Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN USAHATANI

Mata Kuliah : Ilmu Usaha Tani

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3 – AGR 2

JIHAN NABILA PANGESTUTI (210304016)


NABILA RAMADHANI LUBIS (210304051)
BILLY YURICHIKO SURYA KOLIM (210304054)
ALYAA AMIRAH (210304059)
IRENE MIRAECKLE BR GINTING (210304091)
KAROLINE GITA NATALY (210304093)
MICHAEL JACKSON (210304100)
RAMDHANI IQBAL LUBIS (210304134)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Sri Fajar Ayu SP., MM.
NIP. 197008272008122001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-
Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu, dengan judul “Perencanaan Usahatani”.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Usaha Tani. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Sri Fajar Ayu SP., MM., selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Usahatani,
2.Seluruh anggota kelompok 3 yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan
senang hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini
kedepannya. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta dapat membawa
pengaruh baik bagi pembaca makalah ini.

Medan, 11 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Perencanaan Menyeluruh (Whole Farm Planning)..........................................................3
2.2 Perencanaan Usahatani.....................................................................................................4
2.3 Anggaran Kegiatan...........................................................................................................6
2.4 Anggaran Penggunaan Sumber Daya...............................................................................8
2.5 Anggaran Usahatani.......................................................................................................11
2.6 Anggaran Parsial............................................................................................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................................15


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
3.2 Saran...............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan usahatani bersifat menguji implikasi pengaturan kembali sumberdaya


usahatani, perencana tertarik untuk mengevaluasi akibat yang disebabkan oleh perubahan
dalam metode berproduksi maupun organisasinya,perencanaan dapat dilakukan pada
usahatani sebagai satu kesatuan (whole farm planning) atau sebagian saja (partial analysis).

Menurut Shinta (2011), pelaku kegiatan perencanaan tertarik untuk melakukan


evaluasi terhadap akibat yang akan disebabkan oleh perubahan dalam metode berproduksi
maupun organisasinya,perencanaan dapat dilakukan pada usahatani sebagai satu kesatuan
(whole farm planning) atau sebagian saja (partial analysis).

Sumber ketidakpastian yang penting di sektor pertanian adalah adanya fluktuasi hasil
pertanian dan fluktuasi harga (Soekartawi, 1993). Sebagai contoh, ketidakpastian akibat
fluktuasi hasil pertanian dalam agribisnis kedelai disebabkan faktor alam seperti hama dan
penyakit, curah hujan yang deras pada saat panen. Sedangkan ketidakpastian akibat fluktuasi
harga disebabkan oeh ketergantungan harga kedelai lokal terhadap kedelai impor yang terus
mengalami perubahan.

Sikap petani terhadap resiko berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam


mengalokasikan faktor-faktor produksi yaitu apabila petani berani menanggung resiko maka
akan lebih optimal dalam mengalokasikan faktor produksi sehingga efisiensi juga lebih
tinggi.

Setiap pekerjaan yang telah direncanakan secara maksimal akan meminta


pertimbangan antara pengorbanan dan faedah. Begitu pula pada sektor produksi, untuk setiap
kebutuhan ekonomis perlu diadakan perhitungan antara hasil yang diharapkan dengan biaya
yang harus dikeluarkan untuk mencapai tujuan/hasil tersebut.Demikian pula sektor pertanian,
khususnya dalam usahatani dimana kegiatan tersebut harus dianggap suatu perusahaan, agar
biaya dan hasil yang didapatkan harus diadakan perhitungan untuk mengetahui pendapatan
dan efisiensi serta tingkat resiko dari usahatani tersebut.

Pengetahuan tentang hubungan antara resiko dengan pendapatan merupakan bagian


yang penting dalam pengelolaan usahatani.Hubungan ini biasanya diukur dengan koefisien

iv
variasi atau tingkat resiko terendah dan batas bawah pendapatan. Koefisien variasi atau
tingkat resiko terendah merupakan perbandingan antara resiko yang harus ditanggung oleh
petani dengan jumlah pendapatan yang akan diperoleh sebagai hasil dari sejumlah modal
yang ditanamkan dalam proses produksi, koefisien variasi dapat juga digunakan untuk
memilih alternatif yang memberikan resiko paling sedikit dalam mengharapkan suatu hasil
(Kadarsa, 1995). Sedangkan batas atas pendapatan menurut Hernanto (1998), adalah
menunjukkan nilai nominal pendapatan terendah yang mungkin diterima oleh petani.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka dikemukakan rumusan


masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:

a. Apa yang dimaksud dengan perencanaan menyeluruh ( whole farm planning ) ?


