Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PGPR AKAR BAMBU APUS DAN PUPUK LIMBAH CAIR NANAS

TERHADAP PERTUMBUHAN BAWANG DAUN UNTUK INFORMASI


MASYARAKAT

Elza Yulistiana1, Hening Widowati 2, Agus Sutanto3

Program Studi Pendidikan Biologi, Pascasarjana Universitas Muhammadiyah


1,2,3

Metro
E-mail: yulistianaelza@gmail.com1
hwummetro@gmail.com2
sutanto11@gmail.com3

Abstrak:

Peningkatan hasil produksi tanaman pertanian khususnya bawang daun dapat


dilakukan dengan memperbaiki lingkungan tumbuh yang optimal bagi tanaman. Akar
tanaman dapat dioptimasikan dalam penyerapan nutrisi dan air dalam proses
fotosintesis. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan pengaplikasikan Plant
Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Selain itu untuk meningkatkan kandungan
unsur mikro dan makro di dalam tanah juga dapat mendukung pertumbuhan tanaman
bawang daun diperoleh dengan pemberian pupuk Limbah Cair Nanas (LCN) dibuat
dengan menggunakan isolasi bakteri dan dapat memenuhi kebutuhan dari unsur hara
pada tanaman.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Plant Growth
Promoting Rhizobacteria (PGPR) dari akar bambu Apus (Gigantochola apus) dan pupuk
Limbah Cair Nanas (LCN) terhadap pertumbuhan tanaman bawang daun (Allium
fistulosum L.), kemudian hasil penelitian ini dijakan sebagai informasi masyarakat berupa
Leaflet. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan
menggunakan sistem Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari faktorial 4x4 dengan 3
ulangan. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data didapatkan hasil bahwa
terdapat pengaruh PGPR dan LCN terhadap pertumbuhan bawang daun pada tinggi dan
jumlah anakan per rumpun tanaman bawang daun, namun tidak terdapat pengaruh pada
lingkar batang semu dan berat basah per rumpun tanaman bawang daun, serta hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi masyarakat berupa Leaflet
dengan presentase rata-rata termasuk ke dalam kriteria kelayakan yang baik.

Kata kunci: LCN, leaflet, PGPR

Abstract

Increasing agricultural crop production, especially onion, can be done by improving the
optimal growing environment for plants. Plant roots can be optimized for the absorption of
nutrients and water in the process of photosynthesis. One way that can be used is by
applying Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). In addition to increasing the
content of micro and macro elements in the soil can also support the growth of leek plants
obtained by applying Pineapple Liquid Waste (LCN) made using bacterial isolation and
can meet the needs of nutrients in plants. This study aims to determine the effect Plant
Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) from Apus (Gigantochola apus) bamboo root
and Pineapple Liquid Waste (LCN) fertilizer on the growth of leeks (Allium fistulosum L.),
then the results of this study are treated as community information in the form of Leaflets.
The method used in this study was an experiment using a Completely Randomized
Design (CRD) system consisting of 4x4 factorials with 3 replications. Based on the results
2

of calculations and data analysis, the results show that there is an effect of PGPR and
LCN on the growth of scallions on the height and number of tillers per scallion plant
family, but there is no influence on pseudo stem circumference and wet weight per
scallion plant family, and the results of this study can be used as a source of public
information in the form of leaflets with an average percentage included in good eligibility
criteria.

Keywords: LCN, leaflet, PGPR

PENDAHULUAN memperbaiki lingkungan tumbuh


yang optimal bagi tanaman. Akar
Bawang daun (Allium
tanaman dapat dioptimasikan dalam
fistulosum, L.) merupakan jenis
penyerapan nutrisi dan air dalam
sayuran yang dimanfaatkan sampai
proses fotosintesis. Salah satu cara
pangkal barang semu berwarna
yang dapat digunakan adalah dengan
putih-keputihan, digunakan untuk
pengaplikasikan Plant Growth
peleng-kap masakan karena
Promo-ting Rhizobacteria (PGPR).
memberikan aroma yang harum.
PGPR berperan meningkatkan
Bawang daun potensial dan layak
pertumbuhan tanaman, hasil panen
dikembangkan dalam skala agribisnis
dan pertumbuhan tanaman. PGPR
(Asri, dkk. 2015). Menurut Rukmana
juga melindungi tanaman dari
(1995) menyatakan bawang daun
serangan patogen (Shofiah dan
memiliki morfologi yang terdiri dari
Tyasmoro, 2018).
akar, batang semu dan daun.
Meningkatkan kandungan
Kemudian pada masa produktif dapat
unsur mikro dan makro di dalam
menghasilkan bunga dan biji. Batang
tanah juga dapat mendukung
semu terbentuk dan tersusun dari
pertumbuhan tanaman bawang daun
pelepah-pelepah daun yang saling
diperoleh dengan pemberian pupuk
menutupi. Bagian batang semu yang
Limbah Cair Nanas (LCN) dibuat
tertimbun tanah umumnya berwarna
dengan meng-gunakan isolasi bakteri
putih bersih dan batang semu yang
dan dapat memenuhi kebutuhan dari
berada di permukaan berwarna hijau
unsur hara pada tanaman (Dewi, dkk.
keputih-putihan. Tanaman ini hidup
2017). Pupuk LCN berasal dari
merumpun, yakni membentuk
limbah limbah pengolahan buah
anakan-anakan baru di sekitar
nanas yang apabila tidak diolah
tanaman bawang daun.
dengan baik maka dapat
Berdasarkan Badan Pusat
menyebabkan pencemaran lingkung-
Statistik Kota Metro (2016) mengenai
an terutama ekosistem perairan
data luas panen dan produksi
kerena kandungan pH yang asam.
tanaman sayur-sayuran di Kota
LCN dapat digunakan menjadi pupuk
Metro, menghasilkan bawang daun
cair dengan menetralkan pH yang
se-banyak 69,60 Ton dari luas panen
asam dengan menggunakan bakteri
sebanyak 6,38 Ha. Sehingga
indigen yaitu Bacillus cereus,
berdasarkan data tersebut perlu
Acinobacter baumanni, Bacillus
ditingkatkan kembali produksi
subtilis dan Psedomonas psedo-
bawang daun untuk memenuhi
mallei. LCN dibuat menggunakan
kebutuhan pasar di kota Metro.
bakteri indigen tersebut serta kultur
Namun penanaman bawang daun di
murni secara in-vitro. Unsur hara
Metro tidak dibarengi dengan cara
yang terkandung dalam LCN berupa
bertani yang ramah lingkungan.
unsur hara makro dan unsur hara
Peningkatan hasil produksi tanaman
mikro diantaranya adalah C, N, P, K,
pertanian khususnya bawang daun
Ca, Mg, Na, Fe, Zn, Mn, S, NO 3, NH4,
dapat di-lakukan dengan
3

dan C/N. Unsur hara tersebut dapat terhadap pertumbuhan tanaman


memenuhi kebutuhan unsur hara bawang daun sebagai informasi
pada tanaman bawang daun. masyarakat berupa Leaflet.
Langkah memberi pengetahu- METODE PENELITIAN
an masyarakat khususnya petani di
Penelitian ini menggunakan
Indonesia mengenai peranan
metode eksperimen yang mengamati
penggunaan PGPR dan pupuk LCN
tentang pertumbuhan tanaman
ini, diperlukan media informasi untuk
bawang daun dengan memberi
memberikan gambaran tentang
pengaruh Plant Growth Promoting
pengaruh pestisida dan bertani yang
Rhizobacteria (PGPR) dari akar
ramah lingkungan, dengan beberapa
bambu Apus dan Pupuk Limbah Cair
analisis permasalahan yang ada di
Nanas (LCN). Penelitian dilakukan
lingkungan sekitar dan berusaha
dengan menggunakan sistem
untuk memecahkannya. Media yang
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
akan digunakan hendaknya mudah
yang terdiri dari faktor 4 x 4 pada
dipahami dan komunikatif, media
variabel bebas dengan satu faktor
yang dimaksud dapat berupa Leaflet.
pada variabel terikat yakni
Sejalan dengan pendapat Gani (2014
pertumbuhan tanaman bawang daun,
dalam Riswinarni dan Sulisworo,
dengan dosis PGPR terdiri dari P0= 0
2016) menyatakan bahwa leaflet
ml/L; P1= 3 ml/L; P2= 5 ml/L dan P3=
merupakan bentuk penyampaikan
8 ml/L, sedangkan dosis LCN terdiri
informasi atau pesan-pesan melalui
dari L0= 0 ml/L; L1= 2 ml/L; L2= 3 ml/L
lembaran yang lipat. Isi informasi
dan L3= 4 ml/L.
dapat dalam bentuk kalimat maupun
Sampel yang digunakan
gambar atau kombinasi. Media leaflet
adalah tanaman bawang daun dalam
dipilih dalam penelitian ini karena
media tanam polybag dengan ukuran
leaflet berbeda dengan buku-buku
18 X 35 cm sebanyak 48 tanaman,
cetak lainya yang tebal dan berat
16 variasi dosis perlakuan, dan 3
untuk dibawa ke mana-mana,
pengulangan dan menggunakan
sehingga masyarakat malas untuk
teknik pengambilan sampel
membawa dan membacanya.
Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Pengaplikasian leaflet dapat men-
Penelitian ini melihat perubahan
dampingi dan memberikan penge-
pertumbuhan pada tanaman bawang
tahuan kepada masyarakat mengenai
daun dengan parameter yang diukur
PGPR dan LCN.
ialah tinggi tanaman, lingkar batang
Penelitian ini bertujuan untuk
semu, jumlah anakan, dan berat
mengetahui pengaruh Plant Growth
basah tanaman per rumpun.
Promoting Rhizobacteria dari akar
Data tinggi tanaman, lingkar
bambu terhadap pertumbuhan
batang semu, dan berat basah
tanaman bawang daun, Untuk
bawang daun telah diujikan secara
mengetahui pengaruh penggunaan
parametrik dan dianalisis secara
pupuk Limbah Cair Nanas terhadap
statistik menggunakan aplikasi SPSS
pertumbuhan tanaman bawang daun,
20. dengan Two Ways Analisis of
Untuk mengetahui pengaruh Interaksi
Varians (ANOVA) (anava 2 jalur).
antara penggunaan Plant Growth
Sedangkan data jumlah anakan per
Promoting Rhizobacteria dari akar
rumpun tanaman bawang daun akan
bambu Apus dan pupuk Limbah Cair
diujikan secara non parametrik yang
Nanas terhadap pertumbuhan
dianalisis secara statistik mengguna-
tanaman bawang daun, dan Untuk
kan aplikasi SPSS 20 pula dengan
memanfaatkan penelitian mengenai
Uji Kruskal Walls. Hasil penelitian
pengaruh Plant Growth Promoting
digunakan sebagai sumber belajar
Rhizobacteria dari akar bambu Apus
untuk informasi masyarakat berupa
dan pupuk Limbah Cair Nanas
4

