukaan, sebagian sebagai
daerah tangkapan, ketebalan bantuan bantuan
permeabel paling sedikit 300 m, permeabilitas
20-50lt/detik, dan specific yield 23-28%.

Lereng Atas Vulkan Kuarter
(Aliran lava andesit porus, aliran
breksi dan breksi piroklastik).
Cakupan wilayah:
Batur dan Pejawaran
Akifer melayang secara lokal dengan kedalaman
dangkal, muka air tanah umumnya sangat dalam
dan tidak teratur, daerah tangkapan dan
transmisibilitas sangat tinggi, debit sumur <
10lt/detik, serta dan specific yield sangat kecil
BATUAN
DASAR
PREKUARTER
Batuan Vulkanik Prekuarter
(Andesit Aglomerat, endapan lahar
dan aliran lava (ava bantal), batu pasir
tuffan halus, batunapal dan marl)
Cakupan Wilayah:
Kalibening
Akuifer lokal dan kecil dengan trasmisibilitas
rendah pada ,kedalaman dangkal di dalam
batuan hasil rombakan dan termampatkan,
permeabilitas < 5m/hari, pada beberapa tempat
terdapat akuifer dangkal setempat dalam
endapan abu kuarter, Debit sumur <5 lt/detik
dan specific yield berkisar 21 - 27 %
Batuan Marine Pre-Kuarter
(batupasir halus kasar, batusabak,
batu lempung dan marl, konglomerat
dan breksi andesit).
Cakupan wilayah :
Pagentan, Wanayasa, Karangkobar
dan Punggelan
Akuifer bersifat lokal dan dangkal, transmisibilitas
sangat rendah (hanya pada zona pelapukan
intensif dan pada batuan berpasir dengan
retakan-retakan)

Batuan Marine Eosien dan Miosen
(Batuanlempung marl dan marl
dengan dasar tuff halus sedang dan
lapisan tipis batulumpur serta
konglomerat)
Cakupan wilayah:
Kalibening
Akuifer tidak produktif (dangkal maupun
kedalaman yang lebih luas). specific yield dan
debit sumur sangat kecil
Sumber : Hydrogeological Map of the Serayu River Basin, 1987 dalam Laporan Rencana Identifikasi Lokasi DPP-KTP2D
Kab. Banjarnegara, 2008

Berdasarkan kondisi hidrogeologi tersebut, wilayah pada bagian Selatan yaitu Wanadadi,
Punggelan, Rakit, Banjarmangu dan Madukara memiliki potensi air tanah dan akuifer potensial.
Dengan karakteristik air tanah akuifer luas dengan transmisibilitas sedang hingga tinggi.

Tabel 2.8
Potensi Air Tanah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
Cekungan Air Tanah Wilayah
Administrasi
(Kabupaten)
Litologi Akuifer Utama
Peringkat
Penyelidikan
Jumlah Air Tanah
(juta m/tahun)
No Nama
Luas
(Km)
Bebas
(Q1)
Ter-tekan
(Q2)
33
Purwokerto -
Purbalingga
1.318
Banyumas
Purbalingga
Banjarnegara
Endapan sungai: pasir dan
kerakal: Batuan gunung api
G. Slamet tak teruraikan:
Breksi gunung api, lava,
lapilli dan tuf; Lava G.
Diketahui 503 10

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 9
Cekungan Air Tanah Wilayah
Administrasi
(Kabupaten)
Litologi Akuifer Utama
Peringkat
Penyelidikan
Jumlah Air Tanah
(juta m/tahun)
No Nama
Luas
(Km)
Bebas
(Q1)
Ter-tekan
(Q2)
Slamet: lava andesit
berongga: Endapan lahar
G. Slamet: lahar
mengandung bongkah
batuan beku.
40 Karangkobar 316 Banjarnegara
Bartuan gunung api
Jembangan: lava, breksi
dan lahar.
Diketahui 153 4
42 Wonosobo 666
Wonosobo
Banjarnegara
Batuan gunung api
G.Sindoro-G.Sumbing: lava,
breksi piroklastik dan
lahar; Batuan gunung api
Jembangan: rombakan
gunung api, lava, breksi
piroklastik dan lahar.
Diketahui 210 8
Sumber : Kepmen ESDM No.716 K/40/MEM/2003 tentang Batas Horizontal Cekungan Air Tanah Di Pulau Jawa dan
Pulau Madura.

Mata air Kabupaten Banjarnegara apabila dilihat dari segi hidrologi memiliki potensi yang
cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan rumah tangga, irigasi, industri dan lainnya.
Yang bersumber dari Sungai Serayu, Pekacangan, Tulis, Merawu, Sapi dan sungai kecil lainnya.
Selain itu Banjarnegara juga memiliki beberapa telaga seperti Telaga Balaikambang, Telaga
Sewiwi, dan Telaga Merdada. Sedangkan waduk buatan yang dimiliki yaitu PLTA Panglima Besar
Sudirman dan PLTA Tulis yang dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik, irigasi, perikanan
dan objek wisata.

2.2.4 Kondisi Klimatologi
Kondisi klimatologi Kabupaten Banjarnegara seperti halnya kebanyakan wilayah di
Indonesia yang beriklim tropis, dengan bulan basah umumnya lebih banyak daripada bulan kering.
Temperatur udara berkisar antara 2026C, temperatur terdingin yaitu 318C dengan
temperatur terdingin tercatat pada musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng. Kelembaban udara
berkisar antara 80%85 % dengan curah hujan tertinggi rata-rata 3.000 mm/tahun. Semakin tinggi
tempat itu dari permukaan air laut, maka curah hujan dan frekuwensi hujannya semakin tinggi.
Pada umumnya bulan basah terjadi antara bulan SeptemberMaret, sedangkan bulan kering
berkisar antara AprilAgustus. Puncak musim hujan berada pada bulan DesemberJanuari.
Kabupaten Banjarnegara bagian Utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan yang paling
tinggi dibandingkan dengan wilayah tengah maupun selatan.
Tabel 2.9
Banyaknya Hari Hujan Dan Curah Hujan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 (mm hari)
No
Sta-
siun
Lokasi Stasiun
Pengamat
J
a
n
.

F
e
b
.

M
r
t
.

A
p
r
.

M
e
i

J
u
n
.

J
u
l
.

A
g
t
.

S
e
p
.

O
k
t
.

N
o
v
.

D
e
s
.

1 51B Susukan
hari 26 22 23 22 19 10 19 10 24 26 21 17
mm 527 312 400 277 287 219 318 425 658 583 505 491

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 10
No
Sta-
siun
Lokasi Stasiun
Pengamat
J
a
n
.

F
e
b
.

M
r
t
.

A
p
r
.

M
e
i

J
u
n
.

J
u
l
.

A
g
t
.

S
e
p
.

O
k
t
.

N
o
v
.

D
e
s
.

2 36B
Purworejo
Klampok
hari - - - - - - - - - - - -
mm - - - - - - - - - - - -
3 57
Purworejo
Klampok
hari 27 17 18 16 20 8 14 8 17 20 20 20
mm 530 414 365 315 347 355 221 185 596 447 425 470
4 58 Mandiraja
hari - - - - - - - - - - - -
mm - - - - - - - - - - - -
5 58B Purwonegoro
hari 23 22 19 16 20 3 14 3 20 23 14 22
mm 626 714 499 227 538 241 213 156 700 609 259 493
6 60D Bawang
hari - - - - - - - - - - - -
mm - - - - - - - - - - - -
7 62 Banjarnegara
hari 26 20 21 20 21 9 19 9 22 25 20 22
mm 425 522 543 209 468 429 299 152 579 573 453 392
8 62C Sigaluh
hari - - - - - - - - - - - -
mm - - - - - - - - - - - -
9 62D Madukara
hari 26 24 24 23 19 12 16 12 24 23 26 23
mm 538 700 880 489 695 287 295 173 624 501 578 648
10 62C Banjarmangu
hari - - - - - - - - - - - -
mm - - - - - - - - - - - -
11 60 Wanadadi
hari 29 25 25 20 25 16 20 16 27 23 26 23
mm 471 469 703 291 568 285 154 257 173 395 695 524
12 58A Rakit
hari - - - - - - - - - - - -
mm - - - - - - - - - - - -
13 60C Punggelan
hari 25 21 24 19 19 16 19 16 20 17 19 22
mm 677 704 649 411 539 296 434 194 530 501 653 529
14 64 Karangkobar
hari - - - - - - - - - - - -
mm - - - - - - - - - - - -
15 67 Pagentan
hari 30 27 26 26 24 12 18 12 26 26 28 23
mm 510 878 507 645 562 327 350 169 652 540 570 501
16 65 Pejawaran
hari - - - - - - - - - - - -
mm - - - - - - - - - - - -
17 65 Batur
hari 31 28 31 29 29 16 14 16 29 25 28 28
mm 509 461 550 364 470 179 161 199 366 481 445 545
18 63 Wanayasa
hari - - - - - - - - - - - -
mm - - - - - - - - - - - -
19 59 Kalibening
hari - - - - - - - - - - - -
mm - - - - - - - - - - - -
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010


2.3 KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA
Dalam merencanakan suatu daerah tidak dapat terlepas dari masalah kependudukan yang
ada di suatu wilayah. Kondisi kependudukan suatu wilayah yang perlu diperhatikan meliputi
jumlah dan perkembangan penduduk; kepadatan penduduk; struktur perkembangan penduduk,
serta mata pencaharian pendduduk. Adapun karakteristik kependudukan yang ada di Kabupaten
Banjarnegara lebih lanjut akan dibahas berikut ini.



.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 11
2.3.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk sebesar 903.059 jiwa pada tahun 2006 menjadi sebesar
932.688 jiwa pada tahun 2010. Secara umum pertambahan penduduk di Kabupaten Banjarnegara
tidak mengalami peningkatan yang pesat. Dalam 5 tahun terakhir rata-rata tingkat pertumbuhan
penduduk Kabupaten Banjarnegara adalah sebesar 0,78%. Peningkatan jumlah penduduk juga
terjadi pada tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara.
Diperinci tiap kecamatan, jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Punggelan
yaitu sebesar 70.278 jiwa pada tahun 2006 dan 72.468 jiwa pada tahun 2010. Sedangkan jumlah
penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Pandanarum yaitu sebesar 21.777 jiwa pada tahun 2006
dan 22.157 jiwa pada tahun 2010.
Berdasarkan angka pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun di Kabupaten
Banjarnegara dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk terbesar adalah pada tahun
2008/2009 yaitu sebesar 0,88% dan pertumbuhan terkecil adalah pada tahun 2005/2006 yaitu
0,67%. Jika dirinci tiap kecamatan dalam 5 tahun terakhir, maka dapat diketahui bahwa rata-rata
angka pertumbuhan penduduk tertinggi adalah berada di Kecamatan Sigaluh yaitu sebesar 1,63%
dan pertumbuhan penduduk terendah adalah berada di Kecamatan Pagentan sebesar 0,25%.
Untuk lebih lengkapnya jumlah dan pertumbuhan penduduk Kabupaten Banjarnegara
dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.10
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006 2010
No. Kecamatan 2006 2007 2008 2009 2010
1. Susukan 60.211 61.021 61.522 61.944 62.603
2. Purworejo Klampok 46.646 47.026 47.465 47.937 48.317
3. Mandiraja 66.581 66.729 66.829 67.087 67.303
4. Purwonegoro 69.871 70.603 71.114 71.927 72.396
5. Bawang 53.003 53.426 53.613 53.957 54.279
6. Banjarnegara 60.175 60.267 60.505 60.637 60.946
7. Pagedongan 34.952 35.268 35.718 36.292 36.809
8. Sigaluh 28.739 29.273 29.886 30.247 30.657
9. Madukara 40.799 41.024 41.449 41.819 42.077
10. Banjarmangu 39.988 40.380 40.597 41.011 41.261
11. Wanadadi 29.457 29.644 29.821 29.897 29.931
12. Rakit 49.176 49.654 50.224 50.770 51.387
13. Punggelan 70.278 70.878 71.507 72.029 72.468
14. Karangkobar 28.009 28.151 28.261 28.484 28.788
15. Pagentan 37.033 37.157 37.290 37.382 37.408
16. Pejawaran 41.366 41.829 42.167 42.641 43.080
17. Batur 37.855 38.119 38.487 38.861 39.094
18. Wanayasa 43.330 43.891 44.345 45.418 46.135
19. Kalibening 43.813 44.327 44.898 45.365 45.592
20. Pandanarum 21.777 21.846 21.932 21.956 22.157
Jumlah 903.059 910.513 917,630 925.661 932.688
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 12
Tabel 2.11
Angka Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banjarnegara Diperinci Tiap Kecamatan Tahun 2005/2006
2009/2010 (dalam persen)
No. Kecamatan
2005/
2006
2006/
2007
2007/
2008
2008/
2009
2009/
2010
Rata-rata
Pertumbuhan
1, Susukan 0,75 1,35 0,82 0,69 1,06 0,98
2, Purworejo Klampok 0,85 0,81 0,93 0,99 0,79 0,88
3, Mandiraja 0,32 0,22 0,15 0,39 0,32 0,27
4, Purwonegoro 0,61 1,05 0,72 1,14 0,65 0,89
5, Bawang 0,16 0,80 0,35 0,64 0,60 0,60
6, Banjarnegara 0,29 0,15 0,39 0,22 0,51 0,32
7, Pagedongan 0,19 0,90 1,28 1,61 1,42 1,30
8, Sigaluh 1,35 1,86 2,09 1,21 1,36 1,63
9, Madukara 0,98 0,55 1,04 0,89 0,62 0,77
10, Banjarmangu 0,63 0,98 0,54 1,02 0,61 0,79
11, Wanadadi 0,64 0,63 0,60 0,25 0,11 0,40
12, Rakit 0,38 0,97 1,15 1,09 1,22 1,11
13, Punggelan 0,60 0,85 0,89 0,73 0,61 0,77
14, Karangkobar 0,88 0,51 0,39 0,79 1,07 0,69
15, Pagentan 0,81 0,33 0,36 0,25 0,07 0,25
16, Pejawaran 0,88 1,12 0,81 1,12 1,03 1,02
17, Batur 0,92 0,70 0,97 0,97 0,60 0,81
18, Wanayasa 0,97 1,29 1,03 2,42 1,58 1,58
19, Kalibening 1,32 1,17 1,29 1,04 0,50 1,00
20, Pandanarum 0,68 0,32 0,39 0,11 0,92 0,43
Jumlah 0,67 0,83 0,78 0,88 0,76 0,78
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Banjarnegara dapat dipengaruhi oleh kondisi
tingkat kelahiran, kematian dan migrasi dari penduduknya. Pertumbuhan penduduk yang
dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan kematian saja disebut pertumbuhan alami dan
pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian dan migrasi disebut
pertumbuhan non alami.
Secara umum jumlah kelahiran dan kematian di Kabupaten Banjarnegara pada tahun
2010 yaitu jumlah kelahiran sebesar 6.309 jiwa dan jumlah kematian sebesar 2.315 jiwa, sehingga
dapat disimpulkan bahwa jumlah kelahiran di Kabupaten Banjarnegara jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan jumlah kematian. Apabila diperinci tiap kecamatan, pada tahun tersebut
2010 jumlah kelahiran tertinggi terdapat di Kecamatan Madukara yaitu sebesar 533 jiwa
sedangkan untuk jumlah kelahiran terendah terdapat di Kecamatan Pagentan sebesar 51 jiwa.
Pada tahun yang sama, jumlah kematian tertinggi di Kecamatan Madukara sebesar 380 jiwa,
sedangkan jumlah kematian terendah di Kecamatan Pagentan sebesar 18 jiwa.
Migrasi di Kabupaten Banjarnegara pada Tahun 2010, penduduk yang datang berjumlah
1.888 jiwa dan penduduk yang pindah berjumlah 2.139 jiwa. Diperinci tiap kecamatan, migrasi
datang tertinggi terdapat di Kecamatan Madukara yaitu sebesar 408 jiwa dan terkecil di
Kecamatan Pagentan yaitu sebesar 4 jiwa, sedangkan migrasi pindah yang terbesar di Kecamatan

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 13
Madukara yaitu sebesar 404 jiwa dan terkecil di Kecamatan Wanayasa yaitu sebesar 5 jiwa, Untuk
melihat kondisi kematian, kelahiran, migrasi datang, dan migrasi pergi secara lengkap dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 2.12
Banyaknya Kelahiran dan Kematian Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No, Kecamatan
Penduduk
Tengah Tahun
Jumlah
Kelahiran
Jumlah
Kematian
Datang Pergi
1, Susukan 62.278 473 161 19 6
2, Purworejo Klampok 48.149 415 170 195 272
3, Mandiraja 67.200 326 194 95 124
4, Purwonegoro 72.161 481 197 142 191
5, Bawang 54.137 338 169 165 192
6, Banjarnegara 60.671 345 127 169 112
7, Pagedongan 36.556 292 22 25 42
8, Sigaluh 30.440 289 72 104 104
9, Madukara 41.920 533 380 408 404
10, Banjarmangu 41.108 233 54 33 59
11, Wanadadi 29.867 203 45 79 173
12, Rakit 51.091 355 75 41 25
13, Punggelan 42.266 474 180 108 200
14, Karangkobar 28.615 166 53 140 80
15, Pagentan 37.388 51 18 4 17
16, Pejawaran 42.879 362 144 19 36
17, Batur 38.985 172 60 30 33
18, Wanayasa 45.702 447 53 44 5
19, Kalibening 45.491 195 81 29 42
20, Pandanarum 22.041 159 60 39 22
Jumlah 928.945 6.309 2.315 1.888 2.139
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

2.3.2 Kepadatan Penduduk
Jumlah rumah tangga tahun 2010 di Kabupaten Banjarnegara adalah 245.242 KK dengan
rata-rata per KK adalah 4 jiwa, sedangka angka kepadatan penduduk sebesar 872 jiwa/Km
2
.
jumlah rumah tangga terbesar adalah di Kecamatan Purwonegoro yaitu 21.314 keluarga, jumlah
rumah tangga terkecil adalah di Kecamatan Pandanarum yaitu sebesar 6.411 keluarga. Kemudian
jika dilihat berdasarkan jumlah kepadatan penduduknya maka, angka kepadatan penduduk
tertinggi adalah di Kecamatan Banjarnegara yaitu sebesar 2.323 jiwa/Km
2
, dan angka kepadatan
penduduk terendah adalah di Kecamatan Pandanarum yaitu sebesar 378 jiwa/Km
2
.
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah rumah tangga dan angka kepadatan penduduk di
Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 14
Tabel 2.13
Banyaknya Desa/Kelurahan, Luas, Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga
Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Thn 2010
No Kecamatan
Jmlh
Desa/
Kelurahan
Luas
(Km
2
)
Jmlh
Penduduk
(Jiwa)
Jmlh
Rmh Tangga
(KK)
Kepadatan
(Jiwa/Km
2
)
Rata-rata
(Jiwa/KK)
1, Susukan 15 52,66 62.603 15.875 1.189 4
2, Purworejo Klampok 8 21,87 48.317 11.570 2.209 4
3, Mandiraja 16 52,61 67.303 16.853 1.279 4
4, Purwonegoro 13 73,86, 72.396 21.314 980 3
5, Bawang 18 55,25 54.279 15.066 982 4
6, Banjarnegara 13 26,24 60.946 14.542 2.323 4
7, Pagedongan 9 80,51 36.809 8.889 457 4
8, Sigaluh 15 39,56 30.657 8.313 775 4
9, Madukara 20 48,20 42.077 10.310 873 4
10, Banjarmangu 17 46,36 41.261 12.251 890 3
11, Wanadadi 11 28,27 29.931 8.561 1.059 3
12, Rakit 11 32,45 51.361 14.766 1.583 3
13, Punggelan 17 102,84 72.468 18.272 705 4
14, Karangkobar 13 39,67 28.788 7.553 726 4
15, Pagentan 16 46,19 37.408 10.015 810 4
16, Pejawaran 17 52,25 43.080 10.726 824 4
17, Batur 8 47,17 39.094 9.729 829 4
18, Wanayasa 17 82,01 46.135 12.872 563 4
19, Kalibening 16 83,78 45.592 11.354 544 4
20, Pandanarum 8 58,56 22.157 6.411 378 3
Jumlah 278 1.069,71 932.688 245.242 872 4
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

2.3.3 Struktur Penduduk
Struktur penduduk di Kabupaten Banjarnegara ditinjau menurut umur, mata pencaharian
dan tingkat pendidikan penduduk.

2.3.3.1 Struktur Penduduk Menurut Umur
Struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada Kabupaten Banjarnegara dapat
menggambarkan usia produktif, usia anak-anak dan usia tidak produktif. Usia anak-anak meliputi
usia di bawah 15 tahun sedangkan usia produktif antara 15 sampai dengan 59 tahun, sedangkan
usia tidak produktif pada usia di atas 60 tahun, Dilihat dari kondisi tersebut maka Kabupaten
Banjarnegara pada tahun 2010 memiliki struktur umur dominan pada usia produktif, disusul usia
sekolah dan usia belum dan tidak produktif, Kondisi penduduk menurut struktur umur ini dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 2.14
Penduduk Menurut Kelompok umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No, Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
1 0 - 4 40.602 38.662 79.264
2 5 - 9 46.583 46.767 93.350
3 10 - 14 48.876 43.811 92.687

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 15
No, Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
4 15 - 19 42.511 38.250 80.761
5 20 - 24 34.427 33.979 68.406
6 25 - 29 32.522 35.530 68.052
7 30 - 34 32.231 37.330 59.561
8 35 - 39 36.529 39.030 75.559
9 40 - 44 34.818 35.345 70.163
10 45 - 49 28.754 29.198 57.952
11 50 - 54 25.634 23.830 49.464
12 55 - 59 17.929 16.769 34.698
13 60+ 44.994 47.777 92.771
Jumlah 466.410 466.278 932.688
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

