Anda di halaman 1dari 75

KEPUTUSAN

KEPALA DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN


KABUPATEN BOGOR
Nomor : ..
Lampiran : 1 (satu) dokumen

TENTANG

PENETAPAN RENCANA STRATEGIS


DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Peraturan


Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) menyusun Rencana Strategis
(Renstra) SKPD sebagai penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;
b. bahwa berdasarkan Pasal 97 ayat (6) Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, Kepala SKPD menetapkan
Renstra SKPD menjadi pedoman unit kerja dalam
menyusun rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, dipandang
perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten
Bogor tentang Penetapan Renstra DLLAJ
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagai
pedoman dalam menyusun rancangan Renja
DLLAJ Kabupaten Bogor.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Lingkungan Provinsi
Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia
tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968
tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan
Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3815);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4700);

2
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4385);
9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 5025);
10. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Reublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 88,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741):

3
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran
Negara Repblik Indonesia Nomor 4817);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita
Negara Tahun 2011 Nomor 310);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Berita Negara Tahun 2010
Nomor 517);
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat
Nomor 88);
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6
Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25
Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);

4
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7
Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang
menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 200
Nomor 7);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9
Tahun 2008 tentang Susunan dan Kedudukan
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12
Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis
Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19
Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Bogor Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008
Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27
Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Bogor
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2008 Nomor 27);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8
Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 37);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5
Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bogor Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2014 Nomor 5);

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini;
KEDUA : Renstra sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU merupakan penjabaran dari RPJMD
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan menjadi
pedoman dalam menyusun rancangan Renja Dinas

5
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor
sampai tahun 2018;
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya
keputusan ini dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bogor;
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Cibinong
Pada Tanggal : Desember 2014

KEPALA DINAS
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
KABUPATEN BOGOR

SOEBIANTORO. W
NIP. 196507281988031003

6
RencanaStrategis
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bogor
Tahun2013-2018

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR


Dinas lalu lintas dan Angkutan Jalan
KATA PENGANTAR

Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan Kabupaten Bogor merupakan dokumen perencanaan Dinas

LLAJ Kabupaten Bogor untuk rentang waktu 5 (lima) tahun yaitu 2013-2018.

Dokumen ini menjadi sangat penting karena merupakan bentuk akuntabilitas

pelaksanaan program dan kegatan Dinas LLAJ Kabupaten Bogor yang harus

dipertanggungjawabkan. Dokumen ini memuat visi, misi, tujuan, strategi,

kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan tugas

dan fungsi Dinas LLAJ Kabupaten Bogor secara spesifik dan terukur yang

dilengkapi dengan sasaran yang hendak dicapai. Dokumen ini juga disusun

untuk menyajikan agenda utama Dinas LLAJ Kabupaten Bogor dalam

mengatasi persoalan yang belum diselesaikan pada periode 2008-2013 dan

mengantisipasi persoalan yang mungkin muncul pada perioda lima tahun

kedepan atau 2013-2018.

Agar dapat menjadi dokumen Renstra yang dapat dipertanggung

jawabkan, perumusan dokumen Renstra ini dilakukan melalui beberapa

tahapan yaitu:

- Pertama, menetapkan visi dan misi Dinas LLAJ Kabupaten Bogor. Sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya, visi dan misi ini ditetapkan dengan

berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Bogor, mempertimbangkan isu strategis transportasi

Jawa Barat dan untuk mendukung visi dan misi Pemerintah Kabupaten

Bogor.

- Kedua, melakukan penjaringan usulan kegiatan mulai dari unit unit kerja

terkecil hingga pada tingkat bidang/sekretariat.

- Ketiga, memformulasikan semua usulan yang masuk menjadi satu

kesatuan yang utuh dalam bentuk usulan program dan kegiatan.


- Keempat, mensosialisasikannya kembalai hingga ke unit-unit kerja untuk

dipahami agar program dan kegiatan yang akan dilakukan dapat terarah

sesuai dengan perencanaan. Pada sisi lain juga untuk mencegah

terjadinya pengulangan-pengulangan kegiatan yang dapat berakibat

pada pemborosan anggaran.

Dengan demikian diharapkan semua kegiatan dapat dilaksanakan

secara sinergis. Sebagai domumen perencanaan di bidang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan Kabupaten Bogor, dalam pelaksanaannya juga akan

melibatkan masyarakat dan stakeholder di bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan atau perhubungan agar diperoleh nilai tambah dari program dan

kegiatan yang diagendakan.

KEPALA DINAS
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
KABUPATEN BOGOR

SOEBIANTORO W
NIP. 196507281988031003
DAFTAR ISI
Halaman:

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN I-1
1.1. LATAR BELAKANG I-1
1.2. LANDASAN HUKUM I-2
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN I-6
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN I-6
BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS LLAJ II-1
2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STURUKTUR ORGANISASI DINAS II-1
LLAJ
2.2. SUMBER DAYA PADA DINAS LLAJ KABUPATEN BOGOR II-11
2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS LLAJ II-16
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN II-21
PELAYANAN PADA DINAS LLAJ
BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI III-1
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS III-1
DAN FUNGSI
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH III-4
DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH
3.3. TELAAHAN RENSTRA K/L (KEMENTRIAN III-5
PERHUBUNGAN) DAN RENSTRA PROVINSI
3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN III-7
LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DI BIDANG
TRANSPORTASI DARAT
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS III-13
BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV-1
4.1. VISI DAN MISI DINAS LLAJ KABUPATEN BOGOR IV-1
4.2. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH IV-2
4.3. STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV-3
BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, V-1
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI : INDIKATOR KINERJA DINAS LLAJ YANG MENGACU PADA VI-1
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VII : PENUTUP VII
Lampiran : Tabel II.10 : Pencapaian Kinerja Pelayanan pada Dinas LLAJ Kabupaten
Bogor 2008-2013;
Tabel II.11 : Anggaran dan Realisasi Pendanaan Dinas LLAJ Kabupaten
Bogor ;
Tabel IV.1 : Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas
LLAJ Kabupaten Bogor
Tabel V.1 : Indikator Kinerja Dinas LLAJ yang Mengacu pada Tujuan dan
Sasaran RPJMD

Tabel VI.1 : Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok


Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas LLAJ Kabupaten Bogor
2009-2013
Rencana Strategis
(RENSTRA)
PERUBAHAN Tahun 2009-2013

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR

Dinas lalu lintas dan Angkutan


Jalan
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
NOMOR :
TANGGAL :

RENCANA STRATEGIS DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN


KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merupakan unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang dalam upaya mencapai
keberhasilannya perlu didukung dengan perencanaan yang baik sesuai
dengan visi dan misi organisasi. Pendekatan yang dilakukan adalah
melalui perencanaan strategis yang merupakan serangkaian rencana
tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat untuk diimplementasikan
oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Setiap SKPD wajib menyusun dokumen Rencana Strategis
(Renstra) SKPD. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 menyebutkan
bahwa Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk
periode 5 (lima) tahun. Renstra SKPD memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun
sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada
RPJMD dan bersifat indikatif. Selanjutnya Resntra SKPD akan menjadi
pedoman SKPD saat menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD yang
merupakan dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun.
Di dalam ketentuan lainnya yaitu Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dinyatakan bahwa perencanaan strategis merupakan
langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan
lingkungan strategis lokal, nasional dan global, dan tetap berada dalam
tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dokumen Rencana Strategis dimaksud setidaknya memuat visi, misi,
tujuan, sasaran dan strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran), serta
memuat kebijakan, program dan kegiatan.

I-1
Terkait dengan penyusunan Renstra SKPD, Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 telah mengatur bahwa RPJMD
yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah harus menjadi
pedoman dalam penyusunan Renstra SKPD. Visi, misi, tujuan, strategi
dan kebijakan yang tertuang di dalam Renstra SKPD dirumuskan
dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang
ditetapkan dalam RPJMD.

Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018
yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2013-2018. RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan
sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah.

Berdasarkan uraian di atas, maka Dinas Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor sebagai salah satu SKPD di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor menyusun dan menetapkan
Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor Tahun
2013-2018 dengan berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bogor Tahun
2013-2018. Selanjutnya Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
yang telah ditetapkan harus menjadi pedoman dalam penyusunan
Renja Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang merupakan
dokumen perencanaan tahunan dan penjabaran dari perencanaan
periode 5 (lima) tahunan.

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Renstra Dinas Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan Kabupaten Bogor tahun 2013-2018 adalah sebagai
berikut:

1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-daerah Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia tahun 1950 Nomor 8) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang

I-2
dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3815);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4385);
9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 5025);

I-3
10. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah Nomor 246, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Reublik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741):
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Repblik Indonesia
Nomor 4817);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13
tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Tahun 2011 Nomor 310);

I-4
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8
tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita
Negara Tahun 2010 Nomor 517);
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2010 Nomor 25 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 88);
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 64);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2013 Nomor 25 Seri E);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 200 Nomor 7);
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Susunan dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Nomor 37);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12
Tahun 2008);
24. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bogor Tahun
2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor
19, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 36);

I-5
25. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Bogor Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun
2008 Nomor 27);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 37);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 (Lembaran Daerah Kabupaten
Bogor Tahun 2014 Nomor 5).

1.3. Maksud dan Tujuan

Penyusunan Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dimaksudkan sebagai dokumen
perencanaan jangka menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten
Bogor Tahun 2013-2018 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang
diamanatkan kepada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten
Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12
Tahun 2008 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah.

Sedangkan tujuan penyusunan Renstra Dinas Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 adalah untuk
dijadikan landasan/pedoman dalam penyusunan Renja Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, penguatan peran para stakeholders dalam
pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah, serta sebagai dasar
evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima
tahunan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, landasan
hukum, maksud dan tujuan dan sitematika penulisan.

I-6
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Pada bab ini menjelaskan mengenai Struktur Organisasi,
Tugas Pokok dan Fungsi, Sumber Daya Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Kinerja Pelayanan Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dan Tantangan dan Peluang Pengembangan
Pelayanan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi permasalahan
berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan, Telaahan Visi, Misi dan Program
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan
Renstra K/L, Telaahan RTRW dan Penentuan Isu-isu
Strategis.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN


Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi,
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan
Kebijakan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor tahun 2013-
2018.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR


KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN
INDIKATIF
Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan
lokalitas SKPD, program lintas SKPD dan program
kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif yang ada di Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan untuk periode tahun 2013-2018.

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA


TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang
secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai
SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

I-7
BAB II
GAMBARAN UMUM
DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
KABUPATEN BOGOR

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Kabupaten Bogor.

Tugas dan fungsi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut :
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang lalu lintas dan angkutan
jalan;
b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum
di bidang lalu lintas dan angkutan jalan;
c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan lalu
lintas dan angkutan jalan ; dan
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing


Sekretariat dan Bidang sebagai berikut :

a) Sektretariat
Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu kepala
Dinas dalam pengelolaan ketatausahaan dinas.Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat
mempunyai fungsi :

a. Mengkoordinasikan penyusunan program dan pelaporan


dinas;
b. Pengumpulan, pengelolaan dan analisis data Dinas;
c. Pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas;
d. Pengelolaan administrasi keuangan Dinas;
e. Pengelolaan situs web Dinas; dan

II-1
f. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan menyusun pelaporan
kinerja Dinas.

1) Sub bagian Program dan Pelaporan;


mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam
melaksanakan pengelolaan penyusunan program dan
pelaporan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud,
sub bagian program dan pelaporan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
a. Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan program
Dinas;
b. Pengumpulan, pengelolaan dan analisis data Dinas;
c. Pembinaan hubungan hubungan masyarakat;
d. Pelaksanaan pengelolaan situs web Dinas; dan
e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan
pelaporan kinerja Dinas.

2) Sub bagian Umum dan Kepegawaian;


mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam
melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan
kepegawaian Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, sub bagian umum dan kepegawaian
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan
rumah tangga, surat menyurat, kearsipan dan perjalanan
dinas;
b. Pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi
perlengkapan;
c. Penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; dan
d. Pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas.

3) Sub bagian Keuangan

II-2
mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam
melaksanakan penyusunan dan pengelolaan administrasi
keuangan Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, sub bagian Keuangan mempunyai
fungsi sebagai berikut :
a. Pengelolaan administrasi keuangan Dinas;
b. Pengelolaan administrasi penyusunan anggaran Dinas;
c. Pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban
administrasi keuangan Dinas.

b) Bidang Teknik Lalu Lintas dan Jaringan


Bidang Teknik Lalu Lintas dan Jaringan mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan
teknik lalu lintas dan jaringan. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Bidang Teknik Lalu Lintas dan
Jaringan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengelolaan manajemen rekayasa lalu lintas; dan
b. Pengelolaan jaringan lalu lintas angkutan jalan.

1) Seksi Lalu lintas mempunyai tugas membantu Kepala Bidang


Tehnik Lalu lintas dan Jaringan dalam melaksanakan
pengelolaan dan pengendalian lalu lintas. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi Lalu
lintas mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data
manajemen dan rekayasa lalu lintas;
b. Penyusunan petunjuk teknis manajemen dan rekayasa
lalu lintas;
c. Penentuan lokasi, pemasangan, pemeliharaan dan
penghapusan rambu lalu lintas, marka jalan dan alat
pemberi isyarat;
d. Pengawasan dan pengendalian pengelolaan perparkiran;
dan

II-3
e. Pelayanan dan pengendalian administrasi
penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir
untuk umum.

2) Seksi Jaringan Lalu Lintas Angkutan Jalan mempunyai tugas


membantu Kepala Bidang Tehnik Lalu lintas dan Jaringan
dalam melaksanakan pengelolaan jaringan lalu lintas
angkutan jalan. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Seksi Jaringan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengelolaan
jaringan lalu lintas angkutan jalan;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan jaringan lalu
lintas angkutan jalan;
c. Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan
transportasi jalan daerah;
d. Pelayanan dan pengendalian administrasi penggunaan
jalan selain untuk kepentingan lalu lintas di jalan; dan
e. Penyusunan jaringan trayek, penetapan kebutuhan
kendaraan untuk kebutuhan angkutan dan penetapan
wilayah operasi dalam wilayah daerah.

c) Bidang Teknik Angkutan Dan Terminal


Bidang Teknik Angkutan dan Terminal mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan
teknik angkutan dan terminal. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Bidang Teknik Angkutan dan Terminal
mempunyai fungsi sebagai berikut ;
a. Pengelolaan teknik usaha angkutan; dan
b. Pengelolaan terminal penumpang orang dan barang.

1) Seksi Angkutan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang


Tehnik Angkutan dan Terminal dalam melaksanakan

II-4
pengelolaan tehnik angkutan. Untuk menyelenggarakan
tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Angkutan mempunyai
fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengelolaan
angkutan,
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan angkutan jalan;
c. Pengelolaan jumlah alokasi angkutan umum pada trayek;
d. Pelayanan usaha angkutan orang, barang;
e. Pelayanan dan pengendalian administrasi trayek angkutan
perdesaan/ angkutan kota dan angkutan umum;
f. Pelayanan dan pengendalian administrasi koperasi
angkutan taksi yang melayani wilayah daerah; dan
g. Pengembangan jenis moda pelayanan angkutan umum.

2) Seksi Terminal mempunyai tugas membantu Kepala Bidang


Tehnik Angkutan dan Terminal dalam melaksanakan
pengelolaan terminal. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Seksi Terminal mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengelolaan
terminal;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan terminal;
c. Penataan dan pengembangan kawasan terminal;
d. Pengendalian operasional terminal;
e. Pengelolaan terminal orang, barang, dan peti kemas;
f. Pengelolaan retribusi pelayanan terminal; dan
g. Pembinaan dan pengendalian pengelolaan terminal.

d) Bidang Teknik Kendaraan Dan Perbengkelan


Bidang Teknik Kendaraan dan Perbengkelan mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan
teknik kendaraan dan perbengkelan.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang
Teknik Kendaraan dan Perbengkelan mempunyai fungsi sebagai

II-5
berikut :
a. Pengelolaan pengujian kendaraan bermotor; dan
b. Pengelolaan perbengkelan kendaraan bermotor.

1) Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor mempunyai tugas


membantu Kepala Bidang Tehnik kendaraan dan
Perbengkelan dalam melaksanakan pengelolaan pengujian
kendaraan bermotor. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Seksi Pengujian Kendaraan
Bermotor mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengelolaan dan analisis data pengujian
kendaraan bermotor;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan pengujian
kendaraan bermotor;
c. Pengawasan dan pengendalian pemasangan reklame pada
kendaraan;
d. Pengelolaan pengujian berkala kendaraan bermotor;
e. Pelayanan usaha pengujian kendaraan bermotor; dan
f. Pembinaan keselamatan teknik sarana kendaraan
bermotor.

2) Seksi Perbengkelan mempunyai tugas membantu Kepala


Bidang Tehnik Kendaraan dan Perbengkelan dalam
melaksanakan pengelolaan perbengkelan. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi
Perbengkelan mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data perbengkelan
kendaraan bermotor;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengelolaan perbengkelan
kendaraan bermotor;
c. Pelayanan usaha perbengekelan umum kendaraan
bermotor;

II-6
d. Pelayanan dan pengendalian administrasi usaha bengkel
umum kendaraan bermotor; dan
e. Pembinaan pengelolaan perbengkelan.

e) Bidang Penyuluhan Dan Pengendalian Operasional


Bidang penyuluhan dan pengendalian operasional mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan
pengelolaan dan penyuluhan serta pengendalian operasional
lalu lintas angkutan jalan. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud,Bidang Penyuluhan dan Pengendalian
Operasional mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengelolaan penyuluhan dan bimbingan keselamatan lalu
lintas; dan
b. Pengelolaan pengendalian operasional lalu lintas.

1) Seksi Penyuluhan dan Bimbingan Keselamatan mempunyai


tugas membantu Kepala Bidang Penyuluhan dan
Pengendalian Operasional dalam melaksankan pengelolaan
penyuluhan dan bimbingan keselamatan lalu lintas. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi
Penyuluhan dan Bimbingan Keselamatan mempunyai fungsi:
a. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data penyuluhan
dan bimbingan keselamatan lalu lintas;
b. Penyusunan petunjuk teknis penyuluhan dan bimbingan
keselamatan lalu lintas;
c. Pembinaan penyuluhan dan bimbingan keselamatan lalu
lintas kepada masyarakat;
d. Pelayanan usaha pendidikan dan latihan mengemudi dan
pengawasan penyelenggaraan pendidikan mengemudi; dan
e. Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan
kecelakaan lalu lintas dijalan daerah.

2) Seksi Pengendalian Operasional mempunyai tugas

II-7
membantu Kepala Bidang Penyuluhan dan Pengendalian
Operasional dalam melaksanakan pengelolaan pengendalian
operasional lalu lintas angkutan jalan. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi
Pengendalian Operasional mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan, pengolahan, serta analisis data
pengendalian operasional lalu lintas dan angkutan jalan;
b. Penyusunan petunjuk teknis pengendalian operasional
lalu lintas dan angkutan jalan; dan
c. Pengawasan dan penertiban atas pelaksanaan peraturan
perundang-undangan lalu lintas dan angkutan jalan.

f) Unit Pelaksana Teknis


Unit pelaksana teknis di bidang lalu lintas dan angkutan jalan
melaksanakan sebagian tugas teknis Dinas LLAJ dalam
pelayanan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.

g) Kelompok Jabatan Fungsional


Jabatan fungsional terdiri dari pejabat fungsional di bidang lalu
lintas dan angkutan jalan dan pejabat fungsional lainnya
diantaranya:
a. Penguji Kendaran Bermotor; dan
b. Arsiparis

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11


Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah. Dinas LLAJ
merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh Kepala Dinas
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.
Adapun susunan oragnisasi Dinas LLAJ Kabupaten Bogor terdiri
dari :

II-8
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, membawahi :
a Sub Bagian Program dan Pelaporan;
b Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
c Sub Bagian Keuangan;
3. Bidang Teknik Lalu Lintas dan Jaringan , membawahi :
a Seksi Lalu Lintas; dan
b Seksi Jaringan Lalu Lintas Angkutan Jalan;
4. Bidang Teknik Angkutan dan Terminal, membawahi :
a Seksi Angkutan; dan
b Seksi Terminal;
5. Bidang Teknik Kendaraan dan Perbengkelan, membawahi:
a Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor; dan
b Seksi Perbengkelan;
6. Bidang Penyuluhan dan Pengendalian Operasional, membawahi:
a Seksi Penyuluhan dan Bimbingan Keselamatan; dan
b Seksi Pengendalian Operasional;
7. UPT; dan
8. Kelompok Jabatan Fungsional

Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas LLAJ Kabupaten


Bogor, disajikan dalam Gambar 2.1.

II-9
Gambar 2.1. Struktur Organisasi Dinas LLAJ Kabupaten Bogor

II-10
2.2. Sumber Daya Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten
Bogor

1. Kondisi Umum Pegawai


Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di Dinas LLAJ
Kabupaten Bogor sebanyak 406 orang pegawai yang terdiri dari
292 orang PNS, 18 orang tenaga honorer, 8 orang tenaga
keamanan dan 28 orang petugas kebersihan. Untuk
selengkapnya dapat dilihat tabel II.1 berikut :

TABEL II.1. Jumlah Pegawai Dinas LLAJ Kabupaten Bogor


JUMLAH
No PEGAWAI %
(ORANG)
1. PNS 292 85
2. Kontrak/Honorer 18 5
3. Petugas Keamanan 8 2
4. Petugas Kebersihan 28 8
JUMLAH 346 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai Dinas LLAJ masih


ada yang belum diangkat menjadi pegawai negeri yaitu tenaga
honorer, petugas keamanan, petugas kebersihan dan
Outsourching PamLalin. Sehingga penulisan tentang kondisi
pegawai dibawah ini difokuskan hanya pada PNS.sebanyak 292
orang.

a. Jumlah Pegawai yang Menduduki Jabatan Dan Staf


Sesuai dengan Perda nomor 11 tahun 2008 tentang
pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Bogor, maka
pengisian formasi jabatan struktural di Dinas LLAJ terdiri
dari eselon II,III dan IV yaitu sebanyak 23 orang. Sedangkan
jabatan fungsional yang ada yaitu fungsional Penguji
Kendaraan Bermotor sebanyak 9 orang, dan arsiparis
berjumlah 1 orang. Selengkapnya dapat dilihat table II.2
dibawah ini.

II-11
Tabel II.2. Jumlah pegawai Dinas LLAJ yang menduduki
Jabatan dan Staf, tahun 2013
Jumlah
N0 Jabatan/Staf %
(orang )
1. Eselon II 1 0,34
2. Eselon III 5 1,71
3. Eselon IV 17 5,82
4. Fungsional 9 3,08
5. Arsiparis 1 0,34
6. Staf 168 57,53
7. Petugas Lapangan 91 31,16
Jumlah 292 100

b. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/ Pangkat


Dari 292 jumlah Pegawai (PNS) yang ada di Dinas LLAJ
terdapat 185 orang pegawai yang berstatus golongan II, 56
orang pegawai yang berstatus golongan III sedangkan
golongan IV sebanyak 6 orang Namun masih ada pegawai
yang bersatatus golongan I yaitu sebanyak 45 orang
Selengkapnya dapat dilihat tabel II.3 berikut :

Tabel II.3. Jumlah pegawai Dinas LLAJ berdasarkan


Pangkat/Golongantahun 2013
N0 Golongan Jumlah (orang %
)
1. IV 6 2,05
2. III 56 19,18
3. II 185 63,36
4 I 45 15,41
Jumlah 292 100

c. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan


Apabilan dilihat dari tingkat Pendidikan pegawai Dinas LLAJ
yang ada, maka status pendidikan dengan SLTA/SMK lebih
mendominasi yaitu sebesar 61,64 %, sedangkan yang paling
rendah yaitu tingkat SD, SLTP masing-masing sebesar 5,82

II-12
% dan 9,93 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel II.4 dibawah
ini.

Tabel II.4. Jumlah pegawai Dinas LLAJ berdasarkan


Pendidikan tahun 2013.
N0 Pendidikan Jumlah (orang %
)
1. Strata-2 ( S2 ) 15 5,14
2. Strata-1 ( S1 ) 43 14,73
3. Sarjana Muda/ D3 8 2,74
4 SLTA/SMK 180 61,64
5 SLTP 29 9,93
6 SD 17 5,82
Jumlah 292 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa tenaga kerja di


Dinas LLAJ sebanyak 22,60 % adalah pegawai dengan
klasifikasi sarjana muda, sarjana dan magister. Hal ini
sebenarnya sudah merupakan hal yang baik bahwa sumber
daya manusia yang ada di Dinas LLAJ umumnya tingkat
perguruan tinggi, sehingga diharapkan Pelayanan Lalu Lintas
dan angkutan Jalan menjadi lebih baik.

d. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Disiplin Ilmu


Apabila dilihat dari jenis disiplin ilmu, terdapat 5,14 %
pegawai dengan tingkat strata-2 dengan 2 jenis disiplin ilmu,
sedangkan strata-1 sebesar 14,71 % yang terdiri dari 6 jenis
disiplin ilmu. Sedangkan hanya 2,74 % dengan latar
belakang sarjana muda. Selengkapnya dapat dilihat tabel
II.5 berikut.
Tabel II.5. Jumlah pegawai Dinas LLAJ berdasarkan
kesarjanaan
N0 KESARJANAAN/DISIPLIN ILMU JUMLAH (orang
)
A. MAGISTER
1. Ilmu Pemerintahan 6

II-13
2. Manajemen 9
B. SARJANA
1. Ilmu Pemerintahan 5
2. Adm. Negara 24
3. Ilmu Hukum 1
4. Ahli Transportasi Darat 3
5. Pertanian 1
6. Ekonomi 9
C. SARJANA MUDA
1. Ahli LLAJ 2
2. Ekonomi 5
3.Administrasi negara 1
D. SLTA 180
SLTP 29
SD 17
Jumlah 292

Tabel diatas menunjukkan bahwa klasifikasi disipiln ilmu


pegawai yang ada di Dinas LLAJ menunjukkan hal yang
bervariasi, hal ini di seusaikan dalam perumusan pelayanan
di bidang lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Bogor,
namun pada kondisi saat ini Dinas LLAJ membutuhkan
pegawai dengan kompetensi disiplin ilmu sebagai berikut :
1) Transportasi Darat ;
2) Teknik Sipil ;
3) Perencanaan Wilayah;
4) Arsiparis;
5) Teknik informasi ;
Sehingga diharapkan dengan adanya penambahan pegawai
dengan disiplin ilmu tersebut dapat meningkatkan pelayanan
di bidang lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Bogor
semakin berkualitas.

e. Jumlah Pegawai yang Mengikuti Diklat Penjenjangan


Disamping tingkat pendidikan formal, pegawai yang ada di
Dinas LLAJ pegawai juga mendapat pelatihan penjenjangan

II-14
maupun non penjenjangan. Dari 292 pegawai Dinas LLAJ
terdapat 29 orang atau 9,93 % yang telah mengikuti Diklat
PIM III dan PIM IV, diantaranya terdapat 2,74 % atau 8
orang pegawai yang telah mengikuti penjenjangan Diklat PIM
III atau sejenisnya, sedangkan jenis penjenjangan PIM IV
atau sejenisnya sebesar 7,19 %. Selengkapnya dapat dilihat
tabel II.6.
Tabel II.6. Jumlah pegawai Dinas LLAJ yang mengikuti
penjenjangan
N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %
1. Spama/Diklat PIM III 8 2,74
2. Adum/Adumla/Diklat 21 7,19
PIM IV
Jumlah 29 9,93

f. Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan
Disamping Diklat Penjenjangangan di Dinas LLAJ Kabupaten
Bogor terdapat Pendidikan dan Pelatihan teknis di bidang
LLAJ yang di selenggarakan oleh Pemerintah Pusat dan atau
Pemerintah Provinsi, diantaranya sebagai berikut:
1) Diklat Orientasi LLAJ;
2) Diklat Pengawasan LLAJ;
3) Diklat PPNS LLAJ;
4) Diklat Pengujian Kendaraan Bermotor;
5) Diklat Manajemen Terminal;
6) Diklat Angkutan Perkotaaan.
7) dll

