Anda di halaman 1dari 32

KONSERVASI HIU

Nama : Gina Melani


Nim : 1182060039
Kelas :4B
HIU

 Indonsesia penghasil hiu terbesar dunia, terdapat


118 jenis hiu di indonesia
 1 jenis yang sudah berstatus dilindungi penuh, yaitu
hiu paus (Rhyncodon typus)
 Empat jenis hiu lainnya, yaitu hiu koboy
(Carcharhinus longimanus) dan 3 jenis hiu martil
(Spyhrna lewini, Sphyrna zygaena, dan Sphyrna
mokarran) termasuk yang dilarang ekspor melalui
Permen KP No. 5 Tahun 2018. Sedangkan ada 8 jenis
hiu yang masuk CITES, yang artinya pemanfaatan
untuk perdagangan luar negerinya diperbolehkan,
namun dengan aturan ketat.
hiu paus (Rhyncodon typus)
ANCAMAN KELESTARIAN SUMBERDAYA HIU

Ancaman Isu peraktek


eksploitasi finning

Penangkapan
spesies yang By Catch
dilindungi

Pariwisata vs Penangkapan
konservasi
anakan
Arah Kebijakan Utama Pengelolaan Hiu
Memperkuat basis data
perikanan hiu nasional

Menyiapan regulasi
perlindungan jenis hiu rawan
terancam punah

Perlindungan habitat penting


melalui penetapan kawasan
konservas

Penguranganby-catch
hiupadaperikanantuna
Arah Kebijakan Utama Pengelolaan Hiu

Sosialisasi, Pembinaan dan


Penyadaran Masyarakat

Pengaturan Pemanfaatan

Pengawasan pemanfaatan dan


peredaran

Pengurangan Praktek Finning


Konservasi Hiu
Saat ini, populasi hiu mengalami penurunan yang cepat dan drastis
di seluruh dunia. Ini akibat tekanan perburuan yang begitu tinggi.
Permintaan akan sirip hiu terus mening­kat di pasar internasional,
disinyalir menjadi pemicu menur­unnya populasi hiu. Sedikitnya 73
juta ekor hiu dibunuh setiap tahunnya.

Menurut penelitian yang dilakukan 15 ilmuwan dari seluruh dunia


bersama IUCN (International Union for Conservation of Nature) /SSC
Shark Specialist Grup, 16 dari 21 jenis hiu yang diteliti diambang
kepunahan karena siripnya diburu atau tersangkut jala nelayan
RegulasiTerkaitPerikananHiu

Regulasi Regulasi Regulasi


Nasional RFMO CITES
HIU YANG DILINDUNGI
PENUH BERDASARKAN
REGULASI NASIONAL
REGULASI NASIONAL
PP No.7/99 → Pengawetan Tumbuhan dan Satwa

Status
Hiu Gergaji Tidak boleh
Perlindungan
Pristismicrodon dimanfaatkan
Penuh
REGULASI NASIONAL
Kep. MenKP No. 18/2013
Penetapan Status Perlindungan Ikan Hiu Paus
(Rhincodon typus)

STATUS
HIU PAUS TIDAK BOLEH
PERLINDUNGAN
Rhincodon typus DIMANFAATKAN
PENUH
REGULASI NASIONAL
PERATURAN. MenKP No. 5/2018
Larangan ekspor
hiu koboy (Carcharhinus longimanus) dan 3 jenis hiu martil
(Spyhrna lewini, Sphyrna zygaena, dan Sphyrna mokarran)

Carcharhinus Spyhrna lewini


longimanus

Sphyrna mokarran

Sphyrna zygaena
HIU YANG DILARANG DITANGKAP
BERDASARKAN KETENTUAN
RFMOs ( Regional Fisheries Manajement Organistions)
IOTC ( Indian Ocean Tuna Commission), Resolusi 5/5
STATUS PERLINDUNGAN HIU DI RFMO
RFMO-IOTC (Indian Ocean Tuna Commission) :
Resolusi 05/05:

Setiap contracting party wajib melaporkan tangkapan sharks

Setiap kapal dilarang untuk menyimpan diatas kapal,


memindahkan dari /ke kapal lain atau mendaratkan tangkapan
sirip hiu (sharks yang bertentangan dengan resolusi 05/05

Setiap negara wajib melepaskan tangkapan hiu yang


hidup terutama juvenile dan hiu yang sedang hamil.

Setiap negara wajib melakukan penelitian terhadap alat


tangkap yang selektif.
HIU YANG DIATUR PERDAGANGAN
NASIONALNYA BERDASARKAN KETENTUAN
CITES (Convention on International Trade in Endangered
Spesies of Wild Flora and Fauna )
Pengertian Appendik CITES
Jenis-jenis yang diatur CITES dibagi ke dalam Appendix :

• Termasuk jenis-jenis yang terancam punah


Appendix I

• Termasuk jenis yang saat ini belum terancam punah


namun perdagangannya harus dikontrol agar tidak
menjadi punah
Appendix • Termasuk jenis-jenis yang mirip dengan jenis-jenis yang
II telah masuk dalam Appendix II

• Termasuk jenis-jenis yang diproteksi oleh suatu Negara


dan yang menginginkan Negara anggota untuk
Appendix membantu melakukan control terhadap ekspornya
III
ATURAN PEMANFAATAN APPENDIK II CITES

Penangkapan hiu (4 spesies), dan (2 spesies) untuk tujuan ekspor masih


diperbolehkan, namun harus dengan pengaturan yang ketat

Ekspor hanya boleh dilakukan apabila ada surat izin yang dikeluarkan
oleh Managemant Autority.

Managemant Autority dapat mengeluarkan izin apabila ada


persetujuan/rekomendasi ilmiah dari Scientific Autority (LIPI)

Rekomendasi ilmiah bisa dikeluarkan apabila penangkapan ikan hiu


menerapkan prinsip Non Dentrimental Finding (NDF) → upaya yang
terencana agar penangkapan hiu/ ikan paritidak akan menyebabkan
kepunahan di habitat alam

Ketentuan mulai diberlakukan sejak September 2014


DAFTAR PUSTAKA
Al-Fatih, Z. F. (2016). PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP IKAN HIU DAN IKAN PARI UNTUK
MENJAGA KESEIMBANGAN EKOSISTEM LAUT INDONESIA. Legality, Vol.24, No.2, hlm.
224-235.
Dahardi, F. (2013). Tinjauan Status Perikanan Hiu dan Upaya Konservasinya di Indonesia.
Medan : Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan.
Fitriana, I. S. (2014 ). JENIS DAN STATUS KONSERVASI IKAN HIU YANG TERTANGKAP DI TEMPAT
PELELANGAN IKAN (TPI) LABUAN BAJO, MANGGARAI BARAT, FLORES. Al-Kauniyah Jurnal
Biologi Volume 7 Nomor 2, Oktober 2014 , Volume 7 Nomor 2, hal 83-88.
Hidayati, R. (2014). Tingkat Kepatuhan Negara Terhadap Anggota Uni Eropa dalam Regulation on
the Removal of Fins of Shark on Board Vessel. Jurnal Ilmu Hubungan Internasional,
2014, Volume 2 Nomor 3, h. 711-722., Volume 2 Nomor 3, h. 711-722.
Mahulette, A. A. (2012). JENIS, UKURAN DAN DAERAH PENANGKAPAN HIU THRESHER (Famili
alopiidae) YANGTERTANGKAPRAWAI TUNADI SAMUDERAHINDIA . A.A. Widodo, R.T.
Mahulette / BAWAL, Vol. 4 (2) hal : 75-82.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai