Executive Director PT. Proven Force Indonesia, Executive Director ICED Institute, dan Dosen Tetap Sekolah
Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara1
Konsultan PT. Proven Force Indonesia, Peneliti ICED Institute, dan Dosen Tetap Sekolah Tinggi
Ilmu Pemerintahan Abdi Negara2
ervin_apriambodo@yahoo.co.id
memo.zihon@yahoo.co.id
ABSTRAK
Rumah susun adalah salah satu solusi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumah layak
huni bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah. Pembangunan perumahan secara
vertikal ini banyak diminati oleh masyarakat tersebut. Sehingga dalam program jangka
panjang pemerintah akan berkonsentrasi membangun rumah susun sederhana berbasis sewa
(rusunawa) secara bertahap, walaupun terkendala dengan meningkatnya harga tanah dan
penentuan lokasi yang sulit, salah satunya adalah Rusun Jatinegara. Rumah susun Jatinegara
Barat dibangun di atas lahan Pemprov DKI Jakarta dan dibangun dengan dana APBN melalui
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Pemindahan warga Kampung Pulo ke
rusunawa Jatinegara Barat tidak hanya berdampak pada hilangnya tempat tinggal, namun juga
bagaimana membangun kembali interaksi sosial yang baik di rumah susun. Sebelumnya,
penghuni rusunawa Jatinegara Barat adalah penghuni bantaran Kali Ciliwung yang biasa
memanfaatkan halaman rumah dan lorong-lorong/gang sebagai tempat berinteraksi.
Kebiasaan-kebiasaan itu sepertinya tidak akan dijumpai lagi saat bermukim di rumah susun.
Penghuni rusunawa menghadapi kendala dalam kegiataan berinteraksi. Dengan kondisi
demikian, mereka beradaptasi agar perilaku sosial budaya dapat diakomodasi dalam ruang-
ruang interaksi yang tersedia di rumah susun tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menguji dan menganalisis: (1) pengaruh langsung Organizational Citizenship Behavior
(OCB) terhadap Public Service Motivation (PSM), (2) pengaruh langsung Jobs Satisfaction
(JS) terhadap Public Service Motivation (PSM) di Rusun Jatinegara, Kota Jakarta Timur,
Provinsi DKI Jakarta.
Kata Kunci : Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Job Satisfaction (JS),
Public Service Motivation (PSM)
PENDAHULUAN
Rumah susun adalah salah satu solusi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan rumah
layak huni bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah. Pembangunan perumahan
secara vertikal ini banyak diminati oleh masyarakat tersebut. Sehingga dalam program jangka
panjang pemerintah akan berkonsentrasi membangun rumah susun sederhana berbasis sewa
(rusunawa) secara bertahap, walaupun terkendala dengan meningkatnya harga tanah dan
penentuan lokasi yang sulit. Penelitian ini secara khusus membahas Rusun di Jatinegara.
Rusunawa Jatinegara Barat berada di Jl. Jatinegara Barat, Kel. Kampung Melayu, Kec.
Jatinegara, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta. Luas lahan Rusunawa Jatinegara Barat adalah
7.460,17 m². Batas wilayah Rusunawa ini yaitu batas utara adalah permukiman penduduk,
batas timur adalah Jl. Jatinegara Barat, batas barat adalah sungai, dan batas selatan adalah
permukiman penduduk. Rusunawa ini merupakan rusunawa yang dibangun Pemprov DKI
Jakarta untuk warga relokasi Kampung Pulo
Pemerintah Kota DKI Jakarta mengeluarkan kebijaksanaan melalui Program Penataan
Sungai Ciliwung adalah Perda No. 1 tahun 2012 tentang RTRW Jakarta 2030 yang
dituangkan dalam konsep skema penanganan yang disebut Resettlement Policy Framework
(RPF) atau Kerangka Kebijakan Permukiman Kembali (KKPK) yaitu relokasi hunian,
normalisasi Sungai Ciliwung, penataan kawasan permukiman, permukiman kembali.
Pelaksanaan relokasi hunian dilakukan melalui kegiatan LARAP (Land Acquisition and
Resettlement Action Plan/Rencana Aksi Akuisisi Tanah & Permukiman Kembali). Rencana
kebijakan Pemerintah Provinsi DKI tentang penataan Sungai Ciliwung dilakukan sejak tahun
2012, pada tahun 2015 kebijakan tersebut dilakukan diawali Kelurahan Kampung Melayu
yaitu Kampung Pulo. Saat proses relokasi yaitu tanggal 20 Agustus 2015 dilakukan, terjadi
permasalahan yaitu bentrokan fisik warga Kampung Pulo dan Satpol PP yang saat itu akan
melakukan pembongkaran bangunan tempat tinggal masyarakat di sepanjang bantaran Sungai
Ciliwung.