b. Bagaimana cara menyusun perencanaan usahatani ?
c. Apa sajakah yang termasuk kedalam komponen anggaran kegiatan ?
d. Apa sajakah yang termasuk kedalam anggaran penggunaan sumberdaya ?
e. Bagaimana cara menyusun anggaran usahatani ?
f. Apa yang dimaksud dengan anggaran parsial ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini antara lain :

a. Untuk mengetahui tentang perencanaan menyeluruh ( whole farm planning ).


b. Untuk mengetahui cara menyusun perencanaan usahatani.
c. Untuk mengetahui komponen-komponen anggaran kegiatan.
d. Untuk mengetahui apa saja anggaran penggunaan sumberdaya.
e. Untuk mengetahui cara menyusun anggaran usahatani.
f. Untuk mengetahui tentang anggaran parsial.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Menyeluruh ( Whole Farm Planning )

Perencanaan Usahatani merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu petani dalam mengambil keputusan untuk masa yang akan datang disertai dengan
pertimbangan atas hasil di masa lalu. Adapun sasaran dalam perencaan ini yaitu keseluruhan
sumber daya yang dimiliki dan yang akan digunakan dalam usahatani.

Ada beberapa tujuan perencanaan secara menyeluruh, yaitu :

1. Identifikasi keuntungan tertinggi yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan usahatani
2. Identifikasi sumber daya yang akan digunakan (lahan, TK, modal, dan peralatan)
3. Identifikasi kendala-kendala yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi kendala masa
datang
4. Estimasi kebutuhan dan pencarian modal
5. Estimasi biaya dan pendapatan
6. Estimasi arus uang tunai (cash flow)

Suatu usahatani yang sukses sangat bergantung pada petani sebagai manajer dalam
mengelola usahataninya. Oleh karena itu diperlukan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pengetahuan dan kemampuan mendeteksi kapan menambah modal dan bagaimana


cara penggunaannya yang efektif
2. Pengetahuan tentang berapa biaya bunga yang harus dibayar apabila menarik modal
dari luar
3. Pengetahuan tentang kapan harus membayar bunga dan mengangsur pinjaman dari
luar.

Sebagai manajer, petani memiliki keterbatasan dalam perencaan suatu usahatani dalam
hal sebagai berikut :

1. Belum mempunyai pengetahuan sempurna tentang cara-cara berproduksi yang baik,


hanya berdasar pengalaman
2. Tidak/ belum banyak mengetahui cara-cara berproduksi untuk masa yang akan datang

vi
3. Tidak/ belum banyak mengetahui tentang faktorfaktor produksi yang sudah/ belum
dapat dikuasai dan alokasi faktor produksitersebut secara optimal
4. Belum banyak mengetahui tentang perubahan harga dan keadaan harga yang terjadi
5. Belum mengetahui pihak-pihak yang dapat dijadikan partner untuk berusahatani
secara komersial.

2.2 Perencanaan Usahatani

Perencanaan usahatani merupakan proses pengambilan keputusan tentang segala sesuatu


yang akan dilakukan dalam usahatani yang akan datang, perencaan usahatani dapat berupa
pernyataan secara tertulis yang memuat sesuatu yang akan dikerjakan pada periode waktu
tertentu untuk tujuan tertentu pula sesuai dengan usahataninya. Adapun manfaat perencanaan
usahatani adalah sebagai berikut :

1. Memberi petunjuk tentang apa yang harus dilakukan pada masa yang datang
2. Mengurangi penyimpangan/ kesalahan yang akan terjadi
3. Memberi jaminan yang lebih besar bahwa apa yang akan dilakukan mendekati
kebenaran
4. Memudahkan evaluasi, sehingga dapat memperbaiki dan menghindarkan kesalahan
5. Menjamin kontinyuitas/ kesinambungan usaha jangka pendek dan jangka panjang

Perencanaan suatu usahatani dapat dikatakan baik jika memiliki kriteria sebagai berikut :

