Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

GAMBARAN UMUM

3.1 PROFIL KECAMATAN SUMBERSARI


a. Adminitrasif dan Geografis

Sumbersari merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Jember, Jawa
Timur.kecamatan sumbersari memiliki luas wilayah 37,04 km2 yang terbagi menjadi 7
kelurahan / desa yaitu Kelurahan Krajingan, Kelurahan Wirolegi, Kelurahan Karangrejo,
Kelurahan Kebonsari, Kelurahan Sumbersari, Kelurahan Tegalgede dan Kelurahan Antirogo.

Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan sumbersari

No kelurahan Luas (km2)


1 Krajingan 5.01
2 Wirolegi 6.94
3 Karangrejo 5.51
4 Kebonsari 3.94
5 Sumbersari 4.88
6 Tegalgede 2.56
7 Antirogo 8.2
Sumber : kecamatan sumbersari dalam angka 2019

Secara adminitrasif kecamatan sumbersari berbatasan langsung dengan kecamatan lainnya yaitu:

 Batas bagian timur : kecamatan pakusari


 Batas bagian selatan : kecamatan ajung dan mayang
 Batas bagian barat : kecamatan kaliwates
 Batas bagian utara : kecamatan patrang

3.2 KONDISI FISIK


3.2.1 Kondisi Fisik Dasar

Kondisi fisik dasar adalah gambaran kondisi fisiografis,dari kondisi fisik dasar di wilayah
perencanaan meliputi : Topografi, Klimatologi. dan Hidrologi

1. Klimatologi
Klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai iklim suatu wilayah. Iklim di
kabupaten jember adalah iklim tropis. Suhu rata-rata Kabupaten Jember menunjukkan
nilai 27℃. Berdasarkan data BPS Kabupaten Jember tahun 2019, selama tahun 2019
banyaknya curah hujan di Kecamatan sumbersari dengan stasiun pengukuran berada di
Kelurahan wirolegi rata – rata mencapai 208 mm2
2. Topografis
Kabupaten Jember memiliki ketinggian yang bervariasi dan moorfologi wilayah yang
didomiasi oleh kawasan perbukitan. Kabupaten Jember berada pada ketinggian 0–3.300
meter diatas permukaan laut (dpl), dengan ketinggian daerah perkotaan Jember kurang
lebih 87 meter di atas permukaan laut (dpl).

Tabel 2. Ketinggian Wilayah Kecamatan Sumbersari

No Ketinggian (m) Luas (km)


1 0-25 -
2 25-100 0,36
3 100-500 11,72
4 500-1000 0,76
5 1.000 – 2005 -
6 >2005 -
Sumber: Jember dalam Angka 2019
Topografi Kecamatan sumbersari berada pada ketinggian 25-1000 meter di atas
permukaan laut (dpl). Sebagian besar wilayah berada pada ketinggian antara 100 hingga
500 meter di atas permukaan laut yang mana pada wilayah tersebut didominasi oleh
kontur tanah yang bergelombang dan merupakan daerah perbukitan.

Tabel 3. Ketinggian Kecamatan Sumbersari Berdasarkan Kelurahan

No Kelurahan Ketinggian tempat(m)


1 Krajingan 140
2 Wirolegi 159
3 Karangrejo 146
4 Kebonsari 108
5 Sumbersari 124
6 Tegalgede 146
7 Antirogo 180
Sumber: kecamatan sumbersari dalam angka 2019

3. Hidrologi
Secara keseluruhan sungai-sungai di wilayah Jember mengalir ke seletan dan umunya
berasal dari G.Argopuro, G.Raung dan Pegunungan Meru Betiri. Kabupaten Jember
memiliki 4 sungai-sungai besar dan pola aliran sungainya mendaun sejajar dan salah satu
sungai besar tidak melewati Kecamatan Mumbulsari tetapi pengairan untuk pertanian dan
kebutuhan sehari-hari masyarakat telah tercukupi.

