Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

LAPORAN PERENCANAAN KEUANGAN DARI SUATU RENCANA


AGRIBISNIS

Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Manajemen Agribisnis dan UMKM

Dosen Pengampu :

H. Jaka Noeryana,SE.,MM

Disusun Oleh :

Adi Anugrah LH (2001002)

Sofia Anisa (2001008)

Reni Kurnia (2001013)

Billy Reisha Gano (2001024)

Tazia Salman A(2001069)

Ridwan Ali(2101225)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LATIFAH MUBAROKIYAH
SURYALAYA – TASIKMALAYA
2022

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“LAPORAN PERENCANAAN KEUANGAN DARI SUATU
RENCANA AGRIBISNIS “ ini tanpa halangan dan tepat waktu. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya

2. Bapak H.Jaka Noeryana,SE.,MM selaku Dosen Pengampu mata kuliah


Manajemen Agribisnis dan UMKM yang telah memberikan dukungan
kepada penulis.
3. Orang Tua yang telah memberikan doa dan dukungan dalam penyusunan
makalah ini, baik dari segi materi maupun non materi.
4. Teman – teman kelompok dan semua pihak yang telah membantu segala
sesuatunya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bemanfaat guna menambah
wawasan dan pengetahuan, baik bagi penulis khususnya maupun pembaca
pada umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,
penulis mohon maaf apabila didalam penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan yang sekiranya kurang berkenan di hati pembaca.

Tasikmalaya , 5 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................7
2.1 Agribisnis...........................................................................................................7
2.2 Subsitem Agribisnis...........................................................................................7
1.  Subsistem Penyediaan dan Penyaluran Sarana Produksi.......................................7
2. Subsistem Budiaya dan Usahatani..........................................................................7
3. Subsistem Pengolahan Hasil dan Agroindustry......................................................8
4. Subsistem Pemasaran Hasil Pertanian....................................................................8
5. Subsistem Prasarana...............................................................................................8
6. Subsistem pembinaan.............................................................................................8
2.3 Laporan Keuangan.............................................................................................9
2.4 Modal Kerja dan Modal Investasi.......................................................................9
1) Modal Investasi......................................................................................................9
2) Modal kerja..........................................................................................................10
2.5 Modal Internal dan Modal Eksternal................................................................11
1. Sumber modal internal (saham/laba ditahan).......................................................11
2. Modal eksternal dari lembaga keuangan Bank.....................................................12
BAB III............................................................................................................................14
PEMBAHASAN..............................................................................................................14
3.1 Tanaman Padi.........................................................................................................14

3
3.2 Aspek budidaya......................................................................................................14
3.3 Hama dan Penyakit................................................................................................15
3.4 Pengolahan Gabah Menjadi Nasi...........................................................................15
3.5 Manajemen Keuangan Usaha Pabrik Penggilingan Padi........................................16
BAB IV............................................................................................................................21
PENUTUP.......................................................................................................................21
4.1 Kesimpulan............................................................................................................21
4.2 Saran......................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting
dalam perekonomian Indonesia. Di Indonesia, telah banyak dilakukan
pengembangan dibidang sektor pertanian guna untuk meningkatkan
pendapatan petani dan pembangunan nasional. Di masa yang akan datang
pemerintah akan mengembangkan secara sinergis melalui pembangunan
sistem agribisnis yang mencakup empat subsistem sebagai berikut: (1)
Subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness), yakni industri-industri
yang menghasilkan barang-barang modal bagi pertanian, seperti industri
pembenihan/pembibitan, tanaman, ternak, ikan, industri agrokimia (pupuk,
pestisida, obat, vaksin ternak/ikan), industri alat dan mesin pertanian (agro
otomotif); (2) Subsistem pertanian primer (on-farm agribusiness), yaitu
kegiatan budidaya yang menghasilkan komoditi pertanian primer
(usahatani tanaman pangan, usahatani hortikultura, usahatani tanaman
obat-obatan, usaha perkebunan, usaha peternakan, usaha perikanan, dan
usaha kehutanan); (3) Subsistem agribisnis hilir (down-stream
agribusiness), yaitu industri-industri yang mengolah komoditi pertanian
primer menjadi olahan seperti industri makanan/minuman, industri pakan,
industri barang-barang serat alam, industri farmasi, industri bioenergi; dan
(4) Subsistem penyedia jasa agribisnis (services for agribusiness) seperti
perkreditan, transportasi, dan pergudangan, Litbang, pendidikan SDM, dan
kebijakan ekonomi (Davis and Goldberg, 1957).
Masalah permodalan merupakan masalah yang sering terjadi
dikalangan petani kecil. Sulitnya sistem administrasi dalam meminjam
modal dari lembaga formal (perbankan) merupakan salah satu penyebab
dari masalah ini. Untuk mendapatkan modal atau kredit dari lembaga
tersebut, masyarakat langsung dihadapkan pada persyaratan formal
administrasi. Persyaratan formal administrasi ini antara lain adanya

