Yovita Inggar Mawardi1, Ratri Wulandari2, Gusti Kinanti Wahyu Istiqomah3,Rheynaldi Lintang
Susila4, Aulia Ilecsi5
a
Program Studi S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Jember, Jl. Kalimantan 37 Jember
ABSTRAK
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar dari manusia yang mempunyai peran
penting dalam kehidupan masyarakat. Perumahan dan permukiman yang bagus dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan mutu lingkungan hidup dalam
peningkatan kualitas dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Pembangunan rumah susun
merupakan salah satu alternatif untuk menangani permasalahan kebutuhan perumahan dan
permukiman yang ada di kota yang cenderung memiliki peningkatan penduduk yang cukup
pesat. Rumah susun merupakan solusi alternatif yang cukup efektif karena pembangunan rumah
susun dapat menghemat penggunaan tanah, membuat peremajaan kota bagi daerah yang kumuh,
dan memberikan bantuan terhadap Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Kebutuhan hunia untuk
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) semakin meningkat, untuk mengatasi masalah hunian
bagi MBR, salah satu kebijakan dan strategi Pemerintah Kota Probolinggo dalam membantu
masyarakat untuk menyediakan tempat tinggal bagi keluarga kurang mampu adalah dengan
adanya penyediaan Rumah Susun (Rusunawa) Semeru. Fungsi Rusunawa diharapkan dapat
mampu memberikan hunian yang nyaman dan bisa meningkatkan kualitas hidup penghuni
Rusunawa kenyataannya belum tercapai karena hanya melihat bentuk fisik tanpa melihat
persepsi dari penghuni. Maka dari itu, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas layanan
di Rusunawa Semeru berdasarkan sudut pandang penghuni dan mengetahui prioritas kualitas
layanan untuk diperbaiki dengan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA)
dan deskriptif kualitatif serta memberikan perbaikan dalam meningkatkan kualitas layanan.
Kata kunci: Rusunawa, Kualitas Pelayanan dan Importance Performance Analysis (IPA)
ABSTRACT
Housing and settlements are the basic needs of humans who have an important role in people's
lives. Good housing and settlements can improve the quality of human resources and improve
the quality of the environment in improving the quality and equitable distribution of people's
welfare. Flats construction is one alternative to overcome the problem of housing and settlement
needs in cities that require a fairly rapid increase in population. Flats are an alternative solution
that is quite effective because the construction of flats can be used, make urban rejuvenation for
slums, and provide assistance to Low-Income Communities. The needs of the community to
obtain low income (MBR) are increasing, to overcome the problem of shelter for MBR, one of
the policies and strategies of the Rusunawa Function is expected to provide comfortable housing
and can improve the quality of life for residents of Rusunawa improve but have not succeeded in
only seeing physical form without seeing the perception of occupant. Therefore, this study aims
to determine the quality of service in Rusunawa Semeru based on the viewpoint of residents and
find priority services to be improved by using the Importance Performance Analysis (IPA) and
qualitative descriptive methods that provide improvements in improving service quality.
Keywords: Housing and settlements, Service Quality and Importance Performance Analysis
(IPA)
PENDAHULUAN
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan dasar dari manusia yang mempunyai
peran penting dalam kehidupan masyarakat. Perumahan dan permukiman yang bagus dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan mutu lingkungan hidup dalam
peningkatan kualitas dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Perumahan dan pemukiman tumbuh
dan berkembang berdasarkan Undang Undang Dasar Tahun 1945 pasal 28 huruf H, dinyatakan
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,bertempat tinggal,dan juga mendapatkan
lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat serta berhak memperoleh layanan kesehatan”. Dan
sesuai dengan ketentuan Undang Undang Republik Indonesia Nomer 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Pasal 3 Huruf F menyatakan “Menjamin terwujudnya
rumah yang layak huni serta terjangkaunya dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur,
terencana, terpadu dan berkelanjutan”. Perumahan dan permukiman diharapkankan dapat
menciptakan lingkungan dan tatanan hidup yang berkualitas baagi masyarakat dan mampu
menampakan citra yang bagus bagi masyarakat yang menempatinya.