3.3 KONDISI FISIK KAWASAN TAPAK PERUMAHAN PURI 2

Perumahan puri bunga nirwana 2 adalah perumahan yang berada di kelurahan karangrejo
kecamatan sumbersarimempunyai luas 5,2 Ha dimana lokasi tepatmnya berada dibelakang
perumahan puri bunga nirwana. Perumahan ini berdekatan dengan sejumlah sekolah tinggi yaitu
universitas jember, politeknik jember, universitas terbuka dan IKIP PGRI jember serta juga dekat
dengan tempat wisata yaitu tiara park jember.Perumahan banyak ditempati oleh warga pendatang
baru baik mahasiswa atau masyarakat yang berkerja di jember hal ini membuat banyak
perumahan disini hanya menjadi tempat kost maupun di kontrakan. Perumahan ini masih banyak
lahan kosong yang belum di dirikan bangunan. Perumahan ini berada di ketinggian 146 m.
perumahan ini di keli lingi banyak perumahan jadi dapat dilihat bahwa kawasan ini banyak di
peruntukan untuk perumahan.

3.4 KONDISI NON FISIK


3.4.1 Kondisi Kependudukan

Aspek kependudukan perencanaan tapak di kawasan studi Kelurahan Karangrejo Kecamatan


Sumbersari dapat dilihat melalui distribusi penduduk, kepadatan pendudk, struktur penduduk,
penduduk menurut agama dan mutasi penduduk.

a. Distribusi Penduduk

Penduduk Kecamatan Sumbersari pada tahun 2018 berjumlah 132.126 jiwa,


dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar 64.838 jiwa, sedangkan jumlah
penduduk perempuan sebesar 67.288 jiwa. Sedangkan penduduk perencanaan
tapak di Kelurahan Karangrejo berjumlah 16.949 jiwa, dengan distribusi penduduk
di Kelurahan Karangrejo berjumlah 8.577 jiwa laki-laki. Dan 8.372 jiwa perempuan.
Untuk lebih detail dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel . Jumlah Penduduk Menurut Desa dan Jenis Kelamin di Kecamatan Sumbersari Tahun
2018

No Jumlah Jenis Kelamin Jumlah


Desa
. KK Laki-laki Perempuan Penduduk
1. Kranjingan 3992 7309 7349 14658
2. Wirolegi 3719 6278 6510 12788
3. Karangrejo 4615 8577 8372 16949
4. Kebonsari 7639 14558 15088 29626
5. Sumbersari 12696 18206 19535 37741
6. Tegalgede 2953 4759 4864 9623
7. Antirogo 3191 5151 5570 10721
Total Penduduk 38809 64838 67288 132126
Sumber : Sumbersari Dalam Angka 2019

b. Kepadatan Penduduk

Dengan mengetahui kepadatan penduduk suatu wilayah maka dapat dengan mudah
melakukan perencanaan di suatu wilayah. Oleh karena itu proyeksi kepadatan penduduk perlu
dilakukan agar pemenuhan sarana dan prasarana guna mendukung pengembangan wilayah dapat
disesuaikan dengan kepadatan penduduknya, serta dapat mengetahui wilayah mana yang
memiliki kepadatan penduduk tinggi dan wilayah mana yang memiliki kepadatan penduduk
rendah, sehingga perencanaan dapat dilakukan lebih optimal.

Tabel. Kepadatan Penduduk Menurut Desa Hasil Proyeksi Penduduk 2018

No Desa Luas Jumlah Kepadatan


. (km2) Penduduk Penduduk
(Jiwa) (Jiwa/km2)
1. Kranjingan 5,01 14658 2926
2. Wirolegi 6,94 12788 1843
3. Karangrejo 5,51 16949 3076
4. Kebonsari 3,94 29646 7524
5. Sumbersari 4,88 37741 7734
6. Tegalgede 2,56 9623 3759
7. Antirogo 8,20 10721 1307
Total 37,05 132126 3566
Sumber : Sumbersari Dalam Angka 2019

Jumlah Penduduk di Kecamatan Sumbersari sebanyak 132.126 jiwa dengan luas wilayah
37,05 km2, sehingga kepadatan penduduk di Kecamatan Sumbersari sebesar 3566 jiwa/km2.
Kepadatan di kawasan studi yaitu di Kelurahan Karangrejo sebesar 3076 jiwa/km 2 dan
merupakan tertinggi keempat di Kecamatan Sumbersari. Jumlah tersebut tergolong tinggi dari
Desa lain di Kecamatan Sumbersari. Hal tersebut dikarenakan Kelurahan Karangrejo yang
terletak pada kawasan peri urban yang masih memiliki sifat perkotaan dan menjadi pusat
pelayanan bagi desa lain, sehingga pertumbuhan penduduk nantinya akan tersebar ke kawasan
peri urban.