Tabel 2.15
Penduduk Menurut Kelompok Usia Dewasa/Anak-anak dan Jenis Kelamin
Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No, Kecamatan
Dewasa Anak-anak
Jumlah
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
1, Susukan 22.081 22.717 9.094 8.711 62.603
2, Purworejo Klampok 17.333 17.236 7.139 6.609 48.317
3, Mandiraja 23.341 24.828 9.614 9.520 67.303
4, Purwonegoro 25.655 26.147 10.567 10.027 72.396
5, Bawang 19.235 19.604 7.922 7.518 54.279
6, Banjarnegara 21.407 22.207 8.817 8.515 60.946
7, Pagedongan 13.035 13.304 5.368 5.102 36.809
8, Sigaluh 11.075 10.857 4.562 4.163 30.657
9, Madukara 14.888 15.220 6.132 5.837 42.077
10, Banjarmangu 14.614 14.910 6.019 5.718 41.261
11, Wanadadi 10.636 10.780 4.381 4.134 29.931
12, Rakit 18.166 18.605 7.482 7.134 51.387
13, Punggelan 25.691 26.163 10.582 10.032 72.468
14, Karangkobar 10.247 10.352 4.220 3.969 28.788
15, Pagentan 13.338 13.428 5.493 5.149 37.408
16, Pejawaran 15.382 15.442 6.335 5.921 43.080
17, Batur 13.926 14.047 5.735 5.386 39.094
18, Wanayasa 16.440 16.570 6.771 6.354 46.135
19, Kalibening 15.938 16.689 6.565 6.400 45.592
20, Pandanarum 7.921 7.932 3.263 3.041 22.157
Jumlah 330.349 337.038 136.061 129.240 932.688
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010




.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 16
2.3.3.2 Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Struktur penduduk menurut mata pencaharian dapat menggambarkan kondisi
perekonomian penduduk dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Jenis mata pencaharian penduduk
yang Utama Kabupaten Banjarnegara mempunyai banyak ragamnya, dari pertanian, industri,
perdagangan, angkutan dan komunikasi, keuangan dan jasa-jasa.
Dari jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Banjarnegara, yaitu sebanyak 1,073,187,
jiwa, sesuai data banyaknya penduduk berumur 10 tahun keatas menurut lapangan usaha tahun
2008 yang memiliki mata pencaharian hanya sebanyak 422,317 jiwa, Mata pencaharian utama
sebagian besar penduduk di Kabupaten Banjarnegara adalah di sektor pertanian, yaitu sebanyak
206,032 jiwa, sedangkan paling rendah adalah di sektor Listrik, Gas dan Air Minum, yaitu
sebanyak 116 jiwa. Untuk jelasnya mengenai jumlah penduduk menurut mata pencaharian dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.16
Penduduk Usia 10 tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No, Lapangan Usaha Utama
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Pertanian 129,889 76,143 206,032
2. Pertambangan dan
Penggalian
3,276 917 4,193
3. Industri 12,581 26,797 39,378
4. Listrik, Gas dan Air Minum 116 - 116
5. Bangunan 28,829 - 28,829
6. Perdagangan 31,879 38,571 70,450
7. Angkutan 12,408 45 12,453
8. Bank Lemb, Keuangan
Lainnya
2,852 1,487 4,339
9. Jasa-jasa 34,993 21,534 56,527
Jumlah 256,823 165,494 422,317
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010


2.3.3.3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan, khususnya mereka
yang telah berumur 6 tahun ke atas, sebagian besar hanya tamat Sekolah Dasar (SD), Tingkat
partisipasi kasar SD sebesar 103,95% sedangkan tingkat partisipasi murni SD adalah 98,05%,
Angka partisipasi kasar Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 95,81%, sedangkan angka
partisipasi murni sebesar 88,29%, Pada angka partisipasi Kasar SMA di Kabupaten Banjarnegara
sebesar 51,06% dan angka partisipasi murni sebesar 45,91%


.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 17
Tabel 2.17
Angka Partisipasi Kasar Dirinci Menurut Kecamatan dan Tingkat Sekolah
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No, Kecamatan
Angka Partisipasi Kasar (%)
SD SMP SMA
1, Susukan 102,90 82,33 -
2, Purworejo Klampok 176,87 153,68 234,71
3, Mandiraja 96,29 92,79 3,71
4, Purwonegoro 97,07 73,93 20,18
5, Bawang 93,30 97,48 144,03
6, Banjarnegara 94,90 153,43 373,08
7, Pagedongan 90,16 65,40 7,88
8, Sigaluh 103,17 72,68 64,27
9, Madukara 112,93 148,81 5,27
10, Banjarmangu 187,44 83,58 13,38
11, Wanadadi 89,04 144,44 64,97
12, Rakit 98,91 98,92 8,43
13, Punggelan 99,89 82,30 26,48
14, Karangkobar 104,62 119,23 71,67
15, Pagentan 91,18 80,53 5,10
16, Pejawaran 104,48 84,00 3,34
17, Batur 113,35 70,59 13,66
18, Wanayasa 99,77 82,95 11,40
19, Kalibening 114,73 81,58 32,05
20, Pandanarum 71,82 80,29 7,12
Jumlah 103,95 95,81 51,06
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

Tabel 2.18
Angka Partisipasi Murni Dirinci Menurut Kecamatan dan Tingkat Sekolah
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No, Kecamatan
Angka Partisipasi Murni (%)
SD SLTP SLTA
1. Susukan 99,02 79,74 -
2. Purworejo Klampok 169,11 146,28 220,59
3. Mandiraja 91,86 86,92 1,84
4. Purwonegoro 94,14 70,38 16,85
5. Bawang 87,74 93,26 137,93
6. Banjarnegara 91,80 144,59 361,55
7. Pagedongan 81,98 53,57 7,03
8. Sigaluh 98,30 65,24 56,87
9. Madukara 105,42 136,54 3,81
10. Banjarmangu 175,13 74,31 5,11
11. Wanadadi 85,25 136,70 59,42
12. Rakit 89,74 91,44 4,09

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 18
No, Kecamatan
Angka Partisipasi Murni (%)
SD SLTP SLTA
13. Punggelan 93,37 75,06 21,00
14. Karangkobar 96,76 108,26 59,46
15. Pagentan 84,47 63,63 2,35
16. Pejawaran 97,20 70,34 1,80
17. Batur 105,01 61,90 9,31
18. Wanayasa 93,88 73,03 6,53
19. Kalibening 107,42 73,69 17,18
20. Pandanarum 69,01 72,57 4,44
Jumlah 98,05 88,29 45,91
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010


2.4 PENDIDIKAN
Fasilitas pendidikan di Kabupaten Banjarnegara meliputi TK, SD, SMP, SMA dan politeknik,
serta fasilitas pendidikan agama mulai dari Madrasah Diniyyah (MD), Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), baik negeri maupun swasta. Kondisi
fasilitas pendidikan di Kabupaten Banjarnegara dapat didiskripsikan sebagai berikut:
a. Fasiilitas Pendidikan Umum
Fasilitas pendidikan playgroup di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2008 sebanyak 409
unit, yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten, Persebaran playgroup terbesar berada
di Kecamatan Punggelan sebanyak 47 unit, kemudian Kecamatan Rakit sebesar 39 unit,
Sedangkan fasilitas pkaygroup terkecil di kecamatan Susukan sebanyak 3 unit,
Fasilitas pendidikan Taman Kanak-kanak di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2008
adalah 280 unit, dengan penyebaran terbesar pada Kecamatan Rakit (32 TK) dan jumlah
terkecil di Kecamatan Pagentan yang hanya memiliki 3 Taman Kanak-kanak,
Fasilitas SD baik negeri maupun swasta berjumlah 652 unit pada Tahun 2008, dengan
penyebaran terbesar pada Kecamatan Susukan (52 unit) dan terkecil pada Kecamatan
Pandanarum (21 SD negeri),
Fasilitas SMP berjumlah 80 unit pada Tahun 2008, dengan penyebaran terbesar pada
Kecamatan Banjarnegara (9 unit) dan terkecil pada Kecamatan Pandanarum (1 unit),
Fasilitas SMA baik negeri maupun swasta di Kabupaten Banjarnegara berjumlah 13 unit
pada Tahun 2008 yang terdapat di Kecamatan Banjarnegara (3 unit), Kecamatan
Purworejo Klampok (2 unit), Kecamatan Mandiraja, Purwonegoro, Bawang, Sigaluh,
Wanadadi, Karangkobar, Batur dan Kalibening masing-masing 1 unit,
Fasilitas SMK tersedia di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 16 unit, yang tersebar di
Kecamatan Banjarnegara sebanyak 6 unit; Purworejo Klampok (3 unit); Kecamatan
Bawang (2 unit); Kecamatan Sigaluh, Banjarmangu, Wanadadi, Punggelan dan Wanayasa
masing-masing 1 unit,
Politeknik Banjarnegara terdapat di Kecamatan Madukara,
STIE Taman Siswa dan STIMIK Tunas Bangsa terdapat di Kecamatan Banjarnegara,

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 19
Selengkapnya mengenai keberadaan fasilitas pendidikan formal umum pada Kabupaten
Banjarnegara seperti pada Tabel di bawah ini,

Tabel 2.19
Banyaknya Sarana Pendidikan Umum dirinci Menurut Kecamatan Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No Kecamatan Playgroup TK SD SMP SMA SMK Polteknik
1 Susukan 16 21 50
2 Purworejo Klampok 18 19 34
3 Mandiraja 17 18 47
4 Purwonegoro 20 25 49
5 B a w a n g 28 13 36
6 Banjarnegara 25 17 39
7 Pagedongan 19 9 22
8 S i g a l u h 24 12 23
9 Madukara 18 18 30
10 Banjarmangu 18 18 29
11 Wanadadi 9 10 25
12 R a k i t 23 33 34
13 Punggelan 21 19 43
14 Karangkobar 9 7 27
15 Pagentan 23 4 29
16 Pejawaran 21 5 29
17 B a t u r 12 4 24
18 Wanayasa 16 13 31
19 Kalibening 8 6 33
20 Pandanarum 7 7 20

J u m l a h 352 278 654
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

b. Fasilitas Pendidikan Agama
Fasilitas MI pada tahun 2010 baik negeri maupun swasta berjumlah 200, yang tersebar
hampir di semua kecamatan di Kabupaten Banjarnegara dengan persebaran terbesar di
Kecamatan Punggelan sebanyak 11 unit, sedangkan pesebaran terkecil berada di
Kecamatan ,
Fasilitas MTs pada tahun 2010, baik negeri maupun swasta berjumlah 35 unit, dengan
penyebaran terbesar pada Kecamatan Banjarnegara dan Rakit (masing-masing 4 unit),
sedangkan jumlah terkecil pada Purworejo Klampok, Bawang, Banjarmang, Wanadadi,
Karangkobar, Pejawaran dan Batur (masing-masing 1 unit),
Fasilitas Madrasah Aliyah baik swasta maupun negeri di Kabupaten Banjarnegara pada
tahun 2010 adalah 14 unit yang terdapat di Kecamatan Banjarnegara (3 unit); Kecamatan
Pagedongan (2 unit); Kecamatan Purworejo Klampok, Bawang, Sigaluh, Madukara,
Wanadadi, Rakit, Karangkobar, Wanayasa dan Kalibening (masing-masing 1 unit),

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 20
Selain ke-empat kelompok fasilitas pendidikan keagamaan yang ada di Kabupaten
Banjarnegara juga terdapat fasilitas pendidikan informal berupa pondok pesantren yang
tercatat pada tahun 2010, adalah 121 Ponpes, dengan penyebaran tertinggi di Kecamatan
Punggelan yaitu 15 unit, sedangkan paling sedikit 1 unit di Kecamatan Pagentan,
Selengkapnya mengenai keberadaan fasilitas pendidikan pada Kabupaten Banjarnegara
seperti pada Tabel di bawah ini,

Tabel 2.20
Banyaknya Sarana Pendidikan Formal Agama dirinci Menurut Kecamatan Di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2010
No

Kecamatan

Fas Pend. Formal Agama
Fas Pend,
Informal
MI MTs MA Pesantren
1 Susukan 5 3
2 Purworejo Klampok 10 1 1 3
3 Mandiraja 13 3 10
4 Purwonegoro 8 2 5
5 B a w a n g 16 1 1 8
6 Banjarnegara 4 4 3 10
7 Pagedongan 17 3 2 4
8 S i g a l u h 6 2 1 3
9 Madukara 6 2 1 10
10 Banjarmangu 12 1 4
11 Wanadadi 9 1 1 4
12 R a k i t 19 4 1 9
13 Punggelan 26 3 15
14 Karangkobar 5 1 1 3
15 Pagentan 3 1
16 Pejawaran 10 1 7
17 B a t u r 4 1 6
18 Wanayasa 17 3 1 10
19 Kalibening 7 2 1 6
20 Pandanarum 3
J u m l a h 200 35 14 121
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

2.5 KESEHATAN
Fasilitas kesehatan pada wilayah ini mencakup jumlah Rumah Sakit Umum (RSU), rumah
sakit bersalin, rumah bersalin, puskesmas, puskesmas pembantu, praktek dokter, apotik dan toko
obat, Kecamatan Banjarnegara merupakan kecamatan terlengkap dalam penyediaan fasuilitas ini,
Keberadaan fasilitas kesehatan pada wilayah Kabupaten Banjarnegara dapat didiskripsikan
sebagai berikut:

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 21
Rumah sakit terdapat 4 unit, yaitu di Kecamatan Purworejo Klampok, Purwonegoro, Bawang
dan Banjarnegara masing-masing 1 unit,
Balai Pengobatan terdapat 33 unit yang tersebar di 13 Kecamatan, antara lain: Banjarnegara
sebanyak 7 unit; Madukara 5 unit; Purwonegoro dan Purworejo Klampok masing-masing 4
unit; Bawang 3 unit; Sigaluh dan Wanadadi masing-masing 2 unit; serta Pagedongan,
Banjarmangu, Rakit, Wanayasa, Kalibening dan Pandanarum (masing-masing 1 unit),
Rumah sakit bersalin terdapat 1 buah, yaitu di Kecamatan Banjarnegara,
Puskesmas tersebar merata di setiap kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, rata-rata setiap
Kecamatan memiliki 2 Puskesmas, kecuali Kecamatan Pagedongan, Karangkobar, Pejawaran,
Kalibening dan Pandanarum masing-masing hanya memiliki 1 puskesmas,
Puskesmas Pembantu tersebar merata di setiap kecamatan di Kabupaten Banjarnegara,
Kecamatan memiliki 4 Puskesmas Pembantu yaitu Kecamatan Mandiraja; Kecamatan
Purwonegoro, Bawang, Sigaluh, Punggelan, Pejawaran dan Wanayasa (masing-masing 3 unit);
sedangkan yang memiliki jumlah Puskesmas Pembantu terkecil yaitu di Kecamatan Purworejo
Klampok, Banjarmangu, Rakit, Batur, Kalibening dan Pandanarum (masing-masing 1 unit),
Puskesmas Keliling tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Rata-rata
setiap Kecamatan memiliki 2 Puskesmas Keliling, kecuali Kecamatan Pagedongan,
Karangkobar, Pejawaran, Kalibening dan Pandanarum (memiliki 1 unit Puskesmas Keliling),
Toko Obat di Kabupaten Banjarnegara berjumlah 7 unit, yang tersebar di Kecamatan
Banjarnegara (3 unit); Karangkobar (2 unit); dan Purworejo Klampok dan Wanadadi masing-
masing 1 unit,
Laboratorium hanya terdapat di Kecamatan Banjarnegara, sebanyak 1 unit,
Apotik di kabupaten Banjarnegara tidak terdapat di seluruh kecamatan, namun hanya
terdapat di kecamatan tertentu, Jumlah apotek terbanyak terdapat di Kecamatan
Banjarnegara sebanyak 11 unit, Sedangkan jumlah apotik terkecil di Kecamatan Mandiraja,
Rakit, Batur dan Kalibening masing-masing 1 unit,
Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran fasilitas kesehatan pada wilayah ini dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini,

Tabel 2.21
Banyaknya Sarana Kesehatan Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No Kecamatan RS BP RSB Puskesmas
Puskes
Pmbntu
Puskes
Ling
Tk,
Obat
Laborat Apotik
1 Susukan 2 2 2
2
Purworejo
Klampok
1 4 2 1 2 1 4
3 Mandiraja 2 4 2 1
4 Purwonegoro 1 4 2 3 2 2
5 B a w a n g 1 3 2 3 2 2
6 Banjarnegara 1 7 1 2 2 2 3 1 11
7 Pagedongan 1 1 2 1
8 S i g a l u h 2 2 3 2
9 Madukara 5 2 2 2

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 22
No Kecamatan RS BP RSB Puskesmas
Puskes
Pmbntu
Puskes
Ling
Tk,
Obat
Laborat Apotik
10 Banjarmangu 1 2 1 2
11 Wanadadi 2 2 2 2 1 2
12 R a k i t 1 2 1 2 1
13 Punggelan 2 3 2
14 Karangkobar 1 2 1 2 2
15 Pagentan 2 2 2
16 Pejawaran 1 3 1
17 B a t u r 2 1 2 1
18 Wanayasa 1 2 3 2
19 Kalibening 1 1 1 1 1
20 Pandanarum 1 1 1 1
J u m l a h 4 33 1 35 42 35 7 1 27
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010


2.6 SOSIAL MASYARAKAT
2.6.1 Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan yang tersedia di wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi masjid,
mushola/ langgar, gereja, pura dan wihara, Fasilitas peribadatan berupa Masjid dan Mushola/
langgar tersebar merata di seluruh kecamatan se Banjarnegara, namun fasilitas peribadatan lain,
hanya terdapat pada kecamatan tertentu,
Masjid sebagai tempat ibadah kaum Muslim tersedia sebanyak 1453 unit, Penyebaran
terbanyak terdapat pada Kecamatan Punggelan sebanyak 138 unit, disusul kemudian pada
Kecamatan Wanayasa, Sementara jumlah terendah terdapat pada Kecamatan Pagedongan
yaitu sebanyak 36 unit,
Fasilitas mushola/langgar yang mempunyai jangkauan pelayanan lebih kecil daripada masjid
tersedia sebanyak 2868 unit, Penyebaran terbesar terdapat pada wilayah Kecamatan
Mandiraja, yaitu sebanyak 317, Sementara jumlah terendah pada Kecamatan Pandanarum
sebanyak 10 unit,
Fasilitas gereja sebagai tempat ibadah pemeluk Nasrani (Protestan dan Katholik) tersedia
sebanyak 7 unit yang tersebar di Kecamatan Purworejo Klampok, Purwonegoro, Banjarnegara
(masing-masing 2 unit) dan Kecamatan Mandiraja sebanyak 1 unit,
Vihara (tempat ibadah pemeluk Budha) terdapat 7 unit, masing masing 2 fasilitas di
Kecamatan Purwonegoro, Pagentan, Serta masing-masing 1 unit di Kecamatan Banjarnegara,
Mandiraja dan Madukara,
Pura (tempat ibadah pemeluk Hindu) tidak terdapat di Kabupaten Banjarnegara,
Selengkapnya mengenai keberadaan fasilitas peribadatan pada Kabupaten Banjarnegara seperti
pada Tabel berikut,

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 23
Tabel 2.22
Banyaknya Sarana Tempat Ibadah Dirinci Menurut Jenis dan Kecamatan
di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No Kecamatan Masjid
Langgar/
Mushola
Gereja Vihara Pura
1 Susukan 53 137
2 Purworejo Klampok 46 115 2
3 Mandiraja 52 317 1 1
4 Purwonegoro 80 256 2 2
5 B a w a n g 90 217
6 Banjarnegara 84 126 2 1
7 Pagedongan 36 123
8 S i g a l u h 55 69
9 Madukara 75 150 1
10 Banjarmangu 55 182
11 Wanadadi 82 116
12 R a k i t 57 277
13 Punggelan 138 301
14 Karangkobar 91 46
15 Pagentan 83 98 2
16 Pejawaran 79 70
17 B a t u r 79 81
18 Wanayasa 96 115
19 Kalibening 73 62
20 Pandanarum 49 10
J u m l a h 1453 2868 7 7
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010


2.6.2 Fasilitas Pelayanan Umum
Fasilitas pelayanan umum yaitu pelayanan perkantoran dari pemerintah pemerintah yang
mendukung pada kegiatan pelayanan umum yang meliputi pelayanan pemerintahan dan
pelayanan kewarganegaraan yang meliputi hak dan kewajiban sebagai warga negara, Pelayanan
umum dari perkantoran milik pemerintah meliputi keamanan, birokrasi, dan pelayanan umum
lainnya, dengan bangunan gedung berupa 1 buah kantor Pemerintah Daerah Kabupaten, 20
kantor Kecamatan, dan 278 kantor Kepala Desa/Kelurahan, Perkantoran lainnya meliputi kantor-
kantor Dinas dilingkungan Kabupaten Banjarnegara, kantor-kantor Dinas dan Departemen, Kantor
Polisi dan Hankam,
Fasilitas pelayanan umum ini telah tersebar sesuai dengan skala pelayanannya, untuk
skala pelayanan kabupaten hampir semua fasilitas ada di Kecamatan Banjarnegara sebagai
Ibukota Kabupaten, sedangkan untuk fasilitas pelayanan umum dengan skala kecamatan ada di
Ibu Kota Kecamatan masing-masing,


.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 24
2.6.3 Kebudayaan Masyarakat
Dalam perang Diponegoro, R,Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintah
mataram, sehingga di usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk di tetapkan menjadi
bupati banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831
nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan
di Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu dan usul tersebut disetujui,
Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan komunikasi
dengan Kasunanan Surakarta, Kesulitan ini menjadi sangat dirasakan menjadi beban bagi bupati
ketika beliau harus menghadiri Pasewakan Agung pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta,
Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk memindahkan ibukota kabupaten ke selatan
Sungai Serayu,
Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk ditetapkan sebagai
ibukota yang baru, Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan yang luas dengan
beberapa lereng yang curam, Di daerah persawahan (Banjar) inilah didirikan ibukota kabupaten
(Negara) yang baru sehingga nama daerah ini menjadi Banjarnegara (Banjar : Sawah, Negara :
Kota),

