Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

“PENGARUH HORMON PADA TUMBUHAN”


DOSEN PENGAMPU : MELLISA S.Pd,.M.P

DISUSUN OLEH :
NAMA : REVIDA RANI
NPM : 186510146
KELAS : 4A BIOLOGI
KELOMPOK : 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020
A. TUJUAN PRAKTIKUM

- Untuk mengetahui pengaruh pengaruh hormon IAA terhadap tumbuhan

- Untuk mengetahui pertumbuhan pada tumbuhan selama 3 minggu

- Untuk mengetahui rangsangan hormon IAA terhadap tumbuhan

B. LANDASAN TEORI

Pertumbuhan adalah pertambahan massa, ukuran,volume, yang bersifat


irreversibel (tidak dapat balik). Pertumbuhan diikuti dengan differensiasi , yaitu
perubahan bentuk fisiologi sesuai fungsinya atau proses perkembangan. Beda dari
pertumbuhan dan perkembangan dilihat dari perubahannya dan parameternya
(Mellisa,2020).

Perkembangan dapat didefenisikan sebagai suatu perubahan teratur dan


berkembang, seringkali menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur atau
lebih komplek atau dapat pula dikatakan sebagai suatu seri perubahan pada
organisme yang terjadi selama daur hidupnya yang meliputi pertumbuhan dan
differensiasi. Perkembangan dapat terjadi tanpa pertumbuhan dan demikian pula
halnya pertumbuhan dapat terjadi tanpa perkembangan, tetapi kedua proses ini
sering bergabung dalam satu proses.

Menurut Gardner dkk (1985) berpendapat bahwa, pertumbuhan dan


perkembangan merupakan proses yang paling penting dalam kehidupan
tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus menerus
dalam daur hidup tumbuhan, bergantung adanya ketersediaan meristem pada
tumbuhan, hasil asimilasi, dan hormon serta subtansi pertumbuhan lainnya selain
itu, juga didukung oleh adanya faktor lingkungan. Pertumbuhan tanaman sangat
mempengaruhi dalam produksi tanaman budidaya modern untuk mendapatkan
hasil panen yang maksimal dengan menggunakan manipulasi genetik dan
lingkungan. Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ada dua
yaitu faktor internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan). Faktor internal
meliputi laju fotosintetik, respirasi, pembagian hasil asimilasidan N, klorofil dan
kandungan pigmen lainnya, tipe dan letak meristem, kapasitas menyimpan
cadangan makanan, aktivitas enzim, pengaruh langsung gen, diferensiasi.
Sedangkan faktor eksternal meliputi iklim (cahaya, temperatur, air, panjang hari,
angin dan gas), tanah (tekstur, struktur, bahan organik, KTK, pH tanah), biologis
(Organisme Pengganggu Tanaman).

Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan


berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya
hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu,
sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang
evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan
diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
jenisnya.Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu
peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis
yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat
pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti
penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan
yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas
produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan
waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk
penyeragamanpembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut beberapa
contohnya. Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana
pada hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu
pada tumbuhan, terutama titik tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar.
Selanjutnya, hormon akan bekerja pada jaringan di sekitarnya atau, lebih umum,
ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana.
Pergerakan hormon dapat terjadi melalui pembuluh tapis, pembuluh kayu,
maupun ruang-ruang antarsel.
Adapun hormon yang ada pada tumbuhan :

1. Sitokinin

Sitokinin ditemukan pada batang tembakau Oleh Skoog dan


Miller.Struktur kimia sitokinin mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat
pada DNA dan ATP). Selain dapat ditemukan di batang, sitokinin juga dapat di
hasilkan di dalam akar dan akan diangkut ke organ yang lain.

2. Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormone tumbuhan yang berbentuk gas.
Gas etilen mempercepat pemasakan buah, contohnya pada buah tomat, pisang,
apel, dan jeruk.Buah-buah tersebut dipetik dalam keadaan masih mentah dan
berwarna hijau.Selanjutnya, buah-buah tersebut dikemas dalam bentuk kotak
berventilasi dan diberi gas etilen untuk mempercepat pemasakan buah sehingga
buah sampai ditempat tujuan dalam keadaan masak.

3. Asam Traumalin
Seperti florigen, asam traumalin sebenarnya merupakan hormon
hipotetik yaitu merupakan gabungan beberapa aktivitas hormone yang ada
(auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan asam absisat). Apabila tumbuhan
mengalami luka atau perlukaan karena gangguan fisik maka akan segera terbentuk
cambium gabus. Pembentukan cambium gabus itu terjadi karena adanya pengaruh
hormone luka (asam traumalin).

4. Asam Absisat

Salah satu fungsi asam absisat adalah menghambat pertumbuhan


tumbuhan. Pada musim tertentu pertumbuhan akan terhambat. Hal itu merupakan
adaptasi pertumbuhan terhadap perubahan linkungan yang tidak memungkinkan
bagi tumbuhan untuk tumbuh. Asam absisat dapat ditemukan pada daun, batang,
akar , dan buah biji.
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan kendala yang sering
ditemui dalam pertanaman tanaman budidaya. OPT merupakan salah satu faktor
yang dapat menghambat laju pertumbuhan, perkembangan serta produktivitas
tanaman (Palijama, 2012). Tanaman, tanah dan iklim mempunyai suatu hubungan
yang sangat kompleks dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanman.
Sehingga diperlukan adanya simulasi antara tanaman, tanah dan iklim. Simulasi
akan mensimulasikan komponen-komponen proses yang terjadi selama masa
pertumbuhan tanaman seperti (kadar air tanah, evapotranspirasi), pertumbuhan
tanaman (indeks luas daun, berat kering akar, batang, daun dan umbi) serta fase-
fase perkembangan tanaman (Salwati, 2013). Dukan lingkungan fisik dari tanah
dan iklim yang ideal dibutuhkan dalam keberhasilan pertumbuhan tanman. Pada
proses pertumbuhan dan perkembangan sangat memerlukan tanah yang subur
sebagai sumber utama media penyerapan akar. Tingkat kesuburan tanah disetiap
daerah di Indonesia beranekaragam, ada yang subur dan ada yang tidak subur. Hal
ini terjadi dikarenakan adanya perbedaan dalam pengelolaan tanah di masing-
masing daerah (Lasamadi, 2013).

Tahapan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel yang pertama adalah


didahului adanya proses pembelahan sel yaitu satu sel dewasa membelah menjadi
dua sel yang terpisah dan tidak selalu serupa satu sama lain. Untuk tahapan yang
kedua yaitu pembesaran sel adalah proses dimana salah satu atau kedua anak
tersebut membesar volumenya. Selanjutnya peristiwa ketiga yaitu diferensiasi sel

yang berarti sel yang sudah mencapai volume akhirnya, menjadi terspesialisasi
dengan cara tertentu. Berbagai macam cara sel membelah, membesar, dan
terspesialisasi telah menghasilkan berbagai jenis jaringan dan organ tumbuhan,
dan banyak jenis tumbuhan (Salisbury dan Ross, 1992). Untuk mendapatkan
pertumbuhan yang baik tanaman harus memperhatikan media tumbuhnya,
tanaman memerlukan zat pengatur tumbuh (ZPT). Zat pengatur tumbuh
merupakan senyawa organik bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat
mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologis tumbuhan. Selain
itu juga berfungsi untuk mengatur dan menunjang pertumbuhan dan
perkembanganya (Patma dkk, 2013).

Pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh kandungan unsur


hara atau mineral-mineral dalam tanah, terutama nitrogen merupakan senyawa
yang sangat dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan. Namun kandungan
nitrogen yang dibutuhkan setiap tanaman berdeda-beda. Selain nitrogen,
tumbuhan juga membutuhkan hormon sebagai perangsang untuk
pertumbuhannya. Seperti hormon auksin, giberelin dan sitokinin yang berperan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Lomer dkk, 2012).
Nutrisi pada tanaman yang tidak tepat sangat mempengaruhi proses pertumbuhan
tanaman, nutrisi tanaman ini berkaitan dengan lingkungan seperti contohnya
tanah. tanaman yang tumbuh pada tanah yang subur atau pada tanah yang
memiliki unsur hara yang dibutuhkan tanaman maka tanaman yang tumbuh pada
tanah tersebut akan mengalami proses pertumbuhan yang dengan normal dan baik
(Sardoei dkk, 2014).

Proses pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungannya.


Lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat mengganggu pertumbuhan
tanaman apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dengan sifat tumbuh tanaman.
Kondisi lingkungan ini meliputi intensitas sinar matahari, temperatur, dan tekanan
udara serta adanya mikroorganisme yang mengganggu tanaman (Huang dkk,2010)

Selain itu, lingkungan sekitar tanaman juga sangat mempengaruhi pertumbuhan


tanaman misalnya saja tanaman yang ditanam di lingkungan yang terdapat
gelombang suara atau suara musik juga sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman (Singh dkk, 2013).
\C. ALAT DAN BAHAN

Polibeg Breaker glass Rol/ Penggaris

Gelas ukur AJINOMOTO / IAA

Alat dan Bahan


D. CARA KERJA

1. Sediakan alat dan bahan yang diperlukan saat melakukan praktikum.

2. Buatlah larutan hormone dengan menggunkan rumus : K1V1 = K2V2

3. Ambilllah batang tanaman dengan panjang 20 cm tanpa daun.

4. Pangkal batang tanaman dipotong sekitar 45o

5. Masukan 3 batang tanaman kedalam larutan hormon yang sudah dibuat terlebih
dahulu

6. Biarkan batang tanaman didalam larutan hormon IAA selama 4 jam.

7. Setelah itu, sediakan 3 polibeg yang sudah terisi dengan tanah hitam (tanah
gembur).

8. Batang tanaman yang sudah direndam, ditanamkan kedalam polibeg yang


sudah terisi tanah hitam

9. Amati selama 2 minggu (Bagaimana jumlah akar dan panjang akar pada
tanaman tersebut).
E. HASIL DAN PEMBAHASAN

*HASIL

Takaran Hari Hari Hari Hari ke-8 Hari ke- Hari ke- Hari ke-
ajinomoto ke-2 ke-4 ke-6 10 12 14

1 sendok Belum Belum Belum Mulai Tumbuh 5 Tumbuh 6 Tumbuh 8


tumbu tumbuh tumbuh tumbuh akar, daun akar, akar,
h apapun apapun tunas masih tunas memiliki 3
apapu berbentu daun tangkai
n tunas mulai daun yang
membuka daunnya
kecil-kecil.
½ sendok Belum Belum Tumbuh Tumbuh 5 Tumbuh 8 Tumbuh Tumbuh
tumbu tumbuh 2 akar, akar, akar, 15 akar, 18 akar
h apapun mulai memiliki memiliki memiliki dan
apapu tumbuh 2 tangkai 2 tangkai 3 tangkai bercabang-
n tunas daun daun yg daun, cabang,
semakin muncul daun
melebar tunas baru semakin
dibawah banyak
batang dan
membesar
¼ sendok Belum Tumbuh Tumbuh Akarnya Tumbuh Tumbuh Tumbuh
tumbu 2 akar, 13 akar, tinggal 9 13 16 akar, 20 akar
h mulai memilik (rusak), akar,daun memiliki dan
apapu tumbuh i 3 memiliki nya 4 tangkai bercabang-
n tunas tangkai 3 tangkai semakin daun dan cabang,
daun daun dan membesar daunnya daun
daun lebih semakin
semakin besar ½ banyak
melebar sendok dan
membesar
*PEMBAHASAN

Msg atau Monosodium glutamate memiliki komposisi C,H,O,N dan Na


yang merupakan komposisi pengembangan tanaman. Msg membantu
menyuburkan ditandai dengan tanaman yang nampak segar dengan daun yang
hijaudaan sehat. Kandungan N atau nitrogen memiliki manfaat untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti batang, cabang dan daun. Juga
membantu dalam proses pembentukan protein dan lemak yang dibutuhkan
tanaman dalam proses pertumbuhan.

Dalam praktikum ini telah dilakukan dengan memotongan batang ubi


dengan serong dan direndam didalam larutan ajinomoto selama 4 jam, kemudian
dimasukkan kedalam polibag untuk mengetahui batang tanaman yang telah
direndam akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan akar. Selama waktu 2
minggu pengamatan ternyata batang tanaman ubi ini mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.

Pada perlakuan pertama, batang ubi direndam dengan larutan air


ajinomoto selama 4 jam dengan takaran 1 sendok. Pada hari ke-2,ke-4 dan ke-6
belum tumbuh apapun. Pada hari ke-8 sudah mulai tumbuh tunas , setelah itu pada
hari ke-10, Tumbuh 5 akar dan daun masih berbentu tunas. Pada hari ke 12,
Tumbuh 6 akar dan tunas daun mulai membuka. Selanjutnya pada hari ke-14,
Tumbuh 8 akar, memiliki 3 tangkai daun yang daunnya kecil-kecil.

Pada perlakuan yang kedua, batang ubi direndam dengan larutan air
ajinomoto selama 4 jam dengan takaran ½ sendok. Pada hari ke-2 dan ke-4,
Belum tumbuh apapun. Pada hari ke-6, Tumbuh 2 akar, mulai tumbuh tunas. Pada
hari ke-8, Tumbuh 5 akar, memiliki 2 tangkai daun. Pada hari ke-10, Tumbuh 8
akar, memiliki 2 tangkai daun yg semakin melebar. Pada hari ke-10, Tumbuh 15
akar, memiliki 3 tangkai daun, muncul tunas baru dibawah batang. Pada hari ke-
14, Tumbuh 18 akar dan bercabang-cabang, daun semakin banyak dan membesar.
Pada perlakuan yang ketiga, batang ubi direndam dengan larutan air
ajinomoto selama 4 jam dengan takaran ¼ sendok. Pada hari ke-2, belum tumbuh
apapun. Pada hari ke-4, Tumbuh 2 akar, mulai tumbuh tunas. Pada hari ke-6,
Tumbuh 13 akar, memiliki 3 tangkai daun. Pada hari ke-8, Akarnya tinggal 9
(rusak), memiliki 3 tangkai daun dan daun semakin melebar. Pada hari ke-10,
Tumbuh 13 akar,daunnya semakin membesar. Pada hari ke-12, Tumbuh 16 akar,
memiliki 4 tangkai daun dan daunnya lebih besar ½ sendok. Pada hari ke-14,
Tumbuh 20 akar dan bercabang-cabang, daun semakin banyak dan membesar.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan 3 perlakuan yang


dilakukan dengan tanaman ubi kayu ini, terlihat dengan pemberian ajinomoto
selama 14 hari dengan ¼ sdt lebih cepat tumbuh dibandingkan ½ dan 1 sdt. Itu
dikarenakan pemberian konsentrasi larutan yang berbeda, walaupun bagus untuk
pertumbuhan tetapi jika konsentrasi pemberian ajinomoto terlalu banyak maka
akan memperlambat pertumbuhan tanaman dan bisa saja tanaman tersebut akan
tumbuh tetapi cepat rontok.
F. KESIMPULAN

Msg atau Monosodium glutamate memiliki komposisi C,H,O,N dan Na


yang merupakan komposisi pengembangan tanaman. Msg membantu
menyuburkan ditandai dengan tanaman yang nampak segar dengan daun yang
hijaudaan sehat. Kandungan N atau nitrogen memiliki manfaat untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti batang, cabang dan daun. Juga
membantu dalam proses pembentukan protein dan lemak yang dibutuhkan
tanaman dalam proses pertumbuhan.

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dengan 3 perlakuan yang


dilakukan dengan tanaman ubi kayu ini, terlihat dengan pemberian ajinomoto
selama 14 hari dengan ¼ sdt lebih cepat tumbuh dibandingkan ½ dan 1 sdt. Itu
dikarenakan pemberian konsentrasi larutan yang berbeda, walaupun bagus untuk
pertumbuhan tetapi jika konsentrasi pemberian ajinomoto terlalu banyak maka
akan memperlambat pertumbuhan tanaman dan bisa saja tanaman tersebut akan
tumbuh tetapi cepat rontok.
DAFTAR PUSTAKA

Gardner, F.P, Pearce R.B, dan Mitchell R.L. Fisiologi Tanaman Budidaya.
Terjemahan oleh Herawati Susilo. 1991. Jakarta: Penerbit UI.

Huang J. dkk. 2010. Functional Analysis of the Arabidopsis PAL Gene Family in
Plant Growth, Development, and Response to Environmental Stress. Plant
Physiology, 153: 1526–1538.

Lasamadi, R.D. 2013. Pertumbuhan Dan Perkembangan Rumput Gajah Dwarf


(Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Yang Diberi Pupuk Organik Hasil
Fermentasi Em4. Zootek, 32(5): 158-171.

Lomer, A.M dkk. 2012. Effect Of Nitrogen On The Growth Levels And
Development Of Maize Hybrids In The Condition Of Amino Acids
Application. International Journal of Agriculture and Crop Sciences,
4(14): 984-992.

Mellisa. 2020. Buku Panduan Praktikum Fisiologi Tumbuhan. UIR : Pekanbaru

Palijama, W., Riry J. Dan Wattimena A.Y. 2012. Komunitas Gulma Pada
Pertanaman Pala (Myristica Fragrans H) Belum Menghasilkan Dan
Menghasilkan Di Desa Hutumuri Kota Ambon. Ilmu Budaya Tanaman,
1(2): 134-142.

Patma, Utri dkk. 2013. Respon Media Tanam Dan Pemberian Auksin Asam
Asetat Naftalen Pada Pembibitan Aren (Arenga Pinnata Merr). Online
Agroekoteknologi, 1(2): 1-10.

Rusdiana, O., Y. Fakuara., C. Kusmana., dan Y. Hidayat. 2000. Respon


Pertumbuhan Akar Tanaman Sengon (Paraserianthes Falcataria) Terhadap
Kepadatan Dan Kandungan Air Tanah Podsolik Merah Kuning.
Manajemen Hutan Tropika, 6(2): 43-53.
Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan
oleh Dr. Diah R. Lukman dan Ir. Sumaryono, MSc. 1995. Bandung:
Penerbit ITB.

Salwati, dkk. 2013. Model Simulasi Perkembangan, Pertumbuhan Dan Neraca Air
Tanaman Kentang Pada Dataran Tinggi Di Indonesia. Informatika
Pertanian, 22(1): 53-64.

Sardoei, A.S, Fahraji S.S, dan Ghasemi H. 2014. Effects Of Different Growing
Media On Growth And Flowering Of Zinnia (Zinnia Elegans).
International journal of Advanced Biological and Biomedical Research
2(6): 1894-1899.

Singh A., Jalan A. dan Chatterjee J. 2013. Effect Of Sound On Plant Growth.
Asian J. Plant Sci. Res, 3(4): 28-30
DOKUMENTASI

Alat Dan Bahan Batang ubi direndam dengan


larutan ajinomoto selama 4 jam

Anda mungkin juga menyukai