Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Disusun oleh :
Kelompok 5 Indralaya
Dwi Wahdini (06091282126027)
Desi Apriyanti (06091182126005)
Disa Almira Pabila (06091282126049)
Irma Cahyani Safitri (06091282126038)
Nabilah Afifah Putri (06091282126017)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Rahmi Susanti, M.Si.
Susy Amizera SB., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2023
I. Judul Praktikum : Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
II. Tanggal dan tempat
Tanggal Praktikum : 28 November 2023
Tempat Praktikum : Lab Biologi Universitas Sriwijaya
III. Tujuan Praktikum : Mengamati faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan faktor yang mempengaruhi gerak pada tumbuhan
IV. Alat dan Bahan
1. Pot, mistar
2. Bibit kacang hijau
3. Tanah humus dan pasir
4. Air
V. Landasan Teori

A. Pertumbuhan pada Tumbuhan

Pertumbuhan sering disebut dengan bertambanya ukuran suatu makhluk


hidup. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat
kembali ke asal (irreversible), yang meliputi pertambahan volume dan
pertambahan massa selain disebabkan oleh pertambahan ukuran sel, juga
dengan pertambahan jumlah sel. Pertumbuhan adalah proses pertambahan atau
pembesaran sesuatu kuantiti dengan masa. Diferensiasi adalah Suatu situasi
dimana sel-sel meristematik berkembang menjadi dua atau lebih macam
seljaringan/organ tanaman yang secara kualitatif berbeda satu dengan yang
lainnya. Merupakan proses hidup yang menyangkut transformasi sel tertentu ke
sel-sel yang lain menurut spesialisasinya (baik spesialisasi dalam hal proses
biokimia, fisiologi, maupun struktural). Misalnya, pembentukan jaringan xylem
dan phloem. Morfogenesis merupakan Proses hidup yang menyangkut interaksi
pertumbuhan dan diferensiasi oleh beberapa sel yang memacu terbentuknya
organ. Misalnya, pembentukan daun, buah, batang bunga akar, batang, bunga.
Sel meristematik adalah sel muda yang masih aktif membelah. Terdapat 2
macam pertumbuhan, yaitu:

1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer.
Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar
dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting:

a. Tunas Embrionik (calon batang dan daun)

b. Akar embrionik (calon akar)

c. Kotiledon (cadangan makanan)

2. Pertumbuhan Sekunder

Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan


kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil,
gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter)
tumbuhan. Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang
disebut. kambium vasic atau kambium intravaskuler. Fungsinya adalah
membentuk xilem dan floem primer. Selanjutnya parenkim akar/batang
yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut
kambium intervasis. Kambium intervasis dan intravasis membentuk
lingkaran tahun berbentuk konsentris. Kambium yang berada di sebelah
dalam jaringan kulit berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat
ketidakseimbangan antara pembentukan xilem dan floem yang lebih cepat
dari pertumbuhan kulit. Ke dalam membentuk feloderm (sel-sel hidup).
Keluar membentuk felem (sel-sel mati) (Ridwan, 2013).

B. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Faktor Dalam Tubuh Makhluk Hidup (Internal)

• Gen

Gen adalah substansi/materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk


kepada anakannya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup,
misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna kulit, warna bunga, warna
bulu, rasa buah, dan sebagainya.
• Hormon

Hormon merupakan zat yang dihasilkan makhluk hidup yang berfungsi


untuk mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun kadarnya
sedikit, hormon memberikan pengaruh yang nyata dalam pengaturan
berbagai proses dalam tubuh. Hormon pada tumbuhan. Hormon pada
tumbuhan sering disebut fitohormon. Beberapa di antaranya adalah
auksin, sitokinin, giberelin, etilen, dan asam absisat.

a) Auksin, berfungsi untuk memacu perpanjangan sel, merangsang


pembentukan bunga, buah, dan mengaktifkan kambium untuk
membentuk sel-sel baru.

b) Sitokinin, memacu pembelahan sel serta mempercepat pembentukan.


akar dan tunas.

c) Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran sel serta


merangsang perkecambahan biji. Pada tumbuhan tertentu, giberelin
dapat menyebabkan munculnya bunga lebih cepat dan tinggi tanaman
melebihi tanaman normal.

d) Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan batang,


mempercepat penuaan buah, dan menyebabkan penuaan daun.

e) Asam absisat berperan dalam proses perontokan daun.

2. Faktor Luar (Eksternal)

Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan


makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan
yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah
sebagai berikut:

a. Makanan atau Nutrisi

Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi yang digunakan


untuk aktivitas, perumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Kualitas
dan kuantitas makanan akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup. Zat gizi yang diperlukan manusia dan
hewan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa air dan zat hara
yang terlarut dalam air maupun yang diperoleh dari udara.

b. Suhu

Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk


menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu
optimum, misalnya suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C.
Jenis bunga mawar yang tumbuh dan berbunga dengan baik di
pegunungan yang sejuk, ketika ditanam di daerah pantai yang panas.
pertumbuhannya menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang
seindah sebelumnya.

c. Cahaya

Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan


makhluk hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk
fotosintesis.

d. Air

Air merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan.


Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup
tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-
reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia dalam sel-sel tubuh
tidak akan terjadi sehingga makhluk hidup tersebut akan mati.

C. Gerak pada Tumbuhan

Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk
melaksanakan aktivitas hidupnya. Gerak yang terjadi pada tumbuhan berbeda
dengan gerak yang dilakukan hewan dan manusia. Gerak pada tumbuhan
bersifat pasif. Selain itu gerak pada tumbuhan merupakan respon terhadap
rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan (Kadaryanto,
2000).
Gerak pada tumbuhan biasanya sangat lambat sehingga tidak terlihat oleh
mata. Gerak pada tumbuhan tidak seperti pada hewan. Hewan dapat berpindah
tempat dari suatu tempat ke tempat lainnya. Sedangkan tumbuhan tetap berada
ditempat tumbuhan. Meskipun tidak memiliki system saraf seperti hewan,
tumbuhan memiliki kemampuan menjawab atau menanggapi rangsangan
walaupun lambat. Kemampuan menanggapi rangsangan atau memberi reaksi
terhadap rangsangan disebut iritabilitas. Jadi, gerak pada tumbuhan biasanya
terjadi karena rangsangan dari luar. Proses tumbuh dari tumbuhan juga
merupakan gerak pada tumbuhan (Mikrajuddi, 2006).

Pergerakan Tanaman terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya


kepekaan terhadap rangsang atau iritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan baik
itu mendekati atau menjauhi arah rangsangan. Pergerakan dipengaruhi oleh
faktor rangsangan luar seperti cahaya, sentuhan dan gravitasi bumi serta dalam
bagian tumbuhan sendiri seperti pergerakan sitoplasma sel. Pertumbuhan
tanaman dipengaruhi oleh panjang gelombang, durasi, intensitas, dan arah
datangnya sinar cahaya. Secara fisiologis, cahaya mempengaruhi baik langsung
maupun tidak langsung bagi tubuh tanaman. Pengaruhnya pada metabolisme
secara langsung melalui fotosintesis, sedangkan pengaruh tidak langsungnya
melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang merupakan respon
metabolik dan lebih kompleks.

Tumbuhan sebagai mahluk hidup juga melakukan gerak. Namun, gerak


yang dilakukan oleh tumbuhan tidak seperti yang dilakukan oleh hewan maupun
manusia. Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas. Gerakan yang dilakukan oleh
tumbuhan hanya dilakukan pada bagian tertentu. Misalnya bagian ujung tunas,
bagian ujung akar, ataupun pada bagian lembar daun tertentu. Pada prinsipnya,
gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya
kepekaan terhadap rangsang atau irritabilitas yang dimiliki oleh tumbuhan
tersebut. Sebagai tanggapan terhadap rangsang terebut, tumbuhan melakukan
gerakan yang mungkin menuju kearah rangsang atau menjauhi, atau melakukan
gerak tanpa menunjukan arah tertentu. Beberapa jenis gerakan tumbuhan yang
tergolong iritabilitas dibedakan menjadi tiga, yaitu tropisme, taksis, dan nasty
(Mikrajuddi, 2006).
Arah gerak pada tumbuhan ada yang ditentukan oleh rangsangan (menuju
atau menjauhi sumber rangsang) dan ada yang tidak ditentukan oleh
rangsangan. Umumnya gerak pada tumbuhan berdasarkan penyebabnyadapat
dibagi menjadi tiga bagian yaitu higroskopik dipengaruhi oleh kadar air, gerak
elsionom dipengaruhi oleh rangsangan luar sedangkan gerak endonom/otonom
disebabkan oleh rangsangan yang diduga berasal dari dalam tumbuhan itu
sendiri (Ferdinand, 2003).

VI. Langkah Kerja


1. Pilihlah bibit kedelai yang baik. Caranya: Masukkan biji kedelai ke dalam
air, setelah 10 menit, buang biji kedelai yang mengapung, dan ambil biji
kedelai yang tenggelam, inilah bibit yang baik.
2. Isi pot-pot dengan campuran humus dan pasir sampai ¾ volume pot.
3. Tanamlah 10 biji kedelai dalam pot (1 cm di bawah permukaan tanah),
penanaman ini dilakukan pada pot I dan II.
4. Simpanlah pot I pada ruang tertutup, dan pot II pada tempat yang terkena
cahaya (amati tiap hari) dan persciki air setiap hari.
5. Amati pertumbuhan tanaman sampai 7 hari. Catat hasil pengamatan,
deskripsikan dan simpulkan hasil percobaan.
VII. Hasil Praktikum
Tabel Hasil Pengamatan tinggi batang kacang hijau 10 tanaman mulai dari
perhitungan hari pertama hingga hari ketujuh.

Hari Tinggi batang cm


1 2 3 4 5 6 7
Tanaman 1 0 cm 0,5cm 1,5cm 6cm 10cm 16cm 18cm
Tanaman 2 0 cm 1cm 2cm 5cm 8cm 10cm 13cm
Tanaman 3 0 cm 1cm 4cm 11cm 16cm 20cm 24cm
Tanaman 4 0 cm 2cm 5cm 8cm 12cm 16cm 20cm
Tanaman 5 0 cm 0,3cm 3cm 7cm 11cm 15cm 19,8cm
Tanaman 6 0 cm 0,6cm 3cm 9cm 13cm 16cm 19cm
Tanaman 7 0 cm 0,5cm 4cm 9cm 12cm 15cm 18,5cm
Tanaman 8 0 cm 0,9cm 2cm 4cm 6cm 6,7cm 8,7cm
Tanaman 9 0 cm 1cm 6cm 11cm 13cm 15cm 17cm
Tanaman 10 0 cm 2cm 4cm 8cm 11cm 14cm 17cm

VIII. Pembahasan
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mengamati faktor – faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan gerak pada tumbuhan. Dalam praktikum
ini, praktikan menggunakan tumbuhan kacang hijau sebagai subjek
pengamatan. Tumbuhan kacang hijau akan ditanam dan diamati selama 7 hari
pada dua kondisi yang berbeda, yaitu dalam keadaan ternaung dan terdedah.
Pengamatan dilakukan setiap hari selama 7 hari untuk melihat perkembangan
tinggi tumbuhan. Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa tinggi tanaman kacang
hijau dalam keadaan ternanung cenderung lebih rendah dibandingkan dengan
tanaman yang terdedah pada setiap hari pengamatan. Hal ini menunjukkan
bahwa tanaman kacang hijau membutuhkan cahaya untuk pertumbuhan
optimal. Pada tabel 2, menunjukkan bahwa kacang hijau yang terdedah cahaya
tumbuh lebih tinggi secara konsisten. Hal ini menegaskan bahwa cahaya
merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman.
Dalam keadaan ternaung, terlihat variasi tinggi tanaman antar tanaman.
Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan sensitivitas tanaman terhadap
kekurangan cahaya. Pada keadaan terdedah, meskipun masih ada variasi,
perbedaan tinggi tanaman antar tanaman lainnya tampak lebih konsisten. Ini
bisa disebabkan oleh adanya cahaya yang cukup untuk semua tanaman,
sehingga perbedaan tersebut mungkin lebih dipengaruhi oleh faktor genetik atau
kondisi pertumbuhan yang spesifik. Tinggi tanaman cenderung meningkat
seiring berjalannya waktu dalam kedua kondisi tersebut, namun tingkat
pertumbuhan yang lebih cepat terdapat pada tanaman yang terdedah cahaya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau, yaitu cahaya,
air, tanah dan nutrisi, suhu, dan lain – lain. Tanaman dalam keadaan ternaung
menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau mengalami pertumbuhan yang lebih
lambat. Ini disebabkan oleh kurangnya paparan cahaya yang cukup untuk proses
fotosintesis.
Tanaman dalam keadaan terdedah cahaya mengalami pertumbuhan
yang lebih baik dan cepat karena adanya energi cahaya yang diperlukan untuk
fotosintesis. Cahaya merupakan faktor utama yang memicu produksi glukosa
dan pertumbuhan tanaman. Kemudian, ketersediaan air sangat penting untuk
proses fotosintesis dan transportasi nutrisi dalam tanaman. Tanaman yang
kurang mendapatkan air dapat mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Kualitas tanah dan ketersediaan nutrisi juga memengaruhi
pertumbuhan tanaman. Tanah yang subur dengan kandungan nutrisi yang
mencukupi akan mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal. Tanaman
kacang hijau biasanya tumbuh optimal pada suhu tertentu. Suhu yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi dapat menghambat proses metabolisme tanaman dan
mengurangi pertumbuhannya. Faktor-faktor lingkungan seperti cahaya, air, dan
nutrisi tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan tanaman tetapi juga gerak
tanaman. Gerak tanaman merupakan respons terhadap stimulus eksternal dan
internal yang dapat meningkatkan kemungkinan tanaman untuk bertahan hidup
dan berkembang di lingkungan yang berubah.
IX. Kesimpulan
Praktikum ini menunjukkan bahwa cahaya merupakan faktor penting dalam
pertumbuhan tanaman kacang hijau. Tanaman yang terdedah cahaya memiliki
pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman yang ternaung.
Selain itu, perbedaan dalam pertumbuhan antar tanaman mungkin disebabkan
oleh faktor genetik atau kondisi pertumbuhan spesifik. Faktor lingkungan,
termasuk cahaya,, tanah dan nutrisi, suhu, dan kelembaban, secara bersama-
sama memengaruhi gerak tumbuhan. Kemampuan tanaman untuk beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan ini merupakan strategi vital dalam memastikan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Campbel, 2004. Biologi, edisi ke-2, jilid 2. Erlangga : Jakarta.

Dahlia, 2001. Gerak Pada Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.

Ferdinand, Fiktor. 2003. Praktis Belajar Biologi. Grafindo, Yogyakarta.

Franklin, G. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press : Jakarta.

Ismail, 2011. Fisiologi Tumbuhan. Jurdik Biologi-FPMIPA. Bandung.

Kadaryanto. 2000. Mengungkap Rahasia Alam Kehidupan. Yudhistira Ghalia


Indonesia. Jakarta.

Kahlen. 2009. Modeling leaf phototropism in a cucumber canopy : Germany.

Kimball, J. W. 1992. Biologi, edisi ke-5, jilid 2. Erlangga : Jakarta.

Kurnadi, K.A. 1988. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jurdik Biologi-
FPMIPA. Bandung.

Uya. 2010. Gerak Pada Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.


LAMPIRAN

KECAMBAH DI DALAM RUANGAN KECAMBAH DI LUAR RUANGAN

Hari ke-1

Hari ke-1

Hari ke-2 Hari ke-2


Hari ke-3 Hari ke-3

Hari ke-4
Hari ke-4

Hari ke-5
Hari ke-5
Hari ke-6

Hari ke-7

Anda mungkin juga menyukai