DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 – AGR 2
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Sri Fajar Ayu SP., MM.
NIP. 197008272008122001
FAKULTAS PERTANIAN
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-
Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu, dengan judul “Perencanaan Usahatani”.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ilmu Usaha Tani. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Sri Fajar Ayu SP., MM., selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Usahatani,
2.Seluruh anggota kelompok 3 yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan
senang hati penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini
kedepannya. Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta dapat membawa
pengaruh baik bagi pembaca makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Perencanaan Menyeluruh (Whole Farm Planning)..........................................................3
2.2 Perencanaan Usahatani.....................................................................................................4
2.3 Anggaran Kegiatan...........................................................................................................6
2.4 Anggaran Penggunaan Sumber Daya...............................................................................8
2.5 Anggaran Usahatani.......................................................................................................11
2.6 Anggaran Parsial............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber ketidakpastian yang penting di sektor pertanian adalah adanya fluktuasi hasil
pertanian dan fluktuasi harga (Soekartawi, 1993). Sebagai contoh, ketidakpastian akibat
fluktuasi hasil pertanian dalam agribisnis kedelai disebabkan faktor alam seperti hama dan
penyakit, curah hujan yang deras pada saat panen. Sedangkan ketidakpastian akibat fluktuasi
harga disebabkan oeh ketergantungan harga kedelai lokal terhadap kedelai impor yang terus
mengalami perubahan.
iv
variasi atau tingkat resiko terendah dan batas bawah pendapatan. Koefisien variasi atau
tingkat resiko terendah merupakan perbandingan antara resiko yang harus ditanggung oleh
petani dengan jumlah pendapatan yang akan diperoleh sebagai hasil dari sejumlah modal
yang ditanamkan dalam proses produksi, koefisien variasi dapat juga digunakan untuk
memilih alternatif yang memberikan resiko paling sedikit dalam mengharapkan suatu hasil
(Kadarsa, 1995). Sedangkan batas atas pendapatan menurut Hernanto (1998), adalah
menunjukkan nilai nominal pendapatan terendah yang mungkin diterima oleh petani.
1.3 Tujuan
v
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan Usahatani merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilakukan untuk
membantu petani dalam mengambil keputusan untuk masa yang akan datang disertai dengan
pertimbangan atas hasil di masa lalu. Adapun sasaran dalam perencaan ini yaitu keseluruhan
sumber daya yang dimiliki dan yang akan digunakan dalam usahatani.
1. Identifikasi keuntungan tertinggi yang ingin dicapai sesuai dengan tujuan usahatani
2. Identifikasi sumber daya yang akan digunakan (lahan, TK, modal, dan peralatan)
3. Identifikasi kendala-kendala yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi kendala masa
datang
4. Estimasi kebutuhan dan pencarian modal
5. Estimasi biaya dan pendapatan
6. Estimasi arus uang tunai (cash flow)
Suatu usahatani yang sukses sangat bergantung pada petani sebagai manajer dalam
mengelola usahataninya. Oleh karena itu diperlukan beberapa hal sebagai berikut :
Sebagai manajer, petani memiliki keterbatasan dalam perencaan suatu usahatani dalam
hal sebagai berikut :
vi
3. Tidak/ belum banyak mengetahui tentang faktorfaktor produksi yang sudah/ belum
dapat dikuasai dan alokasi faktor produksitersebut secara optimal
4. Belum banyak mengetahui tentang perubahan harga dan keadaan harga yang terjadi
5. Belum mengetahui pihak-pihak yang dapat dijadikan partner untuk berusahatani
secara komersial.
1. Memberi petunjuk tentang apa yang harus dilakukan pada masa yang datang
2. Mengurangi penyimpangan/ kesalahan yang akan terjadi
3. Memberi jaminan yang lebih besar bahwa apa yang akan dilakukan mendekati
kebenaran
4. Memudahkan evaluasi, sehingga dapat memperbaiki dan menghindarkan kesalahan
5. Menjamin kontinyuitas/ kesinambungan usaha jangka pendek dan jangka panjang
Perencanaan suatu usahatani dapat dikatakan baik jika memiliki kriteria sebagai berikut :
vii
Dalam perencanaan bersifat Joint Plan, ada beberapa hal penting yang perlu
didiskusikan sebagai berikut :
Ada beberapa langkah dalam pelaksanaan perencanaan usahatani yang baik, yaitu :
viii
2.3 Anggaran Kegiatan
Anggaran kegiatan adalah pernyataan mengenai sifat-sifat teknis dan ekonomis suatu
kegiatan yang disajikan dalam suatu bentuk sehingga memungkinkan perencanaan dapat
dikerjakan. Anggaran usahatani, disusun untuk melihat konsekuensi suatu perencanaan
usahatani yang diusulkan, berdasar keseluruhan kegiatan usahatani untuk mengetahui
keragaan usahatani untuk mendapatkan keuntungan usahatani
1. Definisi
Nama lokal: Kumala
Nama Ilmiah: Ipoemoea batatas
Ditanam sebagai makanan pokok dengan teknologi tradisional
2. Musim Tanam
a. Saat menanam antara Maret dan Oktober, tapi dapat ditanam sepanjang tahun
b. Umur: 4 sampai 7 bulan sesuai iklim tapi umurnya 5 bulan
c. Daya simpan dalam tanah, panen dapat ditunda sampai 2 bulan tanpa
penyyusutan hasil yang berarti
3. Syarat Pergiliran
a. Urutan tanam: ditanam setelah ubi rambat atau talas atau sebagai tanaman
pertama
b. Tumpang sari: dapat ditanam bersama-sama dengan tanaman pisang
c. Kesuburan tanah: kandungan nitrogen yang tinggi menyebabkan pertumbuhan
vegetative berlebihan sehingga produksi ubi rendah
4. Penanaman
a. Jarak tanam: ditanam kira-kira 1m x1m.
b. Bahan tanaman: tumbuh dari potongan batang ± 30 cm, 3 atau 4 batang tiap
lubang. Lahan 0.05 ha cukup menyediakan bibit untuk 1 Ha
5. Masukan Lain
Pupuk tidak digunakan, penyemprotan dianjurkan untuk kumbang penggerek
x
batang.
6. Kebutuhan kerja (JKO/Ha):
a. Menyiapkan bahan tanaman 60
b. Menanam 100
c. Membuat bukit dan lubang 100
d. Menyiangi
1 bulan setelah tanam 75
2 bulan setelah tanam 55
3 bulan setelah tanam 35
e. Panen 345
7. Produksi
Rata-rata 12,5 ton/ha ubi basah
8. Kandungan gizi
Mengandung 4,2Mj/kg, bagian yang dapat dimakan 1.5% protein, 15% bahan sisa.
9. Tata niaga
Harga jual bersih di tingkat local Rp. 5.675/ku
Sumberdaya dalam usahatani terdiri atas sumberdaya alam yaitu tanah serta sekitarnya
dan sumberdaya manusia yaitu tenaga kerja.
Contoh 1
..: Talas
Lahan seluas 0,25 ha dapat ditanami berbagai komoditas misalnya ubi rambat atau talas. Dari
contoh 1 tersebut terlihat bahwa selama satu siklus (4yahun) ubi rambat dapat ditanam 3 kali
musim tanam dan talas satu kali musim tanam dengan dengan rotasi tanaman seperti tampak
pada Gambar 3.1
Contoh 2
..: Talas
}: ubi kayu
2. Tenaga Kerja
Disamping penggunaan lahan dan rotasi tanaman, perlu direncanakan pula
penggunaan tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam menentukan
keberhasilan petani dalam pelaksanaan usahataninya.(Larasati, 2012). Sebagai salah satu
sumberdaya yang penting dalam kegiatan usahatani, tenaga kerja terbagi menjadi dua yaitu
tenaga kerja dalam keluarga (TKDL) dan tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Dalam kegiatan
xii
usahatani, bisa saja TKDK tidak memnuhi jumlah sumberdaya tenaga kerja yang dibutuhkan.
Sehingga perlu untuk menganggarkan kebutuhan untuk tenaga kerja luar keluarga (TKLK).
Penggunaan tenaga kerja mempengaruhi posisi petani sebagai pelaku usahatani. Jika
menggunakan tenaga TKLK, maka petani tidak hanya sebagai tenaga kerja tetapi juga sebagai
manajer yang mengatur dan mengorganisasi seluruh kegiatan produksi.
Penggunaan tenaga kerja luar keluarga akan mempengaruhi anggaran, karena
TKLK harus diberi upah. Tenaga kerja yang digunakan harus dianalisi produktivitas
dan efisiensi penggunaannnya dengan menghitung HOK (Hari Orang Kerja).
Berikut merupakan contoh anggaran penggunaan sumberdaya tenaga kerja untuk
berbagai macam komoditas antara lain padi sawah kedelai, kacang tanah, jagung, dan
tembakau.
Uraian Komoditas
Padi Kedelai Kacang Jagung Tembakau
Tanah
HKO % HKO % HKO % HKO % HKO %
Pembibitan (DK) 0.067 0,31 - - - - - - - -
Pengolahan tanah
a. Dalam 0,067 0,31 - - 1,138 4,67 2,152 12,34 6,282 9,25
keluarga 2,933 13,71 - - 2,933 11,5 0,933 5.35 2,790 8,55
b. luar keluarga 8
Penanaman
a. Dalam 0,22 0,10 0,573 5,01 2,606 10,2 1,419 8,14 3,164 9,70
keluarga 5,411 25,30 1,918 16,79 3,250 9 0,295 1,69 2,173 6,66
b. luar keluarga 12,8
3
Pengolahan tanah
a. Dalam 2,786 13,03 - - 4,126 - - - - -
keluarga 0,244 1,14 - - 2,794 - - - - -
b. luar keluarga
Pengolahan tanah
a. Dalam - - 1,900 16,63 - - 3,057 17,53 5,009 15,35
keluarga - - 0,409 3,58 - - 0,986 5,65 1,390 4,26
b. luar keluarga
Pengolahan tanah
a. Dalam - - 0,855 7,84 - 16,2 0,243 1,39 5,155 15,80
keluarga - - 0,000 0,00 - 8 0,000 0,00 0,000 0,00
b. luar keluarga 11.0
3
Pengolahan tanah
a. Dalam 0,044 0,21 0,027 0,24 0,745 2,94 0,057 0,33 0,436 10,62
keluarga 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,000 0,00 0,054 1,42
b. luar keluarga
Pengolahan tanah
a. Dalam 5,248 24,71 2,645 23,15 3,211 12,6 3,919 22,47 - -
keluarga 0,022 0,10 0,245 2,15 1,817 8 0,486 2,79 - -
xiii
b. luar keluarga 7,17
Pengolahan tanah
a. Dalam 9,22 43,09 7,963 69,69 14,984 59,1 13,795 79,10 25,19 77,21
keluarga 12,18 56,91 3,463 30,31 10,334 8 3,643 20,89 7,436 22,79
b. luar keluarga 40,8
2
xiv
kandang sehingga produksi meningka tmenjadi 396 kg, tetapi konsekuensinya biaya
meningkat dari Rp 353.225 menjadi Rp 592.725. Namun demikian, alternatif B lebih baik
karena peningkatan biaya Rp 239.500 lebih kecil dari peningkatan penerimaannya sehingga
bila dihitung 1B/C atau Incremental B/C rationya adalah 2,345 >1. Dengan kata lain rencana
B dapat dilaksanakan.
Alternatif B Alternatif A
No. Keterangan Selisih
(Rencana B) (Biasa)
1 Pendapatan kotor
a. Produksi (Rp) 396 225 -
b. Harga (Rp/Kg) 3.285 3.285
c. Nilai Produksi (Rp) 1.300.820 739.125 561.705
Pengeluaran tetap
a. Benih (Rp) 102.400 102.400
b. Pupuk kimiawi (Rp) 47.000 100.000
c. Pupuk kandang (Rp) 292.500 -
d. Pestisida 25.000 25.000
e. Tenaga luar 50.000 50.000
f. Tenaga mesin 36.000 36.000
g. Lain-lain 39.825 39.825
Total (Rp) 592.725 353.225 239.500
5 I B/C 2.345
xv
Secara umum anggaran parsial mempertimbangkan empat komponen sebagai berikut.
1) Tambahan pengeluaran atau pengeluaran baru.
2) Penerimaan yang hilang.
3) Pengeluaran yang dihemat atau tidak jadi dikeluarkan.
4) Penerimaan tambahan atau penerimaan baru
Selisih antara (1+2) dengan (3+4) menunjukkan apakah perubahan yang direncanakan
menguntungkan. Jika (3+4) lebih kecil dari (1+2) maka perubahan yang direncanakan akan
meningkatkan pendapatan usahatani sehingga layak untuk diterapkan.
