DISUSUN OLEH:
XII IPA 1
JURUSAN IPA
2021
A. JUDUL : Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
B. TUJUAN :
1. Untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau
2. Untuk mengetahui pertumbuhan kacang hijau dari dua perlakuan yang berbeda
C. TINJAUAN PUSTAKA :
Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormon giberelin (GA)
hormon ini mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk
mensistesis dan mengeluarkan enzim-enzim bekerja enghidrolisis cadangan
makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosfilem. Proses ini menghasilkan
molekul kecil yang larut dalam air misalnya enzim amylase menghidrolisis pati
dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat-zat lainnya diserap dari
endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit
tanaman (Pujiyanto, 2008).
Kandungan zat gizi pada biji sebelum dikecambahkan, berada dalam bentuk tidak
aktif (terikat). Setelah perkecambahan, bentuk tersebut diaktifkan sehingga
meningkatkan daya cerna bagi manusia. Peningkatan zat-zat gizi pada kecambah
mulai tampak sekitar 24-48 jam saat perkecambahan (Astawan, 2005). Sedangkan
peningkatan vitamin E (atokoferol) terjadi setelah proses perkecambahan selama
48 jam (Anggrahini, 2009).
Biji kacang hijau dapat berkecambah apabila berada dalam lingkungan yang
memenuhi syarat untuk perkecambahan, yaitu kandungan air kacang hijau dan
kelembaban udara sekeliling harus tinggi. Kadar air biji kacang hijau berkisar 5-
15%, pada kadar air ini kelembaban terlalu rendah untuk berlangsungnya
metabolisme sehingga tahap perkecambahan adalah kadar air biji kacang hijau
harus dinaikkan dengan cara dilakukan perendaman atau ditempatkan pada
lingkungan yang jenuh uap air (Anggrahini, 2009).
Menurut Hasan (1997), bahwa hampir seluruh energi panas (kalor) berasal dari
matahari. Suhu meningkatkan perkembangan tanaman sebagai batas tertentu.
Hubungan suhu dengan pertumbuhan tanaman menunjukkan hubungan linier
sampai batas tertentu. Setelah mencapai maksimum hubungan kedua variabel itu
menunjukkan parabolik. Pada suhu rendah kebanyakan tanaman mengakibatkan
rusaknya batang, daun muda, tunas, bungan dan buah. Besarnya kerusakan organ
atau jaringan tanaman akibat suhu rendah tergantung keadaan air.
D. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
2. BAHAN
E. PROSEDUR KERJA
1. Rendam kacang hijau selama 8-12 jam
2. Siapkan dua buah aqua gelas kosong
3. Masukkan kapas ke dalam dua aqua gelas tersebut
4. Masukkan air secukupnya
5. Masukkan kira-kira ½ sendok makan biji kacang hijau
6. Masing-masing aqua gelas beri keterangan gelap dan terang, kemudian aqua gelas
“gelap” letakkan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari dan aqua gelas “terang”
letakkan di tempat yang terkena cahaya matahari
7. Amati dan ukur pertumbuhan kacang hijau selama satu minggu
F. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL
2. PEMBAHASAN
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Spesies : Vigna radiata atau Phaseolus radiatus. (Nahda Ulmiati, 2011)
2. PERTUMBUHAN KACANG HIJAU DITEMPAT YANG TIDAK TERKENA
MATAHARI
Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata panjang batang kecambah di tempat dengan
intensitas cahaya rendah adalah 6,49 cm. Pada tempat yang gelap, kacang hijau tidak
mendapatkan cahaya matahari sama sekali, akibatnya hormon auksin yang terdapat pada biji
kacang menjadi sangat aktif dan bekerja secara optimal. Hal itu menyebabkan pertumbuhan
kacang hijau menjadi sangat cepat namun kurang merata. Sehingga batangnya lemah.
Pertumbuhan kecambah pada tempat gelap paling cepat diantara tempat-tempat lain.
Pertumbuhan kacang hijau ditempat gelap cenderung bengkok tetapi batangnya sangat kuat
dan warnanya hijau, karena mendapatkan cahaya yang cukup untuk fotosintesis.
Pada keadaan ini, kacang hijau mendapat cahaya dengan intensitas yang sangat besar,
akibatnya pertumbuhan kacang hijau akan lambat, karena sebagian besar hormon auksin
terurai oleh sinar matahari. Dari data diperoleh rata-rata panjang batang kecambah 2,75 cm.
Statistik ini paling rendah dari semua data yang ada, yang berarti pertumbuhan kecambah
kacang hijau di tempat terang adalah yang paling lambat. Tiga objek tidak tumbuh, hal ini
mungkin disebabkan oleh biji yang rusak atau mungkin juga hormon auksin yang tidak
bekerja sama sekali akibat kelebihan cahaya
matahari.
Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, hormon auksin ini akan terurai dan rusak sehingga laju pertambahan tinggi
tanaman tidak terlalu cepat. Akibatnya, batang tanaman akan lebih pendek, tetapi dengan
kondisi fisik tanaman yang sehat, subur, batang terlihat gemuk, daun terlihat segar dan
berwarna hijau serta memiliki cukup klorofil.
Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka
terhadap cahaya matahari. Bila terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak.
Pada keadaan yang gelap, hormon auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu
pemanjangan batang. Akibatnya, batang tanaman akan lebih panjang jika ditanam di tempat
yang gelap, tetapi dengan kondisi fisik tanaman yang kurang sehat, akar yang banyak dan
lebat, batang terlihat kurus tidak sehat, warna batang dan daun pucat serta kekurangan
klorofil sehingga daun berwarna kuning (etiolasi)
Berdasarkan dan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Cahaya mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau. Cahaya
memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi. Sehingga
menyebabkan kacang hijau di tempat gelap mengalami etiolasi. Selain cahaya, air juga
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
H. DAFTAR PUSTAKA
Anggrahini, S., 2009, Pengaruh Lama Pengecambahan terhadap Kandungan α Tokoferol dan
Senyawa Proksimat Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus L.).
Astawan, Made. 2005. Info Teknologi Pangan Department of Food Science and Technology.
Faculty of Agricultural Technology and Enginering, Bogor Agricultural University.
Pujiyanto, S., (2008), Menjelajah Dunia Biologi untuk Kelas XI SMA dan MA,
Platinum, Jakarta.
Purwono dan Hartono, R. (2005). Kacang hijau. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Suwar sono. H, 1989. Hormon Tumbuh an. Fakultas Per tanian. Universitas Brawijaya. Penerbit
CV. Raj awali, Jakarta. Hal. 3 1
S, H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya: Jakarta.Tjirosoepomo,
Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: YogyakartA