Disusun Oleh:
Kelompok 3 AJ 1/B20
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat
dan hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan Modul “Komplementer Herbal
Temulawak” tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh Dosen Pengajar Mata Kuliah Keperawatan Komplementer
Alternatif Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Proses terselesaikannya
makalah ini tidak lepas bantuan orang lain. Sehubungan dengan hal tersebut, tak lupa
penyusun menyampaikan terimakasih kepada:
1. Elida Ulfiana, S.Kep.Ns., M.Kep selaku dosen pengampu.
2. Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (AJ1/B20)
Tak lupa penyusun menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun agar penyusun dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Dan kami
berharap makalah yang telah penyusun buat ini bermanfaat bagi penyusun khususnya
dan seluruh pembaca pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
URAIAN MATERI
4
memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah,
panjang 1.25 – 2 cm dan lebar 1cm.
Namun pada bagian bagian tumbuhan temulawak memiliki formologi yang
unik, seperti akar, batang, daun, bunga dan buah.
1.1.1 Akar
Akar rimpang terbentuk dengan sempurna
dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap.
Rimpang induk dapat memiliki 3-4 buah
rimpang. Warna kulit rimpang cokelat
kemerahan atau kuning tua, sedangkan warna
daging rimpang orange tua atau kuning. Rimpang temulawak terbentuk di
dalam tanah pada kedalaman sekitar 16 cm. Tiap rumpun umumnya
memiliki 6 buah rimpang tua dan 5 buah rimpang muda. Rimpang
Temulawak sangat berkhasiat untuk antiradang, anti keracunan empedu,
penurun kadar kolesterol, diuretik (peluruh kencing), penambah ASI,
tonikum, dan penghilang nyeri sendi (Galeriukm, 2011).
1.1.2 Batang
Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang
pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 sampai
2,5 m berwarna hijau atau cokelat gelap. Pelepah daunnya saling menutupi
membentuk batang. Tumbuhan yang patinya mudah dicerna ini dapat
tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 750 meter di atas
permukaan laut. Umbi akan muncul dari pangkal batang, warnanya kuning
tua atau coklat muda, panjangnya sampai 15 cm dan bergaris tengah 6 cm.
Baunya harum dan rasanya pahit agak pedas.
1.1.3 Daun
Tiap batang mempunyai daun 2 – 9
helai dengan bentuk bundar memanjang
sampai bangun lanset, warna daun hijau
atau coklat keunguan terang sampai gelap,
panjang daun 31 – 84 cm dan lebar 10 – 18
cm, panjang tangkai daun termasuk
5
helaian 43 – 80 cm. Mulai dari pangkalnya sudah memunculkan tangkai
daun yang panjang berdiri tegak. Tinggi tanaman antara 2 sampai 2,5 m,
dan daunnya bundar panjang hampir menyerupai seperti daun kunyit.
1.1.4 Bunga
Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik
(bergerombol) dan bunganya berukuran pendek dan
lebar, warna putih atau kuning tua dan pangkal
bunga berwarna ungu. Bunga mejemuk berbentuk
bulir, bulat panjang, panjang 9-23 cm, lebar 4-6 cm.
Bunga muncul secara bergiliran dari kantong-
kantong daun pelindung yang besar dan beraneka
ragam dalam warna dan ukurannya. Mahkota bunga berwarna merah.
Bunga mekar pada pagi hari dan berangsur-angsur layu di sore hari,
kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 – 13 mm, mahkota bunga
berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4,5 cm, helaian bunga
berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna
merah dadu atau merah, panjangnya hingga 1,25 – 2 cm dan lebar 1cm.
1.1.5 Buah/Rimpang
Aroma dan warna khas dari rimpang
temulawak adalah berbau tajam dan
daging buahnya berwarna kekuning-
kuningan. Warna kulit rimpang
coklat kemerahan atau kuning tua,
sedangkan warna daging rimpang orange tua atau kuning (Galeri ukm,
2011).
6
kolaga yakni meningkatkan produksi dan sekeresi empedu, menurunkan
kadar kolesterol, mengaktifkan enzim pemecah lemak di hati, laxative
(pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi.
Manfaat lainnya yaitu, obat jerawat, anti oksidan, anti mikroba, pencegah
kanker, meningkatkan nafsu makan, dan melancarkan ASI. Pemakaian
temulawak untuk pengobatan umumnya dilakukan dalam bentuk ramuan,
baik tunggal maupun campuran.
Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temulawak juga
dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya,
kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang
mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain, temulawak juga mengandung
senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut
menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu
golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti.
7
kandungan kurkumin pada rimpang di antaranya ditentukan oleh
jenis/varietas, umur panen, dan pengolahan bahan. Sebagai contoh,
kandungan kurkumin pada Curcuma zedoaria berkisar 0,5 0,73%
dan pada Curcuma xanthorrhizaberkisar 1,6 2,2% (Rukmana 1995).
Menurut Ruslay et al. (2007), komponen aktif temulawak sebagai
fraksi antioksidan yaitu bisdemethoxycurcumin,
demethoxycurcumin, dan curcumin. Kurkumin memiliki aktivitas
biologi yang tinggi dan berpotensi sebagai antioksidan (Jayaprakasha
et al. 2005) karena adanya atom H dari senyawa fenolik (Priyadarsini
et al. 2003). Kurkumin juga bermanfaat sebagai zat antiinflamasi
(antiradang) (Setiawan 2011) dan memiliki aktivitas
hipokolesterolemik (Fujiwara et al. 2008).
1.3.3 Minyak Astiri
Minyak astiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik
(aetheric oil), minyak esensial (essential oil), minyak terbang (volatile
oil), serta minyak aromatik (aromatic oil), adalah kelompok besar
minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun
mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak
atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok
(untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, hasil sulingan
(destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit
sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar
tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agensia untuk
bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam
mempertahankan ruang hidup. (Koensoemardiyah, 2010).
8
PROSEDUR PEMBUATAN JAMU TEMULAWAK
9
Cara membuatnya :
1. Bersihkan rimpang temulawak hingga bersih
2. Rebus air hingga mendidih
3. Lalu, masukan rimpang temulawak yang sudah diiris-iris ke dalam panci
kecil yang bersisi air tadi
4. Setelah itu, rebus hingga air menyusut dan berwarna kuning cerah lalu
tiriskan irisan temulawak
5. Kemudian, masukkan gula pasir rebus sebentar
6. Tunggu sampai hangat lalu tambahkan 1 sendok makan madu
7. Minum ramuan tersebut secara rutin 2 kali sehari sebanyak setengah
gelas, lakukan pengobatan ini sampai kondisi kesehatan anda kembali
pulih.
Cara kedua
Bahan-bahan :
10 gram, rimpang temulawak (iris-iris)
10 lembar, daun ungu (remas-remas)
1 balok kecil gula batu
200 ml, air putih
Cara membuat :
1. Bersihkan rimpang temulawak lalu iris-iris
2. Bersihkan10 lembar daun ungu lalu remas-remas hingga cukup halus
3. Rebus 200 ml air putih ke di dalam panci
4. Kemudian, masukkan kedua bahan tersebut sampai mendidih
5. Lalu angkat tunggu hingga dingin, saring ramuan tersebut
6. Minum ramuan tersebut secara rutin 2 kali sehari sebanyak setengah gelas,
lakukan pengobatan ini sampai kondisi kesehatan anda kembali pulih.
10
PEMBAHASAN
11
Kandungan minyak astiri dalam temulawak dapat menyebabkan
peningkatan nafsu makan karena memiliki sifat koleretik yang mampu
mempercepat sekresi empedu sehingga dapat mempercepat pengosongan
lambung, mempercepat pencernaan dan absorpsi lemak di usus yang
kemudian akan mensekresi berbagai hormon yang mampu meregulasi
peningkatan nafsu makan (Ozaki dan Liang, 1988). Penelitian terdahulu
membuktikan bahwa Minyak atsiri temulawak dapat meningkatkan nafsu
makan tikus (Awalin,1996; Ardhiani, 2005; dan Ulfah, 2010). Namun bukan
hanya minyak astiri saja yang dapat meningkatkan nafsu makan, kandungan
kurkumin dalam temulawak juga dapat berfungsi meningkatkan nafsu makan.
Beberapa efek terapi telah diperlihatkan pada jurnal Turmeric and
Curcumin: Biological Actions and Medicinal Applications.
Berdasarkan jurnal tersebut terdapat pernyataan dimana fungsi dari
curcumin yang katanya dapat juga meningkatkan nafsu makan melalui
fungsinya sebagai karminativum (antiflatulent). Sebagai penambah nafsu
makan, kurkuminoid juga dapat memperbaiki kelainan pada kantung empedu
dengan memperlancar pengeluaran cairan empedu dan pankreas, sehingga
terjadi peningkatan aktivitas pencernaan. Penggunaan ekstrak rimpang
temulawak akan mempercepat pengosongan lambung sehingga akan
menambah nafsu makan (Anonimus, 2007).
Pada dunia keperawatan, ekstrak temulawak dapat dijadikan salah satu
intervensi keperawatan terutama untuk masalah malnutrisi karena kandungan
minyak astiri dalam temulawak dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan
karena memiliki sifat koleretik yang mampu mempercepat sekresi empedu
sehingga dapat mempercepat pengosongan lambung, mempercepat
pencernaan dan absorpsi lemak di usus yang kemudian akan mensekresi
berbagai hormon yang mampu meregulasi peningkatan nafsu makan (Ozaki
dan Liang, 1988).
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN 1
14
15