c. Struktur Penduduk

Struktur penduduk menggambarkan jumlah penduduk dan komposisi penduduk berdasarkan


kelompok umur dan jenis kelamin yang ditunjukkan dengan grafik piramida penduduk. Semakin
tingginya angka dependency ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung
penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi. Sedangkan angka dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin
rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi. Berikut ini adalah piramida penduduk di kawasan studi
Kelurahan Karangrejo Kecamatan.
Piramida Penduduk Kecamatan Sumbersari Tahun 2018

70-74
60-64
50-54
40-44
30-34
20-24
10-14.
0-4
10000.000 5000.000 .000 5000.000 10000.000

Laki-laki Perempuan

Gambar . Piramida Penduduk Kecamatan Sumbersari Tahun 2018

Sumber : Sumbersari Dalam Angka 2019

Jumlah penduduk Kecamatan Sumbersari sebanyak 16.949 jiwa dengan


persebaran menurut kelompok umur berada pada usia produktif yaitu paling
banyak pada rentang umur 20-24 tahun. Usia produktif didominasi oleh
penduduk perempuan. Bentuk piramida penduduk merupakan piramida
expansive yang terlihat dari lebarnya dasar piramida.

d. Penduduk Menurut Agama

Penduduk di Kecamatan Sumbersari memeluk agama dan kepercayaan yang


beragam. Penduduk Kecamatan Sumbersari menganut agama islam, kristen,
hindu, budha dan konghucu. Agama yang beragam tersebut tidak
menimbulkan konflik antar agama di Kecamatan Sumbersari.

Tabel . Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kecamatan Sumbersari tahun 2018

Desa/Kelurah Katholi Protesta Hind Budh Lainny


an Islam k n u a a
Kranjingan 13904 279 402 38 22 15
Wirolegi 12131 243 351 33 19 13
Karangrejo 16078 322 465 44 26 17
Kebonsari 28103 563 813 76 45 29
Sumbersari 35801 717 1036 97 58 38
Tegalgede 9128 183 264 25 15 9
Antirogo 10170 204 294 27 16 11
12531
Total 5 2511 3625 340 201 132
Sumber : Sumbersari Dalam Angka 2019
Berdasarkan data Kecamatan Sumbersari Dalam Angka tahun 2018, penduduk
di Kecamatan Sumbersari didominasi oleh penduduk beragama islam sejumlah
125315 jiwa dan mencapai 95% dari jumlah penduduk Kecamatan Sumbersari.
Sedangkan sisanya penduduk beragama katholik berjumlah 2511 jiwa,
protestan berjumlah 3625, hindhu berjumlah 340 jiwa, budha berjumlah 2
jiwa dan agama lainnya berjumlah 132 jiwa. Sedangkan pada kawasan studi
di kelurahan karangrejo juga didominasi oleh penduduk beragama islam
yang berjumlah 16078 jiwa, hal tersebut akan mempengaruhi banyaknya
fasilitas peribadatan di kelurahan karangrejo dan sebagai penunjang fasilitas
yang belum terpenuhi.

3.4.2 Kondisi Perekonomian

Kontribusi sektor terhadap perkembangan PDRB mempengaruhi besaran


kinerja sektor-sektor tersebut dalam suatu daerah. Kontribusi dari sektor-
sektor tersebut sangat berpengaruh terhadap peningkatan nilai PDRB pada
tahun tersebut dan tahun selanjutnya. Berikut merupakan gambaran
kontribusi sektor-sektor yang ada dan terdapat peningkatan PDRB di
Kecamatan Sumbersari dengan Kabupaten Jember.

