Anda di halaman 1dari 17

ANALSIS SWOT

KABUPATEN BERAU, KALIMANTAN TIMUR

Oleh:
NANDA KHOIRUNISA A610130007

PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
BAB I
PROFIL KABUPATEN BERAU

I.I Kondisi geografis Kabupaten Berau


Kabupaten Berau memiliki luas wilayah 34.127,47 km2 terdiri dari daratan seluas
21.951,71 km2 dan luas laut 11.962,42 km2 , serta terdiri dari 52 pulau besar dan
kecil dengan 13 Kecamatan, 10 Kelurahan, 100 Kampung/Desa. Jika ditinjau dari
luas wilayah Kalimantan Timur, luas Kabupaten Berau adalah 13,92% dari luas
wilayah Kalimantan Timur, dengan prosentase luas perairan 28,74%, dan Jumlah
penduduk pada tahun 2013 sebesar 193.831 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 103.579 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 90.252 jiwa. Laju
pertumbuhan penduduk Kabupaten Berau pada tahun 2013 mengalami kenaikan
yang cukup besar yaitu 1,06 % (http://www.beraukab.go.id/).
Kabupaten Berau merupakan salah satu daerah Pintu Gerbang Pembangunan di
wilayah Propinsi Kalimantan Timur Bagian Utara, yang terletak disebelah utara dari
Ibukota Propinsi Kalimantan Timur dan sekaligus merupakan Wilayah Daratan dan
Pesisir Pantai yang memiliki Sumber Daya Alam, dimana wilayah daratan terdiri dari
gugusan bukit yang terdapat hampir disemua kecamatan terutama Kecamatan Kelay
yang mempunyai perbukitan Batu Kapur yang luasnya hampir 100
Km2 . Sementara didaerah Kecamatan Tubaan terdapat perbukitan yang dikenal
dengan Bukit Padai.
Daerah pesisir Kabupaten Berau terletak di kecamatan Biduk-Biduk, Talisayan,
Pulau Derawan dan Maratua yang secara geografis berbatasan langsung dengan
lautan. Kecamatan Pulau Derawan terkenal sebagai daerah tujuan wisata yang
memiliki pantai dan panorama yang sangat indah serta mempunyai beberapa gugusan
pulau seperti Pulau Sangalaki, dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan.
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulawesi.
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Bulungan dan Kab. Kutai Kertanegara.
Dalam pembagian wilayah pembangunan Kabupaten Berau memiliki 3 (tiga)
wilayah yaitu :
1. Wilayah Pantai yang meliputi : Kecamatan Biduk-Biduk, Talisayan, Pulau
Derawan, Maratua dan Tubaan.
2. Wilayah Pedalaman yang meliputi : Kecamatan Segah dan Kecamatan Kelay.
3. Wilayah Kota yang meliputi : Kecamatan Tanjung Redeb, Gunung Tabur,
Sambaliung, Teluk Bayur.
Kabupaten Berau berada di daerah tropis dengan posisi geografis 10 LU – 20 33
LS dan 1160 BT – 1190 BT dengan ketinggian di atas permukaan laut 5 – 55
m.Topografi dan Fisiografi, bentangan daratan Kabupaten Berau didominasi
topografi dengan selang ketinggian 101 m – 500 m (37,1%), kemudian 23,2%
merupakan bentang daratan dengan selang ketinggian 26-100 m, sisanya terbagi
sebagai daerah dengan selang ketinggian 8-25 m (7,3%0 dan 0-7 m (12,2%).

Gambar 1.1 Peta administrasi Provinsi Kalimantan Timur (2010)


Gambar 1.2 Peta administrasi Kabupaten Berau

1.2 Sejarah Kabupaten Berau


Kabupaten Berau berasal dari Kesultanan Berau yang didirikan sekitar abad ke-
14. Menurut sejarah Berau, Raja pertama yang memerintah bernama Baddit
Dipattung dengan gelar Aji Raden Surya Nata Kesuma dan Isterinya bernama Baddit
Kurindan dengan gelar Aji Permaisuri. Pusat pemerintahan kerajaan pada awalnya
berkedudukan di Sungai Lati. Aji Raden Suryanata Kesuma menjalankan masa
pemerintahannya tahun 1400–1432 dengan adil dan bijaksana, sehingga
kesejahteraan rakyatnya meningkat. Pada masa itu dia berhasil menyatukan wilayah
pemukiman masyarakat Berau yang disebut Banua, yaitu Banua Merancang, Banua
Pantai, Banua Kuran, Banua Rantau Buyut dan Banua Rantau Sewakung.
Setelah beliau wafat, Pemerintahan Kesultanan Berau dilanjutkan oleh putranya
dan selanjutnya secara turun temurun keturunannya memerintah sampai pada sekitar
abad ke-17. Kemudian awal sekitar abad XVIII datanglah penjajah Belanda
memasuki kerajaan Berau dengan berkedok sebagai pedagang (VOC). Namun
kegiatan itu dilakukan dengan politik De Vide Et Impera (politik adu domba).
Kelicikan Belanda berhasil memecah belah Kerajaan Berau, sehingga kerajaan
terpecah menjadi 2 Kesultanan yaitu Kesultanan Sambaliung dan Kesultanan
Gunung Tabur.
Pada saat bersamaan masuk pula ajaran agama Islam ke Berau yang dibawa oleh
Imam Sambuayan dengan pusat penyebarannya di sekitar Sukan. Sultan pertama di
Kesultanan Sambaliung adalah Raja Alam yang bergelar Alimuddin (1800 – 1852).
Raja Alam terkenal pimpinan yang gigih menentang penjajah belanda. Raja Alam
pernah ditawan dan diasingkan ke Makassar (dahulu Ujung Pandang). Sedangkan
Kesultanan Gunung Tabur sebagai Sultan pertamanya adalah Sultan Muhammad
Zainal Abidin (1800 – 1833), keturunannya meneruskan pemerintahan hingga
kepada Sultan Achmad Maulana Chalifatullah Djalaluddin (wafat 15 April 1951) dan
Sultan terkhir adalah Aji Raden Muhammad Ayub (1951–1960). Kemudian wilayah
kesultanan tersebut menjadi bagian dari Kabupaten Berau.
Sultan Muhammad Amminuddin menjadi Kepala Daerah Istimewa Berau. Beliau
memerintah sampai dengan adanya peraturan peralihan dari Daerah Istimewa
menjadi Kabupaten Dati II Berau, yaitu Undang-undang Darurat tahun 1953 Tanggal
terbitnya Undang-undang tersebut dijadikan sebagai Hari jadi Kabupaten Berau.
Dengan diterbitkannya Undang-undang No.27 tahun 1959, Daerah Istimewa Berau
berubah menjadi kabupaten Dati II Berau dan Tanjung Redeb sebagai Ibukotanya,
dengan Sultan Aji Raden Muhammad Ayub (1960 – 1964) menjadi Bupati Kepala
Daerah Tk. II Berau yang pertama.Penetapan Kota Tanjung Redeb sebagai pusat
pemerintahan Dati II Kabupaten Berau adalah untuk mengenang pemerintahan
Kerajaan (Kesultanan) di Berau. Di mana pada tahun 1810 Sultan Alimuddin (Raja
Alam) memindahkan pusat pemerintahannya ke Kampung Gayam yang sekarang
dikenal dengan nama Kampung Bugis. Perpindahan ke Kampung Bugis pada tanggal
25 September tahun 1810 itu menjadi cikal bakal berdirinya kota Tanjung Redeb,
yaitu kemudian diabadikan sebagai Hari jadi Kota Tanjung Redeb sebagaimana
diterapkan dalam Perda No. 3 tanggal 2 April 1992.
Gambar Kesultanan Gunung Tabur

