Anda di halaman 1dari 10

Bul. Littro. Vol. 23 No.

1, 2012, 11 - 20

INDUKSI PERAKARAN DAN AKLIMATISASI TANAMAN TABAT


BARITO SETELAH KONSERVASI IN VITRO JANGKA PANJANG
Natalini Nova Kristina dan Sitti Fatimah Syahid
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Jl. Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111
E-mail : novakristin@yahoo.co.id

(terima tgl. 08/11/2011 – disetujui tgl. 13/03/2012)

ABSTRAK baik dengan keberhasilan aklimatisasi 70-


100%. Pertumbuhan di lapang memper-
Tabat barito (Ficus deltoidea Jack.) lihatkan semua taraf konsentrasi IAA dan
merupakan tanaman obat langka dikenal IBA memperlihatkan respon berbeda,
sebagai afrodisiak untuk wanita, mampu baik terhadap tinggi, jumlah cabang dan
menghambat pertumbuhan sel tumor. jumlah daun. Tabat barito yang ditanam
Konservasi secara in vitro telah dilakukan di lapang, baik induk maupun hasil in
dengan mengkulturkan eksplan tabat vitro kandungan fitokimianya beda. Per-
barito dalam media MS + BA 1 mg/l + bedaan terlihat pada tanaman tabat
NAA 0,1 mg/l. Penelitian ini bertujuan barito yang ditumbuhkan di rumah kaca.
untuk mengetahui respon eksplan terha- Kandungan alkaloid, tanin, fenolik,
dap zat pengatur tumbuh penginduksi flavonoid dan triterpenoid tanaman hasil
perakaran (IAA dan IBA) serta kandung- in vitro berbeda dengan induknya,
an bahan aktifnya setelah periode kultur Sementara komponen lain seperti sapo-
panjang. Untuk menginduksi perakaran, nin, steroid sama. Kandungan bahan
eksplan tabat barito yang telah disub- aktif quersetin tabat barito induk berbeda
kultur selama dua tahun dimasukkan 0,08% lebih tinggi dari hasil kultur in
pada media IAA (0,1, 0,2, dan 0,3) mg/l vitro.
dan IBA (0,1, 0,2, dan 0,3) mg/l.
Penelitian disusun dalam Rancangan acak Kata kunci : Ficus deltoidea, konservasi in
lengkap (RAL), dengan 10 ulangan. vitro, induksi akar, aklimati-
sasi, fitokimia, quersetin
Parameter pengamatan adalah tinggi
tunas, jumlah tunas, jumlah daun, ABSTRACT
jumlah akar dan panjang akar. Pada
tahap aklimatisasi, plantlet ditanam Root Induction and
dalam gelas plastik berisi tanah dan Acclimatization of Misletoe Fig
pupuk kandang yang telah disterilkan. (Ficus deltoidea Jack.) After
Setelah 2 bulan tahap aklimatisasi, benih Long Period of In Vitro Culture
dipindahkan ke dalam polibag berukuran
20 cm x 20 cm dan ditanam pada kondisi Misletoe fig (Ficus deltoidea Jack.) one of
lapang dengan pencahayaan 50%.
medicinal plants has long been known as
Analisis fitokimia dilakukan berdasarkan an aphrodisiac for women, and also has
Harbone (1987). Analisis kandungan properties inhibit the growth of tumor
quersetin dilakukan dengan menghitung cells. In vitro conservation had been
total flavonoid sebagai quersetin. Hasil performed using the media BA 1 mg/l
pengamatan menunjukkan bahwa pem- NAA + 0.1 mg/l, to this plant. This study
berian IAA maupun IBA pada konsentrasi aimed to determine root medium after
0,1-0,3 mg/l menginduksi akar dengan long period culture and content of active
ingredients of plant Misletoe fig. To

11
Natalini Nova Kristina dan Sitti Fatimah Syahid : Induksi Perakaran dan Aklimatisasi Tanaman Tabat ...

induce rooting, explants Misletoe fig had PENDAHULUAN


been cultured for two years included in
the media of IAA (0.1, 0.2, and 0.3) mg/l Tabat barito (Ficus deltoidea
and IBA (0.1, 0.2, and 0.3) mg/l. Design Jack.) merupakan salah satu tanam-
study was Completely Random Design an afrodisiak untuk wanita yang juga
(CDR) and with 10 replications. The para- mempunyai khasiat menghambat
meters of observation were shoot height, pertumbuhan sel tumor (Mat akhir et
shoot number, leaf number, root number al. 2011) serta berfungsi sebagai anti
and root length. In acclimatization, diabetes (Draman et al. 2012).
plantlets were planted in plastic cups Tanaman ini perdu berkayu tumbuh
containing soil manure, those had been
liar di alam, dan belum dibudidaya-
sterilized. After 2 months of the
adjustment phase, the seed was kan sehingga sering terjadi eksploi-
transferred to polybags (20 cm x 20 cm). tasi tanaman dari hutan; untuk itu
Analysis of phytochemical compounds perlu dilakukan konservasi dan usaha
carried out based on Harbone (1987). budidaya.
Content analysis were done for alkaloids, Untuk mendukung upaya
tannins, flavonoid, saponine, steroid and tersebut, pada tahap awal, dapat
triterpenoid. Quersetin content analysis dilakukan penangkaran secara kultur
done by calculating the total flavonoids jaringan yang menggunakan eksplan
as quersetin. The result showed tunas lateral dan dikulturkan pada
consentration from 0,1 to 0,3 mg/l of IAA
media MS dengan penambahan zat
and IBA could induce roots with the
successfully acclimatization 70-100%. In pengatur tumbuh. Tahap multiplikasi
the field all of plant showed response to tunas untuk tabat barito telah ber-
different for the number of branches and hasil dengan mengunakan media MS
number of leaves, white tend to be equal diperkaya dengan sitokinin tunggal
to the number of segments. The results ataupun dikombinasikan dengan
of phytochemical analysis Misletoe pig auksin (Kristina 2009). Untuk men-
grown in the field, both the parent and dapatkan plantlet atau tanaman utuh
the results of in vitro showed different hasil kultur in vitro, upaya lanjutan
content of phytoche-micals. The yang perlu dilakukan adalah tahap
differences seen in plants grown Misletoe
perakaran.
fig in greenhouse. The content of
alkaloids, tannins, phenolic, flavonoid Inisiasi perakaran dapat
and triterpenoid plants in vitro is different dirangsang dengan auksin (IAA, NAA
from its parent, while other components dan IBA). IBA merupakan jenis
such as saponins, steroids tend auksin yang paling sering digunakan
indifferent. The results appear active dalam menginduksi akar dibanding-
ingredient showed, the content of the kan jenis auksin lainnya, karena
parent Misteloe fig quersetin variance memiliki kemampuan yang tinggi
with the results of in vitro culture of ± dalam mengendalikan inisiasi akar
0.08%. (Weisman et al. 1988 dalam Palestine
Key words : Ficus deltoidea, in vitro conser- 2008). Disamping itu, IBA juga lebih
vation, root induction, stabil dan tingkat toksisitas yang
acclimatization, phytochemical,
quersetin
rendah dibandingkan NAA dan IAA
(George et al. 2007). Widiastoety dan
Soebijanto (1988) menggunakan IBA

12
Bul. Littro. Vol. 23 No. 1, 2012, 11 - 20

untuk menginduksi akar pada stek aktif dan fitokimianya dengan


bunga sepatu dengan persentase tanaman induk.
keberhasilan lebih dari 96%. Pem-
berian IBA pada tanaman pule BAHAN DAN METODE
pandak, memberikan pengaruh yang Kegiatan dilakukan di
nyata pada jumlah akar, panjang laboratorium kultur jaringan dan
akar maupun waktu inisiasi akar. aklimatisasi dilakukan di rumah kaca;
Konsentrasi IBA 3 ppm adalah paling untuk analisis kandungan bahan aktif
efektif pada tanaman pule pandak dan fitokimia dilakukan di labora-
dengan rata-rata persentase keber- torium Fisiologi Hasil Balai Penelitian
hasilan pertumbuhan akar 70% Tanaman Obat dan Aromatik
(Palestine 2008). (Balittro). Penelitian berlangsung
Setelah tahap perakaran, sejak Januari 2009 sampai Desember
maka fase selanjutnya yang harus 2010.
dilakukan adalah aklimatisasi tanam- Bahan tanaman yang diguna-
an di rumah kaca. Keberhasilan akli- kan adalah tabat barito asal Kaliman-
matisasi selain dipengaruhi faktor tan Selatan yang telah dikulturkan
perakaran tanaman, juga kemampu- selama 2 tahun, sejak 2007 dalam
an mengendalikan kondisi lingkung- medium MS dan Benzil Adenin 1 mg/l
an, dan media tumbuh di rumah dan NAA 0,1 mg/l (Kristina 2009).
kaca. Menurut Imelda et al. (2007), Untuk induksi perakaran digunakan
keberhasilan aklimatisasi planlet media dasar Murashige dan Skoog
sungkai dipengaruhi oleh cara (MS) yang mengandung unsur hara
penanganan saat pengeluaran makro N, P, K, dan mikro Fe, yang
plantlet dari botol kultur, media diperkaya dengan vitamin dan zat
tumbuh saat di rumah kaca (harus pengatur tumbuh seperti mio inositol,
steril) dan lingkungan mikro plantlet thiamin, sitokinin (Benzil Adenin), dan
(disungkup selama 2 minggu sampai auksin (IAA dan IBA).
muncul daun baru).
Induksi perakaran
Perbanyakan tanaman secara
in vitro selain murah dan cepat, Untuk menginduksi perakaran,
diharapkan pula memiliki kandungan eksplan tabat barito yang telah
bahan aktif yang sama dengan dikultur selama dua tahun dimasuk-
induknya. Hal itu dapat dideteksi kan pada media MS dengan penam-
dengan melakukan analisis fitokimia bahan IAA (0,1, 0,2, dan 0,3 mg/l)
dari tanaman. Menurut George et al. dan IBA (0,1, 0,2, dan 0,3 mg/l).
2007, perbanyakan tanaman dengan Rancangan yang digunakan adalah
kultur jaringan merupakan salah satu Rancangan acak lengkap, dengan 10
alternatif untuk meningkatkan kan- ulangan dan setiap ulangan (botol)
dungan kimianya. Penelitian ini ber- berisi 2 eksplan. Parameter peng-
tujuan untuk mendapatkan media amatan adalah tinggi tunas, jumlah
terbaik untuk perakaran dan aklimati- tunas, jumlah daun, jumlah akar dan
sasi plantlet hasil kultur in vitro serta panjang akar. Plantlet yang tumbuh
membandingkan kandungan bahan sempurna selanjutnya dipindahkan ke

