NPM : 1813024044
Kelas : B
Famili Zingiberaceae
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica
Beberapa kandungan zat kimia yang terdapat dalam kunyit, diantaranya arabinosa, fruktosa,
glukosa, kalsium, kalium natrium, kobalt, seng, zat warna kurkumin, dan minyak atsiri. Zat aktif
kurkumin yang terkandung dalam kunyit merupakan antioksidan yang mengandung efek
antiradang. Dalam satu sendok teh kunyit bubuk mengandung sekitar 200 miligram kurkumin.
Kurkumin bekerja dengan memblokir sitokin dan enzim yang menyebabkan inflamasi dalam
tubuh, misalnya penyakit asam lambung. Proses pembuatan ekstrak kunyit menggunakan
metode maserasi. Masing-masing bubuk kunyit ditimbang sebanyak 50 g, dilarutkan dengan
pelarut sesuai dengan perlakuan (metanol 98%, etanol 96%, aseton 90%, isopropanol
96%)sebanyak 250 ml, dan dimasukkan dalam erlemayer 500 ml.Campuran serbuk kunyit
dengan pelarut kemudian dishaker sebanyak 2 kali selama 5 menit dan dimaserasi selama 2 x
24 jam. Larutan disaring menggunakan kertas whatman no 42. Filtrat yang didapat kemudian
dievaporasi menggunakan rotary vakum evaporator dengan tujuan untuk menguapkan pelarut
yang bercampur dengan bahan saat proses ektraksi (Harini, et al., 2012). Obat kunyit untuk
mengatasi asam lambung dapat dibeli di apotik dengan nama SIDOMUNCUL Sari Kunyit.
Famili Asteraceae
Kingdon : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Adenostemma
Adenostemma lavenia merupakan salah satu jenis tumbuhan Asteraceae memiliki kandungan
yang bermafaat. A. lavenia mengandung flavonoid, alkaloid, dan terpenoid yang tinggi
(Kusumawati et al. 2003; Fauzan et al. 2017) yang berpotensi sebagai antioksidan (Stallings dan
Lupo 2009). Flavonoid dapat membantu mengobati alergi. Ekstraksi Flavonoid dilakukan dengan
menggunakan pelarut air pada suhu 50℃. Simplisia ditimbang sebanyak 20 g, lalu dimasukkan ke
dalam erlenmeyer dan ditambahkan pelarut dengan nisbah 1:10 selama 3 jam. Ekstrak disaring
menggunakan kain blacu dan dilanjutkan dengan kertas saring Whatmann, lalu filtrat yang
diperoleh dipekatkan dengan penguap putar hingga diperoleh ekstrak kering. Rendemen
ekstrak kemudian ditentukan berdasarkan bobot keringnya menggunakan konversi kadar air.
Namun, obat dari gulma ini belum dimanfaatkan sebagai obat dipasaran.
Ageratum conyzoides L.
Masyarakat menggunakan tumbuhan ini untuk mengobati demam dan luka. Pengolahan
tumbuhan ini untuk mengobati demam, dilakukan dengan pengambilan daun sebanyak satu
genggaman kemudian ditambahkan air secukupnya dan peras daun tersebut. Kemudian cairan
ditiriskan air perasan lalu minum sebanyak 2 kali sehari masing-masing 1 gelas (200 ml). Untuk
mengobati luka digunakan daun yang telah haluskan atau tumbuk, kemudian tempelkan pada
bagian tubuh yang terluka. Menurut Fitriani (2014) kandungan senyawa alkaloid pada daun dan
akar A. conyzoides dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Tumbuhan ini meruapakan tumbuhan aromatik dengan batang berbaring mendongak. Daun
tumbuhan ini menghasilkan minyak esensial yang mengandung geratokronema (75%), 7-
metoksi-2, 2-dimetil kromena, mono terpena (sabinena, beta-pinena, 1,8-sineola, beta-
fellandrena dan limonena) dan seskuiterpena. Tanaman ini digunakan secara internal sebagai
tonik perangsang dan dapat mengobati diare, kolik, disentri, rematik dan demam. Jus dari
seluruh organ tanaman ini dapat digunakan untuk prolapsusani. Jus daun dapat mengobati bisul,
kusta dan penyakit kulit lainnya serta sebagai lotion pada mata. Minyak esensialnya merupakan
antelmitik pada cacing pita (Daniel, 2015)
Blumeae balsaminifera L.
