Anda di halaman 1dari 139

II.1.

Kondisi Umum
II.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Wilayah Kabupaten Karimun terdiri atas daratan dan perairan,
dengan luas total wilayah mencapai 7.984 km2, dengan luasan
perairan memiliki persentase jauh lebih besar (80,91%) dibanding
luas daratan (19,09%). Berdasarkan perbandingan luas antar
kecamatan, Kecamatan Moro memiliki luas paling besar dengan
persentase daratan 76,56% dan lautan 25,83% (lihat Tabel II.1).
Tabel II.1.
Persentase Luas Wilayah Daratan, Lautan dan Jumlah Pulau Menurut Kecamatan di
Kabupaten Karimun Tahun 2010
Kecamatan

Daratan

Lautan

Jumlah Pulau

Km

Km

Moro

1.166,80

76,56

1.668,44

25,83

Durai

52,00

3,41

1.480,54

22,92

46

Kundur

34,30

2,25

449,93

6,96

26

84

Karimun

49,90

3,27

404,06

6,25

23

Kundur Utara

29,50

1,94

509,15

7,88

11

Kundur Barat

21,70

1,42

267,12

4,13

24

Buru

17,80

1,17

366,88

5,68

Meral

80,00

5,25

515,41

7,98

24

Tebing

72,00

4,72

798,47

12,36

Jumlah

1.524,00

19,09

6.460,00

80,91

249

Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun tahun 2010

Sebagai wilayah yang terdiri dari banyak pulau besar dan


kecil, saat ini Kabupaten Karimun memiliki 249 buah pulau yang
seluruhnya sudah memiliki nama, namun baru sebanyak 54 pulau
diantaranya yang sudah berpenghuni (Data terakhir hasil verifikasi
Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun). Dua pulau terbesar di
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

39

wilayah ini menjadi sentra berbagai kegiatan ekonomi masyarakat


dan juga pemukiman penduduk, yaitu Pulau Karimun dan Pulau
Kundur.
Secara administrasi, Kabupaten Karimun dibagi dalam 9
kecamatan, 22 kelurahan dan 32 desa, dengan ibukota kabupaten
terletak di Tanjung Balai Kecamatan Karimun. Pembagian wilayah
administrasi hingga unit desa/kelurahan dapat dilihat pada Tabel II.2.
Tabel II.2.
Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Ibukota Kecamatan
serta Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Karimun 2010
Ibukota
Kecamatan

Wilayah Administrasi

Jumlah
Kelurahan

Desa

RW

RT

Moro

Moro

42

126

Durai

Durai

13

34

Kundur

Tanjung Batu Kota

65

171

Kundur Utara

Tanjung Berlian

62

147

Kundur Barat

Sawang

44

107
125

Karimun

Tanjung Balai

31

Buru

Buru

29

65

Meral

Meral

41

150

Tebing

Tebing

Jumlah

26

81

22

32

353

1.006

Sumber : Bagian Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Karimun tahun 2010

II.1.2. Letak dan Kondisi Geografis


Kabupaten Karimun terbentang antara 00 24 36 LU sampai
01 13 12 LU dan 103 13 12 BT sampai 104 00 36 BT
dengan Wilayah lautan mencakup wilayah sepanjang 4 mil laut
dari garis pantai dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 dan UndangUndang Nomor 5 tahun 1983.
Wilayah Kabupaten Karimun berada di antara Kota Batam,
Singapura, Malaysia, Kepulauan Riau dan Riau. Hal ini menjadikan
Karimun sebagai tempat yang sangat strategis terutama untuk
kegiatan perekonomian. Berdasarkan aspek geostrategisnya, maka
kabupaten Karimun menjadi salah satu dari empat kabupaten yang
sebagian wilayahnya ditetapkan sebagai kawasan perdagangan
bebas (tiga lainnya adalah Sabang, Bintan, dan Batam).
Batas-batas Kabupaten Karimun yaitu:
1) Utara : Selat Singapore (Philip Channel), Selat Malaka dan
Semenanjung Malaysia
40

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

2) Selatan : Kecamatan Kateman (Kabupaten Indragiri Hilir) dan


Kabupaten Lingga
3) Barat : Kecamatan Rangsang (Kabupaten Meranti) dan
Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan.
4) Timur : Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam)

Gambar II.1. Peta Administrasi Kabupaten Karimun

II.1.3. Topografi
Ketinggian tempat di Kabupaten Karimun berkisar 0-478 meter
di atas permukaan laut dengan puncak tertinggi Gunung Jantan
(478 meter). Ketinggian pada wilayah dataran hingga landai
berkisar 025 meter di atas permukaan air laut. Kelompok wilayah
bergelombang dengan ketinggian tempat berkisar dari 25-200
meter di atas permukaan air laut dan Kelompok wilayah yang
mempunyai kemiringan lereng berbukit dengan ketinggian antara
25-300 meter di atas permukaan air laut. Kelompok wilayah yang
memiliki relief berbukit bergunung yaitu di sekitar Gunung Jantan,
Gunung Betina dan Gunung Papan.
Secara umum, topografi di Kabupaten Karimun bervariasi,
yakni datar, berombak, bergelombang, berbukit dan bergunung.
Berdasarkan hasil interpretasi dan analisis Peta Topografi Skala 1
: 50.000, tingkat kemiringan lereng di Kabupaten Karimun dapat
dikelompokkan menjadi 5 (lima) kelas, secara lebih jelas dapat
dilihat pada Tabel II.3.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

41

Tabel II.3
Gambaran Tingkat Kemiringan Wilayah di Kabupaten Karimun
Kemiringan (%)
Keterangan
0-3
Datar

3-8

Landai Berombak

8-15

Bergelombang

15-30

Berbukit

30-45

Agak curam

Cakupan Wilayah
Keseluruhan Pulau
Pulau Kundur
Pulau Karimun Besar
Pulau Gunung Papan
Pulau Belat
Pulau Buru
Pulau Sugi
Pulau Combol
Pulau Karimun Kecil
Pulau Durian
Pulau Citlim
Pulau Parit
Pulau Sugi Bawah
Pulau Asam
Pulau Kundur
Pulau Karimun Besar
Pulau Gunung Papan
Pulau Belat
Pulau Sugi
Pulau Combol
Pulau Durian
PulauParit
Pulau Sugi Bawah
Pulau Panjang
Pulau Karimun besar
Pulau Combol
Pulau Sugi
Pulau Kundur
Pulau Karimun Kecil
Pulau Karimun Besar
Pulau Gunung Papan
Pulau Combol
Pulau Karimun Besar
Pulau Karimun Kecil
Pulau Gunung Papan

Jumlah

Total (Km2)
263,31
68,05
26,84
33,65
17,09
44,51
44,51
1,48
8,44
18,40
10,25
17,60
3,48
9,40
9,87
4,47
1,5
2,31
7,79
10,25
2,1
1,26
1,56
8,21
6,42
20,89
29,96
4,02
8,55
1,65
4,2
3,2
2,86
1,48

Total Luas (Km2)


768,4

81,66

86.20

14,4

7,54

958,2

Sumber : Rancangan RTRW Kab. Karimun Tahun 2011-2031

II.1.4. Batimetri
Berdasarkan data kontur dasar perairan Pusat Penelitian
Geologi Kelautan (1995), kedalaman laut di wilayah Kabupaten
Karimun beraneka ragam. Persebaran lokasi kedalamannya
disajikan pada Peta Batimetri Kabupaten Karimun berikut :

42

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Gambar II.2.

Peta Batimetri Kabupaten Karimun ( Sumber : Rancangan RTRW 20112031)


Tabel II.4.
Kedalaman Dasar Perairan Kabupaten Karimun

No
1
2
3
4

6
7

Kawasan Laut Kabupaten Karimun

Kedalaman Laut (Meter)

Selat Malaka mendekati Pulau Karimun Besar dan Pulau Karimun Kecil ke
Selatan Tenggara
Selat Durian
Laut tepi pantai-pantai kepulauan

20 30
20 - 30 - 35 - 40
2 5 10 - 15

Selat diantara gugus pulau :


Selat Gelam

10 20

Selat pada gugus pulau; Pulau Papan, Pulau Parit, Pulau Buru, Pulau Belat
dan Pulau Kundur
Selat diantara pulau-pulau :
Selat Combol
Selat Sulit
Selat Sugi
Kedalaman laut di pantai Pulau Combol, Pulau Sugi dan Pulau Moro/ Pulau Durian
Laut di seputar gugus Pulau Sanglar, Pulau Durai

5 20

20 35
12 20
14 35
10 - 15 - 23 -30
10 15 20 - 30

Sumber : Rancangan RTRW Kab. Karimun Tahun 2011-2031

II.1.5. Geologi
II.1.5.1. Stratigrafi
Stratigrafi geologi Kabupaten Karimun merupakan bagian
dari stratigrafi geologi Kepulauan Riau yang dapat dibagi
menjadi tiga periode yaitu: Paleozonik Akhir, Mesozoik dan
Tersier Tengah-Akhir.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

43

Berdasarkan pada litologi penyusunnya dari Peta Geologi


Skala 1 : 250.000 lembar Bengkalis dan Siak Sri IndrapuraTanjung Pinang oleh N.R. Cameron, S.A. Ghazali dan S.J.
Thompson, 1982, Kabupaten Karimun dibagi menjadi satuansatuan batuan/formasi, antara lain : Formasi Berakit (Kompleks
batuan Malihan), Formasi Semarung, Formasi Pancur, Formasi
Durianglang, Formasi Malang (MPm), Granit, Kuarsir Porfir,
Formasi Tanjung Kerontang, Endapan Permukaan Tua (Qp),
Endapan permukaan Muda (Qp).
II.1.5.2. Struktur Geologi
Secara struktur dan tektonik, Kabupaten Karimun didominasi
oleh aktivitas tektonik berumur mesozoikum dengan unsure
struktur utama adalah lipatan dan sesar. Struktur tersebut
terdapat di daerah pegunungan, umumnya membentuk
punggungan-punggungan dan kelurusan. Lipatan, dijumpai
pada batuan berumur kapur dengan karakteristik berarah Barat
Laut-Tenggara, diperkirakan sangat berkorelasi dengan kompresi
tektonik berarah Timur Laut-Barat Daya, lipatan yang terjadi
mencerminan kelurusan regional dari Benua Asia/Semenanjung
Malaya.
Secara setempat kenampakan sesar diisi oleh retas-retas
batuan beku, khusus untuk Pulau Kundur dan Pulau Moro serta
pulau disekitarnya, terdapat daerah-daerah perbukitan yang
berisikan granit yang telah mengalami pengekaran, pelipatan dan
pensesaran pada saat proses berlangsung cekungan. Transgresi
secara global juga terjadi pada cekungan ini yang disusul dengan
endapan-endapan sedimen sebagai sumber energi, minyak
dan gas bumi, batubara dan gambut serta endapan mineral
(Rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031).
II.1.5.3. Tekstur dan Jenis Tanah
Tekstur tanah di Kabupaten Karimun dibedakan menjadi
tekstur halus (liat), tekstur sedang (lempung) dan tekstur kasar.
Berdasarkan jenis tanahnya, dapat dibedakan menjadi 5 macam
jenis tanah yang terdiri dari organosol, glei humus, podsolik
merah kuning, latosol dan aluvial.
1. Tanah organosol, Tanah ini tersebar di pulau-pulau kecil dan
dijumpai di pesisir pantai.
2. Glei humus, mempunyai solum kurang dari 1 meter dengan
44

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

warna umum kelabu kelam sampai hitam terutama sangat


jelas sebagai ciri horizon A.
3. Jenis tanah podsolik merah kuning, Jenis tanah ini terdapat
di Pulau Sugi. Tanah ini sesuai untuk kegiatan perkebunan.
4. Jenis tanah latosol, Jenis tanah ini dijumpai di Pulau Karimun
Besar, Pulau Kundur, dan beberapa pulau kecil sekitarnya dan
sebagian besar gugus pulau yang ada di Kecamatan Moro.
5. Jenis tanah aluvial, Jenis tanah ini terdapat di Pulau Karimun
Besar dan Pulau Kundur.
II.1.6. Litologi Bawah Laut
Berdasarkan hasil penyelidikan seismik pantul (PPGL,1995)
di sekitar perairan Riau Kepulauan diperoleh gambaran umum
geologi dasar laut yang dimungkinkan mempunyai urutan lapisan
yang dapat dibagi menjadi 2 bagian besar batuan yaitu :
1. Unit batuan dasar zcustic basement. Berdasarkan reflektor
unit ini dapat dibagi menjadi batuan granit dan batuan meta
sedimen. Batuan meta sedimen dicirikan dengan pola lapisan
yang sub parallel dan tidak menerus.
2. Unit sedimen muda. Dicirikan oleh reflktor parallel, tegas
dan menerus, yang mencerminkan pola sedimentasi pada
lingkungan berenergi rendah, yaitu pada lingkungan marin. Unit
terletak paling atas dari unit yang lain dan merupakan sedimen
termuda. Pengerukan pada daerah sekitar Pulau Sugi, Pulau
Sugi Bawah, Pulau Durian dan Pulau Sanglar maka akan didapat
unit ini, berdasarkan penampang seismik dengan daerah lain di
sekitar perairan Riau P. Bintan Selatan (PPGL,1995).
Kandungan geologi atau batuan di dasar perairan Kabupaten
Karimun kaya akan bahan mineral tambang, diantaranya yaitu :
1. Bahan Galian Bijih Timah; berada di dasar perairan sebelah
Barat Pulau Karimun Besar, dasar perairan sebelah Barat Pulau
Kundur, dasar perairan sekitar Gugusan Pulau Durai, dasar
perairan sebelah Selatan Pulau Citlim, serta dasar perairan
sebelah Timur Pulau Karimun Kecil.
2. Bahan Galian Pasir Laut; berada di dasar perairan sebelah
Utara dan Selatan Gugusan Pulau Combol, serta dasar perairan
seputar Gugusan Pulau Durai.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

45

II.1.7. Hidrologi
Pulau Karimun merupakan pulau dengan catchment area
yang bersifat optimal untuk menampung dan menyimpan air
dibandingkan dengan pulau-pulau yang lainnya karena mempunyai
daerah resapan yang baik dengan ukuran yang cukup besar.
Kenampakan morfologi di sebelah Utara merupakan perbukitan
yang berfungsi sebagai kawasan penyangga yang dapat menopang
kawasan di bawahnya.
Sumber daya air baik berupa air yang berada di permukaan
tanah (air di dalam sistem sungai, sistem irigasi, sistem drainase,
waduk, danau/kolong) maupun air tanah (air tanah/sumur, mata
air) dimanfaatkan untuk berbagai keperluan domestik, irigasi atau
pertanian, pelayaran, industri, wisata dan lain-lain.
II.1.7.1. Air Permukaan
Sungai-sungai yang ada di Kabupaten Karimun dapat
dibagi menjadi 2 yaitu sungai perennial dan sungai musiman
(intermittent). Sungai perennial adalah sungai yang mengalir
sepanjang tahun. Sungai musiman adalah sungai yang alirannya
sangat dipengaruhi oleh keadaan musim, pada saat musim
penghujan debit aliran akan meningkat sedangkan pada saat
musim kemarau debit aliran akan surut atau bahkan mengering.
Sungai perenial di Kabupaten Karimun meliputi Sungai Sememal,
Sungai Bati, Sungai Lakam, Sungai Busung, dan Sungai Raya
berada di Pulau Karimun Besar. Sungai Kundur, Sungai Sanglang,
Sungai Sawang dan Sungai Layang berada di Pulau Kundur serta
Sungai Sugi berada di Pulau Sugi.
Bentukan sungai di Kabupaten Karimun pada umumnya
berkelok-kelok terutama di daerah hilir yaitu pada wilayah
dataran dengan kemiringan lereng 0-3%. Bentukan sungai
pada daerah hulu dapat berbentuk V jika kemiringan lerengnya
curam. Bentukan sungai tersebut dapat dipengaruhi juga oleh
proses geologi yaitu adanya sistem kekar/patahan. Pola aliran
sungai di pulau-pulau besar seperti Pulau Karimun Besar dan
Pulau Kundur memiliki pola dendritik yang mencerminkan
homogenitas material penyusunnya. Air kolong, adalah genangan
air yang terdapat pada kolong-kolong bekas penambangan
timah berbentuk kolam atau situ, berukuran beberapa ratus
meter hingga puluhan hektar. Kedalaman kolong berkisar antara
beberapa meter hingga sampai > 20 meter. Air kolong tersebut
46

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

dimanfaatkan untuk budidaya ikan air tawar maupun sumber air


minum yang dikelola oleh PDAM.
Seperti halnya pada batuan granit di Kabupaten Karimun
merupakan jenis batuan beku (massif) yang memiliki mineral
kuarsa > 10 %, namun dengan adanya sistem kekar dan tingkat
pelapukan maka jenis batuannya dapat bertindak sebagai akuifer.
Beberapa lokasi yang ditambang yaitu pemboran batuan granit
kemudian dibuat sumur, hasilnya air tanah dapat keluar. Zone
akuifer batuan granit dari hasil penelitiannya PT. Yodha Karya
(2003) dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Zone 1, berupa lapisan timbunan yang terdiri dari pecahan
batu granit, material penyusun lapisan ini umumnya bersifat
lepas sehingga membentuk rongga-rongga yang saling
berhubungan. Jika di atas lapisan ini terdapat air, maka
lapisan tersebut akan meresap ke dalam lapisan, selanjutnya
mengalir melalui rongga dan butir dan akhirnya terakumulasi
pada suatu tempat. Bila lapisan ini telah jenuh, maka air
yang telah berada di atasnya tidak dapat meresap lagi, dan
menyebabkan terjadinya genangan air atau aliran permukaan.
b. Zone 2, terdapat di lapisan bawah Zone 1, merupakan batuan
granit yang memiliki rekahan. Meskipun rekahan-rekahan
tersebut pada awalnya terbentuk secara alami, namun
akibat adanya kegiatan peledakan menyebabkan makin
bertambah besar dan bertambah banyak, sehingga air yang
terdapat pada zone 1 mengalir ke zone 2 melalui rekahanrekahan yang saling berhubungan dan terakumulasi pada
suatu tempat. Keterdapatan air tanah di Kabupaten Karimun
dapat di bedakan menjadi tiga jenis akuifer. Yaitu akuifer
berproduksi sedang, akuifer produktivitas kecil dan akuifer
air tanah langka (peta hidrogeologi).
- Akuifer dengan produktivitas sedang yaitu akuifer tidak
menerus, keterusan rendah, muka air tanah umumnya
beragam, debit < 5 L/detik. Persebaran jenis akuifer ini
menempati sebagian besar Pulau Karimun Besar, Pulau
Kundur, Pulau Gunung Papan, Pulau Belat, Pulau Parit dan
bagian pantai Pulau Buru.
- Akuifer dengan produktivitas kecil, muncul setempat,
umumnya keterusan sangat rendah, air tanah dangkal
setempat dalam jumlah yang terbatas dapat diperoleh
pada zone pelapukan batuan padu atau di daerah dataran.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

47

Sebaran jenis akuifer ini di bagian Tengah Pulau Karimun


Besar, Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau Parit, Pulau Buru
dan pulau kecil lainnya.
Daerah air tanah langka dengan akuifernya pasir dari
lapukan granit, celahan atau rekahan granit itu sendiri
dimana produktivitasnya sangat kecil terdapat di daerah
perbukitan Pulau Karimun Besar, sebagian kecil Pulau
Kundur, Pulau Gunung Papan dan Pulau Parit

II.1.7.2. Mata Air


Di sebelah Utara Pulau Karimun Besar terdapat Air Terjun
Pongkar yang saat ini menjadi kawasan wisata. Mata air dengan
debit yang besar menjadi potensi sumberdaya air yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti air minum,
irigasi, pertanian dan lain-lain. Mata air yang sudah di manfaatkan
di Kabupaten Karimun antara lain berada di Pulau Karimun Besar
dengan debit kurang lebih 2 liter/detik yaitu di Mata Air Terjun
Pongkar yang berada di Desa Pongkar Kecamatan Tebing. Sumber
mata air lainnya pada umumnya berada di hulu sungai atau di
lereng kaki bukit seperti di hulu Sungai Kundur di Kecamatan
Kundur Barat. Debit mata air-mata air lainnya mempunyai debit
yang < 1 liter/detik.
Tabel II.5.
Parameter Kualitas Air Pada Beberapa Lokasi di Kabupaten Karimun
Suhu
(0C)

pH

P. Kundur

29,5

P. Durian

30

P. Tulang
P. Nipah

Lokasi

Salinitas
(ppt)

DO
(ppm)

7,0

39

6,0

6,9

37,5

5,5

30

7,2

37

5,9

30,5

7,3

37

7-8,5

32-34

Standar Baku Mutu 28-32

NH3
(ppm)

NO2
(ppm)

NO3
(ppm)

PO4
(ppm)

CaCO3
(ppm)

0,4

15

19,5

3,5

190

0,35

17,5

22

200

0,3

18,5

19

5,7

185

6,1

0,15

14

20,5

7,1

190

5-7,5

< 0,5

< 25

< 50

5-10

>150

Sumber : Kepulauan Riau Dalam Angka Tahun 2009

II.1.8. Klimatologi
Wilayah Kabupaten Karimun merupakan bagian dari kepulauan
di Indonesia mempunyai iklim basah yang sangat dipengaruhi oleh
perubahan angin yang melewatinya. Arah angin berasal dari arah
Utara, Timur Laut, Barat Laut, Tenggara, Selatan dan Barat Laut.
Angin yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan pelayaran dan
perikanan adalah angin Utara, Selatan dan Barat Laut. Kecepatan
angin maksimum terjadi pada musim penghujan yaitu bulan
48

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Desember dan Januari dengan rata-rata kecepatan perhari 5 knot.


Sebagaimana daerah tropis lainnya, Kabupaten Karimun hanya
mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Musim kemarau di Kabupaten Karimun pada umumnya terjadi
sepanjang bulan Februari sampai dengan bulan Juni. Berdasarkan
data dari stasiun BMG Tanjung Balai Karimun, rata-rata curah hujan
tahun 2006-2010 di Kabupaten Karimun sebesar 218,025 mm/
tahun, mengalami titik terendah pada tahun 2009. Pada periode
tersebut, rata-rata curah hujan hanya sebesar 213,16 mm/tahun
dengan musim kemarau terjadi pada bulan Januari dan Februari,
serta Mei dan September. Sementara itu temperatur rata-rata
udara tahun 2006-2010 berkisar antara 27,20-28,60 dengan
tingkat kelembaban 76-86 persen. Keterangan selengkapnya lihat
Tabel II.6.
Tabel II.6.
Rata-rata Penyinaran Matahari, Curah Hujan dan Jumlah Hari Curah Hujan
di Tanjung Balai Karimun per Bulan Tahun 2010
Bulan
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Rata-rata 2010
Rata-rata 2009
Rata-rata 2008
Rata-rata 2007
Rata-rata 2006

Penyinaran Matahari

Curah Hujan

Jumlah Hari Curah Hujan

129,6
32,5
102,1
245,2
196,2
170,3
350,5
424,5
167,9
125,1
260,5
120,5
193,7
188,4
230,4
226,7
226,6

13
4
15
17
16
20
22
18
20
13
23
12
16
16
17
18
15

60
66
64
67
59
45
37
46
49
42
45
47
52
53
53
49
53

Sumber : Stasiun Meteorologi & Geofisika Tanjung Balai Karimun

Perubahan cuaca dipengaruhi unsur-unsur iklim seperti


temperatur, suhu dan curah hujan. Menurut Schmidt dan Ferguson,
tipe iklim Kabupaten Karimun bertipe A2 dengan bulan basah lebih dari
sembilan bulan dan bulan kering antara 2 hingga 3 bulan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

49

Tabel II.7.
Tipe Iklim Menurut Schmidt Ferguson
Type

Bulan
Basah

Kering

>9
>9
7-9
7-9
7-9
7-9
7-9
7-9
7-9
7-9
7-9
<3
<3
<3

<2
2-3
<2
2-3
4-6
<2
2-3
4-6
<2
2-3
4-6
<2
2-3
>7

A1
A2
B1
B2
B3
C1
C2
C3
D1
D2
D3
E1
E2
E3

Sumber : Hasil Analasis (Dokumen Rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031)

II.1.9. Penggunaan Lahan


Penggunaan lahan di Kabupaten Karimun berupa lahan kering
campuran, lahan kering, semak belukar dan hutan mangrove,
lebih dominan terdapat di Kabupaten Karimun seluas 104.727
Ha atau seluas 68,70 % dari total luas areal Kabupaten Karimun
seluas 152.400 Ha. Sedangkan penggunaan lahan yang lainnya
terdiri dari kawasan pertambangan, permukiman, tanah kosong,
belukar rawa, hutan, kebun dan rawa (gambut) menempati lahan
seluas 35.143 Ha atau dengan persentase 23,03 % dari total luas
kabupaten. Dari keadaan tersebut dapatlah disimpulkan bahwa
kawasan yang dominan di Kabupaten Karimun, adalah kawasan
lahan kering campuran dan lahan kering dengan kegiatan
bertumpu pada sektor perkebunan dan pertanian dengan total
luasan 44,08 % dari total luas kabupaten. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel II.8.
Penggunaan Lahan di Kabupaten Karimun
No
1
2
3
4
5
6
7

50

Penggunaan Lahan
Belukar
Kebun
Rawa
Awan (tidak terdeteksi citra satelit)
Tanah Kosong
Lahan kering campuran
Belukar rawa

Ha
17,761
1,841
0,202
12,529
10,927
44,613
10,014

%
11,65
1,2
0,13
8,22
7,16
29,27
6,57

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

No
8 Lahan kering
9 Pertambangan
10 Permukiman
11 Hutan
12 Hutan Mangrove
Total

Penggunaan Lahan

Ha
22,58
3,198
2,404
6,557
19,773
152,399

%
14,81
2,1
1,57
4,3
12,97
100

Sumber : Hasil interprestasi citra landsat etm 5 + 7 tahun 2008 (dokumen Rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031)

Sementara luasan hutan lindung sebagai daerah perlindungan


di Kabupaten Karimun mempunyai luas 5.773,21 Ha, yang meliputi:
(i) Hutan Lindung P. Karimun Kecil dengan luas 380,39 Ha; (ii)
Hutan Lindung Gn. Jantan-Gn. Betina mempunyai luas 1.584,42
Ha; (iii) Hutan Lindung P. Combol mempunyai luas 1.978,80 Ha;
(iv) Hutan lindung P. Panjang dengan luas 463,3 Ha; dan (v) Hutan
lindung P. Durian dengan luas 1.366,30 Ha. Berikut ini adalah tabel
Daftar Hutan Lindung di Kabupaten Karimun Tahun 2009 :
Tabel II.9.
Daftar Hutan Lindung di Kabupaten Karimun Tahun 2009
Nama/Lokasi hutan Lindung
P. Karimun Kecil

Luas (Ha)
380,39

Gn. Jantan-Gn. Betina

1.584,42

P. Combol

1.978,80

P. Panjang

463,3

P. Durian

1.366,30

Jumlah

5.773,21

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Peternakan Provinsi kepulauan Riau tahun 2009

II.1.10. Kondisi Pesisir dan Laut


Sebagai wilayah kepulauan, Kabupaten Karimun memiliki
wilayah perairan jauh lebih luas dibandingkan dengan
wilayah daratannya. Luasan wilayah perairan Kabupaten
Karimun mencapai 80 % dari luas wilayah keseluruhan. Untuk
mengidentifikasi kondisi pesisir dan laut dapat ditinjau dari
berbagai aspek diantaranya pasang surut, morfologi garis pantai,
ekosistem, dan potensi kelautan.
II.1.10.1. Pasang Surut
Tipe pasang surut Kabupaten Karimun adalah tipe ganda
(semi diurnal) yang berarti dalam jangka waktu 24 jam terdapat
2 kali pasang dan dua kali surut. Selisih pasang tertinggi
dengan surut terendah pada saat pasang purnama mencapai
3,7 meter. Adapun selisih pada saat pasang perbani adalah 0,2
meter (Daftar Pasang Surut Kepulauan Indonesia Tahun 2007,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

51

Dishidros TNI-AL, stasiun pengukuran Pasir Panjang Pulau


Karimun Besar).
II.1.10.2. Karakteristik Garis Pantai
Karakteristik garis pantai dapat dilihat dari materi batuan
penyusun dan tingkat kemiringan lahan. Morfologi pantai di
Kabupaten Karimun pada umumnya termasuk landai hingga
sedang. Relief tebing/ cli hanya berada di sebagian Pulau
Karimun Besar yaitu di Tanjung Melolo, Tanjung Puluh, Tanjung
Selayang sampai Tanjung Bulak Asap; Pulau Tambelas; dan
Pulau Karimun Kecil di ujung Utara dan Selatan. Adapun jika
ditinjau dari material penyusunnya cukup bervariasi antara
pantai lumpur, pantai pasir, dan karang (coral).
II.1.10.3. Ekosistem Pesisir
Beberapa ekosistem khas pesisir seperti mangrove, terumbu
karang, estuari, dan padang lamun tersebar di wilayah-wilayah
pesisir Kabupaten Karimun. Keberadaan berbagai ekosistem
tersebut merupakan potensi alam yang mampu memberikan
nilai ekonomis jika dibudidayakan secara optimal.
II.1.11. Potensi Pengembangan Wilayah
II.1.11.1. Kelautan dan Perikanan
Aktivitas perikanan di Kabupaten Karimun berpotensi
didorong sebagai sektor strategis yang mendukung
pengembangan wilayah kepulauan terutama jika dikaitkan
dengan pengembangan perekonomian masyarakat. Kegiatan
perikanan kelautan yang dapat dikembangkan terdiri atas
kegiatan perikanan tangkap, tambak, dan keramba jaring
apung. Area tangkap yang paling potensial untuk kegiatan
perikanan tangkap adalah pada gugusan Pulau Combol
(Kecamatan Moro) karena dukungan ekosistem pesisir yang
sangat sesuai untuk berkembangnya biota laut. Sejauh ini
aktivitas penangkapan ikan masih dilakukan secara tradisional
dengan ketersediaan sarana dan prasarana pengolahan hasil
tangkapan yang kurang memadai. Adapun untuk kegiatan
budidaya tambak di Kabupaten Karimun tersebar di pesisir
pulau-pulau besar serta memiliki sungai yang bermuara di
daerah pesisir seperti Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau Sugi,
Pulau Papan serta Pulau Mandar. Untuk pengembangan
52

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

keramba jaring apung, wilayah yang paling potensial untuk


dikembangkan adalah perairan Desa Keban, Kecamatan Moro.
Hal tersebut didukung oleh keberadaan investor swasta, PT.
Indomarine, yang telah mengembangkan budidaya ikan kakap
dan kerapu dengan sistem keramba jaring apung dengan luas
areal 2,94 hektar.
Produksi perikanan pada tahun 2010 mengalami
peningkatan dari sisi volume maupun nilainya. Begitu juga
dengan jumlah nelayan meningkat dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan volume dan nilai produksi perikanan untuk tahun
2010 jumlah produksi perikanan di Kabupaten Karimun adalah
26.514,88 ton dengan jumlah nilai Rp 538,035 milyar. Jumlah
tersebut merupakan kumulasi dari jumlah produksi dimasingmasing kecamatan yang meliputi:
a. Kecamatan Moro, jumlah produksi di kecamatan ini
mencapai 7.373,44 ton dengan nilai Rp 207,217 milyar;
b. Kecamatan Durai, jumlah produksi di kecamatan ini
mencapai 102,03 ton dengan nilai Rp 2,249 milyar;
c. Kecamatan Kundur, Kundur Utara, Kundur Barat, jumlah
produksi di kecamatan ini mencapai 9.359,84 ton dengan
nilai Rp 110,475 milyar;
d. Kecamatan Karimun, jumlah produksi di kecamatan ini
mencapai 1.863,29 ton dengan nilai Rp. 43,260 milyar;
e. Kecamatan Buru, jumlah produksi di kecamatan ini
mencapai 2.730 ton dengan nilai Rp. 35,046 milyar;
f. Kecamatan Meral, jumlah produksi di kecamatan ini
mencapai 4.245,64 ton dengan nilai Rp. 113,885 milyar;
g. Kecamatan Tebing, jumlah produksi di kecamatan ini
mencapai 839,94 ton dengan nilai Rp. 25,9 milyar.
Tabel II.10.
Volume dan Nilai Produksi Perikanan menurut Kecamatan di Kabupaten Karimun 2010
Produksi (Ton)

Nilai (000 Rp.)