Gambar Kesultanan Sambaliung

1.3 Status Lingkungan Hidup Kabupaten Berau


Jika ditinjau dari luas wilayah Kalimantan Timur, luas Kabupaten Berau adalah
13,92 % dari Luas Kalimantan Timur dengan presentasi luas perairan 28,74%.
Merupakan Kabupaten kaya akan potensi sumber daya alam. Sebagai daerah yang
memiliki berbagai potensi sumber daya alam, pelaksanaan pembangunan di
Kabupaten Berau tidaklah mungkin dilepaskan dari upaya pendayagunaan sumber
daya alam tersebut, terutama bagi peningkatan pembangunan perekonomian
daerah.Tersedianya berbagai potensi sumber daya alam seperti sumber daya hutan,
lahan dan mineral di daerah ini menyebabkan usaha/kegiatan di bidang kehutanan,
perkebunan pertanian dan pertambangan menjadi sektor unggulan dalam menunjang
perekonomian daerah, namun demikian pendayagunaan potensi sumber daya alam
yang kurang memperhatikan batas kemampuan daya dukung dan daya tampung
lingkungan yang ada, maka baik secara langsung maupun tidak langsung
pendayagunaan sumber daya tersebut akan menimbulkan ancaman terhadap
kelestarian lingkungan hidup dan kesinambungan pembangunan itu sendiri seb¬agai
akibat menurunnya kualitas lingkungan hidup yang ada.
Berbagai upaya ditempuh untuk mencegah dan mengurangi laju penurunan
kualitas lingkungan tersebut, namun sejauh ini dipandang masih belum cukup
mampu dalam mengimbangi laju penurunan kualitas lingkungan yang terjadi.
Kompleksitas permasalahan yang dihadapi serta berbagai kendala dan keterbatasan
sumber daya yang dimiliki menyebebkan penanganan permasalahan lingkungan
tersebut belum mencapai hasil yang optimal.
Berkaitan hal ini upaya pengelolaan lingkungan haruslah dilakukan sebagai upaya
bersama dari semua pihak yang terkait yang menuntut tanggung jawab, keterbukaan
dan peran semua unsur pemerintah, dunia usaha serta masyarakat yang dilandasi oleh
kesadaran penuh untuk terus meme¬lihara dan meningkatkan kualitas lingkungan
guna menjamin keberlanjutan fungsi lingkungan yang merupakan kepentingan rakyat
oleh karenanya lingkungan hidup harus dikelola dengan prinsip me¬lestarikan fungsi
lingkungan hidup yang serasi, selaras dan seimbang untuk menunjang
pembangu¬nan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup bagi peningkatan
kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa datang.
Sebagai wujud komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Berau terhadap
kelestarian lingkungan, serta bentuk pelaksanaan pembangunan yang berwawasan
lingkungan telah ditetapkan strategi dan arahan kebijaksanaan pengembangan
kawasan lindung, meliputi langkah-langkah untuk memelihara dan mewujudkan
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan
hidup. Isu yang menjadi perhatian utama masyarakat Kabupaten Berau saat ini, yaitu:
1. Isu penurunan kualitas air sungai dan kerusakan hutan dan lahan.
2. Isu penurunan kualitas air sungai dilatarbelakangi kekawatiran masyarakat
pemerhati lingkungan terhadap kemungkinan terjadinya pencemaran dari
buangan air limbah, kandungan mercury, pembukaan areal hutan dan lahan
dari kegiatan industri serta sampah domestik, mengingat sampai dengan saat
ini sungai yang ada masih merupakan sumber air baku utama bagi PDAM
untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat di Kabupaten Berau.
3. Isu kerusakan hutan dan lahan dilatarbelakangi kekhawatiran masyarakat
terjadinya kemungkinan tidak tertutupnya kembali areal bekas tambang yang
akan meninggalkan lubang-lubang yang cukup luas dan dalam
4. Degradasi lingkungan yang terjadi menyebabkan potensi bencana terutama
bencana banjir tahunan yang selalu terjadi dan semakin parah setiap
tahunnya.

1.3 Potensi Daerah


3.1 Kehutanan
Kabupaten Berau dengan ibukota Tanjung Redeb berada di atas ketinggian laut
antara 5m - 55m, yang memiliki luas wilayah 34.127,47 km2 .
1. Keadaan Umum Wilayah
Kabupaten Berau berada didaerah tropis dengan posisi geografis 1."2"33"LU
dan 116"11"9"BT dengan Batas Wilayah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar / Laut Sulawesi
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten
Kutai Barat dan Kabupaten Kutai Kartanegara
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Malinau.
2. Daerah Aliran Sungai
Di Kabupaten Berau ada 2 (dua) sungai utama yaitu Sungai Kelay dan Sungai
Segah, yang mulai dan berakhir pada Kabupaten yang sama. Ke-2 sungai
utama ini membentuk DAS seluas ± 15.000 km2, atau sekitar 62% total areal
Kabupaten Berau. Sungai-sungai dikota Tanjung Redeb ibukota Kabupaten
Berau. dan mengalir sekitar ± 40km kearah Laut Sulawesi.
3. Data Kehutanan di Kabupaten Berau