2. Kondisi Umum Sarana Kerja


Pada kondisi saat ini Dinas LLAJ Kabupaten Bogor memiliki
1 Gedung Kantor, 1 Gedung Pengujian Kendaraan Bermotor dan
3 Kantor UPT, Sarana kerja yang ada bisa terlihat dalam tabel
II.7 berikut ini :

II-15
Tabel.II.7 Sarana Kerja Dinas LLAJ
NO URAIAN BANYAKNYA SATUAN
1 TANAH 16.060 M2
2 GEDUNG PENGUJIAN 1 UNIT
3 LISTRIK 9 JARINGAN
4 AIR 8 JARINGAN
5 TELPON 3 LINE (1 FAX)
6 AREA PARKIR 3 AREA
7 RUANG RAPAT 3 RUANG
8 RUANG ARSIP 2 RUANG
NO URAIAN BANYAKNYA SATUAN
9 KOPERASI 0 BUAH
10 TAMAN DALAM 5 AREA
11 KANTIN 1 BUAH
12 MUSOLLA 1 BUAH
13 KENDARAAN RODA 4 25 UNIT
14 KENDARAAN RODA 2 39 UNIT
15 KENDARAAN RODA 6 3 UNIT
16 MEJA RAPAT 3 SET
17 AC 46 UNIT
18 KOMPUTER PC 30 UNIT
KOMPUTER
19 17 UNIT
NOTEBOOK
20 MEJA KERJA 85 UNIT
21 KURSI KERJA 160 UNIT
22 FILLING KABINET 84 UNIT
23 RAK ARSIP 10 UNIT
24 INFOKUS 2 UNIT
25 JARINGAN INTERNET 2 JARINGAN
BUKU
26 60 BUAH
PERPUSTAKAAN
27 AREA TAMAN LUAR 1 AREA
28 LEMARI ARSIP 45 UNIT

2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


Kabupaten Bogor.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran kegiatan, hal tersebut tidak
lepas dari salah satu indikator dalam mencapai tujuan dan

II-16
sasaran tersebut salah satunya adalah Kinerja Pelayanan dimana
kinerja tersebut adalah salah satu indikator penilaian dari sebuah
organisasi dalam satuan kerja.

Adapun kinerja pelayanan yang harus dicapai adalah sebagai


berikut:

II-17
Tabel 2.1
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kabupaten Bogor

Target Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
Indikator Kinerja sesuai Target
NO Target IKK Indikator
Tugas dan Fungsi SKPD SPM 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Jumlah arus penumpang


1 5,089,679 4,955,388 5,089,679 5,799,065 5234350 117.03% 102.84%
angkutan umum
2 Rasio ijin trayek 0.024% 0.00025 0.00024 0.0002544 0.000247 103.16% 102.05%

3 Jumlah uji kir angkutan umum 18262 18192 18262 17897 18201 98.38% 99.67%
Jumlah Pelabuhan
4 9 8 9 6 6 75.00% 66.67%
Laut/Udara/Terminal Bis
5 Angkutan darat 0.500% 0.50% 0.500% 0.56% 0.50% 112.00% 100.00%
Kepemilikan KIR angkutan
6 29.683% 29.8% 29.7% 28.40% 29.68% 95.40% 99.99%
umum
Lama pengujian kelayakan
7 10 10 10 10 10 100.00% 100.00%
angkutan umum (KIR)
Biaya pengujian kelayakan
8 75.000/kend 75000 75000 75000 75000 100.00% 100.00%
angkutan umum
9 Pemasangan Rambu-rambu 9.855% 2.250% 2.500% 2.51% 2.29% 111.33% 91.60%
Jumlah orang/ barang yang
10 11878 11565 11878 16587 19262 143.42% 162.16%
terangkut angkutan umum
Jumlah orang/barang melalui
11 dermaga/bandara/ terminal per 4283 3569 4283 7281 5677 204.00% 132.55%
tahun

Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor

II-18
Pada table 2.1 di atas Target IKK DLLAJ mulai dilaksanakan pada
Tahun ke-4 (Tahun 2011). Realisasi capaian periode 20011-2013 pada
umumnya sesuai dengan target dan akhir periode telah sesuai dengan
target IKK dengan rasio capaian rata-rata 105,23%. Selanjutnya dapat
disimpulkan bahwa dalam pencapaian kinerja pelayanan bidang
Perhubungan yang dilakukan oleh Dinas LLAJ Kabupaten Bogor
memiliki maksud dan tujuan adalah peningkatan kinerja pelayanan
serta menurunkan tingkat resiko atau menurunkan tingkat
permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan transportasi atau
pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan.

Berkaitan dengan hal tersebut Dinas LLAJ memiliki harapan, dengan


berjalannya seluruh program dan kegiatan yang telah di susun
berharap bahwa pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten
Bogor dapat berjalan dengan optimal.

Untuk menunjang kinerja pelayanan tersebut tidak lepas dari Program


dan Kegiatan serta kebutuhan anggaran yang harus di laksanakan oleh
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor, kebutuhan
anggara pada setiap Program yang harus di laksanaka adalah sebagai
berikut:

II-19
Tabel 2.2
Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kabupaten Bogor

Rasio antara Realisasi dan Anggaran Rata-rata


Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke-
N Tahun ke- Pertumbuhan
Uraian ***)
O Reali
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran
sasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Program Pembangunan Prasarana


1 1,797,132,000 1,579,647,000 1,510,000,000 1,750,000,000 1,925,000,000 1,797,132,000 1,579,647,000 1,110,000,000 1,947,432,455 1,430,864,300 100% 100% 74% 111% 74% 1,573,015,151 92%
dan Fasilitas
Perhubungan;
Program Pembangunan Sarana dan 10,754,778,15
2 15,044,718,000 16,271,064,000 18,055,150,000 25,000,000,000 27,500,000,000 15,044,718,000 288,750,000 18,055,150,000 19,190,744,450 1,194,528,300 100% 2% 100% 77% 4% 57%
Prasarana 0
Perhubungan;
Program Rehabilitasi dan
3 125,325,000 288,750,000 190,000,000 290,000,000 319,000,000 125,325,000 3,880,121,000 190,000,000 467,113,000 852,273,500 100% 1344% 100% 161% 267% 1,102,966,500 394%
Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas LLAJ;
Program Peningkatan Pelayanan
4 3,207,573,000 3,880,121,000 3,094,511,000 4,150,000,000 4,357,500,000 3,207,573,000 16,271,064,000 3,258,436,000 3,765,653,104 3,900,785,603 100% 419% 105% 91% 90% 6,080,702,341 161%
Angkutan;

Program Peningkatan dan


5 3,777,568,000 3,767,244,000 2,622,374,000 6,400,000,000 4,500,000,000 3,777,568,000 3,767,244,000 4,441,184,000 4,152,547,501 4,355,462,785 100% 100% 169% 65% 97% 106%
Pengamanan Lalu lintas; 4,098,801,257

Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor

II-20
Pada table 2.2 diatas dapat disimpulkan atau dijelaskan bahwa pada
setiap tahun anggaran kebutuhan anggaran dalam program dan
kegiatan yang sama tidaklah mutlak anggaran harus naik, akan tetapi
anggaran yang dibutuhkan oleh dinas LLAJ Kabupaten Bogor
berdasarkan kebutuhan dan serta keperluan kegiatan yang harus
dijalani atau dilaksanakan.

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan

Hasil analisis berdasarkan Renstra K/L dan Renstra Dinas


Perhubungan Provinsi Jawa Barat, telaahan terhadap RTRW serta
analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan
peluang bagi pengembangan pelayanan Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan pada 5 Tahun yang akan datang adalah sebagai
berikut:

1. Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan harus mampu mengatasi pergerakan orang
maupun barang yang menuju atau keluar Kabupaten Bogor,
terkait dengan Daerah Wisata dan salah satu Daerah
Penyanggah Kegiatan Ibu Kota Negara Indonesia (Jakarta);
2. Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan harus mampu menyusun dan membangun
sarana dan prasarana transportasi yang terintegrasi dengan
mempertimbangkan factor kebutuhan perjalanan masyarakat
berbasis Angkutan Umum Massal;
3. Melihat Pergerakan, Bangkitan dan Tarikan Perjalanan yang
terdapat di Kabupaten Bogor, maka Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan harus mampu mengatasi atau menekan
tingkat kemacetan yang terdapat di Kabupaten Bogor
Khususnya pada Kawasan Pariwisata serta Pusat pusat
kegiatan yang terdapat di Kabupaten Bogor dengan
mengunakan system pengaturan lalu lintas yang cerdas dan

II-21
efisien serta dapat memberikan informasi kepada masyarakat
sejelas jelasnya, hal ini dapat dilakukan dengan pelaksanaan
kegiatan serta pembangunan Sistem Kontrol Lalu Lintas
berbasis Intellegen Transport System (ITS)
4. Penyelesaian permasalahan transportasi yang sangat
kompleks dan tidak dapat diselesaikan oleh Dinas Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan sendiri, hal ini harus diatasi oleh
beberapat instansi terkait yang membidangi permasalahan
Transportasi dengan membentuk suatu wadah Forum Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.
5. Pembangunan dan pengembangan sarana serta prasarana
lalu lintas.

II-22
BAB III
ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN
TUGAS DAN FUNGSI

3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS


DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN KABUPATEN BOGOR
Kabupaten Bogor yang berada di wilayah Provinsi
Jawa Barat dan berdekatan dengan Pusat Pemerintahan
Negara Republik Indonesia serta memiliki posisi yang sangat
strategis dan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar,
tidak saja berskala lokal, regional, dan nasional, bahkan
terdapat potensi yang berskala internasional (Kawasan
JABODETABEK). Beberapa potensi unggulan nasional berada
di Wilayah Kabupaten Bogor antara lain sektor pariwisata,
industri dan pertambangan yang tersebar dibeberapa
kawasan.
Selanjutnya, peran Kabupaten Bogor dalam konstelasi
nasional atau sistem perwilayahan nasional adalah sebagai
berikut :

1. Kedudukan Kabupaten Bogor yang menjadi penghubung


sebagian Kabupaten/Kota di Jawa Barat Serta Provinsi
Banten.
Melalui posisi seperti ini Kabupaten Bogor menjadi pintu
yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan
wilayah sekitarnya. Dampak yang terjadi dalam wilayah
Kabupaten Bogor akan mempunyai implikasi secara luas
pada kondisi keseluruhan sistem yang terkait. Khususnya
dalam sektor transportasi menjadi penentu roda
perekonomian yang bergerak dari dan ke Kota Bogor, Kota
Cianjur, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Depok,
Tangerang dan Kabupaten Rangkas;

2. Keterkaitan dengan Jatadebek (Jakarta-Tangerang-


Depok-Bekasi) mempunyai dampak berganda berupa
pengaruh ke depan maupun ke belakang.
III-1
Pengaruh ke depan dapat dilihat pada aktivitas hilir apa
saja yang muncul pada wilayah-wilayah tersebut sebagai
akibat dari produksi yang dilakukan di Kabupaten Bogor.
Pengaruh ke belakang adalah aktivitas hulu yang muncul
untuk menunjang produksi yang dilakukan di Kabupaten
Bogor. Fenomena ini merupakan konsekuensi dari proses
berkembang karena adanya aglomerasi perkotaan,
khususnya yang digerakkan oleh Jakarta sebagai ibukota
negara. Contoh yang dapat dikemukakan adalah
pertumbuhan kawasan perkotaan di perbatasan dengan
DKI Jakarta.

Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor sampai


saat ini masih memiliki permasalahan yang belum dapat diatasi
diantaranya:
1) Masih kurangnya kualitas SDM Teknis Perhubungan
seperti : Jurusan LLAJ, Transportasi Darat, Pengujian
Kendaraan Bermotor, dll.
2) Masih kurangnya SDM yang memiliki kualifikasi dalam
pelaksanaan tugas pendukung administrasi, seperti :
Akuntan, Arsiparis dan bersertifikat pengadaan barang.
3) Belum terlaksananya pengalihan rute trayek baru
angkutan kota yang berhimpitan
4) Tidak adanya perbaikan kualitas pelayanan angkutan
kota
5) Masih beroperasinya angkutan perkotaan yang sudah
berusia tua karena tidak adanya peremajaan angkutan
6) Belum terlayaninya seluruh kawasan Kabupaten Bogor
7) Masih kurang disiplin dan minimnya pengetahuan tata
tertib berlalulintas pengemudi angkutan umum
8) Belum terlaksananya system angkutan umum massal
9) Masih adanya terminal bayangan
10) Masih adanya lokasi rawan kemacetan
11) Masih leluasa beroperasinya angkutan penumpang
umum ilegal

III-2
12) Masih adanya pelanggaran perizinan dan tata tertib
berlalu lintas angkutan perkotaan
13) Kurang tegasnya penindakan terhadap kendaraan
14) Belum maksimalnya pengawasan terhadap kondisi dan
fungsi fasilitas dan perlengkapan jalan yang sudah
terpasang, seperti : rambu lalu lintas, traffic light, marka
jalan, dll
15) alat uji keliling/portabel kurang lengkap sehingga tidak
maksimalnya pelaksanaan penyidikan kelaikan
kendaraan dan pelanggaran lalu lintas lainnya
16) Masih minimnya fasilitas dan perlengkapan jalan, seperti
: rambu lalu lintas, traffic light, marka jalan, dll
17) Terkendalanya perawatan fungsi APILL dikarenakan
kesulitan dalam perbaikan tiang lurus dan lengkung
Traffic Light yang memerlukan mobil Crane dalam
perbaikannya
18) Belum adanya pengendalian terhadap bengkel umum
kendaraan bermotor
19) Belum maksimalnya pengendalian terhadap daerah
rawan kecelakaan
20) Belum optimalnya pelayanan pengujian kendaraan
bermotor karena terbatasnya peralatan/balai uji (single),
dimana dengan bertambahnya jumlah kendaraan umum
berdampak pada naiknya permintaan masyarakat yang
sudah mengharuskan dilakukannya penambahan
peralatan/balai uji (double)
21) Belum adanya pembaharuan sistem informasi pengujian
22) Kurang memadai dan tidak layaknya ruang tunggu dan
ruang arsip pengujian
23) Belum maksimalnya pendapatan daerah dari sektor
perparkiran dikarenakan banyaknya pihak-pihak yang
turut campur dalam penyelenggaraan perparkiran
24) Masih adanya wilayah parkir yang belum tergali
25) Tidak maksimalnya evaluasi terhadap analisa potensi
parkir dengan kondisi real pungutan yang dilakukan oleh

III-3
juru parkir sehingga memungkinkan terjadinya
kebocoran penerimaan pendapatan
26) Masih adanya juru parkir yang tidak disiplin, seperti :
tidak menggunakan seragam dan atribut, tidak
memberikan karcis parkir, identik masih mengejar
setoran dan kurang peduli terhadap kerapian parkir
kendaraan, dll
27) Masih terdapatnya kerusakan jalan disekitar kawasan
terminal, pada lahan parkir, kerusakan pondasi jalur
kedatangan/keberangkatan dan gedung terminal
28) Masih belum maksimalnya PAD dari sektor terminal
29) Semakin berkurangnya jumlah kendaraan umum yang
keluar-masuk terminal dikarenakan hampir setiap PO
memberangkatkan kendaraan dari poolnya.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan


Wakil Kepala Daerah Terpilih

a. Visi
Kabupaten Bogor Menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia
b. Misi
1. Meningkatkan Kesalehan Sosial dan Kesejahteraan Sosial
Masyarakat
2. Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Masyarakat dan
Pengembangan Usaha Berbasis Sumberdaya Alam dan
Pariwisata
3. Meningkatkan Integrasi, Konektivitas dan Kualitas
Insfrastruktur Wilayah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yang Berkelanjutan
4. Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan
5. Meningkatkan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Kerjasama Antar Daerah dalam Kerangka Tatakelola
Pemerintahan yang Baik

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut,


Dinas LLAJ sesuai tugas pokok membantu Bupati dalam

III-4
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas
otonom di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas LLAJ Kabupaten
Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang lalu lintas dan
angkutan jalan;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum di bidang lalu lintas dan angkutan jalan;
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan
lalu lintas dan angkutan jalan ; dan
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor
sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra


Provinsi/Kabupaten/Kota

Dalam Renstra Kementrian Perhubungan tahun 2010-


2014 khususnya Program pembangunan transportasi darat tahun
2010-2014 bertujuan untuk mendukung pengembangan
transportasi darat yang lancar, terpadu, aman dan nyaman,
sehingga mampu meningkatkan efisiensi pergerakan orang dan
barang, memperkecil kesenjangan pelayanan angkutan antar
wilayah serta mendorong ekonomi nasional. Program
pembangunan transportasi darat tahun 2010-2014 bertujuan
untuk mendukung pengembangan transportasi darat yang lancar,
terpadu, aman dan nyaman, sehingga mampu meningkatkan
efisiensi pergerakan orang dan barang, memperkecil kesenjangan
pelayanan angkutan antar wilayah serta mendorong ekonomi
nasional.
Adapun pelaksanaan program pengelolaan dan pelayanan
transportasi darat pada tahun 2010-2014 disusun berbasis
kewilayahan dengan target kebutuhan pendanaan yang ingin
dicapai dalam rentang waktu 5 tahun.
Pengembangan transportasi darat berdasarkan
kewilayahan pada intinya meliputi :
1. Pembangunan & pengelolaan, prasarana, sarana & fasilitas
LLAJ dengan terimplementasinya teknologi lalu lintas
III-5
angkutan jalan & manajemen Rekayasa lalu lintas,
terpasangnya fasilitas keselamatan LLAJ, terbangunnya/
pengembangan simpul transportasi jalan;
2. Pembangunan & pengelolaan prasarana, sarana & fasilitas
angkutan Sungai dan Penyebarangan dengan terbangunnya
peningkatan simpul transportasi Sungai dan Penyebarangan,
terbangunnya jumlah sarana transportasi SDP;
3. Pembinaan, pengembangan dan pembangunan transportasi
perkotaan dengan terciptanya rencana induk angkutan
perkotaan, rencana induk system informasi lalu lintas
perkotaan, penyelenggaraan manajemen dan rekayasa di
jalan nasional pada kawasan perkotaan, laporan evaluasidan
terbangunnya fasilitas pendukung perkotaan, pengembangan
jumlah Bus Rapid Transit (BRT)/bus pemadu moda/bus
perkotaan, mahasiswa,sekolah dan fasilitas konversi BBM
serta program gasifikasi angkutan umum perkotaan;
4. Manajemen dan peningkatan keselamatan transportasi darat
dengan terselenggaranya kegiatan keselamatan transportasi
darat (sosialisasi, penyusunan pedoman teknis keselamatan
transportasi darat, monitoring & evaluasi keselamatan
transportasi darat) & rencana induk keselamatan lalu lintas
jalan, rencana induk keselamatan lalu lintas SDP yang
dilakukan dengan pendekatan 5E (Engineering, Education;
Enforcement; Encoragment; Emergency).

Dalam Renstra Dinas perhubungan Provinsi Jawa Barat


2008-2013 diuraikan bahwa dinamika lingkungan strategis, baik
nasional maupun global, maka Dinas Perhubungan Mencermati
isu-isu di bidang transportasi yang sedang mengemuka,
karakteristik persoalan di bidang transportasi yang di hadapi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (lebih khusus lagi DISHUB
Jabar) dan memperhatikan tantangan yang dihadapi di bidang
transportasi, dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan
Dinas Perhubungan Jawa Barat untuk jangka waktu lima tahun
ke depan meresponnya dengan merumuskan isu-isu strategis
sebagai berikut:

III-6
1. Untuk menghadapi persoalan sistem transportasi yang saat
ini semakin kompleks dan tantangan di bidang transportasi
pada masa lima tahun ke depan, DISHUB Jabar harus
meningkatkan kompetensi aparatur (sumberdaya
manusia/SDM) perhubungan yang andal dan berkualitas di
bidang transportasi/perhubungan. Untuk mencari solusi dari
persoalan di bidang transportasi yang sngat
2. kompleks dan menjawab tantangan di bidang transportasi,
diperlukan atau dituntut adanya sistem perencanaan dan
pengendalian transportasi yang terpadu.
3. Dalam penyelengaraan sistem transportasi yang terpadu
diperlukan sarana dan prasarana transportasi (perhubungan)
yang memadai dan baik dengan mempertimbangkan aspek
lingkungan.
4. Isu demokrasi yang terus menguat menuntut adanya sistem
pelayanan yang baik kepada masyarakat tak terkecuali dalam
aspek transportasi, DISHUB Jabar perlu melaksanakan
pelayanan transportasi yang prima.
5. Isu demokrasi yang terus menguat juga menuntut adanya
pengelolaan transportasi yang transparan dan terpercaya
(akuntabilitas)

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis Dibidang Transportasi Darat

Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor tahun 2005-2025,
disebutkan bahwa tujuan penataan ruang adalah untuk
mewujudkan : (a) terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan
kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
yang selektif, efektif dan efisien, melalui pemberian Building
Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan yang memiliki
nilai konservasi;(b) meningkatkan kualitas lingkungan pada
kawasan lindung sebagai kawasan konservasi air dan tanah,
melalui program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan vegetatif dan
III-7
sipil teknis serta kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak dapat
mengganggu fungsi kawasan; (c) tercapainya pembangunan
infrastruktur yang dapat mendorong perkembangan wilayah dan
perekonomian masyarakat khususnya pada daerah-daerah
tertinggal dan terisolasi guna menekan migrasi dari desa ke kota
dengan pengembangan desadesa potensial; (d) pembangunan
dan pengembangan perkotaan berhirarkis yang dibentuk oleh
sistem jaringan antara kegiatan perdesaan dan perkotaan internal
daerah dan eksternal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,
Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya
rencana tata ruang yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian,
pengawasan, dan pelaksanaan pembangunan dalam mewujudkan
sistem kota-kota.

Selanjutnya dalam RTRW juga telah ditetapkan kebijakan


rencana pengembangan sistem transportasi Kabupaten Bogor
tahun rencana 2005 - 2025 Jalan meliputi :
1. Rencana pengembangan sistem transportasi jalan,tersiri dari
system jaringan kalan,fungsi, dan status jalan.
2. Pengelompokan jalan berdasarkan sistem jaringan jalan dibagi
menjadi system jaringan jalan primer dan system jaringan
jalan sekunder.
3. Pengelompokan jalan berdasarkan fungsi jalan untuk jaringan
jalan primer dan jaringan jalan sekunder dibagi kedalam jalan
arteri, jalan kolektor primer, jalan lokal dan jalan lingkungan.
4. Pengelompokan jalan berdasarkan status dibagi menjadi jalan
nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, dan jalan desa.
5. Rencana pengelolaan prasarana tranportasi jalan meliputi
pengembangan bagi jalan nasional jalan tol, jalan nasional
bukan jalan tol, jalan provinsi, jalan lintas/tembus
kabupaten, jalan lingkar dan terminal dilakukan melalui
pengembangan jalan baru dan pengembangan jalan yang ada.

Rencana pengelolaan dan pengembangan prasarana


transportasi jalan sebagaimana dimaksud, terdiri dari
pengelolaan jaringan jalan yang ada dan rencana pengembangan
jalan baru.
III-8
1. Rencana pengelolaan jalan yang ada dilakukan melalui
program peningkatan, rehabilitsi dan pemeliharaan rutin
untuk ruas-ruas jalan Nasional, jalan Provinsi, dan jalan
Kabupaten, terdiri dari :
a. Jaringan jalan Nasional, meliputi :
1. Jaringan jalan arteri primer :
a) Jalan Cilodong/Bats Depok - Bogor;dan
b) Jalan Ciawi - Benda;
2. Jaringan jalan arteri sekunder : Jalan Raya Semplak
Kemang;
3. Jaringan jalan kolektor primer I :
a) Jalan Raya Ciawi;
b) Jalan Raya Ciawi Cisarua;
c) Jalan Raya Cisarua (Cisarua);
d) Jalan Cisarua Puncak;
e) Jalan Bogor Leuwiliang;
f) Jalan Raya Leuwiliang (Leuwiliang)
g) Jalan Leuwliang Jasinga;
h) Jalan Raya Jasingan (Jasinga);
i) Jalan Jasingan Cigeleung;
j) Jalan Batas Depok/Kabupaten Bogor Kota Bogor; dan
4. Jalan Tol Jakarta Bogor Ciawi (Tol Jagorawi)
b. Jaringan Jalan Provinsi (Kolektor promer II), meliputi :
1. Jalan Narogong Cibinong;
2. Jalan Mayor Oking Djajaatmaja (Citerup);
3. Jalan Mayor Oking Djajaatmaja (Cibinong);
4. Jalan Cileungsi Cibeet;
5. Jalan Cibubur Cileungsi 3;
6. Jalan Batas Tanggerang/Bogor Parung;
7. Jalan Moch. Toha (Parung Panjang);
8. Jalan Raya Parung Panjang Bunar;
9. Jalan Raya Pondok Rajeg KSR. Didi Kusmayadi Tegar
Beriman; dan
10. Jalan Cibucil Cibarusah;
c. Pengelolaan jaringan jalan Kabupaten (lokal sekunder, lokal
I, lokal II, dan lokal III) dan jalan desa (lingkungan),

III-9
dilakukan terhadap seluruh jalan kabupaten dan desa di
wilayah daerah, yang jaringan jalanya tercantum dalam
Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah.