Moro

Kecamatan

7.373,44

207.217.678,0

Durai

102,03

2.249.950,0

9.359,84

110.475.504,5

Karimun

1.863,29

43.260.120,0

Buru

2.730,70

35.046.780,0

Meral

4.245,64

113.885.677,0

Kundur, Kundur Utara, Kundur Barat

Tebing

839,94

25.900.015

Jumlah

26.514,88

538.035.724,5

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karimun tahun 2010

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

53

Sementara jika dilihat dari jumlah produksi perikanan dan


nilai yang diperoleh dalam kurun lima tahun terakhir, yakni dari
tahun 2006 hingga tahun 2010, menunjukkan bahwa jumlah
produksi dan nilai terus mengalami peningkatan. Berikut ini
adalah tabel jumlah produksi perikanan dan nilainya dari tahun
2006 hingga tahun 2010.
Tabel II.11.
Volume dan Produksi Perikanan 2005-2010
Tahun

Jumlah Produksi (Ton)

Nilai Rp (000)

2006

6.795,90

127.715.683,00

2007

16.590,89

259.619.029,76

2008

18.249,98

285.580.932,74

2009

20.074,99

362.833.951,12

2010

26.514,88

538.035.724,50

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karimun tahun 2006-2010

Sementara berdasarkan volume dan nilai ekspor hasil


perikanan laut per bulan di Kabupaten Karimun pada tahun
2010 menunjukkan bahwa pada bulan Maret, Mei-Agustus
dan Desember, volume ekspor mencapai lebih dari 1.000
ton, sementara volume ekspor terendah terjadi pada bulan
September yaitu sebesar 637,34 ton. Total volume ekspor
perikanan pada tahun 2010 adalah 11.529,21 ton dengan nilai
Rp. 208,462 milyar.
Jika dinilai volume dan nilai ekspor hasil perikanan laut
per bulan di Kabupaten Karimun dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir yakni dari tahun 2007-2010, menunjukkan peningkatan
yang cukup signifikan baik volume maupun nilai ekspornya.
Berikut ini tabel volume nilai ekspor hasil perikanan laut per
bulan di Kabupaten Karimun Tahun 2010.
Tabel II.12.
Volume dan Nilai Ekspor Hasil Perikanan Laut per Bulan
di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Volume Ekspor (Ton)

Nilai Ekspor (000 Rp)

Januari

Bulan

983,15

17.890.720,00

Pebruari

773,50

13.016.952,00

1.072,83

18.763.083,00

939,80

17.472.416,00

Maret
April
Mei

1.007,40

18.134.858,00

Juni

1.023,37

19.771.588,00

Juli

1.093,70

20.520.416,00

Agustus

1.028,54

18.195.950,00

54

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Volume Ekspor (Ton)

Nilai Ekspor (000 Rp)

September

Bulan

637,34

10.682.474,00

Oktober

978,37

18.195.950,00

November

950,43

16.944.208,00

Desember

1.040,78

17.965.571,00

Jumlah

11.529,21

208.462.049,00

2009

11.128,34

191.465.068,00

2008

9.197,32

100.644.062,00

2007

8.767,23

53.665.606,00

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karimun tahun 2010

a. Ketersediaan Nelayan Perikanan Laut


Berdasarkan data tahun 2010, jumlah pemilik usaha
perikanan terbesar berada di Kecamatan Meral dengan
jumlah 1.033, dengan jumlah buruh nelayan sebanyak
4.748,- disusul Kecamatan Moro dengan jumlah 996
dengan jumlah buruh nelayan sebanyak 3.583. Sementara
jumlah pemilik usaha perikanan terkecil berada Kecamatan
Kundur Barat dengan pemilik usaha jumlah 56 dengan
jumlah buruh nelayan sebayak 302 orang.
Jika dilihat kecenderungannya, jumlah pemilik usaha
dari tahun 2007-2010 mengalami penurunan sementara
jumlah buruh nelayan justru mengalami peningkatan.
Tabel II.13.
Jumlah Nelayan Perikanan Laut yang Menggunakan Kapal Bermotor Menurut Status
Kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Kecamatan
Moro
Durai
Kundur
Kundur Utara
Kundur Barat
Karimun
Buru
Meral
Tebing
Jumlah
2009
2008
2007
2006

Banyaknya Nelayan
Pemilik Usaha
Buruh Nelayan
996
259
92
156
56
491
587
1.033
587
4.257
3.971
5.464
5.464
5.304

3.583
822
513
327
302
2.051
1.627
4.748
1.627
15.600
15.193
13.348
13.348
13.308

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karimun tahun 2010

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

55

Dalam mendukung operasi penangkapan ikan, jenis kapal


yang digunakan oleh para nelayan di Kabupaten Karimun
berupa kapal bermotor dan kapal tanpa motor. Ketersediaan
dan jumlah kapal ini berbeda-beda antar wilayah. Dimana di
Kabupaten Karimun dalam mendukung operasi penangkapan,
Pemerintah Kabupaten Karimun membagi daerah operasi
dalam 3 wilayah penangkapan, yakni (i) wilayah I yang meliputi:
Karimun, Buru, Meral dan Tebing; (ii) wilayah II yang meliputi:
Kundur, Kundur Utara dan Kundur Barat; dan (iii) wilayah III
yang meliputi: Moro dan Durai.
Ketersediaan kapal/perahu penangkap ikan yang beroperasi
jika dinilai dari kecenderungannya dari tahun 2009-2010,
jumlah kapal bermotor mengalami sedikit penurunan dari
3.971 menjadi 3.407 unit sedangkan kapal tanpa motor
mengalami pada terus mengalami kenaikan pada tahun 2006
2010 menjadi 3.339 unit dari 2.784 unit di tahun 2006.
Tabel II.14.
Jumlah Kapal/Perahu Penangkap Ikan yang Beroperasi menurut Jenis Kapal dan Wilayah
Penangkapan di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Kecamatan
Wilayah III
Moro
Durai
Wilayah II
Kundur
Kundur Utara
Kundur Barat
Wilayah I
Karimun
Buru
Meral
Tebing
Jumlah
2009
2008
2007
2006

Jenis Kapal/Perahu Yang Digunakan


Bermotor
Tanpa Motor

Jumlah

1.301
277

1.216
384

2.517
661

51
54
83

236
250
426

287
304
509

249
880
172
340
3.407
3.971
2.899
2.899
2.477

258
235
147
187
3.339
2.784
2.961
2.961
1.959

507
1.115
319
527
6.746
6.755
5.860
5.860
4.436

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karimun tahun 2010

b. Potensi dan Pemanfaatan Budidaya Perikanan dan


Kelautan
Dalam mendukung pengembangan di sektor perikanan
dan kelautan di Kabupaten Karimun, optimalisasi potensi
56

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

budidaya perikanan dan keluatan terus dilakukan. Beberapa


potensi yang sudah dikembangkan antara lain Keramba
Jaring Apung, Keramba Tancap, Tambak, Kolam dan Rumput
Laut. Berikut ini adalah tabel potensi dan realiasi jenis
budidaya perikanan dan kelautan di Kabupaten Karimun
sampai dengan tahun 2009.
Tabel II.15.
Potensi dan Pemanfaatan Budidaya Perikanan & Kelautan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Karimun Tahun 2009
Jenis Budidaya
Keramba Jaring
Apung

Potensi

Realisasi

Potensi

Realisasi

1000

428

243

12

20

445

130

Durai

29

0,5

35

0,5

25

60

2,5

1.750

28

400

325

29,5

0,6

Kundur/ Kundur
Utara/ Kundur
Barat
Karimun

Potensi

Moro

Realisasi

Realisasi

Rumput Laut

Potensi

Kolam

Realisasi

Tambak

Potensi

Kecamatan

Keramba
Tancap

100

80

20

4011

12

Buru

10.500

100

750

1.045

0,11

175

0,23

960

0,20

Meral

110

0,25

10,04

4,12

28

0,32

Tebing

50

108

18

19,82

9,42

13.539

560,5

1.584

44

1.820,25

33,11

257

28,37

1.52

135,02

Kab. Karimun

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karimun tahun 2010

Jika dilihat data pada tabel diatas maka jenis budidaya


yang realisasinya melebihi potensinya terdapat pada
keramba jaring apung dan rumput laut, sedangkan jenis
budidaya lain misalnya keramba tancap, tambak dan
kolam, realisasinya masih dibawah potensi yang dimiliki.
Hal ini menunjukkan ketiga jenis budidaya tersebut perlu
mendapat perhatian pemerintah untuk dikembangkan.
II.1.11.2. Pertanian
Sektor pertanian dikelompokkan ke dalam 5 sub sektor,
yaitu tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan,
dan kehutanan. Sektor ini masih memegang peranan sebagai
sumber penghasilan utama bagi sebagian besar penduduk
Kabupaten Karimun. Diantara kelima sub sektor pertanian
yang terdapat di Kabupaten Karimun, sub sektor yang paling
menonjol peranannya adalah sub sektor perikanan. Hal ini
wajar mengingat kondisi geografis Kabupaten Karimun terdiri
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

57

atas wilayah lautan yang cukup luas yang kaya akan potensi
perikanan dan hasil laut lainnya.
a. Kesesuaian lahan
Berdasarkan keadaan dan jenis tanahnya, maka dari jenis
jenis tanah tersebut dapatlah dianalisis kesesuaian lahannya,
adapun pada jenis tanah gabungan EnisolHislosolUlisol
yang berada di Kabupaten Karimun karena faktor pembatas
lereng maka semua jenis komoditi pertanian memerlukan
input tinggi untuk dibudidayakan, terutama di sekitar hutan.
Adapun jenis tanah Entrosol yang paling luas dan umumnya
dipakai sebagai permukiman cocok digunakan untuk kegiatan
pertanian. Adapun mayoritas jenis tanah di Kabupaten
Karimun cocok untuk digunakan sebagai tanaman pangan
(padi sawah, gogo), jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu,
sayuran, kopi, coklat, kelapa dan karet. Untuk lebih jelasnya
jenis tanah dapat dilihat pada Tabel II.16.
Tabel II.16.
Jenis Tanah di Kabupaten Karimun
No

Luas (ha)

Entisol ( aluvial , Ulosol )

Jenis Tanah

109.510

71,85

Hislosol ( organosol )

36.760

24,12

Ulisol ( glei humus, podsolik merah kuning )

6.130

4,03

152.400

100

Total
Sumber : Dokumen Rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031

Secara khusus berdasarkan jenis tanah di Kabupaten


Karimun, sebagaimana tercantum dalam tabel diatas, maka
lahan-lahan yang sesuai untuk pengembangan komoditas
pertanian seperti pisang, nanas, karet dan tebu seluas 414,8
ha, yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian
jenis Pasture, Jambu Monyet, Kelapa dan Lada seluas 227,3
ha, yang sesui untuk pengembangan komoditas pertanian
jenis Kapas seluas 187,5 ha, yang sesuai untuk pengembangan
komoditas pertanian jenis Tidal dan Sagu seluas 189,2 ha,
untuk pengembangan komoditas pertanian jenis teh seluas
9.533 ha dan yang sesuai untuk pengembangan komoditas
pertanian jenis Tembakau seluas 38.09 ha. Berikut ini adalah
tabel Kesesuaian Lahan di Kabupaten Karimun

58

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Tabel II.17.
Kesesuaian Lahan Di Kabupaten Karimun
No

Kesesuaian Lahan

Luas Lahan (Ha)

Pisang, Nanas, Karet dan Tebu

414.8

Pasture, Jambu Monyet, Kelapa dan Lada

227.3

Kapas

187.5

Tidal dan Sagu

189.2

Tea

9.533

Tembakau

38.09

Sumber : Hasil Analisis GIS, 2010 (dokumen Rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031)

b. Pertanian Tanaman Pangan


Tanaman pangan tercatat ada enam jenis yang diusahakan
di Kabupaten Karimun, yaitu padi ladang, jagung, ubi kayu,
ubi jalar, talas, dam kacang tanah. Keenam jenis tanaman
pangan tersebut diusahakan secara merata hampir di
seluruh wilayah Kabupaten Karimun kecuali di Kecamatan
Durai. Produktifitas tanaman pangan pada tahun 2010 ratarata mengalami penurunan kecuali ubi jalar dan kacang
tanah. Dan tanaman pangan yang diusahakan, kacang tanah
mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini disebabkan
karena produksi kacang tanah pada tahun 2010 meningkat
walaupun dari luasan tanam dan panen menurun.
Tabel II.18.
Produktifitas Tanaman Pangan di Kabupaten Karimun Menurut
Jenis Tanaman dan Kecamatan Tahun 2010 (kuintal per ha)
Padi Ladang

Jagung

Talas

Ubi Kayu

Ubi Jalar

Kacang tanah

Moro

Kecamatan

32

38

25

Durai

Kundur

20

45

43,5

Kundur Utara

30

19

24

48,8

Kundur Barat

25

19

45

Karimun

38

Buru

18

45

7,5

Meral

20

38

34

Tebing

18

44

34

Jumlah

28,9

19,7

32

38,7

40,8

86,8

2009

NA

36,8

35,4

40

27,4

27,7

2008

NA

19,4

32,3

20,3

19,9

27,9

2007

NA

20,3

35,4

20,3

20,2

28,3

2006

NA

20,6

35,4

21

22,5

Sumber : Karimun Dalam Angka 2010

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

59

c. Perkebunan
Tanaman perkebunan yang banyak diusahakan di
Kabupaten Karimun diantaranya adalah karet, kelapa,
cengkeh, kopi, lada, dan gambir. Jenis usaha perkebunan
yang diusahakan di Kabupaten Karimun seluruhnya
merupakan perkebunan rakyat. Jenis tanaman yang menjadi
primadona di kalangan petani perkebunan adalah tanaman
karet dan kelapa. Daerah penghasil utama kedua jenis
tanaman ini terdapat di Pulau Kundur. Pada tahun 2010 hasil
komoditas perkebunan di Kabupaten Karimun rata-rata tidak
mengalami peningkatan atau hampir sama kecuali cengkeh
yang mengalami peningkatan lebih dari 2 kali lipat dari tahun
sebelumnya. Hasil produksi tanaman perkebunan relatif
menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tabel II.19.
Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Kecamatan
di Kabupaten Karimun Tahun 2010 (Ton)
Karet

Kelapa

Cengkeh

Kopi

Lada

Moro

Kecamatan

11

18

0,41

Durai

13

33

Kundur

1.079

914

0,4

0
0,54

0
17,2

Kundur Utara

3.264

277

202,1

Kundur Barat

1.181

102

137,5

Karimun

26

32

Baru

12

19

Meral

20

Tebing

Gambir

19

Jumlah

5.601

1.434

1,4

0,54

0,41

356,8

2009

5.602,40

1.434,20

0,6

0,5

0,41

357

2008

5.624

1.462

0,88

0,51

372

2007

5.789

1.611

1,3

1,1

418

2006

5.896

1.625

413

2005

306,73

496

7,5

30

60

Sumber : Karimun Dalam Angka 2010

d. Peternakan
Salah satu sasaran pembangunan sub sektor peternakan
adalah untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak
dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat. Pada tahun 2010
populasi ternak besar yang tercatat adalah sapi sebanyak
1.125 ekor, kambing 6.505 ekor dan babi 2.183 ekor. Dari
ketiga ternak besar yang diusahakan pada tahun 2010
mengalami peningkatan populasi. Berikut ini adalah tabel
60

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Populasi Ternak Besar Menurut Jenis dan Kecamatan di


Kabupaten Karimun Tahun 2010.
Tabel II.20.
Populasi Ternak Besar Menurut Jenis dan Kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Kecamatan

Sapi

Kerbau

Kambing

Babi
14

Moro

81

353

Durai

10

230

Kundur

485

1.684

614

Kundur Utara

314

1.391

157

Kundur Barat

162

1.661

469

Karimun

15

30

83

Buru

52

Meral

42

510

80

Tebing

13

150

766

Jumlah / Total

1.125

6.505

2.183

2009

1.122

6.097

2.041

2008

1.133

6.039

2.194

2007

1.420

7.090

1.363

2006

1.393

7.086

9.145

2005

1.221

5.990

1.353

Sumber : Karimun Dalam Angka 2010

Sementara itu pada jenis ternak unggas, jumlah ternak


yang diusahakan pada tahun 2010, tercatat jenis ayam ras
pedaging sebanyak 107.900 ekor, ayam ras petelur 28.400
ekor, ayam kampung 40.135 ekor dan itik 3.477 ekor.
Populasi dari keempat jenis ternak yang diusahakan ayam
ras pedaging pada tahun 2010 mengalami peningkatan
dibanding ketiga ternak yang lain walaupun kurang
signifikan. Berikut ini adalah tabel populasi ternak unggas
menurut jenis dan kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun
2010.
Tabel II.21.
Populasi Ternak Unggas menurut Jenis dan Kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Ayam Ras Pedaging

Ayam Ras Petelur

Ayam Kampung

Moro

Kecamatan

1.200

1.424

Durai

300

760

400

Kundur

35.400

18.500

15.788

1.400

Kundur Utara

1.900

8.150

150

Kundur Barat

21.200

6.400

12.333

1.117

400

210

2.000

310

Karimun
Buru

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Itik

61

Kecamatan

Ayam Ras Pedaging

Ayam Ras Petelur

Ayam Kampung

Itik
80

Meral

33.500

500

870

Tebing

12.000

3.000

600

20

107.900

28.400

40.135

3.477

2009

95.300

28.400

40.313

3.477

2008

105.400

86.000

40.583

3.077

2007

74.000

93.700

245.360

10.398

2006

251.986

18.517

502.505

2.565

2005

59.150

74.450

43.970

10.245

Jumlah/Total

Sumber : Karimun Dalam Angka 2010

II.1.11.3. Energi dan Sumber Daya Mineral


Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, maka potensi sumber daya
mineral atau bahan galian yang terdapat di daerah harus dapat
dimanfaatkan secara optimal. Potensi bahan galian tersebut
akan dapat memberikan kontribusi yang sangat besar, terutama
kepada daerah sehingga kemajuan pembangunan baik fisik
maupun nonfisik akan dapat terlaksana dengan lancar. Jenisjenis bahan galian itu diantaranya adalah:
1) Logam
Sumber daya logam di Kabupaten Karimun antara lain
bijih timah, bauksit dan bijih besi
2) Non Logam
Kabupaten Karimun memiliki potensi sumber daya non
logam seperti batu granit, pasir laut, pasir darat, batu apung
dan batu andesit.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.22,
dimana Persebaran Bahan Galian Pulau Karimun merupakan
pulau dengan catchment area yang bersifat optimal untuk
menampung dan menyimpan air dibandingkan dengan
pulau-pulau yang lainnya karena mempunyai daerah
resapan yang baik dengan ukuran yang cukup besar
Tabel II.22.
Persebaran Sumber Daya Mineral Kabupaten Karimun
Sumberdaya Mineral
Batuan granit
Bijih timah

62

Daratan/Perairan
sebagian besar berada di Pulau Karimun Besar dan Pulau Karimun Kecil,
serta Pulau Kundur (granit Kundur).
berada di dasar perairan sebelah Barat Pulau Karimun Besar, dasar perairan
sebelah Barat Pulau Kundur, dasar perairan sekitar Gugusan Pulau Durai,
dasar perairan sebelah Selatan Pulau Citlim, serta dasar perairan sebelah
Timur Pulau Karimun Kecil.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Sumberdaya Mineral
Pasir laut
Pasir darat

Daratan/Perairan
berada di dasar perairan sebelah Utara dan Selatan gugusan Pulau Combol,
serta dasar perairan seputar gugusan Pulau Durai.
terkonsentrasi pada bagian utara Pulau Sugi dan Pulau Combol,
Kecamatan Moro

Bauksit dan bijih besi

meliputi Pulau Tambelas Pulau Merak, Pulau Parit, Pulau Papan, Pulau Belat,
Pulau Ngai, Pulau Peropos P. Durian, Pulau Sekajang, Pulau Panjang,
Pulau Degong, Pulau Beneh, Pulau Kas dan Pulau Sanglar

Batu andesit

terdapat di Pulau Sugi dan Pulau Combol, Kecamatan Moro.

Sumber :

Dinas Pertambangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Karimun (dokumen Rancangan RTRW Kabupaten
Karimun 2011-2031)

Dalam beberapa tahun terakhir, kontribusi sektor


pertambangan terhadap PDB Kabupaten Karimun cenderung
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena tutupnya
salah satu perusahaan besar pertambangan batu granit,
dan adanya larangan ekspor pasir darat yang sebelumnya
merupakan salah satu komoditas hasil tambang andalan di
Kabupaten Karimun, selain batu granit dan timah. Meskipun
demikian pada tahun 2009, produksi batu granit di Kabupaten
Karimun mengalami peningkatan sebesar 9.489.695 ton. Untuk
produksi timah, bijih timah mencapai 5.217 Ton Sn dan logam
timah mencapai 3.891,84 M.Ton. Sedangkan ekspor timah ke
Singapura adalah sebesar 3.640 M.Ton.
Tabel II.23.
Produksi (Ton) Batu Granit, Bijih Timah dan Logam Timah per Bulan
di Kabupaten Karimun Tahun 2009
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah/ Total
2008
2007
2006

Batu Granit
838.164
667.238
755.258
790.427
832.136
923.217
747.899
820.982
1.068.263
716.655
627.853
701.603
9.489.695
5.333.025
6.907.709
8445.921

Produksi
Bijih Timah
300,00
407,00
273,00
327,00
405,00
405,00
346,00
379,00
555,00
614,00
520,00
686,00
5.217,00
3.827,56
4.540,00
5.286.584,00

Logam Timah (M. Ton)


339,31
485,40
495,09
371,85
392,96
419,25
294,05
234,60
53,33
467,72
256,30
81,99
3.891,84
3.481,70
4.220,276
4.912.592

Ekspor ke Singapura
(M. Ton)
400,00
600,00
860,00
360,00
360,00
340,00
220,00
500,00
3.640,00
3.425
4.37
4.34

Sumber : PT. Tambang Timah Kundur tahun 2010

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

63

II.1.11.4. Pariwisata
Kunjungan wisatawan ke Karimun mengalami penurunan
terus-menerus sejak tahun 2002 sampai dengan 2010. Hal
ini antara lain disebabkan adanya peningkatan penegakan
hukum masalah pekat (penyakit masyarakat) khususnya judi
dan protistusi, serta beralihnya kunjungan wisatawan dari
Singapura dan Malaysia ke wilayah Bintan (Lagoi) sebagai
destinasi yang menarik. Padahal hampir 96% wisatawan berasal
dari Singapura dan Malaysia.
Berdasarkan data kedatangan wisatawan mancanegara dari
tahun 2002-2010 terus mengalami penurunan, pernah sekali
pada tahun 2004 mengalami kenaikan, 3,84%. Penurunan
tertinggi terjadi pada tahun 2009 hingga mencapai 24,48%.
Secara detail laju kedatangan wisatawan mancanegara ke
Kabupaten Karimun tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel II.24.
Laju Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Kabupaten Karimun Tahun 2002-2010
Tahun

Wisman

2002

236.522

Laju Kedatangan (%)


-

2003

220.976

-6,57

2004

229.459

3,84

2005

195.041

-15

2006

167.538

-14

2007

152.463

-8,99

2008

136.322

-10,58

2009

101.632

-24,48

2010

100.908

-0,71

Sumber : Survei Inbound Outbound Tourism 2002-2010

Jika dilihat antar bulan dalam satu tahun, data tahun


2010 menunjukkan bahwa bulan Desember adalah bulan puncak
kunjungan wisatawan. Tentunya hal ini terkait dengan libur akhir
tahun. Bulan paling sepi adalah bulan Agustus dan kondisi ini
diperkirakan terkait dengan masa awal masuk sekolah.
12 000
10 000
8 000
6 000
4 000
2 000

Jan

64

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul Agust Sep

Okt

Nop

Des

Gambar II.3.
Jumlah Wisatawan
Mancanegara
Kabupaten Karimun
Per Bulan Tahun 2010

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

a. Obyek Wisata Kabupaten Karimun


Kedatangan wisatawan baik domestik maupun
mancanegara antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan
obyek wisata yang tersedia. Beberapa obyek wisata yang
tersedia di Kabupaten Karimun antara lain berupa Objek
Wisata Religius, Objek Wisata Budaya/Sejarah, Objek Wisata
Alam, Objek Wisata Pantai dan Agro Wisata. Berikut ini
adalah tabel jenis obyek wisata di Kabupaten Karimun.
Tabel II.25.
Jenis Objek Wisata Kabupaten Karimun
No.

Jenis Objek Wisata

Objek Wisata

Objek Wisata Religius

Mesjid Tua R. Abdul Gani, Mesjid Al Mubarak Meral,


Klenteng Tua, Gereja

Objek Wisata
Budaya/Sejarah

Prasasti Pasir Panjang, Makam Badang, Keramat Tanjung


Gelam, Adat Perkawinan, Barongsai, Reog, Mandi Syafar,
Sampan Layar Jong, Kesenian Kompang

Objek Wisata Alam

Air Terjun Pongkar, Air Panas Tanjung Utan, AirTerjun Bukit


Tembaga (sememal)

Objek Wisata Pantai

Agro Wisata

Pantai Pongkar, Pantai Pelawan, Pantai Lubuk, Pantai Gading,


Resort Telunas, Pantai Sugi-Moro, Pantai Pulau Tulang,
Pantai Timun
Agrowisata Durian, Agrowisata Nenas, Agrowisata Rambutan,
Agrowisata Cempedak

Sumber : Dokumen Rancangan RTRW Kab. Karimun Tahun 2011-2031

II.1.11.5. Air Bersih dan Listrik


a. Air bersih
Dalam mendukung pemenuhan pasokan air bersih di
Pemerintah Kabupaten Karimun melalui perusahaan air
minum daerahnya dalam hal ini UUAB Tanjung Balai Karimun,
UUAB Tanjung Batu dan UUAB Moro, telah memfasilitasi
pemenuhan pasokan air bersih kepada masyarakat. seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk, meningkat pula
jumlah kebutuhan air bersih. Berdasarkan data Perusda
UUAB Kabupaten Karimun, jumlah pelanggan air bersih dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan. Jumlah pelanggan
UUAB Tanjung Balai Karimun, merupakan jumlah pelanggan
terbanyak dari tiga UUAB yang ada. Dari total pelanggan
tahun 2010 yakni 4.385 pelanggan, 3.390 pelanggan adalah
dibawah UUAB Tanjung Balai Karimun, sisanya merupakan
pelanggan UUAB Tanjung Batu dan UUAB Moro.
Jika dinilai dari ketersediaan jumlah produksi dan jumlah
yang disalurkan, ketersediaan air bersih di Kabupaten
Karimun belum semuanya tersalurkan ke pelanggan.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

65

Sehingga perlu adanya optimalisasi distribusi air bersih


tentunya dengan pengembangan jaringan yang memadai.
Berikut ini adalah tabel perkembangan produksi air bersih
dan jumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Karimun.
Tabel II.26.
Perkembangan Produksi Air Bersih dan Jumlah Pelanggan PDAM
Kabupaten Karimun Tahun 2010
Jumlah
Jumlah Yang
Jumlah
Produksi
Nilai Produksi (Rp)
Nama Perusahaan Air Minum
Disalurkan(m3)
(m3)
Pelanggan
UUAB Tg. Balai Karimun
UUAB Tg. Batu

NA

967,997

3.390

3.924.803.500

114,736

97,698

507

304.454.372

NA

107,743

488

370.970.000

NA

1.173,438

4.385

3.970.227.872

UUAB Moro
Total
2009

1.829.566

1.284.138

4.197

4.472.222.071

2008

1.574.249

1.192.699

3.937

3.765.866.500

2007

1.529.860

1.211.532

3.622

2.671.035.500

2006

1.447.677

1.013.374

3.265

2.172.328.800

Sumber : Dokumen Rancangan RTRW Kab. Karimun Tahun 2011-2031

b. Listrik
Dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, pihak
Pemerintah Kabupaten Karimun melalui PT. PLN Karimun
telah mengembangkan jaringan listrik, beberapa unit,
seperti Unit Ranting Tanjung Balai Karimun yang meliputi
Tanjung Balai Karimun, Pulau Buru dan Parit dan Unit
Ranting Tanjung Batu, yang meliputi Tanjung Batu dan
Moro. Kemudian unit Urung yang terinterkoneksi dengan
sistem Tanjung Batu meliputi Tanjung Pelanduk, Sugie, Alai,
Pauh, Durai dan Pulau Jang. Kemudian Unit Teluk Padang
yang terinterkoneksi dengan sistem Tanjung Batu pula yang
meliputi Panarah. Lebih detil uraian diatas dijelaskan dalam
tabel berikut :
Tabel II.27.
Banyaknya Mesin, Daya Terpasang, dan Produksi menurut Wilayah Kerja
PT. PLN Karimun Tahun 2010
Unit

Jumlah Mesin (Unit) Daya Terpasang (KW) Daya Mampu (KW) Produksi (Kwh)

PLTD TBK

26.000

23.100

111.625.496

PLTD Pulau Buru

500

480

1.941.933

PLTD Pulau Parit

100

100

392.040

PLTD Tanjung Batu

9.048

6.910

24.181.847

PLTD Moro

1.150

905

3.651.160

PLTD Tanjung Pelanduk

100

90

84.795

PLTD Pulau Sugie

100

90

184.660

PLTD Alai

760

429

727.480

PLTD Pauh

100

240

241.360

66

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Unit

Jumlah Mesin (Unit) Daya Terpasang (KW) Daya Mampu (KW) Produksi (Kwh)

PLTD Durai

480

310

PLTD Pulau Jang

360

270

292.284

PLTD Keban

100

90

188.885

PLTD Penarah

515.504

200

180

225.510

Jumlah

34

38.998

33.194

144.252.954

2009

38

25.865

17.355

129.400.873

2008

34

26.384

20.605

95.379.744

2007

31

21.586

16.130

124.193.296

2006

36

29.272

20.996

122.800.828

Sumber : PLN Cabang Tanjung Pinang tahun 2010

II.1.11.6. Perdagangan
Statistik perdagangan luar negeri merupakan rekapitulasi
pengumpulan data tentang ekspor dan impor suatu negara,
atau daerah dalam negara tersebut terhadap negara lain.
Statistik ekspor impor ini dapat menjadi suatu informasi yang
berguna bagi negara atau daerah tersebut dalam menyikapi
dinamika perdagangan luar negeri yang terjadi. Neraca
Perdagangan merupakan selisih nilai ekspor dan nilai impor.
Neraca perdagangan yang bernilai positif merupakan nilai
pendapatan yang diperoleh negara pengekspor. Kabupaten
Karimun memiliki 4 (empat) pelabuhan ekspor impor, yaitu
pelabuhan Tanjung Balai Karimun, pelabuhan Pasir Panjang,
pelabuhan Tanjung Batu, dan pelabuhan Moro Sulit. Namun
pada tahun 2010 tercatat hanya pelabuhan Tanjung Balai
Karimun dan Tanjung Batu saja yang aktif dalam kegiatan
ekspor dan impor.

Gambar II.4.

Perkembangan Laju Ekspor Kabupaten Karimun Tahun 2002-2010 (%)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

67

Gambar II.5.

Distribusi Nilai Ekspor Kabupaten Karimun Menurut Negara Tujuan dan Jenis
Sektor Usaha yang Menghasilkan Tahun 2010

Gambar II.6.

Perkembangan Laju Impor Kabupaten Karimun Tahun 2002-2010 (%)

Gambar II.7.

Distribusi Impor Kabupaten Karimun Menurut Asal Negara Tahun 2010

68

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Gambar II.8.

Perkembangan Neraca Perdagangan Kabupaten Karimun Tahun 2002-2010


(Juta US $)

II.1.11.7. Perindustrian
Potensi pengembangan wilayah pada perindustrian dalam
hal ini meliputi jenis industri kecil dan industri besar dan
menengah. Basis industri hasil perhitungan LQ terlihat pada
Tabel II.28.
Tabel II.28.
LQ Sektor Industri Tahun 2008 Di Kabupaten Karimun
No

Kecamatan

Jenis Industri
Besar dan Menengah

Kecil
1,39

Moro

0,81

Durai

3,11

Kundur

0,06

2,99

Kundur Utara

3,11

Kundur Barat

3,11

Karimun

0,13

2,84

Buru

3,11

Meral

1,31

0,35

Tebing

0,54

1,98

Sumber : Hasil Analisis, 2010. (dokumen Rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031)

Penghitungan LQ pada Tabel II.29 menyatakan bahwa:


a. Basis industri kecil berada di tiap Kecamatan di Kabupaten
Karimun kecuali Kecamatan Meral.
b. Basis Industri Besar dan Menengah berada di Kecamatan
Meral.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

69

Sementara jika dilihat dari jumlah perusahaan industri besar/


sedang menurut klasifikasi industri pengolahan menunjukkan
bahwa bahwa perusahaan makanan dan minuman merupakan
industri terbanyak, dari 6 industri pengolahan di Kabupaten
Karimun, 5 industri merupakan industri pengolahan makanan
dan minuman, dengan jumlah tenaga kerja 191 orang dari total
tenaga kerja industri pengolahan sebanyak 243 orang. Sisanya
merupakan industri pengolahan angkutan, selain kendaraan
bermotor roda empat atau lebih terdiri dari satu perusahaan.
Berikut ini adalah tabel jumlah perusahaan industri besar/
sedang menurut klasifikasi industri pengolahan di Kabupaten
Karimun tahun 2010
Tabel II.29.
Jumlah Perusahaan Industri Besar/Sedang menurut Klasifikasi Industri Pengolahan
di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Jumlah Industri

Jumlah Tenaga Kerja

Makanan dan Minuman

Klasifikasi Industri Pengolahan

191

Barang-barang dari logam kecuali mesin dan peralatannya


Angkutan, selain kendaraan bermotor roda empat
atau lebih

52

Jumlah

243

2009

360

2008

214

2007

496

2006

NA

NA

Sumber : Karimun Dalam Angka 2010

II.1.12. Kawasan Rawan Bencana


Pengertian kawasan rawan bencana adalah daerah yang
pernah mengalami bencana atau daerah yang mempunyai
potensi terjadinya bencana. Daerah rawan bencana di Kabupaten
Karimun dapat diidentifikasi salah satunya dari kondisi morfologi
wilayah, sifat fisik tanah dan batuan serta keadaan curah hujan.
II.1.12.1. Gerakan Tanah/Longsor
Kawasan gerakan tanah di Kabupaten Karimun dapat di bagi
menjadi 3 kelompok yaitu;
1. Zone Potensi Gerakan Tanah Rendah, Sebaran daerahnya
meliputi sebagian besar Kabupaten Karimun.
2. Zone Potensi Gerakan Tanah Sedang, Sebaran potensi gerakan
tanah sedang antara lain Kecamatan Tebing, Meral, Buru, dan
Moro serta sebagian kecil Kecamatan Kundur Barat.
70

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

3. Zone Potensi Gerakan Tanah Tinggi, Sebaran potensi


gerakan tanah tinggi antara lain Kecamatan Tebing, Meral,
Buru, dan Moro.
II.1.12.2. Banjir
Banjir terjadi disebabkan karena faktor alami dan faktor
manusia. Faktor alami dapat diidentifikasi dari keadaan
morfologi wilayah yang berupa dataran, kerapatan dan jenis
penggunaan lahan, curah hujan yang tinggi sehingga ketika
terjadinya hujan aliran sungai atau debit sungai akan meningkat/
meluap. Faktor manusia ikut berpengaruh terhadap terjadinya
banjir karena adanya penggundulan hutan di daerah hulu,
sehingga aliran permukaan langsung menjadi aliran sungai.
Banjir erat kaitannya dengan drainase permukaan tanah.
Drainase di sini adalah drainase yang menunjukkan lamanya
atau seringnya tanah tergenang air. Dengan demikian drainase
ini sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat fisik tanah lainnya seperti
lereng, tekstur tanah, konsistensi/porositas tanah.
Daerah banjir dapat terjadi di dataran aluvial bekas rawa,
daerah tersebut merupakan tempat yang sering tergenang air.
Tanggul sungai dan sempadan sungai yang sudah rusak dan
tidak dapat berfungsi menahan luapan air, akan mempermudah
aliran menyebar ke kiri kanan sungai. Sebaran kawasan
berpotensi banjir terdapat pada daerah yang mempunyai
karakter pantai mangrove/rawa dan jenis tanahnya organosol/
gambut. Kawasan tersebut hampir tersebar di sepanjang
pesisir pulau-pulau di Kabupaten Karimun. Mangrove di Pulau
Karimun Besar yaitu di bagian Selatan Kecamatan Tebing dan
Meral, merupakan daerah yang relatif sedikit dibandingkan
pulau-pulau lainnya. Daerah yang mempunyai lahan rawa lebih
banyak di Kecamatan Moro.
II.1.12.3. Abrasi Pantai
Abrasi merupakan erosi yang terjadi di daerah sekitar
pantai karena arus dan gelombang yang mengikis bentuk lahan
pantai (mangrove, karang/batuan, berpasir. Tingkat erosi yang
ditimbulkan berbeda sesuai dengan kecepatan arus/gelombang
dalam mengikis tebing pantainya. Arus dan gelombang di
Kabupaten Karimun terutama sangat dipengaruhi oleh pola
Angin Barat, Selatan dan Utara. Walaupun pada umumnya arus
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

71

permukaan konstan, namun di beberapa tempat kecepatan


arus permukaan di laut meningkat yang dipengaruhi antara
lain oleh letak keberadaan pulau dengan pulau lainnya dan
keberadaanya dengan perairan lepas serta pola arah angin
lokal. Sebaran abrasi di Kabupaten Karimun dapat terjadi pada
karakteristik pantai berpasir, berpasir-berlumpur dan pantai
berkarang/cli. Di Pulau Karimun Besar terdapat di pantai Barat
Kecamatan Meral, bagian Selatan Pulau Kundur dan sebelah
Selatan Pulau Belat.
II.1.12.4. Kegempaan dan Zona Sesar Aktif
Zone sesar aktif yang terdapat di Kepulauan Indonesia
mengikuti zone subduksi tumbukan lempeng yang terbentang
dari Barat hingga Timur Negara Indonesia. Zona sesar aktif
akan berasosiasi dengan pusat-pusat gempa yang dikenal
sebagai kegempaan sesar aktif yang meningkat. Adanya sesar
terbentuk karena patahan yang bergeser sesuai arah sesarnya.
Pada zone sesar ini merupakan daerah yang lemah karena
adanya perlapisan batuan yang berbeda antara lain tingkat
pelapukannya, batuan penyusun bahkan formasi batuannya.
Zone gempa di Kabupaten Karimun berdasarkan pada
peta isoseisma (Beca Carter Holling dan Ferner Ltd, 1976)
mempunyai percepatan maksimum 0,05 g. Berdasarkan peta
wilayah rawan bencana gempa bumi Indonesia (Kertapati E,
Suhaemi, A., Djuanda,A., 2001) di Kabupaten Karimun termasuk
pada daerah yang berintensitas gempa rendahan atau setara
dengan skala maksimum IV MMI digolongkan sebagai wilayah
yang relatif aman terhadap kerusakan akibat gempa untuk
bangunan teknik di atasnya (Penyusunan Zoning Regulation
Kawasan KEK, 2007).
II.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
II.2.1. Kesejahteraan Dan Pemerataan Ekonomi
II.2.1.1. Pertumbuhan PDRB
Pada tahun 2010 PDRB Kabupaten Karimun atas dasar harga
berlaku mencapai 4,28 Triliun Rupiah. Jika dibandingkan dengan
awal periode RPJM 2006-2011, angka tersebut telah meningkat
hampir 57 persen. Sementara itu PDRB atas dasar harga
konstan pada tahun yang sama mencapai 2,04 triliun, secara
riil mengalami peningkatan lebih dari 27 persen dibandingkan
72

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

dengan awal periode RPJM 2006-2011. Jika PDRB tersebut dibagi


secara merata kepada setiap penduduk Kabupaten Karimun yang
berjumlah 212.812 jiwa, maka rata-rata PDRB per kapita yang
pada tahun 2010 nilainya mencapai Rp 20.148.019,28 atas dasar
harga berlaku dan Rp 9.592653,56 atas dasar harga konstan.
Sementara itu perkembangan struktur perekonomian
Kabupaten Karimun masih didominasi oleh sektor-sektor
tradisional seperti sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel
dan restoran, serta sektor komunikasi dan pengangkutan. Pada
tahun 2010 sektor pertanian memberikan sumbangan tertinggi
dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karimun. Tingginya
sumbangan sektor pertanian ini utamanya berasal dari produk
sub sektor perikanan. Dengan proporsi yang mencapai 26,69
persen, pencapaian PDRB sektor pertanian tahun 2010 ini
mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Tabel II.30.
Kontribusi PDRB Kabupaten Karimun Menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2010 (%)
Lapangan Usaha

2006

2007

2008

2009*

2010**

28.35

28.23

27.68

27.25

26.69

2. Pertambangan & Penggalian

8.76

8.39

7.84

7.37

7.09

3. Industri Pengolahan

8.29

8.12

8.24

8.52

8.71

4. Listrik & Air Bersih

0.34

0.34

0.33

0.34

0.34

1. Pertanian

5. Bangunan

6.61

6.97

7.54

8.38

9.22

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

26.51

26.46

26.61

26.36

26.47

7. Pengangkutan & Komunikasi

13.18

13.04

13.32

13.62

13.46

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

3.07

3.09

3.09

3.16

3.13

9. Jasa-jasa

5.03

5.08

5.05

5.17

5.17

100.00

100.00

100.00

100.00

100.00

PDRB
Keterangan: *) Angka sementara
Sumber : BPS Karimun tahun 2010

**) Angka sangat sementara

PDRB sub sektor perikanan secara total memberikan


sumbangan rata-rata sebesar 24,29 persen terhadap total PDRB
secara keseluruhan selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2010
kantong-kantong nelayan yang merata pada seluruh Kecamatan
di Kabupaten Karimun menghasilkan lebih dari 26 ribu ton
berbagai jenis produk ikan segar dengan nilai lebih dari 538
miliar rupiah. Sebagian besar produk perikanan tersebut bahkan
didapatkan dari tempat yang jauh seperti Kepulauan Natuna dan
Anambas. Dari jumlah produksi tersebut, 11 ribu ton diantaranya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

