Anda di halaman 1dari 40

BAB II

DESKRIPSI LOKUS

A. GAMBARAN UMUM
1. Provinsi Kalimantan Utara
a. Kondisi Geografis
Provinsi Kalimantan Utara yang memiliki luas ±
75.467,70 km2, terletak pada posisi antara 114035’22” –
118003’00” Bujur Timur dan antara 1021’36” - 4024’55” Lintang
Utara. Luas lautan 11.579 Km2 (13% dari luas wilayah total).
Batas daerah daratan terdapat sekitar 1.038 km garis
perbatasan antara Provinsi Kalimantan Utara dengan
Malaysia.
Batas wilayah Kalimantan Utara :
Sebelah Utara : Negara Sabah (Malaysia)
Sebelah Timur : Laut Sulawesi
Sebelah Selatan : Provinsi Kalimantan Timur
Sebelah Barat : Negara Sarawak (Malaysia)
Kabupaten Malinau merupakan kabupaten dengan
wilayah terluas di Provinsi Kalimantan Utara (56% dari total
luasan), sedangkan daerah dengan luas wilayah terkecil
adalah Kota Tarakan (1% dari total luasan Provinsi Kalimantan
Utara). Kondisi geografis Provinsi Kalimantan Utara selain
berupa pegunungan juga merupakan daerah kepulauan.
Pulau-pulau kecil di Provinsi Kalimantan Utara terletak di
Kabupaten Nunukan, Bulungan, Tana Tidung dan Kota
Tarakan. Jumlah pulau-pulau kecil di Provinsi Kalimantan
Utara adalah 161 pulau dengan luas total mencapai 3.597 m 2.
Pulau-pulau terbesar diantaranya yaitu Pulau Tarakan (249
m2), Pulau Sebatik (245 m2), Pulau Nunukan (233 m2), Pulau
Tanah Merah (352 m2).

7
8

Sementara, panjang garis pantai provinsi ini adalah 3.955 Km,


908 Km (23%) merupakan garis pantai daratan, dan 3.047 Km
(77%) merupakan garis pantai kepulauan.
Posisi geografis Provinsi Kalimantan Utara yang
berbatasan langsung dengan Malaysia membuat provinsi ini
berada di lokasi strategis terutama dalam pertahanan dan
kemananan negara. Selain itu, menurut Undang-Undang No.
20 Tahun 2012 tentang Pembentukan Provinsi Kalimantan
Utara, diketahui bahwa provinsi ini juga berada di jalur
pelayaran internasional (Alur Laut Kepulauan Indonesia/
Archipelagic Sealand Passage) dan merupakan pintu keluar/
outlet ke Asia Pasifik.
b. Kondisi Topografi
Kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan air laut
merupakan indikator untuk mengetahui kondisi topografi di
suatu daerah. Berikut ini adalah kondisi luas wilayah menurut
kelas ketinggian dari permukaan laut dan kabupaten/ kota di
Provinsi Kalimantan Utara.
Hampir setengah dari total luasan wilayah provinsi ini
memiliki kelas ketinggian antara 500-1.000 m di atas
permukaan laut (38,77%), hanya sekitar 5,92% yang memiliki
kelas ketinggian 0-7 m di atas permukaan laut. Perkembangan
pembangunan diperkirakan akan mengelompok di wilayah
yang memiliki ketinggian relatif lebih landai, sedangkan
wilayah pegunungan di Provinsi Kalimantan Utara dapat
dijadikan kawasan lindung dan recharge area (daerah resapan
air).
Sebagian besar wilayah Kabupaten Bulungan berada
pada ketinggian 100-500 m di atas permukaan laut (31,61%).
Kabupaten Malinau dan Nunukan didominasi oleh wilayah
yang berada di kelas ketinggian 500-1.000 m di atas
permukaan laut, yaitu masing-masing 58,46% dan 24,12%.
Kabupaten Tana
9

Tidung didominasi oleh wilayah dengan ketinggian 7-25 m di


atas permukaan laut dan hanya sebagian kecil yang memiliki
ketinggian 100-500 m di atas permukaan laut (0,01%).
Sedangkan Kota Tarakan didominasi oleh kelas ketinggian 7-
25 m di atas permukaan laut (72,41%), sementara sisanya
(27,59%) berada pada ketinggian 0-7 m di atas permukaan
laut.
c. Kondisi Klimatologi
Kondisi klimatologi Provinsi Kalimantan Utara hampir
sama dengan wilayah lain di Indonesia yaitu beriklim tropis,
terlebih letak provinsi ini berada di utara lintang 00. Suhu udara
maksimal terjadi pada bulan November dengan 34,40 o C dan
minimal terjadi pada bulan Februari yaitu 23,40 0 C. Kondisi
rata-rata kelembapan udara tahun 2014 di provinsi ini
mencapai angka 84% serta memiliki tekanan udara rata-rata
1.009,7 Mbs. Untuk keadaan kecepatan angin terdapat dalam
range yang tidak terlalu fluktuatif, yaitu 4-5 knot dari tahun
2008-2014. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember
dengan 410 mm, sedangkan paling rendah terjadi pada bulan
Agustus dengan 132 mm. Rata-rata penyinaran matahari di
Provinsi Kalimantan Utara selama tahun 2008-2014 diketahui
cukup fluktuatif dengan rata-rata terjadi 51 penyinaran
matahari pada tahun 2014.

d. Kondisi Geologi
Kondisi geomorfologi atau fisiografi Provinsi Kalimantan
Utara meliputi daratan dan lautan. Daratan berada di bagian
barat, sedangkan lautan berada di bagian timur hingga
kawasan perairan Ambalat. Bagian barat yang berupa daratan
tercermin sebagai pegunungan hingga perbukitan yang
merupakan unit geomorfologi (bentang alam) struktur baik
berupa lipatan maupun patahan, sedangkan bagian timur
sebagai dataran hingga pantai atau dikenal sebagai
10

bentang alam aluvial, sedangkan bentang alam laut berada di


bagian paling timur wilayah.
Struktur geologi berupa lipatan yang berarah barat daya-
timur laut berupa antiklin dan sinklin serta struktur patahan
geser dengan arah barat laut-tenggara hingga utara-selatan
dan sesar naik berarah barat daya-timur laut. Struktur antiklin
dan patahan seringkali berfungsi sebagai perangkap minyak
dan gas. Perangkap minyak dan gas dapat pula berupa
perangkap stratigrafi.
e. Kondisi Ekonomi
Berdasarkan dokumen Materi Teknis RTRW Provinsi
Kalimantan Utara Tahun 2015-2035, potensi pengembangan
kegiatan ekonomi di provinsi ini yaitu:
1) Perekonomian Provinsi Kalimantan Utara hingga saat ini
masih sangat tergantung pada sektor primer, yaitu sektor
pertanian (termasuk sub sektor perkebunan, perikanan,
peternakan dan kehutanan) dan sektor pertambangan dan
penggalian, terutama sektor migas dan batubara. Di
antara kedua sektor ini, sektor pertambangan dan
penggalian merupakan sektor yang lebih dominan.
Namun, kedua sektor ini belum ditunjang oleh sektor
industri pengolahan. Ini ditunjukkan oleh kontribusi sektor
industri pengolahan yang sangat kecil. Kegiatan sektor
pertambangan hanya terbatas pada eksploitasi sumber
daya alam tanpa adanya forward linkage ke sektor
industri. Sementara itu pengusahaan sektor pertanian
dengan sub-sektornya (pertanian tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan)
dapat dikelompokkan ke dalam pengusahaan oleh rakyat
dan pengusahaan oleh perusahaan.
2) Pengembangan perekonomian Provinsi Kalimantan Utara
menghadapi kendala rentang hutan yang luas,
11

sehingga pemukiman akan mengelompok pada daerah


dataran datar yang berkarateristik perkotaan yang telah
terjangkau oleh jalur transportasi darat dan kantung-
kantung pemukiman perdesaan secara sporadis yang
bersifat self-sufficient pada sempadan sungai yang
menggunakan sungai sebagai jalur transportasi utama.
Keterhubungan yang belum dapat dilakukan melalui jalan
darat dan air dilakukan melalui udara dalam bentuk air
strip. Dampaknya bagi perekonomian adalah harga
produk olahan dan manufaktur akan cenderung mahal
apabila didatangkan dari luar wilayah karena
diseconomies of scale jalur transportasi dan pasokan
energi. Kondisi demikian terjadi pada daerah perdesaan.
Pada daerah perkotaan, peningkatan economies of scale
jalur transportasi dan pasokan energi menyebabkan harga
produk olahan dan manufaktur cenderung lebih murah.
Khusus pada daerah perbatasan, harga produk olahan
dan manufaktur yang mahal apabila didatangkan dari luar
wilayah karena alasan diseconomies of scale jalur
transportasi dan pasokan energi dihadapkan pada produk
impor dari wilayah Malaysia yang lebih murah karena
adanya tingkat economies of scale yang lebih baik pada
kedua aspek tersebut. Oleh karena itu, penduduk daerah
perbatasan akan lebih memilih untuk memperoleh produk-
produk jadi dari Malaysia.
3) Perekonomian provinsi ini juga dihadapkan pada kendala
pasokan energi karena disparitas yang tinggi antara sisi
permintaan dan penawaran energi. Pada pengusahaan
pertambangan batu bara, daerah hanya memperoleh
penerimaan pajak, karena pengolahan batu bara berada
di luar wilayah provinsi ini, daerah tidak
12

memperoleh manfaat pada sisi pasokan energi yang


bersumber pada batu bara. Hal yang sama terjadi pada
pengusahaan migas. Kalaupun ada pengolahan di wilayah
Provinsi Kalimantan Utara, diseconomies of scale pada
transportasi darat akibat belum terhubungnya jalur jalan
darat di sebagian besar wilayah serta harga minyak dunia
yang lebih tinggi di pasar dunia, mengakibatkan daerah
harus mendatangkan pasokan BBM dari luar yang
penyalurannya terkendala oleh diseconomies of scale
pada transportasi darat. Karena terbatasnya pasokan,
sementara permintaan masih lebih tinggi karena BBM juga
dibutuhkan pada sisi produksi untuk menggerakkan
generator serta pengangkutan hasil sektor pertanian,
maka permintaan yang melebihi penawaran
mengakibatkan harga BBM naik pada ke batas willingness
to pay.
4) Kota Tarakan, yang sebelumnya merupakan salah satu
kecamatan di Kabupaten Bulungan, merupakan
penghubung perdagangan dan industri di wilayah provinsi
ini karena memiliki Bandara Juwata dan Pelabuhan
Tarakan yang merupakan akses penting keterhubungan
wilayah. Pada saat ini Kota Tarakan telah menyiapkan
rencana pengembangan Bandara Juwata menjadi
bandara internasional, sementara pengembangan
Pelabuhan Tarakan sebagai pelabuhan peti kemas dan
pelabuhan internasional juga terus dilakukan. Status Kota
Tarakan sebagai PKN juga menjadikannya sebagai pusat
perekonomian Provinsi Kalimantan Utara. Posisi Kota
Tanjung Selor yang terletak di Kabupaten Bulungan juga
memiliki bandara Tanjung Harapan untuk penerbangan
antar wilayah dan Pelabuhan Tanjung Selor. Posisinya
sebagai PKW otomatis tidak
13

menjadikannya sebagai pusat perekonomian, namun lebih


sebagai pusat pemerintahan. Oleh karena itu, dalam
jangka pendek Kota Tanjung Selor akan menjadi support
city sebagai pusat pemerintahan, sementara pada jangka
menengah dapat dikembangkan untuk menampung
spillover kegiatan ekonomi di Kota Tarakan yang semakin
congested, yaitu sebagai perluasan wilayah pemukiman
dan relokasi serta perluasan wilayah industri. Dalam
jangka panjang, Tanjung Selor akan menjadi Kota
Tanjung Selor yang berdiri sendiri, seperti halnya Kota
Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Bontang di
Provinsi Kalimantan Timur.
5) Provinsi Kalimantan Utara juga memiliki kawasan
konservasi yang masuk dalam Heart of Borneo.
Implikasinya bagi perekonomian daerah adalah karena
merupakan kawasan konservasi, maka nilai ekonomis
kawasan ini terletak pada keanekaragaman hayati, yang
terdiri dari flora dan fauna dan sekaligus pula berfungsi
sebagai salah satu paru-paru dunia.
f. Kondisi Sosial Politik
Kependudukan merupakan salah satu elemen dasar
dalam suatu wilayah. Perkiraan mengenai kependudukan
menurut berbagai karakteristik jumlah dan komposisi
penduduk pada suatu wilayah merupakan input dari
pembangunan yang sangat penting bagi perencanaan
pembangunan seperti permintaan akan barang atau jasa
pelayanan serta kebutuhan akan lahan di masa yang akan
datang. Penduduk akan banyak dijumpai pada daerah-daerah
yang memiliki aktivitas ekonomi yang tinggi, tersedianya
sarana dan prasarana sosial, transportasi yang memadai,
serta kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Daerah yang
14

memiliki kepadatan tinggi merupakan daerah yang memiliki


perkembangan ekonomi yang tinggi dan sebaliknya.
Kota Tarakan merupakan salah satu pusat
perkembangan ekonomi di Provinsi Kalimantan Utara, sarana
prasarana perkotaan di daerah tersebut relatif lebih lengkap
sehingga menjadi salah satu faktor penarik penduduk untuk
lebih memilih tinggal di Kota Tarakan, sementara luas kota ini
yang sangat sempit jika dibandingkan dengan kabupaten/ kota
lainnya. Faktor lain yang mempengaruhi keadaan tersebut
salah satunya adalah kondisi geografis. Kabupaten Malinau
dan Kabupaten Bulungan yang mempunyai kondisi topografi
bergunung dengan kemiringan lereng sebagian besar di atas
40%, cukup sulit untuk pengembangan permukiman. Hal ini
sangat berbeda dengan Kota Tarakan yang memiliki topografi
yang landai sehingga lebih mudah untuk pengembangan
permukiman. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara harus segera melakukan tindakan untuk meratakan
persebaran penduduk di seluruh wilayah agar dapat
mengurangi tekanan penduduk di satu daerah.
Antara kegiatan kepartaian dengan kegiatan
pemerintah seringkali tidak berjalan secara linear. Hal ini
dapat diatasi dengan menserasikan gerak langkah antara
eksekutif dengan legislatif. Partai politik merupakan home
base setiap anggota DPRD. Komunikasi dengan partai politik
tentunya akan dapat berjalan lancar jika komunikasi dengan
DPRD berjalan lancar. Dengan demikian pembinaan partai
politik bentuknya bukan sekedar memberikan dana bantuan,
akan tetapi melakukan komunikasi yang intensif. Kesadaran
partai politik hidup dalam wilayah Provinsi Kalimantan Utara
yang harus ikut bertanggungjawab dalam menjaga ketertiban
dan ketentraman warga dan sekitarnya perlu ditekankan.
Kegiatan politik dan geliat demokrasi yang sering muncul tidak
15

menyimpang dari tatakrama dan sopan santun sebagai


penduduk Provinsi Kalimantan Utara. Pembinaan terhadap
sikap santun berpolitik perlu dilakukan. Ke depan yang perlu
diefektifkan dalam pembinaan parpol adalah upaya untuk
menumbuhkan kesadaran berpolitik dan beraktivitas politik
yang damai dan menjaga ketertiban lingkungan.
g. Peta

Gambar 2.1 Peta Provinsi Kalimantan Utara

h. Lambang Pemerintah Daerah

Gambar 2.2 Lambang Provinsi Kalimantan Utara


16

1) Lambang Provinsi Kalimantan Utara ini terdiri atas 9


(sembilan) bagian, yaitu :
a) Tulisan Kalimantan UtaraBintang
b) Gerbang perbatasan merah putih;
c) Perisai dengan ukiran khas budaya Dayak, Bulungan
dan Tidung, dengan parang dan tombak bersilangan
di depannya
d) Padi dan kapas yang diikat dengan pita, jumlah padi
22 butir, pita 4 (empat) simpul, dan kapas 13 buah
e) Laut bergelombang
f) 4 (empat) garis gelombang yang menggambarkan
sungai
g) Dibagian bawah ada tulisan “BENUANTA” di atas pita
warna putih kuning.
h) Bentuk keseluruhan Logo Daerah, bersudut 5 (lima)
yang mengandung arti dan makna berasaskan
falsafah Negara Pancasila, dengan warna dasar biru
muda/biru langit yang melambangkan keindahan,
kesejahteraan, kedamaian, kewibawaan.
2) Warna Lambang Daerah
a) Warna Putih, melambangkan kesucian, keikhlasan,
kejujuran
b) Warna Biru, melambangkan keindahan,
kesejahteraan, kedamaian, kewibawaan
c) Warna Hijau, melambangkan kesuburan,
kemakmuran, ketaqwaan, pertembuhan
d) Warna Hitam, melambangkan ketegasan,
perlindungan, ketokohan
e) Warna Merah, melambangkan keberanian, kekuatan
f) Warna Kuning, melambangkan kemuliaan,
keagungan, kesuksesan
17

3) Makna Lambang Daerah


a) Tulisan KALIMANTAN UTARA, melambangkan
identitas Provinsi Kalimantan Utara sebagai daerah
Otonomi Baru
b) Bintang, melambangkan ketuhanan Yang Maha Esa
c) Gerbang Perbatasan Warna Merah Putih,
melambangkan bahwa Provinsi Kalimantan Utara
merupakan wilayah yang berada di perbatasan
Negara Republik Indonesia
d) Perisai dengan ukiran khas budaya Dayak, Bulungan
dan Tidung, dengan parang dan tombak bersilang,
melambangkan budaya masyarakat di Kalimantan
Utara terdapat suku dan budaya yang beragam yang
hidup saling berdampingan rukun, bersatu dan
harmoni, penuh semangat pantang mundur untuk
membangun dan selalu siap dalam menghadapi
tantangan yang dating dari luar maupun dari dalam
e) Padi dan Kapas, melambangkan kesejahteraan dan
kemakmuran yang merupakan tujuan seluruh
masyarakat Provinsi Kalimantan Utara
f) Laut bergelombang, melambangkan potensi sumber
daya alam yang ada di lautan yang dimiliki oleh
Provinsi Kalimantan Utara, gelombang
melambangkan kehidupan yang dinamis
g) 4 (empat) buah sungai berwarna putih, bermakna
sebagai urat nadi perekonomian dari 4 (empat) yang
menghubungkan masyarakat di pedalaman dengan
daerah pantai dan perbatasan (suangai kayan, sungai
sesayap, sungai sembakung dan sungai sebuku)
h) Tulisan motto “BENUANTA” di atas pita kuning,
merupakan motto/ semboyan dari Provinsi Kalimantan
Utara yaitu Kalimantan Utara adalah wilayah
18

kita/ daerah kita yang harus dibangun dan


dipertahankan untuk kesejahteraan masyarakatnya.
i. Visi dan Misi Provinsi Kalimantan Utara
Visi : Berpadu dalam Kemajemukan untuk Mewujudkan
Kaltara 2020 yang Mandiri, Aman dan Damai
dengan Didukung Pemerintahan yang Bersih dan
Berwibawa
Misi : 1. Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang
Mandiri
2. Mewujudkan Provinsi Kalimantan Utara yang
Aman dan Damai
3. Mewujudkan Pemerintahan Provinsi Kalimantan
Utara yang Bersih dan Berwibawa

2. RSUD Tarakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara


Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan merupakan
rumah sakit milik pemerintah provinsi Kalimantan Utara yang
terletak di Jalan Pulau Irian, Kelurahan Kampung 1 Skip,
Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan. RSUD Tarakan
secara geografis terletak di tengah kota Tarakan yang merupakan
kota perdagangan di wilayah Kalimantan Utara. RSUD Tarakan
juga merupakan rumah sakit rujukan dari beberapa wilayah antara
lain: Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten
Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung.
RSUD Tarakan didirikan pada tahun 1947 dengan status
milik Pemerintah Swantantra Kabupaten Bulungan dengan kelas
rumah sakit tipe D. Sebelumnya menumpang di Dinas Kesehatan
tentara (DKT) dengan menempati sebuah gedung rumah sakit di
Jl. Panglima Batur, Keluarahan Pamusian, Kecamatan Tarakan
Tengah bersama-sama dengan Dinas Kesehatan Tentara. Pada
pertengahan tahun 1958 RSUD Tarakan secara bertahap pindah
ke gedung baru rumah sakit di Jl. Pulau Irian, Kelurahan Skip.
19

Keberadaan gedung rumah sakit di Jl. Pulau Irian pada awalnya


adalah milik perusahaan BPM (Batavsje Petroleum Maschavei)
yang pada tahun 1959 mulai pindah lokasi kerja ke Pulau Bunyu.
Pada awal perpindahan ke gedung baru tersebut, RSUD Tarakan
hanya melayani rawat jalan karena untuk unit rawat inapnya masih
dipakai oleh RS BPM tersebut. Setelah perusahaan BPM pindah
ke Pulau Bunyu secara keseluruhan RSUD Tarakan pindah
sepenuhnya secara permanen menempati gedung yang ada saat
ini. Pada tanggal 17 Desember 2015 RSUD Tarakan resmi
dialihkan dari Provinsi Kalimantan Timur ke Provinsi Kalimantan
Utara sebagai BPUD penuh berdasarkan : Peraturan Gubernur
Kalimantan Timur Nomor : 445/K.225/2008 dan Peraturan
Gubernur Kalimantan Utara Nomor : 188.44/K.8/2017 tahun 2017.
Pada tahun 2015 yang lalu RSUD Tarakan telah
menyelesaikan pembangunan gedung baru sehingga dapat
meningkatkan kapasitas pelayanan kepada masyarakat
Kalimantan Utara. Kapasitas tempat tidur saat ini berjumlah 361
tempat tidur. Gedung baru ini didesain dengan konsep modern
dan atraktif untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.
Pelayanan Kegawatdaruratan sudah ada sejak RSUD
Tarakan pertama kali beroperasi. Akan tetapi, keberadaan IGD
PONEK yang dimulai sejak 2017 merupakan salah satu upaya
peningkatan status RSUD Tarakan menjadi RS Paripurna.
Sementara ini IGD PONEK masih bergabung dengan IGD.
20