 Rasional : sesuai dengan situasi nyata


 Fleksibel : disesuaikan dengan situasi, tanpa merubah tujuan usahatani
 Dapat dievaluasi : dapat dinilai dan dengan cepat diambil tindakan yang tepat (diukur
dengan parameter yang dapat mudah diukur)
 Menjamin kontinyuitas/ kesinambungan usahatani

Cara Menyusun perencanaan usahatani dibagi menjadi tiga, yaitu :

 Pre-determined Plan : perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan oleh


pemerintah, karena ada tujuan tertentu, sehingga merupakan kebutuhan pemerintah
 Self-determined Plan : perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan sendiri
oleh petani sesuai keinginan dan menjadi kebutuhan petani
 Joint Plan : perencanaan usahatani yang disusun dan ditentukan bersama petani dan
pemerintah (instansi terkait/ Penyuluh, koperasi, dinas PU, perbankan, dll).

vii
Dalam perencanaan bersifat Joint Plan, ada beberapa hal penting yang perlu
didiskusikan sebagai berikut :

 Varietas yang akan ditanam


 Kapan tanam dan kapan panen, kaitannya dengan penyediaan irigasi
 Pupuknya apa, berapa, dan kapan digunakan
 Berapa dan dari mana modal yang diperlukan, kaitannya dengan penyediaan
irigasi

Langkah-langkah Dalam Perencanaan Usahatani

Ada beberapa langkah dalam pelaksanaan perencanaan usahatani yang baik, yaitu :

1. Klasifikasi dan pemetaan tana menentukan penggolongan tanah dalam kelas-


kelas yang sesuai untuk produksi tanaman/ komoditas tertentu, berdasarkan faktor
fisik (topografi, kedalaman air tanah, tingkat erosi, drainase, dll) efisiensi
penggunaan tanah
2. Penyusunan rencana pertanaman penentuan jenis tanaman, dengan
pertimbangan:
 Dapat menambah/ mempertahankan kesuburan tanah , rotasi tanaman
(pergiliran tanaman)
 Bersifat komplementer/ suplementer satu sama lain
 Dapat menggunakan tenaga kerja keluarga secara efisien
 Dapat memenuhi permintaan pasar dan fleksibel terhadap perubahan harga
3. Penyusunan rencana tenaga kerja dan alat pertanian disesuaikan dengan
rencana pertanaman :
 Metode produksi yang dilakukan
 Jenis dan jumlah tenaga kerja dan alat yang dibutuhkan
 Kapan dan jumlah tenaga kerja luar yang dibutuhkan
 Efisiensi penggunaan tenaga kerja dan alat
4. Penyusunan rencana biaya usahatani sesuai penggunaan tenaga kerja, alat, dll.
Tujuan menyusun anggaran biaya yaitu :
 Memberikan dasar untuk perbaikan usahatani
 Sebagai peringatan / penelitian rencana baru

viii
2.3 Anggaran Kegiatan

Anggaran kegiatan adalah pernyataan mengenai sifat-sifat teknis dan ekonomis suatu
kegiatan yang disajikan dalam suatu bentuk sehingga memungkinkan perencanaan dapat
dikerjakan. Anggaran usahatani, disusun untuk melihat konsekuensi suatu perencanaan
usahatani yang diusulkan, berdasar keseluruhan kegiatan usahatani untuk mengetahui
keragaan usahatani untuk mendapatkan keuntungan usahatani

Tujuan penyusunan anggaran ushatani adalah untuk memprediksi aktivitas operasi


dan keuntungan usahatani di masa yang akan datang. Agar petani memiliki gambaran
informasi yang bisa digunakan untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan

Komponen-komponen dalam kegiatan usahatani adalah sebagai berikut

a. Batasan kegiatan yang menyatakan apa yang diproduksi dan bagainama


memproduksinya
Kegiatan pada setiap komoditas yang diusahakan berbeda-beda bergantung pada
komoditas apa yang diusahakan. Kegiatan dalam usahatani ubi dengan usahatani padi
tidak sama, karena ada perbedaan hasil produksi, tahapan produksi, habitat dan faktor
lainnya dari komoditas tersebut. Sehingga kegiatan-kegiatan, cara dan rencana yang
dilakukan untuk memproduksinya juga berbeda
b. Daftar kebutuhan usahatani dalam setiap unit kegitan
Kebutuhan usahatani dalam hal ini dapat berupa pupuk dan alat pertanian serta
kebutuhan-kebutuhan khusus untuk tanaman tertentu (misalnya: tiang untuk tanaman
labu siam). Semua kebutuhan dalam kegiatan usahatani ditulis secara detail mulai dari
penanaman sampai masa panen.
c. Kuantifikasi hubungan antara berbagai kegiatan, misalnya kebutuhan pengembalaan
untuk ternak
d. Daftar kendala yang bukan merupakan sumberdaya dalam kegiatan
Pemasaran merupakan dalah satu contoh kendala yang dihapi oleh petani dan bukan
merupakan sumberdaya dalam kegiatan usahatani. Pemasaran dapat ditambahkan
dalam daftar kenda;a yang bukan merupakan sumberdaya dalam kegiatan
ix
e. Daftar biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap (biaya variable) merupakan biaya yang jumlahnya berubah jika
jumlah produksinya berubah. Dalam kegiatan usahatani contohnya adalah bibit,
pupuk, pestisida dan sebagainya
f. Pernyataan jumlah produk yang dihasilkan untuk tiap unit kegiatan dan taksiran harga
(jika produk tersebut dijual
Dalam komponen ini, dapat dituliskan perkiraan jumlah produk dari suatu kegiatan
usahatani dan perkiraan harga berdasarkan pengalaman penjualan yang sudah pernah
terjadi

Berikut adalah contoh anggaran kegiatan suatu usahatani. (Tabel 1.1)

Tabel 1.1 Anggaran Kegiatan Ubi Jalar

1. Definisi
Nama lokal: Kumala
Nama Ilmiah: Ipoemoea batatas
Ditanam sebagai makanan pokok dengan teknologi tradisional
2. Musim Tanam
a. Saat menanam antara Maret dan Oktober, tapi dapat ditanam sepanjang tahun
b. Umur: 4 sampai 7 bulan sesuai iklim tapi umurnya 5 bulan
c. Daya simpan dalam tanah, panen dapat ditunda sampai 2 bulan tanpa
penyyusutan hasil yang berarti
3. Syarat Pergiliran
a. Urutan tanam: ditanam setelah ubi rambat atau talas atau sebagai tanaman
pertama
b. Tumpang sari: dapat ditanam bersama-sama dengan tanaman pisang
c. Kesuburan tanah: kandungan nitrogen yang tinggi menyebabkan pertumbuhan
vegetative berlebihan sehingga produksi ubi rendah
4. Penanaman
a. Jarak tanam: ditanam kira-kira 1m x1m.
b. Bahan tanaman: tumbuh dari potongan batang ± 30 cm, 3 atau 4 batang tiap
lubang. Lahan 0.05 ha cukup menyediakan bibit untuk 1 Ha
5. Masukan Lain
Pupuk tidak digunakan, penyemprotan dianjurkan untuk kumbang penggerek

x
batang.
6. Kebutuhan kerja (JKO/Ha):
a. Menyiapkan bahan tanaman 60
b. Menanam 100
c. Membuat bukit dan lubang 100
d. Menyiangi
1 bulan setelah tanam 75
2 bulan setelah tanam 55
3 bulan setelah tanam 35
e. Panen 345
7. Produksi
Rata-rata 12,5 ton/ha ubi basah
8. Kandungan gizi
Mengandung 4,2Mj/kg, bagian yang dapat dimakan 1.5% protein, 15% bahan sisa.
9. Tata niaga
Harga jual bersih di tingkat local Rp. 5.675/ku

2.4 Anggaran Penggunaan Sumberdaya

Sumberdaya dalam usahatani terdiri atas sumberdaya alam yaitu tanah serta sekitarnya
dan sumberdaya manusia yaitu tenaga kerja.

1. Lahan dan rotasi


Anggaran penggunaan sumberdaya dapat diterapkan jika memnuhi beberapa hal
berikut.
a. Lahan yang dibutuhkan tidak lebih luas dari lahan yang dikuasai oleh petani
b. Jenis yanaman yang ditanam sesuai dengan jenis tanah dan kesuburan tanah atau
lahan
c. Perencanaan mencakup:
1. Penentuan luas per kegiatan
2. Penentuan jarak tanam dan lamanya pertumbuhan
3. Urutan tanaman

Contoh 1

Luas Feb- April- Juni- Agst- Okt- Des- Th


xi
(ha) Mar Mei Juli Sept Nov Jan
0,25 <<< <<< <<< <<< <<< /// I
0,25 /// … … … II
0,25 … … xxx xxx xxx xxx III
0,25 BERO IV