Bentrokan fisik yang terjadi menyebabkan hambatan saat relokasi, pembakaran pada
alat-alat berat milik Pemerintah. Setelah Kampung Pulo akan dilakukan penataan dan relokasi
pada bantaran Sungai Ciliwung lainnya. Proses relokasi Kampung Pulo dilakukan pada
sebanyak 518 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal tepat di bantaran Sungai Ciliwung, yang
terkena trase perencanaan penataan ke Rusunawa Jatinegara Barat, tetap dilakukan secara
bertahap selama satu minggu. Masyarakat yang direlokasi dari Kampung Pulo tersebut
dipindahkan ke Rusunawa Jatinegara Barat yang memiliki 2 tower dengan masing-masing
tower memiliki 16 lantai. Menara 1 sebanyak 280 unit dan menara 2 sebanyak 266 unit
sarusun. Lokasi Rusunawa berada di Jl. Jatinegara Barat Raya, Kel. Kampung Melayu, Kec.
Jatinegara, Jakarta Timur dibangun di atas lahan bekas Kantor Dinas Teknis Provinsi DKI
Jakarta. Kampung Pulo merupakan permukiman pertama yang dilakukan relokasi di
sepanjang bantaran Sungai Ciliwung serta mengalami bentrokan fisik saat relokasi
dikarenakan adanya perbedaan pendapat masyarakat dan Pemerintah DKI Jakarta.
Namun, seiring berjalan waktu warga yang direlokasikan ke rusun Jatinegara
mendapat manfaat yaitu dimana sebelumnya jika hujan melanda terkena banjir, kini warga
bisa tidur dengan tenang dan nyaman. Selain itu tinggal di rusun lebih bersih dibandingkan
dulu dimana warga membuang sampah langsung ke kali. Dan juga kesehatan anak – anak
menjadi lebih sehat karena lingkungan bersih.
Rusunawa Jatinegara yang dibangun oleh Pemeritah Provinsi DKI berfokus bukan
hanya sekedar memindahkan warga dan memberikan hunian yang lebih layak kepada warga,
tetapi juga sekaligus melakukan revitalisasi Kali Ciliwung yang dimana setiap musim hujan
rumah warga selalu tergenang banjir. Kepuasan penghuni adalah respon penghuni terhadap
evaluasi ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan atau harapan yang dirasakan sebelumnya
dan kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian. Kepuasan tinggal hanya dapat dirasakan
oleh penghuni yang tinggal didalamnya dimana kondisi tempat tinggal itu membuat
penghuninya betah untuk tinggal. Kepuasan tinggal di dalam Rusun tidak bisa diukur
berdasarkan statistik karena perasaan puas umumnya berdasarkan suatu observasi atau
pengalaman terhadap kekurangan atau kesempurnaan layanan sebuah hunian. Keluhan dari
seorang penghuni biasanya akan menunjukan respon terhadap permasalahan hunian tersebut.
Kepuasan tinggal dapat terwujud apabila kualitas yang ditempati sesuai dengan kebutuhan
dan harapan penghuninya, sehingga bisa memberikan dampak positif bagi peningkatan
kualitas hidupnya.
Keterbatasan kemampuan pelayanan rumah susun berbasis sewa dalam memenuhi
kebutuhan penghuni akan mempengaruhi kondisi kepuasan tinggal penghuninya. Sehingga
penghuni harus melakukan adaptasi terhadap lingkungannya. Hasil adaptasi dari perilaku
penghuni tersebut akan membawa dampak yang baik terhadap kenyamanan lingkungan
tinggal unit hunian maupun dampak yang buruk. Namun, dalam perkembangannya Rusunawa
Jatinegara Barat mengalami masalah, salah satunya adalah permasalahan layanan yang ada di
Rusunawa tersebut. Secara internal menunjukkan kecenderungan kearah penurunan kualitas
pelayanan, khususnya yang disebabkan oleh pengelola/petugas Rusunawa Jatinegara Barat.
Belum tercapainya kualitas pelayanan yang optimal, maka sangat penting untuk mengetahui
apakah pelayanan jasa yang diberikan oleh pengelola Rusunawa Jatinegara Barat sudah
memuaskan Penghuninya dengan melihat tingkat kepentingan dan kinerja pelayanan yang
diberikan, selanjutnya tingkat kepuasan akan menunjukan kualitas pelayanan.
Kualitas suatu pelayanan Rusunawa dapat diketahui melalui responden-responden
Rusunawa terkait. Untuk itu perlu diperhatikan, perbaikan terhadap kinerjanya Penghuni akan
merasa puas jika kinerja dari pengelola Rusunawa melebihi atau sama dengan apa yang
mereka harapkan.
Perry dan Wise (1990:367) menjelaskan bahwa Public Service Motivation (PSM)
merupakan sebuah kecenderungan individual untuk merespon terhadap motif-motif dasar
yang unik dalam institusi dan organisasi publik.