JENIS FUNGSI HUTAN LUAS (Ha)


Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK)
Kawasan Suaka Alam Dan Pelestarian Alam 220.00
Suaka Alam Laut Dan Daratan 280.00
Hutan Lindung 370,339.00
Hutan Produksi 532,230.00
Hutan Produksi Konservasi 33,903.00
Hutan Produksi Terbatas 668,017.00
Tubuh Air 28,685.00
Kawasan Budidaya Non Kehutanan
Areal Penggunaan Lain 585,939.00
Jumlah 2,219,113.00

Hutan di Kabupaten Berau seluas 2.194.299,525 Ha (RTRW Kab. Berau


2005-2011) terdiri dari Hutan Lindung 668.108,078 Ha, Hutan Produksi
Terbatas 557.713,442 Ha, Hutan Produksi Tetap 179.299,747 Ha, Hutan
Konservasi 156.448,289 dan Areal Penggunaan Lain (APL) 624.729,969 Ha.
Tutupan Lahan sesuai hasil pemantauan Tim Program Menuju Indonesia Hijau
(MIH) sampai dengan saat ini masih ± 80 %.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Kabupaten Berau sampai dengan tahun
2010 luas alih fungsi hutan seluas 150.448 Ha atau 6,85 %, masing-masing
untuk keperluan pembangunan perkebunan = 60.224 Ha, pertambangan = 7.571
Ha, pertanian = 70.000 Ha, permukiman dan fasilitas pelayanan umum lainnya
=.12.693 Ha. Hutan Primer atau Virgin Forest terdapat sekitar 560,897 hektar
atau sekitar 15 % dari luar wilayah daratan kabupaten Berau, sedangkan hutan
yang telah mengalami penurunan kwalitas terutama di wilayah yang ada
kegiatan HPH adalah sekitar 1,042,055 hektar atau 48 % dari luas wilayah
daratan kabupaten Berau. Wilayah lain yang sangat spesifik dan istimewa adalah
pengunungan kapur yaitu sekitar 156,767 hektar atau sekitar 7 % dari luas
wilayah daratan kabupaten Berau. Hutan Bakau menempati luas sekitar 47,941
atau sekitar 3 % dari luas wilayah daratan kabupaten Berau. Sedangkan sisanya
adalah sekitar 26 % sudah tidak berhutan.

3.2 Pertambangan
Kabupaten Berau memiliki beragam formasi geologi yang mengandung
berbagai macam jenis mineral dan batubara yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan peta geologi regional lembar Tanjung Redeb 1918, lembar Muara
Lasan 1917, lembar Longbia 1818, lembar Muarawahau 1817 dan lembar
Talisayan 1916 (P3G Bandung, 1995), Kabupaten Berau terdiri dari 26 (dua
puluh enam) formasi batuan dan alluvium berumur Kuarter. Dari 26 formasi
batuan tersebut terdiri atas 21 (duapuluh satu) formasi batuan sedimen tersier, 2
(dua) diantaranya berupa batuan gunung api yaitu batuan gunung api muda
terdiri dari lava andesit-basalt, aglomerat, breksi gunung api dan tufa serta
batuan gunung api Jelai terdiri dari breksi gunungapi, batupasir tufaan dan tufa
yang setempat disisipi oleh lapisan batubara, batuan ini diterobos oleh retas-retas
andesit, 1 (satu) sumbat retas berupa granit, 1 (satu) batuan granit dan 1 (satu)
batuan ofiolit yang terdiri dari peridotit, serpentinit, hazsburgit, wherlit,
piroksen, gabro dan basal. Komoditas-komoditas yang berpotensi terdapat pada
formasi-formasi tersebut yang ada di Kabupaten Berau sebagaimana ditampilkan
pada tabel berikut :
Golongan Komoditas
No Jenis Komoditas Sebaran (Kecamatan)
(berdasarkan PP 23/2010)
1 Mineral Logam Emas, Galena, Seng Kelay, Segah, Tabalar
Pasir kuarsa, dolomite, kalsit, Gunung Tabur, Pulau
2 Mineral Bukan Logam
batugamping untuk semen, clay Derawan dan Segah
Granit, granodiorit, andesit, tanah urug,
Kelay, Segah (granit
kristal kuarsa, kerikil sungai, batu kali,
3 Batuan dan granodiortit, kristal
sirtu, tanah urukan setempat,
kuarsa)
batugamping, pasir laut
Gunung Tabur, Segah,
Teluk Bayur,
4 Batubara Batubara
Sambaliung, Tanjung
Redeb, Kelay

Formasi Batuan utama pembawa batubara adalah Formasi Lati. Formasi Lati
ini tersebar di 5 (lima) Kecamatan yaitu : Kecamatan Tanjung Redeb,
Sambaliung, Gunung Tabur, Teluk Bayur dan Segah. Pada Formasi Lati ini telah
diusahakan penambangan batubara melalui perizinan PKP2B PT. Berau Coal
dengan luas keseluruhan konsesi seluah 11.480 Ha, dengan lokasi penambangan
meliputi Site Sambaratta, Site Lati dan Binungan. Produksi batubara pada tahun
2014 sebesar 24.58 Juta Metrik Ton. Batubara termasuk pada
golongan bituminous-sub bituminous dengan spesifikasi yang baik untuk bahan
bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Batubara terutama untuk diekspor
ke China, Jepang, Korea Selatan, Hongkong, India, Taiwan dan Thailand.
Pada formasi Lati ini juga terdapat beberapa IUP Operasi Produksi yang telah
melaksanakan penambangan operasi produksi diantaranya : PT. Berau Bara
Energy, PT. Bara Jaya Utama, PT. Pelita Makmur Sejahtera, PT. Borneo
Brikoks Industri, PT. Supra Bara Energy, PT. Nusantara Berau Coal (pit 1) dan
PT. Kaltim Jaya Bara. Produksi Total tahun 2014 dari IUP OP adalah sebesar
5.02 Juta, sehingga total produksi batubara dari Formasi Lati pada tahun 2014
adalah sebesar 29.6 Juta Metrik Ton.
Formasi batuan pembawa batubara lainnya adalah Formasi Labanan yang
tersebar di Kecamatan Teluk Bayur hingga Segah, Formasi Domaring yang
tersebar dari Kecamatan Gunung Tabur, Sambaliung, Tabalar hingga Talisayan
serta Formasi Sajau yang terdapat di Kecamatan Pulau Derawan. Pemegang IUP
OP yang melakukan penambangan pada Formasi Labanan adalah PT.
Rantaupanjang Utama Bhakti, PT. Sungai Berlian Bhakti dan PT. Mega Alam
Sejahtera. Total produksi batubara dari Formasi Labanan pada tahun 2014
adalah sebesar 3.35 Juta Metrik Ton. PT. Lathi Tanjung Harapan dan PT. Berau
Usaha Mandiri adalah perusahaan pemegang IUP OP yang menambang pada
Formasi Domaring. Pada tahun 2014, total produksi dari Formasi Domaring
adalah sebesar 1.3 Juta MT. Sehingga total produksi batubara di Kabupaten
Berau pada tahun 2014 adalah sebesar 34.25 Juta MT.
Sebaran komoditas logam secara umum berada di bagian hulu Kabupaten
Berau yang terlewati oleh jalur metalogen yang ditandai dengan adanya batuan-
batuan beku intrusif bersifat granitik dan batuan ekstrusif bersifat andesitik.
Secara umum, sebaran komoditas logam ini meliputi wilayah Kecamatan Segah
dan Kecamatan Kelay. Logam emas di beberapa tempat di hulu Sungai Segah
dan Kelay telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat dengan penambangan
tradisional.
Komoditas lain yang telah dimanfaatkan adalah batugamping sebagai
material bahan bangunan, tanah urug, pasir, sirtu dan kerikil sungai yang
digunakan untuk material konstruksi dan bahan bangunan. Komoditas-
komoditas ini sangat diperlukan terutama dalam menunjang perkembangan
ibukota Tanjung Redeb dan wilayah-wilayah lain yang telah mengelami
perkembangan wilayah yang sangat pesat. Komoditas-komoditas ini merupakan
kelompok/golongan komoditas batuan (dahulu, kita mengenalnya sebagai bahan
galian golongan C).
Gambar Pengangkutan batubara oleh ponton dan Batu Bara di Site Sambarata, PT.
BerauCoal