Anggaran parsial juga untuk mempertimbangkan apakah perlu penggunaan input
baru, menambah cabang usahatani baru, cara baru, dan sebagainya.
xvi
2. Anggaran marjin kotor
Penyusunan anggaran marjin kotor sangat mudah dan sederhana sehingga mudah
diterapkan. Anggaran marjin kotor ini mempunyai kelemahan antara lain:
a. Keuntungan dapat meningkat dengan cara memperluas cabang usahatani yang memberikan
marjin batas tinggi per kesatuan luas atau dengan cara mengurangi yang memberikan marjin
batas rendah.
b. Anggaran mutlak yang linear tehadap biaya variabel dan pendapatan kotor.
4. Anggaran parametrik
Anggaran parametrik disusun atas dasar ramalan tentang berbagai macam
ketidakpastian dan harga yang akan datang, menggunakan nilai tengah, nilai sebaran peluang,
koefisien, dan sebagainya. Anggaran ini memperhatikan ketidakpastian. Sesuatu yang tidak
pasti dinyatakan sebagai koefisien. Jika yang tidak pasti hanya satu (satu koefisien) disebut
dengan break-even budgeting, sedangkan jika yang tidak pasti lebih dari satu disebut
parametric budgeting.
Kelebihan anggaran ini adalah a) dapat melihat dengan mudah apakah suatu rencana
menguntungkan, b) perencana dengan cepat dapat merekomendasi, dan c) dapat melihat
apakah bermanfaat.
4. Anggaran interprise
Anggaran interprise adalah anggaran yang dapat digunakan untuk memperkirakan
pengeluaran dan pendapatan suatu cabang usahatani per kesatuan produksi atau per unit.
xvii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari materi perencanaan usahatani ini antara
lain :
1) Sasaran dalam perencanaan ini yaitu keseluruhan sumber daya yang dimiliki dan yang
akan digunakan dalam usahatani.
2) Perencaanaan suatu usahatani dapat dikatakan baik jika memiliki kriteria rasional,
fleksibel, dapat dievaluasi. dan cara menyusun perencanaan usahatani dibagi menjadi tiga,
yaitu pre-determined plan, self-determined plan, joint plan.
3) Komponen-komponen dalam kegiatan usahatani yaitu:(a)batasan kegiatan yang
menyatakan apa yang diproduksi dan bagainama memproduksinya, (b)daftar kebutuhan
usahatani dalam setiap unit kegiatan,(c)kuantifikasi hubungan antara berbagai kegiatan,
(d)daftar kendala yang bukan merupakan sumberdaya dalam kegiatan,(e)daftar biaya tidak
tetap,(f)pernyataan jumlah produk yang dihasilkan untuk tiap unit kegiatan dan taksiran harga
jika produk tersebut dijual.
4) Sumberdaya dalam usahatani terdiri atas tanah serta sekitarnya dan tenaga kerja.
5) Ada empat cara dalam menyusun anggaran usahatani, yaitu mengarah pada usahatani yang
lebih intensif atau mengarah pada usahatani yang kurang intensif.
6) Ada beberapa macam anggaran parsial antara lain anggaran keuntungan parsial, anggaran
marjin kotor, anggaran arus uang tunai parsial, anggaran parametrik. Anggaran parsial untuk
mempertimbangkan apakah perlu penggunaan input baru, menambah cabang usahatani baru,
cara baru, dan sebagainya.
3.2 Saran
b) Perencanaan dilakukan sampai pada kemungkinan resiko yang dihadapi sehingga petani
dapat menanggulanginya dengan segera karena sudah dipersiapkan sebelumnya.
c) Masyarakat petani sebaiknya menerima inovasi yang ada yang dapat meningkatkan
pendapatannya.
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Binuang, Balai Besar Pelatihan Pertanian. "Bahan Ajar Menyusun Rencana Usaha 2”.
Dewi, Komala, Ratna. 2016. Diktat Mata Kuliah Manajemen Usahatani. Bali: Jurusan
Agribisnis Universitas Udayana.
Mandey, J. R., & Waney, N. F. L. 2019. Curahan tenaga kerja pada usahatani padi di Desa
Lowian Kecamatan Maesaan. Agri-SosioEkonomi, 15(3), 397-406.
xix