<: ubi rambat (1)

/: ubi rambat (2)

..: Talas

X: ubi rambat (3)

Lahan seluas 0,25 ha dapat ditanami berbagai komoditas misalnya ubi rambat atau talas. Dari
contoh 1 tersebut terlihat bahwa selama satu siklus (4yahun) ubi rambat dapat ditanam 3 kali
musim tanam dan talas satu kali musim tanam dengan dengan rotasi tanaman seperti tampak
pada Gambar 3.1

Contoh 2

Luas Feb- April- Juni- Agst- Okt-Nov Des-Jan Th


(Ha) Mar Mei Juli Sept
0,25 <<< <<< <<< <<< <<< /// I
0,25 /// ///… ///… ///… }}} }}} II
0,25 }}} }}} xxx Xxx xxx xxx III
0,25 BERO IV
Gambar 3.2

<: ubi rambat (1)

/: ubi rambat (2)

..: Talas

X: ubi rambat (3)

}: ubi kayu

2. Tenaga Kerja
Disamping penggunaan lahan dan rotasi tanaman, perlu direncanakan pula
penggunaan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam menentukan
keberhasilan petani dalam pelaksanaan usahataninya.(Larasati, 2012). Sebagai salah satu
sumberdaya yang penting dalam kegiatan usahatani, tenaga kerja terbagi menjadi dua yaitu
tenaga kerja dalam keluarga (TKDL) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Dalam kegiatan

xii
usahatani, bisa saja TKDK tidak memnuhi jumlah sumberdaya tenaga kerja yang dibutuhkan.
Sehingga perlu untuk menganggarkan kebutuhan untuk tenaga kerja luar keluarga (TKLK).
Penggunaan tenaga kerja mempengaruhi posisi petani sebagai pelaku usahatani. Jika
menggunakan tenaga TKLK, maka petani tidak hanya sebagai tenaga kerja tetapi juga sebagai
manajer yang mengatur dan mengorganisasi seluruh kegiatan produksi.
Penggunaan tenaga kerja luar keluarga akan mempengaruhi anggaran, karena
TKLK harus diberi upah. Tenaga kerja yang digunakan harus dianalisi produktivitas
dan efisiensi penggunaannnya dengan menghitung HOK (Hari Orang Kerja).
Berikut merupakan contoh anggaran penggunaan sumberdaya tenaga kerja untuk
berbagai macam komoditas antara lain padi sawah kedelai, kacang tanah, jagung, dan
tembakau.

Uraian Komoditas
Padi Kedelai Kacang Jagung Tembakau
Tanah
HKO % HKO % HKO % HKO % HKO %
Pembibitan (DK) 0.067 0,31 - - - - - - - -
Pengolahan tanah
a. Dalam 0,067 0,31 - - 1,138 4,67 2,152 12,34 6,282 9,25
keluarga 2,933 13,71 - - 2,933 11,5 0,933 5.35 2,790 8,55
b. luar keluarga 8

Penanaman
a. Dalam 0,22 0,10 0,573 5,01 2,606 10,2 1,419 8,14 3,164 9,70
keluarga 5,411 25,30 1,918 16,79 3,250 9 0,295 1,69 2,173 6,66
b. luar keluarga 12,8
3
Pengolahan tanah
a. Dalam 2,786 13,03 - - 4,126 - - - - -
keluarga 0,244 1,14 - - 2,794 - - - - -
b. luar keluarga
Pengolahan tanah
a. Dalam - - 1,900 16,63 - - 3,057 17,53 5,009 15,35
keluarga - - 0,409 3,58 - - 0,986 5,65 1,390 4,26
b. luar keluarga
Pengolahan tanah
a. Dalam - - 0,855 7,84 - 16,2 0,243 1,39 5,155 15,80
keluarga - - 0,000 0,00 - 8 0,000 0,00 0,000 0,00
b. luar keluarga 11.0
3
Pengolahan tanah
a. Dalam 0,044 0,21 0,027 0,24 0,745 2,94 0,057 0,33 0,436 10,62
keluarga 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,054 1,42
b. luar keluarga
Pengolahan tanah
a. Dalam 5,248 24,71 2,645 23,15 3,211 12,6 3,919 22,47 - -
keluarga 0,022 0,10 0,245 2,15 1,817 8 0,486 2,79 - -

xiii
b. luar keluarga 7,17
Pengolahan tanah
a. Dalam 9,22 43,09 7,963 69,69 14,984 59,1 13,795 79,10 25,19 77,21
keluarga 12,18 56,91 3,463 30,31 10,334 8 3,643 20,89 7,436 22,79
b. luar keluarga 40,8
2