Pembangunan rumah susun merupakan salah satu alternatif untuk menangani permasalahan
kebutuhan perumahan dan permukiman yang ada di kota yang cenderung memiliki peningkatan
penduduk yang cukup pesat. Rumah susun merupakan solusi alternatif yang cukup efektif karena
pembangunan rumah susun dapat menghemat penggunaan tanah, membuat peremajaan kota bagi
daerah yang kumuh, dan pemerintah dapat mengembangkan konsep perumahan vertikal.
Menurut Undang Undang Nomer 20 Tahun 2011 Pasal 1 Rumah susun adalah “bangunan
gedung bertingkat yang di bangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian bagian
yang di strukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertical dan
merupakan satuan-satuan yang masing masing dapat di miliki dan di gunakan secara
terpisah,terutama untuk tempat hunian yang di lengkapi dengan bagian bersama,benda bersama
dan tanah bersama”.
Kota Probolinggo adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Terletak sekitar
100 km sebelah tenggara Surabaya, Kota Probolinggo berbatasan dengan Selat Madura di
sebelah utara, serta Kabupaten Probolinggo di sebelah timur, selatan, dan barat. Probolinggo
merupakan kota terbesar keempat di Jawa Timur setelah Surabaya, Malang, dan Kediri menurut
jumlah penduduk. Kota ini terletak di wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur dan menjadi jalur utama
pantai utara yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Luas wilayah Kota
Probolinggo yaitu 56,667 Km². Secara administrasi pemerintahan Kota Probolinggo terbagi
dalam 5 (lima) Kecamatan dan 29 Kelurahan yang terdiri dari Kecamatan Mayangan terdapat 5
Kelurahan, Kecamatan Kademangan terdapat 6 Kelurahan, Kecamatan Wonoasih terdapat 6
Kelurahan, Kecamatan Kedopok terdapat 6 Kelurahan, dan Kecamatan Kanigaran terdapat 6
Kelurahan. Pada tahun 2017, kepadatan penduduk Kota Probolinggo sebesar 4.155,31 orang per
km2. Salah satu kebijakan Pemerintah Kota Probolinggo untuk menangani kawasan kumuh dan
menyediakan tempat tinggal bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) adalah dengan
adanya penyediaan Rumah Susun. Upaya membantu keluarga yang kurang mampu untuk
mendapatkan tempat tinggal yang aman, nyaman, sehat dan murah, maka yang dilakukan
Pemerintah Kota Probolinggo adalah penyediaan Rumah Susun Sederhana Sewa atau lebih
dikenal RUSUNAWA. Upaya Pemerintah Kota Probolinggo tersebut dilakukan dalam rangka
membantu warga masyarakat (utamanya yang sudah berkeluarga) Kota Probolinggo yang
membutuhkan rumah tempat tinggal.
Dalam hal ini penulis mengambil studi kasus di RUSUNAWA Semeru yang terletak di
Triwung Kidul, Kec. Kademangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Pemilihan lokasi tersebut di
arahkan pada lokasi atau kawasan yang memiliki potensi untuk dapat dikembangkan dalam
penanggulangan kawasan kumuh perkotaan dan di tunjukan pada masyarakat berpenghasilan
rendah yang berada atau tinggal di Kota Probolinggo. Di Kota Probolinggo, ada tiga rusunawa
yang semuanya dibangun pusat. Mulai dari Rusunawa Bestari di Jalur Lingkar Utara (JLU),
Rusunawa Bayuangga di Jl Brantas, dan yang terakhir Rusunawa Semeru di Jl Semeru. Salah
satu rusunawa yaitu rusunawa Semeru yang memiliki luas 5.589 m2 dengan jumlah 5 lantai serta
jumlah unit 94 unit/ 40 m2 dan tiga diantaranya diperuntukan untuk penyandang disabilitas yang
berada di Jl. Semeru, Keluarahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan.
