Anda di halaman 1dari 13

REGIONAL SETTING KABUPATEN BERAU PROVINSI

KALIMANTAN TIMUR

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Wilayah
Semester 3 Tahun Akademik 2017/2018

Oleh :
Bagia Dwiputra Nugraha 10070315055

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2017 M / 1439 H
1. Regional Setting Kabupaten Berau
Kabupaten Berau merupakan bagian dari propinsi Kalimantan Timur yang
terletak dibagian utara dengan ibukota nya adalah Tanjung Redeb yang memiliki
luas wilayah 34.127 Km2 yang terdiri dari daratan seluas 21.951,71 km2 dan luas
laut 11.962,42 km2, serta terdiri dari 52 pulau besar dan kecil dengan 13
Kecamatan, 110 Kelurahan/Desa, yang mana jarak antar ibukota kecamatan
cukup jauh, kecuali untuk 3 (tiga) kecamatan terdekat dengan ibukota kabupaten
termasuk dalam wilayah kecamatan perkotaan, yaitu Kec. Teluk Bayur,
Sambaliung dan Gunung Tabur. Sedangkan 9 (sembilan) kecamatan lainnya
adalah termasuk kecamatan wilayah pedesaan. Kecamatan Kelay merupakan
kecamatan terluas dengan luas 6134,60 Km2, sedangkan Kecamatan Tanjung
Reded dengan luas 23,76 Km2 merupakan kecamatan dengan luas terkecil.
Letak daerah ini berada tidak jauh dari garis khatulistiwa dengan posisi berada
antara 116° sampai dengan 119° Bujur Timur (BT) dan 1° sampai dengan 2°33’
Lintang Utara (LU).
Kabupaten Berau merupakan salah satu daerah Pintu Gerbang
Pembangunan di wilayah Propinsi Kalimantan Timur Bagian Utara, yang terletak
disebelah utara dari Ibukota Propinsi Kalimantan Timur dan sekaligus merupakan
Wilayah Daratan dan Pesisir Pantai yang memiliki Sumber Daya Alam, dimana
wilayah daratan terdiri dari gugusan bukit yang terdapat hampir disemua
kecamatan terutama Kecamatan Kelay yang mempunyai perbukitan Batu Kapur
yang luasnya hampir 100 Km2. Sementara didaerah Kecamatan Tubaan terdapat
perbukitan yang dikenal dengan Bukit Padai. Daerah pesisir Kabupaten Berau
terletak di kecamatan Biduk-Biduk, Talisayan, Pulau Derawan dan Maratua yang
secara geografis berbatasan langsung dengan lautan. Kecamatan Pulau
Derawan terkenal sebagai daerah tujuan wisata yang memiliki pantai dan
panorama yang sangat indah serta mempunyai beberapa gugusan pulau seperti
Pulau Sangalaki, dengan batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makasar
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Timur.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kab. Kutai Kertanegara, Kab.
Malinau dan Kab. Kutai Barat
Dalam pembagian wilayah pembangunan Kabupaten Berau memiliki 3 (tiga)
wilayah yaitu :
a. Wilayah Pantai yang meliputi : Kecamatan Biduk-Biduk, Talisayan,
Pulau Derawan, Maratua dan Tubaan.
b. Wilayah Pedalaman yang meliputi : Kecamatan Segah dan
Kecamatan Kelay.
c. Wilayah Kota yang meliputi : Kecamatan Tanjung Redeb, Gunung
Tabur, Sambaliung, Teluk Bayur.
Tabel 1.1
Luas Wilayah dan Jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan
Luas Wilayah
No. Kecamatan Jarak (Km) Persentase (%)
( Km2 )
1 Kelay 6134,60 125 17,98%
2 Segah 5166,40 86 15,14%
3 Maratua 4118,80 65 12,07%
4 Pulau Derawan 3858,96 112 11,31%
5 Biduk-biduk 3002,99 254 8,8%
6 Sambaliung 2403,86 2 7,04%
7 Tabalar 2373,45 91 6,95%
8 Gunung Tabur 1987,02 11,6 5,82%
9 Talisayan 1798,00 150 5,27%
10 Batu Putih 1651,42 200 4,84%
11 Biatan 1432,04 120 4,20%
12 Teluk Bayur 175,70 10 0,51%
13 Tanjung Redeb 23,76 0 0,07%
Jumlah 34.127 - 100%
Sumber : BPS Kabupaten Berau

1.2 Topografi
Keadaan topografi Kabupaten Berau bervariasi berdasarkan bentuk relief,
kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan laut. Wilayah daratan tidak
terlepas dari gugusan bukit dan perbukitan yang terhampar di seluruh wilayah
kecamatan. Berbagai tipe hutan utama yang biasanya terdapat di Pulau
Kalimantan, terdapat di Kabupaten Berau. Hutan bakau, hutan rawa dan rawa
gambut dijumpai di sepanjang pesisir dan muara sungai Berau. Hutan
dipterokarpa dataran rendah tersebar dan bercampur dengan hutan kerangas
dan hutan kapur dataran rendah. Di atas ketinggian 1000 m dpl (diatas
permukaan laut) hutan dipterokarpa digantikan oleh hutan pegunungan rendah
dan pada puncak tertinggi Gunung Mantan (2457 m dpl) terdapat hutan yang
selalu diliputi awan.
1.3 Hidrologi
Kabupaten Berau dialiri oleh 21 sungai besar dan kecil. Sungai Kelay
merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Berau. Mengalir dari pegunungan
sekitar Gunung Mantan, sepanjang 254 kilometer sampai pada pertemuan
dengan Sungai Segah membentuk Sungai Berau di Tanjung Redeb. Sungai
Segah sendiri panjangnya sekitar 152 kilometer. Hulu sungai berada di sekitar
Gunung Kundas.
Tabel 1.2
Nama dan Panjang Sungai Menurut Kecamatan
Kecamatan Nama Sungai Panjang
Talisayan Sulaiman 23
Dumaring 49
Tanian Buku 12
Lumbungan 18
Tabalar Tabalar 49
Kelay Kelay 254
Long Gie 49
Lesan 64
Tawon 50
Segah Segah 152
Malinau 58
Pura 72
Siagung 38
Siduung 83
Gunung Tabur Berau 292
Lati 43
Birang 58
Sambarata 39
Sambaliung Suaran 19
Inaran 22
Bental 58
Sumber : BPS Kabupaten Berau
2. Gambaran Kependudukan
Jumlah penduduk hasil registrasi di Kabupaten Berau, pertumbuhan
beserta kepadatannya dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat
pada Tabel 4.1. Pada akhir tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Magetan
sebanyak 214.828 jiwa. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2015
yang sebanyak 218.124 jiwa, maka tingkat pertumbuhan penduduk dalam kurun
waktu satu tahun adalah 0.39 persen.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk
Penduduk Akhir Kepadatan
Pertumbuhan Penduduk
No. Tahun Tahun Penduduk
( Jiwa ) Jiwa % ( Jiwa / Km2 )
Penduduk Akhir Kepadatan
Pertumbuhan Penduduk
No. Tahun Tahun Penduduk
( Jiwa ) Jiwa % ( Jiwa / Km2 )
1 2012 234.817 1.714 0,48 6,88
2 2013 251.957 17.140 0,75 7,38
3 2014 210.135 -41.822 -5,58 6,16
4 2015 218.124 7.989 0,58 6,39
5 2016 214.828 -3.296 0,39 6,29
Sumber : Hasil Registrasi Penduduk
Tingkat kepadatan penduduk antar kecamatan di Kabupaten Berau
sangat timpang. Hal ini karena tidak meratanya persebaran penduduk. Daerah
pedalaman yang memiliki luas wilayah yang besar hanya dihuni oleh sedikit
penduduk. Kecamatan Kelay memiliki tingkat kepadatan 0,86 jiwa/Km2 dan
Kecamatan Maratua sebesar 0,85 jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan tertinggi
berada di Kecamatan Tanjung Redeb sebanyak 2.880,55 jiwa/ Km2. Hal ini
karena Kecamatan Tanjung Redeb merupakan ibu kota Kabupaten Berau
dimana sarana dan prasarana kehidupan cenderung lebih lengkap. Kecamatan
lain yang memiliki kepadatan yang cukup tinggi adalah Kecamatan Teluk Bayur
sebanyak 153,60 jiwa/Km2.