Tabel . Jumlah Penduduk Kecamatan Sumbersari Menurut Mata


Pencaharian Tahun 2018

Pertania
Desa n Industri Konstruksi Perdagangan Angkutan Lainnya Total
Kranjingan 708 1159 202 1792 434 4114 8409
Wirolegi 1132 1102 195 1532 469 2904 7334
Karangrejo 1806 759 218 1761 420 4759 9723
Kebonsari 167 1161 387 3804 355 8139 14013
Sumbersar
i 1280 929 483 8211 742 7806 19451
Tegalgede 1046 189 385 669 260 2972 5521
Antirogo 1400 380 209 803 223 3134 6149
Total 7539 5679 2079 18572 2903 33828 70600
Sumber : Sumbersari Dalam Angka 2019

Dari table diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar mata pencaharian penduduk Kecamatan
Sumbersari adalah di sector Perdagangan dan Lainnya. Sector lainnya salah satunya adalah yang
tersebar pada sector pendidikan karena sebagian Kecamatan Sumbersari merupakan kawasan
perkotaan yang memiliki aktivitas yang beragam yaitu pendidikan, perdagangan, perkantoran,
pemerintahan dll. Untuk penduduk di kawasan studi sebagian besar pada sector perdagangan,
pertanian dan lainnya.
3.4.3 Kondisi Prasarana

Berdasarkan survey primer yang dilakukan, identifikasi jaringan utilitas di sekitar kawasan
tapak meliputi jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan drainase, jaringan telepon dan
pembuangan sampah. Persebaran utilitas di sekitar kawasan tapak dapat dilihat pada peta berikut.

a. Jaringan Air Bersih


Untuk memenuhi kebutuhan jaringan air bersih seperti untuk mandi dan air minum
penduduk setempat sudah banyak yang menggunakan jaringan PDAM dan sumur bor.
Meskipun jaringan PDAM sudah tersedia di sekitar kawasan tapak namun masih ada yang
menggunakan sumur bor terutama pada perumahan incremental.

b. Jaringan Listrik
Jaringan listrik di sekitar kawasan tapak sudah terbilang merata karena merupakan daerah
pusat kota yang memiliki berbagai macam aktivitas. Permukiman masyarakat di kawasan
tersebut sudah menggunakan penerangan menggunakan listrik.

Gambar 2. Jaringan Listrik di Sekitar Kawasan Tapak


Sumber : Survey Primer

c. Jaringan Drainase
Jaringan drainase sekunder tersebar di seluruh jalan arteri di Kecamatan Sumbersari. Di
sekitar kawasan tapak terdapat jalan arteri yaitu yang berarti di sekitar kawasan tapak
terdapat jaringan drainase sekunder.
Gambar 3. Jaringan Drainase di Sekitar Kawasan Tapak
Sumber : Survey Primer

d. Jaringan Telepon
Jaringan telepon di sekitar kawasan tapak sudah tersebar dengan banyaknya aktivitas
sebagai factor penunjang kegiatan.

Gambar 4. Jaringan Telepon di Sekitar Kawasan Tapak


Sumber : Survey Primer

e. Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah di sekitar kawasan tapak sudah dilakukan secara komunal di
dalam bak sampah dengan jasa angkut oleh petugas kebersihan di permukiman masyarakat
dan di beberapa titik pusat aktivitas masyarakat lalu di salurkan ke TPS/TPA. Lokasi TPA
sampah terletak di kecamatan Pakusari yang berjarak 3 km dari Kecamatan Sumbersari.

f. Sistem Transportasi

Lokasi studi tapak berada pada pusat perkotaan dengan fungsi utamanya sebagai sentra
kegiatan pemerintahan, perdagangan dan/jasa dan pendidikan. Oleh karena itu pola
pergerakan aktivitas dan sirkulasinya sangat padat.
Bahasan mengenai transportasi berikut meliputi jaringan jalan, pola pergerakan, arah
sirkulasi lalu lintas, dan sarana transportasi.

1. Pola Jaringan Jalan

Fungsi jaringan jalan di lokasi perencanaan adalah system jaringan jalan kolektor yang
menghubungkan lokasi perencanaan dengan pusat kegiatan seperti bandara. Jaringan jalan
pada lokasi perencanaan didominasi oleh pola linier. Dari segi perkerasannya, maka sebagian
besar jalan yang ada di lokasi perencanaan merupakan jalan aspal.

