Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT)

TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis)


STUMP MATA TIDUR

SEPRITA LIDAR
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Lancang Kuning
Jurusan Budidaya Pertanian
Jl. D.I.Panjaitan Km 8 Rumbai Telp (0761)52439

ABSTRAK
Penelitian Pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) telah dilakukan dengan tujuan
untuk mendapatkan ZPT yang baik terhadap pertumbuhan bibit karet stump mata tidur.
Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dengan memakai Rancangan Acak Lengkap.
Perlakuan adalah jenis ZPT yaitu tanpa ZPT, Rootone F, Atonik dan Hormonik dengan
5 kali ulangan sehingga diperoleh 20 plot percobaan. Setiap plot percobaan terdiri dari
4 tanaman dimana 2 tanaman dijadikan sampel. Data hasil pengamatan dianalisa secara
statistik dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan taraf 5
%. Adapun parameter yang diamati adalah panjang tunas, lilit batang, jumlah payung,
panjang akar dan jumlah akar.
Dari hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian ZPT berpengaruh nyata
hanya terhadap parameter panjang tunas dan jumlah akar, sedangkan untuk lilit batang,
jumlah payung dan panjang akar hasilnya berpengaruh tetapi tidak nyata. Respon bibit
karet stump mata tidur baik terhadap ketiga ZPT (Rootone F, Atonik dan Hormonik)
yang digunakan. Disarankan untuk memilih dari salah satu ZPT yang digunakan untuk
pembibitan karet stump mata tidur.

Kata kunci : ZPT, Rootone F, Atonik, Hormonik, Karet, Stump Mata tidur.

PENDAHULUAN Luasan tanaman karet Indonesia


Tanaman karet (Hevea brasi- menduduki urutan pertama di dunia, tetapi
lliensis) adalah merupakan tanaman dari segi produksi masih di bawah negara
tahunan. Satu siklus tanam yang dihitung Thailand yang luasan karetnya hanya
dari saat menanam di lapangan sampai separoh dari luasan tanaman karet di
dengan peremajaan memakan waktu 25 Indonesia. Salah satu penyebabnya
tahun, hal ini berarti bahwa pemilihan adalah produktivitas tanaman karet kita
bahan tanam dilakukan hanya sekali masih tergolong rendah yaitu 600-700 kg/
secara cermat, karena kekeliruan dalam ha/tahun untuk karet yang luasannya
pemilihan bahan tanaman berdampak hampir 85 % dari total karet di Indonesia,
negatif terhadap perkebunan dan sementara di perkebunan besar mencapai
terhadap usaha karet alam nasional + 1.100 – 1.800 kg/ha/tahun. Rendahnya
(Siagian, 2006). produksitivitas tersebut disebabkan

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008 47


umumnya belum digunakan bahan yaitu tanaman menjadi kerdil
tanaman unggul. (pertumbuhan lambat) dan pertumbuhan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan akar kurang sempurna.
Kabupaten Bengkalis (2006) mela- Masalah yang timbul pada bibit
porkan bahwa luar areal tanaman karet karet stump mata tidur adalah masih
di Kabupaten Bengkalis sebesar 66.646 sulitnya pembentukan dan pertumbuhan
ha, dengan produksi 44.485,5 ton dan akar, sehingga diperlukan perlakuan-
mutu karet yang dihasilkan masih rendah, perlakuan untuk merangsang pertum-
hal ini disebabkan karena perkebunan buhan akar. Untuk itu keberadaan
karet yang ada pada umumnya sudah tua- hormon sangatlah penting. Untuk
tua kurang produktif dan perlu mempercepat pertumbuhan akar dapat
diremajakan seluas 13.611 Ha. Oleh digunakan zat perangsang tumbuh sintetis
sebab itu perlu dicari alternatif atau jalan seperti Rootone F dan Atonik.
keluarnya sehingga peningkatan Hormon yang banyak beredaran di
produktivitas maupun mutu tanaman karet pasaran umumnya bersifat anorganik/
dapat dicapai. Salah satu usaha yang kimia. Walau dirasakan manfaatnya tapi
dapat dilakukan, dalam karena sifatnya yang sintetik/kimia tentu
membudidayakan tanaman karet adalah cenderung sukar terurai oleh alam,
menggunakan bibit unggul, karena bibit sehingga di dalam pemakaian jangka
unggul memiliki beberapa kelebihan bila panjang akan menimbulkan dampak
dibandingkan dengan bibit lokal. negatif bagi tanaman maupun ling-
Paimin (1999) menyatakan bahwa kungan. Salah satu hormon organik adalah
tanaman karet mempunyai masa produksi Hormonik yang terdiri dari senyawa alami
25–30 tahun, setelah itu tanaman harus yang mengatur pertumbuhan tanaman
diremajakan. Baik peremajaan maupun yang terdiri dari Auxin, Giberelin dan
penanaman baru pada perkebunan Sitokinin.
rakyat, bibit yang digunakan sebaiknya Pertumbuhan bibit stump mata tidur
berasal dari stump mata tidur, karena dalam polybag dapat dipacu dengan
memiliki beberapa keuntungan antara lain, memberikan zat pengatur tumbuh serta
ringan, mudah dalam pengangkutan dan untuk memperoleh bibit yang sehat
biayanya lebih murah. Disamping itu dengan vigor yang kuat, karena zat
Sianturi (1986) menyatakan bahwa stump pengatur tumbuh dapat meningkatkan
mata tidur juga memiliki kelemahan yaitu aktivitas fisiologi tanaman sehingga dapat
tingkat kegagalan lebih tinggi sehingga mempertinggi pemanfaatan zat hara dan
penyulaman lebih banyak dan kemung- cahaya. Selain itu keuntungan pemakaian
kinan tumbuhnya tunas palsu lebih besar zat pengatur tumbuh adalah dapat
yang menyebabkan pewiwilan lebih sering. memperbaiki perakaran, mempercepat
Ada tiga hormon yang mutlak pertumbuhan akar bagi tanaman muda,
dibutuhkankan oleh tanaman dalam membantu penyerapan unsur hara dari
proses pertumbuhannya, yaitu Auksin, dalam tanah, mencegah gugurnya daun
Giberelin dan Sitokinin. Apabila tanaman serta mamacu pertumbuhan vegetatif dan
kekurangan salah satu hormon tersebut proses fotosintetis (Lingga dan Marsono,
maka pertumbuhannya akan terganggu, 1999).

48 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008


Zat perangsang tumbuh umumnya Lingga, (1991) menyatakan bahwa
efektif pada dosis tertentu dan dapat zat pengatuir tumbuh Atonik tidak beracun
merangsang pertumbuhan bibit, dosis dan dapat dicampur dengan pestisida dan
yang terlalu tinggi dapat menghambat pupuk. Penggunaan zat pengatur tumbuh
pertumbuhan dan sebaliknya pada dosis Atonik dapat diberikan untuk semua jenis
rendah tidak efektif (Widianto, 2000). tanaman baik palawija, holtikultura
Selanjutnya Saptarini dkk (2002) maupun tanaman perkebunan. Pada
menyatakan zat pengatur tumbuh sebagai umumnya konsen-trasi yang digunakan
pengantar, perannya dapat mempengaruhi adalah 1 cc/liter air untuk tanaman
aktivitas jaringan berbagai organ maupun holtikultura dan 2 cc/liter air untuk
sistim organ tanaman, zat pengatur tanaman perkebunan.
tumbuh tidak memberi tambahan unsur Atonik yang diserap tanaman dapat
hara karena bukan pupuk, tugasnya mempercepat aliran plasma sel dan
dalam jaringan tanaman adalah mengatur meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan
proses fisiologis seperti pembelahan sel generatif tanaman. Bahan aktif Atonik
dan memperpanjang sel, juga mengatur adalah senyawa nitroaromatik yang
pertumbuhan akar, batang, daun dan berwarna coklat dengan bau yang sangat
buah. khas yaitu natrium artonitro fenol 0,2 %,
Rootone F merupakan zat pengatur natrium 2,40 %, dinitrifenol 0,05 %.
tumbuh sintetis perangsang akar yang Selain itu Atonik merupakan salah satu
merupakan gabungan IBA dan NAA zat bersifat stimulan (perangsang tumbuh)
serta fungisida yang terdiri dari yang merupakan senyawa yang bergugus
naftalenasetamida (NAD) 0,067 %, nitroaromatik .Unsur pembentukan
methyl naftalenasetamida (MNAD) Atonik Na yang berfungsi dalam
0,013 %, methyl naftalena asetat (MNA) metabolisme tanaman, sedangkan gugus
0,033 %, indole butyric acid (IBA) 0,057 fenol bereaksi sinergis dengan IAA yang
% serta thiram 4 %. Dari empat bahan merangsang keluarnya akar pada
aktif pertama dapat terasosiasi dengan perbanyakan dengan stek (Harsana,
auksin sintetik, sedangkan Thiram sebagai 2004).
fungisida. NAD, MNAD merupakan Hormonik berguna bagi tanaman
turunan NAA dan IBA sudah diketahui yaitu untuk mempercepat pertumbuhan
mempunyai aktifitas seperti IAA akar tanaman, memperbanyak dan
(Manurung. Dalam. Lukito, 2003). memperbesar umbi, mengurangi
Rootone F umumnya digunakan kerontokan bunga dan buah serta
dalam kegiatan reproduksi (perba-nyakan memperbanyak dan memperbesar buah.
bibit) terutama untuk tanaman yang Konsentrasi anjuran Hormon Organik
diperbanyak dengan cara mencang-kok adalah 2 cc/liter air (PT.Natural
dan dengan stek seperti apel, anggur, Nusantara, 2006).
berbagai jenis jambu, jeruk nipis, sawo Ada tiga hormon yang mutlak
dengan dosis 50 mg/stek dan untuk bibit dibutuhkankan oleh tanaman dalam
karet stump mata tidur dianjurkan 100 proses pertumbuhannya, yaitu Auksin,
mg/stump (Wudianto, 2000). Giberelin dan Sitokinin. Apabila tanaman

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008 49


kekurangan salah satu hormon tersebut perlakuan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT),
maka pertumbuhannya akan terganggu. terdiri dari 4 macam perlakuan yaitu A
Tanaman bisa menjadi kerdil (per- (tanpa pemberian ZPT), B (Rootone F
tumbuhan lambat), pertumbuhan akar 100 mg/stump), C (Atonik 2 cc/liter air)
kurang sempurna, umbi sedikit dan kecil, dan D (Hormonik 2 cc/liter air) dengan 5
bunga dan buah mudah rontok. Tentunya ulangan sehingga terdapat 20 plot. Setiap
hal ini sangat mempengaruhi produksi plot terdiri dari 4 tanaman dan 2 tanaman
tanaman itu sendiri. dijadikan sampel.
Untuk itu keberadaan hormon Data hasil pengamatan dianalisis
sangatlah penting. Sekarang telah banyak secara statistik dengan sidik ragam dan
di pasaran hormon yang umumnya dilanjutkan dengan uji jarak Duncan taraf
bersifat anorganik/kimia. Walau dirasakan 5%.
manfaatnya tapi karena sifatnya yang
sintetik/kimia tentu cenderung sukar Pelaksanaan Penelitian
terurai oleh alam, sehingga di dalam Lahan penelitian berukuran 6 m x
pemakaian jangka panjang akan 16 m, dibersihkan dari gulma dan sisa
menimbulkan dampak negatif bagi tanaman, tanah diratakan dan dibuat plot
tanaman maupun lingkungannya. percobaan sebanyak 20 plot dengan
Pemberian Rootone F, Atonik, dan ukuran setiap plot 60 cm x 60 cm, dan
Hormonik diharapkan dapat jarak antar plot percobaan 50 cm, pada
meningkatkan pertumbuhan bibit karet masing-masing plot ditempatkan 4 buah
stump mata tidur. Penelitian ini bertujuan polybag dengan jarak antar polybag 30
untuk mengetahui pengaruh dan cm. kemudian di sekeliling lokasi
mendapatkan zat pengatur tumbuh yang percobaan dibuat pagar dengan tinggi
memberikan pertumbuhan yang baik 100 cm.
terhadap bibit karet stump mata tidu Naungan dibuat sesuai dengan
ukuran lahan dengan ketinggian 1,75 m.
BAHAN DAN METODE Kerangka naungan dibuat dari kayu dan
Bahan yang digunakan dalam bambu sedangkan atapnya dari daun
penelitian ini adalah bibit karet stump kelapa.
mata tidur klon PB 260, Rootone F, Media tanam diambil dari tanah
Atonik, Hormonik, tanah Aluvial, polybag lapisan atas yang berada di sekitar lokasi
ukuran 20 x 40 cm, Dithene M 45, Sevin penelitian dengan kedalaman 20 cm
85 S, triplek, paku, tali dan pagar, sebelum tanah dimasukkan ke dalam
sedangkan alat yang digunakan antara lain polybag terlebih dahulu dibersihkan dari
cangkul, parang, garu, gunting pangkas, kotoran dan akar tumbuhan lalu
gelas ukur, pisau, handsprayer, ember, dihaluskan, berikutnya diayak dengan
jangka sorong, timbangan, meteran, menggunakan ayakan berdiameter 2 mm
gayung, pH meter, gergaji, ayakan, alat- selanjutnya dikering-anginkan. Kemu-
alat tulis dan alat hitung. dian tanah dimasukkan ke dalam polybag
Penelitian dilaksanakan secara lalu dipadatkan dengan cara
eksperimen dengan menggunakan menghentakkan dan disisakan 2 cm tidak
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan diisi tanah. kemudian polybag disusun

50 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008


pada areal yang telah disiapkan sesuai Penyiraman dilakukan setiap hari
dengan bagan penelitian di lapangan pada waktu pagi dan sore, jika turun
(Lampiran 1). Pengisian dan penyusunan hujan penyiraman tidak dilakukan.
polybag dilakukan dua minggu sebelum Penyiraman dilakukan dengan meng-
tanam. gunakan gayung dan banyaknya air yang
Stump berasal dari kebun diberikan sesuai dengan kapasitas lapang
pembibitan Kecamatan Mandau Kabu- dan sama untuk setiap tanaman.
paten Bengkalis. Untuk mendapatkan Penyiangan dilakukan setiap saat
keseragaman akar tunggangnya dipotong apabila ada gulma yang tumbuh di dalam
dan disisakan 25 cm dari leher akar, polybag. Penyiangan gulma di dalam
demikian juga akar lateral disisakan 5 cm, polybag dilakukan dengan cara
seiring dengan pembersihan bibit dari mancabut, sedangkan di luar polybag
berbagai kotoran yang menempel, stump dilakukan dengan menggunakan cangkul,
dipotong 5 cm di atas mata okulasi. sejalan dengan itu tunas liar yang tumbuh
Zat Pengatur Tumbuh Rootone F juga dibuang dengan meng-gunakan
diberikan dengan dosis 100 mg ditambah gunting tanam.
dengan 0,5 ml air dan diaduk sehingga Pencegahan hama dan penyakit
membentuk pasta, adonan tersebut dilakukan sebelum terdapat gejala
dioleskan pada ujung akar bekas serangan pada tanaman dengan meng-
potongan sesuai dengan dosis perlakuan gunakan Fungisida Dithene M 45
yang telah ditetapkan. dengan dosis 2 g/liter air dan insektisida
Aplikasi zat pengatur tumbuh atonik Sevin 85 S dengan dosis 2 g/liter air.
dilakukan dengan cara menyediakan Penyemprotan dilakukan dengan interval
ember ukuran 10 liter, kemudian ember penyemprotan 2 minggu sekali,
tersebut diberi air sebanyak 10 liter berselang seling antara Sevin 85 S dan
setelah itu dicampur dengan atonik 20 cc, Dithane M-45 dimulai saat tanaman
bibit karet stump mata tidur yang sudah berumur 7 hari setelah tanam dan
disiapkan lalu dimasukkan dan direndam berakhir pada 7 hari sebelum tanaman
selama 20 menit. diamati.
Hormonik diberikan dengan cara Setelah bibit karet stump mata tidur
melarutkan 2 cc Hormonik/lt air. Stump berumur 3 bulan maka dilakukan
mata tidur direndam selama 20 menit. pengukuran parameter seperti : panjang
Penanaman dilaksanakan 2 minggu tunas (cm), lilit batang (mm), jumlah
setelah polybag diisi, masing-masing payung (payung), panjang akar lateral
polybag 1 tanaman dengan kedalaman 35 (cm) dan jumlah akar (helai).
cm, jarak antar polybag 30 x 30 cm.
Pemupukan dilakukan saat tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN
berumur 1 bulan setelah tanam dengan Hasil pengamatan terhadap para-
menggunakan pupuk lengkap NPK Mg meter panjang tunas, lilit batang, jumlah
15-15-6-4 pada bulan pertama 5 g / payung, panjang akar lateral dan jumlah
polybag dan bulan berikutnya 10 g /polybag akar lateral dapat dilihat pada Tabel di
pada waktu tanaman berumur 2 bulan. bawah ini.

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008 51


Tabel Rata-rata panjang tunas, lilit batang, jumlah payung, panjang akar dan jumlah
akar lateral stump mata tidur karet setelahdiperlakukan dengan berbagai ZPT

Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak nyata
menurut uji jarak berganda Duncan taraf 5%

Hasil sidik ragam menunjukkan adalah senyawa organik yang bukan hara,
bahwa pemberian ZPT berpengaruh yang dalam jumlah sedikit dapat
nyata terhadap panjang tunas dan mendukung, menghambat dan merubah
jumlah akar bibit karet stump mata proses fisiologi tumbuhan.
tidur, sedangkan lilit batang, jumlah Ada tiga hormon yang mutlak
payung dan panjang akar bibit karet dibutuhkankan oleh tanaman dalam
stump mata tidur berpengaruh tidak proses pertumbuhannya, yaitu Auksin,
nyata. Giberelin dan Sitokinin. Apabila tanaman
Pemberian Zat Pengatur Tumbuh kekurangan salah satu hormon tersebut
(ZPT) secara umum dapat meningkatkan maka pertumbuhannya akan terganggu
pertumbuhan bibit karet stump mata tidur, atau tanaman bisa menjadi kerdil
walaupun setelah diuji secara statistik (pertumbuhan lambat) atau pertumbuhan
hasilnya yang berpengaruh nyata hanya akar kurang sempurna. Untuk itu
pada parameter panjang tunas dan jumlah keberadaan hormon sangatlah penting.
akar, sedangkan untuk parameter lilit Lingga (1992) keuntungan
batang, jumlah payung dan panjang akar memakai zat pengatur tumbuh adalah
lateral bibit karet stump mata tidur memperbaiki sistem perakaran,
hasilnya berpengaruh tidak nyata. mempercepat keluarnya akar bagi tunas
Pemberian ZPT secara umum muda, membantu tanaman mengambil
dapat meningkatkan pertumbuhan bibit unsur hara dari tanah dan meningkatkan
karet stump mata tidur, sedangkan bibit fotosintesis.
karet stump mata tidur yang tidak diberi Menurut Hedy (1986) bahwa
ZPT pertumbuhannya paling rendah. untuk merangsang pertumbuhan akar
Rendahnya pertumbuhan bibit karet pada tanaman perlu adanya pemberian
stump mata tidur diduga karena bibit tidak zat pengatur tumbuh agar menjamin
terpacu pertumbuhannya dibandingkan keberhasilan di pembibitan. Selanjutnya
dengan bibit karet stump mata tidur yang Muhajir (1980) menjelaskan bahwa zat
diberi perlakuan ZPT yang pertumbu- pengatur tumbuh hanya mempercepat
hannya menjadi terpacu karena menurut pertumbuhan dan jumlah akar pada stek,
Rahardja dan Wiryanto (2003) Zat karena kemampuan stek untuk berakar
Pengatur Tumbuh (ZPT) pada tanaman itu sebenarnya merupakan sifat di dalam

52 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008


stek itu sendiri yang dalam hal ini takan bahwa Penggunaan Rootone F
ditentukan oleh jumlah cadangan dapat merangsang pertumbuhan akar dan
makanan dan kandungan phytohormon berdampak baik terhadap penyerapan
yang terdapat di dalam tubuh tanaman. hara, selain itu kandungan Auxin dalam
Hedy (1986) menyatakan peng- Rootone F mampu memberikan doro-
gunaan zat pengatur tumbuh adalah untuk ngan kepada proses fisiologi tanaman (PT.
menambah kadar yang ada guna Agro Carb Indonesia).
mempercepat pertumbuhan dan diperoleh Pemberian Atonik dapat mening-
hasil yang lebih besar dimana tanggapan katkan pertumbuhan bibit karet stump
tanaman terhadap pemberian zat pengatur mata tidur karena Atonik merupakan
tumbuh sangat mempengaruhi pertum- persenyawaan kimia yang berfungsi untuk
buhan tanaman dan juga fase per- merangsang pertumbuhan dengan bahan
kembangan yang telah dicapai aktif persenyawaan nitro aromatik
Pemberian zat pengatur tumbuh sebanyak 68 g/l air yang terdiri dari
adalah sebagai perangsang yang Natrium ortho nitro fenolate, natrium
mempengaruhi kerja enzim dan berperan paranitro fenolate, natrium 2,4 dinitro
sebagai katalisator yang dapat fenolate dan natrium 5-nitroquaroleate.
merangsang pembelahan dan pengem- Disamping itu Atonik juga mengandung
bangan sel serta jaringan tanaman. elemen S, Bo, Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, dan
Dengan berkembangnya sel dan jaringan Ca dalam jumlah sedikit dan dapat
tanaman berarti akan semakin cepat pula merangsang perakaran menjadi panjang
pertumbuhan tanaman tersebut. Hal ini dan besar sehingga lebih aktif dalam
akan mendorong aktifitas dalam proses penyerapan unsur hara (Lingga, 1986),
fisiologi tanaman dalam mempercepat Selanjutnya Gema (1977) menyatakan
pertumbuhan (Manurung, 1987). bahwa peranan Atonik bagi tanaman yaitu
Pemberian ZPT meningkatkan dapat mendorong pertumbuhan dan
pertumbuhan bibit karet stump mata tidur perkembangan seperti peningkatan
dan dari semua ZPT yang digunakan yang jumlah tunas, pembungaan serta
menunjukkan hasil terbaik adalah peningkatan hasil. Selanjutnya Sarief
Rootone F walaupun hasilnya berbeda (1985) menambahkan bahwa penggu-
tidak nyata sesamanya. naan zat pengatur tumbuh Atonik dengan
Rootone F merupakan hormon konsentrasi yang tepat akan memberikan
tumbuh berbentuk bubuk berwarna putih daya rangsang yang baik terhadap
yang mengandung 4 jenis senyawa yaitu : pertumbuhan tanaman seperti pem-
1- Nafthalene Acetamide 0,067 %, 2- berian Atonik pada pertumbuhan
Methyl – 1- Napthalen Acetamide Acid vegetatif dapat memacu pertumbuhan
0,013 %, 2-Methyl-1-Napthalen Acetat tanaman.
0,033 % dan Indole 3 Butire Acid 0,057 Organ tanaman yang lebih banyak
% serta fungisida Thyran 4,00 % dalam menyerap larutan Atonik adalah daun,
komposisi yang berimbang untuk karena larutan tersebut masuk melalui
merangsang perakaran tanaman baik asal stomata, disamping itu akar dan batang
biji maupun asal vegetatif (Manurung, juga merupakan bagian tanaman yang
1987). Selanjutnya Lingga (1986) menya- mudah menyerap larutan Atonik.

Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008 53


Lingga (1986) menjelaskan bahwa Berbeda tidak nyatanya respon
Atonik cepat masuk ke dalam tanaman, bibit karet stump mata tidur akibat
mempercepat aliran proto-plasma sel dan pemberian ZPT Rootone F, Atonik dan
meningkatkan pertumbuhan akar, karena Hormonik diduga karena kandungan
itu Atonik akan bekerja mengaktifkan ketiga ZPT yang hampir sama yaitu sama-
metabo-lisme dalam sel. Pemakaian sama mengandung Auksin.
Atonik yang tepat akan meningkatkan
daya kerja tanaman, sehingga mampu KESIMPULAN
mempercepat pertumbuhan vegetatif. Dari penelitian yang telah dilaku-
Atonik yang disemprotkan melalui daun kan, maka dapat disimpulkan bahwa
masuk melalui mulut daun (stomata), Pemberian Zat Pengatur Tumbuh ber-
dimana membuka dan menutupnya pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit
stomata diatur secara mekanis oleh karet stump mata tidur. Ketiga ZPT (Roo-
tekanan turgor. Apabila tekanan turgor tone F, Atonik dan Hormonik) baik
meningkat maka stomata membuka, digunakan untuk bibit karet stump mata tidur.
demikian pula sebaliknya bila tekanan
turgor rendah maka stomata menutup. DAFTAR PUSTAKA
Tekanan turgor dipengaruhi oleh Dinas Perkebunan dan Kehutanan, 2006.
kandungan air pada daun, apabila Laporan Akhir Tahunan 2006.
kandungan air dalam daun tinggi maka Pemerintah Kabupaten Bengkalis.
tekanan turgornya juga tinggi. Bila daun Lukito, 2003. Pengaruh Pemberian NPK
yang mempunyai tekanan turgor rendah Mutiara dan Rootone F Terhadap
disemprot atau disiram dengan air maka Pertumbuhan Bibit Karet Stump
tekanan turgor meningkat sehingga Mata Tidur. Hasil Penelitian di
stomata membuka. Seandainya yang Fakultas Pertanian Universitas
disemprotkan tersebut unsur hara maka Lancang Kuning Pekanbaru.
stomata akan menyerap air dan unsur Manurung. SO, 1993. Status dan Potensi
hara tersebut. ZPT Serta Prospek Penggunaan
Hormonik mengandung Auksin, Rootone F. Dalam Perbanyakan
Giberelin dan Sitokinin yang berguna bagi Tanaman Departemen Pertanian
tanaman yaitu untuk mempercepat Jakarta.
pertumbuhan akar tanaman, memperbanyak Natural Nusantara, 2006. Informasi
dan memperbesar umbi, mengurangi Produk. Yokyakarta.
kerontokan bunga dan buah serta mem- Paimin, 1999. Karet dan Strategi
perbanyak dan memperbesar buah, Pemasaran, Budi Daya dan
sehingga apabila tanaman kekurangan Pengolahan. Penerbit Penebar
salah satu hormon tersebut maka Swadaya Jakarta.
pertumbuhannya akan terganggu. Siagian, N., 2006. Pembibitan dan
Tanaman bisa menjadi kerdil (pertumbu- Pengadaan Bahan Tanam Karet
han lambat), pertumbuhan akar kurang Unggul, Penerbit Balai Penelitian
sempurna, umbi sedikit dan kecil, bunga Sungei Putih Medan.
dan buah mudah rontok. Tentunya hal ini Wudianto, 2000. Membuat Stek,
sangat mempengaruhi produksi tanaman Cangkok dan Okulasi. Penerbit
itu sendiri (PT.Natural Nusantara, 2006). Penebar Swadaya Jakarta.

54 Jurnal Ilmiah Pertanian Vol. 4 No. 2 Pebruari 2008

Anda mungkin juga menyukai