a. Jumlah dan Komposisi Pegawai

Tabel 2.1 Jumlah dan komposisi Pegawai RSUD Tarakan


JENIS KETENAGAAN BERDASARKAN
JUMLAH PEGAWAI TAHUN 2017
NO PENDIDIKAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
I.
MEDIS / DOKTER
A. DOKTER SPESIALIS :

1. DOKTER SPESIALIS ANAK 1 1 1 3

2. DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM 2 0 1 3

3. DOKTER SPESIALIS BEDAH 1 1 1 3

4. DOKTER SPESIALIS OBSTETRI &


3 1 4
GINEKOLOGI

5. DOKTER SPESIALIS MATA 2 2

6. DOKTER SPESIALIS THT 1 1

7. DOKTER SPESIALIS SYARAF 1 1 2

8. DOKTER SPESIALIS KESEHATAN JIWA 1 1


21

9. DOKTER SPESIALIS JANTUNG &


1 1 2
PEMBULUH DARAH

10. DOKTER SPESIALIS ANESTESI 2 2

11. DOKTER SPESIALIS PATOLOGI KLINIK 2 2

12. DOKTER SPESIALIS PATOLOGI


1 1
ANATOMI

13. DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI 2 2

14. DOKTER SPESIALIS FORENSIK 1 1

15. DOKTER SPESIALIS REHABILITASI


0
MEDIK

16. DOKTER SPESIALIS KULIT DAN


1 1
KELAMIN

17. DOKTER SPESIALIS BEDAH ORTHOPEDI 1 1

18. DOKTER SPESIALIS PARU 0


22

19. DOKTER SPESIALIS UROLOGI 1 1

20. DOKTER SPESIALIS ONKOLOGI 0

21. DOKTER SPESIALIS BEDAH SYARAF 1 1

22. DOKTER SPESIALIS BEDAH PLASTIK 0

23. DOKTER SPESIALIS BEDAH ANAK 1 1

24. DOKTER SPESIALIS PARU 1 1

B. DOKTER GIGI UMUM & GIGI SPESIALIS :

25. DOKTER GIGI UMUM 1 3 4

26. DOKTER GIGI SPESIALIS BEDAH


MULUT 0

27. DOKTER GIGI SPESIALIS ORTHODENTI 0

28. DOKTER GIGI SPESIALIS PENYAKIT


MULUT 1 1

29. DOKTER GIGI SPESIALIS KONSERVASI


23

GIGI 1 1
C. DOKTER UMUM - DU PASCA SARJANA :

30. DOKTER UMUM 20 19 39

31. DOKTER UMUM - S2 MANAJEMEN 0

32. DOKTER UMUM - S3 MANAJEMEN 0 0

JUMLAH TENAGA MEDIS 21 9 0 40 4 3 3 80


24

II. KEPERAWATAN / PARAMEDIK KEPERAWATAN

A. S2 - PASCA SARJANA KEPERAWATAN :

1. S2-MANAJEMEN KEPERAWATAN 0

2. S2-KEGAWAT DARURATAN
1 1
KEPERAWATAN

B. S1 - SARJANA KEPERAWATAN NERS :

3. SARJANA KEPERAWATAN NERS


21 32 53
(S.Kep.Ns)

C. S1 - SARJANA KEPERAWATAN (NON


NERS) :

4. SARJANA KEPERAWATAN (S.Kep) 0 3 3

D. DIPLOMA IV KEPERAWATAN / KEBIDANAN :

5. D.IV - KEPERAWATAN SAINT TERAPAN 1 1

6. D.IV - KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 6 6


25

7. D.IV - KEPERAWATAN GAWAT 5 5


DARURAT
8. D.IV - KEPERAWATAN ANESTESI 1 2 3
REANIMASI
9. D.IV - BIDAN PENDIDIK 1 1

E. DIPLOMA III :

10. D.III - KEPERAWATAN 179 0 97 276

11. D.III – KEBIDANAN 30 0 7 37

12. D.III – ANESTESI 0 2 2

13. D.III - KESEHATAN GIGI 1 1

14. D.III - TEKNIK GIGI 1 1

F. DIPLOMA I :

15. D.I - BIDAN 7 7

16. D.I - KESEHATAN JIWA ( SPKJ ) 1 1

G. SLTA / SLA dan SLTP KEPERAWATAN :

17. SEKOLAH PENGATUR RAWAT (SPR) 0 0


26

18. SEKOLAH PERAWAT KESEHATAN (SPK) 2 3 5

19. SEKOLAH PERAWAT GIGI (SPRG) 0 1 1

20. SEKOLAH PENJENANG KESEHATAN B


(SPKB) 1 1

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN 234 0 171 405

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN 234 0 171 405


27

III. PARAMEDIK NON KEPERAWATAN

A. S2 - PASCA SARJANA :

1. S2 - APOTEKER SPESIALIS FARMASI RS 1 1

2. S2 - KESMAS (MAGISTER MANAJEMEN


0 0
RS)

3. S2 - KESMAS (MAGISTER
0
MANAJEMEN….)

4. S2 – PSIKOLOG 0 0

5. S2 - MAGISTER KESEHATAN 2 2

B. S1 - SARJANA / PROFESI :

6. APOTEKER 10 3

7. SARJANA PSIKOLOGI 1 1

8. SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT (


8 2 10
SKM )
28

9. SARJANA ILMU GIZI ( S.GZ ) 4 3 7

10. SARJANA TEKNIK NUKLIR/FISIKA MEDIK


1 1
( ST )

11. SARJANA TEKNIK LABORATORIUM 1 1

KESEHATAN ( SSI )

12. SARJANA TEKNIK LINGKUNGAN ( ST ) 1 1

13. SARJANA FARMASI (S.FARM)


1 1

14. SARJANA FISIOTERAPI


2 2

15. SARJANA TEKNIK ELEKTRO MEDIK 0

16. SARJANA ADMINISTRASI PERUMAH 0


SAKITAN
29

C. DIPLOMA IV PARAMEDIK NON


KEPERAWATAN :

17. D.IV - ANALIS KESEHATAN 2 2

18. D.IV - PEREKAM MEDIK 0

19. D.IV - TEKNIK RADIOLOGI 3 1 4

D. DIPLOMA III :

20. D.III - TEKNIK RADIOLOGI ( ATRO /


5 5 10
APRO )

21. D.III - GIZI ( AKZI ) 5 5

22. D.III - ANALIS KESEHATAN ( AAK ) 7 8 15

23. D.III - FISIOTERAPI ( AKFIS ) 6 6


30

24. D.III - TEKNIK ELEKTRO MEDIK (ATEM) 2 4 6

25. D.III - FARMASI (AKFARM ) 15 15

26. D.III - PEREKAM MEDIK ( AKPERMED) 3 7 10

27. D.III - KESEHATAN LINGKUNGAN (AKL ) 2 2

28. D.III - REFRAKSI MATA 0

29. D.III - PEKERJA SOSIAL MEDIK 0

30. D.III - TERAPI WICARA 0

E. DIPLOMA I :

31. D.I - TEKNOLOGI TRANSFUSI DARAH 2 2

F. SLTA / SLA :

32. ASISTEN APOTEKER (SAA / SMF) 3 3 6

33. ANALIS KESEHATAN (SMAK) 1 1

JUMLAH TENAGA NON KEPERAWATAN 67 0 57 124

IV NON MEDIS
31

A. S2 - PASCA SARJANA :
1. S2 – HUKUM – MASTER OF SCIENCE
(MSc) 1 1
2. S2 – MANAGEMENT / ADMINISTRASI 0

3. S2 – KEUANGAN 0

4. S2 – ADMINISTRASI NEGARA 1 1

B. S1 – SARJANA / PROFESI :
5. SARJANA EKONOMI AKUNTASI 5 7 12

6. SARJANA EKONOMI MANAJEMEN 13 16 29

7. SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN 1 1

8. SARJANA EKONOMI ISLAM 1 1

9. SARJANA ILMU KOMUNIKASI 3 3

10. SARJANA HUKUM 1 5 6

11. SARJANA SOSIAL POLITIK / FISIP 2 2

12. SARJANA PERPAJAKAN 0

13. SARJANA TEKNIK INDUSTRI 1 1

14. SARJANA KOMPUTER 2 2


32

15. SARJANA TEKNIK ELEKTRO 2 2

16. SARJANA TEKNIK SIPIL 0

17. SARJANA PERIKANAN 1 1

18. SARJANA TEKNIK 1 1

C. DIPLOMA III :

19. D.IV-PERPAJAKAN 0 1 1

D. DIPLOMA III :

20. D.III - AKUNTANSI 5 1 6

21. D.III - KEUANGAN 1 1

22. D.III - ADMINISTRASI KEUANGAN 1 1

23. D.III - EKONOMI 0 0

24. D.III - KESEKRETARIATAN 2 2

25. D.III - SASTRA 1 1

26. D.III - TATABOGA 1 1


33

27. D.III - MANAJEMEN KEUANGAN & 2 1 3


KEUANGAN
28. D.III - BAHASA INGGRIS 3 3

29. D.III - PARIWISATA & PERHOTELAN 0

30. D.III - TEKNIK LISTRIK 1 1

31. D.III - TEKNIK ELEKTRO 1 1

32. D.III - ADMINISTRASI NIAGA 1 1

33. D.III - MANAJEMEN INFORMATIKA 6 2 8


34

34. D.III - KOMPUTER MANAJEMEN


0
PEMASARAN

35. D.III - KOMPUTER ADMINISTRASI BISNIS 1 1

36. D.III - KOMPUTER 6 0 6

37. D.III - TEKNIK KOMPUTER 1 1

E. DIPLOMA II :

38. D.II – LISTRIK 1 1

39. D.II - 0

F. DIPLOMA I :

40. D.I – KOMPUTER 1 1

41. D.I - MANAJEMEN PERHOTELAN 1 1

42. D.I - MANAJEMEN INFORMATIKA 1 1

G. SLTA / SLA :

43. SMA / SMU 62 61 123


35

44. MA 12 1 13

45. SMEA/SMK 1 26 29 55

46. STM 4 3 7

47. SMK-2 19 2 21

48. SMKK 0 0

49. SMK – TATABOGA 3 3

H. SLTP & SD :

50. SMP/PAKET B 4 20 24

51. STN 2 1 3

52. MTs 3 3

53. SD 2 10 12

JUMLAH TENAGA NON MEDIS 196 0 173 369

TOTAL PEGAWAI RSUD TARAKAN 518 9 0 441 4 3 3 978


48
36

b. Sarana dan Prasarana Utama


RSUD Tarakan saat ini telah menempati fasilitas gedung
rumah sakit berlantai tujuh dengan fasilitas perlantai sebagai
berikut :
Lantai 1: Pendaftaran pasien rawat jalan poliklinik spesialistik,
IGD& Kamar Bedah Darurat (OK Cito), dan rawat inap,
pelayanan rawat jalan, pelayanan kegawatdaruratan,
pelayanan penunjang medis yang terdiri dari radiologi ,
laboratorium, bank darah, farmasi, rekam medik, ruang
Pemberian Informasi dan penanganan pengaduan, ruang
Case Manager, ruang tim JKN.
Lantai 2: Pelayanan kebidanan terpadu, perinatologi, Kamar bedah
sentral, perawatan intensif ICU/PICU, CSSD, Klinik Gigi
& Mulut, ruang Instalasi PDE.
Lantai 3: Ruang direktur & wakil direktur, perkantoran, pelayanan
rawat inap kelas II, ruang perawatan khusus anak, ruang
Laboratorium Patologi Anatomi, Sekretariat akreditasi,
dan ruang Diklat.
Lantai 4: Pelayanan rawat inap kelas 1, Unit Hemodialisa,
Perpustakaan, Komkordik, komite PPI, Komite etika &
hukum, PKRS, lapangan tenis.
Lantai 5: Pelayanan rawat inap VIP, Ruang Komite Medik, Guest
House, SPI.
Lantai 6: pelayanan rawat inap VVIP, 3 Hall room.
Lantai 7: Helipad.

Selain gedung baru, RSUD Tarakan juga masih


menggunakan sarana gedung bangunan lama yang diperuntukan
pelayanan rawat inap dewasa kelas 3, ruang TB terpadu, pelayanan
rawat inap kejiwaan.Selain itu ada penunjang pelayanan berupa
instalasi gizi, loundry, kamar jenazah, IPAL, IPSRS & K3.

37
c. Sarana dan Prasarana Penunjang

Tabel 2.2 Instalasi Penunjang Medis RSUD Tarakan


No. Nama Instalasi Penunjang Medis

1 Instalasi Farmasi

2 Instalasi Gizi

3 Instalasi Rehabilitasi Medik dan Akupunktur

4 Instalasi Sterilisasi & Laundry

5 Instalasi Pemulasaran Jenazah

6 Instalasi Radiologi

7 Instalasi Patologi Klinik

8 Instalasi Bank Darah

9 Rekam Medik

Tabel 2.3 Instalasi Penunjang Non Medis


No. Nama Instalasi Penunjang Non Medis

1 Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

2 Instalasi K3

3 Instalasi PDE

4 Instalasi Kesling & Limbah

38
d. Tata Kerja Organisasi
Stuktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Tarakan berpedoman pada Peraturan Gubernur Provinsi
Kalimantan Utara No. 54 tahun 2014 tentang organisasi dan tata
kerja rumah sakit umum daerah Tarakan provinsi Kalimantan Utara.
Unit kerja pelayanan dilingkungan rumah sakit diatur dalam bentuk
instalasi dan berada dibawah dan bertanggungjawab langsung
kepada wakil direktur pelayanan, sedangkan tenaga medis
fungsional masuk kedalam kelompok staf medis fungsional yang
berada diawah dan bertanggung jawab langsung kepada komite
medik.Untuk pengawasan internal terhadap manajeman rumah
sakit dilakukan oleh satuan pengawas internal. Untuk tenaga
perawat fungsional masuk dalam kelompok staf perawat fungsional
berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada komite
keperawatan.

e. Pelaksanaan Pelayanan
RSUD Tarakan memiliki beberapa instalasi untuk melayani
masyarakat baik dengan JKN maupun non JKN yaitu:
Tabel 2.4 Pelayanan yang terdapat di RSUD Tarakan
NO NAMA INSTALASI NO NAMA INSTALASI

1. Instalasi Rawat Jalan 3. Instalasi Rawat Inap


- Klinik Penyakit Dalam - Ruang Perawatan
- Klinik Mata :VIP, Kelas I, Kelas II,
- Klinik Bedah Kelas III
39

- Klinik Gigi - Pelayanan


- Klinik Syaraf Persalinan &
- Klinik THT Perinatal
-Klinik Jantung & - Pelayanan
Pembuluh Darah Perawatan Anak
- Klinik Tumbuh - Pelayanan TB
Kembang Terpadu & MDR
- Klinik Kesehatan Jiwa - Pelayanan Jiwa
- Klinik Obstetri & - Pelayanan Anestesi
Ginekologi & Reanimasi
- Klinik Anak
- Klinik Orthopedi
- Klinik Bedah Anak
- Klinik Bedah Urologi
- Klinik Bedah Syaraf
- Klinik Paru
- Klinik TB Terpadu
- Klinik TB MDR
- Klinik Kulit & Kelamin
- PKBRS
- IPWL
- VCT
- Medical Check-Up
- Hemodialisa

2. Instalasi Bedah Sentral + 4. Instalasi Gawat Darurat


Anastesi - Layanan Triase
- Layanan Gawat darurat
- Layanan Bedah gawat
Darurat
- Layanan PONEK

3. Instalasi Perawatan
Intensif
40

RSUD Tarakan telah memiliki maklumat pelayanan sebagai


berikut “Dengan ini kami menyatakan sanggup menyelenggarakan
pelayanan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dan apabila
tidak menepati janji, kami siap menerima sanksi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
Selain itu untuk menjaga mutu pelayanan, RSUD Tarakan
senantiasa meningkatkan kapasitas kerja seluruh SDM yang terlibat
dalam pelayanan di RSUD Tarakan. Untuk itu RSUD Tarakan
menginisiasi gerakan Menumbuhkan 10 budaya malu :
1. Malu Karena datang terlambat dan pulang cepat
2. Malu hanya melihat rekan sibuk melakukan aktivitas kerja
3. Malu hanya menuntut hak namun tidak tahu kewajiban
4. Malu kalau kerja selalu salah
5. Malu apabila bekerja tidak sesuai dengan aturan
6. Malu apabila bekerja tidak berprestasi
7. Malu karena bekerja tidak dapat terlaksana tepat waktu
8. Malu berprilaku dan berbicara tidak sopan
9. Malu apabila tidak bertegur sapa sesama rekan kerja
10. Malu tidak berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan dan
keindahan lingkungan kantor

f. Visi dan Misi


1) Visi
”Menjadi rumah sakit terdepan yang bertumpu pada teknologi,
sumber daya manusia, dan kemandirian”
2) Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna
2. Meningkatkan program pendidikan, pelatihan dan
Penelitian
3. Mewujudkan pengelolaan rumah sakit yang profesional
41

g. Motto dan Nilai Organisasi


RSUD Tarakan memiliki motto yakni :
“Melayani dengan sepenuh hati”
Adapun nilai-nilai organisasi RSUD Tarakan adalah “TRUST” :
- Tertib
- Ramah
- Universal
- Sehat
- Transparan

h. Tugas Pokok dan Fungsi


Berikut adalah daftar tugas dan fungsi penulis sebagai Bidan
Ahli Pertama, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 01/PER/M.PAN/1/2008 :
1) Mempersiapkan pelayanan kebidanan
2) Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus patologi
kebidanan
3) Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus
kegawatdaruratan kebidanan
4) Melaksanakan pemerikaan fisik klien/pasien pada kasus
patologis kebidanan
5) Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada kasus
kegawatdaruratan kebidanan
6) Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil pengkajian
pada kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
7) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada kasus
patologis kegawatdaruratan kebidanan
8) Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada
kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
9) Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada
klien/pasien dengan kasus patologi kebidanan
42

10) Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada


klien/pasien dengan kasus patologis kegawatdaruratan
kebidanan
11) Mempersiapkan alat dan obat pada kasus patologis kebidanan
12) Mempersiapkan alat dan obat pada kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
13) Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien dengan
kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
14) Melakukan konseling pada klien/pasien
15) Melakukan rujukan pasien/klien pada kasus patologis
16) Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan klien/pasien pada
kasus patologis kebidanan
17) Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan klien/pasien pada
kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
18) Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan pada kasus
patologis kegawatdaruratan kebidanan
19) Melaksanakan tugas jaga/shift di rumah sakit
43

i. Struktur Organisasi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi RSUD Tarakan


44

B. GAMBARAN KHUSUS
1. Program dan Kegiatan Saat Ini
Program RSUD Tarakan Provinsi Kalimantan Utara atara lain:
a. Melakukan rekrutmen dan membuka peluang yang seluas-
luasnya bagi tenaga dokter spesialis untuk mengisi formasi
minimal sesuai dengan klasifikasi tenaga medis rumah sakit.
b. Meningkatkan kemampuan semua jenis pelayanan
spesialiatik yang mengarah pada terwujudnya pelayanan
unggulan rumah sakit untuk IGD, IRNA, IRJA, dan
penunjang medik.
c. Mengoptimalkan fungsi sarana dan prasarana rumah sakit,
melaksanakan penyempurnaan fisik gedung dan
lingkungannya.
d. Meningkatkan kemampuan pengelolaan rumah sakit yang
efektif dan efisien melalui pengembangan sistem informasi
manajemen rumah sakit.
e. Menyusun dan merencanakan diklat fungsional maupun
teknis sesuai standar kompetensi ketenagaan rumah sakit.
f. Mengoptimalkan Tim mutu Rumah Sakit serta melakukan
kerjasama dengan instansi terkait dalam melakukan
penulisan standar pelayanan publik dan survey kepuasaan
pelanggan
g. Mengoptimalkan komite medis dan komite keperawatan
serta tim APIP untuk melakukan audit medis dan
keperawatan sebagai upaya peningkatan efektifitas
pelayanan dan administrasi.
h. Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan limbah
rumah sakit sesuai standar tata kelola limbah.

2. Role model

Selama peserta melaksanakan aktualisasi di RSUD


Tarakan peserta menetapkan Role Model kepada:
Nama : dr. Sulistyorini
NIP : 197308112006042013
45

Pangkat : Penata Tingkat I


Golongan : III/d
Jabatan : Kepala Seksi Pelayananan Medik Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi
Kalimantan Utara

Alasan penulis menetapkan dr. Sulistyorini sebagai Role


Model dikarenakan, beliau tegas dan selalu mengayomi dalam
memimpin bawahannya. Beliau selalu memberikan kritik dan saran
untuk meningkatkan kualitas pelayanan dokter yang ada di rumah
sakit sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang maksimal.
Beliau selalu mengakomodir hal-hal yang menjadi kebutuhan
bawahannya.

Anda mungkin juga menyukai