Gambar Singkapan batugamping Formasi Domaring di Talisayan

3.3 Perkebunan

Hingga semester I Tahun 2015 Jenis tanaman perkebunan yang


dikembangkan di Kabupaten Berau seperti karet, kelapa Dalam, kelapa Sawit,
Kakoa, Lada, Kopi, Nilam, Pala dan Kemiri rata-rata mengalami kenaikan luas
tanam. Khususnya pada tanaman Kelapa Sawit, Kakao, Lada, baik luas tanam
maupun jumlah produksi mengalami kenaikan yang cukup
signifikan.Rekapitulasi Luas areal dan produktifitas tanaman perkebunan Kab.
Berau Angka Sementara (Periode Januari s.d. Juni 2015 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Luas Areal (Ha) Produktivitas Jumlah
No Komuditi Jumlah Produksi (Kg/Ha) Petani Wujud
TBM TM TTM/TR
(Ha) (Ton) Produksi
1 Karet
- Rakyat 2.073,0 641,5 24,0 2.738,50 368,73 0,6 1.933 Lumb
- BPS 521,0 0,0 0,0 521,00 0,00 0,0 145 -
2 Kelapa 223,6 2.433,6 106,0 2.763,15 1.979,41 0,8 4.059 Buah
Dalam Segar
3 Kelapa
Sawit
- Rakyat 20.489,3 11.371,9 6,0 31.867,24 57.836,52 5,1 21.812 TBS
- BPS 41.159,7 37.492,1 0,0 78.651,78 920.873,23 24,6 16.253 TBS
4 Kakao 386,5 2.124,5 379,0 2.890,00 16.279,75 7,7 2.888 Biji
Kering
5 Lada 360,2 1.086,5 229,8 1.676,45 30,70 0,03 2.068 Biji
Kering
6 Kopi 38,3 300,4 84,3 422,90 70,39 0,2 535 Berasan
7 Nilam 3,0 9,0 0,0 12,00 33,30 3,7 9 Basah
8 Pala 89,0 0,0 0,0 89,00 0,00 0,0 157 -
9 Kemiri 0,5 5,5 6,0 12,00 1,60 0,3 9-
TOTAL 65.344,0 55.465,0 835,0 121.644,00 997.473,63 42,9 49.868
Sumber : Data Dinas Perkebunan Agustus 2015.
3.4 Pariwisata di Daerah Pesisir Kabupaten Berau
Kepulauan Derawan adalah kepulauan yang terletak di sebelah pulau timur
Pulau Kalimantan termasuk dalam Kabupaten Berau. Disekitar pulau derawan
terdapat beberapa pulau antara lain Pulau Kakaban, Pulau Maratua, Pulau
Sangalaki, Pulau Panjang dan Pulau Semama. Kepulauan Derawan ini diberi
nama obyek wisata bahari Kawasan Taman Laut derawan.Kepulauan Derawan
merupakan bagian dari Ekoregion Laut Sulu-Sulawesi yang melintasi Indonesia,
Malaysia dan Filipina. Ekoregion ini terletak di pusat kawasan segitiga karang
dunia dengan keanekaragaman hayati karang tertinggi di dunia. Segitiga
terumbu karang ini disebut juga "The Coral Triangle" karena menjadi episenter
kehidupan laut yang memiliki keragaman jenis biota laut. Terumbu Karang di
kawasan ini mencakup 53% terumbu karang dunia. Bahkan berdasarkan
penelitian yang dikembangkan, Kepulauan Derawan merupakan salah satu multi
countries feeding ground terpenting di dunia.
Pulau Derawan cukup luas, yaitu 44,60 ha. Di pulau ini terdapat Derawan
Dive Resort, Resort yang berstandar internasional dengan fasilitas yang
memadai. Resort ini menyediakan fasilitas cottage untuk menginap, fasilitas
penyelaman, snorekeling, banana boat, kano, perahu layar, restoran, cafe dsb.