2.7 KONDISI UTILITAS WILAYAH
2.7.1 Jaringan Air Bersih
Penyediaan air bersih perkotaan bertujuan untuk menunjang perkembangan
pembangunan di Kabupaten Banjarnegara, Tanpa adanya air bersih yang layak dan cukup,
perkotaan tidak dapat berkembang baik, Oleh karena itu, tuntutan yang semakin besar terhadap
air bersih di Kabupaten Banjarnegara harus diiringi dengan kualitas dan kuantitas pelayanan yang
baik pula,
Prasarana air bersih untuk Kabupaten Banjarnegara selama ini dilayani oleh sistem
pelayanan air bersih perpipaan (PDAM) dan non perpipaan, Walaupun belum merata menjangkau
seluruh penduduk, sistem penyediaan air bersih PDAM saat ini telah dapat melayani setiap
wilayah yang ada di Kabupaten Banjarnegara terutama yang dekat dengan jalan raya,
A. Perpipaan (PDAM)
PDAM adalah penyedia utama air bersih perkotaan di Kabupaten Banjarnegara, Akan
tetapi karena keterbatasan investasi, kondisi PDAM belum dapat berkembang optimal
sehingga cakupan pelayanannya juga tergolong masih sangat rendah, Sampai tahun 2008,
pelayanan kebutuhan air bersih yang dapat dijangkau oleh sambungan air dari PDAM
Kabupaten Banjarnegara baru 8,180 pelanggan/rumah tangga, atau hanya terlayani 3,39% dari
241,527 rumah tangga, Pelayanan PDAM masih sangat terbatas pada bagian pusat kota dan
sekitarnya, Oleh karena itu, perlu penambahan jaringan pelayanan air bersih PDAM guna
memenuhi kebutuhan masyarakat pada daerah yang belum terlayani,
PDAM Kabupaten Banjarnegara dibagi ke dalam beberapa cabang pelayanan sesuai dengan area
pelayanannya, PDAM Kabupaten Banjarnegara mengelola beberapa sumber air baku dengan
memanfaatkan air permukaan dan air tanah, Tetapi alternatif sumber air baku yang lebih
dioptimalkan pemanfaatannya berasal dari air permukaan, yaitu Sungai Serayu,

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 25
Air tanah yang dimanfaatkan sebagai sumber air baku oleh PDAM adalah air tanah dangkal dan air
tanah dalam, Namun sumber air tanah dangkal hanya dapat dimanfaatkan pada musim penghujan
saja karena pada musim kemarau sumur biasanya mengalami kekeringan,

Tabel 2.23
Banyaknya Pelanggan Air PDAM dan Jumlah Pemakaian Air (m
3
) yang Dipakai Dirinci Menurut IKK di
Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No IKK
Banyaknya
Pelanggan
Jumlah Pemakaian Air
(m
3
)
1 Susukan/ Pwj, Klampok 797 163,041
2 Mandiraja/ Purwonegoro 237 40,233
3 Bawang 414 104,293
4 Banjarnegara 5,151 1,094,223
5 Wanadadi/ Punggelan 723 101,120
6 Kaeangkobar/ Pejawaran 423 45,663
7 Wanayasa/ Kalibening 435 55,763
Jumlah 8,180 1,604,336
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

Tabel 2.24
Banyaknya Air Minum yang Disalurkan oleh PDAM Menurut Jenis Pelanggan di Kabupaten Banjarnegara
Tahun 2010
No, Jenis
Jumlah
Pelanggan
Air Minum yang Disalurkan
Jumlah (m
3
)
Nilai (Rp, 000)
I, Sosial
Sosial Umum 109,00 59,498,00 43,191,75
Sosial Khusus 224,00 66,082,00 91,707,16
II, Non Niaga
Rumah Tangga A 7,360,00 1,341,590,00 2,082,309,14
Rumah Tangga B 172,00 27,950,00 61,480,29
Rumah Tangga C
Rumah Tangga D

Instansi
Pemerintah
95,00 64,031,00 175,266,36
III, Niaga
Niaga Kecil 220,00 42,286,00 162,182,40
Niaga Besar
IV, Industri
Industri Kecil
Industri Besar
V, Khusus

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 26
Gambar Kondisi Jaringan Listrik di
Kabupaten Banjarnegara
No, Jenis
Jumlah
Pelanggan
Air Minum yang Disalurkan
Jumlah (m
3
)
Nilai (Rp, 000)
Pelabuhan
Tangki 2,899,00
Jumlah 8,180,00 1,604,336,00 2,616,137,10
Tahun 2007 8,268,00 1,659,258,00 2,015,658,93
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

B. Non-perpipaan
Sumber air bersih yang menggunakan non-perpipaan yaitu berasal langsung dari sungai dan
sumur. Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Banjarnegara juga memanfaatkan secara
langsung aliran sungai Serayu dan anak sungai lainnya untuk keperluan mencuci dan mandi
serta irigasi pertanian, Selain itu, ada pula yang menggunakan sumur artetis maupun sumur
gali, Bagi pemukiman yang letaknya dekat dengan sungai, mereka langsung mengambil air dari
sungai dengan pipa-pipa yang dialirkan dari sungai menuju kerumah masing-masing,
sedangkan pemukiman yang jauh dari sungai, mereka menggunakan sumur artesis untuk
keperluan MCK sehari-hari,

2.7.2 Jaringan Listrik
Secara umum jaringan listrik telah menjangkau seluruh
wilayah Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten ini memiliki
potensi sumber pembangkit listrik yang cukup besar,
diantaranya adalah Waduk Mrica sebagai sumber
pembangkit PLTA Mrica dan Panas Bumi Dieng sebagai
sumber pembangkit PLTP Dieng, Namun disisi lain
potensi pembangkit listrik yang ada di Waduk Mrica
terjadi permasalahan sedimentasi endapan lumpur
sehingga menyebabkan debit air yang ada di dalam
waduk tersebut menjadi berkurang yang akhirnya
berdampak pada pelayanan supply listrik menjadi berkurang, Sejauh ini jumlah pelanggan PLN
pada tahun 2010 adalah sebanyak 128,735 pelanggan, dengan masing-masing rumah tangga
menerima supply listrik sesuai standar kebutuhan sebesar 1300 VA, Selain itu PLN juga mampu
memenuhi kebutuhan listrik untuk fasilitas umum dan penerangan umum sebesar 30 dan 10 dari
total kebutuhan untuk rumah tangga, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini,

Tabel 2.25
Banyaknya Pelanggan Listrik PLN Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No Kecamatan Banyaknya Pelanggan
1 Susukan 2,151
2 Purworejo Klampok 2,315
3 Mandiraja 9,503

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 27
No Kecamatan Banyaknya Pelanggan
4 Purwonegoro 12,257
5 B a w a n g 11,258
6 Banjarnegara 15,994
7 Pagedongan 2,953
8 S i g a l u h 5,602
9 Madukara 6,946
10 Banjarmangu 6,228
11 Wanadadi 5,242
12 R a k i t 5,833
13 Punggelan 8,485
14 Karangkobar 5,556
15 Pagentan 3,986
16 Pejawaran 5,273
17 B a t u r 6,266
18 Wanayasa 5,252
19 Kalibening 4,670
20 Pandanarum 2,965
J u m l a h 128,735
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

Pembangkit yang sudah beroperasi:
1. PLTA Pangsar Sudirman 3 x 60,3 MW 180,9 MW
2. PLTA Tulis 2 x 6,2 MW 12,4 MW
3. PLTP Dieng 60 MW 60,0 MW
4. PLTM Plumbungan 1,6 MW
5. PLTM Siteki 1,2 MW
6. PLTM Tapen 1,0 MW
7. PLTMH Karangtengah 300 Kw 0,3 MW
8. PLTMH Pesangkalan 20 Kw 0,02 MW
9. PLTMH Blimbing I (Sedang Solo) 100 Kw 0,1 MW




.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
Tabel 2.26
Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga dan Ratio Elektrifikasi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
Kecamatan Jml
Desa/Kel
Jml
Dusun
Jml
Penduduk
(Jiwa)
Jml (KK)
Total
Jml (KK)
Miskin
Pelanggan
Pln (2010)
Kegiatan

Jml (KK)
Berlistrik
Jml (Dukuh)
Ada Kk Blm
Berlistrik
Ratio
Elekt
No Nama PLTMH PLTS
1 Susukan 15 43 61,522 15,260 4,495 7,316 7,316 38 47,94
2 Purworejo Klampok 8 35 47,465 11,532 4,357 7,451 7,451 31 64,61
3 Mandiraja 16 50 66,829 16,868 7,507 9,285 30 9,315 24 55,22
4 Purwonegoro 13 60 71,114 21,426 6,914 9,117 100 9,217 32 43,02
5 Bawang 18 61 53,613 14,503 4,960 10,055 10,055 18 69,33
6 Banjarnegara 4/9 18 60,505 14,357 4,696 12,048 12,048 4 83,92
7 Pagedongan 9 42 35,718 8,730 4,294 5,873 100 30 6,003 33 68,76
8 Sigaluh 14 /1 37 29,886 8,067 2,440 5,548 5,548 11 68,77
9 Madukara 18/2 60 41,449 10,153 3,821 6,706 6,706 15 66,05
10 Banjarmangu 17 51 40,597 11,943 4,370 6,199 6,199 21 51,9
11 Wanadadi 11 35 29,821 8,445 4,228 5,211 5,211 10 61,71
12 Rakit 11 52 50,224 15,729 5,541 6,750 6,750 16 42,91
13 Punggelan 17 79 71,507 18,173 10,837 8,191 8,191 35 45,07
14 Karangkobar 13 41 28,261 7,508 3,892 4,382 4,382 6 58,36
15 Pagentan 16 58 37,290 9,978 4,274 3,544 3,544 11 35,52
16 Pejawaran 17 56 42,167 12,415 4,716 5,622 5,622 12 45,28
17 Batur 8 37 38,487 8,806 3,176 5,466 5,466 3 62,07
18 Wanayasa 17 49 44,345 11,488 4,274 5,201 5,201 5 45,27
19 Kalibening 16 57 44,898 10,474 4,922 7,681 7,681 6 73,33
20 Pandanarum 8 32 21,932 5,672 2,600 4,539 4,539 4 80,02
Jumlah 266/12 953 917,630 241,527 96,316 136,185 100 160 136,445 335 56,49
Sumber : PSDA dan ESDM Kabupaten Banjarnegara, 2010
.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 29
2.7.3 Jaringan Telekomunikasi
Penyedia jasa di bidang Telekomunikasi di Kabupaten Banjarnegara adalah PT, Telkom yang
menyediakan sarana telekomunikasi yang terdiri dari Telepon Kabel, Flexi, Data Internet, Telkom
Vision (Yes TV), penyedia saluran data langsung yang dapat digunakan oleh seluruh pelanggan di
wilayah Kabupaten Banjarnegara,
Pengguna
Jumlah pengguna jasa Telekomunikasi yang menjadi pelanggan Telkom termasuk layanan
wartel yang dapat digunakan seluruh masyarakat di Kabupaten Banjarnegara,
Sistem Jaringan
Sistem Jaringan yang dimiliki PT, Telkom adalah:
Jaringan Kabel Tanah
Jaringan Kabel Udara
Jaringan Transmisi antar Kota sebagai penghubung
dengan Serat Optik ataupun lewat Transmisi
Frekuensi Udara
Jaringan kabel tersebut diatas untuk melayani Telepon
kabel baik untuk Voice, data ataupun internet,
sedangkan jaringan Transmisi antar kota untuk
menghubungkan dari satu kota ke kota lainnya dan
bahkan untuk Sambungan Langsung Internasional (SLI),
Jangkauan Pelayanan
Jangkauan pelayanan jaringan Telkom, mulai jaringan kabel tanah maupun kabel udara telah
menjangkau 20 Kecamatan di wilayah Kabupaten Banjarnegara, PT, Telkom tetap berupaya
memberikan pelayanan jasa telekomunikasi dengan Telkom Flexi-nya yang secara fungsi
kegunaan sama, bisa telepon lokal, SLJJ, internet dan lain sebagainya,

2.7.4 Sistem Pengairan
Sumber air yang dimanfaatkan untuk pengairan di Kabupaten Banjarnegara terdiri dari
sungai dan waduk, Sungai yang dimanfaatkan sebagai sumber pengairan yang dapat mengairi
areal sawah seluas 15,615 hektar adalah Sungai Serayu dengan anak-anak sungainya : Kali Tulis,
Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi, sedangkan waduk yang dimanfaatkan
untuk mengairi areal sawah tersebut adalah Waduk Mrica dan Waduk Tulis,
Kecamatan Mandiraja memiliki luasan lahan sawah paling besar yaitu 1,630,703 atau
10,44% dari luas lahan sawah yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara, sedangkan Kecamatan
Wanayasa merupakan kecamatan yang paling sedikit lahan sawahnya yaitu 99,602 ha atau 0,7%
dari seluruh luas lahan sawal- Kabupaten Banjarnegara, Diantara kecamatan-kecamatan di
Kabupaten Banjarnegara, terdapat kecamatan yang tidak memiliki iahan persawahan, yaitu
Kecamutan Batur,
Debit air terbanyak di Kabupaten Banjarnegara terdapat di Kecamatan Purwanegara
dengan jumlah debit maksimal sebesar 457,5 mm3, Sedangkan debit air minimal terdapat di
Kecamatan Susukan, dengan jumlah debit air sebanyak 0,3 mm3, Data tersebut dapat diketahui
Gambar Kondisi Jaringan
Telekomunikasi di Kabupaten
Banjarnegara

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 30
bahwa Kecamatan Purwanegara memiliki sumber air permukaan terbanyak dibandingkan
dengan kecamatan-kecamatan lainnya,
Sawah di Kabupaten Banjarnegara sebagian besar adalah sawah irigasi yaitu irigasi
teknis seluas 6,177 ha, irigasi tadah hujan seluas 4,417 ha, irigasi desa/non PU 2,467 ha, irigasi
sederhana seluas 1,774 ha dan irigasi setengah teknis seluas 608 ha, Berikut ini ditampilkan
data mengenai panjang saluran irigasi per kecamatan Kabupaten Banjarnegara yang dirinci
menurut jenis saluran dan data mengenai daerah irigasi serta sumber air yang digunakan untuk
mengairi persawahan di Kabupaten Banjarnegara,

2.7.5 Jaringan Air Limbah
Sistem air limbah di Kabupaten Banjarnegara hingga saat ini masih ditangani secara
individu oleh tiap-tiap rumah tangga dan masing-masing industri (industri rumah tangga), Air
limbah rumah tangga langsung di buang ke saluran pembuangan/se-lokan, Untuk industri,
sebagian kecil memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), air sebelum dibuang ke perairan
umum diolah di dalam unit ini dulu, Jumlah air limbah buangan diperhitungkan dengan asumsi
80% dari air bersih yang dipergunakan menjadi air limbah, Besarnya pemakaian air bersih rata-
rata perjiwa perhari 70 liter.

2.7.6 Kondisi Persampahan
Jaringan persampahan di Kabupaten Banjarnegara melayani Kota Banjarnegara dan
ibukota-ibukota kecamatan, yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum di Kabupaten
Banjarnegara, dengan sistem pooling yang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),
Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di pedesaan membuang sampah dengan cara
tradisional (dibakar/dikubur). Sampah di Kabupaten Banjarnegara berasal dari sampah
Permukiman, pertokoan dan pasar, perkantoran, penyapuan jalan serta sampah dari sarana
umum lainnya.

Gambar
Kondisi Tempat Pembuangan Sampah di Kabupaten Banjarnegara



Tempat Pembuangan Akhir Sampah


Tempat Pembuangan Sampah


.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 31
Sistem persampahan yang diterapkan dijelaskan secara umum yaitu (1) sampah dikelola
swadaya masyarakat sampai ke TPS, (2) pembuangan sampah dari TPS ke TPA yang dilakukan oleh
DKP.
Sarana pengumpulan sampah di Kabupaten Banjarnegara yang tersedia adalah
a. 6 truk sampah;
b. 150 gerobak sampah;
c. 15 Tempat Pembuangan Sampah;
d. 1 Tempat Pembuangan Akhir Sampah; dan
e. 1 truk tinja,
Dinas Kebersihan dan Pertamanan mampu mengangkut sampah 88,25% dari total sampah
166 m
3
per hari.

2.7.7 Sistem Jaringan Jalan dan Transportasi
Sistem jaringan jalan di Kabupaten Banjarnegara dilalui oleh jalur utama yang
menghubungkan wilayah-wilayah penting di Propinsi Jawa Tengah, Menurut fungsinya, jaringan
yang ada meliputi fungsi kolektor dan lokal, Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan
pengumpulan/pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang
dan jumlah jalan masuk dibatasi, Sedangkan Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan
setempat dengan ciri--ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
Jika dikelompokkan menurut wewenang pembinaannya, maka jalan dapat dibedakan atas:
1. Jalan Nasional adalah :
a. Jalan Arteri Primer dan;
b. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar lbukota Provinsi.
2. Jalan Provinsi adalah :
a. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan Ibukota Provinsi dengan Ibukota
Kabupaten/Kota,
b. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar lbukota Kabupaten/Kota.
3. Jalan Kabupaten adalah :
a. Jalan Lokal Primer,
b. Jalan Sekunder lain, selain jalan Arteri Primer dan jalan Kolektor Primer,
4. Jalan Kota adalah jaringan jalan sekunder di dalam Kota.
Di Kabupaten Banjarnegara jaringan jalan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Kolektor Primer, merupakan jalur jalan utama di Kabupaten Banjarnegara yang
menghubungkan Ibukota Banjarnegara dengan Kota Purbalingga (arah barat) dan Kota
Wonosobo (arah timur) yang melalui Kecamatan Susukan kearah timur sampai dengan
Kecamatan Sigaluh kearah barat.
b. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Ibukota Banjarnegara ke
Kabupaten Pekalongan melalui Kecamatan Banjarmangu, Karangkobar, Wanayasa dan
Kalibening.

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 32
c. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Wanadadi ke
arah utara melalui Kecamatan Rakit, Punggelan, Pandanarum sampai dengan Kecamatan
Kalibening,
d. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Banjarnegara
ke Kabupaten Kebumen melalui Desa Panggisari Kecamatan Mandiraja ke arah selatan
menuju Gombong Kabupaten Kebumen,
e. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utarna dari Ibukota Banjarnegara melalui Kecamatan
Pagedongan ke arah selatan rnenuju perbatasan Kabupaten Kebumen,
f. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Sigaluh ke
arah utara melalui Kecamatan Madukara, Kecamatan Pagentan, Kecarnatan Pejawaran
sampai dengan Kecamatan Batur,
g. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Banjarmangu
ke arah barat laut melalu Kecamatan Pandananrm sampai dengan Kecamatan Kal ibening,
h. Kolektor sekunder, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan
Wanayasa ke arah timur sampai dengan Kecamatan Batur,
i. Kolektor sekunder, jalan penghubung antar kecamatan se-Kabupaten Banjarnegara,
Pengembangan jaringan jalan di wilayah Kabupaten Banjarnegara khususnya di wilayah
kecamatan yang memiliki kawasan hutan yang dikelola olah pihak Perhutani biasanya sulit
dilakukan, Hal ini menyebabkan aksesibilitas di wilayah kecamatan tersebut sangat terbatas
karena minimnya akses jaringan jalan, Sebagai contoh adalah Kecamatan Pagedongan,
Wanayasa, Pandanarum dan Kalibening, yang memiliki kawasan hutan produksi yang dikelola
oleh pihak Perhutani, Di wilayah kecamatan-kecamatan tersebut, disamping kondisi topografi
wilayah yang kurang memadai untuk perluasan jaringan jalan, perizinan dari pihak Perhutani
juga sulit diperoleh berkaitan dengan perluasan jaringan transportasi yang melalui kawasan
hutan produksi tersebut.

Panjang jalan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2007 menjadi 888,441 km dan pada tahun
2008 adalah 1045,184 Km, Dilihat dari jenis permukaannya, jalan di Kabupaten Banjarnegara
dibagi atas tiga bagian, yaitu jalan aspal, jalan kerikil/ batu dan jalan tanah, Khusus untuk jalan
aspal terdiri atas jalan kabupaten, jalan propinsi dan jalan nasional, Berikut ini ditampilkan
perkembangan kondisi jalan di Kabupeten Banjarnegara dari tahun 2006 -2007, Kondisi sistem
jaringan jalan yang ada di Kabupaten Banjarnegara dikelompokkan berdasarkan status jalan,
dan keadaan jalan yang menggambarkan bahwa jalan beraspal di wilayah ini cukup memadai,
ini dapat dilihat dari Tabel di bawah ini.

Tabel 2.27
Daftar Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status di Kabupaten Banjarnegara Keadaan Tahun 2010
Keadaan
Status Jalan (Km)
Jalan Negara
Jalan
Provinsi
Jalan
Kabupaten
A, Jenis Permukaan
Aspal
57,693 99,080 693,076

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 33
Keadaan
Status Jalan (Km)
Jalan Negara
Jalan
Provinsi
Jalan
Kabupaten
Kerikil - -
126,591
Tanah - -
68,774
Tidak dirinci - - -
Jumlah
57,693 99,080 888,441
B, Kondisi Jalan
Baik 15,590 82,750 331,250
Sedang 42,103 16,330 144,708
Rusak - -
145,753
Rusak Berat - -
266,700
Jumlah
57,693 99,080 888,411
C, Kelas Jalan
Kelas I - - -
Kelas II - - -
Kelas III - - -
Kelas III A 57,693
- -
Kelas III B -
99,080
-
Kelas III C - - -
Kelas tidak dirinci - -
888,411
Jumlah
57,693 99,080 888,411
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010


2.8 KONDISI PEREKONOMIAN

Kondisi Sektor Pertanian
Tanaman Pangan
Pertanian tanaman pangan merupakan salah satu sektor dimana produk yang dihasilkan
menjadi kebutuhan pokok hidup rakyat, Sebanyak 14% atau 14,568 Ha termasuk lahan sawah,
sehingga Kabupaten Banjarnegara juga memproduksi tanaman pangan seperti padi sawah,
jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, dan kedelai.
Kabupaten Banjarnegara memiliki lahan non pertanian lebih besar daripada lahan
pertanian yaitu 86% atau 92,403 Ha. Luas panen padi Kabupaten Banjarnegara sebesar 25,436
Ha, terdiri dari 23,634 Ha sawah basah dan 1,802 Ha sawah kering (padi gogo), Jumlah produksi
padi sawah di Kabupaten Banjarnegara tahun 2010 adalah 134,879,1 ton yang tersebar pada
seluruh kecamatan kecuali Batur, Jumlah produksi terbesar terdapat di Kecamatan Mandiraja
sebesar 18,237,2 ton dan jumlah produksi terkecil terdapat di Kecamatan Pejawaran karena
tidak memiliki lahan pertanian sawah, Sedangkan untuk padi gogo jumlah produksinya adalah
6,061,15 ton dan ada beberapa kecamatan yang tidak mengasilkan padi gogo, diantaranya
Banjarnegara, Sigaluh, Madukara, Banjarmangu, Wanadadi, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran,
Batur, Wanayasa, Kalibening dan Pandanarum.

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 34
Tanaman palawija yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara antara lain jagung, ketela
pohon, ketela rambat, kacang kedelai, kacang tanah dan kacang hijau, Jumlah produksi tanaman
palawija antara lain jagung sebesar 92,859,92 ton dari 25,792 Ha luas panen yang tersebar di
seluruh kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Produksi tanaman Ubi Kayu sebesar 243,297,25
ton dari 11,142 Ha, Produksi tanaman Kacang Tanah sebesar 4,917,55 ton dari 4,273 Ha,
Produksi tanaman Kedelai sebesar 139,76 ton dari 149 Ha.
Sedangkan jumlah produksi tanaman ubi jalar sebesar 3,956,40 ton dari 291 Ha serta
jumlah produksi kacang hijau 10,95 ton dengan luas lahan 10 Ha.

Tanaman Sayuran
Kondisi tanaman sayur-sayuran di Kabupaten Banjarnegara terdiri atas bawang daun,
kentang, kubis, petsai/sawi, wortel, kacang merah, kacang panjang, cabe, tomat, buncis,
ketimun, labu siam, kangkung, bayam, petai, jengkol, mlinjo dan terong.

Tanaman Buah-buahan
Kabupaten Banjarnegara menghasilkan buah-buahan dalam jumlah yang cukup besar,
Jenis buah-buahan yang ada di Kabupaten Banjarnegara dan produksinya dalam tahun 2007
adalah; Pisang (10,566,200 Kg), Salak (193,644,800 Kg), Nenas (51,100 Kg), Jambu Biji (284,700
Kg), Pepaya (1,333,800 Kg), Durian (1,586,000 Kg), Rambutan (7,970,600 Kg), duku (306,900 Kg),
Jeruk siam (13,516 Kg), Mangga (4,997 Kg), Manggis (307 Kg), Alpukat (606 Kg), Belimbing (303
Kg), Jambu Air (378 Kg), Sawo (721 Kg), Sirsak (340 Kg), Melinjo (4,722 Kg) dan Sukun (1,300 Kg).

Kondisi Peternakan
Kondisi peternakan di Kabupaten Banjarnegara dikelopokan menjadi 3 jenis, yaitu ternak
besar (kuda, sapi potong, sapi perah dan kerbau), ternak kecil (kambing dan domba) dan ternak
unggas dan kelinci (ayam, itik, puyuh, unggas lainnya dan kelinci), Ternak sapi potong kerbau,
kuda, kambing dan domba tersebar di seluruh kecamatan, begitu juga dengan ternak unggas
juga tersebar di seluruh kecamatan.


2.9 TATA RUANG WILAYAH
Berdasarkan potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh wilayah Kabupaten Banjarnegara,
diantaranya adalah sebagai daerah agraris yang memiliki sumberdaya manusia yang cukup, dan
memiliki beberapa produk unggulan, seperti; produk pertanian padi, perikanan, peternakan,
tanaman sayuran, dan lain-lain, Berdasarkan Rencana tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Banjarnegara, tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah mewujudkan
ruang Kabupaten berbasis pertanian dan pariwisata yang unggul dalam sistem wilayah terpadu
dan berkelanjutan,
Perwujudan tujuan ini merupakan upaya untuk mewujudkan wilayah pembangunan yang
berkembangan dengan mempertimbangkan potensi daerah dengan memperhatikan kelestarian
alamnya, Terdapat 4 (empat) kunci dalam tujuan di atas, yaitu :

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 35
1. Pengembangan pertanian; sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting di
Kabupaten Banjarnegara, pengembangan sektor ini harus dioptimalkan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan penduduk,
2. Pengembangan pariwisata; potensi pariwisata di Kabupaten Banjarnegara sangat
beragam dan potensial dikembangkan sebagai ikon daerah,
3. Sistem wilayah terpadu; pengembangan wilayah Kabupaten Banjarnegara dilakukan
melalui keterpaduan kawasan perdesaan dan perkotaan,
4. Berkelanjutan; karakter wilayah Kabupaten Banjarnegara yang terdiri atas hulu (kawasan
bagian Utara) dan hilir (kawasan bagian tengah-selatan) membutuhkan penanganan alam
yang tepadu dengan prinsip kelestarian lingkungan,

Kebijakan penataan ruang Kabupaten Banjarnegara untuk mewujudkan tujuan penataan
ruang tersebut, meliputi :
a. Pengembangan pusat-pusat pelayanan mendorong pertumbuhan dan pemerataan
perkembangan wilayah;
b. Peningkatan keterhubungan kawasan perkotaan perdesaan;
c. Pengembangan prasarana wilayah Kabupaten;
d. Pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif;
e. Pengembangan pariwisata alam dan buatan;
f. Pengembangan kawasan perkotaan yang mampu berfungsi sebagai pusat pemasaran hasil
komoditas Kabupaten;
g. Peningkatan pengelolaan kawasan lindung;
h. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung
lingkungan hidup dan daya tampung lingkungan hidup; dan
i. Pengembangan kawasan strategis Kabupaten,

2.9.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Banjarnegara
Berdasarkan hasil analisa tentang struktur wilayah, Kabupaten Banjarnegara dibagi
menjadi beberapa hirarki, Hirarki perkotaan tersebut dibentuk oleh perkembangan dan
pertumbuhan perkotaan itu sendiri, Sedangkan, perkembangan dan pertumbuhan perkotaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : kependudukan, kelengkapan fasilitas dan aksesibilitas,
Pada variabel kependudukan pendekatan yang digunakan adalah jumlah, kepadatan penduduk
dan penduduk menurut tingkat pendidikan, Pada variabel kelengkapan fasilitas, yang
diperhitungkan adalah fasilitas yang memiliki skala pelayanan wilayah (kecamatan, sub wilayah,
wilayah), meliputi fasilitas perekonomian (perdagangan dan jasa) dan fasilitas sosial (pendidikan
dan kesehatan), Pada variabel kelengkapan aksesibilitas, yang diperhitungkan adalah kondisi jalan
dan kelas jalan,
Dalam suatu wilayah pengembangan akan terdapat banyak kota dengan berbagai ukuran,
Untuk mengarahkan pembangunan dari suatu wilayah, maka perlu dikenal dengan baik
bagaimana peranan kota-kota tersebut termasuk hirarkinya di dalam suatu wilayah, Untuk
menentukan hirarki kota-kota dalam suatu wilayah dengan cara meninjau jumlah pelayanan yang

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 36
dapat diemban oleh sebuah kota, Hirarki kekotaan tersebut terdiri atas Hirarki I meliputi
Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Madukara, Karangkobar, Purworejo Klampok, dan
Kalibening, Hirarki Kota II Kecamatan Purwonegoro, Bawang dan Rakit, Hirarki III meliputi
Kecamatan Susukan, Banjarmangu dan Wanayasa, Selanjutnya, Hirarki IV meliputi Kecamatan
Pagedongan, Sigaluh, Wanadadi, Pagentan, Pejawaran, Batur dan Punggelan, Pada hirarki V hanya
terdapat Kecamatan Pandanarum,
Dengan mempertimbangkan kondisi wilayah Kabupaten Banjarnegara, maka untuk
memudahkan dalam dalam pembagian sistem pusat pelayanan, maka akan ditentukan pula
sistem perwilayahan pembangunan dalam Satuan Wilayah Pembangunan berdasarkan
keterkaitannya dengan sistem pelayanan,

A. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Perkotaan
Struktur perkotaan wilayah Kabupaten Banjarnegara direncanakan mengikuti konsep dan
skenario perkembangan wilayah Kabupaten Banjarnegara yaitu perkembangan Banjarnegara
Bagian Utara, Selatan dan Tengah, Banjarnegara Bagian Selatan yang didukung oleh jalur utama
Temanggung-Banyumas meliputi Kecamatan Sigaluh, Pagedongan, Bawang, Purwonegoro,
Mandiraja, Purworejo Klampok dan Susukan, Arah perkembangan Banjarnegara Bagian Tengah
yang merupakan pusat perkembangan Kabupaten Banjarnegara terdiri atas Kecamatan
Banjarnegara, Rakit, Madukara, Banjarmangu dan Wanadadi, Sedangkan, Bagian Utara yang
merupakan dataran tinggi yang memliki akses jalan menuju Kabupaten Pekalongan, Batang dan
Wonosobo terdiri atas Kecamatan Pagentan, Karangkobar, Punggelan, Pandanarum, Kalibening,
Wanayasa, Pejawaran dan Batur.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka rencana sistem pusat-pusat kegiatan di
wilayah Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

Tabel 2.28
Rencana Struktur Perkotaan di Wilayah Kabupaten Banjarnegara
Hirarki Struktur Kota Keterangan Kawasan Perkotaan
I Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)

Kawasan Perkotaan yang akan
dikembangkan menjadi PKL adalah
kota-kota yang wilayah
pelayanannya telah berkembang
lebih dari 1 administrasi kecamatan,
Skala fasilitas/kegiatan yang
dikembangkan di kota ini memiliki
pelayanan sebagian atau satu
wilayah Kabupaten,
- Kawasan Perkotaan
Banjarnegara
- Kawasan Perkotaan Purworejo
Klampok
II Pusat Kegiatan
Lokal Promosi
(PKLp)
Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)
merupakan kawasan perkotaan yang
dalam jangka waktu tertentu akan
diusulkan menjadi Pusat Kegiatan
Lokal (PKL),
- Kawasan Perkotaan Karangkobar
III Pusat
Pelayanan
Kawasan (PPK)
Kawasan Perkotaan yang akan
dikembangkan menjadi PPK adalah
kota-kota ibukota kecamatan yang
memiliki skala kecamatan dan
- Kawasan Perkotaan Sigaluh
- Kawasan Perkotaan Pagedongan
- Kawasan Perkotaan Bawang
- Kawasan Perkotaan

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 37
Hirarki Struktur Kota Keterangan Kawasan Perkotaan
beberapa desa, Kota-kota ini
merupakan pusat pemerintahan,
aktifitas sosial, serta kegiatan
perekonomian di tingkat lokal
(kecamatan),
Purwonegoro
- Kawasan Perkotaan Susukan
- Kawasan Perkotaan Rakit
- Kawasan Perkotaan Rakit
- Kawasan Perkotaan Madukara
- Kawasan Perkotaan
Banjarmangu
- Kawasan Perkotaan Wanadadi
- Kawasan Perkotaan Pagentan
- Kawasan Perkotaan Punggelan
- Kawasan Perkotaan Pandanarum
- Kawasan Perkotaan Wanayasa
- Kawasan Perkotaan Pejawaran
- Kawasan Perkotaan Batur
- Kawasan Perkotaan Mandiraja
- Kawasan Perkotaan Kalibening
Sumber : Rencana Tim Penyusun, 2010

