Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH ZAT PENGHAMBAT TUMBUH

(PAKLOBUTRAZOL) TERHADAP PERTUMBUHAN BUNGA


BALON (Gomphocarpus physocarpus)

Oleh :
Dayana Zulfadillah I. B1J014115
Nurul Jamiah B1J014122
Dimas Eka Wijayanto B1J014125
Duanita Februari P. B1J014138
Amatulloh Wajihah B1J014150
Rombongan : III
Kelompok : 1
Asisten : Ikhwan Mulyadi

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zat penghambat tumbuh adalah suatu tipe senyawa organik baru yang
menghambat pemanjangan batang, meningkatkan warna hijau daun, dan secara tidak
langsung mempengaruhi pembungaan tanpa menunjukkan pertumbuhan yang
abnormal. Pemberian ZPT membantu pertumbuhan tanaman lebih optimal. Menurut
Gardner et al. (1985), menyatakan bahwa yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
antara lain adalah zat pengatur pertumbuhan, cahaya dan ketersediaan hara yang
optimal. Pemberian penghambat tumbuh mempengaruhi fisiologi dari tanaman yaitu
menghambat elongasi sel pada sub apikal meristem, memperpendek ruas tanaman,
mempertebal batang, mencegah kerebahan, menghambat etiolasi, mempertinggi
perakaran stek, menghambat senescence, memperpanjang masa simpan,
meningkatkan perkecambahan dan pertunasan, meningkatkan pembuahan.
Salah satu jenis zat penghambat tumbuh atau retardan adalah paklobutrazol.
Paklobutrazol adalah bahan aktif berbentuk suspensi berwarna kuning kecoklatan
yang berfungsi mempercepat waktu pembungaan serta meningkatkan jumlah bunga
dan buah pada tanaman. Paklobutrazol juga dapat berfungsi sebagai retardan atau
penghambat tumbuhan. Zat pengatur tumbuh Paklobutrazol merupakan senyawa
kimia bila diberikan ke suatu tanaman akan memberikan efek penghambat
pertumbuhan tunas. Penggunaan zat pengatur tumbuh ini bila diberikan tidak sesuai
dengan aturan akan membuat gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman dalam tingkat lebih lanjut. Cara kerja zat pengatur tumbuh ini adalah
dengan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman (pertumbuhan tunas dan daun)
(Khrisnamoorthy, 1981).
Paklobutrazol di pasaran memiliki nama dagang diantaranya Patrol, Cultar,
Goldstar. Zat penghambat tumbuh ini berfungsi menghentikan fase vegetatif dan
memacu fase generatif. Penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan, batang
dan dahan getas, daun mengeriting dan pertumbuhan vegetatif dapat terhenti
(stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun. Terbukti efektif dipergunakan pada tanaman
keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian (Dwidjoseputro, 1992).
Penghambatan pertumbuhan yang diakibatkan oleh aplikasi paklobutrazol muncul
karena komponen kimia yang terkandung dalam paklobutrazol menghalangi tiga
tahapan untuk produksi giberelin pada jalur terpenoid dengan cara menghambat
enzim yang mengkatalisasi proses reaksi metabolis (Herlina et al., 2001).
B. Tujuan

Tujuan dari praktikum kali ini adalah :


1. Mengetahui pengaruh zat penghambat tumbuh terhadap pertumbuhan bunga
balon (Gomphocarpus physocarpus).
II. TELAAH PUSTAKA

