BAB I
Bhineka Tunggal Ika
Bhineka tungga Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia yang
menggambarkan suatu keinginan semua lapisan masyarakat untuk mencapai
kesatuan, meskipun dengan heterogenitas masyarakatnya yang sangat tinggi.
Beberapa faktor yang menyebabkan bangsa Indonesia banyak perbedaan
dalam masyarakatnya, diantaranya adalah keadaan geografis Indonesia yang
memiliki banyak pulau sehingga mengakibatkan isolasi budaya, walaupun dari
pulau yang berbeda itu memiliki akar yang sama. Faktor lainnya terdapat pada
perbedaan etnik dan teknologi yang menimbulkan peradaban yang sangat berbeda.
Persatuan dan Perbedaan di Indonesia pada Masa Awal
Pada sub bab ini, penulis membahas perbedaan2 dan persamaan2 yang ada
dibalik konsep bhinneka tunggal ika melalui membaca sejarah. Penulis memulai
pembacaannya dari abad 16 ketika orang luar (eropa) datang ke Indonesia.
Perbedaan pertama yang ada pada Indonesia adalah letak geografinya
(banyak pulau yang tersebar yg mengakibatkan isolasi budaya walaupun akar dari
budaya tersebut sama). Perbedaan yang kedua adalah etnik (bisa diartikan juga ras).
Perbedaan yg ketiga adalah teknologi yang menimbulkan peradaban yang berbeda-
beda. Ada tiga pola peradaban (tipe masyarakat);
1. Pertanian intensif (ada di jateng dan jatim)
2. Kerajaan2 di pesisir pantai (ada di sepanjang pantai jawa, Sumatra, dan
semenanjung melayu, muara2 sungai besar di Kalimantan, dan tersebar di pulau2
timur)
3. Pertanian berpindah
Di sisi lain, banyak persamaan yang dpt ditemukan di Indonesia. Dengan
melihat hukum adat, kebanyakan masyarakat Indonesia menunjukan pola keluarga.
Dari sudut pandang linguistic, semua bahasa Indonesia kecuali beberapa yg
mempurnyai arti kecil merupakan keluarga yg sama.
Nah lalu kembali ke pola masyarakat, ketiga pola masyarakat itu merupakan
gambaran dari benua asia. Pertanian intensif seperti di cina. Pertanian berpindah
seperti di india luar. Kerajaan di pesisir pantai merupakan tipe kerajaan di sepanjang
daratan asia. Lalu, kebudayaan dasar Indonesia (termasuk hukum adat dan bahasa)
berhubungan dengan kebudayaan (trmsk hukum adat dan bahasa) yg ada di Filipina,
malaysia dan madagaskar. Di Indonesia pun, agama hindu, Buddha, islam telah
menyebar sehingga mempermudah terjadinya kontak antara Indonesia dengan
daratan asia.
Dengan demikian, konsep persatuan dan keberagaman itu tidak hanya
merupakan karakteristik situasi internal di kepulauan ini; keduanya jg berperan
sebagai tipifikasi hubungan antara Indonesia pada masa awal dengan dunia asia yg
mengelilinginya.
Kesatuan dan Keberagaman Sekarang Ini
Beberapa faktor yang menunjukan persatuan sebenarnya merupakan
penampakan dari heterogenitas. Belanda selama bertahuan-tahun memberikan
suatu ikatan politik yang mempertahankan keberlangsungan persatuan Indonesia.
Berbagai faktor ekonomi mempunyai dampak terhadap kehidupan Indonesia ke
berbagai tempat di Indonesia. Perdangan dunia dan ekonomi moneter banyak
menyerang kehidupan di pedesaan. Sekarang ini, sebagian besar petani Indonesia
harus memperoleh uang disamping harus berproduksi untuk konsumsi rumah
tangga. Mereka terpengaruh oleh perubahan harga produk.
Pendidikan modern selama periode kolonialisme walaupun masih pada
tingkatan yang sangat dasar , telah menyebarkan pola pemikiran yang sama di
berbagai wilayah Indonesia. Asal usul bahasa Indonesia yang sama telah
memberikan kontribusi dalam membangun bahasa nasional. Bahasa Melayu
memberikan sumbangan terbesar bagi bahasa Indonesia ini.
Dalam bidang keagamaan, Indonesia telah memiliki tingkat persatuan.
Islam merupakan keyakinan resmi mayoritas masyarakat indonesia dan Islam juga
telah memberi sumbangan pada terbentuknya persatuan dalam kebudayaan. Selain
itu terdapat juga agama lain yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Oleh
Karena itu, persatuan Indonesia tidak sebatas faktor yang didominasi oleh belanda
saja, melainkan faktor keagamaan dan ekonomi juga berpengaruh dalam kesatuan
Indonesia.