Pembangunan Rusunawa bukan tanpa masalah, beberapa masalah mulai muncul mengenai
kondisi rumah susun di Indonesia pada tahun 2007 mendapatkan bahwa masalah kualitas
bangunan rusunawa menjadi permasalahan utama. Hal tersebut dikarenakan pembangunan
rusunawa tidak memperhatikan kualitas dan perawatan bangunan dengan baik serta
keberlanjutan pemanfaatan bangunan tersebut yang mengakibatkan penurunan kualitas
bangunan. Masalah lain yang ada di rusunawa juga berupa pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan fungsi ketentuan pemakaian, kondisi prasarana dan sarana umum (PSU) yang kurang
memenuhi kebutuhan srtandart minimal dan sering terjadi kerusakan, fisik bangunan yang
kurang terawat, dan kekumuhan karena pemanfaatan ruang yang tidak sesuai fungsi.
Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi pasca huni terhadap kualitas rusunawa sebagai
penyediaan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sehingga dapat mengetahui
kualitas yang terdapat di Rusunawa Semeru, evaluasi ini merupakan alat untuk mengkaji
peningkatan nilai keberhasilan suatu bangunan dalam memberikan suatu rasa kepuasan yang
dapat memberikan dukungan kepada penghuni dalam memenuhi kebutuhan dari penghuni
Rusunawa Semeru Desa Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam peraturan menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14/ Permen/M/2007 tentang
Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa pasal 1 yang dimaksud Rumah Susun Sederhana
Sewa, yang selanjutnya disebut dengan Rusunawa, adalah pembangunan gedung bertingkat
dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan
secara fungsional dalam horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang
masing-masing digunakan secara terpisah, status penguasaannya, sewa serta dibangun dengan
manggunakan dana Anggran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya sebagai hunian.
Evaluasi pasca huni merupakan tindakan pengujian efektivitas sebuah lingkungan binaan
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, baik pengujian efektivitas bangunan
dan juga efektivitas program pembangunan terhadap kebutuhan pengguna (Laurent, 2004).
Sedangkan (Preiser, 1998), berpendapat bahwa evaluasi pasca huni (EPH) merupakan alat
untuk mengkaji peningkatan nilai keberhasilan suatu bangunan dalam memberikan suatu rasa
kepuasan dan dapat memberikan dukungan kepada pemakai, terutama nilai-nilai dan
kebutuhannya, sehingga fokus evaluasi pada EPH adalah pengguna bangunan beserta
kebutuhan penghuni. Ada tiga kriteria dalam EPH (Preiser, dkk, 1998), yaitu fungsional yang
berhubungan dengan dengan aktivitas yang ada di dalam gedung yang dipengaruhi oleh
bentuk/setting ruang gedung; teknis yang berkaitan dengan kesesuaian lingkungan binaan
dengan tuntutan keinginan dari pemakai (manusia) gedung untuk memberikan rasa aman,
nyaman, dan berumur panjang; dan perilaku yang fokus pada kesejahteraan sosial dan
psikologis pemakai yang dipengaruhi oleh rancangan bangunan.
METODE PENELITIAN
Dalam mencapai tujuan penelitian ini, maka diperlukan desain penelitian untuk
memudahkan memperoleh hasil penelitian. Secara garis besar, jenis penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif dan kualitatif melalui penelitian survey dan analisis.
Langkah-langkah pada penelitian ini akan dijelaskan pada table berikut ini.
Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
sekunder yaitu siteplan, dokumen kontrak, gambar situasi dan peta citra lokasi rusunawa.
Data primer berupa pengisian kuisioner kepada responden penghuni Rusunawa. Metode
yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah simple random sampling. Populasi
penelitian ini adalah warga penghuni yang ada di Rusunawa Semeru Probolinggo. Dengan
tingkat ketelitian +- 20% dari jumlah responden sekitar 50 orang.