2. Rencana pengembangan jalan baru dilakukan untuk


menghubungkan antar wilayah dan antar pusat-pusat
permukiman, industri, pertanian, perdagangan, jasa dan
simpul-simpul transportasi serta pengembangan jalan
penghubung antara jalan tol dan bukan jalan tol, terdiri dari :
a. Rencana pengembangan jaringan jalan baru Nasional :
1. Jalan tol Bojong Gede Antasari Depok;
2. Jalan tol Cimanggis Cibitung (Jakarta Outer Ring
Road/JORR II);
3. Jalan tol Ciawi Sukabumi;
4. Jalan tol Jasinga Tenjo;
5. Jalan tol Kemang Parung Pasar Jumat (Depok);
6. Jalan tol Gunung Putri (Cibubur) Cileungsi Batas
Kabupaten Bekasi (JORR III);
7. Bukan jalan tol dan jalan tol luar lingkar Bogor (Bogor
Outer Ring Road); dan
8. Bukan jalan tol kawasan Sport Center dan Wisata
Gunung Geulis.
b. Rencana pengembangan jaringan jalan baru berfungsi
kolektor II, yang merupakan jalan tembus antar wilayah
kabupaten/kota perbatasan,meliputi ruas :
1. Tegar Beriman (Cibinong) Bojong Gede;
2. Cibinong Karadenan Kedung Halang (Batas Kota Bogor);
3. Cicangkal Legok (Gunung Sindur);
4. Pintu Toll Sentul Jalan Raya Bogor;
5. Parungpanjang Jagabita;
6. Lapan Mekarsari;
7. Jasinga Koleang Lebak Pinang (Batas Kabupaten
Lebak);
8. Jampang Ciseeng Prumpung;
9. Sentul Kandang Roda;
10. Gunung Putri Wanaherang Cileungsi; dan

III-10
11. Cariu Jagatamu (Batas Kabupaten Kerawang)
c. Rencana pengembangan jaringan jalan baru berfungsi
kolektor primer III, yang merupakan jalan lingkar
kabupaten dan jalan tembus antarwilayah kabupaten/kota
perbatasan, meliputi ruas :
1. Citeureup Sukamakmur Batas Kabupaten Cianjur;
2. Cigombong Caringin Ciawi Megamendung Cisarua;
3. Cigombong Cijeruk Tamansari Tenjolaya
Pamijahan Leuwiliang Leuwisadeng Nanggung;
4. Nanggung Cigudeg Rumpin Ciseeng Parung
Tajurhalang Bojong Gede Cibinong (Tegar Beriman)
Citeureup;
5. Jasinga Tenjo Singa Bangsa (Batas Kabupaten
Tanggerang);
6. Gunung Putri Bojong Kulur Batas Kota Bekasi;
7. Cariu Babakan Raden Batas Kabupaten Bekasi;
8. Cemplang Galuga;
9. Cijayanti Citaringgul Babakan Madang;
10. Gunung Putri Klapanunggal Batas Kabupaten Bekasi;
11. Leuwiliang Batas Kabupaten Sukabumi;dan
12. Leuwisadeng Nanggung Batas Kabupaten Sukabumi.

d. rencana pengembangan jaringan jalan baru berfungsi


lokal primer I, meliputi ruas :
1. Kranggan Gunung Putri;
2. Sentul Kandang Roda Pakansari - Tegar Beriman;
3. Kebon Pedes Ratujaya;
4. Ragajaya Susukan Kampung Pulo;
5. Kemang Kedung Waringin;
6. Tonjong Ragajaya;
7. Cipayung Jaya Arco;
8. Tajur Halang Kali Suren;
9. Cijayanti Babakan Madang Citaringgul Sukamantri;
10. Warung Nangka Bitungsari;
11. Seuseupan Banjarwaru Tapos;
12. Bendungan Sukabirus;

III-11
13. Cipayung Megamendung;
14. Cibanon Gadog Cikopo Selatan Cisarua Jogjogan;
15. Pasir Kaliki Kampung Jawa;
16. Cilember Batulayang Ciburial Tugu Cisarua
Cibeureum Taman Safari;
17. Pasar Cisarua Kopo;
18. Sukagalih Cibeureum;
19. Cilebut Barat Susukan;
20. Laladon Dramaga (Lingkar Dramaga);
21. Cemplang Leuwimekar (Lingkar Leuwiliang);
22. Sirnagalih Waninggalih;
23. Gunungputri Klapanunggal Cikahuripan Linggar
Mukti;
24. Sentul Bakanmadang Sukamakmur Tanjungsari;
25. Gunung Sari Gunung Picung; dan
26. Karacak Pamijahan.

e. Rencana pengembangan terminal di wilayah Kabupaten


Bogor, terdiri dari :
1. terminal angkutan penumpang, meliputi :
a. Terminal tipe B Cibinong;
b. Terminal tipe B Leuwiliang;
c. Terminal tipe B Cileungsi;
d. Terminal tipe B Parung;
e. Terminal tipe B Laladon;
f. Terminal tipe B Ciawi;
g. Terminal tipe C Parung Panjang;
h. Terminal tipe C Jasinga;
i. Terminal tipe C Bojonggede;
j. Terminal tipe C Jonggol; dan.
k. Terminal tipe C Cariu.
2. Terminal utuk tujuan wisata meliputi :
a. Terminal wisata di kecamatan pamijahan;
b. Terminal wisata di kecamatan Pamijahan; dan
c. Terminal wisata di kecamatan Ciawi;
3. Terminal barang/peti kemas, meliputi :

III-12
a. Terminal barang/peti kemas Kecamatan Cileungsi;
dan
b. Terminal barang/peti kemas Kecamatan Citeureup
dan Kecamatan Babakan Madang;
Dengan memperhatikan RTRW yang menjadikan
pedoman dalam menentukan arah kebijakan dalam pelayanan
dibidang lalu lintas dan angkutan jalan bagi Dinas Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan. Salah satunya dengan penyediaan
aksesbilitas yang berwawasan lingkungan sesuai dengan
karateritik umum Kabupaten Bogor. Pembangunan dan
penyediaan infrastrktur transportasi darat tersebut di upayakan
tidak mengurangi fungsi lingkungan hidup di Wilayah Kabupaten
Bogor

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan


Hidup Strategis

Adanya program Pemerintah yang dituangakn dalam Rencana Aksi


Nasional (RAN) untuk mengurangi efek gas rumah kaca sebesar
26% pada Tahun 2021 untuk sektor transportasi. Untuk menuju
RAN perlu disusun Rencana Aksi Daerah (RAD).

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis


Adapun isu isu strategis dinas berkaitan dengan permasalahan
tugas dan fungsi SKPD, adalah :
1) Masih kurangnya kualitas SDM Teknis Perhubungan seperti
: Jurusan LLAJ, Transportasi Darat, Pengujian Kendaraan
Bermotor, dll.
2) Masih kurangnya SDM yang memiliki kualifikasi dalam
pelaksanaan tugas pendukung administrasi, seperti :
Akuntan, Arsiparis dan bersertifikat pengadaan barang.
3) Belum terlaksananya pengalihan rute trayek baru angkutan
kota yang berhimpitan
4) Tidak adanya perbaikan kualitas pelayanan angkutan kota
5) Masih beroperasinya angkutan perkotaan yang sudah
berusia tua karena tidak adanya peremajaan angkutan
6) Belum terlayaninya seluruh kawasan Kabupaten Bogor
III-13
7) Masih kurang disiplin dan minimnya pengetahuan tata
tertib berlalulintas pengemudi angkutan umum
8) Belum terlaksananya system angkutan umum massal
9) Masih adanya terminal bayangan
10) Masih adanya lokasi rawan kemacetan
11) Masih leluasa beroperasinya angkutan penumpang umum
ilegal
12) Masih adanya pelanggaran perizinan dan tata tertib berlalu
lintas angkutan perkotaan
13) Kurang tegasnya penindakan terhadap kendaraan
14) Belum maksimalnya pengawasan terhadap kondisi dan
fungsi fasilitas dan perlengkapan jalan yang sudah
terpasang, seperti : rambu lalu lintas, traffic light, marka
jalan, dll
15) alat uji keliling/portabel kurang lengkap sehingga tidak
maksimalnya pelaksanaan penyidikan kelaikan kendaraan
dan pelanggaran lalu lintas lainnya
16) Masih minimnya fasilitas dan perlengkapan jalan, seperti :
rambu lalu lintas, traffic light, marka jalan, dll
17) Terkendalanya perawatan fungsi APILL dikarenakan
kesulitan dalam perbaikan tiang lurus dan lengkung Traffic
Light yang memerlukan mobil Crane dalam perbaikannya
18) Belum adanya pengendalian terhadap bengkel umum
kendaraan bermotor
19) Belum adanya pengendalian terhadap Sekolah Mengemudi
20) Belum maksimalnya pengendalian terhadap daerah rawan
kecelakaan
21) Belum optimalnya pelayanan pengujian kendaraan bermotor
karena terbatasnya peralatan/balai uji (single), dimana
dengan bertambahnya jumlah kendaraan umum berdampak
pada naiknya permintaan masyarakat yang sudah
mengharuskan dilakukannya penambahan peralatan/balai
uji (double)
22) Belum adanya pembaharuan sistem informasi pengujian
23) Kurang memadai dan tidak layaknya ruang tunggu dan
ruang arsip pengujian

III-14
24) Belum maksimalnya pendapatan daerah dari sektor
perparkiran dikarenakan banyaknya pihak-pihak yang turut
campur dalam penyelenggaraan perparkiran
25) Masih adanya wilayah parkir yang belum tergali
26) Tidak maksimalnya evaluasi terhadap analisa potensi parkir
dengan kondisi real pungutan yang dilakukan oleh juru
parkir sehingga memungkinkan terjadinya kebocoran
penerimaan pendapatan
27) Masih adanya juru parkir yang tidak disiplin, seperti : tidak
menggunakan seragam dan atribut, tidak memberikan
karcis parkir, identik masih mengejar setoran dan kurang
peduli terhadap kerapian parkir kendaraan, dll
28) Masih terdapatnya kerusakan jalan disekitar kawasan
terminal, pada lahan parkir, kerusakan pondasi jalur
kedatangan/keberangkatan dan gedung terminal
29) Masih belum maksimalnya PAD dari sektor terminal
30) Semakin berkurangnya jumlah kendaraan umum yang
keluar-masuk terminal dikarenakan hampir setiap PO
memberangkatkan kendaraan dari poolnya
31) Menjamurnya angkutan travel ilegal, angkutan AJAP dan
AJDP yang melayani door to door secara perlahan-lahan
mematikan angkutan resmi seperti AKAP dan AKDP yang
wajib masuk terminal

III-15
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi Dan Misi SKPD


Unuk menunjang keberhasilan dalam pencapaian Visi
Kabupaten Bogor tahun 2013-2018, Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Kabupaten Bogor menetapkan Visi, Misi, Tujuan,
Sasaran serta Arah Kebijakan.

Visi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor


adalah :

Mewujudkan Pelayanan Transportasi yang Selamat,Terjangkau


dan Lancar Untuk Menuju Kabupaten Termaju Di Indonesia .

Visi ini mempunyai makna : Dinas Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan dalam melaksanakan tugasnya mempertahankan
pelayanan yang sudah diberikan, juga akan berusaha untuk
meningkatkan kualitas pelayanan secara terus meneus dan
berkesinambungan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan kota disesuaikan dengan perkembangan teknologi
dan kebutuhan, serta selalu berkoordinasi dengan dinas
instansi terkait dalam mempertemukan kebutuhan masyarakat
dengan aspirasi pemerintah Kabupaten Bogor.

Untuk mewujudkan Visi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan Kabupaten Bogor, maka visi tersebut dijabarkan menjadi
lima buah Misi yang diemban yaitu :
1. Mewujudkan sarana lalu lintas dan angkutan jalan yang
terintegrasi dan berkualitas;
2. Meningkatkan kualitas infrastruktur lalu lintas dan angkutan
jalan;
3. Meningkatkan keselamatan, ketertiban, kelancaran dan
keamanan berlalu lintas;
IV-1
4. Meningkatkan pelayanan dibidang lalu lintas dan angkutan
jalan;
5. Meningkatkan kemampuan sumber daya aparatur di bidang
lalu lintas dan angkutan jalan yang berkualitas.

4.2 Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah SKPD


Dalam mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan,
maka sejumlah tujuan dan sasaran yang lebih terarah juga perlu
ditetapkan. Adapun tujuan dan yang ingin dicapai adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM
Perhubungan melalui kegiatan Pendidikan dan Pelatihan di
sektor Perhubungan dan Kesekretariatan;
2. Melaksanakan Pembangunan Prasarana dan fasilitas
perhubungan, pelaksanaan di bidang LLAJ berjangka dan
berkelanjutan yang efektif dan efisien menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku guna meningkatkan
pelayanaan kepada masyarakat untuk mewujudkan
Kabupaten termaju di Indonesia;
3. Melaksanakan Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Lalu
Lintas;
4. Melaksanakan Rehabilitasi/ Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas Lalu Lintas;
5. Melaksanakan Peningkatan Pelayanan Angkutan;
6. Peningkatan penyediaan akan kebutuhan sarana dan
prasarana LLAJ yang berkualitas dalam meningkatkan
aksesbilitas masyarakat Kabupaten Bogor;
7. Melaksanakan Pembangunan Sarana dan Prasarana
Perhubungan;
8. Tersedianya fasilitas dan perlengkapan jalan yang memadai;
9. Peningkatan Keselamatan, Ketertiban, Kelancaran di bidang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan guna mendukung
aksesibilitas dan aktifitas masyarakat.
Sedangkan sasaran dan yang ingin dicapai adalah :

1. Terbentuknya Aparatur Perhubungan yang profesional;


2. Terencana dan termonitornya penyelenggaraan pembangunan
prasarana dan fasilitas perhubungan;
IV-2
3. Terpeliharanya peralatan beserta gedung pengujian, terminal
serta sarana dan prasarana perhubungan;
4. Terciptanya peningkatan pelayanan angkutan kepada
masyarakat;
5. Pembangunan Halte Angkutan Umum, Terminal Angkutan
Penumpang Umum, Kantor Pengujian Kendaraan Bermotor di
UPT LLAJ dan Pembangunan Serta Pengembangan System
Kontrol Fasilitas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
6. Tersedianya Pengadaan Rambu-rambu Lalu Lintas, marka
jalan, dan pagar pengaman jalan serta terpasangnya fasilitas
lalu lintas dan angkutan jalan di Kabupaten Bogor;
Pengelompokan pengelompokan tujuan, sasaran, indicator
sasaran dan target kinerja sasaran ini saling terkait, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan

4.3 Strategi Dan Kebijakan SKPD


Untuk mewujudkan visi dan merealisasikan misi Dinas

IV-3
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor perlu
ditetapkan kebijakan dan program prioritas yang akan
dilaksanakan.
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya Dinas Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor mengambil
kebijakan-kebijakan, yaitu sebagai berikut :
a. Memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai yang
berada di lingkungan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Kabupaten Bogor untuk memperoleh pelatihan dan
pendidikan teknis baik di bidang Perhubungan maupun
Kesekretariatan;
b. Melakukan pengajuan rekruitmen tenaga yang memiliki
potensi dan kemampuan teknis di bidang Perhubungan;
c. Pengembangan dan peningkatan kualitas pelayanan kepada
masyarakat untuk perizinan dan rekomendasi bidang
perhubungan;
d. Pengembangan sistem transportasi perkotaan yang bersifat
massal dan menjadi angkutan pemadu moda transportasi
serta terintegrasi;
e. Peningkatan kualitas pelayanan transportasi melalui
manajemen angkutan umum dan manajemen dan rekayasa
lalu lintas yang juga meliputi sarana dan prasarananya;
f. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam mewujudkan tata
tertib berlalu lintas dan melaksanakan penyuluhan,
pembinaan dan pengawasan kepada penyedia dan pengguna
jasa angkutan;
g. Penertiban terhadap kendaraan angkutan penumpang dan
barang yang tidak laik jalan, tidak memiliki izin, dan
melanggar tata tertib berlalu lintas.