Rainey (1982:142), menyatakan Public Service Motivation (PSM) adalah konsep
multifaset yang luas yang mungkin berbeda dari waktu ke waktu, berubah dengan citra
pelayanan publik di lingkup pemerintah, dan mengambil bentuk yang berbeda di lembaga-
lembaga yang berbeda pula dan area layanan.
Namun Public Service Motivation (PSM) bukan satu-satunya cara yang harus dipenuhi
didalam mewujudkan suatu kepuasan pelayanan. Organizational Citizenship Behavior (OCB)
dan Job Satisfaction (JS) juga sangat penting untuk bisa dilakukan dalam organisasi.
Podsakoff et all., (2009:154) menjelaskan bahwa secara original Organizational
Citizenship Behavior sebagai bentuk perilaku yang merupakan pilihan individual, tidak secara
langsung atau secara eksplisit dikenali dari sistem reward formal organisasi tetapi secara
agregat meningkatkan efektivitas organisasi. Ini berarti, perilaku tersebut tidak termasuk ke
dalam persyaratan kerja atau deskripsi kerja karyawan sehingga jika tidak ditampilkan pun
tidak diberikan hukuman.
Budiharjo (2011:140) mendefinisikan Organizational Citizenship Behavior (OCB)
sebagai perilaku sukarela individu (dalam hal ini adalah pegawai) yang tidak secara langsung
berkaitan dengan pengimbalan, namun berkontribusi pada keefektifan organisasi. Dengan kata
lain, OCB merupakan perilaku seseorang pegawai bukan karena tuntutan tugasnya namun
lebih kepada kesukarelaannya.
Mullins, 2005 : 700) menjelaskan bahwa:
Job satisfaction represents a combination of positive or negative feelings that workers
have towards their work. Meanwhile, when a worker employed in a business
organization, brings with it the needs, desires and experiences which determinates
expectations that he has dismissed. Job satisfaction represents the extent to which
expectations are and match the real awards. Job satisfaction is closely linked to that
individual's behaviour in the work place
Dapat diterjemahkan bahwa kepuasan kerja merupakan kombinasi perasaan positif
atau negatif yang dimiliki pekerja terhadap pekerjaan mereka. Sementara itu, ketika seorang
pekerja dipekerjakan dalam sebuah organisasi bisnis, membawa serta kebutuhan, keinginan
dan pengalaman yang menentukan harapan yang telah ia abaikan. Kepuasan kerja mewakili
sejauh mana harapan itu dan cocok dengan penghargaan yang sebenarnya. Kepuasan kerja
terkait erat dengan perilaku individu itu di tempat kerja.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk menguji
dan menganalisis: (1) pengaruh langsung Organizational Citizenship Behavior (OCB)
terhadap Public Service Motivation (PSM), (2) pengaruh langsung Jobs Satisfaction (JS)
terhadap Public Service Motivation (PSM).
METODE
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat deskriptif, dengan
cara menjelaskan hubungan antar variabel dan menganalisis data numerik (angka)
menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesa, dengan pendekatan penelitian
survei sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 63 orang yaitu karyawan di
Rusun Jatinegara Barat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kuesioner
1. Validasi Kuisioner
Hasil Uji Validitas Kuisioner
HASIL PENGUKURAN
VALIDITAS
No PERNYATAAN (rhitung)
B. Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini akan digunakan uji one sample kolomogrov-Smirnov. Data
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikasi lebih besar dari 5% atau 0,05
Unstandardized Residual
N 63
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 6.36363565
Absolute .089
Most Extreme
Positive .089
Differences
Negative -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .708
Asymp. Sig. (2-tailed) .698
2. Uji Multikolinearitas
Tolerance VIF
(Constant)
JS .946 1.057
a. Dependent Variable: PSM
C. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka hasil penelitian sesuai dan sejalan
dengan pengajuan hipotesis penelitian yang menerangkan bahwa terdapat pengaruh
langsung Citizenship Behavior (X1) terhadap terhadap Public Service Motivation (X3).
sebesar 20,5% sedangkan sisanya (100% - 20.5%) = 79,5% dipengaruhi variable yang
tidak di teliti.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka hasil penelitian sesuai dan sejalan
dengan pengajuan hipotesis penelitian yang menerangkan bahwa terdapat pengaruh
langsung positif Jobs Satisfaction (X2) terhadap Public Service Motivation (X3) sebesar
10,5% sedangkan sisanya (100% - 10,5%) = 89,5% dipengaruhi variable yang tidak di
teliti
Model hubungan struktural antar variabel dapat terlihat pada gambar sebagai berikut :
Organizational
Citizenship Behavior
(OCB) (X1)
20,5
Public Service
Motivation (PSM)
(X3)
10,5
Jobs Satisfaction (JS)
(X2)
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan di pembahasan, maka
dapat disimpulkan sebagai sebagai berikut :