Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN

“PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM KULTUR


JARINGAN”

DOSEN PENGAMPU : MELLISA S.Pd., M.P

DISUSUN OLEH :

NAMA : REVIDA RANI

NPM : 186510146

KELAS : 5A BIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2020
A. TUJUAN PRAKTIKUM

- Mengenal alat-alat yang digunakan dalam laboratorium kultur jaringan

- Mengetahui fungsi alat-alat laboratorium kultur jaringan

- Mengetahui cara menggunakan alat-alat laboratorium kultur jaringan

B. LANDASAN TEORI
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-
bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat
pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian
tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap
(Tribowo, 2008). Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu
memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan
secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa
keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat
diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat
yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang
singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih
cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional (Zulkarnain, 2009).

Alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan yaitu sebagai berikut;


Cawan petri, Erlenmeyer, Botol kultur , Beaker glass, Pipet ukur, Diseeting set,
Bunsen, Hand Sprayer, korek api, kulkas, Oven , Timbangan analitik, Autoclave ,
Hol plate, sealer, Destilasi unit, Kompor. Alat dan bahan yang digunakan dalam
kegiatan di laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan
karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa,
menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat
menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat
menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium
secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.
Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti membawa alat sesuai
petunjuk penggunaan, menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga
kebersihan alat, dan menyimpan alat (Abbas,2011)

Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat


yang akan digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan
ketelitian dan kehati-hatian, praktikan memeriksa alat tersebut apa ada yang cacat
atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita sering
menghadapi suatu kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang
mempengaruhi dalam menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu
dapat digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan volume cairan
(Bambang,2006)

Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang
analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh
lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu
wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca,
tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang
mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan
erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet,
buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa
benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara
seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya
dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan,
alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit
air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day dan Underwood, 1999 : 577-578).
C. ALAT DAN BAHAN
D. HASIL DAN PEMBAHASAN

* HASIL

No Nama Alat Fungsi Cara Penggunaannya

1 Cawan Petri Sebagai tempat untuk Untuk mneggunakan


memotong-motong cawan petri terlebih dahulu
eksplan yang akan ditanam bibir cawan dipanaskan di
dalam botol kultur atas Bunsen, agar mikroba
yang tidak diinginkan
mati.
2 Erlenmeyer Sebagai alat untuk Bersihkan Erlenmeyer
megukur yang akan digunakan,
volume,menyimpan, terdapat pengukur
mencampur cairan dan ditabung untuk
menampung larutan menghitung atau
mengukur banyaknya hasil
titrasi.
3 Botol Kultur Sebagai tempat untuk Eksplan dimasukkan
menkulturkan atau kedalam botol kultur yang
menanam eksplan telah berisi media.
4 Beaker Glass sebagai wadah untuk Tuang larutan dibeaker
melarutkan suatu zat atau glass dan lihat skalanya.
bahan kimia, untuk
menampung zat kimia
yang bersifat korosif, dan
sebagai wadah untuk
mencampur dan
memanaskan cairan.
Untuk mencegah
kontaminasi atau
hilangnya cairan dapat
digunakan gelas arloji
sebagai penutup.
5 Pipet Ukur Mengambil dan Celupkan ujung pipet
memindahkan larutan tetes,kemudian tekan karet
dalam ukuran tertentu yang berada dibagian atas,
maka cairan akan masuk
dan lepas karet untuk
mengeluarkan cairan.
6 Diseeting set Sebagai pisau untuk Ambil salah satu alat yang
memotong akar batang didalam sesuai kebutuhan
atau jaringan tumbuhan untuk memotong akar
batang atau jaringan
tumbuhan
7 Lampu Bunsen/ Untuk memanas larutan 1. Buka/ putar pengatur
spritus dan daat pula digunakan keluaran gas di bunsen,
untuk sterilisasidalam 2. nyalakan api/korek
suatu proses kuljar dekat ujung keluaran
bakar,
3. putar/buka kran
pangkal selang bunsen

8 Hand Sprayer Digunakan untuk Masukkan alkohol


mnyemprotkan larutan dan kedalam handsprayer
untuk menstrilkan alat dan kemudian semprotkan ke
tangan agar tidak alat dan tangan
terkontaminasi.
9 Korek Api Untuk menghidupkan Dengan melakukan
bunsen memutar roda pematik
serta tombol gas pada
waktu bersamaan.
10 Lemari es / kulkas Untuk menyimpan bahan 1. Hidupkan kulkas
2. Masukkan bahan
3. Setelah diperlukan
keluarkan bahan bahan
4. Matikan kulkas kalau
sudah tidak diperlukan
11 Oven Mensterilkan alat 1. Pasang catu daya pada
listrik
2. Buka tutup oen
3. Masukkan alat atau
bahan yang akan
disterilkan
4. Tekan tombol hijau
untuk menghidupkan
5. T=160oC untuk
menghidupkan selama 2
jam
12 Timbangan Digital Menimbang dengan 1. Pasangkan catu daya
ketelitian 10-4 pada listrik
2. Hidupkan timbangan
dengan menekan
tombol on
3. Beri kertas munyak
diatas timbangan,
4. Setelah muncul angka
tekan tombol tare
(Perhatikan
kemampuan berat
maksimal dan minimal)
5. Timbang bahan kimia
sesuai keinginan
6. Setelah selesai matikan
timbangan (off) dan
cabut catu daya
13 Autoklaf Mensterilkan alat dan Buka tutup tangki
media (Pastikan air dalam tangki
tidak melebihi
saringan)Masukkan alat ke
dalam keranjang (susun
rapi) Masukkan keranjang
ke dalam auto clave
Pastikan katub velp
tertutup rapat Setel suhu p
(121oC) dan uap udara
(17,1 psi) selama 1 jam.
Setelah alarm bunyi tekan
off.
14 Hot Plate Memanaskan alat 1. Pasang catu daya pada
Magnetic Stirer listrik
2. Siapkan larutan dan
taruh di atas hot plate
3. Masukkan stirrer
kedalam larutan
4. Atur suhu dan
kecepatan yang
dikehendaki
5. Tunggu hingga larutan
tercampur
15 Sealer Alat untuk mengemas 1. Pasang catu daya pada
listrik
2. Letakkan plastik pada
sealer
3. Pilih skala panas yang
diinginkanan
4. Tekan pengungkit
sealer hingga lampu sealer
padam dan lepaskan
pengungkit
5. Lepaskan catu daya
16 Destilasi Unit Untuk membuat aquadest 1. Hidupkan destilation
atau penyulingan unit,sambungkan ke catu
daya
2. Masukkan air keran ke
dalam destilation unit
3. Setelah air dimasukkan
akan diperoleh akuades
17 Kompor Membuat agar 1. Panic diberikan bubuk
agar-agar dan larutan
nutrisi .
2. Letakkan panci diatas
kompor gas,
3. Hidupkan kompor
hingga agar-agar larut
*PEMBAHASAN

Dalam praktikum kultur jaringan alat yang digunakan terdiri atas: Cawan
petri, Erlenmeyer, Botol kultur , Beaker glass, Pipet ukur, Diseeting set, Bunsen,
Hand Sprayer, korek api, kulkas, Oven , Timbangan analitik, Autoclave , Hol
plate, sealer, Destilasi unit, Kompor. Cawan petridish adalah sebuah wadah yang
bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk
membiakkan sel. Cawan Petridish selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil
sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Alat ini digunakan
sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri,
khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petridish plastik dapat dimusnahkan setelah
sekali pakai untuk kultur bakteri,terbuat dari kaca atau plastik yang berbentuk
silider, yang digunakan untuk membiakan bakteri. Selain itu fungsi dari cawan
petridish adalah sebagai media perkembangan mikroorganisme (Hallmann, 2001
). Erlenmeyer dan gelas ukur mempunyai fungsi sama yaitu sebagai menambah
larutan. Botol kultur merupakan tempat untuk menkulturkan atau menanam
eksplan. Beaker glass sebagai wadah untuk melarutkan suatu zat atau bahan
kimia, untuk menampung zat kimia yang bersifat korosif, dan sebagai wadah
untuk mencampur dan memanaskan cairan. Untuk mencegah kontaminasi atau
hilangnya cairan dapat digunakan gelas arloji sebagai penutup. Pipet ukur
digunakan mengambil dan memindahkan larutan dalam ukuran tertentu. Disetting
set digunakan sebagai pisau untuk bedah. Bunsen digunakan Untuk memanas
larutan dan daat pula digunakan untuk sterilisasidalam suatu proses kuljar.

Hand sprayer digunakan untuk menyemprotkan larutan dan untuk


menstrilkan alat dan tangan agar tidak terkontaminasi. Kulkas digunkan untuk
menyimpan bahan-bahan. Oven adalah salah satu mesin yang digunakan sebagai
mesin pengering berbagai komoditas bahan, dilengkapi dengan alat kontrol suhu
otomatis, sehingga suhu pengeringan dapat diatur dan dikendalikan secara
otomatis. Autoclave adalah salah satu jenis pressure vessel yang berfungsi untuk
menampung udara panas bertekanan. Autoclave digunakan untuk mensterilkan
alat-alat bioteknologi seperti tip, e-tube,mortar pestle, dan lain-lain.

Hotplate adalah suatu alat yang berfungsi untuk homogen dan juga untuk
pemanas.Hotplate juga merupakan alat untuk mencampur dan memasak media
kultur. Hotplate digunakan untuk memasak segala macam bahan nutrisi dengan
melibatkan pengaduk dan pemanas. Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan
oleh alat ini bersumber pada energi listrik. Besarnya kecepatan pengaduk dan
pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan(Suryowinoto,1991). Sealer
digunakan sebagai alat untuk mengemas. Destilasi unit digunakan untuk membuat
aquades atau penyulingan. Kompor digunakan untuk membuat agar.
F. KESIMPULAN

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara


vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara
mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-
bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat
pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian
tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.

Alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan yaitu sebagai berikut;


Cawan petri, Erlenmeyer, Botol kultur , Beaker glass, Pipet ukur, Diseeting set,
Bunsen, Hand Sprayer, korek api, kulkas, Oven , Timbangan analitik, Autoclave ,
Hol plate, Sealer, Destilasi unit, Kompor. Alat dan bahan yang digunakan dalam
kegiatan di laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan
karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa,
menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat
menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat
menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium
secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Adapun
perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti membawa alat sesuai petunjuk
penggunaan, menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan
alat, dan menyimpan alat.
DAFTAR PUSTAKA

Barahima, Abbas. 2011. Prinsip Dasar Teknik Kultur Jaringan. Alfabeta.


Bandung.

Day & Underwood. 1998. Kimia Analisis Kuantitatif, Edisi Revisi. Terjemahan R.
Soendoro dkk. Erlangga. Jakarta

Suprianto, Bambang. 2006. Biologi Umum II. Erlangga. Jakarta

Suryo. 1992. Genetika. Gadjah Mada University Press. Jakarta.

Yuwono, Triwibowo. 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University


Press. Yogyakarta.

Marta, Prayudi. 2014. Pengenalan alat dan ruangan kultur jaringan.


https://prayudimarta.wordpress.com/2014/02/15/pengenalan-alat-dan
ruangan-kultur-jaringan/ (diakses pada 16 Desember 2020)

Ningtyas, Rina. 2011. Pengenalan Peralatan Media Tanam, Peralatan Sterilisasi,


Dan Peralatan Tanam.
http://rinaningtyasbiology.blogspot.co.id/2011/01/pengenalan-peralatan
media-tanam.html (diakses pada 16 Desember 2020)

Indra Laksamana. 2014. Praktikum Kultur Jaringan Peralatan Sterilisasi.


https://www.slideshare.net/mobile/laksamanaindra12/laporan-praktikum
kultur-jaringan-sterilisasi-peralatan (diakses pada 16 Desember 2020)

Poerwanto, Echo Heri. 2013. Alat-Alat Laboratorium Dan Fungsinya.


http://masechoamcp.blogspot.com/2013/05/alat-alat-laboratorium-dan
fungsinya.html?m=1 (diakses pada 16 Desember 2020)

Anda mungkin juga menyukai