IV-4
BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN,

INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN


INDIKATIF

Cara pencapaian tujuan dan sasaran merupakan strategi


penting untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan. Untuk itu upaya yang dilakukan Dinas Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan adalah dengan menetapkan arah kebijakan,
program dan kegiatan dengan memperhatikan sumberdaya
organisasi serta keadaan lingkungan yang dihadapi.

Untuk mewujudkan visi dan merealisasikan misi Dinas


Lalu Lintas dan Angkutan Jalan guna menunjang pencapaian visi
dan misi Kabupaten Bogor, perlu ditetapkan Program Kegiatan
Prioritas Lima tahunan.

Kegiatan-kegiatan yang diprogramkan menyangkut


tentang kebutuhan sarana dan prasarana serta upaya
peningkatan kuaslitas sumberdaya manusia dan penerbitan
Peraturan Daerah yang merupakan landasan peningkatan
pelayanan dan peningkatan pendapatan asli daerah.

Lancarnya arus lalu lintas perkotaan merupakan cermin


ketertiban, kedisiplinan dan keteraturan masyarakat Kabupaten
tersebut, demikian pula halnya kelancaran angkutan barang
akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Apabila prasarana
transportasi diibaratkan sebagai urat nadi maka sarana
pengangkutannya merupakan darah yang mengalir yang
membawa kebutuhan hidup manusia. Dengan demikian
keterkaitan antara prasarana dan sarana transportasi sangat erat
dan saling mempengaruhi.

Dalam merealisasikan kebijakan kebijakan yang telah


ditetapkan seperti tersebut di atas, maka program yang akan
dilaksanakan adalah:

1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;

V-1
2. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan;
3. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas
LLAJ;
4. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan;
5. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan;
6. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas;

Pogram program tersebut akan direalisasikan dengan


kegiatan-kegiatan :

1. Pelatihan untuk pengembangan kualitas sumberdaya


manusia perhubungan;
2. Pengadaan Mobil Operasional LLAJ;
3. Pembangunan Intelligent Transport System (ITS);
4. Pembangunan Halte Angkutan Umum;
5. Pembangunan Sistem AngkutanUmum Massal;
6. Penyuluhan untuk Peningkatan disiplin masyarakat
pengguna jalan;
7. Pembangunan Terminal Angkutan Penumpang Umum;
8. Pembangunan Pengujian Kendaraan Bermotor di 3 UPT LLAJ;
9. Pembangunan terminal dan sub terminal;
10. Pengembangan fasilitas LLAJ;
11. Pengadaan alat pengujian Kendaraan Bermotor;
12. Pembuatan Sistem informasi manajemen lalu-lintas;
13. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah dan Peraturan
Bupati.

Secara terinci berkaitan dengan program dan kegiatan


tersebut dapat dilihat Tabel 5.1 berikut ini.

V-2
V-3
V-4
BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN


SASARAN RPJMD

Indikator Kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan


sasaran RPJMD adalah :

1. Perencanaan Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan,


Penyusunan Perda dan peraturan perhubungan, pengelolaan
Terminal Angkutan Darat, monitoring, evaluasi dan pelaporan
kegiatan perhubungan;
2. Rehabilitasi alat dan balai uji kendaraan Bermotor, Terminal dan
Sarana Prasarana Perhubungan;
3. Penyuluhan kepada para sopir angkutan umum, pelaksanaan
operasi rutin angkutan penumpang dan barang, Pengoperasian
ITS, temu wicara dengan operator angkutan umum, uji kelayakan
sarana transportasi, penertiban perparkiran, kebersihan terminal,
pengawasan angkutan lebaran, penyusunan database
perhubungan, sosialisasi ketertiban lalu lintas, pemilihan sopir
teladan, koordinasi dalam peningkatan pelayanan angkutan;
4. Pembangunan Halte Bus, sistem Angkutan Umum Massal Beserta
Feedernya, Terminal Penumpang Angkutan Umum, Kantor
Pengujian Kendaraan Bermotor di 3 UPT LLAJ, Pengembangan ITS
(Sistem Kontrol Fasilitas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan);
5. Pengadaan Rambu-rambu Lalu Lintas, marka jalan, dan pagar
pengaman jalan;
6. Pengadaan Alat Pengujian Kendaraan Bermotor dan Mobil
Operasonal LLAJ;

Faktor kunci keberhasilan yang ada pada Dinas Lalu Lintas


dan Angkutan Jalan berfungsi untuk memfokuskan strategi dalam
rangka pencapaian tujuan dan misi dinas secara efektif serta efisien.
Faktor kunci keberhasilan ditentukan dengan mengidentifikasi
indikator atau ukuran yang dapat menunjukkan tingkat pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui factor-
faktor kunci keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Lalu

VI-1
Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor, dilakukan analisa
SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats)
sebagaiberikut:
Kekuatan (strengths), yang dimiliki Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Kabupaten Bogor antara lain;
1. Adanya visi dan misi yang jelas,
2. Tersedianya sarana dan prasarana angkutan jalan,
3. Tersedianya tenaga ahli transportasi yang dapat diandalkan,
4. Adanya perangkat hukum yang mendukung kebijakan,
5. Tersedianya fasilitas kerja yang mendukung.
6. Adanya rasa kebersamaan antar petugas / aparat dalam
melaksanakan tugas.

Kelemahan (weaknesses) yang ada antara lain;


1. Belum meratanya kemampuan aparat sesuai dengan bidang dan
jenjangnya,
2. Belum tersedianya data base yang akurat dan lengkap,
3. Pemahaman terhadap peraturan yang berlaku belum seutuhnya,
4. Mekanisme kerja belum dilaksanakan sebagai system manajemen
yang baik,
5. Kurangnya tenaga operasional di lapangan.
6. Belum tersedianya dana sesuai dengan kebutuhan operasional.

Peluang (opportunities) yang ada pada Dinas Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan Kabupaten Bogor:
1. Adanya komitmen dan dukungan dari eksekutif dan legeslatif
Kabupaten Bogor
2. Kebijakan pembangunan tidak lagi perlu menunggu persetujuan
Pemerintah pusat
3. Posisi Kabupaten Bogor sebagai Penyangga Ibu Kota Negara,
4. Adanya kebijakan pemerintah untuk membangun kawasan
industri ,
5. Masih tersedianya lahan yang cukup untuk pembangunan dan
pengembangan prasarana transportasi yang dibutuhkan,
6. Adanya kesediaan investor untuk berinvestasi pada sector
perhubungan.

VI-2
Tantangan (threats) dalam melaksanakan pembangunan sector
perhubungan meliputi ;
1. Tingginya laju pertumbuhan kendaraan di Kabupaten Bogor
2. Belum tertatanya struktur kota secara baik,
3. Belum tersedianya prasarana angkutan yang memadai,
4. Belum adanya Peraturan Daerah tentang Pengaturan Masalah
Perhubungan secara utuh dan menyeluruh,
5. Belum relanya pemerintah pusat menyerahkan kewenangan sector
perhubungan secara utuh,
6. Posisi Kabupaten Bogor sebagai PenyanggaIbu Kota Negara,
7. Kesejahteraan pegawai yang belum merata,
8. Adanya kesedian investor untuk berinvestasi pada sector
perhubungan.

Kekuatan dan kelemahan merupakan lingkungan internal Dinas Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan, adapun peluang dan tantangan
merupakan lingkungan eksternal.

Dari analisis SWOT tersebut di atas dapat diambil sejumlah factor


kunci yang akan menunjang keberhasilan dalam pencapaian tujuan
dan sasaran dinas, yaitu sebagai berikut:
1. Mensosialisasikan visi dan misi perhubungan secara intens dan
terus menerus keseluruh jajaran dan aparat perhubungan
2. Optimalisasi prasarana-sarana angkutan, sarana kerja dan
kemampuan tenaga ahli,
3. Pelaksanaan tugas sesuai ketentuan hukum yang berlaku dengan
rasa kebersamaan,
4. Pemerataan dan peningkatan kemampuan serta penambahan
personil aparat,
5. Menyusun dan melaksanakan mekanisme kerja yang efektif dan
efisien,
6. Meningkatkan koordinasi dan pembinaan serta menghimpun data
yang akurat / dapat dipertanggungjawabkan secara terus
menerus.

VI-3
Berdasarkan hasil kegiatan serta kebijakan di atas, hal tersebut
sudah tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Kabupaten Bogor yang mengacu pada RPJMD, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6.1 di bawah ini.

VI-4
Tabel 6.1
Indikator Kinerja DLLAJ Kabupaten Bogor yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor


VI-5
VI-6
BAB VII

PENUTUP

Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten


Bogor Tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan periode 5
(lima) tahunan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai tugas pokok
dan fungsi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor
serta disusun dengan memperhitungkan seluruh potensi dan
kebutuhan (kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan).

Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten


Bogor Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran dari RPJMD
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan menjadi pedoman dalam
penyusunan Renja Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
merupakan dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari
Renstra.

Pelaksanaan Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


ini sangat memerlukan partisipasi, semangat, dan komitmen dari
seluruh aparatur, karena akan menentukan keberhasilan pencapaian
kinerja program dan kegiatan yang telah disusun. Dengan demikian,
Renstra ini tidak hanya menjadi dokumen administrasi saja, karena
secara substansial merupakan pencerminan aspirasi pembangunan
yang memang dibutuhkan oleh stakeholders sesuai dengan visi dan
misi yang ingin dicapai

BUPATI BOGOR,

WAKIL,

Hj. NURHAYANTI
BAB VII

PENUTUP

Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten


Bogor Tahun 2013-2018 merupakan dokumen perencanaan periode 5
(lima) tahunan yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai tugas pokok
dan fungsi Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Bogor
serta disusun dengan memperhitungkan seluruh potensi dan
kebutuhan (kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan).

Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten


Bogor Tahun 2013-2018 merupakan penjabaran dari RPJMD
Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 dan menjadi pedoman dalam
penyusunan Renja Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
merupakan dokumen perencanaan tahunan sebagai penjabaran dari
Renstra.

Pelaksanaan Renstra Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


ini sangat memerlukan partisipasi, semangat, dan komitmen dari
seluruh aparatur, karena akan menentukan keberhasilan pencapaian
kinerja program dan kegiatan yang telah disusun. Dengan demikian,
Renstra ini tidak hanya menjadi dokumen administrasi saja, karena
secara substansial merupakan pencerminan aspirasi pembangunan
yang memang dibutuhkan oleh stakeholders sesuai dengan visi dan
misi yang ingin dicapai

KEPALA DINAS
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
KABUPATEN BOGOR

SOEBIANTORO. W
NIP. 196507281988031003
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
DINAS LLAJ KABUPATEN BOGOR TAHUN 2013-2018

INDIKATOR KINERJA DATA CAPAIAN KONDISI KINERJA


INDIKATOR TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN (Rp.000)
PROGRAM PROGRAM(OUTCOME) PADA TAHUN AWAL PADA AKHIR PERIODE UNIT KERJA
TUJUAN SASARAN KODE RENSTRA SKPD (2018)
SASARAN DAN DAN KEGIATAN PERENCANAAN 2014 2015 2016 2017 2018 SKPD LOKASI
KEGIATAN (OUTPUT) 2013 PENANGGUNGJAWAB
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

15 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 1.557.400 1.693.400 1.653.400 1.513.400 1.598.400 6.502.600
1 Melaksanakan Pembangunan 1 Terencana dan Termonitornya - Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis 6 terminal 1 0 1 0 1 8 Terminal
Prasarana dan fasilitas perhubungan, Penyelenggaraan Pembangunan - Tingkat Kinerja Jaringan Lalu Lintas dan 0,859 0,842 0,808 0,773 0,739 0,705 0,705
pelaksanaan di bidang LLAJ berjangka Prasarana dan Fasilitas Angkutan Jalan
dan berkelanjutan yang efektif dan Perhubungan; 15 Penyusunan Norma, Kebijakan, Standar dan Prosedur Bidang Tersedianya peraturan Bupati 21 Peraturan 4 Peraturan 200.000 4 Peraturan 210.000 4 Peraturan 220.000 4 Peraturan 230.000 4 Peraturan 240.000 41 peraturan 870.000 DLLAJ
efisien menurut peraturan Perhubungan di bidang Perhubungan
perundang-undangan yang berlaku 2 Terpeliharanya peralatan beserta
guna meningkatkan pelayanaan kepada Gedung Pengujian dan
masyarakat untuk mewujudkan Terminal serta sarana dan prasarana 15 Sosialisasi Kebijakan di Bidang Perhubungan Tersosialisasinya Peraturan di 5000 masyarakat 500 siswa; 200 sopir; 320.000 500 siswa; 200 sopir; 250.000 500 siswa; 200 sopir; 280.000 500 siswa; 200 sopir; 300.000 500 siswa; 200 sopir; 300.000 5000 masyrakat 1.150.000 DLLAJ
Kabupaten termaju di Indonesia perhubungan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan 1000 masyarakat, 1 Portal 1000 masyarakat 1000 masyarakat 1000 masyarakat 1000 masyarakat
Jalan

15 Peningkatan Pengelolaan Terminal Angkutan Darat Terlaksananya pengelolaan dan 6 Terrminal, 773.400 6 Terrminal, 773.400 6 Terrminal, 773.400 7 Terrminal, 783.400 7 Terrminal, 783.400 7 Terminal 3.103.600 DLLAJ
pengawasan operasionalisasi 21 Pangkalan 21 Pangkalan 21 Pangkalan 21 Pangkalan 21 Pangkalan 21 Pangkalan
terminal dan pangkalan serta
tersedianya data jumlah arus
penumpang dan kendaraan yang
masuk keluar terminal/pangkalan

15 Penyusunan DED Terminal/ tersedianya Acuan pembangunan 1 Dokumen 110.000 1 Dokumen 110.000 DLLAJ
Pangkalan Tenjo Terminal/Pangkalan Tenjo

15 Penyusunan DED Kebutuhan Tersedianya Acuan Pembangunan 1 Dokumen 89.000 1 Dokumen 89.000 DLLAJ
Fasilitas Lalu Lintas Pada Jalur Fasilitas Lalu Lintas Pada Jalur
APTB APTB

15 Penyusunan FS Terminal Jonggol Tersusunnya dokumen penilaian 1 Dokumen 65.000 1 Dokumen 65.000 DLLAJ
alternatif lokasi untuk rencana
pembangunan Terminal di wilayah
Kecamatan Jonggol

15 Studi Penanganan Kemacetan pada Kawasan Pariwisata Tersedianya acuan penanganan kemacetan 1 Dokumen 175.000 1 Dokumen 175.000 DLLAJ
di Kabupaten Bogor pada kawasan pariwisata di Kabupaten
Bogor

15 Penyusunan FS Terminal Parung Panjang Tersusunnya FS Terminal Parung Panjang 1 Dokumen 175.000

15 Penyusunan AMDAL Parung Tersedianya dokumen AMDAL 1 dokumen 75.000 1 dokumen 75.000 DLLAJ
terminal tipe B Parung

15 Kajian jaringan lintas angkutan barang di wilayah Tersedianya peta jaringan lintas 1 dokumen 200.000 1 dokumen 200.000 DLLAJ
Kabupaten Bogor angkutan barang di wilayah
Kabupaten Bogor

15 Studi Kelayakan Pembangunan Gedung Pengujian Tersedianya Studi Kelayakan Untuk 1 Dokumen 200.000 1 Dokumen 200.000 DLLAJ
Di 3 Wilayah UPTD (Ciawi, Cileungsi, Leuwiliang) Pembangunan Gedung Pengujian di 3
wilayah UPT LLAJ

15 Studi Bisnis Plan Sistim Angkutan Umum Massal Tersedianya Bisnis Plan Sistem 1 Dokumen 180.000 1 Dokumen 180.000 DLLAJ
Kabupaten Bogor Angkutan Umum Masal Koridor 1,2,4

15 Studi Restrukturisasi Trayek Angkutan Umum Yang Tersedianya Acuan Kebijakan Untuk 1 Dokumen 200.000 1 Dokumen 200.000 DLLAJ
Terkena Dampak Pengembangan Sistim Angkutan Pembangunan Sistem Angkutan Umum
Umum Massal (Koridor 1, 2, 4) Kabupaten Bogor Massal pada koridor 1,2,4

15 Studi Kebutuhan Halte Pada (Ruas Jalan / Kecamatan) Tersedianya Acuan Kebutuhan 1 Dokumen 110.000 1 Dokumen 110.000 DLLAJ
Pembangunan Halte

16 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan 690.000 850.000 890.000 945.000 990.000 3.420.000
Fasilitas LLAJ
1 Melaksanakan Rehabilitasi dan 1 Terencana dan Termonitornya - Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis 6 1 0 1 0 1 9
Pemeliharaan Prasaran dan Fasilitas Penyelenggaraan Pembangunan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan berjangka Prasarana dan Fasilitas LLAJ 16 Rehabilitasi/Pemeliharaan Terminal/Pelabuhan Terehabilitasi/terpeliharanya 6 Terminal 6 Terminal 615.000 6 Terminal 620.000 6 Terminal 625.000 7 Terminal 630.000 7 Terminal 635.000 7 terminal 3.125.000 DLLAJ
dan berkelanjutan yang efektif dan terminal
efisien menurut peraturan 2 Terpeliharanya prasarana dan
perundang-undangan yang berlaku Fasilitas LLAJ 16 Pemeliharaan Alat-Alat Uji Pengujian Kendaraan Bermotor Terpeliharanya Alat-alat Uji 1 paket 1 paket 75.000 1 paket 80.000 1 paket 85.000 1 paket 90.000 1 paket 95.000 5 paket 425.000 DLLAJ
guna meningkatkan pelayanaan kepada alat uji kendaraan bermotor
masyarakat untuk mewujudkan
Kabupaten termaju di Indonesia 16 Pemeliharaan Sistem Kontrol Fasilitas Lalu Lintas dan Terpeliharanya Sistem Kontrol Fasilitas 1 CCROM 150.000 1 CCROM 180.000 1 CCROM 225.000 1 CCROM 260.000 1 CCROM 815.000 DLLAJ
Angkutan Jalan lalu Lintas dan Angkutan Jalan 1 Jaringan 5 Jaringan 8 Jaringan 11 Jaringan 11 Jaringan

2 Fasilitas Lalu Lintas 6 Fasilitas Lalu Lintas 9 Fasilitas Lalu Lintas 12 Fasilitas Lalu Lintas 12 Fasilitas Lalu Lintas DLLAJ

1 Peningkatan penyediaan akan 1. Peningkatan pelayanan perizinan 1 Jumlah arus penumpang angkutan umum 17 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 5.183.986 5.448.986 16.813.986 5.668.986 16.863.986 44.310.944
kebutuhan sarana dan prasarana LLAJ angkutan umum ; 2 Rasio ijin trayek 52.633.046 53.948.872 55.297.594 56.680.034 58.097.035 59.549.461 59.549.461
yang berkualitas dalam meningkatkan 2. Terlaksananya pengujian 3 Angkutan darat 0,002307 0,002320 0,002334 0,002347 0,002361 0,002375 0,002375
aksesbilitas masyarakat Kabupaten kendaraan bermotor kendaraan 4 Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 0,07% 0,07% 0,07% 0,07% 0,07% 0,07% 0,07%
Bogor angkutan umum; 5 Jumlah orang/ barang yang terangkut 0,00179 0,00163 0,00148 0,00135 0,00123 0,00112 0,00112
3. Terlaksananya Pembangunan angkutan umum 15.789.914 16.184.662 16.589.278 17.004.010 17.429.110 17.864.838 17.864.838
2 Peningkatan Pelayanan Angkutan Sarana dan Prasarana Lalu Lintas 6 Jumlah orang/barang melalui
Umum dan angkutan jalan demaga/bandara/terminal pertahun 558.450 564.035 569.675 575.372 581.125 586.937 586.937
4 Terlaksananya pembangunan dan 7 Jumlah uji kir angkutan umum
3 Melakukan pembangunan sarana dan Pengembangan Sistem kontrol 8 Kepemilikan KIR angkutan umum 18.987 19.177 19.369 19.562 19.758 19.956 19.956
prasarana Perhubungan Fasilitas Lalu Lintas dan Angkutan 9 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 50,45% 39,63% 31,13% 24,45% 19,20% 15,08% 15,08%
Jalan 10 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum 10 - 20 menit 10 - 20 menit 10 - 20 menit 10 - 20 menit 10 - 20 menit 10 - 20 menit 10 - 20 menit
11 Realisasi Laik Jalan Kendaraan 75000 35.000 - 75.000 35.000 - 75.000 35.000 - 75.000 35.000 - 75.000 35.000 - 75.000 35.000 - 75.000
12 Integrasi Moda Angkutan Umum 95,61% 95,87% 96,12% 96,38% 96,63% 96,89% 96,89%
2 Koridor 1 1 1 1 1 1

17 Kegiatan Uji Kelayakan Saran Transportasi Guna Keselamatan Terlaksananya uji kelayakan 37.974 37.974 725.401 38.074 735.401 38.174 745.401 38.274 755.401 38.374 765.401 37974 kendaraan 3.727.005 DLLAJ
Penumpang sarana transportasi/ Kendaraan kendaraan per kendaraan per kendaraan kendaraan kendaraan kendaraan
Bermotor Wajib Uji (KBWU) : tahun tahun

17 Pengendalian dan Pengawasan Lalu Lintas Terlaksananya pengendalian 8 titik rawan 8 titik rawan 1.987.900 8 titik rawan 1.987.900 8 titik rawan 1.987.900 8 titik rawan 1.987.900 8 titik rawan 1.987.900 8 titik rawan 9.939.500 DLLAJ
disiplin angkutan umum di jalan macet macet macet macet macet macet macet
raya berupa pengawasan di
titik-titik kemacetan

17 Penindakan Pidana Ringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Terlaksananya penindakan 12 Kegiatan 12 Kegiatan 717.418 12 Kegiatan 717.418 12 Kegiatan 717.418 12 Kegiatan 717418 12 Kegiatan 717418 12 kegiatan 3.587.090 DLLAJ
pidana ringan lalu lintas dan
angkutan jalan Penindakan
angkutan umum dan barang yang
melanggar
INDIKATOR KINERJA DATA CAPAIAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN (Rp.000)
PROGRAM PROGRAM(OUTCOME) PADA TAHUN AWAL PADA AKHIR PERIODE UNIT KERJA
TUJUAN SASARAN KODE RENSTRA SKPD (2018)
SASARAN DAN DAN KEGIATAN PERENCANAAN 2014 2015 2016 2017 2018 SKPD LOKASI
KEGIATAN (OUTPUT) 2013 PENANGGUNGJAWAB
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

17 Kegiatan Pemeliharaan Kebersihan di Lingkungan Terminal Terciptanya disiplin aparat dan 6 Terminal 6 Terminal 100.000 6 Terminal 120.000 7 terminal 130.000 7 terminal 140.000 7 terminal 150.000 7 Terminal 640.000 DLLAJ
terpeliharanya kebersihan
dilingkungan terminal

17 Kegiatan Pelayanan Perijinan Angkutan Umum Terciptanya layanan 16.000 Pengusaha 16.000 Pengusaha 225.000 16.020 Pengusaha 230.000 16.030 Pengusaha 235.000 16.040 Pengusaha 240.000 16.050 Pengusaha 245.000 16.050 Pengusaha 1.175.000 DLLAJ
cepat,tepat,murah dan mudah 6.621 kendaraan 6.621 kendaraan 6.631 kendaraan 6.641 kendaraan 6.651 kendaraan 6.661 kendaraan 6.661 Kendaraan

17 Kegiatan Pemilihan dan Pemberian Penghargaan Sopir/Juru Terpilihnya awak kendaraan umum 3 orang pengemudi 3 orang pengemudi 150.000 3 orang pengemudi 180.000 3 orang pengemudi 200.000 3 orang pengemudi 210.000 3 orang pengemudi 220.000 15 orang pengemudi 960.000 DLLAJ
Mudik/Awak Kendaraaan Angkutan Umum Teladan teladan teladan teladan teladan teladan teladan teladan teladan

17 Survei Lalu Lintas Harian Terlaksananya Survai Lalu Lintas 5 dokumen 1 dokumen 100.000 1 dokumen 110.000 1 dokumen 120.000 1 dokumen 130.000 1 dokumen 130.000 5 dokumen 590.000 DLLAJ
Harian Rata Rata dan atau Survai
Lalu Lintas Angkutan Lebaran

17 Pembinaan pengusaha angkutan Tersosialisanya perizinan di 20 pengusaha 100.000 20 pengusaha 110.000 20 pengusaha 115.000 20 pengusaha 120.000 20 pengusaha 125.000 20 pengusaha 570.000 DLLAJ
bidang LLAJ kepada pengusaha
angkutan umum

17 Optimalisasi UPT LLAJ Wilayah Cileungsi Terkelola dan terpenuhinya 7 Kecamatan 7 Kecamatan 110.000 7 Kecamatan 115.000 7 Kecamatan 120.000 7 Kecamatan 125.000 7 kecamatan 130.000 7 kecamatan 600.000 DLLAJ
kebutuhan operasional UPT
LLAJ di wilayah cileungsi

17 Optimalisasi UPT LLAJ Wilayah Ciawi Terkelola dan terpenuhinya : 9 Kecamatan : 9 Kecamatan 135.000 : 9 Kecamatan 140.000 : 9 Kecamatan 145.000 : 9 Kecamatan 150.000 9 kecamatan 155.000 9 kecamatan 725.000 DLLAJ
kebutuhan operasional UPT LLAJ
di wilayah ciawi

17 Optimalisasi UPT LLAJ Wilayah Leuwiliang Terkelola dan terpenuhinya : 15 Kecamatan : 15 Kecamatan 135.000 : 15 Kecamatan 140.000 : 15 Kecamatan 145.000 : 15 Kecamatan 150.000 15 kecamatan 155.000 15 kecamatan 725.000 DLLAJ
kebutuhan operasional UPT LLAJ
di wilayah Leuwiliang

17 Pengawasan dan Pembinaan Bengkel Umum Kendaraan Tersedianya data bengkel umum 42 Bengkel 12 Bengkel 150.000 12 Bengkel 160.000 12 Bengkel 170.000 12 Bengkel 180.000 12 Bengkel 190.000 36 bengkel 850.000 DLLAJ
Bermotor kendaraan bermotor di Wilayah
Kabupaten Bogor

17 Review Penyusunan Database LLAJ Berbasis SIG Tersedianya database LLAJ 1 paket sistem 200.000 1 Paket Sistem 200.000 DLLAJ
berbasis SIG :

17 Pemberian Ijin Trayek Angkutan Perintis Berkurangnya Jumlah Kendaraan 100 kendaraan 54.600 50 kendaraan 54.600 50 kendaraan 54.600 50 kendaraan 54.600 50 kendaraan 54.600 500 kendaraan 273.000 DLLAJ
Angkutan Penumpang Umum yang
menggunakan kendaraan Pribadi/
non trayek (odong-odong) :

17 Fasilitasi Kegiatan Wahana Tata Nugraha Terfasilitasinya Kegiatan Wahana 1 Kegiatan 75.000 1 Kegiatan 100.000 1 Kegiatan 110.000 1 Kegiatan 120.000 1 Kegiatan 130.000 1 Kegiatan 535.000 DLLAJ
Tatanugraha

Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Tersedia dan terlaksananya MRLL pada ruas jalan: 1 Paket Fasilitas Lalu 11.000.000 1 Paket Fasilitas Lalu 11.100.000 2 paket 22.100.000 DLLAJ
Lintas Ruas Jalan ... Lintas Ruas Jalan
Transyogi Cileungsi

17 Survei Kebutuhan Trayek Angkutan Umum Tersedianya data kebutuhan 20 Trayek 10 trayek 150.000 10 trayek 165.000 10 trayek 170.000 10 trayek 175.000 10 trayek 180.000 70 Trayek 840.000 DLLAJ
trayek angkutan umum

17 Survei Kebutuhan Fasilitas Lalu Lintas Tersedianya data kebutuhan 10 kecamatan 6 Kecamatan 100.000 6 Kecamatan 105.000 6 Kecamatan 110.000 6 Kecamatan 115.000 6 Kecamatan 120.000 40 Kecamatan 550.000 DLLAJ
fasilitas lalu lintas

17 Survai Pengukuran Kinerja Simpang Terlaksananya survei pengukuran kinerja 7 Titik Lokasi 118.667 10 Titik Lokasi 128.667 10 Titik Lokasi 138.667 10 Titik Lokasi 148.667 10 Titik Lokasi 158.667 47 Titik Lokasi 693.335 DLLAJ
persimpangan

17 Survai Kebutuhan Angkutan Perintis Terlaksananya survai kebutuhan angkutan 8 kecamatan 150.000 8 kecamatan 150.000 8 kecamatan 150.000 8 kecamatan 150.000 40 kecamatan 600.000 DLLAJ
perintis

17 Survai Pengembangan Sistem Kontrol Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (ITS) Tersedianya data dan acuan guna 1 Kegiatan 50.000 1 Kegiatan 50.000 1 kegiatan 100.000 DLLAJ
pengembangan sistem kontrol lalu lintas
dan angkutan jalan

18 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan 13.531.200 5.281.200 40.055.000 30.300.000 35.775.000 94.642.400
1 Melaksanakan Pembangunan 1 Terencana dan Termonitornya - Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal Bis 6 terminal 1 0 1 0 1 8 Terminal
sarana dan prasarana perhubungan, Penyelenggaraan Pembangunan - Tingkat Kinerja Jaringan Lalu Lintas dan 0,859 0,842 0,808 0,773 0,739 0,705 0,705
pelaksanaan di bidang LLAJ berjangka sarana dan prasarana perhubungan Angkutan Jalan
dan berkelanjutan yang efektif dan 18 Pembangunan Gedung Terminal Terbangunya terminal penumpang 6 Terminal 1 Terminal Tenjo 11.000.000 1 Terminal Parung 30.000.000 8 Terminal 41.000.000 DLLAJ
efisien menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku
guna meningkatkan pelayanaan kepada
masyarakat untuk mewujudkan 18 Pengoperasionalan Terminal Baru Terlaksananya penertiban dan 6 Terminal 1 Terminal Tenjo 50.000 1 Terminal Parung 75.000 8 terminal 125.000 DLLAJ
Kabupaten termaju di Indonesia sosialisasi pengoperasian
Terminal

18 Pengadaan tanah untuk Calon atau Perluasan Terminal Tersediannya lahan untuk Lahan Terminal Tenjo 1.181.200 Lahan Terminal Jonggol 1.281.200 Perluasan Terminal 12.000.000 Lahan Terminal Ciawi 14.000.000 25.000 m2 28.462.400 DLLAJ
pembangunan Terminal 2.000 m2 3,000 m2 Laladon 4000m2 20,000 m2

18 Pembangunan Fasilitas Pendukung Terminal Terbangunnya sarana dan sarana 1 Paket PJU solar cell 350.000 1 Paket PJU solar cell 355.000 1 Paket PJU solar cell 400.000 3 Terminal 1.105.000 DLLAJ
penunjang terminal 1 Paket PJU terminal Laladon terminal Jasinga terminal Cileungsi
solar cell

18 Pembangunan Fasilitas Angkutan Antar Moda Terbangunnya Fasilitas Angkutan 1 Unit Fasilitas Angkutan 11.000.000 1 Unit Fasilitas 11.000.000 1 Unit Fasilitas 11000000 3 Unit Fasilitas 33.000.000 DLLAJ
Bandara Antar Moda Cileungsi Angkutan Antar Moda Angkutan Antar Antar Moda
Cibinong Moda Bojonggede

18 Pembangunan Halte Angkutan Umum Terbangunnya Halte Angkutan Umum 1 Paket Jalur APTB 2.000.000 1 Paket Halte di 3.000.000 1 Paket Halte di 3.500.000 1 Paket Halte di 3.500.000 4 Paket Halte 12.000.000 DLLAJ
Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Cibinong Sukaraja Cileungsi

18 Pengembangan system kontrol fasilitas lalu lintas dan Tersedianya sistem manajemen 1 CCROM 1.000.000 4 Jaringan 2.000.000 3 Jaringan 1.800.000 3 Jaringan 1.800.000 3 Jaringan 1.800.000 1 CCROM 8.400.000 DLLAJ
angkutan jalan kontrol fasilitas lalu lintas dan 1 Jaringan 4 Fasilitas Lalu Lintas 3 Fasilitas Lalu Lintas 3 Fasilitas Lalu Lintas 3 Fasilitas Lalu Lintas 15 Fasilitas Lalu Lintas
angkutan jalan 2 Fasilitas Lalu Lintas

18 Pembuatan Data Base Pengujian Kendaraan Tersedianya Data Base Pengujian 1 Paket Sistem 850.000 1 Paket Sistem 850.000 DLLAJ
Bermotor berbasis elektronik (IT) Kendaraan Bermotor Berbasis IT

Peningkatan Keselamatan, 1. Tersedianya Pengadaan fasilitas lalu - Pemasangan rambu-rambu 19 Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu lintas 3.832.611 3.916.908 12.738.661 13.960.161 14.859.161 35.347.341
1 Ketertiban, Kelancaran di bidang lintas - Jumlah Fasilitas Lalu Lintas Terpasang 9,14% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00%
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2. Terpasangnya fasilitas lalu lintas; - Tingkat Kinerja Jaringan Lalu Lintas dan 13.567 13.687 13.807 13.927 14.047 14.167 14.167
guna mendukung aksesibilitas dan Angkutan Jalan 0,859 0,842 0,808 0,773 0,739 0,705 0,705
aktifitas masyarakat .
Tersedianya fasilitas dan 19 Pengadaan Rambu-Rambu Lalu Lintas Tersedianya/terpasangnya 655 Rambu 200 buah rambu lalu 560.000 200 buah rambu lalu 565.000 500 buah rambu lalu 2.330.000 600 buah rambu lalu 2.796.000 700 buah rambu lalu 3.355.200 2100 rambu 9.606.200 DLLAJ
2 perlengkapan jalan yang memadai rambu-rambu lalu lintas di wilayah lintas; 5 buah RPPJ; 25 lintas; 5 buah RPPJ; 25 lintas; 100 buah RPPJ; 25 lintas; 150 buah RPPJ; 30 lintas; 200 buah RPPJ; 35 460 RPPJ
Kabupaten Bogor untuk Rambu nama jalan; 110 Rambu nama jalan; 110 Rambu nama jalan; 500 Rambu nama jalan; 600 Rambu nama jalan; 700 140 Nama Jalan
meningkatkan keselamatan dan Road Barrier; Portal 1 Road Barrier Road Barrier; 500 kerucut Road Barrier; 500 kerucut Road Barrier; 500 kerucut 2020 RoadBarier
kelancaran lalu lintas paket 1 Portal
INDIKATOR KINERJA DATA CAPAIAN KONDISI KINERJA
INDIKATOR TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN (Rp.000)
PROGRAM PROGRAM(OUTCOME) PADA TAHUN AWAL PADA AKHIR PERIODE UNIT KERJA
TUJUAN SASARAN KODE RENSTRA SKPD (2018)
SASARAN DAN DAN KEGIATAN PERENCANAAN 2014 2015 2016 2017 2018 SKPD LOKASI
KEGIATAN (OUTPUT) 2013 PENANGGUNGJAWAB
TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp. TARGET Rp.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1500 kerucut

19 Pengecatan Marka Jalan Terlaksananya pengecatan 1241 m marka jalan 167.950 1300 m marka jalan 188.775 10000 m marka jalan 1.530.000 10000 m marka jalan 1.535.000 10000 m marka jalan 1.540.000 32541 m2 4.961.725 DLLAJ
marka jalan

19 Pengadaan Pagar Pengaman Jalan (Guard Rail) Tersedianya pagar pengaman 180 M Pagar Pengaman 242.500 190 M Pagar Pengaman 255.972 2000 M Pagar Pengaman 2.430.000 2100 M Pagar Pengaman 2.673.000 2200 M Pagar Pengaman 2.940.300 6670 m2 8.541.772 DLLAJ
jalan

19 Pengadaan Lampu Lalu Lintas Terpasangnya Lampu lalu 6 1 paket Lampu lalu Lintas 366.000 1 paket Lampu lalu 371.000 10 paket Lampu lalu 3.540.000 10 paket Lampu lalu 3.545.000 10 paket Lampu lalu 3.550.000 38 unit 11.372.000 DLLAJ
lintas : (Traffic Light) Solar Cell Lintas (Traffic Light) Lintas (Traffic Light) Lintas (Traffic Light) Lintas (Traffic Light)

19 Pemeliharaan Fasilitas Lalu Lintas Terpeliharanya fasilitas lalu Fasilitas Lalu Lintas bh 150.000 Fasilitas Lalu Lintas bh 155.000 Fasilitas Lalu Lintas bh 180.000 Fasilitas Lalu Lintas bh 185.000 Fasilitas Lalu Lintas bh 190.000 1000 rambu 860.000 DLLAJ
(untuk 8 kecamatan) (untuk 8 kecamatan) (untuk 8 kecamatan) (untuk 8 kecamatan) (untuk 8 kecamatan) 25 RPPJ
125 Nama Jalan
550 RoadBarier
1 Portal

19 Penyelenggaraan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru Ttersedianya angkutan dan 250 orang petugas 740.000 250 orang petugas 750.000 250 orang petugas 760.000 250 orang petugas 770.000 250 orang petugas 780.000 250 orang petugas 3.800.000 DLLAJ
petugas penjaga keamanan PAM Lalin PAM Lalin PAM Lalin PAM Lalin PAM Lalin 'PAM Lalin
saat Lebaran, Natal dan
tahun Baru

19 Forum Koordinasi Pengendalian dan Pengaturan Lalu Lintas Terlaksananya koordinasi 1 Dokumen 536.161 1 Dokumen 546.161 1 Dokumen 556.161 1 Dokumen 566.161 1 Dokumen 576.161 5 dokumen 2.780.805 DLLAJ
dan Angkutan Jalan pengendalian dan pengaturan
lalu lintas dan angkutan jalan
:... Kali

19 Pengadaan Patok Pengaman (Deliniator) Terpenuhinya fasilitas lalu 250 buah Patok 150.000 250 buah Patok 155.000 250 buah Patok 160.000 250 buah Patok 165.000 250 buah Patok 170.000 1250 buah 800.000 DLLAJ
lintas :

19 Zona Selamat Sekolah Tersedianya Zona selamat 3 Lokasi 200.000 3 Lokasi 200.000 5 Lokasi 445.000 10 Lokasi 890.000 10 Lokasi 895.000 31 lokasi 2.630.000 DLLAJ
sekolah

19 Cermin Lalu Lintas Tersedianya/terpasangnya cermin lalu lintas 5 buah cermin 27.500 10 buah cermin 45.000 15 buah cermin 62.500 30 buah 135.000 DLLAJ

19 Pengawalan Terlaksanannya kegiatan 4 pejabat, tentative tamu 400.000 4 pejabat, tentative tamu 405.000 4 pejabat, tentative tamu 410.000 4 pejabat, tentative tamu 415.000 4 pejabat, tentative tamu 420.000 4 pejabat, 2.050.000 DLLAJ
pengawalan pejabat khusus khusus khusus khusus khusus tentative tamu
khusus

19 Penanggulangan Demo Tertanggulanginya kasus tentative 60.000 tentative 60.000 tentative 60.000 tentative 60.000 tentative 60.000 tentative 300.000 DLLAJ
Demo ..... Kali

19 Pengadaan Kelengkapan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Tersedianya kelengkapan 17 Unit HT; 45 bh 260.000 17 Unit HT; 45 bh 265.000 17 Unit HT; 45 bh 310.000 17 Unit HT; 45 bh 315.000 17 Unit HT; 45 bh 320.000 4 Paket 1.470.000 DLLAJ
Baru penyelenggaraan angkutan Sentolop/ Senter , 9 unit Sentolop/ Senter , 9 unit Sentolop/ Senter , 9 unit Sentolop/ Senter , 9 unit Sentolop/ Senter , 9 unit Kelengkapan
Lebaran, Natal dan Tahun Baru Pembuatan Pos PAM Pembuatan Pos PAM Pembuatan Pos PAM Pembuatan Pos PAM Pembuatan Pos PAM PAM
Angkutan Lebaran, Jaket Angkutan Lebaran, Jaket Angkutan Lebaran, Jas Angkutan Lebaran, Jaket Angkutan Lebaran, Jaket
DLLAJ 71 bh DLLAJ 71 bh Hujan 130 bh DLLAJ 130 bh DLLAJ 130 bh

Anda mungkin juga menyukai