B. Rencana Sistem Perwilayahan
Sistem perwilayahan merupakan tindak lanjut dari hirarki kota-kota yang telah
ditentukan, Pada hirarki kota, kota-kota hanya dilihat sebagai titik-titik dalam ruang, Sementara
dalam sistem perkotaan, kota-kota membentuk suatu sistem yang didasari hubungan saling
ketergantungan (interdependency) dan keterkaitan (linkage) antara kota satu dengan yang lain
secara hirarkis, Dalam sistem perkotaan ini pada hakikatnya terdapat unsur jangkauan wilayah
pelayanan,
Pembagian sistem wilayah selain didasarkan pada skenario pengembangan wilayah dan
hirarki kota yang ada, serta potensi dan permasalahan masing-masing wilayah,
Secara sosial ekonomi wilayah Kabupaten banjarnegara terbagai atas 3 kelompok utama,
yaitu : wilayah bagian utara yang memiliki orientasi pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan
Karangkobar, wilayah bagian selatan-timur yang memiliki orientasi pusat pelayanan di Kawasan
Perkotaan Banjarnegara, dan Wilayah selatan-barat yang memiliki orientasi pusat pelayanan di
Kawasan Perkotaan Purworejo Klampok,
Berdasarkan pada karakteristik diatas maka wilayah pengembangan Kabupaten
Banjarnegara di bagi menjadi :
a. Wilayah Pengembangan I, meliputi : Kecamatan Batur, Kecamatan Pagentan, Kecamatan
Pejawaran, Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Kalibening, Kecamatan Pandanarum, dan
Kecamatan Karangkobar, Pusat Pelayanan wilayah pengembangan I adalah kawasan
perkotaan Karangkobar, Rencana pengembangan fungsi utama di wilayah pengembangan I
adalah :
- Pariwisata
- Pertanian Lahan Kering, Hortikultura, dan perkebunan
- Agropolitan
- Konservasi Lingkungan
- Sumberdaya Energi

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 38
- Sumberdaya Mineral
b. Wilayah Pengembangan II, meliputi : Kecamatan Madukara, Kecamatan Banjarmangu,
Kecamatan Punggelan, Kecamatan Wanadadi, Kecamatan Banjarnegara, Kecamatan Bawang,
Kecamatan Pagedongan, Kecamatan Sigaluh, Pusat Pelayanan wilayah pengembangan II
adalah kawasan perkotaan Banjarnegara, Rencana pengembangan fungsi utama di wilayah
pengembangan II adalah :
- Perdagangan dan Jasa
- Industri
- Pendidikan
- Perikanan
- Pariwisata
- Pertanian lahan basah (sawah), Pertanian Lahan Kering, dan Perkebunan
- Sumberdaya Energi
- Sumberdaya Mineral
c. Wilayah Pengembangan III, meliputi : Kecamatan Rakit, Kecamatan Purwonegoro, Kecamatan
Mandiraja, Kecamatan Purworejo Klampok, Kecamatan Susukan, Pusat Pelayanan wilayah
pengembangan III adalah kawasan perkotaan Purworejo Klampok, Rencana pengembangan
fungsi utama di wilayah pengembangan III adalah :
- Perdagangan dan Jasa
- Hasil Kerajinan
- Pertanian lahan basah (sawah)
- Perikanan (Minapolitan)
- Industri
- Sumberdaya mineral

Selengkapnya mengenai pembagian wilayah pengembangan di Kabupaten Banjarnegara
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini,

Tabel 2.29
Rencana Sistem Perwilayahan Kabupaten Banjarnegara
Satuan Wilayah
Pembangunan
Pusat
Pelayanan
Wilayah Pelayanan
Rencana Fungsi Penopang
Kegiatan Wilayah
Wilayah
Pengembangan I
Kawasan
Perkotaan
Karangkobar
Kecamatan Batur
Kecamatan Pagentan
Kecamatan Pejawaran
Kecamatan Wanayasa
Kecamatan Kalibening
Kecamatan Pandanarum
Kecamatan Karangkobar
- Pariwisata
- Pertanian Lahan Kering,
Hortikultura, dan perkebunan
- Agropolitan
- Konservasi Lingkungan
- Sumberdaya Energi
- Sumberdaya Mineral
Wilayah
Pengembangan II
Kawasan
Perkotaan
Banjarnegara
Kecamatan Madukara
Kecamatan Banjarmangu
Kecamatan Punggelan
Kecamatan Wanadadi
Kecamatan Banjarnegara
- Perdagangan dan Jasa
- Industri
- Perikanan
- Pendidikan
- Pariwisata

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 39
Satuan Wilayah
Pembangunan
Pusat
Pelayanan
Wilayah Pelayanan
Rencana Fungsi Penopang
Kegiatan Wilayah
Kecamatan Bawang
Kecamatan Pagedongan
Kecamatan Sigaluh
- Pertanian lahan basah (sawah),
Pertanian Lahan Kering, dan
Perkebunan
- Sumberdaya Energi
- Sumberdaya Mineral
Wilayah
Pengembangan III
Kawasan
Perkotaan
Purworejo
Klampok
Kecamatan Rakit
Kecamatan Purwonegoro
Kecamatan Mandiraja
Kecamatan Purworejo
Klampok
Kecamatan Susukan
- Perdagangan dan Jasa
- Hasil Kerajinan
- Pertanian lahan basah (sawah)
- Perikanan (Minapolitan)
- Industri
- Sumberdaya Mineral
Sumber : Rencana Tim Penyusun, 2010

C. Sistem Pengembangan Sistem Perdesaan
Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Banjarnegara dilakukan melalui
pendekatan agropolitan, Kawasan Agropolitan terdiri dari Kota Pertanian dan Desa-Desa sentra
produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan
administrasi Pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi yang
ada, Dengan kata lain Kawasan Agropolitan adalah Kawasan Agribisnis yang memiliki fasilitas
perkotaan antara lain jaringan jalan, lembaga pasar, lembaga keuangan, perkantoran, lembaga
penyuluhan dan alih teknologi, lembaga pendidikan, transportasi, telekomunikasi, listrik, air
bersih, lembaga pertanian, lembaga kesehatan dan sarana prasarana umum,
Selanjutnya, Pengembangan Kawasan Agropolitan adalah pembangunan ekonomi
berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan
mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha
agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang
digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah,
Di wilayah Kabupaten Banjarnegara selain ditetapkan kebijakan menjadi Kawasan
Agropolitan JAKABAYA (Kecamatan Pejawaran, Karangkobar, Batur, dan Kecamatan Wanayasa),
Kawasan agropolitan JAKABAYA juga terdiri dari beberapa Kawasan Sentra Produksi (KSP) dan
Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) yang terdiri dari:
1. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Kentang, yang meliputi Desa Batur, Sumberrejo, Bakal,
Pekasiran, Kepakisan dan Karangtengah yang berada di Kecamatan Batur, dengan Desa
Sumberrejo sebagai Desa Pusat Pertumbuhannya (DPP);
2. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Kobis, yang meliputi Desa Gembol, Grogol, Ratamba,
Penusupan dan sidengkok yang berada di wilayah Kecamatan Pejawaran dan Batur,
Sumberejo dan Pesurenan dengan Desa Ratamba sebagai DPP;
3. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Domba Batur, yang meliputi Desa Batur, Sumberejo,
Pekasiran dan Kepakisan yang berada di Kecamatan Batur dengan Desa Pekasiran sebagai
DPP;

.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 40
4. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Cabai, yang meliputi Desa Darmayasa, Biting, Pejawaran,
Penusupan, berada di Kecamatan Pejawaran; Desa Leksana, Purwodadi, Gumelar di
Kecamatan Karangkobar, dengan Desa Biting sebagai DPP;
5. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Jagung, yang meliputi seluruh desa di Kecamatan
Karangkobar, Pejawaran dan sebagian Wanayasa dengan Desa Slatri sebagai DPP;
6. Kawasan sentra Produksi (KSP) Ubi Kayu, yang meliputi Desa seluruh desa di Kecamatan
Karangkobar, dengan Desa Sampang sebagai DPP;
7. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Teh, meliputi Kecamatan Wanayasa,
Selain Kawasan agropolitan JAKABAYA, juga terdapat daerah-daerah yang cukup
berpotensi untuk dikembangkan menjadi Kawasan Agropolitan dengan konsep agribisnis, yang
mencakup tiga hal, yaitu :
1. Indutri hulu pertanian atau disebut agribisnis hulu, yaitu agribisnis yang menghasilkan sarana
produksi (input) pertanian (the manufacture and distribution of farm supllies), seperti industri
kimia (pupuk, pestisida, obat-obatan hewan), indsutri agro-otomotive (mesin peranian,
peralatan peranian, mesin dan peralatan pengolahan hasil pertanian) dan indsutri
pembibitan/ pembenihan tanaman/hewan),
2. Pertanian dalam arti luas (production operation of the farm) disebut juga off the farm
agribisnis, yaitu pertanian pertanaman pangan, tanaman holtikulural, tanaman obat-obatan,
perkebunan, peternakan, perikanan laut/ air tawar serta kehutanan,
3. Industri hilir pertanian atau disebut juga agribisnis hilir, yaitu indsutri yang mengolah hasil
pertanian menjadi produk-produk olahan, baik produk antara (intermediated product)
maupun produk akhir (storage processing and distribution of farm commodities and items
mode from them),
Dengan demikian, pembangunan agribisnis bukan hanya pembangunan pertanian saja,
akan tetapi merupakan pembangunan pertanian yang menyertakan industri pertanian dan
jasanya, Pembangunan agribisnis adalah pembangunan keunggulan bersaing, di atas keunggulan
komparatif melalui transformasi pembangunan yang digerakkan oleh kekuatan modal (capital
driven) menjadi pembangunan yang digerakkan oleh kekuatan inovasi (innovation driven), Secara
umum, membangun agribisnis di wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah mengintegrasikan
pembangunan pertanian, industri dan jasa serta membangun ekonomi rakyat, ekonomi daerah,
membangun industri kecil-menengah, koperasi, membangun daya saing perekonomian bangsa
dan negara dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan,


.Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara
II - 41
2.9.2 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan menurut jenisnya di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 dibagi
menjadi 2 yaitu Lahan Sawah dan lahan bukan sawah/lahan kering, untuk lahan sawah di
Kabupaten Banjarnegara mempunyai luas 14,568 ha dan lahan kering mempunyai luas 92,403 ha,
Berdasarkan penggunaan lahan menurut penggunaannya di Kabupaten Banjarnegara terdiri dari
sawah, bangunan/pekarangan, tegalan/kebun, kolam/empang, hutan rakyat, hutan negara,
sementara tidak diusahakan, perkebunan dan lain-lain, Dari luas lahan Kabupaten Banjarnegara
106,971 ha, paling banyak diusahakan untuk kegiatan tegalan/kebun adalah 45,49%, hutan negara
adalah 14,77% dan yang diusahakan untuk sawah adalah 13,62%, sedangkan yang dimanfaatkan
untuk kegiatan bangunan adalah 15,37%, Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan Kabupaten
Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 2.30
Penggunaan Lahan Menurut jenisnya di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010
No, Penggunaan Lahan
Luas Penggunaan
Lahan (ha)
Prosentase
1 Lahan Sawah 14,568
Irigasai teknis 6,198 5,79
Irigasi 1/2 teknis 629 0,59
Irigasi sederhana 2,553 2,39
Irigasi desa/non PU 1,463 1,37
Irigasi tadah hujan 3,725 3,48
Pasang surut - 0,00
Lebak/ polder, lainnya - 0,00
2 Bukan Lahan Sawah 92,403
Bangunan/ pekarangan & hal 16,437 15,37
Tegalan/ kebun 48,660 45,49
Ladang/ huma - 0,00
Padang rumput - 0,00
Rawa tdk ditanami padi - 0,00
Tambak - 0,00
Kolam/ empang 513 0,48
Sementara tdk diusahakan - 0,00
Hutan rakyat 4,066 3,80
Hutan negara 15,800 14,77
Perkebunan negara 2,131 1,99
Lainnya 4,796 4,48
Jumlah 106,971 100,00
Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010

Anda mungkin juga menyukai