Fasilitas lengkap inilah yang menambah kepuasan saat berlibur ke Pulau
Derawan.
Kemudian ada Pulau Sangalaki yang merupakan kawasan alami konservasi
penyu. Setiap malamnya hampir 50 ekor penyu menuju pantai untuk bertelur.
Luas Pulau Sangalaki sekitar 15,90 ha. Di pulau ini terdapat WWF (World Wild
Foundation) yang bergerak dalam hal konservasi terhadap penyu-penyu tersebut.
Tidak diperkenankan untuk berburu penyu ataupun mengambil telur penyu.
Telah ada peraturan yang melindungi terhadap penyu-penyu tersebut.
Lalu ada Pulau Kakaban yang berbentuk menyerupai angka "9". Bagian
melingkarnya di sebelah utara merupakan atoll atau batu karang berbentuk
cincin dan memiliki laguna. Luas Pulau Kakaban adalah 774,20 ha. Kakaban
menyuguhkan keunikan alam seperti yang hanya ditemui di pulau-pulau yang
berada di Republik Pulau Mikronesia, Tenggara Laut Pasifik. Terdapat danau
berair payau yang terletak di tengah Pulau Kakaban. Danau Kakaban telah
ditetapkan sebagai kawasan warisan dunia (World Nature Heritage Area) pada
tahun 2004 oleh UNESCO. Pulau ini benar-benar dilindungi dari perusakan yang
dapat dilakukan oleh manusia. Wisatawan dan masyarakat setempat tidak
diperbolehkan untuk menginap di pulau ini. Banyak peneliti yang datang untuk
melakukan penelitian mengenai Danau Kakaban ini. Banyak spesies baru yang
ditemukan di danau unik yang menakjubkan ini.
Rimbunan pohon bakau membentuk hutan mangrove menghiasi
pemandangan di pulau ini. Di Pulau Kakaban ini terdapat danau unik berair
payau dimana terdapat 4 spesies ubur-ubur (Jellyf Fish) yang tidak menyengat, 8
jenis ikan-ikan kecil serta biota-biota endemic yang unik. Biota yang terdapat di
danau ini terjebak dan mengalami evolusi untuk beradaptasi. Anda dapat
menyelam dan menikmati keindahan danau ini, menyaksikan kerajaan ubur-
ubur. Dunia penyelaman telah mengenal beberapa titik penyelaman di sekitar
Pulau Kakaban, yaitu Baracuda Point The Drift, Cabbage Patch, Blue Light
Cave, The Plateau, Rainbow Run, Diver's Delight dan The North Face. Variasi
dari berbagai tipe lokasi penyelaman ini sangat menarik bagi para penyelam
yang berpengalaman.
Selanjutnya ada Pulau Maratua yang letaknya lebih jauh dari pulau
sebelumnya, namun jarak yang jauh tersebut terbayar dengan panorama laut dan
pantainya yang luar biasa. Keasrian pantai dan laut disini benar-benar masih
alami dibanding pulau-pulau lainnya. Lumba-lumba sering muncul dan
mengiringi kapal anda saat menuju Pulau Maratua.Luas Pulau Maratua adalah
2375,7 ha. Petualangan Gua (Caving) dilakukan di gua-gua sarang Burung
Walet dan trekking menyusuri hutan-hutan yang ditumbuhi oleh pohon-pohon di
atas batu karang. Kemudian mendaki gunung putih untuk menyaksikan sunrise
serta melihat ketinggian tebing.
Gambar Dermaga Pulau Drawan