73

ditujukan untuk keperluan ekspor, dengan nilai lebih dari 208


miliar rupiah.
Selain perikanan laut, masih terdapat potensi budidaya
perikanan yang belum dimanfaatkan secara luas. Potensi
tersebut tersebar secara merata pada hampir seluruh kecamatan
di Kabupaten Karimun. Jenis potensi budidaya perikanan antara
lain berupa keramba jaring apung yang dengan luas 13.539 Ha,
Keramba Tancap 1.584 Ha, Tambak 1.820,25 Ha, Kolam 257 Ha,
dan budidaya rumput laut 1.515 Ha.
Tabel II.31.
Perkembangan Produk Domestik Bruto Kabupaten Karimun Atas Dasar Harga
Berlaku Menurut lapangan usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rp)
Lapangan Usaha
1. Pertanian

2006

2007

2008

2009*

2010**

776,116.03

860.660,01

953.905,22

1.040.534,44

1.144.256,47

2. Pertambangan & Penggalian

239,700.98

255.828,24

270.353,18

281.437,62

304.130,90

3. Industri Pengolahan

226,959.27

247.515,86

283.850,33

325.555,42

373.663,64

4. Listrik & Air Bersih

9,190.92

10.260,07

11.504,22

12.851,57

14.621,60

5. Bangunan

181,038.19

212.558,61

259.869,16

319.872,91

395.420,92

6. Perdagangan, Hotel &


Restoran

725,617.90

806.666,09

917.001,19

1.006.745,12

1.134.781,45

7. Pengangkutan & Komunikasi


8. Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan

356,889.72

406.108,80

469.334,65

514.120,32

565.032,99

83,972.51

94.170,07

106.663,93

120.576,39

134.321,71

9. Jasa-jasa
PDRB

137,656.68

154.750,63

174.139,67

197.301,17

221.510,61

2.737,142.20

3.048.518,37

3.446.621,55

3.818.994,98

4.287.74,28

Keterangan:
*) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
Sumber : BPS Karimun tahun 2010

Sektor kedua yang memiliki sumbangan terbesar terhadap


pembentukan PDRB Kabupaten Karimun adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Namun seiring menurunnya
kunjungan wisatawan mancanegara di Kabupaten Karimun,
maka sektor yang memberikan kontribusi terbesar hanya
berasal dari subsektor perdagangan. Berdasarkan hasil Sensus
Ekonomi Tahun 2006 di Kabupaten Karimun terdapat 14.197 unit
Usaha/Perusahaan non pertanian, terdiri dari 13.823 unit Usaha
Mikro Kecil dan 392 unit Usaha Menengah Besar hanya sebesar
392 unit. Dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran menempati
urutan pertama dengan jumlah 6.483 unit usaha.
Sektor yang mengalami peningkatan peranan yang
74

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

cukup berarti selama beberapa tahun terakhir adalah sektor


konstruksi. Hal ini terjadi seiring dengan pesatnya pembangunan
fisik yang dilakukan baik oleh pemerintah, dunia usaha,
maupun masyarakat, untuk menyediakan berbagai sarana dan
infrastruktur daerah. Temuan lain yang perlu dicermati adalah
meningkatnya kontribusi sektor industri pengolahan. Sebagai
daerah FTZ, peranan sektor industri di Kabupaten Karimun
mulai mengalami peningkatan dari tahun ke tahun walaupun
belum signifikan. Sektor inilah yang diharapkan dapat terus
berkembang dalam kedepannya, mengingat besarnya nilai
tambah yang dihasilkan dibandingkan dengan yang dihasilkan
oleh sektor primer.
Tabel II.32.
Perkembangan Produk Domestik Bruto Kabupaten Karimun Atas Dasar
Harga Konstan Menurut lapangan usaha Tahun 2006-2010 (Juta Rp)
Lapangan Usaha
1. Pertanian

2006

2007

2008

2009*

2010**

520,497.23

552.165,76

581.586,86

608.263,30

634.658,08

2. Pertambangan & Penggalian

82,714.79

84.326,78

83.381,27

84.790,62

88.022,45

3. Industri Pengolahan

187,496.66

198.202,96

210.669,92

226.196,29

243.296,73

4. Listrik& Air Bersih

4,553.12

4.815,92

5.152,42

5.423,84

5.809,25

5. Bangunan

99,866.06

106.617,01

118.227,60

136.375,54

157.350,09

6. Perdagangan, Hotel &


Restoran

412,376.26

436.729,19

466.480,67

495.003,28

530.254,38

7. Pengangkutan & Komunikasi

164,302.24

175.863,97

186.614,06

198.257,65

210.232,83

8. Keuangan, Persewaan & Jasa


Perusahaan

52,756.68

56.024,42

59.810,90

64.620,76

68.688,50

80,287.32

84.786,95

90.214,99

96.737,75

9. Jasa-jasa
PDRB

1,604,850.35 1.699.532,94 1.802.138,69 1.915.669,03

103.119,47
2.041.431,79

Keterangan:
*) Angka sementara,
**) Angka sangat sementara
Sumber : BPS Karimun tahun 2010

PDRB Kabupaten Karimun atas dasar harga konstan yang


menggambarkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karimun
selama tahun 2006 sampai 2010 menunjukkan adanya fluktuasi.
Meskipun menunjukkan tren yang meningkat, perekonomian
Kabupaten Karimun sempat mengalami perlambatan
pertumbuhan ekonomi dari 6,05 persen pada tahun 2006
menjadi 5,90 persen pada tahun 2007. Pada tahun 2010
perekonomian kembali tumbuh positif sebesar 6,56 persen,
naik dibandingkan pertumbuhan tahun 2009 yang mencapai
6,30 persen.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

75

Kenaikan yang pesat tersebut tidak terlepas dari adanya


pertumbuhan yang positif pada semua sektor lapangan
usaha terutama sektor industri, subsektor perikanan, dan
subsektor perdagangan. Pencapaian ini sejalan dengan laju
pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 6,1 persen dan
regional Kepulauan Riau yang mencapai 7,21 persen. Artinya
perekonomian Kabupaten Karimun turut menerima pengaruh
dari membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun
2010. Lebih jelas perbandingan tingkat pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Karimun terhadap Provinsi Kepulauan Riau, dan
Nasional tersebut dapat dilihat dalam grafik berikut:

Gambar II.9.

Perbandingan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karimun, Provinsi


Kepulauan Riau, dan Nasional Tahun 2006-2010

II.2.1.2. Laju Inflasi


Laju inflasi Kabupaten Karimun dari tahun 2008-2009 jika
dibandingkan dengan daerah di sekitarnya, seperti Batam
dan Tanjungpinang laju inflasinya lebih tinggi, meskipun jika
dibandingkan dengan laju inflasi nasional lebih rendah. Berikut
ini adalah grafik laju inflasi Kabupaten Karimun dengan Batam,
Tanjung Pinang dan Nasional

76

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Gambar II.10.

Perbandingan Tingkat Inflasi Kabupaten Karimun, Kota Batam, Kota Tanjung


Pinang, dan Nasional Tahun 2008-2009

II.2.1.3. Indeks Gini/Koefiesien Gini


Tingkat pemerataan distribusi pendapatan diukur dengan
koefisien gini. Caranya adalah dengan membagi penduduk menjadi
beberapa kelompok sesuai dengan tingkat pendapatannya.
Kemudian menetapkan proporsi yang diterima oleh masingmasing kelompok pendapatan. Koefisien gini adalah ukuran
ketidakseimbangan atau ketimpangan yang angkanya berkisar
antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan
sempurna). Koefisien gini adalah ukuran ketidakseimbangan atau
ketimpangan yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan
sempurna) hingga satu (ketimpangan sempurna).

Gambar II.11.
Kurva Lorez Distribusi Tingkat
Pendapatan Penduduk
Kabupaten Karimun Tahun
2009

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

77

Kurva Lorenz adalah titik potong antara persentase kumulatif


jumlah rumah tangga (penduduk) dan persentase kumulatif total
pendapatan. Kurva lorenz memberikan gambaran persentase
penduduk yang menerima Q persen pendapatan. Jika kurva
lorenz mendekati diagonal OA pendapatan semakin merata,
karena nilai G semakin kecil, sehingga jika G mendekati nol
distribusi pendapatan yang diterima hampir sama dengan
banyak penduduk.
II.2.2. Kesejahteraan Sosial
II.2.2.1. Pendidikan
Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat
mengenai pentingnya pendidikan terutama pendidikan dasar
9 tahun, di Kabupaten Karimun telah banyak berdiri sekolahsekolah mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan
Sekolah Menengah Tingkat Pertama. Begitu pula dengan tenaga
pengajar yang juga mengalami peningkatan baik dari segi jumlah
maupun mutunya. Pada tahun 2009 telah terjadi penambahan
sekolah Taman Kanak-kanak sehingga jumlahnya menjadi 58
sekolah. Murid yang terdaftar sebanyak 3.404 siswa dan diasuh
sebanyak 298 guru. Berarti 1 orang guru harus menangani
sebanyak 12 siswa. Kondisi yang sama tidak terjadi pada
sekolah dasar, jumlah Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar
di Kabupaten Karimun mengalami perubahan. Jumlah Sekolah
Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Karimun pada
tahun 2009 ini mengalami peningkatan dari 139 menjadi 142.
Murid Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah berjumlah 28.403
siswa dengan tenaga pengajar sebanyak 2.056 guru. Berarti 1
orang guru mengajar sebanyak 14 siswa.
Tabel II.33.
Perkembangan Indikator Pendidikan Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
2006

2007

2008

2009

Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas


152.795
Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas yang 145.155
Dapat Membaca dan Menulis

Indikator

157.414

154.113

160.119

148.075

2010*

149.543

146.407

152.433

140.975

Angka Melek Huruf

95

95

95

95,19

95,20

Rata-Rata Lama Sekolah

7,8

7,8

7,8

7,81

7,81

*) Angka sementara, hasil SP 2010


Sumber: BPS Karimun tahun 2010

78

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Selain upaya-upaya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan


masyarakat, pada sisi pelayanan dasar, peningkatan kualitas
pendidikan dan kesehatan masih merupakan prioritas utama
dalam setiap kegiatan pembangunan. Pada tahun 2009 Angka
Melek Huruf di Kabupaten Karimun telah mencapai 95,19
persen dan senantiasa meningkat pada tahun 2010. Sementara
itu Rata-rata Lama Sekolah mencapai 7,81 tahun. Artinya jumlah
penduduk usia 15 tahun keatas yang belum dapat membaca
dan menulis hanya 5 dari 100 orang penduduk. Sedangkan ratarata pendidikan yang telah ditempuh oleh penduduk berusia 15
tahun keatas adalah setara kelas 2 SMP.
Tabel II.34.
Perkembangan APK dan APM Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
2006

2007

2008

2009

2010

APK SD/Paket A

Jenjang Pendidikan

109,81

111,26

94,48

107,34

106,58

APK SMP/MTs/Paket B

79,24

93,75

81,39

87,83

95,60

APK SMA/SMK/ MA/Paket C

62,93

68,85

71,69

74,44

65,49

APM SD/MI/Paket A

91,75

85,08

90,86

87,04

85,65

APM SMP/MTs/Paket B

63,66

62,58

65,56

62,62

67,94

APM SMA/SMK/ MA/Paket C

50,24

52,07

51,48

44,98

47,47

Sumber : BPS Karimun tahun 2010

Berdasarkan hasil sementara Sensus Penduduk (Susenas)


Tahun 2010, angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan di
Kabupaten Karimun untuk tingkat SD dan sederajat mencapai
106,58%, SMP sederajat 95,60%, dan SMA sederajat 65,49%.
Sementara Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat SD
sederajat 85,65%, SMP sederajat 67,94%, dan SMA sederajat
47,47%.
Berdasarkan data jumlah penduduk Kabupaten Karimun
menurut pendidikan yang ditamatkan khususnya berdasarkan
data tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa untuk penduduk
yang tidak/belum tamat SD mengalami penurunan dari
46.794-45.769, sementara penduduk yang menamatkan SD/
MI/sederajat mengalami penurunan dari 70.047-62.522.
Sedangkan yang menamatkan SLTP/MTs/Sederajat berdasarkan
data tahun 2008-2009 mengalami kenaikan dari 31.72633.114. Berdasarkan data tersebut secara umum pendidikan
yang ditamatkan berdasarkan kebijakan Wajib Belajar 9 tahun,
mengalami peningkatan. Kenaikan ini juga dibarengi dengan
peningkatan jumlah pendidikan yang ditamatkan untuk SLTA/
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

79

MA/SMK/sederajat dan Diploma/Universitas. Lebih rinci uraian


tersebut dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel II.35.
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Pendidikan
Yang Ditamatkan Tahun 2006-2009
Pendidikan yang ditamatkan
Tidak/Belum Tamat SD
SD/MI/Sederajat
SLTP/MTs/sederajat
SLTA/MA/SMK/Sederajat
Diploma/universitas
Jml Penduduk Usia 10+

2006

2007

2008

2009

50.214
60.782
27.750
31.503
2.958
173.207

60.144
63.042
30.460
21.163
3.632
178.440

46.794
70.047
31.726
20.710
5.832
175.109

45.769
62.522
33.114
32.964
7.444
181.812

*) Angka sementara, hasil SP 2009

Sumber : BPS Karimun tahun 2009

Melihat atas kecenderungan data pendidikan yang ditamatkan


diatas, maka perkiraan pendidikan yang ditamatkan penduduk di
Kabupaten Karimun pada tahun 2010-2014 adalah untuk kategori
tidak/belum tamat SD diperkirakan akan mengalami penurunan,
untuk pendidikan yang ditamatkan khususnya SD/MI/Sederajat,
SLTP/MTs/sederajat (wajib belajar sembilan tahun) diperkirakan
akan mengalami kenaikan setiap tahun. Demikian halnya
pendidikan yang ditamatkan untuk SLTA/MA/SMK/sederajat
dan Diploma/Universitas juga diperkirakan mengalami kenaikan.
Berikut ini adalah tabel perkiraan jumlah penduduk Kabupaten
Karimun menurut pendidikan yang ditamatkan tahun 2010-2014
Tabel II.36.
Perkiraan Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Menurut Pendidikan
Yang Ditamatkan Tahun 2010-2014
Pendidikan yang ditamatkan
Tidak/Belum Tamat SD
SD/MI/Sederajat
SLTP/MTs/sederajat
SLTA/MA/SMK/Sederajat
Diploma/universitas
Jml Penduduk Usia 10+

2010
39.868
58.679
32.125
30.556
7.031
168.259

2011
39.141
60.470
34.166
31.605
7.256
172.638

2012
38.081
62.289
37.132
32.080
7.549
177.131

2013
37.631
64.282
40.512
31.406
7.910
181.740

2014
37.027
66.003
42.416
32.749
8.274
186.469

Sumber : Hasil Analisis

Peran tenaga pendidik dalam pengembangan pendidikan tidak


dapat diabaikan, optimalnya proses pendidikan tentu dipengaruhi
antara lain jumlah rasio guru terhadap murid. Berdasarkan data
jumlah guru dan murid di Kabupaten Karimun tahun 2006-2010,
menunjukkan bahwa rasio jumlah guru dan murid dari SD/
MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK berada pada rentang 12-16.
Lebih rinci perkembangan jumlah guru dan murid di Kabupaten
Karimun tahun 2006-2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
80

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Tabel II.37.
Perkembangan Jumlah Guru dan Murid di Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
No
1
1.1
1.2
1.3
2
2.1
2.2
2.3
3
3.1
3.2
3.3

Jenjang Pendidikan
SD/MI
Jumlah guru
Jumlah Murid
Rasio
SMP/MTs
Jumlah guru
Jumlah Murid
Rasio
SMA/MA/SMK
Jumlah guru
Jumlah Murid
Rasio

2006

2007

2008

2009

2010*

1.786
27.755
16

1.954
28.057
14

2.014
28.249
14

2.056
28.403
14

1.931
28.590
15

699
10.174
15

770
10.475
14

848
11.055
13

874
11.236
13

777
11.277
15

493
6.327
13

520
7.133
14

583
7.959
14

666
8.024
12

565
8.641
15

*) Hasil Sensus Sekolah Tahun 2010


Sumber : BPS Karimun tahun 2010

Disamping tenaga pendidik, ketersediaan sekolah juga


mempengaruhi kualitas pendidikan yang dihasilkan. Berdasarkan
data ketersediaan sekolah tahun 2010 menunjukkan bahwa rasio
paling tinggi adalah ketersediaan gedung sekolah SLTA/MA/SMK/
sederajat terhadap jumlah penduduk 16-18 tahun, dengan rasio
406. Situasi ini menuntut Pemerintah Kabupaten Karimun untuk
mengembangkan sarana pendidikan berupa gedung SLTA/MA/
SMK/sederajat secara maksimal tentu dengan memperhatikan
pemerataan mengingat wilayah Kabupaten Karimun yang
berupa kepulauan. Disusul dengan sarana pendidikan SLTP/MTs/
sederajat. Berikut ini adalah tabel ketersediaan sekolah dan
jumlah penduduk menurut kelompok umur tahun 2010.
Tabel II.38.
Ketersediaan Sekolah dan Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2010
Jumlah Penduduk*

Jumlah Gedung Sekolah**

7-12 tahun

Kelompok Umur

25.371

142

Rasio
179

13-15 tahun

12.045

56

215

16-18 tahun

10.561

26

406

Ket. *) Data Sementara


**) Hasil Sensus Sekolah Tahun 2010
Sumber : BPS Karimun tahun 2010

Dilihat dari jumlah lulusan pada setiap jenjang pendidikan di


Kabupaten Karimun tahun 2008-2009 bervariatif, berdasarkan
data yang tersedia menunjukkan bahwa jumlah lulusan paling
rendah ada pada jenjang pendidikan SD hanya 13,34% dari
jumlah siswa, disusul lulusan untuk jenjang SMU (19,95%),
kemudian SLTP (24,60) dan SMK 26,34%.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

81

Sementara jumlah lulusan terhadap peserta jumlah UN


menunjukkan bahwa lulusan tertinggi berada pada jenjang SD
(100%), kemudian SLTP (92,28), SMU (85,44%) dan SMK 59,91%.
Lebih rinci uraian diatas, dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel II. 39.
Jumlah Lulusan Pada Setiap Jenjang Pendidikan di Kabupaten KarimunTahun 2008-2009
Jumlah Siswa 2008-2009

Jumlah Peserta UN

Jumlah Lulusan 2008-2009

SD

Jenjang Pendidikan

28.364

3.785

3.785

SLTP

11.124

2.966

2.737

SMU

7.474

1.745

1.491

SMK

1.010

444

266

Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Karimun tahun 2010

II.2.2.2. Kesehatan
a. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Sementara itu dari sisi pembangunan sektor kesehatan,
terdapat beberapa indikator utama diantaranya meningkatnya
Angka Harapan Hidup (AHH) pada tahun 2009 mencapai 69,87
tahun. Sementara itu persentase balita dengan gizi buruk juga
menunjukkan adanya kenaikan menjadi 0,87 persen.
Tabel II.40.
Perkembangan Angka Kelangsungan Hidup Bayi di Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
Indikator
Jumlah Kematian Bayi Usia Dibawah 1 Tahun
Jumlah Kelahiran Hidup

Tahun
2006

2007

2008

2009

64

40

53

53

2010
72

5,143

5,028

4,877

5,098

4,041

AKB

12,44

7,96

10,87

10,40

17,82

AKHB

987,56

992,04

989,13

989,60

982,18

Sumber : Profil Kesehatan Provinsi kepulauan Riau 2005-2010

Perkembangan indikator lain pada tahun 2010,


menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran
mencapai 17,82. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan
dengan standar nasional yaitu 40 per kelahiran hidup. Nilai
AKB 17 per kelahiran hidup termasuk kategori angka kematian
hardrock yang sangat sulit untuk diturunkan ke depannya
dalam hal jumlah. Sementara Angka Kematian Ibu (AKI) per
100.000 kelahiran mencapai 272,21.
82

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Tabel II.41.
Perkembangan Beberapa Indikator Kesehatan Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
Indikator

Tahun
2006

2007

2008

2009

2010

Angka Harapan Hidup (AHH)

69,70

69,76

69,81

69,87

69,90

Persentase Balita Dengan Gizi Buruk

0,15

0,32

0,58

0,87

NA

Angka Kematian Bayi (AKB)

9,70

8,88

10,87

10,40

17,82

Angka Kematian Ibu (AKI)

68,42

117,59

123,02

156,92

272,21

Sumber : BPS Karimun tahun 2010

Indikator kesehatan masyarakat juga dapat dilihat dari


jumlah bayi lahir hidup, bayi lahir mati, dan bayi meninggal
setelah lahir. Berdasarkan data yang dikeluarkan Puskesmas di
Kabupaten Karimun tahun 2010 yang tersebar di 9 kecamatan,
menunjukkan bahwa kecamatan yang memiliki angka bayi
lahir hidup, bayi lahir mati dan bayi meninggal setelah lahir
terendah adalah Kecamatan Durai, masing-masing 123,
1 dan 4; sementara kecamatan yang memiliki angka bayi
lahir hidup, bayi lahir mati dan bayi meninggal setelah lahir
tertinggi adalah Kecamatan Meral, masing-masing 819, 4 dan
16. Lebih detil dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel II.42.
Jumlah Bayi Lahir Hidup, Bayi Lahir Mati, dan Bayi Meninggal Setelah Lahir
menurut Puskesmas di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Bayi Lahir Hidup

Bayi Lahir Mati

Bayi Meninggal Setelah Lahir

01. Moro

Puskesmas

383

02. Durai

123

03. Tanjung Batu

663

04. Tanjung Berlian

329

05. Sawang

318

3
17

06. Tanjung Balai

760

07. Buru

184

08. Meral

819

16

09. Tebing

462

Jumlah

4.041

41

72

2009

5.098

35

53

2008

4.877

32

53

2007

4.841

29

40

2006

5.566

35

54

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2010

II.2.2.3. Kemiskinan
a. Persentase penduduk diatas garis kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah penting yang perlu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

83

ditangani oleh wilayah, demikian halnya Pemerintah


Kabupaten Karimun. Salah satu variable untuk menilai tingkat
kemiskinan sebuah wilayah antara lain dapat dilihat dari
perbandingan data jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) dan
jumlah Rumah Tangga Keseluruhan (RT). Berdasarkan hasil
pendataan PSE tahun 2005 menunjukkan bahwa jumlah
RTM terhadap keseluruhan RT adalah 19,01%, dimana
jumlah terendah adalah Kecamatan Kundur Utara dengan
persentase 9,31 dan jumlah tertinggi adalah Kecamatan
Moro dengan persentase 33,02%. Sementara berdasarkan
pendataan PPLS tahun 2008 menunjukkan bahwa jumlah
RTM terhadap keseluruhan jumlah RT adalah 21,32%, dimana
jumlah terendah adalah Kecamatan Karimun dengan jumlah
9,62% dan jumlah tertinggi adalah Kecamatan Buru dengan
persentase 46, 30% atau hampir separuh penduduknya
dalam kategori rumah tangga miskin. Berikut ini adalah tabel
perbandingan jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) dan Jumlah
Rumah Tangga Keseluruhan (RT) di Kabupaten Karimun tahun
2005 dan tahun 2008.
Tabel II.43.
Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) dan Jumlah Rumah Tangga Keseluruhan
(RT) di Kabupaten Karimun Hasil Pendataan PSE Tahun 2005 dan PPLS Tahun 2008
Nama Kecamatan

2005

2008

RTM

Jumlah RT

Persentase

RTM

Jumlah RT

Persentase

Moro

1.256

3.804

33,02

1.939

5.301

36,58

Durai

201

1.167

17,22

393

1.677

23,43

1.018

6.954

14,64

1.778

9.085

19,57

Kundur Utara

697

7.490

9,31

1.121

4.876

22,99

KundurBarat

873

3.615

24,15

1.320

4.246

31,09

Karimun

755

3.382

22,32

951

9.886

9,62

Buru

577

1.887

30,58

1.319

2.849

46,30

Meral

1.773

7.639

23,21

2.270

11.533

19,68

Tebing

565

4.650

12,15

613

5.450

11,25

7.715

40.588

19,01

11.704

54.903

21,32

Kundur

Kabupaten Karimun

Sumber : BPS Karimun tahun 2009

Sementara jika dilihat dari status kemiskinannya, jumlah


rumah tangga sangat miskin berdasarkan data PSE 2005 di
Kabupaten Karimun adalah 28,66 sementara berdasarkan
pendataan PPLS tahun 2008 jumlah rumah tangga sangat
miskinnya berjumlah 13,64%. Berikut ini tabel Jumlah
84

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Rumah Tangga Miskin (RTM) Menurut Status Kemiskinan di


Kabupaten Karimun Hasil Pendataan PSE Tahun 2005 dan
PPLS Tahun 2008
Tabel II.44.
Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) Menurut Status Kemiskinan di Kabupaten Karimun
Hasil Pendataan PSE Tahun 2005 dan PPLS Tahun 2008
Status Kemiskinan

PSE 2005

Persentase

PPLS 2008

Persentase

Sangat Miskin

2.211

28,66

1.596

13,64

Miskin

5.194

67,32

3.191

27,26

Hampir Miskin

310

4,02

6.917

Jumlah

7.715

100,00

59,10
11.704

100,00

Sumber : BPS Karimun tahun 2009

Indikasi atas kemiskinan masyarakat juga dapat dilihat dari


tingkat kelayakan rumah tidak layak huni. Berdasarkan data
tahun 2010 jumlah keluarga fakir miskin yang di Kabupaten
Karimun yang tersebar di 9 kecamatan berjumlah 10.362 KK,
dan yang mempunyai rumah tidak layak huni berjumlah 830 KK
sementara jumlah Keluarga Terasing (KAT) berjumlah 287 KK.
Jumlah fakir miskin tertinggi berada di Kecamatan Kundur,
dengan jumlah 1.250 KK, untuk rumah tangga yang Berumah
Tidak Layak Huni tertinggi di Kecamatan Moro dengan jumlah
271 KK, sementara jumlah Keluarga Terasing (KAT) tertinggi
berada di Kecamatan Meral dengan jumlah 93.
Sedangkan jumlah fakir miskin terendah berada di
Kecamatan Moro, dengan jumlah 1.080, untuk rumah tangga
yang Berumah Tidak Layak Huni terendah di Kecamatan
Meral dengan jumlah KK25 KK, sementara kecamatan yang
tidak mempunyai Keluarga Terasing (KAT) adalah Kecamatan
Kundur, Karimun dan Tebing. Berikut ini tabel jumlah keluarga
fakir miskin dan berumah tidak layak huni menurut kecamatan
di Kabupaten Karimun tahun 2010.
Tabel II.45.
Jumlah Keluarga Fakir Miskin dan Berumah Tidak Layak Huni
Menurut Kecamatan di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Kecamatan
01. Moro
02. Durai
03. Kundur
04. Kundur Utara
05. Kundur Barat
06. Karimun
07. Buru

Fakir Miskin
1.080
1.090
1.250
1.170
1.150
1.110
1.140

Berumah Tidak Layak Huni


271
252
164
67
26
80
65

Jumlah Keluarga Terasing (KAT)


50
10
46
50
38

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

85

Kecamatan
08. Meral
09. Tebing
Jumlah
2009
2008
2007
2006

Fakir Miskin
1.192
1.180
10.362
11.704
NA
11.582
NA

Berumah Tidak Layak Huni


25
80
830
1.419
650
7.760
NA

Jumlah Keluarga Terasing (KAT)


93
287
304
360
479
NA

Sumber : Karimun Dalam Angka 2010

Kemiskinan sebuah rumah tangga dapat dilihat dari


jumlah pengeluaran rumah tangganya. Jika dilihat dari
jumlah distribusi rumah tangga Kabupaten Karimun menurut
golongan pengeluaran per kapita tahun 2009 menunjukkan
bahwa mayoritas jumlah pengeluaran Rumah Tangga adalah
antara Rp 300.000 - Rp 499.999 yang mencapai 41,38%,
Rumah Tangga yang jumlah pengeluarannya antara Rp
100.000 - Rp 149.999 berjumlah 0,31% dan Rumah Tangga
yang jumlah pengeluarannya antara Rp 149.999 Rp 199.999
berjumlah 2,67%. Sementara Rumah Tangga yang jumlah
pengeluarannya lebih dari Rp 1.000.000 sekitar 8,17%. Secara
detil uraian di atas dapat dilihat dalam grafik berikut:

Gambar II.12.

Distribusi Rumah Tangga Kabupaten Karimun Menurut Golongan


Pengeluaran Per Kapita Tahun 2009 (%)

Sumber : BPS Karimun tahun 2010

86

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

b. Kesempatan Kerja
Pada tahun 2010, dari seluruh penduduk berusia 15
tahun keatas jumlah angkatan kerja laki-laki di Kabupaten
Karimun sebesar 83,94 persen dan perempuan 38,32
persen. Dari jumlah tersebut, banyaknya penduduk yang
masih mencari pekerjaan sebesar 4,50 persen untuk laki
laki, dan 10,12 persen untuk perempuan. angka mencari
kerja laki-laki pada tahun 2010 dibanding tahun sebelumnya
mengalami penurunan, namun untuk perempuan meningkat sangat tinggi.
Tabel II.46.
Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama
Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Jumlah Penduduk (%)
2006

Uraian

2007

2008

2009

2010

1. Angkatan Kerja

77,05

31,18

74,52

33,42

80,66

33,76

82,15

34,81 83,94 38,32

1.1 Bekerja

68,62

24,95

67,94

27,86

75,48

30,21

76,44

31,14 79,44 28,20

1.2 Mencari Pekerjaan

8,43

6,23

6,58

5,56

5,18

3,55

5,71

3,67

2. Bukan Angkatan
Kerja

22,95

68,82

25,48

66,58

19,34

66,24

17,85

65,19 16.06 61,68

2.1 Sekolah

17,46

17,18

18,44

18,04

11,55

8,4

11,68

8,42

8,16

8,06

2.2 Mengurus rumah


tangga

0,56

49,68

2,26

46,87

2,5

55,26

2,14

54,63

4,64

49,61

2.3 Lainnya

4,93

1,96

4,78

1,68

5,29

2,58

4,03

2,14

3,27

4,01

Jumlah
Penduduk 15 tahun
keatas

100
89.796

4,50

10,12

100
100
100
100
100
100
100
100
100
83.984 87.804 86.332 80.471 73.642 81.933 78.186 75.659 72.201

Sumber : BPS Kabupaten Karimun tahun 2010

Ditinjau berdasarkan lapangan pekerjaan, sebagian


besar angkatan kerja tersebut bekerja pada sektor
pertanian terutama sub sektor perikanan. Pada tahun 2010
jumlahnya mencapai 31,79 persen dari seluruh penduduk
yang bekerja. Sektor jasa meningkat pada tahun 2010
menduduki peringkat ke dua setelah pertanian. Masuknya
investasi dari luar daerah yang sebagian besar bergerak
pada sektor industri sendiri ternyata belum menunjukkan
penyerapan tenaga kerja yang signifikan. Penyerapan yang
cukup besar justru terjadi pada sektor jasa. Hal ini dapat
dipahami mengingat realisasi investasi yang dilakukan
oleh sebagian besar investor tersebut masih berupa
pembangunan fasilitas produksi, dan belum masuk kepada
tahap produksi penuh.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

87

Tabel II.47.
Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
Lapangan Usaha

Jumlah Tenaga Kerja (%)


2006*)

2007

2008

2009

2010

01. Pertanian

41,85

30,13

23,32

30,08

31,79

02. Pertambangan

6,13

5,22

4,74

2,13

4,25

03. Industri

6,11

8,6

5,62

5,42

2,72

04. Listrik, Gas dan Air

0,21

0,38

0,72

0,68

0,50

05. Konstruksi

6,12

9,08

12,96

10,06

12,03

06. Perdagangan

17,48

17,47

26,01

23,81

18,12

07. Angkutan dan Komunikasi

9,05

8,41

9,42

6,89

5,81

08. Keuangan

1,14

1,01

0,71

1,07

0,63

09. Jasa

11,69

19,46

16,37

18,74

20,10

10. Lainnya

0,21

0,23

0,25

1,12

4,04

Jumlah

100

100

100

100

100

*) menggunakan hasil Susenas (umur 10 tahun ke atas)

Sumber : Berdasarkan Sakernas, BPS Kabupaten Karimun tahun 2010

Kurangnya penyerapan tenaga kerja lokal pada sektor


industri juga disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan
penduduk. Pada tahun 2010, tingkat pendidikan yang
ditamatkan paling besar SD/MI sederajat yaitu laki-laki
37,16% dan perempuan 38,34 %. Sementara itu jumlah
penduduk dengan tingkat pendidikan tamatan perguruan
tinggi hanya sebesar 4,64 persen. Dengan demikian, jumlah
pencari kerja terdaftar lebih didominasi oleh penduduk
dengan pendidikan SMA, sementara penduduk dengan
pendidikan yang rendah cenderung mencari pekerjaan
pada sektor tradisional seperti pertanian, perdagangan,
serta jasa.
Tabel II.48.
Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Tingkat Pendidikan
yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, 2010
Persentase
Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
Laki-laki

Perempuan

Tidak/Belum Tamat SD

20,12

23,39

SekolahDasar/MI/Sederajat

37,16

38,34

SLTP/MTs/Sederajat

18,08

16,93

SMU/MA/Sederajat

20,49

16,7

Diploma/Universitas

4,15

4,64

Jumlah

100

100

Sumber : Karimun Dalam Angka 2010

88

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Kesempatan kerja juga dapat dilihat dari jumlah pencari


kerja di Kabupaten Karimun. berdasarkan data Jumlah
Pencari Kerja menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
dari tahun 2007-2009 menunjukkan bahwa jumlah pencari
kerja mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Jumlah
pencari kerja untuk kelompok umur 10-20 tahun untuk tahun
2007 berjumlah 2.545 orang, terus mengalami penurunan di
tahun 2008 menjadi 206, 164 orang dan 206 orang di tahun
2010. Untuk kelompok umur 21-54 juga dari tahun 20072010 mengalami kenaikan dari 963 menjadi 1.234 orang.
Sementara pencari kerja berdasarkan kelompok umur lebih
dari 54 tahun tidak tersedia data. Penurunan ini termasuk
pencari kerja laki-laki dan perempuan. Secara ringkas uraian
tersebut digambarkan dalam grafik dan tabel berikut:

Gambar II.13.

Jumlah Pencari Kerja Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Karimun Tahun


2007-2010

Tabel II. 49.


Jumlah Pencari Kerja menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin per Bulan
di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Bulan

10-20
Laki-laki

21-54

Perempuan Laki-laki

>54

Perempuan

Laki-laki Perempuan

Jumlah

Januari

36

15

58

Februari

187

10

202

Maret

185

17

213

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

89

April

36

47

Mei

37

16

73

15

141

Juni

64

19

80

14

177

Juli

19

43

16

87

Agustus

16

56

30

108

September

18

62

37

125

Oktober

15

13

87

55

170

November

20

64

50

137

Desember

35

25

69

Jumlah

219

80

944

290

1.534

Tahun 2009

109

55

543

257

965

Tahun 2008

105

101

650

412

1.268

Tahun 2007

1.857

688

548

415

3.309

Tahun 2006

296

136

1.004

509

1.945

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun tahun 2010

Secara umum dalam kurun waktu 5 tahun terakhir


jumlah pencari kerja secara umum berpendidikan SLTA/
sederajat. Urutan jumlah pencari kerja menurut pendidikan
yang ditamatkan pada tahun 2010 adalah 1.041 orang
berpendidikan SLTA , disusul pencari kerja dengan tingkat
pendidikan sarjana dengan total pencari kerja sebanyak
262 orang. Sementara pencari kerja dengan pendidikan
tidak tamat SD hanya 8 orang, dan tidak ada pencari kerja
dengan tingkat pendidikan S2 dan S3. secara detil uraian
pencari kerja berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel II.50.
Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
di Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat SD
SD

2006

2007

246

202

2008

2009

2010

27

22

78

SLTP

426

912

67

79

139

SLTA

5.330

2.022

748

680

1.041

Diploma I/II

350

214

59

11

Akademi/ Diploma III

1.143

336

165

80

100

Sarjana

1.326

840

202

92

162

S2/ S3

Jumlah

8.821

4.526

1268

965

1.534

Sumber : Karimun Dalam Angka 2010

90

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Mengingat Kabupaten Karimun secara geografis


berdekatan dengan Negara Malaysia dan Singapura,
disamping di wilayah ini terdapat beberapa perusahaan
tambang. Beberapa tenaga kerja asing yang terdaftar di
Dinas Tenaga Kerja pada Juni 2010, antara lain berasal dari
Australia, Singapura, Malaysia, Thailand dan India. Berikut
ini adalah tabel tenaga kerja asing yang terdaftar di Dinas
Tenaga kerja menurut kebangsaan di Kabupaten Karimun
tahun 2010.
Tabel II.51.
Tenaga Kerja Asing yang Terdaftar di Dinas Tenaga Kerja menurut Kebangsaan
di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Kebangsaan

Juni 2010

Australia

Singapura

10

Malaysia

22

Thailand

Selandia Baru

India

15

Myanmar

2
Jumlah

59

2009

49

2008

262

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun tahun 2010

II.2.2.4. Kriminalitas (Angka kriminalitas yang tertangani)


Iklim investasi sebuah wilayah sangat dipengaruhi dengan
keamanan dan ketertiban sebuah wilayah yang bersangkutan.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Pengadilan Negeri
Tanjung Balai Karimun, terdapat 252 perkara yang diterima
dan seluruhnya diputuskan. 248 perkara tersebut meliputi
kejahatan kesusilaan, kejahatan terhadap nyawa, penganiayaan,
menyebabkan luka/mati karena alpa, pencurian, kejahatan
pelayaran dan tindak pidana ekonomi. Perkara yang paling
banyak ditangani adalah pencurian. Sedangkan perkara yang
paling sedikit adalah penggelapan sejumlah 2 perkara dan
semuanya diputuskan. Berikut ini adalah tabel angka kejahatan
yang terjadi per semester di wilayah Polres Karimun Tahun 2010.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

91

Tabel II.52.
Banyaknya Kejahatan yang Terjadi per Semester di Wilayah Polres Karimun Tahun 2010
No

Jenis Perkara

Jumlah Perkara yang


Diterima

Jumlah Perkara yang


Diputuskan

34

34

Kejahatan kesusilaan

Kejahatan terhadap nyawa

Penganiayaan

Menyebabkan luka/mati karena alpa

18

18

Pencurian

59

59

Penggelapan

Kejahatan pelayaran

Tindak pidana ekonomi

45

45

Tindak pidana senjata api/tajam

69

69

10 Lain-lain

23

23

Jumlah

252

252

2009

248

248

2008

264

251

2007

292

292

2006

292

292

Sumber : Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun tahun 2010

II.3. Aspek Pelayanan Umum


II.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
II.3.1.1. Pendidikan
a. Angka Partisipasi Sekolah (APS)
APS merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan
terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut
memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama
usia muda. Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan
seperti pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan
perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap
jenjang sekolah. Sehingga, naiknya persentase jumlah
murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya
partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi
oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang
tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah
serta peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi
sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin
rendah.
Di Indonesia, proporsi penduduk muda sendiri semakin
menurun akibat semakin rendahnya angka fertilitas (lihat
bagian fertilitas). Penurunan ini akan menyebabkan semakin
menurunnya jumlah anak-anak yang masuk sekolah dasar. Bila
92

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

ukuran seperti perubahan jumlah murid digunakan, bisa jadi


ditemukan penurunan jumlah murid di sekolah dasar dengan
interpretasi terjadi penurunan partisipasi sekolah. Namun, bila
digunakan APS, maka akan ditemukan peningkatan partisipasi
di tingkat SD yang disebabkan semakin rendahnya jumlah
penduduk usia SD.
Tabel II.53.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) SD/MI,SMP/MTs, SMA/MA/SMK,Tahun 2010
No
1

Jenjang Pendidikan

Jumlah

SD/MI
jumlah murid usia 7-12 thn**
jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun*
APS SD/MI
SMP/MTs
jumlah murid usia 13-15 thn**
jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun*
APS SMP/MTs
SMA/MA/SMK
jumlah murid usia 16-19 thn**
jumlah penduduk kelompok usia 16-19 tahun*
APS SMP/MTs

*) Data Sementara
Sumber : BPS Karimun tahun 2010

24.375
25.371
96,07%
10.633
12.045
88,28%
6.076
10.561
57,53

**) Hasil Sensus Sekolah Tahun 2010

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat


pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan
(dasar, menengah dan atas). Rasio ini mengindikasikan
kemampuan untuk menampung semua penduduk usia
pendidikan sekolah. Pada tabel dibawah ini dapat terlihat
bahwa ketersediaan sekolah paling tinggi terdapat pada
tingkat dasar SD/MI dengan rentang usia antara 7-12 th,
sedangkan terendah adalah pada tingkat SMA/MA/SMK
dengan rentang usia 16-18 th.
Tabel II.54.
Ketersediaan Sekolah dan Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2010
Kelompok Umur

Jumlah Penduduk*

Jumlah Gedung Sekolah**

Rasio

7-12 tahun

25.371

142

56,0

13-15 tahun

12.045

56

46,5

16-18 tahun

10,561

26

24,6

*) Data Sementara
**) Hasil Sensus Sekolah Tahun 2010
Sumber : BPS Karimun tahun 2010

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

93

b. Rasio Guru/Murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat
pendidikan per 1.000 jumlah murid pendidikan dasar.
Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar. Di
samping itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk
satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Berdasarkan
tabel di bawah ini rasio guru dan murid untuk masingmasing sekolah bisa dikatakan cukup ideal.
Tabel II.55.
Perkembangan Jumlah Guru dan Murid di Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
No
1

Jenjang Pendidikan

2006

2007

2008

2009

2010

SD/MI
Jumlah guru

1.786

1.954

2.014

2.056

1.931

Jumlah Murid

27.755

28.057

28.249

28.403

28.590

64,3

69,6

71,3

72,4

67,5

Rasio
2

SMP/MTs
Jumlah guru

699

770

848

874

777

Jumlah Murid

10.174

10.475

11.055

11.236

11.277

Rasio

68,70

73,51

76,71

77,79

68,90

SMA/MA/SMK
Jumlah guru

493

520

583

666

799

Jumlah Murid

6.327

7.133

7.959

8.024

8.641

Rasio

77,92

72,90

73,25

83,00

92,47

*) Hasil Sensus Sekolah Tahun 2010


Sumber : BPS Karimun tahun 2010

Jika dilihat dari kecamatan-kecamatan yang ada di


Kabupaten Karimun pada tahun 2010, Rasio guru terhadap
murid sangat bervariasi. Pada tingkat SD, rasio paling tinggi
berada di Kecamatan Moro, sedangkan pada tingkat SMP,
rasio paling tinggi berada pada kecamatan Durai, dan pada
tingkat SMA, rasio paling tinggi berada di Kecamatan Tebing.
Tabel II.56.
Rasio Guru dan Murid Tingkat Kecamatan tahun 2010
KECAMATAN

SD/MI

SMP/MTs

SMA/MA/SMK

Guru

Murid

Rasio

Guru

Murid

Rasio

Guru

Murid

Rasio

Moro

241

2.357

102,2

58

841

68,97

17

483

35,20

Durai

82

826

99,3

27

303

89,11

14

170

82,35

Kundur

361

4.740

76,2

138

1.966

70,19

110

1.550

70,97

Kundur Utara

184

2.106

87,4

87

1.011

86,05

32

446

71,75

Kundur Barat

162

2.327

69,6

61

807

75,59

55

829

66,34

94

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

SD/MI

KECAMATAN

SMP/MTs

SMA/MA/SMK

Guru

Murid

Rasio

Guru

Murid

Rasio

Guru

Murid

Rasio

330

6.315

52,3

155

2.598

59,66

129

2.399

53,77

Buru

69

1.124

61,4

28

503

55,67

15

334

44,91

Meral

314

5.657

55,5

116

1.607

72,18

28

474

59,07

Karimun

Tebing
Jumlah

188

3.138

59,9

107

1.641

65,20

399

1.956

203,99

1.931

28.590

67,5

777

11.277

68,90

799

8.641

92,47

Sumber : data BPS 2010

II.3.1.2. Kesehatan
a. Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita
Pengertian Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih
teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari Keluarga
Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk
masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan
teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana yang
mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya
manusia sejak dini.
Tujuan penyelenggaraan Posyandu:
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Ibu (ibu Hamil, melahirkan dan nifas).
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta
kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga
Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan
Ekonomi Keluarga Sejahtera.
Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu dan anakanak sejak usia dini, merupakan suatu strategi dalam upaya
pemenuhan pelayanan dasar yang meliputi peningkatan
derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat
dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan
berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif (daya
pikir dan daya cipta) serta perlindungan anak. Pengalaman
empirik dibeberapa tempat menunjukan, bahwa strategi
pelayanan kesehatan dasar masyarakat dengan fokus pada
ibu dan anak seperti itu, dapat dilakukan pada Posyandu.
Karena Posyandu merupakan wadah peran serta
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

95

masyarakat untuk menyampaikan dan memperoleh


pelayanan kesehatan dasarnya, maka diharapkan pula strategi
operasional pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan ibu
dan anak secara dini, dapat dilakukan di setiap posyandu.
Terkait dengan hal tersebut diatas perlu dilakukan
analisis rasio posyandu terhadap jumlah balita dalam upaya
peningkatan fasilitas pelayanan pemenuhan kebutuhan
tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan, dan agar
status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat
dipertahankan dan atau ditingkatkan.
Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat
dengan Puskesmas agar pendekatan pelayanan kesehatan
terhadap masyarakat lebih tercapai dan idealnya satu
Posyandu melayani 100 balita. Oleh karena itu perlu dihitung
rasio ketersediaan posyandu per balita. Kegunaannya untuk
mengetahui berapa selayaknya jumlah posyandu yang efektif
tersedia sesuai dengan tingkat penyebarannya serta sebagai
dasar untuk merevitalisasi fungsi dan peranannya dalam
pembangunan daerah.
Tabel II.57.
Perkembangan Jumlah Balita dan Posyandu Kabupaten Karimun 2007-2010
Tahun
Indikator
Jumlah Posyandu
Jumlah Balita
Rasio per 1000 balita

2007

2008

2009

2010

189

189

192

201

27.909

28.261

NA

31.487

6,56

6,69

NA

6,38

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2010

b. Rasio Rumah Sakit, Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas


Pembantu
Pemeliharaan dan perawatan kesejahteraan masyarakat,
merupakan suatu strategi dalam upaya pemenuhan
pelayanan dasar yang meliputi peningkatan derajat kesehatan
dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman,
pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa
dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya
cipta) serta perlindungan masyarakatnya. Maka perlu dihitung
jumlah dan rasio puskesmas, poliklinik dan pustu menurut
kecamatan tahun 2010 Kabupaten Karimun, yaitu tertera
pada Tabel II.58
96

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Tabel II.58.
Jumlah dan Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Pustu
Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kabupaten Karimun

Rasio

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

Balai
Pengobatan
Umum

Jumlah

20.279
7.335
41.951
22.576
18.855
59.947
11.042
54.761
29.665
266.411
231.658
223.878
212.221
209.875

Puskel
Laut

Rasio

Moro
Durai
Kundur
Kundur Utara
Kundur Barat
Karimun
Buru
Meral
Tebing
Jumlah
2009
2008
2007
2006

Puskel
Darat

Jumlah

Jumlah
Penduduk

Pustu

Rasio

Kecamatan

Puskesmas

Jumlah

Rumah
sakit

2
2
2
2
2
2

0,67
0,01
0.01
0.01
0.01
0.01

1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
9
9
9
9

0,49
1,36
0,24
0,44
0,53
0,17
0,91
0,18
0,34
0,03
0.04
0.04
0.04
0.04

8
2
5
7
5
2
3
2
3
37
37
37
35
31

3,94
2,73
1,19
3,10
2,65
0,33
2,72
0,37
1,01
0,14
0,16
0,17
0,16
0,15

1
1
4
1
1
3
1
3
3
18
23
17
16
15

0,49
1,36
0,95
0,44
0,53
0,50
0,91
0,55
1,01
0,07
0,1
0,1
0,1
0,1

1
1
2
2
4
2
1

0,49
1,36
0,01
0
0
0
0

1
2
6
9
9
5
2
5

0,53
0,33
1,10
0,03
0
0
0
0

Sumber : Karimun Dalam Angka tahun 2010

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga


medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran
yang permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan,
asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis
serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Pada
Tabel II.59 dapat terlihat fasilitas yang terlengkap berada di
Kecamatan Tebing.
c. Rasio Dokter dan Tenaga Medis per Satuan Penduduk
Indikator rasio dokter per jumlah penduduk menunjukkan
tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh dokter
dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Apabila dikaitkan
dengan standar sistem pelayanan kesehatan terpadu, idealnya
satu orang dokter melayani 2.500 penduduk. Jumlah dokter
dan dokter spesialis di Indonesia belum memenuhi kebutuhan
sesuai rasio jumlah penduduk Indonesia. Selain itu distribusi
dokter dan dokter spesialis tidak merata serta kualitasnya
masih perlu ditingkatkan. Rasio Tenaga Medis per jumlah
penduduk menunjukkan seberapa besar ketersediaan tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada penduduk.
Pada Tabel II.59 dapat dilihat ketersediaan jumlah tenaga
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

97

medis (dokter, bidan, perawat, dll) menurut kecamatan pada


tahun 2009.
Tabel II.59.
Rasio Tenaga Medis per satuan Penduduk tingkat Kecamatan
Kabupaten Karimun Tahun 2009 (10.000 penduduk)
No

Kecamatan

Dokter

Bidan Praktek

Jumlah
Penduduk

Jumlah

Rasio

Jumlah

Rasio

Moro

20.888

0,5

3,4

Durai

7179

2,8

Kundur

39.235

11

2,8

13

3,3

Kundur Utara

20.833

0,5

0,5

Kundur Barat

18.234

1,6

1,1

Karimun

42.464

44

10,4

17

4,0

Buru

11.373

0,9

0,9

Meral

45.624

24

5,3

23

5,0

Tebing

25.828

1,9

14

5,4

Jumlah

231.658

90

3,9

80

3,5

2008

223.878

69

3,1

76

3,4

2007

216.221

81

3,7

71

3,3

2006

209.875

75

3,6

80

3,8

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2010

II.3.1.3. Sarana dan Prasarana Umum


a. Jalan
Kinerja jaringan jalan berdasarkan aspek kemantapan
adalah merupakan kinerja gabungan dari aspek kondisi
dan aspek pemanfaatan/kapasitas. Kinerja jaringan jalan
dinyatakan sebagai Mantap Sempurna, Mantap Marginal
dan Tidak Mantap, dimana hal tersebut lebih merupakan
definisi secara kualitatif. Untuk keperluan teknis operasional
diperlukan suatu definisi atau batasan/kriteria teknis
(engineering criteria) yang lebih jelas dan bersifat kuantitatif.
Kinerja jaringan jalan berdasarkan kemantapan dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu :
1. Mantap Sempurna, adalah semua ruas jalan dengan
kondisi sedang sampai baik dan lebarnya memenuhi
ketentuan lebar minimum perkerasan (berdasarkan LHR
yang ada), atau semua ruas jalan yang mantap baik dari
aspek kondisi maupun aspek pemanfaatan/kapasitas.
2. Mantap Marginal, adalah semua ruas jalan dengan kondisi
sedang sampai baik tetapi lebarnya kurang dari ketentuan
berdasarkan jumlah LHR yang ada, atau sebaliknya yaitu
98

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

jalan dengan lebar yang cukup tetapi kondisi rusak sampai


rusak berat. Dapat dikatakan juga sebagai semua ruas
jalan yang mantap dari aspek kondisi tetapi tidak mantap
dari aspek pemanfaatan/kapasitas atau sebaliknya.
3. Tidak Mantap, adalah semua ruas jalan baik secara kondisi
maupun kapasitas tidak mantap.
Tabel II.60.
Kondisi Jalan Menurut Status Jalan di Kabupaten Karimun Tahun 2008-2009 (%)
Kondisi Jalan

Jalan Negara

Jalan Propinsi

Jalan Kabupaten

2008

2009

2008

2009

2008

2009

Baik

75

80

65

70

65

70

Sedang

10

10

15

10

10

10

Rusak

10

10

10

10

20

20

Rusak Berat

10

10

10

10

100

100

100

100

100

100

Jumlah

Sumber : Karimun Dalam Angka tahun 2010

Kinerja jaringan berdasarkan kondisi dengan terminologi


baik, sedang, sedang rusak, rusak dan rusak berat. Terminologi
ini didasarkan pada besarnya persentase tingkat kerusakan
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Kondisi Baik (B) adalah semua ruas jalan dimana permukaan
perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi
baik menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 6%),
sehingga arus lalu-lintas dapat berjalan lancar sesuai
dengan kecepatan disain dan tidak ada hambatan yang
disebabkan oleh kondisi jalan.
2. Kondisi Sedang (S) adalah semua ruas jalan dimana
permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping
dalam kondisi sedang menurut kriteria teknis (tingkat
kerusakan 6 s/d 10 %). Kerusakan yang ada belum (atau
sedikit saja) menimbulkan gangguan terhadap kelancaran
arus pergerakan lalu lintas.
3. Kondisi Sedang Rusak (SR) adalah semua ruas jalan dimana
permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping
dalam kondisi sedang menuju rusak menurut kriteria
teknis (tingkat kerusakan 10 s/d 16 %). Kerusakan yang
ada mulai menimbulkan gangguan terhadap kelancaran
arus pergerakan lalu lintas, sehingga kendaraan harus
mengurangi kecepatannya.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

99

4. Kondisi Rusak (R) adalah semua ruas jalan dimana


permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping
dalam kondisi rusak menurut kriteria teknis (tingkat
kerusakan 16 s/d 20 %). Kerusakan yang ada sudah sangat
menghambat kelancaran arus pergerakan lalu - lintas,
sehingga kendaraan harus berjalan secara perlahan lahan, mengurangi kecepatannya, kadangkala harus
berhenti akibat adanya kerusakan atau hambatan pada
permukaan perkerasan.
5. Kondisi Rusak Berat (RB) adalah semua ruas jalan dimana
permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping
dalam kondisi rusak berat menurut kriteria teknis (tingkat
kerusakan > 20 %). Kerusakan yang ada sudah sangat
parah dan nyaris tidak dapat lagi dilewati oleh kendaraan
roda empat, atau hanya dapat dilewati dengan kecepatan
sangat rendah.
Sementara dalam mendukung mobilitas masyarakat,
kondisi jalan sangat mempengaruhi kemudahan masyarakat
dalam menjalankan kehidupan kesehariannya. Keadaan jalan
(jenis permukaan) jalan di Kabupaten Karimun dikelompokkan
menjadi 3 (tiga), yakni jalan diaspal, jalan kerikil dan jalan tanah.
Sementara berdasarkan statusnya adalah jalan Negara, jalan
Provinsi dan Jalan Kabupaten. Dari tahun 2008-2009 terjadi
perbaikan permukaan khususnya untuk jalan kabupaten,
dimana pada tahun 2008 panjang jalan diaspal sepanjang 10,2
km dan untuk tahun 2009 menjadi 24,8 km, jalan kerikil pada
tahun 2008 4,4 km, pada tahun 2009 tidak ada. Sementara
untuk jalan tanah kabupaten pada tahun 2008 sepanjang 3,6
km dan tahun 2009 menjadi 11.1 km mengalami penambahan
panjang jalan dengan permukaan tanah. Secara detail panjang
jalan menurut jenis permukaan dan status jalan di Kabupaten
Karimun tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.61.
Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan dan Status Jalan di Kabupaten Karimun
Tahun 2008-2009 (Km)
Jenis
Permukaan
Diaspal
Kerikil

100

Jalan Negara
2008
2009
26,7
26,7
-

Jalan Propinsi
2008
2009
43,1
43,1
-

Jalan Kabupaten
2008
2009
10,2
24,8
4,4

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Tanah

Jalan Negara
2008
2009
-

Jalan Propinsi
2008
2009
3,0

Jalan Kabupaten
2008
2009
3,6
11,1

Jumlah

26,7

43,1

18,2

Jenis
Permukaan

26,7

46,1

35,9

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karimun

Jika dilihat realiasi pembangunan jalan (m) menurut jenis


permukaan dan kecamatan di Kabupaten Karimun tahun
2010 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengasapalan
permukaaan jalan dengan menggunakan hotmix dan paling
banyak dilakukan di Kecamatan Kundur sepanjang 90.480
meter, begitu juga untuk jenis permukaan tanah banyak
dilakukan di Kecamatan Kundur dengan panjang 12.445
meter. Secara detil realisasi pembangunan jalan menurut
jenis permukaan dan kecamatan di Kabupaten Karimun tahun
2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.62.
Panjang Jaringan Jalan Yang Tersedia Menurut Jenis Permukaan dan Kecamatan
di Kabupaten Karimun
Kecamatan
Moro
Durai
Kundur
Kundur Utara
Kundur Barat
Karimun
Buru
Meral
Tebing
Jumlah
2009
2008
2007
2006

Aspal (Hotmix)
90.480
28.700
36.700
32.835
91.843
48.027
328.585
27.770
19.016
28.555
82.661

Jenis Permukaan Jalan


Kerikil, Semen, Lapen
Tanah
23.640
3.000
17.300
280
9.000
12.445
24.000
400
6.000
3.725
500
2.500
23.250
1.050
500
1.750
300
105.940
23.700
16.465
1.325
2.200
13.250
20.695
14.575
339.36

Jumlah
26.640
17.580
111.925
53.100
46.425
35.835
24.300
92.343
50.077
458.225
44.235
22.541
62.500
136.896

Sumber : Karimun Dalam Angka Tahun 2010

b. Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk


Ketersediaan sarana peribadatan masyarakat merupakan
variabel penting dalam pemenuhan kebutuhan spiritual
masyarakat, sebagian bagai tak terspisahkan dalam
pembangunan sosial. Berdasarkan data Karimun dalam
angka, menunjukkan bahwa rasio tempat ibadah terhadap
jumlah penduduk di Kabupaten Karimun untuk tahun 2007
yaitu sebesar 1,36, untuk tahun 2008 sebesar 1,26, untuk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

101

tahun 2009 sebesar 1,09, sementara untuk tahun 2010


sebesar 1,85. Secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel II.63.
Rasio Tempat Ibadah per Satuan Penduduk Tahun 2006-2010
2006

2007

2008

2009

Jumlah tempat ibadah

Uraian

NA

291

283

289

2010
494

Jumlah Penduduk

NA

216.221

223.878

266.012

266.411

Rasio tempat ibadah persatuan penduduk

NA

1.36

1.26

1,09

1,85

Sumber : Karimun Dalam Angka, diolah.Tahun 2010

c. Listrik dan Air Bersih


Sebagian besar kebutuhan listrik di Kabupaten Karimun
dipenuhi oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Sementara sebagian lagi disuplai oleh perusahaan-perusahaan
non PLN. Sampai dengan tahun 2010, belum semua wilayah
di Kabupaten Karimun telah tersambung dalam jaringan PLN.
Oleh karena itu, sebagian masyarakat mengusahakannya
secara swasembada yaitu melalui perusahaan non PLN
yang dikelola oleh Pemerintah Daerah, koperasi maupun
perusahaan swasta lainnya. Secara operasional, produksi
listrik PLN di Kabupaten Karimun berasal dari 2 unit, yaitu
Ranting Tanjung Balai dan Ranting Tanjung Batu. Pada tahun
2010 jumlah mesin yang dimiliki PLN adalah 34 buah dengan
total daya terpasang sebanyak 38.998 KW. Atau terjadi
kenaikan besarnya daya terpasang dibanding tahun lalu.
Daya terpasang listrik PLN selama lima tahun terakhir
sempat mengalami penurunan pada tahun 2008. Hal ini
disebabkan oleh kondisi mesin pembangkit milik PLN di
Kabupaten Karimun yang belum stabil dalam memenuhi
kebutuhan listrik bagi pelanggannya. Hal tersebut perlu
mendapat perhatian mengingat semakin bertambahnya
jumlah pelanggan pada tiap tahunnya.
Tabel II.64.
Banyaknya Mesin, Daya Terpasang, dan Produksi menurut Wilayah Kerja
PT. PLN Karimun Tahun 2010
Unit

Jumlah Mesin (Unit) Daya Terpasang (KW) Daya Mampu (KW)

Produksi (Kwh)

PLTD TBK

26.000

23.100

111.625.496

PLTD Pulau Buru

500

480

1.941.933

PLTD PulauParit

100

100

392.040

PLTD Tanjung Batu

9.048

6.910

24.181.847

102

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Unit
PLTD Tanjung Batu

Jumlah Mesin (Unit) Daya Terpasang (KW) Daya Mampu (KW)


7
9.048
6.910

Produksi (Kwh)
24.181.847

PLTD Moro

1.150

905

PLTD Tanjung Pelanduk

100

90

3.651.160
84.795

PLTD PulauSugie

100

90

184.660

PLTD Alai

760

429

727.480

PLTD Pauh

100

240

241.360

PLTD Durai

480

310

515.504

PLTD Pulau Jang

360

270

292.284

PLTD Keban

100

90

188.885

PLTD Penarah

200

180

225.510

Jumlah

34

38.998

33.194

144.252.954

2009

38

25.865

17.355

129.400.873

2008

34

26.384

20.605

95.379.744

2007

31

21.586

16.130

124.193.296

2006

36

29.272

20.996

122.800.828

Sumber : PLN Cabang Tanjung Pinang . Tahun 2010

Ketersediaan air bersih yang sehat sangat dibutuhkan


masyarakat. Di Kabupaten Karimun terdapat tiga perusahaan
air minum, yaitu Unit Usaha Air Minum (UUAB) Tanjung Balai
Karimun, UUAB Tanjung Batu, dan UUAB Moro. Pada tahun
2010, jumlah air yang diproduksi tidak dapat disajikan. Hal ini
berkaitan dengan rusaknya meteran di Tanjung Balai Karimun
dan di Moro. Namun jika dilihat dari jumlah yang disalurkan
terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dari
1.284.138 m3 di tahun 2009 menjadi 1.173.438 m3
Tabel II.65.
Produksi Air Bersih dan Jumlah Pelanggan PDAM Kabupaten Karimun Tahun 2010
Nama PerusahaanAir
Minum
UUAB Tg. Balai Karimun

Jumlah Produksi
(m3)

Jumlah Yang
Disalurkan(m3)

Jumlah
Pelanggan

Nilai Produksi (Rp)

NA

967,997

3.390

3.924.803.500

114,736

97,698

507

304.454.372

NA

107,743

488

370.970.000

Total

114,736

1.173,438

4.385

3.970.227.872

2009

1.829,566

1.284,138

4.197

4.472.222.071

2008

1.574,249

1.192,699

3.937

3.765.866.500

2007

1.529,860

1.211,532

3.622

2.671.035.500

2006

1.447,677

1.013,374

3.265

2.172.328.800

UUAB Tg. Batu


UUAB Moro

Sumber : Perusda UUAB Kabupaten Karimun. Tahun 2009

II.3.1.4. Perhubungan
Peningkatan sarana perhubungan merupakan salah satu
pendukung dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

103

Kabupaten Karimun, sehingga pertumbuhan ekonomi bersinergi


dengan pemerataan pendapatan. Selain itu, peningkatan
sarana perhubungan berguna untuk mendorong pemerataan
pembangunan dalam melayani kebutuhan masyarakat serta
membuka keterisolasian wilayah pedalaman dan terpencil.
Salah satu peningkatan sarana perhubungan adalah dengan
pembangunan sarana, prasarana dan fasilitas perhubungan,
seperti jalan, angkutan umum, terminal, pelabuhan, dll.
Berdasarkan data dibawah ini, selama 4 tahun terakhir (20052009), salah satu fasilitas berupa pembangunan jalan terlihat
mengalami peningkatan, dengan semakin banyaknya jenis
permukaan jalan yang beraspal dan semakin sedikitnya jenis
permukaan jalan yang bertanah
Tabel II.66.
Realisasi Pembangunan Jalan menurut Jenis Permukaan dan Kecamatan (m) Tahun 2010
Kecamatan

Jenis Permukaan Jalan


Aspal

Kerikil, semen, Lapen

01. Moro

02. Durai

03. Kundur

2.500
-

410

Tanah

Jumlah

2.500

1.270

04. Kundur Utara

2.013

5.013

05. Kundur Barat

1.012

825

1.837

200

2.250

2.450

1.050

1.050

06. Karimun
07. Buru

3.000

1.680

08. Meral

6.173

09. Tebing

2.327

Jumlah

12.135

2009

27.770

2008

19.016

6.173

2.646

4.973

5.500

8.041

25.676

16.465

44.235

1.325

2.200

22.541

2007

28.555

13.250

20.695

62.500

2006

18.100

13.500

13.538

45.138

2005

8.800

1.000

9.465

19.265

Sumber : Karimun Dalam Angka 2010

Sedangkan angkutan darat di Kabupaten Karimun


berdasarkan data tahun 2005-2010 menunjukkan bahwa oplet
merupakan jenis angkutan darat yang mengalami peningkatan
jumlah yang sangat nyata dibanding dengan jenis angkutan
darat lainnya seperti ojek, taksi, bis, pick up dan truk. Dimana
pada tahun 2010 jumlah oplet mencapai 52,57 dari total jenis
armada angkutan darat yang tersedia di Kabupaten Karimun.
104

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Berikut ini adalah grafik dan tabel jumlah jenis angkutan darat di
Kabupaten Karimun

Gambar II.14.

Jumlah dan Jenis Angkutan Darat di Kabupaten Karimun Tahun 2010

Tabel II.67.
Jumlah Angkutan Darat menurut Jenis di Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010

2006

2007

2008

2009

2010

Ojek

Jenis Transportasi/

300

300

300

51

51

Becak

Taksi

209

546

153

190

196

Oplet

185

1.526

1.736

2.159

2.456

Bis

379

380

95

98

123

Pick-up

498

534

503

538

566

Truk

553

597

595

647

1.280

2.124

3.883

3.082

3.683

4.672

Jumlah/ Total

Sumber : Polres Karimun. Tahun 2010

Dengan lokasi wilayah yang sangat strategis untuk berbagai


kegiatan ekonomi, maka jalur transportasi yang menghubungkan
Kabupaten Karimun dengan wilayah di sekitarnya merupakan
hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Wilayah Kabupaten
Karimun terdiri berbagai pulau besar dan kecil dengan luasan
lautan yang mendominasi sebesar 80,91% dibandingkan dengan
luasan daratannya (19,09%). Oleh karena itu, jalur transportasi
yang mendominasi di wilayah tersebut adalah laut. Berikut adalah
tabel lalu lintas kapal pelayaran dalam negeri dan luar negeri yang
singgah di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun pada tahun 2010.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

105

Tabel II.68.
Lalu Lintas Kapal Pelayaran Dalam Negeri dan Luar Negeri yang Singgah
di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun per Bulan Tahun 2010
Pelayaran dalam negeri yang singgah
Jumlah Barang
GRT
Bibongkar (ton)
503
182.809
2.278

Bulan

Jumlah Unit

Januari

Pelayaran dalam negeri yang singgah


Jumlah
GRT
Unit
567
4.778.779

Februari

695

159.268

2.815

540

4.114.776

Maret

710

95.067

1.960

663

6.559.856

April

910

129.003

1.952

376

7.066.159

Mei

875

117.543

2.261

392

5.972.999

Juni

831

170.015

1.464

377

3.176.011

Juli

917

209.651

994

374

6.028.449

Agustus

901

203.607

1.760

376

8.034.033

September

993

234.876

511

306

4.288.156

Oktober

962

196.772

1.087

302

6.258.703

November

897

131.895

2.754

337

3.650.940

Desember

822

262.335

1.005

305

3.704.423

10.016

2.092.841

20.841

4.915

63.633.284

Jumlah

Sumber : SIMOPPEL PT Pelindo I TBK Tahun 2010

Sementara lalu lintas penumpang yang melalui Pelabuhan


Tanjung Balai Karimun pada tahun 2010 baik yang turun
maupun naik, menunjukkan bahwa untuk pelayaran dalam
negeri yang naik sebanyak 445.518 penumpang dan yang turun
sebanyak 366.207 penumpang, sementara untuk pelayaran
luar negeri yang naik sebanyak 283.123 penumpang dan yang
turun 290.533 penumpang. Lebih lengkap dapat dilihat pada
tebel dibawah ini :
Tabel II. 69.
Lalu Lintas Penumpang yang Melalui Pelabuhan Tanjung Balai Karimun per Bulan
Menurut Jenis Pelayaran yang Digunakan Tahun 2010
Bulan

Pelayaran Dalam Negeri/


Turun/ Naik

Pelayaran Luar Negeri


Turun/ Naik

Januari

39.278

26.025

23.677

32.248

Februari

40.227

30.357

25.197

24.120

Maret

29.830

28.307

24.410

25.554

April

31.815

30.328

22.092

23.253

Mei

29.554

29.081

24.091

25.183

Juni

34.295

31.005

25.321

25.548

Juli

45.538

32.970

25.096

25.905

Agustus

30.308

27.142

22.058

21.410

September

48.904

41.524

24.105

21.415

Oktober

38.506

27.797

20.402

21.439

November

36.559

27.546

20.303

19.634

106

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Bulan

Pelayaran Dalam Negeri/

Pelayaran Luar Negeri

Turun/ Naik

Turun/ Naik

Desember

40.704

34.125

26.371

24.824

Jumlah

445.518

366.207

283.123

290.533

Sumber : SIMOPPEL PT Pelindo I TBK. Tahun 2010

Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Negara


lain, pelayanan transportasi (lalu lintas) WNI ke luar negeri juga
menjadi bagian penting dalam pelayanan di Pelabuhan Tanjung
Balai Karimun. Berdasarkan data tahun 2010 menunjukkan jumlah
WNI yang ke Luar Negeri melalui Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
berjumlah 290.533, dengan jumlah keberangkatan 157.703 dan
jumlah kedatangan sebanyak 197.462. lebih jelas dapat dilihat
pada tabel lalu lintas WNI ke Luar Negeri melalui Pelabuhan
Tanjung Balai Karimun per bulan tahun 2010 dibawah ini:
Tabel II.70.
Lalu Lintas WNI ke Luar Negeri melalui Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
per bulan Tahun 2010
Bulan

Lalu Lintas

Jumlah

Keberangkatan

Kedatangan

Januari

12.852

25.187

Februari

14.195

15.871

24.120

Maret

13.760

16.740

25.554

32.248

April

11.611

15.813

23.253

Mei

15.246

16.393

25.183

Juni

13.525

17.023

25.548

Juli

13.548

17.747

25.905

Agustus

12.028

14.879

21.410

September

14.052

15.607

21.415

Oktober

11.201

14.294

21.439

Nopember

11.505

12.356

19.634

Desember

14.180

15.552

24.824

Jumlah/Total

157.703

197.462

290.533

Sumber : Survei Angkutan Laut Tahun 2010, BPS

II.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan


II.3.2.1. Penanaman Modal
a. Perkembangan Investasi Daerah
Kebutuhan investasi daerah cenderung mengalami
peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 7.46%. Kebutuhan investasi ini diperlukan untuk
senantiasa menjaga pertumbuhan ekonomi dan penciptaan
lapangan kerja.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

107

Tabel II.71.
Kebutuhan Investasi Kabupaten Karimun Tahun 2007-2011 (Milyar Rupiah)
Periode

Kebutuhan Investasi

2007-2008

451,47

2008-2009

414,99

2009-2010

494,40

2010-2011

550,40

Sumber : BPS Kabupaten Karimun. Tahun 2010

Jumlah PMA dari tahun 2007, 2009 dan 2010 tidak


mengalami perubahan kecuali pada tahun 2008, sedangkan
jumlah PMDN pada tahun 2007-2009 meningkat signifikan
yang kemudian menurun di tahun 2010. Nilai investasi dari
tahun ke tahun juga semakin besar baik dari PMA maupun
PMDN terkecuali pada tahun 2010. Berikut ini tabel jumlah
perusahaan PMA dan PMDN serta nilai investasinya di
Kabupaten Karimun.
Tabel II.72.
Jumlah Perusahaan PMA dan PMDN serta Nilai Investasi 2006-2010
Jumlah Perusahaan

Nilai Investasi (Rp)

Jumlah tenaga kerja

Tahun
PMA

PMDN

PMA

PMDN

PMA

2006

NA

NA

NA

NA

NA

PMDN
NA

2007

10

996.482.707.200

147.210.000.000

2428

1198

2008

12

1.075.025.270.037

1.247.310.000.000

NA

NA

2009

10

24

2.070.025.270.037

3.315.304.000.000

NA

NA

2010

10

22

8.533.290.415.624

970.337.693.380

NA

NA

Sumber : Karimun Dalam Angka, diolah. Tahun 2010

Perkembangan investasi daerah Kabupaten Karimun juga


dipengaruhi oleh beberapa perusahaan, baik perusahaan yang
terdaftar sebelum maupun sesudah pemberlakukan kebijakan
Free Trade Zone (FTZ). Sedikitnya terdapat 9 perusahaan yang
terdaftar sebelum pemberlakukan kebijakan Free Trade Zone
(FTZ) dengan modal yang bervariatif, sementara perusahaan
yang terdaftar sesudah pemberlakukan kebijakan Free Trade
Zone (FTZ) terdapat 35 perusahaan. Keberadaan perusahaanperusahaan tersebut selain mendukung perkembangan
investasi daerah sekaligus banyak menyerap tenaga kerja lokal.
Selain perusahaan yang terdaftar sebelum dan sesudah
pelaksanaan FTZ, terdapat pula 11 perusahaan yang sedang
dalam pengurusan Izin di Wilayah FTZ.
Secara umum bidang yang diusahakan perusahaan
108

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

tersebut antara lain jasa, perdagangan besar, energi, listrik,


pertambangan, kontruksi dan suplayer, galangan kapal dll.
Di bawah ini tabel nama-nama perusahaan yang terdaftar
sebelum dan sesudah FTZ serta perusahaan yang sedang
dalam pengurusan Izin di Wilayah FTZ.
Tabel II.73.
Perusahaan Yang Terdaftar Sebelum FTZ, 2010
No

Nama Perusahaan

Modal

Bidang

Tenaga Kerja

01.

PT. WIRA PENTA KENCANA

107 Milyar

Granite

230

02.

PT. TRIMEGAH PERKASA UTAMA

52 Milyar

Granite

196

03.

PT. PASIFIC GRANITAMA

10 Milyar

Granite

224

04.

PT. ANEKA MINING SUKSES

30 Milyar

Jasa Pertambangan

171

05.

PT. KSS

579 Milyar

Galangan Kapal

1000

06.

PT. BUKIT GRANITE MINING MANDIRI

80 Milyar

Granite

166

07.

PT. KDH

14 Milyar

Granite

116

08.

PT. BUKIT ALAM PERSADA

10 Milyar

Granite

85

09.

PT. TRITIRTA ARGA JAYA

Air Kemasan

Tabel II.74.
Perusahaan Yang Terdaftar Sesudah FTZ,2010
No

Nama Perusahaan

Modal

Bidang

Tenaga Kerja

1.487 Milyar

Jasa pelaksanaan konstruksi bid.sipil

5.000

01.

PT. SAIPEM INDONESIA

02.

PT. EUNINDO USAHA MANDIRI

1.5 Milyar

Pertambangan pengolahan Timah

03.

CV. BUANA SAKTI

2.8 Milyar

Perdagangan umum

04.

CV. SHOBILL ANUGERAH

250 Juta

Perdagangan umum

05.

PT. ZONA INTERNASIONAL . P

200 Juta

Perdagangan umum

06.

PT. KARIMUN SUKSES

5 Milyar

Penyalur BBM

24

07.

PT. INTI FAJAR. P

1 Milyar

Perdagangan

08.

CV. EKA SIK KARIMUN

300 Juta

Perdagangan umum

09.

PT. MULTI OCEAN SHP

232,5 Milyar

Industri Perkapalan

320

10.

PT. MULTI ADVIRINDO

10 Milyar

Jasa Konstruksi

175

11.

PT. BOSKALIS INT. INDO

4,7 Milyar

Konstruksi Bangunan Sipl

12.

PT. SEJATI KARIMUN

1 Milyar

Perdagangan umum

24

13.

CV. TRIMEGA SUKSES

950 Juta

Leveransir

14.

PT. KARIMUN MINING

1 Milyar

Pertambangan

55

15.

PT. PLACENTIN TURCHI

202 Milyar

Jasa pelaksana konstruksi bangunan


sipil

86

16.

PT. KARIMUN M SHP

10 Milyar

Industri galangan kapal

620

17.

PT. HARMONIS KARIMUN

500 Juta

Perdagangan umum

18.

PT. HYDRO NUSANTARA

500 Juta

Laverensir

1 Milyar

26

19.

PT. BURU KARIMUN M

Perdagangan umum

40

20.

PT. INDONESIA P

1.7 Milyar

Kontraktor

10

21.

PT. TRIKARYA ALAM

12 Milyar

Galangan kapal

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

109

No
22.

Nama Perusahaan
PT. JATIM NUSA

Modal
1 Milyar

Jasa kontraksi

Bidang

Tenaga Kerja
10

23.

PT. LINK PANGESTU. U

200 Juta

Jasa konsturksi

24.

PT. KASHELDO

500 Juta

Supplier

25.

CV. IKHWANMANDIRI

200 Juta

Supplier

26.

PT. GEMA MITRA

200 Juta

Jasa Pengadaan

27.

PT. EPTCO DIAN PERSADA

750 Juta

Kontraktor

61

28.

PT. LIGA ELEKTRONIC

500 Juta

Perdagangan Barang dan Jasa

29.

PT. PADI MAS RESOURCES

1 Milyar

Suplier, Leveransir dan Jasa

48

30.

CV. PROFESSIONAL

5 Milyar

Perdagangan Umum (Granit)

31.

PT. MAPAN MULTI TRADING

3 Milyar

Perdagangan Barang dan Jasa

32.

PT. KARIMUN SEHAT MANDIRI

2 Milyar

Perdagangan Besar Minyak Solar

12

33.

CV. TEKNIK PERKASA

300 Juta

Perdagangan Besar Khusus Lainnya

34.

PT. JAYA PUTRA KARIMUN

1 Milyar

Suplier, Leveransir

15

35.

PT. KARIMUN PETRO ENERGI

1 Milyar

Suplier, Leveransir & Jasa

Sumber : LKPj Tahun 2010

Tabel II.75.
Perusahaan Yang Sedang Dalam Pengurusan Izin di Wilayah FTZ
No

Nama Perusahaan

Modal
2.300 Milyar

Bidang

OILTANKING

2.

PT. SAMUDRA LESTARI

81 Milyar

Offshore

400

3.

PT. KINAKA SHIPYARD

150 Milyar

Galangan Kapal

450

5 Milyar

Oil Storage

Tenaga Kerja

1.

150

4.

PT. MULYA REALTY B

5.

PT. KARIMUN POWER PLANT

1.920 Milyar

6.

PT. USAHA GRYA S

1.500 Milyar

7.

PT. BUKIT JANTAN

2 Milyar

Listrik

200

8.

PT. JENI PRIMA PUTRA

90 Milyar

Galangan Kapal

400

9.

PT. BAJA ALAM RAYA

20 Milyar

Galangan Kapal

200

10.

PT. MITRA AUSINDO

2 Milyar

Produksi Oksigen

11.

AKER SOLUTION

2.700 Milyar

Dormitori

100

Listrik

500

Pariwisata

1000

Oushhore & Offshore

25
2.000

Sumber : LKPj Tahun 2010

II.3.2.2. Industri Kecil dan Menengah


Selain industri besar, keberadaan industri kecil dan menengah
juga cukup mendukung perkembangan ekonomi daerah.
Keberadaannya secara umum melekat dengan kegiatan industri
rumah tangga dan bergerak pada sektor riel dan tidak sedikit
yang mengoptimalkan potensi sumberdaya lokal. Berdasarkan
data yang tersedia, jumlah industri kecil dan menengah pada
tahun 2007 cukup tinggi, yakni sekitar 1.046 unit usaha, pada
tahun 2008 mengalami penurunan hingga tinggal 95 unit usaha
dan tahun 2009 meningkat dibandingkan tahun 2008 hingga 281
unit usaha. Meskipun jumlah unit usaha industri kecil mengalami
penurunan, namun jika dilihat jumlah tenaga kerja yang diserap
110

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

mengalami peningkatan yang cukup signifikan, tercatat pada


tahun 2007 sejumlah 1.431 tenaga kerja, tahun 2008 tercatat
540 tenaga kerja dan tahun 2009 menjadi 3.140 tenaga kerja.
Terkait dengan perkembangan ekonomi daerah, keberadaan
industri kecil dan menengah telah banyak menyerap tenaga
kerja yang cukup tinggi. Berikut ini adalah tabel jumlah Unit
Usaha Industri Kecil dan Menengah tahun 2009 di Kabupaten
Karimun.
Tabel II.76.
Jumlah Unit Usaha Industri Kecil dan Menengah tahun 2009
Tahun

Jumlah Unit Usaha

Jumlah Tenaga Kerja (jiwa)

2006

NA

NA

Nilai investasi (Rp juta)


NA

2007

1046

1431

4,447,000

2008

95

540

5,373,700

2009

281

3140

1,076,780

Sumber : BPS Prov.Kepri.Tahun 2009

II.3.2.3. Kependudukan
Berdasarkan penghitungan BPS, jumlah penduduk
Kabupaten Karimun pada tahun 2009 mencapai 231.658 jiwa.
Distribusi penduduk cenderung memusat di daerah perkotaan
dengan adanya pusat-pusat pelayanan yaitu Kawasan Kota Lama
Kecamatan Karimun dan Kawasan Kota Baru Kecamatan Meral.
Berkaitan dengan luas wilayah Kabupaten Karimun jumlah
kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Karimun
dengan kepadatan 19 jiwa/Ha, sedangkan kepadatan terendah di
Kabupaten Karimun berada di Kecamatan Moro dan Durai yaitu
1 jiwa/Ha. Distribusi kepadatan penduduk Kabupaten Karimun
terkonsentrasi di Kecamatan Kundur, Kundur Barat, Karimun,
Buru dan Kecamatan Meral. Tingkat kepadatan penduduk di
Kabupaten Karimun tergolong rendah di bandingkan dengan
kabupaten-kabupaten di Pulau Sumatera.
Tabel II.77.
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk yang Tercatat dan Kepadatan Penduduk per km2
menurut Kecamatan di Kabupaten Karimun 2009

No

Kecamatan

Luas Daratan (Ha)

Jumlah Penduduk

Kepadatan (Jiwa/Ha)

Moro

116.870

20.888

Durai

5.200

7.179

Kundur

3.430

39.235

11

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

0,18

111

No

Kecamatan

Luas Daratan (Ha)

Jumlah Penduduk

Kepadatan (Jiwa/Ha)

Kundur Utara

4.990

20.833

Kundur Barat

2.950

18.234

Karimun

2.170

42.464

20

Buru

1.780

11.373

Meral

8.000

45.624

Tebing

7.200

25.828

152.400

231.658

Jumlah

Sumber : Karimun Dalam Angka, 2009 (dokumen rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031)

a. Pertumbuhan Penduduk
Jika ditinjau dari tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata
di kabupaten Karimun per tahun berdasarkan data penduduk
4 tahun terakhir (2006-2010) adalah 6,22% per tahun,
dimana tingkat pertumbuhan penduduk terbesar terdapat
di Kecamatan Karimun dengan tingkat perkembangan
per tahun mencapai 12,80%. Jumlah ledakan populasi
penduduk terbesar di Kabupaten Karimun terdapat juga di
Kecamatan Karimun yang terjadi pada tahun 2010 dengan
jumlah penduduk sebanyak 59.947 jiwa. Selanjutnya laju
pertumbuhan di Kabupaten Karimun secara lebih jelas seperti
ditunjukkan pada Tabel II.78
Tabel II.78.
Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk di Kabupaten Karimun Tahun 2006 2010
No

Kecamatan

Luas (Ha)

Jumlah Penduduk

Daratan

Lautan

2006

2007

2008

2009

2010

Moro

116.870

166.844

18.924

19.496

20.187

20.888

20.279

1,78

Durai

5.200

148.054

6.504

6.701

6.938

7.179

7.335

3,05

Kundur

3.430

44.993

35.546

36.621

37.917

39.235

41.951

4,24

Kundur Utara

4.990

40.406

18.874

19.445

20.133

20.833

22.576

4,60

Kundur Barat

2.950

50.915

16.520

17.019

17.622

18.234

18.855

3,36

Karimun

2.170

26.712

38.470

39.633

41.037

42.464

59.947

12,80

Buru

1.780

36.688

10.304

10.615

10.991

11.373

11.042

1,78

Meral

8.000

51.541

41.334

42.584

44.092

45.624

54.761

7,52

Tebing

7.200

79.847

23.399

24.107

24.961

25.828

29.665

6,22

152.400

646.000

209.875

216.221

223.878

231.658

266.411

6,26

Jumlah

Sumber : Karimun Dalam Angka, 2010 (dokumen Rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031)

b. Pengelompokan Penduduk Berdasar Jenis Kelamin dan Umur


Berdasarkan tingkat usia, penduduk dibagi atas anakanak (dibawah usia 15 tahun), dewasa (15 sampai 64 tahun),
dan lanjut usia (65 tahun keatas). Anak-anak dan lanjut
usia disebut kelompok usia tidak produktif, sedangkan
dewasa disebut kelompok usia produktif. Perbandingan
112

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

kelompok usia produktif dan tidak produktif merupakan


angka ketergantungan (dependency ratio). Tahun 2010,
komposisi penduduk usia tidak produktif sekitar 30,14 persen
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia produktif yang
mencapai 69,86 persen.
Dengan demikian dependency ratio sebesar 43 persen. Hal
ini berarti setiap 100 orang penduduk usia produktif dibebani
oleh 43 orang penduduk usia tidak produktif. Dari seluruh
penduduk Kabupaten Karimun yang tercatat pada tahun 2010
tersebut, sebanyak 51,74 persen diantaranya merupakan
penduduk dengan jenis kelamin laki-laki, sedangkan jumlah
penduduk perempuan mencapai 48,26 persen. Rasio jenis
kelamin (sex ratio) penduduk sebesar 107. Artinya dari
setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 107 orang
penduduk laki-laki. Dengan kata lain penduduk laki-laki lebih
banyak dibandingkan penduduk perempuan.
Tabel II. 79.
Jumlah Penduduk yang Tercatat Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Karimun Tahun 2010
Golongan Umur / Age
04
59
10 14
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
65 69
70 74
75+
Jumlah/ Total

Laki-laki/ Male
9.148
13.683
12.558
11.969
11.978
13.515
13.876
12.219
9.872
8.319
6.574
5.095
3.281
2.441
1.842
1.461
137.831

Perempuan/ Female
8.390
12.885
12.107
11.055
11.157
13.219
13.443
11.032
8.506
7.126
6.133
4.570
3.176
2.437
1.700
1.644
128.580

Jumlah/ Total
17.538
26.568
24.665
23.024
23.135
26.734
27.319
23.251
18.378
15.445
12.707
9.665
6.457
4.878
3.542
3.105
266.411

Sumber : Karimun Dalam Angka 2010

c. Pengelompokan Penduduk berdasar Tingkat Pendidikan


Berdasarkan Suseda, BPS Kabupaten Karimun
persentase tingkat pendidikan terbanyak pada tahun 2010
adalah Sekolah Dasar sederajat dengan jenis kelamin
terbanyaknya adalah perempuan. Hal ini membuktikan bahwa
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

113

pada Kabupaten Karimun telah terjadi peningkatan partisipasi


perempuan dalam upaya meningkatkan taraf pendidikan.
Tabel II.80.
Persentase Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Tingkat Pendidikan
yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin Tahun 2010
Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan

Persentase
Laki-Laki

Perempuan

1. Tidak/Belum Tamat SD

20,12

23,39

2. Sekolah Dasar/MI/Sederajat

37,16

38,34

3. SLTP/MTs/Sederajat

18,08

16,93

4. SMU/MA/Sederajat

20,49

16,70

5. Diploma/University

4,15

4,64

Jumlah

100

100

Sumber : Sensus Penduduk 2010, Angka Sementara

II.3.2.4. Ketenagakerjaan
a. Angkatan Kerja (labor force)
Penduduk usia kerja yang merupakan tenaga kerja aktif
dalam kegiatan ekonomi disebut Angkatan Kerja. Hasil Survei
Sosial Ekonomi Daerah 2010 memberikan gambaran bahwa
dari seluruh penduduk Kabupaten Karimun yang berusia 15
tahun ke atas, sebanyak 75,66 persen adalah angkatan kerja
laki-laki dan 72,20 persen angkatan kerja perempuan.
Tabel II.81.
Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama
Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten Karimun 2010
Uraian/ Description

Persentase
Laki-laki

Perempuan

1. Angkatan Kerja/ Economically Active

83,94

38,32

1.1 Bekerja/ Employed

79,44

28,20

1.2 Mencari Pekerjaan/ Looking for a Job

4,50

10,12

2. Bukan Angkatan Kerja/ Not Economically Active

12,8

57,67

2.1 Sekolah/ Attending School

8,16

8,06

2.2 Mengurus rumahtangga/ House Keeping

4,64

49,61

2.3 Lainnya/ Others

3,27

4,01

Jumlah/ Total

100

100

75.659

72.201

Jumlah Penduduk 15 tahun keatas


Sumber : Kabupaten Karimun Dalam Angka 2010

b. Aktivitas Kerja
Dengan menggunakan data dari Susenas (umur 10 tahun
keatas) lapangan usaha pada sektor pertanian sangat dominan
dalam penyerapan tenaga kerja. Sektor pertanian menjadi
114

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

cukup dominan karena biasanya tidak memerlukan keahlian


khusus untuk berpartisipasi didalamnya. Selain itu besarnya
angkatan kerja yang bekerja pada sektor pertanian erat
kaitannya dengan tingkat pendidikan yang dimiliki. Lapangan
usaha kedua sebagai penyerap tenaga kerja terbanyak adalah
sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Tabel II.82.
Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Karimun
Persentase/ Percentage

Lapangan Usaha/ Industrial


Classification

2006

2007

2008

2009

2010**)

01. Pertanian/ Agriculture

41,85

30,13

23,32

30,08

31,79

02. Pertambangan/ Minning

6,13

5,22

4,74

2,13

4,25

03. Industri/ Industry


04. Listrik, Gas dan Air/ lectricity, Gas
and Water
05. Konstruksi/ Construction

6,11

8,6

5,62

5,42

2,72

0,21

0,38

0,72

0,68

0,5

6,12

9,08

12,96

10,06

12,03

06. Perdagangan/ Trade

17,48

17,47

26,01

23,81

18,12

07. Angkutan dan Komunikasi/

9,05

8,41

9,42

6,89

5,81

08. Keuangan/Finance

1,14

1,01

0,71

1,07

0,63

09. Jasa/ Service

11,69

19,46

16,37

18,74

20,1

10. Lainnya/ Others


Jumlah/ Total

0,21

0,23

0,25

1,12

4,04

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

*) menggunakan hasil Susenas (umur 10 tahun ke atas)


Sumber : Berdasarkan Sakernas, BPS Kabupaten Karimun Tahun 2010

**) Hasil SP 2010

c. Pengangguran
Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Karimun tahun 2010 sebanyak 1.534 jiwa.
Dari 1.534 pencari kerja, persentase tertinggi adalah pencari
kerja dengan kualifikasi pendidikan SLTA, yaitu sebesar 1.041
jiwa atau sekitar 67,86 persen, kemudian berpendidikan
Sarjana/S1 sebesar 162 jiwa atau sekitar 10,56 persen,
kemudian berpendidikan DIII/Sarjana Muda sebesar 100
jiwa atau sekitar 6,52 persen, 139 jiwa atau 9,06 persen
berpendidikan SLTP dan untuk tingkat pendidikan lainnya
masing-masing dibawah 5 persen.
Tabel II.83.
Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
di Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
Tingkat Pendidikan

2006

2007

2008

2009

SD

246

202

27

22

78

SLTP

426

912

67

79

139

Tidak Tamat SD

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

2010

115

Tingkat Pendidikan
SLTA
Diploma I/II

2006

2007

2008

2009

2010

5.330

2.022

748

680

1.041

350

214

59

11

Akademi/ Diploma III

1.143

336

165

80

100

Sarjana

1.326

840

202

92

162

S2/S3

8.821

4.526

1268

965

1.534

Jumlah

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun.Tahun 2010

II.3.2.5. Komunikasi Dan Informasi


a. Jumlah Jaringan Telekomunikasi
Perkembangan sektor telekomunikasi khususnya jumlah
SST dan pelanggan Telkom menunjukkan peningkatan
khususnya untuk kategori pelanggan bisnis. Sementara
untuk resedensial justru semakin menurun karena adanya
perubahan orientasi pelanggan ke mobile telekomunikasi
seperti handphone. Perkembangan wartel juga semakin
menurun dengan jumlah yang sangat signifikan dari 109 wartel
pada tahun 2007 menjadi 4 wartel saja pada tahun 2009. Hal
ini juga disebabkan karena adanya peningkatan penggunaan
mobile telekomunikasi yang lebih praktis, mudah dan murah.
Teknologi informasi dan komunikasi di Kabupaten Karimun
cukup berkembang, hal ini terlihat dari jumlah pelanggan
PT. Telkom per maret 2010, jumlah SST terbanyak berlokasi
di Karimun PSTN. Meskipun demikian teknologi yang masih
diminati oleh masyarakat Kabupaten Karimun hingga saat
ini adalah jasa pos, hal tersebut terlihat dari banyaknya jenis
layanan pos yang digunakan ke dalam maupun ke luar.
Tabel II.84.
Jumlah SST dan Pelanggan PT. Telkom Menurut Lokasi STO
di Kabupaten Karimun per 31 Maret 2011
Lokasi STO

Jumlah Pelanggan

Jumlah SST

Residensial/Bisnis

Sosial

01. Moro

281

264

17

02. Durai

55

52

1.423

1.227

194

03. Tanjung Batu


04. Prayun
05. Karimun PSTN
-Flexi
-Classy (Prabayar)
-Trendy (Paska Bayar)
06. Tebing
Jumlah

116

86

77

6.712

5.213

1.482

17
-

396

3.420

245

221

24

12.618

7.054

1.729

19

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Jumlah Pelanggan

Lokasi STO

Jumlah SST

Tahun 2010

14.696

Residensial/Bisnis
8.334
2.040

Tahun 2009

14.416

8.242

Sosial
26

2.297

31

Sumber : PT. Telkom Tanjung Balai Karimun. Tahun 2011

II.3.2.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


a. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK
Salah satu kelembagaan masyarakat yang mendukung
upaya kesesejahteraan keluarga adalah kelompok PKK yang
tersebar hingga kecamatan hingga desa dan/atau kelurahan.
Di Kabupaten Karimun pada tahun 2009 tercatat 9 kelompok
PKK yang tersebar diseluruh kecamatan, dengan jumlah
kelompok binaan sejumlah 269, dengan rata-rata jumlah PKK
29,9 kelompok. Data ini mengalami penurunan dibandngkan
dengan tahun sebelumnya yang mencapai 340 kelompok
binaan dengan rata-rata jumlah kelompok 37,8.
Tabel II.85.
Rata-rata Kelompok Binaan PKK, 2006-2009
2006

2007

2008

J umlahkelompok PKK

Uraian

NA

2009
9

Jumlah Kelompok Binaan

NA

340

340

269

Rata-ratajumlah PKK

NA

37.8

37.8

29.9

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Prov. Kepri. Tahun 2010

b. Jumlah LSM yang aktif


Salah satu indikator meningkatnya keberdayaan
masyarakat dapat dilihat meningkatnya lembaga keswadayaan
masyarakat yang aktif dalam proses pembangunan.
Berdasarkan data jumlah OMAS/LSM dari tahun 2005-2010
yang terdaftar pada tahun 2008 di Kabupaten Karimun hanya
2 ORMAS/LSM dan hanya 1 yang aktif. Sementara data tahun
2009 tidak tersedia data. Berikut ini adalah tabel ormas/LSM
tahun 2005 s/d 2010 yang terdaftar di Kabupaten Karimun
Tabel II.86.
Jumlah ORMAS/LSM Tahun 2005 S/D 2010 Yang Terdaftar Di Kabupaten Karimun
2006

2007

2008

Aktif

raian

2009
-

tidak aktif

terdaftar

Sumber : Badan Kesbangpol dan Linmas Prov. Kepri. Tahun 2010

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

117

II.3.2.7. Penyelenggaraan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat


a. Rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk
Salah satu prasyarat terwujudnya rasa aman dan tertib
masyaralat adalah penyelenggaraan keamanan dan ketertiban
masyarakat secara optimal. Dan optimalnya pelaksanaan
tersebut sangat dipengaruhi oleh ketersediaan jumlah polisi
pamong praja di Kabupaten Karimun. Rasio jumlah polisi
pamong praja/10.000 penduduk di Kabupaten Karimun pada
tahun 2009 adalah 12,2, angka ini menunjukkan peningkatan
dari tahun sebelumnya yang hanya 7,0. Berikut ini adalah
tabel rasio jumlah polisi pamong praja per 10.000 penduduk.
Tabel II.87.
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk
Uraian
Jumlah polisi pamong praja
Jumlah penduduk
Rasio

2006

2007

2008

145

155

155

2009
324

209.875

216.221

223.878

266.012

7.0

7.2

7.0

12.2

Sumber : Karimun Dalam Angka. Tahun 2010

II.3.2.8. Perpustakaan
Dalam mendukung peningkatan pengetahuan dan wawasan
masyarakat, ketersediaan perpustakaan sangat penting sebagai
sumber pengetahuan. Tentu bahwa keberadaan perpustakaan
perlu dibarengi dengan kelengkapan jenis buku (pustaka) yang
menjadi kebutuhan masyarakat. berdasarkan ketersediaan
golongan buku yang tersedia di Kantor Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Kabupaten Krimun dari tahun 2006 hingga
2010 mengalami penambahan jumlah. Berikut ini adalah tabel
jumlah buku kantor perpustakaan dan kearsipan daerah menurut
golongan/kelas tahun 2006-2010 di Kabupaten Karimun
Tabel II.88.
Jumlah Buku Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Karimun
Menurut Golongan/Kelas Tahun 2006-2010
Golongan
000 Karya Umum
100 Ilmu Filsafat
200 Agama
300 Ilmu Sosial
400 Bahasa
500 Ilmu Murni

118

2006
153
268
1.161
2.007
191
352

2007
304
463
1.804
2.600
292
630

2008
304
882
2.044
3.201
499
654

2009
387
958
2.309
3.638
537
760

2010
427
999
2.332
3.925
537
774

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Golongan
600 Teknologi
700 Seni Olahraga
800 Sastra
900 Geografi/Sejarah
Fiksi
Referensi
Perguruan Tinggi
Jumlah

2006
1.810
190
886
974
1.092
NA
NA
9.084

2007
3.196
529
1.493
1.193
1.325
NA
NA
13.829

2008
3.331
894
1.750
1.446
1.325
139
706
17.175

2009
3.906
998
2.003
1.507
1.380
164
706
19.253

2010
4.067
998
1.998
1.546
2.922
171
1.130
21.286

Sumber : Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Karimun. Tahun 2010

Meningkatnya jumlah buku di Kantor Perpustakaan


dan Arsip Daerah Kabupaten Karimun dari tahun-ketahun,
ternyata belum beranding lurus dengan meningkatnya jumlah
pengunjung. Jumlah pengunjung dalam kurun waktu 5 tahun
yakni dari tahun 2006-2010 justru mengalami penurunan.
Jumlah pengunjung terbanyak pada kantor perpustakaan
daerah adalah pelajar dan mahasiswa, sementara paling
sedikit adalah guru dan pegawai. Berikut ini adalah tabel
jumlah pengunjung Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010.
Tabel II.89.
Jumlah Pengunjung Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
Anggota
Anakanak
Pelajar

2006

2007

2008

2009

2010

716

617

752

897

1.185
3.464

4.038

4.704

6.683

4.498

Mahasiswa

404

383

566

1.514

723

Guru

672

600

239

212

186
127

Pegawai

1.045

839

282

202

Swasta/Umum

4.040

2.548

900

772

565

Jumlah

10.915

9.691

9.422

8.095

6.250

Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Karimun.Tahun 2010

Dalam menigkatkan pelayanan perpusatakaan, diberlakukan sistem keanggotaan. Tercatat dalam kurun waktu 2 tahun
terakhir (2008-2010) tercatat peningkatan jumlah anggota
dari 4.235 anggota menjadi 4.530 anggota dan kembali
meningkat menjadi 4.824 anggota. Jika dilihat dari kelompok
anggota, paling banyak tercatat adalah kelompok pelajar
data tahun 2010 tercatat sebanyak 2.228 pelajar (46,19%)
dari total anggota perpustakaan yang ada. Berikut ini adalah
tabel keanggotaan Perpustakaan Kantor Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Kabupaten Karimun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

119

Tabel II.90.
Jumlah Anggota Perpustakaan Kantor Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
Anggota

2006

Anak anak
Pelajar

2007

2008

2009

2010

430

449

481

491

488

1.733

1.868

1.968

2.073

2.228

Mahasiswa

86

87

152

204

234

Guru

160

162

213

234

253

Pegawai

398

406

509

533

644

Swasta/Umum

764

800

912

995

977

3.571

3.772

4.235

4.530

4.824

Jumlah

Sumber : Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Karimun.Tahun 2010

II.3.2.9. Pemuda dan Olah Raga


Keberhasilan pembangunan sebuah daerah tidak luput
dari partisipasi kelompok pemuda sebagai generasi penerus
daerah yang bersangkutan. Pembangunan kepemudaan dan
olah raga menjadi bagai tak terpisahkan dalam pemberdayaan
masyarakat. Kelambagaan yang mengurusi kepemudaan antara
lain adalah Karang Taruna. Berdasarkan data yang ada tercatat
25 kelompok Karang Taruna dan Anak Binaan yang tersebar di 9
kecamatan di Kabupaten Karimun. dari 25 kelompok tersebut,
kecamatan yang terbanyak kelompok karang taruna dan anak
binaannya adalah Kecamatan Tebing, yakni 7 kelompok. Lebih
jelas uraian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel II.91.
Jumlah Karang Taruna dan Anak Binaan Menurut Kecamatan
di Kabupaten Karimun Tahun 2009
Kecamatan

Jumlah

01. Moro

02. Durai

03. Kundur

04. KundurUtara

05. Kundur Barat

06. Karimun

07. Buru

08. Meral

09. Tebing

Jumlah/ Total

25

Tahun 2008

25

2007

2006

NA

2005

NA

Sumber : Dinas Sosial Kabupaten Karimun. Tahun 2009

120

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

II.4. Aspek Daya Saing Daerah


Daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci
keberhasilan pembangunan. Untuk mempertahankan para pelaku
ekonomi yang telah berada di daerah atau mengundang pelaku
ekonomi baru, maka ekonomi daerah harus memiliki daya tarik
(attractiveness). Beberapa indikator untuk mengukur daya tarik
daerah adalah sebagai berikut:
II.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
II.4.1.1. Angka Konsumsi Rumah Tangga per Kapita
Indikator angka konsumsi Rumah Tangga (RT) per kapita
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga
yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah
tangga. Semakin besar angka konsumsi RT semakin atraktif
bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran
konsumsi rumah tangga per kapita dapat diketahui dengan
menghitung angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-rata
pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita.
Pada tahun 2009, rata-rata pengeluaran per kapita rumah
tangga di kabupaten Karimun sebesar Rp 536.173,97 (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Karimun 2009). Angka ini
menunjukkan bahwa setiap sebulan, masing-masing anggota
rumah tangga mengeluarkan biaya rata-rata sebesar Rp
536.173,97 untuk kebutuhan konsumsi. Biaya konsumsi ini
meliputi konsumsi makanan dan bukan makanan, tidak termasuk
konsumsi untuk keperluan usaha rumah tangga atau konsumsi
yang diberikan kepada pihak lain.
Berdasarkan penggolongan angka konsumsi per kapita, maka
jumlah RT paling banyak (41,38%) terdapat pada golongan angka
konsumsi per kapita Rp 300.000,00-Rp 499.000,00. Terbanyak
kedua (22,83%) adalah pada golongan Rp 500.000,00-Rp
749.999,00. Golongan konsumsi paling kecil (Rp 100.000,00Rp149.000,00) memiliki persentase rumah tangga paling kecil
pula yaitu sebesar 0,31% (Indikator Kesejahteraan Rakyat
Kabupaten Karimun 2009). Hal ini menunjukkan bahwa kelas
menengah adalah dominan di Kabupaten Karimun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

121

Tabel II.92.
Distribusi Rumah Tangga berdasarkan Golongan Pengeluaran per Kapita
Golongan pengeluaran Perkapita

Persentase

100.000-149.999

0,31

150.000-199.999

2,67

200.000-299.999

15,11

300.000-499.999

41,38

500.000-749.999

22,83

750.000-999.999

9,52

>1000.000

8,17

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Karimun 2009

II.4.1.2. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan per Kapita


Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita dibuat untuk
mengetahui pola konsumsi rumah tangga di luar pangan. Pada
tahun 2009, rata-rata pengeluaran konsumsi non pangan per
kapita adalah sebesar 47,92%. Besaran pengeluaran konsumsi
non pangan berkorelasi positif dengan tingkat kesejahteraan.
Semakin besar persentase pengeluaran untuk konsumsi non
pangan, maka hal tersebut mencerminkan tingkat kesejahteraan
yang semakin baik. Tabel II.93 menunjukkan bahwa semakin
besar pengeluaran per kapita, maka akan semakin besar pula
konsumsi non makanan.
Tabel II.93.
Persentase Pengeluaran Makanan dan Non Makanan Berdasarkan
Golongan Pengeluaran Per Kapita
Jenis Persentase

Golongan pengeluaran
Perkapita

Makanan

Non makanan

100.000-149.999

62,84

37,16

150.000-199.999

68,4

31,53

200.000-299.999

63,65

36,35

300.000-499.999

58,52

41,48

500.000-749.999

51,85

48,15

750.000-999.999

45,20

57,08

>1000.000

42,92

47,92

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Karimun 2009

II.4.1.3. Produktivitas Total Daerah


Produktivitas total daerah menunjukkan tingkat produktivitas
tenaga kerja untuk setiap lapangan usaha/sektor. Produktivitas
total daerah dihitung dengan membagi nilai PDRB per sektor
dengan jumlah angkatan kerja pada sektor tersebut.
122

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Pada tahun 2009, sektor yang memiliki produktivitas


tertinggi adalah pertambangan dan penggalian dengan nilai
produktivitas sebesar 82,52, disusul oleh sektor keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan dengan nilai 70,38. Sektor
dengan produktivitas terendah adalah sektor jasa-jasa dengan
nilai produktivitas sebesar 6,58.
Sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah
sektor pertanian. Nilai produktivitas dari sektor ini mencapai
21,60. Produktivitas sektor pertanian hanya menggungguli sektor
jasa-jasa, sektor listrik dan air bersih, dan sektor bangunan,
akan tetapi masih kalah dengan kelima sektor lainnya. Sektor
yang paling sedikit menyerap tenaga kerja adalah sektor listrik
dan air bersih. Nilai produktivitasnya pun menduduki posisi
kedua terendah yaitu sebesar 11,80. Selengkapnya mengenai
produktivitas total daerah dapat dilihat pada Tabel II.94.
Tabel II.94.
Produktivitas Total Daerah di Kabupaten Karimun pada tahun 2009
Lapangan Usaha/Sektor

PDRB atas dasar


harga berlaku*

1. Pertanian

Jumlah tenaga
kerja**

Produktivitas

1,040,534.44

48,163.80

2. Pertambangan & Penggalian

281,437.62

3,410.53

21.60
82.52

3. Industri Pengolahan

325,555.42

8,678.45

37.51
11.80

4. Listrik & Air Bersih

12,851.57

1,088.81

5. Bangunan

319,872.91

16,107.97

19.86

1,006,745.12

38,124.33

26.41

7. Pengangkutan & Komunikasi

514,120.32

11,032.20

46.60

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

120,576.39

1,713.27

70.38

6. Perdagangan, Hotel & Restoran

9. Jasa-jasa
Total

197,301.17
3,818,994.96

30,006.30
158,325.67

6.58
323.26

Keterangan:
*) Angka sangat sementara
**) Tenaga kerja adalah penduduk kelompok umur 15 tahun ke atas

II.4.2. Infrastruktur Wilayah


II.4.2.1. Aksesibilitas Daerah
a. Rasio Panjang Jalan
Panjang jalan di Kabupaten Karimun pada tahun 2009
mencapai 108,7 km yang terdiri atas 94,6 km jalan aspal dan
11,1 km jalan tanah. Jalan aspal itu sendiri terbagi atas jalan
negara sepanjang 26,7 km (28,22%), jalan provinsi sepanjang
43,1 km (45,56%), dan jalan kabupaten sepanjang 24,8 km
(26,22%).
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

123

Pada tahun yang sama, jumlah kendaraan pribadi roda


empat yang terdaftar mencapai 3.457 unit. Ditambah dengan
jumlah angkutan roda empat yang mencapai 3.632 unit, maka
total kendaraan roda empat pada tahun 2009 mencapai 7.089
unit.
Berdasarkan panjang jalan yang ada, maka rasio panjang
jalan per jumlah kendaraan roda empat mencapai 0,015.
Artinya, untuk setiap kendaraan roda empat tersedia jalan
sepanjang 0,015 km atau 15 m.
b. Jumlah Orang Melalui Pelabuhan
Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dilalui pelayaran dalam
dan luar negeri. Lalu lintas penumpang pada pelayaran dalam
negeri lebih tinggi dibanding pelayaran luar negeri.
Tabel II.95.
Lalu Lintas Penumpang yang Melalui Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
Menurut Jenis Pelayaran pada Tahun 2010
Jenis Pelayaran

Jumlah Orang
Turun

Naik

Total

Dalam negeri

445.518

366.207

Luar negeri

282.123

290.533

811.725
573.656

Total

782.641

656.740

1.385.381

Sumber : Survei Angkutan Laut Tahun 2010, BPS

Tabel II.95 juga menunjukkan bahwa jumlah penumpang


turun lebih banyak dibanding jumlah penumpang naik. Hal
ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Karimun tidak hanya
menjadi tujuan sementara saja, melainkan menjadi tujuan
tetap/migrasi.
II.4.2.2. Penataan Wilayah
a. Penggunaan Lahan
Terdapat 11 jenis penggunaan lahan di kabupaten
Karimun meliputi (i) belukar, (ii) permukiman, (iii) hutan
lindung, (iv) pertanian, (v) perkebunan, (vi) kota baru, (vii)
hutan mangrove, (viii) pertambangan, (ix) lahan terbuka, (x)
industri, dan (xi) lainnya.

