Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN PERAWAT

DENGAN INSTITUSI
Hubungan Kerja Perawat Dengan Institusi
Tempat Perawat Bekerja
Pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan
kemampuan akan dapat meningkatkan motivasi kerja
tetapi bila pekerjaan yang didapatkan tidak sesuai dengan
keinginan dan kemampuan yang dimiliki akan
menurunkan motivasi kerja yang menjurus terjadinya
konflik antara nilai-nilai sebagai perawat dengan
kebijakan institusi tempat bekerja .
Apabila terjadi konflik dalam pelaksanaan
pekerjaan perawat setiap hari lambat laun akan terjadi :
1. Buruknya komunikasi antar perawat sebagai pekerja
dengan institusi selaku pemberi kebijakan
2. Tumbuhnya sifat masa bodoh terhadap tugas yang
merupakan tanggung jawabnya
3. Menurunya kinerja.
Agar dapat terbina hubungan kerja yang baik antara perawat
dengan intitusi tempat bekerja, perlu di perhatikan hal-hal dibawah
ini :
1. Perlu ditanamkan dalam diri perawat bahwa bekerja itu tidak
sekedar mancari uang, tapi juga perlu hati yang ikhlas.
2. Bekerja juga merupakan ibadah.
3. Tidak semua keinginan individu perawat akan pekerjaan dan
tugas nya dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan nilai-
nilai yang dia miliki.
4. Upayakan untuk memperkecil terjadinya konflik dalam
melaksanakan tugas keperawatan dengan menyesuaikan
situasi dan kondisi tempat bekerja.
5. Menjalani kerjasama dengan baik dan dapat memberiksn
kepercayaan kepada pemberi kebijakan bahwa tugas dan
tanggung jawab keperawatan selalu mengalami perubahan
sesuai IPTEK.
CONTOH KASUS : Dalam membina hubungan
dengan institusi

Bastari seorang lulusan akademi keperawatan salah satu akademi


di Jakarta. Bastari selalu mendapatkan peringkat 1(pertama) dari
semester 1 sampai semester VI dan lulus dengan peringkat terbaik pula.
Bastari mempunyai cita-cita untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang
S1 keperawatan. Akan tetapi situasi keluarga tidak mendukung bastari
untuk meneruskan pendidikannya, karena ayahnya di PHK. Bastari
mempunyai harapan akan cepat diterima bekerja dan mendapat posisi
kepala ruangan atau wakil kepala ruangan. Setelah melamar bekerja
dibeberapa rumah sakit,akhirnya Bastari diterima di rumah sakit type C di
kampungnya.
Bastari ditempatkan diruangan penykit dalam dikelas III, Sebagai
perawat staf, atasannya lulusan spk 3 tahun yang lalu yang bernama
Subroto. Mulai hari pertama bekerja, Bastari sudah merasakan ketidak
senangan atasannya Subroto terhadap dirinya, walupun bastari sudah
berusaha menghargai Subroto selaku atasannya. Dari hari kehari makin
terlihat adanya ketidak harmonisan hubungan atasan dan bawahan antara
Subroto dengan Bastari.
Tidak adanya bimbingan dari subroto tentang tugas apa yang harus
dilakukan dengan bastari. Bastari mulai jenuh dan terjadi konflik dalam
dirinya karena apa yang menjadi harapannya selama ini tidak sesuai
dengan kenyataan yang dialaminya.
Bastari mencoba menghadapi kepala bidang keperawatan untuk
menjelaskan masalah yang dihadapinya diruangan tempat ia bekerja.
Akan tetapi apa yang disampaikan kepada kepala bidang keperawatan
dianggap mengada-ada dan bastari di minta mengikuti kebijakan rumah
sakit untuk mematuhi aturan yang ada dan dapat bekerja dengan baik.
Makin hari kinerja Bastari makin menurun, cita-citanya yang ingin
mengabdikan dirinya di rumah sakit yang ada dikampung halamannya
dengan menerapkan ilmu yang ia tekuni selama di pendidikan menjadi
hilang yang ada hanya konflik nilai antara cita-cita dan kenyataan.
 Seharusnya antara kedua belah pihak
membicarakan masalah mereka terlebih
dahulu. Jika setelah dibicarakan belum
juga mencapai titik terang, lebih baik
perlu pihak ketiga untuk membantu
sebagai penegah agar mencapai titik
terang masalah tersebut
 1. Dea Asa R. P (05)
 2. Femitri Dinda (10)
 3. Ima Setyowati (15)
 4. Litha Damayanti (20)
 5. Nanda Akbar R. P (25)
 6. Nur Hidayati (30)
 7. Ratri Enggar Kinanthi (35)
 8. Rima Yuliana Sari (40)

Anda mungkin juga menyukai