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kuesioner Penghuni
Strategi Pengembangan
Desain di dalam rusunawa semeru memiliki kondisi yang baik dengan jumlah lantai adalah
5 lantai dengan ketentuan lantai yang lebih tinggi (lantai 5) dihuni oleh penghuni yang berusia
lebih muda. Selain itu, di dalam rusunawa telah dilengkapi dengan adanya pengaturan peletakkan
kabel yang menyebabkan view terlihat indah, desain penyediaan tempat sampah di lantai atas
yang bisa langsung ke lantai 1 juga memudahkan penghuni rusunawa di bagian atas. Di lantai 5
terdapat pencahayaan alami sehingga memudahkan dalam menjemur pakaian, di depan pintu
masuk terdapat tangga bagi penghuni maupun mengunjung biasa dan terdapat pula jalur bagi
penyandang disabilitas yang dapat memudahkan aksesibilitas keluar masuk rusunawa, parkiran
sendiri terletak di lantai satu dan terdapat 2 titik lokasi yang disediakan sebagai parkiran.
Penghuni rusunawa semeru merupakan warga asli dari Kota Probolinggo yang rata-rata
memiliki mata pencaharian sebagai wiraswasta dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.500.000,
00 per bulan. Jumlah penduduk di Rusunawa Semeru terdiri dari 94 KK dimana 1 KK
diasumsikan terdiri dari 4 orang sehingga dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Rusunawa
Semeru berjumlah 376 jiwa.
Untuk mengetahui kualitas layanan di Rusunawa Semeru serta memastikan usulan perbaikan
tentang elemen/atribut pelayananan yang dianggap penting oleh pelanggan namun memiliki
kinerja rendah, maka dilakukan langkah yaitu menempatkan seluruh atribut pelayanan pada
kuadran-kuadran yang bersesuaian di matriks IPA. Sumbu didapatkan dari rata-rata nilai
kepuasan pelanggan terhadap pelayanan dan sumbu y diperoleh dari rata-rata nilai kepentingan
atribut pelayanan bagi pelanggan. Berikut merupakan bentuk diagram IPA yang dapat dilihat
pada gambar 3.
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
Kualitas Permukaan Jalan
Ketersediaan Saluran Drainase
Pemeliharaan Saluran Drainase
Ketersediaan Air Bersih
Sistem Pengelolaan Air Limbah
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
Sistem Pengelolaan Persampahan
Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pengelolahan
Persampahan
Ketidakteraturan Bangunan
Estetika Bangunan
Prasarana Proteksi Kebakaran
Tingkat Kenyamanan
Tingkat Keamanan
Kondisi RTH
Tingkat Vegetasi
Kondisi Taman Bermain
Berdasarkan pemetaan tersebut terdapat 7 atribut yang perlu mendapatkan prioritas yaitu
prasarana proteksi kebakaran, ketersediaan saluran drainase, pemeliharaan saluran drainase,
sistem pengelolaan air limbah, sarana dan prasarana pengelolaan air limbah, tingkat vegetasi, dan
kondisi taman bermain. Atribut-atribut yang terletak di kuadran I merupakan atribut-atribut yang
penting, akan tetapi performanya masih rendah sehingga perlu dilakukan perbaikan sistem.
Untuk kuadran II terdapat atribut-atribut yang memiliki kategori dipertahankan kegiatan serta
kinerjanya karena sudah sesuai dengan keinginan penghuni Rusunawa Semeru, berikut
merupakan atribut yang terdapat di kuadran II :
1. Ketersediaan Air Bersih;
2. Tingkat Keamanan;
3. Tingkat Kenyamanan;
4. Estetika Bangunan;
5. Pemeliharaan Prasarasan dan Sarana Pengelolaan Persampahan;
6. Kualitas Permukaan Jalan, dan;
7. Sistem Pengelolaan Persampahan.
Tabel. Rekap Penilaian Kuisioner
Nilai Nilai Rata-
Nilai Nilai
Aspek Variabel Rata-rata rata
Kepuasan Kepentingan
Kepuasan Kepentingan
Kondisi Kualitas
209 203 4,18 4,06
Jalan Permukaan Jalan
Ketersediaan
191 205 3,82 4,10
Kondisi Saluran Drainase
Drainase Pemeliharaan
168 207 3,36 4,14
Saluran Drainase
Penyediaan Ketersediaan Air
217 227 4,34 4,54
Air Bersih Bersih
Sistem Pengelolaan
166 198 3,32 3,96
Air Limbah
Pengelolaan
Prasarana dan
Air Limbah
Sarana Pengelolaan 163 192 3,26 3,84
Air Limbah
Sistem Pengelolaan
206 202 4,12 4,04
Persampahan
Pemeliharaan
Pengelolaan
Prasarana dan
Persampahan
Sarana 197 207 3,94 4,14
Pengelolahan
Persampahan
Ketidakteraturan
Kondisi 203 168 4,06 3,36
Bangunan
Bangunan
Estetika Bangunan 201 178 4,02 3,56
Bahaya Prasarana Proteksi
174 207 3,48 4,14
Kebakaran Kebakaran
Keamanan Tingkat
208 207 4,16 4,14
dan Kenyamanan
Kenyamanan Tingkat Keamanan 210 202 4,20 4,04
RTH Kondisi RTH 145 164 2,90 3,28
Tingkat Vegetasi 149 194 2,98 3,88
Kondisi Taman
165 201 3,30 4,02
Bermain
Selanjutnya merupakan atribut yang terletak di kuadran III yaitu atribut yang termasuk ke
dalam kategori prioritas rendah dengan tingkat kepentingan yang relatif rendah dan kenyataan
kinerjanya tidak terlalu istimewa dengan tingkat kepuasan yang rendah yaitu kondisi RTH
(Ruang Terbuka Hijau). Atribut yang terletak di kuadran IV merupakan kategori yang berlebihan
dengan tingkat kepentingan yang relatif rendah dan dirasakan penghuni rusunawa terlalu
berlebihan dan tingkat kepuasan yang relatif tinggi yaitu ketidakteraturan bangunan.
Interpretasi dari hasil uji reliabilitas pada table diatas yaitu bahwa kuesioner yang telah
disebar dinyatakan reliabel karena memiliki nilai α = 1,00 pada masing-masing tingkatan yang
berarti nilai α > 0,60 sehingga kuesioner dapat disebar kembali kepada responden.
Strategi Pengembangan
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa Ketersediaan Air Bersih;
Tingkat Keamanan; Tingkat Kenyamanan; Estetika Bangunan; Pemeliharaan Prasarasan dan
Sarana Pengelolaan Persampahan; Kualitas Permukaan Jalan, dan; Sistem Pengelolaan
Persampahan sudah dinilai baik oleh penghuni rusunawa Semeru. Namun untuk prasarana
proteksi kebakaran, ketersediaan saluran drainase, pemeliharaan saluran drainase, sistem
pengelolaan air limbah, sarana dan prasarana pengelolaan air limbah, tingkat vegetasi, dan
kondisi taman bermain masih kurang, sehingga perlu adanya penambahan.
Strategi Pengembangan Rusunawa Semeru lebih difokuskan pada prasarana proteksi
kebakaran, saluran drainase, saluran drainase, IPAL, RTH, dan taman bermain. Strategi
pengembangan tersebut berupa konsep desain perencanaan rusunawa disesuaikan dengan
kondisi eksisting dan hasil analisis IPA. Dan diharapkan konsep desain perencanaan tersebut
dapat terealisasikan guna menunjang keberlangsungan hidup masyarakat Rusunawa Semeru
Probolinggo.
DAFTAR PUSTAKA