2. Pola Pergerakan

Pola pergerakan ini menyangkut mobilitas penduduk dalam melakukan aktivitas sehari-
hari. Adapun titik pusat pergerakan di lokasi perencanaan akan dijabarkan sebagai berikut:

 Pola Pergerakan Primer


Pola pergerakan primer merupakan pergerakan yang dilakukan dengan intensitas rutin
yaitu menuju ke tempat pendidikan, serta perkantoran atau ke tempat kerja.
 Pola Pergerakan Sekunder
Bentuk pergerakan sekunder adalah pergerakan yang dilakukan masyarakat menuju ke
tempat perdagangan dan jasa (pasar) untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 Pola pergerakan Tersier
Sedangkan pola pergerakan tersier yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah studi
yaitu kegiatan administrative.
3. Arah Sirkulasi Lalu Lintas

Arah sirkulasi lalu lintas pada kawasan perencanaan seluruhnya didominasi oleh sirkulasi
dua arah dikarenakan jalan pada lokasi tersebut merupakan jalan menuju kawasan pendidikan
dan perkantoran. Jalan-jalan pada lokasi perencanaan tidak terdapat pembatas jalan.

4. Sarana Transportasi

Pelayanan angkutan umum di wilayah perencanaan saat ini dilayani kendaraan bermotor
berupa angkutan perkotaan yang melayani kegiatan penduduk sehari-hari. Pola pelayanannya
masih bersifat reguler, dalam arti tidak mempunyai trayek khusus dan tertentu.

3.4.4 Kondisi Sarana

Sarana sosial adalah sarana yang diadakan oleh pemerintah atau pihak swasta yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam lingkungan permukiman. Sarana sosial dapat berupa
sarana peribadatan, sarana pendidikan dan sarana kesehatan.

a. Sarana Peribadatan
Pada wilayah studi Kecamatan Sumbersari terdapat sarana peribadatan berupa masjid,
musholla dan gereja. Kondisi rata-rata masjid di Kecamatan Sumbersari baik, terdapat lahan
parkir dan terdapat tempat wudhu. Di Kecamatan Sumbersari terdapat 5 gereja yang tersebar
di 3 Kelurahan yaitu Kelurahan Karangrejo memiliki 1 gereja, Kelurahan Kebonsari
memiliki 2 Gereja dan Kelurahan Sumbersari memiliki 2 Gereja. Die Kelurahan Karangrejo
yaitu GPdI Karmel Wirolegi dengan kondisi yang cukup terawat.

b. Sarana Pendidikan

Pada wilayah studi Kecamatan Sumbersari terdapat sarana pendidikan berupa TK, SD,
SMP, SMA, SMK dan Perguruan Tinggi. Sedangkan di Kelurahan Karangrejo terdapat 6 SD,
2 SMP, 1 SMK dan 2 Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi salah satunya adalah Universitas
Moch Sroedji. Kondisi fasilitas pendidikan di Kelurahan Karangrejo sudah terbilang cukup
baik sesuai standart.

c. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di Kecamatan Sumbersari berupa rumah sakit, poliklinik, puskesmas, 1


puskesmas pembantu, 6 apotek. 22 posyandu, dan 4 praktek dokter. Sedangkan di Kelurahan
Karangrejo terdapat puskesmas pembantu, apotek. posyandu, dan praktek dokter. Untuk
kondisi praktik dokter juga sudah cukup baik.

3.4.5 Kondisi Penggunaan Lahan Eksisting

Penggunaan Lahan Eksisting di kawasan studi mulanya merupakan lahan kosong dan belum
ada pemanfaatan lahan. Kawasan studi akan dibangun menyesuaikan dengan perumahan sekitar
kawasan yaitu perumahan puri bunga nirwana 1 sehingga pola pembangunan akan mengikuti
perumahan sekitarnya. Pembangunan perumahan di kawasan studi bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan perumahan masyarakat yang semakin tinggi dikarenakan oleh beberapa factor, salah
satunya adalah kawasan studi yang berada di pusat perkotaan Kabupaten Jember.

Gambar 1. Jenis Kegiatan di Kawasan Studi


Sumber : Survey Primer
Secara umum penggunaan lahan di sekitar kawasan studi dimanfaatkan sebagai perumahan
planned, perumahan incremental, perkantoran, pendidikan, perjas, lahan kosong dan sawah.
Namun lebih didominasi oleh permukiman incremental, yaitu permukiman yang berkembang
begitu saja tanpa adanya suatu perencanaan terlebih dahulu. Keberadaan permukiman baru yang
akan dikembangakan di wilayah tapak sangat berguna bagi masyarakat sekitar, karena dapat
menunjang kesejahteraan mereka melalui kualitas rumah yang lebih layak.

