Anda di halaman 1dari 40

MORFOLOGI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

PERTELAAN TANAMAN OBAT


DARI PRODUK OBAT HERBAL
(INLACIN DAN RENAX)
Oleh Kelompok 1:

Ai Sumarni
Handy Dinar Astiansyah
Prabowo Hadi S.
Taufik Wijaya

AKADEMI FARMASI YPF BANDUNG 2017


1. INLACIN
Mengandung
2 Tanaman Obat:

BUNGUR
Lagerstroemia speciosa

KAYU MANIS
Cinnamomum burmannii

Digunakan untuk
membantu mengurangi
kadar gula dalam darah.
Deskripsi Tanaman

KAYU MANIS
Cinnamomum burmannii

KLASIFIKASI
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Laurales
Suku : Lauraceae
Marga : Cinnamomum
Jenis :
Cinnamomum burmannii
(Ness & T. Nees) Blume
Habitus berupa pohon tahunan dengan tinggi 10-15 m. Batang
berkayu, tegak, bercabang, berwarna hijau kecoklatan. Kulit
batang berbau khas.
KAYU MANIS Nama Lain : Indonesian Cinnamon, Cassia Vera, Cassia Padang
Daun
Daun tunggal, lanset, ujung
dan pangkal runcing, tepi rata,
panjang 4-14 cm, lebar 1-6 cm,
pertulangan melengkung.
Permukaan atas halus,
permukaan bawah berambut
berwarna kelabu kehijauan
yang tertekan pada
permukaan daun atau
bertepung, daun muda
berwarna merah pucat setelah
tua hijau ; berpenulangan 3;
panjang tangkai daun 0,5-1,5
cm.

KAYU MANIS
Bunga

Bunga majemuk, bentuk


malai, tumbuh di ketiak
daun, berambut halus,
panjang tangkai 4-12 mm,
benang sari dengan
kelenjar di tengah tangkai
sari, panjang mahkota 4-5
mm, kuning.

KAYU MANIS
Buah & Biji

Buah buni, panjang ±1


cm, ketika masih muda
hijau setelah tua hitam.

Biji kecil-kecil, bulat


telur, masih muda hijau
setelahtua hitam.

Akar tunggang warna


coklat.

KAYU MANIS
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
KULIT BATANG (CORTEX)
Simplisia :
Potongan kulit kayu manis berbentuk gelondong agak
menggulung membujur agak pipih atau berupa berkas
yang terdiri dari tumpukan beberapa potong kulit yang
tergulung membujur panjang sampai 1 m, tebal kulit 1-3
mm atau lebih. Permukaan luar yang tidak bergabus
berwarna coklat kekuningan atau coklat sampai coklat
kemerahan, bergaris-garis pendek melintang yang
menonjol atau agak berlekuk; yang bergabus berwarna
hijau kehitaman atau coklat kehijauan, kadang-kadang
terdapat bercak-bercak lumut kerak berwarna agak putih
atau coklat muda. Permukaan dalam berwarna coklat
kemerahan tua sampai coklat kehitaman, bekas patahan
tidak rata.
PENGGUNAAN TRADISIONAL
- Rebus 6-10 gram kulit kayu manis dengan air sebanyak 400 cc hingga tersisa 100 cc,
dinginkan dan diminum.

- Giling halus kulit kayu manis 6-10 gram hingga menjadi serbuk, lalu seduh dengan air
panas sebanyak 100 cc, dan diminum selagi hangat.

Bagian yang digunakan dari kayu manis yaitu kulit kayu. Kulit kayu manis berasa pedas,
sedikit manis, bersifat hangat dan wangi. Kandungan kimia dari kayu manis antara lain
Minyak atsiri 1-3% dengan kandungan kimia utama kulit kayu manis adalah
sinamaldehid (60-85% dari komponen minyak atsiri), tanin, damar, lendir, kalsium
oksalat.

Manfaat utama kayu manis adalah mengatasi diabetes. Selain itu juga dipercaya untuk
mengatasi nyeri lambung karena dingin, meningkatkan nafsu makan, mengobati sakit
perut, diare, muntah-muntah, sariawan, rematik sendi kronis, sakit pinggang, asma,
masuk angin, dan batuk.
KANDUNGAN KIMIA DAN FARMAKOLOGI
Kandungan kimia dari kayu manis antara lain Minyak atsiri 1-3% dengan kandungan
kimia utama kulit kayu manis adalah sinamaldehid (60-85% dari komponen minyak
atsiri), tanin, damar, lendir, kalsium oksalat.