5
persyaratan jaminan atau agunan (collateral). Persyaratan yang demikian
pada umumnya tidak atau belum dimiliki oleh pengusaha kecil. Pada
umumnya aset yang mereka miliki terutama aset fisik seperti tanah, rumah
dan lain sebagainya, belum memiliki sertifikat (formal). Sebagian dari
mereka tidak memiliki aset fisik yang bisa disertifikatkan, dan kalaupun
ada nilainya sangat kecil.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah laporan keuangan di Penggilingan Padi Pak Asep sudah
sesuai dengan perencanaan nya?

1.2.2 Apa saja kebutuhan modal investasi dan modal kerja di Penggilingan
Padi Pak Asep?

1.2.3 Apakah Penggilingan Padi Pak Asep sudah memperhitungkan


analisis rasio keuangan dengan tepat?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui laporan keuangan di Penggilingan Padi Pak Asep
sudah berjalan sesuai rencana ataupun belum

1.3.2 Untuk mengetahui kebutuhan investasi dan modal kerja di


Penggilingan Padi Pak Asep

1.3.3 Untuk mengetahui Analisis Rasio Keuangan yang di perhitungkan


dan diterapkan di Penggilingan Padi Pak Asep
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Agribisnis
Pengertian Agribisnis Menurut Downey and Erickson (1998)
dalam buku Saragih (1998 : 86) Agribisnis adalah kegiatan yang
berhubungan dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang
meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan
masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-
keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan. Yang dimaksud
dengan berhubungan adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan
pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.

Soekartawi (1993) Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri
berasal dari bahasa Inggris, agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha
komersial dalam dunia perdagangan. Agribisnis adalah kesatuan kegiatan
usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,
pengolahan hasil dan pemasaran produk-produk yang ada hubungannya
dengan pertanian dalam arti luas.

2.2 Subsitem Agribisnis


Berikut adalah beberapa subsistem penunjang sistem agribisnis:

1.  Subsistem Penyediaan dan Penyaluran Sarana Produksi

Subsistem ini mencakup semua kegiatan perencanaan, pengolahan,


pengadaan dan penyaluran, sarana produksi untuk memungkinkan
terlaksananya penerapan teknologi usahatani dan pemanfaatan sumber
daya pertanian yang optimal.

2. Subsistem Budiaya dan Usahatani


Kegiatan yang ditangani oleh subsistem ini mencakup kegiatan pembinaan
dan pengembangan usahatani rakyat maupun usahatani sekala besar.

7
3. Subsistem Pengolahan Hasil dan Agroindustry

Lingkup kegiatan agroindustri ini tidak hanya aktifitas pengolahan


sederhana ditingkat petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai
dari penanganan pasca panen produk pertanian sampai pada pengolahan
lanjutan dengan maksud untuk menambah nilai tambah dari produksi
premier tersebut.

4. Subsistem Pemasaran Hasil Pertanian

Subsistem ini mencakup kegiatan distribusi dan pemasaran hasil usahatani


dan agroindustri baik pasar domestik maupun untuk pasar luar negeri atau
ekspor.

5. Subsistem Prasarana

Subsistem ini merupakan salah satu faktor penunjang dari keempat


subsistem yang ada diatas agar dapat menjalankan fungsi dan perannya
sesuai dengan keperluan di lokalita subsitem agribisnis.

6. Subsistem pembinaan

Subsistem ini merupakan salah satu tugas dari aparatur birokrasi


pemerintahan untuk menciptakan kegiatan usaha sesuai dengan sistem
perekonomian yang diamanatkan oleh undang undang dasar 1945 dan
GBHN berupa pembinaan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Keenam subsistem diatas harus terintegrasi dari hulu sampai hilir untuk
efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian sebuah tujuan bersama. Namun,
dalam praktiknya keenam subsistem tersebut tidak harus ada. Subsistem
prasarana dan subsistem pembina bersifat sebagai penduku subsistem poko
dalam agribisnis yang terdiri dari subsistem saprodi, usahatani, pengolahan
hasil (agroindustri), dan subsistem pemasaran.
2.3 Laporan Keuangan

Secara umum laporan keuangan adalah laporan yang berisi


pencatatan uang dan transaksi yang terjadi dalam bisnis, baik transaksi
pembelian maupun penjualan dan transaksi lainnya yang memiliki nilai
ekonomi dan moneter.Biasanya laporan ini dibuat dalam periode tertentu.
Penentuannya ditentukan oleh kebijakan perusahaan apakah dibuat setiap
bulan atau setiap satu tahun sekali, terkadang perusahaan juga
menggunakan keduanya. Laporan keuangan dibuat untuk mengetahui
kondisi finansial perusahaan secara keseluruhan. Sehingga
para stakeholder  dan pengguna informasi akuntansi bisa melakukan
evaluasi dan cara pencegahan dengan tepat dan cepat jika kondisi
keuangan usaha mengalami masalah atau memerlukan perubahan.

2.4 Modal Kerja dan Modal Investasi


Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan
laba yang ditahan.

- Modal pribadi perusahaan pada dasarnya dimiliki dan dikuasai perusahaan baik
dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk barang dan lainnya.
- Modal pribadi perusahaan dapat diperoleh dari investor pemegang saham.
- Pemegang saham akan memperoleh deviden apabila perusahaan memperoleh laba
dan menanggung risiko kerugian apabila perusahaan tidak memperoleh laba atau
mengalami kebangkrutan.

1) Modal Investasi
Modal investasi disebut juga sebagai modal tetap. Modal tetap adalah modal investasi
yang harus dikeluarkan dan manfaatnya akan diperoleh dalam jangka panjang sesuai
dengan umur proyek (periode usaha) yang telah ditetapkan.

Komponen modal tetap terdiri atas :

9
 Pembelian tanah untuk lokasi usaha
 Bangunan yang diperlukan
 Pembelian mesin-mesin dan peralatan yang diperlukan
 Biaya pendahuluan (initial cost)

Biaya pendahuluan adalah sejumlah biaya yang diperlukan sebelum kegiatan


usaha dimulai dan sering pula sebagai biaya para operasi. Pengeluaran biaya
ini dibutuhkan dalam rangka melaksanakan persiapan-persiapan sebelum
kegiatan usaha berjalan normal.

Alokasi biaya pendahuluan ini ada yang menyangkut persiapan teknis maupun
non teknis pada saat kegiatan studi kelayakan. Beberapa contoh biaya
pendahuluan ini adalah :
a) Biaya pembuatan akte notaris
b) Biaya uji coba mesin
c) Biaya produksi percobaan
d) Biaya lisensi (waralaba)
e) Biaya pelatihan karyawan
f) Biaya pembuatan studi kelayakan usaha.

2) Modal kerja
Pentingnya modal kerja adalah sebagai berikut :
a) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai
aktiva lancar.
b) Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban tepat waktu.
c) Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan
memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat menghadapi kesulitan keuangan yang
mungkin terjadi.
d) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup dan lebih
menguntungkan bagi pelanggan.
e) Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan bagi pelanggannya.
f) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien
karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang maupun jasa yang
dibutuhkan.

Berdasarkan pendekatan keuangan modal kerja dibagi ke dalam dua pendekatan:


a) Menurut pendekatan neraca modal kerja terdiri atas :
• Jumlah kebuuhan kas/bank
• Persediaan barang dab bahan
• Piutang
b) Menurut pendekatan biaya, modal kerja terdiri atas :
• Biaya produksi (bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan bahan
pembantu)
• Biaya penjualan (pengepakan, angkutan dan distribusi)
• Biaya Umum dan administrasi (biaya kantor, gaji pegawai, biaya pemeliharaan)

2.5 Modal Internal dan Modal Eksternal


1. Sumber modal internal (saham/laba ditahan)
Modal pribadi perusahaan pada dasarnya dimiliki dan dikuasai
perusahaan baik dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk barang dan
lainnya. Modal pribadi perusahaan dapat diperoleh dari investor
pemegang saham. Pemegang saham akan memperoleh deviden apabila
perusahaan memperoleh laba dan menanggung risiko kerugian apabila
perusahaan tidak memperoleh laba atau mengalami kebangkrutan.

Laba yang diperoleh perusahaan dari satu periode usaha ( satu tahun buku)
biasanya dialokasikan untuk manajemen dalam bentuk tantiem dan untuk
pemegang saham dalam bentuk deviden. Untuk deviden apabila memperoleh
persetujuan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) bisa tidak

11
dibagikan dan disisihkan sebagai laba yang ditahan. Laba yang ditahan dapat
digunakan untuk reinvestasi dalam rangka pengembangan usaha.

2. Modal eksternal dari lembaga keuangan Bank


Modal eksternal dari lembaga keuangan bank bisa diperoleh baik
dari bak konvensional maupun dari bank syariah.
- Modal dari Bank Konvensional
Modal dari perbankan konvensional yang relevan dengan kegiatan
agiribisnis dapat berbentuk kredit program dan kredit komersial, seperti :
a) Kredit Program, beberapa contoh kredit program adalah Kredit
Ketahanan Pangan dan Enerji (KKP-E), Kredit Pengembangan Enerji
Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP), Kredit Usaha
Pembibitan Sapi (KUPS), Kredit Usaha Rakyat(KUR),dll.
b) Kredit Komersial Bank konvensional, beberapa contoh kredit komersial
adalah Kredit Investasi Kecil (KIK), Kredit Modal Kerja Permanen
(KMKP), dll.
- Modal dari perbankan syariah
Produk syariah yang dikembangkan oleh Lembaga Keuangan Mikro
Agribisnis (LKMA) di perdesaan ada dua macam yaitu Mudharabah dan
Musyarakah.
Mudharabah
Dalam operasional LKMA, mudharabah merupakan salah satu
bentuk pembiayaan yang diberikan kepada nasabahnya. Sistem
mudharabah merupakan akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana
pihak pertama (malik, shahib al- mal, LKMA) menyediakan seluruh
modal (100 %), sedangkan pihak kedua (amil, mudharib, nasabah)
bertindak selaku pengelola. Dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka
sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, misalnya
antara LKMA dengan nasabah (50 % : 50 %). Apabila mengalami
kerugian ditanggung oleh pemilik modal selama terjadinya kerugian
tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian pengelola(nasabah). Apabila
kerugian disebabkan oleh kecurangan atau kelalaian pengelola (nasabah),
maka pengelola (nasabah) harus bertanggungjawab sepenuhnya atas
kerugian yang dideritanya.

Musyarakah
Musyarakah adalah perjanjian pembiayaan antara LKMA dengan nasabah
yang mebutuhkan pembiayaan, di mana LKMA dan nasabah secara bersama
membiayai suatu usaha atau proyek yang juga dikelola secara bersama atas
prisnip bagi hasil sesuai dengan penyertaan modalnya. Dalam prinsip
musyarakah ini keuntungan dan kerugian dibagi berdasarkan kesepakatan
bersama pada saat perjanjian awal.

13
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Tanaman Padi


Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban
meskipun terutama mengacu pada beberapa jenis tanaman budidaya, padi juga
digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis marga (genus) yang sama, yang
biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga beraasl dari india atau indocina dan
masuk ke indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan asia
sekitar 1500 SM.

Padi termasuk dalam suku padi padian atau poaceae. Terna semusim,
berakar serabut, batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari
rangkaian pelepah tegak, dan bebbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau
tua, berurat daun sejajar , tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang,bagian
bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret yang
terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula, tipe buah bulir atau
kariopsisyang tidak dapat dibedakan mana buah dan mana bijinya. Bentuk hampir
bulat hingga lonjong, ukuran 3mm hingga 15mm, tertutup oleh palea dan lemma
yang dalam bahasa sehari hari disebuut sekam, struktur dominan padi yang biasa
dikonsumsiyaitu jenis enduspermium.

3.2 Aspek budidaya


Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun lalu.
Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.

 Budidaya padi sawah (ing. Paddy atau paddy field), diduga dimulai dari
daerah lembah sungai yangtse di tiongkok
 Budidaya lahan kering, dikenal manusia lebih dulu daripada budidaya padi
sawah.
 Budidaya padi lahan rawa , dilakukan dibeberapa tempat di pulau
kalimantan
 Budidaya gogorancah atau disingkat gora, merupakan modifikasi dari
budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan dipulau lombok, yang
hanya memiliki musim hujan singkat.

Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaftif untuk masing


masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering dikenal
dengan padi gogo. Secara ringkas, bercocock tanam padi
mencakuppersemaian, pemindahan atau penanaman, pemeliharaan (termasuk
pengairan,penyiangan, perlindungan tanaman, serta pemupukan) dan panen.
Aspeklain yang penting namun bukan termasukdalam rangkaian bercocok
tanam padi adalah pemilihan kultivar, pemrosesan biji dan penyimpangan biji.

3.3 Hama dan Penyakit


Hama hama penting

 Penggerek batang padi putih (“sundep” scirpohaga innotata)


 Penggerek batang padi kuning (S.incertulas)
 Wereng batang punggung putih 9sigatella furcifera)
 Wereng coklat (nilaparvata lugens)
 Wereng hijau (nezara viridula)
 Walang sangit (leptocorisa oratorius)
 Ganjur (pachydiplosis exigua)
 Ulat tentara/ ulat grayak( spodoptera litura dan S.exigua)
 Tikus sawah (rattus argentiventer)

Penyakit

 Blas (pyricularia oryzae,Pgrisea)


 Hawar daun bakteri (“kresek”, Xanthomonasd aryzae pv.oryzae)

15
3.4 Pengolahan Gabah Menjadi Nasi
Setelah padi dipanen bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami. Pemisahan
dilakukan dengan memukulkan sekuat seikat padi sehingga gabah terlepas atau
dengan bantuan mesin pemisah gabah.

Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dahulu gabah
tidak dipisahkan lebih dahulu dari jeram, dan dijemur bersama dengan
merangnya. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari,
tergantung kecerahan penyinaran matahari .penggunaan mesin pengering jarang
dilakukan. Istilah “gabah kering giling” (GKG) mengacu pada gabah yang telah
dikeringkan dan siap untuk digiling. Gabah merupakan bentuk penjualan produk
padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan partai besar.

Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbuk /digiling,sehingga


beras terpisah dari sekam( kulit gabah).beras merupakan bentuk olahan yang
dijual pada tingkat konsumen. Hasil sampingan yang diperoleh dari pemisahan ini
adalah:

 Sekam, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar,


 Merang,tangkai pada padi kering: digunakan sebagai jerami atau bahan
kerajinan
 Bekatul, serbuk kulit ari beras, digunakan sebagai bahan makanan
tambahan yang kaya akan vitamin b
 Dedak, campural bekatul kasar dengan serpihan sekam yang kecil
kecil; untuk makanan ternak.

Beras dapat dikukus atau di timagar menjdi nasi yang siap dimakan. Beras
atau ketan yang di tim dangan air berlebih akan menjadi bubur. Pengukusan beras
dapat juga dilakukan denganpembungkus, misalnya dengan anyaman daun kelapa
muda menjadi lontong, atau dengan bumbung bambu yang disebut
lemang( biasanya dengan santan. Beras juga dapat diolah menjadi minuman
penyegar( beras kencur) atau obat balur untuk mengurangi rasa pegal(param)
3.5 Manajemen Keuangan Usaha Pabrik Penggilingan Padi
1. Profil pengusaha pabrik penggilingan padi
Nama pemilik : Asep Zenal
Umur : 50 tahun
Alamat :Kp. Ciharashas Rt/Rw:01/01 Desa Cinagara
Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut
Bahan yang diolah : padi
Lokasi pabrik : Kp.Ciharashas Rt/Rw : 01/01 Desa Cinagara
Kecamatan malangbong

a. Perhitungan harga bahan baku

No. Bahan baku Jumlah biaya


1. Beras per kg Rp 10.000
2. Karung Rp. 3000
3. Kresek Rp. 18.000
4. Mesin penggerak Dongfeng Rp. 12.000.000
5. Mesin Pk untuk memecah Rp. 15.000.000
gabah
Agrindo
6. Mesin Ichi untuk menjadikan Rp. 10.000.000
beras
7. Ban puli 15m : 3 Rp.1.050.000
8. Harga giling per kg Rp. 500
TOTAL Rp. 38.081.500

b. Perhitungan biaya pemeliharaan

No. Peralatan Jumlah biaya


1. Ganti alat alat onderdil 1 set Rp.600.000
1x per bulan
2. Mesin penggerak, ganti oli Rp.150.000
1x per bulan
3. Solar (bahan bakar) isi tiap Rp. 5.500
hari 5-10 liter
4. Mesin ichi ganti saringa dan Rp.150.000
pisau 1x per 3-4 bulan

c. Perhitungan biaya penyusutan

17
Tergantung kerusakan rata rata dibawah Rp.1.000.000

d. Kapasitas produksi

Kapasitas mesin 2ton

Perhari 5-7 kwintal pengahasilan bersih Rp.300.000

Penghasilan kotor RP.500.000

2. Biaya investasi dan produksi

NO. Komponen Jumlah Biaya


1. Tanah 50 m Rp.140.000.000
2. Bangunan 30m2 Rp. 50.000.000
3. Peralatan produksi
- Mesin Dongfeng 1 Rp. 12.000.000
- Mesin Pk 1 Rp.15.000.000
- Mesin Ichi 1 Rp.10.000.000
4. Kiloan 1 Rp.1.500.000
5. Batu kiloan 3 Rp. 150.000
5.
6. Roda 1 Rp. 500.000
7. Kendaraan kolbak 1 Rp.50.000.000
8. Penyediaan instalasi listrik 450 mah Rp.60.000/ bulan
9. Penyediaan instalasi air Air sumur Rp. 300.000
( sanyo)
10. Peralatan kantor (kalkulator, 1 Rp. 100.000
pena, buku )

3. Modal kerja

No. Komponen Jumlah Harga


1. Bahan baku 1kg RP.10.000
(beras)
2. Tenaga kerja 3 orang Rp.70.000 (gaji /hari)

4. Modal/ Sumber modal

No. komponen Sumber modal Total


sendiri Pinjaman
1. investasi Rp.240.500.000 Rp.240.500.000
2. Modal kerja Rp. 39.250.000 Rp. 39.250.000

