Anda di halaman 1dari 14

Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan

Bawang Putih

KAJIAN PEMBERIAN IAA DAN PACLOBUTRAZOL TERHADAP


PERTUMBUHAN EKSPLAN BAWANG PUTIH

Oleh :
Dinda Pangestika 1), Samanhudi 2), Eddy Triharyanto 2)

1) Mahasiswa S2 Jurusan Agronomi Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret


2) Tenaga Pengajar Jurusan Agronomi FP Universitas Sebelas Maret

email : dindapangestika_w@yahoo.com

Abstrak

Bawang putih merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai


permintaan cukup tinggi untuk konsumsi di Indonesia. Namun, produksi bawang putih
di Indonesia masih tergolong rendah. Penyebab rendahnya produktivitas adalah kualitas
bibit yang rendah. Salah satu usaha dalam meningkatkan produktivitas yaitu dengan
teknik perbanyakan tanaman secara kultur jaringan. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui kombinasi konsentrasi antara IAA dan Paklobutrazol yang tepat dalam
penyediaan bibit bawang putih secara kultur jaringan. Penelitian ini dilaksanakanmulai
bulan Juli sampai Oktober 2013 di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) satu faktor. Perlakuan terdiri dari kombinasi konsentrasi IAA yang terdiri
atas 4 taraf yaitu 0, 0,5, 1, 1,5 ppm dan Paklobutrazol yang terdiri atas 5 taraf yaitu 0, 0,5,
1, 1,5, 2 ppm. Masing-masing perlakuan diulang 5 ulangan. Media yang digunakan
adalah Murashige skoog (MS). Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan apabila
terdapat beda nyata maka dilanjutkan dengan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test)
pada taraf 5%. Variabel yang diamati adalah saat muncul tunas, tinggi tunas, jumlah
daun, saat muncul akar, jumlah akar, dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukan
perlakuan IAA 0,5 ppm dan paklobutrazol 1 ppm menghasilkan eksplan paling baik
dalam keperluan penyediaan bibit bawang putih dalam kegiatan aklimatisasi. Meliputi
saat muncul tunas, tinggi tunas, saat muncul akar, jumlah akar dan panjang akar.

Kata kunci: Bawang putih, IAA, Paclobutrazol, Kultur jaringan.

PENDAHULUAN masakan dan bahan industri obat-


obatan. Bawang putih merupakan
Tanaman bawang putih
anggota famili bawang (Alliaceae)
termasuk famili Liliaceae yang
satu famili dengan bawang, daun
berkembang biak dengan cara
bawang, dan gajah bawang putih.
vegetatif. Tanaman bawang putih
Setiap umbi bawang putih
merupakan salah satu komoditas
mengandung beberapa sisik kecil
hortikultura yang mempunyai
atau cengkeh tertutup dalam
permintaan cukup tinggi untuk
selubung perkamen seperti putih
konsumsi di Indonesia, terutama
atau keunguan (Eldon 1984).
digunakan sebagai bahan penyedap

34 JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

Kebutuhan akan bawang putih vegetatif sangat rentan terhadap


dari tahun ke tahun semakin patogen sistemik yang dibawa dari
meningkat sejalan dengan induknya sehingga dapat menekan
peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan dan produktivitasnya.
perkembangan ekonomi yang Salah satu usaha dalam
semakin membaik dan meningkatnya meningkatkan produktivitas yaitu
pengetahuan masyarakat tentang dengan teknik perbanyakan tanaman
kebutuhan gizi. Namun, bawang secara kultur jaringan. Kultur
putih di Indonesia masih tergolong jaringan merupakan metode untuk
rendah, dari sekitar 400.000 ton mengisolasi bagian tanaman seperti
kebutuhan dalam negeri, petani jaringan serta menumbuhkannya
Indonesia hanya berproduksi sekitar dalam kondisi aseptik. Teknik kultur
14.200 ton per tahun (BPS 2013). jaringan ini diharapkan mampu
Ketidakseimbangan antara menghasilkan bibit berkualitas yang
kebutuhan dan produksi bawang terbebas dari virus. Keunggulan lain
putih dalam negeri menyebabkan dari kultur jaringan yaitu
kekurangan persediaan bawang memperoleh sifat fisiologi dan
putih dan harus melakukan impor morfologi yang sama dengan
untuk memenuhi kekurangan tanaman induknya (Hendaryono dan
tersebut. Bawang putih impor Wijayani 1994). Penyediaan bibit
banyak masuk ke Indonesia akan selalu terpenuhi dan bibit yang
disebabkan karena produksi dalam akan disebar ke masyarakat bersifat
negeri yang semakin menurun dan sama dengan tanaman induknya.
permintaan akan konsumsi bawang Keberhasilan kultur jaringan
putih yang semakin meningkat dari tanaman dipengaruhi oleh beberapa
tahun ke tahun (Jumini 2008). faktor, diantaranya sterilisasi,
Salah satu penyebab rendahnya pemilihan bahan eksplan, faktor
produktivitas adalah kualitas bibit lingkungan seperti pH, cahaya dan
yang rendah. Bibit yang ditanam temperatur, serta kandungan ZPT
adalah bagian vegetatif yang berupa (Zat Pengatur Tumbuh) dalam
umbi. Tanaman hasil pembiakan medium kultur. Menurut Santosa

JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015 35


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

dan Nursandi (2002) bahwa zat METODE PENELITIAN


pengatur tumbuh pada tanaman Penelitian ini dilaksanakan mulai
adalah senyawa organik bukan hara, bulan Agustus sampai Oktober 2013
yang dalam jumlah sedikit dapat di Laboratorium Kultur Jaringan
mendukung, menghambat dan dapat Fakultas Pertanian Universitas
mengubah proses fisiologi Sebelas Maret Surakarta. Bahan
tumbuhan. tanaman yang digunakan sebagai
Indole acetic acid (IAA) eksplan adalah bagian umbi (cakram)
merupakan salah satu jenis auksin bawang putih varietas
yang berperan pada berbagai aspek Tawangmangu Baru. Eksplan dari
pertumbuhan dan perkembangan bagian basal siung (cakram) memiliki
tanaman yang mencakup tingkat keberhasilan yang tinggi.
pembelahan sel, pengembangan Selain, tunas yang terbentuk dari
tunas, aktivitas dari kambium dan bagian basal ini tidak mengalami
pertumbuhan akar (Tresnasari 1991). perubahan ploidi maupun genetik
Sedangkan paklobutrazol merupakan (Armini et al. 1996). Bahan kimia
zat pengatur tumbuh yang yang digunakan dalam penelitian ini
mempunyai sifat menurunkan meliputi media Murashige and Skoog
metabolisme jaringan, menghambat (MS), aquades, chlorox, detergen dan
pertumbuhan vegetatif (Wang dan spirtus. Selain itu juga menggunakan
Hu 1987) dan menghambat ZPT Paklobutrazol dan IAA. Alat
biosintesis giberellin yang berfungsi yang digunakan dalam penelitian ini
dalam proses pemanjangan sel dan adalah LAFC (Laminar Air Flow
jaringan tanaman (Sankhala et al. Cabinet), tissue, autoklaf, kertas label,
1992 dalam Yelnititis dan Bermawie, magnetic stirrer, hand sprayer, petridish,
2001). Berdasarkan hal tersebut, rak kultur, labu takar, pipet,
maka ZPT IAA dan Paklobutrazol peralatan diseksi (pinset besar dan
diharapkan dapat mendukung kecil), timbangan analitik, botol-botol
pertumbuhan eksplan bawang putih kultur, plastik wrap, lemari
khususnya pada bagian perakaran pendingin, beaker glass, dan pisau
dan pertunasan yang kokoh. scalpel.

36 JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

Perancangan penelitian disusun pembuatan larutan stok, pembuatan


berdasarkan Rancangan Acak media, sterilisasi eksplan, proses
Lengkap (RAL) dengan satu faktor penanaman, pemeliharaan. Variabel
perlakuan yaitu kombinasi IAA dan pengamatan meliputi saat
paklobutrazol, yang terdiri atas: IAA kemunculan tunas, tinggi tunas, saat
0 ppm dan paklobutrazol 0 ppm, IAA muncul akar, jumlah akar dan
0 ppm dan paklobutrazol 0,5 ppm, panjang akar. Data hasil pengamatan
IAA 0 ppm dan paklobutrazol 1 ppm, dianalisis dengan analisis ragam
IAA 0 ppm dan paklobutrazol 1,5 pada taraf 5% dan apabila terdapat
ppm, IAA 0 ppm dan paklobutrazol 2 pengaruh beda nyata untuk
ppm, IAA 0,5 ppm dan paklobutrazol membandingkan rerata antar
0 ppm, IAA 0,5 ppm dan kombinasi perlakuan dilanjutkan
paklobutrazol 0,5 ppm, IAA 0,5 ppm dengan DMRT taraf 5%.
dan paklobutrazol 1 ppm, IAA 0,5
HASIL DAN PEMBAHASAN
ppm dan paklobutrazol 1,5 ppm, IAA
A. Saat Muncul Tunas
0,5 ppm dan paklobutrazol 2 ppm,
Kemunculan tunas menunjukkan
IAA 1 ppm dan paklobutrazol 0 ppm,
keberhasilan regenerasi eksplan yang
IAA 1 ppm dan paklobutrazol 0,5
di inokulasi melalui kultur jaringan.
ppm, IAA 1 ppm dan paklobutrazol 1
Pertumbuhan eksplan yang diamati
ppm, IAA 1 ppm dan paklobutrazol
secara visual terlihat berupa
1,5 ppm, IAA 1 ppm dan
pemanjangan dan pembesaran
paklobutrazol 2 ppm, IAA 1,5 ppm
jaringan. Pengamatan saat muncul
dan paklobutrazol 0 ppm, IAA 1,5
tunas perlu dilakukan untuk
ppm dan paklobutrazol 0,5 ppm, IAA
mengetahui keefektifan suatu
1,5 ppm dan paklobutrazol 1 ppm,
kegiatan kultur jaringan dalam
IAA 1,5 ppm dan paklobutrazol 1,5
menghasilkan tunas, salah satunya
ppm, IAA 1,5 ppm dan paklobutrazol
adalah penggunaan IAA dan
2 ppm. Masing - masing perlakluan
Paklobutrazol. Hasil analisis ragam
diulang sebanyak 5 kali.
menunjukkan bahwa pemberian IAA
Pelaksanaan penelitian melalui tahap
dan Paklobutrazol tidak berpengaruh
-tahap sterilisasi alat dan botol,
nyata terhadap saat muncul tunas

JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015 37


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

eksplan bawang putih. Pengaruh tunas disajikan pada Gambar 1


kombinasi antara IAA dan berikut.
Paklobutrazol terhadap saat muncul

3.5
3.0 3.0
3.0 2.8
Saat Muncul Tunas (HST)

2.4 2.4 2.4


2.5 2.2 2.2
2.0 2.0 2.0 2.0
2.0 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8 1.8
1.6 1.8
1.5

1.0

0.5

0.0

Perlakuan
Gambar 1. Pengaruh kombinasi antara IAA dan Paklobutrazol terhadap saat muncul
tunas eksplan bawang putih.
Keterangan:
I0B0 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 0 ppm. I0B1 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 0,5
ppm. I0B2 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 1 ppm. I0B3 = IAA 0 ppm +
paklobutrazol 1,5 ppm. I0B4 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I1B0 = IAA
0,5 ppm + paklobutrazol 0 ppm. I1B1 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm.
I1B2 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 1 ppm. I1B3 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol
1,5 ppm. I1B4 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I2B0 = IAA 1 ppm +
paklobutrazol 0 ppm. I2B1 = IAA 1 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm. I2B2 = IAA 1
ppm + paklobutrazol 1 ppm. I2B3 = IAA 1 ppm + paklobutrazol 1,5 ppm. I2B4 =
IAA 1 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I3B0 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 0 ppm.
I3B1 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm. I3B2 = IAA 1,5 ppm +
paklobutrazol 1 ppm. I3B3 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 1,5 ppm. I3B4 = IAA
1,5 ppm + paklobutrazol 2 ppm.

Berdasarkan Gambar 1 dapat diberikan dapat menginduksi tunas


diketahui pengaruh zat pengatur pada umur kurang dari 2 HST. Hal
tumbuh IAA dan Paklobutrazol ini diduga pada masing masing
pada semua perlakuan dapat eksplant terkandung sitokinin serta
menginduksi terbentuknya tunas auksin yang cukup sehingga
eksplan bawang putih. Rata-rata kemunculan tunas dapat terjadi.
pada semua perlakuan yang Nurhasanah (2010) dalam

38 JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

penelitaiannya menyatakan diamati . Melalui pengamatan tinggi


kemunculan tunas sebagian besar tunas maka dapat diketahui
disebabkan adanya faktor genetik pengaruh IAA dan paklobutrazol
pada eksplan sendiri. Gunawan yang digunakan dalam pertumbuhan
(2007) juga menyatakan bahwa organ suatu eksplan. Hasil analisis
pembelahan awal sangat sedikit ragam menunjukkan bahwa
dipengaruhi oleh faktor luar pemberian IAA dan Paklobutrazol
sehingga faktor genetik lebih tidak berpengaruh nyata terhadap
dominan terhadap pembelahan tunas tinggi tunas eksplan bawang putih.
dan akar. Pengaruh pemberian konsentrasi
B. Tinggi Tunas IAA dan Paklobutrazol terhadap
Tinggi tunas merupakan salah tinggi tunas eksplan bawang putih
satu indikator yang penting untuk disajikan pada Gambar 2 berikut ini.

16
13.22
13.16

13.12
12.90

12.86
12.58

12.52
12.40
12.32

12.22
12.20

11.96

11.66

11.66
11.60

14
11.20

11.20
10.98

10.70
10.42

12
Tinggi Tunas (cm)

10
8
6
4
2
0
I0B0
I0B1
I0B2
I0B3
I0B4
I1B0
I1B1
I1B2
I1B3
I1B4
I2B0
I2B1
I2B2
I2B3
I2B4
I3B0
I3B1
I3B2
I3B3
I3B4

Perlakuan

Gambar 2. Pemberian konsentrasi IAA dan Paklobutrazol terhadap tinggi tunas


eksplan bawang putih.
Keterangan:
I0B0 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 0 ppm. I0B1 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 0,5
ppm. I0B2 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 1 ppm. I0B3 = IAA 0 ppm +
paklobutrazol 1,5 ppm. I0B4 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I1B0 = IAA
0,5 ppm + paklobutrazol 0 ppm. I1B1 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm.
I1B2 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 1 ppm. I1B3 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol

JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015 39


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

1,5 ppm. I1B4 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I2B0 = IAA 1 ppm +
paklobutrazol 0 ppm. I2B1 = IAA 1 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm. I2B2 = IAA 1
ppm + paklobutrazol 1 ppm. I2B3 = IAA 1 ppm + paklobutrazol 1,5 ppm. I2B4 =
IAA 1 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I3B0 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 0 ppm.
I3B1 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm. I3B2 = IAA 1,5 ppm +
paklobutrazol 1 ppm. I3B3 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 1,5 ppm. I3B4 = IAA
1,5 ppm + paklobutrazol 2 ppm.

Gambar 2 menunjukkan bahwa terhambatnya aktivitas auksin dalam


semua perlakuan memberikan hasil perpanjangan sel dan meningkatkan
yang cukup baik terhadap variabel pelebaran sel (Ayabe dan Sumi 2001).
tinggi tunas bawang putih. Perlakuan C. Saat Muncul Akar
IAA 0,5 ppm dan tanpa pemberian Saat kemunculan akar
paklobutrazol menghasilkan tinggi merupakan faktor penting dalam
tunas maksimal yaitu 13,22 cm pertumbuhan tanaman. Semakin
sedangkan tinggi terendah cepat eksplan memunculkan akar
ditunjukkan oleh perlakuan maka kebutuhan unsur hara bagi
pemberian IAA 0,5 ppm dan tanaman akan cepat terpenuhi.
paklobutrazol 2 ppm 10,7 cm. Hal ini Menurut Karjadi dan Buchory (2007)
dikarenakan ZPT IAA dan dengan perlakuan-perlakuan tertentu
Paklobutrazol bersifat menghambat tunas yang tumbuh dapat berakar
pertumbuhan dan pemanjangan dan membentuk tanaman baru
tunas. Paklobutrazol mampu (planlet) secara in-vitro dalam waktu
memperlambat pertumbuhan tunas yang relatif singkat. Kemunculan
dan memperbaiki kondisi visual akar-akar yang diinduksi secara in-
yang lebih baik. Rosita et al. (1993) vitro berasal dari bagian dasar
menerangkan bahwa Paklobutrazol (cakram) umbi ( Kummee et al. 1997).
dapat menghambat biosintesis Analisis ragam menunjukkan bahwa
giberelin sedang giberelin sendiri pemberian IAA dan Paklobutrazol
berfungsi dalam pemanjangan berpengaruh nyata terhadap saat
batang. Semakin tinggi konsentrasi muncul akar eksplan bawang putih.
auksin konsentrasi etilen yang Pengaruh konsentrasi IAA dan
dihasilkan akan semakin tinggi Paklobutrazol terhadap saat muncul
sehingga dapat menyebabkan

40 JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

akar eksplan bawang putih disajikan pada Gambar 3 berikut ini.

9,00 f
10

7,00 e
9

5,80 cde

5,80 cde

5,80 cde

5,80 cde
6,25 cd
Saat muncul akar (HST)

5,20 bcde
6,00 de

5,60 cde
4,80 abcd
4,60 abcd

4,40 abcd
8

3,80 abcd
3,80 abcd
7

3,80 abc
6
3,20 ab

3,00 a

2,80 a

2,80 a
5
4
3
2
1
0

I3B1
I0B0
I0B1
I0B2
I0B3
I0B4
I1B0
I1B1
I1B2
I1B3
I1B4
I2B0
I2B1
I2B2
I2B3
I2B4
I3B0

I3B2
I3B3
I3B4
Perlakuan
Gambar 3. Pemberian konsentrasi IAA dan Paklobutrazol terhadap saat muncul
akar eksplan bawang putih.

Keterangan:
I0B0 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 0 ppm. I0B1 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 0,5
ppm. I0B2 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 1 ppm. I0B3 = IAA 0 ppm +
paklobutrazol 1,5 ppm. I0B4 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I1B0 = IAA
0,5 ppm + paklobutrazol 0 ppm. I1B1 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm.
I1B2 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 1 ppm. I1B3 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol
1,5 ppm. I1B4 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I2B0 = IAA 1 ppm +
paklobutrazol 0 ppm. I2B1 = IAA 1 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm. I2B2 = IAA 1
ppm + paklobutrazol 1 ppm. I2B3 = IAA 1 ppm + paklobutrazol 1,5 ppm. I2B4 =
IAA 1 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I3B0 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 0 ppm.
I3B1 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm. I3B2 = IAA 1,5 ppm +
paklobutrazol 1 ppm. I3B3 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 1,5 ppm. I3B4 = IAA
1,5 ppm + paklobutrazol 2 ppm.

Gambar 3 menunjukkan bahwa HST. Gambar 3 menunjukkan bahwa


semua perlakuan mampu semua perlakuan mampu
menginisiasi kemunculan akar. menginisiasi kemunculan akar.
Kemunculan akar tercepat Kemunculan akar tercepat
ditunjukkan oleh dua perlakuan ditunjukan oleh dua perlakuan yaitu
yaitu pemberian konsentrasi IAA 0 pemberian konsentrasi IAA 1,5 ppm
ppm paklobutrazol 2 ppm serta paklobutrazol 0,5 ppm serta
konsentrasi IAA 1,5 ppm dan konsentrasi IAA 1,5 ppm dan
paklobutrazol 2 ppm sebesar 2,8 paklobutrazol 2 ppm sebesar 2,8

JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015 41


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

HST. Pemberian paklobutrazol 0,5 pemanjangan batang, selanjutnya


ppm dan 2 ppm menghasilkan hasil energi yang tidak dipakai digunakan
yang sama. Hal ini dikarenakan untuk pembentukkan umbi kentang
Paklobutrazol bersifat menghambat (Simko 1993).
pertumbuhan tunas bawang putih D. Jumlah Akar
sehingga zat tumbuh yang terdapat Pembentukan akar pada planlet
pada tanaman akan fokus digunakan merupakan salah satu hal yang
untuk pertumbuhan akar. Telah menguntungkan karena dapat
diketahui bahwa paklobutrazol meningkatkan pertumbuhan selama
berperan sebagai penghambat GA, proses perbanyakan secara in-vitro.
dengan demikian aktivitas Hasil analisis ragam menunjukkan
pemanjangan batang terhambat yang bahwa pemberian IAA dan
berakibat energi yang digunakan Paklobutrazol berpengaruh nyata
untuk pemanjangan batang tidak terhadap jumlah akar eksplan
dipakai dan kemudian energi ini bawang putih. Pengaruh pemberian
digunakan untuk fase inisiasi konsentrasi IAA dan Paklobutrazol
pembentukkan akar. Pada tanaman terhadap jumlah akar eksplan
kentang pemberian paklobutrazol bawang putih disajikan pada Gambar
juga berperan sebagai anti giberelin 4 berikut ini.
yang menghambat aktivitas

42 JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

7,40 ef

7,60 f
9

6,80 def

6,20 cdef

6,00 cdef
5,80 cdef

5,20 abcdef
8

5,00 abcdef

5,00 abcdef
5,00 abcdef

4,80 abcdef

4,80 bcdef

4,80 bcdef
4,60 abcde
7

4,60 cdef

4,40 abcd
Jumlah Akar ( buah)

3,80 abc
3,60 abc
5

3,00 ab
4

2,40 a
3
2
1
0
I0B3

I1B3

I2B3
I0B0
I0B1
I0B2

I0B4
I1B0
I1B1
I1B2

I1B4
I2B0
I2B1
I2B2

I2B4
I3B0
I3B1
I3B2
I3B3
I3B4
Perlakuan

Gambar 4. Pemberian konsentrasi IAA dan Paklobutrazol terhadap jumlah akar


eksplan bawang putih.
Keterangan:
I0B0 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 0 ppm. I0B1 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 0,5
ppm. I0B2 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 1 ppm. I0B3 = IAA 0 ppm +
paklobutrazol 1,5 ppm. I0B4 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I1B0 = IAA
0,5 ppm + paklobutrazol 0 ppm. I1B1 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm.
I1B2 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 1 ppm. I1B3 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol
1,5 ppm. I1B4 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I2B0 = IAA 1 ppm +
paklobutrazol 0 ppm. I2B1 = IAA 1 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm. I2B2 = IAA 1
ppm + paklobutrazol 1 ppm. I2B3 = IAA 1 ppm + paklobutrazol 1,5 ppm. I2B4 =
IAA 1 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I3B0 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 0 ppm.
I3B1 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm. I3B2 = IAA 1,5 ppm +
paklobutrazol 1 ppm. I3B3 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 1,5 ppm. I3B4 = IAA
1,5 ppm + paklobutrazol 2 ppm.

Gambar 4 menunjukkan bahwa pemberian pemberian IAA 1,5 ppm


semua perlakuan memberikan hasil dan paklobutrazol 1,5 ppm yaitu 2,4
yang cukup baik terhadap variabel buah. Diduga semakin tingginya IAA
jumlah akar bawang putih. Perlakuan serta paklobutrazol justru akan
pemberian IAA 0,5 ppm dan menghambat pertumbuhan, auksin
paklobutrazol 1 ppm menghasilkan berpengaruh luas terhadap
jumlah akar tertinggi yaitu 7,6 buah pertumbuhan, merangsang dan
sedangkan jumlah akar terendah mempercepat pertumbuhan akar
ditunjukkan oleh perlakuan serta meningkatkan kualitas dan

JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015 43


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

kuantitas akar (George dan diangkut ke bagian tanaman yang


Sherrington 1994). Ayabe dan Sumi lain. seperti batang dan daun,
(2001) berpendapat jika konsentrasi Semakin panjang dan semakin
auksin yang digunakan terlalu tinggi banyak jumlah akar berarti semakin
maka akan menyebabkan banyak unsur hara yang dapat
terhambatnya pemanjangan sel. diserap oleh tanaman. Hasil analisis
Paklobutrazol bersifat menurunkan ragam menunjukkan bahwa
aktivitas metabolisme jaringan pemberian IAA dan Paklobutrazol
sehingga menghambat proses berpengaruh nyata terhadap panjang
pertumbuhan vegetatif (Syahid 2007). akar eksplan bawang putih.
Pengaruh pemberian konsentrasi
E. Panjang Akar
IAA dan Paklobutrazol terhadap
Akar merupakan bagian tanaman
Panjang akar eksplan bawang putih
yang berfungsi untuk menyerap
disajikan pada Tabel 3 berikut ini.
nutrisi pada media untuk kemudian

2.50
1,94 f
1,54 ef

2.00
Panjang akar (Cm)

1,18 ef
1,06 de

0,74 abcde
0,72 abcde

0,80 bcde
0,78 abcd

0,86 def

1.50
0,58 abcd

0,62 abc
0,56 abc

0,56 abc

0,52 abc
0,42 abc
0,40 abc

0,40 abc

0,38 abc

1.00
0,30 ab
0,28 a

0.50

0.00
I0B0
I0B1
I0B2
I0B3
I0B4
I1B0
I1B1
I1B2
I1B3
I1B4
I2B0
I2B1
I2B2
I2B3
I2B4
I3B0
I3B1
I3B2
I3B3
I3B4

Perlakuan

Gambar 5. Pemberian konsentrasi IAA dan Paklobutrazol terhadap panjang akar


eksplan bawang putih
Keterangan:
I0B0 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 0 ppm. I0B1 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 0,5
ppm. I0B2 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 1 ppm. I0B3 = IAA 0 ppm +
paklobutrazol 1,5 ppm. I0B4 = IAA 0 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I1B0 = IAA
0,5 ppm + paklobutrazol 0 ppm. I1B1 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm.

44 JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

I1B2 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 1 ppm. I1B3 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol
1,5 ppm. I1B4 = IAA 0,5 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I2B0 = IAA 1 ppm +
paklobutrazol 0 ppm. I2B1 = IAA 1 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm. I2B2 = IAA 1
ppm + paklobutrazol 1 ppm. I2B3 = IAA 1 ppm + paklobutrazol 1,5 ppm. I2B4 =
IAA 1 ppm + paklobutrazol 2 ppm. I3B0 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 0 ppm.
I3B1 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 0,5 ppm. I3B2 = IAA 1,5 ppm +
paklobutrazol 1 ppm. I3B3 = IAA 1,5 ppm + paklobutrazol 1,5 ppm. I3B4 = IAA
1,5 ppm + paklobutrazol 2 ppm.

Gambar 5 menunjukan bahwa salah satu pemicunya adalah


pemberian konsentrasi IAA 0,5 dan hadirnya sitokinin. Sitokinin tinggi
paklobutrazol 2 ppm memiliki akar akan mencegah pertumbuhan akar
terpanjang yaitu 1,94 cm, sedangkan dan penghantaran respon auksin
panjang akar terendah dimiliki oleh dalam inisiasi akar.
perlakuan IAA 0 ppm dan pemberian
paklobutrazol 1,5 ppm yaitu 0,28 cm. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hal ini dikarenakan fungsi IAA yang Perlakuan IAA 0,5 ppm dan
berperan aktif. Konsentrasi IAA Paklobutrazol 1 ppm memberikan
yang terlalu tinggi menyebabkan hasil terbaik pada eksplan meliputi
terhambatnya pemanjangan akar. saat muncul tunas, tinggi tunas, saat
Menurut Susilo (1991) bahwa muncul akar, jumlah akar dan
konsentrasi IAA yang tinggi bersifat panjang akar.
menghambat. Pemberian IAA sampai Saran
taraf tertentu akan meningkatkan Perlu adanya penelitian lanjutan
panjang akar. Selanjutnya dalam mengenai aklimatisasi eksplan hasil
konsentrasi yang tinggi maka akan perlakuan pemberian IAA dan
bersifat menghambat proses Paklobutrazol yang di harapkan
pemanjangan akar George and mampu menumbuhkan tanaman
Sherrington (1994) menyebutkan yang berkualitas.
bahwa auksin mengalami oksidasi

JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015 45


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

DAFTAR PUSTAKA

Armini NMW, Wattimena GA, Enny P 1996. Perbanyakan In-vitro Tanaman


Bawang Putih (Allium Sativum L.) Varietas Lumbu Putih Melalui Induksi
Tunas Adventif .Bul. Agron. 24(1): 15-20.

Ayabe M and Sumi S 2001. A Novel and Efficient Tissue Culture Method for
Producing Virus Free Garlic (Allium sativum L.). Plant Cell Rep. 20: 503-507.

BPS 2013. Produksi tanaman bawang putih di Indonesia 2012. Badan Pusat
Statistik Indonesia. Jakarta.

Eldon 1984. Garlic. Lowa State University Hortikultura. J. Hort dan LA Vol.(2): 2-9

George EF and Sherrington 1994. Plant Propagation by Tissue Culture: Technology.


Part I 2 nd (ed). England: Exegetics Limmited.

Gunawan H 2007. Mikropropansi Tunas Strowberi (Fragaria sp) dengan


Pemberian BAP dan NAA pada Media MS. Laporan Penelitian untuk
Program Sarjana. Universitas Sumatera Utara.

Hendaryono dan Wijayani 1994. Pedoman Kultur Jaringan. Penebar Swadaya.


Jakarta.

Jumini 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Bawang


Putih Impor di Indonesia. Institut Pertanian Bogor

Karjadi AK dan Buchory A 2007. Pengaruh Penambahan Auksin dan Sitokinin


terhadap Pertumbuhan Tunas Bawang Putih. J Hortikultura 17(4): 314-320.

Kummee S, Eksomtramage L dan Kanchanapoom. 1997 Chromosomal and


karryotypic Analysis of plants.

Nurhasanah E 2010. Perbanyakan Anggrek melalui Proliferasi Tunas Adventif secara


In-vitro. Laporan Penelitian Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Regenerated from Tissue Culture of Onion (Allium cepa L.). J.Sci Tecnol 19 (2):
141 – 146.

Rosita SM, Darwati I , dan Yuliani S 1993. Pengaruh Paclobutrazol Terhadap


Produksi dan Kualitas Rimpang Kunyit. Jurnal Bul. Littro. Vol. VIII No. 2.

Santosa U, dan Nursandi F 2002. KulturJaringanTanaman. Malang: Penerbit


UMM Press.

46 JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015


Dinda Pangestika, Kajian Pemberian IAA dan Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan
Bawang Putih

Simko I 1993. Effects of Kinetin Paclobutrazol and Their Interactions on The


Microtuberation of Potato Stem Segment Cultured in-vitro in The Light.
Jurnal Plat Growth Regulation (12) : 23 – 27.

Syahid SF 2007. Pengaruh retardan paclobutrazol terhadap pertumbuhan


temulawak (Curcuma xanthorrhiza) selama konservasi in-vitro. J. Penel. Tan.
Indus. 13(3):93-97.

Tresnasari Dewi P 1991. Pengaruh auksin (NAA dan IAA) dan sitokinin (2-IP
dan kinetin) Terhadap Kultur jaringan Bawang Putih (Alium sativum L.).
Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Wang P dan C. Hu 1987. In-vitro Mass Tuberization and Virus Free seed potato
production in Taiwan. J. Amer Potato (59) : 33 – 37.

Yelnititis dan Bermawie N 2001. Konservasi Tanaman Lada (Piper nigrum L,)
Secara In-vitro. J. Littri Vol. 7 N0,3.

JKB No. 16. Th.IX. Januari 2015 47

Anda mungkin juga menyukai