Senyawa polimer metilhidroksi kalkon merupakan senyawa yang paling aktif sebagai
antidiabetes dengan cara meningkatkan metabolisme glukosa. Uji dilakukan dengan
menggunakan test tube terhadap sel lemak. Hasil penelitian ini juga didukung oleh uji
klinik terhadap penderita diabetes tipe II yang diberi asupan serbuk kayu manis 3 g 3
kali sehari selama empat bulan berbanding dengan pasien yang diberi plasebo.
Hasilnya menunjukkan efek moderat penurunan kadar glukosa plasma puasa pada
pasien diabetes dengan kontrol glikemik yang buruk.
Deskripsi Tanaman
BUNGUR
Lagerstroemia speciosaPers.

KLASIFIKASI
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Myrtales
Suku : Lythraceae
Marga : Lagerstroemia
Jenis :
Lagerstroemia speciosaPers.

Pohon tinggi 10-45 m. Batang bulat, percabangan mulai dari


bagian pangkalnya, berwarna coklat muda.

BUNGUR
DAUN

Daun tunggal, bertangkai


pendek, bentuk oval, elips
atau memanjang, tebal
seperti kulit, panjang 9-28 cm
dan lebar 4-12 cm, berwarna
hijau tua.

BUNGUR
BUNGA
Bunga bertangkai putik sama.
Bunga majemuk berwarna
ungu, tersusun dalam malai
yang panjangnya 10-50 cm,
muncul dari ketiak daun atau
ujung ranting. Kelopak sisi
luar berambut, tabung
bentuk lonceng dengan 12-
14 rusuk, taju lancip. daun
mahkota dengan kuku tipis
panjang ± 0,5 cm, helaian
bulat telur terbalik sampai
bentuk bulat, keriting, ungu
panjang ± 3 cm. Benang sari
boleh dikatakan sama.

BUNGUR
BUAH & BIJI
Bakal buah beruang 3-7
gundul. Buah bentuk bola
sampai bentuk bulat
memanjang, berparuh
yang panjangnya 2-3,5 cm,
pecah menurut ruang
dengan 3-7 katup.

Biji cukupbesar, pada


pangkaldengan alat
tambahanyang menebal
pada ujungdengan sayap
berbentukpisau.

BUNGUR
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
DAUN (FOLIUM)

RESEP TRADISIONAL
Untuk Pengobatan Diabetes

Cuci 8 lembar daun bungur segar sampai bersih,


lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1
gelas. Setelah dingin kemudian disaring dan
diminum sekaligus pada pagi hari.
KANDUNGAN KIMIA DAN FARMAKOLOGI

Kandungan kimia dari daun bungur adalah saponin, flavonoid dan tanin.

Infus daun bungur (bunga putih) 10% dan 20% dengan takaran 5 ml/kgBB dapat
menurunkan kadar glukosa darah kelinci. Infus 40% dengan takaran yang sama tidak
meningkatkan efek hipoglikemik. Sebagai kontrol digunakan air suling. Cara uji dengan
metode toleransi glukosa oral. (Putu Pramitasari, FF UBAYA, 1992)
2. RENAX
Mengandung 4 Tanaman Obat:

KEJI BELING
Sericocalyx crispus

KUMIS KUCING
Orthosiphon spicatus

TEMPUYUNG
Sonchus arvensis

DAUN SENDOK
Plantago mayor

Digunakan untuk membantu


meluruhkan batu urin di
ginjal dan saluran kemih
Deskripsi Tanaman
KEJI BELING
Sericocalyx crispus (L.) Bremek

KLASIFIKASI
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Scrophulariales
Suku : Acanthaceae
Marga : Strobilanthes

Jenis :
Strobilanthes crispa Bl. sinonim
Sericocalyx crispus (L.) Bremek

Habitus berupa semak, tinggi 1-2 m. Batang beruas, bentuk


KEJI BELING bulat, berbulu kasar, percabangan monopodial, hijau.
DAUN

Daun tunggal, berhadapan,


lanset atau lonjong, tepi
beringgit, ujung meruncing,
pangkal runcing, panjang 9-
18 cm, lebar 3-8 cm,
bertangkai pendek,
pertulangan menyirip, hijau.

KEJI BELING
BUNGA
Bunga majemuk, bentuk
bulir, mahkota bentuk
corong terbagi 5 panjang
1,5-2 cm, berambut, kuning,
kelopak berambut pendek,
benang sari empat.

Buah berbentuk galendong


berisi 2-4 biji. Biji bulat,
pipih, kecil-kecil, berwarna
putih.

Akar tunggang, coklat muda

KEJI BELING
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
DAUN (FOLIUM)

RESEP TRADISIONAL
Untuk Pengobatan Batu Ginjal

Cuci daun keji beling dan daun tempuyung segar


masing-masing 5 lembar dan tongkol jagung 6
buah. Rebus semua bahan dengan 5 gelas air
sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin,
saring dan kemudian dibagi menjadi tiga untuk
diminum pagi, siang dan sore.
KANDUNGAN KIMIA DAN FARMAKOLOGI

Kandungan kimia dari daun keji beling adalah saponin, flavonoid, glikosida, sterol,
golongan terpen, lemak, dan mineral (kalium dengan kadar tinggi, asam silikat, natrium
dan kalsium).

Kalsium bersifat diuretik kuat sehingga dapat melarutkan garam kalsium oksalat dan
kalsium karbonat pada empedu, ginjal dan saluran urin. Asam silikat dapat merangsang
lambung, sehingga penderita sakit lambung (gastritis) tidak dapat meminum rebusan
daun ini.
Deskripsi Tanaman

KEJI BELING
Orthosiphon spicatus

KLASIFIKASI
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Lamiales
Suku : Lamiaceae
Marga : Orthosiphon

Jenis :
Orthosiphon spicatus B.B.S.
herba berkayu, naik perlahan-lahan, pada pangkal sering
bercabang, berakar kuat, tinggi 0,4 - 1,5 m. Tumbuh di daerah yang
teduh dan tidak terlalu kering, 1-700 mdpl. Batang berkayu, segi
empat, beruas, bercabang, coklat kehijauan, berambut pendek
KUMIS KUCING
DAUN

Daun tunggal, bulat telur,


panjang 2-10 cm, lebar 1-5
cm, tepi bergerigi, ujung dan
pangkal runcing, tipis, hijau.
Tangkai Daun panjangnya
0,4 - 3cm. Pangkal daun
berbentuk baji, di atas
pangkal yang bertepi
bergigi kasar, dapat
dikatakan gundul.

KUMIS KUCING
BUNGA
Berbunga enam terkumpul
menjadi tandan ujung, daun
pelindung kecil, tangkai bunga
pendek. Kelopak berambut
pendek, panjang 5,5-7,5 mm
Taju atau hampir sampai pangkal
tabung berakhir dengan 2 rusuk,
bulat telur terbalik dan lebih lebar
daripada taju lainnya. Taju
samping dengan ujung runcing,
ungu. Kedua taju bawah
terpanjang, runcing, pada pangkal
berlekatan pendek. Mahkota
berbibir 2, tabung lurus dan
sempit. Bibir atas bertaju 3, lebar
dengan taju tengah yang bergigi 2,
berbalik ke belakang
Bibir bawah lurus menjulang ke
depan, kepala sari ungu,

KUMIS KUCING
BUAH DAN BIJI
Bakal Buah : gundul,
kelopak buah kurang lebih 1
cm.

Buah : keras memanjang


berkerut halus. Kotak, bulat
telur, masih muda hijau
setelah tua coklat.

Biji : kecil, masih muda


hijau setelah tua hitam.

Akar
tunggang, putih kotor.

KUMIS KUCING
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
HERBA

RESEP TRADISIONAL
Untuk Pengobatan Batu Ginjal

Cuci 90 g herba kumis kucing, lalu direbus dalam


1 liter air. Biarkan mendidih sampai tersisa ¾ nya.
Setelah dingin, disaring kemudian bagi menjadi 3
bagian untuk diminum pagi, siang, sore. Lakukan
setiap hari sampai sembuh.
KANDUNGAN KIMIA DAN FARMAKOLOGI

Kandungan kimia dari herba kumis kucing adalah glikosida orthosiphonin, zat samak,
minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium, mioinositol dan
sinensetin.

Kalium berkhasiat sebagai diuretik dan pelarut batu saluran kencing, sinensetin
berkhasiat sebagai antibakteri.
Deskripsi Tanaman
TEMPUYUNG
Sonchus arvensis

KLASIFIKASI
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asteraceae
Suku : Asteraceae
Marga : Sonchus

Jenis :
Sonchus arvensis L .

herba menahun, tegak, mengandung getah tinggi 0,6-2 m. Berbatang bulat,


berongga, gundul, rapuh, bergetah putih, percabangan monopodial
TEMPUYUNG dengan warna hijau keputih-putihan.
DAUN
Daun tunggal, bagian bawah
tumbuh berkumpul pada
pangkal membentuk roset
akar. Helai daun bentuk
lanset atau lonjong, ujung
runcing, pangkal bentuk
jantung, tepi berbagi
menyirip tidak teratur,
panjang 6-48 cm, lebar 3-12
cm, warnanya hijau muda.
Daun yang keluar dari
tangkai bunga bentuknya
lebih kecil dengan pangkal
memeluk batang, letak
berjauhan, berseling.

