Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hadits merupakan sumber hukum islam yang kedua yang didalamnya juga
ada terdapat tuntunan bagaimana cara untuk menghadapi masalah yang sedang
kita alami, karena didalam Al-qu’ran dijelaskan bahwa madu itu mengandung
obat bagi segala penyakit, meskipun banyak orang yang masih meragukan
keajaiban madu sebagai salah satu media pengobatan terhadap penyakit.
Namun kebenaranAl-qur’an adalah haq. Allah berfirman :
. َ‫َوأَ ْو َحى َربُّ َك إِلَى النَّ ْح ِل أَ ِن اتَّ ِخ ِذي ِمنَ ا ْل ِجبَا ِل بُيُوتا ً َو ِمنَ الش ََّج ِر َو ِم َّما يَ ْع ِرشُون‬
Artinya: “Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah, buatlah sarang-sarang
di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang di buat
manusia.” (An-Nahl: 68)
Sebaik-baik makanan dan obat adalah segala sesuatu yang difirmankan
Allah dalam kitab-Nya dan disebutkan dalam sunnah Rasulullah. Allah telah
memerintahkan lebah madu untuk tinggal diberbagai gunung, gua, lembah,
dan tempat yang dibuat manusia. Dia memerintahkan lebah untuk
menelusuri jalan-jalan itu dengan berbekal petunjuk dari-Nya. Sang lebah
pun taat, tunduk, dan bertasbih dengan memuji-Nya. Mereka memakan nectar
(saripati bunga) agar dapat menghasilkan minuan ( baca: madu) yang beraneka
ragam warnanya untuk umat manusia. Didalamnya terdapat jalan kesembuhan
bagi kita (Mustikasari,2014).
Madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa manis yang
dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar) atau bagian
lain dari tanaman (ekstra floral nektar) atau ekskresi serangga (Gebremariam,
2014).
Madu mempunyai berbagai manfaat dan memiliki bermacam kandungan
zat yang memiliki peran penting dan aman di konsumsi oleh siapapun, selain
di gunakan sebagai minuman madu juga bisa digunakan sebagai obat luka, hal
ini dikarenakan didalam madu terdapat mekanisme yang mampu melawan
bakteri yang menyebabkan kerusakan, dan hal itu juga didukung dengan

1
adanya Hadits-hadits Nabi yang menganjurkan untuk menggunakan madu
sebagai obat (Mustikasari,2014).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari madu ?
2. Apa saja Jenis – jenis Madu?
3. Bagaimana Anjuran Berobat dengan Madu dan Al-Qur’an?
4. Apa saja manfaat dari madu?
5. Bagaimana rangkaian hubungan khasiat madu bagi kesehatan ?
6. Bagaimana cara pengobatan dengan madu secara islam ?
7. Bagaimana cara mengonsumsi madu yang benar ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami mata kuliah ners islami tentang konsep
pengobatan herbal menggunakan madu yang nantinya dapat menjadi
pilihan alternatif pada saat melakukan tindakan keperawatan saaat
melaksanakan studi lapangan.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami definisi dari madu
b. Mengetahui saja Jenis – jenis Madu
c. Memahami Anjuran Berobat dengan Madu dan Al-Qur’an
d. Mengetahui manfaat dari madu
e. Mengetahui rangkaian hubungan khasiat madu bagi kesehatan
f. Mengetahui cara pengobatan dengan madu secara islam
g. Mengetahu cara mengonsumsi madu yang benar
1.4 Manfaat
1. Mempelajari lebih detail mengenai konsep pengobatan herbal dengan
menggunakan madu khususnya dalam kompetensi ners islami
2. Merupakan media pembelajaran untuk mengetahui dan memahami tentang
pengobatan herbal dengan menggunakan madu secara islam

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Madu
Madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa manis yang
dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar) atau bagian
lain dari tanaman (ekstra floral nektar) atau ekskresi serangga (Gebremariam,
2014).
Secara umum Madu itu memiliki pengertian yaitu sebuah cairan yang
kental dan berwarna kuning pucat atau kuning keemasan, yang memiliki rasa
dan bau yang khas yang dihasilkan oleh lebah madu atau sejenis serangga
yang disebut dengan tawon. Lebah penghasil madu ini termasuk dalam famili
apidae dan yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia maupun di seluruh
dunia adalah jenis lebah Apis Mallifera. Kemudian dari beberapa jenis madu
yang efektif menghasilkan madu adalah lebah dengan jenis Apis Dorsata.
Lebah ini termasuk lebah Asia yang paling bagus memproduksi madu. untuk
saat ini lebah ini belum bisa dibudidayakan di ruangan tertutup. Apis Dorsata
berbadan besar dan hidup di daerah sub-tropis dan tropis Asia serperti
Indonesia, Filipina, Nepal Madu juga telah disebutkan dalam literature
kerajaan-kerajaan kuno: Sumeria, Babilonia, Mesir, dan India
(Mustikasari,2014).
Madu dinamakan sesuai dengan sumber pakan lebahnya contohnya, lebah
yang hidup di perkebunan kapas menghasilkan madu yang diberi nama madu
kapas, madu rambutan, madu lengkeng, dan madu mangga. Madu
mengandung banyak mineral seperti natrium, kalsium, magnesium,
alumunium, besi, fosfor, dan kalium (Suranto, 2004).
Madu termasuk makanan yang Allah Ta’ala sifati bahwa di dalamnya
terdapat obat bagi manusia dari sebagian penyakit. Hal itu ada pada Firman-
Nya Azza Wajalla:

3
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah
itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang
yang memikirkan." (QS. An-Nahl: 68-69)
Madu mengandung sejumlah senyawa dan sifat antioksidan yang telah
banyak diketahui. Sifat antioksidan dari madu yang berasal dari zat-zat
enzimatik (misalnya, katalase, glukosa oksidase, inhibin dan peroksidase)
mempunyai kadar pH rendah (3,6-3,7) dan zat-zat nonenzimatik (misalnya,
asam askorbat, α-tokoferol, karotenoid, asam amino, protein, produk reaksi
Maillard, flavonoid dan asam fenolat), serta mineral-mineral berupa kalium,
besi, magnesium, fosfor, tembaga, dan kalsium Jumlah dan jenis antioksidan
ini sangat tergantung pada sumber bunga atau varietas madu, dan telah banyak
banyak penelitian yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara aktivitas
antioksidan dengan kandungan total fenol (Khalil, 2012).
2.2 Jenis – jenis Madu
Jenis-jenis madu yang dihasilkan oleh lebah atau tawon memang banyak,
terlebih jika ditinjau dari sari bunga atau nectar yang dimakan atau dibawa
oleh lebah. Dan jika ditinjau dari sumbernya jenis-jenis madu antara lain,
yaitu:
1. Madu Flora, madu flora atau madu bunga adalah madu murni yang
dihasilkan oleh nectar bunga. Madu ini terdiri dari dua jenis madu yaitu:
a. Madu Monoflora adalah madu yang dihasilkan dari nectar yang
bersumber dari satu jenis buga saja.
b. Madu Porliflora adalah madu yang dihasilkan dari nectar yang
bersumber lebih dari satu jenis bunga.
2. Madu Embun (Honey dew) yaitu madu yang dihasilkan oleh lebah dari
sekresi serangga tertentu yang sering terdapat pada tumbuh-tumbuhan atau
kelopak bunga.

4
3. Madu Ekstraflora yaitu madu yang dihasilkan dari nectar non flora atau
yang bukan berasal dari bunga.
Kemudian menurut dari cara memerolehannya madu dibagi menjadi dua jenis
yaitu:
1. Honeycomb yaitu madu yang diltakkan oleh lebah didalam sel yang
berbentuk segi enam yang ditutupi lilin. Jenis madu ini di jual kepada
konsumen dalam bentuk kemasan yang sesuai dengan aslinya.
2. Madu saringan atau madu peras (strained honey) yaitu madu yang
diperoleh melalui proses yang menggunakan alat khusus yang kemudian
diletakkan dalam kemasan kaca ataupun botol.
3. Madu ekstraksi madu yang didapat dari proses sentrifugasi
(Mustikasari,2014).

2.3 Anjuran Berobat dengan Madu dan Al-Qur’an

Artinya; Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat: madu dan Al-
Qur’an. (HR. Ibnu Majah)
Hadits di atas adalah salah satu anjuran untuk memanfatkan sesuatu yang
sudah ada, di atas di sebutkan bawasanya madu adalah obat untuk semua
penyakit dan Qur’an adalah obat bagi semua penyakit jiwa, hal ini
menunjukkan bahwa Nabi menganjurkan kita untuk menggunakan kedua
pengobatan tersebut sebagai obat dari segala penyakit yaitu, madu dan Qur’an.
Mengingat adanya obat mujarab yang manis yang banyak mengandung
vitamin dan zat-zat yang lainnya yang berkhasiat untuk kebutuhan tubuh
manusia, sayang rasanya bila potensinya tidak dimanfaatkan secara maksimal
oleh setiap manusia (Mustikasari,2014).
Karena kebenaran al-Qur’an itu bersifat mutlak, dan sebagai manusia yang
di berikan akal fikiran kita dianjurkan untuk mengembangkan sesuatu yang
bersifat mutlak tersebut dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang telah

5
kita dapatkan. Dengan demikian benar adanya jika kedua hal tersebut dapat di
jadikan sebagai obat, bagi orang-orang yang memikirkan (Mustikasari,2014).
2.4 Manfaat Madu
Beberapa temuan dari pakar Ilmu Kesehatan tentang manfaat madu dalam
pengobatan kesehatan diantaranya yaitu:
1. Sebagai Anti Mikroba
Sejumlah studi laboratorium menunjukkan bahw madu mempunyai
spesifikasi kandungan antimikroba. Selain itu, terbukti pula bahwa madu
mempunyai kemampua membasmi sejumlah bakteri diantaranya bakteri
Gram negative dan Gram positif. Dan ternyata, madu menyebabkan
peningkatan tekanan osmosis diatas permukaan luka. Hal tersebut akan
menghambat tumbuhnya bakteri kemudian membunuhnya. Riset ini di
terbitkan tahun 1985 di sebuah Jurnal Medis Afrika Selatan serta Jurnal
Farmakologi dan obat tahun 1983 (Mustikasari,2014).
2. Sebagai Anti Kanker
Lebah mengeluarkan beberapa unsur yang mencegah pecahnya sel-
sel serbuk sari yang terdapat dalam madu. Berdasarkan sifat tersebut maka
sebagian kalangan meyakini bahwa madu mampu mencegah terjadinya
penyakit kanker. Dr. Zakariya Al-Kayyath (guru besar ilmu pengetahuan
medis di Pusat Riset Nasional Mesir) menjelaskan bahwa unsur zink
dalam madu mempunyai peranan yang penting dalam melawan sel-sel
kanker. Madu juda memiliki banyak antioksidan. Dr. Al-Kayyath
menandaskan bahwa kadar zink, besi, silinom, dan magnesium meningkat
pada darah hewan percobaan setelah diberi madu (Mustikasari,2014).
3. Sebagai Anti Pendarahan
Didalam buku Terapi dengan Madu karya Muhammad Al- Haluji
terdapat tulisan dengan judul Vitamin-vitamin anti pedarahan dan madu
yang di terjemahkan oleh Prof. Abdul Ilah Thulaimat, dosen Universitas
Damaskus. Tulisan ini diterbitkan dalam Jurnal Organisasi Kedokteran
Laboratorium milik Universitas Minnesota, Amerika Serikat. Perisetnya
aalah Dr. Vivino, Dr. Hidack, dan Dr. Palmer (Mustikasari,2014).

6
4. Antibiotika
Efek antibakteri madu pertama kali dikenal pada tahun 1892 oleh
Van Ketel. Awalnya, efek antibakteri ini diduga karena kandungan gula
madu yang tinggi, yang disebut efek osmotik. Namun, penelitian lebih
lanjut menunjukkan adanya zat inhibine yang pada akhirnya diidentifikasi
sebagai hirogen peroksida yang berfungsi sebagai antioksidan. Dr. WG
Sacket, ahli bakteriologi dari Colorado Agricultural Academy menemukan
secara in vitro, madu dapat mematikan kuman tifus daam 48 jam. Kuman
penyebab paru-paru mati pada hari keempat (Mustikasari,2014).
5. Sumber Antioksidan
Kesibukan manusia yang semakin sibuk, dan sempitnya waktu
untuk mengonsumsi sumber antioksidan (buah-buahan dan sayur), dan
polusi menimbulkan kadar radikal bebas dalam tubuh kita. Kaena radikal
bebas banyak berefek buruk karena sifatnya yang tidak stabil, seperti
bereksi dengan jaringan tubuh sehingga mencetuskan berbagai penyakit
kronis, alergi, penyakit koroner (Mustikasari,2014).
6. Obat Sakit Mata
Manfaat madu untuk mengobati penyakit mata trnyata sudah
dikenal sejak dulu. Pada Zaman Meir kuno, madu sudah tercatat efektif
untuk mengobati sakit mata. Aristoteles tahun 350 SM menulis dalam
bukunya Historia Animalium bahwa madu putih baik untuk mengobati
sakit mata. Di Mali, madu secara tradisional dioleskan pada mata penderita
penyakit campak untuk mengurangi gejala. Professor Hauser pada tahun
1845 sudah menulis dalam bukunya bahwa selain untuk luka bakar tubuh,
madu bisa dipakai untuk luka bakar pada mata (Mustikasari,2014).
Tahun 1898, di Rusia, madu sudah diketahui dapat mengobati sakit
radang mata. Tahun 1945, madu lotus India dilaporkan dapat
menyembuhkan semua jenis penyakit mata. Madu murni juga dapat
menyembuhkan penyakit tuberculosis kornea (scrofulous keratitis).
Menurut Mozherenkov dan Prokof’eva dari Rusia, madu memiliki efek
antiradang, antibakteri, dan antijamur bila dioleskan pada mata.

7
Pengolesan madu dengan pengenceran 20- 50% cukup untuk mengobati
luka bakar mata, konjungtivitis, dan infeksi kornea (Mustikasari,2014).
7. Mencegah Katarak
Madu dari lebah yang tidak bersengat ternyata memiliki khasiat
mencegah katarak. Lkatarak adalah mengeruhnya lensa mata yang
berakibat penglihatan menurun. Di Negara berkembang, lebih dari 90%
kebutaan terjadi akibat katarak. Madu lebah tidak bersengat mengandung
letuolin dan flavonoid yang tinggi. Flavonoid merupakan senyawa fenolik
yang bersumber dari tumbuhan dan kemudian lebah menyarikannya
menjadi madu. Senyawa fenolik terebut dapat menghambat kerja enzim
aldolase reduktase yang menyebakan katarak (Mustikasari,2014).
8. Anemia dan Thalasemia
Sejenis madu yang disebut vesaja modhu yang istimewa diteliti
dapat mengurangi kebutuhan transfuse darah pada kasus thalasemia EB
dan sedikit pada thelesemia HBE. Lebah yang mengumpulkan madu ini di
beri susu, buah-buahan, tanaman obat, selenium, kromium. Khan dan
teman-temannya meneliti 111 orang dengan 75 orang pasien thalasemia
HEB dan 36 orang Thelesemia B dengan usia bervariasi. Sekitar 73,3%
pasien thalasemia HBE harus ditransfusi darah setiap bulan dan setelah
mengonsumsi madu, 61,8% nya mengurngi transfuse. Untuk kasus
thalasemia B, hasilnya tidak terlalu baik, hanya 8,3% yang mengurangi
transfuse. Ternyata, madu Vesaja modhu menstabilkan atau meningkatkan
kadar hemoglobin hingga kebutuhan transfuse menjadi berkurang. Madu
dapat mengobati anemia, karena madu mengandung segala zat yang
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, seperti zat besi, asam folat,
dan vitamin B12 (Mustikasari,2014).
9. Memperlancar Fungsi otak
Jika dicampur dengan air hangat, madu asli dapat berdifusi
kedalam darah hanya berselang tujuh menit setelah dikonsumsi. Molekul
gula bebas dalam madu asli membuat otak berfungsi lebih baik karena
otak merupakan pengonsumsi gula terbesar (Mustikasari,2014).

8
10. Penyakit-penyakit khas perempuan
Madu dapat mengatasi ganguan kehamilan yang biasa disebut
eclampsia. Dr. Kruft berkata, “Kita dapat menggunakan madu lobak
sebagai contoh. Madu ini mengandung kortison yang disebut dengan
brassinolide. Struktur zat ini mirip dengan beclomethasonik (sejenis
cortecosteroides) yang dipakai dalam pengobatan asma. Para ahli juga
menemukan bahan yang disebut flavonoid dalam bee pollen. Banyak dari
zat ini memiliki stuktur menyerupai zat cromoglycate40zat ini tidak
diberikan unntuk mengobati penyakit asma, namun diberikan untuk
mencegah kambuhnya penyakit asma (Mustikasari,2014).
11. Mengobati Luka
Peradaban Mesir kuno memiliki resep terendiri dalam mengobati
luka. Dengan cara membalutkan madu peda bagian yang luka, selama 4
hari. Kemudian resep itu diuji coba oleh ahli bedah inggris, Dr. Michael
Pulman, dari Rumah sakit Northfolk-Norweg di Inggris. Dari hasil
tersebut, madu berhasil mengobati luka pascaoperasi amputasi akibat
kanker. Hal ini dikarenakan madu memiliki kandungan gizi yang sangat
berperan dalam pembentukan sel jaringan baru.2 Sehingga kulit yang
tadinya rusak dapat kembali seperti semula setelah di beri madu secara
rutin (Mustikasari,2014).
12. Mengatasi kekurangan Kalsium
Purdue menunjukkan konsumsi madu akan menguntungkan karena
akan meningkatkan penyerapan kalsiumnya. Semakin tinggi kadar
madunya, semakin meninggat penyerapan kalsiumnya. Hal ini sangat baik
untuk mencegah osteoporosis. Salah satu mencegah osteoporosis adalah
mengonsusi kalsium. Kalsium merupakan zat pembentuk tulang dan
penyerapannya dapat dihambat atau ditinggkatkan oleh zat yang lain.
Vitamin D, asam amino, dan gula madu diteliti dapat meningkatkan
penyerapannya. Adapun zat logam, fitat, dan oksalat akan menghambat
penyerapannya (Mustikasari,2014).

9
13. Kekebalan Tubuh
Fruktosa dan glukosa sangat berperan di dalam madu. Setelah
dikonsumsi, kedua zat utama itu diproses menjadi glikogen yang
kemudian disimpan dalam organ hati sehingga dapat digunakan sewaktu-
waktu saat tubuh membutukan energi tambahan Pemulihan pascaoperasi
Madu berguna untuk menjaga kadar gula darah dan stamina tubuh
pascaoperasi (Mustikasari,2014).
14. Melindungi tubuh dari penyakit
Ilmu pengetahuan modern telah menemukan bahwa zat
prostaglandin terdapat dalam madu. Prostaglandin merupakan zat penting
dalam melindungi tubuh dari berbagai penyakit, dan jika tubuh
kekurangan zat ini maka akan terserang berbagai penyakit. Hal ini sesuai
dengan hadits Nabi yang mengatakan bawasanya seseorang tidak akan
tertimpa oleh penyakit yang berat apabila mengonsumsi madu secara rutin
di pagi hari (Mustikasari,2014).
15. Penghilang nyeri lambung dan usus 12 jari
Pada kasus penyakit luka pada lambung dan usus 12 jari, banyak
ilmuan Rusia dan Amerika menegaskan bahwa madu adalah obat pereda
dan penghilang nyeri bagi penderita luka lambung dan usus 12 jari. Reaksi
muntah dan panas dalam rongga perut yang menyertai kedua penyakit ini
akan berhenti setelah penderita mengonsumsi madu. Lebih efektif lagi jika
madu dikonsumsi setelah makan. Ini juga di sebutkan dalam hadits Nabi
bahwa madu dapat mengembalikan sistem pencernaan yang sedang dalam
gangguan, sehingga lambungpun tidak merasakan nyeri lagi
(Mustikasari,2014).
16. Mudah diserap oleh tubuh
Ini dikarenakan adanya perubahan zat gula (fruktosa menjadi glukosa)
yang terdapat didalam madu. Meskipun kandungan zat asam madu begitu
tinggi, namun ia dapat diserap dengan mudah bahkan oleh perut yang
sensitif. Madu juga membantu kinerja usus dan ginjal (Mustikasari,2014).
Madu memiliki banyak khasiat. Madu dapat membersihkan kotoran yang

10
terdapat pada usus, pembuluh darah dan yang lainnya, dapat memetralisir
kelembaban tubuh, baik dengan cara dikonsumsi atau dioleskan, amat
bermanfaat untuk lanjut usia dan mereka yang memiliki keluhan pada dahak.
Madu amat bergizi, melembutkan sistem alami tubuh, mengawetkan makanan,
menghilangkan rasa obat yang tidak enak, membersihkan lever, melencarkan
buang air kecil, jika diminum begitu saja dengan air putih, bisa berguna
mengobati sakit akibat gigitan anjing gila (rabies) atau akibat keracunan jamur
(Mustikasari,2014).
Madu memang memiliki banyak manfaat untuk tubuh manusia, akan tetapi
bukan tidak mungkin madu juga memiliki efek samping yang berbahaya untuk
tubuh manusia. Karena madu murni berpotensi memicu reaksi alergi atau
keracunan seperti, kram perut, muntah dan demam. Hal itu terjadi karena
madu murni yang di konsumsi tidak melewati tahap pasteurisasi sehingga
spora dan serbuk sari berpotensi tumbuh di dalamnya. Seperti kita tahu, madu
merupakan zat manis pekat yang diproduksi lebah, salah satu jenis serangga
pemakan nektar bunga dan serbuk sari (Mustikasari,2014).
Chris Wagner dari Dallas Children's Medical Center, mengatakan tentang
pasien yang menderita keracunan saat mengonsumsi madu murni, Alergi
terburuk yang berpotensi muncul adalah sesak napas, tekanan darah rendah,
pusing, pingsan, hingga gagal jantung. Hal ini terjadi karena kita tidak
mengetahui berapa banyak tepung sari di dalam madu murni yang di konsumsi
(Mustikasari,2014).
National Institutes of Health merekomendasikan agar mengonsumsi madu
yang telah dipasteurisasi untuk mencegah efek buruk. Anak usia di bawah satu
tahun juga sangat tidak disarankan untuk mengonsumsi madu, apalagi madu
murni, karena efek alergi bisa lebih serius(Mustikasari,2014).
2.5 Rangkaian Hubungan khasiat madu bagi kesehatan
Masyarakat Indonesia menggunakan madu sebagai campuran pada jamu
tradisional untuk meningkatkan khasiat penyembuhan penyakit seperti infeksi
pada saluran cerna dan pernafasan, serta meningkatkan kebugaran tubuh.
Madu juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan
jaringan baru (Wineri, 2014).

11
Hubungan khasiat madu bagi kesehatan sendiri telah membuktikannya
diantaranya adalah :
1. Membantu Proses Pembentukan Darah
Dalam hal ini madu merupakan energi terbesar yang dibutuhkan dalam
proses pembentukan darah. Di sisi lain, madu juga membantu prose
penjernihan, sirkulasi darah, dan dapat menjadi antiarterioclerosis
(Mustikasari,2014).
2. Menetralisir Kadar Asam Dalam Darah
Meskipun madu mempunyai efek asam, nemun ia merupakan
faktor penting untuk menjaga alkali dalam darah. Sama dengan jeruk dan
lemon. Kedua buah ini berefek asam, namun memiliki eran
dalampembenukan dan mewujudkan alkali di dalam darah apabila
dikonsumsi. Terjaganya alkali dalam darah merupakan faktor penetralisir
keasaman (asam laktik dan karbonik) pada jaringan tubuh yang
diakibatkan kerja organ yang terlalu keras. Madu juga mempunyai fungsi
untuk mengatur tekanan darah serta menambah kadar hemoglobin dalam
darah (Mustikasari,2014).
3. Menguatkan Kerja Jantung Dan Lever
Madu di ujicobakan pada penderita lever di Universitas Polonia,
Italia. Hasilnya, madu dapat menguatkan dan membangkitkan kerja lever.
Selain itu, madu juga mampu mengganti substansi yang hilang akibat keja
otot jantung yang terus menerus. Kunci mekanisme kerjanya terletak
dalam glukosa dalam madu. Glukosa ini mengganti energy yang terbuang
ketika jantung bekerja (Mustikasari,2014).
4. Penghilang Nyeri Lambung Dan Usus 12 Jari
Pada kasus penyakit luka pada lambung dan usus 12 jari, banyak
ilmuan Rusia dan Amerika menegaskan bahwa madu adalah obat pereda
dan penghilang nyeri bagi penderita luka lambung dan usus 12 jari. Reaksi
muntah dan panas dalam rongga perut yang menyertai kedua penyakit ini
akan berhenti setelah penderita mengonsumsi madu. Lebih efektif lagi jika
madu dikonsumsi setelah makan (Mustikasari,2014).

12
5. Mengatasi Gangguan Dalam Sistem Pencernaan
Mekanisme kerjanya, madu membuat zat asam berlebih penyebab
infeksi dalam lambung. Mayoritas paramedic menggunakan madu untuk
mengobati infeksi perut, usus duabelas jari, dan radang amandel
(Mustikasari,2014).
6. Tidak Menimbulkan Obesitas
Para Ilmuwan dari Universitas Illionis, Amerika Serikat telah
berhasil mengetahui bahwa meskipun seseorang telah kenyang dengan
mengonsumsi madu, berat badan mereka tidak bertambah
(Mustikasari,2014).
7. Menurunkan Kadar Kolesterol Berbahaya
Sebuah Institut Pendidikan Islam berhasil menemukan khasiat
madu dalam menurunkan kadar koleterol berbahaya dalam tubuh. Selain
itu, hanya dalam waktu 2 minggu saja madu juga meningkatkan kadar
kolesterol baik dalam tubuh (Mustikasari,2014).
8. Khasiat Madu Pada Penyembuhan Luka Kulit
Pemberian madu topikal efektif menghasilkan dasar luka
bergranulasi bersih. Madu bekerja sebagai medium hiperosmolar dan
mencegah pertumbuhan bakteri, juga memiliki viskositas tinggi yang
bentuk sawar fisik dan menciptakan ling-kungan basah yang mempercepat
penyembuhan luka. Kandungan nutrien madu menambah pasokan bahan
lokal dan mungkin membantu mempercepat reepitelisasi. Di-samping itu,
Madu mengandung enzim katalase yang juga mempengaruhi proses
penyembuhan luka. Madu mempunyai sifat-sifat kimia, fi-sik, dan
biologik. Sifat-sifat tersebut meliputi : Pertama, debridement luka. Kedua,
absorpsi cairan edema sekitar luka, Ketiga, inaktivasi bakteri. Keempat,
menghilangkan bau busuk luka. Kelima, mempercepat pembentukan
jaringan granulasi dan epitelisasi, dan Keenam, menambah nutrisi
(Kalangi, 2012).

13
2.6 Cara Pengobatan Herbal Menggunakan Madu Secara Islam

Pengobatan madu dengan tiga cara, yaitu :

Artinya; Telah menceritakan kepada kami Al Husein telah menceritakan


kepada kami Ahmad bin Mani’ telah menceritakan kepada kami Marwan bin
syuja’telah menceritakan kepada kami Salim Al Afthas dari said bin Jubair
dari Abbas Radhiallahu ‘anhuma dia berkata: “terapi pegobatan itu ada tiga
cara, yaitu meminum madu, berbekam dan kay (menempelkan besi panas
didaerah yang terluka), sedangkan aku melarang umatku berobat dengan kay.”
Hadits ini juga dirafa’kan (kepada Nabi Sallahu ‘alaihi wassalam). Dan
diriwayatkan pula oleh Qummi bin Laits dari mujahid dari Ibnu Abbas dari
Nabi shallahu ‘alaihi wassalam tentang meminum madu dan berbekam. (HR.
Bukhari)
Al-Khathhtabi mengatakan, “secara garis besar hadits tentang pengobatan
dengan tiga cara ini mencakup apa yang bisa digunakan oleh manusia, karena
bekam mengeluarkan darah yang merupakan zat yang berbahaya yang paling
besar. Bekam sangat baik jika dilakukan saat darah bergejolak. Adapun madu
itu menetralisir racun-racun yang ada didalam tubuh manusia (toksin). Madu
berfungsi untuk menjaga kekuatan dan mengeluarkan racun-racun dari badan.
Sedangakan kay (pengobatan dengan besi panas) digunakan untuk racun yang
berbahaya yang tidak bisa di cegah kecuali dengan cara ini. Nabi pernah
mlakukan pengobatan ini, dan kemudianbeliau melarangya.” Ibnu Hajar
mengatakan, pada dasarnya Nabi itu tidak pernah membatasi pengobatan
dengan tiga hai itu, karena kesembuhan bisa saja terjadi melalui selain dari
ketiganya tadi. Karena setiap penyakit itu memiliki cara pengobatan yang
berdeda pula. Kemudian penyakit yang memang cara penyambuhannya
dengan mengeluarkan darah dari dalam tubuh misalnya; cairan empedu, lender
dan melancholia. Kemudian alternatif yang terakhir yaitu dengan kay, kay
digunakan untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh.

14
Akan tetapi hal ini dilarang oleh Nabi karena Nabi beranggapan bahwa
pengobatan dengan kay itu terlalu membahayakan karena pengobatan ini
dilakukan dengan cara menempelkan besi yang panas pada bagian tubuh yang
sakit (Mustikasari,2014).
Dari hadits tersebut disampaikan bawasanya Nabi tidak membatasi
pengobatan hanya dengan tiga cara tadi, tapi jika memang itu menjadi jalan
satu-satunya yang harus dilakukan dengan kay maka semua itu dikembalikan
lagi kepada Allah. Ibnu Qoyyim dalam kitabnya, Zaadul Ma’ad, mengatakan,
“Sesungguhnya madu adalah gizi dari segala gizi, obat dari segala obat,
minuman dari segala minuman, manis dari segala yang manis, obat gosok
(salep) dari segala obat gosok, yang menyegarkan dari segala yang
menyegarkan. Tidaklah Allah menciptakan sesuatu yang lebih baik atau
sebaik atau hampir mendekati baik dari madu. ” (Mustikasari,2014).
Kemudian Ibnu Sina juga mengatakan dalam bukunya yang berjudul Al-
Qanun fi Ath-Thibi, Ibnu sina mengatakan bahwa madu yang manis rasanya,
harum baunya, kental dan tidak cair dan lengket yang dihasilkan pada musim
bunga di musim panas dan dingin. Disini disebutkan juga keisimewaan madu
yaitu memeberikan kekuatan lewat lubang otot, membawa kotoran dan
membawanya keluar dari tubuh (Mustikasari,2014).
Kitab Thibbun Nabawi karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah merupakan buku
yang berisi tata cara pengobatan islami ala Nabi Muhammad SAW dengan
menggunakan bahan-bahan herbal alami. Madu merupakan bahan herbal yang
sering dipakai dalam upaya mengobati berbagai macam penyakit. Selain itu,
buku tersebut juga memaparkan beberapa khasiat madu, diantaranya :
1. Membersihkan kotoran yang terdapat di dalam otot dan usus
pencernaan.
2. Mengurai zat-zat lembap dalam tubuh, baik dengan cara dimakan atau
dioleskan.
3. Sangat berguna bagi lansia, penderita batuk berdahak, dan orang yang
selera makannya rendah.
4. Sebagai pemasok gizi dan dapat menenangkan emosi seseorang.
5. Dapat memebersihkan hati dan jantung.

15
6. Dapat memperlancar buang air kecil.
7. Cocok untuk menghilangkan batk yang disebabkan dahak.
8. Mengobati gigitan binatang berbisa dan ketergantungan opium, yaitu
jika di minum dalam keadaan panas kemudian dicampur dengan
minyak mawar (Mustikasari,2014).
Dalam dunia kesehatan memang madu memiliki banyak fungsi dan
manfaat dalam menyembuhkan berbagai penyakit, akan tetapi perlu kita
cermati kembali bawasanya agar madu tidak diberikan kepada anak yang
berusia 12 bulan kebawah hal ini ditegaskan oleh The American Academy of
Pediatrics menyarankan agar madu tidak diberikan pada anak usia dibawah 12
bulan atau 1 tahun. Jangankan madu dalam bentuk murni, madu yang sudah
dicampurkan pada minuman dan makanan olahan pun sangat tidak disarankan.
karena di dalam madu murni mengandung spora botulisme yang bisa
menyebabkan keracunan pada bayi. Kontaminasi spora botulisme sangat
mungkin terjadi ketika lebah melakukan tugasnya, menyebarkan putik sari ke
tanah dan menghisap sari bunga. Resiko kian bertambah karena banyak madu
yang tidak melewati proses pasteurisasi. Dalam hal ini bayi belum memiliki
keseimbangan asam yang diperlukan untuk menghancurkan dan melawan
setiap racun ataupun bakteri yang masuk ke dalam pencernaan
(Mustikasari,2014).
Dari beberapa hasil penelitian dan hasil riset yang dilakukan oleh pakar
ilmu kesehatan yang sudah penulis paparkan diatas, itu menjadikan suatu
bukti penemuan bawasanya madu itu bukan hanya sebagai minuman ataupun
pelengkap untuk makanan, akan tetapi madu itu memiliki banyak manfaat
dimana semua kandungan yang terdapat di dalam madu itu bermanfaat bagi
tubuh manusia, misalnya:
1. Nilai kalori, hal ini sangat bermanfaat untuk manusia yaitu untuk
meningkatkan kebugaran, Karena didalam madu terdapat kandungan
gizi utama yang berbentuk aneka senyawa karbohidrat seperti gula
fruktosa, sukrosa, dan dekstrin karbohidrat. Itulah yang menjadikan
madu sangat berkhasiat untuk kesehatan manusia.

16
2. Kandungan Nutrisi, madu memiliki kandungan vitamin, asam, mineral
dan enzim yang berguna bagi tubuh manusia. Semua kandungan
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional, antibodi,
dan penghambat pertumbuhan sel kanker (tumor). Oleh karena itulah
madu sering digunakan sebagai pengobatan alternatif
(Mustikasari,2014).
Hal ini menunjukkan bahwa selain dikuatkan oleh Al-Qur’an dan
hadits, dalam ilmu kesehatan pun juga sudah mengakui tentang kegunaan
dan fungsi madu, baik untuk konsumsi sehari-hari maupun sebagi obat
untuk berbagai macam penyakit. Jadi penelitian yang penulis lakukan ini
menunjukkan adanya relevansi antara hadits dengan Ilmu kesehatan, hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya hadits-hadits Nabi yang menggunakan
madu sbagai salah satu obat penemuan-penemuan, dan riset yang
dilakukan oleh para ahli dalam dunia medis seperti apa yang telah penulis
paparkan di bab-bab sebelumnya. Akan tetapi dalam dunia kesehatan,
madu tidak di anjurkan untuk diberikan kepada anak yang usianya kurang
dari 1 tahun. Karena hal itu dapat membahayakan kesehatannya mengingat
anak di bawah usia 1 tahun belum memiliki pencernaan yang sempurna
(Mustikasari,2014).
2.7 Cara Mengonsumsi Madu Yang Benar
Kandungan nutrisi dalam madu memang terkenal dan tentu sudah tidak
diragukan lagi khasiatnya untuk kesehatan membuat madu menjadi salah
satu makanan super. Meskipun demikian bukan berarti kita bisa
sembarangan mengkonsumsi madu. Ternyata ada aturan yang harus kita
perhatikan supaya mendapat manfaat diantaranya :
1. Perhatikan Takaran Konsumsi Madu Sebagai Pengganti gula
Sama seperti gula, madu adalah salah satu pemanis alami sehingga
memiliki potensi menaikkan kadar gula dalam darah. Oleh karena itu,
konsumsi madu sebagai pengganti gul sebaiknya tidak berlebihan.
Terutama bagi penderita dabetes. Madu juga memiliki jumlah kalori
lebih banyak dari pada gula pasir. Dalam satu sendok teh madu
mengandung 21 kalori sedangkan gula hanya 17 kalori. Jadi untuk

17
mengganti konsumsi harian gula dengan madu kita harus mengurangi
sepertiganya. Jika sehari konsumsi gula per hari yang disarankan sekitar
6 sendok teh, maka untuk dikonsumsi madu cukup 2 sendok teh saja
(Aprilisa,2017).
2. Waktu Terbaik Minum Madu
Meskipun madu dapat dikonsumsi tiga kali sehari pada pagi, siang,
dan malam hari. Tapi merajuk pada kebiasaan Rasulullah dikutip dari
riwayat Al Baghdadi bahwa Rasulullah meminum madu setiap pagi hari
sebelum menyantap makanan apapun dari segi kesehatan, hal ini
membantu memulihkan fungsi lambung yang sudah beristirahat
sepanjang malam (Makfufin, 2019).
Madu akan membantu menyediakan cukup energi untuk
menunjang aktivitas tubuh dan otak, juga meningkatkan produksi
hormon serotonin atau hormon penyebab perasaan bahagia untuk
menjaga mood kita seharian (Aprilisa,2017).
3. Cara Minum Madu
Rasulullah memiliki cara unik dalam mengonsumsi madu, yaitu
dengan mengmbil satu sendoknya lalu mengulumnya di dalam mulut
hinga lumer bercampur air liur. Baru setelah itu menelannya. Hal ini
menurut sejumlah riwayat sahabat merupakan cara agar madu benar –
benar meresap ke dalam tubuh dan manfaatnya maksimal (Makfufin,
2019).
Minum madu bisa dilakukan secara langsung ataupun diairkan
terlebih dahulu dengan air. Beberapa sahabat Rasulullah juga pernah
melihat beliau minum madu yang dicampur air. Airnya pun air dingin,
atau pada masa itu adalah air yang sudah di diamkan semalaman
sehingga menjadi lebih dingin. Minuman tersebut dihabiskan rasulullah
dalam tiga kali tegukan seperti dijelaskan HR. Muslim dalam salah satu
hadistnya (Makfufin, 2019).
Jika kita akan mengonsumsi madu dengan air, sebaiknya campur
madu dengan air bersuhu normal. Hindari maencampuri madu dengan
air panas atau dingin karena akan merusak beberpa enzim penting dalam

18
madu sehingga mengurangi manfaatnya.mencampur madu dengan air
akan membantu penyerapan energi dalam tubuh lebih cepat jika
dibandingkan mengonsumsi madu secara langsung. Saat menikmati
madu, juga disarankan untuk tidak menggunakan sendok logam hal ini
dikarenakan bahan tersebut dapat bereaksi dengan unsur – unsur dalam
madu sehingga dapat menurukan kualitas madu yang kita konsumsi
(Aprilisa,2017).
4. Minum Dengan Cara Duduk
Selain dengan mengulum madu, beberapa kali sahabat Rasulullah
melihat beliau minum madu diriwayatkan HR.Tirmidzi, sunnah Nabi
minum madu dilakukan dengan cara duduk. Beberapa sumber
menyebutkn bahwa minum sambil duduk merupakan sunnah agar apa
yang diminum dapat dicerna dengan baik (Makfufin, 2019).

19
BAB 3
APLIKASI TEORI
3.1 Ulasan Jurnal 1
1. Judul : Efektifitas Perawatan Luka Diabetik Metode Modern
Dressing Menggunakan Madu Terhadap Proses Penyembuhan Luka.
2. Penulis : Edy Siswantoro
3. Tahun : 2016
4. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian proses penyembuhan luka
pada pasien diabetic di Prof. Dr. Soekandar Mojosari menunjukan bahwa
dari 30 responden penelitian didapatkan proses penyembuhan luka diabetic
sebelum diberikan perawatan luka metode modern dressing menggunakan
madu, yaitu sebagian besar 14 responden (46,7%) mengalami luka grade
III. Kemudian setelah diberikan perawatan luka metode modern dressing
menggunakan madu didapatkan sebagian besar 14 responden (46,7%)
mengalami luka grade II. Diharapkan dengan kolaborasi kedua bahan
madu dan metode dressing tersebut proses penyembuhan luka diabetik
bisa lebih cepat dan optimal. Madu yang mempunyai kadar osmolaritas
tinggi sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan mempercepat
proses penyembuhan luka sebagai agen pengobatan topikalmadu diserap
oleh kulit sehingga dapat menyebabkan kelembapan pada kulit dan
memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk sakit. Perawatan luka diabetik
metode modern dressing yang dilakukan menggunakan madu dinilai
sangat efektif terhadap proses penyembuhan luka di RSUD Prof. Dr.
Soekandar Mojosari dengan uji validitas Wilxocon diperoleh hasil p =
0,001.
3.2 Ulasan Jurnal 2
1. Judul : Khasiat Madu dalam Menurunkan Mukositis Akibat
Kemoterapi
2. Penulis : M. Simamora, Dewi Prabawati, & Wilhelmus Hari Susilo.
3. Tahun : 2016
4. Hasil : Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker yang
menjalani kemoterapi di RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD DR.