Bunga balon (Gomphocarpus physocarpus) adalah herba tahunan (perennial


herb) yang dapat tumbuh lebih dari enam kaki. Tanaman ini dapat tumbuh pada
ketinggian 2.800-5.000 kaki di atas permukaan laut. Tanaman lebih menyukai tempat
dengan kelembaban sedang, berpasir, tanah dengan drainase baik dan penuh
matahari. Bunganya kecil sekitar 1 cm dan berwarna putih. Folikel berbentuk blat
dengan warna hijau muda tertutup dengan rambut kasar. Diameter folikel mencapai 3
inci. Daun yang hijau muda, linear lanset dengan panjang 3-4 inci dan lebar 1.2 cm.
Bijinya berwarna cokelat dan memiliki bulu halus (Llamas, 2003).
Klasifikasi bunga balon (Gomphocarpus physocarpus) menurut Cronquist
(1981) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Gomphocarpus
Spesies : Gomphocarpus physocarpus.
Paklobutrazol adalah salah satu jenis zat pengatur tumbuh tanaman yang
biasa digunakan untuk tujuan menghambat pertumbuhan tanaman. Zat pengatur
tumbuh adalah zat pengatur yang mempengaruhi pertumbuhan yang mempunyai
batasan yang luas termasuk semua zat yang mempengaruhi proses fisiologi tanaman,
baik senyawa asli maupun senyawa kimia buatan (Winten, 2009 dalam Irawan &
Iwanuddin, 2015). Secara sederhana zat pengatur tumbuh juga dapat diartikan
sebagai senyawa yang mempengaruhi proses fisiologi tanaman, pengaruhnya dapat
mendorong atau menghambat proses fisiologi tanaman (Nuryanah, 2004 dalam
Irawan & Iwanuddin, 2015).
Paklobutrazol merupakan growth retardan yang menghambat pemanjangan
sel serta pemanjangan ruas batang dengan cara menghambat biosintesis giberelin.
Prinsip kerja paklobutrazol di dalam tanaman menghambat biosintesis giberelin
dengan cara menekan kaurene sehingga tidak terjadi pembentukan kaurenoat. Hal ini
mengakibatkan penurunan laju pembelahan sel secara morfologis yang terlihat oleh
adanya pengurangan asimilat ke pertumbuhan reproduktif untuk pembungaan.
Pemberian paklobutrazol akan menghambat pertumbuhan dan meningkatkan jumlah
gula tersimpan di pucuk.Umumnya pada tanaman buah, kandungan giberelin yang
tinggi akan menghambat pembungaan, giberelin menstimulasi pertumbuhan dan
meningkatkan suplai karbon pucuk, yang apabila diberi paklobutrazol akan terjadi
penurunan drastis pada kandungan giberelin (GA3, GA5, dan GA2) sehingga
tanaman akan menginduksi bunga (Delvin, 1968).
Menurut Dahlia (2001), retardan adalah senyawa organik sintetik yang dapat
menghambat pemanjangan sel pada meristem subapikal, mengurangi laju
perpanjangan batang tanpa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan daun
tanpa mendorong pertumbuhan abnormal. Fungsi retardan dalam tanaman yaitu
sebagai inhibitor yang berlawanan dengan kegiatan giberelin pada perpanjangan
batang. retardan ini aktivasinya berlawanan dengan giberelin. MH (Maleic
Hydrazide) sering digunakan sebagai herbisida dalam konsentrasi yang tinggi.
Aktifitas MH ini menghambat aktivitas meristematik, sehingga menghambat
perpanjangan batang. Begitu pula morphactin dan turunannya, dengan menggunakan
konsentrasi yang tinggi, dapat dipergunakan sebagai weed killer. Peranan bahan
kimia ini adalah menghambat perpanjangan batang dan berfungsi pula untuk
memecahkan auxillary bud.
Penggunaan bahan penghambat tumbuh memberikan efektifitas yang sangat
baik dalam menekan pertumbuhan bibit Shorea assamica. Paklobutrazol dengan
dosis 250 ppm merupakan perlakuan yang mampu memberikan penghambatan
pertumbuhan tinggi dan diameter terabaik pada bibit Shorea assamica. Nilai
presentase penghambatan dari perlakuan ini pada akhir pengamatan adalah sebesar
75,14% (tinggi) dan 33,33% (diameter) (Irawan & Iwanuddin, 2015). Noor (2009)
dalam penelitiaannya mengungkapkan bahwa pemberian paklobutrazol pada anakan
Shorea spp. berpengaruh terhadap titik apikal pertumbuhan serta tebal atau tipisnya
dan luasan penampang daun tanaman. Efek langsung terhadap tanaman adalah titik
apikal pertumbuhan seakan-akan terhenti dan mempengaruhi fungsi stomata pada
daun, hal ini dapat berpengaruh terhadap pertumbahan diameter tanaman.
Pemberian paklobutrazol yang dikombinasikan dengan pemupukan dan
pengairan dapat meningkatkan ranting reproduktif mangga 8,6% bila dibandingkan
dengan aplikasi paklobutrazol secara mandiri (Tegopati et al., 1994). Tanggap suatu
zat penghambat tumbuh yang diberikan akan berbeda-beda dengan perbedaan spesies
ataupun kultivar. Pemberian paklobutrazol secara tidak langsung menginduksi
pembungaan dan diduga karena rasio fase vegetatif dan generatif yaitu pertumbuhan
vegetatif dihambat dan hasil fotosintesis dialokasikan untuk pembentukan bunga
(Weaver, 1972). Terhambatnya aktivitas pertumbuhan kemungkinan disebabkan oleh
terhambatnya biosintesis giberelin. Paklobutrazol menghambat biosisntesis giberelin
dengan menghambat oksidasi kaurene menjadi asam kaurenoik. Paklobutrazol yang
antigiberelin bekerja dengan menghambat pemanjangan internodia dan pelebaran
daun yang disebabkan oleh terhambatnya pemanjangan sel (Wample & Culver,
1983).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sprayer, penggaris, kamera,
dan labu erlenmeyer.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini tanaman bunga balon
(Gomphocarpus physocarpus), zat penghambat tumbuh (paklobutrazol) dengan
konsentrasi 0, 100, 200, 300 ppm.
B. Metode