Dari berbagai macam komoditas tersebut tampak bahwa komoditas padi


meskipun jumlah tenaga kerja yang dicurahkan tidak terlalu besar, tetapi proporsi
penggunaan sumber daya tenaga kerja luar keluarga lebih besar jika dibandingkan
dengan komoditas lainnya. Hal itu disebabkan oleh sifat usahatani padi yang sangat
tergantung dengan campur tangan manusia. Cuarahan tenaga paling banyak terutama
saat pengolahan tanah, penanaman dan panen. Dalam usahaytani padi, ketiga kegiatan
tersebut harus dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Jika tidak, maka hasilnya
tidak akan seperti yang diharapkan

2.5 Anggaran Usahatani


Anggaran usahatani sederhana dan mudah dimengerti sehingga dapat segera ditindak
lanjuti. Yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran usahatani antara lain sebagai
berikut.
1) Tujuan : untuk melihat konsekuensi suatu rencana yang diusulkan.
2) Ukuran : penghasilan bersih dan arus uang tunai.
3) Kriteria : pendapatan kotor, pengeluaran tetap, dan penghasilan bersih.
Ada empat cara dalam menyusun anggaran usahatani, yaitu mengarah pada usahatani
yang lebih intensif atau mengarah pada usahatani yang kurang intensif. Empat cara tersebut
sebagai berikut.
1) Mengubah kegiatan yang telah ada sehingga pendapatan kotor meningkat tetapi
pengeluaran tetap tidak meningkat.
2) Mengubah kegiatan yang telah ada sehingga pendapatan koror meningkat, tetapi
pengeluaran tetap juga meningkat, asal peningkatan pengeluaran tetap lebih kecil dari
peningkatan pendapatan kotor.
3) Mengalokasikan sumberdaya yang ada sehingga pengeluaran tetap turun tetapi
pendapatan kotor tetap.
4) Mengalokasikan kembali sumberdaya yang ada sehingga pengeluaran tetap turun
tetapi pendapatan kotor total juga turun, asal penurunan pendapatan kotor lebih kecil
dari penurunan pengeluaran tetap.
Dari keempat cara tersebut, cara pertama dan kedua mengarah ke lebih intensif,
sedangkan cara ketiga dan keempat mengarah ke kurang intensif. Tabel dibawah ini
merupakan contoh cara ke kedua, yaitu pendapatan kotor naik dan pengeluaran naik, yang
berarti mengarah pada lebih intensif. Alternatif A tidak menggunakan pupuk kandang
sehingga produksi hanya 225 kg per 0,1 ha. Sementara alternatif B menggunakan pupuk

xiv
kandang sehingga produksi meningka tmenjadi 396 kg, tetapi konsekuensinya biaya
meningkat dari Rp 353.225 menjadi Rp 592.725. Namun demikian, alternatif B lebih baik
karena peningkatan biaya Rp 239.500 lebih kecil dari peningkatan penerimaannya sehingga
bila dihitung 1B/C atau Incremental B/C rationya adalah 2,345 >1. Dengan kata lain rencana
B dapat dilaksanakan.

Alternatif B Alternatif A
No. Keterangan Selisih
(Rencana B) (Biasa)
1 Pendapatan kotor
a. Produksi (Rp) 396 225 -
b. Harga (Rp/Kg) 3.285 3.285
c. Nilai Produksi (Rp) 1.300.820 739.125 561.705
Pengeluaran tetap
a. Benih (Rp) 102.400 102.400
b. Pupuk kimiawi (Rp) 47.000 100.000
c. Pupuk kandang (Rp) 292.500 -
d. Pestisida 25.000 25.000
e. Tenaga luar 50.000 50.000
f. Tenaga mesin 36.000 36.000
g. Lain-lain 39.825 39.825
Total (Rp) 592.725 353.225 239.500

3 Penghasilan bersih (Rp) 708.105 468.025 240.080

4 Output-input ratio 2.195 2.092

5 I B/C 2.345

2.6. Anggaran Parsial


Analisis masing-masing cabang usahatani akan sangat bermanfaat dan membantu
perencanaan anggaran. Hal ini menunjukkan secara jelas berapa kontribusi pendapatan dari
masing-masing cabang usahatani pada pendapatan total usahatani secara keseluruhan.
Dengan analisis tersebut petani sebagai manajer dapat mengambil keputusan untuk memilih
cabang usahatani mana yang perlu dikembangkan, dikurangi atau bahkan tidak diusahakan
lagi agar tidak menderita kerugian.
Anggaran parsial sangat sederhana, mudah dimengerti, mudah penyusunannya, biasa
digunakan untuk melihat keuntungan dengan sedikit perubahan yang dilakukan, serta tidak
memerlukan informasi yang tidak dipengaruhi oleh perubahan yang sedang diamati. Ada
beberapa macam anggaran parsial antara lain:
1) Anggaran keuntungan parsial
2) Anggaran marjin kotor
3) Anggaran arus uang tunai parsial
4) Anggaran parametrik

xv
Secara umum anggaran parsial mempertimbangkan empat komponen sebagai berikut.
1) Tambahan pengeluaran atau pengeluaran baru.
2) Penerimaan yang hilang.
3) Pengeluaran yang dihemat atau tidak jadi dikeluarkan.
4) Penerimaan tambahan atau penerimaan baru

Selisih antara (1+2) dengan (3+4) menunjukkan apakah perubahan yang direncanakan
menguntungkan. Jika (3+4) lebih kecil dari (1+2) maka perubahan yang direncanakan akan
meningkatkan pendapatan usahatani sehingga layak untuk diterapkan.
Anggaran parsial juga untuk mempertimbangkan apakah perlu penggunaan input
baru, menambah cabang usahatani baru, cara baru, dan sebagainya.

Anggaran Parsial Pembelian Mesin Perontok Gabah Seharga Rp. 900.000


No Keterangan Jumlah

Perubahan yang dilihat = pembelian mesin perontok


1.
gabah untuk menghemat tenaga dan dapat disewakan

2. Tanggal/tahun = 5 Januari 2006


Kerugian:
a. Biaya tambahan:
(1) Penyusutan 1/10 × Rp. 900.000 Rp. 90.000
(2) Bunga Bank 5% × Rp. 900.000 Rp. 45.000
3.
(3) Perawatan -
b. Penghasilan yang hilang -
c. Kerugian total Rp. 135.000
Keuntungan:
a. Biaya yang dihemat:
(1) Sewa tenaga 7 HKO @ Rp. 14.000 Rp. 98.000
4.
(2) Alat disewakan 33 HKO @ Rp. 14.000 Rp. 462.000
b. Keuntungan total Rp. 560.000

5. Keuntungan tambahan Rp. 560.000 – Rp. 135.000 Rp. 425.000


Pertimbangan:
a. Meningkatkan ketepatan waktu kerja
b. Mengurangi risiko keterlambatan perontokan gabah
6. karena tenaga kerja langka
c. Memerlukan pinjaman Rp. 900.000
d. Petani harus menambah jam kerja
Catatan:
a. Perhitungan per musim tanam (setahun 2 musim
7. dan alat/mesin dipakai 10 musim tanam)
b. Bunga bank 5% per musim atau 10% per tahun

1. Anggaran keuntungan parsial


Anggaran keuntungan parsial digunakan untuk melihat suatu perubahan metode
produksi dengan kriteria keuntungan atau penghasilan bersih. Untuk hal-hal tertentu yang
tidak dapat diukur dengan keuntungan rupiah, dicatat sebagai bahan pertimbangan.

xvi
2. Anggaran marjin kotor
Penyusunan anggaran marjin kotor sangat mudah dan sederhana sehingga mudah
diterapkan. Anggaran marjin kotor ini mempunyai kelemahan antara lain:
a. Keuntungan dapat meningkat dengan cara memperluas cabang usahatani yang memberikan
marjin batas tinggi per kesatuan luas atau dengan cara mengurangi yang memberikan marjin
batas rendah.
b. Anggaran mutlak yang linear tehadap biaya variabel dan pendapatan kotor.

3. Anggaran arus uang tunai parsial


Anggaran arus uang tunai digunakan untuk melihat perubahan arus uang tunai akibat
perubahan yang diusulkan. Tujuannya untuk melihat kelayakan suatu usulan yang mencakup
beberapa tahun (jangka panjang).

4. Anggaran parametrik
Anggaran parametrik disusun atas dasar ramalan tentang berbagai macam
ketidakpastian dan harga yang akan datang, menggunakan nilai tengah, nilai sebaran peluang,
koefisien, dan sebagainya. Anggaran ini memperhatikan ketidakpastian. Sesuatu yang tidak
pasti dinyatakan sebagai koefisien. Jika yang tidak pasti hanya satu (satu koefisien) disebut
dengan break-even budgeting, sedangkan jika yang tidak pasti lebih dari satu disebut
parametric budgeting.

a. Break-even budgeting (anggaran impas)


Dalam hal ini anggaran disusun untuk menetapkan nilai koefisien yang telah
ditetapkan sehingga keuntungan sama dengan kerugian atau impas.

Kelebihan anggaran ini adalah a) dapat melihat dengan mudah apakah suatu rencana
menguntungkan, b) perencana dengan cepat dapat merekomendasi, dan c) dapat melihat
apakah bermanfaat.

b. Parametric budgeting (anggaran parametrik)


Anggaran parametrik disusun karena ketidakpastian lebih dari satu. Pemberian nilai
dan arti koefisien merupakan suatu keputusan tersendiri dimana beragam alternatif dalam
memberikan nilai koefisien merupakan beberapa alternatif perencanaan.

4. Anggaran interprise
Anggaran interprise adalah anggaran yang dapat digunakan untuk memperkirakan
pengeluaran dan pendapatan suatu cabang usahatani per kesatuan produksi atau per unit.

xvii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari materi perencanaan usahatani ini antara
lain :
1) Sasaran dalam perencanaan ini yaitu keseluruhan sumber daya yang dimiliki dan yang
akan digunakan dalam usahatani.
2) Perencaanaan suatu usahatani dapat dikatakan baik jika memiliki kriteria rasional,
fleksibel, dapat dievaluasi. dan cara menyusun perencanaan usahatani dibagi menjadi tiga,
yaitu pre-determined plan, self-determined plan, joint plan.
3) Komponen-komponen dalam kegiatan usahatani yaitu:(a)batasan kegiatan yang
menyatakan apa yang diproduksi dan bagainama memproduksinya, (b)daftar kebutuhan
usahatani dalam setiap unit kegiatan,(c)kuantifikasi hubungan antara berbagai kegiatan,
(d)daftar kendala yang bukan merupakan sumberdaya dalam kegiatan,(e)daftar biaya tidak
tetap,(f)pernyataan jumlah produk yang dihasilkan untuk tiap unit kegiatan dan taksiran harga
jika produk tersebut dijual.
4) Sumberdaya dalam usahatani terdiri atas tanah serta sekitarnya dan tenaga kerja.
5) Ada empat cara dalam menyusun anggaran usahatani, yaitu mengarah pada usahatani yang
lebih intensif atau mengarah pada usahatani yang kurang intensif.
6) Ada beberapa macam anggaran parsial antara lain anggaran keuntungan parsial, anggaran
marjin kotor, anggaran arus uang tunai parsial, anggaran parametrik. Anggaran parsial untuk
mempertimbangkan apakah perlu penggunaan input baru, menambah cabang usahatani baru,
cara baru, dan sebagainya.

3.2 Saran

a) Masyarakat petani sebaiknya melakukan perencanaan terlebih dahulu sebelum memulai


kegiata usahataninya agar segala kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

b) Perencanaan dilakukan sampai pada kemungkinan resiko yang dihadapi sehingga petani
dapat menanggulanginya dengan segera karena sudah dipersiapkan sebelumnya.
c) Masyarakat petani sebaiknya menerima inovasi yang ada yang dapat meningkatkan
pendapatannya.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Binuang, Balai Besar Pelatihan Pertanian. "Bahan Ajar Menyusun Rencana Usaha 2”.

Dewi, Komala, Ratna. 2016. Diktat Mata Kuliah Manajemen Usahatani. Bali: Jurusan
Agribisnis Universitas Udayana.

Mandey, J. R., & Waney, N. F. L. 2019. Curahan tenaga kerja pada usahatani padi di Desa
Lowian Kecamatan Maesaan. Agri-SosioEkonomi, 15(3), 397-406.

Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya Grup.

xix

Anda mungkin juga menyukai