Tabel 2.2
Tingkat Kepadatan Penduduk
Kabupaten Berau Per 29 Mei 2017
Jumlah Kepadatan
Luas Wilayah
No. Kecamatan Penduduk Penduduk
( Km2 )
(Jiwa) (Jiwa/Km2)
1 Kelay 5.274 6134,60 0,86
2 Segah 10.901 5166,40 2,11
3 Maratua 3.507 4118,80 0,85
4 Pulau Derawan 10.270 3858,96 2,66
5 Biduk-biduk 6.381 3002,99 2,12
6 Sambaliung 33.372 2403,86 13,88
7 Tabalar 6.524 2373,45 2,75
8 Gunung Tabur 21.584 1987,02 10,86
9 Talisayan 13.037 1798,00 7,25
10 Batu Putih 7.791 1651,42 4,72
11 Biatan 7.093 1432,04 4,95
12 Teluk Bayur 26.988 175,70 153,60
13 Tanjung Redeb 66.541 23,76 2.880,55
Jumlah 219.263 34.127 6,42
Sumber: Disdukcapil Berau, 2017
3. Gambaran Sosial – Ekonomi
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak terlepas dari ketersediaan
sarana kesehatan dan tenaga kesehatan yang memadai. Tabel 3.1 menunjukkan
jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Berau. Jumlah tenaga
kesehatan tahun 2016 sebanyak 1003 orang, yang terdiri dari dokter, bidan dan
tenaga kesehatan lainnya.
Tabel 3.1
Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis dan Kecamatan
Rumah Puskesmas
No Kecamatan Puskesmas Posyandu Poskesdes
Sakit Pembantu
1 Kelay - 2 15 19 8
2 Segah - 2 13 - 6
3 Maratua - 1 3 5 3
4 Pulau Derawan - 2 3 2 1
5 Biduk-biduk - 1 5 14 4
6 Sambaliung - 2 27 33 13
7 Tabalar - 1 7 - 5
8 Gunung Tabur - 2 12 27 7
9 Talisayan 1 1 9 13 8
10 Batu Putih - 1 6 10 6
11 Biatan - 1 7 11 5
12 Teluk Bayur - 2 6 24 1
13 Tanjung Redeb 1 2 3 47 -
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Berau, 2017
Partisipasi sekolah penduduk hendaknya diimbangi dengan
penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai.
Tabel 3.2 memberikan gambaran mengenai jumlah sekolah/perguruan tinggi,
murid/mahasiswa dan guru pada tahun ajaran 2016/2017.
Tabel 3.2
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru

Status Gedung Total


No Jenis
Bukan
Milik Murid Murid
Negeri Swasta Milik Total Kelas Guru
Sendiri Negeri Swasta
Sendiri
1 TK 78 16 90 4 94 855 3.104 2.053 555
2 SD 157 13 165 5 170 3.569 27.793 2.383 2.103
3 SMP 44 12 56 - 56 1.098 10.797 1.445 931
4 SMU 16 7 23 - 23 245 5.302 834 435
5 SMK 8 6 14 - 14 345 1.978 966 293
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Berau, 2017
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau selama dua tahun ini seiring
dan sejalan dengan perkembangan ekonomi nasional yaitu mengalami
pertumbuhan yang sangat signifikan, bahkan di Kabupaten Berau sendiri
mengalami percepatan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dibanding dua tahun
sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi didorong oleh membaiknya aktivitas
Pertambangan dan mengeliatnya sektor Perdagangan serta sektor- sektor
lainnya. setruktur ekonomi Kabupaten Berau masih didominasi oleh sektor primer
dimana sektor yang bertumpuh pada Sumber Daya Alam ( SDA ) yaitu sektor
Pertambangan dan Penggalian Khususnya Batubara dengan kontribusi
prosentase nilai tambah bruto terhadap PDRB pada tahun 2011 sebesar 57,12
persen atau sebesar 5.488,01 milyar rupiah dan diikuti oleh sektor Pertanian
sebesar 13,70 persen atau sebesar 1.316,36 milyar rupiah, apabila dijumlahkan
kedua sektor tersebut sebesar 70,82 persen atau sebesar 6.804,37 dari total
PDRB atas dasar harga berlaku Tahun 2011 sebesar 9.607,43 milyar rupiah.
4. Potensi dan Permasalahan Wilayah
4.1 Potensi Kabupaten Berau
Berau mempunyai potensi yang bisa di andalkan dari sektor
pertambangan, pertanian, perdagangan dan perikanan, Berikut ini diuraikan
beberapa potensi unggulan yang ada di Kabupaten Magetan yang meliputi
beberapa sektor unggulan :
A. Pertambangan
Kabupaten Berau memiliki beragam formasi geologi yang mengandung
berbagai macam jenis mineral dan batubara yang terkandung di dalamnya.
Berdasarkan peta geologi regional lembar Tanjung Redeb 1918, lembar Muara
Lasan 1917, lembar Longbia 1818, lembar Muarawahau 1817 dan lembar
Talisayan 1916 (P3G Bandung, 1995), Kabupaten Berau terdiri dari 26 (duapuluh
enam) formasi batuan dan alluvium berumur Kuarter. Dari 26 formasi batuan
tersebut terdiri atas 21 (duapuluh satu) formasi batuan sedimen tersier, 2 (dua)
diantaranya berupa batuan gunung api yaitu batuan gunung api muda terdiri dari
lava andesit-basalt, aglomerat, breksi gunung api dan tufa serta batuan gunung
api Jelai terdiri dari breksi gunungapi, batupasir tufaan dan tufa yang setempat
disisipi oleh lapisan batubara, batuan ini diterobos oleh retas-retas andesit, 1
(satu) sumbat retas berupa granit, 1 (satu) batuan granit dan 1 (satu) batuan
ofiolit yang terdiri dari peridotit, serpentinit, hazsburgit, wherlit, piroksen, gabro
dan basal. Komoditas-komoditas yang berpotensi terdapat pada formasi-formasi
tersebut yang ada di Kabupaten Berau sebagaimana ditampilkan pada tabel
berikut:
Formasi Batuan utama pembawa batubara adalah Formasi Lati. Formasi
Lati ini tersebar di 5 (lima) Kecamatan yaitu : Kecamatan Tanjung Redeb,
Sambaliung, Gunung Tabur, Teluk Bayur dan Segah. Pada Formasi Lati ini telah
diusahakan penambangan batubara melalui perizinan PKP2B PT. Berau Coal
dengan luas keseluruhan konsesi seluah 11.480 Ha, dengan lokasi
penambangan meliputi Site Sambaratta, Site Lati dan Binungan. Produksi
batubara pada tahun 2014 sebesar 24.58 Juta Metrik Ton. Batubara termasuk
pada golongan bituminous-sub bituminous dengan spesifikasi yang baik untuk
bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Batubara terutama untuk
diekspor ke China, Jepang, Korea Selatan, Hongkong, India, Taiwan dan
Thailand. Pada formasi Lati ini juga terdapat beberapa IUP Operasi Produksi
yang telah melaksanakan penambangan operasi produksi diantaranya : PT.
Berau Bara Energy, PT. Bara Jaya Utama, PT. Pelita Makmur Sejahtera, PT.
Borneo Brikoks Industri, PT. Supra Bara Energy, PT. Nusantara Berau Coal (pit
1) dan PT. Kaltim Jaya Bara. Produksi Total tahun 2014 dari IUP OP adalah
sebesar 5.02 Juta, sehingga total produksi batubara dari Formasi Lati pada tahun
2014 adalah sebesar 29.6 Juta Metrik Ton. Formasi batuan pembawa batubara
lainnya adalah Formasi Labanan yang tersebar di Kecamatan Teluk Bayur
hingga Segah, Formasi Domaring yang tersebar dari Kecamatan Gunung Tabur,
Sambaliung, Tabalar hingga Talisayan serta Formasi Sajau yang terdapat di
Kecamatan Pulau Derawan. Pemegang IUP OP yang melakukan penambangan
pada Formasi Labanan adalah PT. Rantaupanjang Utama Bhakti, PT. Sungai
Berlian Bhakti dan PT. Mega Alam Sejahtera. Total produksi batubara dari
Formasi Labanan pada tahun 2014 adalah sebesar 3.35 Juta Metrik Ton. PT.
Lathi Tanjung Harapan dan PT. Berau Usaha Mandiri adalah perusahaan
pemegang IUP OP yang menambang pada Formasi Domaring.
Pada tahun 2014, total produksi dari Formasi Domaring adalah sebesar
1.3 Juta MT. Sehingga total produksi batubara di Kabupaten Berau pada tahun
2014 adalah sebesar 34.25 Juta MT. Sebaran komoditas logam secara umum
berada di bagian hulu Kabupaten Berau yang terlewati oleh jalur metalogen yang
ditandai dengan adanya batuanbatuan beku intrusif bersifat granitik dan batuan
ekstrusif bersifat andesitik. Secara umum, sebaran komoditas logam ini meliputi
wilayah Kecamatan Segah dan Kecamatan Kelay. Logam emas di beberapa
tempat di hulu Sungai Segah dan Kelay telah dimanfaatkan oleh penduduk
setempat dengan penambangan tradisional.
Komoditas lain yang telah dimanfaatkan adalah batugamping sebagai
material bahan bangunan, tanah urug, pasir, sirtu dan kerikil sungai yang
digunakan untuk material konstruksi dan bahan bangunan. Komoditaskomoditas
ini sangat diperlukan terutama dalam menunjang perkembangan ibukota Tanjung
Redeb dan wilayah-wilayah lain yang telah mengelami perkembangan wilayah
yang sangat pesat. Komoditas-komoditas ini merupakan kelompok/golongan
komoditas batuan (dahulu, kita mengenalnya sebagai bahan galian golongan C).
B. Perkebunan
Jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Berau
seperti karet, kelapa Dalam, kelapa Sawit, Kakoa, Lada, Kopi, Nilam, Pala dan
Kemiri rata-rata mengalami kenaikan luas tanam. Khususnya pada tanaman
Kelapa Sawit, Kakao, Lada, baik luas tanam maupun jumlah produksi mengalami
kenaikan yang cukup signifikan.
C. Pariwisata di Daerah Pesisir
Kepulauan Derawan adalah kepulauan yang terletak di sebelah pulau
timur Pulau Kalimantan termasuk dalam Kabupaten Berau. Disekitar pulau
derawan terdapat beberapa pulau antara lain Pulau Kakaban, Pulau Maratua,
Pulau Sangalaki, Pulau Panjang dan Pulau Semama. Kepulauan Derawan ini
diberi nama obyek wisata bahari Kawasan Taman Laut derawan.Kepulauan
Derawan merupakan bagian dari Ekoregion Laut Sulu-Sulawesi yang melintasi
Indonesia, Malaysia dan Filipina. Ekoregion ini terletak di pusat kawasan segitiga
karang dunia dengan keanekaragaman hayati karang tertinggi di dunia. Segitiga
terumbu karang ini disebut juga "The Coral Triangle" karena menjadi episenter
kehidupan laut yang memiliki keragaman jenis biota laut. Terumbu Karang di
kawasan ini mencakup 53% terumbu karang dunia. Bahkan berdasarkan
penelitian yang dikembangkan, Kepulauan Derawan merupakan salah satu multi
countries feeding ground terpenting di dunia.
D. Perikanan
Perikanan merupakan salah satu produk unggulan dari Kabupaten Berau.
Beberapa kecamatan yang memiliki daerah perairan menjadikan perikanan
sebagai mata pencaharian. Perikanan dibagi menjadi dua perikanan laut dan
darat. Produksi perikanan laut terus meningkat dari tahun ke tahun. Produksi
perikanan tersebut berkisar 21.400 ton per tahun. Pada tahun 2016 Produksi
ikan segar sebanyak 24.589,80 ton mengalami peningkatan dibanding tahun
2015 yaitu sebesar 22.402,40 ton.\
4.2 Permasalahan Kabupaten Berau
A. Sarana dan Prasarana Pendidikan Kurang Memadai
Sarana dan prasarana pendidikan di kabupaten itu masih belum memadai
sehingga peningkatan kualitas pendidikan menjadi terhambat karena kurang nya
sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya bangunan sekolah yang
rusak sehingga tidak nyaman pada proses belajar. Proses belajar yang aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan yang menjadi harapan siswa dan guru, harus
ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai dan memenuhi
ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar. Standar sarana dan
prasarana ini untuk lingkup pendidikan formal, jenis pendidikan umum, jenjang
pendidikan dasar dan menengah yaitu, Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),
dan Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar sarana
dan prasarana ini mencakup diantaranya, kriteria minimum sarana yang terdiri
dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib
dimiliki oleh setiap sekolah. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan,
bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh
setiap sekolah.
B. Permasalahan Kesehatan
Masalah kesehatan masyarakat adalah multi kausal, maka
pemecahannya harus secara multidisplin. Semua kegiatan baik yang langsung
maupun tidak langsung untuk mencegah penyakit (preventif), promosi kesehatan
(promotif), pen-gobatan bagi penderita (kuratif) maupun, pemuli-han kesehatan
(rehabilitative) adalah upaya kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat diperlukan suatu kerja sama antara
masyarakat dan petugas kesehatan dengan cara mencegah terjadinya suatu
penyakit dan upaya pemulihan kesehatan. Faktor penunjang dalam peningkatkan
kesehatan adalah keadaan sosial ekonomi, kesehatan lingkungan, kesehatan
ibu dan anak, penyediaan air bersih, per-baikan gizi, kesehatan dan keselamatan
kerja, pro-mosi kesehatan dan kesehatan reproduksi.
Upaya kesehatan masyarakat dapat ter-wujud apabila pemerintah
bersama masyarakat bersinergi melakukan upaya pencegahan dengan
memperhatikan faktor-faktor yang memiliki konstri-busi terhadap munculnya
berbagai masalah kesehatan,untuk itu diperlukan data-data penun-jang yang
akan memberikan gambaran secara umum permasalahan kesehatan pada suatu
wilayah. Olehnya itu dibutuhkan upaya assessment derajat kesehatan
masyarakat wilayah pesisir yang merupa-kan wilayah yang secara administratif
jauh pusat kota memungkinkan terjadinya masalah kesehatan disebabkan oleh
akses dan sarana prasarana tidak memadai terutama daerah pesisir yang
dipisahkan dari gugusan pulau-pulau kecil.
C. Permasalahan Transportasi
Berau sudah memiliki transortasi legal angkutan umum darat yang
melayani rute Berau-Samarinda. Hanya saja jika semua rute Berau dikuasai oleh
taksi gelap dan agen travel. Hal itu bisa dilihat dari menjamurnya penyedia jasa
travel banyak tidak resmi. Berbading jauh sebelumnya, saat transportasi darat
Berau-Samarinda tersedia beberapa armada bus yang melayani rute ini.
Taksi gelap sebenarnya bisa dilegalkan, namun memerlukan kesadaran
dari pemilik kendaraan atau pengelola agen travel. Dengan layanan yang lebih
cepat dan dianggap nyaman meski sedikit lebih mahal, menjadi salah satu
keunggulan. Bahwa keberadaan taksi gelap memicu kepunahan angkutan-
angkutan legal yang pernah ada. Meski tidak aman sebab tidak dijamin asuransi,
melihat tingkat kebutuhan masyarakat Berau yang tinggi terhadap layanan jasa
transportasi alternatif ini taksi gelap jadi satu solusi.
Ketersediaan angkutan umum untuk transportasi yang cukup menurutnya
memang sangat perlu, namun tidak kalah pentingnya agar penyedia jasa juga
memberikan kenyamanan dan jaminan keamanan bagi pengguna jasa. Saat ini
sudah terbentuk forum lalu lintas Berau, yang bertujuan untuk memecahkan
persoalan-persoalan yang timbul seiring pertumbuhan kendaraan yang pesat di
kabupaten Berau. Keberadaan taksi plat hitam, sebenarnya bisa diselesaikan
dengan pengurusan administrasi.
Sampai saat ini masih menunggu poin-poin kebijakan yang dirumuskan
dalam forum itu. Salah satu persoalan yang dibahas diakui adalah taksi gelap itu.
Tidak menutup kemungkinan, ada tindakan tegas dari forum terhadap
keberadaan taksi-taksi illegal tersebut. Hal itu bisa saja muncul dari kebijakan
yang disepakati dalam forum kedepan. Pemerintah, dalam hal ini, tidak hanya
memberikan sanksi tegas tapi juga solusi.
E. Permasalahan Pertanian
Untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, selain harus didukung
petani, juga diperlukan bukti nyata dukungan dari pemerintah, baik itu dari
kabupaten, provinsi, maupun pemerintah pusat. Terlebih dengan program
swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah saat ini diakui bukanlah hal
perkara mudah, jika hal itu dilakukan tanpa ada kerja sama yang baik antar
petani dan pemerintah. Meski sulit hal itu bisa dilakukan. Bahkan saat tanam
perdana beberapa bulan lalu, menginginkan lima kecamatan yang ada di wilayah
pesisir selatan Berau saling bekerja sama demi tercapainya program tersebut,
terutama di sektor pertanian jagung. Selain mampu merealisikan program
tersebut, pihaknya yakin dengan bersatunya lima kecamatan ini dapat menjadi
penghasil jagung terbesar di wilayah Kalimantan Timur, sekaligus menjadi
lumbung jagung di Provinsi Kalimantan Timur. Untuk mendukung itu, dibutuhkan
fasilitas pertanian, seperti gudang penampungan, alat penjemuran jagung, jalan
produksi serta alat pertanian modern yang memudahkan petani Hal yang paling
mendasar belum jelasnya pemasaran jagung diwilayahnya. Apalagi melimpahnya
hasil panen jagung tidak diimbangi dengan pemasaran di wilayah tersebut. Hal
ini yang membuat harga jagung menjadi tidak jelas, bahkan cenderung
dipermainkan tengkulak. Berharap masalah klasik seperti ini mendapat solusi
terbaik dari pemerintah. Karena dengan stabilnya harga secara tidak langsung
memberikan petani semangat untuk tetap konsisten mengembangkan tanaman
jagung.
Daftar Pustaka
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ( LPPD ) Kabupaten Berau Tahun
2014.
Tim BPS. Kabupaten Berau Dalam Angka 2015. BPS. Kabupaten Berau.

Anda mungkin juga menyukai