Perubahan Sosial
Transformasi dari masyarakat desa khususnya Jawa kurang mencolok jika
dibandingkan dengan daerah perkotaan. Tradisi masih memainkan peran yang
sangat penting dalam kehidupan di desa Jawa, dan tampaknya walaupun istilah
kesatuan dan keberagaman yang digunakan untuk mencirikan hubungan antara
yang lama dengan yang baru di Jawa, kesatuan berarti identitas dan keberagaman
untuk perubahan. Kebutuhan sosial masih benar-benar tampk bersisian dengan
munculnya kebutuhan ekonomi, dimana semangat modern menyusupi nilai-nilai
tradisional.
BAB II
Survai Geografis
Tanah
Istilah Indonesia telah diperkenalkan sekitar abad ke 19. Abad 20 ilmuwan
mulai menggunakan istilah ini sedikit banyak secara sitematik dan gerakan
nasionalis juga memakai istilah ini sebagai slogan. Tetapi nama resminya, hingga
perang dunia ke II adalah Hindia Belanda, dan dengan nama-nama ini kepulauan
ini juga dikenal di luar Indonesia . Baru setelah akhir pendudukan jepang, akibat
revolusi yang mendorong lahirnya Republik Indonesia, nama ini tiba-tiba menjadi
pokok berita besar.
Pulau-Pulau
Bagian barat kepulauan ini terdapat pulau Sumatera. Sumatera dipisahkan
dengan semenanjung Malaya oleh Selat Malaka, sebuah rute perdagangan penting.
Saat pendudukan Jepang, sumatera dibawah jurisdiksi pimpinan militer di
Singapura.
Sumatera memiliki iklim tropis yang basah. Di sebagian Sumatera,
pertanian intensif tidak begitu baik apabila dibandingkan dengan Jawa. Namun, di
beberapa di daerah yang relative kecil di dekat pantai atau dataran tinggi diterapkan
peneneman padi di sawah yang beririgasi yang salah satunya berada di wilayah
selatan yang dibuka oleh para kolonis Jawa dan menjadikannya Jawa kedua.
Pulau-pulau kecil disekitarnya, seperti pulau Bangka, terkenal dengan
perkebunan ladanya. Di pulau Belitung terkenal dengan timahnya. Beberapa pulau
dari kepulauan lingga dan Riau merupakan sumber biji tambang sepertih timah dan
bauksit.
Pada pulau Kalimantan, sistem pertanian yang dipraktekkan pada umumnya
adalah pertanian berpindah yang mana dibeberapa tempat mengakibatkan
kekurusan tanah yang menimbulkan erpso dan memunculkan padang ilalang yg
luas. Di bagian tenggara pulau ini ditemukan penanaman pada intensif (di lahan
lumpur).
Pulau terpenting masih tetap dipegang pulau Jawa. Pulau jawa diperlakukan
sebagai fokus pemerintahan dimana selain pulau jawa (dan sekitarnya semacam
Madura) disebut luar Jawa. Jawa sudah dimanfaatkan betul oleh manusia. Banyak
persawahan yang beirigasi dimana-mana, hutan sudah mulai gundul. Di jawa juga
ada tebu dan tembakau sebagai tanaman yang bergantian dengan padi. Sederetan
pulau2 kecil di sebelah timur jawa disebut sunda kecil.
Di Pulau Bali, semakin timur, tanamannya tidak ditanami secara intensif.
Pertaniannya pada umumnya masih pertanian berpindah. Selain bertani, di Bali juga
banyak perkembangbiakan hewan ternak. Padang rumput di sebagian besar
Sumbawa, Sumba dan Timor cocok untuk mengembangbiakkan kuda dan ternak
lainnya.
Di Sulawesi, isu lingkungan yg sangat serius adalah erosi. Erosi disebabkan oleh
praktek pertanian berpindah yang tidak tepat.
Kelompok pulau di bagian timur kepulauan, yaitu maluku adalh tujuan
pertama pelaut eropa ke Hindia. Pulau-pulau itu merupakan pulau rempah-rempah.
Di sebagian pulau itu, sagu menjadi makanan utama, ditambah dengan hasil
perburuan dan perikanan. Hal yang sama berlaku pula bagi pantai barat irian.
Penduduk
Hasil sensus 1930, secara umum pulau Jawa dan Madura terdapat lebih dari
40 juta penduduk, kemudian 20 juta penduduk lainnya tersebar ke berbagai
kepulauan Indonesia. Jika dilihat dari kenyataan yang ada, angka jumlah penduduk
untuk luar Jawa lebih reliabel dibandingkan angka untuk luar Jawa , maka wilayah
yang luas itu, khusunya Irian dan Kalimantan belum terekslporasi dan mungkin
terlalu tergesa-gesa untuk mengasumsikan bahwa jumlah penduduk di luar Jawa,
termasuk Irian pada waktu itu telah berjumah 20 juta jiwa.
BAB III
Survai perkembangan Sosial di Asia Selatan dan Tenggara
BAB IV
Sejarah Umum Politik Indonesia
BAB V
Perubahan Dalam Sistem Ekonomi