13
Natalini Nova Kristina dan Sitti Fatimah Syahid : Induksi Perakaran dan Aklimatisasi Tanaman Tabat ...

rumah kaca untuk diaklimatisasi. diambil dari masing-masing perlaku-


Data dianalisis menggunakan DMRT an dan digabung untuk dilakukan
taraf 1% dan transformasi data √x+ analisa fitokimia.
0,5. Analisis fitokimia dilakukan
berdasarkan metode Harbone (1987),
Aklimatisasi
untuk mendeteksi kandungan
Plantlet dari masing-masing alkaloid, tannin, flavonoid, saponin,
perlakuan IAA 0,1, 0,2, dan 0,3 mg/l steroid dan triterpenoid.
serta IBA 0,1, 0,2, dan 0,3 mg/l diak-
Analisis quersetin
limatisasi dengan cara pembersihan
dengan air mengalir. Selanjutnya Analisis flavonoid dilakukan
ditanam pada gelas-gelas plastik ber- mengikuti metode Departemen
isi medium steril tanah dan pupuk Kesehatan (2008) dihitung sebagai
kandang (1 : 1). Pada gelas plastik quersetin dilakukan dengan cara
diberi label untuk menandakan asal menghitung : % flavonoid = A x
perlakuan tanaman. Masing-masing 0,735/g
perlakuan terdiri dari 10 tanaman. Dimana :
Untuk mendapatkan hasil terbaik, A = absorban sampel
g = berat kering sampel yang
planlet disungkup dengan plastik se- ditimbang (g)
lama 3 sampai 4 minggu. Selanjutnya g = (100 – KA)% x W
perlahan-lahan sungkup dibuka, KA = susut pengeringan (%b/b)
sampai plantlet mampu tumbuh W = berat sampel sesuai dengan
penimbangan (g)
sempurna. Setelah 2 bulan tahap
Selanjutnya dihitung kadar
penyesuaian, benih dipindahkan pada
quersetinnya.
polibag berukuran 20 cm x 20 cm
berisi tanah dan pupuk kandang dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dipelihara selama 3 bulan di rumah
kaca. Selanjutnya tanaman dipindah- Induksi perakaran
kan ke dalam polibag berukuran 25 Tanaman tabat barito yang
cm x 25 cm ditanam pada kondisi digunakan berasal dari tanaman yang
lapang dengan naungan paranet dikultur atau dikonservasi selama 2
50%. Jumlah tanaman, disesuaikan tahun, kemudian dipindahkan ke
dari keberhasilan tumbuh plantlet media perakaran.
yang diaklimatisasi. Parameter peng- Aplikasi IAA maupun IBA pada
amatan meliputi tinggi tunas, jumlah semua konsentrasi tidak berbeda
tunas, jumlah akar, panjang akar, nyata dalam menginduksi tunas dan
persentase plantlet tumbuh, tinggi akar tabat barito kecuali untuk tinggi
plantlet. tunas (Tabel 1). Walaupun IAA dan
Analisis fitokimia IBA memiliki perbedaan struktur
kimia, dimana IBA merupakan auksin
Sampel daun diambil dari sintetis dan lebih kuat dibandingkan
tanaman hasil aklimatisasi yang dengan IAA, tetapi pada tanaman
ditumbuhkan di lapang dan telah tabat barito ini diduga kandungan
berumur lebih dari 3 bulan, dari daun hormon endougeneousnya cukup
yang telah tumbuh sempurna. Daun

14
Bul. Littro. Vol. 23 No. 1, 2012, 11 - 20

Tabel 1. Rata-rata jumlah dan tinggi tunas, jumlah dan panjang akar tabat
barito dalam media MS dengan penambahan IAA dan IBA, 8 minggu
setelah kultur
Table 1. Average number of shoots height, root number and length of Misletoe
fig in MS media with addition of IAA and IBA 8 weeks after culture
Jenis dan konsentrasi Tinggi tunas Jumlah
Jumlah tunas Panjang akar
ZPT (mg/l)Type and (cm) Heigth akar
Number of (cm) Length
consentrations ZPT of shoots Number of
shoots of roots (cm)
(mg/l) (cm) roots
IAA 0,1 1,30 a 2,1 a 3,50 a 0,56 a
IAA 0,2 1,00 a 1,85 ab 4,30 a 0,64 a
IAA 0,3 1,2 a 1,8 ab 4,30 a 0,87 a
IBA 0,1 1,0 a 2,25 a 6,00 a 0,74 a
IBA 0,2 1,1 a 1,35 b 4,80 a 1,04 a
IBA 0,3 1,2 a 1,40 b 4,00 a 0,49 a
Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
beda nyata pada DMRT 1%
- Data diolah setelah transformasi √x + 0,5
Note : - Numbers followed by the same letters in the same column are not significantly
different at 1% of DMRT
- Data transformated with √x + 0.5

tinggi, sehingga konsentrasi dan jenis mg/l ternyata pemakaian IBA mem-
hormon yang diberikan dari luar tidak berikan respon tercepat dalam meng-
berpengaruh pada jumlah dan induksi perakaran Ruta graveolens
panjang akar. walaupun jumlah akar yang terben-
Penggunaan IBA pada kon- tuk tidak optimal yakni 3,9 dengan
sentrasi rendah menghasilkan tinggi panjang akar optimal yakni 4,5 cm
tunas terbaik dan berbeda nyata (Bohidar et al. 2008). Pada tanaman
dengan perlakuan lainnya. Hal ini Mulberry (Morus alba L.), pemakaian
sesuai dengan pernyataan bahwa jika NAA lebih baik dibandingkan dengan
ratio auksin endogeneuos dalam IBA, dimana pada konsentrasi 1,0
tanaman seimbang dengan sitokinin, mg/l mampu membentuk 5 akar per
akan mengarah pada pembentukan tunas dengan tingkat keberhasilan
kalus, sementara jika auksin lebih aklimatisasi 90% (Anis et al. 2003).
tinggi dari pada sitokinin organo-
Aklimatisasi
genesis akan cenderung mengarah
pada pembentukan akar. Lebih jauh Respon tanaman tabat barito
dinyatakan kadar hormon yang tinggi dalam peralihan dari kultur aseptik ke
akan menghambat pertumbuhan, lapang cukup baik, walaupun akar
meracuni bahkan mematikan yang terbentuk sedikit namun per-
tanaman (George dan Klerk 2007). tumbuhan plantlet terlihat cukup baik
Perlakuan IAA, IBA dan NAA pada bulan pertama dan kedua. Pada
dengan konsentrasi 0,25 sampai 1 bulan ketiga plantlet yang berasal
dari MS + IBA 0,1 mg/l memper-

15
Natalini Nova Kristina dan Sitti Fatimah Syahid : Induksi Perakaran dan Aklimatisasi Tanaman Tabat ...

Tabel 2. Persentase tumbuh planlet tabat barito 3 bulan setelah aklimatisasi


Table 2. Growth percentage of Misteloe fig plantlet at 3 months after
acclimatization
Persentase tumbuh Growth percentage
Asal media tumbuh
1 bulan 2 bulan 3 bulan
Former growth media
1 month 2 months 3 months
MS +IAA 0,1 mg/l 100 100 90
MS +IAA 0,2 mg/l 100 100 80
MS +IAA 0,3 mg/l 100 100 90
MS +IBA 0,1 mg/l 100 100 70
MS +IBA 0,2 mg/l 100 100 100
MS +IBA 0,3 mg/l 100 100 80
Keterangan Note : Rata-rata dari 10 tanaman Average of 10 plants

lihatkan respon terendah sementara (Salisbury dan Ross 1995 dalam


asal media MS dengan IBA 0,2 mg/l Pamungkas et al. 2009).
memperlihatkan respon terbaik. Tinggi rendahnya komposisi
Plantlet dapat tumbuh dengan auksin endogeneous di dalam tanam-
baik pada semua jenis perlakuan, an turut menentukan keberhasilan
dengan keberhasilan tumbuh terbaik aklimatisasi, seperti pada tanaman
terlihat pada eksplan yang berasal Ruta graveolens yang diaklimatisasi
dari media MS + IBA 0,2 mg/l. Ke- pada media tanah + pasir dengan
berhasilan aklimatisasi mencapai perbandingan 1 : 2 : 1, keberhasilan
100% pada plantlet yang berasal dari tumbuh plantlet dari media asal IBA
media MS + IBA 0,2 mg/l (Tabel 1), 0,5 mg/l mencapai 90% sementara
karena plantlet pada media ini plantlet asal NAA tidak mampu
memiliki akar terpanjang dibanding- bertahan hidup (Bohidar et al. 2008).
kan dengan yang lainnya. Hormon Setelah tiga bulan diakli-
auksin meningkatkan pertumbuhan matisasi di rumah kaca, dilakukan
sampai mencapai konsentrasi opti- pemindahan plantlet ke polibag yang
mal, sebaliknya apabila konsentrasi lebih besar, dan ditanam pada kon-
yang diberikan lebih tinggi daripada disi lapang dengan naungan (paranet
konsentrasi optimal akan menggang- 50%), respon pertumbuhan cukup
gu metabolisme dan perkembangan baik (Tabel 3).
tumbuhan. Hormon auksin mampu Keberhasilan tumbuh di
meningkatkan proses fisiologis dalam lapang berpengaruh dari jumlah dan
sel yakni mempengaruhi perkem- panjang akar, tanaman yang berasal
bangan dan pemanjangan sel, auksin dari media MS + IBA 0,2 mg/l dan
mampu menekan tekanan osmotik memiliki akar yang terpanjang (Tabel
sel, meningkatkan plasisitas dan 1), setelah di lapang pertumbuhan-
meningkatkan sintesis protein, se- nya menjadi terhambat.
hingga sel-sel akan mengembang,
memanjang dan meyerap air

16
Bul. Littro. Vol. 23 No. 1, 2012, 11 - 20

Tabel 3. Pertumbuhan tabat barito dua bulan setelah penanaman di lapang


Table 3. Misteloe fig growth at two months after planting in the field
Tinggi Jumlah Jumlah daun Jumlah
Asal media
tanaman cabang Number of ruas
Former growth
Plant heigth Number of leaves Number
media
(cm) branches of Nodes
MS + IAA 0,1 mg/l 3,89 bc 1,6 a 6,9 ab 6,4 a
MS + IAA 0,2 mg/l 4,27 bc 1,2 ab 7,8 a 6,2 a
MS + IAA 0,3 mg/l 4,74 ab 1,3 ab 8,0 a 6,3 a
MS + IBA 0,1 mg/l 6,28 a 1,2 ab 7,8 a 6,8 a
MS + IBA 0,2 mg/l 2,82 c 0,9 b 5,1 b 4,1 a
MS + IBA 0,3 mg/l 6,01 a 1,4 ab 7,7 a 6,3 a
Keterangan : - Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
beda nyata pada uji DMRT 0,1%
- Data diolah setelah transformasi √x + 0,5
Note : - Number s followed by the same letters in the same column are not
significantly diferent at 5% of DMRT
- Data transformated with √x + 0,5
Analisa fitokimia dapat menghubungkan senyawa
metabolit primer ke dalam alur meta-
Untuk mengetahui perbedaan
bolit sekunder dan menjadi pusat
kandungan fitokimia tanaman hasil
kontrol alur metabolit secara terus
kultur jaringan dan induknya, serta
menurus senyawa fenol berasal dari
pengaruh peletakan tumbuh tanam
fenilopropanoid, dimana enzim pen-
maka dilakukan analisis pada tanam-
ting dapat mengkatalisis reduksi
an tersebut. Tanaman induk maupun
deaminatif dari fenilpropnoid menjadi
tanaman hasil kultur jaringan diletak-
phenyl propanoid transcinanamik
kan pada dua kondisi yakni di dalam
adalah Penilalanin amonialiase (PAL).
rumah kaca dan kondisi lapang
Aktivitas PAL dapat menjadi pokok
dengan naungan. Tanaman tabat
yang membedakan respon tanaman
barito induk maupun hasil in vitro
terhadap kondisi lingkungan, seperti
semua komponen fitokimianya baik
ketika fenilpropanoid akan digunakan
alkaloid, tanin, saponin, fenolik, tri-
untuk pembentukan lignin atau
terpenoid, steroid dan glikosida ter-
flavonoid (Edwards dan Gatehouse
lihat sama (Tabel 4). Perbedaan ter-
1999 dalam Soeyono 2008). Ketika
lihat pada tanaman tabat barito yang
tanaman tabat barito diletakkan pada
ditumbuhkan di dalam rumah kaca.
kondisi lapang, maka tanaman yang
Kandungan alkaloid, tanin, fenolik,
berada di lapang akan menurunkan
flavonoid dan triterpenoid tanaman
aktivitas enzim PAL. Hal ini
hasil in vitro berbeda dengan induk-
menyebabkan tanaman tidak mem-
nya, sementara komponen lain
punyai enzim yang cukup untuk
seperti saponin, steroid terlihat sama.
melanjutkan ke jalur metabolit sekun-
Biosintesis metabolit sekunder
der, sehingga tanaman hanya mem-
mempunyai cabang penting yang

17
Natalini Nova Kristina dan Sitti Fatimah Syahid : Induksi Perakaran dan Aklimatisasi Tanaman Tabat ...

Tabel 4. Perbandingan kandungan fitokimia tanaman tabat barito hasil in vitro


dan tanaman induknya
Table 4. Comparation of phytochemical compounds of Misteloe pig between in
vitro and the parents
Lapang Field Rumah Kaca Green house
Induk Hasil in vitro Induk tanaman Hasil in vitro
tanaman di tanam di di rumah ditanam di
Analisis fitokimia
lapang*) lapang*) kaca*) rumah kaca*)
Parent plants In vitro plants Planting in In vitro planting
in field in field green house in green house
Akaloid Alchaloid +++ +++ +++ ++++
Tanin Tanin ++++ ++++ ++++ +
Saponin Saponin + + + +
Fenolik Fenolic + + - +
Flavonoid Flavonoid +++ +++ +++ ++
Triterpenoid ++ ++ ++ +++
Triterpenoid
Steroid Steroid +++ +++ ++++ ++++
Glikosida Glicoside ++++ ++++ ++++ ++++
Keterangan/Note : - = negatif negative
+ = positif lemah less positive
++ = positif positive
+++ = positif kuat strong positive
++++ = positif kuat sekali strongest positive

produksi tanin saja, sementara kan- tumbuh alami, berpengaruh pada


dungan flavonoid dan triterpenoid kandungan bahan aktifnya. Hasil uji
relatif lebih rendah. Sebaliknya ter- bahan aktif terlihat, kandungan
jadi pada tanaman yang diletakkan quersetinnya tabat barito induk lebih
dalam rumah kaca, karena proses tinggi (0,84%) dibandingkan dengan
metabolit sekunder berjalan sempur- hasil kultur in vitro (0,76%). Hal ini
na maka produksi tanin rendah dan terjadi karena sel-sel tanaman hasil
mampu memproduksi triterpenoid in vitro kandungan airnya tinggi, dan
dan steroid menjadi maksimal. Lebih masih taraf penyesuaian terhadap
jauh menurut Vickery dan Vickery kondisi lapang. Sementara dari kultur
(1981), pembentukan steroid memer- sel tanaman tabat barito yang
lukan kecukupan hara dan intensitas dimanipulasi kandungan nutrientnya
cahaya yang lebih rendah. produksi quersetin mencapai 3,92
Dari hasil uji lanjutan terha- ±0,44 mg/g DW (Ong et al. 2011).
dap bahan aktif tanaman yang
dilakukan pada tanaman tabat barito, KESIMPULAN
kandungan bahan aktif quersetinnya Penggunaan IAA maupun IBA
pada induk lebih tinggi 0,08% dengan konsentrasi 0,1-0,3 mg/l
dibandingkan hasil in vitro. menginduksi akar dengan baik
Perbanyakan tanaman tabat dengan keberhasilan aklimatisasi 70-
barito baik secara in vitro maupun 100%. Semua taraf konsentrasi IAA

18
Bul. Littro. Vol. 23 No. 1, 2012, 11 - 20

dan IBA memperlihatkan respon L.). International Journal of


berbeda, baik terhadap tinggi Integrative Biology (IJIB) 3 : 36-
tanaman, jumlah cabang dan jumlah 43.
daun pada tanaman hasil aklimatisasi Draman, S., M. AM Anris, Razman,
dan lapang. Tabat barito yang Akter S.F.U, Azlina H., Nur Azlina
ditanam di lapang, baik induk A.R. Muzaffar, Nurazlanah, H.,
maupun hasil in vitro kandungan fito- dan Azizah. 2012. Mas cotek
kimia yang berbeda. Perbedaan ter- (Ficus deltoidea) : A possible
lihat pada tanaman tabat barito yang supplement fot Type II Diabetes
ditumbuhkan di rumah kaca. Kan- (A Pilot Study). Pertanika J. Trop.
dungan alkaloid, tanin, fenolik, flavo- Agric. Sci. 35 :93-102.
noid dan triterpenoid tanaman hasil
in vitro berbeda dengan induknya. Edwards, R. dan Gatehouse, J.A.
Kandungan bahan aktif quersetin 1999. Secondary Metabolism. Ed.
tabat barito induk 0,08% lebih tinggi Lea, P.J. dan Leegood R.C. Plant
dibandingkan dengan tanaman hasil biochemical & Moleculer Biology
kultur in vitro. 2nd. New York: john Wiley & Son
Inc. hlm. 309-315,
UCAPAN TERIMA KASIH George, E.F., M.A. Hall dan G.J. de
Ucapan terima kasih disam- Klerk. 2007. Plant propagation by
paikan pada saudara Dedi Surachman tissue culture. 3rd Edition. Vol 1.
yang telah membantu penelitian di The Background. Springer, The
laboratorium, dan saudara Suryatna Netherland. 504 p.
dan Totong Sugandi yang telah Harbone. 1987. Metode fitokimia.
membantu di rumah kaca, serta Penterjemah : ITB Bandung,
semua pihak yang telah membantu, terjemahan dari Dictionary of
sehingga penelitian ini dapat berjalan Natural Product. 354 hlm.
dengan baik. Kristina, N.N. 2009. Induksi tunas
DAFTAR PUSTAKA tabat barito (Ficus deltoidea
JACK) secara in vitro
Departemen Kesehatan RI. 2008. menggunakan Benzil Adenin (BA)
Farmakope Herbal Indonesia. dan Naphthalene Acetic Acid
Edisi I. 187 hlm. (NAA). Jurnal Littri. 15 : 33-39.
Anis, M., M. Faisal, dan S.K. Singh. Kristina, N.N.; E.D. Kusumah, dan
2003. Micropropagation of P.K. Lailani. 2009. Analisa
Mulberry (Morus alba L.) fitokimia dan penampilan pola
Through in vitro culture of shoot pita pegagan (Centella asiatica),
tip and nodal explants. Plant hasil konservasi in vitro. Buletin
Tissue Cult. 13 : 47-51. Littro. 20 : 11-20.
Bohidar, S., M. Thirunavookkasasu Ong, S.L., A.P.K. Ling, R. Poospooragi
and T.V. Ro. 2008. Effect of dan S. Moosa. 2011. Production
Plant Growth Regulators on in of flavanoid compound, in cell
vitro micropropagation of cultures of Ficus deltoidea as
“Garden Rue” (Ruta graveolens

19
Natalini Nova Kristina dan Sitti Fatimah Syahid : Induksi Perakaran dan Aklimatisasi Tanaman Tabat ...

influenced by medium Sumaryono. Penerbit ITB Ban-


composition. Int.J. Med. Arom. dung. 343 hlm.
Plants, Vol 1 : 62-74. ISSN 2249- Soeyono, A. 2008. Induksi pemben-
4340. tukan senyawa sekunder tanam-
Palestine, A.S. 2008. Induksi Akar an sidagori (Sida rhombifolia
pada biakan tanaman pule Linn.) melalui perlakuan cekam-
pandak (Rauvolfia serpentine L.) an air. Skripsi Fateta-IPB. 16
secara kultur jaringan. Univ. hlm.
Brawijaya, Fak. Pertanian. Vickery, M.L. dan B. Vickery. 1981.
Skripsi. 41 hlm. Secondary plant metabolism. The
Pamungkas, F.T., S. Darmanti, dan B. Macmillan Press LTD. 335 p.
Rahardjo. 2009. Pengaruh kon- Weisman, Z., J. Riov, dan E. Epstein,
sentrasi dan lama perendaman 1988. Comparisson of Movement
dalam supernatant kultur Bacillus and Metabolism of Indole-3-
sp.2 DUCC-BR-K13 terhadap Acetic acid in Mung Bean
pertumbuhan stek horizontal Cuttings. Physiol Plant (74). pp.
batang jarak pagar (Jatropha 556-560.
curcas L.). J. Sains & Mat. Vol 17
: 131-140. Widiastoety, D. dan Soebijanto. 1988.
Perakaran Setek Tanaman
Salisbury, F.B. dan Ross. 1995. Kembang Sepatu. Buletin
Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Penelitian Hortikulture 16 : 73-
Penterjemah D.R. Lukman dan 83.

20

Anda mungkin juga menyukai