Tumbuhan ini digunakan untuk mengobati demam dan flu, biasanya jugadigunakan untuk
perawatan ibu setelah melahirkan dengan cara ditambah tumbuhan lainya. Informasi dari
masyarakat di lokasi penelitian untuk pengobatan demam, digunakan daun yang sudah tua
sebanyak 1 genggaman kemudian ditambahkan air secukupnya dan peras daun tersebut. Air
perasan kemudian minum sebanyak 2 kali sehari masing-masing 1 gelas (200 ml). Untuk
mengobati flu digunakan daun sebanyak 1 helai kemudian dilipat dan digulung daun tersebut
kemudian masukan ke dalam lubang hidung. Menurut Munawaroh dkk (2012) B.balsamifera
mengandung senyawa fenolik dan memiliki aktivitas antioksidan. Kandungan senyawa
Blumeaee balsamifera mampu meningkatkan imunitas terhadap infeksi bakteri Listeria
monocytogenes.
Hasil penelitian menurut masyarakat tumbuhan ini digunakan untuk mengobati ngilu pada
tulang dan persendian. daun diambil sebanyak 7 tangkai dikering anginkan di atas nyala api.
Setelah daun layu lalu tempelkan pada tulang atau persendian yang ngilu. Elephantopus
tomentosus L. Tumbuhan ini digunakan untuk mengobati sesak nafas, untuk pengobatan
tersebut tumbuhan ini ditambah dengan daun patikan (Euphorbia hirta L.), daun bujang kalam
(Stachytarpheta indica (L) Vahl.), daun tabuang putiah (Asytasia gangetica (L.) T.Anderson.),
seluruh bagian tumbuhan picalang putiah (Polygala paniculata L.). dalam proses peracikan
semua bahan diambil sebanyak 1 genggaman masingmasingnya. Kemudian dilakukan
perebusan semua bahan sampai mendidih. Airnya ditiriskan dan minum air rebusan sebanyak 2
kali sehari masing-masing 1 gelas (200 ml). Menurut Rafico (2013) daun Elephantopus
tomentosus mampu meningkatkan system pertahanan tubuh dengan cara meningkatkan
jumlah sel limfosit dalam tubuh. Tanaman ini merupakan herba kaku perennial dengan daun
radikan yang umum ditemukan dalam bentuk gulma di Ghat Barat. Tanaman ini mengandung
dihidroksilasi germaklorida, molefantin, molefantinin, fantomolin dan cis-epoksidanya, dan lain-
lain. Akar yang merupakan obat, sangat berguna untuk demam, gangguan jantung dan
gangguan hati. Selain itu, akar tersebut juga digunakan untuk insomnia, sakit waktu kencing
akibat diabetes, rematik dan filariasis. Molefantin dan molefantinin memiliki sifat sititoksik dan
antitumor, yang terakhir juga menunjukan sifat antileukimia. Fantomolin dan cis-epoxidanya
menunjukan aksi penghambatan yang kuat terhadap karsinoma ascitis Ehlich dan sel
karsinosarkoma Walkel 256 (Daniel, 2015
Famili Malvaceae
Kingdom: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Bagian bunga tanaman ini diketahui kaya dengan kandungan glucoside, hibiscin, peptin, gossy,
anthocyanin dan asam amino. Tak banyak yang tahu bahwa bunga ini bisa dimakan, bahkan
menawarkan beragam potensi manfaat kesehatan. Salah satu kelebihan bunga ini adalah
kandungan zat antioksidan yang bisa membantu mengendalikan radikal bebas, mencegah
kerusakan sel, dan menurunkan risiko penyakit kronis. Penelitian menunjukkan bunga Kembang
Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) berpotensial sebagai salah satu sumber antosianin yang dapat
berfungsi sebagai antioksidan, antimutagenik, dan antikarsinogenik (Agustin and Ismiyati, 2015).
Kembang sepatu dapat dimanfaatkan sebagai obat tuberkulosis. Ekstrak antosianin bunga
kembang sepatu dibuat dengan cara maserasi menggunakan larutan etanol 95%, kemudian
dilakukan uji fito-kimia secara kualitatif untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder dalam
ekstrak tersebut. Namun ekstrak obat ini belum ditemukan dipasaran, biasanya masyarakat
membuat ramuan di rumah dengan cara:
1. Bunga kembang sepatu digiling halus, lalu dicampur dengan air masak dan madu