20
Pirngadi Kota Medan. Sekitar 40% dari semua pasien kanker yang
menjalani kemoterapi mengalami mukositis. 75% pasien yang mengalami
mukositis akibat kemoterapi mengalami komplikasi nyeri mulut. Tindakan
keperawatan yang dipilih dengan menggunakan madu dalam menurunkan
mukositis akibat kemoterapi. Pengaruh intervensi perawatan mulut
menggunakan yang signifikan terhadap derajat mukositis terjadi karena
madu memiliki efek multi action dalam mengurangi dan menyembuhkan
mukositis. Hal ini disebabkan karena madu berfungsi sebagai anti anti
inflamasi, anti mikroba, anti jamur dan stimulator pertumbuhan dan
perbaikan jaringan. Sebagai agen anti inflamasi, efek sekunder pada madu
sebagai anti histamine dapat mengurangi oedema pada jaringan sehingga
efektif untuk menstimulasi proses penyembuhan dan pembentukan
jaringan baru. Berkurangnya oedema pada jaringan akan mengurangi
penekanan pada kapiler darah. Sehingga aliran oksigen dan nutrisi melalui
kapiler darah pada jaringan yang luka akan berjalan lancar. Madu juga
meningkatkan pembetukan fibroblast sehingga pembentukan jaringan baru
menjadi lebih cepat. Proses penyembuhan luka ini dipengaruhi oleh faktor
usia dan status gizi. Semakin tua usia seseorang, maka kemampuan sel
untuk melakukan regulasi juga semakin berkurang. Untuk membantu
proses penyembuhan luka diperlukan asupan nutrisi diantaranya protein,
karbohidrat, lemak, vitamin A dan Vitamin C. Hasil penelitian
menunjukkan ada pengaruh yang signifikant perawatan mulut
menggunakan madu terhadap penurunan derajat mukositis pada hari ke III
dan hari ke VI. Hal ini menunjukkan bahwa perawatan mulut yang
dilakukan secara teratur memberikan pengaruh positif terhadap penurunan
derajat mukositis. intervensi menggunakan uji Mann- Witney dan uji
Wilcoxon (p<0.05).

21
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa manis yang
dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar) atau bagian
lain dari tanaman (ekstra floral nektar) atau ekskresi serangga (Gebremariam,
2014).
Madu memiliki banyak khasiat. Madu dapat membersihkan kotoran yang
terdapat pada usus, pembuluh darah dan yang lainnya, dapat memetralisir
kelembaban tubuh, baik dengan cara dikonsumsi atau dioleskan, amat
bermanfaat untuk lanjut usia dan mereka yang memiliki keluhan pada dahak.
Madu amat bergizi, melembutkan sistem alami tubuh, mengawetkan makanan,
menghilangkan rasa obat yang tidak enak, membersihkan lever, melencarkan
buang air kecil, jika diminum begitu saja dengan air putih, bisa berguna
mengobati sakit akibat gigitan anjing gila (rabies) atau akibat keracunan jamur
(Mustikasari,2014).
Madu digunakan dalam berbagai pengobatan modern karena memiliki efek
terapeutik, yaitu memiliki viskositas tinggi, memiliki pH rendah (asam),
mengandung zat antioksidan, antiinflamasi, zat stimulant pertumbuhan, asam
amino, vitamin, enzim dan mineral. (Simamora,.dkk.2016).
4.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah ini mengetahui bahwa makalah ini sangat
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu san dan kritik dari Bapak,Ibu Dosen
sangat kami harapkan. Agar makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi
pembelajaran untuk kami dikemudian hari.

22
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Suranto,. 2004. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Agromedia Pustaka:
Jakarta.
Aprilisa, Ema. 2017. Mengonsumsi Madu Ternyata Tidak Boleh Sembarangan
Ada Aturan Minumnya (Online).
https://www.google.com/amp/m.teen.co.id/amp/3423/mengonsumsi
madu-ternyata-tidak-boleh-sembarangan-ada-aturan-minumnya. Diakses
tanggal 13 Oktober 2019 Pukul 15. 05 WIB
Gebremariam, T., Brhane, G. 2014, Determination Of Quality And Adulteration
Effects Of Honey From Adigrat And Its Surrounding Areas. International
Journal Of Technology Enhancements And Emerging Engineering
Research, 2, 2347 4289.
Khalil, I. M., 2012, Physicochemical and Antioxidant Properties of Algerian
Honey. Molecules, 17, 11199-11215
Kalangi, Sonny J. R.2012. Khasiat Madu Pada Penyembuhan Luka Kulit. Jurnal
Biomedik,Volume 4, Nomor 3, November 2012, hlm. 163-166
Makfufin, 2019. Sunnah Nabi Minum Madu (Online). https://makfufin.id/sunnah
nabi-minum-madu/. Diakses tanggal 13 Oktober 2019 Pukul 15.41
Mustikasari, Dhiah. 2014. Manfaat Madu Dalam Kajian Hadits Dan Perspektif
Ilmu Kesehatan. Skripsi. Semarang : Fakultas Ushuluddin, Institut Agama
Islam Negeri Walisongo
Simamora, M., Prabawati,. D., Wilhelmus H. S. 2016. Khasiat Madu Dalam
Menurunkan Mukositis Akibat Kemoterapi. Idea Nursing Journal Vol. VII
No. 3 2016. Program Studi Magister Keperawatan, STIK Sint Carolus dan
Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari
Mutiara Indonesia, STIK Sint Carolus. Universitas Persada Indonesia
Siswantoro, Edy.2016. Efektifitas Perawatan Luka Diabetik Metode Modern
Dressing Menggunakan Madu Terhadap Proses Penyembuhan Luka.
Jurnal Keperawatan & Kebidanan – Stikes Dian Husada Mojokerto
Volume 8, Nomor 1 2016.
Wineri, E., 2014, Perbandingan Daya Hambat Madu Alami dengan Madu
Kemasan secara In Vitro terhadap Streptococcus beta hemoliticus Group
A sebagai Penyebab Faringitis.Jurnal Kesehatan Andalas. 3

23

Anda mungkin juga menyukai