Metode yang dilakukan dalam praktikum ini adalah :


1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Tanaman bunga balon diukur tingginya.
3. Tanaman bunga balon disemprot menggunakan paklobutrazol sebanyak 10 kali.
4. Tanaman bunga balon diamati selama 2 minggu dan diukur tingginya seminggu
sekali.
5. Data dimasukkan dalam tabel dan dianalisa.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

4.1. Tabel Pengamatan Tinggi Tanaman Kelompok 1 Rombongan III

Minggu ke-
Perlakuan
0 1 2
0 ppm 10,4 15,5 20,2
100 ppm 9,2 10 10,6
200 ppm 10,3 10,5 11,3
300 ppm 5,5 6,8 7,8

4.2. Tabel ANOVA Tinggi Tanaman Tinggi Tanaman Rombongan III


Sumber F tabel
Keragaman Db JK KT Fhit 0.05 0.01
Perlakuan 3 196.16 65.38667 12.00306 ** 3.24 5.29
Galat 16 87.16 5.4475        
Total 19 283.32          
LSD 3.32734

4.3. Tabel BNT Tinggi Tanaman


Rata- 300 100 200 0
Perlakuan Rata 1.84   2.88   3.12   9.76  
300 1.84 0              
100 2.88 1.04 ns 0          
200 3.12 3.12 ns 0.24 ns 0      
0 9.76 8.72 * 9.76 * 6.64 * 0  

Gambar 1. Bunga Balon Minggu ke 0


Gambar 2. Bunga Balon Minggu ke 1

Gambar 3. Bunga Balon Minggu ke 2


B. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh Fhitung sebesar 12.00306 sedangkan


Ftabel pada ketelitian 0,05 dan 0,01 adalah sebesar 3,24 dan 5,29. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh adalah signifikan atau pemberian
paklobutrazol berpengaruh secara nyata terhadap tinggi tanaman. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Cathey (1975), bahwa zat penghambat tumbuh adalah suatu tipe
senyawa organik baru yang menghambat pemanjangan batang, meningkatkan warna
hijau daun dan secara tidak langsung mempengaruhi pembungaan tanpa menunjukan
pertumbuhan yang abnormal. Pemberian zat penghambat tumbuh pada tanaman
dapat menghambat biosintesa giberelin (Dicks, 1979) dan menurut Weaver (1972),
efek pemberian zat penghambat tumbuh bervariasi tergantung susunan senyawa
kimia dan spesies tanaman. Cara kerja paklobutrazol adalah menghambat sintesis
giberelin di dalam tubuh tanaman. Salah satu peran giberelin yaitu dalam proses
pemanjangan sel. Produksi giberelin yang dihambat menyebabkan sel terus
membelah tapi sel-sel baru tersebut tidak memanjang (Lienargo et al., 2014).
Pertumbuhan tinggi tanaman sebagai salah satu ciri pertumbuhan disebabkan
oleh aktivitas pembelahan sel pada maristem apikal. Pertambahan tinggi tanaman
diawali dengan bertambahnya pucuk yang semakin panjang dan dilanjutkan dengan
perkembangannya menjadi daun dan batang. Dalam pertumbuhan pucuk pada
tanaman mengalami tiga tahapan, yaitu pembelahan sel, perpanjangan dan
pendewasaan (Herdiana et al., 2008). Setiap jenis tanaman memiliki respon yang
berbeda-beda akibat pelakuan bahan penghambat tumbuh yang diberikan.
Berdasarkan hasil praktikum dapat diketahui bahwa penggunaan paklobutrazol
mampu memberikan pengaruh penghambatan tinggi tanaman bunga balon.
Paklobutrazol dikenal sebagai zat pengatur tumbuh antigiberelin yang sukses
menghambat pertumbuhan pucuk pada beberapa spesies (Early & Martin, 1988).
Penggunaan paklobutrazol bersifat menghambat produksi giberelin pada oksidasi
ent-kareunic menjadi asam ent-karuenoic dalam biosintesis giberelin (Khalil &
Rahman, 1995). Giberelin dalam tanaman antara lain berperan dalam pemanjangan
sel yang akan menentukan tinggi tanaman. Lienargo et al. (2014) menyatakan bahwa
pengaruh fisiologis dari paklobutrazol (retardan) antara lain memperpendek ruas
tanaman.
Paklobutrazol merupakan salah satu jenis zat penghambat tumbuh yang
bergerak relatif lambat menuju meristem sub apikal, dan dapat diserap tanaman baik
melalui daunmaupun akar, yang kemudian ditranslokasikan melalui xilem ke bagian
tanaman lainnya (Khrisnamoorthy, 1981). Penggunaan paklobutrazol dapat melalui
beberapa cara, antara lain dengan penyemprotan pada daun tanaman (foliar spray),
penyiraman pada media tumbuh (media drench), serta melalui injeksi pada batang
tanaman (injection). Menurut Wattimena (1987) paklobutrazol termasuk zat
penghambat tumbuh dari golongan retardan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan metabolismetanaman pada meristem sub apikal. Zat ini dapat menghalangi
pemanjangan sel, sehingga perpanjangan buku terhambat.Paklobutrazol merupakan
turunan pirimidin yang memiliki rumus empirik C15H20ClN3O dengan nama kimia
ICI-PP-333 (2RS, 3RS)-1-(4-cholorophenyl)-4,4-dimethyl-2- (1H-1, 2, 4-triazol-1-yl)
pentan-3-ol. Paklobutrazol biasa disebut dengan PP 333, dengan nama dagang
Cultar, Bonzi, Clipper atau Parlay (Martin & Dabek, 1987).
Retardan didefinisikan sebagai suatu senyawa organik sintetik yang dapat
menghambat pemanjangan sel pada meristem sub apikal, mengurangi laju
perpanjangan batang, meningkatkan warna hijau daun, dan secara tidak langsung
mempengaruhi pembungaan tanpa menyebabkan pertumbuhan yang abnormal.
Retardan dibagi menjadi 2, yaitu retardan alami dan buatan. Retardan alami
contohnya adalah asam fenolik dan ABA, sedangkan retardan buatan contohnya
adalah SADH atau Alar, Cycocel (CCC), Paklobutrazol atau Cultar dan Uniconazole.
Salah satu contoh retardan yang digunakan adalah paklobutrazol atau Cultar.
Paklobutrazol mempunyai sifat translokasi yang lebih baik dibanding retardan yang
lain sehingga efektif dalam menghambat pertumbuhan tanaman. Pemberian
paklobutrazol dalam konsentrasi rendah mempertinggi ketahanan tanaman terhadap
penyakit (Wattimena, 1987). Fungsi dari retardan tersebut yaitu menghambat
pemanjangan internode, membentuk tanaman menjadi kompak, dan bentuk tanaman
lebih menarik. Retardan berfungsi untuk menghambat pembentukan giberellin, yang
merupakan hormon tanaman utama yang berperan dalam pemanjangan sel. Fungsi
lain dari retardan yaitu untuk meningkatkan kualitas penampilan tanaman dengan
mengatur tinggi dan bentuk tanaman dari cekaman stress selama tanaman dalam
proses pengangkutan dari produsen ke konsumen (Acquaah, 2002).
Menurut Weaver (1972), dampak penghambatan di dalam fisiologis tanaman
antara lain:
1. Dalam jangka waktu tertentu meningkatkan rasio karbon-nitrogen (C/N), artinya
dengan meningkatnya kadar karbon berpotensi untuk merangsang keluarnya tunas
bunga.
2. Menekan kadar hormon tanaman seperti giberelin, dimana bila kadar giberelin
menurun maka dapat merangsang keluarnya tunas bunga.
Paklobutrazol menghambat sintesis giberelin dengan cara menghambat
oksidasi kaurene menjadi asam kaurenat. Terhambatnya sintesis giberelin
mengakibatkan pemanjangan dan pembelahan sel pada sub apikal berjalan lambat
(Krishnamoorthy, 1981). Pengurangan ukuran daun menunjukkan bahwa aplikasi
paklobutrazol berpengaruh terhadap panjang dan lebar daun. Menurut Andayani
(2004), bahwa daun tanaman tanpa perlakuan (kontrol) dan daun tanaman yang telah
diberi perlakuan paklobutrazol mengandung jumlah sel yang sama, tetapi sel pada
daun tanaman yang telah diberi perlakuan paklobutrazol menjadi lebih kecil sehingga
menyebabkan ukuran daun lebih kecil jika dibandingkan daun tanaman kontrol.
Paklobutrazol menurunkan pertumbuhan tanaman oleh menghambat biosintesis
giberelin tanpa mengurangi laju fotosintesis. Paklobutrazol mengurangi pertumbuhan
tanaman tanpa langsung mengganggu jalur biosintesis metabolit sekunder, karena
menghambat sintesis giberelin dalam rantai reaksi yang mengarah ke produksi
metabolit sekunder, yaitu biosintes istanin, senyawa fenolik dan terpenoid
(Chorbadjian, 2011).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Penggunaan paklobutrazol mampu memberikan pengaruh penghambatan tinggi
tanaman bunga balon. Data yang diperoleh dari hasil praktikum menunjukkan
hasil yang signifikan karena nilai F hitung > F tabel dengan nilai Fhitung sebesar
12.00306 sedangkan Ftabel pada ketelitian 0,05 dan 0,01 adalah sebesar 3,24
dan 5,29.
B. Saran

Saran untuk praktikum kali ini adalah sebaiknya pemgamatan dan


pemeliharaan dilakukan secara rutin sehingga diperoleh hasil yang optimal.
DAFTAR REFERENSI

Acquaah, G., 2002, Principles of Crop Production: Theory, Techniques, and


Technology. New Jersey : Pearson Education, Inc., Upper Saddle River.

Andayani, W. 2004. Pengaruh Paclobutrazol dan Pupuk Organik terhadap


Pembungaan Melati (Jasminum sambac var. Menur Mekar Sari). Skripsi.
Jurusan Budi Daya Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Cathey, H. M. 1975. Comparative Plant Growth Retarding Activities With ACPC,


Phosphon, Chlormequat, And SADH On Ornamental Spesies. Hortsci. 10(3):
pp. 204-216.

Chorbadjian, R. A.,Pierluigi Bonello & Daniel A. Herms. 2011. Effect of the Growth
Regulator Paclobutrazol and Fertilization on Defensive Chemistry and
Herbivore Resistance of Austrian Pine (Pinusnigra) and Paper Birch
(Betulapapyrifera). Arboriculture & Urban Forestry. 37(6): pp. 278–287.

Conqruist. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New


York: Columbia University Press.

Dahlia. 2001. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Malang : UM Press.

Delvin, R. M. 1968. Plant Physiology. London: Peinhold Book Corporation.

Dicks, J. W. 1979. D.R. Clifford & J.R. Recent Developments in the Use of Plant
Growth Retardans. London : British Plant Growth Regulator Group.

Dwidjoseputro, D. 1992. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Early, J.D., Jr. & G.C. Martin. 1988. Sensitivity of Peach Seedling Vegetative
Growth to Paclobutrazol. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 113: pp. 23-27.

Gardner, F. P., R. B. Pearce & R. L. Mitchell. 1985. Physiology of Drop Plants.


USA: The Iowa University Press.

Herdiana, N., Lukman, A.H. & Mulyadi, K. 2008. Pengaruh Dosis dan Frekuensi
Aplikasi Pemupukan NPK Terhadap Pertumbuhan Shorea ovalis Korth.
(Blume). Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 5(3): pp. 289-296.

Herlina, D., K.D. Hatmini, & M.F. Masyhudi. 2001. Peran Paklobutrazol dan Pupuk
KNO3 Terhadap Induksi Pembungaan Melati. J. Sainteks, 21: pp.189-200.

Irawan, A. & Iwanuddin. 2015. Efektifitas Penggunaan Bahan Penghambat Tumbuh


pada Bibit Shorea assamica Dyer di Persemaian. Jurnal WASIAN, 2(1) : pp.
41-46.

Khalil AI & Rahman HU. 1995. Effect of Paclobutrazol on Growth, Chloroplast


Pigments and Sterol Biosynthesis of Maize (Zea mays L.). Plant Science. 105
: pp. 15-21.
Khrisnamoorthy, H. N. 1981. Plant Growth Substances Including Aplication in
Agriculture. New Delhi : Tata Mc. Graw-Hill Pub. Co. Ltd.

Lienargo, B,R., Runtunuwu, S.D., Rogi, J.E.X. & Tumewu P. 2014. Pengaruh
Waktu Penyemprotan dan Konsentrasi Paclubutrazol (PBZ) terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Varietas Manado
Kuning. Jurnal Cocos. 4(1): pp. 1-10.

Llamas, K. A. 2003. Tropical Flowering Plants: A Guide to Identification and


Cultivation. USA : Timber Press.

Martin, P. J. & A. J. Dabek. 1987. Effect of paclobutrazol on the vegetatif growth


and flowering of young clove trees. Trop. Agric. 65(1): pp. 25-28.

Noor, M. 2009. Pengaruh Pemberian Paklobutrazol terhadap Pertumbuhan Semai


Shorea spp. di Persemaian. Jurnal Penelitian Dipterokarpa. 3(1): pp. 1-10.

Tegopati, B., Prahardini, P. E. R. & P. Santoso. 1994. Pengaruh Paklobutrazol,


Pemupukan dan Pengairan Terhadap Pembungaan dan Produksi Mangga.
Penel Hort. 6(1), pp: 27 – 35.

Wample, R. L. & E. B. Culver. 1983. The Influence of paclobutrazol a new growth


regulator on sunflower. J. Amer.Soc. Hort.Sci. 108(1): pp. 122 – 125.

Wattimena, G. A. 1987. Zat Pengatur Tumbuh. Bogor: IPB.

Weaver. 1972. Plant Growth Substances In Agriculture. San Francisco : W. H.


Freemont and Company.

Anda mungkin juga menyukai