leaflet. Penyusunan terbatas pada Penelitian ini dilaksanakan


tahapan validasi produk. Aspek yang dari tanggal 19 Februari 2020 sampai
dinilai dari leaflet yang telah dibuat 29 Maret 2020 yang juga
adalah aspek isi dan tampilan dilaksanakan di screening house,
produk. Karangrejo, Metro Utara. Parameter
yang diamati dalam penelitian ini
HASIL meliputi tinggi tanaman, lingkar
Penelitian mengenai Penga- batang semu, jumlah anakan, dan
ruh Plant Growth Promoting berat basah per rumpun tanaman
Rhizobacteria (PGPR) dari Akar bawang daun. Hasil penelitian ialah
Bambu Apus dan Pupuk Limbah Cair sebagai berikut:
Nanas (LCN) terhadap Pertumbuhan
Bawang Daun untuk Informasi 1. Tinggi Tanaman Bawang Daun
Masyarakat berupa Leaflet ini Hasil uji hipotesis dianalisis
menggunakan sempel tanaman menggunakan analisis Anava Dua
bawang daun yang berasal dari Arah, hasil pengukuran tinggi
screening house, Karangrejo, Metro tanaman bawang daun adalah
Utara. sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis Anava Dua Arah pengukuran Tinggi Tanaman
Dependent Variable: tinggi tanaman
Source Type III Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Corrected Model 216,306a 15
Intercept 41430,501 1 14,420
3,076 ,004
X1 62,724 3 41430,501
8837,721 ,000
X2 41,611 3 20,908
4,460 ,010
X1 * X2 111,971 9 13,870
2,959 ,047
Error 150,013 32 12,441
2,654 ,020
Total 41796,820 48 4,688
Corrected Total 366,319 47
a. R Squared = ,590 (Adjusted R Squared = ,399)

Berdasarkan Tabel 1. 0,020 lebih kecil daripada α = 0,05


Didapatkan nilai Sig. 0,010 pada X1 maka H0 ditolak yang artinya terima
(Variabel 1 atau PGPR) lebih kecil H1 sehingga PGPR dan LCN ber-
daripada α = 0,05 maka H0 ditolak pengaruh terhadap pertumbuhan
yang artinya terima H1 sehingga bawang daun pada parameter tinggi
PGPR berpengaruh terhadap pertum- tanaman.
buhan bawang daun pada parameter
tinggi tanaman. Pada X2 (Variabel 2 2. Lingkar Batang Semu per
atau LCN) didapatkan nilai Sig. 0,047 rumpun Tanaman Bawang Daun
lebih kecil daripada α = 0,05 maka H0 Hasil uji hipotesis dianalisis
ditolak yang artinya terima H1 menggunakan analisis Anava Dua
sehingga LCN berpengaruh terhadap Arah, hasil pengukuran lingkar
pertumbuhan bawang daun pada batang semu per rumpun bawang
parameter tinggi tanaman. Pada X1 daun adalah sebagai berikut.
dan X2 merupakan interaksi dari
variabel 1 dan 2 didapatkan nilai sig.
5

Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis Anava Dua Arah pengukuran Lingkar Batang Semu
Tanaman Bawang Daun
Dependent Variable: lingkar batang
Source Type III Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Corrected Model 9,898a 15 ,660 2,158 ,033
Intercept 347,225 1 347,225 1135,341 ,000
X1 5,746 3 1,915 6,262 ,002
X2 ,159 3 ,053 ,173 ,914
X1 * X2 3,994 9 ,444 1,451 ,209
Error 9,787 32 ,306
Total 366,910 48
Corrected Total 19,685 47
a. R Squared = ,503 (Adjusted R Squared = ,270)

Berdasarkan Tabel 2. merupakan interaksi dari variabel 1


Didapatkan nilai Sig. 0,002 pada X1 dan 2 didapatkan nilai sig. 0,209 lebih
(Variabel 1 atau PGPR) lebih kecil besar daripada α = 0,05 maka H0
daripada α = 0,05 maka H0 ditolak diterima yang artinya tolak H1
yang artinya terima H1 sehingga sehingga PGPR dan LCN tidak
PGPR berpengaruh terhadap pertum- berpengaruh terhadap pertum-buhan
buhan bawang daun pada parameter bawang daun pada parameter lingkar
lingkar batang semu per rumpun. batang semu per rumpun.
Pada X2 (Variabel 2 atau LCN)
didapatkan nilai Sig. 0,914 lebih 3. Berat Basah per rumpun
besar daripada α = 0,05 maka H0 Tanaman Bawang Daun
diterima yang artinya tolak H1 Hasil uji hipotesis pengukuran
sehingga LCN tidak berpengaruh berat basah per rumpun bawang
terhadap pertum-buhan bawang daun daun adalah sebagai berikut.
pada parameter lingkar batang semu
per rumpun. Pada X1 dan X2

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis Anava dua Arah Pengukuran Berat Basah Tanaman
Bawang Daun
Dependent Variable: berat basah
Source Type III Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Corrected Model 2326,812a 15 155,121 2,024 ,046
Intercept 101844,187 1 101844,187 1329,125 ,000
X1 108,229 3 36,076 ,471 ,705
X2 826,562 3 275,521 3,596 ,024
X1 * X2 1392,021 9 154,669 2,019 ,070
Error 2452,000 32 76,625
Total 106623,000 48
Corrected Total 4778,812 47
6

a. R Squared = ,487 (Adjusted R Squared = ,246)


Berdasarkan Tabel 3. kan uji non-parametrik Kruskal Wallis
Didapatkan nilai Sig. 0,705 pada X1 adalah sebagai berikut.
(Variabel 1 atau PGPR) lebih besar Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis Jumlah
daripada α = 0,05 maka H0 terima Anakan per Rumpun
yang artinya tolak H1 sehingga PGPR Tanaman Bawang daun
tidak berpengaruh terhadap pertum- Jumlah_Anakan
buhan bawang daun pada parameter
berat basah per rumpun. Pada X2 Chi-Square 25,202
(Variabel 2 atau LCN) didapatkan df 15
nilai Sig. 0,24 lebih besar daripada α Asymp. Sig. ,047
= 0,05 maka H0 diterima yang artinya
tolak H1 sehingga LCN tidak a. Kruskal Wallis Test
berpengaruh terhadap pertumbuhan b. Grouping Variable: Perlakuan
bawang daun pada parameter berat
basah per rumpun. Pada X1 dan X2 Berdasarkan Tabel 4. nilai sig.
merupakan interaksi dari variabel 1 Kruskal-Wallis H sebesar 0,047
dan 2 didapatkan nilai sig. 0,070 lebih lebih kecil dari sig. 0,05 maka H0
besar daripada α = 0,05 maka H0 ditolak sehingga perbedaan jumlah
diterima yang artinya tolak H1 anakan tanaman bawang daun
sehingga PGPR dan LCN tidak dengan perlakuan pemberian PGPR
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan LCN serta berpengaruh
bawang daun pada parameter berat terhadap pertambahan jumlah
basah per rumpun. anakan per rumpun tanaman
bawang daun.
4. Jumlah anakan per rumpun
Tanaman Bawang Daun Setalah dilakukan uji hipotesis
Hasil uji hipotesis pengukuran dilakukan uji lanjut Tukey. Adapun
jumlah anakan per rumpun bawang hasil uji lanjut tukey dapat dilihat
daun dilakukan dengan mengguna- pada Tabel 5 ialah sebagai berikut.

Tabel 5. Hasil Uji Lanjut Tukey (Tinggi Tanaman)


No Perbandingan Hasil Keterangan
Fhit = 15,074
1 L0P0 vs L1P0 Signifikan
(Sig.= ,018 < α 0,05)
Fhit = 17,858
2 L0P0 vs L2P0 Signifikan
(Sig.= 0,013 < α 0,05)
Fhit = 22,651
3 L1P0 vs L3P0 Signifikan
(Sig.= 0,009 < α 0,05)
Fhit = 8,654
4 L1P1 vs L2P1 Signifikan
(Sig.= 0,042 < α 0,05)
Fhit = 18,050
5 L1P1 vs L3P1 Signifikan
(Sig.= 0,013 < α 0,05)
Fhit = 39,200
6 L2P3 vs L3P3 Signifikan
(Sig.= 0,003 < α 0,05)
Fhit = 6,766
7 L0P0 vs L0P1 Signifikan
(Sig.= 0,060 < α 0,05)
Fhit = 9,309
8 L0P0 vs L0P2 Signifikan
(Sig.= 0,038 < α 0,05)
Fhit = 16,078
9 L0P0 vs L0P3 Signifikan
(Sig.= 0,016 < α 0,05)
Fhit = 10,822
10 L1P0 vs L1P1 Signifikan
(Sig.= 0,030 < α 0,05)
7

Fhit = 24,013
11 L3P2 vs L3P3 Signifikan
(Sig.= 0,008 < α 0,05)

Tabel 6. Hasil Rekapitulasi Rata-rata antar Perlakuan (Tinggi Tanaman)

Rekapitulasi rata-rata
No.
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)
1 L0P0 22,8
2 L1P0 30,0
3 L2P0 30,6
4 L3P0 31,0
5 L2P3 30,9
6 L3P3 30,7
7 L0P1 30,0
8 L0P2 28,2
9 L0P3 30,0
10 L1P1 30,0
11 L3P1 31,2
12 L3P2 30,9
Berdasarkan Tabel 50. terlihat PGPR 3 ml/L. Sedangkan pada
bahwa pada perlakuan L3P1 memiliki perlakuan lain bukan pada dosis atau
rata-rata 31,2 cm merupakan rata- perlakuan tersebut secara analisis
rata tertinggi dari perlakuan yang statistik tidak berbeda nyata.
lainnya, dengan demikian L3P1
adalah perlakuan dengan variasi
dosis terbaik. Perlakuan L3P1 yaitu
variasi dosis LCN 4 ml/L dengan
Arshad (1995 dalam Widyati 2016)
menyatakan bahwa spesies PGPR
pensintesis IAA meliputi Pseudomo-
PEMBAHASAN
nas sp. Bacillus sp. Klebsiella sp.
1. Pengaruh PGPR terhadap Azospirillum sp. Enterobacter dan
Pertumbuhan Bawang Daun Serratia sp. PGPR akar bambu Apus
banyak terkoloni oleh bakteri P.
Pada uji hipotesis melalui Fluorescens yang merupakan genus
analisis varians dua arah mengguna- Pseudomonas. Diketahui bahwa
kan SPSS didapatkan ada pengaruh hormon IAA berfungsi untuk men-
PGPR terhadap pertumbuhan tinggi dorong pemanjangan ujung tanaman
tanaman, jumlah anakan per rumpun khususnya tanaman bawang daun.
bawang daun, dan lingkar batang, PGPR berpengaruh pada
namun pada parameter berat basah pertumbuhan tinggi tanaman karena
tidak berpengaruh. PGPR mampu rhizobakteria yang berada di daerah
memicu pertumbuhan tanaman kare- perakaran menyediakan dan mem-
na mengandung bakteri yang dapat fasilitasi penyerapan berbagai unsur
mensisntesis fitohormon seperti hara dalam tanah (Samsudin, dkk
hormon IAA. Frankenberger and 2008 dalam Iswati). Salah satu unsur
8

yang dibutuhkan tanaman bawang leher batang semu, membuat


daun adalah fosfat, unsur berperan tanaman tersebut menjadi tumbuh
penting dalam proses pertumbuhan lebih baik dan sehat.
tanaman khususnya bawang daun. Pada hasil analisis uji
Ketersediaan unsur fosfat dibantu hipotesis didapatkan bahwa PGPR
oleh bakteri pelarut fosfat yang ada pengaruh terhadap pertumbuhan
banyak dijumpai di daerah rhizosfer anakan per rumpun tanaman bawang
(Marista, dkk. 2013) termasuk bakteri daun. PGPR berperan dalam meng-
dalam PGPR. fiksasi Nitrogen. Menurut Wijaya
Batang semu tanaman (2008 dalam Shofiah, dkk. 2018)
bawang daun tersusun oleh pelepah- menyatakan bahwa tanaman yang
pelepah daun, bagian batang semu cukup Nitrogen akan menghasilkan
yang tertimbu oleh tanah berwarna helai daun dengan kandung klorofil
putih bersih dan yang tidak tertimbun yang tinggi sehingga dapat
tanah atau yang berada dipermukaan membentuk asimilat dalam jumlah
umumnya berwarna hijau kehijau- yang cukup untuk menopang
hijauan (Rukmana, 1995). Hal pertumbuhan vegetatif, termasuk
tersebut yang menyebabnya batang pertumbuhan tunas (anakan) pada
daun bawang dinamakan batang tanaman bawang daun. Hal tersebut
semu karena bukan batang yang menyebabkan PGPR berpengaruh
sesungguhnya. Sehingga apabila dalam pertumbuhan anakan tanaman
jumlah daun pada tanaman bawang bawang daun dan membantu
daun banyak maka lingkar batang pertumbuhannya menjadi lebih baik.
semunya juga akan semakin besar. Pada hasil analisis uji
PGPR mempengaruhi pertumbuhan hipotesis didapatkan bahwa PGPR
bawang daun terutama pertambahan tidak ada pengaruh terhadap
besar lingkar batang semu karena pertumbuhan tanaman bawang daun
PGPR berperan memberikan pada parameter berat basah per
ketahanan terhadap serangan pe- rumpun. Hal ini diduga disebabkan
nyakit, serangan hama, dan mampu karena intensitas paparan cahaya
menekan aktivitas patogen dengan matahari yang berlebihan. Namun
menghasilkan berbagai senyawa pada penelitian ini tidak mengukur
atau metabolit seperti antibiotik bagi pengaruh suhu terhadap pertum-
penyebab penyakit terutama patogen buhan tanaman bawang daun.
tular tanah (Samsudin, dkk 2008 Berdasarkan penelitian yang telah
dalam Iswati, 2012). Tanaman dilakukan oleh Pratiwi, dkk. (2017)
bawang daun rentan terhadap busuk mengenai pertumbuhan bawang
leher batang semu yang disebabkan merah menyatakan bahwa pening-
oleh jamur akar selain itu juga rentan katan berat basah dipengaruhi oleh
terhadap serangan hama seperti ulat banyaknya absorbsi air. Sedangkan
bawang, ulat tanah, dan Trips pada penelitian ini tidak diberi
(Rukmana, 1995). Pemberian PGPR paranet untuk membatasi cahaya
memberi ketahanan tanaman matahari yang mengenai tanaman
bawang daun dari serangan hama bawang daun agar leih teduh.
dengan begitu daun pada tanaman Sehingga tanaman bawang daun
ini sehat dan dapat melakukan mengalami banyak penguapan dan
fotosintesis dengan baik, sehingga diduga cahaya matahari yang
jumlah daun akan semakin banyak berlebihan dapat merusak enzim
yang menyebabkan ukuran lingkar pada tanaman sehingga dapat
batang juga semakin besar. mengambat pertumbuhan tanaman
Tanaman bawang daun yang sehingga peran PGPR tidak dapat
memiliki batang semu yang sehat mem-pengaruhi berat basah tanaman
dan terhindar dari penyakit busuk bawang daun. Hal lain yang diduga
9

menjadi penyebab tidak pertumbuhan tunas atau anakan


berpengaruh-nya PGPR terhadap daun bawang (Wijaya, 2008 dalam
berat basah tanaman bawang daun, Shofiah, dkk. 2018). LCN juga
diduga selain PGPR tanaman meningkatkan daya tahan tanaman
bawang daun memerlukan nutrisi terhadap kekeringan (Sutanto, dkk.
tambahan yang cukup untuk 2018). Sehingga walapun dalam
memenuhi kebutuhan tanaman itu keadaan terpapar sinar matahari
sendiri dengan dosis yang sesuai yang berlebihan LCN membantu
agar pertumbuhan tanaman akan tanaman untuk bertahan dari
semakin baik seperti pupuk cair kekeringan akibat penguapan. Hal
organik. sejalan dengan pendapat tersebut memunjuk-kan LCN
Makmur (2018) menyatakan bahwa berpengaruh terhadap berat basah
penggunaan pupuk cair pada tanaman bawang daun. Sesuai
tanaman harus seimbang karena dengan penelitian yang dilakukan
dapat mempengaruhi hasil panen, oleh Laude (2010: 147) didapatkan
termasuk berat basah pada tanaman rata-rata berat segar tanaman
bawang daun. bawang daun pada 6 minggu setelah
tanam mencapai 37,6 gram
2. Pengaruh Pupuk LCN terhadap sedangkan pada penelitian ini
Pertumbuhan Bawang Daun dengan waktu 5 minggu setelah
Berdasarkan penelitian ini tanam rata-rata berat basah yang
pupuk LCN memberi pengaruh pada dihasilkan mencapai 46,1 gram,
pertumbuhan tanaman bawang daun kemungkinan berat basahnya akan
pada parameter tinggi tanaman, berat bertambah jika tanaman ditanaman
basah, dan jumlah anakan per selama 6 minggu. Hal tersebut
rumpun, namun tidak berpengaruh menunjukkan berat basah yang
pada pertumbuhan lingkar batang dihasilan pada penelitian ini lebih
semu. Pemberian pupuk LCN ini baik.
menambah unsur hara yang dibutuh- Berdasarkan analisis uji
kan oleh tanaman, khususnya hipotesis penelitian ini didapatkah
tanaman bawang daun. Unsur hara hasil bahwa LCN tidak berpengaruh
yang terkandung dalam LCN berupa pada pertumbuhan lingkar batang
unsur hara makro dan unsur hara semu tanaman bawang daun. Hal ini
mikro di antaranya adalah C, N, P, K, diduga selain kebutuhan nutrisi
Ca, Mg, Na, Fe, Zn, Mn, S, NO 3, NH4, dalam tanaman dibutuhkan juga
dan C/N. Sehingga ketika kebutuhan fitohormon untuk tumbuh dan
nutrisi atau unsur hara terpenuhi berkembang. Sejalan dengan
maka akan berpengaruh pada tinggi pendapat Widyati (2016) bahwa
tanaman menjadi lebih baik. kebutuhan mendasar tanaman yaitu
LCN merupakan pupuk unsur hara, air, dan cahaya.
organik cair yang memiliki manfaat Tanaman memerlukan unsur hara
mendorong dan meningkatkan untuk sumber makanan, cahaya untu
pembentukkan klorofil sehingga sumber energi, dan air sebagai
meningkatkan fungsi tanaman pada pelarut unsur hara di dalam tanaman.
proses fotosintesis dan meningkatkan Namun proses tersebut tidak akan
kemampuan tumbuhan dalam pe- berjalan tanpa hormon tumbuhan
nyerapan Nitrogen dari udara yang dapat mengaktifkan enzim yang
(Sutanto, dkk. 2018). Pengaruh LCN berfungsi sebagai katalisator. Fitohor-
terhadap pertumbuhan anakan mon dapat disintesis oleh tumbuhan
tanaman bawang daun disebabkan dan dapat disintesis dari mikroba
karena meningkatkannya proses tanah yang ada di daerah rhizosfer.
fotosintesis dan penangkapan nitro- Fitohormon tersebut dengan konsen-
gen sehingga dapat menopang trasi tertentu dapat mengoptimalkan
10

pertumbuhan dan perkembangan memberikan hasil yang lebih baik


tanaman khususunya tanaman dibandingkan penggunaan isolat
bawang daun pada pengukuran tunggal, karena diharapkan kerja
lingkar batang semu. enzim dari tiap jenis mikroba dapat
saling melengkapi untuk dapat
3. Pengaruh Interaksi antara bertahan hidup (Asri dan Enny,
PGPR dan Pupuk LCN 2016). Hal ini digunakan dalam
terhadap Pertumbuhan bakteri pada PGPR dan LCN untuk
Bawang Daun meningkatkan pertumbuhan
Berdasarkan hasil analisis tanaman, khususnya bawang daun.
hipotesis pada penelitian ini Bakteri LCN menyediakan nutrisi
didapatkan hasil interaksi antara yang siap diolah oleh tanaman
PGPR dan pupuk LCN berpengaruh bawang daun sedangkan PGPR
terhadap pertumbuhan bawang daun mampu mensintesis fitohormon yang
pada pengukuran tinggi tanaman dan dapat mengaktifkan enzim-enzim
jumlah anakan per rumpun. Pada dalam berperan proses pengolahan
perlakuan penelitian ada 16 variasi nutrisi tanaman sehingga
dosis dan dosis terbaik adalah pada mempengaruhi tinggi tanaman dan
variasi dosis L3P1 yaitu pada jumlah anakan per rumpun. Bakteri
pemberian pupuk LCN 4 ml/L dan tersebut bekerja secara sinergi untuk
PGPR 3 ml/L. Hal ini dapat mengoptimalkan peningkatan
disebabkan karena perlakuan dalam pertumbuhan dan per-kembangan
penelitian ini mencapurkan PGPR tanaman bawang daun.
dan LCN memungkinkan bakteri di Pada pengukuran pertum-
dalam keduanya akan bersinergis. buhan lingkar batang semu dan berat
Menurut Asri dan Enny (2016) basah tidak berpengaruh pada
menyatakan bahwa bakteri yang pemberian PGPR dan LCN. Hal
segenus atau satu spesies dapat tersebut diduga belum optimalnya
saling bersinergi, serta berbagi nutrisi dosis yang diberikan antara
yang sama, hal ini bakteri tersebut kombinasi PGPR dan LCN yang
akan membentuk konsorsium dalam diberikan sehingga hanya
suatu habitat. Pada penelitian ini berpengaruh pada tinggi tanaman
menggunakan PGPR yang mengan- dan jumlah anakan per rumpun.
dung bakteri bergenus Pseudomonas Sejalan dengan pendapat Makmur
dan Bacillus dengan demikian juga (2018) menyatakan bahwa
keduanya terkandung dalam LCN penggunaan pupuk harus seimbang
dan termasuk bakteri indigen LCN hal dengan memperhatikan sosis dan
tersebut memungkinkan terjadi inter- rasio nutrisi. Apabila salah satu
aksi yang sinergis. Selain mampu nutrisi diberikan dalam jumlah yang
bersinergisme bakteri indigen dalam banyak maka akan menekan
LCN juga lebih aman karena bekteri penyerapan nutrisi yang lainnya dan
ini dapat lebih menyesuaikan diri berakipat pada kerugian atau tidak
dengan lingkungannya dan dapat berpengaruh terhadap berat basah
terhindar dari mikroorganisme yang dihasilkan dan pertambahan
transgenik (Sutanto, 2016). Sehingga ukuran lingkar batang semu tanaman
LCN aman digunakan dan bakteri bawang daun. Pada penelitian ini
indigen yang terkandung di dalamnya tidak dilakukan pengamatan
dapat bersinergis dengan bakteri mengenai jumlah hara yang tersedia
yang mengkolonisasi akar Bambu dalam tanah serta kandungan nutrisi
dalam PGPR untuk meningkatkan pada jaringan tanaman, sehingga
pertum-buhan tanaman khususnya hanya melihat referensi dari
bawang daun. Penggunaan penelitian yang telah dilakukan
konsorsium mikroba cenderung mengenai dosis PGPR dan LCN.
11

materi dan aspek tampilan produk.


4. Pemanfaatan Leaflet sebagai Penilaian dilakukan dengan mengisi
Sumber Informasi Masyarakat angket oleh validator dan Leaflet
Hasil penelitian ini digunakan dapat digunakan jika kriteria hasil
sebagai sumber informasi beuppa penilaian dengan kategori sangat
leaflet. Leaflet divalidasi oleh dua baik, baik, atau cukup baik. Berikut
Dosen ahli untuk dilakukan penilaian ini adalah data hasil validasi dari
terhadap Leaflet yang dibuat Dosen Ahli pada Aspek Materi dan
berdasarkan penelitian ini. Aspek Aspek tampilan.
penilaian Leaflet ini meliputi aspek

Tabel 7. Data Hasil Validasi Leaflet pada Aspek Materi


Validator
No Aspek yang dinilai Jumlah Skor % Kriteria
1 2
Kesesuaian judul/topik
1 3 3 6 75 Baik
dengan isi
Penggunaan bahasa yang
2 3 2 5 62 Baik
tepat dalam Leaflet
Penulisan kalimat sudah
3 4 2 6 75 Baik
sesuai
Pemilihan kata tidak
4 menimbulkan arti ganda 4 3 7 87 Sangat Baik
(ambigu)
Keterangan kalimat sesuai
5 3 2 5 62 Baik
dengan gambar
Menjelaskan tentang
6 3 3 6 75 Baik
manfaat PGPR
Menjelaskan kandungan
7 4 4 8 100 Sangat Baik
unsur hara di dalam LCN
Menjelaskan cara
pemberian pupuk organik
8 4 2 6 75 Baik
yang benar

Menjelaskan pengaruh
pemberian PGPR dan
9 3 3 6 75 Baik
Pupuk LCN

Isi Leaflet dapat dipahami


10 4 3 7 87 Baik
oleh masyarakat
Total 773
Baik
Rata-rata 77,3

Tabel 8. Data Hasil Validasi Leaflet pada Aspek Materi

Validator
No Aspek yang dinilai Jumlah Skor % Kriteria
1 2
Tampilan desain yang Sangat
1 4 3 7 87
menarik Baik
Keserasian warna yang
2 3 3 6 75 Baik
menarik
Ukuran font yang jelas
3 3 3 6 75 Baik
dan sesuai
12

Jenis font yang jelas dan


4 3 3 6 75 Baik
menarik
Variasi gambar dengan
5 ukuran yang menarik dan 3 2 5 62 Baik
jelas
Penggunaan gambar yang
6 sesuai dengan isi yang 3 2 5 62 Baik
disampaikan
Tata letak grafik sudah
7 3 3 6 75 Baik
sesuai
Validator
No Aspek yang dinilai Jumlah Skor % Kriteria
1 2
Ukuran grafik sudah
8 3 3 6 75 Baik
sesuai
Ukuran grafik dengan font Sangat
9 3 4 7 87
sudah sesuai Baik
Ukuran leaflet sudah Sangat
10 3 4 7 87
sesuai Baik
Total 760
Baik
Rata-rata 76

Berdasarkan Tabel 7 dan 8 SIMPULAN


leaflet layak untuk digunakan sebagai Berdasarkan penelitian yang
informasi masyarakat mengenai telah dilakukan maka dapat
pemberian PGPR dan LCN terhadap disimpulkan sebagai berikut:
pertumbuhan bawang daun setalah 1. Terdapat pengaruh PGPR dari
mengalami beberapa perbaikan. akar bambu Apus terhadap
Hasil yang didapat pada penilaian pertumbuhan bawang daun pada
aspek materi dengan rata-rata pengukuran tinggi tanaman,
presentase sebesar 77,3% dan 76% lingkar batang semu, dan jumlah
pada aspek tampilan produk anakan per rumpun. Namun tidak
sehingga hasil tersebut dapat terdapat pengaruh pada
dikatakan layak karena termasuk ke pengukuran berat basah per
dalam kriteria baik. sejalan dengan rumpun tanaman bawang daun.
pendapat Widoyoko (2012) bahwa 2. Terdapat pengaruh penggunaan
kriteria dalam rentang 62,52% - skor≤ pupuk LCN terhadap pertumbuhan
81,27% adalah kategori baik, tanaman bawang daun pada
sehingga leaflet layak digunakan pengukuran tinggi tanaman,
sebagai informasi masyarakat. jumlah anakan, dan berat basah.
Diharapkan dengan menggunakan Namun tidak terdapat pengaruh
media leaflet masyara-kat dapat pada pengukuran lingkar batang
mengerti dan memahami informasi semu tanaman bawang daun.
yang disampaikan menge-nai 3. Terdapat interaksi antara peng-
pengaruh pemberian PGPR dan LCN gunaan PGPR dari akar bambu
terhadap pertumbuhan bawang daun. Apus dan pupuk LCN terhadap
Sesuai dengan pendapat Ruyadi, pertumbuhan tanaman bawang
dkk. (2017) menjelaskan bahwa daun pada pengukuran tinggi
pemanfaatan media komuni-kasi dan tanaman dan jumlah anakan per
informasi berbentuk leaflet memiliki rumpun. Namun tidak terdapat
kelebihan karena dapat menjangkau pengaruh pada pengukuran
sasaran yang lebih banyak dan lingkar batang semu dan berat
tersebar jauh jika dibandingkan basah per rumpun tanaman
dengan komunikasi tatap muka. bawang daun.
13

4. Penelitian mengenai pengaruh Nomor 2. Metro: Universitas


PGPR dari akar bambu Apus Muham-madiyah Metro.
(Gigantochola apus) dan pupuk
LCN terhadap pertumbuhan Iswati, Rida. 2012. Pengaruh Dosis
tanaman bawang daun (Allium Formula PGPR Asal
fistulosum L.) ini telah layak Perakaran Bambu terhadap
digunakan sebagai informasi Perumbuhan Tanaman Tomat
masyarakat berupa Leaflet (Solanum lycopersicum syn).
dengan kriteria baik. Jurnal Agro Teknologi
Tropika. Volume 1 Nomor 1.
SARAN Gorontalo: Universitas
Perlu dilakukan pengamatan Gorontalo.
mengenai jumlah hara yang tersedia
dalam tanah serta kandungan nutrisi Laude, Syamsuddin dan Yohanis
pada jaringan tanaman, agar dapat Tambing. 2010. Pertumbuhan
menemukan kombinasi dosis PGPR dan Hasil Bawang Daun
dan LCN yang tepat sehingga dapat (Allium fistulosum L.) pada
mempengaruhi pertumbuhan tanam- berbagai Dosis Pupuk
an bawang daun yang meliputi tinggi Kandang Ayam. Jurnal
tanaman, lingkar batang semu, Agroland. Volume 17 Nomor
jumlah anakan, dan berat basah per 2. Sulawesi Tengah:
rumpun. Selain itu dapat dilakukan Universitas Tadulako.
identifikasi bakteri lainnya yang
terkandung dalam PGPR akar bambu Makmur, 2018. Respon Pemberian
Apus untuk penelitian selanjutnya. berbagai Dosis Pupuk
Organik Cair terhadap
DAFTAR LITERATUR Pertumbuhan dan Perkem-
bangan Cabai Merah. Jurnal
Asri, Anindya Citra dan Enny Zulaika.
galung Tropika. Volume 7
2016. Sinergisme antar Isolat
Nomor 1. Sulawesi Barat:
Azotobacter yang dikonsor-
Universitas Sulawesi Barat.
siumkan. Jurnal Sains dan
Seni ITS Volume 5 Nomor 2.
Marista, Etha; Siti Khomariah; dan
Surabaya: Institut Teknologi
Riza Linda. 2013. Bakteri
Sepuluh Nopember (ITS).
Pelarut Fosfat Hasil Isolasi
dari Tiga Jenis Tanah
Badan Pusat Statistik Kota Metro.
Rizosfer Tanaman Pisang
2016. Luas Panen dan
Nipah (Musa paradisiaca
Produksi Tanaman Sayur-
var. nipah) di Kota
Sayuran di Kota Metro. Dinas
Singkawang. Jurnal
Ketahanan Pangan, Pertanian
Protobiont. Volume 2 nomor
dan perikanan Kota Metro.
2. Pontianak: Universitas
Tanjungpura.
Dewi, Asih Fitriana; Agus Sutanto;
dan Achyani. 2017. Pengaruh
Pratiwi, Fitrah; Marlina dan Mariana.
Komposisi Media Tanam dan
2017. Pengaruh Pemberian
Aplikasi Pupuk LCN (Limbah
Plant Growth Promoting
Cair Nanas) terhadap
Rhizobakteria (PGPR) dari
Pertumbuhan Tanaman Tin
Akar Bambu terhadap
(Ficus Carica L.) sebagai
Pertumbuhan dan Hasil
Sumber Belajar Biologi.
Bawang Merah (Allium
Jurnal Lentera Pendidikan
ascalonicum L.). Jurnal
Pusat Penelitian. Volume 2
Agrotropika Hayati. Volume
14

4 Nomor 2. Aceh:
Universitas Almuslim.

Riswinarni dan Dwi Sulisworo. 2016.


Pengembangan Leaflet
sebagai Media
Pembelajaran Ilmu Pengeta-
huan Alam pada Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar.
Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Reforming
Pedaogy. Yogyakarta: Uni-
versitas Ahmad Dahlan.

Rukmana, Rahmat. 1995. Bawang


Daun. Yogyakarta: Kanisi-
us.

Ruyadi, Ida; Yunus Winoto; dan


Neneng Komariah. 2017.
Media Komunikasi dan
Informasi dalam Sutanto, Agus; Achyani; Suharno
Menunjang Kegiatan Zend; dan Rasuane Noor,
Penyuluhan Per-tanian. 2018. Modul Pembelajaran
Jurnal Kajian Informasi dan Limbah Cair Nanas. Metro:
Perpusta-kaan volume 5 Universitas
nomor 1. Bandung: Muhammadiyah Metro.
Universitas Pad-jajaran.
Widoyoko, E.P. 2012. Teknik
Shofiah, Dian Khoirotun dan Setyono Penyusunan Instrumen
Yudho Tyasmoro. 2018. Penelitian. Yogyakarta:
Aplikasi PGPR (Plant Pustaka Pelajar.
Growth Promoting Rhizo-
bacteria) dan Pupuk Widyati, Enny. 2016. Peranan
Kotoran Kambing pada Fitohormon pada Pertum-
Pertumbuhan dan Hasil buhan Tanaman dan
Bawang Merah (Allium Implikasinya Terhadap
ascalonicum L.) Varietas Pengelolaan Hutan. Jurnal
Manjung. Jurnal produksi Galam Volume 2 Nomor 1.
Tanaman. Volume. 6 Balai Penelitian dan
Nomor 1. Malang: Univer- Pengembangan
sitas Brawijaya. Lingkungan Hidup dan
Kehutanan: Banjarbaru.

Anda mungkin juga menyukai