5. Proyeks i penerimaan ( revenue) dan boaya (cost)

No komponen keterangan Harga satuan Jumlah


1. Biaya tetap
: 2 orang RP.70.000. Rp. 140.000
-gaji 1 bulan Rp1000.000 Rp.1.000.000
-
penyusutan
alat

Jumlah Rp.1.140.000
2. Biaya
variabel:
Instalasi 1 bulan RP.60.000 Rp. 60.000
listrik
Karung 1 Rp.3000 Rp.3000
kresek 1 bungkus RP. 18.000 RP.18.000
Jumlah RP. 81.000
6. proyeksi laba/rugi dalam 1 bulan

rata rata 5 kwintal/hari

a. penerimaan = RP.500 x 500 kg


b. biaya tetap = RP. 1.140.000
c. biaya variabel = RP. 81.000
d. jumlah dua biaya = Rp. 1.221.000
e. laba =RP. 7.500.000 – Rp.1.221.000 =
Rp.6.279.000

7. Break event point (BEP)


a. BEP (dalam ribuan) = biaya tetap + biaya variabel
Penjualan

= 1.140.000 +81.000

500

= 2.445

b. Analisis usaha penggilingan padi

Komponen Harga satuan Jumlah (Rp)

19
(Rp)
c. Biaya cost
1. Biaya variabel
- Karung RP.3000 RP.3000
- Kresek Rp.18.000 Rp.18.000
- Listrik Rp.60.000 Rp. 60.000
Jumlah Rp. 81.000
2. Biaya tetap RP.70.000 RP.140.000
- Gaji RP.1000.000 RP.1000.000
- Penyusutan alat

Jumlah Rp.
1.140.000
d. Jumlah biaya total Rp.
(1+2) 1.221.000
e. Penerimaan
Revenue
- Pengilingan Rp. 500 Rp. 250.000
500 kg x30 x30 =
7.500.000
f. Harga pokok
(biaya total+ produksi total )
=1.121.000 : 500
= 2.242
g. Laba RP. 6.360.000
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Agribisnis di bidang pertanian merupakan mata pencaharian yang banyak
dijumpai di pedesaan maupun pesisir pesisir perkotaan terlebih lagi Indonesia
memiliki iklim tropis yang sangat cocok untuk melakukan bercocok tanam salah
satunya padi.

Analisis perencanaan keuangan di agribisnis ini bertujuan untuk


mengetahui apakah pemilik usaha/perusahaan akan balik modal berapa lama,
apakah usaha nya ini akan mengalami keuntungan atau kerugian, memprediksi
pemasukan dan pengeluaran di masa depan (forecasting) dengan menggunakan
beberapa perhitungan seperti NPV,IRR,BEP, dan masih banyak lagi.

4.2 Saran
Pembuatan laporan hasil analisis keuangan di penggilingan padi Pak Asep
ini sangat jauh dari kata sempurna,karena berkaitan dengan rincian pemasukan
dan pengeluaran sehingga penulis dan pewawancara belum maksimal dalam
proses menganalisisnya. Untuk itu kami selaku penulis pun sangat menerima
kritik dan saran dari pembaca mengenai laporan kami.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, R. 1991. Dasar - Dasar Pembelajaran Perusahaan. Penerbit Gadjah


Mada, Yogyakarta.
Downey, W.D. dan Erickson, S.P. 1992. Manajemen Agribisnis. Terjemahan Ir.
Rochidayat Ganda, S. dan Alfonsus Sirait Cetakan Ke-tiga. Erlangga, Jakarta.
Tajidan. 2000. Dasar - Dasar Akuntansi Agribisnis. Penerbit Badan Kerja Sama
Perguruan Tinggi Negeri, Makasar.
https://repository.unikom.ac.id/16554/

Anda mungkin juga menyukai