124

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Tabel II.96.
Penggunaan Lahan di Kabupaten Karimun
Penggunan Lahan

Luas (Ha)

Belukar

103.326,44

Permukiman

3.796,68

Hutan

6.041,80

Pertanian

6.041,80

Perkebunan

13.829,35

Kota baru

1.664,36

Hutan Mangrove

11.922,11

Pertambangan

1.999,92

Lahan terbuka

276,693

Industri

300,862

Lainnya (Danau/Kolong)

296,006

Jumlah

152.400,00

Sumber : Rancangan RTRW Kabupaten Karimun tahun 2011-2031

Jika dilihat dari luasan kawasan baik budidaya maupun


non budidaya di Kabupaten Karimun, menunjukkan bahwa
jenis kawasan yang ada berupa hutan lindung, Mangrove
(HPT Bakau), Sempadan danau, Sempadan pantai, Sempadan
Sungai, Resapan air dan Kawasan lindung dimana luas kawasan
yang paling banyak tinggi adalah kawasan lindung yakni 13.794
ha (9,05%), disusul sempadan pantai dengan luas 12.569 ha
(8,24%). Sementara kawasan tersempit adalah Mangrove (PT
Bakau) yang hanya mempunyai luas 222,2 ha (0,17%). Lebih
detil luasan kawasan budidaya dan non budidaya tersebut
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel II.97.
Luas Kawasan Budidaya dan Kawasan Non Budidaya
No

Jenis Kawasan

Luas (ha)

Hutan Lindung

5.773,21

4,37

Mangrove ( HPT Bakau )

222,2

0,17

Sempadan danau

1.481

Sempadan pantai

12.569

8,24

Sempadan Sungai

8.724

5,7

Resapan air

3.285

2,2

Kawasan lindung

13.794

9,05

Total Kawasan lindung

46.028,50

69,8

Luas daratan Kab Karimun

152.400

Luas budidaya

106.371

Ket : Sempadan danau dijumlahkan dengan luasan danau nya


Luasan Ht lindung dan Mangrove sesuai paduserasi
Sumber : Dokumen Rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

125

d. Luas Kawasan Industri


Berdasarkan Laporan Akhir Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Karimun 2011-2031, kawasan industri
direncanakan seluas 6.669,17 hektar. Kawasan industri
tersebut tersebar di enam kecamatan meliputi kecamatan
Meral, Tebing, Karimun, Kundur Barat, Kundur Utara, dan
Moro. Kawasan industri terluas direncanakan berada di
kecamatan Meral dengan luas 3.587,43 hektar sedangkan
yang paling kecil berada di kecamatan Moro dengan luas
191,54 hektar. Dengan luas daratan mencapai 1.524 km2
(152.400 hektar), maka persentase kawasan industri terhadap
total luas daratan Kabupaten Karimun mencapai 4,38%.
II.4.2.3. Fasilitas Bank dan Non Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Menurut fungsinya, bank dibagi menjadi bank umum
dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Pada tahun 2010, terdapat 22 bank di Kabupaten Karimun
yang terdiri atas 17 bank umum dan 5 BPR. Selengkapnya dapat
dilihat pada Gambar II.15.

126

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Gambar II.15

Jumlah dan Jenis Bank di Kabupaten Karimun (sumber: Karimun Dalam


Angka 2010)

II.4.2.4. Ketersediaan Air Bersih


Pada tahun 2009, 72,69% rumah tangga telah menggunakan air
bersih. Air bersih tersebut berasal dari bermacam sumber meliputi
air ledeng, pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung
(Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Karimun 2009).
Khusus untuk sumber air ledeng, Perusahaan Daerah
(Perusda) Kabupaten Karimun baru dapat melayani 4.385
pelanggan pada tahun 2010. Selain air ledeng meteran, terdapat
sumber-sumber air minum lainnya yang digunakan oleh rumah
tangga sebagaimana dapat dilihat pada Gambar II.16.

Gambar II.16.

Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Karimun


pada Tahun 2009

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

127

II.4.2.5. Ketersediaan Listrik


Pada tahun 2009, tercatat terdapat 29.843 pelanggan
PLN. Jumlah pelanggan tersebut tidak keseluruhannya adalah
pelanggan rumah tangga karena memperhatikan golongan
tarifnya, selain rumah tangga juga terdapat sosial, bisnis,
industri, pemerintah, dan multiguna. Indikator Kesejahteraan
Rakyat Kabupaten Karimun (2009) menyatakan bahwa 91,6%
rumah tangga telah menggunakan penerangan listrik meskipun
tidak kesemuanya bersumber dari PLN.
II.4.2.6. Ketersediaan Penginapan, Restoran, dan Rumah Makan
Pada tahun 2010, di Kabupaten Karimun terdapat 51 hotel,
50 restoran, dan 29 rumah makan. Kesemuanya terkonsentrasi di
kecamatan Karimun sebagai ibu kota kabupaten. Sebaran hotel,
restoran, dan rumah makan ini dapat dilihat pada Tabel II.98
Tabel II.98.
Jumlah Hotel, Restoran, dan Rumah Makan menurut Kecamatan 2010
Kecamatan
1. Moro
2. Durai
3. Kundur
4. Kundur Utara
5. Kundur Barat
6. Karimun
7. Buru
8. Meral
9. Tebing
Jumlah/ Total

Akomodasi/Hotel
Bintang
Non Bintang
4
4

4
1
18
37
1
3
64

Restoran

Rumah Makan

4
1
44
1
50

5
1
6
2
2
8
5
29

Sumber : Rancangan RTRW Kabupaten Karimun tahun 2011-2031

II.4.3. Iklim Berinvestasi


II.4.3.1. Pengenaan Pajak dan Retribusi Daerah
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi
atau badan (dalam hal ini perusahaan) kepada daerah tanpa
imbalan langsung yang seimbang berdasarkan perundangundangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan
daerah (sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku).
Contoh pajak daerah yaitu pajak penerangan jalan, pajak
reklame, dan pajak restoran/hotel.
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran
128

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan


dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau badan (dalam hal ini perusahaan). Contoh
retribusi daerah yaitu retribusi sewa tempat di pasar milik
pemda, retribusi kebersihan di pasar milik pemda, dan retribusi
parkir di tepi jalan umum yang disediakan oleh pemda.
Pada tahun 2009, ditetapkan empat Peraturan Daerah (Perda)
yang mengatur tentang retribusi. Jenis retribusi yang diatur oleh
keempat Perda tersebut adalah (i) pengelolaan dan pengusahaan
burung walet, (ii) jasa umum, (iii) jasa usaha, dan (iv) perizinan
tertentu. Pada tahun 2008, ditetapkan satu Peraturan Bupati
(Perbup) tentang petunjuk pelaksanaan pemungutan pajak
reklame. Pada tahun 2007, ditetapkan Perda yang mengatur
tentang retribusi izin bangunan (HO). Pada tahun yang sama,
ditetapkan pula satu Perbup tentang petunjuk pelaksana
pemungutan pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian
golongan C.
Tabel II.99.
Jenis Pajak dan Retribusi menurut Perda dan Perbup
yang Ditetapkan pada Tahun 2006-2009
Jenis

2006

2007

2008

2009

Pajak

Pengambilan dan Pengolahan


Bahan Galian Golongan C

Petunjuk pelaksanaan
pemungutan pajak reklame

Retribusi

Izin Bangunan (HO)

Pengelolaan dan pengusahaan


walet, Jasa, Umum, Jasa
usaha, Perijinan tertentu

Sumber : Karimun Dalam Angka 2006, 2007, 2008, 2009

II.4.3.2. Regulasi Daerah yang Mendukung Iklim Usaha


Terdapat tiga jenis Perda yang digolongkan mendukung iklim
usaha yaitu (i) Perda terkait perizinan, (ii) Perda terkait lalu
lintas barang dan jasa, (iii) Perda terkait ketenagakerjaan. Jenis
peraturan yang paling banyak dikeluarkan adalah Keputusan
Bupati terkait tentang perizinan dengan jumlah keseluruhan
sebanyak 216 keputusan. Jumlah keputusan sebanyak ini
dihasilkan sepanjang kurun 2006-2009.
Berdasarkan Karimun Dalam Angka 2006, 2007, 2008, dan
2009, masih belum dijumpai peraturan-peraturan yang terkait
ketenagakerjaan padahal jenis peraturan ini digolongkan sebagai
jenis peraturan yang mendukung iklim usaha. Selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel II.100.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

129

Tabel II.100.
Jenis dan Jumlah Regulasi Daerah yang Mendukung Iklim Usaha pada Tahun 2006-2009
Jenis Peraturan

Peraturan Daerah

Jenis Dukungan terhadap Iklim


Usaha

Jumlah Peraturan
2006

2007

2008

Terkait perijinan

Terkait lalu lintas barang dan jasa

Terkait Ketenagakerjaan
Terkait perijinan
Peraturan/Keputusan Terkait lalu lintas barang dan jasa
Bupati
Terkait Ketenagakerjaan

2009

20

37

106

53

Sumber : Karimun Dalam Angka 2006, 2007, 2008, 2009

II.4.3.3. Status Desa


Status desa mencerminkan tingkat pembangunan desa. Tolok
ukur ini menjadi semakin penting mengingat sebagian besar
penduduk Indonesia tinggal di desa. Status desa diklasifikasikan
menjadi tiga sebagai berikut (Permendagri 54/2010) :
1. Desa Swadaya (traditional), adalah desa yang kekurangan
sumber daya manusia atau tenaga kerja dan juga kekurangan
dana sehingga tidak mampu memanfaatkan potensi yang
ada di desanya. Biasanya desa swadaya berada di wilayah
yang terpencil jauh dari kota, taraf berkehidupan miskin
dan tradisional serta tidak memiliki sarana dan prasarana
penunjang yang mencukupi.
2. Desa Swakarsa (transitional), adalah desa yang mulai
menggunakan dan memanfaatkan potensi fisik dan nonfisik
yang dimilikinya tetapi masih kekurangan sumber keuangan
atau dana. Desa swakarsa belum banyak memiliki sarana dan
prasarana desa yang biasanya terletak di daerah peralihan
desa terpencil dan kota. Masyarakat pedesaan swakarsa
masih sedikit yang berpendidikan tinggi dan tidak bermata
pencaharian utama sebagai petani di pertanian saja.
3. Desa Swasembada (advance), adalah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya manusia dan juga dalam
hal dana modal sehingga sudah dapat memanfaatkan dan
menggunakan segala potensi fisik dan non fisik desa secara
maksimal. Kehidupan desa swasembada sudah mirip kota
yang modern dengan pekerjaan mata pencarian yang
beraneka ragam serta sarana dan prasarana yang cukup
lengkap untuk menunjang kehidupan masyarakat perdesaan
yang maju.

130

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Semenjak tahun 2006, seluruh desa (32 desa) dan seluruh


kelurahan (22 kelurahan) telah tergolong sebagai desa
swasembada. Tidak ada lagi desa/kelurahan yang berstatus desa
swadaya dan swakarsa (Karimun Dalam Angka 2009).
II.4.4. Sumber Daya Manusia
II.4.4.1. Kualitas Tenaga Kerja
Dari populasi penduduk berusia 10 tahun ke atas, 4,11%
diantaranya menamatkan pendidikan tinggi (Karimun Dalam
Angka 2009). Menggunakan rumus penghitungan rasio
jumlah lulusan pendidikan tinggi per 10.000 penduduk
JUMLAH LULUSAN S1/S2/S3
X 10.000 , maka didapatkan rasio untuk kabupaten
(XXXXXXXXXXXXXXX)
JUMLAH PENDUDUK
Karimun sebesar 321,34. Artinya, dari setiap 10.000 penduduk
maka sebanyak 321-322 orang diantaranya berpendidikan tinggi.
Data dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun (2010)
menunjukkan bahwa pada tahun 2006, 15,03% para pencari
kerja berpendidikan sarjana, sedangkan pada tahun 2010
proporsi pencari kerja berpendidikan sarjana berkurang menjadi
10,56%. Pada rentang 2006-2010, proporsi pencari kerja lebih
didominasi tamatan SMA.
Tabel II.101.
Pencari Kerja menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan
di Kabupaten Karimun Tahun 2006-2010
Tingkat Pendidikan
Tidak Tamat SD
SD

2006

2007

2008

2009

2010
8

246

202

27

22

78

SLTP

426

912

67

79

139

SLTA

5.330

2.022

748

680

1.041

Diploma I/II

350

214

59

11

Akademi/ Diploma III

1.143

336

165

80

100

Sarjana

1.326

840

202

92

162

S2/ S3

Jumlah

8.821

4.526

1268

965

1.534

Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun. Tahun 2010

II.4.4.2. Rasio Ketergantungan


Rasio ketergantungan digunakan untuk mengukur besarnya
beban yang harus ditanggung oleh setiap penduduk berusia
produktif terhadap penduduk yang tidak produktif. Penduduk
muda berusia di bawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai
penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

131

tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya.


Selain itu, penduduk berusia di atas 65 tahun juga dianggap tidak
produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Penduduk usia
15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah
produktif. Atas dasar konsep ini dapat digambarkan berapa
besar jumlah penduduk yang tergantung pada penduduk usia
kerja (Permendagri 54/2010).
Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan
semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi. Sebaliknya, persentase
dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin
rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi (Permendagri 54/2010).
Tabel II.102.
Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Karimun pada Tahun 2009

Golongan Umur
04
59
10 14
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
65 69
70 74
75+
Jumlah

Laki-laki
14.704
11.893
11.341
9.943
10.788
11.747
11.876
10.447
8.335
6.255
4.484
3.217
2.015
1.235
942
649
119.871

Perempuan
12.739
10.510
10.352
9.518
12.006
13.659
12.351
9.274
6.398
4.773
3.594
2.473
1.567
1.136
704
733
111.787

Jumlah
27.443
22.403
21.693
19.461
22.794
25.406
24.227
19.721
14.733
11.028
8.078
5.690
3.582
2.371
1.646
1.382
231.658

Sumber : BPS Karimun. Tahun 2009

Berdasarkan Tabel II.102, dapat dihitung bahwa jumlah


penduduk yang belum produktif (< 15 tahun) dan tidak produktif
(> 65 tahun) mencapai 76.939 jiwa sedangkan penduduk usia
produktif (15 tahun > usia produktif < 64 tahun) adalah sebesar
154.720 jiwa. Maka, rasio ketergantungan adalah sebesar 49,73
132

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Tinjauan atas dokumen perencanan terkait dilaksanakan untuk


mewujudkan dan menjamin sinergitas dan keselarasan antara RPJM
dan dokumen perencanaan lainnya yang terkait. Dokumen perencanaan
terkait adalah dokumen yang dapat dipedomani oleh RPJM meliputi
(i) Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Karimun
2006-2025, (ii) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Karimun
2011-2031, dan (iii) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2010-2014.
Sebagai catatan, RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031 masih
berstatus rancangan dan belum ditetapkan menjadi Peraturan Daerah.
Pengacuan kepada rancangan RTRW ini tetap dimungkinkan sepanjang
RPJM dapat disesuaikan dalam hal rancangan RTRW yang menjadi acuan
setelah ditetapkan dengan Perda terdapat beberapa penyesuaian/
penyempurnaan (Surat Edaran Nomor: 050/915/II/Bangda).
III.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Karimun
2006-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) menjadi
landasan dalam penyusunan RPJMD. Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) harus sinergis
dan searah dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) yang tertuang dalam visi, misi dan arah kebijakan
RPJPD diukur dalam masa 20 tahunan. Pencapaian dan ukuran
keberhasilan pembangunan dibagi menjadi empat tahapan
dalam periode lima tahunan. RPJMD merupakan penjabaran dari
tahapan pembangunan periode lima tahunan dari rencana yang
tertuang dalam RPJPD, oleh karena itu dokumen RPJMD memuat
arahan kebijakan dalam pencapaian visi misi jangka panjang serta
sasaran pokok dan prioritas-prioritas program pada masing-masing
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

133

tahapan. Kondisi saat ini, dokumen RPJMD Kabupaten Karimun


2011-2016 telah memasuki tahapan kedua dari RPJPD Kabupaten
Karimun 2006-2025.
III.1.1 Visi dan Misi
Sebagai arahan pembangunan jangka Panjang 2006-2025,
Kabupaten Karimun memiliki Visi Terwujudnya Kabupaten
Karimun yang Maju, Mandiri, Adil, dan Berbudaya berlandaskan
Iman dan Taqwa.
Dalam rangka mewujudkan Visi dari Kabupaten Karimun, maka
ditetapkanlah enam buah Misi pembangunan daerah sebagai
ukuran bagi pencapaian Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Kabupaten Karimun. Misi dari RPJP Kabupaten Karimun adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan potensi pertanian, perikanan, dan kelautan
berbasis ekonomi kerakyatan dan mendorong pemerataan
pembangunan di seluruh wilayah;
2. Meningkatkan pertumbuhan industri kecil, menengah, dan
besar serta koperasi dengan struktur yang kuat melalui
keterkaitan antar sektor dan antar industri, serta mewujudkan
pusat perdagangan dan jasa modern dengan dukungan
agrobisnis dan agroindustri sehingga mampu menghasilkan
produk yang memiliki daya saing kuat;
3. Mewujudkan masyarakat Kabupaten Karimun yang beriman
dan bertakwa, berbudaya, memiliki etos kerja tinggi,
berdisiplin, berkualitas, trampil, cerdas, jujur, berjiwa sosial,
dan bergotong royong, sehat dan sejahtera, menguasai sains
dan teknologi, sesuai dengan perkembangan jaman;
4. Mewujudkan rasa aman dan damai, supremasi hukum dan HAM,
demokrasi dan pemerintahan yang tertib, efektif, dan efisien
menuju terwujudnya good governance (ketatapemerintahan
yang baik);
5. Mewujudkan pembangunan infrastruktur perkotaan dan
pedesaan serta kawasan pesisir dan perbatasan sehingga
terlaksana pertumbuhan dan pemerataan pembangunan yang
berkelanjutan;
6. Mewujudkan peningkatan daerah yang telah memenuhi syarat
untuk dimekarkan guna untuk pemerataan pembangunan dan
memperpendek rentang kendali pemerintahan.

134

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

III.1.2. Strategi dan Arah Pembangunan


III.1.2.1. Strategi dan Arah Pembangunan untuk Mencapai Misi Pertama
dan Kedua
Strategi yang harus dijalankan untuk mencapai misi pertama
dan kedua adalah:
Menghimpun sumber daya dari kegiatan ekspor (terutama
perikanan laut dan pertanian dengan didukung prasarana
pelabuhan dan Free Trade Zone dan pengembangan pariwisata
disertai dengan investasi pembangunan terutama peningkatan
kemampuan SDM) yang dibiayai oleh pajak dan retribusi daerah
yang didukung partisipasi swasta agar dapat memanfaatkan
peluang antara lain kerjasama IMSGT, penerapan Otonomi
Daerah (termasuk pemberian Dana Alokasi Umum/DAU), agar
dapat mensejahterakan masyarakat.
Arah pembangunan jangka panjang untuk Misi pertama dan
kedua adalah:
1. Perekonomian dikembangkan berdasarkan prinsip demokrasi
ekonomi sehingga terjamin kesempatan berusaha dan
bekerja bagi seluruh masyarakat dan mendorong tercapainya
penanggulangan kemiskinan.
2. Kelembagaan ekonomi dikembangkan sesuai dinamika
kemajuan ekonomi dengan menerapkan prinsip-prinsip
tata kelola pemerintahan yang baik di dalam menyusun
kerangka regulasi dan perizinan yang efisien, efektif, dan non
diskriminatif.
3. Penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penghormatan,
perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara
bertahap dengan mengutamakan prinsip kesetaraan dan
non diskriminasi. Sejalan dengan proses demokratisasi,
pemenuhan hak dasar rakyat diarahkan pada peningkatan
pemahaman tentang pentingnya perwujudan hak-hak dasar
rakyat. Kebijakan penanggulangan kemiskinan juga diarahkan
pada peningkatan mutu.
4. Keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-wilayah perdesaan dan pesisir sehingga
wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang
secara lebih cepat dan dapat mengejar ketertinggalan
pembangunannya dengan daerah lain. Perlu pula dilakukan
penguatan ketertarikan kegiatan ekonomi dengan wilayahwilayah lainnya di Propinsi Kepulauan Riau dalam satu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

135

5.

6.

7.

8.

9.

136

sistem wilayah pengembangan ekonomi seperti misalnya


pembentukan Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu
(KAPET) dan lain sebagainya.
Mengembangkan potensi sumberdaya kelautan dengan
memperhatikan pendayagunaan dan pengawasan wilayah
laut yang sangat luas. Berhubung cakupan dan prospek
sumberdaya kelautan sangat luas, maka arah pemanfaatannya
harus dilakukan melalui pendekatan multisektor, integratif,
dan komprehensif agar dapat meminimalisasi konflik dan
tetap menjaga kelestariannya. Disamping itu mengingat
kompleksnya permasalahan dalam pengelolaan sumberdaya
laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil, maka pendekatan
keterpaduan dalam kebijakan dan perencanaan menjadi
prasyarat utama dalam menjamin keberlanjutan proses
ekonomi, sosial dan lingkungan yang terjadi.
Mendayagunakan pertanian, perikanan, dan kelautan, harus
dikelola dan dimanfaatkan secara optimal dan efisien dengan
mendayagunakan seluruh potensi dan manfaat secara
seimbang.
Struktur perekonomian diperkuat dengan mendudukan
sektor industri sebagai motor penggerak dan didukung
oleh kegiatan pertanian dalam arti luas, kelautan, dan
pertambangan yang menghasilkan produk-produk secara
efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan
yang efektif, agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.
Pembangunan industri diarahkan untuk mewujudkan industri
yang berdaya saing baik di pasar lokal maupun internasional
dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan. Struktur
industri dalam hal penguasaan usaha akan disehatkan
dengan meniadakan praktek-praktek monopoli dan berbagai
distorsi pasar lainnya melalui penegakan persaingan usaha
yang sehat dan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik
dan benar (good corporate governance). Struktur industri
dalam hal skala usaha akan diperkuat dengan menjadikan
industri kecil dan menengah sebagai basis industri yang
sehat, mampu tumbuh, dan terintegrasi dalam matarantai
pertambahan nilai dengan industri hilirnya dan dengan
industri ber skala besar.
Pemgembangan UKM dan Koperasi diarahkan untuk menjadi
pelaku ekonomi yang berbasis IPTEK, dan berdaya saing
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

dengan produk impor khususnya dalam penyediaan barang


dan jasa kebutuhan masyarakat banyak, sehingga mampu
memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan
struktural dan memperkuat perekonomian domestik.
Untuk itu, pengembangan UKM dan koperasi dilakukan
melalui peningkatan kompetensi perkuatan kewirausahaan
dan peningkatan produktivitas yang didukung dengan
upaya peningkatan adaptasi terhadap kebutuhan pasar,
pemanfaatan hasil inovasi dan penerapan teknologi
dalam iklim usaha yang sehat. Pengembangan UKM dan
koperasi secara nyata akan berlangsung terintegrasi dalam
modernisasi agrobisnis dan agroindustri, termasuk yang
mendukung ketahanan pangan, serta perkuatan basis
produksi dan daya saing industri melalui pengembangan
rumpun industri, percepatan alih teknologi, dan peningkatan
sumber daya manusia (SDM).
10. Koperasi didorong berkembang luas sesuai kebutuhan
menjadi wahana yang efektif untuk meningkatkan posisi
tawar dan efisiensi kolektif para anggotanya., baik produsen
maupun konsumen di beberapa sektor kegiatan ekonomi,
sehingga menjadi gerakan ekonomi yang berperan nyata
dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi
masyarakat. Sementara itu, pemberdayaan usaha mikro
menjadi pilihan strategis untuk meningkatkan pendapatan
kelompok masyarakat berpendapatan rendah dalam rangka
mengurangi kesenjangan pendapatan dan kemiskinan,
melalui peningkatan kapasitas usaha dan ketrampilan
pengelolaan usaha serta sekaligus mendorong adanya
kepastian, perlindungan, dan pembinaan usaha.
11. Pembinaan dan perlindungan bagi tenaga kerja dilakukan
secara terprogram, dimulai dari perekrutan sampai dengan
peningkatan karir.
III.1.2.2. Strategi dan Arah Pembangunan untuk Mencapai Misi Ketiga
Strategi yang dilakukan untuk mencapai misi ketiga adalah:
Dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan
masyarakat serta aktualisasi ajaran agama dalam kehidupan
bermasyarakat dengan tetap menjaga eksistensi budaya sehingga
dapat mewujudkan insan yang cerdas, sehat dan berakhlak yang
dapat mendorong pembangunan di segala sektor.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

137

Sedangkan arah pembangunan jangka panjangnya adalah:


1. Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan
fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika
dalam pembangunan, membina akhlak mulia, memupuk
etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan
pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan.
Disamping itu, pembangunan agama diarahkkan pula untuk
meningkatkan kerukunan hidup umat beragama dengan
meningkatkan rasa saling percaya dan harmonisasi antar
kelompok masyarakat sehingga tercipta suasana kehidupan
masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan
harmonis.
2. Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan
harkat, martabat, dan kualitas masyarakat sehingga mampu
berdaya saing dalam era Global dengan tetap berlandaskan
pada norma agama, adat istiadat tanpa diskriminasi.
Pelayanan pendidikan yang mencakup semua jalur,
jenis dan jenjang perlu disediakan secara bermutu dan
terjangkau disertai dengan pembebasan biaya pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bagi keluarga
tidak mampu dengan pola subsidi silang.
3. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya
kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM kesehatan,
penyediaan obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan
masyarakat dan manajemen kesehatan Upaya tersebut
dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan
epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan,
kemajuan IPTEK, dan globalisasi dengan semangat
kemitraan, dan kerjasama lintas sektor. Perhatian khusus
diberikan pada peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat dan kemandirian masyarakat melalui upaya promotif
dan preventif.
4. Pengendalian jumlah dan laju pertumbuhan penduduk
diarahkan pada peningkatan pelayanan keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi yang terjangkau, bermutu dan
efektif, menuju terbentuknya keluarga kecil yang berkualitas.
Disamping itu, penataan persebaran dan mobilitas
penduduk diarahkan menuju persebaran penduduk yang
lebih seimbang sesuai dengan daya dukung dan daya
138

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

5.

6.

7.

8.

9.

tampung lingkungan. Sistem adminisitrasi kependudukan


penting pula dilakukan untuk mendukung perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta mendorong
terakomodasinya hak penduduk dan perlindungan sosial.
Pembangunan pemberdayaan perempuan dan anak
diarahkan pada peningkatan kualitas hidup dan peran
perempuan, serta kesejahteraan dan perlindungan
anak diberbagai bidang pembangunan; pemberantasan
tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi terhadap
perempuan dan anak.
Pembangunan pemuda diarahkan pada peningkatan
kualitas dan partisipasi pemuda di berbagai bidang
pembangunan terutama di bidang ekonomi, sosial budaya,
IPTEK dan politik serta mengembangkan rasa cinta generasi
muda terhadap budaya daerah sebagai bagian dari rasa
cinta tanah air. Disamping itu, pembangunan olah raga
diarahkan pada peningkatan budaya olah raga dan prestasi
olahraga di kalangan masyarakat.
Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada
peningkatan jangkauan pelayanan dan rehabilitasi sosial
yang berkualitas termasuk pemberdayaan sosial yang tepat
guna bagi masyarakat. Hal ini dapat dilakukan dengan
didukung oleh peraturan perundangan dan perlindngan
sosial, peningkatan kualitas SDM, kesejahteraan sosial,
serta penyediaan sarana pelayanan sosial yang memadai.
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan
juga dilakuakn dengan memberi perhatian yang lebih
besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung
termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal
di wilayah terpencil atau wilayah terkena bencana.
Mengembangkan dan melestarikan kegiatan seni budaya
lokal diarahkan untuk melakukan penyaringan masuknya
budaya asing dan menumbuhkembangkan seni budaya
melayu sehingga dikenal baik di Kabupaten Karimun,
maupun di tingkat nasional dan internasional.
Pembangunan dan pemantapan jati diri bangsa ditujukan
untuk mewujudkan karakter bangsa dan sistem sosial
yang berakar, unik, modern, dan unggul. Jati diri tersebut
merupakan kombinasi antara nilai luhur bangsa-seperti
religius, kebersamaan dan persatuan- dan nilai modern yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

139

universal-seperti etos kerja dan prinsip tata kepemerintahan


yang baik. Pembangunan jati diri bangsa tersebut dilakukan
melalui transformasi, revitalisasi, dan reaktualisasi tata
nilai budaya bangsa yang mempunyai potensi unggul
dan menerapkan nilai modern yang membangun. Untuk
memperkuat jati diri dan kebanggaan bangsa, pembangunan
olah raga diarahkan pada peningkatan budaya dan prestasi
olah raga.
III.1.2.3. Strategi dan Arah Pembangunan untuk Mencapai Misi Keempat
Strategi yang harus dijalankan untuk mencapai misi keempat
adalah: Menyusun perencanaan yang baik di segala sektor
terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya
alam secara optimal dan terarah. Menjaga kelestarian
lingkungan hidup, peningkatan kualitas SDM, pengelolaan
dan pemafaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang
berwawasan lingkungan. Serta menciptakan iklim berusaha
yang kondusif untuk investor dan melindungi HAM, maka
dapat diraih peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Karimun melalui pemanfaatan potensi geografis
Karimun terhadap daerah sekitar dan pemanfaatan programprogram pemerintah.
Sedangkan arah pembangunan jangka panjangnya adalah:
1. Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik bersih,
berwibawa, dan bertanggung jawab serta profesional
yang mampu mendukung pembangunan nasional.
2. Menciptakan aparatur pemerintah yang profesional,
bersih berwibawa dan bertanggung jawab, yang
diarahkan terhadap pencapaian penerapan prinsipprinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat
dan lini pemerintahan pada semua kegiatan; pemberian
sanksi kepada pelaku penyalahgunaan kewenangan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan pemberian
penghargaan bagi yang berprestasi.
3. Terciptanya supremasi hukum dan penegakan HAM yang
bersumber pada pancasila dan UUD 1945 serta tertatanya
sistem hukum Nasional yang mencerminkan kebenaran,
keadilan, akomodatif, dan aspiratif.
140

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

4.

5.

6.

7.

8.

Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek


kehidupan politik yang dapat diukur dengan adanya
pemerintah yang berdasarkan hukum birokrasi yang
profesional dan netral, masyarakat sipil, masyarakat politik
dan masyarakat ekonomi yang mandiri, serta adanya
kemandirian Nasional.
Peranan pemerintah daerah yang efektif dan optimal
diwujudkan sebagai fasilitator regulator, sekaligus sebagai
katalisator pembangunan di berbagai tingkat guna efisiensi
dan efektivitas pelayanan publik, terciptanya lingkungan
usaha yang kondusif dan berdaya saing, dan terjaganya
keberlangsungan mekanisme pasar.
Pembangunan hukum diarahkan untuk mendukung
terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,
mengatur permasalahan yang berkaitan dengan
ekonomi, terutama dunia usaha dan dunia industri, serta
terciptanya kepastian investasi, terutama penegakan
dan perlindungan hukumnya. Pembangunan hukum
juga diarahkan untuk menghilangkan kemungkinan
terjadinya tindak pidana korupsi serta mampu menangani
dan menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang
terkait KKN. Pembangunan hukum dilaksanakan melalui
pembaruan materi hukum, dengan tetap memperhatikan
kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh
globalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian
dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan HAM,
kesadaran hukum, serta pelayanan hukum yang berintikan
keadilan dan kebenaran, ketertiban, dan kesejahteraan
dalam rangka penyelenggaraan negara yang makin tertib,
teratur, lancar, serta berdaya saing global.
Demokrasi yang berlandaskan hukum adalah landasan
penting untuk tercapainya pembangunan yang maju,
mandiri dan adil. Demokrasi di Kabupaten Karimun akan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan
pembangunan dan memaksimalkan potensi masyarakat serta
transparansi. Sedangkan hukum pada dasarnya memastikan
munculnya aspek-aspek positif dari kemanusiaan dan
menghambat aspek negatif dari kemanusiaan.
Penerapan hukum yang ditaati dan diikuti akan
menciptakan ketertiban dan terjaminnya ekspresi aspirasi

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

141

masyarakat secara optimal.


Memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah;
menjamin pengembangan media dan kebebasan media
dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat;
melakukan pembenahan struktur hukum di daerah dan
meningkatkan budaya hukum, dan menegakkan hukum
secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak
pada rakyat kecil.
10. Penataan proses politik, yang di titik beratkan pada proses
pengalokasian/ representasi kekuasaan yang diwujudkan
dengan: (a) Meningkatkan secara terus menerus kualitas
proses dan mekanisme seleksi publik yang lebih terbuka bagi
para pejabat politik dan publik; (b) Mewujudkan komitmen
politik yang tegas terhadap pentingnya kebebasan media
masa di Karimun, keleluasaan berserikat, berkumpul, dan
menyatakan pendapat setiap warga negara berdasarkan
aspirasi politiknya masing-masing yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
11. Pengembangan budaya politik yang dititikberatkan pada
proses penanaman nilai-nilai demokratis yang diupayakan
melalui: (a) Penciptaan kesadaran budaya dan penanaman
nilai-nilai politik demokratis terutama penghormatan
nilai-nilai HAM, nilai-nilai persamaan, anti kekerasan serta
nilai-nilai toleransi melalui berbagai wacana dan media;(b)
Upaya mewujudkan berbagai wacana dialog bagi
peningkatan kesadaran mengenai pentingnya memelihara
persatuan bangsa.
12. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi yang di
tekankan pada proses pencerdasan masyarakat dalam
kehidupan politik yang dilakukan dengan : (a)Mewujudkan
kebebasan pers yang lebih mapan dan terlembaga serta
menjamin hak masyarakat luas untuk berpendapat dan
mengontrol jalannya penyelenggaraan negara secara cerdas
dan demokratis ; (b) Mewujudkan pemerataan informasi
yang lebih besar dengan mendorong munculnya mediamedia massa daerah yang independen; (c) Menciptakan
jaringan informasi yang lebih bersifat interaktif antara
masyarakat dan kalangan pengambil keputusan politik
untuk menciptakan kebijakan yang lebih mudah dipahami
masyarakat luas; (d) Menciptakan jaringan teknologi

9.

142

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

informasi dan komunikasi yang mampu menghubungkan


seluruh link informasi yang ada di pelosok daerah sebagai
suatu kesatuan yang mampu mengikat dan memperluas
integritas Kabupaten Karimun; (e) Memanfaatkan jaringan
teknologi informasi dan komunikasi secara efektif agar
mampu memberikan informasi yang lebih komprehensif
kepada masyarakat supaya tidak terjadi kesalahpahaman
yang dapat meletakkan Karimun pada posisi politik yang
menyulitkan.
13. Pembangunan hukum diarahkan pada makin terwujudnya
sistem hukum di Kabupaten Karimun yang mantap
bersumber pada Pancasila dan UUD 1945, yang mencakup
pembangunan materi hukum serta perwujudan
masyarakat yang mempunyai kesadaran dan budaya
hukum yang tinggi dalam rangka mewujudkan negara
hukum, menciptakan kehidupan masyarakat yang adil
dan demokratis. Pembangunan hukum dilaksanakan
melalui pembaruan hukum dengan tetap memperhatikan
kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh
globalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian
dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan HAM,
kesadaran hukum, serta pelayanan hukum yang berintikan
keadilan dan kebenaran, ketertiban dan kesejahteraan
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang makin tertib dan teratur, serta penyelenggaraan
pembangunan daerah yang makin lancar.
14. Pembangunan materi Peraturan Daerah diarahkan untuk
melanjutkan pembaruan produk hukum yang mampu
mendorong tumbuhnya kreativitas dan keterlibatan
masyarakat yang sangat dibutuhkan untuk mendukung
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah yang bersumber pada Pancasila
dan UUD 1945, yang mencakup perencanaan hukum,
pembentukan hukum, penelitian dan pengembangan
hukum. Kualitas dan kemampuan aparatur hukum
dikembangkan melalui peningkatan kualitas dan
profesionalisme melalui sistem pendidikan dan pelatihan
dengan kurikulum yang akomodatif terhadap setiap
perkembangan pembangunan; dan pengembangan
sikap aparatur hukum yang menjunjung tinggi kejujuran,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

143

kebenaran, keterbukaan, dan keadilan, bebas dari korupsi,


kolusi dan nepotisme, serta bertanggung jawab dalam
bentuk perilaku teladan.
15. Penerapan dan penegakan hukum dan HAM dilaksanakan
secara tegas, lugas, dan profesional dengan tetap
berdasarkan pada penghormatan terhadap HAM, keadilan,
dan kebenaran, terutama dalam proses penyelidikan,
penyidikan, dan persidangan yang transparan dan
terbuka dalam rangka mewujudkan tertib sosial dan
disiplin sosial, sehingga mendukung pembangunan
serta memantapkan stabilitas yang mantap dan dinamis
peningkatan perwujudan masyarakat yang mempunyai
kesadaran hukum yang tinggi terus ditingkatkan dengan
lebih memberikan akses terhadap segala informasi yang
dibutuhkan masyarakat, memberikan akses kepada
masyarakat terhadap pelibatan dalam berbagai proses
pengambilan keputusan pelaksanaan pembangunan
daerah, sehingga setiap anggota masyarakat menyadari dan
menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga negara
serta terbentuk perilaku warga negara Indonesia yang
mempunyai rasa memiliki dan taat hukum. Peningkatan
perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran
hukum yang tinggi harus didukung oleh pelayanan dan
bantuan hukum kepada masyarakat dengan biaya yang
terjangkau, proses yang tidak berbelit dan penetapan
putusan yang mencerminkan rasa keadilan masyarakat.
16. Penuntasan penanggulangan penyelahgunaan kewenangan
aparatur negara dicapai dengan penerapan prinsip-prinsip
tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini
pemerintahan pada semua kegiatan.Pemberian sanksi
yang seberat-beratnya kepada pelaku penyalahgunaan
kewewenangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
peningkatan intensitas dan efektivitas pengawasan
aparatur negara melalui pengawasan internal, pengawasan
fungsional, dan pengawasan masyarakat; peningkatan
etika birokrasi dan budaya kerja serta pengetahuan dan
pemahaman para penyelenggara negara terhadap prinsipprinsip ketatapemeintahan yang baik.
17. Keberpihakan pemerintah daerah Kabupaten Karimun
harus ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah144

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah


tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat
dan dapat mengejar ketertinggalan pembangunannya
dengan daerah lain.
18. Wilayah-wilayah perbatasan dikembangkan dengan
mengubah arah kebijakan pembangunan yang selama ini
cenderung berorientasi ke dalam (inward looking) menjadi
berorientasi keluar (outward looking), sehingga kawasan
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pintu gerbang
aktivitas ekonomi dan perdagangaan dengan negara
tetangga. Pendekatan pembangunan yang dilakukan selain
menggunakan pendekatan yang bersifat keamanan, juga
diperlukan pendekatan kesejahteraan. Perhatian khusus
diarahkan pula bagi pengembangan pulau-pulau kecil di
perbatasan yang selama ini luput dari perhatian.
19. Peningkatan kerjasama antar daerah akan terus
ditingkatkan dalam rangka memanfaatkan keunggulan
komparatif maupun kompetitif masing-masing daerah;
menghilangkan ego pemerintah daerah yang berlebihan,
serta menghindari timbulnya inefisiensi dalam pelayanan
publik.Pembangunan kerja sama antar daerah melalui
sistem jejaring antar daerah akan sangat bermanfaat
sebagai sarana berbagi pengalaman, saling berbagi
keuntungan dari kerjasama, maupun saling berbagi dalam
memilkul tanggung jawab pembiayaan secara proporsional,
baik dalam pembangunan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana, maupun untuk pembangunan lainnya.
III.1.2.4. Strategi dan Arah Pembangunan untuk Mencapai Misi Kelima
Strategi yang harus dijalankan untuk mencapai misi kelima
adalah: Dengan memanfaatkan kehadiran PDAM dan PLN,
bantuan dari pemerintah pusat, provinsi, serta masukknya
PDMN maupun PMA, maka diharapkan dapat mengatasi
masalah air bersih, ketersediaan listrik, sarana prasarana
pendidikan, kesehatan, telekomunikasi, transportasi sehingga
diharapkan dapat bersaing dengan perkembangan yang terjadi
di negara tetangga.
Sedangkan arah pembangunan jangka panjangnya adalah:
1.
Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan yang
handal dan terintegrasi satu sama lain. Terpenuhinya
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

145

2.

3.

4.

5.

6.

7.

146

pasokan tenaga listrik yang handal dan efisien sesuai


kebutuhan, termasuk hampir sepenuhnya elektrifikasi
rumah tangga dan elektrifikasi perdesaan dapat dipenuhi.
Terselenggaranya pelayanan pos dan telematika yang
efisien dan modern guna terciptanya masyarakat informasi
Indonesia. Terwujudnya konservasi sumberdaya air yang
mampu menjaga keberlanjutan fungsi sumberdaya air.
Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi sarana
dan prasarana pendukungnya bagi seluruh masyarakat
yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan
jangka panjang yang berkelanjutan, efisien, dan akuntabel
serta terwujud Kabupaten Karimun tanpa pemukiman
kumuh dan liar.
Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan SDA dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan
oleh tetap terjaganya fungsi dan daya dukung, dan
kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas
kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang,
dan lestari.
Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan
SDA untuk mewujudkan nilai tambah dan daya saing
kabupaten Karimun, serta pembangunan daerah.
Meningkatkan kesadaran, sikap mental, dan perilaku
masyarakat dalam pengelolaan SDA dan pelestarian
fungsi lingkungan hidup untuk menjaga kenyamanan dan
kualitas kehidupan.
Pembangunan transportasi diarahkan untuk mendorong
transaksi perdagangan sebagai sumber pergerakan orang,
barang, dan jasa yang menjadi pangsa pasar bisnis transportasi
melalui political trading yang saling menguntungkan.
Menciptakan jaringan pelayanan secara inter dan antar
armada angkutan melalui pembangunan prasarana dan
sarana transportasi, serta diikuti dengan pemanfaatan
e-commerce dalam konteks paperless document; dan
tersedianya pusat pelayanan informasi terpadu.
Menyeleraskan
pembangunan
ketenagalistrikan
diarahkan pada: (1) pengembangan kemampuan
pemenuhan kebutuhan tenaga listrik Nasional dan
kehandalannya untuk memulihkan kemampuan pasokan
sistem ketenagalistrikan nasional yang memadai melalui
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

8.

9.

rehabilitasi dan repowering pembangkit yang ada serta


pembangunan pembangkit baru terutama pembangkit
listrik non-BBM; (2) Penyempurnaan struktur industri
penyediaan tenaga listrik, yang memberikan peluang lebih
luas bagi investasi swasta secara lebih terbuka, kompetitif,
profesional, dan terarah serta terpisah dari misi sosial,
dan bagi badan usaha pemerintah daerah; pemerintah
pusat dan masyarakat untuk wilayah nonkomersil; (3)
Diversifikasi energi untuk pembangkit listrik; terutama
gas dan batu bara, juga mulai dapat diterapkannya
pembangkit listrik tenaga surya dan energi terbarukan
dalam skala besar.
Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayahwilayah strategis dan cepat tumbuh didorong sehingga
dapat mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di
sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan
ekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan
batas wilayah administrasi, tetapi lebih ditekankan
pada pertimbangan keterkaitan matarantai proses
industri dan distribusi. Upaya ini dapat dilakukan melalui
pengembangan produk unggulan daerah, serta mendorong
terwujudnya koordinasi, sinkronisasi, keterpaduan dan
kerjasama antarsektor, antarpemerintah, dunia usaha,
dan masyarakat dalam mendukung peluang berusaha dan
investasi di daerah.
Pemenuhan perumahan beserta prasarana dan sarana
pendukunganya diarahkan pada: (1) penyelenggaraan
pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai,
layak, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta
didukung oleh prasarana dan sarana pemukiman
yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola
secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien; (2)
penyelenggaraan pembangunan perumahan beserta
prasarana dan sarana pendukunya yang mandiri, mampu
membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari
masyarakat dan pasar modal, menciptakan lapangan
kerja, serta meningkatkan pemerataan dan penyebaran
pembangunan; dan (3) pembangunan perumahan beserta
prasarana dan sarana pendukungnya yang memperhatikan
fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

147

10.

11.

148

Mendayagunakan SDA yang terbarukan.SDA terbarukan


seperti hutan, pertanian, perikanan, dan perairan,
harus dikelola dan dimanfaatkan secara rasional,
optimal, efisien, dan bertanggung jawab dengan
mendayagunakan seluruh fungsi dan manfaat secara
seimbang. Pengelolaan SDA terbarukan yang sudah
berada dalam kondisi kritis, diarahkan pada upaya untuk
merehabilitasi dan memulihkan daya dukungnya, dan
selanjutnya diarahkan pada pemanfaatan jasa lingkungan
sehingga tidak semakin merusak dan menghilangkan
kemampuannya sebagai modal bagi pembangunan yang
berkelanjutan. Hasil atau pendapatan yang berasal dari
pemanfaatan SDA terbarukan diinvestasikan kembali guna
menumbuhkembangkan upaya pemulihan, rehabilitasi,
dan pencadangan untuk kepentingan generasi sekarang
maupun generasi mendatang.
Mengelola SDA yang tidak terbarukan. Pengelolaan SDA tak
terbarukan seperti bahan tambang, mineral, dan sumber
daya energi diarahkan untuk tidak dikonsumsi secara
langsung, melainkan diperlakukan sebagai input untuk
proses produksi berikutnya yang dapat menghasilkan
nilai tambah yang optimal. Output-nya diarahkan untuk
dijadikan sebagai kapital kumulatif. Hasil atau pendapatan
yang diperoleh dari kelompok SDA ini diarahkan untuk
percepatan pertumbuhan ekonomi dengan diinvestasikan
pada sektor-sektor lain yang produktif, juga untuk upaya
reklamasi, konservasi, dan memperkuat pendanaaan
dalam pencarian sumber-sumber energi alternatif dan
atau bahan substitusi yang terbarukan seperti biomasa,
biogas, mikrohidro, energi matahari, arus laut, dan
tenaga angin yang lebih ramah lingkungan. Di samping
itu, pengembangan energi juga mempertimbangkan
harga energi yang memperhitungkan biaya produksi dan
menginternalisasikan biaya lingkungan, serta kemampuan
ekonomi masyarakat. Dengan demikian, pembangunan
energi terus diarahkkan kepada penganekaragaman
energi, konservasi energi, dengan memperhatikan
pengendalian lingkungan hidup. Pengembangan energi
juga dilaksanakan dengan memperhatikan komposisi
pengguna energi yang optimum bagi tiap jenis energi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

12.

13.

14.

15.

Menjaga dan melestarikan sumberdaya air. Pengelolaan


sumberdaya air diarahkan untuk menjamin keberlanjutan
daya dukungnya dengan menjaga kelestarian fungsi daerah
tangkapan air dan keberadaan air tanah; mewujudkan
keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan melalui
pendekatan demand management yang ditujukan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan dan
konsumsi air dan pendekatan supply management yang
ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan keandalan
pasokan air; memperkokoh kelembagaan sumber daya air
untuk meningkatkan keterpaduan dan kualitas pelayanan
terhadap masyarakat.
Mengembangkan potensi sumberdaya kelautan.
Arah pembangunan dalam 20 tahun ke depan perlu
memperhatikan pendayagunaan dan pengawasan wilayah
laut yang sangat luas. Cakupan dan prospek sumber
daya kelautan dangat luas, maka arah pemanfaatannya
harus dilakukan melalui pendekatan multisektor,
integratif, dan komprehensif agar dapat meminimalisasi
konflik dan tetap menjaga kelestariannya. Di samping
itu, mengingat kompleksnya permasalahan dalam
pengelolaan sumberdaya laut, pesisir, dan pulau-pulau
kecil, maka pendekatan keterpaduan dalam kebijakan dan
perencanaan menjadi prasyarat utama dalam menjamin
keberlanjutan proses ekonomi, sosial dan lingkungan yang
terjadi.
Kebijakan dan pengelolaan pembangunan kelautan
harus merupakan keterpaduan penataan ruang antar
sektor lautan dan daratan serta menyatu dalam strategi
pembangunan Nasional sehingga kekuatan darat dan laut
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan
masyarakat kabupaten Karimun.
Mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup
yang baik perlu penerapan prinsip-prinsip pembangunan
yang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang.
Pembangunan ekonomi diarahkan pada pemanfaatan
jasa lingkungan yang ramah lingkungan sehingga tidak
mempercepat terjadinya degradasi dan pencemaran
lingkungan. Pemulihan dan rehabilitasi kondisi lingkungan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

149

hidup diprioritaskan pada upaya untuk meningkatkan


daya dukung lingkungan dalam menunjang pembangunan
berkelanjutan. Meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk mencintai lingkungan hidup. Kebijakan ini diarahkan
terutama bagi generasi muda, sehingga tercipta SDM
yang berkualitas yang peduli terhadap isu SDA dan
lingkungan hidup. Dengan demikian kedepan mereka
mampu berperan sebagai penggerak bagi penerapan
konsep pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
III.2. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Karimun 20112031
Tata ruang merupakan perwujudan dari struktur ruang dan
pola ruang. Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk
melihat kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima)
tahun mendatang. Prosesnya adalah dengan melihat dan
menelaah kedalaman rencana pada masing-masing bagian dari
rencana struktur ruang dan rencana pola ruang yang termaktub
dalam indikasi program pemanfaatan ruang baik tingkat nasional,
provinsi, maupun kabupaten. Program pemanfaatan ruang adalah
program yang disusun dalam rangka mewujudkan rencana tata
ruang yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral
dan kewilayahan baik di pusat maupun di daerah secara terpadu.
III.2.1. Rencana Struktur Ruang
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pada penyusunannya,
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Karimun sepenuhnya harus
merujuk Rencana Struktur Ruang Provinsi Kepulauan Riau dan
Rencana Struktur Ruang Nasional (RTRWN).
Hal-hal yang sudah ditetapkan dalam Struktur Ruang
RTRWN yang harus dicantumkan dalam Rencana Struktur Ruang
Kabupaten Karimun meliputi:
Sistem perkotaan: PKW terletak di Ibukota Kabupaten Karimun
yaitu Kota Tanjung Balai Karimun.
Kawasan Strategis Nasional sebagai Kawasan perbatasan laut
RI yaitu Pulau Karimun Kecil dan Pulau Iyu Kecil.
150

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Jaringan Jalan yang terdapat dalam SK Menteri No. 630 tahun


2009 ttg status jalan yang termasuk ruas jalan KP 1 adalah:
a. Tg Balai Meral sepanjang 3,350 Km.
b. Meral Parit Rampak sepanjang 6,706 Km.
c. Parit Rampak Pelabuhan Roro sepanjang 3,160 Km
d. Parit Rampak Parit Benut sepanjang 2,485 Km.
e. Parit Benut SP Jeletung 1,416 Km.
f. SP Jeletung Pasir Panjang sepanjang 9,524 Km.
Transportasi laut : Pelabuhan Nasional Tanjung Balai Karimun
(RTRWN)
Hal-hal yang sudah ditetapkan dalam Struktur Ruang RTRW
Provinsi Kepulauan Riau yang harus dicantumkan dalam Rencana
Struktur Ruang Kabupaten Karimun meliputi:
Sistem perkotaan : PKL terletak di Kota Meral (Ibukota
Kecamatan Meral), Kota Moro (Ibukota Kecamatan Moro) dan
Kota Tanjung Batu (Ibukota Kecamatan Kundur).
Jaringan Jalan Kolektor Primer 2, yaitu :
a. Sp. Sei Bati Sp. Pongkar;
b. Sp. Pongkar Pelabuhan Malarko;
c. Baran I Kapling;
d. Simpang RSUD Simpang Stadion;
e. Tanjung Balai Sungai Bati;
f. Jalan pesisir pantai Karimun;
g. Simpang Urung Pelabuhan Tanjung Berlian;
h. Sawang Pelabuhan Selat Beliah;
i. Simpang Tanjung Berlian Simpang Sawang.
Pembangunan Jembatan antar Pulau Karimun dan Pulau
Kundur.
Pengembangan jaringan lintas angkutan penyeberangan
sebagai sarana jembatan bergerak yang menghubungkan
antar pulau untuk jangka pendek adalah :
a. Lintas Penyeberangan Tanjung Balai Karimun Mengkapan
(Sumatera)
b. Lintas Penyeberangan Tanjungpinang Tanjung Balai
Karimun
Pengembangan jaringan lintas angkutan penyeberangan antar
pulau jangka menengah berupa Lintas penyeberangan Tanjung
Balai Karimun Selat Belia (Kab. Karimun);
Transportasi laut berupa ;
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

151

a. Pelabuhan utama yaitu Pelabuhan Tanjung Balai Karimun;


b. Pelabuhan pengumpul, terdiri atas (i) Pelabuhan Tanjung
Berlian, (ii) Pelabuhan Buru, (iii) Pelabuhan Parit Rampak,
(iv) Pelabuhan Tanjung Batu, (v) Pelabuhan Malarko, (vi)
Pelabuhan Tanjung Tiram, (vii) Pelabuhan Parit Rampak
(bongkar muat), (viii) Pelabuhan Roro Selat Beliah, (ix)
Pelabuhan Moro, dan (x) Pelabuhan Durai.
c. Pelabuhan pengumpan lokal terdiri atas (i) Pelabuhan
Boom Panjang, (ii) Pelabuhan Rakyat, dan (iii) tambatan
perahu yang terdapat di pulau-pulau.
Bandara pengumpan yaitu Bandar Udara Sei Bati.
Rencana sistem perkotaan merupakan susunan kawasan
perkotaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan di dalam
wilayah kabupaten yang membentuk hirarki pelayanan. Adapun
Sistem Perkotaan di Kabupaten Karimun sebagai berikut :
1. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Kota Sawang (ibukota
Kecamatan Kundur Barat) dengan fungsi kecamatan sebagai
kawasan permukiman perdesaan, Kawasan perkebunan
(gambir, kelapa, karet dan buah-buahan), kawasan
pertanian, kawasan wisata, kegiatan pertambangan dan
kegiatan perikanan.
2. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Kota Tanjung Berlian
(Ibukota Kecamatan Kundur Utara) dengan fungsi kecamatan
sebagai kawasan permukiman perdesaan, Kawasan
pertanian, Kawasan perkebunan (gambir,kelapa,karet dan
buah-buahan), kawasan wisata, kegiatan pertambangan,
kegiatan perikanan, pusat agropolis.
3. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Kota Buru (Ibukota
Kecamatan Buru) dengan fungsi kecamatan sebagai
kawasan permukiman perdesaan, kawasan perkebunan,
kegiatan pertambangan dan kegiatan perikanan.
4. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Kota Durai (Ibukota
Kecamatan Durai) dengan fungsi kecamatan sebagai
kawasan permukiman perdesaan, kawasan perkebunan,
kawasan wisata, kegiatan pertambangan dan darat dan
kegiatan perikanan.
5. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Kota Tebing (Kec. Tebing)
dengan fungsi kecamatan sebagai kawasan industri,
kawasan wisata, kegiatan maritim, permukiman skala
besar.
152

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Untuk lebih jelasnya mengenai sistem perkotaan yang ada


dapat dilihat pada Tabel III.1.
Tabel III.1.
Sistem Perkotaan Menurut RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031
No
1

Kota
Tanjung
Balai
Karimun

Hirarki
PKW

Peran Kota
1.

Pusatpemerintahan Kabupaten Karimun

2.

Sebagai Pusat dari Kawasan Perdagangan


Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam,
Bintan dan Karimun
Sebagai pusat perdagangan dan
pelayanan jasa serta pariwisata
Sebagai pusat koleksi dan distribusi
tingkat regional
Sebagai simpul transportasi laut nasional
dan transportasi udara regional
Pusat pelayanan keuangan beberapa
Kabupaten.
Jasa public lainnya untuk beberapa
Kabupaten
Kawasan permukiman perkotaan

3.
4.
5.
6.
7.
8.
2

Tanjung
Batu

PKL

1.

Kawasan permukiman
perdesaan

3.
4.

Jasa Pemerintahan kecamatan.

4.

Kawasan perkebunan

5.

Pusat perdagangan dan jasa skala


kecamatan.
Sebagai pusat pendukung kegiatan
industri pertanian dan perkebunan.
Kawasan permukiman perkotaan

5.

Kegiatan perikanan

6.

Kegiatan pertambangan

6.
7.
Moro

PKL

1.

PKL

Kawasan pertanian

Kawasan wisata

3.
4.

Jasa Pemerintahan kecamatan.

4.

Kawasan minapolitan

5.

5.
6.

Kawasan permukiman
perdesaan
Kawasan pertanian

7.

Pusat perdagangan dan jasa skala


kecamatan.
Sebagai pusat pendukung industri
perikanan.
Simpul transportasi laut Nasional

8.

Kawasan permukiman perkotaan

1.

Pusat pelayanan keuangan beberapa


kecamatan.
Pusat pengolahan atau pengumpulan
barang beberapa kecamatan

1.

Kawasan industri

2.

Kawasan pertambangan

6.

Meral

Kegiatan pariwisata

Pusat pelayanan keuangan beberapa


1.
kecamatan.
Pusat pengolahan atau pengumpulan
2.
barang beberapa kecamatan
Simpul Transportasi beberapa kecamatan 3.

2.

Kawasan perkotaan

Pusat pelayanan keuangan beberapa


1.
kecamatan.
Pusat pengolahan atau pengumpulan
2.
barang beberapa kecamatan
Simpul Transportasi beberapa kecamatan 3.

2.

Fungsi Kecamatan

2.

Kegiatan perikanan
Kawasan pertambangan

3.

Simpul Transportasi beberapa kecamatan 3.

Kawasan wisata

4.

Jasa Pemerintahan kecamatan.

4.

Kegiatan maritim.

5.

Pusat perdagangan dan jasa skala


kecamatan.

5.

Permukiman skala besar

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

153

No

Kota

Hirarki

Peran Kota

Sawang

Tanjung
Berlian

Buru

Durai

Tebing

PPK

PPK

PPK

PPK

PPK

Fungsi Kecamatan
Pusat Pemerintahan

7.

6.
Sebagai kawasan Perdagangan Bebas
dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan
Karimun
Kawasan permukiman perkotaan

1.

Pusat pengumpulan barang skala lokal.

1.

2.

Pusat pelayanan keuangan lokal.

2.

Kawasan permukiman
perdesaan
Kawasan pertanian

3.

Pusat perdagangan dan jasa skala lokal.

3.

Kawasan perkebunan

4.

4.

Kawasan Wisata

5.

Pusat pendidikan dan kesehatan skala


lokal.
Simpul transportasi lokal

5.

Kegiatan pertambangan

6.

Kawasan permukiman perkotaan

6.

Kegiatan perikanan

1.

Pusat pengumpulan barang skala lokal.

1.

2.

Pusat pelayanan keuangan lokal.

2.

Kawasan permukiman
perdesaan
Kawasan pertanian

3.

Pusat perdagangan dan jasa skala lokal.

3.

Kawasan perkebunan

4.

4.

Kawasan Wisata

5.

Pusat pendidikan dan kesehatan skala


lokal.
Simpul transportasi lokal

5.

Pusat agropolis

6.

Kawasan permukiman perkotaan

6.

Kegiatan pertambangan

7.

Kegiatan perikanan

1.

Pusat pengumpulan barang skala lokal.

1.

2.

Pusat pelayanan keuangan lokal.

2.

Kawasan permukiman
perdesaan
Kawasan pertanian

3.

Pusat perdagangan dan jasa skala lokal.

3.

Kawasan Wisata

4.

4.

Kegiatan pertambangan

5.

Pusat pendidikan dan kesehatan skala


lokal.
Simpul transportasi lokal

5.

Kegiatan perikanan

6.

Kawasan permukiman perkotaan

1.

Pusat pengumpulan barang skala lokal.

1.

2.

Pusat pelayanan keuangan lokal.

2.

Kawasan permukiman
perdesaan
Kawasan pertanian

3.

Pusat perdagangan dan jasa skala lokal.

3.

Kawasan Wisata

4.

Pusat pendidikan dan kesehatan skala


lokal.

4.

Kegiatan pertambangan

5.

5.

Kegiatan perikanan

1.

Simpul transportasi lokal. Dan kawasan


permukiman perkotaan
Pusat pengumpulan barang skala lokal.

1.

Kawasan industri

2.

Pusat pelayanan keuangan lokal.

2.

Kawasan wisata

3.

Pusat perdagangan dan jasa skala lokal.

3.

Kegiatan maritim.

4.

Pusat pendidikan dan kesehatan skala lokal. 4.

5.

Simpul transportasi lokal. Dan kawasan


permukiman perkotaan

6.

Kawasan Perdagangan dan pelabuhan


bebas

6.

Permukiman skala besar

Sumber : Rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karimun 2011-2031


memuat program-program pemanfaatan ruang yang dibagi jangka
154

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

waktu pelaksanaannya menjadi empat tahap dengan masingmasing tahap berdurasi lima tahun. RPJM Kabupaten Karimun
2011-2016 tentunya perlu menyelaraskan muatannya dengan
program pemanfataan ruang khususnya di tahap 1 (2010-2014).
Indikasi program pemanfaatan ruang kabupaten 2011-2031
menyatakan bahwa Rencana Jaringan Transportasi meliputi
Perwujudan Sistem Prasarana Transportasi baik darat, laut dan
udara. Pada Perwujudan Sistem Prasarana Transportasi Darat,
indikasi program terletak pada peningkatan jalan dan peningkatan
serta pembangunan terminal. Peningkatan jalan ini meliputi
jalan kolektor primer 1, kolektor primer 2, kolektor primer 4,
lokal primer dan jalan lingkungan. Semua peningkatan jalan akan
dilaksanakan pada tahapan lima tahun ke-I dan lima tahun keII, kecuali peningkatan jalan lingkungan yang akan dilaksanakan
sampai pada tahapan lima tahun ke-IV pada pulau-pulau kecil di
Kabupaten Karimun. Selain peningkatan jalan tersebut, terdapat
pembangunan jalan strategis kabupaten yang akan diselesaikan
pada tahapan lima tahun ke-I guna mendukung akses menuju
pelabuhan nasional dan internasional di Pulau Karimun. Sedangkan
untuk program peningkatan terminal dan pembangunan sub
terminal, akan dilaksanakan pada lima tahun ke-I.
Pada perwujudan sistem prasarana transportasi laut, indikasi
program akan dititik beratkan kepada peningkatan pelabuhan pada
skala regional, nasional dan internasional yang dilakukan pada lima
tahun ke-I. Sedangkan perwujudan sistem prasarana udara akan
dilakukan melalui program peningkatan bandar udara Sei Bati yang
juga dilaksanakan pada lima tahun ke-I.
Untuk Rencana Jaringan Energi, Sistem Jaringan Prasarana Energi
akan diwujudkan pada peningkatan layanan di seluruh kecamatan
dan pembangunan pembangkit yang juga dilaksanakan di seluruh
kecamatan khususnya di Kecamatan Tebing. Program tersebut akan
dilaksanakan dari lima tahun ke-I sampai pada lima tahun ke-IV.
Hal ini terjadi juga pada Rencana Jaringan Telekomunikasi, dimana
Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi akan dititik beratkan
pada program peningkatan pada seluruh wilayah permukiman
yang dilakukan sepanjang lima tahun ke-I sampai lima tahun ke-IV.
Kemudian untuk rencana sistem jaringan sumber daya air,
sistem jaringan prasarana sumber daya air diwujudkan pada
kawasan resapan air, irigasi dan pengadaan air bersih. Irigasi akan
dikhususkan di Pulau Kundur, sedangkan untuk kawasan resapan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

155

air dan pengadaan air bersih dilaksanakan di seluruh kecamatan


Kabupaten Karimun. Semua program tersebut akan dilaksanakan
dari lima tahun ke-I sampai lima tahun ke-IV terkecuali untuk
program kawasan resapan air yang hanya akan dilaksanakan pada
lima tahun ke-I.
Rencana struktur ruang Kabupaten Karimun selanjutnya adalah
rencana pengembangan pusat kegiatan, dimana PKW terletak di
Tanjung Balai Karimun sedangkan untuk PKL terletak di Meral, Moro
dan Tanjung Batu. Program peningkatan fungsi terhadap kedua hal
tersebut akan dilaksanakan sepanjang lima tahun ke-I sampai lima
tahun ke-IV. Kemudian pusat-pusat kegiatan/permukiman pada
tingkatan PPK di Kabupaten Karimun meliputi peningkatan fungsi
PPK Sawang pada lima tahun ke-I, PPK Tanjung Berlian pada lima
tahun ke-I dan lima tahun ke-II, PPK Buru pada lima tahun ke-I, PPK
Durai pada tahun ke-I, dan PPK Tebing pada lima tahun ke-I dan
lima tahun ke-II.
Terdapat juga rencana sistem jaringan lainnya yang meliputi air
limbah dan drainase yang dilaksanakan di seluruh pusat pelayanan
kawasan/lingkungan dari lima tahun ke-I sampai lima tahun ke-IV.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III.2.
Tabel III.2.
Perwujudan Rencana Struktur Ruang Kabupaten Karimun

No

I.
I.1

Rencana
Struktur
Ruang

Rencana Pentahapan Pemanfaatan Struktur Ruang sesuai RTRW


Waktu pelaksanaan
Arah pemanfaatan
Lima
Lima
Lima
Lima
Ruang/Indikasi
Lokasi
tahun tahun tahun tahun
Program
ke-I
ke-II
ke-III
ke-IV

Rencana jaringan transportasi


Peningkatan jalan
Perwujudan
sistem
kolektor primer 1
prasarana
transportasi
darat

Peningkatan jalan
kolektor primer 2

Peningkatan jalan
kolektor primer 4
Peningkatan jalan
lokal primer

156

Tg Balai-Meral
Meral-Parit Rampak
Parit rampak-Pel. Roro
Parit rampak-Parit Benut
Parit Benut-SP Jelutung
Sp Jelutung-Pasir Panjang
Sp seibati-Sp pongkar
Sp Pongkar-Pel. Malarko
Sp Kapling-Sp RSUD
SP RSUD-Sp stadion
PKW Tanjung Balai
Karimun-PPK
Tebing-Bandara Seibati
PKL Meral-PPK Tebing
PKL Tanjung Batu-PPK
Sawang
PPK Tebing-PPK Tanjung
Berlian

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

No

Rencana
Struktur
Ruang

Rencana Pentahapan Pemanfaatan Struktur Ruang sesuai RTRW


Waktu pelaksanaan
Arah pemanfaatan
Lima
Lima
Lima
Lima
Ruang/Indikasi
Lokasi
tahun tahun tahun tahun
Program
ke-I
ke-II
ke-III
ke-IV
PPK Tanjung Berlian-PPK
Sawang
PPK Buru
PKL Moro
PPK Durai
P Belat
P Combol
P Beram
Peningkatan jalan
Pulau-pulau kecil
lingkungan
Peningkatan terminal Pasir Panjang
Kota Baru (Pulau Karimun)
Tanjung Batu
(Pulau Kundur)
Pembangunan Sub
Terminal

I.2

I.3

Perwujudan
sistem
prasarana
transportasi
laut

Kecamatan Kundur,
Kecamatan Kundur Utara
Kecamatan Kundur Barat
Pembangunan Jalan Menuju pelabuhan
strategis kabupaten nasional dan
internasional di
P Karimun
Peningkatan
Pelabuhan Tanjung Balai
Karimun
Pelabuhan
Internasional
Tanjung Batu
Pelabuhan Malarko
Parit Rampak
Tanjung Tiram
Peningkatan
Tanjung Berlian, Selat
Pelabuhan Nasional Beliah
Pelabuhan Buru
Pelabuhan Moro
Pelabuhan Durai
Peningkatan
Parit Rampak
Pelabuhan Regional
Peningkatan Bandar Bandara Sei Bati
Udara

Perwujudan
sistem
prasarana
transportasi
udara
II.
Rencana jaringan energi
II.1 Sistem
Peningkatan Layanan Seluruh Kecamatan
Jaringan
Pembangunan
Tebing
Prasarana
Pembangkit
Energi
Seluruh Kecamatan
III. Rencana jaringan telekomunikasi
Peningkatan
Seluruh wilayah
III.1 Sistem
permukiman
Jaringan
Prasarana
Telekomunikasi
IV. Rencana sistem jaringan sumber daya air

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

157

No

Rencana
Struktur
Ruang

Rencana Pentahapan Pemanfaatan Struktur Ruang sesuai RTRW


Waktu pelaksanaan
Arah pemanfaatan
Lima
Lima
Lima
Lima
Ruang/Indikasi
Lokasi
tahun tahun tahun tahun
Program
ke-I
ke-II
ke-III
ke-IV
Kawasan Resapan Air Kabupaten Karimun
Irigasi
Pulau Kundur
Air Bersih
Seluruh Kecamatan

IV.1 Sistem
Jaringan
Prasarana
Sumber Daya
Air
V.
Rencana pengembangan pusat kegiatan
V.1 PKW Tanjung Peningkatan fungsi Kota Tanjung Balai
Balai Karimun
Karimun
V.2 PKL Meral
Peningkatan fungsi Meral
V.3 PKL Moro
Peningkatan fungsi Moro
V.4 PKL Tanjung
Peningkatan fungsi Tanjung Batu
Batu
V.5 PPK Sawang
Peningkatan fungsi Sawang
V.6 PPK Tanjung Peningkatan fungsi Tanjung Berlian
Berlian
V.7 PPK Buru
Peningkatan fungsi Buru
V.8 PPK Durai
Peningkatan fungsi Durai
V.9 PPK Tebing
Peningkatan fungsi Tebing
VI. Rencana Sistem Lainnya
V.1 PKW Tanjung Peningkatan fungsi
Kota Tanjung Balai Karimun
Balai Karimun
V.2 PKL Meral
Peningkatan fungsi
Meral
V.3

PKL Moro

Peningkatan fungsi

Moro

V.4

PKL Tanjung
Batu

Peningkatan fungsi

Tanjung Batu

V.5

PPK Sawang

Peningkatan fungsi

Sawang

V.6

PPK Tanjung
Berlian

Peningkatan fungsi

Tanjung Berlian

V.7

PPK Buru

Peningkatan fungsi

Buru

V.8

PPK Durai

Peningkatan fungsi

Durai

V.9

PPK Tebing

Peningkatan fungsi

Tebing

VI.