Gambar Ubur-ubur yang telah beradaptasi dan hiu tutul diTalisayan

Gambar Penyu dan Pari Manta

3.5 Perikanan

Perikanan merupakan salah satu produk unggulan dari Kabupaten Berau.


Beberapa kecamatan yang memiliki daerah perairan menjadikan perikanan
sebagai mata pencaharian. Perikanan dibagi menjadi dua perikanan laut dan
darat.Produksi perikanan laut terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada grafik
6.7 dapat dilihat bahwa produksi perikanan terus meningkat pada tahun
berikutnya. Produksi perikanan tersebut berkisar 14.000 ton per tahun. Pada
tahun 2011 Produksi ikan segar sebanyak 15.509,80 ton mengalami peningkatan
dibanding tahun 2010 yaitu sebesar 14.922,40 ton.
BAB II
ANALISIS SWOT KABUPATEN BERAU

STRENGHT (KEKUATAN)
1. Memiliki sumber daya alam yang melimpah (S1)
2. Lokasi wilayah yang strategis karena merupakan perbatasan antar provinsi
(S2)
3. Geomorfologi daerah yang berbeda-beda sehingga memiliki keragaman
potensi daerah (per kecamatan) (S3)
4. Potensi wisata yang besar (S4)
5. Keanekaragaman hayati yang mendukung pembangunan berkelanjutan (S5)

WEAKNESS (KELEMAHAN)
1. Sarana-prasarana yang belum memadai dibeberapa wilayah pedalaman
2. Pelaksanaan PERDA yang lemah terkait sektor pertambangan dan
pengalihfungsian lahan
3. Ketidakseimbangan sarana-prasarana antar wilayah
4. Masyarakat yang belum mengetahui dampak dari rusaknya lingkungan
5. Menejemen sumber daya alam yang kurang baik

OPPURTUNITY (KESEMPATAN)
1. Menjadi ikon wisata Indonesia
2. Hasil bumi daerah Berau yang dapat bersaing di dunia Internasional
3. Kemajuan ekonomi yang pesat
4. Peningkatan kualitas SDM sehingga dapat mengelola SDA dengan baIk dan
berkelanjutan

TREATNESS (ANCAMAN)
1. Kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dan kegiatan manusia
lainnya
2. Sumber daya alam yang habis
3. Konflik sosial akibat banyaknya pendatang baru (karyawan perusahanaan)
dengan warga asli Kabuapaten Berau
4. Potensi bencana akibat degradasi lingkungan

2. 1 Metode Pengembangan
S+O=W+T
5+4=5+4
9=9
Sehingga metode pengembangan yang digunakan adalah metode campuran yaitu
internal dan ekspansif.

2.2 Strategi

Internal Kelemahan Ancaman


Eksternal W1 W2 W3 W4 T1 T2 T3 T4
S1 1. Pengelolaan sumber daya yang 1. Perlu adanya PERDA untuk
berbasis ekologi dan melindungi lingkungan
S2 berkelanjutan 2. Melindungi daerah pariwisata
Kekuatan

2. Pembangunan sarana dan 3. Pengelolaan SDM berkelanjutan


S3 prasarana yang memadai 4. Perlindungan keanekaragaman
disemua wilayah hayati dan peningkatan
S4 3. Peningkatan dan pengembangan menejemen pengurangan resiko
S5 pariwaisata bencana
O1 1. Peningkatan menejeman SDA
1. Peningkatan partisipasi
O2 2. Peningkatan ekonomi
masyarakat lokal dalam sektor
O3 masyarakat
pertambangan dan pertanian
Peluang

3. Peningkatan pengetahuan
2. Pengelolaan SDA berbasis
O4 masyarakat terhadap
ekologi
perlindungan lingkungan

BAB III
PERENCANAAN KABUPATEN BERAU

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia seperti mutu pendidikan terutama


pada daerah-daerah pedalaman yang masih terbelakang mengenai informasi dan
teknologi terutama dengan peningkatan kualitas sekolah-sekolah yang berada
dipedalaman dan melalui program beasiswa.
2. Mengembangkan sektor pariwisata berbasis ekologi yang lebih melindungi alam
dan menjadikan sektor pariwisata sebagai tumpuan utama daripada mengambil
sumber daya alam (batubara dan pengembangan kelapa sawit) secara berlebihan.
3. Pengelolaan sumberdaya alam yang mempertimbangkan ekologi dan
pengembangan secara berkelanjutan.
4. Meningkatkan ekonomi daerah dengan pengembangan sektor pertanian,
peternakan dan perikanan dengan merata.
5. Membuat PERDA mengenai perlindungan hutan dan perusahaan-perusahaan yang
dapat beroperasi diBerau terutama mengenai prusahan hutan dan lingkungan.
6. Meningkatkan sarana-prasarana dengan mengembangkan ibu kota yang lebih baik
serta pengaembangan sarana di daerah pedalaman.
Daftar Pustaka

http://www.beraukab.go.id/ diakses sabtu, 7 November 2015 17:20.


https://anggaetamm.wordpress.com/zona-wilayah/ peta administrasi Provinsi
Kalimantan Timur
https://petatematikindo.wordpress.com/2013/01/06/jenis-jenis-peta/

Anda mungkin juga menyukai