Lokasi perumahan Puri Bunga Nirwana 2 terletak di pusat perkotaan Kabupaten Jember yaitu
di Kecamatan Sumbersari yang berada di kawasan perkantoran dan pendidikan, sehingga
pergerakan di sekitar kawasan tapak sangat padat dengan berbagai macam aktivitas masyarakat
perkotaan. Di sekitar kawasan tapak terdapat beberapa kantor/dinas, perguruan tinggi
negeri/swasta, kawasan perdagangan/jasa dan perumahan penduduk. Populasi jumlah penduduk
di sekitar kawasan tapak sangat padat karena letaknya yang strategis dan dekat dengan beberapa
fasilitas perkotaan dan banyaknya arus urbanisasi sehingga kebutuhan akan perumahan sangat
tinggi.

3.4.6 Kondisi Sistem Ruang Terbuka

Ruang terbuka menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 adalah ruang-
ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk area atau kawasan maupun
dalam bentuk area memanjang atau jalur, dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka, pada
dasarnya tanpa bangunan. Adanya ruang terbuka yang saling terintegrasi akan membentuk
system yang dapat menciptakan potensi berkembangnya suatu wilayah. Ruang terbuka terbagi
menjadi dua yaitu ruang terbuka hijau dan non hijau.

a. Kondisi Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau menurut UU Nomor 26 Tahun 2007 adalah ruang memanjang atau
mengelompok yang ditumbuhi tanaman baik alami maupun buatan (sengaja ditanam) dan
sifatnya terbuka. Ruang terbuka hijau di Kecamatan Sumbersari didominasi oleh . Dari luas
wilayah Kecamatan Sumbersari sebesar 5624.23 Ha, 61,5% atau sebesar 3462.23 Ha adalah
lahan pertanian.

b. Kondisi Ruang Terbuka Non-Hijau

Ruang terbuka non hijau adalah ruang yang secara fisik tidak berbentuk bangunan
gedung dan tidak didominasi oleh tumbuhnya tanaman. Ruang terbuka non hijau dapat
berupa perkerasan, badan air ataupun bentuk lahan tertentu seperti hamparan pasir, gurun,
kapur, dan lain sebagainya (Permen PU No.12/PRT/M 2009). Di Kecamatan Sumbersari
jarang ditemukan ruang terbuka non hijau yang memiliki fungsi lebih sebagai pusat aktivitas
masyarakat seperti penginapan, kantor kelurahan, sarana peribadatan dan lain sebagainya.

3.4.7 Rencana Pengembangan Penggunaan Lahan Berdasarkan RTRW


Berikut merupakan Peta Rencana Tata Ruang Kecamatan Sumbersari Tahun 2011- 2031.
BAB IV

ANALISIS

1. Analisis Kegiatan

2. Analisis Iklim

3. Analisis Kebisingan

Pada keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 48/MENLH/PER/XI/1996,


kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
kenyamanan lingkungan. Sebuah pemanfaatan lahan pada area tertentu memiliki batas tingkat
kebisingan yang berbeda-beda sesuai peruntukannya, yang biasa disebut baku mutu tingkat
kebisingan. Batasan nilai tingkat kebisingan untuk beberapa kawasan atau lingkungan menurut
Menteri Negara Lingkungan Hidup (1996), dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 1. Kriteria Batas Kebisingan (KLH, 1996)

Peruntukan Kawasan Lingkungan Tingkat


Kegiatan Kebisingan (dBA)
A. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan Permukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintah dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
B. Khusus (disesuaikan
1. Bandar Udara dengan ketentuan
2. Stasiun Kereta Api Menteri
3. Pelabuhan Laut Perhubungan)
4. Cagar Budaya
C. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit dan sejenisnya 55
2. Sekolah dan sejenisnya 55
3. Tempat Ibadah dan sejenisnya 55
Sumber : Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1996
4. Analisis Drainase

Anda mungkin juga menyukai