Rencana Sistem Lainnya

VI.1 Sistem
Jaringan
Lainnya

Air Limbah
Drainase

Seluruh pusat pelayanan


kawasan/lingkungan

Sumber : Rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031

III.2.2. Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang bagian pertama adalah rencana kawasan
lindung dimana perwujudan kawasan hutan lindung dan mangrove
dilaksanakan dari lima tahun ke-I sampai lima tahun ke-II di
Kecamatan Tebing, Meral, Moro, Kundur, dan Kundur Utara.
Selanjutnya rencana pola ruang bagian kedua adalah rencana
kawasan budidaya yang perwujudannya dibagi ke dalam 10
(sepuluh) program. Program-program tersebut antara lain
Perwujudan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) pada kawasan yang
158

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

termasuk HTR di seluruh wilayah Kabupaten Karimun. Program


tersebut dilaksanakan dari lima tahun ke-I sampai lima tahun keII. Program berikutnya adalah perwujudan kawasan pertanian
di Kecamatan Kundur Utara dan pertanian lahan kering serta
holtikultura di Kecamatan Kundur, Kundur Barat, Kundur Utara
dan Buru. Kedua program tersebut dilaksanakan dari lima tahun
ke-I sampai lima tahun ke-IV.
Kemudian program selanjutnya adalah perwujudan kawasan
perkebunan di Kecamatan Kundur, Kundur Barat, Kundur Utara
dan Buru. Sedangkan perwujudan kawasan perikanan berlokasi
di Pulau Kundur, Pulau Belat, Pulau Sugi, Pulau Papan, Pulau
Mandar, Kecamatan Buru, Durai, Tebing, Meral, dan Kundur Barat.
Untuk pelaksanaannya kedua program tersebut akan diwujudkan
dari lima tahun ke-I sampai lima tahun ke-IV.
Selanjutnya untuk perwujudan kawasan pesisir, perwujudan
pengembangan pertambangan dan energi, perwujudan kawasan
permukiman, dan perwujudan kawasan laut akan dilaksanakan
di seluruh Kecamatan Kabupaten Karimun dengan alokasi
waktu pelaksanaan dari lima tahun ke-I sampai lima tahun keIV untuk kawasan pesisir dan pengembangan pertambangan
dan energi, serta lima tahun ke-I untuk kawasan permukiman
dan perwujudan kawasan laut. Sedangkan untuk perwujudan
kawasan pariwisata akan dilaksanakan pada seluruh wilayah
pariwisata Kabupaten Karimun dari lima tahun ke-I sampai lima
tahun ke-IV. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III.3
Tabel III.3.
Perwujudan Rencana Pola Ruang Kabupaten Karimun
Rencana Pentahapan Pemanfaatan Pola Ruang sesuai RTRW
Waktu pelaksanaan
Lima
Lima
Lima
Lima
Lokasi
tahun
tahun
tahun
tahun
ke-I
ke-II
ke-III
ke-IV

Pola Arah pemanfaatan


No Rencana
Ruang
Ruang/Indikasi
Program
I.
I.1

Rencana kawasan lindung


Perwujudan Perwujudan
Kawasan
Kawasan Hutan
Lindung
Lindung dan
Mangrove

KecamatanTebing
Meral
Moro
Kundur
Kundur Utara
II. Rencana kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis
II.1 Perwujudan Perwujudan HTR
Kawasan yang termasuk
HTR
Kawasan
Budidaya
Perwujudan
Kecamatan Kundur
Kawasan Pertanian Utara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

159

Rencana Pentahapan Pemanfaatan Pola Ruang sesuai RTRW


Waktu pelaksanaan
Pola Arah pemanfaatan
No Rencana
Ruang
Lima
Lima
Lima
Lima
Lokasi
Ruang/Indikasi
tahun
tahun
tahun
tahun
Program
ke-I
ke-II
ke-III
ke-IV
Perwujudan
Kecamatan Kundur
Pertanian Lahan
Kundur Barat
Kering dan
Kundur Utara
Holtikultura
Buru
Perwujudan
Kecamatan Kundur
Kawasan
Kundur Barat
Perkebunan
Kundur Utara
Buru
Perwujudan
Pulau Kundur
Kawasan Perikanan
Pulau Belat
Pulau Sugi
Pulau Papan
Pulau Mandar
Kecamatan Buru
Durai
Tebing
Meral
Kundur Barat
Perwujudan
Kabupaten Karimun
Kawasan Pesisir
Perwujudan
Kabupaten Karimun
Pengembangan
Pertambangan dan
Energi
Perwujudan
Seluruh wilayah
Kawasan Pariwisata Pariwisata Kabupaten
Karimun
Perwujudan
Seluruh Kecamatan
Kabupaten Karimun
Kawasan
Permukiman
Sumber : Rancangan RTRW Kabupaten Karimun 2011-2031

III.3. Tinjauan Atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional


(RPJMN) 2010-2014
III.3.1. Visi Pembangunan
Kerangka Visi Indonesia 2014 sebagaimana terdapat dalam
RPJMN 2010-2014 adalah TERWUJUDNYA INDONESIA YANG
SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN dengan
penjelasan sebagai berikut:
Kesejahteraan Rakyat, yakni terwujudnya peningkatan
kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang
berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya
alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting
ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
160

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Demokrasi, yakni terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara


yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi
kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia.
Keadilan, yakni terwujudnya pembangunan yang adil dan
merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang
hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
III.3.2. Misi dan Agenda Pembangunan
Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang
Sejahtera
Pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera
mengandung pengertian yang dalam dan luas, mencakup
keadaan yang mencukupi dan memiliki kemampuan
bertahan dalam mengatasi gejolak yang terjadi, baik dari
luar maupun dari dalam.
Misi 2: Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
Penguatan pilar-pilar demokrasi yang sehat, harus
terus dibangun menuju demokrasi yang lebih matang
dan dewasa. Perbedaan dan benturan kepentingan
serta sikap kritis berbagai pihak terhadap pemerintah,
merupakan realitas kehidupan demokrasi dan merupakan
hak politik yang harus dihormati. Yang penting, semua
itu harus tetap berada dalam bingkai konstitusi, aturan
main dan etika yang harus sama-sama dijunjung tinggi
sehingga stabilitas yang dinamis dan menampung
berbagai perbedaan aspirasi, tetap dapat dijaga bersama.
Karena itulah, mewujudkan masyarakat yang demokratis
dengan tetap berlandaskan pada aturan hukum terus
dibangun melalui pemantapan kelembagaan demokrasi
yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil;
memperkuat kualitas desentralisasi dan otonomi daerah;
menjamin pengembangan media dan kebebasan media
dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat;
dan melakukan pembenahan struktur hukum dan
meningkatkan budaya hukum serta menegakkan hukum
secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak
pada rakyat kecil.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

161

Misi 3: Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang


Keadilan dalam pembangunan, juga perlu ditunjukkan dengan pembangunan yang merata di
semua bidang, baik pembangunan antara kotakota metropolitan, besar, menengah, dan kecil yang
diseimbangkan pertumbuhannya baik dengan mengacu
pada sistem pembangunan perkotaan nasional maupun
pembangunan di berbagai bidang yang terkait dengan
peningkatan kesejahteraan rakyat. Keadilan dalam
pemerataan pembangunan diperlukan untuk mencegah
terjadinya pertumbuhan fisik kota yang tidak terkendali
serta untuk mengendalikan arus migrasi langsung dari
desa ke kota-kota besar dan metropolitan, dengan cara
menciptakan kesempatan kerja dan peluang usaha di
kota-kota menengah dan kecil, terutama di luar Pulau
Jawa. Oleh karena itu, harus dilakukan peningkatan
keterkaitan kegiatan ekonomi sejak tahap awal.
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan
nasional 2010-2014, ditetapkan lima agenda utama
pembangunan nasional tahun 2010-2014, yaitu:
Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat
Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi
Agenda IV : Penegakkan Hukum Dan Pemberantasan
Korupsi
Agenda V : Pembangunan Yang Inklusif dan Berkeadilan
III.3.3. Sasaran Pembangunan
Terdapat tiga sasaran utama pembangunan Nasional
yang tertera pada dokumen RPJMN 2010-2014. Tiga sasaran
pembangunan Nasional tersebut antara lain
sasaran
pembangunan kesejahteraan rakyat, perkuatan pembangunan
demokrasi, dan pembangunan penegakan hukum. Rincian
sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN 2010-2014 adalah
sebagai berikut:

162

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Tabel III.4.
Sasaran Pembangunan Nasional 2010-2014
No

Pembangunan

I. Sasaran Pembangunan Kesejahteraan Rakyat


1. Ekonomi
a
Pertumbuhan Ekonomi
b
Inflasi
c
Tingkat Pengangguran (terbuka)
d
Tingkat Kemiskinan
2. Pendidikan
a
b
c
d
e
f
g

Meningkatnya rata-rata lama sekolah


penduduk berusia 15 tahun ke atas (tahun)
Menurunnya angka buta aksara penduduk
berusia 15 tahun ke atas
Meningkatnya APM SD/SDLB/MI/Paket A
(persen)
Meningkatnya APM/SMPLB/MTs/Paket B
(persen)
Meningkatnya APK SMA/SMK/MA/Paket C
(persen)
Meningkatnya APK PT usia 19-23 tahun
(persen)

Sasaran

Rata-rata 6,3-6,8 persen pertahun


Rata-rata 4-6 persen per tahun
5-6 persen pada akhir tahun 2014
8-10persen pada akhir tahun 2014
Status Awal (tahun 2008)
7,50

Target Tahun 2014


8,25

5,97

4,18

95,14

96,00

72,28

76,00

64,28

85,00

21,26

30,00

Menurunnya disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan antarwilayah gender, dan
sosial ekonomi, serta antarsatuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat

3. Kesehatan
a
b
c
d

Meningkatnya umur harapan hidup (tahun)


Menurunnya angka kematian ibu melahirkan
per 100.000 kelahiran hidup
Menurunnya angka kematian bayi per 1.000
kelahiran hidup
Menurunnya prevalensi kekurangan gizi
(gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita
(persen)

4. Pangan
a
Produksi Padi
b
Produksi Jagung
c
Produksi Kedelai
d
Produksi Gula

Status Awal (tahun 2008)


70,70
228,00

Target Tahun 2014


72,00
118,00

34,00

24,00

18,40

<15,0

Tumbuh 3,22 persen per tahun


Tumbuh 10,2 persen per tahun
Tumbuh 20,05 persen per tahun
Tumbuh 12,55 persen per tahun

e
Produksi Daging Sapi
5. Energi
a
Peningkatan kapasitas pembangkit listrik
b
Meningkatnya rasio elektrifikasi
c
Meningkatnya produksi minyak bumi
d
Peningkatan pemanfaatan energi panas bumi
6. Infrastruktur

Tumbuh 7,30 persen per tahun

Pembangunan Jalan Lintas Sumatra, Jawa,


Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat,
Nusa tenggara Timur, dan Papua

Hingga tahun 2014 mencapai 19.370 km

Pembangunan jaringan prasarana dan

Selesai tahun 2014

3.000 MW pertahun
Pada tahun 2014 mencapai 80 persen
Pada tahun 2014 mencapai 1,01 juta barel perhari
Pada tahun 2014 mencapai 5.000 MW

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

163

No

Pembangunan
penyediaan sarana transportasi antar-moda
dan antar-pulau yang terintegrasi sesuai
dengan sisitem transportasi Nasional dan
Cetak Biru Transportasi Multimoda

Penuntasan pembangunan jaringan serat


Selesai sebelum 2013
optik di Indonesia Bagian timur
Perbaikan sistem dan jaringan transportasi di selesai tahun 2014
4 Kota Besar (Jakarta, Bandung, Surabaya,
Medan)

Sasaran

I. Sasaran Perkuatan Pembangunan Demokrasi Indonesia


a

Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia

Semakin terjaminnya peningkatan iklim politik yang


kondusif bagi berkembangnya kualitas kebebasan sipil
dan hak-hak politik rakyat yang semakin seimbang
dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata
hukum;
Meningkatnya kinerja lembaga-lembaga demokrasi,
dengan indeks rata-rata 70 pada akhir tahun 2014
Menyelenggarakan pemilu tahun 2014 yang dapat
dilaksanakan dengan adil dan demokratis, dengan
tingkat partisipasi politik rakyat 75% dan berkurangnya
diskriminasi hak pilih dan memilih;
Meningkatnya layanan informasi dan komunikasi
Pada tahun 2014: Indeks demokrasi Indonesia: 73

Tercapainya suasana dan kepastian keadilan


melalui penegakan hukum (rule of law) dan
terjaganya ketertiban umum

Persepsi masyarakay pencari keadilan untuk merasakan


kenyamanan, kepastian, keadilan, dan keamanan
dalam berinteraksi dan mendapat pelayanan dari para
penegak hukum
Tumbuhnya kepercayaan dan penghormatan publik
kepada aparat dan lembaga penegak hukum
Mendukung iklim berusaha yang baik sehingga
kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan pasti dan
aman serta efisien
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun 2014 sebesar 5,0
yang meningkat dari 2,8 pada tahun 2009

Sumber : RPJM Nasional 2010-2014

III.3.4. Arah Kebijakan Umum


Mengacu pada permasalahan dan tantangan yang dihadapi
bangsa dan Negara Indonesia baik dewasa ini maupun dalam lima
tahun mendatang, maka arah kebijakan umum pembangunan
nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut:
1. Arah kebijakan umum untuk melanjutkan pembangunan
mencapai Indonesia yang sejahtera. Indonesia yang sejahtera
tercermin dari peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan dalam bentuk percepatan pertumbuhan
ekonomi yang didukung oleh penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi, pengurangan kemiskinan, pengurangan tingkat
pengangguran yang diwujudkan dengan bertumpu pada
program perbaikan kualitas sumber daya manusia, perbaikan
164

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

infrastruktur dasar, serta terjaganya dan terpeliharanya


lingkungan hidup secara berkelanjutan.
2. Arah kebijakan umum untuk memperkuat pilar-pilar demokrasi
dengan penguatan yang bersifat kelembagaan dan mengarah
pada tegaknya ketertiban umum, penghapusan segala macam
diskriminasi, pengakuan dan penerapan hak asasi manusia
serta kebebasan yang bertanggung jawab.
3. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan
dalam semua bidang termasuk pengurangan kesenjangan
pendapatan, pengurangan kesenjangan pembangunan antar
daerah (termasuk desa-kota), dan kesenjangan jender. Keadilan
juga hanya dapat diwujudkan bila sistem hukum berfungsi
secara kredibel, bersih, adil dan tidak pandang bulu. Demikian
pula kebijakan pemberantasan korupsi secara konsisten
diperlukan agar tercapai rasa keadilan dan pemerintahan yang
bersih.
III.3.5. Prioritas Nasional
Visi dan Misi pemerintah 2010-2014, perlu dirumuskan dan
dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah program prioritas
sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat
keberhasilannya. Dalam RPJMN 2010-2014 terdapat sebelas
prioritas nasional yang akan dilaksanakan. Sebelas Prioritas
Nasional ini bertujuan untuk sejumlah tantangan yang dihadapi
oleh bangsa dan negara di masa mendatang.
Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan
untuk menjamin implementasi dari 11 (sebelas) prioritas nasional
yaitu: (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan;
(3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan
pangan; (6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8)
energi; (9) lingkungan hidup dan bencana; (10) daerah tertinggal,
terdepan, terluar, dan paskakonflik; serta (11) kebudayaan,
kreativitas, dan inovasi teknologi.
III.3.6. Sasaran dan Arah Pembangunan Wilayah Sumatera
Pengembangan wilayah diarahkan untuk meningkatkan kinerja
perekonomian nasional dan sekaligus mengurangi kesenjangan
antarwilayah dengan mendorong percepatan pembangunan
wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan
Papua dan tetap mempertahankan momentum pembangunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

165

di Jawa-Bali dan Sumatera. Wilayah Sumatera merupakan salah


satu pulau terbesar di Indonesia yang berperan penting dalam
mendukung peningkatan kinerja pembangunan nasional. Wilayah
Sumatera memiliki posisi geografis yang strategis di wilayah barat
Indonesia dan berhadapan langsung dengan kawasan Asia Timur
yang menjadi salah pusat perekonomian dunia dan memiliki
hubungan interaksi paling dekat dengan wilayah Jawa. Wilayah
Sumatera berada pada posisi strategis nasional karena dari arah
tenggara sampai timur dilintasi oleh ALKI yang memanjang dari
Laut Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, dan Selat Sunda. Alur laut
ini terbuka bagi pelayaran dari Laut Cina Selatan ke Samudera
Hindia dan sebaliknya. Wilayah Sumatera bagian timur dan utara
juga terbuka bagi pelayaran menuju kawasan Asia Pasifik, Afrika,
dan Eropa. Dengan demikian, wilayah Sumatera berpotensi besar
sebagai pusat pertumbuhan di kawasan subregional ASEAN, Asia
Pasifik, dan kawasan internasional lainnya. Wilayah Sumatera
memiliki akses perdagangan paling strategis jika dibandingkan
dengan pulau besar lain di Indonesia yang juga memiliki kekayaan
sumber daya alam yang besar. Berbagai prasarana dan sarana,
peluang usaha dan ketersediaan sumber daya manusia di
wilayah Sumatera tersedia secara memadai. Wilayah Sumatera
diharapkan menjadi wilayah penopang utama dalam menghadapi
persaingan global, terutama dengan terbentuknya masyarakat
ekonomi ASEAN.
Berdasarkan arahan pengembangan wilayah Sumatera, tujuan
pembangunan wilayah Sumatera dalam kurun waktu 20102014
adalah untuk:
1. Meningkatkan standar hidup masyarakat Sumatera;
2. Meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian,
perkebunan, perikanan, dan pertambangan di wilayah
Sumatera;
3. Mengembangkan jaringan dan meningkatnya transportasi di
wilayah Sumatera;
4. Mengembangkan Sumatera bagian Selatan sebagai lumbung
pangan dan lumbung energi;
5. Mengembangkan Sumatera bagian tengah dan Sumatera
bagian utara sebagai pusat perkebunan dan agribisnis;
6. Mewujudkan keseimbangan pembangunan wilayah Sumatera
bagian utara, bagian selatan, dan pesisir pantai.
166

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Jika mengacu pada tujuan pengembangan wilayah Sumatera,


sasaran yang dicapai dalam rangka pengembangan wilayah
Sumatera kurun waktu tahun 20102014 adalah sebagai berikut :
1. meningkatnya standar hidup masyarakat Sumatera yang
ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator
pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi, kemiskinan,
pengangguran, angka kematian bayi, angka harapan hidup,
pengangguran serta pendapatan per kapita;
2. meningkatnya produksi dan produktivitas sektor pertanian,
perkebunan, perikanan dan pertambangan di wilayah
Sumatera;
3. berkembangnya jaringan dan meningkatnya transportasi di
wilayah Sumatera;
4. berkembangnya Sumatera bagian selatan sebagai lumbung
pangan dan lumbung energi;
5. berkembangnya Sumatera bagian tengah dan Sumatera
bagian utara sebagai pusat perkebunan dan agribisnis;
6. terwujudnya keseimbangan pembangunan wilayah Sumatera
bagian utara, bagian selatan, dan pesisir pantai.
Secara spesifik sasaran pertumbuhan ekonomi, kemiskinan
dan pengangguran, angka kematian bayi, rata-rata lama sekolah,
angka harapan hidup dan pendapatan per kapita di Kepulauan
Riau dan wilayah lainnya di Sumatera adalah sebagai berikut:
Tabel III.5.
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Pengangguran Nasional 2010-2014

Provinsi

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

Kemiskinan (%)

Pengangguran (%)

2010

2014

2010

2014

2010

2014

NAD

4,5 - 5,0

5,5 - 6,1

19,8- 21,9

12,5- 13,8

7,4 - 8,2

5,7 - 6,3

Sumatra Utara

6,4 - 7,1

6,9 -7,6

10,7- 11,9

6,8 - 7,5

10,3- 11,4

9,4 - 10,4

Sumatra Barat

4,4 - 4,8

6,0- 6,5

8,9 - 9,8

5,7 - 6,3

8,4 - 9,3

7,5 - 8,3

Riau

4,6 - 5,0

6,5 - 7,2

8,5 - 9,4

5,2 -5,8

5,8 -6,4

5,6 - 6,2

Jambi

4,8 - 5,3

6,9 -7,6

7,2 - 8,0

4,6 -5,1

4,2 - 4,7

3,1 - 3,5

Sumatra Selatan

5,5 - 6,0

6,2 - 6,9

14,5- 16,0

9,2 -10,2

7,9 - 8,7

6,8 - 7,6

Bengkulu

4,5 - 5,5

6,2 - 6,9

18,9- 20,9

12,0- 13,3

2,6 - 2,9

1,6 - 1,9

Lampung

5,5 - 6,1

6,2 - 6,9

17,6- 19,4

11,2- 12,4

5,4 - 6,0

4,7 - 5,2

Bangka Belitung

4,9 - 5,5

6,1 - 6,7

6,6 -7,3

4,2 - 4,6

3,7 - 4,1

2,4 - 2,7

Kepulauan Riau

7,0- 7,4

7,5- 8,2

7,6- 8,5

4,2- 4,7

3,3- 3,7

1,5- 2,4

Sumber : RPJM Nasional 2010-2014

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

167

Tabel III.6.
Sasaran Angka Kematian Bayi, Rata-rata Lama Sekolah, Angka Harapan Hidup,
Pendapatan per Kapita Nasional 2010-2014

Provinsi

Angka Kematian
Bayi

Rata-Rata Lama
Sekolah

Angka Harapan
hidup

Pendapatan Perkapita
(RP. Ribu)

2010

2014

2010

2014

2010

2014

2010

2014

32

30

8,90

9,30

69,08

69,61

7.972,22

8.882,23

Sumatra Utara

23

20

8,88

9,16

71,64

72,46

8.425,00

9.374,50

Sumatra Barat

27

23

8,25

8,56

70,58

71,70

7.926,09

9.343,21

Riau

22

20

8,44

8,78

71,92

72,57

21.137,34

28.137,51

Jambi

27

24

7,84

8,08

70,43

71,26

5.853,36

6.843,80

Sumatra Selatan

25

23

7,84

8,08

70,97

71,79

8.292,60

8.886,26

Bengkulu

29

25

8,08

8,26

69,97

71,06

4.752,32

5.370,53

Lampung

25

21

7,86

8,42

70,98

72,21

4.809,39

5.277,32

Bangka Belitung

26

24

8,10

9,30

70,72

71,35

8.680,22

8.991,85

Kepulauan Riau

20

19

9,60

10,80

72,38

72,73

26.270,96

28.178,43

NAD

Sumber : RPJM Nasional 2010-2014

III.3.7. Strategi Pengembangan Wilayah yang terkait dengan Kepulauan


Riau
Salah satu misi dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 20052025 adalah terwujudnya
pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan ditandai oleh
tingkat pembangunan yang makin merata ke seluruh wilayah
diwujudkan dengan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
masyarakat, termasuk berkurangnya kesenjangan antarwilayah
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Strategi dan
arah kebijakan kewilayahan dalam RPJMN 2010-2014 adalah:
1. Mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah potensial di luar
Jawa-Bali dan Sumatera dengan tetap menjaga momentum
pertumbuhan di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera
2. Meningkatan keterkaitan antarwilayah melalui peningkatan
perdagangan antarpulau untuk mendukung perekonomian
domestik.
3. Meningkatkan daya saing daerah melalui pengembangan
sektor-sektor unggulan di tiap wilayah.
4. Mendorong percepatan pembangunan daerah tertinggal,
kawasan strategis dan cepat tumbuh, kawasan perbatasan,
kawasan terdepan, kawasan terluar, dan daerah rawan bencana.
5. Mendorong pengembangan wilayah laut dan sektor-sektor
kelautan
168

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

Dalam mempercepat pengembangan wilayah akan


dilakukan upaya untuk mendorong penataan, pemanfaatan dan
pengendalian tata ruang dengan prinsip harmonisasi kepentingan
nasional dan kebutuhan daerah serta keserasian antar daerah.
Strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya akan menjadi
acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Strategi pengembangan kewilayahan di dalam RPJMN 20102014 yang terkait dengan wilayah Sumatra terutama Kabupaten
Karimun antara lain:
1. Wilayah Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar
di Indonesia yang berperan penting dalam mendukung
peningkatan kinerja pembangunan nasional. Wilayah
Sumatera memiliki posisi geografis yang relatif strategis di
wilayah barat Indonesia dan berhadapan langsung dengan
kawasan Asia Timur yang menjadi salah pusat perekonomian
dunia dan memiliki hubungan interaksi paling dekat dengan
pulau Jawa sebagai pusat perekonomian di Indonesia.
2. Pembangunan wilayah Sumatera diarahkan untuk menjadi
pusat produksi dan industri pengolahan hasil pertanian
tanaman pangan, perkebunan, perikanan; lumbung energi
nasional, pusat perdagangan dan pariwsata sehingga wilayah
Sumatera menjadi salah satu wilayah utama dalam Masyarakat
Ekonomi ASEAN.
3. Batam, Bintan dan Karimun merupakan salah satu lokasi
Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas (KPBPB) dari
4 lokasi di pulau Sumatera yang dilalui jalur perdagangan
internasional dan menjadi buer Negara maju di sekitarnya.
4. Pengembangan
pusat-pusat
pertumbuhan
melalui
pengembangan kawasan strategis diarahkan untuk mencapai
suatu pengelompokan kawasan fungsional yang memberikan
backward dan forward linkages serta multiplier eects bagi
daerah di sekitar kawasan tersebut secara regional, nasional,
dan internasional untuk mengoptimalkan potensi pertumbuhan
ekonomi daerah sehingga dapat meminimalisasi ketimpangan
pembangunan antardaerah. Pengembangan kawasan
strategis tidak terlepas dari pengaturan hubungan antara
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

169

pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan pengelola


kawasan antardaerah, yang hal ini diamanatkan dalam UU
No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam
pembangunan dan pengembangan kawasan strategis sebagai
pusat pertumbuhan, dibutuhkan sinergisme dan sinkronisasi
kebijakan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
serta badan pengelola kawasan dalam lingkup perencanaan,
pelaksanaan, serta pengawasan. Dalam rangka optimalisasi
pertumbuhan ekonomi dan menciptakan multiplier eects
bagi daerah sekitar baik dalam skala regional, nasional,
maupun internasional, dibutuhkan dukungan dan intervensi
kegiatan pembangunan yang multisektor dalam mewujudkan
pengembangan kawasan strategis dan dukungan terhadap
pengembangan kawasan ekonomi khusus sebagai salah satu
prioritas pembangunan nasional.
5. Kepulauan Riau merupakan salah satu propinsi yang termasuk
kawasan perbatasan Negara. Dalam RPJMN 2010-2014
dijelaskan yang dimaksud dengan kawasan perbatasan negara
adalah wilayah kabupaten/kota yang secara geografis dan
demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga
dan/atau laut lepas. Kawasan perbatasan terdiri dari kawasan
perbatasan darat dan laut, yang tersebar secara luas dengan
tipologi yang beragam, mulai dari pedalaman hingga pulaupulau kecil terdepan (terluar). UU No 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang telah menetapkan kawasan perbatasan
sebagai kawasan strategis dari sudut pandang pertahanan
dan keamanan yang diprioritaskan penataan ruangnya.
Berdasarkan UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, kawasan perbatasan meliputi 10 (sepuluh) kawasan
perbatasan dengan negara tetangga, termasuk 92 (sembilan
puluh dua) pulau kecil terdepan (terluar) yang memiliki nilai
strategis sebagai lokasi penempatan titik dasar yang berperan
penting dalam penentuan garis batas negara.
6. Indonesia berbatasan dengan 10 (sepuluh) negara tetangga,
yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina,
Australia, Timor Leste, Palau, dan Papua Nugini. Secara
keseluruhan kawasan perbatasan dengan negara tetangga
170

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

tersebar di 12 (dua belas) provinsi. Kawasan perbatasan


darat tersebar di 4 (empat) provinsi,yaitu Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Timur. Garis batas
negara di Pulau Kalimantan antara RI-Malaysia terbentang
sepanjang 2004 Km, di Papua antara RI-PNG sepanjang 107 km,
dan di Nusa Tenggara Timur antara RI-Timor Leste sepanjang
kurang lebih 263,8 km. Sementara itu, kawasan perbatasan
laut berada di 11 (sebelas) provinsi yang meliputi provinsiprovinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau,
Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku,
Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat.

Gambar III.1.

Prioritas Pengembangan Kawasan Perbatasan

Pada 12 provinsi di kawasan perbatasan, terdapat 38


kabupaten/kota di kawasan perbatasan yang diprioritaskan
pengembangannya, dan di dalamnya akan dikembangkan 26
Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sebagai kota utama
kawasan perbatasan yang perlu dipercepat pembangunannya
selama 10 tahun ke depan berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN). Pada periode 20102014, akan diupayakan percepatan
pembangunan 20 PKSN sebagai pusat pelayanan kawasan
perbatasan secara bertahap Kawasan perbatasan memiliki posisi
strategis sebagai pintu gerbang untuk berinteraksi langsung
dengan negara tetangga serta memiliki nilai strategis terhadap
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

171

kedaulatan negara, pertahanan, dan keamanan. Pengembangan


kawasan perbatasan dilakukan dengan mengubah arah kebijakan
pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi ke dalam
(inward looking) yang memandang kawasan perbatasan sebagai
wilayah pertahanan, menjadi berorientasi ke luar (outward
looking), yang didalamnya fungsi kawasan perbatasan di
samping sebagai wilayah pertahanan juga untuk meningkatkan
aktivitas perekonomian masyarakat dan sebagai pintu gerbang
perdagangan dengan negara tetangga. Dengan demikian,
pendekatan pembangunan yang dilakukan, selain menggunakan
pendekatan yang bersifat keamanan, juga diperlukan pendekatan
kesejahteraan.
Tabel III.7.
Pusat Kegiatan Strategis Nasional
No

Provinsi

Kalbar

Kaltim

Sulut

NTT

172

Papua

Kepulauan Riau

Riau

Kab/Kota
1
2
3
4
5
6

Sambas
Bengkayang
Sanggau
Sintang
Kapuas Hulu
Nunukan

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Malinau
Kutai Barat
Kepulauan Talaud
Kepulauan Sangihe
Kupang
Timor Tengah Utara
Belu
Alor
Rote Ndao
Keerom
Merauke
Boven Digoel
Pegunungan Bintang
Kota Jayapura
Supiori
Kepulauan anambas
Karimun
Kota Batam
Natuna
Kota Bintan
Dumai
Bengkalis

PKSN
Paloh Aruk
Jagoibabang
Entikong
Nanga Badau
Nunukan
Simanggaris
Long Midang

Melonguane
Tahuna
Kefamenanu
Atambua

Merauke
Tanah Merah
Jayapura

Batam
Ranai
Dumai

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

No

Provinsi

8
9

Papua Barat
Maluku

10
11
12

Maluku Utara
Sumatra Utara
NAD

29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Kab/Kota
Rokan Hilir
Indragiri hilir
Kepulauan Meranti
Raja Ampat
maluku Barat Daya
maluku tenggara Barat
Kepulauan Aru
Morotai
Serdang Bedagai
Kota Sabang

PKSN

Saumlaki
Sabang

Sumber : BAPPENAS, 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008

III.4. Tinjauan Atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi


Kepulauan Riau 2010-2015
Kabupaten Karimun merupakan salah satu Kota/Kabupaten
yang membentuk satu kesatuan wilayah dibawah Provinsi
Kepulauan Riau. Oleh karena itu pembangunan wilayah yang
dilakukan di Kabupaten Karimun tentunya harus dapat bersinergi
pembangunan Kota/Kabupaten lain dan dengan arah pembangunan
yang dikembangkan oleh provinsi. Begitu juga halnya terhadap
penyusunan RPJM Kabupaten Karimun. Prosesnya haruslah
mengacu pada RPJM Kepulauan Riau yang telah disusun. Sebagai
dasar yang dijadikan landasan, maka aspek yang harus diperhatikan
pada dokumen RPJM Provinsi meliputi Visi, Misi dan Tujuan Provinsi
Kepulauan Riau.
III.4.1. VISI
Sebagaimana tercantum pada dokumen RPJM Provinsi
Kepulauan Riau Tahun 2010-2015, maka Visi Provinsi Kepulauan
Riau adalah Terwujudnya Kepulauan Riau Sebagai Bunda
Tanah Melayu Yang Sejahtera, Berakhlak Mulia dan Ramah
Lingkungan. Dalam visi tersebut terdapat 4 (empat) kata kunci
yaitu bunda tanah Melayu, sejahtera, berakhlak mulia dan ramah
lingkungan. Adapun empat kata kunci tersebut terkandung
pengertian dan pemahaman sebagai berikut:
1. Kepulauan Riau sebagai Bunda Tanah Melayu menunjukkan
bahwa Kepulauan Riau sebagai sebuah wilayah geografis,
dulunya merupakan wilayah bekas kejayaan kerajaan Melayu
Riau, yang baru berakhir pada awal abd ke 20. Dengan misi ini
diharapkan pada tahun 2015, Kepulauan Riau akan menjadi
Provinsi yang kembali akan akan mentabalkan tamaddun/
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

173

kejayaan Melayu dalam masa kekinian dan beroriantasi masa


depan.
2. Kepulauan Riau yang Sejahtera adalah kondisi dimana
masyarakat Kepulauan Riau dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasarnya secara layak, meningkat pendapatannya
dan standar pembangunan manusia.
3. Kepulauan Riau yang Berakhlak Mulia adalah kondisi dimana
Kepulauan Riau sebagai negeri berbudaya Melayu memiliki
sifat dan perangai, yang dapat menjadi panutan bagi
masyarakat lainnya, terutama ketaatan dalam menjalankan
ajaran agama, menjaga adat istiadat, memiliki semangat untuk
maju dan patuh kepada hukum dan perundang-undangan.
4. Kepulauan Riau yang ramah lingkungan adalah wilayah
Kepulauan Riau yang memiliki sumber daya alam dan geografis
yang terdiri dominan lautan perlu menjaga agar lingkungannya
aman, nyaman dan lestari bagi tempat hidup dan mencari
penghidupan masyarakat dan dapat menjamin kelangsungan
pembangunan. Ramah lingkungan juga cerminan masyarakat
Kepulauan Riau yang bermartabat dalam pergaulan, ramah
kepada semua golongan dengan tidak membedakan suku
bangsa.
III.4.2. MISI
Untuk mencapai Visi di atas, maka rumusan Misi Kepulauan
Riau adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan Budaya Melayu sebagai payung bagi budaya
lainnya dalam kehidupan masyarakat
2. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya kelautan,
perikanan, dan pulau-pulau kecil terdepan secara efisien,
lestari dan untuk kesejahteraan masyarakat
3. Mengembangkan wisata berbasis kelautan, budaya lokal dan
keunggulan wilayah
4. Mengembangkan potensi ekonomi lokal dengan keberpihakan
kepada rakyat kecil (wong cilik)
5. Meningkatkan investasi dengan pembangunan infrastruktur
yang berkualitas
6. Memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan
kesehatan yang berkualitas
7. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang baik, etos
kerja, disiplin, budi pekerti, dan supremasi hukum
174

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

8. Mewujudkan kehidupan yang demokratis, berkeadilan serta


berkesetaraan gender
9. Mengembangkan pembangunan yang ramah lingkungan
III.4.3. TUJUAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Kepulauan Riau
berdasarkan rumusan misi di atas adalah sebagai berikut:
Misi 1. Mengembangkan Budaya Melayu sebagai payung bagi
budaya lainnya dalamkehidupan masyarakat
Tujuan:
1) Memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat
melalui pemahaman, penghayatan serta pengamalan
dan norma budaya melayu
2) Melakukan pembinaan terhadap potensi dan
kreativitas masyarakat dalam mengembangkan seni
dan budaya daerah
3) Meningkatkan peranan seni dan budaya dalam
kegiatan pembangunan daerah
4) Melestarikan, melindungi dan mengembangkan
budaya Melayu dan budaya lainnya
5) Mempromosikan Kepulauan Riau sebagai salah satu
pusat kebudayaan dan sejarah Melayu
Misi 2. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya kelautan,
perikanan, dan pulau-pulau kecil terdepan secara efisien,
lestari dan untuk kesejahteraan masyarakat
Tujuan:
1) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya kelautan,
perikanan, dan pulaupulau kecil terdepan untuk
pengembangan perikanan tangkap secara terpadu
dan berkelanjutan
2) Mengembangkan perikanan budidaya secara terpadu
dan berkelanjutan
3) Mengembangkan industri pengolahan perikanan
secara terpadu dan berkelanjutan
4) Mengembangkan industri bioteknologi kelautan
secara terpadu dan berkelanjutan
5) Mengembangkan industri dan jasa maritim

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

175

Misi 3. Mengembangkan wisata berbasis kelautan, budaya lokal


dan keunggulan wilayah
Tujuan:
1) Mengembangkan pariwisata bahari secara terpadu
dan berkelanjutan
2) Mengembangkan pariwisata budaya secara terpadu
dan berkelanjutan
3) Mengembangkan wisata berbasis keunggulan daerah
sebagai kawasan bisnis, perdagangan bebas dan
industri di Batam, Bintan dan Karimun
Misi 4. Mengembangkan potensi ekonomi lokal dengan
keberpihakan kepada rakyat kecil (wong cilik)
Tujuan:
1) Meningkatkan produksi dan produktivitas sektor
pertanian
2) Memperkuat kelembagaan penyuluh pertanian
3) Meningkatkan ketersediaan dan kualitas sarana dan
prasarana pertanian
4) Mengembangkan pasar produk-produk pertanian
baik dalam maupun luar negeri
5) Meningkatkan jumlah dan jenis produk-produk
olahan pertanian
6) Meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap
perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat
7) Meningkatkan aksesibilitas petani dan pelaku usaha
mikro, kecil, dan menengah terhadap modal
8) Meningkatkan kapasitas tenaga kerja dan pelaku usaha
9) Membangun keterkaitan yang saling memperkuat
antara industri besar dan usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM)
10) Memperkuat kelembagaan ekonomi masyarakat
Misi 5. Meningkatkan
investasi
dengan
pembangunan
infrastruktur yang berkualitas
Tujuan:
1) Meningkatkan ketersediaan utilitas dasar khususnya
air bersih dan komunikasi
2) Meningkatkan ketersediaan sumber-sumber energi
khususnya listrik dan gas
176

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

3) Meningkatkan infrastuktur pendukung FTZ


4) Meningkatkan infratruktur perhubungan penunjang
konektivitas dan aksesibilitas antar pulau dan antar
daerah
5) Meningkatkan sarana dan prasarana perkantoran
khususnya bagi pelayanan publik dan pelayanan investasi
6) Mengurangi disparitas antar wilayah melalui
pemerataan infrastruktur
Misi 6. Memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan
kesehatan yang berkualitas
Tujuan:
1) Meningkatkan tingkat pendidikan formal masyarakat
2) Meningkatkan kualitas dan pemerataan sarana dan
prasarana pendidikan, khususnya di desa-desa
3) Melengkapi jumlah tenaga guru pada bidang-bidang
tertentu khususnya ilmu eksakta, olahraga dan agama
4) Meningkatkan pemerataan distribusi tenaga guru,
terutama pada daerahdaerah di luar ibukota
kabupaten/kota
5) Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan
kependidikan
6) Meningkatkan keterampilan tenaga kerja dan
pencari kerja
7) Meningkatkan penguasaan masyarakat terhadap
ilmu pengetahuan dan teknologi
8) Melengkapi jumlah dan Meningkatkan pemerataan
distribusi tenaga kesehatan sehingga menjangkau
seluruh masyarakat
9) Melengkapi Puskesmas dan Pustu dengan sarana
dan prasarana yang memadai
Misi 7. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang baik,
etos kerja, disiplin, budi pekerti, dan supremasi hukum
Tujuan:
1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran
2) Meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan tata
kelola pemerintahan yang baik, bersih dan bebas
dari KKN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karimun 2011-2016

177

Anda mungkin juga menyukai