TEMPUYUNG
BUNGA

Perbungaan berbentuk
bonggol yang tergabung
dalam malai, bertangkai,
mahkota bentuk jarum,
warnanya kuning cerah,
lama kelamaan menjadi
merah kecoklatan.

TEMPUYUNG
BUAH & BIJI

Buah kotak, berusuk lima,


bentuknya memanjang
sekitar 4 mm berwarna
hitam, pipih, berambut,
cokelat kekuningan.

Biji kecil, berbentuk jarum,


berwarna hitam.

Akar tunggang, berwarna


putih kotor.

TEMPUYUNG
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
DAUN (FOLIUM)
RESEP TRADISIONAL
Untuk Pengobatan Batu Ginjal

Daun tempuyung dan daun keji beling segar


masing-masing 5 lembar, ditambah jagung muda
6 buah dan 3 jari gula enau dicuci dan dipotong-
potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air
bersih sampai tersisa ¾ nya. Setelah dingin
disaring, lalu diminum 3 kali sehari masing-
masing ¾ gelas.
KANDUNGAN KIMIA DAN FARMAKOLOGI

Kandungan kimia dari daun tempuyung adalah alfa-laktuserol, beta-laktuserol,


mannitol, inositol, silica, kalium, flavonoid dan taraksasterol.

Daun tempuyung tidak secara jelas mempunyai efek diuretik, namun mempunyai efek
melarutkan batu ginjal secara in vitro. Daya larut terhadap batu ginjal lebih pada
ekstrak air dibandingkan dengan ekstrak alkohol. (Giri Hardiyatmo, Fakultas Farmasi
UGM, 1988)
Deskripsi Tanaman
DAUN SENDOK
Plantago major

KLASIFIKASI
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Plantaginales
Suku : Plantaginaceae
Marga : Plantago

Jenis :
Plantago major L .

TEMPUYUNG Terna menahun, tumbuh tegak, tinggi 15-20 cm.


DAUN

Daun tunggal, bertangkai


panjang, tersusun dalam
roset akar. Bentuk daun
bundar telur sampai lanset
melebar, tepi rata atau
bergerigi kasar tidak teratur,
permukaan licin atau sedikit
berambut, pertulangan
melengkung, panjang 5-10
cm, lebar 4-9 cm, warnanya
hijau.

DAUN SENDOK
BUNGA

Perbungaan majemuk
tersusun dalam bulir yang
panjangnya sekitar 30 cm,
kecil-kecil, warna putih.

DAUN SENDOK
BUAH & BIJI

Buah lonjong atau bulat


telur, berisi 2-4 biji
berwarna hitam keriput.

DAUN SENDOK
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
HERBA

RESEP TRADISIONAL
Untuk Pengobatan Batu Ginjal

Herba daun sendok segar sebanyak 30 g dan 7


lembar daun avocado dicuci lalu direbus dengan
3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin,
kemudian airnya disaring dan diminum 2 kali
sehari, masing-masing ½ gelas.
KANDUNGAN KIMIA DAN FARMAKOLOGI

Kandungan kimia dari daun sendok adalah plantagin, aukubin, asam ursolik, beta-
sitosterol, n-hentriakontan, dan plantagluside yang terdiri dari methyl d-galakturonat,
d-galaktosa, L-arabinosa, L-rhammosa. Juga mengandung tannin, kalium dan vitamin
(B1, C, A).

Kalium bersifat peluruh kencing dan melarutkan endapan garam kalsium yang terdapat
dalam ginjal dan kandung kemih.

Infus daun sendok 10% dan 20% secara in vitro mempunyai efek melarutkan kalsium
dan magnesium dari batu ginjal secara bermakna dibandingkan dengan air suling.
(Ismedsyah, Jurusan Farmasi FMIPA USU, 1991)
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup.
BPOM, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik, dan Produk
Komplemen.
BPOM RI. 2006. Acuan Sediaan Herbal Vol. 2. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI
BPOM RI. 2007. Acuan Sediaan Herbal Vol. 3. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI
BPOM RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal Vol. 5. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI
BPOM RI. 2011. Acuan Sediaan Herbal Vol. 6. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI
Setiawan, Dalimartha. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Jilid I. Jakarta: Trubus Agriwidya
Setiawan, Dalimartha. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Jilid IV. Depok: Puspa Swara
Setiawan, Dalimartha. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Jilid II. Jakarta: Trubus Agriwidya
Steenis, dkk. 2005. Flora. Jakarta: Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai